SUKSESI

advertisement
SUKSESI
1
ISTILAH
• Suksesi
= Succession
• Suksesi
=
Hukum Perdata =
Penggantian subjek hukum oleh subjek hukum
lain, ex : waris
• Suksesi dalam hukum internasional
Peralihan hak dan kewajiban internasional, baik
dr negara atau pemerintah lama ke baru.
2
Jenis
• Suksesi Negara
• Suksesi Pemerintahan
3
Perkembangan Suksesi
• Common/Universal Doctrine
• Clean State Doctrine
• 1978 Vienna Convention – State Succession related
to International Treaty
• 1983 Vienna Convention – State Succession related
to state debts, belongings, formal letters
4
Suksesi Negara
• Peralihan – predecessor – successor – hak
kewajiban
• Berakhirnya kolonial – bipolar timur barat –
komunisme – demokrasi transparansi good
governance
• Suksesi Universal - Parsial
• 2 issue penting : factual state succession – legal
state succession
5
Factual State Succession
•
Absorption/ Penyerapan : suatu negara diserap oleh negara lain.
Contohnya, penyerapan Korea oleh Jepang tahun 1910.
•
Pemecahan /dismemberment): suatu negara terpecah menjadi beberapa negara
yang masing-masing berdiri sendiri.
Ex : Lenyap – Uni Sovyet, atau wilayah terbagi jadi mandiri – Yugoslavia
•
Kombinasi dari pemecahan dan penyerapan, yaitu satu negara pecah menjadi
beberapa bagian dan kemudian bagian-bagian itu lalu diserap oleh negara atau
negara-negara lain. Contohnya, pecahnya Polandia tahun 1795 yang beberapa
pecahannya masing-masing diserap oleh Rusia, Austria, dan Prusia.
•
Negara merdeka baru (newly independent states). Yaitu beberapa wilayah yang
sebelumnya merupakan bagian dari wilayah negara lain atau berada di bawah
jajahan kemudian memerdekakan diri menjadi negara-negara yang berdaulat.
6
Legal State Succession
kekayaan negara (public property)
hak-hak privat (private rights)
tuntutan-tuntutan terhadap perbuatan
melawan
hukum (claims in tort or delict)
hutang-hutang negara (public debts)
7
Suksesi dan Perjanjian
Internasional
• Devolution Agreement (art 17 & 24 ‘78 Vienna
Conv)
(pacta tertiis nec nocent nec prosunt)
• Pengecualian : a. servitude & dispositive treaty
b. fundamental rights
c. political rights
Opsi lain : tidak berlaku negara yg merdeka – moving
treaty frontier rules
8
Suksesi dan Aset-Arsip Negara
• Aset berupa pemerintah dan swasta
• Pembagian aset pemerintah dalam batas wilayah
(HKI). Ex : RRC v. UK – HK (1997)
• Kompensasi bagi aset swasta
• State Archive : documents, iconographic document,
all object of historical value, archeological object
Beralih
9
Suksesi dan Hutang Negara
• Ada imbal balik dari predecessor state terhadap
successor state
• Ada pembayaran pemerintah pusat dan daerah
• Proporsionalitas : jumlah-luas-kekayaan-pajak
• Pengecualian : golongan tertentu – perang
terdahulu
10
Suksesi dalam kaitan individu
• Tidak diatur dalam Konvensi Wina 1978 dan 1983
• Diberikan kebebasan pada individu dalam
menentukan kewarganegaraan mengikuti
predecessor maupun successor melalui instrumen
hukum nasional
• 1961 Conv. On the Reduction of Statelessness :
negara harus menjamin tidak ada individu yang
menjadi stateless akibat praktek suksesi di
negaranay
11
Suksesi dan keanggotaan dalam
OI
• Keanggotaan dalam OI ditentukan oleh konstitusi
masing-masing organisasi
• Ex : PBB tidak mengatur secara spesifik, hanya
terhadap negara baru maka berlaku aturan atasnya
• Ex : Uni Sovyet membentuk 3 negara Baltik,
Georgia dan 11 negara lain ( 3 diantara RusiaBelorusia-Ukraina), akhirnya Rusia menggantikan
U.Sovyet sbg anggota tetap DK PBB, BelorusiaUkraina sebagai anggota dan yang lain
mendaftarkan diri sebagai negara baru di PBB
12
Suksesi negara dalam kaitan delik
• Successor tidak bertanggung jawab atas tort
maupun delik yang dilakukan predecessor
• Prinsip ini berasal dari prinsip hukum tentang
sifat personal kesalahan
13
.
Suksesi dan Pengakuan
Bilamana suksesi negara itu bersifat universal, yang berarti
hilangnya identitas internasional dari negara yang
bersangkutan, maka pengakuan itu otomatis gugur.
Sedangkan bila suksesi itu bersifat parsial, yang berarti negara
yang lama (predecessor state) tidak kehilangan identitas
internasionalnya, maka dalam hal ini berlaku “asas kontinyuitas
negara” (continuity of state principle). Artinya, pengakuan yang
pernah diberikan itu tetap berlaku. Namun, bilamana negara
yang memberikan pengakuan tadi tidak lagi memandang
negara yang pernah diberi pengakuan itu memenuhi syarat
negara menurut hukum internasional, maka pengakuan itu
dapat ditarik kembali. Pada umumnya, jika itu terjadi,
penarikan kembali pengakuan itu tidak dilakukan secara tegas.
14
Download