BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan virus yang dapat menyebabkan Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) dengan cara menyerang sel darah putih melalui reseptor CD4 sehingga dapat merusak sistem kekebalan tubuh manusia. Hal ini menyebabkan sistem pertahanan tubuh lemah sehingga mudah terserang penyakit walaupun infeksi yang sangat ringan.AIDS merupakan definisi klinis yang diberikan kepada orang yang terinfeksi HIV (Jenny et al., 2006). Penyakit ini telah menjadi persoalan besar diseluruh negara di dunia, karena jumlah penderita semakin meningkat setiap tahunnya.Jumlah kasus HIV/AIDS di Indonesia juga mengalami peningkatan setiap tahunnya. Data yang dikeluarkan Ditjen Pengendalian Penyakit dan Pengendalian Lingkungan Departemen Kesehatan menunjukkan bahwa triwulan pertama tahun 2011 telah bertambah 351 kasus AIDS. HIV sulit disembuhkan karena virus ini berintegrasi dengan materi genetik di dalam sel dan akan membentuk reservoir yang bersifat laten. Virus ini akan menyerang sel secara lisogenik sehingga akan terdeteksi setelah beberapa tahun. Senyawa prostratin adalah metabolit sekunder dari tumbuhan endemik Kepulauan Samoa (Kepulauan Samudera Pasifik Selatan) bernama Homalanthus nutans (Aids Research Alliance, 2006). Penelitian Johnson et al., (2008) menunjukan ekstrak etanolik tumbuhan Homalanthus nutans mengandung prostratin dan memiliki potensi sebagai kandidat obat anti HIV.Prostratin dapat mengaktivasi ekspresi HIV-1 pada sel yang terinfeksi HIV, sehingga sel-sel tersebut memproduksi virus baru yang dapat dikenali oleh sel imunokompeten.Sel T CD4+ sangat penting dalam proses imun pada saat terjadi infeksi. CD4 merupakan marker sel T helper. Pada proses infeksi HIV, CD4 akan mengenali protein peptida virus. Prostratin mampu menghambat ekspresi reseptor CD4 yang merupakan pintu masuk virus HIV ke dalam limfosit (Kulkosky et al., 2001). 1 Di Indonesia terdapat tumbuhan yang masuk dalam kategori genus yang sama dengan tumbuhan Homalanthus nutans, yaitu tumbuhan Homalanthus populneus (Esser, 1997). Tumbuhan ini tersebar melimpah di Indonesia antara lain di Sumatera, Jawa, Kepulauan Sunda Kecil, Sarawak, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Selatan (Purwaningsih, 1991). Pada penelitian sebelumnya telah diketahui bahwa tanaman ini mengandung prostratin (Fatimahdkk., 2012). Prostratin dari Homalanthus populneus (Giesel.) Pax (Tutup abang) berpotensi untuk dikembangkan sebagai obat anti HIV di Indonesia. Oleh karena itu perlu dilakukan pengujian untuk mengetahui efektivitas prostratin lokal ini dalam menghambat infeksi HIV melalui penghambatan CD4. Ekstrak tanaman Homalanthus populneus diujikan terhadap sel Peripheral Blood Mononuclear Cell (PBMC) untuk mengetahui pengaruhnya terhadap persentase sel T CD4 yang merupakan bagian penting dalam proses infiltrasi virus HIV. B. Permasalahan Berdasarkan latar belakang tersebut, timbul permasalahan bagaimanakah pengaruh ekstrak etanolik batang Tutup abang (Homalanthus populneus (Giesel.) Pax) terhadap persentase sel T (CD4+)? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan ekstrak etanolik batangtanaman Tutup abang (Homalanthus populneus (Giesel.) Pax) dalam menghambat persentase sel T (CD4+). D. Manfaat Penelitian Data hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi ilmiah mengenai potensi ekstrak etanolik Homalanthus populneus dalam menghambat infiltrasi virus HIV ke dalam sel khususnya melalui penghambatan ekspresi CD4, dan selanjutnya bermanfaat untuk menemukan bahan yang efektif dalam pengobatan HIV/AIDS, yang diproduksi dari bahan alam asli Indonesia, sehingga biaya pengobatan HIV/AIDS di Indonesia akan lebih terjangkau. 2