Jurnal Penelitian AKBID Mandiri Gresik 2016 ASUHAN KEBIDANAN

advertisement
ASUHAN KEBIDANAN SECARA CONTINUITY OF CARE PADA NY. “N” G2P10001
UK 38-39 MINGGU DENGAN KEHAMILAN RESIKO TINGGI
(Studi di BPS Niswatin Choiriyah, S.ST M.MKes Kabupaten Gresik)
Hani Habibah1
ABSTRAK
Angka kematian ibu juga merupakan salah satu target yang telah ditentukan dalam tujuan
pembangunan millenium yaitu tujuan ke lima (meningkatkan kesehatan ibu) dimana target yang
akan dicapai sampai tahun 2015 yaitu mengurangi sampai 3/4 resiko jumlah kematian ibu, dari
hasil SDKI tahun 2014, AKI telah menunjukkan peningkatan dari waktu ke waktu. Penyebab
utama kematian ibu tahun 2014 disebabkan oleh pre eklampsia-eklampsia (28,76%), perdarahan
(22,42%), infeksi (3,54%). Keterlambatan pengambilan keputusan di tingkat keluarga dapat
dihindari apabila ibu dan keluarga mengetahui tanda bahaya kehamilan dan persalinan serta
tindakan yang perlu dilakukan untuk mengatasinya di tingkat keluarga. Maka dari itu, upaya
pemerintah dibuat sehingga bidan sebagai tenaga kesehatan melakukan asuhan continuity of care.
Tujuannya untuk empelajari, memahami dan memberikan asuhan kebidanan komprehensif pada
ibu hamil secara continuity of care.
Pendekatan studi kasus kehamilan dengan teknik 5 langkah dan catatan perkembangan pasien
dengan menggunakan teknik SOAP. Teknik pengambilan data dengan wawancara, observasi
secara langsung dan studi dokumen rekam medik.
Hasil didapatkan Asuhan antenatal yang diberikan pada kasus ibu hamil dengan umur kehamilan
38-39 minggu sudah sesuai dengan kebijakan program pelayanan/asuhan standart minimal 7T.
Asuhan intranatal pada kasus dapat teratasi seluruhnya Ibu selamat dan bayi sehat dari kala I
sampai kala IV. Asuhan kebidanan pada Ibu nifas dilakukan sebanyak 4 kali. Asuhan bayi baru
lahir pada kasus dilanjutkan dengan asuhan kebidanan 2 jam, 6 jam, 2 minggu, 6 minggu post
natal tidak ditemukan masalah atau komplikasi. Ibu dan suami memilih alat kontrasepsi KB
suntik 3 bulan.
Kata Kunci : KRT (Kehamilan Risiko Tinggi), Asuhan Continuity Of Care
--------------------------------------------------------------1) Dosen Akademi Kebidanan Mandiri Gresik
Jurnal Penelitian AKBID Mandiri Gresik 2016
Page77
PENDAHULUAN
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan
salah satu indikator untuk melihat derajat
kesehatan perempuan. Angka kematian ibu
juga merupakan salah satu target yang telah
ditentukan dalam tujuan pembangunan
millenium
yaitu
tujuan
ke
lima
(meningkatkan kesehatan ibu) dimana target
yang akan dicapai sampai tahun 2015 yaitu
mengurangi sampai 3/4 resiko jumlah
kematian ibu. Dari hasil SDKI tahun 2014,
AKI telah menunjukkan peningkatan dari
waktu ke waktu. AKI dan AKB di Indonesia
masih tinggi. Tingginya angka kematian,
terutama kematian ibu dan kematian bayi
menunjukkan masih rendahnya kualitas
pelayanan kesehatan (Depkes RI, 2014).
Berdasarkan SDKI tahun 2007 AKI di
Indonesia sebesar 228/100.000 kelahiran
hidup, kemudian mengalami peningkatan
pada tahun 2012 menjadi 359/100.000 KH.
Di Provinsi Jawa Timur pada tahun 2014 AKI
sebanyak 291/100.000 KH. Di Kabupaten
Gresik pada tahun 2013 AKI sebanyak
112,16/100.000 KH, kemudian meningkat
menjadi 117,94/100.000 KH di tahun 2014,
sedangkan target MDG’S di tahun 2015
sebanyak 102/100.000 KH, hal ini masih jauh
di atas target MDG’S (Depkes RI, 2014).
Di Provinsi Jawa Timur pada tahun
2014 AKB sebanyak 25,95/1.000 KH. Di
Kabupaten Gresik pada tahun 2013 sebesar
4,63/1.000 KH dan pada tahun 2014
mengalami
penurunan
yakni
sebesar
4,15/1.000 KH, sedangkan target MDG’S
tahun 2015 sebanyak 23/1.000 kelahiran
hidup (Depkes RI, 2014).
Di
BPS
Niswatin
Choiriyah.Y.
S.ST.M.MKes tahun 2014 cakupan K1
mencapai 97 %, dari target pencapaian Jawa
Timur 99 %. Cakupan K4 ibu hamil tahun
2014 89% dari target pencapaian Jawa Timur
85,31%. Cakupan deteksi ibu hamil resiko
tinggi oleh masyarakat tahun 2014 sebanyak
46,6 % dari target pencapaian Jawa Timur
20%. Cakupan persalinan oleh tenaga
kesehatan tahun 2014 sebanyak 75,4 % dari
target pencapaian Jawa Timur 94%. Cakupan
pelayanan nifas tahun 2014 mencapai 74,60
% dari target pencapaian Jawa Timur 95%.
Sedangkan cakupan K1 di tahun 2015
mencapai 75,36 %, cakupan K4 tahun 2015
mencapai 71,42 %, cakupan deteksi ibu hamil
resiko tinggi oleh masyarakat tahun 2015
mencapai 43,75 %, cakupan persalinan oleh
tenaga kesehatan tahun 2015 sebanyak
Jurnal Penelitian AKBID Mandiri Gresik 2016
81,8%, cakupan pelayanan nifas tahun 2015
mencapai 78,1 %. (PWS-KIA, 2015).
Keterlambatan pengambilan keputusan
di tingkat keluarga dapat dihindari apabila ibu
dan keluarga mengetahui tanda bahaya
kehamilan dan persalinan serta tindakan yang
perlu dilakukan untuk mengatasinya di
tingkat keluarga. Salah satu upaya penurunan
Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian
Bayi adalah Program Perencanaan Persalinan
dan Pencegahan Komplikasi (P4K). Program
dengan menggunakan stiker ini, dapat
meningkatkan peran aktif suami (suami
Siaga), keluarga dan masyarakat dalam
merencanakan persalinan yang aman. Oleh
karena itu, mutlak diperlukan kerja sama
lintas program dan lintas sektor terkait, yaitu
pemerintah daerah, sektor swasta, organisasi
profesi kesehatan, kalangan akademisi, serta
lembaga dan organisasi kemasyarakatan baik
dari dalam negeri maupun luar negeri
METODE
Metode
yang
digunakan
dalam
penelitian ini adalah COC atau asuhan
kebidanan yang diberikan secara continuity of
care pada Ny. “N” UK 38-39 minggu dengan
kehamilan risiko tinggi. Penelitian ini
dilakukan di BPM Niswatin Choiriyah, S.ST
M.MKes dan kunjungan rumah klien mulai
bulan Februari-April 2016.
Teknik pengambilan data dengan
wawancara, observasi secara langsung dan
studi dokumen rekam medik.
Analisis data dilakukan melalui asuhan
kebidanan yang telah diberikan oleh peneliti
baik dari pemeriksaan umum dan khusus
yang didapat serta pengaruh pemberian
intervensi yang diberikan oleh peneliti kepada
klien.
HASIL
Masa Kehamilan
Hasil pengkajian data subyektif
didapatkan informasi bahwa pada kasus Ny.
“N” kehamilan terjadi pada umur 37 tahun,
kondisi ini menyebabkan Ny. “N” masuk
dalam kategori ibu hamil beresiko tinggi
dengan skor KSPR 6, Pada kasus ini Ny“ N”
merupakan ibu hamil dengan umur 37 tahun
tidak mempunyai keluhan apa-apa pada
kehamilannya. Selain keluhan utama, dalam
teori
riwayat
obstetri
dikaji
untuk
memperoleh informasi esensial tentang
riwayat kehamilan terdahulu. Pada kasus tidur
malam ibu 7-8 jam Pada teori kebutuhan
Page78
istirahat tidur ibu hamil 8 jam malam hari
dan 1 jam siang hari.
Pada data obyektif didapatkan hasil
pemeriksaan fisik umum yaitu keadaan umum
baik, kesadaran composmentis,TTV dalam
batas normal yaitu nadi 80x/menit, suhu
36,7oC, RR 20x/menit, tekanan darah 110/70
mmHg BB sekarang 62 kg, BB sebelum
hamil 54 kg, TB 149 cm, LILA 26 cm.
pemeriksaan fisik khusus didapatkan hasil
pemeriksaan secara umum ibu dalam kondisi
baik dan tidak ditemukan suatu keadaan yang
abnormal. Pada pemeriksaan abdomen Ny.
“N” dihasilkan pada leopold 1 TFU
pertengahan px-pusat (37 cm) teraba bokong,
leopold 2 teraba punggung sebelah kiri perut
ibu dan ekstremitas pada kanan perut ibu,
leopold 3 teraba kepala, leopold 4 bagian
terendah janin/kepala belum masuk PAP
(konvergen).
Masa Bersalin
Pengkajian pada Ny.”N” UK 38-39
minggu datang ke BPS pada tanggal 12
Februari 2016 pukul 05.05 WIB. Pada saat
pengkajian data subyektif yang diperoleh dari
anamnesa pasien datang ke bidan dengan
keluhan yaitu merasakan kenceng-kenceng
pada perut bagian bawah sejak jam 22.00
WIB pada tanggal 11 Februari 2016 dan
mengeluarkan lendir bercampur darah pada
jam 04.50 WIB pada tanggal 12 Februari
2016, ibu mengatakan pergerakan janinnya
masih aktif. Pada pemeriksaan yang telah
didapatkan hasil pemeriksaan umum dan fisik
dalam batas normal, DJJ 134 x/menit,
kontraksi uterus 2.10’.35”. Genetalia terdapat
pengeluaran
lendir
bercampur
darah,
pemeriksaan dalam hasilnya pembukaan 4
cm, effacement 50%, selaput ketuban utuh,
presentasi kepala, UUK, H II, tidak ada
bagian kecil disamping bagian terendah janin.
Berdasarkan data subyektif dan obyektif yang
telah didapatkan maka dapat ditegakkan
diagnosa bahwa saat ini Ny.”N” GIIP10001
UK 38-39 minggu, inpartu kala 1 fase aktif.
Evaluasi pada jam 06.45 WIB bidan
melakukan pemeriksaan dalam, Pada data
subyektif didapatkan hasil bahwa ibu
mengatakan perutnya semakin lama semakin
kenceng-kenceng dan sakit, data obyektif
didapatkan keadaan ibu dan janin baik, DJJ
122x/menit, his 3.35”.10’, pemeriksaan dalam
hasilnya pembukaan 7 cm, effacement 75 %,
ketuban utuh, presentasi kepala, UUK, HII,
tidak ada molase.
Jurnal Penelitian AKBID Mandiri Gresik 2016
Evaluasi pada jam 07.45 WIB. Pada
data subyektif didapatkan hasil bahwa ibu
mengatakan kenceng- kenceng semakin
sering dan seperti ada dorongan untuk
meneran, data obyektif didapatkan keadaan
ibu dan janin baik, DJJ 132x/menit, his
3.40”.10’, pemeriksaan dalam hasilnya
pembukaan 10 cm, effacement 100 %,
ketuban (+), presentasi kepala, UUK, HII,
tidak ada molase.
Pemantauan Kala III
Pemantauan kala III Plasenta lahir
spontan jam 10.25 WIB, plasenta lahir
lengkap, kandung kemih kosong, perdarahan
± 100 cc, uterus berkontraksi keras, TFU 2
jari bawah pusat, terdapat luka jahitan
perineum, IMD berhasil pada jam 10.31 WIB
bayi menyusu dengan kuat
Pemantauan Kala IV
Evaluasi asuhan dilakukan pada jam
12.25 WIB dan didapatkan hasil data
subyektif Ibu mengatakan nyeri pada luka
jahitan, data obyektif didapatkan keadaan Ibu
dan bayi baik, TFU 2 jari di bawah pusat,
uterus berkontraksi keras, perdarahan ±10 cc,
kandung kemih kosong, terdapat luka jahitan,
bayi lahir laki-laki dengan BB 3.700 gr dan
PB 51 cm, tidak ada kelainan
Masa Nifas
Pada data obyektif didapatkan hasil
pemeriksaan semua dalam batas normal. ASI
keluar lancar dan tidak ada penyulit
bendungan ASI, Pada abdomen involusi
uterus berjalan normal TFU 2 jari di bawah
pusat, uterus teraba keras, pengeluaran lochea
pada K-1 terdapat lochea rubra berwarna
merah segar.
Pada K-2 ibu mengatakan tidak
mempunyai keluhan apa-apa. Pada data
obyektif didapatkan hasil pemeriksaan semua
dalam batas normal. ASI keluar lancar dan
tidak ada penyulit bendungan ASI, Pada
abdomen involusi uterus berjalan normal
TFU pertengahan pusat symphysis, lochea
sanguinolenta berwarna merah kecoklatan.
Pada K-3 ibu mengatakan tidak
mempunyai keluhan apa-apa. Pada data
obyektif didapatkan hasil pemeriksaan semua
dalam batas normal. ASI keluar lancar dan
tidak ada penyulit bendungan ASI, Pada
abdomen involusi uterus berjalan normal
TFU sudah tidak teraba, terdapat lochea
serosa berwarna kuning kecoklatan, luka
jahitan perineum kering pada hari ke-7 post
Page79
partum dan tidak ditemukan adanya tandatanda infeksi pada luka jahitan.
Neonatus
Pada kunjungan pertama dilakukan
pemantauan 3 fase yang meliputi periode
reaktivitas pertama bayi (setelah lahir-30
menit) dengan didapatkan pemeriksaan
keadaan umum baik, kesadaran compos
mentis, warna kulit kemerahan, gerakan aktif,
menangis kuat, tanda-tanda vital meliputi
suhu : 36,5oC, nadi : 147 x.menit, RR : 50
x/menit, BB 3700 gram PB 51 cm, sklera
putih, pernafasan tidak teratur, bising usus
belum terdengar, belum berkemih, reflek
menghisap kuat.
Fase kedua periode tidur (30 menit-2
jam) dan didapatkan hasil keadaan umum
baik, warna kulit kemerahan, tanda-tanda
vital sudah dalam batas normal, bising usus
sudah terdengar, bayi tidur pulas dan sudah
BAK. Fase ketiga periode kedua reaktivitas
(2 jam-6 jam) dan didapatkan hasil
pemeriksaan keadaan umum baik, warna kulit
kemerahan, gerakan aktif, tangisan kuat,
tanda-tanda vital dalam batas normal, BAK
(+), BAB (+).
Pada kunjungan neonatus kedua (7 hari)
dilakukan pada tanggal 19 Februari 2016 jam
16.00 WIB didapatkan hasil keadaan umum
baik, tanda-tanda vital dalam batas normal,
sklera putih, ASI (+), tali pusat sudah lepas,
BB 3700 gram PB 51 cm, bayi sudah
mendapatkan imunisasi BCG dan polio.
Pada kunjungan neonatus ketiga (28
hari) dilakukan pada tanggal 11 Maret 2016
jam 16.00 WIB didapatkan hasil keadaan
umum baik, tanda-tanda vital dalam batas
normal, sklera putih, ASI (+) lancar, BB 5500
gram, PB 55 cm. Berdasarkan pengkajian
yang telah dilakukan maka dapat ditegakkan
diagnosa Neonatus aterm Ny.”N” fisiologis.
KB
Pada data obyektif didapatkan hasil
pemeriksaan keadaan umum baik, kesadaran
composmentis, tanda-tanda vital dalam batas
normal, tidak ada benjolan abnormal pada
payudara, perut tidak ada luka bekas sc, tidak
ada nyeri tekan, genetalia bersih tidak ada
darah haid, tidak ada fluor albus, ekstremitas
bawah tidak varises. Berdasarkan data
subyektif dan obyektif yang telah didapatkan
maka dapat di diagnosa Ny “N” umur 37
tahun akseptor baru KB suntik 3 bulan.
Jurnal Penelitian AKBID Mandiri Gresik 2016
PEMBAHASAN
Masa Kehamilan
Ny. “N” masuk dalam kategori ibu
hamil beresiko tinggi dengan skor KSPR
6,bila skor yang didapatkan sebanyak 6-10
maka kehamilan ibu termasuk kehamilan
dengan resiko tinggi (KRT), (Rohdjati, 2003).
Menurut Rochjati, (2003) menyebutkan
bahwa perawatan kehamilan tersebut
dilakukan kolaborasi dengan dokter dan pada
saat
persalinan
harus
di
PKM/POLINDES/RS,ibu hamil berumur 35
tahun atau lebih dimana pada usia tersebut
terjadi perubahan pada jaringan alat-alat
kandungan dan jalan lahir tidak lentur lagi.
Berdasarkan uraian diatas penulis tidak
menemukan adanya kesenjangan antara teori
dan kasus. Penulis berpendapat tidak adanya
kesenjangan ini di dapat pada umur ibu ≥ 35
tahun sesuai teori termasuk dalam kategori
ibu hamil resiko tinggi, pada ibu hamil resiko
tinggi perawatan kehamilan dilakukan bidan
dan dokter dan pada kasus ibu sudah
melakukan pemeriksaan kehamilan ke bidan
dan dokter.
Masa Bersalin
Berdasarkan hasil tidak menemukan
adanya kesenjangan antara teori dan kasus.
Penulis
berpendapat
tidak
adanya
kesenjangan ini dikarenakan ibu hamil
dengan resiko tinggi bisa bersalin di
POLINDES, PKM maupun di Rumah Sakit
ditolong oleh bidan atau dokter, namun bisa
juga bersalin di BPS ditolong oleh bidan dan
dipastikan pada saat kehamilan tidak terjadi
komplikasi.
Pada kala I penulis berpendapat tidak
adanya kesenjangan ini karena pada
pemeriksaan dalam yang dilakukan atas
indikasi keadaan janin yang kurang baik
dimana DJJ janin mulai melemah yaitu
122x/menit sehingga dilakukan pemeriksaan
dalam
untuk
menentukan
tindakan
pertolongan persalian yang akan dilakukan.
Ditemukan adanya kesenjangan antara
teori dan kasus. Penulis berpendapat
kesenjangan ini karena bayi tidak lahir dalam
waktu 1 jam, seharusnya bidan segera
melakukan rujukan ke rumah sakit untuk
mendapatkan pertolongan persalinan yang
lebih tepat sesuai dengan kasus ibu. Menurut
teori persalinan pada pasien multigravida dari
pembukaan 10 cm sampai lahirnya bayi
membutuhkan waktu 1 jam (APN, 2010).
Pada kasus kenyataannya membutuhkan
Page80
waktu selama ±2,5 jam, sehingga mengalami
persalinan lama. Persalinan lama ini bisa
dipengaruhi oleh panggul sempit, bayi besar,
posisi janin, persalinan dengan his yang
adekuat namun tidak menunjukkan kemajuan
pada pembukaan serviks, turunya kepala dan
putaran paksi selama 2 jam terakhir (Harry
Oxorn, 2010). Pada teori pemeriksaan
didapatkan TFU setinggi pusat setelah
kelahiran bayi tunggal (APN,2010).
Pada kala III tidak menemukan adanya
kesenjangan antara teori dan kasus. Penulis
berpendapat ketidak adanya kesenjangan ini
karena penatalaksanaan manajement aktif
kala III juga sudah dilakukan sesuai asuhan
persalinan normal. Pelepasan plasenta pada
kasus membutuhkan waktu 10 menit dan
menurut teori merupakan hal yang normal.
Pada kala IV tidak menemukan adanya
kesenjangan antara teori dan kasus. Penulis
berpendapat ketidak adanya kesenjangan ini
karena pemantauan kala IV dilakukan dengan
lancar, keadaan Ibu dan bayi sesuai dengan
teori dalam batas normal dan tidak ada
komplikasi atau penyulit.
janin menjadi sirkulasi bayi di luar badan ibu.
Selain itu pemeriksaan antropometri, fisik,
dan reflek juga sudah sesuai teori karena bayi
lahir aterm, tidak ada penyulit pada saat
persalinan maupun kehamilan, serta kondisi
ibu yang baik maka tidak ditemukan adanya
suatu kelainan pada bayi
Masa Nifas
Berdasarkan pemantauan dengan cara
kunjungan
tidak
menemukan
adanya
kesenjangan antara teori dan kasus. Penulis
berpendapat ketidak adanya kesenjangan ini
karena keluhan yang dialami ibu merupakan
hal yang wajar pada masa nifas hari pertama
dan keluhan tersebut akan berangsur-angsur
menghilang pada kunjungan berikutnya. Pada
pemeriksaan fisik juga tidak ditemukan
adanya kesenjangan antara teori dan kasus,
Proses involusi uterus berjalan lancar karena
ibu mau melakukan saran bidan dan tidak ada
pantangan
makanan
apapun.
Adanya
hubungan yang kooperatif antara ibu dan
tenaga kesehatan sehingga pelaksanaan dan
evaluasi setiap kunjungan berakhir dengan
baik tanpa komplikasi yang menyertai.
.
Neonatus
Pemantauan yang telah dilakukan pada
bayi maka tidak ditemukan kesenjangan
antara teori dan kasus. Penulis berpendapat
ketidakadanya kesenjangan ini karena pada
kasus terjadi peningkatan nadi, pernafasan
segera setelah bayi lahir hal ini sesuai dengan
teori yang mengatakan keadaan tersebut
hanya berlangsung sebentar dan akan kembali
normal setelah 30 menit, karena proses
adaptasi bayi tersebut berubah dari sirkulasi
SARAN
Diharapkan dapat menjadi salah satu
bahan kepustakaan, meningkatkan derajat
kesehatan ibu dan anak, dan klien dapat
bertindak secara kooperatif atau dapat bekerja
sama dengan petugas kesehatan, serta peneliti
selanjutnya dapat memperhatikan asuhan
kebidanan secara continuity of care dengan
tepat dan aktif dalam melakukan pelayanan
kebidanan.
Jurnal Penelitian AKBID Mandiri Gresik 2016
KB
Keputusan dalam ber-KB tidak ada
kesenjangan antara teori dan kasus. Penulis
berpendapat ketidak adanya kesenjangan ini
karena ibu dengan umur 37 tahun yang
mengikuti KB dengan tujuan untuk
mengakhiri kehamilan dengan menggunakan
KB Steril, IUD, Implan, Suntik, Sederhana,
Pil tetapi pada kasus nyata ibu memilih
menggunakan KB suntik 3 bulan seharusnya
ibu lebih memilih KB Steril dikarenakan alat
kontrasepsi tersebut lebih tepat untuk
mengakhiri kehamilan . Ibu seharusnya
dilakukan PP test terlebih dahulu sebelum
diberikan KB untuk memastikan tidak adanya
kehamilan, tetapi pada kenyataannya ibu
langsung diberikan KB suntik 3 bulan.
DAFTAR PUSTAKA
Affandi, Biran. 2011. Buku Panduan Praktis
Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : PT
BPSP
Dinas Kabupaten Gresik. 2015. Data
Kunjungan ibu hamil, Nifas, dan KB.
Gresik : Dinkes Kabupaten Gresik
Dinkes jatim. 2013. AKI dan AKB di
Provinsi
Jatim.
http://dinkes.jatimprov.go.id/. Diakses
tanggal 08 Oktober 2015
Manuaba. 2012. Ilmu Kebidanan, Penyakit
Kandungan dan KB. Jakarta: ECG
Mayles. 2012. Buku Ajar Bidan, Jakarta:
ECG
Page81
Prawirodiharjo, Sarwono. 2013. Buku
Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi.
Jakarta: YPB-SP
Putra, S. Rizema. 2012. Asuhan Neonatus
Bayi dan Balita untuk Keperawatan dan
Kebidanan. Yogyakarta : D-Medika
Rukiyah, A. dkk. 2010. Asuhan Kebidanan IV
(Patologi Kebidanan). Jakarta : Trans
Info Media
Saleha, Siti. 2009. Asuhan Kebidanan pada
Masa Nifas. Jakarta : Salemba Medika
Sariana, CSG. 2014. Angka kematian ibu
bayi.
https://www.academia.edu/5113636/Ang
ka_Kematian_Ibu_dan_Bayi_di_Indonesi
a. diakses tanggal 08 Oktober 2015
Sekretaris Jenderal Kemenkes RI. 2012.
Angka
Kematian
di
Indonesia.www.depkes.go.id/resources/..
./profil-kesehatan-indonesia-2012.
Diakses tanggal 08 Oktober 2015
Sondakh, Jenny J. S. 2013. Asuhan
Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru
Lahir. Jakarta : Erlangga
Sulistyawati, Ari. 2009. Asuhan Kebidanan
Pada Masa Kehamilan. Yogyakarta :
Salemba Medika
Tim JNPK-KR. 2008. Asuhan Persalinan
Normal. Jakarta: JNPK-KR
Profil jatim. 2012. AKI dan AKB di Jatim.
https://bpnjatim.wordpress.com/profil‐
jawa‐timur/. Diakses tanggal 08 Oktober
2015
Astutik, Yuni. 2012.AKI dan AKB di gresik.
https://www.academia.edu/9825392/mi
nikti_trenpersalinan. Diakses tanggal 09
Oktober 2015
Harry Oxorn dan William R.Forte. 2010.
Buku Ilmu Kebidanan Patologis dan
Fisiologis
Persalinan
Jurnal Penelitian AKBID Mandiri Gresik 2016
Page82
Jurnal Penelitian AKBID Mandiri Gresik 2016
Page83
Download