PERKULIAHAN HUKUM INTERNASIONAL I. Identitas Mata Kuliah Nama Mata Kuliah Kode Mata Kuliah/SKS Semester Status Mata Kuliah : : : : Hukum Internasional MI 011 / 3SKS 2 Wajib Nasional II. Pengajar Nama Telepon e-mail : Made Maharta Yasa : (0361)8448071 : [email protected] [email protected] Nama Telepon e-mail : I Gede Pasek Eka Wisanjaya : (0361)721726 : [email protected] III. Organisasi Materi 1. Pengertian, Batasan dan Istilah Hukum Internasional 1) Pengertian dan Batasan Hukum Internasional. 2) Istilah Hukum Internasional. 3) Bentuk Perwujudan Hukum Internasional. 4) Hukum Internasional dan Hukum Dunia. 2. Masyarakat Internasional dan Hukum Internasional 1) Masyarakat Internasional Sebagai Landasan Sosiologis Hukum Internasional. 2) Hakikat dan Fungsi Kedaulatan Negara. 3) Pengaruh Perubahan-perubahan Peta Politik, Kemajuan Teknologi dan Struktur Masyarakat Internasional Terhadap Hukum Internasional. 3. Sejarah Perkembangan Hukum Internasional 4. Hakikat Dasar Berlakunya Hukum Internasional. 5. Hubungan Antara Hukum Internasional dan Hukum Nasional 1) Hukum Internasional Dalam Tata Hukum Secara Keseluruhan. 2) Primat Hukum Internasional Menurut Praktik Internasional. 3) Hubungan Antara Hukum Internasional dan Hukum Nasional Menurut Hukum Positif Beberapa Negara. 6. Subyek Hukum Internasional. 1) Negara. 2) Tahta Suci Vatican. 1|Page 3) 4) 5) 6) Palang Merah Internasional. Organisasi Internasional. Individu. Pemberontak dan Pihak Dalam Sengketa. 7. Sumber Hukum Internasional. 1) Perjanjian Internasional. 2) Kebiasaan Internasional. 3) Prinsip Hukum Umum. 4) Sumber Hukum Internasional Tambahan. 8. Kedaulatan. 1) Pengertian Kedaulatan. 2) Kedaulatan Teritorial. 3) Cara-cara Perolehan Kedaulatan. 4) Kehilangan Kedaulatan. 5) Kedaulatan Atas Wilayah Udara. 9. Yurisdiksi. 1) Pengertian Yurisdiksi. 2) Yurisdiksi Teritorial. 3) Yurisdiksi Individual. 4) Yurisdiksi Universal. 10. Tanggung Jawab Negara. 1) Sifat Tanggung Jawab Internasional. 2) Pelanggaran Perjanjian. 3) Pengambilalihan Harta Milik Asing. 4) Tanggung Jawab Pelanggaran Internasional 5) Tuntutan Ganti Rugi. 11. Pengakuan. 1) Pengertian Pengakuan. 2) Teori-teori Pengakuan. 3) Macam-macam Pengakuan. 4) Cara-cara Pemberian Pengakuan. 5) Bentuk-bentuk Pengakuan. 12. Suksesi Negara. 1) Pengertian Suksesi Negara. 2) Suksesi Universal dan Suksesi Parsial. 3) Cara-cara Terjadinya Suksesi Negara. 13. Penyelesaian Sengketa. 1) Dasar Pengaruran. 2) Sifat Penyelesaian Sengketa. 3) Metode Penyelesaian Sengketa Secara Damai. 4) Penyelesaian Sengketa Dengan Kekuatan 2|Page 14. Hak Asasi Manusia. 1) Sejarah Perkembangan Hak Asasi Manusia. 2) Teori-teori Dalam Hak Asasi Manusia. 3) Instrumen-instrumen Hukum Dalam Perlindungan Hak Asasi Manusia. 4) International Convention on Civil and Political Rights dan International Convention on Economic, Social, and Cultural Rights. 5) Genocide. IV. Metode dan Strategi Perkuliahan Metode perkuliahan yang dipakai yaitu Problem Based Learning (PBL) Method. Karena itu, strategi pembelajaran berupa tanya jawab, tugas terstruktur, diskusi, belajar mandiri dan diskusi berkelompok terarah (focus group discussion). Pada awal perkuliahan, tanya jawab dilakukan untuk mengetahui pengetahuan mahasiswa mengenai hukum secara umum dan istilah ’internasional’ dan untuk melakukan brainstorming atas permasalahan-permasalahan yang telah diidentifikasi. Tanya jawab juga dilakukan pada pertengahan maupun akhir perkuliahan. Diskusi dan diskusi berkelompok dilaksanakan setiap pertemuan untuk setiap materi bahasan untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah pada materi bahasan tersebut. Tugas mandiri merupakan pekerjaan rumah (homework) untuk mengkaji learning gool yang belum dibahas pada saat perkuliahan. V. Penilaian Penilaian meliputi aspek hard skills dan aspek soft skills. Penilaian hard skill dilakukan melalui tugas-tugas (TT), UTS, dan UAS. Nilai hard skills diperhitungkan menggunakan rumus nilai akhir (NA) pada Buku Pedoman FH UNUD, yaitu (UTS + TT ) + 2 (UAS) 2 NA = 3 Penilaian soft skill (sikap dan perilaku) berdasarkan pada pengamatan dalam tatap muka selama perkuliahan, diskusi, pengumpulan tugas-tugas, kehadiran dalam perkuliahan dan pelaksanaan ujian-ujian. Nilai soft skill ini dikombinasikan dengan NA untuk menentukan Nilai Hasil Studi (NHS) mahasiswa. NHS ditentukan dengan kriteria sebagai berikut : 80 -100 70 - 79 65 - 69 60 - 64 55 - 59 50 - 54 3|Page A B+ B C+ C D+ 40 - 49 0 – 39 D E Buku Bacaan/Literatur Boer Mauna, 2000, Hukum Internasional : Pengertian, Peranan Dan Fungsi Dalam Era Dinamika Global, Alumni, Bandung. D.J. Harris, 1998, Cases and Material On International Law, Fifth Edition, Sweet And Maxwell, London. Edy Suryono & Moenir Arisoendha, 1991, Hukum Diplomatik : Kekebalan dan Keistimewannya, Penerbit Angkasa, Bandung. Etty R. Agoes, 1991, Konvensi Hukum Laut 1982 : Masalah Pengaturan Hak Lintas Kapal Asing, CV Abardin, Bandung. Huala Adolf, 2002, Aspek-aspek Negara Dalam Hukum Internasional, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta. Ian Brownlie, 1990, Principle of Public International Law, Fourth Edition, Oxford University Press. J.G. Starke, 1958, An Introduction of International Law, Fourth Edition, Butterworth & Co. Malcolm Shaw, 1995, International Law, Butterworth. Martin Dixon, 2007, Text Book On International Law, Sixth Edition, Oxford University Press. Mochtar Kusumaatmadja, 1986, Hukum Laut Internasional, Binacipta, Bandung. Mochtar Kusumaatmadja & Etty R. Agoes, 2002, Pengantar Hukum Internasional, Alumni, Bandung. Sudargo Gautama, 1999, Pengantar Hukum Perdata Internasional, Badan Pembinaan Hukum Nasional Departemen Kehakiman. 4|Page PERTEMUAN PERTAMA PENGERTIAN, BATASAN DAN ISTILAH HUKUM INTERNASIONAL 1. Hukum Internasional: Pengertian dan Batasan Hukum Internasional dalam pembahasan ini adalah Hukum Internasional Publik yang berbeda dari Hukum Perdata internasional. Tugas I: Temukan pengertian Hukum Internasional dan Hukum Perdata Internasional! Berdasarkan pengertian tersebut di atas, temukan persamaan dan perbedaan antara Hukum Internasional dan Hukum Perdata Internasional! Manakah peristiwa di bawah ini yang termasuk dalam kajian HI? o Indonesia melakukan perjanjian dengan Australia mengenai pembebasan bea masuk mobil mewah. o Pengusaha Indonesia melakukan perjanjian jual beli pakaian bekas dengan pengusaha dari Philipina. o Presiden RI menunjuk A sebagai Duta Besar Berkuasa Penuh untuk RRC. o Indonesia mengirimkan Pasukan Garuda ke Sudan. o Warga Negara Indonesia (A) mewariskan semua kekayaannya ke pada B warga negara Singapura. o Indonesia dan kepemilikan Malaysia Pulau sepakat Sipadan mengajukan Ligitan ke sengketa Mahkamah Internasional. o Perjanjian tapal batas di Pulau Kalimantan antara RI dan Brunei. o Perjanjian ekstradisi pelaku tindak pidana korupsi antara RI dan Singapura. o Penangkapan warga negara asing yang menyelundupkan ganja ke Indonesia. 5|Page 2. Istilah Hukum Internasional Banyaknya istilah lain yang digunakan selain istilah Hukum Internasional seperti istilah hukum bangsa-bangsa, hukum antarbangsa atau hukum antarnegara terkadang dapat menyebabkan kebingungan bagi penggunanya. Tugas II Dapatkah saudara menjelaskan perbedaan antara bangsa dan negara? Temukan perbedaan istilah hukum bangsa-bangsa, hukum antarbangsa dan hukum antarnegara! Di antara semua istilah tersebut yang mana menurut anda paling tepat? 3. Bentuk Perwujudan Khusus Hukum Internasional: Hukum Internasional Regional dan Hukum Internasional Khusus Sampai dengan saat ini kita menjumpai di samping ketentuan-ketentuan hukum internasional yang berlaku umum (general) atau universal juga terdapat ketentuan-ketentuan hukum internasional yang berlaku untuk suatu kawasan (region) tertentu. Sehingga, dalam kepustakaan kerap pula disebut adanya global international law atau general international law, yang merujuk pada hukum internasional yang berlaku umum, dan istilah regional international law, yang merujuk pada hukum internasional yang hanya berlaku di kawasan tertentu. Ada pula bentuk khusus lain dari hukum internasional yang juga hanya berlaku bagi sekelompok negara tertentu namun bukan berkembang melalui hukum kebiasaan melainkan melalui perjanjian internasional. Tugas III. Temukan perbedaan di antara kedua perwujudan Hukum Internasional yang disebutkan di atas! 6|Page Asean termasuk dalam kategori yang mana? UNI EROPA masuk dalam bentuk yang mana? Framework Agreement On Comprehensive Economic Cooperation Between The Association Of South East Asian Nations And The People's Republic Of China termasuk dalam kategori yang mana? 4. Hukum Internasional versus Hukum Dunia Ada satu istilah lain yang – jika tidak dijelaskan – dapat mengacaukan pengertian hukum internasional, yaitu istilah “hukum dunia” (world law). Meskipun sepintas tampak tidak ada perbedaannya dengan istilah “hukum internasional”, kedua istilah itu berpijak dari konstruksi pemikiran yang sangat berlainan. Tugas IV. 1. Telusuri perbedaan antara Hukum Internasional dan Hukum Dunia! 2. Apakah kedua hukum tersebut mungkin terjadi? 7|Page PERTEMUAN PERTAMA MASYARAKAT DAN HUKUM INTERNASIONAL 1. Masyarakat Internasional Sebagai Landasan Sosiologis Hukum Internasional Hukum Internasional terbentuk dari adanya suatu masyarakat internasional yang diatur oleh tertib hukum tersebut, dapat pula dikatakan bahwa landasan sosiologis bidang hukum ini adalah adanya masyarakat internasional. Masyarakat Internasional pada hakikatnya adalah hubungan kehidupan antar manusia secara kompleks yang terdiri dari berbagai ragam masyarakat yang terjalin dengan erat. Tugas V. Apa yang dimaksud masyarakat? Apakah setiap kumpulan individu dapat disebut sebagai masyarakat internasional? 2. Hakikat dan Fungsi Kedaulatan Negara dalam Masyarakat Internasional Kedaulatan merupakan suatu sifat dan ciri yang hakiki dari suatu negara. Kedaulatan (Souvereignty) berasal dari kata latin supranus yang berarti yang teratas. Negara dikatakan berdaulat atau souvereign karena negara mempunyai kekuasaan yang tertinggi. Negara tidak mengakui adanya kekuasaan tertinggi lainnya. Negara mempunyai monopoli kekuasaan. Tugas VI. Indonesia telah meratifikasi Perjanjian Pembentukan WTO dengan UU No.7/1994. Dengan menjadi anggota WTO, Indonesia berkewajiban mematuhi semua ketentuan dalam WTO. Semua kebijakan perdagangan harus mengacu ke WTO. Bagaimana anda memandang masalah ini dilihat dari konteks kedaulatan negara? 3. Masyarakat Internasional dalam Peralihan Saat ini masyarakat internasional sedang mengalami berbagai perubahan yang besar dan pokok yang perlu diperhatikan. 8|Page Perubahan peta bumi politik yang terjadi terutama setelah Perang Dunia II. Proses yang sudah dimulai pada permulan abad ke XX ini telah merubah pola kekuasaan politik di dunia ini dari satu masyarakat internasional yang terbagi dalam beberapa masyarakat besar yang masing-masing mempunyai daerah jajahan dan lingkungan pengaruhnya menjadi satu masyarakat bangsa-bangsa yang terdiri dari banyak sekali negara medeka. Kemajuan teknologi. Perubahan yang terjadi dalam struktur organisasi masyarakat internasional. Di lain pihak, ada perkembangan yang memberikan kompetensi hukum kepada para individu dalam beberapa hal tertentu. Tugas VII. Apa pengaruh perubahan-perubahan tersebut di atas terhadap masyarakat internasional? 9|Page PERTEMUAN KEDUA SEJARAH PERKEMBANGAN HUKUM INTERNASIONAL Ketentuan-ketentuan yang mengatur hubungan antara raja-raja atau bangsabangsa pada zaman dahulu : India Kuno : terdapat kaidah dan lembaga hukum yang mengatur hubungan antar kasta, suku-suku bangsa dan raja-raja yang diatur oleh adat kebiasaan. Kitab Perjanjian Lama: ketentuan mengenai perjanjian perlakuan terhadap orang asing dan cara melakukan perang. Yunani: konsep hukum alam yaitu hukum yang berlaku secara mutlak dimanapun juga dan yang berasal dari rasio atau akal manusia. Tugas I. Apakah dari ketiga kebudayaan tersebut masih tampak warisannya dalam HI saat ini? Temukan contohnya. Selain ketiga kebudayaan tersebut apakah masih ada kebudayaan lain yang memengaruhi HI? Mengapa Hukum Internasional tidak mengalami perkembangan pada jaman Romawi! Apa pengaruh Kekaisaran Byzantium dan Kerajaan-kerajaan Islam terhadap HI? Mengapa Perjanjian Westphalia sangat penting peranannya dalam perkembangan Hukum Internasional? 10 | P a g e PERTEMUAN KEDUA HAKIKAT DAN DASAR BERLAKUNYA HUKUM INTERNASIONAL Tugas II. Masyarakat internasional yang diatur oleh hukum internasional adalah suatu tertib hukum koordinasi dari sejumlah negara-negara yang masing-masing merdeka dan berdaulat. Sehingga, berbeda halnya dengan tertib hukum nasional (yang bersifat subordinasi), dalam tertib hukum koordinasi (hukum internasional) tidak terdapat lembaga-lembaga yang disangkutpautkan dengan hukum dan pelaksanaannya atau dengan kata lain dalam hukum internasional tidak terdapat kekuasaan eksekutif; tidak terdapat lembaga legislatif; tidak terdapat lembaga kehakiman (yudisial);dan juga tidak terdapat lembaga kepolisian. Pertanyaan: mengapa HI mengikat? Tugas III. Akhir tahun 2008 Israel menyerang jalur Gaza, banyak korban meninggal dari penduduk sipil. PBB tidak berhasil mencegah dan menghentikan serangan ini. Israel hanya dikecam karena melakukan kekejaman terhadap penduduk sipil, namun tidak mendapatkan sanksi internasional. Bagaimana anda memandang hal ini dilihat dari sudut daya mengikatnya HI (kaitkan Piagam PBB)? Tugas IV. Setelah peristiwa 9/11, Amerika Serikat banyak melakukan serangan terhadap negara-negara yang diduga sebagai sarang teroris. Serangan ini dilakukan dengan alasan untuk membela diri. Namun Pasal 2(4) Piagam PBB secara eksplisit menyebutkan bahwa semua anggota (PBB) harus menghindarikan melakukan ancaman atau penggunaan kekuatan bersenjata terhadap integritas wilayah atau kemerdekaan politis Negara lain. Bagaimana anda memandang hal ini dikaitkan dengan daya mengikat HI? 11 | P a g e PERTEMUAN KETIGA HUBUNGAN HUKUM INTERNASIONAL DAN HUKUM NASIONAL 1. Hukum Internasional Dalam Tata Hukum Secara Keseluruhan. Terdapat 2 pandangan mengenai HI, yaitu 1) Voluntarisme Bahwa berlakunya HI terletak pada kemauan negara. Berdasarkan pandangan ini maka muncul paham dualisme yang melihat bahwa HI dan HN merupakan dua perangkat hukum yang hidup berdampingan dan terpisah. Paham ini pelopornya adalah Triepel (Jerman) dan Anzilotti (Italia). 2) Objektivis Bahwa berlakunya HI terlepas dari kemauan negara. Berdasarkan pandangan tersebut, maka muncullah paham monisme yang melihat HI dan HN merupakan dua bagian dari satu kesatuan yang lebih besar yaitu hukum yang mengatur kehidupan manusia. a. Monisme dengan primat HN Menurut teori ini HI adalah lanjutan HN untuk urusan luar negeri (penganutnya dinamakan mazhab Bonn yang salah satu pelopornya adalah Max Wenzel). b. Monisme dengan primat HI HN bersumber dari HI yang secara hirarkis lebih tinggi. HN tunduk pada HI dan kekuatan mengikatnya berdasarkan suatu pendelegasian wewenang dari HI. Penganut teori ini disebut dengan Mazhab Vienna. Tugas I. Apa faktor yang melatarbelakangi munculnya paham dualisme tersebut? Apakah cara pandang paham ini relevan untuk kondisi dunia saat ini? Apa akibat dari pandangan paham monisme di atas terhadap hubungan antara Hukum Internasional dan Hukum Nasional? Baca Kasus Tembakau Bremen, lalu simpulkan Indonesia menganut monisme model yang mana? Dan apakah sampai saat ini Indonesia menganut model yang tetap sama? 12 | P a g e Sengketa Pulau Sipadan-Ligitan antara Indonesia dan Malaysia yang akhirnya dimenangkan Malaysia melalui Putusan Mahkamah Internasional. Dalam peta Indonesia yang merupakan peninggalan Belanda kedua pulau itu masuk wilayah RI. Indonesia tunduk pada Putusan Mahkamah Internasional, Indonesia menganut model monisme yang mana? Indonesia telah meratifikasi Perjanjian Pembentukan WTO dengan UU No.7/1994. Dengan menjadi anggota WTO, Indonesia berkewajiban mematuhi semua ketentuan dalam WTO. Semua kebijakan perdagangan harus mengacu ke WTO. Bagaimana anda memandang masalah ini dilihat dari konteks kedudukan HI dan Hukum Nasional? Amerika Serikat sebagai salah satu anggota PBB seringkali menolak untuk ratifikasi suatu perjanjian internasional misalnya penolakan AS meratifikasi UNCLOS 1982, Amerika Serikat menganut model monisme yang mana? 2. Hubungan Antara Hukum Internasional dan Hukum Nasional Menurut Hukum Positif Beberapa Negara. Inggris dan Amerika Serikat menganut paham yang sama dalam memandang hubungan antara Hukum Internasional dan Hukum Nasional, yaitu doktrin inkorporasi. Tugas II. Bandingkan penerapan doktrin tersebut pada kedua negara tersebut! Bagaimana hubungan antara Hukum Internasional dan Hukum Nasional dalam UUD 1945? 3. Pengadilan Internasional dan Hukum Nasional Tugas III. Dalam hal pengutamaan hukum nasional oleh pengadilanpengadilan nasional dalam hal adanya pertentangan dengan hukum 13 | P a g e internasional, apakah hal ini akan memengaruhi kewajiban negara itu untuk menunaikan kewajiban-kewajiban internasionalnya? Apakah bentuk Hukum Nasional dan Konstitusi sebuah negara, dapat digunakan sebagai alasan untuk menyimpangi perjanjian internasional atau melanggar aturan internasional? Lihat kasus Pengadilan Penjahat Perang Dunia II di Nürnberg, Jerman. Saat ini, pengadilan-pengadilan hak asasi manusia internasional sering menyatakan hukum nasional tertentu tidak sesuai (incompatible) dengan aturan-aturan internasional dan bisa memberikan kompensasi kepada mereka yang hak-haknya dilanggar, bagaimana anda memandang hal ini dalam konteks hubungan antara HI dan Hukum Nasional? 14 | P a g e PERTEMUAN KEEMPAT SUBYEK HUKUM INTERNASIONAL Subjek Hukum Internasional dalam arti yang sebenarnya adalah pemegang segala hak dan kewajiban menurut hukum internasional. Untuk dapat disebut sebagai subyek HI, suatu entitas harus memiliki personalitas HI. Sebelumnya, agar suatu entitas dapat dikatakan telah memiliki personalitas HI harus memiliki beberapa kecakapan tertentu. Tugas I. Entitas Temukan kecakapan atau kemampuan yang harus dimiliki suatu entitas untuk dapat berkedudukan sebagai subyek Hukum Internasional! Tugas II. Kosovo Tanggal 17 Februari 2008, Kosovo, salah satu provinsi di Serbia memutuskan menyatakan kemerdekaan. Sudah bertahun-tahun penduduk di wilayah tersebut mengalami tindakan diskriminatif oleh kaum Serb (yang merupakan penduduk mayoritas di Serbia). Kosovo adalah wilayah yang makmur dan subur dan memiliki hubungan dagang yang baik dengan beberapa negara di dunia. Pernyataan kemerdekaan tersebut dalam waktu yang singkat diakui oleh Turki, Perancis, Jerman, Inggris, Amerika Serikat dan Belanda. Pemerintah Kosovo yang terpilih secara demokratis selanjutnya memutuskan untuk secepatnya mengaksesi perjanjian-perjanjian perlindungan HAM dan juga berkeinginan untuk menjadi anggota PBB yang ke 193. Tugas III. Grace Holland Grace Holland, seorang warga negara Australia, adalah seorang petugas dalam WHO di Jenewa. Pada November 2007, WHO mengirimnya dalam sebuah misi ke suatu negara di Afrika yang bernama Avaria, yang merupakan anggota WHO. Tugasnya adalah untuk memberikan saran-saran dalam program pengentasan AIDS/HIV. Kondisi politik di Avaria sedang mengalami kekacauan. IPA (the Indigenous People of Avaria) sedang melakukan pemberontakan melawan pemerintah. IPA bahkan sudah memiliki suatu 15 | P a g e pemerintah ‘bayangan’ yang sudah memerintah di bagian selatan Avaria. Pada Januari 2008 Grace ditangkap oleh IPA, dan tiga hari kemudian potongan tubuhnya ditemukan. Tidak ada penyelidikan terhadap kejadian ini, tidak ada ganti rugi yang didapat oleh WHO maupun keluarga Grace. Tugas IV: Negara Kolaps Somalia secara umum dapat digunakan sebagai contoh negara yang gagal (negara yang runtuh). Dengan ketidakadaan berbagai bentuk aktivitas (yang dapat dikaitkan dengan pemerintah) dalam jangka waktu yang lama, kemudian muncul pertanyaan yang mendasar: apakah Somalia masih dapat disebut sebagai negara? Somalia tidak lagi memiliki pemerintah, angkatan bersenjata, polisi, bahkan juga sistem peradilan sejak tahun 1991. Pada lain pihak, pengawasan wilayah Somalia dilakukan oleh komandan-komandan perang (masing-masing suku) yang yang bertikai. Somalia tidak lagi dapat memberikan jaminan keselamatan, kesehatan, dan pendidikan bagi penduduknya. Disamping juga tidak dapat lagi memenuhi berbagai kewajiban internasional. Salah satu pertanyaan yang muncul: siapakah yang bertanggung jawab (secara internasional/dalam hukum internasional) atas kegagalan melakukan pengawasan berbagai kejahatan pembajakan yang dilakukan di dalam wilayah Somalia? Dewan Keamanan PBB melalui Resolusi 1816 (2008) telah memberikan kewenangan untuk melakukan penekanan terhadap para bajak laut dalam wilayah laut Somalia. Hal utama yang sangat dikhawatirkan oleh Amerika Serikat adalah: Somalia akan menjadi tempat yang aman bagi teroris. AS meluncurkan rudal ke wilayah Somalia yang dipercayai telah membunuh pimpinan kelompok teroris. 16 | P a g e PERTEMUAN KELIMA SUMBER HUKUM INTERNASIONAL Pengantar: Sumber Hukum Internasional adalah bahan-bahan aktual yang digunakan para ahli untuk menetapkan hukum yang berlaku bagi suatu situasi tertentu. Pasal 38 Ayat (1) Piagam ICJ: a. Treaty, yaitu konvensi internasional, baik umum ataupun khusus, membentuk aturan-aturan yang secara nyata diakui oleh negara-negara; b. Customary International Law, yaitu kebiasaan internasional yang terbukti dalam praktek umum dan diterima sebagai hukum; c. General Principles of Law recognized by Civilized Nations yaitu asas-asas umum hukum yang diakui oleh bangsa-bangsa beradab; dan, d. Keputusan-keputusan pengadilan & ajaran para sarjana terkemuka dari berbagai negara sebagai sumber tambahan dalam ICJ membuat keputusan. Tunduk pada Pasal 59 Konvensi (Kekuatan mengikat keputusan hanya pada pihak terkait). Tugas I: Sumber HI 1) Apakah susunan sumber Hukum Internasional tersebut di atas adalah susunan yang bersifat hierarkis? 2) Temukan hubungan antara pembuatan perjanjian internasional dan kedaulatan negara! 3) Temukan penjelasan dari pendapat yang menyatakan bahwa tidak semua kebiasaan dapat dianggap sebagai Customary international law! 4) Temukan hubungan antara Customary international law dan Opinio juris sive necessitates! Tugas II. Kebiasaan Internasional vs Perjanjian Internasional Sudah beberapa tahun ketegangan antara Negara Arkan dan Negara Bino memanas. Arkan merasa sangat tidak senang dengan kenyataan bahwa Bino memiliki rejim sayap kiri dan negara tersebut (Bino) tidak bersedia 17 | P a g e bekerjasama dalam beberapa masalah. Ketika kelompok pemberontak mulai melakukan perang geriliya melawan pemerintah Bino, Arkan mengharapkan kelompok pemberontak ini sukses menggulingkan pemerintah Bino. Arkan secara diam-diam menyuplai uang dan senjata kepada kelompok pemberontak tersebut, bahkan Arkan mengirimkan pasukan elit untuk melatih mereka. Pemerintah Bino menyadari hal tersebut dan kemudian melakukan perlawanan terhadap mereka, namun akhirnya sadar bahwa hal ini sia-sia saja jika pemberontak mendapatkan perlidungan dan dukungan dari Arkan. Negara Bino beranggapan bahwa Arkan sudah melanggar ketentuan HI. Bino tidak ingin terjadi konflik senjata dengan Arkan, dan mengajukan sengketa ini ke Mahkamah Internasional, Arkan menyetujuinya. Namun Bino tidak sadar bahwa Arkan tidak meratifikasi Piagam PBB, yang mana dalam Pasal 2 disebutkan mengenai pelarangan penggunaan kekuatan bersenjata terhadap negara lain. Arkan beranggapan bahwa MI tidak akan dapat menggunakan sumber HI lainnya. 18 | P a g e PERTEMUAN KEENAM YURISDIKSI NEGARA DALAM HUKUM INTERNASIONAL Tugas I. Lotus Case Sebuah kapal laut berbendera Perancis yang bernama S.S. Lotus menabrak sebuah kapal berbendera Turki yang bernama S.S. Boz-Kour. Tabrakan ini menyebabkan 8 awak kapal S.S. Boz-Kourt tewas, dan kapal tersebut terbelah dan kemudian tenggelam. Tugas II: Collateral Damage Pada musim gugur tahun 2007, seseorang yang berkebangsaan Aljazair yang bernama Abu Hasan membeli bahan peledak C-4 dengan maksud untuk melakukan serangan terhadap markas NATO di Brunssum, Belanda. Di kediamannya di Hasselt, Belgia dia mengatur bom waktu, namun oleh karena adanya perubahan musim dari musim panas ke musim dingin, dia mengalami kebingungan sehingga bom waktu diatur sejam lebih cepat dari yang direncanakan. Hasilnya bom tersebut meledak lebih awal pada sebuah pompa bensin di Gangelt, Jerman, saat ia mengisi bahan bakar sebelum melintasi perbatasan dengan Belanda. Sementara itu, pada saat bom meledak, Abu Hasan sedang membayar bahan bakar yang ia beli sehingga ia selamat dari ledakan tersebut, ia hanya mengalami luka ringan dan kemudian ditangkap oleh polisi Jerman. Pompa bensi tersebut hancur total dan beberapa orang tewas. Dunia terkejut atas peristiwa ini dan beberapa negara ingin mengadili Abu Hasan, atau mungkin juga hal ini dilakukan oleh suatu organ internasional. 19 | P a g e PERTEMUAN KETUJUH TANGGUNG JAWAB NEGARA Tugas I. Pada tanggal 22 Oktober 1946, dua kapal penjelajah dan dua kapal penghancur Inggris memasuki Selat Corfu Utara. Terusan Corfu, yang merupakan bagian perairan Albania, sudah dinyatakan aman karena sudah dilakukan penyapuan ranjau tahun 1944 dan 1945. Salah satu kapal penghancur, the Saumarez, menabrak ranjau dan mengalami kerusakan parah. Kapal penghancur lainnya, the Volage, dikirimkan untuk menolong the Saumarez, namun dalam perjalanan juga menabrak ranjau dan juga akhirnya mengalami kerusakan parah. Empat puluh lima perwira dan pelaut Inggris meninggal dunia, dan empat puluh dua lainnya mengalami luka serius. Tugas II. Seorang berkewarganegaraan Belanda bernama Ben de Jong memutuskan untuk merayakan kelulusannya dengan mengajak kedua temannya untuk berlibur ke salah satu kota wisata Balou, Spanyol. Suatu malam, saat mereka hendak berangkat ke sebuah klub malam, dari balkon hotelnya, Ben melihat asap yang dating dari lantai sebelah bawah kamarnya. Ia segera berlari ke bawah dan memberitahukan hal tersebut ke resepsionis yang sedang bertugas. Kemudian semua penghuni hotel dievakuasi dan petugas pemadam kebakaran berhasil memadamkan api tersebut, dan tidak satupun terdapat korban jiwa. Salah seorang resepsionis melaporkan bahwa Ben yang melihat asap untuk pertama kalinya, lalu Ben ditahan oleh the Guardia Civil dan kemudian ditahan. Saat itu Ben baru berumur 17 tahun, ia ditahan di sebuah sel yang dihuni oleh 6 orang. Saat ia akan disidangkan, seorang wartawan memotretnya dan merekam gambarnya, yang kemudian juga ditayangkan oleh sebuah media Belanda. Ben ditahan selama dua bulan, dan ia kemudian terbukti tidak bersalah dan bukti menyebutkan bahwa kebakaran tersebut disebabkab oleh adanya arus pendek. 20 | P a g e Setelah kembali ke Belanda, kehidupan Ben menjadi sangat sulit, orang-orang mengasingkannya karena masyarakat mengganggap ia bersalah dalam kejadian kebakaran tersebut. Orang tua Ben juga sudah menghabiskan banyak biaya untuk menjenguk Ben saat ditahan dan juga untuk menyewa pengacara. Ben mengalami ketinggalan pelajaran dalam tahun pertamanya kuliah. Ia juga mengalami gangguan untuk berkonsentrasi saat ujian. Ben merasa harus ada pihak yang bertanggung jawab atas kejadian yang menimpanya. Tugas III. Berbeda dari sanksi yang diberlakukan oleh Dewan Keamanan PBB, sebuah perusahaan yang berpusat di Antwerp (Belgia) membeli intan dari sebuah kelompok bersenjata di Kongo. Kelompok (bersenjata) ini melakukan kekerasan bersenjata. Senjata diperoleh dari hasil penjualan intan. Apakah Belgia atau Kongo bertanggung jawab atas pelanggaran yang dilakukan oleh perusahaan tersebut? Dan apakah akan berbeda, jika perusahaan tersebut bukan dimiliki oleh Belgia? Ketika mengunjungi Inggris, direktur perusahaan tersebut ditangkap dan dihukum. Dia menjalani hukumannya di penjara yang dimiliki dan dikelola oleh perusahaan swasta Wackenhut Corporation. Ia bertanya apakah pemerintah Inggris dapat bertanggung jawab dan ia kemudian mengajukan gugatan berdasarkan European Convention on Human Rights atas pelanggaran hak asasi manusia yang dialaminya selama ditahan. Pengacaranya memohon dengan merujuk kasus Costello-Roberts v. United Kingdom, yang mana memutuskan bahwa negara tidak dapat menghindarkan diri dari tanggung jawab dengan mendelegasikan kewajibannya pada suatu badan swasta. 21 | P a g e PERTEMUAN KEDELAPAN PENGAKUAN DALAM HUKUM INTERNASIONAL Pengantar Hal yang sangat penting artinya dalam hubungan antarnegara, karena setiap negara tidak ingin hidup terisolir. Sebelum mengadakan hubungan yang lengkap dan sempurna, maka harus melalui proses pengakuan terlebih dulu. Dengan adanya pengakuan, berarti negara baru itu dianggap mampu mengadakan hubungan internasional, hal ini adalah syarat penting untuk dapat diakui sebagai subyek HI. Tugas I: Temukan hubungan antara pengakuan dengan status negara sebagai subyek Hukum Internasional dalam kasus berikut ini: Tanggal 17 Februari 2008, Kosovo, salah satu provinsi di Serbia memutuskan menyatakan kemerdekaan. Sudah bertahun-tahun penduduk di wilayah tersebut mengalami tindakan diskriminatif oleh kaum Serb (yang merupakan penduduk mayoritas di Serbia). Kosovo adalah wilayah yang makmur dan subur dan memiliki hubungan dagang yang baik dengan beberapa negara di dunia. Pernyataan kemerdekaan tersebut dalam waktu yang singkat diakui oleh Turki, Perancis, Jerman, Inggris, Amerika Serikat dan Belanda. Pemerintah Kosovo yang terpilih secara demokratis selanjutnya memutuskan untuk secepatnya mengaksesi perjanjian-perjanjian perlindungan HAM dan juga berkeinginan untuk menjadi anggota PBB yang ke 193. Namun di lain pihak Rusia dan Serbia tidak mengakui Kosovo sebagai suatu negara. Tugas II. Pada tahun 2000 Negara B menyatakan kemerdekaannya dari Negara A. Pernyataan kemerdekaan ini diakui oleh 5 negara C, D, E, F dan G. Namun ketika terjadi perang untuk mempertahankan kemerdekaannya, Negara B kalah, dan menyerah pada pemerintah Negara A. Hal ini berarti bahwa negara B kembali menjadi bagian dari negara A. Tugas III. 22 | P a g e Pada tahun 2001 Tirkistan adalah bagian dari wilayah Republik Mizar. Tahun 2003 Amerika Serikat menandatangani sebuah perjanjian mengenai pemberian hak kepada AS untuk mendirikan pabrik timah di Tirkistan. Namun kemudian Dewan Perwakilan Rakyat Mizar menolak meratifikasi perjanjian itu karena dianggap merugikan. Beberapa waktu kemudian terjadi pemberontakan di Tirkistan. Tiga hari kemudian, sebelum adanya kepastian, apakah pemberontakan itu akan berhasil, Presiden AS memberikan pengakuan kepada pemerintah Republik Tirkistan baru yang memisahkan diri dari Mizar. Tugas IV. Negara Chuan, di sebelah selatan Jepang diperintah oleh seorang Presiden yang terkenal senang melakukan invasi terhadap wilayah negara tetangganya. Sudah lebih dari tiga wilayah yang dianeksasi. Tahun 2009 pasukan dari Negara Chuan memasuki wilayah Negara Yuan, dan kemudian menguasainya. Penguasaan wilayah ini tetap dilakukan walaupun tidak mendapatkan pengakuan dari negara lain. Tugas V. Telusuri Kasus GAM di Aceh, bagaimana hal ini dikaitkan dengan pengakuan dalam Hukum Internasional? 23 | P a g e PERTEMUAN KESEMBILAN SUKSESI NEGARA DALAM HUKUM INTERNASIONAL Tugas I: Factual State Succession Telusuri termasuk suksesi jenis yang mana kasus-kasus berikut ini: 1) Penyerahan Korea oleh Jepang tahun 1910. 2) Pecahnya Columbia (1832) menjadi Venezuela, Equador dan New Grenada. 3) Pecahnya Uni Soviet menjadi beberapa negara merdeka (1991). 4) Polandia pecah menjadi beberapa bagian yang kemudian diserap Rusia, Austria dan Prusia (1795). 5) Kemerdekaan Timor Leste. 6) Penggabungan Jerman Barat dan Timur pasca glasnot dan perestroika. Tugas II. Timor Leste Telusuri Kasus Kemerdekaan Timor Leste, kemudian temukan hubungan kasus ini dengan : a. kekayaan negara. b. kontrak-kontrak konsensional. c. hak-hak privat. d. tuntutan-tuntutan terhadap perbuatan melawan hukum. e. utang-utang negara. f. pengakuan. Tugas III. Bagaimana hubungan antara pengakuan terhadap negara dan suksesi universal dan suksesi parsial? Tugas IV. Bandingkan suksesi pemerintahan dengan suksesi negara, kemudian bagaimana hubungan kedua jenis suksesi tersebut dengan pengakuan? 24 | P a g e PERTEMUAN KESEPULUH PENYELESAIAN SENGKETA Tugas I. ALF Dalam briefing intelijen harian, Presiden AS mendapatkan laporan dari Direktur CIA bahwa African Liberation Front (ALF), sebuah kelomppok tidak dikenal, sedang merencanakan serangan terhadap penduduk AS. Berdasarkan seorang sumber, dikatakan bahwa serangan akan dilakukan secara simultan dan akan berlangsung dalam waktu yang sangat dekat, sedang berdasarkan sumber yang lain, serangan baru pada tahan persiapan. ALF ditengarai memilki markas di sebuah Negara kecil di kawasan Afrika, namun tidak terdapat kejelasan apakah Negara (tempat markas ALF) tersebut secara aktif mendukung atau hanya mentoleransinya saja. Presiden memerintahkan konsultan hukum Gedung Putih untuk secepatnya menyiapkan tandakantindakan apa saja yang dapat dilakukan. Tugas II. Kasus Sipadan-Ligitan Persengketaan antara Indonesia dengan Malaysia, mencuat pada tahun 1967 ketika dalam pertemuan teknis hukum laut antara kedua negara, masingmasing negara ternyata memasukkan pulau Sipadan dan pulau Ligitan ke dalam batas-batas wilayahnya. Kedua negara lalu sepakat agar Sipadan dan Ligitan dinyatakan dalam keadaan status status quo akan tetapi ternyata pengertian ini berbeda. Pihak Malaysia membangun resor parawisata baru yang dikelola pihak swasta Malaysia karena Malaysia memahami status quo sebagai tetap berada di bawah Malaysia sampai persengketaan selesai, sedangkan pihak Indonesia mengartikan bahwa dalam status ini berarti status kedua pulau tadi tidak boleh ditempati/diduduki sampai persoalan atas kepemilikan dua pulau ini selesai. Pada tahun 1969 pihak Malaysia secara sepihak memasukkan kedua pulau tersebut ke dalam peta nasionalnya. Pada tahun 1998 masalah sengketa Sipadan dan Ligitan dibawa ke ICJ, kemudian pada hari Selasa 17 Desember 2002 ICJ mengeluarkan keputusan tentang kasus sengketa kedaulatan Pulau Sipadan-Ligatan antara Indonesia dengan Malaysia. Hasilnya, dalam voting di lembaga itu, Malaysia dimenangkan oleh 16 hakim, sementara hanya 1 orang yang berpihak kepada 25 | P a g e Indonesia. Dari 17 hakim itu, 15 merupakan hakim tetap dari MI, sementara satu hakim merupakan pilihan Malaysia dan satu lagi dipilih oleh Indonesia. 26 | P a g e PERTEMUAN KEDUABELAS HAK ASASI MANUSIA Tugas I: Individu, Hukum Internasional dan HAM Dalam hukum internasional, paradigma negara-sentris telah mengakar sejak lama. Sehingga ketika muncul ide untuk membuat perlindungan internasional terhadap HAM, maka pro-kontra terjadi. Beberapa pendapat mengatakan bahwa hukum internasional hanya mengatur hubungan antar negara, sehingga individu tidak dapat dianggap sebagai subyek hukum internasional. Bagaimana pendapat anda mengenai hal ini? Tugas II. Timor Leste dan HAM A seorang pejuang kemerdekaan Timor-Timur yang telah menjadi korban akibat tindakan militer Indonesia (ketika kerusuhan pasca jajak pendapat penentuan kemerdekaan Timor-Timur). Kondisi fisik A yang sakit-sakitan sebagai akibat peristiwa itu dan kehidupan keluarga yang tidak menentu telah mendorongnya mencari keadilan. Berbagai upaya hukum telah dilakukan tapi usahanya untuk memperoleh reparasi sampai sekarang belum terpenuhi. Tugas III. Kasus Bosnia-Herzegovina Telusuri Kasus pembantai etnis Bosnia-Herzegovina oleh etnis Serbia. Pertanyaan: 1) Apakah negara (Serbia-Monternegro) dapat diminta pertanggungjawaban dalam kasus genosida tersebut ? 2) Apabila negara memang dapat diminta pertanggungjawaban dalam hal ini, apakah ini tidak bertentangan dengan konsep pertanggungjawaban indivudual seperti yang telah dikenal dalam pelanggaran HAM berat? 27 | P a g e