ANALISIS PERAN BANK INDONESIA DALAM KEGIATAN

advertisement
ANALISIS PERAN BANK INDONESIA DALAM KEGIATAN TRANSFER
DANA MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 3 TAHUN 2011
Revina Ani Yosepa
0806343052
Fakultas Hukum Universitas Indonesia
Abstrak :
Transfer Dana merupakan salah satu mekanisme sistem pembayaran untuk
mendukung perbankan nasional dalam kegiatan menghimpun dan menyalurkan
dana masyarakat. Kegiatan transfer dana ini merupakan sebuah kegiatan yang
berisiko tinggi. Berdasarkan Undang-Undang nomor 23 Tahun 1999, Bank
Indonesia harus dapat menjaga kelancaran sistem pembayaran. Sistem
pembayaran khususnya transfer dana yang baik harus dapat menjamin
terlaksananya perpindahan uang secara efisien dan aman sehingga masyarakat
semakin nyaman dalam melakukan kegiatan ekonomi. Hasil penelitian adalah
pengaturan mengenai kegiatan transfer dana kini terdapat dalam Undang-Undang
Nomor 3 Tahun 2011 yang sebelumnya diatur secara tersebar dalam bentuk
Peraturan Bank Indonesia maupun Surat Edaran Bank Indonesia antara lain adalah
mengenai kliring, RTGS, Kegiatan Usaha Pengiriman Uang, dan transfer dana
melalui ATM. Bank Indonesia telah menjalankan perannya dengan baik sebagai
lembaga pemberi izin, lembaga pengawas dan sebagai lembaga pemberi sanksi.
Kata Kunci :
Perbankan, Transfer Dana, Bank Indonesia
Abstract :
Transfer of funds is one of the mechanism of payment system to support national
banking in the activity of mustering and distributing funds from people. The
transfer of funds activity is a high-risk activity. According to the Laws No.
23/1999, Bank Indonesia shall be able to maintain the continuity of payment
system. The payment system, especially a good transfer of funds shall guarantee
that the transfer of money can be conducted efficiently and safe so that people
feels more comfortable in doing economy activity. The result of the research is a
regulation about transfer of funds activity now regulated in the Laws No. 3/2011
which before was regulated separately in the form of Regulation of Bank
Indonesia as well as Surat Edaran Bank Indonesia, and they are: about clearing,
about RTGS, money transferring activity, and transfer of funds via ATM. Bank
Indonesia has conducted its role as licensing institution, supervising institution,
and as an institution that gives sanction.
Key words:
Banking Law, Transfer of Funds, Bank Indonesia
1
Universitas Indonesia
Analisis Peran...Revina Ani Yosepa, FH-UI, 2013
2
PENDAHULUAN
Perbankan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kegiatan
pembangunan sebagai lembaga penyimpan dana dan lembaga penyedia dana,
karena dengan adanya lembaga ini maka tentu saja dilakukan mobilitasi dana dari
masyarakat yang selanjutnya dapat digunakan untuk membiayai pembangunan.
Industri perbankan pada saat ini penuh dengan segala macam usaha yang kreatif
dan inovatif.
Sebagai lembaga keuangan yang menghimpun dan menyalurkan dana
masyarakat, bank mempunyai peranan amat penting untuk meningkatkan
pertumbuhan ekonomi. Keberadaan perekonomian harus dijaga dengan lembaga
keuangan yang sehat supaya dapat menjamin sistem perekonomian yang sehat
pula.1 Perekonomian di Indonesia mengalami peningkatan baik dari jumlah
transaksi maupun jenis media yang digunakan. Sistem pembayaran memiliki
peran penting dalam perekonomian seperti yang dijelaskan oleh Sheppard (1996)
yaitu 2 Sebagai elemen penting dalam infrastruktur keuangan suatu perekonomian
untuk mendukung stabilitas keuangan; Sebagai saluran utama transmisi kebijakan
moneter untuk mendukung kebijakan pengendalian moneter yang lebih efektif dan
efisien; dan Sebagai alat untuk mendorong efisiensi ekonomi. Dengan lancarnya
sistem pembayaran, penyelesaian berbagai transaksi ekonomi dapat lebih cepat
dan aman sehingga akan mempercepat perputaran uang, mempermudah
perencanaan keuangan usaha, dan pada akhirnya akan meningkatkan produktivitas
perekonomian. Oleh karena itu, kebijakan sistem pembayaran di Indonesia
sebaiknya mampu meminimalkan risiko dan mendukung stabilitas sistem
keuangan Indonesia. Jika dilihat dari transaksi pembayaran jelas begitu
pentingnya peran sistem pembayaran saat ini.
Sistem pembayaran merupakan sistem yang berkaitan dengan pemindahan
sejumlah nilai uang dari satu pihak ke pihak lain. Sistem pembayaran digolongkan
menjadi dua jenis, yaitu sistem pembayaran tunai dan sistem pembayaran
1
Rimsky K Judisseno, Sistem Moneter dan Perbankan di Indonesia, cet.1 (Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama, 2002), hlm. 3
2
Tim Peneliti, Bank Indonesia Bank Sentral Republik Indonesia Sebuah Pengantar, cet.1,
(Jakarta: PPSK, Bank Indonesia, 2004), hlm. 212-213.
Universitas Indonesia
Analisis Peran...Revina Ani Yosepa, FH-UI, 2013
3
nontunai. Pada sistem pembayaran tunai lebih banyak menggunakan uang kartal
yaitu uang logam dan uang kertas. Sedangkan sistem pembayaran nontunai pada
umumnya dalam bentuk giral dan produk perbankan lainnya seperti kliring antar
bank, kartu kredit, ATM, kartu debit, kartu prabayar dan kegiatan transfer dana.3
Transfer dana merupakan salah satu bentuk jasa perbankan yang
menunjang kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat. Pengertian
dari transfer dana adalah jasa layanan perbankan untuk melakukan pengiriman
dana antar bank atas instruksi nasabah pengirim untuk berbagai keperluan.4
Transfer dana telah berlangsung dalam kurun waktu yang lama dan mengalami
peningkatan baik dari nomimal maupun sarana yang digunakan. Pada awalnya
transfer dana bermula dari cara yang sederhana, yakni pengiriman uang dengan
membawa langsung dari satu wilayah ke wilayah lain sehingga keamanannya
kurang terjamin dan memakan waktu yang lama. Kemajuan dan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi telah memberikan kontribusi langsung terhadap
perkembangan metode transfer dana. Pelaksanaan transfer dana melibatkan
berbagai pihak dan harus memenuhi persyaratan yang diatur dalam UndangUndang Nomor 3 Tahun 2011. Salah satu pihak yang dituntut melakukan
pengawasan yang baik dalam kegiatan transfer dana adalah Bank Indonesia.
Disinilah peran Bank Indonesia sebagai regulator dan pengawas di bidang sistem
pembayaran seperti diamanatkan dalam Pasal 8 Undang-Undang Nomor 23 Tahun
1999 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2004
tentang Bank Indonesia, Bank Indonesia harus dapat menjaga kelancaran sistem
pembayaran. Sistem pembayaran yang baik harus dapat menjamin terlaksananya
perpindahan uang secara efisien dan aman sehingga masyarakat semakin nyaman
dalam melakukan kegiatan ekonomi. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 23
Tahun 1999 sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2004
tentang Bank Indonesia, Bank Indonesia mempunyai wewenang untuk
melaksanakan dan memberikan persetujuan dan izin atas penyelenggaraan jasa
sistem pembayaran; mewajibkan penyelenggara jasa sistem pembayaran untuk
3
Maryanto Supriyono, Buku Pintar Perbankan, cet.2 (Yogyakarta: C.V Andi Orrest,
2011), hlm 65.
4
Ibid., hlm 202
Universitas Indonesia
Analisis Peran...Revina Ani Yosepa, FH-UI, 2013
4
menyampaikan laporan tentang kegiatannya; dan menetapkan penggunaan alat
pembayaran.5
Pada umumnya, Bank Indonesia berkepentingan langsung terhadap
kelancaran dan keamanan segala produk perbankan, termasuk pula dalam
menjalankan dan mengembangkan sistem transfer dana. Untuk dapat menjalankan
tugas tersebut secara efektif Bank Indonesia mempunyai kewenangan dan
tanggung jawab yang luas dalam mengatur dan melaksanakan kegiatan kliring dan
jasa transfer dana serta penyelesaian akhir transaksi pembayaran antar bank.
Disamping itu, Bank Indonesia juga diberikan kewenangan dan tanggung jawab
dalam melakukan pengawasan jasa sistem pembayaran, agar masyarakat luas
dapat memperoleh jasa sistem pembayaran yang efisien, cepat, tepat, dan aman.6
Kewenangan yang dimiliki Bank Indonesia dalam kegiatan transfer dana
adalah sebagai pemberi izin usaha dan sebagai pengawas. Pihak penyelenggara
transfer dana dalam menyelenggarakan kegiatan usahanya harus memperoleh izin
dari Bank Indonesia. Kewenangan dalam mengatur perizinan usaha ini merupakan
proses
pengawasan
paling
awal.
Untuk
memperoleh
perizinan,
pihak
penyelenggara harus memenuhi persyaratan dan tata cara yang telah ditentukan
oleh Bank Indonesia. Pihak penyelenggara juga diwajibkan untuk menyampaikan
laporan, keterangan, dan penjelasan penyelenggaraan transfer dana kepada Bank
Indonesia. Disinilah peran Bank Indonesia sebagai pengawas sangat dibutuhkan.
Bank Indonesia melakukan pengamatan untuk memperoleh informasi mengenai
transfer dana dan melakukan penilaian yang bertujuan untuk memahami dan
menilai penyelenggaraan kegiatan transfer dana.
Pengaturan dan pengawasan yang dilakukan oleh Bank Indonesia
diarahkan utuk mengoptimalkan fungsi perbankan Indonesia agar tercipta sistem
perbankan yang sehat secara menyeluruh maupun individual, dan mampu
memelihara kepentingan masyarakat dengan baik. Selain itu, diharapkan agar
sistem transfer dana ini dapat berkembang secara wajar dan bermanfaat bagi
perekonomian nasional. Pembahasan mengenai analisis peranan Bank Indonesia
dalam kegiatan transfer dana sangat menarik untuk dibahas.
5
Indonesia, Undang-Undang tentang Bank Indonesia, UU Nomor 23 Tahun 1999, LN
No.66 Tahun 1999, TLN. No.3843, Pasal 15 ayat (1).
6
Adrian Sutedi, Hukum Perbankan, cet.2, (Jakarta: Sinar Grafika, 2007), hlm 5.
Universitas Indonesia
Analisis Peran...Revina Ani Yosepa, FH-UI, 2013
5
PEMBAHASAN
I.
Bank Indonesia
Visi yang dimiliki Bank Indonesia adalah menjadi lembaga bank sentral
yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui penguatan
nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil.7
Misi Bank Indonesia adalah mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah
melalui pemeliharaan kestabilan moneter dan pengembangan stabilitas sistem
keuangan untuk pembangunan nasional jangka panjang yang berkeseinambungan.
Nilai-nilai yang menjadi dasar Bank Indonesia adalah manajemen dan pegawai
untuk bertindak dan/ atau berperilaku terdiri atas kompetensi, integritas,
transparansi, akuntabilitas, dan kebersamaan.8
Ketegasan dalam tujuan dan pembagian tugas harus jelas dan tidak boleh
dicampuri oleh kepentingan-kepentingan yang seharusnya dilakukan pemerintah
sangat diperlukan sebagai langkah awal Bank Indonesia dapat melaksanakan
tugasnya dengan baik dan efektif. Dalam kapasitasnya sebagai bank sentral,
Tujuan Bank Indonesia seperti tertuang dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun
1999 bab III pasal 7 adalah untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai
rupiah. Mata uang rupiah perlu dijaga dan dipelihara mengingat dampak yang
ditimbulkan apabila suatu mata uang tidak stabil sangatlah luas. Salah satu akibat
ketidakstabilan nilai Rupiah adalah terjadinya inflasi yang sangat memberatkan
masyarakat luas. Oleh karena itu tugas Bank Indonesia untuk mencapai dan
memelihara kestabilan nilai Rupiah sangat penting. Kestabilan nilai rupiah ini
mengandung dua aspek, yaitu kestabilan nilai mata uang terhadap barang dan jasa,
serta kestabilan terhadap mata uang negara lain.9 Kestabilan mata uang terhadap
barang dan jasa dapat diukur dari perkembangan laju inflasi, sementara kestabilan
terhadap mata uang negara lain dapat tercermin dari perkembangan nilai tukar
rupiah terhadap mata uang negara lain. Dengan demikian, tercapai atau tidaknya
tujuan Bank Indonesia ini kelak akan dapat diukur dengan mudah. Jika nilai mata
7
Tim Peneliti, Bank Indonesia Bank Sentral Republik Indonesia Sebuah Pengantar, cet.1,
(Jakarta: PPSK, Bank Indonesia, 2004), hlm.5.
8
Ibid., hlm.6.
9
Kamir, Dasar-Dasar Perbankan, cet.1, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2007), hlm.
208.
Universitas Indonesia
Analisis Peran...Revina Ani Yosepa, FH-UI, 2013
6
uang Rupiah stabil maka akan sangat banyak manfaat yang akan diperoleh
terutama untuk mendukung pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia
sebagaimna telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2004 secara
tegas telah memberikan landasan bagi independensi Bank Indonesia dalam
mencapai target yang ditetapkan. Bank Indonesia didukung oleh tiga pilar yang
merupakan tiga bidang tugas untuk mencapai tujannya. Ketiga bidang tugas ini
adalah Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter; Mengatur dan menjaga
kelancaran sistem pembayaran; dan Mengatur serta mengawasi perbankan di
Indonesia.10 Ketiganya perlu diintegrasi agar tujuan mencapai dan memelihara
kestabilan nilai rupiah dapat dicapai secara efektif dan efisien. Hal ini mengingat
bahwa untuk mencapai kebijakan moneter yang efektif dan efisien yang dilakukan
dengan mengendalikan jumlah uang yang beredar diperlukan suatu sistem
pembayaran yang efisien, cepat, aman, dan andal. Sementara itu, sistem
pembayaran yang efisien, cepat, aman, dan andal tersebut juga tidak terlepas dari
kondisi sistem perbanknannya yaitu sistem perbankan yang sehat. Dalam hal ini,
sistem perbankan yang ehat, selain mendukung kinerja sistem pembayaran, juga
akan mendukung pesngendalian moneter mengingat mekanisme transmisi
kebijakan moneter ke kegiatan ekonomi riil terutama berlangsung melalui sistem
perbankan. Dengan keterkaitan yang saling mendukung tersebut, maka
pencapaian tujuan Bank Indonesia akan berhasil dengan baik.
Tugas Bank Indonesia dalam menetapkan dan melaksanakan kebijakan
moneter harus memperhatikan sasaran laju inflasi. Bank Indonesia melakukan
pengendalian moneter, memberikan kredit atau pembiayaan kepada bank untuk
mengatasi kesulitan pendanaan jangka pendek, memberikan fasilitas pembiayaan
darurat yang pendanaannya menjadi beban Pemerintah dalam hal suatu bank
mengalami kesulitan keuangan yang berdampak sistemik dan berpotensi
mengakibatkan krisis yang membahayakan sistem keuangan.11 Bank Indonesia
juga melaksanakan kebijakan nilai tukar untuk memelihara stabilitas nilai tukar
10
11
Djoni S. Gazali , Hukum Perbankan.cet.2, (Jakarta: PT Sinar Grafika, 2012), hlm.108.
Kamir, Dasar-Dasar Perbankan, cet.1, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2007), hlm.
208.
Universitas Indonesia
Analisis Peran...Revina Ani Yosepa, FH-UI, 2013
7
rupiah dan mengelola cadangan devisa untuk memfasilitasi perdangangan
internasional.
II.
Transfer Dana
Transfer dana melalui bank dapat diartikan sebagai pengiriman uang atas
permintaan pihak pengirim (remitter, transferor) dengan menggunakan bank
sebagai perantara (remitting bank, transferor bank), di mana bank tersebut
memberikan instruksi bayar kepada bank lain (paying bank) di tempat keberadaan
pihak penerima kiriman (beneficiary transferee), atau kepada bank yang
diinginkan oleh pihak penerima kiriman uang tersebut (beneficiary) agar uang
tersebut dibayar kepada pihak yang dituju (beneficiary).12 Transfer dana
merupakan salah satu pelayanan bank kepada masyarakat dengan mengirimkan
uang nasabah kepada pihak lain.
Apabila membahas mengenai sistem pembayaran atau transfer dana maka
tidak terlepas dari adanya payung hukum, mekanisme, prosedur kebijakan, inovasi
infrastruktur pembayaran serta kelembagaan. Seluruh komponen tersebut tak
hanya saling berinteraksi namun juga saling melindungi dan melengkapi satu
sama lain demi kelancaran sistem pembayaran.13 Oleh karena itu, hal-hal yang
menjadi ruang lingkup sistem pembayaran dan transfer dana menjadi perhatian
bagi bank sentral (Bank Indonesia) dalam mengambil kebijakan dan menetapkan
suatu ketentuan.
Kegiatan transfer dana, yang pada intinya merupakan suatu kegiatan
pemindahan dana dari pengirim kepada penerima, merupakan esensi dari kegiatan
sistem pembayaran.14 Pada masa sebelum disahkannya Undang-Undang transfer
dana, dasar hukum pelaksanaan kegiatan transfer dana masih bersifat parsial,
terpencar dalam berbagai ketentuan yang diterbitkan oleh Bank Indonesia,
kesepakatan industri dalam bentuk Bye-Laws, hingga ke perjanjian perdata antara
penyelenggara transfer dana dengan nasabahnya. Pengaturan kegiatan transfer
12
Munir Fuady, Hukum Perbankan Modern, cet.2, (Bandung: PT Citra Aditya Bakti,
2004), hlm. 84.
13
Bank Indonesia, Laporan Sistem Pembayaran dan Pengedaran Uang, 2010 (Jakarta:
Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran,2010), hlm.10.
14
Bank Indonesia, Laporan sistem pembayaran dan pengedaran Uang 2010 (Jakarta:
DirektoratAkunting dan Sistem Pembayaran, 2010), hlm.39.
Universitas Indonesia
Analisis Peran...Revina Ani Yosepa, FH-UI, 2013
8
dana dalam suatu produk yang komperhensif sudah sangat mendesak. Proses
penyusunan RUU Transfer Dana sendiri sebenarnya telah dimulai sejak tahun
1996 dengan adanya inisiatif dari Bank Indonesia untuk mengkaji penyusunan
RUU tentang transfer dana elektronik. Pada tahun 2005, tindak lanjut penanganan
RUU Transfer dana disepakati untuk menjadi inisiatif pemerintah, dalam hal ini
Departemen Hukum dan HAM. Pada bulan Juli 2009, Presiden Republik
Indonesia telah menyampaikan Amanat Presiden (Ampres) tentang RUU Transfer
dana kepada ketua DPR RI untuk dilakukan pembahasan. Sebagai perwakilan
pemerintah dalam pembahasan RUU Transfer Dana telah ditunjuk Menteri
Hukum dan HAM dan Menteri Komunikasi dan Informatika. Karena masa bakti
DPR-RI 2004-2009 berakhir, maka RUU transfer dana dikembalikan DPR-RI
kepada pemerintah pada tahun 2009. Selanjutnya pada bulan Februari 2010,
Presiden menyampaikan kembali RUU Transfer Dana kepada DPR-RI. DPR-RI
kemudian membentuk Panitia Khusus Rancangan Undang-Undang Transfer Dana
dan telah mengundang beberapa narasumber, termasuk Bank Indonesia yang
menyampaikan masukannya terkait materi dalam RUU Transfer Dana.15
Di sisi legal, di bawah payung hukum bernama Undang-Undang Nomor 23
Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan UndangUndang Nomor 3 tahun 2004, Bank Indonesia mulai mengemban mandat dan
tugas yang salah satunya adalah mengatur dan menjaga kelancaran sistem
pembayaran. Dengan landasan hukum inilah bank sentral secara tegas mengatur
dan
memperhatikan perkembangan setiap lingkup dari segala sisi sistem
pembayaranSebelum keluarnya Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2011 tentang
Transfer Dana, tidak diatur mengenai sanksi pidana apabila ada masalah mengenai
kegiatan transfer dana. Pada Peraturan Bank Indonesia dan Surat Edaran Bank
Indonesia hanya mengatur mengenai sanksi administratif yang akan diberikan
oleh Bank Indonesia apabila bank melakukan pelanggaran. Pada saat belum
adanya Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2011 pihak nasabah terkesan sebagai
pihak yang lemah sedangkan bank sebagai penyelenggara terkesan lebih kuat,
15
Ibid., hlm 40.
Universitas Indonesia
Analisis Peran...Revina Ani Yosepa, FH-UI, 2013
9
sehingga nasabah kurang terjamin kepastian hukum dan tidak adanya
perlindungan hukum yang mereka dapat.16
Undang-Undang Transfer Dana mengatur mengenai hak dan kewajiban
para pihak yang terlibat dalam kegiatan transfer dana. Hal ini berbeda dengan
pengaturan sebelum adanya Undang-Undang Transfer Dana yang terkadang hanya
mengatur mengenai kewajiban penyelenggara kegiatan transfer dana tanpa
menyebutkan hak dan kewajiban pihak lain. Selain itu dalam Undang-Undang
Transfer Dana juga diatur mengenai informasi-informasi yang harus dilengkapi
oleh nasabah pengirim dalam melakukan perintah transfer dana.
Penyelesaian status dana transfer juga diatur dalam Undang-Undang
Nomor 3 Tahun 2011 sebagaimana yang dijelaskan dalam Pasal 50 yaitu apabila
lembaga penyelenggara transfer dana dipailitkan, dicabut izin usahanya,
dilikiuidasi atau dibekukan kegiatan usahanya. Sebelum adanya Undang-Undang
Transfer Dana tentu saja merugikan nasabah apabila dana mereka tidak jelas
setelah penyelenggara transfer dana dipailitkan, dicabut izin usahanya, dilikuidasi
atau dibekukan kegiatan usahanya.17 Undang-Undang Transfer Dana mempunyai
tujuan perlindungan kepada pengguna jasa kegiatan transfer dana seperti yang
diatur pada bab V yaitu bab mengenai keterlambatan dan kekeliruan transfer dana
serta tanggung jawab penyelenggara penerima. Pada Pasal 54 ayat 1 dikatakan
bahwa penyelenggara transfer dana wajib untuk membayar jasa, bunga, atau
kompensasi kepada pengirim dana apabila penyelenggara tidak segera
melaksanakan transfer dana atau dengan kata lain terlambat dalam proses transfer
dana.
Pada awalnya, Bank Indonesia melakukan pengawasan kepada semua
bank secara umum yang tercantum dalam pasal 29 ayat 2 Undang-Undang Nomor
10 Tahun 1998 yang mengatur mengenai kualitas modal, kualitas asset, kualitas
manajemen, likuiditas, rentabilitas, dan solvabilitas. Akan tetapi setelah adanya
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2011, Bank Indonesia diharuskan untuk
melakukan pemantauan terhadap penyelenggaraan transfer dana (Pasal 72 ayat 1).
16
Bank Indonesia, Laporan Sistem Pembayaran dan Pengedaran Uang 2009; Peran dan
Kinerja Sistem Pembayaran dalam Mendukung Upaya Pemulihan Ekonomi. (Jakarta: Bank
Indonesia, 2010), hlm. 127
17
Ibid.,
Universitas Indonesia
Analisis Peran...Revina Ani Yosepa, FH-UI, 2013
10
Dengan munculnya Undang-Undang Transfer Dana ini otoritas sistem
pembayaran yang dimiliki oleh Bank Indonesia dalam melaksanakan tugasnya
menjadi lebih luas.
Pada tanggal 26 Desember 2012 lalu, Peraturan Bank Indonesia Nomor
14/23/PBI/2012 tentang Transfer Dana disahkan. PBI ini berfungsi sebagai
peraturan pelaksana dari Undang-Undang Transfer Dana. Peraturan Bank
Indonesia Nomor 14/23/PBI/2012 tentang Transfer Dana dikeluarkan untuk
mengaplikasikan aturan-aturan dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2011
dalam rangka memberi kepastian hukum sekaligus perlindungan terhadap
kegiatan transfer dana baik oleh pengirim maupun penyelenggara pengiriman
dana. Pengaturan tentang Transfer Dana ini diperlukan mengingat volume dan
nilai transfer dana yang semakin meningkat setiap harinya. Bank Indonesia
mencatat, kegiatan kliring pada Mei 2012 tercatat sebesar Rp7,9 triliun, melalui
BI RTGS sebesar Rp215 triliun pada Mei 2012 dan melalui Kegiatan Usaha
Pengiriman Uang (KUPU) non bank yang sudah berizin sebesar Rp21,4 miliar.18
Dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/23/PBI/2012 tentang Transfer
Dana ini, Bank Indonesia mengatur perizinan penyelenggaraan transfer dana,
pelaksanaan transfer dana, transfer dana yang ditujukan untuk diterima secara
tunai, jasa, bunga, atau kompensasi, biaya transfer dana, pemantauan dan sanksi.
Persyaratan dalam permohonan izin penyelenggaraan transfer dana yang
mencakup persyaratan terkait keamanan sistem, permodalan, integritas pengurus,
pengelolaan risiko, dan kesiapan sarana dan prasarana juga diatur dalam Peraturan
Bank Indonesia Nomor 14/23/PBI/2012 tentang Transfer Dana. Hal tambahan
yang juga diatur dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/23/PBI/2012 tentang
Transfer Dana adalah mengenai pelaksanaan transfer dana dalam keadaan
memaksa, mekanisme perbaikan bila terjadi kekeliruan dan mekanisme
pengembalian dana.
Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/23/PBI/2012 tentang Transfer Dana ini
diharapkan dapat melindungi hak dan kewajiban para pelaku kegiatan transfer
dana. Selain itu dapat memberikan kepastian hukum dalam kegiatan transfer dana
18
Hasil Wawancara dengan Bank Indonesia, Divisi Perizinan dan Informasi Sistem
Pembayaran (PISP) – DASP.
Universitas Indonesia
Analisis Peran...Revina Ani Yosepa, FH-UI, 2013
11
agar dapat meningkatkan keamanan, kelancaran serta dapat mewujudkan
kelancaran sistem pembayaran nasional.
IV. Analisis Peran Bank Indonesia dalam Transfer Dana
Meningkatnya kegiatan perekonomian nasional merupakan salah
satu faktor utama dalam upaya meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap
iklim usaha di Indonesia.19 Meningkatnya kepercayaan masyarakat tersebut antara
lain tercermin dari arus transaksi perpindahan dana yang terus menunjukkan
peningkatan tidak saja dari sisi jumlah transaksi, tetapi juga dari sisi nilai nominal
transaksinya. Selain faktor kelancaran dan kenyamanan dalam pelaksanaan
transfer dana, faktor kepastian dan pelindungan hukum bagi para pihak terkait
juga merupakan faktor utama dalam transfer dana. Sebagai suatu transaksi yang
bersifat universal, kegiatan transfer dana semakin melibatkan banyak pihak, baik
pihak dalam negeri maupun luar negeri. Pihak luar negeri sebagai mitra pelaku
usaha dalam negeri perlu mendapat keyakinan terkait dengan kelancaran dan
keamanan pelaksanaan Transfer Dana di Indonesia .Tersedianya peraturan
perundang-undangan yang memadai tentang kegiatan Transfer Dana sangat
diperlukan tidak hanya untuk pihak di dalam negeri, tetapi juga di luar negeri.
Sejak diundangkannya Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2011 tentang
Transfer Dana pada 23 Maret 2011, maka semua kegiatan transfer dana diawasi
langsung oleh Bank Indonesia.20 Dalam rangka mengatur dan menjaga kelancaran
kegiatan transfer dana, Bank Indonesia berwenang untuk melaksanakan dan
memberikan persetujuan dan izin atas penyelenggaraan kegiatan transfer dana,
mewajibkan penyelenggara kegiatan transfer dana untuk menyampaikan laporan
kegiatannya. Persetujuan terhadap penyelenggaraan kegiatan transfer dana
dimaksudkan agar penyelenggaraan kegiatan transfer dana oleh pihak lain
memenuhi persyaratan, khususnya persyaratan keamanan dan efisiensi. Kewajiban
penyampaian laporan berlaku bagi setiap penyelenggara kegiatan transfer dana.
19
H. As. Mahmoedin. Etika Bisnis Perbankan, cet.2, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan,
2004), hlm.130
20
Nina Dwiantika, Penyelenggara Transfer Dana Wajib Izin Bank Indonesia,
http://keuangan.kontan.co.id/news/penyelenggara-transfer-dana-wajib-izin-bi/2013/01/03 diunduh
pada 4 Januari 2013.
Universitas Indonesia
Analisis Peran...Revina Ani Yosepa, FH-UI, 2013
12
Hal ini dimaksudkan agar Bank Indonesia dapat memantau penyelenggaraan
kegiatan transfer dana.
Pasal 69 pasal 1 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2011 mengatakan
bahwa “Badan usaha bukan bank yang melakukan kegiatan penyelenggaraan
Transfer Dana wajib berbadan hukum Indonesia dan memperoleh izin dari Bank
Indonesia.” Disinilah terlihat peranan Bank Indonesia sebagai lembaga pemberi
izin. Semua perizinan kegiatan Transfer Dana harus melalui Bank Indonesia.
Bank Indonesia mempunyai kewenangan untuk memberikan persetujuan terhadap
setiap penyelenggara transfer dana yang akan melakukan perizinan kegiatan.
Selanjutnya Pasal 69 ayat 2 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2011 menjelaskan
bahwa “Syarat dan tata cara perizinan Penyelenggara Transfer Dana sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Bank Indonesia.” Pada tanggal 26
Desember 2012, Gubernur Bank Indonesia, Darmin Nasution, mengesahkan
Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 14/23/PBI/2012 tentang Transfer Dana
tersebut.
Dalam kaitannya dengan pengawasan sistem pembayaran, Bank Indonesia
memiliki tanggung jawab agar masyarakat luas dapat memperoleh layanan jasa
sistem pembayaran yang efisien, cepat, tepat, dan aman. Dalam menjalankan
fungsi pengawasan sistem pembayaran ini, selain berwenang untuk memberikan
izin operasional, Bank Indonesia juga berwenang melakukan pengawasan
terhadap penyelenggaraan sistem pembayaran dalam hal ini khususnya Transfer
Dana baik yang dilakukan oleh Bank Indonesia maupun pihak lain. Dalam
mengawasi penyelenggaraan sistem pembayaran khususnya kegiatan Transfer
Dana, Bank Indonesia mewajibkan seluruh penyelenggara jasa Transfer Dana di
Indonesia untuk menyampaikan laporan kegiatan usahanya. Hal ini dimaksudkan
untuk memperoleh informasi yang diperlukan untuk menunjang pelaksanaan tugas
Bank Indonesia.
Pengenaan sanksi ini dimaksudkan agar pihak Penyelenggara dalam
transfer dana melakukan perbaikan atas kelemahan dan penyimpangan yang
dilakukannya. Pemberian sanksi berat juga diperlukan karena kegiatan transfer
dana di Indonesia semakin meningkat dan berisiko. Peran Bank Indonesia dalam
pengenaan sanksi administratif tersebut mengandung unsur pembinaan agar pihak
Universitas Indonesia
Analisis Peran...Revina Ani Yosepa, FH-UI, 2013
13
penyelenggara transfer dana sungguh-sungguh taat dalam menerapkan peraturan
perundang-undangan dan prinsip-prinsip perbankan yang sehat. Bank Indonesia
sebagai badan hukum publik berwenang menetapkan peraturan dan mengenakan
sanksi dalam batas kewenangannya.
21
Pemberian sanksi tersebut merupakan
tanggung jawab Bank Indonesia terhadap kejahatan perbankan.
21
Sri Mulyati Tri Subari dan Ascarya, Kebijakan Sistem Pembayaran di Indonesia.
(Jakarta: Pusat Pendidikan Dan Studi Kebanksentralan (PPSK), 2003), hlm.19
Universitas Indonesia
Analisis Peran...Revina Ani Yosepa, FH-UI, 2013
14
PENUTUP
I.
Simpulan
Berdasarkan uraian-uraian yang telah disampaikan pada bab-bab sebelumya,
penulis mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Pengaturan kegiatan transfer dana terdapat dalam Undang-Undang Nomor
3 Tahun 2011. Dalam Undang-Undang Transfer Dana ini mengatur
mengenai tata cara pelaksanaan transfer dana, pembatalan dan perubahan
transfer dana, pengembalian dana, keterlambatan dan kekeliruan transfer
dana serta tanggung jawab penerima dana, pelaksanaan transfer debit,
biaya transfer dana, perizinan penyelenggaran transfer dana oleh orang
perseorangan
dan
lembaga
bukan
bank,
pengaturan
kompensasi
berdasarkan prinsip syariah, pengawasan transfer dana, dan ketentuan
pidana dalam transfer dana. Peraturan terkait mengenai transfer dana
tersebar di dalam beberapa peraturan yang mengatur mengenai kliring,
RTGS, Kegiatan Usaha Pengiriman Uang, dan transfer dana melalui ATM.
Peraturan tersebut antara lain adalah Peraturan Bank Indonesia maupun
Surat Edaran Bank Indonesia. Peraturan Bank Indonesia yang terkait
transfer dana mengenai kliring adalah PBI No.7/18/PBI/2005 yang
sebagaimana telah diubah dengan PBI No.12/5/PBI/2010 tentang Sistem
Kliring Nasional Bank Indonesia. Sebagai aturan pelaksana dari PBI
No.12/5/PBI/2010 maka Bank Indonesia mengeluarkan Surat Edaran Bank
Indonesia No. 12/34/DASP. Peraturan transfer dana dengan Sistem BIRTGS diatur dalam PBI No.10/6/PBI/2008. Selanjutnya ketentuan teknis
pelaksanaan dari peraturan ini terdapat Surat Edaran Bank Indonesia yaitu
Surat Edaran No.10/9/DASP tentang Prinsip-Prinsip Penyelenggaraan dan
Pengawasan Sistem BI-RTGS. Ketentuan teknis lainnya yang mengatur
mengenai sistem BI-RTGS adalah Surat Edaran No.10/10/DASP tentang
Pelaksanaan
Transaksi
melalui
Sistem
BI-RTGS
dalam
Rangka
Perlindungan kepada Nasabah Peserta Sistem BI-RTGS.
Selanjutnya adalah mengenai transfer dana via ATM yang diatur dalam
PBI No.11/11/PBI/2009 sebagaimana telah diubah dengan PBI No.
Universitas Indonesia
Analisis Peran...Revina Ani Yosepa, FH-UI, 2013
15
14/2/PBI/2012 tentang Penyelenggaraan Kegiatan Alat Pembayaran
Dengan
Menggunakan
14/23/PBI/2012
Kartu.
tentang
Peraturan
Transfer
Bank
Dana
Indonesia
Nomor
dikeluarkan
untuk
mengaplikasikan aturan-aturan dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun
2011 dalam rangka memberi kepastian hukum sekaligus perlindungan
terhadap kegiatan transfer dana baik oleh pengirim maupun penyelenggara
pengiriman
dana.
Dalam
Peraturan
Bank
Indonesia
Nomor
14/23/PBI/2012 tentang Transfer Dana ini, Bank Indonesia mengatur
perizinan penyelenggaraan transfer dana, pelaksanaan transfer dana,
transfer dana yang ditujukan untuk diterima secara tunai, jasa, bunga, atau
kompensasi, biaya transfer dana, pemantauan dan sanksi yang berlaku
untuk pelanggaran terkait kegiatan transfer dana.
2.
Peran Bank Indonesia dalam Transfer Dana sangatlah penting karena Bank
Indonesia mempunyai tugas untuk mengatur dan menjaga kelancaran
sistem pembayaran. Keberhasilan dari sistem pembayaran khususnya
perpindahan arus uang (transfer dana) akan memperlancar sistem
keuangan dan perkembangan perekonomian suatu negara. Untuk
menjalankan kegiatan transfer dana ada beberapa ketentuan yang harus
ditaati dan diperlukan peranan Bank Indonesia sebagai lembaga pemberi
izin, sebagai lembaga pengawas dan sebagai lembaga pemberi sanksi.
Pasal 69 pasal 1 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2011 mengatakan
bahwa
“Badan
usaha
bukan
bank
yang
melakukan
kegiatan
penyelenggaraan Transfer Dana wajib berbadan hukum Indonesia dan
memperoleh izin dari Bank Indonesia.” Disinilah terlihat peranan Bank
Indonesia sebagai lembaga pemberi izin. Semua perizinan kegiatan
Transfer Dana harus melalui Bank Indonesia. Tata cara perizinan
penyelenggaraan transfer dana diatur lebih lanjut dalam Peraturan Bank
Indonesia No. 14/23/PBI/2012 tentang transfer dana. Dalam kegiatan
Transfer Dana, Bank Indonesia juga mewajibkan seluruh penyelenggara
jasa Transfer Dana di Indonesia untuk menyampaikan laporan kegiatan
usahanya. Hal ini dimaksudkan
untuk memperoleh informasi yang
diperlukan untuk menunjang pelaksanaan tugas Bank Indonesia Dalam
Universitas Indonesia
Analisis Peran...Revina Ani Yosepa, FH-UI, 2013
16
pelaksanaannya, kegiatan transfer dana sangat rentan terhadap timbulnya
kesalahan dalam penyelenggaraan kegiatannya. Untuk itu dalam rangka
memberikan perlindungan terhadap pelaksanaan kegiatan transfer dana
maka diperlukan suatu pengawasan dan pengenaan sanksi terhadap pihak
Penyelenggara Transfer Dana yang tidak memenuhi hal-hal yang telah
diatur atau dipersyaratkan. Kewenangan untuk menjatuhkan sanksi
administratif
dimiliki oleh Bank Indonesia sebagaimana telah diatur
dalam Pasal 74 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2011. Sejauh ini Bank
Indonesia
telah
menjalankan
perannya
dengan
baik
sehingga
penyelenggaraan transfer dana berjalan lancar dan tertib. Dengan peran
Bank Indonesia tersebut, diharapkan sistem transfer dana ini dapat
berkembang secara wajar dan bermanfaat bagi perekonomian nasional.
II.
Saran
Dengan adanya Peraturan Bank Indonesia No. 14/23/PBI/2012 sebagai
peraturan pelaksana dari Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2011 tentang Transfer
Dana ini Bank Indonesia terus mempertahankan untuk terus menjalankan
perannya dengan baik dalam kegiatan transfer dana. Supaya Peraturan Bank
Indonesia No. 14/23/PBI/2012 ini dapat berlaku secara efektif, sebaiknya syaratsyarat dan dokumen perizinan serta perhitungan dan besarnya pembayaran jasa,
bunga, atau kompensasi diatur lebih rinci dalam Surat Edaran Bank Indonesia.
Dimana Surat Edaran ini juga hendaknya dikeluarkan secepatnya agar PBI No.
14/23/PBI/2012 dapat dilaksanakan dengan baik. Selain itu Bank Indonesia juga
harus lebih meningkatkan pengawasan terhadap kegiatan transfer dana yang ada
mengingat transfer dana merupakan salah satu jasa yang berisiko tinggi.
Universitas Indonesia
Analisis Peran...Revina Ani Yosepa, FH-UI, 2013
17
DAFTAR PUSTAKA
I. BUKU
Bank Indonesia. Bank Indonesia Bank Sentral Republik Indonesia Sebuah
Pengantar. Cet.1. Jakarta: Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksentralan
(PPSK), 2004.
_____________. Laporan Sistem Pembayaran dan Pengedaran Uang 2009;
Peran dan Kinerja Sistem Pembayaran dalam Mendukung Upaya
Pemulihan Ekonomi. Jakarta: Bank Indonesia, 2010.
_____________. Laporan Sistem Pembayaran dan Pengedaran Uang 2010; Arah
dan Kebijakan Sistem Pembayaran dalam Menyongsong Era Integrasi
Ekonomi serta Upaya Meningkatkan Kualitas Uang dan Kehandalan
Manajemen Pengelolaan Kas. Jakarta: Bank Indonesia, 2011.
_____________. Laporan Sistem Pembayaran dan Pengedaran Uang 2011:
Kelancaran Sistem Pembayaran dan Pengedaran Uang dalam Mendukung
Aktivitas Perekonomian, Jakarta: Bank Indonesia, 2012.
_____________. Menguak Potensi Sistem Pembayaran bagi Perekonomian.
Jakarta: Bank Indonesia, 2012.
Abdurrahman, A. Ensiklopedia Ekonomi Keuangan Perdagangan. Jakarta: PT
Pradnya Paramita, 1993.
Djumhana, Muhammad. Asas-Asas Hukum Perbankan Indonesia. Cet.1.
Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2008.
Fuady, Munir. Hukum Perbankan Modern. Cet.2. Jakarta: PT. Citra Aditya Bakti,
2004.
Gazali, Djoni S. Hukum Perbankan. Cet.2. Jakarta: PT. Sinar Grafika, 2012.
Guritno, T. Kamus Perbankan dan Bisnis. Cet.2. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press, 1996.
Universitas Indonesia
Analisis Peran...Revina Ani Yosepa, FH-UI, 2013
18
Hamid, H.M Arifin. Hukum Ekonomi di Indonesia. Cet.2. Bogor: Ghalia
Indonesia, 2007.
Hasibuan, Malayu. Dasar-Dasar Perbankan. Cet. 4. Jakarta: Bumi Aksara, 2005.
Hermansyah. Hukum Perbankan Nasional Indonesia. Cet.5. Jakarta: PT. Prenada
Media Grup, 2008.
Husein, Yunus. Kliring dan Tata Usaha Cek/BG Kosong : Modul, Bahan Bacaan
dan Dokumen Hukum Perbankan. Depok: Fakultas Hukum Universitas
Indonesia, 2008.
Judisseno, K. Rimsky. Sistem Moneter dan Perbankan di Indonesia. Cet.1.
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2002.
Kasmir. Dasar-Dasar Perbankan.Cer.1. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2007.
Mahmoedin, H. As. Etika Bisnis Perbankan, Cet.2. Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan, 2004.
Mulyati, Sri. Kebijakan Sistem Pembayaran di Indonesia. Jakarta: Pusat
Pendidikan dan Studi Kebanksentralan (PPSK), 2003.
Noor, Tony. Instrumen Pembayaran. Jakarta: Direktorat Akunting dan Sistem
Pembayaran (DASP) Biro Pengembangan Sistem Pembayaran Nasional,
2010.
Siamat, Dahlan. Manajemen Lembaga Keuangan: Kebijakan Moneter dan
Perbankan. Jakarta: Lembaga Penerbit Ekonomi Universitas Indonesia.
2005.
Soekanto, Soerjono. Penelitian Hukum Normatif: Suatu Tujuan Singkat. Cet.1.
Jakarta: Rajawali Press, 2001.
Simorangkir, O.P. Seluk Beluk Bank Komersial. Cet.4. Jakarta: Askara Persada
Press, 1985.
Universitas Indonesia
Analisis Peran...Revina Ani Yosepa, FH-UI, 2013
19
Supriyono, Maryanto. Buku Pintar Perbankan. Cet.2. Yogyakarta: CV Andi
Orrest, 2011.
Sutedi, Adrian. Hukum Perbankan Suatu Yinjauan Pencucian Uang, Merger,
Likuidasi, dan Kepailitan. Cet.1. Jakarta: PT. Sinar Grafika, 2007.
Syahmi, Afika Yumya. Pengaruh Pembentukan Otoritas Jasa Keuangan
Terhadap Kewenangan Bank Indonesia di Bidang Pengawasan Perbankan.
Jakarta: PT. Sinar Grafika, 2008.
Tim Penyusun RUU Transfer Dana. Naskah Akademik Rancangan UndangUndangan Transfer Dana. (Jakarta: Sekertariat DPR, 2008)
Usman, Rachmadi. Aspek-aspek Hukum Perbankan di Indonesia. Cet.2, Jakarta:
PT Gramedia Pustaka Utama, 2003.
II.PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
Indonesia, Undang-Undang Perbankan, UU No.7 Tahun 1992, LN No.31 Tahun
1992, TLN No. 3472.
_______, Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang
Perbankan, Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998, LN No.182 Tahun
1998, TLN No.3790.
________. Undang-Undang Bank Indonesia. UU No. 23 Tahun 1999, LN No.66
Tahun 1999. TLN. No.3843.
_________. Undang-Undang Transfer Dana, UU No.3 Tahun 2011, LN No.39
Tahun 2011. TLN No.524.
Bank Indonesia. Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia, Peraturan Bank
Indonesia No.7/18/PBI/2005, LN No. DASP Tahun 2005, TLN No.
____________. Sistem Bank Indonesia Real The Gross Settlement. PBI
No.10/6/PBI/2008. LN No.32 DASP Tahun 2008. TLN No.4820.
Universitas Indonesia
Analisis Peran...Revina Ani Yosepa, FH-UI, 2013
20
_____________.
Perubahan
Atas
Peraturan
Bank
Indonesia
Nomor
7/18/PBI/2005 Tentang Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia, PBI
No.12/5/PBI/2010. LN No.49 DASP Tahun 2010. TLN No.5119.
_____________. Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia No. 11/11/PBI/2009
tentang Penyelenggaran Kegiatan Alat Pembayaran dengan Menggunakan
Kartu, PBI Nomor 14/2/PBI/2012, LN No.11 DASP Tahun 2012, TLN
No.5275.
_____________. Transfer Dana. PBI No.14/23/PBI/2012. LN No.283 DASP
Tahun 2012, TLN No.5381
______________. Surat Edaran Bank Indonesia Perihal Penyelenggaraan
Kliring Lokal Secara Manual, SEBI No.2/7/DASP.
_____________. Surat Edaran Bank Indonesia Penyelenggaraan Kliring Secara
Semi Otomasi, SEBI No.2/8/DASP.
_____________. Surat Edaran Bank Indonesia Penyelenggaraan Kliring Lokal
Secara Otomasi, SEBI No.4/7/DASP.
_____________. Surat Edaran Bank Indonesia Perihal Sistem Bank Indonesia
Real Time Gross Settlement, SEBI No.12/1/DASP.
III ARTIKEL
Biro Pengembangan Sistem Pembayaran Nasional Bank Indonesia. “Transfer
Dana Melalui Sistem BI-RTGS.” Buletin Hukum Perbankan dan
Kebanksentralan (Desember, 2004), hlm.34
Direktorat Perizinan dan Informasi Perbankan, “Booklet Perbankan 2011”,
(Jakarta: Bank Indonesia, 2011), Hlm. 3.
V. INTERNET
Administrator,
“Sejarah
Bank
Indonesia”,
http://www.bi.go.id/web/id/Tentang+BI/Museum/Sejarah+Bank+Indonesi
a/Sejarah+BI/ diunduh 4 Oktober 2012
Universitas Indonesia
Analisis Peran...Revina Ani Yosepa, FH-UI, 2013
21
___________,
“Status
dan
Kedudukan
Bank
Indonesia”,
http://www.bi.go.id/web/id/Tentang+BI/Fungsi+Bank+Indonesia/Status+d
an+Kedudukan/ diunduh 4 Oktober 2012
Agus Marto, “UU OJK Disahkan, Mulai 2013 Bank Indonesia Tidak Lagi
Mengawasi Perbankan”, http://ekbis.rakyatmerdekaonline.com/read/2011/
Diunduh pada tanggal 10 Oktober 2012
Bank
Indonesia,
“Alat
Pembayaran
dan
Sistem
Transfer.”
http://www.bi.go.id/web/id/Info+dan+Edukasi+Konsumen/Alat+Pembayar
an/ diunduh tanggal 18 Oktober 2012
_____________,
“Peraturan
Sistem
Pembayaran”,
http://www.bi.go.id/web/id/Peraturan/Sistem+Pembayaran/ , diunduh 6
Oktober 2012.
_____________,
“Sistem
Pembayaran
di
Indonesia”,
http://www.bi.go.id/web/id/Sistem+Pembayaran/Sistem+Pembayaran+di+
Indonesia/Sekilas/ diunduh 8 Oktober 2012
Dwiantika, Nina, Penyelenggara Transfer Dana Wajib Izin Bank Indonesia,
http://keuangan.kontan.co.id/news/penyelenggara-transfer-dana-wajibizin-bi/2013/01/03 diunduh pada 4 Januari 2013.
Franedya, Roy, UU Transfer Dana Berlaku, Bank Indonesia menyiapkan PBI
baru,
http://keuangan.kontan.co.id/news/uu-transfer-dana-berlaku-bi-
menyiapkan-pbi-baru-1/2011/05/06 diunduh pada tanggal 20 Oktober
2012.
Roszandi, Dasril, “Bank Sentral Siapkan Sistem Pembayaran Terpadu Nasional.”
http://www.tempo.co/read/news/2012/03/14/087390162/Bank-SentralSiapkan-Sistem-Pembayaran-Terpadu-Nasional, Diunduh 12 Oktober
2012
Wimboh Santoso, “Peran Bank Sentral dalam Menjaga Stabilitas Keuangan”
http://lib.law.ugm.ac.id/ojs/index.php/hpk/article/view/1255/
.
Diunduh
pada
tanggal 10 Oktober 2012.
Universitas Indonesia
Analisis Peran...Revina Ani Yosepa, FH-UI, 2013
Download