abstrak - Jurusan Akuntansi FEB UNILA

advertisement
1
ABSTRAK
ANALISIS KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH
SEASONED EQUITY OFFERINGS
Oleh
NELLY EPRILIA
Di dalam bisnis go public adalah salah satu alternatif yang dapat digunakan oleh
suatu badan usaha sebagai salah satu alternative dalam mendapatkan tambahan
modal yang mudah yaitu dengan cara menawarkan saham mereka kepada para
investor. Salah satu cara menjual saham tambahan selain dengan penawaran
saham perdana yaitu bisa dilakukan dengan Seasoned Equity Offerings atau
penawaran saham tambahan. Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah
faktor-faktor kinerja keungan perusahaan yaitu CR, ROA, NPM dan TAT
terdapat perbedaan yang signifikan terhadap perusahaan setelah dilakukannya
penawaran saham tambahan.
Tujuan penelitian ini untuk menganalisis dan mengetahui apakah faktor-faktor
berikut CR, ROA, NPM dan TAT memiliki perbedaan yang sinifikan sebelum dan
sesudah penawaran saham tambahan dilakukan oleh perusahaan yang terdaftar di
2
BEI. Sampel penelitian ini sebanyak 21 perusahaan non lembaga keuangan yang
terdaftar di BEI dengan metode purposive sampling. Pengujian hipotesis
dilakukan dengan menggunakan uji beda.
Hasil penelitian menunjukan bahwa dua variabel yang digunakan yaitu Current
Ratio dan Total Asset Turnover Ratio terdapat perbedaan yang signifikan sesudah
dilakukannya penawaran saham tambahan, sedangkan untuk tiga variabel
berikutnya,Return on Asset dan Net Profit Margin tidak memiliki perbedaan yang
signifikan dikarenakan perusahaan yang tidak dapat menggunakan modal
tambahan yang didapat untuk menambah produktivitas perusahaan.
Kata kunci : Seasoned Equity Offerings, Windows Opportunity, Teori Agensi,
CR,NPM,ROA,TAT
3
ABSTRACT
ANALYSIS OF FINANCIAL BEFORE AND AFTER SEASONED EQUITY
OFFERINGS
By
NELLY EPRILIA
In the business to go public is one alternative that can be used by a business entity
as one alternative in an easy to obtain the additional capital by offering their
shares to investors. One way to sell additional shares in addition to the initial
public offering that could be done by Seasoned Equity Offerings or additional
stock offerings. Problems in this study is whether the factors the company noted
that financial performance is Current Ratio, Return On Asset, Net Profit Margin
and Total Asset Turnover there a significant difference to the company,
4
subsequent to an additional stock offering.
The purpose of this study to analyze and find out whether the following factors
Current Ratio, Return On Asset, Net Profit Margin and Total Asset Turnover
significant difference before and after the additional stock offerings by companies
listed on the Stock Exchange. The research sample of 21 companies listed nonfinancial institutions on the Stock Exchange with a purposive sampling method.
Hypothesis testing is done by using a different test.
The results showed that the two variables used the Current Ratio and Total Asset
Turnover Ratio is there a significant difference after doing additional stock
offerings, while for the next three variables, Return on Assets and Net Profit
Margin has no significant difference because the company can not use obtained
additional capital to increase productivity.
Keyword : Seasoned Equity Offerings, Windows Opportunity, Agency Theory,
CR,NPM,ROA,TAT
NAMA
: NELLY EPRILIA
NPM
: 0811031040
JURUSAN
: S1 AKUNTANSI
EMAIL
: [email protected]
NO.HP
: 085768612408
PEMBIMBING 1
: Drs.A.Zubaidi Indra, S.E.,M.M.,C.P.A
PEMBIMBING 2
: Sudrajat, S.E.,M.Acc.,Akt
5
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Meningkatnya persaingan perusahaan pada saat perekonomian yang pesat saat
ini membuat banyak perusahaan mulai melakukan berbagai cara untuk
mempertahankan dan mengembangkan perusahaannya. Sebagaimana
biasanya, jika perusahaan berkembang, kebutuhan modal tambahan sangat
dirasakan. Pada saat itu, perusahaan harus menentukan apakah akan
menambah modal dengan cara melakukan pinjaman dalam bentuk hutang atau
menerbitkan sekuritas baru dalam bentuk saham, obligasi, dan bentuk surat
berharga lainnya. Tidak hanya untuk ekspansi perusahaan, modal tambahan
dibutuhkan juga untuk membayar hutang yang telah jatuh tempo.
6
Untuk perusahaan yang baru pertama kali menerbitkan dan menjual sahamnya
kepada publik, penjualan saham baru ini dilakukan melalui penawaran
perdana atau IPO (Initial Public Offerings). Sementara, apabila perusahaan
sudah memiliki saham yang telah lebih dahulu beredar di masyarakat melalui
IPO, tambahan saham baru dijual perusahaan melalui SEO (Seasoned Equity
Offerings) atau disebut juga Seasoned New Issues.
Perolehan pendanaan eksternal berupa ekuitas bagi perusahaanperusahaan
yang telah tercatat di bursa efek (listed company/ telah melakukan
IPO) dapat dilakukan dengan dua cara. Cara pertama adalah melalui penjamin
emisi efek atau dikenal juga dengan general cash offer. Cara kedua adalah
tanpa penjamin emisi efek atau lebih dikenal dengan penawaran saham dengan
hak memesan efek terlebih dahulu atau right issue.
Biaya yang ditimbulkan dari metode ini relatif lebih tinggi bagi kedua belah
pihak. Perusahaan harus membayar jasa underwriter sedangkan pemegang
saham lama akan mengalami dilusi terhadap persentase kepemilikan
perusahaan. General cash offer adalah metode penawaran saham tambahan
yang umum dilaksanakan di Amerika Serikat dan Jepang.
Seasoned Equity Offerings (SEO) merupakan penawaran saham tambahan
yang dilakukan perusahaan yang listed di pasar modal, diluar saham yang
telah lebih dahulu beredar di masyarakat melalui IPO (Megginson,1997).
Tujuan perusahaan melakukan pencarian dana tambahan melalui aktivitas
seasoned equity offerings seringkali didasari oleh kebutuhan dana untuk
ekspansi usaha, menambah modal kerja atau untuk membayar hutang yang
jatuh tempo.
Alderson dan Betker (1997), menjelaskan terjadinya penurunan kinerja
keuangan pasca SEO dengan menggunakan kerangka windows of opportunity
dan fenomena teori agensi (agency theory). Dalam windows of opportunity,
penurunan kinerja terjadi karena adanya upaya manajemen perusahaan untuk
mengambil keuntungan jangka pendek pada saat pasar menilai perusahaan
Dari hasil penelitian terdahulu ,khususnya dari Harto (2001) yang
menggunakan sampel perusahaan yang melakukan right issue menyimpulkan
bahwa perusahaan mengalami penurunan kinerja keuangan selama tiga tahun
7
setelah penawaran Seasoned Equity Offerings. Penelitian yang dilakukan oleh
Rakhmawati (2004) menyimpulkan tidak adanya perbedaan kinerja keuangan
perusahaan setelah right issue. Rakhmawati (2004) menyimpulkan bahwa
perusahaan yang melakukan right issue tidak mengalami perubahan kinerja
keuangan setelah penawaran, kecuali untuk return on investment atau
kemampuan kembali berinvestasi yang menunjukkan kinerja yang meningkat.
Dengan adanya perbedaan hasil antara penelitian tersebut mengenai pengaruh
SEO terhadap kinerja keuangan, maka penelitian ini bermaksud untuk menguji
kembali pengaruh SEO terhadap kinerja keuangan .Untuk itu peneliti
mengambil judul ”ANALISIS KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN
SESUDAH SEASONED EQUITY OFFERRINGS”
1.2
Perumusan Masalah dan Batasan Masalah
1.2.1
Perumusan Masalah
Perusahaan yang melakukan Seasoned Equity Offerings mengindikasikan bahwa
perusahaannya telah mengalami penurunan kinerja sehingga membutuhkan
tambahan modal untuk mencukupi kebutuhan perusahaannya. Perusahaan yang
melakukan Seasoned Equity Offerings memiliki harapan dengan adanya
penawaran saham tambahan ini dapat meningkatkan kinerja keuangan mereka.
Berdasarkan fakta tersebut, permasalahan dalam penelitian ini adalah:
Apakah perusahaan yang melakukan Seasoned Equity Offerings akan
mengalami peningkatan kinerja perusahaan yang ditandai dengan adanya
perbedaan kinerja keuangan pasca penawaran saham tambahan?
1.2.2
Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini memberikan manfaat maka untuk lebih dapat memusatkan
permasalahan pada penelitian ini, ditetapkan batasan dan ruang lingkup penelitian
sebagai berikut :
1. Sampel Penelitian adalah perusahaan non lembaga keuangan yang listed di
BEI.
2. Periode penawaran yang digunakan peneliti adalah tahun 2004-2007.
8
3. Proksi dari kinerja keuangan yang digunakan dalam penelitian adalah rasio
likuiditas, rasio profitabilitas dan rasio aktivitas yang diwakili dengan
empat rasio keuangan yaitu current ratio, net profit margin, return on
asset, dan total asset turnover.
4. Data penelitian adalah laporan keuangan yang tersedia dari Indonesia
Capital Market Directory (ICMD) untuk tahun 2001-2010
1.2.3
Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.2.3.1
Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang telah penulis rumuskan, penelitian ini bertujuan
untuk menguji secara empiris perbedaan kinerja keuangan perusahaan sebelum
dan sesudah SEO (Seasoned Equity Offerings).
1.2.3.2
Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah:
1. Bagi Perusahaan Go Public

Dapat menciptakan kebijakan yang lebih efektif dalam mengatasi
kekurangan dana di dalam perusahaan dengan melihat hasil dari
penelitian ini.

Dapat menambah wawasan para manajer perusahaan tentang pola
kinerja keuangan perusahaan menjelang dan setelah SEO.
2. Bagi Pemerintah

Dapat dijadikan masukan, acuan, referensi untuk mengawasi kebijakan
yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan go public.
2.1
Pasar Modal
2.1.1
Pengertian Pasar Modal
Pasar modal adalah tempat pertemuan antara pihak perorangan atau badan usaha
yang memiliki dana menganggur dengan badan usaha yang membutuhkan
tambahan dana untuk beroperasi.
9
Transaksi atau jual beli di pasar modal terjadi jika pihak perusahaan yang
memerlukan modal tambahan menerbitkan surat berharga seperti saham, obligasi,
atau bentuk surat berharga lainnya dan kemudian menjualnya kepada pemilik
dana (pemodal atau investor) melalui proses tawar-menawar di lantai bursa
sehingga menyebabkan investor (pemegang surat berharga) menjadi pemilik dari
sebagian atau seluruh perusahaan yang bersangkutan. Apabila penawaran ini
adalah yang pertama bagi emiten, maka penawaran saham ini dinamakan dengan
IPO (Initial Public Offerring) atau penawaran saham perdana kepada publik.
Sementara, apabila penawaran ini dilakukan setelah IPO, maka penawaran ini
dinamakan dengan SEO (Seasoned Equity Offerrings) atau penawaran tambahan
saham baru setelah IPO.
2.1.2
Peranan Pasar Modal
Pasar modal merupakan sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan dana
jangka panjang. Dengan adanya pasar modal, perusahaan pencari dana dapat
memperoleh kepercayaan yang lebih dari para investor sehingga dapat dengan
mudah meningkatkan modalnya di masa mendatang. Ketika perusahaan belum go
public, calon investor umumnya enggan untuk menanamkan modalnya pada
perusahaan karena kurangnya keterbukaan informasi keuangan antara pemilik dan
investor.
2.1.3
Instrumen Pasar Modal
Secara garis besar, instrumen pasar modal digolongkan menjadi tiga, yaitu ekuitas
(equity), obligasi (obligation) dan derivatif (derivatives effect).
a. Ekuitas (equity). Ekuitas dibedakan menjadi dua, yaitu saham biasa (common
stock) dan saham preferen (preferred stock).
1)
Saham biasa, merupakan surat bukti kepemilikan perusahaan.
2)
Saham preferen, merupakan saham yang mempunyai sifat gabungan
antara saham biasa dan obligasi
3)
Obligasi, merupakan suatu pengakuan utang dari pihak yang
mengeluarkan obligasi kepada pihak yang membeli obligasi (investor).
10
4)
Derivatif.
Salah satu bentuk sekuritas derivatif adalah warrant atau surat jaminan.
2.1.4
Perkembangan Pasar Modal di Indonesia
Dalam sejarah Pasar Modal Indonesia ,kegiatan jual beli saham dan obligasi
dimulai pada abad ke-19. Menurut buku Effectengids yang dikeluarkan oleh
Verreniging voor den Effectenhandel pada tahun 1939, jual beli efek telah
berlangsung sejak 1880. Pada tanggal 14 Desember 1912, Amserdamse
Effectenbeurs mendirikan cabang bursa efek di Batavia. Di tingkat Asia,bursa
Batavia tersebut merupakan yang tertua keempat setelah Bombay,Hongkong,dan
Tokyo. Aktivitas yang sekarang diidentikkan sebagai aktivitas pasar modal sudah
dimulai sejak tahun 1912 di Jakarta.
Pada tanggal 13 Juli 1992 ,bursa saham diswastanisasi menjadi PT Bursa Efek
Jakarta .Swatanisasi bursa saham menjadi PT BEJ ini mengakibatkan beralihnya
fungsi Bapepam menjadi Bahan Pengawas Pasar Modal.
2.2
Seasoned Equity Offerrings (SEO)
2.2.1
Pengertian Seasoned Equity Offerrings
Menurut Megginson (1997), Seasoned Equity Offerings (SEO) adalah penawaran
saham tambahan yang dilakukan perusahaan yang terdaftar di pasar modal, diluar
saham yang telah lebih dahulu beredar di masyarakat melalui IPO (Initial Public
Offerings). Dengan kata lain, SEO merupakan penawaran saham yang ketiga,
keempat, kelima, dan seterusnya yang dilakukan oleh suatu perusahaan.
2.2.2
Tujuan Seasoned Equity Offerings
Seasoned equity offerings adalah salah satu cara yang dipilih perusahaan untuk
memperoleh tambahan modal tersebut dengan menghimpun dana dari masyarakat
maupun pemegang saham lama dengan tujuan, antara lain:
a. Melakukan ekspansi atau perluasan usaha, baik dilakukan oleh
perusahaan sendiri maupun melalui penyertaan pada anak perusahaan.
b. Membiayai proyek pengembangan usaha yang memerlukan dana besar
11
c. Kombinasi dari refinancing dan investasi, dimana dana yang diperoleh
dari penjualan saham, sebagian untuk perluasan dan sebagian lagi untuk
membayar hutang.
d. Memberikan kesempatan untuk melakukan penawaran saham yang
dimiliki oleh pemegang saham pendiri.
2.2.3
Cara melakukan Seasoned Equity Offerings:
Secara garis besar, seasoned equity offerings dapat dilakukan dengan dua
macam cara, yaitu:
a. Menjual saham tambahan kepada pemegang saham lama dengan harga
tertentu (right issues) dan
b. Menjual saham tambahan kepada semua investor (publik) yang ingin
membeli sekuritas melalui second offerings, third offerings, dan
seterusnya.
2.3
Kinerja Keuangan
2.3.1
Pengertian Kinerja Keuangan
Arti penting kinerja keuangan seperti yang dikemukakan oleh Brigham dan
Weston (1995) dibawah ini:
2.4
1.
Alat skrining awal dalam pemilihan investasi.
2.
Alat perkiraan terhadap hasil dan kondisi keuangan perusahaan.
3.
Alat diagnosis terhadap masalah manajerial, operasional atau masalahmasalah lainnya.
4.
Alat untuk menilai manajemen perusahaan.
Seasoned Equity Offerings dan Kinerja Keuangan
Secara teoritis, dengan adanya seasoned equity offerings diharapkan ada
peningkatan kinerja keuangan. Dengan penambahan modal diharapkan kegiatan
operasi perusahaan akan lebih baik untuk jangka panjang maupun jangka pendek
(Rakhmawati, 2004). Praktik earning management digunakan manajemen untuk
memperlihatkan kinerja perusahaan yang baik sehingga pasar merespon secara
positif penawaran saham yang dilakukan. Akan tetapi, karena dalam jangka waktu
12
panjang pasar mengoreksi sendiri kesalahannya, penurunan kinerja mungkin akan
terjadi pasca penawaran.
McLaughlin (1996), dalam penelitiannya menggunakan berbagai ukuran cash flow
untuk mengetahui apakah kinerja jangka panjang mengalami penurunan setelah
SEO. Hasilnya mengindikasikan bahwa selama tiga tahun setelah penawaran,
kinerja perusahaan menurun sebesar kurang lebih 20%. Sementara itu, penelitian
Loughran dan Ritter (1997) yang menggunakan enam rasio keuangan untuk
melihat kinerja keuangan lima tahun sebelum dan setelah SEO, hasilnya juga
menunjukkan adanya penurunan kinerja setelah empat tahun, yang ditunjukkan
dengan menurunnya rasio profit margin dan return on assets (ROA). Meskipun
demikian, hasil penelitian Candy (2002), dalam Rakhmawati (2004), mengenai
SEO menyimpulkan hasil yang berbeda. Menurut Candy (2002), perusahaan akan
mengalami penurunan kinerja operasi pasca penawaran, sementara kinerja
keuangan justru mengalami kenaikan
2.5
Kerangka Pemikiran
2.5.1
Teori Agensi dan Windows Opportunity
Beberapa penelitian menghubungkan penurunan kinerja tersebut dengan konsep
agency theory dan windows of opportunity ( Traill & Vos, 2001 ; Alderson &
Betker, 1997).
Secara konseptual, dalam agency theory, manajer memanfaatkan asimetri
informasi karena kesuperiorannya dalam menguasai informasi dibandingkan
pasar. Hal inilah yang mendorong dan memotivasi manajer untuk bersikap
oportunis, yaitu melakukan manipulasi terhadap kinerja yang dipublikasikannya
agar mempunyai kesempatan memiliki issue fully subscribed (Teoh et al.,1998).
Sejalan dengan penelitian-penelitian di atas, beberapa studi lain melakukan
pengujian apakah manajer yang melakukan seasoned equity offerings bersikap
oportunis dengan “mengambil” keuntungan dari windows of opportunity, yang
disebabkan adanya asimetri informsi (information asymmetry) antara manajer dan
pasar. Sementara Espenlaub (1999) melaporkan bahwa manajer bersikap
oportunis dengan memanfaatkan windows of opportunity ketika mengetahui
13
investor overoptimism terhadap nilai penawaran seasoned equity offerings
tersebut. Walaupun dalam jangka pendek perusahaan masih mempunyai
kemampuan untuk mempertahankan overperformance-nya, dalam jangka panjang
kinerja perusahaan akan menurun secara signifikan.
2.6
Penelitian Terdahulu
Seasoned Equity Offerings (SEO) merupakan penawaran saham tambahan yang
dilakukan perusahaan yang listed di pasar modal, diluar saham yang terlebih
dahulu beredar di masyarakat melalui IPO (Megginson, 1997). Hasilnya
mengindikasikan bahwa selama tiga tahun setelah penawaran, kinerja perusahaan
menurun sebesar kurang lebih 20%. Di Indonesia, penelitian mengenai penurunan
kinerja yang terjadi setelah SEO dilakukan oleh Harto (2001) dan Candy (2002).
Harto (2001) menyimpulkan bahwa perusahaan yang melakukan right issue
mengalami penurunan kinerja operasi, keuangan, dan saham selama tiga tahun
setelah penawaran. Sedangkan Candy (2002), dalam Rakhmawati (2004), dalam
penelitiannya mengenai SEO menyimpulkan bahwa perusahaan akan mengalami
penurunan kinerja operasi pasca penawaran, sementara kinerja keuangan justru
mengalami kenaikan. Penelitian lain mengenai SEO yang dilakukan oleh Friday,
Howton dan Howton (2000) berhasil menemukan adanya peningkatan kinerja
keungan perusahaan pasca penawaran saham, penelitian tersebut menyimpulkan
adanya peningkatan kinerja yang ditunjukkan oleh adanya peningkatan ROA
setelah penawaran dibandingkan dengan sebelum penawaran.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Rakhmawati (2004) menyimpulkan tidak
adanya perbedaan kinerja keuangan perusahaan setelah right issue. Rakhmawati
(2004) menyimpulkan bahwa perusahaan yang melakukan right issue tidak
mengalami perubahan kinerja keuangan setelah penawaran, kecuali untuk return
on investment atau kemampuan kembali berinvestasi yang menunjukkan pola
meningkat.
2.7
Perumusan Hipotesis
Sebelum melakukan penawaran, baik penawaran perdana maupun penawaran
saham tambahan, manajemen cenderung berusaha memanipulasi kinerjanya agar
14
tampak lebih baik. Maka hipotesis utama dalam penelitian ini adalah variabel
yang diproksikan ke dalam rasio-rasio keuangan adalah sebagai berikut :
1.
Rasio Likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
melunasi kewajiban jangka pendeknya pada saat jatuh tempo.Maka
hipotesisnya adalah :
Ha1 : Terdapat perbedaan yang signifikan terhadap Current Ratio
sebelum dan sesudah Seasoned Equity Offering
2.
Rasio Profitabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba.
Maka hipotesisnya adalah :
Ha2 : Terdapat perbedaan yang signifikan terhadap Net Profit Margin
sebelum dan sesudah Seasoned Equity Offering
Ukuran lainnya adalah return-to-asset (ROA), yaitu net income dibagi
dengan total asset. Rasio ini mengukur efisiensi penggunaan ekuitas saham
biasa ( Dendawijaya,2003) . Maka hipotesisnya adalah :
Ha3 : Terdapat perbedaan yang signifikan terhadap Return on Asset sebelum
dan sesudah Seasoned Equity Offering
3.
Rasio Perputaran (turn over) digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi
penggunaan aktiva perusahaan.
Ukuran perputaran yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah total
asset turn over ratio (TAT), yaitu penjualan dibagi dengan rata-rata total
asset K.R.Subramanyam, John J.Wild ,2008).
Maka hipotesisnya adalah :
Ha4 : Terdapat perbedaan yang signifikan terhadap Total Asset Turnover
sebelum dan sesudah Seasoned Equity Offering
15
3.1
Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data observasi penelitian yang
didapat dari situs Bursa Efek Indonesia (BEI) di situs www.idx.com dan literaturliteratur lainnya yang masih berkaitan dengan penelitian ini.
3.2
Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti secara detail . Adapun
kriteria dalam memilih sampel penelitian adalah :
1.
Perusahaan non-lembaga keuangan yang melakukan Seasoned Equity
Offerings pada periode 2004-2007.
2.
Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan secara kontinu dari tahun
2001-2010.
3.
Perusahaan yang tidak melakukan kegiatan saham seperti stock split selama
penelitian dilakukan.
4.
Perusahaan yang memiliki kelengkapan data laporan keuangan yang
dibutuhkan selama penelitian dan yang berakhir pada tanggal 31 Desember .
Tabel 3.1 Daftar Sampel Perusahaan
NO
KODE
PERUSAHAAN
TANGGAL SEO
1
ADES
PT Ades Waters Indonesia Tbk
11 Juni 2004
2
AKRA
PT Akr Corporindo Tbk
20 Desember 2004
3
BMTR
PT Bimantara Citra Tbk
22 Juni 2004
4
CNKO
PT Central Corporindo Internasional Tbk
19 Januari 2004
5
DOID
PT Delta Dunia Petroindo Tbk
23 Juli 2004
6
PLAS
PT Palm Asia Corpora
25 April 2004
7
RICY
PT Ricjy Putra Globalindo
28 Juli 2004
8
BNBR
PT Bakrie and Brothers
15 Juni 2005
9
PBRX
PT Pan Brothers Tbk
16 Agustus 2005
10
CTRA
PT Ciputra Development
27 Desember 2006
11
IIKP
PT Inti Indah Karya Plasindo
April 2005
16
12
SULI
PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk
9 Agustus 2006
13
TBLA
PT Tunas Baru Lampung
26 Juli 2006
14
TCID
PT Mandom Indonesia
2 Maret 2006
15
ATPK
PT Anugrah Tambak perkasindo Tbk
27 Agustus 2007
16
BUDI
PT Budi Acid Jaya Tbk
1 Agustus 2007
17
DSFI
PT Dharma Samudera Fishing Industries
24 Juli 2007
18
ELTY
PT Bakrieland
4 Juni 2007
19
MLPL
PT Multipolar Corporation
3 Februari 2007
20
MPPA
PT Matahari Putra Prima
16 Februari 2007
21
SMRA
PT Summarecon Agung
25 Juli 2007
3.3 Operasional Variabel Penelitian
Sehubungan dengan hipotesis yang sudah dipaparkan, maka yang menjadi
variabel adalah current asset , net profit margin,return on asset ,total asset
tunover.
Definisi variabel penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Likuiditas dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan current ratio
(CR), yaitu asset lancar dibagi dengan hutang lancar.
Current Ratio (CR) =
( Weston dan Copeland,1995 )
Asset Lancar
Hutang Lancar
x 100 %
2. Ukuran profitabilitas yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah net
profit margin (NPM), yaitu net income dibagi dengan penjualan.
Net profit margin (NPM) =
laba bersih setelah pajak
penjualan
(K.R.Subramanyam, John J.Wild ,2008)
x 100%
17
Ukuran lainnya adalah return-to-asset (ROA), yaitu net income dibagi
dengan total asset. Rasio ini mengukur efisiensi penggunaan ekuitas saham
biasa.
Return on asset (ROA) =
( Dendawijaya, 2003)
x 100%
laba bersih setelah pajak
total asset
3. Ukuran perputaran yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah total
asset turn over ratio (TAT), yaitu penjualan dibagi dengan total asset.
Total asset turnover (TAT) =
penjualan
x 100%
rata - rata total asset
(K.R.Subramanyam, John J.Wild ,2008)
3.4
Alat Analisis
3.4.1
Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui nilai-nilai statistik dari masingmasing variabel yang digunakan dalam penelitian.
3.4.2
Pengujian Hipotesis
1. Paired Sample t-Test
Paired sample t-test digunakan apabila hasil uji normalitas data menunjukkan
adanya data yang terdistribusi normal.
2. Two related sample test Wilcoxon
Two related sample test Wilcoxon digunakan apabila hasil dari uji normalitas data
menunjukkan adanya data yang tidak terdistribusi normal.
4.1
Analisis Data
4.1.1
Sampel Data
Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah perusahaan non-lembaga
keuangan yang terdaftar di BEIdan melaporkan laporan keuangannya secara
kontinu dari tahun 2001-2010.
18
Sumber dan Teknik Pengumpulan Data
Sumber data yang digunakan berasal dari laporan keuangan publikasi . Data
diperoleh melalui situs BEI (www.idx.com)
4.2
Statistik Deskriptif Sebelum dan Sesudah Seasoned Equity Offerings
Setelah dilakukan pengolahan data dengan menggunakan SPSS, diperoleh statistik
deskriptif yang memberikan penjelasan mengenai nilai rata-rata (mean) dan nilai
standar deviasi dari variabel-variabel penelitian.
1. Current Ratio (CR)
Tabel 4.1 Analisis Deskriptif dan Normalitas rasio CR sebelum dan sesudah
Seasoned Equity Offerings
Keterangan
N
t-1
t+1
t+2
t+3
Mean
21
1,869
3,5757
3,9690
2,9619
Std. Deviation
21
1,38235
4,16351
8,38136
3,26735
Normalitas
21
0,598
0,160
0,014
0,047
(Sig.2-tailed)
2.
Net Profit Margin (NPM)
Merupakan rasio yang digunakan untuk untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba.
Tabel 4.2 Analisis Deskriptif dan Normalitas rasio NPM sebelum dan sesudah
Seasoned Equity Offerings
Keterangan
N
t-1
t+1
t+2
t+3
Mean
21
0,2981
-0,3381
-6,0286
-0,0857
Std. Deviation
21
7,23752
1,59886
27,50857
0,55548
19
Normalitas (Sig.2-
21
0,000
0,001
0,000
0,020
tailed)
3.Return on Asset (ROA)
Tabel 4.3 Analisis Deskriptif dan Normalitas rasio ROA sebelum dan sesudah
Seasoned Equity Offerings
Keterangan
N
t-1
t+1
t+2
t+3
Mean
21
0,010
-0,0205
-0,0476
-0,0276
Std. Deviation
21
0,09439
0,15167
0,20892
0,27946
Normalitas (Sig.2-
21
0,040
0,008
0,002
0,024
tailed)
3.
Total Asset Turnover (TAT)
Table 4.4 Analisis Deskriptif dan Normalitas rasio TAT sebelum dan sesudah
Seasoned Equity Offerings
Keterangan
N
t-1
t+1
t+2
t+3
Mean
21
0,8652
0,7005
0,7167
0,6652
Std. Deviation
21
0,70497
0,60020
0,567
0,51579
Normalitas (Sig.2-
21
0,669
0,846
0,670
0,663
tailed)
4.3
Pengujian Hipotesis
1.`
Pengujian Hipotesis 1
Tabel 4.5. Hasil Pengujian Hipotesis Current Ratio
Hasil Pengujian satu tahun sebelum dan satu tahun sesudah SEO
20
t-1 (mean)
t+1 (mean)
Sign 2 tailed
Keterangan
1,869
3,5757
0,030
Ha diterima
Hasil Pengujian satu tahun sebelum dan dua tahun sesudah SEO
t-1 (mean)
t+2 (mean)
Sign 2 tailed
Keterangan
1,869
3,9690
0,170
Ha ditolak
Hasil Pengujian satu tahun sebelum dan tiga tahun sesudah SEO
t-1 (mean)
t+3 (mean)
Sign 2 tailed
Keterangan
1,869
0,047
0,050
Ha diterima
Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian Friday, Howton dan Howton (2000) dan
Candy (2002) yang menunjukkan adanya peningkatan kinerja pasca SEO.
Pengujian ini membuktikan bahwa satu tahun sesudah dilakukan SEO perusahaan
langsung mengalami peningkatan kinerja keuangan pada semua perusahaan
karena perusahaan dapat menggunakan dana yang tersedia secara maksimal.
Sehingga, pada hasil yang pertama peneliti memberikan argumen bahwa
peningkatan kinerja pasca penawaran terjadi karena dana yang diperoleh dari SEO
dapat digunakan secara efektif untuk melunasi hutang jangka pendek perusahaan
yang telah jatuh tempo.
Hasil berikutnya pada dua tahun sesudah SEO, berdasarkan hasil tersebut maka
Ha ditolak dan Ho diterima ,sama seperti pernyataan Alderson dan Betker (1997)
yang mengatakan bahwa meningkatnya kinerja keuangan hanya akan dialami
dalam jangka pendek saja karena konsep windows opportunity dan teori agensi
yang mereka gunakan tidak dapat bertahan di pasar.
Berdasarkan hasil ini, peneliti mengindikasikan di tahun pertama perusahaan
memaksimalkan aset lancar untuk membayar hutang lancar mereka ,tetapi di
tahun kedua current ratio tidak mengalami perbedaan yang signifikan disebabkan
kenaikan jumlah asset lancar tidak dibarengi dengan penurunan hutang lancar.
21
Selanjutnya di tahun ketiga current ratio terdapat perbedaan yang signifikan hal
ini disebabkan oleh perusahaan mulai meningkatkan kegiatan operasionalnya
sehingga dapat membayar hutang lancar yang jatuh tempo.
2.
Pengujian Hipotesis 2
Tabel 4.6 Hasil Pengujian Hipotesis Net Profit Margin
Hasil Pengujian satu tahun sebelum dan satu tahun sesudah SEO
t-1 (mean)
t+1 (mean)
Sign 2 tailed
Keterangan
0,2981
-0,3381
0,513
Ha ditolak
Sumber: Data Diolah
Hasil Pengujian satu tahun dan dua tahun sesudah SEO
t-1 (mean)
t+2 (mean)
Sign 2 tailed
Keterangan
0,2981
-6,0286
0,626
Ha ditolak
Hasil Pengujian satu tahun dan tiga tahun sesudah SEO
t-1 (mean)
t+3 (mean)
Sign 2 tailed
Keterangan
0,2981
-0,0857
0,825
Ha ditolak
Sumber: Data Diolah
Hasil pengujian hipotesis 2 menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan
antara sebelum dan sesudah Seasoned Equity Offerings. Dapat kita lihat telah
terjadi penurunan kinerja dimulai pada satu tahun sesudah SEO dilakukan.
Walaupun nilai kinerja tidak berbeda jauh jika dibandingkan sebelum dilakukan
SEO tetapi nilai kinerja keuangan semakin mengalami penurunan karena
22
perusahaan tidak dapat memaksimalkan dana mereka untuk meningkatkan
produktivitas perusahaan.Hal ini berarti bahwa kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba dilihat dari segi operating income mengalami penurunan
setelah dilakukannya Seasoned Equity Offerings karena perusahaan tidak dapat
memaksimalkan dana yang didapatkan dari penawaran saham mereka dengan
efektif untuk menaikkan penjualan. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan Loughran dan Ritter (1997) yang menunjukkan penurunan rasio NPM.
3.
Pengujian Hipotesis 3
Tabel 4.7 Hasil Pengujian Hipotesis Return on Asset
Hasil Pengujian satu tahun sebelum dan satu tahun sesudah SEO
t-1 (mean)
t+1 (mean)
Sign 2 tailed
Keterangan
0,010
-0,0205
0,868
Ha ditolak
Sumber: Data Diolah
Hasil Pengujian hipotesis satu tahun dan dua tahun sesudah SEO
t-1 (mean)
t+2 (mean)
Sign 2 tailed
Keterangan
0,010
-0,0476
0,619
Ha ditolak
Sumber: Data Diolah
Hasil Pengujian hipotesis satu tahun dan tiga tahun sesudah SEO
t-1 (mean)
t+3 (mean)
Sign 2 tailed
Keterangan
0,010
-0,0276
0,711
Ha ditolak
Sumber: Data Diolah
23
Hasil pengujian hipotesis 3 menunjukan tidak ada perbedaan yang signifikan
antara Return on Assets sebelum dan sesudah SEO bahkan pada satu tahun
sesudah SEO dilakukan. Hal ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
memperoleh laba dan efisiensi yang dilakukan perusahaan secara keseluruhan
tidak mengalami perbaikan . Jika dilihat dari perubahan rata-rata ROA perusahaan
terjadi penurunan, yang berarti kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba
dan efisiensi yang dilakukan perusahaan secara keseluruhan mengalami
penurunan setelah Seasoned Equity Offerings dilakukan. Penurunan yang terjadi
dikarenakan perusahaan tidak menggunakan dana yang mereka dapatkan dengan
efektif untuk meningkatkan aset perusahaan yang dapat meningkatkan penjualan
perusahaan. Hasil ini sama dengan penelitian yang dilakukan Loughran dan Ritter
(1997) yang mengatakan terdapat penurunan terhadap rasio ROA.
4.
Pengujian Hipotesis 4
Tabel 4.8 Hasil Pengujian Hipotesis Total Asset Turnover
Hasil Pengujian satu tahun sebelum dan satu tahun sesudah SEO
t-1 (mean)
t+1 (mean)
Sign 2 tailed
Keterangan
0,862
0,7005
0,051
Ha ditolak
Sumber: Data Diolah
Hasil Pengujian satu tahun sebelum dan dua tahun sesudah SEO
t-1 (mean)
t+2 (mean)
Sign 2 tailed
Keterangan
0,862
0,7167
0,090
Ha ditolak
Hasil Pengujian hipotesis satu tahun sebelum dan tiga tahun sesudah SEO
24
t-1 (mean)
t+3 (mean)
Sign 2 tailed
Keterangan
0,862
0,6652
0,019
Ha diterima
Sumber: Data Diolah
Berdasarkan penjelasan hasil tersebut maka secara statistik Ha ditolak dan Ho
diterima di tahun pertama dan kedua setelah SEO dilakukan yang artinya
perusahaan tidak dapat menggunakan asset yang mereka miliki untuk peningkatan
peningkatan penjualan. Selanjutnya di tahun ketiga total asset turnover terdapat
perbedaan yang signifikan yang berarti bahwa pada tahun ketiga perusahaan dapat
memaksimalkan asset yang mereka miliki untuk meningkatkan penjualan
perusahaan dengan asumsi penambahan asset yang berguna untuk meningkatkan
penjualan baru dirasakan dampaknya di tahun ketiga.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1
Simpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan mengenai kinerja
keuangan perusahann non keuangan sebelum dan sesudah Seasoned Equity
Offerings, maka penulis mengambil simpulan sebagai berikut:
25
1. Terdapat perbedaan yang signifikan pada kinerja likuiditas yang diproksikan
dengan rasio Current Ratio pada saat satu dan tiga tahun sesudah SEO
dilakukan. Sedangkan pada dua tahun sesudah SEO dilakukan menunjukkan
tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada Current Ratio.
2. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada kinerja rasio profitabilitas yang
diproksikan dengan Net Profit Margin satu tahun setelah SEO dilakukan
sampai pada tahun ketiga. Pada rasio ini juga terjadi penurunan rata-rata rasio
sesudah Seasoned Equity Offerings dilakukan.
3. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada kinerja rasio profitabilitas yang
diproksikan dengan Return on Asset satu tahun setelah SEO dilakukan sampai
pada tahun ketiga. Pada rasio ini juga terjadi penurunan rata-rata rasio sesudah
Seasoned Equity Offerings dilakukan.
4. Terdapat perbedaan yang signifikan pada kinerja rasio perputaran yang
diproksikan dengan Total Asset Turnover sesudah Seasoned Equity Offerings
dilakukan pada tahun ketiga .Sedangkan pada tahun pertama dan kedua
sesudah Seasoned Equity Offerings dilakukan tidak terdapat perbedaan
signifikan pada Total Asset Turnover. Tetapi pada rasio ini terjadi penurunan
rata-rata rasio sesudah Seasoned Equity Offerings dilakukan.
5.2
Saran
Dari
kesimpulan
yang
diberikan
maka
beberapa
saran
yang
dapat
dipertimbangkan pembaca dalam melakukan penelitian selanjutnya sehingga
dapat diperoleh hasil yang lebih baik dan lebih mencerminkan kondisi yang
sebenarnya antara lain:
1. Penelitian selanjutnya hendaknya mencoba memperpanjang waktu
penelitian, misalnya dengan mengambil kurun waktu lima tahun sebelum
dan lima tahun setelah penawaran.
2. Penelitian selanjutnya hendaknya mencoba rasio kinerja keuangan lainnya
yang memberikan pengaruh pada perusahaan pasca penawaran.
3. Penelitian selanjutnya hendaknya mengelompokkan perusahaan sampel ke
dalam kelompok perusahaan yang bekerja di bidang yang sama sehingga
26
dapat diketahui kemungkinan adanya perbedaan kinerja di antaranya lebih
terlihat jelas.
DAFTAR PUSTAKA
Alderson, Michael J., dan Brian L. Betker, 1997.“The Long Run Performance of
Companies That Withdraw Seasoned Equity Offerings”, Working paper,
September.
Aminatuzzahra.2010. Analisis Pengaruh Current Ratio,Debt to Equity Ratio,
Total Asset Turnover,Net Profit Margin terhadap ROE. Skripsi Fakultas
Ekonomi Universitas Dipenogoro.
Arthur, J. Keown, John, D. Martin. J. William Petty, David. F. Scott. JR. 2008.
Manajemen Keuangan, Edisi Kesepuluh. Jakarta: PT. Macanan Jaya
Cemerlang.
Candy, 2002, “Analisis Kinerja Perusahaan yang Melakukan Seasoned Equity
Offerings: Studi Kasus di Bursa Efek Jakarta”, Skripsi (tidak
dipublikasikan), Fakultas Ekonomi Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
Dendawijaya, Lukman.2003.Manajemen Perbankan.Ghalia Indonesia.Jakarta.
Dubois, Michel., dan Pierre Jeanneret, 2000, “The Long-Run Performance of
Seasoned Equity Offerings With Rights”, Working paper, Januari.
Espenlaub, Susanne, 1999, “Discussion of The Life Cycle of Initial Public
Offering Firms”, Journal of Business Finance & Accounting, 26 (9) &
(10), Nov/Des.
27
Friday, H. Swint; Shawn D. Howton; dan Shelly W. Howton. 2000. Anomalous
Evidence on Operating Performance Following Seasoned Equity
Offerings: The Case of REITs. Financial Management (Financial
Management Association). Summer: 184-196.
Friedlan, J., 1994, “Accounting Choices by Issuers of Initial Public Offerings”,
Comtemporery Accounting Research, Summer.
Guo, Lin., dan Timothy S. Mech, 2000, “Conditional Event Study, Anticipation,
and Asymmetric Information: The Case of Seasoned Equity Issues and
Pre-issue Information Releases”, Journal of Empirical Finance, 7.
Halim, Abdul. 2007. Manajemen Keuangan Bisnis. Bogor: Ghalia Indonesia.
Harahap, Sofyan, Syafri. 2007. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada.
Harnanto. 2000. Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta: BPFE UGM.
Harto, Puji. 2001. Analisis Kinerja Perusahaan yang Melakukan Right Issue di
Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi IV.
Healy, Paul M., dan James M. Wahlen, 1998, “A Review of the Earnings
Management Literature and Its Implications for Standard Setting”,
Working paper.
Jones. 2000. Investment Analysis and Management. John Wiley & Sons, Inc.
Kim, Kenneth A., dan Hyun-Han Shin, 2001, “The Underpricing of Seasoned
Equity Offerings: 1983-1998”, Working paper, Mei.
Kristian, Yohannes A. W. 2004. Pengaruh Pengumuman Right Issue terhadap
Tingkat Keuntungan dan Likuiditas Saham di BEJ Periode 1998-2000.
Skripsi S-1. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
Loughran, Tim., dan Jay R. Ritter. 1997. The Operating Performance of Firms
Conducting Seasoned Equity Offerings. The Journal of Finance vol. LII.
Dec: 1823-1849.
28
Machfoedz, Mas‟ud. 1994. “Financial Ratio Analysis nd The Prediction of
Earning change in Indonesian”, Kelola : Gajah Mada University
Bussiness Review, No.7/III/1994 : 114 – 137.
Martono, dan Harjito, Agus. 2008. Manajemen Keuangan, Yogyakarta:
EKONISIA.
Megginson, 1997, Corporate Finance Theory, Addison-Wesley Educational
Publishers Inc.
Purba, Victor. 1999. Perkembangan dan Struktur Pasar Modal Indonesia Menuju
Era AFTA 2003. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Hukum Universitas
Indonesia.
Rakhmawati, Tatik. 2004. Kinerja Keuangan Perusahaan Go Public di BEJ
Sebelum dan Sesudah Right Issue. Skripsi S-1. Universitas Sebelas Maret.
Surakarta.
Richardson,
Vernon
J.,
1998,
“Information
Asymmetry
ans
Earnings
Management: Some Evidence”, Working paper, 30 Maret.
Sinungan, Muchdarsyah.1994. Strategi Manajemen Bank Menghadapi Tahun
2000.Jakarta :Rineka Cipta.
Subramanyam, K.R dan John J.Wild. Analisis Laporan Keuangan.Jakarta :
Salemba Empat.
Sulistyanto, Sri. 2000. Seasoned Equity Offerings: Benarkah Underperformance
Pasca Penawaran. [On-Line]. Available http://www.pendidikan.net.
Sulistyanto,Sri.2003.Seasoned Equity Offerings : Antara Agency Theory,
Windows of Opportunity,dan Penurunan Kinerja,Simposium Nasional
Akuntansi ,Surabaya 16-17 Oktober .
Teoh, Siew Hong., Ivo Welch, dan T.J. Wong, 1998. “Earnings Management and
the Underperformance of Seasoned Equity Offerings”.
Financial Economics.
Journal of
29
Traill, Marcus dan Ed Vos, 2001. “Do Seasoned Equity Offerings Really
Underperform in the Long Run? Evidence from New Zealand”. Working
paper.
Van Horne, James C & John M. Wachowicz Jr. 1997. Prinsip-Prinsip Manajemen
Keuangan.Jakarta: Salemba Empat.
Weston, J. Fred dan Thomas, E. Copeland. 1995. Manajemen Keuangan (Edisi
Rivisi), Edisi Kesembilan. Jakarta : Erlangga.
30
LAMPIRAN
Download