ASUHAN KEBIDANAN SECARA CONTINUITY OF CARE PADA NY. “N” G2P10001 UK 38-39 MINGGU DENGAN KEHAMILAN RESIKO TINGGI (Studi di BPS Niswatin Choiriyah, S.ST M.MKes Kabupaten Gresik) Hani Habibah1 ABSTRAK Angka kematian ibu juga merupakan salah satu target yang telah ditentukan dalam tujuan pembangunan millenium yaitu tujuan ke lima (meningkatkan kesehatan ibu) dimana target yang akan dicapai sampai tahun 2015 yaitu mengurangi sampai 3/4 resiko jumlah kematian ibu, dari hasil SDKI tahun 2014, AKI telah menunjukkan peningkatan dari waktu ke waktu. Penyebab utama kematian ibu tahun 2014 disebabkan oleh pre eklampsia-eklampsia (28,76%), perdarahan (22,42%), infeksi (3,54%). Keterlambatan pengambilan keputusan di tingkat keluarga dapat dihindari apabila ibu dan keluarga mengetahui tanda bahaya kehamilan dan persalinan serta tindakan yang perlu dilakukan untuk mengatasinya di tingkat keluarga. Maka dari itu, upaya pemerintah dibuat sehingga bidan sebagai tenaga kesehatan melakukan asuhan continuity of care. Tujuannya untuk empelajari, memahami dan memberikan asuhan kebidanan komprehensif pada ibu hamil secara continuity of care. Pendekatan studi kasus kehamilan dengan teknik 5 langkah dan catatan perkembangan pasien dengan menggunakan teknik SOAP. Teknik pengambilan data dengan wawancara, observasi secara langsung dan studi dokumen rekam medik. Hasil didapatkan Asuhan antenatal yang diberikan pada kasus ibu hamil dengan umur kehamilan 38-39 minggu sudah sesuai dengan kebijakan program pelayanan/asuhan standart minimal 7T. Asuhan intranatal pada kasus dapat teratasi seluruhnya Ibu selamat dan bayi sehat dari kala I sampai kala IV. Asuhan kebidanan pada Ibu nifas dilakukan sebanyak 4 kali. Asuhan bayi baru lahir pada kasus dilanjutkan dengan asuhan kebidanan 2 jam, 6 jam, 2 minggu, 6 minggu post natal tidak ditemukan masalah atau komplikasi. Ibu dan suami memilih alat kontrasepsi KB suntik 3 bulan. Kata Kunci : KRT (Kehamilan Risiko Tinggi), Asuhan Continuity Of Care --------------------------------------------------------------1) Dosen Akademi Kebidanan Mandiri Gresik Jurnal Penelitian AKBID Mandiri Gresik 2016 Page77 PENDAHULUAN Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat kesehatan perempuan. Angka kematian ibu juga merupakan salah satu target yang telah ditentukan dalam tujuan pembangunan millenium yaitu tujuan ke lima (meningkatkan kesehatan ibu) dimana target yang akan dicapai sampai tahun 2015 yaitu mengurangi sampai 3/4 resiko jumlah kematian ibu. Dari hasil SDKI tahun 2014, AKI telah menunjukkan peningkatan dari waktu ke waktu. AKI dan AKB di Indonesia masih tinggi. Tingginya angka kematian, terutama kematian ibu dan kematian bayi menunjukkan masih rendahnya kualitas pelayanan kesehatan (Depkes RI, 2014). Berdasarkan SDKI tahun 2007 AKI di Indonesia sebesar 228/100.000 kelahiran hidup, kemudian mengalami peningkatan pada tahun 2012 menjadi 359/100.000 KH. Di Provinsi Jawa Timur pada tahun 2014 AKI sebanyak 291/100.000 KH. Di Kabupaten Gresik pada tahun 2013 AKI sebanyak 112,16/100.000 KH, kemudian meningkat menjadi 117,94/100.000 KH di tahun 2014, sedangkan target MDG’S di tahun 2015 sebanyak 102/100.000 KH, hal ini masih jauh di atas target MDG’S (Depkes RI, 2014). Di Provinsi Jawa Timur pada tahun 2014 AKB sebanyak 25,95/1.000 KH. Di Kabupaten Gresik pada tahun 2013 sebesar 4,63/1.000 KH dan pada tahun 2014 mengalami penurunan yakni sebesar 4,15/1.000 KH, sedangkan target MDG’S tahun 2015 sebanyak 23/1.000 kelahiran hidup (Depkes RI, 2014). Di BPS Niswatin Choiriyah.Y. S.ST.M.MKes tahun 2014 cakupan K1 mencapai 97 %, dari target pencapaian Jawa Timur 99 %. Cakupan K4 ibu hamil tahun 2014 89% dari target pencapaian Jawa Timur 85,31%. Cakupan deteksi ibu hamil resiko tinggi oleh masyarakat tahun 2014 sebanyak 46,6 % dari target pencapaian Jawa Timur 20%. Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan tahun 2014 sebanyak 75,4 % dari target pencapaian Jawa Timur 94%. Cakupan pelayanan nifas tahun 2014 mencapai 74,60 % dari target pencapaian Jawa Timur 95%. Sedangkan cakupan K1 di tahun 2015 mencapai 75,36 %, cakupan K4 tahun 2015 mencapai 71,42 %, cakupan deteksi ibu hamil resiko tinggi oleh masyarakat tahun 2015 mencapai 43,75 %, cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan tahun 2015 sebanyak Jurnal Penelitian AKBID Mandiri Gresik 2016 81,8%, cakupan pelayanan nifas tahun 2015 mencapai 78,1 %. (PWS-KIA, 2015). Keterlambatan pengambilan keputusan di tingkat keluarga dapat dihindari apabila ibu dan keluarga mengetahui tanda bahaya kehamilan dan persalinan serta tindakan yang perlu dilakukan untuk mengatasinya di tingkat keluarga. Salah satu upaya penurunan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi adalah Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K). Program dengan menggunakan stiker ini, dapat meningkatkan peran aktif suami (suami Siaga), keluarga dan masyarakat dalam merencanakan persalinan yang aman. Oleh karena itu, mutlak diperlukan kerja sama lintas program dan lintas sektor terkait, yaitu pemerintah daerah, sektor swasta, organisasi profesi kesehatan, kalangan akademisi, serta lembaga dan organisasi kemasyarakatan baik dari dalam negeri maupun luar negeri METODE Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah COC atau asuhan kebidanan yang diberikan secara continuity of care pada Ny. “N” UK 38-39 minggu dengan kehamilan risiko tinggi. Penelitian ini dilakukan di BPM Niswatin Choiriyah, S.ST M.MKes dan kunjungan rumah klien mulai bulan Februari-April 2016. Teknik pengambilan data dengan wawancara, observasi secara langsung dan studi dokumen rekam medik. Analisis data dilakukan melalui asuhan kebidanan yang telah diberikan oleh peneliti baik dari pemeriksaan umum dan khusus yang didapat serta pengaruh pemberian intervensi yang diberikan oleh peneliti kepada klien. HASIL Masa Kehamilan Hasil pengkajian data subyektif didapatkan informasi bahwa pada kasus Ny. “N” kehamilan terjadi pada umur 37 tahun, kondisi ini menyebabkan Ny. “N” masuk dalam kategori ibu hamil beresiko tinggi dengan skor KSPR 6, Pada kasus ini Ny“ N” merupakan ibu hamil dengan umur 37 tahun tidak mempunyai keluhan apa-apa pada kehamilannya. Selain keluhan utama, dalam teori riwayat obstetri dikaji untuk memperoleh informasi esensial tentang riwayat kehamilan terdahulu. Pada kasus tidur malam ibu 7-8 jam Pada teori kebutuhan Page78 istirahat tidur ibu hamil 8 jam malam hari dan 1 jam siang hari. Pada data obyektif didapatkan hasil pemeriksaan fisik umum yaitu keadaan umum baik, kesadaran composmentis,TTV dalam batas normal yaitu nadi 80x/menit, suhu 36,7oC, RR 20x/menit, tekanan darah 110/70 mmHg BB sekarang 62 kg, BB sebelum hamil 54 kg, TB 149 cm, LILA 26 cm. pemeriksaan fisik khusus didapatkan hasil pemeriksaan secara umum ibu dalam kondisi baik dan tidak ditemukan suatu keadaan yang abnormal. Pada pemeriksaan abdomen Ny. “N” dihasilkan pada leopold 1 TFU pertengahan px-pusat (37 cm) teraba bokong, leopold 2 teraba punggung sebelah kiri perut ibu dan ekstremitas pada kanan perut ibu, leopold 3 teraba kepala, leopold 4 bagian terendah janin/kepala belum masuk PAP (konvergen). Masa Bersalin Pengkajian pada Ny.”N” UK 38-39 minggu datang ke BPS pada tanggal 12 Februari 2016 pukul 05.05 WIB. Pada saat pengkajian data subyektif yang diperoleh dari anamnesa pasien datang ke bidan dengan keluhan yaitu merasakan kenceng-kenceng pada perut bagian bawah sejak jam 22.00 WIB pada tanggal 11 Februari 2016 dan mengeluarkan lendir bercampur darah pada jam 04.50 WIB pada tanggal 12 Februari 2016, ibu mengatakan pergerakan janinnya masih aktif. Pada pemeriksaan yang telah didapatkan hasil pemeriksaan umum dan fisik dalam batas normal, DJJ 134 x/menit, kontraksi uterus 2.10’.35”. Genetalia terdapat pengeluaran lendir bercampur darah, pemeriksaan dalam hasilnya pembukaan 4 cm, effacement 50%, selaput ketuban utuh, presentasi kepala, UUK, H II, tidak ada bagian kecil disamping bagian terendah janin. Berdasarkan data subyektif dan obyektif yang telah didapatkan maka dapat ditegakkan diagnosa bahwa saat ini Ny.”N” GIIP10001 UK 38-39 minggu, inpartu kala 1 fase aktif. Evaluasi pada jam 06.45 WIB bidan melakukan pemeriksaan dalam, Pada data subyektif didapatkan hasil bahwa ibu mengatakan perutnya semakin lama semakin kenceng-kenceng dan sakit, data obyektif didapatkan keadaan ibu dan janin baik, DJJ 122x/menit, his 3.35”.10’, pemeriksaan dalam hasilnya pembukaan 7 cm, effacement 75 %, ketuban utuh, presentasi kepala, UUK, HII, tidak ada molase. Jurnal Penelitian AKBID Mandiri Gresik 2016 Evaluasi pada jam 07.45 WIB. Pada data subyektif didapatkan hasil bahwa ibu mengatakan kenceng- kenceng semakin sering dan seperti ada dorongan untuk meneran, data obyektif didapatkan keadaan ibu dan janin baik, DJJ 132x/menit, his 3.40”.10’, pemeriksaan dalam hasilnya pembukaan 10 cm, effacement 100 %, ketuban (+), presentasi kepala, UUK, HII, tidak ada molase. Pemantauan Kala III Pemantauan kala III Plasenta lahir spontan jam 10.25 WIB, plasenta lahir lengkap, kandung kemih kosong, perdarahan ± 100 cc, uterus berkontraksi keras, TFU 2 jari bawah pusat, terdapat luka jahitan perineum, IMD berhasil pada jam 10.31 WIB bayi menyusu dengan kuat Pemantauan Kala IV Evaluasi asuhan dilakukan pada jam 12.25 WIB dan didapatkan hasil data subyektif Ibu mengatakan nyeri pada luka jahitan, data obyektif didapatkan keadaan Ibu dan bayi baik, TFU 2 jari di bawah pusat, uterus berkontraksi keras, perdarahan ±10 cc, kandung kemih kosong, terdapat luka jahitan, bayi lahir laki-laki dengan BB 3.700 gr dan PB 51 cm, tidak ada kelainan Masa Nifas Pada data obyektif didapatkan hasil pemeriksaan semua dalam batas normal. ASI keluar lancar dan tidak ada penyulit bendungan ASI, Pada abdomen involusi uterus berjalan normal TFU 2 jari di bawah pusat, uterus teraba keras, pengeluaran lochea pada K-1 terdapat lochea rubra berwarna merah segar. Pada K-2 ibu mengatakan tidak mempunyai keluhan apa-apa. Pada data obyektif didapatkan hasil pemeriksaan semua dalam batas normal. ASI keluar lancar dan tidak ada penyulit bendungan ASI, Pada abdomen involusi uterus berjalan normal TFU pertengahan pusat symphysis, lochea sanguinolenta berwarna merah kecoklatan. Pada K-3 ibu mengatakan tidak mempunyai keluhan apa-apa. Pada data obyektif didapatkan hasil pemeriksaan semua dalam batas normal. ASI keluar lancar dan tidak ada penyulit bendungan ASI, Pada abdomen involusi uterus berjalan normal TFU sudah tidak teraba, terdapat lochea serosa berwarna kuning kecoklatan, luka jahitan perineum kering pada hari ke-7 post Page79 partum dan tidak ditemukan adanya tandatanda infeksi pada luka jahitan. Neonatus Pada kunjungan pertama dilakukan pemantauan 3 fase yang meliputi periode reaktivitas pertama bayi (setelah lahir-30 menit) dengan didapatkan pemeriksaan keadaan umum baik, kesadaran compos mentis, warna kulit kemerahan, gerakan aktif, menangis kuat, tanda-tanda vital meliputi suhu : 36,5oC, nadi : 147 x.menit, RR : 50 x/menit, BB 3700 gram PB 51 cm, sklera putih, pernafasan tidak teratur, bising usus belum terdengar, belum berkemih, reflek menghisap kuat. Fase kedua periode tidur (30 menit-2 jam) dan didapatkan hasil keadaan umum baik, warna kulit kemerahan, tanda-tanda vital sudah dalam batas normal, bising usus sudah terdengar, bayi tidur pulas dan sudah BAK. Fase ketiga periode kedua reaktivitas (2 jam-6 jam) dan didapatkan hasil pemeriksaan keadaan umum baik, warna kulit kemerahan, gerakan aktif, tangisan kuat, tanda-tanda vital dalam batas normal, BAK (+), BAB (+). Pada kunjungan neonatus kedua (7 hari) dilakukan pada tanggal 19 Februari 2016 jam 16.00 WIB didapatkan hasil keadaan umum baik, tanda-tanda vital dalam batas normal, sklera putih, ASI (+), tali pusat sudah lepas, BB 3700 gram PB 51 cm, bayi sudah mendapatkan imunisasi BCG dan polio. Pada kunjungan neonatus ketiga (28 hari) dilakukan pada tanggal 11 Maret 2016 jam 16.00 WIB didapatkan hasil keadaan umum baik, tanda-tanda vital dalam batas normal, sklera putih, ASI (+) lancar, BB 5500 gram, PB 55 cm. Berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan maka dapat ditegakkan diagnosa Neonatus aterm Ny.”N” fisiologis. KB Pada data obyektif didapatkan hasil pemeriksaan keadaan umum baik, kesadaran composmentis, tanda-tanda vital dalam batas normal, tidak ada benjolan abnormal pada payudara, perut tidak ada luka bekas sc, tidak ada nyeri tekan, genetalia bersih tidak ada darah haid, tidak ada fluor albus, ekstremitas bawah tidak varises. Berdasarkan data subyektif dan obyektif yang telah didapatkan maka dapat di diagnosa Ny “N” umur 37 tahun akseptor baru KB suntik 3 bulan. Jurnal Penelitian AKBID Mandiri Gresik 2016 PEMBAHASAN Masa Kehamilan Ny. “N” masuk dalam kategori ibu hamil beresiko tinggi dengan skor KSPR 6,bila skor yang didapatkan sebanyak 6-10 maka kehamilan ibu termasuk kehamilan dengan resiko tinggi (KRT), (Rohdjati, 2003). Menurut Rochjati, (2003) menyebutkan bahwa perawatan kehamilan tersebut dilakukan kolaborasi dengan dokter dan pada saat persalinan harus di PKM/POLINDES/RS,ibu hamil berumur 35 tahun atau lebih dimana pada usia tersebut terjadi perubahan pada jaringan alat-alat kandungan dan jalan lahir tidak lentur lagi. Berdasarkan uraian diatas penulis tidak menemukan adanya kesenjangan antara teori dan kasus. Penulis berpendapat tidak adanya kesenjangan ini di dapat pada umur ibu ≥ 35 tahun sesuai teori termasuk dalam kategori ibu hamil resiko tinggi, pada ibu hamil resiko tinggi perawatan kehamilan dilakukan bidan dan dokter dan pada kasus ibu sudah melakukan pemeriksaan kehamilan ke bidan dan dokter. Masa Bersalin Berdasarkan hasil tidak menemukan adanya kesenjangan antara teori dan kasus. Penulis berpendapat tidak adanya kesenjangan ini dikarenakan ibu hamil dengan resiko tinggi bisa bersalin di POLINDES, PKM maupun di Rumah Sakit ditolong oleh bidan atau dokter, namun bisa juga bersalin di BPS ditolong oleh bidan dan dipastikan pada saat kehamilan tidak terjadi komplikasi. Pada kala I penulis berpendapat tidak adanya kesenjangan ini karena pada pemeriksaan dalam yang dilakukan atas indikasi keadaan janin yang kurang baik dimana DJJ janin mulai melemah yaitu 122x/menit sehingga dilakukan pemeriksaan dalam untuk menentukan tindakan pertolongan persalian yang akan dilakukan. Ditemukan adanya kesenjangan antara teori dan kasus. Penulis berpendapat kesenjangan ini karena bayi tidak lahir dalam waktu 1 jam, seharusnya bidan segera melakukan rujukan ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan persalinan yang lebih tepat sesuai dengan kasus ibu. Menurut teori persalinan pada pasien multigravida dari pembukaan 10 cm sampai lahirnya bayi membutuhkan waktu 1 jam (APN, 2010). Pada kasus kenyataannya membutuhkan Page80 waktu selama ±2,5 jam, sehingga mengalami persalinan lama. Persalinan lama ini bisa dipengaruhi oleh panggul sempit, bayi besar, posisi janin, persalinan dengan his yang adekuat namun tidak menunjukkan kemajuan pada pembukaan serviks, turunya kepala dan putaran paksi selama 2 jam terakhir (Harry Oxorn, 2010). Pada teori pemeriksaan didapatkan TFU setinggi pusat setelah kelahiran bayi tunggal (APN,2010). Pada kala III tidak menemukan adanya kesenjangan antara teori dan kasus. Penulis berpendapat ketidak adanya kesenjangan ini karena penatalaksanaan manajement aktif kala III juga sudah dilakukan sesuai asuhan persalinan normal. Pelepasan plasenta pada kasus membutuhkan waktu 10 menit dan menurut teori merupakan hal yang normal. Pada kala IV tidak menemukan adanya kesenjangan antara teori dan kasus. Penulis berpendapat ketidak adanya kesenjangan ini karena pemantauan kala IV dilakukan dengan lancar, keadaan Ibu dan bayi sesuai dengan teori dalam batas normal dan tidak ada komplikasi atau penyulit. janin menjadi sirkulasi bayi di luar badan ibu. Selain itu pemeriksaan antropometri, fisik, dan reflek juga sudah sesuai teori karena bayi lahir aterm, tidak ada penyulit pada saat persalinan maupun kehamilan, serta kondisi ibu yang baik maka tidak ditemukan adanya suatu kelainan pada bayi Masa Nifas Berdasarkan pemantauan dengan cara kunjungan tidak menemukan adanya kesenjangan antara teori dan kasus. Penulis berpendapat ketidak adanya kesenjangan ini karena keluhan yang dialami ibu merupakan hal yang wajar pada masa nifas hari pertama dan keluhan tersebut akan berangsur-angsur menghilang pada kunjungan berikutnya. Pada pemeriksaan fisik juga tidak ditemukan adanya kesenjangan antara teori dan kasus, Proses involusi uterus berjalan lancar karena ibu mau melakukan saran bidan dan tidak ada pantangan makanan apapun. Adanya hubungan yang kooperatif antara ibu dan tenaga kesehatan sehingga pelaksanaan dan evaluasi setiap kunjungan berakhir dengan baik tanpa komplikasi yang menyertai. . Neonatus Pemantauan yang telah dilakukan pada bayi maka tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus. Penulis berpendapat ketidakadanya kesenjangan ini karena pada kasus terjadi peningkatan nadi, pernafasan segera setelah bayi lahir hal ini sesuai dengan teori yang mengatakan keadaan tersebut hanya berlangsung sebentar dan akan kembali normal setelah 30 menit, karena proses adaptasi bayi tersebut berubah dari sirkulasi SARAN Diharapkan dapat menjadi salah satu bahan kepustakaan, meningkatkan derajat kesehatan ibu dan anak, dan klien dapat bertindak secara kooperatif atau dapat bekerja sama dengan petugas kesehatan, serta peneliti selanjutnya dapat memperhatikan asuhan kebidanan secara continuity of care dengan tepat dan aktif dalam melakukan pelayanan kebidanan. Jurnal Penelitian AKBID Mandiri Gresik 2016 KB Keputusan dalam ber-KB tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus. Penulis berpendapat ketidak adanya kesenjangan ini karena ibu dengan umur 37 tahun yang mengikuti KB dengan tujuan untuk mengakhiri kehamilan dengan menggunakan KB Steril, IUD, Implan, Suntik, Sederhana, Pil tetapi pada kasus nyata ibu memilih menggunakan KB suntik 3 bulan seharusnya ibu lebih memilih KB Steril dikarenakan alat kontrasepsi tersebut lebih tepat untuk mengakhiri kehamilan . Ibu seharusnya dilakukan PP test terlebih dahulu sebelum diberikan KB untuk memastikan tidak adanya kehamilan, tetapi pada kenyataannya ibu langsung diberikan KB suntik 3 bulan. DAFTAR PUSTAKA Affandi, Biran. 2011. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : PT BPSP Dinas Kabupaten Gresik. 2015. Data Kunjungan ibu hamil, Nifas, dan KB. Gresik : Dinkes Kabupaten Gresik Dinkes jatim. 2013. AKI dan AKB di Provinsi Jatim. http://dinkes.jatimprov.go.id/. Diakses tanggal 08 Oktober 2015 Manuaba. 2012. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta: ECG Mayles. 2012. Buku Ajar Bidan, Jakarta: ECG Page81 Prawirodiharjo, Sarwono. 2013. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: YPB-SP Putra, S. Rizema. 2012. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita untuk Keperawatan dan Kebidanan. Yogyakarta : D-Medika Rukiyah, A. dkk. 2010. Asuhan Kebidanan IV (Patologi Kebidanan). Jakarta : Trans Info Media Saleha, Siti. 2009. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Jakarta : Salemba Medika Sariana, CSG. 2014. Angka kematian ibu bayi. https://www.academia.edu/5113636/Ang ka_Kematian_Ibu_dan_Bayi_di_Indonesi a. diakses tanggal 08 Oktober 2015 Sekretaris Jenderal Kemenkes RI. 2012. Angka Kematian di Indonesia.www.depkes.go.id/resources/.. ./profil-kesehatan-indonesia-2012. Diakses tanggal 08 Oktober 2015 Sondakh, Jenny J. S. 2013. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Jakarta : Erlangga Sulistyawati, Ari. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Yogyakarta : Salemba Medika Tim JNPK-KR. 2008. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: JNPK-KR Profil jatim. 2012. AKI dan AKB di Jatim. https://bpnjatim.wordpress.com/profil‐ jawa‐timur/. Diakses tanggal 08 Oktober 2015 Astutik, Yuni. 2012.AKI dan AKB di gresik. https://www.academia.edu/9825392/mi nikti_trenpersalinan. Diakses tanggal 09 Oktober 2015 Harry Oxorn dan William R.Forte. 2010. Buku Ilmu Kebidanan Patologis dan Fisiologis Persalinan Jurnal Penelitian AKBID Mandiri Gresik 2016 Page82 Jurnal Penelitian AKBID Mandiri Gresik 2016 Page83