ANALISIS RISIKO DAN KETIDAKPASTIAN JADWAL PROYEK PADA JALUR KRITIS PEMBANGUNAN APARTEMEN TAMANSARI PANORAMIC DI JALAN RAYA SOEKARNO HATTA - BANDUNG Adriani Henrika Lestari NIM : 15009009 Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan Institut Teknologi Bandung ABSTRAK Risiko dan ketidakpastian pasti ada pada setiap kegiatan yang dilakukan manusia. Risiko dan ketidakpastian berasal dari bahaya (hazard), kerentanan (vulnerability) dan kapasitas (capacity) yang dimiliki kegiatan tersebut. Risiko tidak dapat dihilangkan sama sekali, namun dapat diminimalisir dengan analisis dan manajemen risiko yang tepat. Kata kunci : Risiko, Ketidakpastian, Jadwal Kritis, Kegiatan Kritis, Pembobotan Faktor Bahaya, Bahaya, Kerentanan/Kapasitas, Proses Hirarki Analisis, Program Evaluation and Review Technique. yang bersangkutan, bila ada faktor bahaya yang menyerang kerentanan serta kapabilitas yang dimiliki oleh proyek. Risiko dan ketidakpastian tidak dapat dihilangkan sepenuhnya, namun dapat dikurangi bahkan hingga batas minimal bila dianalisis dengan baik. Berbagai analisis dan pendekatan dapat dilakukan untuk mengatasi risiko dan ketidakpastian yang timbul. PENDAHULUAN Setiap kegiatan manusia mengandung risiko dan ketidakpastian. Besar kecilnya risiko serta ketidakpastian yang timbul akibat pekerjaan tertentu bergantung pada jenis pekerjaan itu sendiri, misalnya faktor internalnya seperti faktor produktivitas pelaksananya. Selain itu, risiko juga timbul dari faktor-faktor di luar pekerjaan itu, yang dapat menimbulkan gangguan pada pekerjaan tersebut, seperti cuaca atau alam, kondisi sosial dan masyarakat sekitar, kondisi politik baik secara regional maupun nasional serta kondisi ekonomi dari lingkungan sekitar, walaupun faktor-faktor luar tersebut ada juga yang tidak mempengerahi pekerjaan yang bersangkutan secara langsung. Risiko dan ketidakpastian dapat menimbulkan pengaruh buruk terhadap pekerjaan yang sedang dilakukan, bahkan dapat menimbulkan kegagalan pada pekerjaan Proses konstruksi merupakan suatu proses yang kompleks dengan berbagai kegiatan di dalamnya yang berpotensi menimbulkan risiko atau yang dikenal dengan faktor bahaya (hazard). Melakukan analisis secara mendetail dapat dilakukan untuk mengurangi dan menangani akibat dari risiko dan ketidakpastian yang mungkin muncul. Analisis dilakukan dengan memberi skor pada risiko yang dapat berpengaruh pada parameter dari proyeksi ketidakpastian, seperti waktu, biaya dan sumber daya manusia. 1 Pemberian skor juga dilakukan pada kerentanan dibagi dengan ketahanan suatu kegiatan atau proyek menghadapi risiko. pekerjaan telah selesai dilakukan, semua dilakukan untuk mengendalikan risiko dan ketidakpastian yang timbul. METODOLOGI Dampak yang ditimbulkan oleh risiko dan ketidakpastian dapat menyerang suatu proyek bila ketahanan yang dimiliki proyek yang bersangkutan tidak dapat menahan bahaya yang berpengaruh kepadanya. Dampak tersebut bisa berupa pembengkakan biaya, penambahan sumber daya manusia maupun material dan penambahan waktu pekerjaan proyek. Penambahan waktu pekerjaan ini menjadi cukup kompleks karena selain menimbulkan akibat langsung pada pembengkakan biaya, juga akan menimbulkan penambahan sumber daya manusia dan peralatan untuk mengejar ketertinggalannya. Oleh sebab itu, pada laporan tugas akhir ini, analisis manajemen risiko yang akan dibahas terkait dengan penjadwalan proyek (schedule), terutama di dalam tinjauan jalur kritis proyek. Kemudian masalah yang ada dianalisis, dikelola dan dihitung ketidakpastiannya yang mungkin muncul. Dalam melakukan studi ini, dilakukan 11 tahapan penelitian. Tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Pembuatan latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan penelitian dan jadwal penelitian. 2. Melakukan kajian literatur; risiko dan ketidakpastian, manajemen risiko, durasi, produktivitas, PHA, CPM, dan PERT untuk distribusi beta. 3. Mengumpulkan data-data proyek, baik data fisik (schedule, laporan mingguan) maupun yang dilakukan dengan wawancara. 4. Membuat dan mencari jalur kritis proyek, kemudian membuat breakdown metode untuk setiap kegiatan kritis sesuai dengan hasil wawancara. 5. Mengumpulkan data volume untuk setiap kegiatan di jalur kritis, kemudian melakukan perhitungan produktivitas. 6. Melakukan analisis faktor bahaya dan menghitung bobot faktor bahaya untuk menentukan besar risiko dengan proses hirarki analisis (PHA). 7. Wawancara skor bahaya (H) serta kerentanan(V) dibagi dengan ketahanan (C) lalu menghitung risiko (R) dan mengalikannya dengan bobot (R’). 8. Konfirmasi hasil analisis risiko serta wawancara proyeksi ketidakpastian waktu proyek berdasarkan perhitungan risiko yang ada. Pengolahan data dan analisis yang dilakukan, diharapkan dapat dijadikan sebagai landasan untuk pemecahan masalah serupa yang mungkin timbul kemudian. Masalah yang jauh berbeda dengan masalah yang ada sekarang juga tetap dapat diselesaikan secara lebih mudah, sebab analisis yang dilakukan dapat digunakan sebagai penarikan akar masalah dan referensi solusi yang harus dilakukan. Karena untuk penanggulangan risiko dan ketidakpastian tidak hanya berhenti pada tahap identifikasi masalah dan penyimpulan solusi yang tepat, namun akan terus berlanjut pada pemantauan pekerjaan dan evaluasi akhir pada saat 2 9. Melakukan perhitungan PERT untuk distribusi beta guna mengetahui proyeksi ketidakpastian. 10. Menentukkan solusi untuk mengatasi ketidakpastian yang timbul akibat bahaya yang ada (hazard). 11. Penarikan kesimpulan dan pembuatan saran. Apartemen Tamansari Panoramic. Faktor-faktor ini dihitung bobotnya dan diverifikasi dengan menggunakan metode proses hirarki analisis (PHA). Risiko didapatkan dengan mewawancarai narasumber, yang berupa seseorang dari pihak owner dan seseorang dari pihak kontraktor, menanyakan nilai atau skor dari faktor hazard (H) dan faktor vulnerability/capacity (V/C) untuk masing-masing faktor bahaya yang telah dianalisis sebelumnya. Kemudian dilakukan perkalian terhadap faktor H dan V/C menghasilkan faktor R (risiko). Perhitungan faktor risiko dilakukan dengan rumus yang mengadaptasi perhitungan disaster risk reduction (DDR). PENGOLAHAN DATA Analisis risiko dan ketidakpastian dilakukan pada kegiatan-kegiatan di jalur kritis proyek pembangunan Apertemen Tamansari Panoramic. Dari data-data yang ada, dibuat jalur kritis proyek dengan menggunakan program Microsoft Project 2007. Jalur kritis yang dihasilkan terdiri dari 13 kegiatan kritis, dari kategori pekerjaan pondasi (pemancangan tiang, pembobokan dan galian serta pile cap dan tie beam), struktur basement (kolom, shear wall, balok dan pelat lantai serta pekerjaan di area RAM), stuktur lantai tipikal (kolom serta balok dan pelat lantai), pekerjaan arsitektur (pemasangan dinding, pemasangan plafon, pemasangan keramik lantai, pemasangan pintu dan jendela serta pengecatan) serta pekerjaan finishing dan repairing. Faktor R atau risiko ini dikalikan dengan bobot masing-masing faktor bahaya, untuk mendapatkan R’. Terakhir R’ dijumlahkan guna mendapatkan risiko total per kegiatan. Karena ada 2 orang narasumber maka untuk risiko total 1 kegiatan tertentu, dilakukan perhitungan nilai rata-rata R’ masing-masing narasumber. Risiko yang didapatkan dari masingmasing kegiatan menghasilkan ketidakpastian pada jadwal kegiatan. Dilakukan wawancara kembali untuk mendapatkan waktu pesimis dan optimis. Perhitungan perkiraan waktu dan variance dilakukan pada setiap kegiatan kritis dengan menggunakan data yang ada. Lalu dilakukan juga perhitungan pada proyek secara keseluruhan untuk melihat waktu penyelesaian proyek dengan pengaruh probabilitas kegagalan. Perhitungan ini menggunakan metode program evaluation and review technique (PERT). Perhitungan produktivitas dilakukan untuk setiap kegiatan kritis dengan menggunakan data durasi yang diperoleh dari pembuatan jalur kritis dan volume kegiatan. Perhitungan ini dilakukan dengan rumus: Kemudian mengidentifikasi faktor bahaya yang dapat berdampak kepada waktu pekerjaan proyek, sesuai dengan asumsi dan diverifikasi kepada pihak owner dan kontraktor yang terkait dengan proyek pembangunan 3 ANALISIS DAN KESIMPULAN REFERENSI Setiap kegiatan kritis memiliki perkiraan waktu dan variasi waktu, yang akan berdampak kepada waktu proyek secara keseluruhan, yang didapatkan berdasarkan risiko yang dihadapinya. Skor risiko yang didapatkan, dikategorikan masing-masing dengan ketentuan kategori risiko sangat rendah (1-5), kategori risiko rendah (6-10), kategori risiko sedang (11-15), kategori risiko tinggi (16-20) serta kategori risiko sangat tinggi (21-25). Sebagian besar kegiatan kritis memiliki kategori tingkat risiko sedang. Total risiko dari keseluruhan rangkaian kegiatan proyek pembangunan apartemen ini yaitu 14.226 dari total skor 25, yang memiliki kategori risiko sedang. Chapman, Chris, Stephen , W. (1997) : Project Risk Management (Processes, Technique and Insights), John Wiley & Sons Ltd. Proyek akan memiliki waktu penyelesaian yang beragam sesuai dengan probabilitas kegagalannya. Variasi ini dapat diatasi, agar probabilitas kegagalannya rendah. Waktu rata-rata atau dengan probablitas penyelesaiannya 512.7 hari atau 17 bulan (dengan asumsi 1 bulan = 30 hari). Bila probabilitas kegagalannya 5% maka waktu penyelesaiannya menjadi 570.6 hari atau 19 bulan dan 454.7 hari atau 15 bulan dengan probabilitas kegagalan 95%. Halpin, Daniel W., Bolivar A. Senior (2011) : Construction Management Fourth Edition, JohnWiley & Sons, Inc. Garvey, Paul R., Chapman, Hall/CRC. (2009) : Analytical Methods for Risk Management (A System Engineering Perspective), Taylor & Francis Group. Göksu, Ali, Selma Ćatović (2012) : Implementation Of Critical Path Method And Project Evaluation And Review, 3rd International Symposium on Sustainable Development, May 31 - June 01 2012. Main, Linda (1989) : CPM and PERT in Library Management, Special Libraries Winter 1989, Vol 80 No. 1. Olorunfemi, F.B., Raheem U. Adebimpe (2008) : Sustainable Disaster Risk Reduction in Nigeria: Lessons for Developing Countries. Cara untuk mengatasi variasi waktu ini yaitu dengan menganalisis risiko terbesar dari faktor bahaya yang ada pada setiap kegiatan kritis. Hasil analisis risiko terbesar ini kemudian diberi solusi yang tepat untuk setiap kegiatan kritis yang ada. Faktor terbesar yang diatasi antara lain peralatan, pasokan material dan sumber daya manusia, yang berbeda-beda untuk setiap kegiatan. Dengan demikian, diharapkan waktu penyelesaian proyek akan sesuai yang diharapkan. Schütz, Holger, Peter M. Wiedemann, Wilfried Hennings, Johannes Mertens, Martin Clauberg (2006) : Comparative Risk Assessment (Concepts, Problems and Applications), Wiley. Sharma, Nayan, Fiifi Amoako Johnson, Craig W. Hutton, Mike Clark (2010) : Hazard, Vulnerability and Risk on the Brahmaputra Basin: A 4 Case Study of River Bank Erosion, The Open Hydrology Journal. Surahman, Adang (2011) : Diktat Kuliah SI-2102 Analisis Statistika dan Probabilitas, Penerbit ITB. Suryono, Rudi. S (2010) : Penggunaan Metode Proses Hirarki Analitik Dalam Penentuan Lokasi Dermaga Bongkar Muat Angkutan Sungai (Studi Kasus: Kota Pontianak), Jurnal Teknik Sipil Untan / Volume 10 Nomor 2, Desember 2010. Umar, Drs. Husein S.E., M.M., MBA (1997) : Riset Sumber Daya Manusia, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Slide Perkuliahan “Proses Hirarki Analisis” oleh Prof. Dr. Ir. Rizal Z. Tamin, Program Studi Teknik Sipil, Institut Teknolong Bandung. Slide Pekuliahan SI 4101-Sistem Rekayasa “Pengantar Analisis Keputusan” oleh Dhemi Harlan, ST, MT, MSc, PhD, Program Studi Teknik Sipil, Institut Teknologi Bandung. 5