Melta jannatanisa

advertisement
ANALISIS FRAMING PESAN MORAL DALAM FILM
HAFALAN SHALAT DELISA
*Melta Jannatanissa Boer ** La Ode Muh. Umran *** Hasriani Amin
Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, Universitas
Haluoleo, Alamat Kampus Bumi Tridharma Anduonohu Kendari 932232,
Telp/Fax (0401) 390006-390105-392049, Fax (0401) 390006-391650
[email protected]
Abstrak
MELTA JANNATANISSA BOER (C1D1 12 001) ANALISIS FRAMING
PESAN MORAL DALAM FILM “HAFALAN SHALAT DELISA” dibawah
bimbingan Dr.H. La Ode Muh. Umran. M.Si. sebagai pembimbing I, dan Hasriani
Amin S.Sos.,M.Si sebagai pembimbing II.
Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimana bentuk
pesan moral dalam film Hafalan Shalat Delisa. Adapun tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui bentuk pesan moral dalam film Hafalan Shalat Delisa. Obyek
yang diteliti pada penelitian ini adalah film Hafalan Shalat Delisa, Sutradara Sony
Gaokasak tahun produksi 2011, genre film drama religi. Dengan fokus kajian pada
sequences /babakan film yaitu mengamati tiap babakan dari film yang temasuk
mengandung pesan moral dalam tiap adegan film. Teori yang digunakan pada
penelitian ini adalah teori Konstruksi Sosial oleh Peter L. Berger dan Thomas
Luckman. Dalam teori mengatakan bahwa proses sosial melalui tindakan dan
interaksinya, dimana individu menciptakan secara terus menerus suatu realitas yang
dimiliki dan dialami bersama secara subyektif.
Metodologi penelitian yang dilakukan dengan teknik observasi pada film
Hafalan Shalat Delisa dan studi pustaka yang berkaitan dengan film Hafalan Shalat
Delisa. Selanjutnya dianalisis menggunakan analisis framing model Zhongdang Pan
dan Gerald M. Kosicki yang mengedepankan empat elemen framing yakni sintaksis,
skrip, tematik dan retoris. Metodologi ini dilakukan untuk mengetahui tiap
babakan/sequence yang mengandung unsur pesan moral dalam film, kemudian tiap
babakan yang mengandung pesan moral dijabarkan dengan menggunakan empat
elemen framing ini, untuk mengetahui bagaimana cara pembingkaian pesan moral
dalam film.
Hasil penelitian menunjukan bahwa moral melalui film Hafalan Shalat Delisa
menunjukan banyak yang dapat dipelajari dari peristiwa yang terjadi, masalah tidak
boleh menjadikan moral seseorang rusak, bagaimana menjalankan hidup ditengah
masalah-masalah sosial yang terjadi secara Agama maupun Sosial bermasyarakat. Film
ini menyampaikan pesan moral yang dapat diambil hikmahnya.
Kata Kunci: Film Hafalan Shalat Delisa, Framing, Sintaksis, Skrip, Tematik,
Retoris, Pesan Moral
Abstract
MELTA JANNATANISSA BOER (C1D1 12 001) AN ANALYSIS OF
FRAMING TO MORALITY ORDER AT HAFALAN SHALAT DELISA FILM. (Under
the supervision by Dr.H. La Ode Muh. Umran, M.Si as the first supervisor and
Hasriani Amin S.Sos., M.Si as the second supervisor.
The problem was to discuss of this research is how to moral order form at
Hafalan Shalat Delisa film. The Purpose of this research is to know the morality order
form which framed into Hafalan shalat Delisa film. The object of this research is The
Film of Hafalan Shalat Delisa, the director is Sony Gaokasak, release in 2011, genre
films religious drama. This research focused at sequences film with to observe each
sequences from film was contain moral order at each of the film scene. The theory of
this research used theory of social construction by Peter L. Berger and Thomas
Luckman. In this theory tell about that the social process trough of act and their
interaction, where is an individual to create by continuing of the reality which
belonging and experienced together with subjectively.
The methodology of this research used observation technique at Hafalan Shalat
Delisa Film. And then the data to analyzed using framing analysis model Zhongdang
Pan and Gerald M. Kosicki with focused four element of framing are syntax, scripts,
thematic, and rhetoric. This methodology was to find each squences with contain of the
element moral order film and then to presented by using four this framing element,
and to know how to framed ways of moral order in the film.
As a result of the research showed that moral aspect in Hafalan sholat Delisa
to indicate a lot of things can be learned from happening occurred. The problem may
not make a moral someone broken, how to manage of the living between social problem
which occurred in a religion manner or social function in the society. Finally this film
to inform that moral order to taken of useful.
Keywords : Hafalan Shalat Delisa Film, Framing ,Syntax, Scripts, Thematic, And
Rhetoric, Mor
PENDAHULUAN
Ruang Lingkup
Film berpeluang untuk terjadinya peniruan apakah itu positif ataupun negatif. Hal
itu sangat diimpilkasikan karena dampak yang ditimbulkan lewat acara-acara film
begitu besar, maka sungguh pas dan tepat jika film dibumbui dengan proses dakwah
didalamnya. Terlebih lagi melihat kondisi masyarakat saat ini, yang terkena arus
globalisasi dengan hiruk pikuknya dunia yang semakin jauh dari moral, banyak sekali
anak-anak, remaja, dewasa, atau bahkan orang tua ikut terbawa arus deras
perkembangan zaman. Demi untuk mempelimunir semua itu, peradaban harus
dibangun kembali agar generasi selanjutnya tidak terus terjerumus kedalam lingkaran
kemungkaran. Salah satunya dengan menyisipkan pesan moral kedalam film. Film
religi merupakan salah satu jenis dari film drama yang mengangkat nilai-nilai agama
sebagai tema utamanya yang syarat akan nilai-nilai moral didalamnya. Pada dunia
perfilman Indonesia, salah satu film yang memberikan pesan moral adalah
Film“Hafalan Shalat Delisa”. Film Hafalan Shalat Delisa merupakan salah satu film
bernuansa religi yang diangkat dari novel laris Tere Liye dengan judul yang sama,
disutradarai oleh Sony Gaokasak dibawah produksi Kharisma Starvision Plus. Film
berdurasi 100 menit yang masuk salah satu nominasi AMI AWARDS 2011 kategori
artis group anak-anak terbaik ini telah ditonton oleh 668.731 penonton ditahun
perilisan pada tanggal 22 desember 2011 untuk mengenang dan merefleksi kembali
ingatan kita akan bencana Tsunami yang terjadi pada 26 desember 2004 silam.
Film Hafalan Shalat Delisa merupakan salah satu sajian film yang memiliki
nilai positif, termasuk mengandung nilai-nilai moral. Film yang mengangkat cerita dari
novel berjudul sama karya Tere Liye dan disutradarai oleh Sony Gaokasak tersebut tak
hanya mengetengahkan sisi tragedinya, tapi juga menyampaikan nilai islami yang
disajikan dalam kehangatan sebuah keluarga. Kisah film Hafalan Shalat Delisa
berangkat dari keutuhan penuh kebahagiaan sebuah keluarga sebagai ilustrasi yang
serta merta terenggut oleh tragedi Tsunami Aceh. Tokoh utamanya Delisa ( yang
dimainkan oleh Chantiq Schagrel), seorang gadis 6 tahun yang tinggal di Lhok Nga
Aceh( 30 Km dari kota Aceh), perkampungan di pantai Aceh.
Bersama ketiga
kakaknya Fatimah (Ghina Salsabila), Aisyah ( Reska Tania Apriadi), dan Zahra ( Riska
Tania Apriadi). Didalamnya berisi mengenai potret bencana Tsunami Aceh yang
meninggalkan bekas luka yang dalam bagi rakyat Aceh, banyak dari sanak keluarga
yang meninggal dan hilang disapu gelombang dasyatnya tsunami, termasuk bagi Delisa
seorang gadis mungil periang dan hobi bermain sepak bola.
Fokus
permasalahan pesan moral dalam film Hafalan Shalat Delisa
yaitu
mengenai ; arti perjuangan, ketulusan, kesabaran, keikhlasan, ketaatan, tolong
menolong. semangat, dan loyalitas yang terbingkai rapih dalam susunan shot cerita ,
dialog, tema, dan kata- kata yang menekankan arti yang ingin ditonjolkan dalam film
Hafalan Shalat Delisa . Film Hafalan Shalat Delisa diyakini oleh peneliti terdapat
banyak pesan-pesan moral yang terkandung dalam setiap squence (babakan), yang
mana pesan-pesan moral tersebut secara tidak langsung dapat disampaikan kepada
penonton melalui medium film Hafalan Shalat Delisa. Seperti dalam kutipan “Delisa
cinta Ummi karena Allah” pada menit ke 14:24 berlatar tempat rumah delisa,
mengandung nilai moral bahwa ketulusan hati anak kecil yang mengajarkan cintakasih
kepada orang tua bahkan diusianya yang baru 6 tahun delisa sudah mampu
mengucapkan kata-kata yang menyentuh hati. Lalu kegigihan Delisa menghafal bacaan
shalat pada sequance pertama (sequance opening). Pesan moral dalam film Hafalan
Shalat Delisa ini menjadi pilihan peneliti dengan ketertarikan akan realitas yang ada
saat ini.
Pada penelitian ini, peneliti memilih Analisis Framing dimana analisis framing ini
merupakan salah satu alternatif dari analisis isi selain analisis kualitatif yang dominan
banyak dipakai. Jika analisis isi lebih menekankan pada pertanyaan ”apa” (what), maka
analisis framing lebih melihat pada “bagaimana” (how), dari pesan komunikasi
(Eriyanto, 2001). Untuk meneliti bagaimana pesan moral dalam film Hafalan Shalat
Delisa, peneliti mengangkat judul Pesan Moral Dalam Film (Analisis Framing Pada
Film Hafalan Shalat Delisa.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka yang menjadi rumusan masalah
pada penelitian ini adalah :
Bagaimana bentuk pesan moral yang tebingkai dalam Film Hafalan shalat Delisa?
Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan Penelitian
Mengacu pada rumusan masalah yang ada maka tujuan pelaksanaan penelitian
ini adalah :
Untuk mengetahui pesan moral yang terbingkai dalam film Hafalan shalat Delisa.
Manfaat Penelitian
Mengacu pada rumusan masalah yang ada, maka manfaat yang diharapkan
dalam pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini akan memperkaya pengetahuan dan pengembangan Ilmu
Komunikasi yang menyangkut masalah tentang simbol yang digunakan dalam
berkomunikasi.
2. Manfaat Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam perkembangan
kajian komunikasi terutama media komunikasi massa, serta memberikan
pandangan baru tentang analisis Framing sebagai sebuah metode penelitian dalam
analisis teks media.
3. Manfaat Metodologis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan rujukan bagi proses penelitian
selanjutnya yang berhubungan dengan analisis framing film.
4. Manfaat Praktis
Memberi kontribusi pada para praktisi media terutama praktisi film dalam
menganalisis framing film bernuansa religi.
Teori
Konstruksi sosial (social construction) adalah teori yang dikemukakan oleh
Peter L. Berger dan Thomas Luckmann. Istilah konstruksi atas realitas sosial (social
construction of reality) menjadi terkenal sejak diperkenalkan oleh Peter L. Berger dan
Thomas Luckman melalui bukunya yang berjudul The Social Construction of Reality:
A Treatise in the Sociology of Knowledge (1966). Ia menggambarkan proses sosial
melalui tindakan dan interaksinya, dimana individu menciptakan secara terus menerus
suatu realitas yang dimiliki dan dialami bersama secara subyektif.
Berger dan Luckman (Bungin, 2008:14) mulai menjelaskan realitas sosial
dengan memisahkan ‘kenyataan dan pengetahuan’. Realitas diartikan sebagai kualitas
yang terdapat di dalam realitas-realitas yang diakui sebagai memiliki keberadaan
(being) yang tidak tergantung kepada kehendak kita sendiri. Pengetahuan didifinisikan
sebagai kepastian bahwa realitas-realitas itu nyata (real) dan memiliki karakteristik
yang spesifik.
Berger dan Luckman (Bungin, 2008:15) mengatakan terjadi dialektika antara
individu menciptakan masyarakat dan masyarakat menciptakan individu. Proses
dialektika ini berlangsung dalam proses momen (moment) simultan. Pada kenyataanya,
realitas sosial itu berdiri sendiri tanpa kehadiran individu baik di dalam maupun di luar
realitas tersebut. Realitas sosial memiliki makna, manakala realitas sosial dikonstruksi
dan dimaknai secara subyektif oleh individu lain sehingga memantapkan realitas itu
secara obyektif. Individu mengkostruksi realitas sosial, dan merekonstruksinya dalam
dunia realitas, memantapkan realitas itu berdasarkan suyektivitas individu lain dalam
institusi sosialnya.
Metode Penelitian
Jenis Penelitian
Untuk memperoleh data, penelitian ini menggunakan jenis data kualitatif yakni
data yang diperoleh berdasarkan hasil observasi dari objek yang diteliti, dan data
kuantitatif yakni data yang merujuk pada angka.
Objek penelitian
Objek penelitian ini adalah Film Hafalan Shalat Delisa dengan mengamati
setiap durasi dengan melihat pada sequence (babakan) dengan pertimbangan bahwa
sequence (babakan) tersebut mengandung pesan moral yang termuat dalam film.
Peneliti akan mengamati sequence opening (babakan pembuka), sequence middle
(babakan tengah/isi), dan sequence closing (babakan penutup) pada film, dengan alasan
agar mempermudah peneliti melakukan obsesevasi dan memperoleh data.
Teknik Pengumpulan
1. Observasi
Observasi dilakukan pada film Hafalan Shalat Delisa untuk memperoleh datadata yang diperlukan dengan mengamati tiap sequence (babakan) dengan pertimbangan
babakan (squence) tersebut mengandung pesan moral yang keseluruhan sequance
terdapat 54 scene dalam film.
2. Studi Pustaka
Studi pustaka adalah pencarian data yang berkaitan dengan landasan teoritis
mengadakan penelahan terhadap buku-buku literatur, artikel, internet, dokumentasi
film Hafalan Shalat Delisa atau karya tulis yang memiliki hubungan dengan penelitian
yang dilakukan.
Teknik Analisis Data
Teknik analisa data dalam penelitian ini adalah dengan cara deskriptif kualitatif
yang merupakan sebuah model untuk prosedur pemecahan masalah yang diteliti .
metode deskriptif kualitatif adalah metode yang menggambarkan atau melukiskan
fenomena-fenomena
yang
diperoleh
dari
pengamatan
(observasi)
untuk
menggambarkan dan menjabarkan pesan moral yang terbingkai pada film Hafalan
Shalat Delisa.
Analisis data dilakukan dengan menggunakan skema framing yang disusun
oleh Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki (Eriyanto, 2008), sesuai hal yang ingin
diteliti dari sisi :
-
Sintaksis adalah susunan shot dalam sebuah cerita film. Dalam wacana film,
sintaksis menunjuk pada pengertian susunan pada film
-
Skrip adalah dialog dalam cerita yang membentuk sebuah film
-
Tematik adalah tema dalam sebuah film
-
Retoris adalah penggambaran pilihan gaya atau kata yang dipilih oleh
sutradara untuk menekankan arti yang ingin ditonjolkan.
HASIL PENELITIAN
Penelitian ini mendeskripsikan bagaimana pesan moral terbingkai pada Film
Hafalan Shalat Delisa. Teori yang digunakan oleh peneliti adalah teori Konstruksi
Sosial yang diperkenalkan oleh Peter L. Berger dan Thomas Luckman (1966)
menjelaskan tentang konstruksi realitas sosial dalam masyarakat. Dalam teorinya
dikatakan bahwa realitas terbentuk secara sosial. Mereka mengatakan, realitas sosial
dikonstruksi melalui proses eksternalisasi (penyesuaian diri), objektivasi (interaksi
sosial), dan internalisasi (proses individu mengidentifikasikan dirinya dengan
lembaga-lembaga sosial).
Media massa mempunyai kekuatan yang sangat signifikan dalam usaha
mempengaruhi khlayaknya. Keberadaan media massa mempunyai peranan penting
dalam usaha memberikan informasi penting bagi masyarakat, pengetahuan yang dapat
memperluas wawasan, sarana hiburan dan yang tidak kalah pentingnya adalah peranan
media sebagai saluran pengajaran moral, film merupakan bagian dari media massa
yang berpeluang untuk terjadinya peniruan apakah itu positif ataupun negatif sebagai
Media massa sebagai salah satu bagian yang tidak terpisahkan di masyarakat telah
memberikan pengaruh yang begitu signifikan di masyarakat. Sebagai media
komunikasi massa, film digunakan sebagai media yang merefleksikan realitas, atau
bahkan membentuk realitas. Cerita yang ditayangkan lewat film dapat berbentuk fiksi
atau non fiksi. Lewat film, informasi dapat dikonsumsi dengan lebih mendalam karena
film adalah media audio visual.
Film dengan kekuatan audio visual dapat mengangkat permasalan yang terjadi
di masyarakat dan bahkan film juga dapat dimanfaatkan sebagai media penyampaian
pesan moral.
Bentuk Pesan Moral pada Film Hafalan Shalat Delisa
A. Pesan Moral pada Frame : Shalat Lebih baik dari Tidur
Frame Shalat Lebih baik dari Tidur dapat dilihat pada sequence opening pada
scene awal menit 01:53 Berlatar tempat dirumah Delisa, Aisyah berteriak
membangunkan Delisa untuk melaksanakan shalat.
Dialog antara Aisyah dan Fatimah, Delisa Dengan Ummi dan dialog antara
Aisyah dan Delisa, pada scene 2 menit 01:53. Dalam frame ini pesan yang ingin
disampaikan kepada penonton mengenai Shalat lebih baik dari tidur, dimana sekarang
ini manusia sering menunda-nunda waktu shalat, seperti masih tidur, masih bekerja dan
lain sebagainya, selain itu mengajak orang lain pada kebaikan harus dilakukan dengan
sabar dan lembut.
B. Pesan Moral pada Frame : Jangan Cemburu dan Iri Hati
Frame ini dapat dilihat, dalam sequence opening scene antara Ummi yang
menasehati Aisyah yang sedang menangis karena iri terhadap kalung milik Delisa yang
ia rasa lebih bagus dari kalung yang dulu juga pernah diberikan saat Aisyah lulus
praktek hafalan shalat, menit ke 09:10-10:49. Dalam frame ini pesan yang ingin
disampaikan yaitu nasihat agar tidak mencemburui dan memiliki sifat iri hati terhadap
apa yang menjadi milik kita, kita harus senantiasa bersyukur atas apa yang yang kita
miliki. Dimana masyarakat sekarang kebanyakan kurang bersyukur atas apa yang
dimiliki sehingga menimbulkan rasa ingin memiliki yang berujung tindakan tak terpuji
seperti mencuri, bermain judi, terlibat prostitusi agar dapat memiliki apa yang orang
lain miliki dengan menghalalkan segala cara.
C. Pesan Moral pada Frame : Cinta kasih Kepada Sesama
Dalam Frame Cinta kasih Kepada Sesama Sintaksis yang menunjukkan moral
cinta kasih terlihat pada semua sequance, bagaimana susunan shoot menggambarkan
hubungan keluarga, dan bermasyarakat, bagaimana hubungan ketika bersama orang
tua, saudara, guru, dan masyarakat lainnya.
D. Pesan Moral pada Frame : Ikhlas tanpa mengharapkan Hadiah
Frame ini dapat dilihat pada elemen Skrip, dalam sequance closing dialog antara
Delisa dan Ustadz Rahman dan Dialog antara Delisa dan Abi, menit 01:30:04 dan
01:37:33-01:37:40. Dalam frame ini, pesan yang ingin disampaikan adalah ketika kita
ikhlas semua akan terasa mudah, ini adalah pesan moral yang hendak disampaikan
bahwa ikhlas haruslah dimiliki oleh setiap orang, dengan ikhlas mengajarkan kita untuk
sabar dan bersyukur, ditengah cobaan yang datang janganlah berlarut-larut dalam
kesedihan karena hidup masih harus terus berjalan. Juga ikhlas berarti melakukan
segala sesuatu tanpa mengharapkan hadiah, segala sesuatu yang kita kerjakan haruslah
atas dasar niatan ikhlas karena Allah.
E. Pesan Moral pada Frame : Shalat dengan Khusyu
Frame ini dapat dilihat pada elemen Skrip, dalam Sequance Opening dialog
antara Ustadz Rahman dan Delisa, menit 27:29-27:38.
Dalam frame ini, pesan yang ingin disampaikan adalah ketika kita
melaksanakan shalat hendaklah dilakukan dengan khusyu yakni berkonsentrasi dan
tidak mudah terpengaruh keadaan sekitar, didalam film Delisa melaksanakan praktek
shalat pertamanya dengan mengamalkan apa yang diajarkan oleh Ustadz Rahman
Delisa tetap berkonsentrasi meski gempa dan tsunami datang
Simpulan dan Rekomendasi
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang analisis framing pesan
moral film Hafalan Shalat Delisa dapat disimpulkan bahwa
1. Pengemasan pesan dalam film Hafalan Shalat Delisa oleh sutradara Sony
Gaokasak, divisualisasikan ke dalam cerita film bergenre drama religi. Susunan
shoot dalam sebuah film menggunakan Alur maju membuat pesan yang
disampaikan dapat dengan mudah ditangkap, karena alur
begitu teratur
sehingga detail permasalahan para tokoh tersampaikan dengan baik. Tema
utama dari film ini adalah moral merujuk pada moral agama dan moral sosial.
Bentuk pesan moral yang ingin disampaikan oleh sutradara dalam film ini
dikemas ke dalam dialog yang sederhana dengan tokoh sentral seorang anak
perempuan bernama Delisa, yang dengan ketabahan dan keceriaannya berhasil
mengatasi rasa duka akibat kehilangan orang-orang yang dicintai, dan dapat
lulus hafalan shalat bukan hanya untuk dirinya sendiri tapi juga orang-orang
disekitarnya yang mengalami penderitaan yang sama, dan penyajiannya dibalut
dengan unsur religi dalam kesederhanaan khas kehidupan masyarakat pada
umumnya sehingga layak menjadi tontonan keluarga, penggunaan kata dalam
film mampu menonjolkan pesan moral yang hendak disampaikan, ide cerita
film ini menjadi mudah
dipahami dan diterima masyarakat. Pesan yang
diangkat dari persoalan sosial dalam background Tsunami Aceh, dikemas lewat
tayangan tentang kehidupan khas keluarga pada umumnya yang merupakan
pembelajaran moral yang dapat dipelajari agar menjadi pribadi yang lebih baik.
2. Pada film Hafalan Shalat Delisa, peneliti menghasilkan pesan-pesan utama
yang dibingkai dalam struktur framing model Pan dan Kosicki. Hasil dari
analisa framing film Hafalan Shalat Delisa ditemukan pesan-pesan yang
mengandung pesan moral. Pada film ini, bentuk pesan moral dalam film yaitu:
Shalat lebih baik dari tdur, jangan cemburu dan iri hati, cintakasih pada sesama,
ikhlas tanpa mengharapkan imbalan, dan shalat dengan khusyu.
Saran
Kepada tim produksi dan para sineas muda Indonesia agar tidak hentinya
membuat produksi film yang banyak mengandung pesan-pesan moral dan selalu
menyisipkan pesan moral didalam film yang diputar agar bukan hanya menjadi
tontonan yang menghibur namun dapat menjadi pembelajaran bagi masyarakat.
Masyarakat penikmat film hendaknya lebih memberikan apresiasi kepada filmfilm karya sineas muda Indonesia yang banyak mengandung nilai-nilai pesan moral
sehingga masyarakat juga sadar dan memahami betapa pentingnya moral dan
penanaman moral yang baik.
Daftar Pustaka
Buku:
Ardianto, Elvinaro. 2007. Komunikasi Massa Suatu Pengantar: Simbosa Rekatama
Media, Bandung.
Eriyanto. 2002. Analisis Framing:Konstruksi, Ideologi, dan Politik: LKis, Yogyakarta.
Effendy, Onong Uchjana. 2003. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek: PT Remaja
Rosdakarya. Bandung.
Hamzah, Amir.1985. Media Audio-Visual untuk pengajaran dan penyuluhan:
Gramedia, Anggota IKAPI, Jakarta.
Herdiansyah, Haris. 2010. Metodelogi Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu- Ilmu Sosial:
Salemba Humanika, Jakarta.
Little jhon, Stephen W& Karen A. Foss. 2009. Teori Komunikasi (theories of human
communication) edisi 9: Salemba Humanika, Jakarta .
McQuail, Dannis 1987. Pengantar komunikasi massa: Erlangga, Jakarta.
Mulyana, Deddy 2001.Metode Penelitian Komunikasi: Rosdakarya, Jakarta.
Mulyana, Deddy 2001.Metode Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru Ilmu
Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya, RemajaRosdakarya, Bandung.
Pawito, Ph.D. 2007. Penelitian Komunikasi Kualitatif, Jogyakarta : PT. LKiS
Rakhmat, J. 2009. Psikologi Komunikasi: Remaja Rosdakarya, Bandung.
Rivers, R. William. 2003. Media Massa dan Masyarakat Modern: Prenada Media,
Jakarta.
Soyomukti, Nurani. 2010. Pengantar Ilmu Komunikasi, Jogyakarta.
Villarejo, Amy. 2007. Film Studies: The Basic, London, Routledge.
Widlde, R.W, 1984. Psikologi Praktis: Bahtera, Jakarta.
Elektronik:
http://ideaswan.blogspot.com/ resensi film Hafalan Shalat Delisa /2015/11/26
http://id.wikipedia.org/wiki/film/2012/07/09
http://www.indonesiafilmcenter.com/tmp_file/23544_press_kit_Hafalan-ShalatDelisa-Indo.pdf diakses 2016/03/20
http://muktikomunikasi.blogspot.co.id/ringkasan-teori-kontruktivismejesse.html?m=1/2016/02/28
http://prinsipprinsipmoral.blogspot.com/definition/201511/26
Download