Jurnal Penelitian AKBID Mandiri Gresik 2016 Asuhan Kebidanan

advertisement
Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ny. R G6P40014 Kehamilan Dengan Resiko
Sangat Tinggi Di BPM Nisbahningsih, S.ST Kabupaten Gresik Tahun 2016
Nur Hasanah1
ABSTRAK
Kematian maternal adalah kematian seorang ibu sewaktu hamil atau dalam waktu 42 hari
sesudah berakhirnya kehamilan, tidak tergantung pada tempat atau usia kehamilan. Angka
Kematian Maternal ialah jumlah kematian maternal dalam 100.000 kelahiran hidup. Di
Kabupaten Gresik tahun 2012 terdapat 5.758 ibu hamil risti (risiko tinggi) dari jumlah tersebut
15 orang meninggal dunia (0,27%). Tahun 2013 terdapat 4.467 ibu hamil resiko tinggi dari
jumlah tersebut 22 orang meninggal dunia (0,49%). Sementara itu, hingga Juni tahun 2014,
terdapat 2.239 ibu hamil risti (risiko tinggi) dari jumlah tersebut 12 orang meninggal dunia
(0,53%). Sedangkan Cakupan deteksi tinggi oleh BPM Nisbahningsih, S.ST tahun 2015
sebanyak 20 jiwa dari 153 jiwa. Tujuannya untuk mempelajari, memahami dan memberikan
asuhan kebidanan komprehensif pada ibu hamil risiko tinggi secara continuity of care.
Menggunakan pendekatan studi kasus kehamilan risiko tinggi dengan teknik 5 langkah dan
catatan perkembangan pasien dengan menggunakan teknik SOAP. Teknik pengambilan data
dengan wawancara, observasi secara langsung dan studi dokumen rekam medik.
Diagnosa Ny “R” umur 37 Tahun G6P40014 UK 38-39 Minggu dengan kehamilan risiko tinggi
ditegakkan berdasarkan skor KSPR yaitu 18. Pemeriksaan anamnesa menunjukkan umur Ny “R”
terlalu tua untuk hamil lagi yaitu 37 tahun, jarak anak terlalu cepat hamil lagi ≤2 tahun, terlalu
banyak anak ≥4, pernah gagal kehamilan . Persalinan Ny “R” berlangsung normal tanpa ada
komplikasi. Bayi lahir spontan normal. Masa nifas Ny “R” berjalan dengan lancar dan alat
kontrasepsi yang di pilih adalah Implan.
Kata Kunci : KRT (Kehamilan Risiko Sangat Tinggi), Asuhan Kompehensif
--------------------------------------------------------------1) Dosen Akademi Kebidanan Mandiri Gresik
Jurnal Penelitian AKBID Mandiri Gresik 2016
Page72
PENDAHULUAN
Mortalitas dan morbiditas pada
wanita hamil dan bersalin adalah masalah
besar di negara berkembang. Di negara
berkembang lebih dari 50% kematian
wanita subur disebabkan hal berkaitan
dengan
kehamilan.
Kematian
saat
melahirkan biasanya menjadi faktor utama
mortalitas wanita muda pada masa puncak
produktivitasnya. Kurangnya pengetahuan
ibu mengenai KB juga menjadi penyebab
ibu hamil tidak terkontrol, sehingga ibu
hamil banyak dikategorikan resiko tinggi
yang akan berpengaruh pada peningkatan
angka kematian ibu dan bayi (Sarwono,
2010).
Dari hasil SDKI tahun 2014, AKI
telah menunjukkan peningkatan dari waktu
ke waktu. AKI dan AKB di Indonesia
masih tinggi. Tingginya angka kematian,
terutama kematian ibu dan kematian bayi
menunjukkan masih rendahnya kualitas
pelayanan kesehatan (maternal mortality is
an indicator of how well the entire health
care system is functioning) (Depkes RI,
2014). Cakupan deteksi tinggi dari BPM
Rupi’ah, S.ST tahun 2015 sebanyak 80%
dari target pencapaian Jawa Timur 20%.
Berdasarkan data diatas sebagai
upaya agar penurunan AKI dan AKB di
Indonesia bisa teratasi dengan baik maka
pemerintah menghapus semua hambatan
finansial masyarakat untuk mengakses
pelayanan kesehatan melalui pelaksanaan
sistem Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
yang dijalankan oleh BPJS kesehatan.
Program tersebut dilakukan dengan
melibatkan banyak pihak di antaranya
pelaksanaan
Jaminan
Persalinan,
penambahan dan penguatan bidan di desa,
ada pula beberapa program khusus yang
disiapkan pemerintah seperti program safe
motherhood. Program ini memprioritaskan
penanganan dan pemberian fasilitas
layanan kesehatan prima pada ibu dan
anak termasuk pada saat kehamilan dan
persalinan. Pelayanan prima ini diberikan
hingga seribu hari setelah melahirkan.
Bidan berperan penting sebagai ujung
tombak atau orang yang berada di garis
terdepan karena merupakan tenaga
kesehatan yang berhubungan langsung
dengan wanita sebagai sasaran program.
Oleh sebab itu, bidan perlu senantiasa
Jurnal Penelitian AKBID Mandiri Gresik 2016
meningkatkan
kompetensinya,
salah
satunya dengan meningkatkan pemahaman
asuhan kebidanan mulai dari wanita hamil
hingga nifas serta asuhan kebidanan untuk
kesehatan bayi dan KB.
Oleh karena itu, tujuan penelitian ini
untuk mempelajari, memahami dan
memberikan
asuhan
kebidanan
komprehensif pada ibu hamil risiko tinggi
secara continuity of care.
METODE
Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah COC atau asuhan
kebidanan yang diberikan secara
continuity of care pada Ny. “N” UK 3536 minggu dengan kehamilan risiko
tinggi. Penelitian ini dilakukan di BPM
Rupi’ah, SST dan kunjungan rumah
klien. Teknik pengambilan data dengan
wawancara, observasi secara langsung
dan studi dokumen rekam medik.
Analisis data dilakukan melalui asuhan
kebidanan yang telah diberikan oleh
peneliti baik dari pemeriksaan umum dan
khusus yang didapat serta pengaruh
pemberian intervensi yang diberikan oleh
peneliti kepada klien.
HASIL
ANC
Umur kawin : 21 Tahun, Lama kawin
: 17 Tahun, 2. jarak anak terlalu cepat hamil
lagi ≤2 tahun, terlalu banyak anak ≥4,
pernah gagal kehamilan, 3. HPHT : 20-062015, HPL : 27-03-2016, 4. G6P40014, 5.
Leopold I : TFU 3 jari dibawah PX ( 30
cm). Bagian fundus teraba bagian bulat,
lunak, dan tidak melenting yaitu bokong,
Leopold II : bagian kanan teraba bagian
panjang, datar, dan keras seperti papan yaitu
punggung. Bagian kiri teraba bagian –
bagian kecil yaitu ekstremitas janin,
Leopold III : bagian terendah janin teraba
bulat, keras, dan melenting yaitu kepala,
dan tidak dapat digoyangkan (sudah masuk
PAP), Leopold IV : kedua tangan tidak
bertemu 2/5 (divergen), 6.TBJ : 2945 gram,
7. DJJ : + 142 x/menit, 8. Data penunjang
KSPR = Skor awal ibu datang : 2, Terlalu
tua, umur ≥ 35 tahun : 4, Terlalu cepat hamil
lagi (< 2 th) : 4, Terlalu banyak anak 4/lebih
: 4, Pernah gagal kehamilan : 4, jadi Jumlah
skor : 18, 9. Diagnosa : Ny. “R” G6P40014
Page73
UK 38-39 minggu kehamilan risiko sangat
tinggi dengan umur ≥ 35 tahun,
10.
Implementasi : Melakukan kolaborasi
dengan dokter SpOG untuk tindakan
selanjutnya bila ibu mengalami komplikasi
dan melakukan rujukan dini berencana
dimana ibu hamil dirujuk dalam kondisi
sehat, walaupun ada faktor risiko, ibu dapat
berjalan, naik kendaraan umum ke rumah
sakit.
INC
Ibu datang ke bidan tanggal 15 Maret
2016 jam 07.00 WIB dan ibu mengatakan
perutnya kenceng-kenceng sejak jam 02.20
WIB belum mengeluarkan cairan ataupun
lendir bercampur darah, 2. HPL : 27-032016, 3. Leopold I : TFU 3 jari dibawah px
(30 cm), bagian yang ada di fundus teraba
bulat, lunak, tidak melenting (bokong),
Leopold II : Bagian kanan perut ibu teraba
panjang, datar, keras seperti papan
(punggung), bagian kiri perut ibu teraba
bagian kecil janin (ekstremitas), Leopold
III: Teraba bagian terendah janin yaitu
bulat, keras, dan melenting (kepala), tidak
bisa digoyangkan berarti sudah masuk
PAP, Leopold IV : Divergen, bagian yang
belum masuk 3/5 bagian, 4. HIS : 3.10’.
30’’, 5. TBJ : 2945 gram, 6. DJJ : 144
x/menit, 7. VT : Ø 4 cm, eff 25%, ket (+),
presentasi kepala U, denominator UUK kiri
depan, mol ≠, H.II+, tidak ada bagian
tekecil janin, 8. Ny. “R” G6P40014 UK 38-39
minggu inpartu kala I fase aktif, 9.
Implementasi : motivasi ibu, melakukan
penatalaksanaan APN, bayi lahir secara
spontan pada tanggal 15-03-2016 jam 12.11
WIB, jenis kelamin ♀, BB/PB : 3970 gr / 50
cm A-S : 7 – 8, anus (+), kelainan (-),
ajarkan ibu cara massase uterus, observasi 2
jam PP, memberikan HE istirahat, personal
hygiene, perdarahan, mobilisasi dini, nutrisi.
PNC
Catatan perkembangan I : Kontraksi
uterus : baik/keras, 2. Pengeluaran lokhea:
lokhea rubra, Warna : merah kehitaman,
Jumlah lokhea : ± 10 cc, 3. TFU : 2 jari
bawah pusat, 4. Kandung kemih : kosong
(tanpa kateter), 5. Ny “R” P50015 6 jam post
partum
fisiologis,
6.
Implementasi:
observasi, cara masasse, mobilisasi,
memberitahu tanda bahaya nifas.
Jurnal Penelitian AKBID Mandiri Gresik 2016
Catatan perkembangan II : 1. TFU :
pertengahan pusat sympisis, konsistensi
uterus baik/keras, 2.Kandung kemih :
kosong, 3. Kontraksi uterus : baik/ keras,
4.Lochea sanguinolenta (± 5 cc), warna
merah kekuningan, 5. Luka jahitan sudah
kering, 6. Ny “R” P40004 7 hari post partum
fisiologis, 7. Implementasi : memberikan
HE tentang nutrisi, personal hygiene,
istirahat, aktivitas, tanda bahaya nifas, tetap
menyusui bayinya, memberikan terapi,
memberitahu kontrol ulang.
Catatan perkembangan III : 1. TFU :
di atas sympisis, 2. Kandung kemih:
kosong, 3. Lochea serosa (± 5 pembalut),
warna kuning kecoklatan, 4. Ny “R” P50015
14
hari
post
partum
fisiologis,
7.Implementasi : memastikan proses
involusi
uteri,
memberitahu
cara
menyimpan ASI, memberitahu cara
perawatan bayi sehari-hari dan konseling
KB.
Catatan perkembangan IV : 1. TFU :
tidak teraba, 2. Kandung kemih : kosong, 3.
ASI lancar, 4. Lochea sudah tidak keluar, 5.
Ny “R” P50015 3 minggu post partum
fisiologis, 6. Implementasi : memastikan
proses involusi berjalan dengan lancar, ibu
sudah mendapatkan nutrisi dan istirahat
yang cukup/adekuat, adanya tanda-tanda
infeksi, ibu sudah memberikan ASI yang
cukup pada bayi/tidak, memastikan ibu
apakah ada kesulitan dalam merawat bayi
sehari-hari
BBL
Bayi lahir secara Spt B pada tanggal
15-03-2016 jam 12.11 WIB dengan jenis
kelamin perempuan, A-S/ 7-8, bayi
menangis spontan, warna kulit kemerahan,
gerak aktif, terdapat lubang anus, 2. BB/PB
: 3970 gr / 50 cm, 3. Bayi Ny “R” BBL
fisiologis, 4. Implementasi : mencegah
hipotermi, perawatan tali pusat, memberi
Vit. K1, memberi imunisasi HB0, mengkaji
tanda bahaya bayi, memandikan bayi.
Catatan perkembangan I : 1. BAB : dan BAK : ± 2-3 x/ hari, 2. Bayi Ny.“R”
Usia 6 jam BBL fisiologis, 3. Tidak terjadi
hipotermi dan infeksi, 4. Implementasi :
memberi HE klien tentang menjaga bayi
tetap hangat, perawatan tali pusat, cara
menyusui,
cara
memandikan
bayi,
Page74
menjemur bayi, kontrol ulang imunisasi
BCG.
Catatan perkembangan II : 1. BB :
4000 gram, 2. BAB : 1 x/hari dan BAK : 23 x/hari, 3. Tali pusat lepas sebagian masih
basah, 4. Bayi Ny.“R” Usia 7 hari fisiologis,
5.Implementasi : memastikan bayi tidak ada
kelainan, memotivasi pemberian ASI,
mengingatkan
tanda
bahaya
bayi,
memastikan ibu tidak mengalami kesulitan
dalam merawat bayinya dan bayi tidak sakit,
mengingatkan jadwal imunisasi.
Catatan perkembangan III : BB : 4500
gram, 2. BAB : 1 x/hari dan BAK : 2-3
x/hari, 3. Tali pusat lepas sudah kering,
4.Bayi Ny.“R” Usia 13 hari fisiologis, 5.
Implementasi : memastikan bayi tidak ada
kelainan, memotivasi pemberian ASI,
mengingatkan kembali tanda bahaya bayi,
memastikan ibu tidak mengalami kesulitan
dalam merawat bayinya dan bayi tidak sakit.
KB
Catatan perkembangan I : ASI lancar,
2. Ny “R” P50015 dengan konseling KB, 2.
Implementasi : melakukan konseling SATU
TUJU untuk membantu ibu memilih
kontrasepsi yang cocok dan ibu memilih KB
IMPLAN, 5. Implementasi : Menjelaskan
pada ibu tentang KB IMPLAN, pengertian,
jenis-jenis implan, mekanisme kerja, efek
samping,
keuntungan,
yang
boleh
menggunakan, waktu mulai menggunakan
implant.
Catatan perkembangan II : ASI lancar,
KB Implan telah terpasang 2.Ny “R”
P50015 dengan akseptor baru KB IMPLAN,
5. Implementasi : memastikan efek samping
yang
muncul
setelah
pemasangan,
menganjurkan ibu untuk menjaga luka
insisi, mengevaluasi tanda-tanda infeksi,
konseling hubungan seksual, dan kontrol
ulang 1 minggu lagi jika ada keluhan.
PEMBAHASAN
Ny. “R” merupakan klien dari BPM
Nisbahningsih, SST. Ny. “R” merupakan
ibu rumah tangga, umur 37 tahun dan
sedang hamil keenam dengan usia
kehamilan 38-39 minggu. Pada kasus Ny.
“R” kehamilan terjadi pada umur 37 tahun,
Ny.”R” termasuk dalam kehamilan resiko
sangat tinggi dikarenakan umur ibu ≥ 35
tahun dengan skor 4. Pada riwayat obstetri
Jurnal Penelitian AKBID Mandiri Gresik 2016
jarak kehamilan anak pertama dan kedua
sebelumnya ≤ 2 tahun dengan skor 4,
terlalu banyak anak 4 atau lebih dengan
skor 4, pernah gagal kehamilan dengan
skor 4. Sesuai teori beresiko lebih tinggi
sehingga ibu termasuk dalam kategori ibu
deteksi dini resiko sangat tinggi dengan
jumlah skor 18. Mengingat Ibu dalam
resiko sangat tinggi bidan menganjurkan
Ibu untuk ke dokter apabila terdapat
tanda-tanda persalinan yaitu keluar lendir
bercampur darah, ada rasa kencengkenceng yang semakin sering dan lama,
keluar air ketuban.
Pada tanggal 15 Maret 2016 jam
07.00 WIB Ny. “R” datang ke BPS
NisbahNingsih, SST mengeluh merasakan
kenceng-kenceng pada perut bagian bawah
dan mengeluarkan lendir bercampur darah.
Ny. “R” lebih memilih ke bidan karena
jika bersalin ke dokter ada masalah pada
biaya administrasi sehingga ibu memilih
ke bidan. Pada jam 12.00 WIB didapatkan
hasil pembukaan 10 cm. Bayi lahir
spontan jam 12.11 WIB, tanggal 15 Maret
2016, jenis kelamin perempuan, menangis
kuat, bergerak aktif dan warna kulit merah
muda, tidak ada kelainan, anus positif
tidak ada janin kembar, TFU setinggi
pusat, uterus keras, IMD dilakukan.
Pada kunjungan neonatus dilakukan
sebanyak 3 kali (6 jam post partum– 14
hari post partum). Selama kunjungan bayi
baru lahir Ny. “R” tidak mengalami
komplikasi
atau
masalah
serius
dikarenakan asuhan yang diberikan penulis
secara menyeluruh sesuai kebutuhan bayi.
Pada kunjungan nifas dilakukan
sebanyak 4 kali (6 jam post partum – 19
hari post partum). Proses masa nifas klien
selama 3 minggu dapat dikatakan berjalan
dengan normal tanpa ada komplikasi
dikarenakan klien sangat kooperatif
terhadap anjuran bidan. Pada kunjungan
nifas
ke-3
klien
memutuskan
menggunakan KB IMPLAN. Dan pada
kunjungan nifas ke-4 KB IMPLAN telah
terpasang pada tanggal 29 Maret 2016
teraba 2 kapsul pada lengan ibu dan tidak
ada keluhan.
KESIMPULAN
Penulis telah melakukan asuhan
kebidanan secara continuity of care mulai
Page75
dari kehamilan sampai pemilihan KB
sehingga penulis dapat melakukan
observasi secara nyata pada klien mulai
dari melakukan pengkajian data sampai
mengevaluasi asuhan kebidanan yang telah
diberikan kepada klien dan ditemukan
kasus-kasus hampir keseluruhan sesuai
dengan teori yang ada.
Geri morgan, carole Hamilton, 2009.
Obstetri & Ginekologi. Jakarta :
EGC
SARAN
Diharapkan laporan tugas akhir ini
dapat menjadi salah satu bahan
kepustakaan,
meningkatkan
derajat
kesehatan ibu dan anak, dan klien dapat
bertindak secara kooperatif atau dapat
bekerja sama dengan petugas kesehatan,
serta
peneliti
selanjutnya
dapat
memperhatikan asuhan kebidanan secara
continuity of care dengan tepat dan aktif
dalam melakukan pelayanan kebidanan.
Harry oxorn & William R. Forte, 2010 : h.
603. 2010. Asuhan Kebidanan
kehamilan dan Persalinan.
Sondakh, Jenny J. S. 2013. Asuhan
Kebidanan Persalinan dan Bayi
Baru Lahir. Jakarta :Erlangga
Sulistyawati,
Ari.
2011.
Asuhan
Kebidanan Pada Ibu Hamil. Jakarta :
Salemba Medika
REFERENSI
Dinas Kabupaten Gresik. 2015. Data
Kunjungan ibu hamil, Nifas, dan
KB.Gresik : Dinkes Kabupaten
Gresik
Dinkes jatim. 2013. AKI dan AKB di
Provinsi Jatim.
http://dinkes.jatimprov.go.id/.
Diakses tanggal 08 Oktober 2015
Manuaba, dkk. 2010. Ilmu Kebidanan,
Penyakit Kandungan, dan KB.
Jakarta : EGC
Dinkes Gresik. 2010. AKI dan AKB di
Kabupaten
Gresik.http://dinkes.
Gresikkab.go.id/. Diakses tanggal 15
juni 2016.
Nur,
Wafi. 2009. Pendokumentasian
Kebidanan. Yogyakarta : Fatmaya
Prawirohardjo, Sarwono, dkk. 2011. Ilmu
Kebidanan. Jakarta : PT BPSP 2008.
Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT BPSP
Rochjati, P. 2003. Skrining Antenatal
Pada Ibu Hamil. Pusat Safe Mother
Hood-Lab/SMF Obgyn RSU Dr.
Sutomo/FakultasKedokteran UNAIR
Surabaya
Jurnal Penelitian AKBID Mandiri Gresik 2016
Page76
Jurnal Penelitian AKBID Mandiri Gresik 2016
Page77
Jurnal Penelitian AKBID Mandiri Gresik 2016
Page78
Download