1 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi secara sederhana adalah ketika satu organisasi hanya mempunyai satu atau dua orang di dalamnya, kompleksitas dari komunikasi berkembang dan menyesuaikan dengan ukuran organisasi tersebut. Di dalam organisasi yang lebih besar, komunikasi yang terjadi dengan cara pertemuan langsung (tatap muka) sangat jarang terjadi, dibandingkan dengan cara perseorangan seperti voicemail dan pesan e-mail. Komunikasi sangat penting bagi kehidupan bisnis dan organisasi. Komunikasi sangat penting untuk menjalin hubungan kerja sama antara manusia dengan organisasi untuk saling membantu dan mengadakan interaksi. Komunikasi memegang peran yang sangat penting bagi suatu perusahaan maupun organisasi. Komunikasi berperan penting dalam menjalin kerja sama agar organisasi bisa tercapai dan mempunyai pengaruh sangat besar dalam proses pencapaian tujuan. Komunikasi bertujuan untuk menciptakan saling pengertian antara pengirim berita atau komunikator dan penerima berita atau komunikan. Maka dalam menyusun berita hendaknya jelas, singkat, padat, sopan serta mengandung makna kebenaran. Kegiatan komunikasi dapat mempengaruhi kegiatan intern meliputi pengarahan, pemberian perintah, penyampaian laporan dalam kegiatan sehari-hari, sedangkan kegiatan commit to user 2 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id komunikasi eksternal adalah merupakan salah satu kegiatan antara karyawan dengan pihak luar organisasi. Pada dasarnya komunikasi yang efektif merupakan kunci sukses seseorang dalam bekerja apapun pekerjaan orang tersebut (Gibson and Donnelly, 2002: 40). Arus komunikasi yang mengalir secara vertikal yaitu dari atas ke bawah maupun dari bawah ke atas serta komunikasi horisontal sangat berpengaruh terhadap kelancaran kerja karyawan. Komunikasi yang terjadi di dalam organisasi meliputi: proses komunikasi, proses pengambilan keputusan, proses evaluasi, proses sosialisasi dan proses karier. Kelangsungan hidup suatu organisasi berkaitan dengan pemikiran oleh pihak manajemen untuk menerima, menyampaikan dan melalui komunikasi karena fungsinya dalam perencanaan, pengorganisasian dan pengendalian. Kebutuhan akan informasi penting guna mempercepat tugas pekerjaan, mengeluarkan pendapat serta menyampaikan saran dan keluhan. Komunikasi yang berkembang cepat di abad ke-20, memegang peranan yang besar dalam perubahan ini. menakjubkan sekali bagaimana komunikasi dapat mentransfer informasi, pesan-pesan, sistem nilai, norma-norma sosial, budaya, pemikiran dan sebagainya secara cepat ke dalam rungan dan pikiran masyarakat saat ini. Komunikasi telah telah menghapuskan batas-batas teritorial negara dan berusaha menjadikan masyarakat dunia saat ini sebagai masyarakat global, yang berpikiran sama, bersistem nilai sama, berprinsip sama pula. commit to user perpustakaan.uns.ac.id 3 digilib.uns.ac.id Dalam pengaplikasiannya, komunikasi banyak dipakai di segala aspek kehidupan. Salah satunya digunakan pula dalam bidang seni. Masyarakat Indonesia pada umumnya ataupun masyarakat Jawa khususnya adalah masyarakat yang berbudaya, tetapi budaya yang telah menjadi sistem nilai masyarakat Indonesia selama ini tampaknya statis dan tidak relevan lagi. Sementara budaya-budaya lain kian bermunculan dan mengisi ruang-ruang kosong kebutuhan masyarakat saat ini lewat media massa dan lewat media massa pula budaya-budaya lain yang dinamis dan sesuai dengan kebutuhan manusia itu hadir lebih dekat dan lebih lekat kepada kehidupan masyarakat saat ini dan dijadikan sistem nilai baru yang dianggap sesuai dengan tuntutan zaman, hal ini jelas bahwa komunikasi memegang peranan penting dalam perubahan budaya. Begitu pula komunikasi yang terjadi disuatu lembaga seni budaya di Kraton Mangkunegaran khususnya di Sanggar Tari Soerya Soemirat yang dalam kesehariannya bekerja di dalam organisasi tersebut selalu berkomunikasi secara vertical maupun horizontal antara bawahan, atasan, ataupun satu level. Kegiatan komunikasi selalu sering dilakukan khususnya dalam melaksanakan pekerjaan. Pekerjaan akan terasa sangat ringan dan mengasyikkan bila komunikasi yang terjalin di dalam organisasi tersebut selaras antara pekerja atau pegawai yang satu dengan pegawai yang lain. Sanggar Tari Soeryo Soemirat merupakan salah satu organisasi di Kraton Mangkunegaran dalam melestarikan tari budaya tradisional kraton. Tari Jawa salah satu kekayaan budaya yang mengakar kuat di daerah Solo harus commit to user perpustakaan.uns.ac.id 4 digilib.uns.ac.id dilestarikan, dengan tujuan menjaga tari Jawa agar terhindar dari kepunahan atau tergerus oleh modernisasi yang tidak selaras dengan nilai-nilai tradisi Jawa. Dalam pelesterian tari tradisional khususnya dibutuhkan peran komunikasi internal, dimana peran komunikasi terjalin yang harmonis antara pemimpin Sanggar Tari Soeryo Soemirat kepada bawahannya yang terdiri dari pelatih tari, pengurus sanggar hingga para anggota sanggar tari. Komunikasi internal yang berupa pemberian intruksi atau perintah dan pengarahan kepada semua anggota akan memberikan respon balik dengan memberikan masukan pelatih. Tujuan komunikasi internal diharapkan pimpinan dapat mengetahui langsung keadaaan bidang di bawahnya, sehingga berlangsung operasional yang efisien, meningkatkan rasa tanggung jawab semua anggota dan melibatkan mereka pada kepentingan organisasi, memunculkan saling pengertian dan saling menghargai tugas masing-masing anggota sanggar meliputi pelatih tari dan pengurus. Begitu juga peran komunikasi eksternal sangat dibutuhkan dalam pelestarian tari tradisional Jawa agar supaya dikenal di masyarakat. Komunikasi eksternal hanya dilakukan dengan orang yang berada di luar organisasi. Kegiatan komunikasi eksternal dapat dilakukan dalam bentuk misalnya : untuk publik umum, untuk publik pers, untuk publik dibidang pendidikan, untuk publik pelanggan, penginformasian kebijakan perusahaan melalui media massa. Pencapaian komunikasi eksternal yang efektif dibutuhkan media sebagai suatu sarana untuk menjembatani suatu pesan ketika kebutuhan akan informasi dirasakan semakin meningkat dan tidak lagi dapat diatasi dengan komunikasi antar personal. Informasi harus sampai pada khalayak secara cepat commit to user perpustakaan.uns.ac.id 5 digilib.uns.ac.id dan menyebar seluas-luasnya tentang sanggar tari Soeryo Soemirat, hal ini yang melahirkan konsep media massa yang memiliki ciri-ciri komunikatornya terlembaga, bersifat satu arah, pesannya bersifat umum, menimbulkan kesepakatan dari komunikan heterogen. Sejak kebutuhan itu lahir mediapun hadir dengan berbagai jenis atas media massa elektronik dan media massa cetak. Thitthongkam (2010) dalam jurnal penelitiannya menyatakan sebagai berikut : Internal and external communication is the key to get all people together and then inspiring them to deliver the best (King, 2008), and to encourage employees to be active (Buck and Likely, 2009). It has enabled mankind to progress and become advanced organization. Komunikasi internal dan eksternal adalah kunci untuk mendapatkan semua orang bersama-sama dan kemudian menginspirasi mereka untuk memberikan yang terbaik (King, 2008), dan untuk mendorong karyawan untuk menjadi aktif (Buck dan kemungkinan, 2009). Ini dapat membuat manusia menjadi lebih maju dalam organisasi. Dari uraian tersebut menunjukkan bahwa aspek komunikasi internal dan eksternal dianggap membantu manajemen dalam proses pencapaiaan tujuan organisasi, anggota organisasi dalam hal ini adalah dalam rangka melestarikan seni budaya tari di sangar tari Soerya Soemirat. Untuk itulah dalam pelestarian tari tradisional Jawa sangat membutuhkan peran komunikasi baik internal di dalam sanggar tari Soerya Soemirat dan komunikasi eksternal dari masyarakat yang seimbang dan selaras. Untuk itulah peneliti mengambil judul AKTIVITAS KOMUNIKASI INTERNAL DAN EKSTERNAL DALAM PELESTARIAN KESENIAN TRADISIONAL TARI (Studi Deskriftif Kualitatif Tentang Aktivitas Komunikasi Internal dan Eksternal Sanggar Tari Soerya Soemirat Dalam Pelestarian Tari Tradisional Jawa). commit to user 6 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana aktivitas komunikasi internal yang dilakukan oleh para anggota Sanggar Tari Soeryo Soemirat dalam melestarikan kesenian tradisional khususnya Tari Jawa ? 2. Bagaimana aktivitas komunikasi eksternal yang dilakukan Sanggar Tari Soeryo Soemirat dalam melestarikan kesenian tradisional khususnya Tari Jawa ? C. Tujuan Penelitian Pada penelitian ini pun memiliki maksud dan tujuan yang menjadi bagian dari penelitian sebagai ranah yang perlu diketahui sebagai berikut: 1. Mengetahui aktivitas komunikasi internal yang dilakukan Sanggar Tari Soeryo Soemirat dalam melestarikan kesenian tradisional khususnya Tari Jawa. 2. Mengetahui aktivitas komunikasi eksternal yang dilakukan Sanggar Tari Soeryo Soemirat dalam melestarikan kesenian tradisional khususnya Tari Jawa. commit to user 7 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id D. Kegunaan Penelitian 1. Teoritis a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan suatu manfaat atau kegunaan yang digunakan oleh masyarakat luas lagi peneliti, penelitian ini diharapkan menjadi suatu wacana untuk menambah dan meningkatkan pengetahuan dalam segi keilmuan khususnya komunikasi dan kepemimpinan organisasi. b. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat memberikan sumbangsih pemikiran dalam eksplorasi konsep komunikasi dan kepemimpinan dalam organisai. 2. Praktis a. Penelitian ini diharapkan menjadi sebuah pengetahuan yang dapat dibaca dan dianalisa kembali oleh mahasiswa. b. Penelitian ini diharapkan menjadi tambahan khasanah keilmuan dalam kehidupan dan salah satu alternative langkah untuk mengumpulkan pembentukan komunikasi dan kepemimpinan yang ideal. E. Telaah Pustaka 1. Komunikasi Setiap ahli mendefinisikan komunikasi dari sudut yang berbeda-beda akan tetapi pada intinya adalah sama. Berelson dan Steiner mendefinisikan komunikasi adalah :”penyampaian informasi, ide, emosi, keterampilan dan commit to user 8 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id seterusnya melalui penggunaan simbol-kata, gambar, angka, grafik dan yang lain-lain” (Fisher, 1986 : 10). Dance mendefinisikan komunikasi dalam kerangka psikologi perilaku manusia yang luas melalui pendefinisian komunikasi manusia sebagai : “pengungkapan respon melalui simbol-simbol verbal, dimana simbol-simbol verbal itu bertindak sebagai perangsang (stimuli) bagi respon yang terungkapkan tadi” (Fisher, 1986 : 10). Komunikasi atau proses komunikasi harus adanya persamaan makna antara komunikator dengan komunikan, sehingga pesan yang disampaikan oleh komunikator dapat direrima dengan baik oleh komunikan (Effendy, 2003:9). Wexley dan Yulk dalam Wursanto (2002:153) mengemukakan komunikasi adalah communication can be defined\ as the transmission of information between two or more person (komunikasi dapat diberikan definisi sebagai pengiriman informasi antara dua orang atau lebih). Sedangkan menurut Kartono (2004:23) mengemukakan bahwa komunikasi adalah kapasitas individu dan kelompok untuk menyampaikan perasaan, pikiran, ide-ide sendiri kepada orang lain . Dari beberapa pengertian mengenai komunikasi di atas, dapat disimpulkan bahwa komunikasi merupakan suatu proses pertukaran pesan atau informasi antara dua orang atau lebih, untuk memperoleh kesamaan arti atau makna diantara mereka. Proses komunikasi itu sendiri menurut Schramm terdiri dari sembilan elemen yaitu: commit to user 9 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id a. Pengirim, pihak yang mengirim pesan kepada pihak yang lain (juga disebut sumber atau komunikator). b. Penulisan dalam bentuk sandi (encoding) adalah proses mengungkapkan pendapat ke dalam bentuk simbolik. c. Pesan, serangkaian simbol yang dikirim oleh pengirim. d. Media, saluran-saluran komunikasi yang dipakai untuk menyampaikan pesan-pesan dari pengirim kepada penerima. e. Pembacaan sandi (decoding), proses ketika penerima mengartikan simbol-simbol yang dikirim oleh pengirim. f. Penerima, pihak yang menerima pesan yang disampaikan oleh pihak lain (disebut juga pendengar atau tujuan). g. Tanggapan, serangkaian reaksi dari penerima setelah melihat atau mendengar pesan-pesan yang dikirimkan oleh pihak pengirim. h. Umpan balik, bagian dari tanggapan penerima bahwa penerima itu mengkomunikasikan kembali kepada pengirim. i. Gangguan, atau distorsi yang tak terduga selama proses komunikasi, mengakibatkan penerima memperoleh pesan berbeda dari yang dikirimkan pengirim (Kotler, 1998 : 244) Model-model di atas menekankan faktor-faktor penting dalam komunikasi yang efektif. Pengirim harus tahu yang akan mereka jangkau dan bagaimana tanggapan yang mereka inginkan. Mereka juga harus tahu bagaimana cara menyandikan pesan mereka dengan baik agar dapat dimengerti oleh khalayak sasaran mereka, dan mereka juga harus commit to user 10 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id menyediakan saluran-saluran umpan balik sehingga mereka dapat mengerti bagaimana tanggapan khalayak terhadap pesan yang mereka sampaikan. Menurut Schramm, supaya suatu pesan efektif, maka proses penyandian pesan dari pengirim harus bertautan dengan proses pembacaan sandi dari penerimanya. Pesan harus merupakan simbol-simbol penting yang dikenal dengan baik oleh penerimanya. Dari definisi komunikasi di atas, maka di bawah ini akan dijelaskan komponen-komponen yang mencakup untuk terjadinya suatu proses komunikasi menurut pendapat A.W. Widjadja (1986 : 39-41) yaitu sebagai berikut : a. Communicator (Komunikator) Komunikator dapat berupa individu, kelompok, organisasi dan media massa seperti surat kabar, radio, televisi dan sebagainya. b. Message (Pesan) Pesan adalah keseluruhan dari apa yang disampaikan oleh komunikator. Pesan seharusnya mempunyai inti pesan (tema) sebagai pengarah di dalam usaha mencoba mengubah tingkah laku komunikan. Bentuk pesan dapat berupa : 1) Informatif Memberikan keterangan-keterangan dan kemudian komunikan dapat mengambil kesimpulan sendiri. Dalam situasi tertentu pesan informatif lebih berhasil dari pesan persuasif, misalnya pada kalangan cendekiawan. commit to user 11 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id 2) Persuasif Yaitu pesan yang bersifat rujukan, yakni membangkitkan pengertian dan kesadaran bahwa apa yang disampaikan akan memberikan rupa atau pendapat atau sikap sehingga ada perubahan sikap seperti yang diinginkan oleh komunikator. 3) Coersif/Instruktif Memaksa dengan menggunakan sanksi-sanksi. Bentuk yang terkenal dari penyampaian pesan ini adalah agitasi dengan penekanan-penekanan yang menimbulkan tekanan batin dan ketakutan diantara sesamanya dan pada kalangan publik. Sedangkan pesan yang bersifat instruktif, juga memiliki daya untuk memerintah agar orang yang diberi perintah dapat/mau melaksanakan apa yang diperintahkan. c. Channel (Saluran) Saluran atau media komunikasi merupakan sarana atau alat-alat yang dipergunakan untuk menyebarluaskan pesan yang akan disampaikan kepada komunikan. d. Communican (Komunikan) Komunikan atau penerima pesan dapat digolongkan ke dalam tiga bentuk yaitu personal, kelompok dan massa. Komunikasi akan berhasil apabila pesan yang disampaikan sesuai dengan kerangka pengetahuan dan lingkup pengalaman komunikan. commit to user 12 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id e. Effect (Efek) Yang dimaksudkan dengan efek komunikasi adalah berbagai perubahan yang timbul pada diri komunikan disebabkan terjadinya kegiatan komunikasi. Efek itu bisa berarti penambahan pengetahuan, perubahan sikap, perubahan tingkah laku dan sebagainya. Menurut Effendy (2003: 10), di dalam kegiatan komunikasi dapat di bagi ke dalam tiga bentuk efek, yaitu : 1) Efek kognitif, adalah yang timbul pada diri komunikan yang menyebabkan komunikan menjadi tahu, atau bertambah pengetahuannya (intelektualitasnya) dikarenakan informasi yang diberikan. 2) Efek afektif, yaitu mempunyai kadar lebih tinggi dari efek kognitif dikarenakan disini komunikan telah mempunyai rasa atau pesan tersebut telah menimbulkan perasaan tertentu, seperti terharu, sedih dan lain sebagainya. 3) Eek behavioral, yakni efek yang timbul dari dalam diri komunikan dengan adanya perilaku tertentu dikarenakan esan yang disampaikan oleh komunikator. Sasaran komunikasi dapat diterapkan dalam suatu organisasi baik organisasi pemerintah, organisasi kemasyarakatan, maupun organisasi perusahaan, maka sasaran yang dituju pun akan beraneka ragam, tapi tujuan utamanya tentulah untuk mempersatukan individu-individu yang tergabung dalam organisasi tersebut. Berdasarkan sifat komunikasi dan commit to user 13 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id jumlah komunikasi menurut Effendy (2003 : 10), komunikasi dapat digolongkan ke dalam tiga kategori: a. Komunikasi antar pribadi Komunikasi ini penerapannya antara pribadi/individu dalam usaha menyampaikan informasi yang dimaksudkan untuk mencapai kesamaan pengertian, sehingga dengan demikian dapat tercapai keinginan bersama. b. Komunikasi kelompok Pada prinsipnya dalam melakukan suatu komunikasi yang ditekankan adalah faktor kelompok, sehingga komunikasi menjadi lebih luas. Dalam usaha menyampaikan informasi, komunikasi dalam kelompok tidak seperti komunikasi antar pribadi. c. Komunikasi massa Komunikasi massa dilakukan dengan melalui alat, yaitu media massa yang meliputi cetak dan elektronik. 2. Bentuk Komunikasi Aliran informasi di suatu organisasi dibagi menjadi dua dimensi yakni komunikasi secara internal dan eksternal. Komunikasi internal adalah proses penyampaian pesan-pesan yang berlagsung antara anggota organisasi, dapat berlangsung antara pemimpin dan bawahan, pimpina dengan pimpinan, maupun bawahan dengan bawahan (Muhyadi. 2008:164). Komunikasi internal adalah komunikasi yang terjadi dalam suatu perusahaan atau organisasi (Haryani, 2001:43). Komunikasi internal commit to user 14 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id adalah proses penyampaian keterangan dan ide-ide yang berlangsung didalam organisasi (Westra :2002 : 48). Komunikasi internal merupakan proses penyampaian ide-ide yang berlangsung dua arah secara timbal balik untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Hubungan timbal balik tersebut dilakukan antara pimpinan dalam hal ini pemilik sanggar dengan para anggotanya dan sebaliknya serta hubungan antara anggota sanggar dengan anggota yang lainnya. Oleh karena itu pimpinan harus mengupayakan suatu suasana yang memungkinkan terciptanya aliran informasi dengan bawahan serta memotivasi timbulnya komunikasi mendatar. Komunikasi dalam suatu organisasi pada dasarnya merupakan kegiatan internal didalam organisasi. Komponen dasar dalam organisasi ada lima yaitu pengirim pesan. Pesan, saluran, penerima pesan, dan balikan (Muhammad,2001:17). Untuk dapat mewujudkan komunikasi internal di suatu organisasi dalam hal ini pimpinan sanggar, maka pemimpin perlu memperhatikan prinsip-prinsip yang dikemukakan oleh Suprihatin (2004 : 23), sebagai berikut : a. Bersikap terbuka, tidak memaksaka kehendak namun dapat mendukung terciptanya suasana yang demokratif. b. Mendorong pimpinan untuk mau serta mampu untuk bebas mengemukakan pendapat disamping untuk terus meningkatkan kreativitas dalam melaksanakan aktivitasnya. c. Mengembangkan kebiasaan untuk berdiskusi secara lebih terbuka dan mau mendengarkan pendapat orang lain. commit to user perpustakaan.uns.ac.id 15 digilib.uns.ac.id d. Mendorong para pimpinan dalam mengambil keputusan yang terbaik serta menaatinya. e. Berlaku sebagai pengarah, pengatur pembicaraan, serta sebagai pengambil kesimpulan secara redaksional. Komunikasi internal organisasi adalah proses penyampaian pesan antara anggota-anggota organisasi yang terjadi untuk kepentingan organisasi, seperti komunikasi antara pimpinan dengan bawahan, antara sesama bawahan, dan sebagainya. Proses komunikasi internal ini bisa berujud komunikasi antarpribadi ataupun komunikasi kelompok. Juga komunikasi bisa merupakan proses komunikasi primer maupun sekunder (menggunakan media nirmassa). Komunikasi internal ini lazim dibedakan menjadi tiga, yaitu: a. Komunikasi vertikal, yaitu komunikasi dari atas ke bawah (downward communication) dan dari bawah ke atas (upward communication). Komunikasi dari pimpinan kepada bawahan dan dari bawahan kepada pimpinan. Dalam komunikasi vertikal, pimpinan memberikan instruksiinstruksi, petunjuk-petunjuk, informasi-informasi, dan lain-lain kepada bawahannya. Sedangkan bawahan memberikan laporan-laporan, saransaran, pengaduan-pengaduan, dan sebagainya kepada pimpinan. Terdapat 5 jenis informasi yang biasanya terdapat dalam downward communication : informasi tentang bagaimana melaksanakan suatu pekerjaan, informasi tentang alasan mengerjakan pekerjaan itu, informasi tentang kebijakan dan petunjuk praktis, informasi tentang commit to user 16 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id kinerja karyawan dan informasi untuk mengembangkan kesamaan visi. (kahn&katz, 1966, dalam Pace) b. Komunikasi horizontal atau lateral, yaitu komunikasi antara sesama seperti dari karyawan kepada karyawan, manajer kepada manajer. Pesan dalam komunikasi ini bisa mengalir di bagian yang sama di dalam organisasi atau mengalir antarbagian. Komunikasi lateral ini memperlancar pertukaran pengetahuan, pengalaman, metode, dan masalah. Hal ini membantu organisasi untuk menghindari beberapa masalah dan memecahkan yang lainnya, serta membangun semangat kerja dan kepuasan kerja (Wiryanto, 2005 : 15) c. Komunikasi Diagonal Komunikasi diagonal adalah komunikasi antar pimpinan antara pimpinan seksi dengan pegawai seksi lain . komunikasi ini dapat mengacu pada informasi yang berlangsung secara informal atau grapevine (selentingan). (Pace, 1983:39) Komunikasi eksternal organisasi adalah komunikasi antara pimpinan organisasi dengan khalayak di luar organisasi. Pada organisasi besar, komunikasi ini lebih banyak dilakukan oleh kepala hubungan masyarakat dari pada pimpinan sendiri, yang dilakukan sendiri oleh pimpinan hanyalah terbatas pada hal-hal yang ianggap sangat penting saja. Komunikasi eksternal terdiri dari jalur secara timbal balik: a. Komunikasi dari organisasi kepada khalayak. Komunikasi ini dilaksanakan umumnya bersifat informatif, yang dilakukan sedemikian commit to user 17 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id rupa sehingga khalayak merasa memiliki keterlibatan, setidaknya ada hubungan batin. Komunikasi ini dapat melalui berbagai bentuk, seperti: majalah organisasi; press release; artikel surat kabar atau majalah; pidato radio; film dokumenter; brosur; leaflet; poster; konferensi pers. b. Komunikasi dari khalayak kepada organisasi. Komunikasi dari khalayak kepada organisasi merupakan umpan balik sebagai efek dari kegiatan dan komunikasi yang dilakukan oleh organisasi. 2. Peran Komunikasi dalam Pelestarian Budaya Komunikasi merupakan dasar dari interaksi manusia. Kesepakatan atau kesepahaman dibangun melalui yang berusaha bisa dipahami bersama sehingga interaksi berjalan dengan baik. Komunikasi bertujuan untuk menyampaikan apa yang ada di dalam pikiran atau perasaan hatinya kepada orang lain, baik secara langsung maupun tidak langsung. Komunikasi merupakan alat yang efektif untuk mempengaruhi tingkahlaku manusia, sehingga komunikasi dikembangkan dan dipelihara secara terus menerus. Komunikasi bertujuan untuk memudahkan, melancarkan, melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu dalam rangka mencapai tujuan optimal, baik komunikasi dalam lingkup pekerjaan maupun hubungan antar manusia. Komunikasi di dalam pelestarian budaya merupakan salah satu bentuk komunikasi dari public relations. Public Relations adalah suatu seni untuk menciptakan pengertian publik yang lebih baik, yang dapat commit to user perpustakaan.uns.ac.id 18 digilib.uns.ac.id memperdalam kepercayaan publik terhadap seseorang atau sesuatu organisasi/badan) (Abdurrachman 2003:25). Komunikasi dalam tujuannya sebagai public relations dapat bersifat timbal balik, dalam hal ini bukan berarti komunikasi yang harus bersifat langsung, melainkan bersifat tertunda (delayed) oleh karena itu, setiap upaya yang memungkinkan terjadinya arus timbal balik dapat disebut sebagai komunikasi kehumasan. Upaya-upaya tersebut misalnya dengan menyediakan sarana, media komunikasi seperti kotak surat, buletin, atau media internal. Suatu forum atau pertemuan yang formal untuk terjadinya dialog misalnya program orientasi bagi anggota baru, rapat pertemuan forum bebas, dan sebagainya. Pemanfaatan sarana/media/area komunikasi tersebut harus menjadi perhatian bagian Public Relations disini merupakan dinamisator dan pendorong bagi publik untuk memanfaatkan sarana dan media komunikasi secara efektif. Bagian Public Relations haruslah membudayakan timbulnya komunikasi dua arah. Dalam kaitannya dengan public relations, maka public relations dalam suatu instansi bisa dikatakan berfungsi apabila public relations tersebut menunjukan kegiatan yang jelas yang dapat dibedakan dari kegiatan lainnya. Berbicara fungsi berarti berbicara masalah kegunaan public relations dalam mencapai tujuan organisasi/lembaga. Pada prinsipnya public relations menekankan diri pada komunikasi yang berarti memberikan pemahaman bahwa kegiatan public relations adalah kegiatan commit to user 19 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id komunikasi dimana komunikasi ini menekankan pada komunikasi organisasi yang sasarannya yaitu untuk publik di dalam dan publik di luar organisasi yang berlandaskan pada pengertian diantara keseluruhan publik yang berkepentingan terhadap organisasi juga. Aktivitas PR biasanya di desain untuk membangun atau menjaga citra positif sebuah perusahaan dan hubungan baik dengan berbagai pihak. Pihak internal perusahaan seperti pemegang saham, karyawan, buruh dan juga pihak eksteral perusahaan seperti konsumen, prospek, warga setempat, maupun pemerintah. Kegiatan PR yang baik dapat tercapai dengan memberikan sumbangsih nyata pada kegiatan- kegitan yang berkaitan dengan kemanusiaan, berpartisipasi dalam kegiatan sosisal, mensponsori aktivitas olah raga atau pementasan kesenian, menyelenggarakan pameran dan sebagainya. Public relations itu suatu kegiatan untuk menanamkan dan memperoleh good will, kepercayaaan penghargaan pada dan dari publik suatu badan khususnya dan masyarakat pada umumnya, dalam public relations terdapat suatu usaha untuk mewujudkan suatu hubungan yang harmonis antara suatu badan dengan publiknya, usaha untuk memberikan atau menanamkan kesan yang menyenangkan sehingga akan timbul opini publik yang menguntungkan bagi kelangsungan hidup badan itu Ada dua fungsi Public Relations atau Humas, yakni “fungsi konstruktif dan fungsi korektif” commit to user 20 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id a. Fungsi konstruktif, fungsi ini sebagai “perata jalan” jadi Humas/PR merupakan “garda” terdepan yang dibelakangnya terdiri dari “rombongan” tujuan-tujuan perusahaan. Ada tujuan marketing, tujuan produksi, tujuan prsonalia dan sebagainya, peranan Humas/PR dalam hal ini mempersiapkan mental publik untuk menerima kebijakan organisasi/lembaga, Humas mengevaluasi perilaku, publik maupun organisasi untuk direkomendasikan kepada manajemen, PR menyiapkan prakondisi untuk mencapai saling pengertian, saling percaya, dan saling membantu terhadap tujuan-tujuan publik organisasi/lembaga yang diwakilinya. Fungsi konstriktif ini mendorong PR membuat aktifitas ataupun kegiatan-kegiatan yang terencana, berkesinambungan yang cenderung bersifat proaktif, termasuk disini PR bertindak secara prefent (mencegah). b. Fungsi Korektif, artinya apabila sebuah organisasi/lembaga terjadi masalah-masalah krisis dengan publik, maka PR harus berperan dalam mengatasi terselesaikannya masalah tersebut (Rosady Ruslan, 2003:21-22) Kegiatan Public Relations harus dikerahkan ke dalam dan ke luar. Kegiatan yang ditujukan kedalam disebut Internal Public Relations dan kegiatan yang ditujukan keluar disebut External Public Relations. a. Internal Relations Public Relations (PR) terus mengalami perkembangan, semakin banyaknya organisasi atau perusahaan, lembaga swadaya masyarakat commit to user 21 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id hingga perbankan semakin pesat kemajuan PR dalam memajukan perusahaan maupun organisasi. Diterima maupun tidak diterimanya suatu produksi tergantung hasil karya PR dari perusahaan tersebut. Peran komunikasi timbal balik dalam perusahaan masa kini adalah hal yang mutlak. Peran tersebut biasanya diserahkan pada pihak public relations, hal tersebut yang membuat public relation/PR adalah mengemban fungsi dan tugasnya dalam melakukan hubungan komunikasi ke dalam dan keluar. Melakukan pembinaan hubungan yang harmonis antara pemimpin manajemen dengan para karyawan dan antara pimpinan dengan pemilik perusahaan atau sebaliknya. Ini juga menentukan hasil hidup matinya sebuah perusahaan. Didalam menjalankan profesi Public Relations ada yang namaya Publik Internal yakni publik yang menjadi bagian dari kegiatan usaha pada suatu organisasi atau instansi perusahaan. Misalnya (karyawan, manajemen, stakeholder, keluarga karyawan,dan sebagainya). Hubungan internal menurut Cutlip & Center adalah hubungan masyarakat internal atau kepegawaian yang mempuai arti sebagai kelompok orang-orang yang sedang bekerja disuatu perusahaan atau organisasi yang jelas baik secara fungsional, organisasi maupun bidang teknis dan jenis pekerjaan yang dihadapinya. (Ruslan, 2003, 14). Pengertian Public Internal adalah Publik yang berada didalam perusahaan seperti karyawan. Karyawan tersebut bisa terdiri dari manager, secretary, supervisor, receptionist dan lain sebagainya. commit to user 22 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Menurut Cutlip & Center dalam Ruslan (2003 : 25), pengertian publik internal atau lebih dikenal dengan sebutan employee relations yaitu sekelompok orang bekerja (karyawan/pegawai) didalam suatu perusahaan. Pada prinsipnya, fungsi PR secara struktural dalam organisasi merupakan bagian yang integral yang tidak dapat dipisahkan dari suatu kelembagaan atau organisasi dan sekaligus terkait langsung dengan fungsi top manajemen. Suatu fungsi PR akan berjalan optimal kalau berada dibawah pimpinan atau mempunyai hubungan langsung dengan pimpinan tertinggi (pengambil keputusan) pada organisasi/perusahaaan yang bersangkutan. Artinya, PR berfungsi membantu memelihara aturan main bersama melalui saluran komunikasi ke dalam dan keluar agar tercapai saling pengertian diantaranya. Secara Internal, PR dituntut untuk mampu mengkomunikasikan kinerja perusahaan atau menjelaskan lebih lanjut tujuan – tujuan strategik organisasinya. Visi, misi dan nilai – nilai yang dicanangkan oleh kepala eksekutif harus secara jelas. Keefektifan suatu organisasi/perusahaan ditentukan dengan alur sistem informasi dan keefisiensian aliran informasi yang mampu memberikan fungsi kualitas informasi yang dapat diakses. Dengan demikian, komunikasi itu tidak hanya sekedar menyampaikan pesan mengenai visi, tujuan atau sasaran perusahaan namun juga membangkitkan keingintahuan atau paling tidak kesetujuan/dukungan dari pihak – pihak intern tentang tujuan commit to user 23 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id tersebut. Kegiatan Public Relations ke dalam perusahaan tersebut diperlukan untuk memupuk adanya suasana yang menyenangkan diantara para karyawannya, komunikasi antara bawahan dan pimpinan atau atasan terjalin dengan akrab dan tidak kaku serta meyakini rasa tanggung jawab akan kewajibannya terhadap perusahaan Tugas –tugas pokok dari Public Relations perusahaan ataupun internal menurut Coulson and Thomas (2005 : 18) adalah sebagai berikut : 1) Mengevaluasi kekuatan dan kelemahan perusahaan, baik perusahaan sendiri maupun perusahaan saingan juga ancaman dan peluangnya, mendiagnosis masalah-masalah yang dapat dipecahkan melalui sarana-sarana public relations, mengidentifikasi masyarakat yang dituju dan saluran-saluran yang paling efektif digunakan untuk menjangkau mereka. 2) Memberi nasihat kepada pihak manajemen di semua tingkatan, terutama mengenai perkembangan intern dan ekstern yang mungkin dapat mempengaruhi reputasi perusahaan dalam hubungannya dengan kelompok-kelompok lain yang menjadi sasaran komunikai perusahaan. 3) Menjadi ahli depositor karena itu harus mengetahui semua aspek komunikasi perusahaan baik intern maupun ekstern 4) Membuat kontak dengan para pengambil keputusan ekstern yang penting commit to user 24 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id 5) Memastikan arus informasi yang efektif untuk kelompok-kelompok masyarakat yang terpilih 6) Membentuk komisi-komisi riset untuk proyek-proyek khusus agar dapat menentukan dan memperkirakan situasi dan masalah atau mengukur efektivitas program-program dari public relations yang telah dilaksanakan 7) Mengevaluasi masalah-masalah dan aktivitas public relations sehingga dapat memberikan laporan-laporan yang teratur kepada pihak manajemen 8) merencanakan dan memanage kegiatan-kegiatan delegasi perusahaan 9) Membantu bagian-bagian lain dengan menganalisis masalahmasalah komunikasi, menulis dan menerbitkannya 10) Memastikan seluruh organisasi dan tidak melakukan sesuatu tindakan yang dapat mencemarkan nama baik organisasi. Praktisi humas dalam mengerjakan tugasnya tidak lepas dari konsep dan prosedur tentang menejemen kinerja yang menjanjikan atau menawarkan sebuah cara untuk menghubungkan aktivitas mikro dalam mengelola individu dan kelompok dengan isu-isu makaro dalam tujuan perusahaan. Maka manfaat yang didapatkan oleh perusahaan dengan memfokuskannya serta melibatkan praktisi humas internal. Beberapa manfaat yang diberikan oleh adanya humas internal (Witono, 2007:23): commit to user 25 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id 1) Tersedianya layanan penuh waktu. Praktisi humas dapat dihubungi setiap saat, memberikan layanan jasa yang dibutuhkan kapan saja dan tentunya tidak dibatasi oleh fee yang umumnya adalah dihitung per jam konsultasi. Staff humas internal, umumnya juga lebih permanen sifatnya, dan staff yang melaksanakan pekerjaan itu memiliki pengetahuan dan pemahaman yang lebih tentang perusahaan karena telah ikut berkembang bersama perusahaan, sehingga memahami setiap permasalahan secara lebih mendalam. 2) Umumnya memiliki jalur komunikasi yang baik keseluruh lini perusahaan, baik dalam tahap nasional maupun internasional. Sebagai bagian integral perusahaan, praktisi humas dikenal setiap personil sehingga memiliki jalur komunikasi yang jelas, serta mampu memperoleh informasi yang dibutuhkan dengan cepat. 3) Humas internal akan lebih memiliki pengetahuan dan pemahaman yang baik tentang industrinya, karena tumbuh dan berkembang bersama perusahaannya. Hal menjadi penting, khususnya dalam distribusi informasi kemedia massa sebagai sumber informasi. 4) Mampu bekerja secara ekonomis, karena keberadaanya yang terjun langsung di perusahaan, kemampuan untuk mengakses sumbersumber informasi, dan melakukan berbagai tugas dan kegiatan komunikasi secara menyeluruh untuk kepentingan perusahaan. commit to user 26 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id 5) Akses langsung kepada pengambil keputusan dan sumber informasi. Khususnya dalam situasi krisis, humas internal dapat langsung mengakses kepucuk pimpinan perusahaan. 6) Keberadaan humas internal diperusahaan lebih mampu meyakinkan manajemen perusahaan akan nilai dan pentingnya fungsi humas, sehingga manajemen lebih memahami dan mampu menghargai upaya yang dilakukan humas. Keunggulan dari pemakaian public relations internal yang sudah disebutkan Witono (2007 : 27), memang menjadikan perusahaan yang menjalaninya akan lebih percaya diri dan lebih terbuka (tidak ada yang dirahasiakan). Karyawan atau anggota dalam suatu perusahaan atau organisasi merupakan aset yang cukup penting, karena karyawan itu sendiri terkait dengan status atau kedudukan yang saling berbeda antara satu dengan yang lainnya tapi pada prinsipnya memiliki keinginan yang sama terhadap perusahaan atau organisasi. Menurut Jefkins (2001 : 65) menyatakan bahwa hubungan publik internal sama pentingnya dengan hubungan publik eksternal, karena kedua bentuk hubungan publik tersebut diumpamakan sebagai dua sisi mata uang yang mempunyai arti sama dan saling terkait satu sama lain. Dengan demikian dapat juga diartikan bahwa hubungan kepegawaian atau antar anggota (Employee Relations) tersebut tidak dilihat dalam pengertian yang sempit, yaitu sama dengan hubungan commit to user 27 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id industrial yang hanya menekankan pada unsur dua proses “produksi & upah“ yang terkait dengan “lingkungan kerja“ pengertiannya lebih dari itu, hubungan tersebut dipengaruhi oleh hubungan komunikasi internal antar karyawan dengan karyawan lainnya atau hubungan karyawan dengan manajemen perusahaan yang efektif. Pelaksanaan program Internal Relations (hubungan publik internal) yang tepat bagi suatu perusahaan merupakan sarana teknis atau suatu kegiatan metode komunikasi yang memiliki kekuatan mengelola sumber daya manusia demi pencapaian tujuan perusahaan. Kemudian pada akhirnya hal tersebut bermuara pada peningkatan produktivitas perusahaan, baik secara kualitas maupun kuantitas. Bentuk produk, barang atau pemberian jasa yang ditawarkan kepada publik sasarannya. Keberhasilan pelaksanaan program kerja Public Relations Internal dalam membina komunikasi antar karyawan atau anggota, akan menghasilkan kualitas teknis produk atau jasa yang lebih baik dan dapat memberikan kepuasan terhadap karyawan atau anggota. Public Relations internal juga menjadi corong informasi dari para karyawan kepada pihak perusahaan atau sebaliknya, mampu bertindak sebagai mediator dari perusahaan ( pimpinan ) terhadap para karyawan, mampu mempertemukan atau menyampaikan tujuan – tujuan dan keinginan – keinginan dari pihak karyawan kepada perusahaan atau sebaliknya (Coulson and Thomas, 2005 : 14). commit to user 28 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Berkaitan dengan tugas, hubungan antara manajemen dan karyawan umumnya merupakan hubungan formal yang kaku dan birokratis. Terdapat beberapa jenjang dan jalur yang membatasi komunikasi sehingga menjadi kurang efektif dan panjang. Hal ini seringkali menimbulkan salah pengertian dan penafsiran karyawan terhadap kebijakan yang diambil oleh manajemen karena kurang efektifnya hubungan tersebut. Dalam rangka mengatasi kesenjangan hubungan manajemen dan karyawan, dapat dilakukan hubungan secara informal. Hubungan informal dapat mereduksi jenjang birokrasi dan jalur komunikasi, sehingga hubungan komunikasi dapat berlangsung secara lebih cepat, tepat dan efektif. Jalur informal dapat dilakukan melalui pertemuan informal antara manajemen dan karyawan (Coulson and Thomas, 2005 : 14). Aktivitas PR internal biasanya di desain untuk membangun atau menjaga citra positif sebuah perusahaan dan hubungan baik dengan berbagai pihak. Pihak internal perusahaan seperti pemegang saham, karyawan, buruh dan juga pihak eksteral perusahaan seperti konsumen, prospek, warga setempat, maupun pemerintah. Interaksi public relations internal turut menentukan keberhasilan kegiatan humas dalam suatu organisasi. Internal humas sama pentingnya dengan kegiatan eksternal humas karena bagaimanapun tanpa dukungan publik dalam ini keberhasilan suatu organisasi atau perusahaan suit tercapai. Hal tersebut memberikan konsekuensi bagi commit to user 29 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id pihak organisasi untuk dapat meraih perhatian publik dalam dan menarik simpatik publik dalam organisasi. Sehingga mereka mau bekerjasama. b. External Relations Hubungan dengan publik diluar perusahaan merupakan keharusan yang mutlak. Karena perusahaan tidak mungkin berdiri sendiri tanpa bekerja sama dengan perusahaan yang lain. Karena itu perusahaan harus menciptakan hubungan yang harmonis dengan publik-publik khususnya dan masyarakat umumnya. Salah satunya dengan melakukan komunikasi dengan publik ekstern secara informatif dan persuasif. Informasi yang disampaikan hendaknya jujur, teliti dan sempurna berdasarkan fakta yang sebenarnya. Secara persuasif, komunikasi dapat dilakukan atas dasar membangkitkan perhatian komunikan (publik) sehingga timbul rasa tertarik. Yang dimaksud dengan public eksternal adalah public umum (masyarakat). Mengusahakan tumbuhnya sikap dan gambaran yang positif public terhadap lembaga yang diwakilinya (Ruslan, 2003 : 20). Humas mempunyai 3 fungsi utama Humas bagi publik eksternal adalah: memberikan penerangan kepada masyarakat, melakukan persuasi untuk mengubah sikap dan perbuatan masyarakat secara langsung dan berupaya untuk mengintergrasikan sikap dan perbuatan suatu lembaga/badan, sesuai dengan sikap dan perbuatan masyarakat atau sebaliknya (Ruslan, 2003 :22). commit to user 30 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Public External adalah Publik yang berada diluar organisasi/instansi misalnya (pemerintah, media massa, komunitaskomunitas, dan sebagainya) tentunya harus diberikan penerangan atau informasi untuk dapat membina hubungan baik dan menciptakan goodwill. Sama halnya dengan Public Internal, dimana Publik Eksternal juga harus mampu beradaptasi dengan orang-orang yang bersangkutan (sifat atau karakter) dari organisasi tersebut. Dalam Konsepnya, fungsi public relations officer ketika menjalankan tugas dan oprasionalnya, baik sebagai Komunikator dan mediator,maupun organisiator,menurut Effendy (1998:100) adalah sebagai dalam rangka menunjang kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan organisasi Dalam Public Relations eksternal terdapat suatu usaha untuk mewujudkan suatu hubungan yang baik antara suatu badan dengan publiknya. Usaha-usaha untuk memberikan atau menanamkan kesan yang menyenangkan, sehingga akan timbul opini Public yang menguntungkan bagi kelangsungan hidup badan itu. Hal ini dapat dilaksanakan oleh Public Relations dengan menunjukkan hal-hal positif tentang apa yang telah dilaksanakan,dan direncanakannya, salah satu aplikasinya, yaitu memberikan keterangan atau penjelasan kepada Public dengan jujur, sehingga Public merasa well-informed dan diikutsertakan dalam usaha badan tersebut. commit to user 31 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Public Relations pada dasarnya berfungsi untuk menghubungkan public-public atau pihak-pihak yang berkepentingan di dalam suatu instansi atau perusahaan. Hubungan yang efektif antara pihak yang berkepentingan itu, adalah hal yang penting demi tercapainya kepentingan dan kepuasan pelanggan. Kegiatan Eksternal Public Relations ini ditujukan untuk publik eksternal organisasi/perusahaan, yaitu keseluruhan elemen yang berada di luar perusahaan yang tidak berkaitan secara langsung dengan perusahaan, seperti masyarakat sekitar perusahaan, pers, pemerintah, konsumen, pesaing dan lain sebagainya. Tujuan utama eksternal PR adalah mengusahakan tumbuhnya sikap dan gambaran yang positif dari publik terhadap organisasi serta mempererat hubungan dengan publik di luar organisasi tersebut sehingga akan tumbuh opini publik yang menguntungkan bagi organisasi Tugas penting dari humas kegiatan eksternal adalah mengadakan komunikasi yang efektif, baik bersifat informatif maupun persuasif yang ditujukan kepada publik. Informasi harus diberikan secara jujur berdasarkan fakta dan harus teliti. Sebab publik memiliki hak untuk mengetahui keadaan sebenarnya tentang sesuatu yang menyangkut kepentingannya. Perhatian yang besar terhadap kepentingan publik dan bertindak sesuai dengan kepentingan mereka akan membangkitkan simpati dan kepercayaan publik terhadap commit to user 32 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id organisasi.. Merupakan tugas humas untuk menemukan dan memperhatikan setiap kepentingan publik tersebut. Kegiatan Eksternal Public Relations ini ditujukan untuk publik eksternal organisasi/perusahaan, yaitu keseluruhan elemen yang berada di luar perusahaan yang tidak berkaitan secara langsung dengan perusahaan, seperti masyarakat sekitar perusahaan, pers, pemerintah, konsumen, pesaing dan lain sebagainya Melalui kegiatan eksternal ini, diharapkan dapat menciptakan kedekatan dan kepercayaan publik eksternal kepada perusahaan. Dengan begitu maka akan tercipta hubungan yang harmonis antara organisasi/ perusahaan dengan publik eksternalnya, sehingga dapat menimbulkan citra baik atas perusahaan dimata publiknya. Kegiatan hubungan eksternal yang dilakukan oleh seorang Public Relations Officer, yaitu : (Jefkins, 2001 : 45-47) 1) Hubungan dengan komunitas (community relations) Membina hubungan dengan komunitas merupakan wujud kepedulian perusahaan terhadap lingkungan disekitar perusahaan. Ini juga dapat diartikan sebagai tanda terima kasih perusahaan kepada komunitas. Dengan begitu menunjukan bahwa perusahaan tidak hanya sekedar mengambil keuntungan dari mereka, melainkan ikut peduli dan mau berbagi apa yang diperoleh perusahaan dari lingkungan yang merupakan milik bersama. commit to user 33 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Hubungan dengan komunitas ini seringkali diwujudkan dalam program Corporate Social Responsibility. 2) Hubungan dengan pelanggan (costumer relations) Membina hubungan baik dengan pelanggan, dilakukan agar dapat meningkatkan loyalitas dan kepercayaan pelanggan terhadap produk dan perusahaan itu sendiri. Menurut Seitel (2001:455) tujuan hubungan konsumen antara lain : pelanggan lama, (2) menarik (1) mempertahankan pelanggan baru, memasarkan/memperkenalkan produk atau jasa baru, memudahkan penanganan keluhan pelanggan (3) (4) (5) mengurangi biaya. Costumer relations dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain plant tour, iklan, film, pameran, publisitas, brosur, dan special events. 3) Hubungan dengan media massa dan pers (media & press relations) Hubungan dengan media dan pers merupakan sebagai alat, pendukung atau media kerja sama untuk kepentingan proses publikasi dan publisitas berbagai kegiatan program kerja atau untuk kelancaran aktivitas komunikasi humas dengan pihak publik. Dengan hubungan baik dengan media dan pers, perusahaan bisa mengontrol, mencegah, dan meminimalisir pemberitaan- pemberitaan negatif atau salah tentang perusahaan di media massa. Hubungan dengan pers dapat dilakukan melalui kontak formal dan kontak informal. Bentuk hubungan melalui kontak formal antara commit to user 34 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id lain konfrensi pers, wisata pers (press tour), taklimat pers (press briefing), dan resepsi pers. Sedangkan bentuk hubungan melalui kontak informal antara lain keterangan pers, wawancara pers, dan jumpa pers (press gathering). 4) Hubungan dengan pemerintah (government relations) Hubungan yang baik dengan pemerintah bisa memudahkan perusahaan dalam menyesuaikan kebijakan yang akan diambil dengan kebijakan-kebijakan pemerintah, sehingga kebijakan tersebut terwujud sesuai dengan aturan pemerintah dan tidak melanggar hukum. Publik eksternal sebagai sasaran kegiatan humas terdiri dari orang-orang atau anggota-anggota masyarakat di luar organisasi yang mempengaruhi maupun dipengaruhi oleh organisasi. Unsur-unsur dalam lingkungan eksternal cenderung lebih kompleks dan sukar dikendalikan oleh organisasi. Oleh karena itu humas perlu membina hubungan baik dengan publik eksternalnya. Adapun publik eksternal dari suatu instansi/organisasi antara lain: (Oemi, 2004 : 49 – 54). 1) Hubungan dengan konsumen Konsumen yaitu para pemakai produk atau jasa yang dihasilkan oleh organisasi. Dalam membina hubungan baik dengan publik konsumen, tugas humas adalah: ”menanamkan keperayaan pada masyarakat dan konsumen, akan produk barang atau jasa yang dihasilkan organisasi” Berdasarkan hasil riset yang dilakukan oleh commit to user 35 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id humas, maka praktisi humas dapat memberikan masukkan kepada organisasi tentang produk atau jasa yang diinginkan atau dibutuhkan okeh konsumen. Kemudian, humas dapat merencanakan suatu program untuk mendukung gagasan bahwa konsumen merupakan pusat kegiatan organisasi. Sasaran manajerial bagi kegiatan membina hubungan baik dengan konsumen antara lain: a) Untuk membangun program-program kegiatan bagi konsumen yang akan menghasilkan sebuah reputasi sebagai organisasi yang memperhatikan para knsumennya b) Untuk mencapai reputasi sebagai organisasi yang responsif terhadap pelanggan c) Untuk memberikan landasan usaha sebagai kontribusi bagi kegiatan organisasi Kegiatan komunikasi terutama dapat dilakukan pada penyebaran informasi terbaru dari organisasi melalui media khusus bagi para konsumen. Informasi yang disebarkan dapat berupa keunggulan produk atau jasa dari organisasi dibandingkan dengan produk atau jasa sejenis dari pesaing dan tata cara pemakaian produk. 2) Hubungan dengan media massa Hubungan dengan media massa adalah suatu usaha untuk mencapai publikasi atau penyiaran yang maksimum atas suatu pesan atau informasi humas dalam rangka menciptakan pengetahuan dan pemahaman bagi khalayak dari organisasi atau perusahaan yang commit to user 36 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id bersangkutan. Humas harus membina hubungan baik dengan media (pers) karena: media massa memiliki kekuatan untuk mempengaruhi opini khalayak, media massa mampu menjadi wahana demokarsi dan demokratisasi dan media massa dikonsumsi oleh massa yang sangat heterogen Dalam membina hubungan baik dengan media maka tugas humas antara lain: a) Membina hubungan baik dengan media massa dengan mengadakan acara-acara media massa b) Mendidik pimpinan untuk bersedia menjadi publik figure agar tahu kepada siapa mereka berbicara dan apa akbatnya terhadap citra organisasi atau perusahaan secara menyeluruh c) Mengatur pertemuan dengan media massa dengan cara menentukan siapa yang layak ditemui oleh wartawan diorganisasinya dan mengatur jadwal untuk bertemu d) Memberitahukan hak-hak sumber berita, misalnya hak untuk tidak berbicara, hak untuk membantah dan lain-lain. e) menyusun strategi waeancara dalam bentuk tertulis yang berisikan isu-isu yang hendak dilontarkan, sumber lain yang diminta turut berpendapat, suasana wawancara dan lain-lain. Beberapa prinsip umum yang harus dipahami oleh humas dalam membina hubungan media yang baik antara lain memahami dan melayani media, jujur dan terus terang, tidak membeda-bedakan commit to user 37 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id pelayanan pada media massa, membangun reputasi sebagai orang yang dapat dipercaya dan bekerja sama dalam penyediaan materi Selain itu karena mdia massa membantu pembentukan opini publik, maka ada baiknya humas juga memberitahukan mengenai sejarah, kebijakan perusahaan, prestasi dan aspek positif lainnya dari organisasi yang perlu diketahui oleh masyarakat. Dengan demikian diharapkan mereka akan memiliki pendapat yang baik mengenai organisasi. 3) Hubungan Komunitas Kegiatan hubungan komunitas merupakan hubungan yang berorientasi aksi dan bersifat partisipatif. Artinya, keuntungan itu bukan hanya untuk organisasi itu sendiri, tetai juga untuk lingkungannya. Karena itu kegiatan yang akan dilakukan harus direncanakan dengan baik dan dilaksanakan secara berkesinambungan. Komunikasi yang merasakan hubungan baik dengan organisasi akan memberi keuntungan bagi organisasi, Komunitas mengharapkan agar organisasi dapat terlibat dan berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan. Organisasi dapat berbagi fasilitas seperti sekolah, taman bermain, tempat peribadatan, tempat parkir, sarana olah raga, kebudayaan dan sebagainya. Menurut Oemi (2004 : 32) menyatakan bahwa salah satu tujuan External Public Relations adalah untuk mengeratkan hubungan dengan commit to user 38 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id orang-orang diluar badan/instansi sehingga terbentuklah opini publik yang favourable terhadap badan/instansi itu sendiri. Tari merupakan salah satu bentuk kebudayaan, dan sebagai bentuk kebudayaan maka keberadaan tari tersebut perlu dilestarikan. Menurut Romain (2002) dalam jurnal penelitiannya menyatakan bahwa : All of these dances sprang up from different geographical parts of the country due to separate social stimuli. Although their present use, they have all been appropriated to serve one main purpose: The Preservation of culture. The use of dance can be used to achieve a variety of diverse ends such as spiritual, governmental, and physical independence. Dance has the power to bind people together into one unified force. Semua tarian berasal dari bagian geografis yang berbeda dari negara karena stimulis sosial yang terpisah, meskipun mereka sekarang menggunakan, mereka telah semua telah disesuaikan untuk melayani satu tujuan utama: pelestarian budaya. Penggunaan tari dapat digunakan dengan maksud yang berbeda-beda misalnya kemerdekaan rohani, pemerintah, dan fisik. Tari memiliki kekuatan untuk mengikat orang bersama-sama ke dalam satu kesatuan kekuatan. Tari merupakan salah satu kebudayaan bangsa Indonesia, oleh karena itu keberadaanya harus dilestarikan. Pelestarian adalah kegiatan atau yang dilakukan secara terus menerus, terarah dan terpadu guna mewujudkan tujuan tertentu yang mencerminkan adanya sesuatu yang tetap dan abadi, bersifat dinamis, luwes, dan selektif (Jacobus, 2006:115). Mengenai pelestarian budaya lokal. Jacobus (2006:114) mengemukakan bahwa pelestarian norma lama bangsa (budaya lokal) adalah mempertahankan nilai-nilai seni budaya, nilai tradisional dengan mengembangkan commit to user perpustakaan.uns.ac.id 39 digilib.uns.ac.id perwujudan yang bersifat dinamis, luwes dan selektif, serta menyesuaikan dengan situasi dan kondisi yang selalu berubah dan berkembang. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa pelestarian adalah sebuah upaya yang berdasar, dan dasar ini disebut juga faktorfaktor yang mendukungnya baik itu dari dalam maupun dari luar dari hal yang dilestarikan. Maka dari itu, sebuah proses atau tindakan pelestarian mengenal strategi atapun teknik yang didasarkan pada kebutuhan dan kondisinya masing-masing. Kelestarian tidak mungkin berdiri sendiri, oleh karena senantiasa berpasangan dengan perkembangan, dalam hal ini kelangsungan hidup. Kelestarian merupakan aspek stabilisasi kehidupan manusia, sedangkan kelangsungan hidup merupakan percerminan dinamika. (Soekanto, 2003: 432). Salah satu tujuan diadakannya pelestarian budaya adalah juga untuk melakukan revitalisasi budaya (penguatan). Mengenai revitalisasi budaya Alwasilah (2006 : 16) mengatakan adanya tiga langkah, yaitu : (1) pemahaman untuk menimbulkan kesadaran, (2) perencanaan secara kolektif, dan (2) pembangkitan kreatifitas kebudyaaan. Revitaliasasi kebudayaan dapat didefinisikan sebagai upaya yang terencana, sinambung, dan diniati agar nilai-nilai budaya itu bukan hanya dipahami oleh para pemiliknya, melainkan juga membangkitkan segala wujud kreativitas dalam kehidupan sehari-hari dan dalam menghadapi berbagai tantangan. Demi revitalisasi maka ayat-ayat kebudayaan perlu dikaji ulang dan diberi tafsir baru. Tafsir baru akan mencerahkan manakala commit to user 40 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id ada kaji banding secara kritis dengan berbagai budaya asing (Alwasilah, 2006: 18) Pelestarian itu hanya bisa dilakukan secara efektif manakala kesenian yang dilestarikan itu tetap digunakan dan tetap ada penyungsungnya. Kapan budaya itu tak lagi digunakan maka budaya itu akan hilang. Kapan kesenian itu tak lagi digunakan oleh masyarakat, alatalat itu dengan sendirinya akan hilang. Salah satu contoh berdirinya lembaga pelatihan tari Soeryo Soemirat dengan tujuan penyebar luasan dan sekaligus pengembangan seni tari gaya Surakarta pada masyarakat di luar keraton Surakarta. Dengan harapan seni tari gaya Surakarta menjadi salah satu media untuk mengukuhkan rasa kebangsaan atau nasionalisme (Kussudiardjo, 2000 : 72). Organisasi- organisasi dan yayasan-yayasan bertumbuhan di dalam negeri Indonesia. Tujuan dari organisasi atau yayasan adalah menemukan warna daan bentuk bentuk baru dalam seni tari. Baik itu dari jenis tari tradisional maupun jenis tari klasik. Seni tari juga mulai terlibat dalam pernyelenggaraan kegiatan kegiatan besar, baik kegiatan–kegiatan olah raga, kongres, dan sebagainnya. Bentuk seni tari yang dipakai itu pun kadang-kadang kolosal juga kadang-kadang yang nonkolosal. Yang jelas antara seni tari dengan bidang yang lain sudah terjalin kerja sama yang dampaknya tentu positif, baik untuk seni tari itu sendiri maupun menunjang dari suatu kegiatan yang dilaksanakan,. Pada saat itulah seni tari sudah mulai diakui keberadaannya. commit to user perpustakaan.uns.ac.id 41 digilib.uns.ac.id F. Kerangka Pemikiran Manusia berkomunikasi untuk membagi pengetahuan dan pengalaman. Bentuk umum manusia termasuk bahasa sinyal, bicara, tulisan, gesture dan broadcasting. Melalui komunikasi, sikap dan perasaan seseorang atau sekelompok orang dapat dipahami oleh pihak lain. Akan tetapi, komunikasi hanay akan efektif apabila pesan yang disampaikan dapat ditafsirkan oleh penerima pesan tersebut. Komunikasi membawa hubungan manusia dari hakekat ke eksistensi di mana komunikasi dapat memberikan informasi kepada orang lain. Dalam suatu institusi komunikasi sangatlah penting sebagai sarana dalam menjalin hubungan dengan pihak intern dan ekstern dalam mengembangkan institusinya. Maju mundurnya Paguyuban Tari Soeryo Soemirat sebagai suatu institusi sangat bergantung pada bagaimana cara institusi tersebut membina hubungan yang baik dengan sesama anggota sanggar ataupun dengan pihak luar yang terkait dalam proses perkembangan institusi tersebut sehingga terciptalah citra yang baik dimata pihak intern dan ekstern dalam upaya pelestarian budaya. Dalam hal ini peran komunikasi menjadi sebuah public relations yang sangat diperlukan dalam upaya menjaga kelestarian budaya tersebut. Oleh karena itu diperlukan pengefektifan komunikasi sebagai public relations melalui anggota sanggarnya dalam menjalin komunkasi dengan sesama anggota ataupun dengan pihak luar. Keberadaan anggota sanggar commit to user perpustakaan.uns.ac.id 42 digilib.uns.ac.id sebagai public relations sangat menunjang dalam melakukan komunikasi yang efektif baik internal maupun eksternal, tentu saja seorang public relations dalam hal ini harus tahu bagaimana cara mengembangkan apa yang ada dalam dirinya termasuk dalam memberikan informasi kepada khalayak. G. Metode Penelitian 1. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif untuk melihat kondisi alami dari suatu fenomena. Pendekatan kualitatif bertujuan memperoleh pemahaman dan menggambarkan realitas yang kompleks, penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data-data deskriftif bempa kata-kata tertulis atau lisan yang didasari oleh orang atau perilaku yang diamati. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif untuk melihat kondisi alami dari suatu fenomena. Pendekatan kualitatif bertujuan memperoleh pemahaman dan menggambarkan realitas yang kompleks (Nasution, 1992 : 3) Menurut Bogdan dan Taylor penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data-data deskriftif berupa katakata tertulis atau lisan yang didasari oleh orang atau perilaku yang diamati. Pendekatan diarahkan pada latar dan individu secara utuh. Dalam metode kualitatif, realitas dipandang sebagai sesuatu yang berdimensi banyak, suatu kesatuan yang utuh serta berubah-ubah. Sehingga biasanya, rencana penelitian tersebut tidak di susun secara rinci dan pasti sebelum commit to user perpustakaan.uns.ac.id 43 digilib.uns.ac.id penelitiannya dimulai. Untuk alasan itu pula pengertian kualitatif sering diasosiasikan dengan teknik analisis data dan penulisan laporan penelitian. Dalam hal ini, Borg (1988) menyakan bahwa “Uqualitative research is much more difficult to do well than quantitative research because the data collected are ussually saubjective and the main measurement tool for collecting data is the investigator himself.” Penelitian kualitatif lebih sulit bila dibandingkan dengan penelitian kuantitatif, karena data yang terkumpul bersifat subyektif dan instrumen sebagai alat pengumpul data adalah peneliti itu sendiri. Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi, tetapi oleh dinamakan social situation atau situasi sosial yang terdiri atas tiga elemen yaitu : tempat (place), pelaku (actors), dan activitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis. 2. Obyek Penelitian Obyek penelitian dalam hal ini adalah komunikasi internal dan ekstemal dalam melestarikan tari tradisional Jawa digunakan sebagai media bantu untuk mempermudah peneliti memperoleh informasi dapat membantu peneliti dalam menganalisis adanya makna tujuan, proses dan umpan balik sehingga diperoleh makna yang sesungguhnya. Obyek penelitian dalam penelitian ini anggota Sanggar Tari Soerya Soemirat beserta, para pelatih serta penanggung jawab Sanggar Tari commit to user 44 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Soerya Soemirat, dan orang tua murid sebagai objek untuk mengetahui pengetahuan umumnya mengenai Sanggar Tari Soerya Soemirat. 3. Teknik Pengumpulan Data Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data menggunakan wawancara dan studi pustaka. a. Wawancara Wawancara adalah percakapan antara periset-seseorang yang berharap mendapatkan informasi dan informan-seseorang yang diasumsikan mempunyai informasi paling penting tentang suatu objek. Maka, dalam hal ini peneliti pun mengumpulkan data-data dengan salah satu caranya melalui wawancara untuk mendapatkan informasi yang benar-benar relevan dari narasumber terkait, dengan itu mengetahui kebenaran dan menjadikan keyakinan bagi peneliti. b. Studi Pustaka Merupakan tehnik pengumpulan data dengan cara melakukan pencatatan terhadap data-data yang dibutuhkan, yang dapat berupa dokumen atau dalam bentuk lainnya guna melengkapi data primer yang telah tersedia. Dalam penelitian ini data hasil studi kepustakaan (dokumentasi), digunakan sebagai data sekunder. 4. Analisa Data Analisa data merupakan salah satu langkah yang sangat penting dalam suatu kegiatan penelitian, terutama bila digunakan untuk commit to user perpustakaan.uns.ac.id 45 digilib.uns.ac.id menyimpulkan masalah yang sedang diteliti. Dimana data-data yang telah dikumpulkan tidak akan mempunyai makna apabila belum dianalisis dan diinterpresentasikan. Dalam penelitian ini metode analisis yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif, yaitu metode yang penelitian yang dilakukan denganjalan pengumpulan, pengolahan, penyajian dan penganalisisan data agar dapat memberikan gambaran yang teratur tentang suatu peristiwa atau fenomena. Teknik analisis data pada penelitian ini didasarkan pada pendapat yang dikemukakan oleh Glaser dan Straus, dimana teknik analisis data yang dilakukan disusun berdasarkan prosedur-prosedur berikut ini: a. Analisis deskriptif dengan mengembangkan kategori-kategori yang terdiri dari basil wawancara yang mendalam dari para sumber sesuai dengan indikator yang ada pada masing-masing variabel dan kategori ini diperoleh sesuai dengan pedoman wawancara yang telah disusun. b. Penafsiran terhadap hasil analisis deskriptif dengan berpedoman pada teori-teori yang sesuai. c. Dalam penelitian ini data yang dikumpulkan dilapangan diolah dan diinterpresentasikan secara kualitatif dengan tujuan untuk menjawab masalah penelitian (Meoleongm 2002 :198) Pada tahap ini merupakan bagian yang tidak mudah untuk dilakukan dalam peneguhan kualitatif, karena data dan informasi yang dikumpulkan meliputi deskriptif yang panjang dan rumit. Dalam penelitian commit to user 46 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id ini analisa data yang digunakan adalah analisis interaktif mengalir Milles dan Huberman (2002:19) mengemukakan bahwa "analisis terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan / verifikasi". Untuk lebih jelasnya teknik analisis tersebut dapat digambarkan sebagai berikut : GAMBAR 1 ALUR PROSEDUR PENELITIAN Pengumpulan Data Sajian Data Reduksi Data Penarikan Kesimpulan Sumber : (HB. Sutopo, 2002 : 98) Berikut keterangan atas bagan model analisis interaktif : a. Pengumpulan data Pengumpulan data dengan cara wawancara dengan subjek peneliti dan observasi di lokasi penelitian. b. Reduksi data commit to user 47 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, dan transformasi data "kasar" yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. c. Penyajian data Penyajian data merupakan sekumpulan informasi tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian data dapat bempa matrik, grafiks maupun teks Naratif yang didesain secara sistematis sehingga memudahkan dalam pemahamannya. d. Penarikan kesimpulan Dan data yang telah dikumpulkan sejak awal penelitian, dicari pola, tema, keterangan-keterangan, penjelasan dan kesamaan-kesamaan yang muncul. 5. Validiatas dan Reliabilitas Data Menurut Moleong (2002:170) Menyatakan bahwa keabsahan data adalah "usaha meningkatkan derajat kepercayaan data". Dalam penelitian ini digunakan Triangulasi yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding data itu. Teknik ini dapat dibedakan menjadi empat macam, disesuaikan sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode penyidik dan teori. Dalam penelitian ini menggunakan teknik pemeriksaan yang menggunakan sumber data. Hal yang dicapai dengan jalan: commit to user a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara. 48 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id b. Membandingkan apa yang dikatakan orang - orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu. c. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan menengah dan tinggi, berada, dan orang pemerintahan. d. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan. (Moleong, 2002:200) Dalam hal ini peneliti dengan menggunakan teknik Triangulasi dengan sumber, yaitu dengan cara membandingkan hasil wawancara dengan suatu dokumen yang terkait dengan suatu penelitian. Dengan demikian keberadaan data yang satu akan dikonfirmasikan dengan data yang diperoleh dari sumber data yang lain, sehingga dianggap valid oleh karena itu perlu dilakukan reduksi agar data yang dianalisis benar-benar memiliki validitas dan variabel yang tinggi seperti yang tampak dalam diagram ini: GAMBAR 2 DIAGRAM TEKNIK TRIANGULASI (Sumber : Moelong, 2002:178 ) Wawancara Observasi Wawancara Dokumen commit to user