1 ABSTRAK ANALISIS KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH SEASONED EQUITY OFFERINGS Oleh NELLY EPRILIA Di dalam bisnis go public adalah salah satu alternatif yang dapat digunakan oleh suatu badan usaha sebagai salah satu alternative dalam mendapatkan tambahan modal yang mudah yaitu dengan cara menawarkan saham mereka kepada para investor. Salah satu cara menjual saham tambahan selain dengan penawaran saham perdana yaitu bisa dilakukan dengan Seasoned Equity Offerings atau penawaran saham tambahan. Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah faktor-faktor kinerja keungan perusahaan yaitu CR, ROA, NPM dan TAT terdapat perbedaan yang signifikan terhadap perusahaan setelah dilakukannya penawaran saham tambahan. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis dan mengetahui apakah faktor-faktor berikut CR, ROA, NPM dan TAT memiliki perbedaan yang sinifikan sebelum dan sesudah penawaran saham tambahan dilakukan oleh perusahaan yang terdaftar di 2 BEI. Sampel penelitian ini sebanyak 21 perusahaan non lembaga keuangan yang terdaftar di BEI dengan metode purposive sampling. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji beda. Hasil penelitian menunjukan bahwa dua variabel yang digunakan yaitu Current Ratio dan Total Asset Turnover Ratio terdapat perbedaan yang signifikan sesudah dilakukannya penawaran saham tambahan, sedangkan untuk tiga variabel berikutnya,Return on Asset dan Net Profit Margin tidak memiliki perbedaan yang signifikan dikarenakan perusahaan yang tidak dapat menggunakan modal tambahan yang didapat untuk menambah produktivitas perusahaan. Kata kunci : Seasoned Equity Offerings, Windows Opportunity, Teori Agensi, CR,NPM,ROA,TAT 3 ABSTRACT ANALYSIS OF FINANCIAL BEFORE AND AFTER SEASONED EQUITY OFFERINGS By NELLY EPRILIA In the business to go public is one alternative that can be used by a business entity as one alternative in an easy to obtain the additional capital by offering their shares to investors. One way to sell additional shares in addition to the initial public offering that could be done by Seasoned Equity Offerings or additional stock offerings. Problems in this study is whether the factors the company noted that financial performance is Current Ratio, Return On Asset, Net Profit Margin and Total Asset Turnover there a significant difference to the company, 4 subsequent to an additional stock offering. The purpose of this study to analyze and find out whether the following factors Current Ratio, Return On Asset, Net Profit Margin and Total Asset Turnover significant difference before and after the additional stock offerings by companies listed on the Stock Exchange. The research sample of 21 companies listed nonfinancial institutions on the Stock Exchange with a purposive sampling method. Hypothesis testing is done by using a different test. The results showed that the two variables used the Current Ratio and Total Asset Turnover Ratio is there a significant difference after doing additional stock offerings, while for the next three variables, Return on Assets and Net Profit Margin has no significant difference because the company can not use obtained additional capital to increase productivity. Keyword : Seasoned Equity Offerings, Windows Opportunity, Agency Theory, CR,NPM,ROA,TAT NAMA : NELLY EPRILIA NPM : 0811031040 JURUSAN : S1 AKUNTANSI EMAIL : [email protected] NO.HP : 085768612408 PEMBIMBING 1 : Drs.A.Zubaidi Indra, S.E.,M.M.,C.P.A PEMBIMBING 2 : Sudrajat, S.E.,M.Acc.,Akt 5 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Meningkatnya persaingan perusahaan pada saat perekonomian yang pesat saat ini membuat banyak perusahaan mulai melakukan berbagai cara untuk mempertahankan dan mengembangkan perusahaannya. Sebagaimana biasanya, jika perusahaan berkembang, kebutuhan modal tambahan sangat dirasakan. Pada saat itu, perusahaan harus menentukan apakah akan menambah modal dengan cara melakukan pinjaman dalam bentuk hutang atau menerbitkan sekuritas baru dalam bentuk saham, obligasi, dan bentuk surat berharga lainnya. Tidak hanya untuk ekspansi perusahaan, modal tambahan dibutuhkan juga untuk membayar hutang yang telah jatuh tempo. 6 Untuk perusahaan yang baru pertama kali menerbitkan dan menjual sahamnya kepada publik, penjualan saham baru ini dilakukan melalui penawaran perdana atau IPO (Initial Public Offerings). Sementara, apabila perusahaan sudah memiliki saham yang telah lebih dahulu beredar di masyarakat melalui IPO, tambahan saham baru dijual perusahaan melalui SEO (Seasoned Equity Offerings) atau disebut juga Seasoned New Issues. Perolehan pendanaan eksternal berupa ekuitas bagi perusahaanperusahaan yang telah tercatat di bursa efek (listed company/ telah melakukan IPO) dapat dilakukan dengan dua cara. Cara pertama adalah melalui penjamin emisi efek atau dikenal juga dengan general cash offer. Cara kedua adalah tanpa penjamin emisi efek atau lebih dikenal dengan penawaran saham dengan hak memesan efek terlebih dahulu atau right issue. Biaya yang ditimbulkan dari metode ini relatif lebih tinggi bagi kedua belah pihak. Perusahaan harus membayar jasa underwriter sedangkan pemegang saham lama akan mengalami dilusi terhadap persentase kepemilikan perusahaan. General cash offer adalah metode penawaran saham tambahan yang umum dilaksanakan di Amerika Serikat dan Jepang. Seasoned Equity Offerings (SEO) merupakan penawaran saham tambahan yang dilakukan perusahaan yang listed di pasar modal, diluar saham yang telah lebih dahulu beredar di masyarakat melalui IPO (Megginson,1997). Tujuan perusahaan melakukan pencarian dana tambahan melalui aktivitas seasoned equity offerings seringkali didasari oleh kebutuhan dana untuk ekspansi usaha, menambah modal kerja atau untuk membayar hutang yang jatuh tempo. Alderson dan Betker (1997), menjelaskan terjadinya penurunan kinerja keuangan pasca SEO dengan menggunakan kerangka windows of opportunity dan fenomena teori agensi (agency theory). Dalam windows of opportunity, penurunan kinerja terjadi karena adanya upaya manajemen perusahaan untuk mengambil keuntungan jangka pendek pada saat pasar menilai perusahaan Dari hasil penelitian terdahulu ,khususnya dari Harto (2001) yang menggunakan sampel perusahaan yang melakukan right issue menyimpulkan bahwa perusahaan mengalami penurunan kinerja keuangan selama tiga tahun 7 setelah penawaran Seasoned Equity Offerings. Penelitian yang dilakukan oleh Rakhmawati (2004) menyimpulkan tidak adanya perbedaan kinerja keuangan perusahaan setelah right issue. Rakhmawati (2004) menyimpulkan bahwa perusahaan yang melakukan right issue tidak mengalami perubahan kinerja keuangan setelah penawaran, kecuali untuk return on investment atau kemampuan kembali berinvestasi yang menunjukkan kinerja yang meningkat. Dengan adanya perbedaan hasil antara penelitian tersebut mengenai pengaruh SEO terhadap kinerja keuangan, maka penelitian ini bermaksud untuk menguji kembali pengaruh SEO terhadap kinerja keuangan .Untuk itu peneliti mengambil judul ”ANALISIS KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH SEASONED EQUITY OFFERRINGS” 1.2 Perumusan Masalah dan Batasan Masalah 1.2.1 Perumusan Masalah Perusahaan yang melakukan Seasoned Equity Offerings mengindikasikan bahwa perusahaannya telah mengalami penurunan kinerja sehingga membutuhkan tambahan modal untuk mencukupi kebutuhan perusahaannya. Perusahaan yang melakukan Seasoned Equity Offerings memiliki harapan dengan adanya penawaran saham tambahan ini dapat meningkatkan kinerja keuangan mereka. Berdasarkan fakta tersebut, permasalahan dalam penelitian ini adalah: Apakah perusahaan yang melakukan Seasoned Equity Offerings akan mengalami peningkatan kinerja perusahaan yang ditandai dengan adanya perbedaan kinerja keuangan pasca penawaran saham tambahan? 1.2.2 Pembatasan Masalah Agar penelitian ini memberikan manfaat maka untuk lebih dapat memusatkan permasalahan pada penelitian ini, ditetapkan batasan dan ruang lingkup penelitian sebagai berikut : 1. Sampel Penelitian adalah perusahaan non lembaga keuangan yang listed di BEI. 2. Periode penawaran yang digunakan peneliti adalah tahun 2004-2007. 8 3. Proksi dari kinerja keuangan yang digunakan dalam penelitian adalah rasio likuiditas, rasio profitabilitas dan rasio aktivitas yang diwakili dengan empat rasio keuangan yaitu current ratio, net profit margin, return on asset, dan total asset turnover. 4. Data penelitian adalah laporan keuangan yang tersedia dari Indonesia Capital Market Directory (ICMD) untuk tahun 2001-2010 1.2.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.2.3.1 Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan yang telah penulis rumuskan, penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris perbedaan kinerja keuangan perusahaan sebelum dan sesudah SEO (Seasoned Equity Offerings). 1.2.3.2 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah: 1. Bagi Perusahaan Go Public Dapat menciptakan kebijakan yang lebih efektif dalam mengatasi kekurangan dana di dalam perusahaan dengan melihat hasil dari penelitian ini. Dapat menambah wawasan para manajer perusahaan tentang pola kinerja keuangan perusahaan menjelang dan setelah SEO. 2. Bagi Pemerintah Dapat dijadikan masukan, acuan, referensi untuk mengawasi kebijakan yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan go public. 2.1 Pasar Modal 2.1.1 Pengertian Pasar Modal Pasar modal adalah tempat pertemuan antara pihak perorangan atau badan usaha yang memiliki dana menganggur dengan badan usaha yang membutuhkan tambahan dana untuk beroperasi. 9 Transaksi atau jual beli di pasar modal terjadi jika pihak perusahaan yang memerlukan modal tambahan menerbitkan surat berharga seperti saham, obligasi, atau bentuk surat berharga lainnya dan kemudian menjualnya kepada pemilik dana (pemodal atau investor) melalui proses tawar-menawar di lantai bursa sehingga menyebabkan investor (pemegang surat berharga) menjadi pemilik dari sebagian atau seluruh perusahaan yang bersangkutan. Apabila penawaran ini adalah yang pertama bagi emiten, maka penawaran saham ini dinamakan dengan IPO (Initial Public Offerring) atau penawaran saham perdana kepada publik. Sementara, apabila penawaran ini dilakukan setelah IPO, maka penawaran ini dinamakan dengan SEO (Seasoned Equity Offerrings) atau penawaran tambahan saham baru setelah IPO. 2.1.2 Peranan Pasar Modal Pasar modal merupakan sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan dana jangka panjang. Dengan adanya pasar modal, perusahaan pencari dana dapat memperoleh kepercayaan yang lebih dari para investor sehingga dapat dengan mudah meningkatkan modalnya di masa mendatang. Ketika perusahaan belum go public, calon investor umumnya enggan untuk menanamkan modalnya pada perusahaan karena kurangnya keterbukaan informasi keuangan antara pemilik dan investor. 2.1.3 Instrumen Pasar Modal Secara garis besar, instrumen pasar modal digolongkan menjadi tiga, yaitu ekuitas (equity), obligasi (obligation) dan derivatif (derivatives effect). a. Ekuitas (equity). Ekuitas dibedakan menjadi dua, yaitu saham biasa (common stock) dan saham preferen (preferred stock). 1) Saham biasa, merupakan surat bukti kepemilikan perusahaan. 2) Saham preferen, merupakan saham yang mempunyai sifat gabungan antara saham biasa dan obligasi 3) Obligasi, merupakan suatu pengakuan utang dari pihak yang mengeluarkan obligasi kepada pihak yang membeli obligasi (investor). 10 4) Derivatif. Salah satu bentuk sekuritas derivatif adalah warrant atau surat jaminan. 2.1.4 Perkembangan Pasar Modal di Indonesia Dalam sejarah Pasar Modal Indonesia ,kegiatan jual beli saham dan obligasi dimulai pada abad ke-19. Menurut buku Effectengids yang dikeluarkan oleh Verreniging voor den Effectenhandel pada tahun 1939, jual beli efek telah berlangsung sejak 1880. Pada tanggal 14 Desember 1912, Amserdamse Effectenbeurs mendirikan cabang bursa efek di Batavia. Di tingkat Asia,bursa Batavia tersebut merupakan yang tertua keempat setelah Bombay,Hongkong,dan Tokyo. Aktivitas yang sekarang diidentikkan sebagai aktivitas pasar modal sudah dimulai sejak tahun 1912 di Jakarta. Pada tanggal 13 Juli 1992 ,bursa saham diswastanisasi menjadi PT Bursa Efek Jakarta .Swatanisasi bursa saham menjadi PT BEJ ini mengakibatkan beralihnya fungsi Bapepam menjadi Bahan Pengawas Pasar Modal. 2.2 Seasoned Equity Offerrings (SEO) 2.2.1 Pengertian Seasoned Equity Offerrings Menurut Megginson (1997), Seasoned Equity Offerings (SEO) adalah penawaran saham tambahan yang dilakukan perusahaan yang terdaftar di pasar modal, diluar saham yang telah lebih dahulu beredar di masyarakat melalui IPO (Initial Public Offerings). Dengan kata lain, SEO merupakan penawaran saham yang ketiga, keempat, kelima, dan seterusnya yang dilakukan oleh suatu perusahaan. 2.2.2 Tujuan Seasoned Equity Offerings Seasoned equity offerings adalah salah satu cara yang dipilih perusahaan untuk memperoleh tambahan modal tersebut dengan menghimpun dana dari masyarakat maupun pemegang saham lama dengan tujuan, antara lain: a. Melakukan ekspansi atau perluasan usaha, baik dilakukan oleh perusahaan sendiri maupun melalui penyertaan pada anak perusahaan. b. Membiayai proyek pengembangan usaha yang memerlukan dana besar 11 c. Kombinasi dari refinancing dan investasi, dimana dana yang diperoleh dari penjualan saham, sebagian untuk perluasan dan sebagian lagi untuk membayar hutang. d. Memberikan kesempatan untuk melakukan penawaran saham yang dimiliki oleh pemegang saham pendiri. 2.2.3 Cara melakukan Seasoned Equity Offerings: Secara garis besar, seasoned equity offerings dapat dilakukan dengan dua macam cara, yaitu: a. Menjual saham tambahan kepada pemegang saham lama dengan harga tertentu (right issues) dan b. Menjual saham tambahan kepada semua investor (publik) yang ingin membeli sekuritas melalui second offerings, third offerings, dan seterusnya. 2.3 Kinerja Keuangan 2.3.1 Pengertian Kinerja Keuangan Arti penting kinerja keuangan seperti yang dikemukakan oleh Brigham dan Weston (1995) dibawah ini: 2.4 1. Alat skrining awal dalam pemilihan investasi. 2. Alat perkiraan terhadap hasil dan kondisi keuangan perusahaan. 3. Alat diagnosis terhadap masalah manajerial, operasional atau masalahmasalah lainnya. 4. Alat untuk menilai manajemen perusahaan. Seasoned Equity Offerings dan Kinerja Keuangan Secara teoritis, dengan adanya seasoned equity offerings diharapkan ada peningkatan kinerja keuangan. Dengan penambahan modal diharapkan kegiatan operasi perusahaan akan lebih baik untuk jangka panjang maupun jangka pendek (Rakhmawati, 2004). Praktik earning management digunakan manajemen untuk memperlihatkan kinerja perusahaan yang baik sehingga pasar merespon secara positif penawaran saham yang dilakukan. Akan tetapi, karena dalam jangka waktu 12 panjang pasar mengoreksi sendiri kesalahannya, penurunan kinerja mungkin akan terjadi pasca penawaran. McLaughlin (1996), dalam penelitiannya menggunakan berbagai ukuran cash flow untuk mengetahui apakah kinerja jangka panjang mengalami penurunan setelah SEO. Hasilnya mengindikasikan bahwa selama tiga tahun setelah penawaran, kinerja perusahaan menurun sebesar kurang lebih 20%. Sementara itu, penelitian Loughran dan Ritter (1997) yang menggunakan enam rasio keuangan untuk melihat kinerja keuangan lima tahun sebelum dan setelah SEO, hasilnya juga menunjukkan adanya penurunan kinerja setelah empat tahun, yang ditunjukkan dengan menurunnya rasio profit margin dan return on assets (ROA). Meskipun demikian, hasil penelitian Candy (2002), dalam Rakhmawati (2004), mengenai SEO menyimpulkan hasil yang berbeda. Menurut Candy (2002), perusahaan akan mengalami penurunan kinerja operasi pasca penawaran, sementara kinerja keuangan justru mengalami kenaikan 2.5 Kerangka Pemikiran 2.5.1 Teori Agensi dan Windows Opportunity Beberapa penelitian menghubungkan penurunan kinerja tersebut dengan konsep agency theory dan windows of opportunity ( Traill & Vos, 2001 ; Alderson & Betker, 1997). Secara konseptual, dalam agency theory, manajer memanfaatkan asimetri informasi karena kesuperiorannya dalam menguasai informasi dibandingkan pasar. Hal inilah yang mendorong dan memotivasi manajer untuk bersikap oportunis, yaitu melakukan manipulasi terhadap kinerja yang dipublikasikannya agar mempunyai kesempatan memiliki issue fully subscribed (Teoh et al.,1998). Sejalan dengan penelitian-penelitian di atas, beberapa studi lain melakukan pengujian apakah manajer yang melakukan seasoned equity offerings bersikap oportunis dengan “mengambil” keuntungan dari windows of opportunity, yang disebabkan adanya asimetri informsi (information asymmetry) antara manajer dan pasar. Sementara Espenlaub (1999) melaporkan bahwa manajer bersikap oportunis dengan memanfaatkan windows of opportunity ketika mengetahui 13 investor overoptimism terhadap nilai penawaran seasoned equity offerings tersebut. Walaupun dalam jangka pendek perusahaan masih mempunyai kemampuan untuk mempertahankan overperformance-nya, dalam jangka panjang kinerja perusahaan akan menurun secara signifikan. 2.6 Penelitian Terdahulu Seasoned Equity Offerings (SEO) merupakan penawaran saham tambahan yang dilakukan perusahaan yang listed di pasar modal, diluar saham yang terlebih dahulu beredar di masyarakat melalui IPO (Megginson, 1997). Hasilnya mengindikasikan bahwa selama tiga tahun setelah penawaran, kinerja perusahaan menurun sebesar kurang lebih 20%. Di Indonesia, penelitian mengenai penurunan kinerja yang terjadi setelah SEO dilakukan oleh Harto (2001) dan Candy (2002). Harto (2001) menyimpulkan bahwa perusahaan yang melakukan right issue mengalami penurunan kinerja operasi, keuangan, dan saham selama tiga tahun setelah penawaran. Sedangkan Candy (2002), dalam Rakhmawati (2004), dalam penelitiannya mengenai SEO menyimpulkan bahwa perusahaan akan mengalami penurunan kinerja operasi pasca penawaran, sementara kinerja keuangan justru mengalami kenaikan. Penelitian lain mengenai SEO yang dilakukan oleh Friday, Howton dan Howton (2000) berhasil menemukan adanya peningkatan kinerja keungan perusahaan pasca penawaran saham, penelitian tersebut menyimpulkan adanya peningkatan kinerja yang ditunjukkan oleh adanya peningkatan ROA setelah penawaran dibandingkan dengan sebelum penawaran. Penelitian lain yang dilakukan oleh Rakhmawati (2004) menyimpulkan tidak adanya perbedaan kinerja keuangan perusahaan setelah right issue. Rakhmawati (2004) menyimpulkan bahwa perusahaan yang melakukan right issue tidak mengalami perubahan kinerja keuangan setelah penawaran, kecuali untuk return on investment atau kemampuan kembali berinvestasi yang menunjukkan pola meningkat. 2.7 Perumusan Hipotesis Sebelum melakukan penawaran, baik penawaran perdana maupun penawaran saham tambahan, manajemen cenderung berusaha memanipulasi kinerjanya agar 14 tampak lebih baik. Maka hipotesis utama dalam penelitian ini adalah variabel yang diproksikan ke dalam rasio-rasio keuangan adalah sebagai berikut : 1. Rasio Likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka pendeknya pada saat jatuh tempo.Maka hipotesisnya adalah : Ha1 : Terdapat perbedaan yang signifikan terhadap Current Ratio sebelum dan sesudah Seasoned Equity Offering 2. Rasio Profitabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Maka hipotesisnya adalah : Ha2 : Terdapat perbedaan yang signifikan terhadap Net Profit Margin sebelum dan sesudah Seasoned Equity Offering Ukuran lainnya adalah return-to-asset (ROA), yaitu net income dibagi dengan total asset. Rasio ini mengukur efisiensi penggunaan ekuitas saham biasa ( Dendawijaya,2003) . Maka hipotesisnya adalah : Ha3 : Terdapat perbedaan yang signifikan terhadap Return on Asset sebelum dan sesudah Seasoned Equity Offering 3. Rasio Perputaran (turn over) digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi penggunaan aktiva perusahaan. Ukuran perputaran yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah total asset turn over ratio (TAT), yaitu penjualan dibagi dengan rata-rata total asset K.R.Subramanyam, John J.Wild ,2008). Maka hipotesisnya adalah : Ha4 : Terdapat perbedaan yang signifikan terhadap Total Asset Turnover sebelum dan sesudah Seasoned Equity Offering 15 3.1 Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data observasi penelitian yang didapat dari situs Bursa Efek Indonesia (BEI) di situs www.idx.com dan literaturliteratur lainnya yang masih berkaitan dengan penelitian ini. 3.2 Sampel Sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti secara detail . Adapun kriteria dalam memilih sampel penelitian adalah : 1. Perusahaan non-lembaga keuangan yang melakukan Seasoned Equity Offerings pada periode 2004-2007. 2. Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan secara kontinu dari tahun 2001-2010. 3. Perusahaan yang tidak melakukan kegiatan saham seperti stock split selama penelitian dilakukan. 4. Perusahaan yang memiliki kelengkapan data laporan keuangan yang dibutuhkan selama penelitian dan yang berakhir pada tanggal 31 Desember . Tabel 3.1 Daftar Sampel Perusahaan NO KODE PERUSAHAAN TANGGAL SEO 1 ADES PT Ades Waters Indonesia Tbk 11 Juni 2004 2 AKRA PT Akr Corporindo Tbk 20 Desember 2004 3 BMTR PT Bimantara Citra Tbk 22 Juni 2004 4 CNKO PT Central Corporindo Internasional Tbk 19 Januari 2004 5 DOID PT Delta Dunia Petroindo Tbk 23 Juli 2004 6 PLAS PT Palm Asia Corpora 25 April 2004 7 RICY PT Ricjy Putra Globalindo 28 Juli 2004 8 BNBR PT Bakrie and Brothers 15 Juni 2005 9 PBRX PT Pan Brothers Tbk 16 Agustus 2005 10 CTRA PT Ciputra Development 27 Desember 2006 11 IIKP PT Inti Indah Karya Plasindo April 2005 16 12 SULI PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk 9 Agustus 2006 13 TBLA PT Tunas Baru Lampung 26 Juli 2006 14 TCID PT Mandom Indonesia 2 Maret 2006 15 ATPK PT Anugrah Tambak perkasindo Tbk 27 Agustus 2007 16 BUDI PT Budi Acid Jaya Tbk 1 Agustus 2007 17 DSFI PT Dharma Samudera Fishing Industries 24 Juli 2007 18 ELTY PT Bakrieland 4 Juni 2007 19 MLPL PT Multipolar Corporation 3 Februari 2007 20 MPPA PT Matahari Putra Prima 16 Februari 2007 21 SMRA PT Summarecon Agung 25 Juli 2007 3.3 Operasional Variabel Penelitian Sehubungan dengan hipotesis yang sudah dipaparkan, maka yang menjadi variabel adalah current asset , net profit margin,return on asset ,total asset tunover. Definisi variabel penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Likuiditas dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan current ratio (CR), yaitu asset lancar dibagi dengan hutang lancar. Current Ratio (CR) = ( Weston dan Copeland,1995 ) Asset Lancar Hutang Lancar x 100 % 2. Ukuran profitabilitas yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah net profit margin (NPM), yaitu net income dibagi dengan penjualan. Net profit margin (NPM) = laba bersih setelah pajak penjualan (K.R.Subramanyam, John J.Wild ,2008) x 100% 17 Ukuran lainnya adalah return-to-asset (ROA), yaitu net income dibagi dengan total asset. Rasio ini mengukur efisiensi penggunaan ekuitas saham biasa. Return on asset (ROA) = ( Dendawijaya, 2003) x 100% laba bersih setelah pajak total asset 3. Ukuran perputaran yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah total asset turn over ratio (TAT), yaitu penjualan dibagi dengan total asset. Total asset turnover (TAT) = penjualan x 100% rata - rata total asset (K.R.Subramanyam, John J.Wild ,2008) 3.4 Alat Analisis 3.4.1 Analisis Deskriptif Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui nilai-nilai statistik dari masingmasing variabel yang digunakan dalam penelitian. 3.4.2 Pengujian Hipotesis 1. Paired Sample t-Test Paired sample t-test digunakan apabila hasil uji normalitas data menunjukkan adanya data yang terdistribusi normal. 2. Two related sample test Wilcoxon Two related sample test Wilcoxon digunakan apabila hasil dari uji normalitas data menunjukkan adanya data yang tidak terdistribusi normal. 4.1 Analisis Data 4.1.1 Sampel Data Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah perusahaan non-lembaga keuangan yang terdaftar di BEIdan melaporkan laporan keuangannya secara kontinu dari tahun 2001-2010. 18 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data Sumber data yang digunakan berasal dari laporan keuangan publikasi . Data diperoleh melalui situs BEI (www.idx.com) 4.2 Statistik Deskriptif Sebelum dan Sesudah Seasoned Equity Offerings Setelah dilakukan pengolahan data dengan menggunakan SPSS, diperoleh statistik deskriptif yang memberikan penjelasan mengenai nilai rata-rata (mean) dan nilai standar deviasi dari variabel-variabel penelitian. 1. Current Ratio (CR) Tabel 4.1 Analisis Deskriptif dan Normalitas rasio CR sebelum dan sesudah Seasoned Equity Offerings Keterangan N t-1 t+1 t+2 t+3 Mean 21 1,869 3,5757 3,9690 2,9619 Std. Deviation 21 1,38235 4,16351 8,38136 3,26735 Normalitas 21 0,598 0,160 0,014 0,047 (Sig.2-tailed) 2. Net Profit Margin (NPM) Merupakan rasio yang digunakan untuk untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Tabel 4.2 Analisis Deskriptif dan Normalitas rasio NPM sebelum dan sesudah Seasoned Equity Offerings Keterangan N t-1 t+1 t+2 t+3 Mean 21 0,2981 -0,3381 -6,0286 -0,0857 Std. Deviation 21 7,23752 1,59886 27,50857 0,55548 19 Normalitas (Sig.2- 21 0,000 0,001 0,000 0,020 tailed) 3.Return on Asset (ROA) Tabel 4.3 Analisis Deskriptif dan Normalitas rasio ROA sebelum dan sesudah Seasoned Equity Offerings Keterangan N t-1 t+1 t+2 t+3 Mean 21 0,010 -0,0205 -0,0476 -0,0276 Std. Deviation 21 0,09439 0,15167 0,20892 0,27946 Normalitas (Sig.2- 21 0,040 0,008 0,002 0,024 tailed) 3. Total Asset Turnover (TAT) Table 4.4 Analisis Deskriptif dan Normalitas rasio TAT sebelum dan sesudah Seasoned Equity Offerings Keterangan N t-1 t+1 t+2 t+3 Mean 21 0,8652 0,7005 0,7167 0,6652 Std. Deviation 21 0,70497 0,60020 0,567 0,51579 Normalitas (Sig.2- 21 0,669 0,846 0,670 0,663 tailed) 4.3 Pengujian Hipotesis 1.` Pengujian Hipotesis 1 Tabel 4.5. Hasil Pengujian Hipotesis Current Ratio Hasil Pengujian satu tahun sebelum dan satu tahun sesudah SEO 20 t-1 (mean) t+1 (mean) Sign 2 tailed Keterangan 1,869 3,5757 0,030 Ha diterima Hasil Pengujian satu tahun sebelum dan dua tahun sesudah SEO t-1 (mean) t+2 (mean) Sign 2 tailed Keterangan 1,869 3,9690 0,170 Ha ditolak Hasil Pengujian satu tahun sebelum dan tiga tahun sesudah SEO t-1 (mean) t+3 (mean) Sign 2 tailed Keterangan 1,869 0,047 0,050 Ha diterima Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian Friday, Howton dan Howton (2000) dan Candy (2002) yang menunjukkan adanya peningkatan kinerja pasca SEO. Pengujian ini membuktikan bahwa satu tahun sesudah dilakukan SEO perusahaan langsung mengalami peningkatan kinerja keuangan pada semua perusahaan karena perusahaan dapat menggunakan dana yang tersedia secara maksimal. Sehingga, pada hasil yang pertama peneliti memberikan argumen bahwa peningkatan kinerja pasca penawaran terjadi karena dana yang diperoleh dari SEO dapat digunakan secara efektif untuk melunasi hutang jangka pendek perusahaan yang telah jatuh tempo. Hasil berikutnya pada dua tahun sesudah SEO, berdasarkan hasil tersebut maka Ha ditolak dan Ho diterima ,sama seperti pernyataan Alderson dan Betker (1997) yang mengatakan bahwa meningkatnya kinerja keuangan hanya akan dialami dalam jangka pendek saja karena konsep windows opportunity dan teori agensi yang mereka gunakan tidak dapat bertahan di pasar. Berdasarkan hasil ini, peneliti mengindikasikan di tahun pertama perusahaan memaksimalkan aset lancar untuk membayar hutang lancar mereka ,tetapi di tahun kedua current ratio tidak mengalami perbedaan yang signifikan disebabkan kenaikan jumlah asset lancar tidak dibarengi dengan penurunan hutang lancar. 21 Selanjutnya di tahun ketiga current ratio terdapat perbedaan yang signifikan hal ini disebabkan oleh perusahaan mulai meningkatkan kegiatan operasionalnya sehingga dapat membayar hutang lancar yang jatuh tempo. 2. Pengujian Hipotesis 2 Tabel 4.6 Hasil Pengujian Hipotesis Net Profit Margin Hasil Pengujian satu tahun sebelum dan satu tahun sesudah SEO t-1 (mean) t+1 (mean) Sign 2 tailed Keterangan 0,2981 -0,3381 0,513 Ha ditolak Sumber: Data Diolah Hasil Pengujian satu tahun dan dua tahun sesudah SEO t-1 (mean) t+2 (mean) Sign 2 tailed Keterangan 0,2981 -6,0286 0,626 Ha ditolak Hasil Pengujian satu tahun dan tiga tahun sesudah SEO t-1 (mean) t+3 (mean) Sign 2 tailed Keterangan 0,2981 -0,0857 0,825 Ha ditolak Sumber: Data Diolah Hasil pengujian hipotesis 2 menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah Seasoned Equity Offerings. Dapat kita lihat telah terjadi penurunan kinerja dimulai pada satu tahun sesudah SEO dilakukan. Walaupun nilai kinerja tidak berbeda jauh jika dibandingkan sebelum dilakukan SEO tetapi nilai kinerja keuangan semakin mengalami penurunan karena 22 perusahaan tidak dapat memaksimalkan dana mereka untuk meningkatkan produktivitas perusahaan.Hal ini berarti bahwa kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dilihat dari segi operating income mengalami penurunan setelah dilakukannya Seasoned Equity Offerings karena perusahaan tidak dapat memaksimalkan dana yang didapatkan dari penawaran saham mereka dengan efektif untuk menaikkan penjualan. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Loughran dan Ritter (1997) yang menunjukkan penurunan rasio NPM. 3. Pengujian Hipotesis 3 Tabel 4.7 Hasil Pengujian Hipotesis Return on Asset Hasil Pengujian satu tahun sebelum dan satu tahun sesudah SEO t-1 (mean) t+1 (mean) Sign 2 tailed Keterangan 0,010 -0,0205 0,868 Ha ditolak Sumber: Data Diolah Hasil Pengujian hipotesis satu tahun dan dua tahun sesudah SEO t-1 (mean) t+2 (mean) Sign 2 tailed Keterangan 0,010 -0,0476 0,619 Ha ditolak Sumber: Data Diolah Hasil Pengujian hipotesis satu tahun dan tiga tahun sesudah SEO t-1 (mean) t+3 (mean) Sign 2 tailed Keterangan 0,010 -0,0276 0,711 Ha ditolak Sumber: Data Diolah 23 Hasil pengujian hipotesis 3 menunjukan tidak ada perbedaan yang signifikan antara Return on Assets sebelum dan sesudah SEO bahkan pada satu tahun sesudah SEO dilakukan. Hal ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dan efisiensi yang dilakukan perusahaan secara keseluruhan tidak mengalami perbaikan . Jika dilihat dari perubahan rata-rata ROA perusahaan terjadi penurunan, yang berarti kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dan efisiensi yang dilakukan perusahaan secara keseluruhan mengalami penurunan setelah Seasoned Equity Offerings dilakukan. Penurunan yang terjadi dikarenakan perusahaan tidak menggunakan dana yang mereka dapatkan dengan efektif untuk meningkatkan aset perusahaan yang dapat meningkatkan penjualan perusahaan. Hasil ini sama dengan penelitian yang dilakukan Loughran dan Ritter (1997) yang mengatakan terdapat penurunan terhadap rasio ROA. 4. Pengujian Hipotesis 4 Tabel 4.8 Hasil Pengujian Hipotesis Total Asset Turnover Hasil Pengujian satu tahun sebelum dan satu tahun sesudah SEO t-1 (mean) t+1 (mean) Sign 2 tailed Keterangan 0,862 0,7005 0,051 Ha ditolak Sumber: Data Diolah Hasil Pengujian satu tahun sebelum dan dua tahun sesudah SEO t-1 (mean) t+2 (mean) Sign 2 tailed Keterangan 0,862 0,7167 0,090 Ha ditolak Hasil Pengujian hipotesis satu tahun sebelum dan tiga tahun sesudah SEO 24 t-1 (mean) t+3 (mean) Sign 2 tailed Keterangan 0,862 0,6652 0,019 Ha diterima Sumber: Data Diolah Berdasarkan penjelasan hasil tersebut maka secara statistik Ha ditolak dan Ho diterima di tahun pertama dan kedua setelah SEO dilakukan yang artinya perusahaan tidak dapat menggunakan asset yang mereka miliki untuk peningkatan peningkatan penjualan. Selanjutnya di tahun ketiga total asset turnover terdapat perbedaan yang signifikan yang berarti bahwa pada tahun ketiga perusahaan dapat memaksimalkan asset yang mereka miliki untuk meningkatkan penjualan perusahaan dengan asumsi penambahan asset yang berguna untuk meningkatkan penjualan baru dirasakan dampaknya di tahun ketiga. BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan mengenai kinerja keuangan perusahann non keuangan sebelum dan sesudah Seasoned Equity Offerings, maka penulis mengambil simpulan sebagai berikut: 25 1. Terdapat perbedaan yang signifikan pada kinerja likuiditas yang diproksikan dengan rasio Current Ratio pada saat satu dan tiga tahun sesudah SEO dilakukan. Sedangkan pada dua tahun sesudah SEO dilakukan menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada Current Ratio. 2. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada kinerja rasio profitabilitas yang diproksikan dengan Net Profit Margin satu tahun setelah SEO dilakukan sampai pada tahun ketiga. Pada rasio ini juga terjadi penurunan rata-rata rasio sesudah Seasoned Equity Offerings dilakukan. 3. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada kinerja rasio profitabilitas yang diproksikan dengan Return on Asset satu tahun setelah SEO dilakukan sampai pada tahun ketiga. Pada rasio ini juga terjadi penurunan rata-rata rasio sesudah Seasoned Equity Offerings dilakukan. 4. Terdapat perbedaan yang signifikan pada kinerja rasio perputaran yang diproksikan dengan Total Asset Turnover sesudah Seasoned Equity Offerings dilakukan pada tahun ketiga .Sedangkan pada tahun pertama dan kedua sesudah Seasoned Equity Offerings dilakukan tidak terdapat perbedaan signifikan pada Total Asset Turnover. Tetapi pada rasio ini terjadi penurunan rata-rata rasio sesudah Seasoned Equity Offerings dilakukan. 5.2 Saran Dari kesimpulan yang diberikan maka beberapa saran yang dapat dipertimbangkan pembaca dalam melakukan penelitian selanjutnya sehingga dapat diperoleh hasil yang lebih baik dan lebih mencerminkan kondisi yang sebenarnya antara lain: 1. Penelitian selanjutnya hendaknya mencoba memperpanjang waktu penelitian, misalnya dengan mengambil kurun waktu lima tahun sebelum dan lima tahun setelah penawaran. 2. Penelitian selanjutnya hendaknya mencoba rasio kinerja keuangan lainnya yang memberikan pengaruh pada perusahaan pasca penawaran. 3. Penelitian selanjutnya hendaknya mengelompokkan perusahaan sampel ke dalam kelompok perusahaan yang bekerja di bidang yang sama sehingga 26 dapat diketahui kemungkinan adanya perbedaan kinerja di antaranya lebih terlihat jelas. DAFTAR PUSTAKA Alderson, Michael J., dan Brian L. Betker, 1997.“The Long Run Performance of Companies That Withdraw Seasoned Equity Offerings”, Working paper, September. Aminatuzzahra.2010. Analisis Pengaruh Current Ratio,Debt to Equity Ratio, Total Asset Turnover,Net Profit Margin terhadap ROE. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Dipenogoro. Arthur, J. Keown, John, D. Martin. J. William Petty, David. F. Scott. JR. 2008. Manajemen Keuangan, Edisi Kesepuluh. Jakarta: PT. Macanan Jaya Cemerlang. Candy, 2002, “Analisis Kinerja Perusahaan yang Melakukan Seasoned Equity Offerings: Studi Kasus di Bursa Efek Jakarta”, Skripsi (tidak dipublikasikan), Fakultas Ekonomi Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Dendawijaya, Lukman.2003.Manajemen Perbankan.Ghalia Indonesia.Jakarta. Dubois, Michel., dan Pierre Jeanneret, 2000, “The Long-Run Performance of Seasoned Equity Offerings With Rights”, Working paper, Januari. Espenlaub, Susanne, 1999, “Discussion of The Life Cycle of Initial Public Offering Firms”, Journal of Business Finance & Accounting, 26 (9) & (10), Nov/Des. 27 Friday, H. Swint; Shawn D. Howton; dan Shelly W. Howton. 2000. Anomalous Evidence on Operating Performance Following Seasoned Equity Offerings: The Case of REITs. Financial Management (Financial Management Association). Summer: 184-196. Friedlan, J., 1994, “Accounting Choices by Issuers of Initial Public Offerings”, Comtemporery Accounting Research, Summer. Guo, Lin., dan Timothy S. Mech, 2000, “Conditional Event Study, Anticipation, and Asymmetric Information: The Case of Seasoned Equity Issues and Pre-issue Information Releases”, Journal of Empirical Finance, 7. Halim, Abdul. 2007. Manajemen Keuangan Bisnis. Bogor: Ghalia Indonesia. Harahap, Sofyan, Syafri. 2007. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Harnanto. 2000. Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta: BPFE UGM. Harto, Puji. 2001. Analisis Kinerja Perusahaan yang Melakukan Right Issue di Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi IV. Healy, Paul M., dan James M. Wahlen, 1998, “A Review of the Earnings Management Literature and Its Implications for Standard Setting”, Working paper. Jones. 2000. Investment Analysis and Management. John Wiley & Sons, Inc. Kim, Kenneth A., dan Hyun-Han Shin, 2001, “The Underpricing of Seasoned Equity Offerings: 1983-1998”, Working paper, Mei. Kristian, Yohannes A. W. 2004. Pengaruh Pengumuman Right Issue terhadap Tingkat Keuntungan dan Likuiditas Saham di BEJ Periode 1998-2000. Skripsi S-1. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. Loughran, Tim., dan Jay R. Ritter. 1997. The Operating Performance of Firms Conducting Seasoned Equity Offerings. The Journal of Finance vol. LII. Dec: 1823-1849. 28 Machfoedz, Mas‟ud. 1994. “Financial Ratio Analysis nd The Prediction of Earning change in Indonesian”, Kelola : Gajah Mada University Bussiness Review, No.7/III/1994 : 114 – 137. Martono, dan Harjito, Agus. 2008. Manajemen Keuangan, Yogyakarta: EKONISIA. Megginson, 1997, Corporate Finance Theory, Addison-Wesley Educational Publishers Inc. Purba, Victor. 1999. Perkembangan dan Struktur Pasar Modal Indonesia Menuju Era AFTA 2003. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Rakhmawati, Tatik. 2004. Kinerja Keuangan Perusahaan Go Public di BEJ Sebelum dan Sesudah Right Issue. Skripsi S-1. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. Richardson, Vernon J., 1998, “Information Asymmetry ans Earnings Management: Some Evidence”, Working paper, 30 Maret. Sinungan, Muchdarsyah.1994. Strategi Manajemen Bank Menghadapi Tahun 2000.Jakarta :Rineka Cipta. Subramanyam, K.R dan John J.Wild. Analisis Laporan Keuangan.Jakarta : Salemba Empat. Sulistyanto, Sri. 2000. Seasoned Equity Offerings: Benarkah Underperformance Pasca Penawaran. [On-Line]. Available http://www.pendidikan.net. Sulistyanto,Sri.2003.Seasoned Equity Offerings : Antara Agency Theory, Windows of Opportunity,dan Penurunan Kinerja,Simposium Nasional Akuntansi ,Surabaya 16-17 Oktober . Teoh, Siew Hong., Ivo Welch, dan T.J. Wong, 1998. “Earnings Management and the Underperformance of Seasoned Equity Offerings”. Financial Economics. Journal of 29 Traill, Marcus dan Ed Vos, 2001. “Do Seasoned Equity Offerings Really Underperform in the Long Run? Evidence from New Zealand”. Working paper. Van Horne, James C & John M. Wachowicz Jr. 1997. Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan.Jakarta: Salemba Empat. Weston, J. Fred dan Thomas, E. Copeland. 1995. Manajemen Keuangan (Edisi Rivisi), Edisi Kesembilan. Jakarta : Erlangga. 30 LAMPIRAN