perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 41 BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian Hukum (legal research) digunakan untuk memecahkan isu hukum yang dihadapi, sehingga dibutuhkan kemampuan untuk mengidentifikasi masalah hukum, melakukan penalaran hukum, menganalisis masalah yang dihadapi dan memberikan pemecahan atas masalah tersebut (Peter Mahmud Marzuki, 2014: 47). Obyek ilmu hukum adalah koherensi antara norma hukum dan prinsip hukum, antara aturan dan norma hukum serta tingkah laku (act) individu dengan norma hukum (Peter Mahmud Marzuki, 2014: 41-42). Oleh karena itu, penulis tidak hanya melihat dari pengaturan atau norma yang ada tetapi juga melihat tingkah laku yang ada. Identifikasi masalah hukum, penalaran, analisis serta pemecahan masalah diambil dari tingkah laku yang ada dalam hal perjanjian sewa-menyewa kamar sebagai tempat tinggal sementara pada asrama mahasiswa UNS. Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS) merupakan salah satu instansi yang menyediakan kamar sebagai tempat tinggal sementara yang sering disebut asrama mahasiswa UNS. Asrama mahasiswa UNS menjadi rumah bagi mahasiswa penghuni asrama yang sedang menuntut ilmu di UNS. Selain itu, asrama mahasiswa UNS yang baru saja mengubah sistem pendaftaran menjadi online disertai surat pernyataan yang ditandatangani mahasiswa di atas materai. Hal tersebut menjadi daya tarik untuk mengetahui lebih lanjut mengenai perjanjian sewa-menyewa di asrama mahasiwa UNS. Perlindungan hukum dan dekonstruksi sesuai aturan dengan KUHPerdata menjadi fokus utama penelitian ini. A. Perlindungan Hukum bagi Pihak Penyewa dalam Perjanjian Sewa Menyewa di Asrama Mahasiswa UNS Kamar sebagai tempat tinggal sementara terkait dengan beberapa peraturan perundang-undangan seperti KUHPerdata, UUPK, Undang-Undang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, namun dalam penelitian hukum ini, commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 42 perjanjian sewa menyewa kamar sebagai tempat tinggal sementara akan ditinjau dari pengaturan dalam KUHPerdata. 1. Pengaturan Perjanjian Sewa-Menyewa Kamar sebagai Tempat Tinggal Sementara Tempat tinggal adalah tempat seseorang tinggal atau berkedudukan serta mempunyai hak dan kewajiban hukum. Tempat tinggal berupa wilayah atau rumah kediaman atau kantor di wilayah tertentu (Djaja S. Meliala, bertempat tinggal di tempat yang dijadikan pusat kediamannya, bila tidak ada tempat kediaman yang demikian, maka tempat kediaman yang daerah misalnya, mereka melakukan kegiatan di kos, maka kos menjadi tempat tinggal mereka dalam jangka waktu tertentu atau bersifat sementara. Pengaturan Perjanjian sewa-menyewa kamar sebagai tempat tinggal sementara secara umum diatur dalam KUHPerdata. Masyarakat awam terhadap ilmu hukum belum tentu mengerti dan mengetahui mengenai pengaturan perjanjian sewa menyewa, hal ini dapat mengakibatkan kerugian bagi pihak yang menyewakan maupun penyewa (Dedi Achmadi Arifin, 2014: 4). Perjanjian sewa-menyewa berdasarkan pengaturan dalam Pasal 1313 - Pasal 1319 mengenai perikatan yang lahir dari perjanjian, Pasal 1320 - Pasal 1337 KUHPerdata mengenai syarat terjadinya perjanjian yang sah, Pasal 1338 - Pasal 1341 KUHPerdata mengenai akibat perjanjian, Pasal 1342 - Pasal 1351 mengenai penafsiran perjanjian dan Pasal 1381 - Pasal 1456 mengenai hapusnya perikatan. Selain itu juga berdasarkan pengaturan mengenai ketentuan umum perjanjian sewa-menyewa pada buku III bab VIII Pasal 1548 KUHPerdata, Pasal 1550 - 1580 KUHPerdata mengenai aturan yang sama-sama berlaku terhadap penyewaan rumah dan tanah serta Pasal 1581 - Pasal 1587 KUHPerdata mengenai aturan yang khusus berlaku bagi sewa rumah dan perabot rumah. Namun, perjanjian sewa menyewa yang diatur dalam KUHPerdata sebagian besar merupakan sewa-menyewa dengan objek rumah dan tanah. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 43 Pengaturan dalam KUHPerdata yang menyebut secara spesifik mengenai penyewaan kamar terdapat dalam Pasal 1586 KUHPerdata, yaitu mengenai pelaksanaan pembayaran yang dihubungkan dengan jangka waktu sewa. Pasal 1586 KUHPerdata mengatur bahwa Penyewaan kamar yang dilengkapi dengan mebel harus dianggap telah dilakukan untuk tahunan, bila dibuat atas pembayaran sejumlah uang tiap tahun; untuk bulanan bila dibuat atas pembayaran sejumlah uang tiap bulan; untuk harian bila dibuat atas pembayaran sejumlah uang setiap hari. Jika penyewaan ternyata tidak dibuat atas pembayaran sejumlah uang tiap tahun, tiap bulan atau tiap hari maka penyewaan dianggap telah dibuat menurut kebiasaan setempat. Pengaturan tentang penyewaan ruangan juga terdapat dalam Pasal 1587 KUHPerdata, yaitu mengenai penguasaan rumah atau ruang yang masih dalam tangan penyewa setelah berakhirnya jangka waktu sewa dalam. Pasal 1587 mengatur bahwa Jika penyewa sebuah rumah atau ruangan, setelah berakhirnya waktu yang ditentukan dalam suatu perjanjian tertulis, tetap menguasai barang sewa sedangkan pihak yang menyewakan tidak melawannya maka dianggaplah bahwa penyewa tetap menguasai barang yang disewanya atas dasar syarat-syarat yang sama untuk waktu yang ditentukan oleh kebiasaan setempat, dan ia tidak dapat meninggalkan barang sewa atau dikeluarkan dari sewa, yang dilakukan menurut kebiasaan. Pengaturan mengenai sewa-menyewa tempat tinggal sementara secara umum berkaitan pula dengan pengaturan dalam UUPK. Perlindungan konsumen mencakup bidang hukum perdata, pidana, administrasi negata maupun tata usaha negara, dengan kata lain hukum perlindungan konsumen bersifat publik maupun privat (Nurul Fibriyanti, 2015: 113). Pasal 1 angka yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi perlindungan onsumen diatur dalam Pasal 1 angka 2 yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk Pengertian pelaku usaha dalam Pasal 1 angka 3 UUPK, commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 44 yaitu bahwa pelaku usaha meliputi perseorangan atau badan usaha yang berbentuk badan hukum maupun bukan badan hukum yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah hukum Negara Republik Indonesia, baik sendiri maupun bersama-sama melalui perjanjian Mahasiswa termasuk konsumen, sedangkan pelaku usaha adalah pemilik dari tempat tinggal sementara tersebut. Pengaturan mengenai tempat tinggal sementara juga sedikit disinggung di Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah hanya mengenai pajak kamar kos, dimana kos yang mempunyai lebih dari 10 (sepuluh) kamar masuk dalam kriteria hotel. Pasal 1 an penginapan/ peristirahatan termasuk jasa terkait lainnya dengan dipungut bayaran, yang mencakup juga motel, losmen, gubuk pariwisata, wisma pariwisata, pesanggrahan, rumah penginapan dan sejenisnya, serta rumah satu jenis kamar sebagai tempat tinggal sementara, yang memiliki lebih dari 10 (sepuluh) kamar dikenakan pajak hotel. Pengaturan mengenai kamar sebagai tempat tinggal sementara yang merupakan tindak lanjut dari KUHPerdata, khususnya di kota Surakarta diatur dalam Peraturan Daerah (Perda) Kota Surakarta Nomor 9 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Usaha Pemondokan. Pengertian pemondokan diatur dalam Pasal 1 angka 6 Perda Kota Surakarta tentang kamar yang disediakan untuk tempat tinggal dan/atau menginap dalam waktu tertentu bagi orang pribadi atau badan meliputi rumah penginapan penginapan adalah rumah atau kamar yang disediakan untuk tempat tinggal commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 45 yang dipungut sejumlah pembayaran untuk jangka waktu kurang dari 1 Pasal 1 angka 8 Perda kota Surakarta Nomor 9 Tahun 2014 bahw kos adalah rumah atau kamar yang disediakan untuk tempat tinggal yang dapat dipungut sejumlah pembayaran untuk jangka waktu paling sedikit 1 Mahasiswa UNS merupakan merupakan penginapan bagi penyewa harian rumah kos bagi mahasiswa yang sedang menuntut ilmu di UNS. 2. Perjanjian Sewa Menyewa Kamar Asrama Mahasiswa UNS Asrama Mahasiswa UNS merupakan salah satu fasilitas yang disediakan oleh Universitas Sebelas Maret khususnya untuk mahasiswa yang sedang menimba ilmu di Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS). Asrama Mahasiswa UNS memiliki kapasitas 700 unit untuk memberikan kemudahan bagi mahasiswa yang berasal dari luar daerah. Asrama ini dirancang dengan fasilitas hunian yang lengkap dan nyaman bagi mahasiswa. Mahasiswa bisa menggunakan tempat ini dengan biaya yang sangat murah sehingga membantu meringankan beban mahasiswa dalam hal pemenuhan kebutuhan tempat tinggal sementara (http://uns.ac.id/ ). Asrama mahasiswa memiliki 4 gedung yaitu gedung A dan B untuk putri, gedung C untuk putra serta gedung D, gedung yang paling baru. Asrama Mahasiswa UNS menerapkan sistem sewa-menyewa kamar bagi mahasiswa yang ingin menjadi penghuni, namun berbeda dengan rumah kos biasa yang mengutamakan profit, asrama mahasiswa UNS lebih mengedepan pelayanan serta character building. Sebagaimana dikemukakan oleh Mathew A. White, (2004 : 66) concur that a boarding school is a non-profit organisation built for the specific purpose of residential education and benefit of the adolescent, often founded on religious principles, with a commun where the whole community is subject to the authority of a single body, and live a regulated life. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 46 Pada bulan April 2015 asrama mahasiswa UNS memberikan sistem baru untuk pendaftaran sebagai penghuni dengan cara online disertai dengan surat pernyataan tertulis. Latar belakang perubahan ini adalah untuk memberikan kartu penghuni pada mahasiswa yang menghuni asrama. Kartu penghuni tersebut juga akan menjadi database penghuni bagi pengelola. Sebelumnya asrama mahasiswa UNS menerapkan perjanjian sewa menyewa secara lisan, namun sekarang ditambah dengan adanya surat pernyataan secara tertulis dan mahasiswa penghuni bertandatangan di atas materai. Hal ini juga untuk pembentukan karakter mahasiswa penghuni. Penjabaran mengenai perjanjian sewa-menyewa asrama mahasiswa ini merupakan hasil wawancara dengan bapak Wiwid selaku pengelola di asrama mahasiswa UNS pada 10 Juli 2015 Pukul 16.00WIB dan bapak Kunto Adi selaku ketua pengelola asrama mahasiswa UNS pada 9 September 2015 Pukul 11.00 WIB. Penelitian hukum untuk keperluan akademis dapat menggunakan bahan non hukum yang membantu (Peter Mahmud Marzuki, 2014: 205). Wawancara bukan merupakan bahan hukum, namun dapat dimasukkan dalam bahan non-hukum (Peter Mahmud Marzuki, 2014: 206). a. Subyek Perjanjian Subyek hukum atau pihak dalam perjanjian sewa menyewa di asrama mahasiswa UNS ada 2 (dua) pihak yaitu antara pengelola asrama mahasiswa UNS sebagai pihak pertama atau kreditor dan mahasiswa UNS sebagai pihak kedua atau debitor, terkecuali untuk sewa kamar harian, keluarga mahasiswa juga dapat menjadi pihak dalam perjanjian. Sistem perjanjian yang diterapkan di asrama mahasiswa UNS sama seperti sewa-menyewa pada umumnya. Selain mahasiswa UNS, keluarga mahasiswa UNS juga dapat menyewa kamar harian di asrama mahasiswa apabila sedang berkunjung menjenguk putra atau putrinya. Sewamenyewa harian oleh keluarga mahasiswa ini sering terjadi saat wisuda. Sewa harian juga dapat dilakukan oleh mahasiswa UNS sendiri. Mahasiswa UNS yang dimaksud adalah mahasiswa yang sedang commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 47 menempuh pendidikan di UNS, baik diploma, sarjana, magister maupun doktoral. b. Obyek Perjanjian Obyek dalam perjanjian sewa menyewa mahasiswa UNS adalah kamar yang ada di asrama beserta fasilitasnya. Satu kamar dapat dihuni oleh 2 (dua) orang, sehingga dalam 1 (satu) kamar terdapat 2 (dua) mahasiswa yang mengadakan perjanjian sewa-menyewa dengan pengelola asrama. Bagi penyewa putri akan ditempatkan di gedung A atau B, sedangkan untuk penyewa putra akan di tempatkan di gedung C. Mahasiswa akan mendapatkan fasilitas berupa perabotan di dalam kamar, seperti: lemari tempat tidur, meja belajar dan juga dapat menikmati fasilitas listrik, air, parkir, lapangan untuk olahraga, wi-fi tanpa adanya tambahan biaya, selain itu juga terdapat kantin di area asrama. c. Terjadinya Perjanjian 1) Sewa bulanan Terjadinya perjanjian sewa-menyewa di asrama mahasiswa ada 2 (dua) tahap. Tahap pertama yang disebut dengan istilah praperjanjian merupakan tahap dimana mahasiswa UNS yang akan menyewa menemui pihak pengelola melakukan pendaftaran secara lisan dengan menyerahkan syarat berupa copy kartu mahasiswa dan copy identitas orang tua serta memberikan sejumlah uang sebagai pembayaran. Setelah mahasiswa melakukan pembayaran, pengelola akan menentukan kamar yang akan ditempati oleh mahasiswa dan menyerahkan kunci kamar. Tahap kedua yaitu pendaftaran secara online, mahasiswa yang menghuni kamar juga diwajibkan untuk mendaftar melalui website www.asramamahasiswa.uns.ac.id dan wajib download surat pernyataan yang berisi ketentuan dan sanksi selama menghuni asrama mahasiswa UNS. Surat pernyataan tersebut menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan dalam proses pendaftaran. Mahasiswa memberikan tanda tangan di atas materai pada surat pernyataan tersebut, kemudian diserahkan secara manual commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 48 kepada pengelola asrama mahasiswa UNS. Pada saat itu akan ada laporan apakah data sudah clear atau belum, apabila belum maka harus mengulang kembali pendaftaran online. Pada saat dinyatakan data clear maka mahasiswa telah resmi menjadi penyewa atau penghuni asrama mahasiswa. Nantinya, penghuni akan diberikan kartu penghuni dan tamu hanya dapat masuk dengan membawa kartu pengunjung, namun pembuatan kartu baru sedang dalam proses. Terjadinya perjanjian sewa-menyewa kamar di asrama mahasiswa UNS menurut penulis adalah saat mahasiswa memberikan uang sewa dan pengelola menyerahkan kunci yang menjadi tanda adanya kesepakatan. Kesesuaian, kecocokan, pertemuan kehendak oleh para pihak yang mengadakan perjanjian atau pernyataaan kehendak yang disetujui antar pihak (Mariam Darus Badrulzaman, 2006: 98). Saat penyerahan uang oleh mahasiswa dan penyerahan kunci oleh pengelola maka keduanya telah menyatakan sepakat. apabila terjadi ketidaksesuaian antara kehendak dan pernyataan, maka berdasarkan teori kepercayaan (vertrouwenstheorie) yang banyak dianut masyarakat, yang menjadi ukuran adalah pernyataan seseorang yang secara objektif dapat dipercaya (Djaja S. Meliala, 2014: 172). Pendaftaran secara online bukanlah saat terjadinya kesepakatan, walaupun bersifat wajib serta ada ketentuan belum dinyatakan resmi menjadi penghuni saat data belum clear. 2) Sewa harian Sewa menyewa harian bagi mahasiswa UNS atau keluarganya juga dimulai dengan perjanjian sewa menyewa secara lisan antara pengelola asrama dan keluarga mahasiswa. Penyewa harian tidak perlu melakukan pendaftaran secara online, penyewa hanya wajib memberikan identitas dan melakukan pembayaran, kemudian pengelola akan mencarikan tempat untuk penyewa harian. Sewa harian ini dapat dilakukan selama masih ada kamar kosong atau sisa kapasitas di asrama mahasiswa UNS. Penghuni atau penyewa tetap commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 49 menjadi prioritas pengelola asrama mahasiswa, apabila kamar di asrama penuh maka pengelola tidak akan menerima penyewa harian. d. Jangka waktu sewa Jangka waktu sewa-menyewa bagi mahasiswa UNS yang sedang menuntut ilmu diatur dalam surat pernyataan yaitu 2 (dua) tahun. Hal tersebut setelah jangka waktu berakhir, maka penghuni asrama termasuk yang belum lulus harus keluar dari asrama dan mencari tempat tinggal sementara yang baru. Penyewa yang ingin meninggalkan asrama baik yang telah habis maupun belum habis masa sewanya wajib memberitahukan terlebih dahulu kepada pihak pengelola asrama. Pembatasan jangka waktu 2 (dua) tahun ini dilatarbelakangi pengalaman adanya mahasiswa penghuni yang telah terlalu lama menghuni menjadi tidak taat pada aturan dan berkelakuan tidak tertib. e. Pembayaran sewa Pembayaran yang merupakan bentuk prestasi dari mahasiswa sebagai penyewa kepada pengelola asrama mahasiswa dilakukan setiap sebulan sekali. Mahasiswa penghuni asrama wajib memberikan pembayaran pada pengelola dengan itikad baik menemui pihak pengelola. Jumlah pembayaran berbeda antara penghuni asrama putri dan penghuni asrama putra. Asrama untuk putra yang berada di gedung C asrama mahasiswa UNS setiap mahasiswa wajib membeyar sebesar Rp 150.000,- (seratus lima puluh ribu rupiah) per bulan, sedangkan bagi Asrama Putri yang berada di gedung A dan gedung B, setiap mahasiswi wajib membayar sebesar Rp 200.000,- (dua ratus ribu) per bulan. Gedung D yang belum berpenghuni, rencananya setiap mahasiswa akan dikenakan biaya Rp 300.000,- (tiga ratus ribu rupiah) per bulan untuk kamar mandi luar dan Rp 350.000,- (tiga ratus lima puluh ribu rupiah) per bulan tiap penyewa untuk kamar mandi dalam. Bagi sewa menyewa harian, setiap penyewa akan dikenakan biaya Rp 25.000,- (dua puluh lima ribu rupiah) per hari. Asrama Mahasiswa UNS berada di bawah naungan Unit Pengembangan Usaha (UPU) UNS oleh karena itu semua commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 50 pembayaran dari penyewa selanjutnya disetorkan ke UPU UNS dan kemudian selanjutnya disetorkan ke rekening Rektor. f. Tanggung Jawab Pengelola Asrama Mahasiswa UNS Pengelola mahasiswa UNS mempunyai tanggung jawab memberikan character building bagi mahasiswa penyewa asrama UNS. Character building ditanamkan kepada mahasiswa melalui pengaturan dan tata tertib di asrama mahasiswa, serta pemberian kegiatan tertentu khusus bagi penghuni atau penyewa. Pengelola juga mengedepankan pelayanan kepada penghuni dengan menyediakan berbagai fasilitas untuk mahasiswa. Pengelola bekerjasama dengan mitra untuk memaksimalkan pelayanan, seperti kantin dan toko kelontong. Selain itu, pengelola juga bertanggung jawab memperbaiki kerusakan sarana dan prasarana tertentu apabila terjadi kerusakan, seperti: almari, tempat tidur, kebocoran, dan lain-lain. Sedangkan, sarana yang berukuran kecil dan mudah rusak menjadi tanggung jawab penyewa, diantaranya seperti: lampu, handle pintu, kran air. Pengelola asrama juga menjaga keamanan dengan dibantu oleh 8 (delapan) orang satpam dibagi dalam 3 (tiga) shift dengan masing-masing shift dijaga oleh 2 (dua) orang satpam. g. Permasalahan di asrama mahasiswa UNS Asrama mahasiswa UNS memiliki beberapa permasalahan baik permasalahan yang berasal dari dalam maupun dari luar. Permasalahan yang paling utama yaitu peraturan beserta sanksi yang belum dilaksanakan secara tegas. Terdapat beberapa peraturan yang sering dilanggar oleh mahasiswa penyewa, diantaranya peraturan tentang jam malam, membawa teman menginap, dan adanya wanprestasi keterlambatan pembayaran. Pertama, jam berkunjung di asrama mahasiswa yaitu maksimal pukul 21.00 WIB untuk hari Senin sampai Jumat dan pukul 22.00 WIB khusus hari Sabtu, sedangkan gerbang asrama mahasiswa baru akan ditutup pukul 00.00 WIB. Kedua, masih ditemui penyewa yang masih dikunjungi ataupun baru pulang melewati commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 51 batas jam malam yang ditentukan, alasan yang paling banyak ditemui yaitu karena belum selesai mengerjakan tugas kuliah. Selain itu, ada tamu atau teman dari penyewa yang bermalam di asrama tanpa memberitahukan pihak pengelola bahkan sampai ada yang menginap berhari-hari. Ketiga, tedapat beberapa penyewa yang melakukan wanprestasi berupa kertelambatan pembayaran dengan berbagai alasan, seperti belum ada kiriman uang atau beasiswa yang belum cair. Penyewa yang paling lama melakukan pembayaran yaitu menunggak pembayaran selama 2 (dua) tahun. Selama ini, pengelola telah memberikan peringatan secara lisan atas adanya pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh penyewa dan menunggu itikad baik dari penyewa sendiri. Sanksi yang tegas belum diberlakukan kepada penyewa yang melanggar tata tertib maupun peraturan. Adanya surat pernyataan yang telah ditandatangani penyewa dan dikeluarkannya kartu penghuni diharapkan dapat menjadi dasar pengelola untuk menindak dengan tegas segala pelanggaran peraturan oleh penyewa. Keempat, terdapat penghuni yang kehilangan barang atau menjadi korban pencurian. Hal itu terjadi dikarenakan kelalaian penghuni sendiri seperti tidak mengunci pintu kamar saat tidur dan tidak mengunci ganda sepeda motornya. Barang yang hilang bukan menjadi tanggung jawab pengelola, sehingga penghuni dapat langsung melaporkan kepada pihak yang berwajib. h. Peraturan dan tata tertib asrama mahasiswa UNS Tata tertib bagi penghuni asrama mahasiswa UNS sebelumnya telah dibentuk tertulis dan ditempel di depan pintu kamar atau asrama mahasiswa UNS. Tata tertib yang dipasang pada dinding atau pintu kamar asrama ini telah dibuat pada tahun 2011 dan belum terdapat pembaharuan, walaupun sistem sewa-menyewa di asrama mahasiswa telah mengalami sedikit perubahan. Adapun isi tata tertib tersebut sebagai berikut: 1) Setiap penghuni asrama mahasiswa wajib menjaga ketertiban dan kebersihan di lingkungan asrama mahasiswa. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 52 2) Dilarang membawa senjata tajam, minuman keras, maupun obatobatan terlarang. 3) Dilarang membawa barang-barang mewah, misalnya televisi, mobil, komputer (PC) dan lain-lain. 4) Bagi penghuni jika meninggalkan asrama mahasiswa diwajibkan meminta izin pengelola arama mahasiswa melalui satpam dan kunci tidak boleh dibawa keluar lingkungan asrama. 5) Bagi penghuni kamar putra dilarang masuk ke kamar penghuni putri, berlaku sebaliknya. 6) Diharapkan penghuni kamar dapat menjaga sopan santun serta berpakaian sopan dan rapi ketika di dalam dan di sekitar lingkungan asrama. 7) Tidak melakukan tindakan yang mengarah pada SARA. 8) Tidak boleh berpolitik praktis. 9) Dilarang membawa anggota keluarga jika menginap di asrama (untuk anak di bawah 10 (sepuluh) tahun diperbolehkan). 10) Peserta tidak boleh memindah, membawa atau merusak fasilitas yang ada dalam kamar dan di sekitar asrama. 11) Batas waktu kunjungan tamu adalah jam 21.00, kecuali untuk hari Sabtu sampai dengan jam 22.00. 12) Tamu yang berkunjung dilarang masuk ke dalam kamar penghuni kecuali orang tua disediakan tempat di ruang tunggu tamu asrama. 13) Kapasitas 1 (satu) kamar hanya boleh digunakan oleh 2 (dua) orang saja di asrama putri (blok A-B) dan 4 (empat) orang di asrama putra (blok C). 14) Merusakkan fasilitas asrama ada sanksi dari pengelola asrama dan menghilangkan kunci, penghuni wajib mengganti. 15) Penghuni asrama diwajibkan melaksanakan tata tertib yang berlaku ini. Apabila melanggar tata tertib tersebut akan ditangani secara langsung oleh satpam asrama (security). commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 53 16) Hal-hal lain yang tidak tercantum dalam tata tertib ini, dapat dijadikan tata tertib jika perlu ditetapkan demi ketertiban bersama. Terdapat aturan dalam tata tertib ini yang sudah tidak sesuai, seperti pada kapasitas maksimal 4 (empat) orang untuk asrama putra, sekarang kapasitas 2 (dua) orang setiap kamar. Selanjutnya, tata tertib ini dikembangkan menjadi aturan-aturan baru yang dituangkan dalam surat pernyataan. Aturan beserta sanksi bagi penyewa atau penghuni yang baru telah dibentuk secara tertulis dalam surat pernyataan yang ditandatangani penyewa di atas materai. Surat pernyataan ini merupakan tindak lanjut dari pendaftaran online. Pengelola menuangkan dalam bentuk surat pernyataan berisi aturan dan bukan dalam perjanjian dimaksudkan untuk memberitahukan atau mensosialisasikan peraturan baru kepada para penghuni asrama sehingga penghuni dapat mempelajari sendiri aturan yang ada dan dapat saling mengingatkan antar penghuni. Adapun aturan tersebut sebagai berikut: 1) Penghuni adalah mahasiswa UNS (status belum lulus). Sanksi pelanggaran yaitu tidak boleh menjadi penghuni. 2) Penghuni harus memiliki kartu penghuni yang dicetak oleh asrama mahasiswa UNS. Sanksi dari pelanggaran peraturan ini yaitu tidak boleh menjadi penghuni dan masuk lingkungan asrama mahasiswa UNS. 3) Tamu penghuni asrama harus lapor security (Satpam) untuk mengisi buku tamu dan keperluan serta membawa kartu tamu. Sanksi dari pelanggaran peraturan ini yaitu tamu dikeluarkan. 4) Batas waktu kunjungan tamu adalah jam 21.00 kecuali untuk hari Sabtu sampai dengan jam 22.00. Sanksi dari pelanggaran peraturan ini yaitu tamu dikeluarkan. 5) Selain penghuni tidak boleh menginap. Tamu dan keluarga jika ingin menginap harus lapor kepada satpam. Sanksi dari pelanggaran peraturan ini yaitu tamu dikeluarkan. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 54 6) Tidak boleh membawa teman (lawan jenis) ke dalam kamar. Sanksi dari pelanggaran peraturan ini yaitu penghuni dan tamu lawan jenis dikeluarkan. 7) Lama menghuni maksimal 2 (dua) tahun (status belum lulus) sejak tanggal surat pernyataan ini dikeluarkan. Sanksi dari pelanggaran peraturan ini yaitu penghuni dikeluarkan. 8) Pembayaran uang sewa dilakukan dimuka dan tanggal pembayaran berikutnya sesuai tanggal tercatat sebagai penghuni. Sanksi dari pelanggaran peraturan ini yaitu teguran dan peringatan. Peringatan 2x (dua kali), penghuni otomatis dikeluarkan. 9) Pembayaran harus dilakukan tertib tiap bulan, jika terlambat harus mengkonfirmasi kepada pengelola asrama. Keterlambatan selama 2 (dua) bulan akan dikenai sanksi. Sanksi dari pelanggaran peraturan ini yaitu penghuni dikeluarkan, kecuali ada pemberitahuan sebelumnya kepada pengelola asrama mahasiswa UNS. 10) Tidak boleh membawa hewan (jenis apapun) ke dalam kamar kecuali ikan hias. Sanksi dari pelanggaran peraturan ini yaitu peringatan untuk mengeluarkan hewan, apabila telah menerima peringatan 2x (dua kali) maka penghuni dikeluarkan. 11) Penghuni wajib untuk menjaga kebersihan kamar, kamar mandi dalam kamar atau komunal di masing-masing lantai ruang kamar dan lingkungan asrama mahasiswa UNS. Sanksi dari pelanggaran peraturan ini yaitu peringatan atau diberi sanksi terberat sesuai kesepakatan. 12) Penghuni tidak boleh berpolitik praktis. Sanksi dari pelanggaran peraturan ini yaitu peringatan, apabila telah menerima peringatan 2x (dua kali) maka penghuni otomatis dikeluarkan. 13) Peserta tidak boleh memindah, membawa, atau merusak fasilitas yang ada di dalam kamar dan sekitar asrama. Sanksi dari pelanggaran peraturan ini yaitu mengembalikan dan atau mengganti kerusakan. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 55 14) Penghuni tidak boleh melakukan tindakan yang mengarah kepada Suku, Agama dan Ras (SARA). Sanksi dari pelanggaran peraturan ini yaitu peringatan, apabila telah menerima peringatan 2x (dua kali) penghuni otomais dikeluarkan. 15) Penghuni dilarang keras membawa dan atau menggunakan/ mengkonsumsi minuman keras dan narkoba. Sanksi dari pelanggaran peraturan ini yaitu penghuni dikeluarkan. 16) Penghuni dilarang membawa senjata api dan senjata tajam yang dapat mengancam keselamatan diri sendiri dan atau orang lain. Sanksi dari pelanggaran peraturan ini yaitu peringatan, apabila telah menerima peringatan 2x (dua kali) penghuni otomatis dikeluarkan. 17) Penghuni dilarang keras melakukan tindakan asusila, berjudi, dan kejahatan/ kriminal (mencuri, merampok, dan lain-lain). Sanksi dari pelanggaran peraturan ini yaitu penghuni dikeluarkan. Keterangan terakhir dalam surat pernyataan yaitu bahwa aturan diatas merupakan ketentuan utama dan menjadi satu kesatuan yang tak terpisahkan dengan tata tertib asrama mahasiswa UNS. Peraturan dan sanksi beserta tata tertib di asrama mahasiswa UNS terdapat beberapa point atau klausul yang memiliki kesamaan. Tata tertib yang telah ditentukan sejak tahun 2011 diadaptasi dan dikembangkan sesuai kondisi asrama mahasiswa UNS saat ini dalam peraturan beserta sanksi yang terdapat pada surat pernyataan. Ketentuan yang identik diantaranya seperti pada point 4 surat pernyataan sama dengan point 11 dalam tata tertib, point 11 dalam surat pernyataan hampir sama dengan point 1dalam tata tertib, point 12 dalam surat pernyataan sama dengan point 8 dalam tata tertib, dan lain-lain. Terdapat pula pengaturan yang baru, yang sebelumnya belum ada di tata tertib asrama mahasiswa UNS, seperti larangan membawa hewan peliharaan kecuali ikan hias. Tata tertib asrama mahasiswa selanjutnya akan diperbaharui oleh pengelola dan akan melengkapi sistem serta aturan yang ada dalam surat pernyataan penghuni di asrama mahasiswa UNS. Tata tertib yang baru commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 56 tersebut rencananya mencakup hal-hal yang belum tercantum dalam aturan di surat pernyataan dan akan dibuat dalam bentuk tertulis dipasang atau ditempel di berbagai sudut asrama. Surat pernyataan yang menjadi satu kesatuan dengan perjanjian sewa menyewa kamar asrama mahasiswa dikeluarkan oleh asrama mahasiswa UNS dan mahasiswa hanya perlu menandatangani di atas materai. Pengertian surat pernyataan adalah surat yang menyatakan kebenaran suatu hal disertai pertanggungjawaban atas pernyataan tersebut (www.bappeda.banjarmasinkota.go.id). Surat pernyataan berisi pernyataan orang terhadap adanya suatu hal, mempunyai sifat sepihak dan dapat dicabut secara sepihak pula. Apabila surat pernyataan ditujukan untuk mengikat suatu perbuatan hukum, demi perlindungan hukum para pihak lebih baik diwujudkan berupa perjanjian, karena perjanjian bersifat mengikat bagi para pihak (www.gresnews.com). Surat pernyataan dalam perjanjian sewa menyewa kamar asrama mahasiswa UNS lebih cenderung pada bentuk perjanjian baku, dikarenakan terdapat logo UNS yang menjadi kepala surat, selain itu isi pernyataan berupa aturan dan sanksi seperti sebuah syarat dan ketentuan (terms and policies) pada perjanjian baku, yang memiliki prinsip take it or leave it. Menurut Sutan Remy Sjahdeini (1993: 66), perjanjian baku ialah perjanjian yang hampir seluruh klausul-klausulnya sudah dibakukan oleh salah satu pihak dan pihak lain tidak mempunyai peluang untuk merundingkannya, dengan kata lain bukan hanya perjanjian dengan formulir yang dibakukan. Tata tertib dan ketentuan dalam surat pernyataan berkaitan erat dengan perjanjian sewa menyewa kamar di asrama mahasiswa UNS. Perjanjian sewa-menyewa asrama mahasiswa UNS merupakan pokok yang melatar belakangi adanya tata tertib dan ketentuan dalam surat pernyataan. Memberikan kata sepakat pada perjanjian sewa-menyewa di commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 57 asrama mahasiswa UNS juga berarti sepakat taat pada tata tertib asrama dan ketentuan beserta sanksi dalam surat pernyataan. Tata tertib juga dibuat berdasarkan kondisi penghuni asrama, yaitu mahasiswa UNS. Tata tertib dan aturan dalam surat pernyataan tersebut selanjutnya wajib ditaati oleh mahasiswa penghuni atau penyewa yang telah melakukan perjanjian sewa menyewa, sehingga penghuni yang melanggar akan menerima konsekuensi seperti yang telah disepakati. Perlindungan hukum adalah perlindungan akan harkat dan martabat, serta pengakuan terhadap hak-hak asasi manusia yang dimiliki oleh subyek hukum berdasarkan ketentuan hukum dari kesewenangan atau sebagai kumpulan peraturan atau kaidah yang akan dapat melindungi suatu hal dari hal lainnya (Philipus M. Hadjon, 1987: 25). Menurut Philipus M. Hadjon, bahwa sarana perlindungan Hukum ada dua macam, yaitu (Philipus M. Hadjon, 1987: 3): a. Sarana Perlindungan Hukum Preventif Pada perlindungan hukum preventif subyek hukum mempunyai kesempatan untuk mengajukan keberatan atau pendapatnya sebelum ada suatu keputusan. Tujuan perlindungan preventif adalah mencegah terjadinya sengketa. b. Sarana Perlindungan Hukum Represif Perlindungan hukum represif bertujuan untuk menyelesaikan sengketa. Prinsip perlindungan hukum terhadap tindakan pemerintah bersumber dari konsep tentang pengakuan dan perlindungan terhadap hakhak asasi manusia. Prinsip kedua yang mendasari perlindungan hukum terhadap tindak pemerintahan adalah prinsip negara hukum. Berdasarkan sarana perlindungan hukum preventif dan represif, tata tertib asrama mahasiswa, aturan yang terdapat pada surat pernyataan serta keterangan yang ada dari pengelola, perlindungan hukum bagi penyewa atau penghuni asrama mahasiswa UNS dapat dibedakan sebagai berikut: Perlindungan Hukum Preventif Perlindungan Hukum Represif mahasiswa dapat memilih apakah Pengelola commit to user memberikan peringatan perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 58 akan mengadakan perjanjian atau atau somasi terlebih dahulu kepada tidak penghuni atau pihak penyewa Penghuni atau pihak penyewa Apabila terjadi pelanggaran atau diberikan kesempatan selama satu sengketa antara subyek hukum, yaitu bulan penuh setelah mengadakan penghuni dan pengelola maka dapat perjanjian apabila memberikan terjadi kerusakan komplain diselesaikan melalui negosiasi barang dalam kamar B. Dekonstruksi Perjanjian Sewa-Menyewa Kamar Asrama Mahasiswa UNS berdasarkan KUHPerdata Pengertian perjanjian dalam Pasal 1313 menurut Abdulkadir Muhammad mencakup ruang lingkup yang terlalu luas sehingga meliputi pula perjanjian perkawinan dalam hukum keluarga, sedangkan dalam buku III KUHPerdata sebenarnya hanya meliputi pengaturan perjanjian kebendaan. Menurut Abdulkadir Muhammad perjanjian adalah persetujuan dengan mana dua pihak atau lebih saling mengikatkan diri untuk melaksanakan suatu hal yang bersifat kebendaan di bidang harta kekayaan (Abdulkadir Muhamad, 2010: 290). Dapat diketahui dari pengertian perjanjian menurut Abdulkadir Muhammad bahwa adanya para pihak yang saling mengikatkan diri satu sama lain, bukan hanya satu pihak saja yang mengikatkan diri pada pihak lain seperti yang diatur dalam Pasal 1313 KUHPerdata. Sehingga, perjanjian tercipta saat kedua belah pihak saling memberikan kata sepakat pada apa yang diperjannjikan. Perjanjian sewa-menyewa asrama mahasiswa UNS dilakukan suatu dekonstruksi, dimana sebelumnya hanya secara lisan dengan diberi bukti kwitansi, sekarang ditambah dengan pendaftaran online dan surat pernyataan bermaterai yang berisi peraturan dan sanksi. Surat pernyataan bermaterai yang berisi peraturan dan sanksi menjadi bukti adanya suatu aturan hukum dalam bentuk tertulis. Perjanjian sewa kamar asrama mahasiswa tetap berbentuk lisan hanya ditambah dengan surat pernyataan, namun surat pernyataan pada hakikatnya memiliki fungsi untuk menyatakan kebenaran suatu hal disertai commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 59 pertanggung jawaban atas pernyataan tersebut (www.bappeda.banjarmasinkota.go.id). Langkah pengelola asrama membentuk aturan menjadi tertulis merupakan langkah yang baik, namun lebih baik lagi apabila perjanjian lisan diwujudkan dalam perjanjian tertulis dengan tanda tangan keduabelah pihak untuk menjamin perlindungan hukum para pihak. Hukum tertulis menjadi ciri dari hukum modern dalam masyarakat yang berkembang dan hubungan antar manusia yang lebih kompleks, sehingga tidak dapat hanya mengandalkan pengaturan tradisi, kebiasaan, kepercayaan atau budaya ingatan (Satjipto Rahardjo, 2000: 72). Menurut Satjipto Rahardjo (2000: 72) kelebihan hukum dalam bentuk tertulis, yaitu: a. apa yang diatur mudah diketahui orang. b. setiap orang mendapatkan jalan masuk yang sama ke dalam hukum, kecuali buta huruf. c. pengetahuan orang mengenai hukum dapat dicocokkan kembali dengan yang telah tertulis, sehingga mengurangi ketidakpastian. d. tertulis memberikan kemudahan untuk keperluan pengembangan pengaturan hukum, apabila ingin membuat peraturan yang baru. Langkah asrama mahasiswa UNS memberikan aturan secara tertulis merupakan langkah yang baik demi menjamin kepastian hukum para pihak. Namun, perubahan hukum tidak tertulis menjadi hukum dalam bentuk tertulis tidak dapat dijadikan tolok ukur kualitas keadilan. Selain itu, hukum tertulis tidak menghilangkan berlakunya hukum tidak tertulis, seperti tradisi, kebiasaan atau praktik-praktik tertentu (Satjipto Rahardjo, 2000: 72). Aturan dalam surat pernyataan selanjutnya akan dibahas secara rinci berdasarkan KUHPerdata, Perda kota Surakarta tentang Penyelenggaraan Usaha Pemondokan sebagai penjabaran mengenai kamar sebagai tempat tinggal sementara khususnya di kota Surakarta. a. Aturan pertama yaitu Penghuni adalah mahasiswa UNS harus berstatus belum lulus dan sanksi pelanggaran aturan ini yaitu tidak boleh menjadi penghuni. Aturan ini menjadi penegasan asas kebebasan berkontrak bagi asrama mahasiswa UNS. Dalam aturan ini terdapat permasalahan mengenai commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 60 salah satu subyek hukum, yaitu pihak penyewa, mengenai kurang ditegaskannya arti lulus di dalam ketentuan ini. Berdasarkan wawancara, pengelola memberikan keterangan bahwa yang dimaksud lulus adalah setelah wisuda. Dalam Surat Keputusan (SK) Rektor nomor 644/UN27/HK/2015 tentang Penyelenggaraan dan Pengelolaan Pendidikan Program Sarjana Universitas Sebelas Maret. Pengaturan mengenai kelulusan di UNS terdapat dalam Pasal 18 ayat (1) dan (2) SK Rektor nomor 644/UN27/HK/2015 tentang Penyelenggaraan dan Pengelolaan Pendidikan Program Sarjana Universitas Sebelas Maret yang mengatur bahwa (1) mahasiswa dinyatakan telah menyelesaikan pendidikan program sarjana apabila mahasiswa yang bersangkutan telah menempuh seluruh beban belajar yang ditetapkan dan memiliki capaian pembelajaran lulusan yang ditargetkan oleh program studi dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) sama dengan atau lebih besar daripada 2,0 (dua koma nol). (2) tanggal penyelesaian pendidikan program sarjana atau lulus kuliah program sarjana sebagaimana dinyatakan pada ayat (1) adalah tanggal saat kepala program studi membubuhkan tanda tangan pengesahan saat skripsi atau tugas akhir mahasiswa yang bersangkutan. Jarak waktu antara pengesahan skripsi dan wisuda cukup signifikan, dikarenakan kuota wisuda yang terbatas sehingga tak jarang para mahasiswa harus menunggu lama sampai jadwal wisuda berikutnya karena kehabisan kuota. Hal tersebut dapat menyebabkan beberapa mahasiswa yang telah mendapat gelar kesarjanaan, namun tidak dapat mengikuti wisuda karena sesuatu hal, seperti telah mendapatkan pekerjaan yang lokasinya jauh dari kampus. Sedangkan, dalam Pasal 20 ayat (1) SK Rektor nomor menyelesaikan pendidikan program sarjana diwajibkan mengikuti wisuda sebaiknya ada penegasan agar tidak terdapat pengartian yang berbeda oleh pihak penyewa. b. Aturan yang kedua pada surat pernyataan yaitu penghuni harus memiliki kartu penghuni yang dicetak oleh asrama mahasiswa UNS. Sanksi dari pelanggaran peraturan ini yaitu tidak boleh menjadi penghuni dan masuk commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 61 lingkungan asrama mahasiswa UNS. Kartu penghuni didapatkan setelah proses pendaftaran online dan telah memenuhi semua syarat atau telah dinyatakan clear oleh pengelola. Dalam ketentuan ini penghuni yang tidak memiliki kartu penghuni yang dicetak oleh asrama mahasiswa UNS tidak boleh menjadi penghuni dan masuk lingkungan asrama mahasiswa UNS menimbulkan suatu pertanyaan. Apakah setelah clear mendaftar online penghuni baru langsung mendapatkan kartu penghuni. Terdapat proses mencetak kartu penghuni yang membutuhkan waktu, sehingga penghuni baru tidak langsung mendapatkan kartu penghuni. Pertanyaan selanjutnya apakah penyewa baru yang belum memiliki kartu penghuni tidak boleh menjadi penghuni dan masuk lingkungan asrama mahasiswa UNS. Pertanyaan lain yang muncul yaitu bagaimana apabila kartu penghuni yang telah dimiliki tertinggal atau hilang, apakah pernyewa juga tidak boleh menjadi penghuni dan masuk ke lingkungan asrama mahasiswa UNS. Oleh karena itu, sebaiknya pada aturan ini terdapat penyelesaian atau tindakan alternatif seperti dapat ditoleransi dengan surat keterangan atau surat penghuni sementara yang diberikan oleh pengelola. Hal ini berdasarkan Pasal 1550 KUHPerdata yang mengatur bahwa: Pihak yang menyewakan karena sifat persetujuan dan tanpa perlu adanya suatu janji, wajib untuk: 1. meyerahkan barang yang disewakan kepada penyewa; 2. memelihara barang itu sedemikian rupa sehingga dapat dipakai untuk keperluan yang dimaksud; 3. memberikan hak kepada penyewa untuk menikmati barang yang disediakan itu dengan tenteram selama berlangsungnya sewa. Dalam Pasal 14 huruf a Perda Kota Surakarta tentang Penyelenggaraan memakai ruang, rumah dan fasilitas lain yang diberikan oleh penyelenggara c. Aturan ketiga dalam surat pernyataan yaitu tamu penghuni asrama harus lapor security (Satpam) untuk mengisi buku tamu dan keperluan serta membawa kartu tamu. Sanksi dari pelanggaran peraturan ini yaitu tamu dikeluarkan. Aturan ini mempertegas Pasal 13 huruf b Perda Kota Surakarta commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 62 tentang Penyelenggaraan Usaha Pemondokan yang mengatur bahwa "Penyelenggara rumah kos berhak memberikan izin kepada penghuni kos Kota Surakarta tentang Penyelenggaraan Usaha Pemondokan yang point ketiga surat pernyataan ini, izin dilakukan dengan cara menemui satpam sebagai wakil pengelola yang telah diberi kewenangan dalam bidang keamanan, mengisi buku tamu dan membawa kartu tamu. Hal ini mengandung konsekuensi bahwa asrama mahasiswa UNS menyediakan kartu penghuni dalam jumlah banyak, selain itu security atau satpam yang bertugas selalu siap sedia menerima tamu penghuni yang berjumlah puluhan hingga ratusan setiap harinya. Namun, satpam yang bertugas setiap shiftnya hanya berjumlah 2 (dua) orang, sehingga tidak sebanding dengan perkiraan tamu penghuni. Selain itu, prosedur pemberian kartu tamu belum dijelaskan apakah memerlukan bukti bahwa tamu tersebut merupakan tamu penghuni penghuni dengan cara penghuni harus menjemput tamunya, atau tamu yang ingin masuk mengunjungi penghuni harus meninggalkan kartu identitas saja. d. Aturan keempat dalam surat pernyataan yaitu batas waktu kunjungan tamu adalah jam 21.00 kecuali untuk hari Sabtu sampai dengan jam 22.00. Sanksi dari pelanggaran peraturan ini yaitu tamu dikeluarkan. Aturan ini merupakan adaptasi atau diambil dari point 11 tata tertib asrama mahasiswa UNS yang terlebih dahulu dibuat. Aturan jam kunjungan yang dimiliki oleh asrama mahasiswa UNS hampir sama dengan aturan jam kunjungan rumah kos lain di sekitar kawasan kampus UNS. Selain aturan ini, terdapat aturan lain yang tertempel di gerbang keamanan dan ketertiban di lingkungan asrama maka tepat pukul 24.00 WIB pintu gerbang asrama akan di kunci, dan dibuka jam 04.30 WIB, juka masih disimpulkan bahwa, untuk kunjungan tamu terdapat pembatasan sampai pukul 21.00 WIB saat weekday dan khusus weekend pukul 22.00 WIB, commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 63 namun jam buka tutup gerbang atau jam keluar asrama untuk penghuni dibatasi dari jam 04.30 WIB sampai pukul 24.00 WIB dan terdapat toleransi apabila ada keperluan di luar jam tersebut dengan cara izin melalui satpam. Dari wawancara yang dilakukan oleh penulis dengan pengelola, pengaturan ini telah diterima pula oleh warga sekitar asrama mahasiswa UNS. e. Aturan yang kelima dalam surat pernyataan yaitu selain penghuni tidak boleh menginap, jika tamu dan keluarga ingin menginap harus lapor kepada satpam. Sanksi dari pelanggaran peraturan ini yaitu tamu dikeluarkan. Keluarga dalam aturan ini tidak dibatasi sampai derajat keberapa atau sejauh apa, sedangkan pengertian tamu adalah diluar keluarga. Tamu dan keluarga yang ingin menginap memberitahukan kepada satpam dan memberikan identitas, yang nantinya akan dibawa oleh pengelola. Terdapat batasan waktu menginap yaitu maksimal 1x24 jam, apabila lebih dari itu maka harus dengan alasan yang jelas. f. Aturan keenam yaitu Tidak boleh membawa teman (lawan jenis) ke dalam kamar, sanksi dari pelanggaran peraturan ini yaitu penghuni dan tamu lawan jenis dikeluarkan. Pengaturan ini sangat baik untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan atau penyalahgunaan asrama mahasiswa UNS oleh penghuni. Selain itu, aturan ini menegaskan Pasal 1339 KUHPerdata bahwa -hal yang dengan tegas dinyatakan di dalamnya, namun juga untuk segala sesuatu yang menurut sifat perjanjian diharuskan oleh kepatutan, kebiasaan atau undangLarangan membawa teman lawan jenis ke dalam kamar mengikat sebagai kepatutan dan kebiasaan, karena berhubungan dengan ketertiban umum di masyarakat (Lola Riana Permata Sari, 2015: 8). Aturan ini juga sesuai dengan ketentuan dengan Pasal 1561 KUHPerdata yang mengatur bahwa jika penyewa memakai barang yang disewa untuk keperluan lain yang menjadi tujuannya dan menimbulkan kerugian bagi pihak yang menyewakan maka pihak ini dapat meminta pembatalan sewa. g. Aturan yang ketujuh dalam surat pernyataan yaitu lama menghuni maksimal 2 (dua) tahun (status belum lulus) sejak tanggal surat pernyataan ini commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 64 dikeluarkan, sanksi dari pelanggaran peraturan ini yaitu penghuni dikeluarkan. Dalam peraturan ini ditentukan lama menghuni maksimal 2 (dua) tahun, sedangkan dalam Pasal 10 ayat (1) SK Rektor 664/UN27/HK/2015 mengatur bahwa masa studi bagi program sarjana adalah 4 (empat) sampai 5 (lima) tahun. Setiap penghuni yang telah berakhir masa sewanya tidak akan dapat memperpanjang kembali, dan harus mencari rumah kos yang lain. Hal ini dikarenakan pengalaman pengelola menghadapi penghuni yang lama dan terlalu nyaman menempati asrama bersikap tidak tertib, selain itu dikarenakan untuk pemerataan bagi mahasiswa UNS yang ingin menggunakan fasilitas asrama mahasiswa yang memiliki jumlah terbatas. h. Aturan kedelapan dalam surat pernyataan yaitu pembayaran uang sewa dilakukan dimuka dan tanggal pembayaran berikutnya sesuai tanggal tercatat sebagai penghuni, sanksi dari pelanggaran peraturan ini yaitu teguran dan peringatan, apabila menerima peringatan 2x (dua kali) maka penghuni otomatis dikeluarkan. Hal ini merupakan kewajiban utama penyewa yang telah diatur pula dalam Pasal 1560 ayat (2) KUHPerdata bahwa penyewa wajib membayar sewa pada waktu yang telah ditentukan. Pasal 13 huruf d Perda Kota Surakarta tentang Penyelenggaraan Usaha penghuni rumah pemberian prestasi dari penghuni atau penyewa kepada pengelola asrama mahasiswa UNS selaku penyelenggara rumah kos. Namun, sanksi yang berupa peringatan sebanyak 2 (dua) kali penghuni dikeluarkan, selang waktu antara peringatan pertama dan kedua tidak pasti. Hal tersebut dilihat dari latar belakang ekonomi penghuni, apabila membutuhkan tambahan waktu lebih akan diberikan oleh pengelola setelah mahasiswa menyatakan benarbenar sanggup membayar. Selain itu, seperti dijelaskan sebelumnya mengenai sanksi dikeluarkan, harus mendapatkan persetujuan kedua belah pihak karena menjadi satu kesatuan dengan adanya pembatalan perjanjian. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 65 i. Aturan kesembilan dalam surat pernyataan yaitu pembayaran harus dilakukan tertib tiap bulan, jika terlambat harus mengkonfirmasi kepada pengelola asrama apabila terjadi keterlambatan selama 2 (dua) bulan akan dikenai sanksi (penghuni dikeluarkan) kecuali ada pemberitahuan sebelumnya kepada pengelola asrama mahasiswa UNS. Aturan ini juga menegaskan tata cara pemberian prestasi yang harus diberikan oleh penyewa atau penghuni kepada pengelola asrama mahasiswa UNS. Aturan ini dapat dijadikan satu dengan pengaturan sebelumnya, yaitu aturan nomer 8 (delapan) dalam surat pernyataan. Hal tersebut dapat dilakukan karena substansi atau isi dalam aturan ini hampir sama dengan yang sebelumnya. Pembayaran merupakan kewajiban utama penyewa, aturan ini telah sesuai dengan ketentuan Pasal 1560 ayat (2) KUHPerdata bahwa penyewa wajib membayar sewa pada waktu yang telah ditentukan. j. Aturan yang kesepuluh yaitu penghuni tidak boleh membawa hewan (jenis apapun) ke dalam kamar kecuali ikan hias, apabila melanggar akan mendapatkan sanksi peringatan untuk mengeluarkan hewan, namun apabila telah menerima peringatan 2x (dua kali) maka penghuni dikeluarkan. Aturan ini menurut penulis lebih mengarah pada jaminan kebersihan dan kenyamanan yang diberikan oleh asrama mahasiswa UNS kepada penghuni dan supaya salah satu penghuni tidak mengusik kenyamanan penghuni lain. Ikan hias menjadi alternatif penghuni yang ingin memelihara hewan. Selain tidak mengganggu, tempat yang dibutuhkan adalah di dalam tangki akuarium sehingga tidak terlalu menyebabkan masalah kebersihan. Mengenai sanksi yang diawali dengan peringatan sangat baik, dimana dengan adanya peringatan tersebut penghuni mempunyai waktu untuk merencanakan tindakan yang akan dilakukan pada hewan peliharaan penghuni selanjutnya. k. Aturan yang ke sebelas dalam surat pernyataan yaitu penghuni wajib untuk menjaga kebersihan kamar, kamar mandi dalam kamar atau komunal di masing-masing lantai ruang kamar dan lingkungan asrama mahasiswa UNS, sanksi dari pelanggaran peraturan ini yaitu peringatan atau diberi sanksi commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 66 terberat sesuai kesepakatan. Aturan ini merupakan pengembangan dari aturan nomer 1 (satu) dalam tata tertib asrama mahasiswa, yang mengatur bahwa setiap penghuni wajib menjaga ketertiban dan kebersihan di ingkungan asrama mahasiswa. Menjaga kebersihan merupakan hal yang harus dilakukan secara individu ataupun bersama demi kenyaman semua penghuni. Namun, sayangnya masalah kebocoran air dari kamar atas menyebabkan asrama memiliki genangan air di beberapa tempat. l. Aturan keduabelas dalam surat pernyataan yaitu penghuni tidak boleh berpolitik praktis, sanksi dari pelanggaran peraturan ini yaitu peringatan, apabila telah menerima peringatan 2x (dua kali) maka penghuni otomatis dikeluarkan. Aturan ini diadaptasi dari tata tertib point delapan, ditambah dengan adanya sanksi. Penghuni dilarang menyelenggarakan praktik politik, seperti pertemuan atau rapat partai politik di asrama mahasiswa UNS. Aturan ini sangat baik untuk menjaga netralitas asrama mahasiswa UNS pada pemilihan umum. Aturan ini juga sesuai dengan Pasal 1561 KUHPerdata yang mengatur bahwa jika penyewa memakai barang yang disewa untuk keperluan lain yang menjadi tujuannya dan menimbulkan kerugian bagi pihak yang menyewakan maka pihak ini dapat meminta pembatalan sewa. m. Aturan ketigabelas dalam surat pernyataan yaitu peserta tidak boleh memindah, membawa, atau merusak fasilitas yang ada di dalam kamar dan sekitar asrama, sanksi dari pelanggaran peraturan ini yaitu mengembalikan dan atau mengganti kerusakan. Dalam aturan ini menggunakan istilah peserta, bukan penghuni, seperti pada aturan di atasnya. Aturan ini diadaptasi dari aturan tata tertib mahasiswa UNS point 10 dan point 14, hanya ditambah dengan sanksi. Aturan ini juga sesuai dengan pengaturan kerusakan yang ditimbulkan pada barang yang disewakan selama waktu sewa, kecuali jika ia membuktikan bahwa kerusakan itu terjadi di luar commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 67 bahwa penyewa juga bertanggung jawab atas kerusakan yang ditimbulkan pada barang sewa oleh temannya atau yang mengambil alih sewanya. n. Aturan keempatbelas dalam surat pernyataan yaitu penghuni tidak boleh melakukan tindakan yang mengarah kepada Suku, Agama dan Ras (SARA), sanksi dari pelanggaran peraturan ini yaitu peringatan, apabila telah menerima peringatan 2x (dua kali) penghuni otomatis dikeluarkan. Aturan ini merupakanadaptasi dari point ketujuh tata tertib asrama mahasiswa UNS ditambah dengan adanya sanksi. o. Aturan kelimabelas dalam surat pernyataan yaitu penghuni dilarang keras membawa dan atau menggunakan/ mengkonsumsi minuman keras dan narkoba, sanksi dari pelanggaran peraturan ini yaitu penghuni dikeluarkan. Tindakan yang diatur ini merupakan perbuatan melawan hukum, yang memiliki arti secara sempit yaitu, melanggar undang-undang. Kemudian Mahkamah Agung dalam putusannya yang terkenal dengan sebutan Arrest Cohen-Lindenbaum (1919) memperluas pengertian perbuatan melawan hukum meliputi melanggar hak subjektif orang lain, bertentangan dengan kewajiban hukum pelaku, bartentangan dengan kesusilaan dan bertentangan dengan sikap kehati-hatian yang sepatutnya dalam masyarakat (Djaja S. Meliala, 2014: 189-190). KUHPerdata belum mengatur mengenai pengertian perbuatan melawan hukum, hanya menyinggung mengenai ganti rugi karena perbuatan melawan hukum dalam Pasal 1365 KUHPerdata yang mengatur bahwa perbuatan melawan hukum yang menimbulkan kerugian pada orang lain, mewajibkan orang yang menimbulkan kerugian itu karena kesalahannya mengganti kerugian tersebut. Menurut penulis, aturan ini sudah tepat, karena suatu perbuatan melawan hukum tidak dapat ditolerir karena akan memberikan catatan buruk pada asrama mahasiswa UNS. p. Aturan ke enambelas dalam surat pernyataan yaitu penghuni dilarang membawa senjata api dan senjata tajam yang dapat mengancam keselamatan diri sendiri dan atau orang lain, sanksi dari pelanggaran peraturan ini yaitu peringatan, apabila telah menerima peringatan 2x (dua kali) penghuni otomatis dikeluarkan. Senjata tajam dalam peraturan ini perlu dibatasi commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 68 jenisnya dan pengecualian atau pembatasan, seperti pisau dapur, gunting, cutter yang biasa digunakan sehari-hari. Aturan ini sangat baik, dikarenakan bertujuan melindungi keselamatam seluruh penghuni asrama. Hal ini juga merupakan upaya pencegahan adanya perbuatan melawan hukum, yaitu kepemilikan senjata api illegal. q. Aturan ketujuhbelas yaitu penghuni dilarang keras melakukan tindakan asusila, berjudi, dan kejahatan/ kriminal (mencuri, merampok, dan lainlain), sanksi dari pelanggaran peraturan ini yaitu penghuni dikeluarkan. Aturan ini sangat baik bagi pembentukan karakter penghuni, sama seperti aturan kelimabelas, tindakan yang diatur tersebut termasuk perbuatan melawan hukum, sehingga tidak dapat ditolelir. Penjabaran diatas dapat ditarik suatu kesimpulan mengenai aturan yang sesuai dan aturan yang tidak sesuai dengan KUHPerdata, sebagai berikut: Aturan dalam Aturan di asrama KUHPerdata mahasiswa UNS Pasal 1266 KUHPerdata Bentuk surat pernyataan yang mengatur bahwa bukan merupakan Keterangan Belum sesuai perjanjian timbal balik, selalu dicantumkan sehingga adanya syarat dalam perjanjian timbal batal kurang tepat Pasal 1550 KUHPerdata Aturan ke-2 dalam surat Belum sesuai Pasal 14 huruf a Perda pernyataan Kota Surakarta tentang Penyelenggaraan Usaha Pemondokan Pasal 13 huruf b Perda Aturan ke-3 dalam surat Kota Surakarta tentang pernyataan Sesuai Penyelenggaraan Usaha Pemondokan Pasal 1339 KUHPerdata Aturan ke-6 dalam surat Sesuai commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 69 Pasal 1561 KUHPerdata pernyataan Pasal 1560 ayat (2) KUHPerdata Pasal 13 huruf d Perda Kota Surakarta tentang Penyelenggaraan Usaha Pemondokan Pasal 1561 KUHPerdata Aturan ke-8 dan ke-9 Sesuai dalam surat pernyataan Tata tertib point 7 Aturan ke-12 Sesuai Tata tertib point 8 Pasal 1564 KUHPerdata Aturan ke- 13 Sesuai Pasal 1566 KUHPerdata Tata tertib point 10 dan point 14 Perbuatan melawan Aturan ke-15, ke-16 dan Sesuai hukum ke-17 dalam surat pernyataan Sutan Remi Sjahdeini (1993: 47) berpendapat bahwa Perjanjian juga mencakup kebebasan untuk menerima atau menyimpangi ketentuan undang-undang yang bersifat opsional (aanvullend, optional). Namun, penyimpangan tersebut harus disertai dengan persetujuan kedua belah pihak dan memperhatikan asas hukum perjanjian, syarat sahnya perjanjian dan perlindungan hukum para pihak. Kesesuaian dengan kebijakan internal universitas juga perlu diperhatikan. Aturan dalam asrama mahasiswa ditinjau dari dengan SK Rektor nomor 644/UN27/HK/2015 tentang Penyelenggaraan dan Pengelolaan Pendidikan Program Sarjana, sebagai berikut: Aturan SK Rektor Aturan di asrama nomor mahasiswa UNS Keterangan 664/UN27/HK/2015 Pasal 18 ayat (1) dan Aturan ke-1 dalam surat Kurang dipertegas Pasal 18 ayat (2) serta pernyataan Pasal 20 ayat (1) Rektor SK nomor commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 70 644/UN27/HK/2015 tentang Penyelenggaraan dan Pengelolaan Pendidikan Program Sarjana Pasal 10 ayat (1) SK Aturan ke-7 dalam surat Kurang sesuai, namun Rektor pernyataan 664/UN27/HK/2015 pengelola batasan memberikan atas dasar pengalaman dan tingkah laku (act) mahasiswa penghuni sebelumnya. Dekonstruksi perjanjian sewa menyewa UNS juga harus memenuhi syarat konstruksi hukum, walaupun aturan tersebut hanya dalam ruang lingkup kecil, yaitu asrama Mahasiswa UNS. Dekonstruksi adalah upaya membongkar dan membangun kembali yang baru sesuai dengan pergerakan zaman (Akhyar Yusuf Lubis, 2006: 14). dalam melakukan dekonstruksi juga harus diperhatikan syarat konstruksi hukum dari scholten. konstruksi dalam bidang hukum menurut scholten harus memberikan perhatian terhadap adanya tiga syarat yaitu konstruksi harus mampu meliputi seluruh bidang hukum positif yang bersangkutan, tidak boleh ada pertentangan logis didalamnya, konstruksi hendaknya memenuhi syarat keindahan dan bukan sesuatu yang dibuat-buat serta hendaknya memberikan gambaran yang jelas dan sederhana (Satjipto Rahardjo, 2000: 103-104). Adapun dekonstruksi perjanjian sewa menyewa asrama mahasiswa UNS dilihat dari teori konstruksi hukum Scholten, yaitu: a. Konstruksi harus mampu meliputi seluruh bidang hukum positif yang bersangkutan. Dekonstruksi dalam perjanjian sewa menyewa kamar di asrama mahasiswa UNS telah meliputi hukum positif yang bersangkutan, baik Undang-Undang Dasar Negara Indonesia, buku III KUHPerdata, Perda Kota Surakarta tentang Penyelenggaraan Usaha Pemondokan, dan SK Rektor Nomor commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 71 664/UN27/HK/2015. Namun surat pernyataan yang mencakup syarat batal sebaiknya dibentuk menjadi perjanjian, dengan persetujuan kedua belah pihak. Selain itu hak penghuni dan kewajiban pengelola perlu dipertegas. b. Tidak boleh ada pertentangan logis didalamnya. Perjanjian sewa-menyewa kamar di asrama mahasiswa UNS tidak ada pertentangan logis ataupun pengaturan yang saling bertentangan. Hanya dalam tata tertib penghuni asrama mahasiswa UNS ada aturan yang tidak sesuai kondisi saat ini. Pengaturan yang baru dibuat dalam surat pernyataan oleh pengelola telah dipikirkan secara matang bagi fungsi pelayanan dan character building bagi penghuni asrama mahasiswa UNS. Selain itu, terdapat beberapa aturan yang kurang penjelasan yang dapat memberikan pengertian berbeda-beda. c. Konstruksi hendaknya memenuhi syarat keindahan. Artinya, bukan sesuatu yang dibuat-buat, hendaknya memberikan gambaran yang jelas dan sederhana. Aturan yang ada dalam surat pernyataan sebagian merupakan adaptasi dari tata tertib yang telah ada tahun 2011 dan terdapat tambahan beberapa klausula yang disesuaikan dengan kondisi saat ini. Mengenai sanksi yang berat, bertujuan untuk membentuk karakter dan menimbulkan efek jera bagi penghuni yang melanggar aturan. Pengaturan yang belum sesuai yaitu bentuk dari surat pernyataan yang mencantumkan syarat batal, selain itu aturan kedua dalam surat pernyataan belum sesuai serta aturan pertama yang kurang dipertegas. Pasal 1265 KUHPerdata mengatur bahwa syarat batal adalah syarat yang bila dipenuhi akan menghapuskan perjanjian dan membawa segala sesuatu pada semula, seolah tidak ada perjanjian. Berdasarkan Pasal 1266 KUHPerdata yang alam perjanjian timbal balik..., pengaturan yang mencantumkan syarat batal, sebaiknya dibentuk menjadi perjanjian dengan tanda tangan kedua belah pihak. Sanksi dalam aturan kedua dalam surat pernyataan kurang tepat, karena menghalangi hak penghuni untuk menikmati barang yang disewa. Aturan kedua ini dapat di commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 72 berikan suatu toleransi atau alternatif seperti membuat kartu sementara. Aturan pertama perlu ditegaskan kembali mengenai arti lulus sehingga tidak menimbulkan pertentangan logis di dalamnya. commit to user