PENGETAHUAN GIZI, KELUHAN KESEHATAN, KONDISI PSIKOLOGIS, DAN POLA PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI) IBU POSTPARTUM ARMINA PUJI UTARI DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 PENGETAHUAN GIZI, KELUHAN KESEHATAN, KONDISI PSIKOLOGIS, DAN POLA PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI) IBU POSTPARTUM ARMINA PUJI UTARI Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Gizi dari Program Studi Ilmu Gizi pada Departemen Gizi Masyarakat DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 Judul Skripsi : Pengetahuan Gizi, Keluhan Kesehatan, Kondisi Psikologis, dan Pola Pemberian Air Susu Ibu (ASI) Ibu Postpartum Nama : Armina Puji Utari NIM : I14090014 Disetujui oleh Dr. Katrin Roosita, SP, M.Si Dosen Pembimbing I Prof.drh.M.Rizal M.Damanik, MRepSc, PhD Dosen Pembimbing II Diketahui oleh Dr. Rimbawan Ketua Departemen Tanggal Lulus : Judul Skripsi : Pengetahuan Gizi, Keluhan Kesehatan, Kondisi Psikologis, dan Pola Pemberian Air Susu Ibu (ASI) Ibu Postpartum . : Armina Puji Utari Nama NIM : 114090014 Disetujui oleh ---- CP~C Dr. Katrin Roosita, SP, M.Si Dosen Pembimbing I DJ ketahui oIeh Dr. Rimbawan Ketua Departemen TanggaI Lulus ---­ Prof.drh.M.Rizal M.Damanik, MRepSc, PhD Dosen Pembimbing II PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA* Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengetahuan Gizi, Keluhan Kesehatan, Kondisi Psikologis, dan Pola Pemberian Air Susu Ibu (ASI) Ibu Postpartum adalah benar karya saya dengan arahan dari dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun stidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Maret 2014 Armina Puji Utari NIM I14090014 ____________________________ *Pelimpahan hak cipta atas karya tulis dari penelitian kerja sama dengan pihak luar IPB harus didasarkan pada perjanjian kerja sama yang terkait. iii ABSTRAK ARMINA PUJI UTARI. Pengetahuan Gizi, Keluhan Kesehatan, Kondisi Psikologis, dan Pola Pemberian Air Susu Ibu (ASI) Ibu Postpartum. Dibimbing oleh KATRIN ROOSITA dan M. RIZAL DAMANIK. Periode postpartum merupakan periode pemulihan setelah proses melahirkan dengan salah satu karakteristik proses pemberian ASI. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan gizi, status kesehatan, kondisi psikologis serta kaitannya dengan pola pemberian ASI ibu postpartum. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study dengan metode wawancara yang dilakukan di lima desa di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, pada bulan April hingga Mei 2013. Contoh penelitian adalah 30 ibu postpartum dengan kriteria inklusi, usia kelahiran bayi 10-40 hari dan bukan persalinan pertama, bersedia menjadi responden, dan dapat berkomunikasi dengan baik. Ibu postpartum sebagian besar memiliki tingkat pengetahuan gizi (60%) dan keluhan kesehatan ibu postpartum (66.7%) tergolong rendah serta mengalami depresi (56.7%). Pengetahuan gizi tentang definisi ASI yang semakin baik pada ibu postpartum cenderung berkorelasi dengan pemberian ASI eksklusif yang baik. Sebaliknya, semakin rendah keluhan kesehatan ibu postpartum ,cenderung berkorelasi dengan pola pemberian ASI yang semakin baik. Kata Kunci: Pengetahuan gizi, keluhan kesehatan, psikologis, ASI, ibu postpartum ABSTRACT ARMINA PUJI UTARI. Nutritional Knowledge, Health Complaints, Psychological Condition, and Breast feeding Patterns on Postpartum Mothers. Supervised by KATRIN ROOSITA and M. RIZAL M. DAMANIK. Postpartum period is restoration period after childbirth with one of characteristics is the process of breastfeeding. This study was aimed to assess of nutritional knowledge, health complaints, psychological conditions, and their association with breastfeeding pattern on postpartum mother. A cross sectional study design and interview method was conducted in five rural areas in Dramaga Subdistrict, Bogor District, during the period of April to May 2013. Sample included in this study were 30 postpartum mothers who met inclusion criteria sample is the age of a baby 10−40 days and baby was not a first childbirth, she will be the respondent through the informed consent agreement, and be able communicate. The mayority postpartum mother had level of nutritional knowledge (60%) and health complaints (66.7%) were classified in low, and they have depression (56.7%). The nutritional knowledge of exclusive breastfeeding tends to correlate (r=0.126, p=0.508) exclusive breastfeeding practice. Meanwhile, lower health complaint tends to correlate with better breastfeeding practices. Keywords: Nutritional knowledge, health complaints, psychological, breastfeeding, postpartum mother PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan dari Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor. Tema yang dipilih untuk skripsi ini adalah gizi dan kesehatan ibu postpartum pada masa menyusui yang diberi judul “Pengetahuan Gizi, Keluhan Kesehatan, Kondisi Psikologis, dan Pola Pemberian Air Susu Ibu (ASI) Ibu Postpartum”. Penulis mengucapkan terimakasih kepada Dr. Katrin Roosita, SP, M.Si selaku dosen pembimbing I dan Prof. Dr. M.Rizal M.Damanik, MRepSc, PhD selaku dosen pembimbing II sekaligus pembimbing akademik yang telah dengan sabar membimbing penulis selama proses penyelesaian skripsi ini. Terima kasih juga penulis sampaikan kepada Dr. Ir. Budi Setiawan, MS yang telah bersedia menjadi dosen pemandu dan penguji yang telah banyak memberikan masukan dalam penyempurnaan skripsi ini. Terima kasih kepada pihak Puskesmas Kecamatan Dramaga, bidan desa, dan seluruh responden yang berpasrtisipasi pada penelitian ini, serta teman-teman seperjuangan, Masruroh dan Bibi atas bantuan dan dukungannya selama ini. Terima kasih kepada Ilya, Yeni, Hafid, dan Kadek yang telah bersedia menjadi pembahas dalam seminar hasil penelitian penulis. Terima kasih kepada Coconut GM 46 atas kebersamaan selama ini. Terima kasih kepada teman-teman Edukasi Gizi, Septian, Rieska, Novi, Teguh, Mbak Dati, Desi, Agatha, Grevi, Niken, atas dukungan dan motivasinya. Terima kasih kepada teman-teman FEMA, Forum Alumni SMA 3 Depok (Riska, Fauzia, Kak Dany, Maya, Ibnu, Rico, Fazar), dan teman-temang lingkaran yang telah memberikan dukungannya. Penulis mengucapkan terimakasih kepada kedua orang tua dan keluarga yang senantiasa memberikan dukungan moral dan material serta doa kepada penulis selama masa studi S1 di IPB.Terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, atas segala doa, dukungan, motivasi, dan bantuan yang telah diberikan selama ini. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan dan pelaksanaan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis dengan terbuka menerima saran dan kritik berkaitan dengan penulisan skripsi ini. Atas bantuan yang diberikan, penulis mengucapkan terima kasih. Bogor, Maret 2014 Armina Puji Utari v DAFTAR ISI PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian KERANGKA PEMIKIRAN METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data Pengolahan dan Analisis Data Definisi Operasional HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Contoh Pengetahuan Gizi Keluhan Kesehatan Ibu Postpartum Kondisi Psikologis Postpartum Pola Pemberian ASI Hubungan antara Pengetahuan Gizi dengan Pola Pemberian ASI Hubungan antara Keluhan Kesehatan dengan Pola Pemberian ASI Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Pola Pemberian ASI SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP 1 1 2 2 3 4 4 4 4 5 7 7 7 8 9 10 11 12 14 15 16 16 16 17 20 27 DAFTAR TABEL 1 Variabel dan jenis data 2 Sebaran contoh berdasarkan karakteristik sosial ekonomi 3 Persentase ibu postpartum berdasarkan pertanyaan kondisi psikologis 4 Sebaran contoh berdasarkan pola pemberian ASI 5 Persentase ibu postpartum berdasarkan pertanyaan pengetahuan gizi 6 Tabulasi silang pertanyaan pengetahuan gizi dengan pemberian ASI 7 Tabulasi silang keluhan kesehatan dengan pola pemberian ASI 8 Persentase ibu postpartum berdasarkan pertanyaan keluhan kesehatan 9 Tabulasi silang keluhan kesehatan dengan perilaku ASI eksklusif 5 8 11 12 13 13 14 15 15 DAFTAR GAMBAR 1 Kerangka pemikiran pengetahuan gizi, keluhan kesehatan, kondisi psikologis, dan pola pemberian ASI ibu postpartum 3 2 Sebaran contoh berdasarkan tingkat pengetahuan gizi 9 3 Sebaran contoh berdasarkan keluhan kesehatan 10 4 Sebaran contoh berdasarkan kondisi psikologis postpartum 11 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan pembangunan millenium atau Millennium Development Goals (MDGs) yang terkait langsung dengan pembangunan kesehatan antara lain meningkatkan kesehatan ibu dan menurunkan angka kematian bayi. Hingga tahun 2015, World Health Organization (WHO) menetapkan target untuk mengurangi dua pertiga rasio kematian ibu dalam proses melahirkan dan dua pertiga tingkat kematian bayi atau anak-anak di bawah usia lima tahun. Indikator angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) juga merupakan salah satu tolak ukur ketercapaian kesejahteraan rakyat (Depkes RI 2008). Survei Dasar Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 menunjukkan bahwa AKI tahun 2003-2007 sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini lebih rendah dibandingkan AKI hasil SDKI tahun 2002−2003 yang sebesar 307 per 100.000 kelahiran hidup (Depkes RI 2013). Tiga besar penyebab kematian ibu menurut hasil RISKESDAS 2007 adalah perdarahan postpartum, komplikasi postpartum, dan eklampsi (Djaja dan Afifah 2011). AKB di Indonesia masih tergolong tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara ASEAN, yaitu 1.3 kali lebih tinggi dari Filipina, 1.8 kali lebih tinggi dari Thailand dan 4.6 kali lebih tinggi dari Malaysia. Berdasarkan nilai AKB, dalam periode 1991–2005 Indonesia sudah memenuhi target MDGs, namun penurunan AKB tidak berlangsung cepat. Berdasarkan pola ini, diperkirakan pada tahun 2015 AKB di Indonesia mencapai 21 kematian bayi per 1000 kelahiran hidup. Angka ini belum memenuhi target dari MDGs yaitu sebesar 17 kematian bayi per 1000 kelahiran hidup (BPS 2008). Nilai AKB disumbangkan dari nilai angka kematian neonatal (AKN). Kematian neonatal menyumbang lebih dari setengahnya kematian bayi (59.4%), sedangkan jika dibandingkan dengan angka kematian balita, kematian neonatal menyumbang sebesar 47.5%. (Depkes RI 2013). Tingginya AKN dan AKI menunjukkan pentingnya memperhatikan periode postpartum. Hal ini karena masa postpartum merupakan periode pemulihan setelah proses melahirkan yang membutuhkan pengobatan dan perawatan, mulai dari perawatan diri sendiri hingga perawatan yang membutuhkan tenaga kesehatan. Salah satu karakteristik dari periode postpartum adalah proses laktasi atau pemberian ASI (Prawihardjo 2008). Pemberian ASI sejak dini mempunyai dampak yang positif baik bagi ibu maupun bayinya. ASI mempunyai peran penting yang fundamental pada kelangsungan hidup bayi karena mengandung lebih dari 60% kebutuhan hidup bayi (Roesli 2000). Pemberian ASI dalam jangka panjang dapat memperpanjang jarak kelahiran karena masa amenorrhea lebih panjang dan pemulihan status gizi yang lebih baik sebelum kehamilan berikutnya. ASI memiliki banyak manfaat ditinjau dari berbagai segi, baik segi gizi, kesehatan, ekonomi maupun sosio psikologis. Hal ini banyak terlihat di berbagai negara atau wilayah dimana higiene lingkungan belum memadai disamping makanan bayi pengganti ASI tidak tersedia ataupun harganya sangat mahal dan tidak terjangkau oleh daya beli penduduk pada umumnya (Suhardjo 1992). 2 Hasil survei Centers for Disease Control and Prevention (CDC), menunjukkan bahwa pada tahun 2009 sebesar 16.3% bayi di dunia diberikan ASI eksklusif selama enam bulan, dan sebesar 76.9% diberikan ASI eksklusif selama satu tahun (CDC 2012). Sementara itu hasil di Indonesia, persentase bayi yang menyusui eksklusif sampai dengan enam bulan di Indonesia sebesar 15,3%. Sebagian besar proses awal menyusui dilakukan pada kisaran waktu 1-6 jam setelah bayi lahir tetapi masih ada 11,1% proses mulai disusui dilakukan setelah 48 jam. Pemberian kolostrum cukup baik, dilakukan oleh 74,7% ibu kepada bayinya (RISKESDAS 2010). Pola pemberian ASI berkaitan dengan kondisi psikologis postpartum. Hasil penelitian The National Mental Health Association (2003) mengemukakan bahwa sekitar 80% ibu yang melahirkan bayi untuk pertama kalinya mengalami gejala baby blues syndrome. Hasil penelitian Klainin dan Arthur (2009) juga mengungkapkan bahwa sebesar 3.5−63.3% perempuan di Asia mengalami gangguan psikologi setelah melahirkan, dengan prevalensi terendah di negara Malaysia dan tertinggi di Pakistan. Kondisi psikologis ini mempengaruhi sekitar 7−15% ibu postpartum pada tiga bulan pertama dan dapat mengakibatkan perasaan cemas, suasana hati yang tertekan, dan ketidakpedulian terhadap diri (Gaynes et el 2005). Gangguan psikologis ini dapat berpengaruh terhadap hubungan antara ibu dan bayi serta pola menyusui. Identifikasi sejak awal terhadap risiko pada ibu postpartum sangat penting untuk mengurangi pengaruh negatif kondisi psikologi ini dan berpotensi untuk meningkatkan keberhasilan pemberian ASI (Taveras et al 2003). Tujuan Penelitian Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menilai tingkat pengetahuan gizi, keluhan kesehatan, kondisi psikologis, dan menganalisis pola pemberian ASI ibu postpartum. Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah 1) mengukur tingkat pengetahuan gizi ibu postpartum; 2) menilai keluhan kesehatan ibu pada masa postpartum; 3) menilai kondisi psikologis yang dialami oleh ibu pada masa postpartum; 4) menganalisis pola pemberian ASI selama masa postpartum; 5) menganalisis hubungan pengetahuan gizi, keluhan kesehatan, dan kondisi psikologis dengan pola pemberian ASI pada masa postpartum. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang pengetahuan gizi, keluhan kesehatan, kondisi psikologis postpartum, dan pola pemberian ASI. Selain itu, diharapkan penelitian ini dapat memberikan solusi atas permasalahan yang timbul dari masa postpartum, baik kondisi kesehatan ibu maupun pemberian ASI bagi bayi. Pelayanan dan perawatan kesehatan serta pengetahuan gizi ibu postpartum juga diharapkan mampu mengalami peningkatan dalam rangka menjawab solusi permasalahan. 3 KERANGKA PEMIKIRAN Pola pemberian ASI meliputi cara menyusui, durasi menyusui, dan frekuensi menyusui (Depkes RI 2000). Inisiasi menyusui dini (IMD) juga merupakan faktor dalam pola pemberian ASI karena menjadi penentu dari lama pemberian (durasi) ASI eksklusif (Kronborg dan Vaeth 2004). Tenaga kesehatan memegang peranan penting dalam memberikan informasi yang diperlukan kepada ibu (Almatsier et al. 2011). Pola pemberian ASI dipengaruhi oleh pengetahuan gizi dan kesehatan, keluhan kesehatan, dan kondisi psikologis ibu postpartum. Pengetahuan dan dukungan berpengaruh terhadap pemberian ASI secara eksklusif (Bowman 2013). Perawatan kesehatan ibu selama masa postpartum baik dari tenaga kesehatan maupun swamedikasi (perawatan mandiri) dapat mempengaruhi keberhasilan pemberian ASI karena melancarkan sirkulasi darah sehingga memperlancar pengeluaran ASI (Apriyanti 2012). Asuhan kesehatan pada masa postpartum juga menjadi prioritas dan merupakan masa kritis bagi bayi (Wiknjosastro 2002). Kondisi psikologis ini berupa perasaan tidak nyaman yang dialami wanita setelah melahirkan yang bisa disebabkan oleh hormon dan gangguan psikologis (Rukiyah et al 2011). Depresi pada ibu postpartum tidak hanya berpengaruh pada kondisi psikologis, tetapi juga berpengaruh pada kondisi fisiologis ibu. Selanjutnya kerangka pemikiran penelitian dapat dilihat dapat dilihat pada Gambar 1. Karakteristik Ibu Usia Pendidikan Pekerjaan Pendapatan keluarga Pengalaman menyusui Pengetahuan Gizi Ibu Postpartum Pola Pemberian ASI IMD Durasi pemberian Frekuensi menyusui Kecukupan produksi ASI Pemberian ASI Eksklusif Perawatan Kesehatan Konsumsi Pangan Hormonal Kondisi Psikologis Depresi post partum Keluhan Kesehatan Dukungan keluarga Gambar 1 Kerangka pemikiran pengetahuan gizi, keluhan kesehatan, kondisi psikologis, dan pola pemberian ASI ibu postpartum Keterangan : Variabel yang diteliti : Variabel yang tidak diteliti : Hubungan yang diteliti : Hubungan yang tidak diteliti 4 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Desain penelitian ini adalah cross sectional study, yaitu data yang dikumpulkan merupakan satu kesatuan data dalam satu waktu tertentu. Lokasi penelitian ini di Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor yang terdiri dari lima desa. Wilayah kerja puskesmas Dramaga yaitu Desa Ciherang, Sukawening, Dramaga, Sinarsari, dan Neglasari. Kecamatan Dramaga dipilih secara purposive dengan pertimbangan kemudahan akses. Penelitian ini dilakukan pada bulan April-Mei 2013. Proses pengolahan, analisis dan interpretasi data untuk penelitian ini dilakukan mulai bulan Juli sampai dengan Oktober 2013. Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Contoh penelitian adalah ibu postpartum di wilayah Kecamatan Dramaga yang terdiri dari lima desa. Penarikan contoh dari responden dilakukan secara purposive dengan kriteria inklusi sebagai berikut: 1. Ibu postpartum tidak memiliki penyakit risiko tinggi. 2. Usia kelahiran bayi 10 - 40 hari pada saat pengambilan data. 3. Ibu postpartum bersedia menjadi responden yang akan ditegaskan melalui persetujuan informed consent. 4. Bayi bukan merupakan persalinan pertama. 5. Ibu postpartum dalam keadaan sadar dan dapat berkomunikasi dengan baik. Kerangka sampling diperoleh dari puskesmas dan bidan desa. Seluruh ibu postpartum yang telah memenuhi kriteria inklusi yang tersebar di lima desa penelitian selanjutnya akan menjadi responden yang akan diambil datanya untuk penelitian. Jenis dan Cara Pengumpulan Data Jenis data yang digunakan adalah data primer karena dikumpulkan secara langsung oleh peneliti dengan menggunakan kuesioner. Data yang dikumpulkan meliputi karakteristik contoh (usia, pendidikan formal, pekerjaan, pendapatan keluarga, dan pengalaman menyusui), pengetahuan gizi dan kesehatan, keluhan kesehatan, kecukupan produksi ASI, kondisi psikologis postpartum, dan pola pemberian ASI yang didapatkan melalui wawancara menggunakan kuesioner. Selengkapnya variabel dan jenis data yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada Tabel 1. Data karakteristik ibu postpartum didapatkan dengan cara wawancara langsung dengan menggunakan kuesioner. Data pengetahuan gizi didapatkan menggunakan kuesioner dengan kriteria Khomsan (2000) sebagai poin penilaian. Data keluhan kesehatan didapatkan dengan wawancara menggunakan kuesioner acuan Wulandari dan Handayani (2011). Data kondisi psikologis didapatkan dari hasil wawancara dengan kuesioner menggunakan desain instrumen Cox dan Holden (2003). Data pola pemberian ASI didapatkan dari hasil wawancara menggunakan kuesioner yang terdiri dari IMD, lama pemberian ASI, frekuensi 5 pemberian ASI, pemberian ASI eksklusif, dan kecukupan produksi ASI ibu yang didapat melalui kepada responden dengan menggunakan kriteria Depkes (2000), Soetjiningsih (1997), dan Kent et al. (2006) yang telah dimodifikasi sesuai dengan situasi dan kondisi. Tabel 1 Variabel dan jenis data Variabel Karakteristik Ibu Postpartum Usia Pendidikan Pekerjaan Pola Pemberian ASI Pengetahuan Gizi Kondisi psikologis postpartum Keluhan kesehatan Jenis data Pendapatan Pengalaman menyusui IMD Kecukupan produksi ASI Lama pemberian Pemberian ASI eksklusif Frekuensi menyusui Pengetahuan tentang: Makanan ibu setelah melahirkan Makanan yang baik pada ibu hamil dan menyusui Konsumsi sayur dan buah pada masa postpartum Pengertian kolostrum Pengertian ASI eksklusif Makanan terbaik yang diberikan kepada bayi Waktu pemberian ASI dan MP ASI Sumber pangan laktogogum Gambaran emosional depresi postpartum: Perasaan senang dan bahagia Perasaan khawatir dan cemas Perasaan ketakutan dan panik Perasaan sedih dan jengkel Perasaan tidak bahagia Jenis-jenis keluhan kesehatan: Kesulitan buang air kecil (BAK) dan buang air besar (BAB) Keluhan pada bagian payudara Kesulitan pemberian ASI Keluhan stamina ibu postpartum Pengolahan dan Analisis Data Proses pengolahan data meliputi coding, entry dan analisis data yang didapat. Proses coding adalah pemberian kode tertentu yang telah disepakati terhadap jawaban pertanyaan dalam kuesioner sehingga memudahkan saat memasukkan data ke komputer. Entry adalah memasukkan data jawaban kuesioner sesuai kode yang telah ditentukan untuk masing-masing variabel sehingga menjadi suatu data dasar. Selanjutnya data diolah dan dianalisis menggunakan program Microsoft Office Excell 2007. Analisis data secara deskriptif dilakukan dengan mengelompokkan atau membandingkan dengan cut off point. Untuk melakukan statistik inferensia, maka data diuji kenormalannya dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov. Uji korelasi yang dilakukan adalah uji korelasi Spearman. Selengkapnya analisis untuk masing-masing variabel dijelaskan sebagai berikut. 6 1) Karakteristik Sosial Ekonomi Data karakteristik ibu postpartum meliputi usia ibu, pendidikan formal ibu, pekerjaan ibu, pendapatan keluarga, dan pengalaman menyusui. Pendidikan ibu dikelompokkan ke dalam lima kategori, yaitu tidak sekolah atau tidak tamat SD, SD/sederajat, SMP/sederajat, SMA/sederajat dan perguruan tinggi (D3/S1/S2/S3). Pekerjaan ibu dikelompokkan menjadi 8 kategori, yaitu PNS/Guru, pegawai swasta, wirausaha, petani, buruh, pelajar, ibu rumah tangga, dan lainnya. Pendapatan keluarga per bulan dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu <Rp240.441/kapita/bulan yang tergolong miskin dan >Rp240.441/kapita/bulan yang tergolong tidak miskin berdasarkan garis kemiskinan pedesaan Jawa Barat (BPS 2012). 2) Pengetahuan Gizi Pengetahuan gizi ibu postpartum dikelompokkan berdasarkan kriteria Khomsan (2000). Kuesioner pengetahuan gizi terdiri dari sepuluh pertanyaan tentang ASI dan konsumsi makanan yang baik selama periode postpartum. Hasil skoring dari pertanyaan yang telah dibuat dikelompokkan menjadi kurang (<60%), cukup (skor 60-80%), dan baik (skor > 80%). 3) Keluhan Kesehatan Ibu Postpartum Keluhan kesehatan pada masa postpartum didapatkan dengan melakukan wawancara menggunakan kuesioner yang dimodifikasi dari kuesioner Wulandari dan Handayani (2011). Keluhan kesehatan contoh yang terdiri dari sembilan poin penilaian dikategorikan menjadi baik, sedang, dan kurang. Kategori ini dinilai dari sembilan poin pertanyaan yang menggambarkan kondisi kesehatan pada masa postpartum. Data keluhan kesehatan ibu postpartum dikelompokkan menjadi rendah (<3), sedang (3-6), dan tinggi (>6). 4) Kondisi Psikologis Postpartum Penilaian kondisi psikologis postpartum menggunakan kuesioner Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS) (Loretz 2005), yaitu suatu instrumen yang terdiri dari 10 item yang dipakai untuk menilai adanya kemungkinan dari depresi postpartum dalam skala tertentu. Instrumen ini mudah digunakan dan skor lebih dari 10 sudah bisa digunakan untuk menandai adanya kemungkinan dari depresi postpartum. Kategori pada kuesioner EPDS didapat dari hasil skoring pertanyaan yang telah dibuat, yaitu skala 0-3 untuk tiap pertanyaan (Loretz 2005). Kuesioner EPDS tidak membutuhkan tenaga kesehatan atau ahli psikiatri dan alat ini telah memiliki validitas memuaskan serta reliabilitas yang baik serta sensitif terhadap perubahan derajat depresi dalam waktu lama (Cox & Holden 2003). Kondisi psikologis postpartum dikategorikan menjadi tidak depresi jika skor <10 dan depresi jika skor >10. 5) Pola Pemberian ASI Kategori pola pemberian ASI berdasarkan nilai dari berjalannya praktik IMD, frekuensi pemberian >6 kali per hari, durasi >10 menit tiap kali menyusui, berjalannya perilaku ASI eksklusif, dan produksi ASI yang cukup. Kategori 7 kecukupan produksi ASI yaitu sangat kurang jika skor ≤ 3, kurang jika skor 3 sampai 6, dan cukup jika skor >6 (Soetjiningsih 1997; Kent et al. 2006). Definisi Operasional Frekuensi menyusui adalah jumlah berapa kali ibu biasa memberikan ASI setiap hari. Inisiasi Menyusui Dini (IMD) adalah permulaan menyusui bayi setelah lahir dengan teknik menempelkan bayi pada dada ibu. Pemberian ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja kepada bayi tanpa makanan lain selama masa postpartum hingga 40 hari. Pengalaman menyusui adalah gambaran pengalaman ibu ketika menyusui anak sebelum kelahiran yang terakhir termasuk pemberian ASI eksklusif. Pengetahuan gizi ibu postpartum adalah pemahaman ibu postpartum tentang ASI dan makanan yang baik dikonsumsi pada masa postpartum. Perawatan kesehatan adalah upaya yang dilakukan ibu sebagai pemulihan kesehatan masa postpartum baik melalui tenaga kesehatan atau perawatan secara mandiri (swamedikasi). Pola pemberian ASI adalah kebiasaan ibu menyusui dalam pemberian ASI meliputi IMD, durasi pemberian ASI dan frekuensi menyusui, kecukupan produksi ASI, dan pemberian ASI eksklusif. Postpartum adalah periode waktu yang diperlukan oleh ibu untuk memulihkan alat kandungannya saat persalinan dan berlangsung sekitar 6 minggu (40 hari) setelah kelahiran. Postpartum depression adalah kondisi depresi postpartum yang terjadi pada seorang ibu yang baru melahirkan yang disebabkan oleh gangguan psikologis dan berlangsung selama dua minggu atau bahkan lebih lama. Keluhan kesehatan ibu postpartum adalah keluhan kesehatan yang dialami oleh ibu pada masa postpartum. HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Contoh Karakteristik ibu postpartum dalam penelitian ini meliputi usia, pendidikan formal ibu, pekerjaan ibu, pendapatan keluarga, dan pengalaman menyusui. Wilayah tempat tinggal ibu postpartum seluruhnya di desa. Ibu postpartum paling banyak (40.0%) berada dalam rentang usia 26-30 tahun, yaitu sebanyak 12 orang. Sebagian besar (43.3%) ibu postpartum memiliki pendidikan terakhir SD/sederajat. Sebagian lainnya berpendidikan terakhir SMP/sederajat (36.7%) dan SMA/sederajat (16.7%). Hanya satu contoh (3.3%) dengan latar belakang pendidikan Perguruan Tinggi. Seluruh ibu postpartum adalah ibu rumah tangga. Ibu postpartum sebagian (50%) tergolong keluarga miskin dan tidak miskin (50%). Sebanyak 40% suami contoh berprofesi sebagai buruh. Hampir seluruhnya (96.7%) ibu postpartum memiliki pengalaman menyusui dan hanya satu orang (3.3%) yang tidak mempunyai pengalaman menyusui. Data sebaran contoh berdasarkan karakteristik sosial ekonomi disajikan pada Tabel 2. 8 Tabel 2 Sebaran contoh berdasarkan karakteristik sosial ekonomi Sosial Ekonomi Usia 20-25 tahun 26-30 tahun 31-35 tahun Total Rata-rata + std Pendidikan Ibu SD/sederajat SMP/sederajat SMA/sederajat Perguruan Tinggi Total Pendapatan per kapita per bulan <Rp240.441 >Rp240.441 Total Rata-rata + std (Rp) n % 8 12 10 30 26.7 40.0 33.3 100.0 28.43+4.22 13 11 5 1 30 43.3 36.7 16.7 3.3 100.0 15 50.0 15 50.0 30 100.0 242.247+107.145 Pengetahuan Gizi Tingkat pengetahuan gizi ibu postpartum tentang ASI dan pemilihan makanan yang baik selama masa postpartum tergolong cukup. Sebagian besar (60%) ibu postpartum memiliki pengetahuan gizi cukup, sebagian lainnya berpengetahuan gizi baik (33.3%) dan kurang (6.7%). Berdasarkan hasil tersebut pengetahuan gizi contoh relatif baik karena hanya sedikit (6.7%) yang memiliki pengetahuan gizi kurang, meskipun sebagian besar contoh hanya menyelesaikan pendidikan sekolah dasar (43.3%) dan SMP (36.7%). Hal ini menurut Notoatmodjo (2003), faktor yang berpengaruh terhadap pengetahuan tidak hanya tingkat pendidikan, namun juga pengalaman, hubungan sosial, dan paparan media massa seperti majalah, TV dan buku. Pengetahuan ibu dapat diperoleh melalui pendidikan formal, nonformal dan informal (Khomsan 2007). Pendidikan formal adalah pendidikan yang diselenggarakan di sekolah pada umumnya dan mempunyai jenjang pendidikan yang dimulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, sampai pendidikan tinggi. Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Sedangkan pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan yang berbentuk kegiatan belajar secara mandiri (Mudyaharjo 2008). Sebagian besar (43.3%) pendidikan ibu postpartum adalah SD/sederajat. Namun ibu postpartum pada penelitian ini mendapat pengetahuan gizi yang bersumber dari bidan/petugas kesehatan (76.7%), kader posyandu (60.0%), televisi (30.0%), keluarga (26.7%), dan teman/tetangga (6.7%). Hal ini selaras dengan pernyataan Bowman (2013) bahwa pengetahuan yang diperoleh ibu postpartum tentang pemberian ASI secara umum didapatkan dari sejumlah sumber seperti internet, konsultan ASI, teman, dan keluarga. Ibu postpartum pada penelitian ini paling banyak (76.7%) mendapat pengetahuan gizi dan informasi kesehatan yang berasal dari bidan atau petugas kesehatan. Namun 9 masih banyak tenaga kesehatan yang justru mempromosikan susu formula sehingga sebesar 43.3% ibu postpartum tidak memberikan ASI secara eksklusif. 70% 60.0% 60% 50% 40% 33.3% 30% 20% 6.7% 10% 0% Baik (>80) Cukup (60-80) Kurang (<60) Tingkat Pengetahuan Gizi Gambar 2 Sebaran contoh berdasarkan tingkat pengetahuan gizi Keluhan Kesehatan Ibu Postpartum Sebagian besar ibu memiliki keluhan kesehatan rendah (66.7%) dan memiliki status kesehatan sedang (30.0%). Hanya satu contoh (3.3%) yang memiliki keluhan kesehatan yang tinggi. Selengkapnya sebaran tersebut dapat dilihat pada Gambar 3. Lamanya penyembuhan setelah melahirkan (masa postpartum) dapat dipengaruhi juga oleh pelayanan postpartum meliputi pengawasan ibu oleh tenaga kesehatan selama dua jam pertama setelah melahirkan (Purwandari 2008). Keluhan kesehatan dipengaruhi oleh perawatan kesehatan setelah melahirkan. Maulana (2009) memaparkan bahwa kematian ibu dan bayi di Indonesia masih relatif tinggi dan hal ini sering berkaitan dengan pola perawatan kehamilan, persalinan, dan postpartum. Selanjutnya Wiknjosastro (2002) menjelaskan bahwa asuhan kesehatan selama postpartum sangat diperlukan karena merupakan masa kritis baik bagi ibu maupun bayi yang dilahirkan. Sebesar 60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan, yaitu sebesar 50% kematian ibu pada masa postpartum terjadi pada 24 jam pertama. Perawatan kesehatan ibu pada masa ini perlu menjadi prioritas karena juga menjadi masa kritis bagi bayi. Keluhan kesehatan dipengaruhi oleh pelayanan dan perawatan kesehatan yang dilakukan oleh petugas kesehatan maupun secara mandiri (swamedikasi). Perawatan yang dilakukan contoh adalah kontrol bidan atau tenaga kesehatan lainnya, pijat atau urut, dan mengonsumsi obat serta jamu tradisional. Sebagian besar ibu postpartum melakukan perawatan masa postpartum dengan mengonsumsi jamu tradisional (96.7%) dan melakukan kontrol oleh bidan (50%). Jamu tradisional yang dikonsumsi ibu postpartum adalah godogan lempuyang (Zingiber aromaticum VAL) (20.0%), godogan beluntas (Pluchea indica LES) (10.0%), kunyit asem (30.0%), air sirih (13.3%), beras kencur (56.7%), dan jamu kemasan (36.7%). Sebanyak 30% contoh mengonsumsi lebih 10 dari satu jenis jamu tradisional. Sementara hasil penelitian Dahliani et al. (2005) menunjukkan ibu postpartum sebagian besar (76.7%) mengonsumsi jamu galohgor dengan manfaat yang dirasakan adalah kebugaran tubuh dan penyembuhan rahim setelah melahirkan. 70,0 66.7% 60,0 50,0 40,0 30.0% 30,0 20,0 10,0 3.3% 0,0 Rendah (<3) Sedang (3-6) Tinggi (>6) Tingkat Keluhan Kesehatan Gambar 3 Sebaran contoh berdasarkan keluhan kesehatan Kondisi Psikologis Postpartum Kondisi psikologis ibu postpartum berlangsung selama dua minggu atau bahkan lebih lama dinilai berdasarkan skoring. Sebagian besar (56.7%) ibu tergolong mengalami depresi dan sebagian lainnya tidak mengalami depresi (43.3%). Prevalensi depresi di lokasi penelitian ternyata lebih tinggi dibandingkan hasil penelitian Riordan (2005) yang menunjukkan bahwa sebanyak 20% perempuan setelah melahirkan memiliki depresi ringan sampai sedang. Gejala dari depresi ini yaitu menangis, putus asa, perasaan tidak cukup, keinginan bunuh diri, kesedihan, nafsu makan berkurang, insomnia, perasaan tidak berdaya, dan kecemasan. Penyebab kondisi psikologis postpartum bukanlah kehamilan. Namun diyakini bahwa stresor psikologis dan fisiologis yang diperberat oleh kehamilan mencetuskan penyakit mental pada pasien yang dipredisposisi untuk mengalaminya. Stresor fisiologis termasuk perubahan hormon, trauma persalinan dan melahirkan, preeklamsia, dan faktor-faktor serupa. Stresor psikososial termasuk konsep diri, saling ketergantungan, dan perubahan peran yang terpengaruh oleh kehamilan (Hamilton 1995). 11 Depresi 43.3% 56.7% Tidak depresi Gambar 4 Sebaran contoh berdasarkan kondisi psikologis postpartum Tabel 3 menunjukkan bahwa sebagian besar (56.7%) ibu postpartum mengalami depresi karena alasan khawatir dan cemas tanpa alasan. Persentase yang hampir sama (52.5%) juga muncul pada alasan depresi yang disebabkan oleh rasa sedih dan jengkel tanpa alasan. Ibu postpartum sebagian besar mengalami depresi karena faktor ekonomi. Sebagian contoh (50.0%) dalam penelitian ini tergolong keluarga miskin. Hal ini didukung oleh pernyataan Riordan (2005) bahwa ibu postpartum dapat mengalami stress karena hubungan yang mendukung kejadian tersebut, salah satunya karena faktor ekonomi. Selain itu Roesli (2008) juga menjelaskan bahwa peranan suami menentukan kelancaran refleks pengeluaran ASI (let down reflex) yang sangat dipengaruhi oleh keadaan perasaan ibu. Tabel 3 Persentase ibu postpartum berdasarkan pertanyaan kondisi psikologis No Pertanyaan 1. 2. 3. Saya dapat tertawa bila melihat sesuatu yang lucu Saya dapat mengerjakan banyak hal dengan senang Saya menyalahkan diri saya sendiri apabila terjadi hal yang tidak menyenangkan Saya merasa khawatir dan cemas tanpa alasan yang jelas Saya merasa ketakutan atau panik tanpa alasan yang jelas Saya merasa sangat tidak bahagia sehingga sulit tidur Saya merasa sedih dan jengkel tanpa alasan Saya merasa sangat tidak bahagia sehingga saya menangis 4. 5. 6. 7. 8. Depresi % 23.3 28.9 50.0 56.7 34.4 44.4 52.2 34.4 Tidak depresi % 76.7 71.1 50.0 43.3 65.6 55.6 47.8 65.6 Pola Pemberian ASI Pola pemberian ASI adalah kebiasaan ibu menyusui dalam pemberian ASI meliputi IMD, lama pemberian ASI, frekuensi menyusui, kecukupan produksi ASI. Selain itu dilihat juga pemberian ASI eksklusif dan ada atau tidaknya penambahan prelaktal selama periode postpartum. Berdasarkan Tabel 4, ibu postpartum sebagian besar (80%) melakukan praktek IMD dan sebagian lainnya (20%) tidak melakukan IMD. Faktor yang mempengaruhi praktek IMD adalah pelayanan dan perawatan tenaga kesehatan, contohnya yaitu bidan dan dokter. Hampir seluruhnya (96.7%) contoh melakukan persalinan di bidan. Hal ini sejalan dengan penelitian Sari (2012) bahwa faktor- 12 faktor yang mempengaruhi kegagalan praktek IMD, diantaranya adalah penolong persalinan (bidan) dan promosi susu formula. Wulandari (2011) juga menyebutkan bahwa metode memisahkan ibu dengan bayi ternyata membuat daya tahan tubuh bayi menurun hingga mencapai 25%. Sebagian besar (90%) ibu postpartum termasuk kategori cukup memberikan ASI dan sebagian kecil lainnya (10%) termasuk kategori sedang. Ibu postpartum sebagian besar (90%) memberikan ASI dengan durasi lebih dari 10 menit dan sebagian lainnya (10%) dengan durasi kurang dari 10 menit. Seluruh ibu postpartum (100.0%) memberikan ASI lebih dari 6 kali per hari. Pemberian ASI eksklusif dilakukan sebanyak 43.3% ibu postpartum dan sebanyak 56.7% ibu telah memberikan makanan prelakteal kepada bayinya. Tabel 4 Sebaran contoh berdasarkan pola pemberian ASI Pola Pemberian ASI IMD Ya Tidak Total Kecukupan produksi ASI Cukup Sedang Total Durasi pemberian >10 menit <10 menit Total Frekuensi pemberian >6 kali/hari <6 kali/hari Total Pemberian ASI eksklusif Ya Tidak (penambahan prelaktal) Total n % 24 6 30 80.0 20.0 100.0 27 3 30 90.0 10.0 100.0 27 3 30 90.0 10.0 100.0 30 0 30 100.0 0.0 100.0 13 17 30 43.3 56.7 100.0 Berdasarkan penelitian Kronborg dan Vaeth (2004), lima minggu pertama kelahiran merupakan periode penting untuk mempengaruhi durasi pemberian ASI eksklusif karena sebagian besar penghentian terjadi selama periode itu. Hal ini selaras dengan pernyataan Dadhich dan Agarwal (2009) bahwa IMD, pemberian ASI eksklusif, dan umur pengenalan makanan pendamping bayi merupakan intervensi utama dalam mencapai tujuan MDGs dalam upaya menanggulangi mortalitas dan malnutrisi pada anak. Hubungan antara Pengetahuan Gizi dengan Pola Pemberian ASI Pertanyaan dengan persentase jawaban yang benar paling sedikit (Tabel 5) untuk pertanyaan yang terkait dengan 1) kolostrum (33.3%), 2) definisi ASI ekslusif (56.7%), dan 3) makanan yang terbaik bagi bayi (66.7%). Contoh dengan jawaban benar untuk pertanyaan tentang definisi ASI eksklusif cenderung (r=0.126, p=0.508) memberikan ASI eksklusif. Semakin tinggi pemahaman ibu 13 terkait definisi ASI eksklusif maka semakin meningkatkan kecenderungan pemberian ASI eksklusif. Hasil tabulasi silang antara poin pertanyaan pengetahuan gizi yang benar dengan pemberian ASI eksklusif selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 5 Persentase ibu postpartum berdasarkan pertanyaan pengetahuan gizi No Pertanyaan 1. 2. Makanan ibu setelah melahirkan harus bergizi dan beragam Makanan yang dimakan ketika hamil dan menyusui harus lebih banyak dibandingkan dengan makanan yang dimakan sebelum hamil dan menyusui Konsumsi sayur dan buah penting pada masa menyusui Pengertian kolostrum Cairan kuning yang pertama sekali dikeluarkan Ibu ketika melahirkan baik dikonsumsi bayi tanpa dibuang terlebih dahulu Pengertian ASI eksklusif Makanan terbaik yang diberikan kepada bayi yang baru lahir Waktu pemberian ASI kepada bayi Waktu pemberian MP ASI yang baik Bahan makanan yang dapat meningkatkan produksi ASI 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Benar % 96.7 100 Salah % 3.3 0 100 33.3 76.7 0 66.7 23.3 56.7 66.7 96.7 66.7 96.7 43.3 33.3 3.3 33.3 3.3 Tabel 6 Tabulasi silang pertanyaan pengetahuan gizi dengan pemberian ASI Pemberian ASI eksklusif Ya Tidak Total Kolostrum (%) Ya Tidak 23.3 33.3 10.0 33.3 33.3 66.7 Pertanyaan Pengetahuan Gizi Total 56.7 43.3 100.0 Definisi ASI eksklusif (%) Ya Tidak 26.7 30.0 30.0 13.3 56.7 43.3 Total 56.7 43.3 100.0 Makanan terbaik bagi bayi (%) Ya Tidak 43.3 13.3 23.3 20.0 66.7 33.3 Total 56.7 43.3 100.0 Namun perilaku pemberian ASI eksklusif tidak hanya ditentukan oleh pemahaman ibu mengenai kolostrum dan makanan terbaik bagi bayi. Ibu postpartum yang sebagian besar (56.7%) telah memberikan makanan prelakteal pada bayi. Berdasarkan penelitian Rachmadewi dan Khomsan (2009), praktek pemberian ASI eksklusif yang sebagian besar tidak dilakukan disebabkan oleh kurangnya dorongan dari penolong kelahiran dan keluarga mengenai pentingnya pemberian ASI eksklusif sejak dini. Lebih jauh Roesli (2000) memaparkan, bahwa perilaku pemberian ASI juga didasarkan pada naluri keibuan, sehingga tidak hanya dipengaruhi oleh 14 pengetahuan. Pickett dan Hanlon (2009) juga menyebutkan, meskipun pengetahuan gizi yang baik diharapkan dapat membentuk sikap yang akan mempengaruhi perilaku, namun diperlukan upaya yang baik untuk dan memperbaiki perilaku hidup sehat seseorang. Notoatmodjo (2003) mengungkapkan bahwa pengetahuan dan pola masyarakat terhadap kesehatan, tradisi, dan kepercayaan terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan merupakan faktor predisposisi atau faktor yang melatarbelakangi pola tersebut. Hasil penelitian Forster et al (2006) pada ibu postpartum di Australia juga menunjukkan bahwa faktor positif yang dapat mempengaruhi pemberian ASI pada ibu postpartum diantaranya adalah keinginan yang sangat kuat untuk memberikan ASI dan telah mengonsumsi ASI saat masih bayi. Hubungan antara Keluhan Kesehatan dengan Pola Pemberian ASI Berdasarkan hasil tabulasi silang (Tabel 7), terdapat kecenderungan bahwa semakin rendah keluhan kesehatan contoh, maka pola pemberian ASI semakin baik (p=0.74 dan r= 0.063). Demikian pula semakin baik praktik IMD, produksi ASI semakin cukup, frekuensi dan durasi pemberian ASI, serta pemberian ASI secara eksklusif yang cenderung semakin meningkat. Tabel 7 Tabulasi silang keluhan kesehatan dengan pola pemberian ASI Pola Pemberian ASI Ibu Postpartum Keluhan Kesehatan (%) Rendah Sedang Tinggi IMD (%) Kecukupan produksi (%) Ya Tidak Cukup Sedang 63.3 16.7 0.0 3.3 13.3 3.3 60.0 26.7 3.3 6.7 3.3 0.0 Frekuensi (%) <6 kali/hari 0.0 0.0 0.0 >6 kali/hari 66.7 30.0 3.3 Durasi (%) <10 menit 6.7 3.3 0.0 >10 menit 60.0 26.7 3.3 ASI eksklusif (%) Ya Tidak 40.0 3.3 3.3 26.7 26.7 0.0 Berdasarkan Tabel 8 diketahui bahwa jenis keluhan kesehatan yang paling banyak dialami adalah terkait dengan gangguan pada payudara yang sangat menentukan keberhasilan proses laktasi. Keluhan tersebut adalah puting susu yang lecet yang dialami oleh sebanyak 53.3% contoh dan pembendungan ASI yang dialami oleh sebanyak 46.7% contoh. Sedangkan keluhan yang paling sedikit dialami (3.3%) yaitu keluhan air seni tertahan. Contoh yang mengalami keluhan puting lecet dan pembendungan ASI cenderung tetap memberikan ASI secara eksklusif. Puting susu lecet menurut Apriyanti (2012) dapat disebabkan oleh teknik menyusui yang salah atau perawatan yang tidak benar pada payudara. Bahiyatun (2009) juga menyebutkan bahwa jika saat pembendungan ASI pada payudara dan puting terasa nyeri, maka akan lebih baik bila ASI dikeluarkan. Hasil analisis ini juga mengacu pada pernyataan Ahn dan Youngblut (2007) bahwa keluhan kesehatan ibu postpartum justru berkaitan erat dengan kesehatan bayi yang sedang diberi ASI. Data uji hubungan selengkapnya disajikan pada Tabel 9. 15 Tabel 8 Persentase ibu postpartum berdasarkan pertanyaan keluhan kesehatan No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Ya % 3.3 10 3.3 30 53.3 60.0 16.7 20 Pertanyaan tentang Keluhan Kesehatan Air seni tertahan Buang air kecil terasa sakit Air seni terus menerus menetes Susah buang air besar Putting susu lecet Pembendungan ASI Ibu kehilangan nafsu makan Ibu merasakan sering pusing, lesu dan lemas Tidak % 96.7 90 96.7 70 46.7 40.0 83.3 80 Tabel 9 Tabulasi silang keluhan kesehatan dengan perilaku ASI eksklusif Jenis Keluhan Kesehatan Puting susu lecet (%) Ya Tidak Total Pembendungan ASI (%) Ya Tidak Total Perilaku ASI eksklusif (%) Ya Tidak Total 40.0 16.7 56.7 20.0 23.3 43.3 60.0 40.0 100.0 26.7 26.7 53.4 33.3 13.3 46.6 60.0 40.0 100.0 Hampir seluruh (96.7%) ibu postpartum melakukan persalinan secara normal melalui praktik bidan desa dan melakukan perawatan sebagian besar dengan mengonsumsi jamu tradisional (96.7%) dan kontrol bidan (50.0%). Perawatan kesehatan ini merupakan salah satu upaya untuk mengurangi risiko gangguan kesehatan ibu postpartum yang akan berdampak lebih luas pada kematian ibu postpartum. Hasil penelitian yang dilakukan di Meksiko oleh Romero et al. (2007) menemukan bahwa penyebab paling umum kematian ibu adalah komplikasi aborsi, perdarahan, dan gangguan sepsis. Pola pemberian ASI dapat dipengaruhi juga oleh faktor hormonal selain perawatan kesehatan pada ibu postpartum. Hal ini sesuai dengan pernyataan Bobak (2004) yaitu perubahan fisiologis selama postpartum terjadi sangat jelas dan hal ini dapat dipengaruhi oleh faktor tingkat energi dari ibu. Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Pola Pemberian ASI Kondisi psikologis tidak menunjukkan kecenderungan korelasi (r=-0.107, p=0.574) dengan pola pemberian ASI. Hasil yang sama ditunjukkan pada uji hubungan antara pertanyaan yang menunjukkan kondisi psikologis dengan pemberian ASI eksklusif. Ibu postpartum yang menjadi contoh penelitian ini seluruhnya mengalami baby blues syndrome dengan pengalaman persalinan lebih dari satu kali. Hasil ini sesuai dengan pernyataan Hamilton (1995) yang menyatakan kondisi psikologi dapat dialami sebagian ibu postpartum berkisar dari depresi sementara (baby blues syndrome) sampai psikosis berat (psychosis). Baby blues syndrome dialami 16 hampir 80% dari semua wanita. Ini terjadi dalam waktu yang bervariasi, dari beberapa jam sampai beberapa tahun kelahiran anak Sebagian besar ibu yang mengalami depresi tetap melakukan praktek IMD, memberikan ASI secara eksklusif (40%), bahkan kecukupan produksi ASI tergolong cukup. Berbeda dengan pendapat Riordan (2005) yang memaparkan bahwa Ibu yang mengalami depresi memiliki risiko 1.25 kali lebih besar untuk berhenti menyusui. Namun dalam penelitian ini sebagian ibu postpartum tetap memberikan ASI meski mengalami depresi. Ibu postpartum seluruhnya (100.0%) memiliki anggota keluarga paling sedikit sebanyak empat orang, dan terdapat dua ibu postpartum (6.7%) yang memiliki anggota keluarga sebanyak delapan orang. Ibu postpartum sebagian (50.0%) tergolong keluarga miskin. Kendala ekonomi yang dialami oleh sebagian (50.0%) ibu postpartum mendorong mereka untuk tetap memberikan ASI. Menurut Suhardjo (1992), ASI selain memiliki manfaat ditinjau dari segi gizi dan kesehatan, juga menguntungkan secara ekonomi karena dapat menghemat pengeluaran pangan untuk bayi (susu formula). SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Ibu postpartum dalam penelitian ini berada dalam rentang usia 20-35 tahun dengan paritas bayi bukan kelahiran pertama. Tingkat pendidikan formal ibu sebagian besar (43.3%) adalah SD/sederajat dan seluruhnya adalah sebagai ibu rumah tangga. Pengalaman menyusui sebelumnya dilakukan oleh hampir semua (96.7%) ibu postpartum dalam penelitian. Tingkat pengetahuan gizi ibu postpartum sebagian besar tergolong cukup (60%). Keluhan kesehatan ibu postpartum sebagian besar (66.7%) termasuk dalam kategori ringan. Ibu postpartum sebagian besar (56.7%) mengalami depresi. Mayoritas (80%) ibu postpartum melakukan praktek IMD dan dalam kategori cukup memberikan ASI. Durasi pemberian ASI sebagian besar ibu postpartum (90.0%) dan frekuensi pemberian ASI seluruh contoh tergolong baik. Pemberian ASI eksklusif dilakukan oleh sebanyak 43.3% contoh dan pemberian makanan prelaktal dilakukan oleh sebanyak 56.7% contoh. Pengetahuan gizi tentang definisi ASI yang semakin baik pada ibu postpartum cenderung berkorelasi dengan pemberian ASI eksklusif yang baik (r=0.126, p=0.508). Semakin rendah keluhan kesehatan ibu postpartum,cenderung berkorelasi dengan pola pemberian ASI (r=0.063, p=0.74) yang semakin baik. Saran Pengetahuan gizi tentang kolostrum dan ASI eksklusif diperlukan dalam rangka persiapan peningkatan pola pemberian ASI. Dukungan keluarga, terutama suami juga turut berperan dalam berjalannya praktik pola pemberian ASI yang baik. Pemberian konseling oleh tenaga kesehatan kepada ibu dan keluarga tentang pemberian ASI juga perlu dilakukan sebagai faktor pendukung. 17 DAFTAR PUSTAKA Ahn S, Youngblut JM. 2007. Predictors of women’s postpartum health status in the first 3 months after childbirth. Asian Nursing Research. 1(2):136-146. Almatsier S. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Almatsier S, Soetardjo S, Soekatri M. 2011. Gizi Seimbang Dalam Daur Kehidupan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Apriyanti A. 2012. Gambaran perawatan payudara pada ibu nifas di BPS Sri Sugiyartiningsih Tawangmangu Karanganyar Tahun 2012. Jurnal Maternal, Volume 6 April 2012. Bahiyatun. 2009. Asuhan Kebidanan Nifas Nomal. Jakarta : EGC. Bobak L. 2004. Buku Ajaran Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC. Bowman RK. 2013. The factors that influence duration of exclusive breastfeeding: A mixed methods design [Theses and Dissertasions Nursing]. College of Nursing, University of Kentucky. [BPS] Badan Pusat Statistik. 2008. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2007.Badan Pusat Statistik JakartaIndonesia. _____ Badan Pusat Statistik. 2012. Profil Kemiskinan di Indonesia tahun 2012. Badan Pusat Statistik Jakarta Indonesia. [CDC] Centers for Disease Control and Prevention, Division of Nutrition, Physical Activity and Obesity, National Center for Chronic Disease Prevention and Health Promotion. 2012. Breastfeeding Report Card United States, 2012. http://www.cdc.gov/breastfeeding/pdf/2012Breast feedingReportCard.pdf [21 September 2013]. Cox J, Holden J. 2003. Perinatal Mental Health: A Guide to Edinburgh Postnatal Depression Scale. London: Royal College of Psychiatrists. http://books.google.co.id/books?isbn=1901242811 [17 Maret 2013]. Dadhich JP, Agarwal RK. Mainstreaming early and exclusive breastfeeding for improving child survival. Journal of Indian Pediatrics 2009;46:11–7. Dahlianti R, Nasoetion A, Roosita K. 2005. Keragaan perawatan kesehatan masa nifas, pola konsumsi jamu tradisional dan pengaruhnya pada ibu nifas di Desa Sukajadi, Kecamatan Tamansari, Bogor. Jurnal Media Gizi dan Keluarga, Desember 2005, 29(2):55-65. Djaja S, Afifah T. 2011. Pencapaian dan Tantangan Status Kesehatan Maternal di Indonesia. Jurnal Ekologi Kesehatan Vol. 10 No.1, Maret 2011: 10-20. [Depkes RI] Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2000. Pedoman Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP ASI). Jakarta: Direktorat Jendral Bina Gizi Masyarakat. __________ Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2008. Millenium Development Goals 2015. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. _________. 2013. Profil Kesehatan Indonesia 2012. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Evance I et al. 2013.Causes and Risk Factors for Maternal Mortality in Rural Tanzania, Case of Rufiji Health and Demographic Surveillance Site (HDSS). African Journal of Reproductive Health; September 2013: 17(3). 18 Gaynes BN et al. 2005. Perinatal Depression: Prevalence, Screening Accuracy, and Screening Outcomes. Evidence Report/Technology AssessmentNo. 119:AHRQ Publication No. 05-E006-2 February 2005. Forster DA, McLachlan HL, Lumley J. 2006. Factors associated with breastfeeding at six months postpartum ina group of Australian women. International Breastfeeding Journal 2006, 1:18 doi:10.1186/1746-4358-118. Hamilton PM. 1995. Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas Edisi 6 (Ni Luh Gede Yasmin Asih, penerjemah). Jakarta: penerbit Kedokteran EGC. Hutagaol ET. 2010. Efektifitas intervensi edukasi pada depresi postpartum [Tesis]. Fakultas Ilmu Keperawatan, Program Magister Ilmu Keperawatan Kekhususan Keperawatan Maternitas, Universitas Indonesia, Depok. Kent JC, Mitoulas LR, Cregan MD, Ramsay DT, Doherty DA, Hartmann PE. 2006. Volume and frequency of breastfeedings and fat content of breast milk throughout the day. Pediatrics 117:e387. doi:10.1542/peds.20051417. Klainin P, Arthur DG. 2009. Postpartum depression in Asian cultures: A literature review. International Journal of Nursing Studies 46 (2009) 1355–1373. Khomsan A, Rachmadewi A. 2009. Pengetahuan, Sikap, dan Praktek ASI Eksklusif serta Status Gizi Bayi Usia 4-12 Bulan di Pedesaan dan Perkotaan. Jurnal Gizi dan Pangan, Juli 2009 4(2): 83 – 90. Kronborg H, Vaeth M. 2004. The influence of psychosocial factors on the duration of breastfeeding. Scand Journal of Public Health; 2004, 32: 210. Loretz L. 2005. Primary Care Tools for Clinicians. Missouri: Elsevier Health Science.books.google.co.id/books?isbn=0323019838 [17 Maret 2013]. Maulana HDJ. 2009. Promosi Kesehatan. Jakarta: EGC. Mudyaharjo R. 2008. Pengantar Pendidikan: Sebuah Studi Awal Tentang DasarDasar Pendidikan Pada Umumnya dan Pendidikan di Indonesia. Jakarta: PT. Grafindo. Notoatmodjo S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineke Cipta. Picket G, Hanlon JJ. 2009. Kesehatan Masyarakat: Administrasi dan Praktik (Edisi 9). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Prawiroharjo S. 2008. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Nasional. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka. Purwandari A. 2008. Konsep Kebidanan Sejarah dan Profesionalisme.Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Romero GG et al. 2007. Risk factors of maternal death in Mexico. Birth Issues in Perinatal Care 2007;34(1):21-5. [RISKESDAS] Riset Kesehatan Dasar. 2010. Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010. Jakarta: Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan Depkes RI. Riordan J. 2005.Breastfeeding and Human Lactation: Third Edition. Sudbury: Jonesand Bartlett Publishers. Roesli U. 2000. Mengenal ASI Ekslusif edisi I. Jakarta: Trubus Agriwidya. Rukiyah AY, Lia Y, Meida L. 2011. Asuhan Kebidanan III (Nifas). Jakarta: CV Trans Info Media. Sari CM. 2012. Perbedaan Pola Pemberian ASI antara Ibu yang Melakukan dan Tidak Melakukan Inisiasi Menyusu Dini: Studi di Wilayah Kerja 19 Puskesmas Margorejo Kabupaten Pati [Skripsi]. Semarang: Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Soetjiningsih. 1997. Seri Gizi Klinik: ASI Petunjuk untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta (ID): Penerbit Buku Kedokteran EGC Suhardjo. 1992. Pemberian Makanan pada Bayi dan Anak.Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Taveras EM et al. 2003. Clinician support and psychosocial risk factors associated with breastfeeding discontinuation. Pediatrics 2003;112:108–15. Wiknjosastro H. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka. Wulandari SR, Handayani S. 2011. Asuhan Kebidanan Ibu Masa Nifas. Yogyakarta: Gosyen Publishing. Wulandari AS. 2011. Inisiasi Menyusui Dini untuk Awali ASI Ekslusif [Jurnal]. Surabaya: Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya. 20 LAMPIRAN Lembar informed consent persetujuan menjadi responden INFORMED CONSENT Persetujuan menjadi Responden Selamat pagi/siang/sore Perkenalkan nama saya Armina Puji Utari mahasiswa S1 reguler 2009 Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor. Saya bermaksud melakukan penelitian mengenai “Pengetahuan Gizi, Keluhan Kesehatan, Kondisi Psikologis, dan Pola Pemberian ASI Ibu Postpartum”. Penelitian ini dilakukan sebagai syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Gizi (SGz) di Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor. Saya berharap Ibu bersedia untuk menjadi responden dalam penelitian ini dan menjawab seluruh pertanyaan ataupun pernyataan yang diberikan dengan benar dan jujur melalui wawancara oleh saya untuk melengkapi kuesioner terkait dengan penelitian. Kuesioner wawancara terkait penelitian yang akan ditanyakan kepada Ibu yaitu: 1. Karakteristik responden (Ibu) 2. Pelayanan dan perawatan kesehatan 3. Rata-rata kecukupan produksi ASI (persepsi Ibu) 4. Keluhan kesehatan Ibu 5. Pola pemberian ASI 6. Pengetahuan Ibu tentang Gizi dan ASI 7. Media Informasi 8. Skala kondisi psikologis Ibu nifas Semua informasi yang Ibu berikan terjamin kerahasiaannya. Selain itu, wawancara dan pengambilan data yang kami lakukan tidak bersifat memaksa. Ibu berhak menolak wawancara yang kami berikan apabila Ibu tidak bersedia menjadi responden dalam penelitian ini. Apabila Ibu bersedia menjadi responden kami, saya berharap setelah Ibu membaca maksud dari kegiatan penelitian kami ini, Ibu dapat mengisi nama dan tanda tangan di bawah ini. Saya setuju untuk ikut serta dalam penelitian ini. Nama : …………………………………………………………………….. Tanda tangan : …………………………………………………………………….. Terimakasih atas kesediaan Ibu untuk ikut serta di dalam penelitian ini. 21 Kuesioner Penilaian Praktek Pemberian ASI Pertanyaan Durasi pemberian ASI saja Jawaban Makanan/Cairan yang diberikan sebelum bayi usia 4 bulan Pemberian Kolostrum 1. Ya 2. Tidak Waktu pemberian ASI pertama setelah kelahiran Kesulitan dalam pemberian ASI Kuesioner Pengetahuan Gizi Ibu Postpartum No Pertanyaan 1 Makanan Ibu setelah melahirkan harus bergizi dan beragam 2 Makanan yang dimakan ketika hamil dan menyusui harus lebih banyak dibandingkan dengan makanan yang dimakan sebelum hamil dan menyusui Konsumsi sayur dan buah penting pada masa menyusui 3 4 Apakah yang dimaksud dengan kolostrum? 5 Cairan kuning yang pertama sekali dikeluarkan Ibu ketika melahirkan baik dikonsumsi bayi tanpa dibuang terlebih dahulu Apakah yang dimaksud dengan ASI eksklusif? 6 Pilihan a. Benar b. Salah c. Tidak tahu a. Benar b. Salah c. Tidak tahu a. Benar b. Salah c. Tidak tahu a. Benar b. Salah c. Tidak tahu a. Benar b. Salah c. Tidak tahu a. Pemberian ASI saja b. Pemberian ASI disertai makanan/minuman lain c. Tidak tahu 7 Makanan terbaik yang diberikan kepada a. Makanan prelaktal (madu, bayi yang baru lahir adalah..... air putih, teh, dsb) b. Kolostrum c. Tidak tahu 8 Kapan sebaiknya ASI diberikan kepada a. Sesering mungkin/ ketika bayi? bayi meminta b. Sesuai keinginan ibu c. Tidak tahu 9 Pada saat kapan sebaiknya bayi a. < 6 bulan memperoleh MP-ASI ? b. > 6 bulan c. Tidak tahu 10 Apa bahan makanan yang dapat a. Daun katuk meningkatkan produksi ASI? b. Daging sapi c. Tidak tahu Bahan Acuan Kuesioner : Modifikasi dari Khomsan A dan Rachmadewi A (2009) Nilai 22 Kuesioner Kondisi Psikologis Postpartum (Edinburgh Postnatal Depression Scale yang diterjemahkan) No. 1 Pertanyaan Saya dapat tertawa bila melihat sesuatu yang lucu: (a) sering (b) kadang-kadang (c) jarang (d) tidak pernah 2 Saya dapat mengerjakan banyak hal dengan senang: (a) sering (b) kadang-kadang (c) jarang (d) tidak pernah 3 Saya menyalahkan diri saya sendiri apabila terjadi hal yang tidak menyenangkan: (a) sering (b) kadang-kadang (c) jarang (d)tidak pernah 4 Saya merasa khawatir dan cemas tanpa alasan yang jelas: (a) sering (b) kadang-kadang (c) jarang (d) tidak pernah 5 Saya merasa ketakutan atau panik tanpa alasan yang jelas: a) sering (b) kadang-kadang (c) jarang (d) tidak pernah 6 Segala sesuatu terasa membebani saya sehingga: (a) hampir selalu saya merasa tidak bersemangat (b) kadang-kadang saya merasa tidak bisa mengatasi sebaik biasanya (c) hampir selalu saya merasa bisa mengatasi dengan baik (d) selalu saya bisa mengatasi sebaik biasanya 7 Saya merasa sangat tidak bahagia sehingga sulit tidur: (a) hampir setiap hari (b) kadang-kadang (c) jarang (d) tidak pernah 8 Saya merasa sedih dan jengkel tanpa alasan: (a) hampir setiap waktu (b) kadang-kadang (c) jarang (d) tidak pernah 9 Saya merasa sangat tidak bahagia sehingga saya menangis: (a) hampir setiap waktu (b) kadang-kadang (c) jarang (d) tidak pernah 10 Pernah ada pikiran putus asa: (a) sering (b) kadang-kadang (c) jarang (d) tidak pernah Diisi petugas Bahan Acuan Kuesioner : Modifikasi dari Hutagaol ET (2010) dalam Cox dan Holden (2003) 23 Kuesioner Keluhan Kesehatan Ibu Postpartum No. Kriteria Patokan Jawaban 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Air seni tertahan Buang air kecil terasa sakit Air seni terus menerus menetes Susah buang air besar Putting susu lecet Putting susu tertarik kedalam Pembendungan ASI Ibu kehilangan nafsu makan Ibu merasakan sering pusing, lesu dan lemas YA/TIDAK YA/TIDAK YA/TIDAK YA/TIDAK YA/TIDAK YA/TIDAK YA/TIDAK YA/TIDAK YA/TIDAK Bahan Acuan Kuesioner Waktu (Kapan) Kuantitas (Lama) : Modifikasi dari Wulandari dan Handayani (2011) Hasil Statistik Korelasi Pengetahuan Gizi Ibu Postpartum dan Pola Pemberian ASI Correlations Spearman's rho Pengetahuan Gizi Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Pola Pemberian ASI Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Pengetahuan Pola Pemberian Gizi ASI 1.000 -.148 . .435 30 30 -.148 1.000 .435 . 30 30 Hasil Statistik Korelasi Pengetahuan Kolostrum dengan Pemberian ASI Eksklusif Correlations Spearman's rho Pengetahuan kolostrum Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Pemberian ASI Eksklusif Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Pengetahuan Pemberian ASI kolostrum Eksklusif 1.000 -.331 . .074 30 30 -.331 1.000 .074 . 30 44 24 Hasil Statistik Korelasi Pengetahuan Definisi ASI dengan Pemberian ASI Eksklusif Correlations Pemberian ASI Definisi ASI Spearman's rho Definisi ASI Correlation Coefficient 1.000 .126 . .508 30 30 Correlation Coefficient .126 1.000 Sig. (2-tailed) .508 . 30 44 Sig. (2-tailed) N Pemberian ASI Eksklusif Eksklusif N Hasil Statistik Korelasi Pengetahuan Makanan Terbaik bagi Bayi dengan Pemberian ASI Eksklusif Correlations Makanan terbaik Pemberian ASI bagi bayi Spearman's rho Makanan terbaik bagi bayi Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Pemberian ASI Eksklusif Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). Eksklusif 1.000 -.378* . .039 30 30 -.378* 1.000 .039 . 30 44 25 Hasil Statistik Korelasi Keluhan Kesehatan Ibu Postpartum dan Pola Pemberian ASI Correlations Spearman's rho Keluhan Kesehatan Correlation Coefficient Pola Pemberian Kesehatan ASI 1.000 .063 . .740 30 30 Correlation Coefficient .063 1.000 Sig. (2-tailed) .740 . 30 30 Sig. (2-tailed) N Pola Pemberian ASI Keluhan N Hasil Statistik Korelasi Keluhan Puting Lecet dan Pemberian ASI Eksklusif Correlations Pemberian ASI Puting susu lecet Spearman's rho Puting susu lecet Correlation Coefficient 1.000 .062 . .743 30 30 Correlation Coefficient .062 1.000 Sig. (2-tailed) .743 . 30 44 Sig. (2-tailed) N Pemberian ASI Eksklusif Eksklusif N 26 Hasil Statistik Korelasi Keluhan Pembendungan ASI dan Pemberian ASI Eksklusif Correlations Spearman's rho Pembendungan ASI Pembendungan Pemberian ASI ASI Eksklusif Correlation Coefficient 1.000 .055 . .775 30 30 Correlation Coefficient .055 1.000 Sig. (2-tailed) .775 . 30 44 Sig. (2-tailed) N Pemberian ASI Eksklusif N Hasil Statistik Korelasi Kondisi Psikologis Ibu Postpartum dan Pola Pemberian ASI Correlations Spearman's rho Kondisi Psikologis Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Pola Pemberian ASI Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Kondisi Pola Pemberian Psikologis ASI 1.000 -.107 . .574 30 30 -.107 1.000 .574 . 30 30 27 RIWAYAT HIDUP Penulis merupakan anak kedua dari dua bersaudara pasangan Bapak Drs. Sukantoyo dan Ibu Hj. Ireng Minarsih, B.Sc. Penulis dilahirkan di Jakarta,22 Mei 1991. Penulis menempuh pendidikan sekolah dasar pada tahun 1997-2003 di SD Negeri Anyelir I Depok. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 2 Depok pada tahun 2003-2006, dan SMA Negeri 3 Depok pada tahun 2006-2009. Pada tahun 2009, penulis diterima sebagai mahasiswi Departemen Gizi Masyarakat IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif pada berbagai organisasi. Penulis pernah bergabung sebagai anggota Gugus Disiplin Asrama (GDA), Ikatan Keluarga Muslim TPB (IKMT), dan sekretaris Forum Syiar Islam FEMA (FORSIA). Penulis juga ikut serta dalam berbagai kepanitiaan, yaitu Kepanitiaan Masa Perkenalan Kampus Mahasiswa Baru (MPKMB) 47 sebagai Badan Pengurus Harian, Masa Perkenalan Fakultas (MPF) FEMA dan Masa Perkenalan Departemen (MPD) sebagai Penanggung Jawab Keluarga. Penulis juga aktif bergabung di Forum Alumni Islam SMA Negeri 3 Depok (FAIS). Saat ini penulis menjadi salah satu bagian dari komunitas Edukasi Gizi. Selama perkuliahan, penulis pernah menjadi asisten mata kuliah Gizi Dalam Daur Kehidupan dan Pendidikan Agama Islam (PAI) selama dua semester. Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Profesi (KKP) di Desa Sukaurip, Kecamatan Balongan, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat selama dua bulan terhitung Juni-Agustus 2012. Penulis juga pernah melaksanakan Internship Dietetik (ID) di Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo Jakarta pada tanggal 11 Februari hingga 2 Maret 2013.