- KKI Karya Kepausan Indonesia

advertisement
HARI ANAK MISIONER SEDUNIA
KE-172
4 JANUARI 2015
Buku ini terdiri dari :
1. Intisari Pesan Paus:
"Yang Kecil Jadikan Bintang" …………….… 2
2. Renungan: Bangkitlah, Terangmu Datang …....... 6
3. Mengikuti Bintang untuk Melihat Tuhan ………. 9
4. Anak Kecil ……………………………..……… 11
5. Menanamkan Nilai Iman pada Anak ………….. 13
6. Perayaan Ekaristi ..……………….………….... 15
7. Remaja Memberi dengan Murah Hati ………… 31
1
YANG KECIL JADIKAN BINTANG
Pada
Hari Raya Penampakan Tuhan atau
disebut Epifani, Gereja secara khusus Serikat Kepausan
Anak dan Remaja Misioner merayakan Hari Anak
Misioner Sedunia. Pada Hari Raya tersebut, Paus
Fransiskus mempersembahkan Misa Kudus di Lapangan
Santo Petrus, Roma, pada hari Senin 6 Januari 2014.
Dalam homilinya, Paus Fransiskus mengatakan
bahwa, “orang-orang Majus mengikuti dengan setia terang
itu, yang menuntun mereka untuk menjumpai Tuhan”.
Terang itu seakan memanggil mereka untuk mengikutinya.
Menurut Paus Fransiskus, nasib setiap orang
dilambangkan dalam perjalanan orang-orang Majus dari
Timur. Hidup kita merupakan sebuah perjalanan, yang
diterangi oleh terang-terang yang mencerahkan jalan kita,
untuk menemukan kepenuhan kebenaran dan kasih dalam
Yesus, sebagai Terang Dunia.
Bacaan pertama yang mengutip kata-kata nabi
Yesaya menggemakan panggilan Allah kepada Yerusalem
: "Bangkitlah, menjadi teranglah” (Yes 60:1). Yerusalem
disebut sebagai kota terang yang memantulkan terang
Allah bagi dunia dan membantu manusia untuk berjalan di
jalan-Nya. Ini adalah panggilan dan perutusan umat Allah
di dunia. Tetapi Yerusalem gagal menanggapi panggilan
Tuhan ini. Injil mengatakan kepada kita bahwa orangorang Majus, ketika mereka tiba di Yerusalem, kehilangan
penglihatan bintang untuk sementara waktu. Mereka tidak
2
lagi melihat terangnya dari istana Raja Herodes. Kediaman
Raja Herodes suram, dipenuhi dengan kegelapan,
kecurigaan, ketakutan, irihati. Herodes curiga dan
disibukkan dengan berita kelahiran seorang Anak yang
lemah yang ia anggap sebagai saingan.
Orang-orang Majus mampu mengatasi saat
kegelapan yang berbahaya di hadapan Herodes, karena
mereka percaya Kitab Suci, kata-kata para nabi yang
menunjukkan bahwa Juru Selamat akan lahir di Betlehem.
Sehingga mereka melarikan diri dari kegelapan dan
kesuraman malam dunia. Mereka melanjutkan perjalanan
mereka menuju Betlehem dan di sana mereka sekali lagi
melihat bintang itu, dan Injil memberitahu kita bahwa
mereka mengalami "sebuah suka cita besar" (Mat 2:10).
Orang Majus menggunakan terang "kecerdikan"
ketika, dalam perjalanan pulang, mereka memutuskan
untuk tidak melewati istana suram Herodes, tetapi
mengambil rute lain. Orang-orang bijak dari Timur ini
mengajarkan kita bagaimana untuk tidak jatuh ke dalam
jerat kegelapan dan bagaimana mempertahankan diri kita
dari bayang-bayang yang berusaha menyelubungi hidup
kita. Dengan “kecerdikan” orang-orang Majus menjaga
iman.
Pada Hari Raya Penampakan Tuhan, saat kita
mengingat perwujudan Yesus bagi umat manusia dalam
rupa seorang Anak, semoga kita merasakan orang-orang
Majus di sisi kita, sebagai sahabat-sahabat yang bijaksana
di jalan. Teladan mereka membantu kita mengangkat
pandangan kita terhadap bintang dan mengikuti keinginankeinginan besar hati kita. Mereka mengajarkan kita untuk
tidak berpuas dengan sebuah kehidupan yang biasa-biasa
saja, sebuah kehidupan "memainkannya dengan aman",
3
tetapi membiarkan diri kita selalu tertarik oleh apa yang
baik, benar dan indah ... oleh Allah.
Dan mereka mengajarkan kita untuk tidak tertipu
oleh penampilan-penampilan, oleh apa yang dianggap oleh
dunia sebagai yang agung, bijaksana dan penuh kuasa.
Kita harus tidak berhenti pada hal itu. Hal ini diperlukan
untuk menjaga iman. Saat ini yang sangat penting adalah
menjaga iman. Kita harus masuk ke ruang batin lebih
dalam, mengatasi kegelapan, mengatasi suara-suara yang
membangkitkan kegelisahan, mengatasi keduniawian,
mengatasi begitu banyak bentuk modernitas yang ada saat
ini. Kita harus maju menuju Betlehem, di mana, dalam
kesederhanaan sebuah tempat tinggal di pinggiran, di
samping seorang ibu dan ayah yang penuh kasih dan
penuh iman, di sana bersinar Matahari dari atas, Raja alam
semesta. Oleh teladan orang-orang Majus, dengan terangterang kecil kita, semoga kita menemukan Sang Terang
Sejati dan menjaga iman. Semoga demikian.
Demikianlah homili yang disampaikan oleh Paus
Fransiskus pada Hari Raya Penampakan Tuhan. Semoga
Anak dan remaja Misioner pun mengikuti Terang cahaya
yang mampu menghantar mereka sampai pada Sang
Kristus.
Sumber : www.vatican.va
4
5
BANGKITLAH,
TERANGMU DATANG
Hari Raya Epifani adalah hari Penampakan Tuhan
kepada orang-orang yang belum mengenal-Nya. Hari
Penampakan Tuhan ini merupakan pesta iman yang
dipersembahkan untuk seluruh dunia. Iman adalah terang
yang mengagumkan, yang akan membimbing serta
mendorong kita untuk berjalan pada tujuan yang sejati,
yakni Allah sendiri.
Dalam bacaan pertama berbicara tentang terang:
“bangkitlah, menjadi teranglah, sebab terangmu datang,
dan kemuliaan Tuhan terbit atasmu. Sebab sesungguhnya,
kegelapan menutupi bumi, dan kekelaman menutupi
bangsa-bangsa; tetapi terang Tuhan terbit atasmu, dan
kemuliaan-Nya menjadi nyata atasmu. Bangsa-bangsa
berduyun-duyun datang kepada terangmu, dan raja-raja
kepada cahaya yang terbit bagimu”. Terang sejati dari
sebuah iman, dan semua orang dipanggil untuk mengikuti
terang tersebut.
Bacaan kedua tentang penyelenggaraan kasih
karunia Allah, telah dinyatakan. Semua orang telah
menjadi anggota dan ahli waris melalui perantaraan Yesus
Kristus. Kita semua dipanggil untuk mengenal Kristus,
berjalan dalam terang iman.
Terang
iman
merupakan
terang
yang
mengagumkan; sebuah bintang di langit, seperti yang
dikatakan dalam Injil, tapi juga menunjukkan secara persis
di bumi. Dan ketika mereka melihat bintang, mereka
6
sangat berbahagia. Karena melalui bintang tersebut
memberikan inspirasi bagi tiga orang Majus yang datang
dari Timur, yang sedang mencari petunjuk jalan untuk
datang menyebah Raja Orang Yahudi.
Kita tahu bahwa kita hidup bukan hanya di bumi
ini saja, namun kita sedang berziarah menuju bintang. Hati
kita tidak akan sungguh menemukan kebahagiaan, jika
kita membiarkan dengan segala kekuatiran, dan tenggelam
dalam kesibukan, tanpa keseimbangan. Kebahagiaan itu
hanya ada dalam terang sejati, yakni iman dalam Yesus
Kristus. Dalam iman kita mengenal diri sekaligus
mengenal panggilan, berjalan menuju Tuhan.
Namun terang dalam iman, yang bersinar dari atas,
menunjukkan sesuatu di bumi; di sebuah rumah, rumah di
mana seorang bayi dengan ibunya Maria. Iman bukanlah
suatu mimpi, atau berjalan di atas awan, namun
merupakan sebuah kenyataan; dituntut untuk mengenal
Yesus, manusia seperti kita, Anak Allah yang menjelma
menjadi manusia, yang mewahyukan wajah Bapa-Nya
dalam hidup kita, Dialah yang menghendaki agar kita
hidup dalam persekutuan dengan-Nya.
Terang dalam iman, senantiasa bersinar di langit,
namun terang tersebut tidak terlihat oleh semua. hanya
para Majus saja yang bisa melihat terang tersebut, dan
para majus tersebutlah yang memberitahukan kepada para
iman dan ahli-ahli taurat. Para Majus memberitahukan
seperti yang dinyatakan dalam Kitab Suci. Untuk bisa
melihat terang diperlukan kesediaan hati yang dalam, di
mana Herodes, para imam dan ahli taurat tidak memiliki.
Jika kita hanya mencari keinginan kita sendiri, kita
tertutup dari terang iman; kita hanya bisa melihat di
bawah, dan tidak mengarahkan pada Yesus putra Allah.
7
Jika kita mau sungguh-sungguh hidup, kita harus
bersedia siap dan membiarkan dibimbing pada tujuan
bukan hanya kesenangan dunia namun suatu kebahagiaan
sejati, yakni Tuhan sendiri. Kita harus memilih; mana
yang terbaik untuk kita, mencari kesenangan diri sendiri
atau mengikuti bintang untuk mendapatkan kebahagian
sejati?
Yesus lahir ke dunia ini, dan memberikan
kebahagian yang besar, memberikan terang sejati: kita
semua layak bersyukur atas iman yang telah kita terima
dari Yesus Kristus. Kita bersyukur karena darah-Nya,
telah kembali memulihkan kita untuk hidup bersekutu
dengan-Nya.***YH
8
MENGIKUTI BINTANG,
UNTUK MELIHAT TUHAN
Dalam Injil Matius 2 : 1 – 12 tentang “Orangorang Majus dari Timur” kita bisa melihat suatu gambaran
sederhana yang mengisahkan bahwa untuk melihat dan
menemukan Tuhan diperlukan kepekaan akan rahmat
Tuhan dan usaha dari pihak kita, untuk mencari Dia. Para
orang majus melihat bintang itu, dan menanggapinya
dengan mau bersusah payah melakukan perjalanan
berminggu-minggu melintasi padang pasir, untuk mencari
Sang Mesias, yang kelahiran-Nya ditandai oleh bintang.
Bintang itu telah mendahului para Majus itu, dan berhenti
tepat di atas sebuah tempat, di mana Anak itu berada (bdk.
Mat 2:9). Betapa mereka sangat berbahagia, karena
menemukan siapa yang mereka cari! Banyak kaum
Yahudi yang tidak menyadari bahwa Raja mereka telah
lahir, namun orang-orang majus ini yang berasal dari
negeri yang jauh, malah termasuk dalam bilangan mereka
yang pertama kali mengenali Kristus sebagai Raja dan
menyembah-Nya.
Para Majus itu menjadi gambaran bagi kita semua
yang kini mengimani Kristus. Kalau kita sungguh mau
mengikuti Kristus, kita tidak perlu takut akan apa
tanggapan orang, tidak perlu takut dianggap ekstrim
karena kita tidak mengikuti arus dunia. Walaupun
panggilan kita sebagai umat Kristiani tidak mudah, dan
9
bahkan membutuhkan pengorbanan, namun kita
mengetahui bahwa akan ada Terang Ilahi di akhir
perjuangan kita.
Bukankah keseluruhan hidup kita adalah
perjalanan menuju Kristus? Dan melalui Kristus menuju
Allah Bapa? Maka hidup kita adalah semacam perjalanan
yang harus kita lalui dengan terang iman. Kita tak perlu
mengandalkan kemampuan diri kita sendiri untuk
menemukan Dia. Kristus telah memberikan Gereja-Nya
untuk menuntun kita dengan ajaran-ajarannya dan
sakramen-sakramennya, agar kita dapat bertemu dan
bersatu dengan-Nya. Kristus juga telah memberikan
kepada kita Ibu-Nya, yang menjadi teladan Gereja, yaitu
Bunda Maria Stella Maris, Sang Bintang Laut yang
memimpin kita dalam perjalanan hidup ini, kepada Kristus
Putera-nya. Betapa kita perlu memandang kepada bintang
ini, agar kita dapat selalu menemukan Kristus. Semoga
kitapun dapat mengalami sukacita karena menemukan
Dia, dan kita dapat datang kepada-Nya dengan membawa
persembahan kita: persembahan yang terbaik - emas,
persembahan doa - kemenyan, dan pengorbanan kita mur.
Setelah kita menemukan Kristus, mari kita
mengingat panggilan kita untuk mewartakan Dia, terutama
kepada mereka yang belum mengenal Dia. Di hari Epifani
ini kita juga merayakan Hari Anak dan Remaja Misioner
Sedunia. Kita semua dipanggil untuk menjadi misionarisNya. Sejauh mana kita telah melakukannya?***
Sumber : katolisitas.org
10
ANAK KECIL
Seorang anak kecil itu bagaikan kertas putih. Ia
tidak pernah bohong. Selalu jujur dan terbuka, apa adanya.
Ia selalu bertanya dan mau belajar. Ia tidak pernah
menyombongkan diri, tetapi rendah hati. Dengan siapa
pun dia mau berkomunikasi. Ia tidak punya prasangka
buruk pada orang lain. Semua itu membawa kepada
kebahagiaan dan kegembiraan bersama.
Dalam pengajaran-Nya, Yesus mengambil anak
kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka,
kemudian Ia memeluk anak itu dan berkata kepada
mereka, “Barangsiapa menyambut seorang anak kecil
seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku. Dan
barangsiapa menyambut Aku, bukan Aku yang
disambutnya, tetapi Dia yang mengutus Aku” (Mrk 9:3637). Menanggapi persoalan yang dihadapi oleh para murid
mengenai siapa yang paling besar dan paling luhur, Yesus
mengambil contoh konkret, seorang anak kecil. Dia
menjelaskan sikap dasar seorang anak kecil. Kalau ada
orang yang mau menyombongkan diri, lihatlah anak kecil
yang rendah hati dan apa adanya. Kalau ada orang yang iri
hati terhadap orang lain, lihatlah anak kecil yang tidak iri
hati. Kalau ada orang yang berambisi besar dan merugikan
orang lain, lihatlah anak kecil yang mau belajar dan
bertanya.
Jalan menuju kedamaian dan keluhuran yang sejati
terletak dalam cinta kasih dan pelayanan yang rendah hati,
tidak dalam menguasai orang lain. Hanya orang-orang
yang tidak aman dan penakut merasakan kebutuhan untuk
11
membuktikan bahwa hanya mereka yang mampu berbuat
itu. Keluar dari ego sendiri itu merupakan satu-satunya
jalan menemukan diri yang sejati, orang juga menemukan
Allah.
Tuhan, tolonglah aku untuk mengikuti jalan
kerendahan hati dan pelayanan seperti seorang anak
kecil.
Sumber : Gema Suara ilahi, Y. Wartaya, SJ
12
MENANAMKAN NILAI IMAN
PADA ANAK
Seorang ibu mengajar anak yang baru berumur
satu tahun membuat tanda salib dengan air suci ketika
masuk gereja. Meskipun masih kecil, anak selalu dilatih
begitu setiap kali masuk gereja. Lama kelamaan anak kecil
itu mempunyai kebiasaan untuk membuat tanda salib
dengan terlebih dahulu mencelupkan jari ke tempat air
suci ketika masuk gereja.
Seorang ayah memberikan uang Rp 1000,00
kepada anaknya yang baru berumur empat tahun. Uang
yang diterimanya dipakai untuk kelokte misa di gereja.
Ketika kotak kolekte diedarkan, anak tersebut meletakkan
uang 1000,00 tadi ke dalam kotak kolekte. Dia melakukan
dengan gembira. Uang tersebut dipersembahkan kepada
Tuhan. Juga untuk mereka yang membutuhkan bantuan.
Dua contoh di atas menggambarkan bagaimana
pendidikan nilai iman dilakukan secara nyata. Anak sudah
dilatih sejak kecil. Dengan latihan-latihan yang sederhana,
semakin lama semakin dirasakan adanaya penanaman nilai
iman. Sedikit demi sedikit kebiasaan tersebut dibatinkan
oleh anak untuk dapat menjadi nilai iman.
Menumbuhkan kembali penanaman nilai-nilai
iman dalam keluarga sangat penting. Zaman ini ditandai
dengan benturan-benturan nilai dalam kehidupan
masyarakat. Benturan-benturan bisa dilihat dalam koteks
13
kemajuan ilmu dan teknologi. Arahnya adalah
menumbuhkan kembali nilai-nilai iman dalam keluarga.
Misalnya, gerakan untuk melatih anak-anak membuat
tanda salib, gerakan untuk mengembangkan iman dengan
membaca renungan-renungan.
Perlu disadari bersama bahwa penanaman nilainilai iman sejak usia dini merupakan proses berkelanjutan.
Tidak hanya sekali dua kali. Anak-anak diajak untuk
membiasakan diri melakukan perbuatan nyata dan
konkret, yang dapat dilihat, didengar, dan ditiru. Karena
itu, teladan dan contoh dari orang dewasa sangat penting,
misalnya, berdoa, sikap berkorban, jujur, sikap berbicara
dan melakukan sesuatu di mana keterlibatan Tuhan dalam
kehidupan anak dapat dirasakan: baptisan, ulang tahun,
komuni pertama, kunjungan pada orang sakit, kematian
saudara. Singkatnya, peristiwa suka duka yang dialami
dan dirasakan anak bersama dengan seluruh anggota
keluarga.
Pengenalan kehidupan menggereja dapat dilakukan
melalui ceritera mengenai orang-orang suci, Kitab Suci,
pergi ke gereja, diikutsertakan dalam bina iman, sekolah
minggu, putra-putri altar, remaja katolik, SEKAMI, berkat
imam, dan lain-lain. Dengan cara ini, anak akan semakin
mengenal nilai-nilai kekatolikan untuk membantu
mengembangkan imannya dalam menghadapi dunia yang
serba majemuk.
Tuhan, buatlah kami dapat ikut menanamkan nilainilai iman dalam diri anak-anak.
Sumber : Gema Suara ilahi, Y. Wartaya, SJ
14
PERAYAAN EKARISTI
HARI ANAK MISIONER SEDUNIA KE-172
4 JANUARI 2015
TEMA :
YANG KECIL JADIKAN BINTANG
15
KOMENTAR PERSIAPAN
Dibawakan oleh pemandu acara, orang dewasa atau
seorang anak remaja
Saudari-saudara, ibu-bapak, serta anak dan remaja
misioner terkasih,
Hari ini, Gereja Katolik merayakan Hari Raya
Penampakan Tuhan atau Epifani. Serikat Kepausan Anak
dan Remaja Misioner juga merayakan Hari jadinya yang
ke-172 dengan Tema : YANG KECIL JADIKAN
BINTANG.
Yesus lahir dalam rupa seorang Anak. Ia yang
kaya, bersedia menjadi miskin, agar kita yang miskin
dijadikan kaya oleh-Nya. Ia adalah Mesias yang sudah
lama dinanti-nantikan, Ia Raja orang Yahudi. Ia telah lahir
bagi kita, agar kita bisa belajar daripada-Nya.
Marilah bersama para Majus dari Timur, kita
bersujud menyembah-Nya. Kita bawa hati kita sebagai
persembahan bagi-Nya. Dalam suasana hati gembira dan
penuh syukur, kita memulai Perayaan Ekaristi Suci ini
dengan menyanyikan lagu pembuka …
RITUS PEMBUKA
Lagu Pembukaan – Perarakan Masuk
Tanda Salib
Salam
16
Pengantar/Kata Pembukaan
Saudari-saudara, ibu-bapak, serta anak dan remaja
misioner terkasih, Paus Fransiskus mengatakan bahwa,
nasib setiap orang dilambangkan dalam perjalanan orangorang Majus dari Timur. Hidup kita merupakan sebuah
perjalanan, yang diterangi oleh terang-terang yang
mencerahkan jalan kita, untuk menemukan kepenuhan
kebenaran dan kasih dalam Yesus, sebagai Terang Dunia.
Semoga kita sebagai umat beriman seperti para Majus
yang berusaha mencari dan mengikuti dengan setia terang
itu, untuk menemukan Yesus, Sang Juru Selamat.
Marilah kita berdoa bagi anak misioner di seluruh
dunia, khususnya bagi mereka yang tidak mendapatkan
hak-haknya sebagai anak, mereka yang menderita,
dianiaya, dan tidak mendapatkan kasih sayang. Semoga
Tuhan memberi rejeki untuk hidup, ketabahan hati serta
kekuatan iman agar mereka tidak putus asa dalam hidup
ini.
Tobat
I = Imam, P = Pemimpin Ibadat
I/P
U
Tuhan Yesus Kristus,
Engkaulah Raja damai, yang memanggil Tiga
Orang Bijak dari Timur dengan cahaya bintangMu. Mereka mempersembahkan hadiah emas,
kemenyan dan mur sebagai tanda cinta dan hormat
kepada-Mu.
Tuhan, kasihanilah kami.
Tuhan, kasihanilah kami.
17
I/P
U
I/P
U
I/P
Tuhan Yesus Kristus,
Engkaulah Raja damai, yang memanggil kami dari
kegelapan dengan cahaya iman-Mu, dan
mengundang kami untuk mempersembahkan
seluruh diri, budi, kehendak, panggilan dan
perutusan kami.
Kristus, kasihanilah kami.
Kristus kasihanilah kami.
Tuhan Yesus Kristus,
Engkaulah Raja damai, yang menghendaki semua
bangsa bergabung dalam perarakan menuju cahaya
abadi dan mempersatukan kami sebagai
misionaris-misionaris cintakasih-Mu.
Tuhan, kasihanilah kami.
Tuhan, kasihanilah kami.
Semoga Allah yang mahakuasa mengasihani
kita, mengampuni dosa kita dan mengantar kita
ke hidup yang kekal.
U : Amin.
18
Tuhan, kasihanilah kami
Madah Kemuliaan
Doa Pembuka
I /P : Marilah kita berdoa
Allah Bapa kami yang penuh kasih, Engkau telah
mengutus Putra-Mu yang tunggal untuk hadir di
tengah dunia ini. Kehadiran-Nya membuat kami
menjadi kaya dan mengenal Engkau yang sejati.
Ajarilah kami untuk mengenal Engkau lebih dalam
lagi, agar dalam kehidupan ini kami dapat menjadi
saksi-saksi-Mu yang hidup. Berkatilah anak-anak
Misioner di seluruh dunia yang merayakan
pestanya hari ini. Semoga dengan semangat
persaudaraan di antara mereka, mereka sungguh
menjadi misionaris cilik-Mu yang sejati. Semuanya
ini kami mohon dengan perantaraan Putra-Mu
Yesus Kristus Tuhan kami bersama dengan Dikau
dalam persatuan dengan Roh Kudus Allah, kini
dan sepanjang masa.
U : Amin.
19
LITURGI SABDA
BACAAN PERTAMA (Yes 60 : 1 - 6)
Pembacaan dari Kitab Yesaya :
"Kemuliaan Tuhan terbit atasmu"
Beginilah kata nabi kepada Yerusalem : Bangkitlah,
menjadi teranglah, sebab terangmu datang, dan kemuliaan
Tuhan terbit atasmu. Sebab sesungguhnya, kegelapan
menutupi bumi, dan kekelaman menutupi bangsa-bangsa;
tetapi terang Tuhan terbit atasmu, dan kemuliaan-Nya
menjadi nyata atasmu. Bangsa-bangsa berduyun-duyun
datang kepada terang-Mu, dan raja-raja menyongsong
cahaya yang terbit bagimu. Angkatlah mukamu dan
lihatlah ke sekeliling! Mereka semua datang berhimpun
kepadamu; anak-anakmu laki-laki datang dari jauh, dan
anak-anakmu perempuan digendong.
Melihat itu, engkau akan heran dan berseri-seri, engkau
akan tercengang dan akan berbesar hati, sebab kelimpahan
dari seberang laut akan beralih kepadamu, dan kekayaan
bangsa-bangsa akan datang kepadamu. Sejumlah besar
unta akan menutupi daerahmu, unta-unta muda dari
Midian dari Efa. Mereka semua akan datang dari Syeba,
akan membawa emas dan kemenyan, serta memberitakan
perbuatan-perbuatan masyhur Tuhan.
L : Demikianlah sabda Tuhan
U : Syukur kepada Allah.
20
Mazmur Tanggapan
Antarbacaan – Mzm 72 : 1-2.7-8.10-11.12-1
Refren :
Kiranya segala bangsa menyembah Engkau, ya Tuhan.
Ayat Mazmur :
 Ya Allah, berikanlah hukum-Mu kepada raja,
dan keadilan-Mu kepada putera raja.
Kiranya ia mengadili umat-Mu dengan keadilan,
dan menghakimi orang-orang-Mu
yang tertindas dengan hukum!
 Kiranya keadilan berkembang pada zamannya
dan damai sejahtera berlimpah, sampai tidak ada
lagi bulan!
Kiranya ia memerintah dari laut sampai ke laut,
dari sungai Efrat sampai ke ujung bumi!
 Kiranya raja-raja dari Tarsis dan pulau-pulau
membawa persembahan-persembahan;
kiranya raja - raja dari Syeba dan Seba
menyampaikan upeti!
Kiranya semua raja sujud menyembah kepadanya,
dan segala bangsa menjadi hambanya.
 Sebab ia akan melepaskan orang miskin
yang berteriak minta tolong, orang yang tertindas
dan orang tidak punya penolong; ia akan
sayang kepada orang lemah dan orang miskin,
Ia akan menyelamatkan nyawa orang papa.
21
BACAAN KEDUA (Ef 3:2-3a. 5-6)
Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di
Efesus :
"Rahasia Kristus kini telah diwahyukan, dan para bangsa
menjadi pewaris perjanjian"
Saudara-saudara, kamu telah mendengar tentang tugas
penyelenggaraan kasih karunia Allah yang dipercayakan
kepadaku demi kamu, yaitu bagaimana rahasianya telah
dinyatakan kepadaku melalui wahyu. Pada zaman
angkatan-angkatan dahulu rahasia itu tidak diberitakan
kepada umat manusia, tetapi sekarang dinyatakan dalam
Roh kepada para rasul dan para nabi-Nya yang kudus.
Berkat pewartaan Injil, orang-orang bukan Yahudi pun
turut menjadi ahliwaris, menjadi anggota-anggota tubuh
serta peserta dalam janji yang diberikan Kristus Yesus.
L : Demikianlah Sabda Tuhan
U : Syukur kepada Allah
BAIT PENGANTAR INJIL
S : Alleluia
U : Alleluia
S : Kami telah melihat bintang Tuhan di ufuk Timur,
dan kami datang untuk menyembah Tuhan
U : Alleluia, Alleluia
22
BACAAN INJIL (Mat 2:1-12)
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius :
“Kami datang dari Timur untuk menyembah Sang Raja.”
Pada zaman pemerintahan Raja Herodes, sesudah
Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea, datanglah
orang-orang majus dari Timur ke Yerusalem. Mereka
bertanya-tanya, “Di manakah Raja Yahudi yang baru
dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-Nya di ufuk
Timur, dan kami datang untuk menyembah Dia.”
Mendengar hal itu, terkejutlah Raja Herodes
beserta seluruh Yerusalem. Maka dikumpulkannya semua
imam kepala dan ahli Taurat bangsa Yahudi, lalu
dimintanya keterangan dari mereka, di mana Mesias akan
dilahirkan. Mereka berkata kepadanya, “Di Betlehem di
tanah Yudea, karena beginilah ada tertulis dalam kitab
nabi: Dan engkau Betlehem, tanah Yehuda, engkau sekalikali bukanlah yang terkecil di antara mereka yang
memerintah Yehuda, karena dari padamulah akan bangkit
seorang pemimpin, yang akan menggembalakan umat-Ku
Israel.”
Lalu dengan diam-diam Herodes memanggil
orang-orang majus itu, dan dengan teliti bertanya kepada
mereka, kapan bintang itu nampak. Kemudian ia
menyuruh mereka ke Betlehem, katanya, “Pergilah, dan
selidikilah dengan seksama hal ikhal Anak itu! Dan segera
sesudah kamu menemukan Dia, kabarkanlah kepadaku,
supaya aku pun datang menyembah Dia.”
Setelah mendengar kata-kata Raja Herodes,
berangkatlah para majus itu. Dan lihatlah, bintang yang
mereka lihat di Timur itu mendahului mereka hingga tiba
23
dan berhenti di atas tempat di mana Anak itu berada.
Melihat bintang itu, sangat bersukacitalah mereka. Maka
masuklah mereka ke dalam rumah itu, dan melihat Anak
itu bersama Maria, Ibu-Nya. Lalu mereka sujud
menyembah Dia. Mereka pun membuka tempat harta
bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada
Anak itu, yaitu emas, kemenyan dan mur.
Kemudian, karena diperingatkan dalam mimpi, supaya
jangan kembali kepada Herodes, mereka pun pulang ke
negerinya lewat jalan lain.
L : Demikianlah Injil Tuhan
U : Terpujilah Kristus
Homili
Syahadat Para Rasul (dapat didoakan atau dinyanyikan).
Doa Umat
I : Allah Bapa sumber segala cinta, Engkau telah
mengutus Putra-Mu untuk datang ke dunia ini,
agar kami tidak berjalan dalam kegelapan.
Bimbinglah kami untuk menemukan Putra-Mu,
agar kami dapat merasakan kedamaian hati dan
dapat mewartakan kasih-Mu yang sejati. Kini
kami datang pada-Mu untuk memanjatkan doa –
doa kami:
1. Bagi Sri Paus, para uskup dan para imam :
Semoga Sri Paus, para uskup dan para imam
dapat mewartakan cinta kasih-Mu bagi kami
umat-Mu dan menuntun kami untuk
24
menemukan Yesus Juru Selamat kami dalam
hidup sehari-hari.
Marilah kita mohon…
2.
Bagi para misionaris, biarawan-biarawati dan
awam :
Berilah rahmat kesetiaan kepada para
misionaris, biarawan-biarawati dan awam
dalam menjalani panggilan mereka. Semoga
seluruh hidup dan karya mereka dapat
mewartakan cinta kasih-Mu yang sejati.
Marilah kita mohon…
3. Bagi anak dan remaja misioner :
Semoga anak dan remaja misioner mengikut
teladan para Majus yang berusaha untuk
mencari Bayi Yesus. Gerakkanlah hati anak
dan remaja misioner kami di Indonesia agar
mampu menjalin solidaritas dan peduli dengan
teman-teman yang menderita di seluruh dunia
dan sekitar kami.
Marilah kita mohon…
4. Bagi Perdamian dunia :
Ya Bapa, panggil lah banyak orang untuk
mengusahakan perdamaian di bumi ini.
Berilah kekuatan kepada mereka yang
menderita akibat peperangan dan juga bencana
alam.
Marilah kita mohon…
25
5. Untuk ujud-ujud pribadi :
Kita berdoa dalam hati untuk tumbuhnya
panggilan di antara kaum keluarga kita masingmasing… (hening sesaat)
Marilah kita mohon…
I.
Ya Allah Bapa kami yang Mahabaik,
kabulkanlah permohonan kami anak-anakMu, yang kami sampaikan dengan penuh iman
dan tulus iklas. Padukanlah doa-doa kami ini
dengan doa-doa umat-Mu di seluruh dunia.
Demi Kristus, Tuhan dan Juru Selamat kami.
U. Amin.
26
LITURGI EKARISTI
Persiapan Persembahan
Persiapan persembahan diawali dengan kolekte. Wakilwakil umat mengantar kepada Imam bahan-bahan
persembahan : roti dan anggur, yang akan dikuduskan
dalam Doa Syukur Agung, dan persembahan lain. Kolekte
akan diserahkan untuk kepentingan anak dan rejama
misioner di seluruh dunia, terlebih yang sangat
membutuhkan.
Lagu Persembahan
Seluruh acara ini diiringi dengan nyanyian persiapan
persembahan dan dapat diiringi sebuah tarian daerah
oleh anak dan remaja misionar bila memungkinkan.
Doa Persembahan :
I :
U :
Allah Bapa yang Mahakudus, kami persembahkan
kepada-Mu roti dan anggur hasil karya tangan
kami. Bersama roti dan anggur ini, kami
persembahkan juga seluruh diri kami sebagai
lambang penyerahan dan pembaharuan hidup
kami. Satukanlah
persembahan
kami
ini
dengan kurban Yesus Putra- Mu, agar menjadi
santapan keselamatan kami. Demi Kristus Tuhan
kami.
Amin
27
Doa Syukur Agung
Dialog Pembuka
Prefasi
Kudus
Komuni
Bapa Kami
Embolisme
Doa Damai
Pemecahan Hosti
Pemecahan Hosti diiringi dengan seruan/lagu Anak
Domba Allah.
Persiapan Komuni
Penerimaan Tubuh (dan Darah) Kristus.
Pembersihan (Bejana)
(Setelah komuni selesai, diakon/imam membersihkan
patena dan piala).
Saat Hening
(Sesudah komuni umat, sebaiknya diadakan saat hening
untuk berdoa dalam batin, dapat didoakan Doa Sesudah
Komuni, lihat Puji Syukur no. 212 Jiwa Kristus)
Madah Pujian :
(Doa anak dan remaja
sama)
misioner, didoakan bersama-
28
DOA SYUKUR
Tuhan Yesus Kristus, sumber kehidupan, kami
bersyukur atas pemeliharaan-Mu terhadap hidup kami,
kami bersyukur atas kelahiran-Mu di dunia ini. Bantulah
kami anak dan remaja misioner-Mu untuk mencari
Engkau dan menemukan Engkau dalam kehidupan kami
sehari-hari.
Terimakasih atas hari yang baru dan keindahan
yang boleh kami nikmati, lewat seluruh alam semesta ini.
Terimakasih atas hangatnya kasih sayang lewat orangtua
kami, kakak dan adik-adik kami, para guru dan semua
orang yang telah membantu kami untuk bertumbuh.
Dampingilah kami agar di manapun kami berada, hati
kami hanya mencari Engkau, sehingga kami menemukan
kedamaian dan kebahagiaan, bagi diri kami dan sesama
kami. Amin.
Doa Sesudah Komuni
I/P : Bapa sumber hidup bagi kami, Engkau begitu
mencintai kami anak-anak-Mu dengan mengutus
Putra-Mu yang tunggal lahir bagi kami. Terima
kasih atas perjamuan yang boleh kami nikmati
bersama. Dampingilah dan hantarlah Misionarismisionaris Cilik-Mu, untuk menemukan Dikau,
dan mampu mewartakan kasih-Mu yang sejati.
Semua ini kami mohon dengan perantaraan Yesus
Kristus, Putera-Mu, Tuhan kami, yang besama
Dikau dalam persekutuan dengan Roh Kudus,
hidup dan bertakhta kini dan sepanjang segala
masa.
U : Amin.
29
RITUS PENUTUP
Pengumuman
Amanat Pengutusan
Imam mengingatkan bahwa hari ini adalah Hari Anak dan
Remaja Misioner Sedunia. Yesus telah lahir bagi kita di
sebuah kandang, Ia telah rela menjadi miskin agar kita
yang miskin bisa menjadi kaya. “Yesus yang Kecil,
menjadi Bintang dalam kehidupan kita. Mari kita
bersyukur atas cinta Tuhan Yesus, yang telah lahir bagi
kita.
Berkat
Pengutusan
Lagu Penutup – Perarakan Keluar
(Pemimpin atau animator-animatris memberikan salam
kepada anak dan remaja misioner, karena hari ini adalah
hari pesta bagi mereka).
***
30
Remaja Memberi
Dengan Murah Hati
Sumber bahan : Yoh 6:1-14
Tujuan
:
1. Remaja memahami bahwa kemurahan hati Allah
pada umat-Nya adalah alasan utama mengasihi
sesama.
2. Remaja menyadari bahwa memberi tanpa
mengharapkan imbalan itu membahagiakan.
Pemikiran dasar :
Sebagai remaja Katolik yang baik perlu
dikembangkan sikap peka terhadap orang-orang
sekitarnya. Kepekaan tersebut diwujudkan dengan
kemurahan hati. Sikap murah hati adalah sikap mulia yang
didambakan setiap orang. Memberi tanpa mengharapkan
imbalan, memberi dengan ikhlas, memberi dengan senang
adalah gambaran kemurahan hati itu. Ini sesuai dengan
apa yang dilakukan oleh anak dalam kisah Yesus memberi
makan lima ribu orang (bdk. Yoh 6:1-14).
Pada kenyataannya, remaja saat ini berada dalam
situasi yang berbeda. Mereka banyak dihadapkan pada
situasi yang lebih individualitas dan hedonis. Remaja lebih
sering menghabiskan waktunya dengan bermain internet.
Facebook dan Twitter adalah adalah salah satu layanan di
internet yang mereka senangi. Dengan layanan dari
31
internet tersebut, mereka cenderung asyik dengan dirinya
sendiri di depan layar computer atau HP. Hal ini membuat
frekuensi dan kualitas pertemuan dengan sesama menjadi
berkurang. Hal ini tentu saja menjadi keprihatinan bagi
semua orang, terutama orangtua dan yang peduli pada
perkembangan pribadi para remaja.
Melalui kegiatan ini nanti, diharapkan agar para
remaja menjadi lebih terbuka dengan sesamanya dan mau
membantu mereka yang berkekurangan. Memberi dengan
ikhlas dan murah hati adalah tujuan utamanya.
Metode :
1. Diskusi
2. Dinamika kelompok
A. PEMBUKA
1. Tanda Salib
2. Lagu Pembuka
“Betapa Hatiku” (HPN no. 89)
Betapa hatiku berterima kasih Yesus
Kau mengasihiku, Kau memilikiku
Hanya ini Tuhan persembahanku
Segenap hidupku, jiwa dan ragaku
Sbab tak kumiliki harta kekayaan
Yang cukup berarti tuk kupersembahkan
Hanya ini Tuhan permohonanku
Terimalah Tuhan permohonanku
Pakailah hidupku sebagai alat-Mu
Seumur hidupku.
32
3. Doa Pembuka
Tuhan Yesus, Engkau begitu murah hati pada
setiap orang, hati-Mu lembut dan penuh kasih.
Ajarilah kami untuk peduli dan peka terhadap
orang-orang di sekeliling kami. Bukalah mata hati
kami untuk melihat dan menolong sesama kami
yang miskin, menderita, yang memerlukan uluran
tangan kami.
Semoga kami memberi tanpa
mengharapkan imbalan, penuh ikhlas, dan senang
hati, sesuai dengan teladan kasih-Mu. Nama-Mu
kami puji kini dan sepanjang segala masa. Amin.
4. Pengantar
Pertemuan kita hari ini bertemakan : Remaja
Memberi dengan Murah Hati. Dalam pertemuan
ini, kita akan belajar dari anak kecil, yang
merelakan miliknya untuk dipergandakan oleh
Tuhan Yesus. Walaupun hanya 5 roti dan 2 ekor
ikan, namun apa yang ia miliki diberikannya
dengan tulus dan ikhlas. Tuhan Yesus menerima
pemberikan anak kecil ini, lalu berdoa dan
membagikannya kepada orang-orang yang hadir.
Sebelum mendalami Kitab Suci, kita akan
bersama-sama masuk dalam dinamika kelompok.
33
B. PENDALAMAN KITAB SUCI
1. Dinamika Kelompok
Peserta dibagi ke dalam kelompok-kelompok
kecil beranggotakan maksimal 4 orang saja
untuk menjawab hal-hal berikut ini :
a. Coba ingatlah sejenak, siapa saja yang
selama ini telah memberi kebaikan
kepadamu dan apa bentuk kebaikan itu?
b. Coba
renungkan, mengapa
mereka
memberikan kebaikan itu kepada kamu?
(apakah kamu merasa dirimu memang
berarti untuk mereka)
c. Apakah kamu juga sudah melakukan
kebaikan untuk mereka? Kalau ya, apa
bentuknya? Kalau tidak/belum, mengapa?
d. Pemberian dari orang lain apakah yang
masih kamu ingat/simpan hingga saat ini?
Coba sharingkan apa makna pemberian
tersebut untukmu!
2. Bacaan Kitab Suci : Yoh 6:1-14
Yesus Memberi Makan Lima ribu Orang
Sesudah itu Yesus berangkat ke seberang
danau Galilea, yaitu danau Tiberias. Orang
banyak berbondong-bondong mengikuti Dia,
karena mereka melihat mujizat-mujizat
penyembuhan, yang diadakan-Nya terhadap
orang-orang sakit. Dan Yesus naik ke atas
34
gunung dan duduk di situ dengan murid-muridNya. Dan Paskah, hari raya orang Yahudi,
sudah dekat. Ketika Yesus memandang
sekeliling-Nya dan melihat, bahwa orang
banyak berbondong-bondong datang kepadaNya, berkatalah Ia kepada Filipus : “Di
manakah kita akan membeli roti, supaya
mereka ini dapat makan?” Hal ini dikatakanNya untuk mencobai dia, supaya Ia sendiri
tahu, apa yang hendak dilakukan-Nya. Jawab
Filipus kepada-Nya : “Roti seharga dua ratus
dinar tidak akan cukup untuk mereka ini,
sekalipun masing-masing mendapat sepotong
kecil saja.” Seorang dari murid-murid-Nya,
yaitu Andreas, saudara Simon Petrus, berkata
kepada-Nya: “Di sini ada seorang anak, yang
mempunyai lima roti jelai dan dua ikan; tetapi
apakah artinya itu untuk orang sebanyak ini?;
Kata Yesus : “Suruhlah orang-orang itu
duduk.” Adapun di tempat itu banyak rumput.
Maka duduklah orang-orang itu, kira-kira lima
ribu laki-laki banyaknya. Lala Yesus
mengambil roti itu, mengucap syukur dan
membagi-bagikannya kepada mereka yang
duduk di situ, demikian juga dibuat-Nya
dengan ikan-ikan itu, sebanyak yang mereka
kehendaki. Dan setelah mereka kenyang Ia
berkata
kepada
murid-murid-Nya;
“Kumpulkanlah potongan-potongan yang lebih
supaya tidak ada yang terbuang.” Maka
35
merekapun mengumpulkannya, dan mengisi
dua belas bakul penuh dengan potonganpotongan dari kelima roti jelai yang lebih
setelah orang makan. Ketika orang-orang itu
melihat mujizat yang telah diadakan-Nya,
mereka berkata : “Dia ini adalah benar-benar
nabi yang akan datang ke dalam dunia.”
P : Demikian Sabda Tuhan
U : Terpujilah Kristus
3. Peneguhan
Setiap pemberian, apapun itu, layak kita hargai.
Karena pemberian yang murah hati dan iklas
merupakan wujud kasih kepada orang lain. Dan
inilah yang dilakukan anak kecil dalam kisah
Yoh 6 : 1 -14 saat Yesus meminta para murid
memberi makan orang banyak yang mengikuti
Yesus. Kita bisa belajar dari anak kecil yang
murah hati tersebut. Lebih dari itu, kita belajar
dari sikap Yesus sendiri yang murah hati
memberi makan orang-orang yang mengikutiNya.
36
C. REFLEKSI
Remaja diajak hening dan merenungkan Yoh 6 : 114 dengan menjawab hal-hal berikut ini :
1. Apa yang mendorong Yesus memberi makan
orang banyak itu? Mengapa Yesus berbuat
demikian?
2. Apa yang mendorong anak kecil memberikan
bekalnya kepada Yesus?
3. Apa yang akan kamu lakukan saat ada banyak
orang menderita di sekitar kamu?
4. Adakah hal-hal yang membuat kamu enggan
menolong sesamamu?
5. Perasaan apa yang muncul saat kamu melihat
ada senyuman dan ucapan terima kasih dari
orang yang sudah kamu tolong?
D. PERUTUSAN MISIONER
+ Buatlah sebuah rencana konkret untuk menolong
sesamamu. Misalnya : melakukan bakti sosial atau
pasar murah saat peristiwa-peristiwa tertentu,
mengunjungi orang sakit, membantu teman yang
kesulitan belajar, dan lain-lain.
37
E. PENUTUP
1. Lagu Penutup :
“Tuhan Adalah Gembalaku” (HPN no 111).
Tuhan adalah gembalaku,
takkan kekurangan aku
Ia membaringkan aku,
di padang yang berumput hijau
Reff :
Ia membimbingku ke air yang tenang
Ia menyegarkan jiwaku
Ia menuntunku di jalan yang benar,
oleh karna nama-Nya
Sekalipun aku berjalan,
dalam lembah kekelaman
Aku tidak takut bahaya,
sebab Engkau besertaku
Gada-Mu dan tongkat-Mu,
itulah yang menghibur aku
Reff
2. Doa Penutup
Allah Bapa yang penuh kasih, Putra-Mu Yesus
telah mengajarkan kepada kami untuk bersikap
murah hati. Melalui anak kecil yang rela
memberikan apa yang ia miliki, telah membuka
38
hati kami untuk bermurah hati. Semoga
teladannya, memberi dengan murah hati,
mampu menggugah hati kami, kami mampu
menjadi perpanjangan kasih-Mu, bersikap
murah hati kepada sesama kami. Demi Kristus,
Tuhan dan Juru Selamat kami. Amin.
3. Tanda Salib
39
Download