言葉ジャーナル(Jurnal Kotoba) Vol. 4 2016 TANGGAPAN MAHASISWA ANGKATAN 2013 JURUSAN PERHOTELAN - STIPAR TERHADAP PENGGUNAAN METODE HAFALAN PADA MATA KULIAH BAHASA JEPANG Merri Silvia Basri Pendidikan Bahasa Jepang Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau Abstrak Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui tanggapan pembelajar bahasa Jepang khusuanya mahasiswa angkatan 2013 jurusan perhotelan-stipar terhadap penerapan metode hafalan pada mata kuliah bahasa Jepang.Metode ini merupakan salah satu metode konvensional yang dirasa cukup efektif digunakan untuk meningkatkan penguasaan bahasa asing dengan cepat dan dalam waktu yang cukup singkat.Melalui tulisan ini, diharapkan dapat memberikan gambaran tentang keefektifan penerapan metode ini ditilik dari sisi mahasiswa selaku objek utama yang menjadi pelaku penerapan metode hafalan.Dengan demikian, tulisan ini dapat dijadikan sebagai salah satu referensi dalam menemukan metode belajar yang sesuai dengan kondisi atau karakter mahasiswa namun juga dapat memenuhi standar kompetensi yang telah ditetapkan. Katakunci: tanggapan mahasiswa, mata kuliah bahasa Jepang, metode hafalan Pendahuluan Setiap guru atau dosen memiliki kepribadian keguruan yang unik.Tidak ada dua guru yang memiliki kepribadian keguruan yang sama. Sebagaimana halnya dalam belajar, setiap orang memiliki modalitas mengajar yang dominan. Modalitas mengajar guru biasanya sama dengan modalitas belajarnya. Guru ataudosen yang cenderung visual biasanya ketika dia menjadi pelajar merupakan pelajar yang visual pula. Guru atau dosen yang berorientasi untuk kepentingan siswa tertentu tidak akan menuruti kecenderungan modalitasnya didalam mengajar, tetapi akan memperhatikan modalitas siswanya didalam belajar. Sebagian siswa mungkin memiliki modalitas belajar yang sama dengan guru, tapi mungkin banyak yang tidak sama. Apabila guru menuruti modalitasnya dalam mengajar, maka siswa yang modalitasnya tidak sama dengan guru mungkin tidak akan dapat menangkap semua yang diajarkan atau mendapat tantangan yang besar dalam mempelajari bahan pelajaran,sebab secara harfiah mereka memproses dunia melalui bahasa yang berbeda dengan guru. Menurut Sudjana (2013:76), metode adalah cara yang digunakan guru dalam hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran. Oleh karena itu peranan metode mengajar sebagai alat untuk menciptakan proses mengajar dan mengajar sangat penting.Metode yang sama tidak akan membuahkan hasil yang sama di tangan guru dan dosen yang berbeda.Suatu metode yang dianggap kurang baik oleh sebahagian guru atau dosen bisa jadi merupakan metode yang baik |1 言葉ジャーナル(Jurnal Kotoba) Vol. 4 2016 ditangan sebagian dosen atau guru yang lain.Sebaliknya suatu metode dianggap baikpun akan menjadi buruk jika tidak dikuasai teknik dan pelaksanaannya. Metode pengajaran yang baik juga perlu dipertimbangkan dalam pengajaran Bahasa Jepang sebagai salah satu mata kuliah bahasa asing.Mata kuliah bahasa Jepang adalah salah satu mata kuliah wajib yang harus di ambil oleh mahasiswa Jurusan Perhotelan Sekolah Tinggi Pariwisata Riau. Mata kuliah ini dipelajari selama dua semester,yaitu pada semester IV dan semester V.Mata kuliah ini diajarkan pada mahasiswa dengan tujuan agar mereka memiliki bekal kemampuanberbahasa asing khususnya bahasa Jepang sebagai tambahan kemampuan berbahasa asing selain bahasa Inggris. Selain itu, mata kuliah bahasa Jepang juga perlu dipelajari karena berguna sebagai alat komunikasi di dunia perhotelan nantinya . Bahasa Jepang sebagai salah satu mata kuliah yang harus diikuti memuat sejumlah materi pembelajaran yang berkaitan dengan kompetensi membaca,menulis,menghafal dan menerjemahkan.Tentunya untuk mencapai kompetensitersebut, siswa diharapkan dapat menguasai sejumlah materi yang dibebankan dalam mata kuliah ini. Selain itu, dosen juga harus memiliki metode pengajaran yang tepat agar standar kompetensi mahasiswa tercapai sebagaimana yang diharapkan. Pemberian tugas untuk menghafal huruf Jepang seperti huruf hiragana dan kosa kata adalah salah satu metode yang dilakukan guru atau dosen untuk mempercepat penguasaan materi hiragana dan kosa kata.Menurut Zuhairini (1993) menghafal adalah suatu metode yang digunakan untuk mengingat kembali sesuatu yang pernah dibaca secara benar dan seperti apa adanya.Metode ini dilaksanakan dengan cara memberikan bahan ajar berupa materi hiragana dan kosakata yang kemudian akan dihapalkan oleh mahasiswa. Dengan demikian, mahasiswa diharapkan dapat menguasai Bahasa Jepang tingkat dasar sesuai dengan standar kompetensi yang telah ditetapkan. Metode ini adalah salah satu metode konvensional dalam pengajaran bahasa asing dan guna mendapatkan metode mengajar yang tepat, maka perlu kiranya untuk meminta tanggapan langsung mahasiswa terhadap penggunaan metode hafalan yang selama ini diterapkan.Dengan adanya penelitian mengenai penerapan metode hafalan terhadap perkuliahan bahasa Jepang, maka diharapkan dapat menjadi salah satu referensi dalam menentukan metode pembelajaran yang tepat guna agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Permasalahan Berdasarkan penjelasan pada bagian pendahuluan, dapat diketahui bahwa diperlukan metode mengajar yang tepat agar mahasiswa dapat menguasai pelajaran dengan baik dan cepat.Metode hafalan adalah metode yang dianggap cukup tepat untuk menguasai bahasa Jepang dalam waktu yang relatif singkat dan dengan hasil yang cukup baik.Oleh karena itu, rumusan masalah pada penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana tanggapan mahasiswa terhadap mata kuliah bahasa Jepang, bagaimana tanggapan mereka terhadap penerapan metode hafalansebagai metode pembelajaran, dan hal positif apasajakah yang diperoleh dari penerapan metode tersebut? |2 言葉ジャーナル(Jurnal Kotoba) Vol. 4 2016 Ruang Lingkup Adapun ruang lingkup penelitian ini difokuskan pada tanggapan mahasiswa terhadap metode hafalan.Masing-masing metode pasti memiliki kelemahan dan kelebihan. Oleh karena itu, sudah menjadi tugas guru dan dosen untuk memilih berbagai metode mengajar yang tepat untuk menciptakan proses belajar mengajar yang baik.Metode-metode mengajar ada yang tepat digunakan untuk siswa dalam jumlah besar dan ada yang tepat digunakan untuk siswa dalam jumlah yang kecil.Ada juga yang tepat digunakan didalam kelas atau diluar kelas.Metode-metode tersebut diantaranya adalah metode ceramah, metode tanyajawab, metode diskusi, metode hafalan, dan lain-lain.Metode mengajar yang diterapkan pada penelitian ini adalah metode hafalan.Menurut Suryabrata (2010:45), istilah menghafal disebut juga mencamkandengan sengaja dan dihendaki dengan sadar sungguh-sungguh untuk mencamkan sesuatu.Dikatakan dengan sadar dan sunguh-sunguh karena ada pula mencamkan yang tidak sengaja dalam memperoleh suatu pengetahuan. Menurut Asmani (2011:128), menghafal itu memberikan beberapa manfaat antara lain a) berpengaruh besar terhadap keilmuan seseorang untuk memperdalam dan pengembangan pemikiran secara lebih luas, b) seseorang bisa langsung menarik kembali ilmu setiap saat,dimanapun dan kapanpun, c) siswa yang hafal dapat menangkap dengan cepat yang diajarkan, d) aspek hafalan memegang peranan penting untuk mengendapkan ilmu dan mengkristalkanya dalam pikiran dan hati dan meningkatkannya secara akserelatif dan massif, e) hafalan menjadi pondasi dalam mengadakan komunikasi interaktif dalam bentuk debat dan sebagainya, f) dapat membantu penguasaan,pemiliharaan dan pengembangan ilmu, dan g) dengan metode hafalan, pemahaman bisa dibangun dan analisis bisa dikembangkan dengan akurat dan intensif. Dari keterangan diatas akan diulas angket berisi tanggapan mahasiswa terhadap penerapan metode hafalan dan hal positif atau manfaat yang diperoleh dari penerapan metode tersebut. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deksriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif adalah penggambaran secara kualitatif fakta, data, atau objek material yang bukan berupa rangkaian angka, melainkan berupa ungkapan bahasa atau wacana (apapun itu bentuknya) melalui interpretasi yang tepat dan sistematis (Wibowo, 2011). Objek pada penelitian ini adalah 25 orang mahasiswa angkatan 2013 Jurusan PerhotelanSTIPAR.Objek penelitian ini dipilih karena mahasiswa angkatan 2013 Jurusan Perhotelan-STIPAR tengah mempelajari Bahasa Jepang dengan menerapkan metode hafalan sebagai metode pembelajaran. Pada penelitian ini, angket dipilih sebagai instrumen penelitian yang digunakan. Instrumen ini dipilih karena dianggap sangat efektif untuk mengumpulkan informasi mengenai tanggapan mahasiswa angkatan 2013 Jurusan Perhotelan-STIPAR terhadap perkuliahan Bahasa Jepang yang mereka ikuti, penerapan metode hafalan dan hal positif yang mereka peroleh dari penerapan metode tersebut. Angket dalam penelitian ini terdiri dari 9 pernyataan dan merupakan angket tertutup yang menyediakan tiga alternatif jawaban, yaitu iya, biasa saja, dan tidak.Adapun hasil jawaban angket akan dihitung persentasenya |3 言葉ジャーナル(Jurnal Kotoba) Vol. 4 2016 dan dideskripsikan dalam tiga kategori, yaitu 1) tanggapan mengenai mata kuliah Bahasa Jepang, 2) tanggapan mengenai metode hafalan pada mata kuliah Bahasa Jepang, dan 3) tanggapan mengenai hal positif yang diperoleh dari penerapan metode hafalan. Pembahasan Hasil jawaban angket yang diperoleh akan dihitung persentasenya dengan menggunakan rumus persentase yang mana jumlah jawaban mahasiswa akan dibagi dengan jumlah keseluruhan mahasiswa lalu kemudian dikalikan 100%. Hasil angket ini akan interpretasikan dan diuraikan dalam tiga kategori untuk menjawab rumusan masalah mengenai tanggapan mahasiswa terhadap perkuliahan bahasa Jepang, tanggapan terhadap penerapan metode hafalan, dan hal positif yang didapatkan dari penerapan metode tersebut. 1. Tanggapan Mahasiswa terhadap Mata Kuliah Bahasa Jepang Untuk menjawab rumusan masalah tentang bagaimanakah tanggapan mahasiswa terhadap mata kuliah Bahasa Jepang, maka akan dideskripsikan jawabannya dari angket yang telah disebarkan. Jawaban yang diberikan mahasiswa akan dianalisis dan dijabarkan untuk mengetahui persentase pada tiaptiap butir pertanyaan. a. Mata kuliah Bahasa Jepang sebagai mata kuliah yang sulit. Tanggapan mahasiswa terhadap mata kuliah Bahasa Jepang sebagai mata kuliah yang sulit dapat dilihat dari jawaban angket sebagai berikut. Tabel 1. Hasil Pertanyaan Angket No. 1 Pertanyaan Ya Tidak Biasa-biasa saja Menurut Anda Jumlah Jumlah Jumlah apakah kuliah Mahasiswa % Mahasiswa % Mahasiswa % Bahasa Jepang (N) (N) (N) itu sulit? 2 8% 9 36% 14 56% Dari tabel di atas, hasil angket menunjukkan bahwa lebih dari separuh jumlahmahasiswa (56%) menyatakan bahwa Bahasa Jepang adalah mata kuliah yang tidak terlalu sulit.Adapun sebagian lainnya (36%) menyatakan bahwa mata kuliah ini tidak sulit.Hasil penjumlahan dari total mahasiswa yang menyatakan Bahasa Jepang sebagai mata kuliah yang tidak sulit dan biasa-biasa saja adalah 92%. Itu artinya sebagian besar mahasiswa tidak menganggap mata kuliah Bahasa Jepang sebagai mata kuliah yang sulit.Dengan demikian, hanya sebagian kecil atau hanya 8% saja, mahasiswa yang beranggapan bahwa Bahasa Jepang adalah mata kuliah yang sulit. b. Mahasiswa sering menemukan kesulitan pada perkuliahan Bahasa Jepang. Adapun tanggapan mahasiswa mengenai kecenderungan mereka mengalami kesulitan dalam mempelajari Bahasa Jepang dapat dilihat pada tabel berikut: |4 言葉ジャーナル(Jurnal Kotoba) Vol. 4 2016 Tabel 2. Hasil Pertanyaan Angket No. 2 Pertanyaan Ya Tidak Biasa-biasa saja Apakah Anda Jumlah Jumlah Jumlah sering Mahasiswa % Mahasiswa % Mahasiswa % menemukan (N) (N) (N) kesulitan pada perkuliahan 2 8% 11 44% 12 48% Bahasa Jepang ini? Dari tabel di atas, hasil angket menunjukkan bahwa hampir separuh jumlah mahasiswa (48%) menyatakan bahwa mereka menganggap mata kuliah bahasa Jepang sebagai mata kuliah yang tidak mudah namun juga tidak sulit. Adapun hampir setengah lainnya (44%) menyatakan bahwa mereka tidak menemukan adanya kesulitan dalam mempelajari atau dalam melaksanakan proses perkuliahan Bahasa Jepang. Hanya sebagian kecil dari total keseluruhan mahasiswa yang sering mengalami kesulitan dalam mengikuti perkuliahan Bahasa Jepang. Total penjumlahan persentase mayoritas mendapatkan hasil bahwa hampir seluruh mahasiswa tidak atau jarang mendapati kesulitan pada perkuliahan Bahasa Jepang dan hanya sebagian kecil saja yang sering menemui kesulitan dalam mengikuti perkuliahan tersebut. c. Mata Kuliah Bahasa Jepang sebelumnya terkesan membosankan. Kesan setelah proses perkuliahandilaksanakanjuga perlu mendapat perhatian. Oleh karena itu, berikut akan diuraikan tentang tanggapan mengenai kesan perkuliahan Bahasa Jepang. Tabel 3. Hasil Pertanyaan Angket No. 3 Pertanyaan Ya Tidak Biasa-biasa saja Menurut Anda Jumlah Jumlah Jumlah sebelumnya Mahasiswa % Mahasiswa % Mahasiswa % mata kuliah (N) (N) (N) Bahasa Jepang ini 7 28% 11 44% 7 28% membosankan? Hasil angket pada tabel diatas menunjukkan interpretasi yang cukup beragam.Hampir separuh jumlah mahasiswa (44%) menyatakan sebelum mengikuti perkuliahan bahasa Jepang, kesan mereka terhadap mata kuliah ini adalah sebagai mata kuliah yang menarik atau tidak membosankan. artinya mereka memiliki kesan positif terhadap mata kuliah bahasa Jepang.Sebagian lainnya memiliki pendapat yang berbeda.28% dari jumlah total mahasisa menyatakan bahwa kesan sebelumnya terhadap mata kuliah Bahasa Jepang adalah mata kuliah yang tidak menarik atau membosankan. Artinya mereka kurang tertarik dengan mata kuliah tersebut.Adapun mahasiswa yang menyatakan tidak memiliki kesan mendalam terhadap perkuliahan Bahasa Jepang memiliki jumlah persentase yang sama dengan yang menyatakan bahasa Jepang sebagai mata kuliah yang membosankan sebagai kesan awal yaitu sebesar 28% atau 7 orang. |5 言葉ジャーナル(Jurnal Kotoba) Vol. 4 2016 Dari jawaban angket tersebut dapat diketahui adanya perubahan kesan terhadap perkuliahan bahasa Jepang, ada yang berpendapat bahwa perkuliahan menjadi lebih menarik dan ada yang berpendapat sebaliknya. 2. Tanggapan Mahasiswa terhadap Metode Hafalan pada Mata Kuliah Bahasa Jepang Setelah melihat tanggapan mahasiswa terhadap mata kuliah Bahasa Jepang, selanjutnya penulis akan membahas tentang tanggapan terhadap metode hafalan pada mata kuliah Bahasa Jepang sebagai jawaban dari rumusan masalah yang kedua. a. Metode hafalan cocok digunakan dalam pembelajaran Bahasa Jepang Butir pertanyaan pada angket ini menanyakan tentang kesesuaian metode hafalan sebagai salah satu metode belajar yang digunakan oleh mahasiswa berdasarkan pengalaman yang mereka rasakan ketika menggunakan metode tersebut. Tabel 4.Hasil Pertanyaan Angket No. 4 Pertanyaan Ya Tidak Biasa-biasa saja Menurut Anda, Jumlah Jumlah Jumlah apakah Mahasiswa % Mahasiswa % Mahasiswa % menggunakan (N) (N) (N) metode menghapal ini cocok digunakan 18 72% 1 4% 6 24% untuk pembelajaran Bahasa Jepang? Interpretasi yang dapat diberikan berdasarkan hasil angket pada tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa yaitu sebesar 72% dari total keseluruhan menyatakan setuju dengan pertanyaan angket. Artinya mereka berpendapat bahwa metode hafalansebagai metode yang cocok digunakan dalam pembelajaran bahasa Jepang.Persentase yang menyatakan bahwa metode ini bukan merupakan metode yang tepat digunakan ada pada angka yang cukup kecil yaitu 4%, yang artinya dinyatakan oleh segelintir mahasiswa saja.Pada posisi netral, terdapat angka presentase yang cukup besar yaitu 24%.Artinya, sebagian mahasiswa terkadang menganggap metode hafalan sebagai metode yang tepat dalam pembelajaran bahasa Jepang, namun terkadang juga bisa menjadi metode yang tidak tepat untuk digunakan. b. Metode menghapal lebih mudah dipahami ketika digunakan dalam mempelajari Bahasa Jepang Metode hafalan termasuk mudah diterapkan dan dianggap sebagai metode yang tepat serta lebih memudahkan mahasiswa dalam memahami pembelajaran Bahasa Jepang dasar. Oleh karena itu, tanggapan mengenai penerapan metode iniakan diinterpretasikan dari jawaban angket berikut. |6 言葉ジャーナル(Jurnal Kotoba) Vol. 4 2016 Tabel 5.Hasil Pertanyaan Angket No. 5 Pertanyaan Ya Tidak Biasa-biasa saja Menurut Anda, Jumlah Jumlah Jumlah apakah kuliah Mahasiswa % Mahasiswa % Mahasiswa % Bahasa Jepang (N) (N) (N) dengan metode menghapal lebih 20 80% 1 4% 4 16% mudah dipahami Dari tabel di atas, dapat ditafsirkan bahwa 20 orang (80%) mahasiswa menyatakan mata kuliah bahasa Jepang lebih mudah dipahami dengan menggunakan metode hafalan. 4 orang (16%) mahasiswa menyatakan bahwa mereka tidak terlalu terpengaruh dengan penggunaan metode hafalan pada pembelajaran Bahasa Jepang dan hanya 1 orang (4%) mahasiswa saja yang menyatakan bahwa metode ini tidak memberikan kemudahan dalam mempelajari bahasa Jepang. c. Metode hafalan memudahkan dalam mengingat kosakata Bahasa Jepang Butir pertanyaan berikut ini menggali informasi tentang kemudahan yang didapat mahasiswa dari penerapan metode hafalan khususnya dalam hal mengingat kosakata bahasa Jepang. Tabel 6. Hasil Pertanyaan Angket No. 6 Pertanyaan Ya Tidak Biasa-biasa saja Apakah menurut Jumlah Jumlah Jumlah Anda dengan Mahasiswa % Mahasiswa % Mahasiswa % menggunakan (N) (N) (N) metode menghapal ini lebih bisa 18 72% 1 4% 6 24% menguasai kosakata? Pada tabel diatas, dapat dilihat bahwa sebagian besar mahasiswa yaitu sebanyak 18 orang (72%) dati total keseluruhan berpendapat dengan menggunakan metode menghapal ini mereka lebih bisa menguasai kosakata Bahasa Jepang. 6 orang (24%) mahasiswa berpendapat bahwa mereka tidak terlalu terpengaruh dengan penggunaan menerapan metode hafalan terutama dalam menguasai kosakata. Adapun yang tidak merasa mengalami perkembangan khususnya dalam penguasaan kosakata hanya berjumlah 1 orang atau 4% saja.Dengan demikian, sebagian besar mahasiswa menganggap metode ini sebagai metode yang tepat khususnya dalam penguasaan kosakata dan sebagian lainnya menganggap sebaliknya. |7 言葉ジャーナル(Jurnal Kotoba) Vol. 4 2016 3. Hal Positif yang Diperoleh dari Penerapan Metode Hafalan Seperti halnya yang telah diungkapkan Asmani (2011), metode hafalan memiliki beberapa manfaat bagi penggunanya.Beberapa manfaat atau hal positif yang diperoleh dari penerapan metode ini akan diuraikan pada pembahasan berikut ini. Terdapat tiga butir pertanyaan angket yang akan dibahas, yaitu: a. Perkuliahan Bahasa Jepang saat ini lebih mudah dipahami dengan menggunakan metode hafalan Tanggapan mahasiswa tentang kemudahan memahami perkuliahan Bahasa Jepang dengan menggunakan metode hafalan daripada metode yang sebelumnya digunakan. Tabel 7. Hasil Pertanyaan Angket No. 7 Pertanyaan Ya Tidak Biasa-biasa saja Apakah Jumlah Jumlah Jumlah perkuliahan Mahasiswa % Mahasiswa % Mahasiswa % dengan metode (N) (N) (N) menghapal ini lebih mudah dipahami 15 60% 3 12% 7 28% daripada sebelumnya? Dari tabel di atas, dapat ditafsirkan bahwa 15 orang (60%) mahasiswa menyatakan mata kuliah bahasa Jepang lebih mudah dipahami dengan menggunakan metode hafalan daripada metode yang digunakan sebelumnya.Sebagian lainnya yaitu sebanyak 7 orang (28%) mahasiswa menyatakan bahwa mereka tidak terlalu merasakan adanya perbedaan antara metode hafalan dan metode yang sebelumnya digunakan. Adapun jumlah mahasiswa yang sama sekali tidak merasakan kemudahan dari penggunaan metode hafalan pada pemahaman perkuliahan Bahasa Jepang berjumlah sebanyak 3 orang atau 12% dari total keseluruhan jumlah mahasiswa. b. Metode hafalan membantu mengasah daya ingat Tanggapan mahasiswa mengenai hal positif lainnya yang diperoleh dari penerapan metode hafalan berkaitan dengan hubungan antara metode tersebut dengan perannya dalam membantu mengasah daya ingat mahasiswa dalam mempelajari bahasa Jepang. |8 言葉ジャーナル(Jurnal Kotoba) Vol. 4 2016 Tabel 8.Hasil Pertanyaan Angket No. 8 Pertanyaan Ya Tidak Biasa-biasa saja Menurut Anda, Jumlah Jumlah Jumlah apakah dengan Mahasiswa % Mahasiswa % Mahasiswa % metode (N) (N) (N) menghapal ini dapat membantu mengasah 19 76% 6 24% 0 0% kemampuan menghapal daya ingat Anda? Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa sebagian besar mahasiswa merasa terbantu dengan penerapan metode menghapal terutama dalam meningkatkan daya ingat mereka.Jumlah yang setuju dengan pernyataan tersebut cukup banyak yaitu 76% atau 19 orang.Namun, bertentangan dengan hal tersebut, sebagian lainnya tidak merasa jika penerapan metode hafalan ini tidak membantu mengasah kemampuan daya ingat yang mereka miliki.Pada butir pertanyaan ini, tidak ada seorangpun mahasiswa yang berada pada posisi netral yaitu merasa biasa-biasa saja ketika menanggapi pertanyaan tentang adanya pengaruh metode hafalan dengan peran membantu mengasah daya ingat mereka. c. Metode hafalan dapat meningkatkan motivasi belajar Butir pertanyaan terakhir dari angket ini menanyakan tentang hal positif yang diperoleh dari penerapan metode hafalan yaitu terkaitan dengan peningkatan motivasi belajar dengan metode tersebut. Pertanyaan Apakah perkuliahan dengan menggunakan metode menghapal ini dapat menambah motivasi belajar Anda? Tabel 9. Hasil Pertanyaan Angket No. 9 Ya Tidak Biasa-biasa saja Jumlah Jumlah Jumlah Mahasiswa % Mahasiswa % Mahasiswa % (N) (N) (N) 16 64% 9 36% 0 0% Sebagian besar mahasiswa, yaitu 16 orang dari total 25 orang mahasiswa menyatakan bahwa mereka mengalami peningkatan motivasi belajar melalui penerapan metode hafalan.Persentase dari jumlah mahasiswa yang membenarkan pernyataan tersebut cukup besar yaitu 64%.Sedangkan jumlah persentase yang bertentangan dengan jawaban sebelumnya ada pada angka 36%.Artinya 9 orang mahasiswa tidak merasa bahwa penerapan metode hafalan berperan aktif terhadap peningkatan motivasi belajar yang mereka miliki. |9 言葉ジャーナル(Jurnal Kotoba) Vol. 4 2016 Penutup Dari pembahasan diatas, didapatkan beberapa hal sebagai kesimpulan.Pertama, bahasa Jepang bukanlah pelajaran yang terlalu sulit bagi sebagian besar mahasiswa, namun juga bukan pelajaran yang bisa dianggap mudah.Sebagian besar dari mereka juga menyatakan bahwa mereka jarang menemukan adanya kesulitan dalam mempelajari bahasa Jepang.Selain itu, bahasa Jepang sendiri juga sudah memiliki kesan sebagai mata kuliah yang menarik bahkan sebelum mata kuliah ini diajarkan. Selanjutnya, berdasarkan hasil angket juga dapat diketahui bahwa metode hafalan merupakan metode yang cocok digunakan khususnya dalam mempelajari bahasa Jepang dasar.Penerapan metode ini menjadikan bahasa Jepang lebih mudah dipahami dan lebih memudahkan mahasiswa dalam menguasai bahasa Jepang terutama dalam menguasai kosakata. Terakhir, adapun manfaat atau hal positif yang diperoleh mahasiswa adalah sebagian besar dari mereka lebih mudah melaksanakan dan mengerti isi pembelajaran bahasa Jepang dengan menggunakan metode ini daripada beberapa metode yang sebelumnya digunakan.Selain itu, daya ingat tentang pembelajaran bahasa Jepang mereka juga menjadi lebih terasah dan juga terdapat peningkatan motivasi belajar bahasa Jepang. | 10 言葉ジャーナル(Jurnal Kotoba) Vol. 4 2016 Daftar Pustaka Asmani, Jamal Ma’mur. 2011. 7 Tips Aplikasi Pakem. Jogjakarta: Diva Press Sudjana, Nana. 2013. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo Offset Suryabrata, Sumadi. 2010. Metodologi Penelitian. Jakarta: Rajawali Press Wibowo, 2011.Manajemen Perubahan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada Zuhairini, dkk. 1993. Metodologi Pendidikan Agama. Solo: Ramadhani | 11