(asi) ibu postpartum armina puji utari

advertisement
PENGETAHUAN GIZI, KELUHAN KESEHATAN, KONDISI
PSIKOLOGIS, DAN POLA PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI)
IBU POSTPARTUM
ARMINA PUJI UTARI
DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
PENGETAHUAN GIZI, KELUHAN KESEHATAN, KONDISI
PSIKOLOGIS, DAN POLA PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI)
IBU POSTPARTUM
ARMINA PUJI UTARI
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Gizi
dari Program Studi Ilmu Gizi pada
Departemen Gizi Masyarakat
DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
Judul Skripsi : Pengetahuan Gizi, Keluhan Kesehatan, Kondisi Psikologis, dan
Pola Pemberian Air Susu Ibu (ASI) Ibu Postpartum
Nama
: Armina Puji Utari
NIM
: I14090014
Disetujui oleh
Dr. Katrin Roosita, SP, M.Si
Dosen Pembimbing I
Prof.drh.M.Rizal M.Damanik, MRepSc, PhD
Dosen Pembimbing II
Diketahui oleh
Dr. Rimbawan
Ketua Departemen
Tanggal Lulus :
Judul Skripsi : Pengetahuan Gizi, Keluhan Kesehatan, Kondisi Psikologis, dan
Pola Pemberian Air Susu Ibu (ASI) Ibu Postpartum
. : Armina Puji Utari
Nama
NIM
: 114090014
Disetujui oleh
----
CP~C
Dr. Katrin Roosita, SP, M.Si
Dosen Pembimbing I
DJ ketahui oIeh
Dr. Rimbawan
Ketua Departemen
TanggaI Lulus
---­
Prof.drh.M.Rizal M.Damanik, MRepSc, PhD
Dosen Pembimbing II
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengetahuan Gizi,
Keluhan Kesehatan, Kondisi Psikologis, dan Pola Pemberian Air Susu Ibu (ASI)
Ibu Postpartum adalah benar karya saya dengan arahan dari dosen pembimbing
dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun.
Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun
stidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan
dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Maret 2014
Armina Puji Utari
NIM I14090014
____________________________
*Pelimpahan hak cipta atas karya tulis dari penelitian kerja sama dengan pihak
luar IPB harus didasarkan pada perjanjian kerja sama yang terkait.
iii
ABSTRAK
ARMINA PUJI UTARI. Pengetahuan Gizi, Keluhan Kesehatan, Kondisi
Psikologis, dan Pola Pemberian Air Susu Ibu (ASI) Ibu Postpartum. Dibimbing
oleh KATRIN ROOSITA dan M. RIZAL DAMANIK.
Periode postpartum merupakan periode pemulihan setelah proses
melahirkan dengan salah satu karakteristik proses pemberian ASI. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengetahuan gizi, status kesehatan, kondisi psikologis
serta kaitannya dengan pola pemberian ASI ibu postpartum. Penelitian ini
menggunakan desain cross sectional study dengan metode wawancara yang
dilakukan di lima desa di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, pada bulan
April hingga Mei 2013. Contoh penelitian adalah 30 ibu postpartum dengan
kriteria inklusi, usia kelahiran bayi 10-40 hari dan bukan persalinan pertama,
bersedia menjadi responden, dan dapat berkomunikasi dengan baik. Ibu
postpartum sebagian besar memiliki tingkat pengetahuan gizi (60%) dan keluhan
kesehatan ibu postpartum (66.7%) tergolong rendah serta mengalami depresi
(56.7%). Pengetahuan gizi tentang definisi ASI yang semakin baik pada ibu
postpartum cenderung berkorelasi dengan pemberian ASI eksklusif yang baik.
Sebaliknya, semakin rendah keluhan kesehatan ibu postpartum ,cenderung
berkorelasi dengan pola pemberian ASI yang semakin baik.
Kata Kunci: Pengetahuan gizi, keluhan kesehatan, psikologis, ASI, ibu
postpartum
ABSTRACT
ARMINA PUJI UTARI. Nutritional Knowledge, Health Complaints,
Psychological Condition, and Breast feeding Patterns on Postpartum Mothers.
Supervised by KATRIN ROOSITA and M. RIZAL M. DAMANIK.
Postpartum period is restoration period after childbirth with one of
characteristics is the process of breastfeeding. This study was aimed to assess of
nutritional knowledge, health complaints, psychological conditions, and their
association with breastfeeding pattern on postpartum mother. A cross sectional
study design and interview method was conducted in five rural areas in Dramaga
Subdistrict, Bogor District, during the period of April to May 2013. Sample
included in this study were 30 postpartum mothers who met inclusion criteria
sample is the age of a baby 10−40 days and baby was not a first childbirth, she
will be the respondent through the informed consent agreement, and be able
communicate. The mayority postpartum mother had level of nutritional knowledge
(60%) and health complaints (66.7%) were classified in low, and they have
depression (56.7%). The nutritional knowledge of exclusive breastfeeding tends to
correlate (r=0.126, p=0.508) exclusive breastfeeding practice. Meanwhile, lower
health complaint tends to correlate with better breastfeeding practices.
Keywords: Nutritional knowledge, health complaints, psychological,
breastfeeding, postpartum mother
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha
Esa, yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulisan skripsi ini dapat
diselesaikan. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan dari
Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian
Bogor. Tema yang dipilih untuk skripsi ini adalah gizi dan kesehatan ibu
postpartum pada masa menyusui yang diberi judul “Pengetahuan Gizi, Keluhan
Kesehatan, Kondisi Psikologis, dan Pola Pemberian Air Susu Ibu (ASI) Ibu
Postpartum”.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada Dr. Katrin Roosita, SP, M.Si
selaku dosen pembimbing I dan Prof. Dr. M.Rizal M.Damanik, MRepSc, PhD
selaku dosen pembimbing II sekaligus pembimbing akademik yang telah dengan
sabar membimbing penulis selama proses penyelesaian skripsi ini. Terima kasih
juga penulis sampaikan kepada Dr. Ir. Budi Setiawan, MS yang telah bersedia
menjadi dosen pemandu dan penguji yang telah banyak memberikan masukan
dalam penyempurnaan skripsi ini.
Terima kasih kepada pihak Puskesmas Kecamatan Dramaga, bidan desa,
dan seluruh responden yang berpasrtisipasi pada penelitian ini, serta teman-teman
seperjuangan, Masruroh dan Bibi atas bantuan dan dukungannya selama ini.
Terima kasih kepada Ilya, Yeni, Hafid, dan Kadek yang telah bersedia menjadi
pembahas dalam seminar hasil penelitian penulis. Terima kasih kepada Coconut
GM 46 atas kebersamaan selama ini. Terima kasih kepada teman-teman Edukasi
Gizi, Septian, Rieska, Novi, Teguh, Mbak Dati, Desi, Agatha, Grevi, Niken, atas
dukungan dan motivasinya. Terima kasih kepada teman-teman FEMA, Forum
Alumni SMA 3 Depok (Riska, Fauzia, Kak Dany, Maya, Ibnu, Rico, Fazar), dan
teman-temang lingkaran yang telah memberikan dukungannya.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada kedua orang tua dan keluarga
yang senantiasa memberikan dukungan moral dan material serta doa kepada
penulis selama masa studi S1 di IPB.Terima kasih kepada semua pihak yang tidak
dapat penulis sebutkan satu per satu, atas segala doa, dukungan, motivasi, dan
bantuan yang telah diberikan selama ini.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan dan
pelaksanaan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis dengan terbuka menerima saran
dan kritik berkaitan dengan penulisan skripsi ini. Atas bantuan yang diberikan,
penulis mengucapkan terima kasih.
Bogor, Maret 2014
Armina Puji Utari
v
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
KERANGKA PEMIKIRAN
METODE PENELITIAN
Desain, Tempat dan Waktu
Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh
Jenis dan Cara Pengumpulan Data
Pengolahan dan Analisis Data
Definisi Operasional
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Contoh
Pengetahuan Gizi
Keluhan Kesehatan Ibu Postpartum
Kondisi Psikologis Postpartum
Pola Pemberian ASI
Hubungan antara Pengetahuan Gizi dengan Pola Pemberian ASI
Hubungan antara Keluhan Kesehatan dengan Pola Pemberian ASI
Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Pola Pemberian ASI
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
1
1
2
2
3
4
4
4
4
5
7
7
7
8
9
10
11
12
14
15
16
16
16
17
20
27
DAFTAR TABEL
1 Variabel dan jenis data
2 Sebaran contoh berdasarkan karakteristik sosial ekonomi
3 Persentase ibu postpartum berdasarkan pertanyaan kondisi psikologis
4 Sebaran contoh berdasarkan pola pemberian ASI
5 Persentase ibu postpartum berdasarkan pertanyaan pengetahuan gizi
6 Tabulasi silang pertanyaan pengetahuan gizi dengan pemberian ASI
7 Tabulasi silang keluhan kesehatan dengan pola pemberian ASI
8 Persentase ibu postpartum berdasarkan pertanyaan keluhan kesehatan
9 Tabulasi silang keluhan kesehatan dengan perilaku ASI eksklusif
5
8
11
12
13
13
14
15
15
DAFTAR GAMBAR
1 Kerangka pemikiran pengetahuan gizi, keluhan kesehatan, kondisi psikologis, dan
pola pemberian ASI ibu postpartum
3
2 Sebaran contoh berdasarkan tingkat pengetahuan gizi
9
3 Sebaran contoh berdasarkan keluhan kesehatan
10
4 Sebaran contoh berdasarkan kondisi psikologis postpartum
11
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan pembangunan millenium atau Millennium Development Goals
(MDGs) yang terkait langsung dengan pembangunan kesehatan antara lain
meningkatkan kesehatan ibu dan menurunkan angka kematian bayi. Hingga tahun
2015, World Health Organization (WHO) menetapkan target untuk mengurangi
dua pertiga rasio kematian ibu dalam proses melahirkan dan dua pertiga tingkat
kematian bayi atau anak-anak di bawah usia lima tahun. Indikator angka kematian
ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) juga merupakan salah satu tolak ukur
ketercapaian kesejahteraan rakyat (Depkes RI 2008).
Survei Dasar Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 menunjukkan bahwa AKI
tahun 2003-2007 sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini lebih rendah
dibandingkan AKI hasil SDKI tahun 2002−2003 yang sebesar 307 per 100.000
kelahiran hidup (Depkes RI 2013). Tiga besar penyebab kematian ibu menurut
hasil RISKESDAS 2007 adalah perdarahan postpartum, komplikasi postpartum,
dan eklampsi (Djaja dan Afifah 2011).
AKB di Indonesia masih tergolong tinggi jika dibandingkan dengan
negara-negara ASEAN, yaitu 1.3 kali lebih tinggi dari Filipina, 1.8 kali lebih
tinggi dari Thailand dan 4.6 kali lebih tinggi dari Malaysia. Berdasarkan nilai
AKB, dalam periode 1991–2005 Indonesia sudah memenuhi target MDGs, namun
penurunan AKB tidak berlangsung cepat. Berdasarkan pola ini, diperkirakan pada
tahun 2015 AKB di Indonesia mencapai 21 kematian bayi per 1000 kelahiran
hidup. Angka ini belum memenuhi target dari MDGs yaitu sebesar 17 kematian
bayi per 1000 kelahiran hidup (BPS 2008). Nilai AKB disumbangkan dari nilai
angka kematian neonatal (AKN). Kematian neonatal menyumbang lebih dari
setengahnya kematian bayi (59.4%), sedangkan jika dibandingkan dengan angka
kematian balita, kematian neonatal menyumbang sebesar 47.5%. (Depkes RI
2013).
Tingginya AKN dan AKI menunjukkan pentingnya memperhatikan
periode postpartum. Hal ini karena masa postpartum merupakan periode
pemulihan setelah proses melahirkan yang membutuhkan pengobatan dan
perawatan, mulai dari perawatan diri sendiri hingga perawatan yang
membutuhkan tenaga kesehatan. Salah satu karakteristik dari periode postpartum
adalah proses laktasi atau pemberian ASI (Prawihardjo 2008).
Pemberian ASI sejak dini mempunyai dampak yang positif baik bagi ibu
maupun bayinya. ASI mempunyai peran penting yang fundamental pada
kelangsungan hidup bayi karena mengandung lebih dari 60% kebutuhan hidup
bayi (Roesli 2000). Pemberian ASI dalam jangka panjang dapat memperpanjang
jarak kelahiran karena masa amenorrhea lebih panjang dan pemulihan status gizi
yang lebih baik sebelum kehamilan berikutnya. ASI memiliki banyak manfaat
ditinjau dari berbagai segi, baik segi gizi, kesehatan, ekonomi maupun sosio
psikologis. Hal ini banyak terlihat di berbagai negara atau wilayah dimana higiene
lingkungan belum memadai disamping makanan bayi pengganti ASI tidak tersedia
ataupun harganya sangat mahal dan tidak terjangkau oleh daya beli penduduk
pada umumnya (Suhardjo 1992).
2
Hasil survei Centers for Disease Control and Prevention (CDC),
menunjukkan bahwa pada tahun 2009 sebesar 16.3% bayi di dunia diberikan ASI
eksklusif selama enam bulan, dan sebesar 76.9% diberikan ASI eksklusif selama
satu tahun (CDC 2012). Sementara itu hasil di Indonesia, persentase bayi yang
menyusui eksklusif sampai dengan enam bulan di Indonesia sebesar 15,3%.
Sebagian besar proses awal menyusui dilakukan pada kisaran waktu 1-6 jam
setelah bayi lahir tetapi masih ada 11,1% proses mulai disusui dilakukan setelah
48 jam. Pemberian kolostrum cukup baik, dilakukan oleh 74,7% ibu kepada
bayinya (RISKESDAS 2010).
Pola pemberian ASI berkaitan dengan kondisi psikologis postpartum.
Hasil penelitian The National Mental Health Association (2003) mengemukakan
bahwa sekitar 80% ibu yang melahirkan bayi untuk pertama kalinya mengalami
gejala baby blues syndrome. Hasil penelitian Klainin dan Arthur (2009) juga
mengungkapkan bahwa sebesar 3.5−63.3% perempuan di Asia mengalami
gangguan psikologi setelah melahirkan, dengan prevalensi terendah di negara
Malaysia dan tertinggi di Pakistan.
Kondisi psikologis ini mempengaruhi sekitar 7−15% ibu postpartum pada
tiga bulan pertama dan dapat mengakibatkan perasaan cemas, suasana hati yang
tertekan, dan ketidakpedulian terhadap diri (Gaynes et el 2005). Gangguan
psikologis ini dapat berpengaruh terhadap hubungan antara ibu dan bayi serta pola
menyusui. Identifikasi sejak awal terhadap risiko pada ibu postpartum sangat
penting untuk mengurangi pengaruh negatif kondisi psikologi ini dan berpotensi
untuk meningkatkan keberhasilan pemberian ASI (Taveras et al 2003).
Tujuan Penelitian
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menilai tingkat pengetahuan
gizi, keluhan kesehatan, kondisi psikologis, dan menganalisis pola pemberian ASI
ibu postpartum. Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah 1) mengukur
tingkat pengetahuan gizi ibu postpartum; 2) menilai keluhan kesehatan ibu pada
masa postpartum; 3) menilai kondisi psikologis yang dialami oleh ibu pada masa
postpartum; 4) menganalisis pola pemberian ASI selama masa postpartum; 5)
menganalisis hubungan pengetahuan gizi, keluhan kesehatan, dan kondisi
psikologis dengan pola pemberian ASI pada masa postpartum.
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang
pengetahuan gizi, keluhan kesehatan, kondisi psikologis postpartum, dan pola
pemberian ASI. Selain itu, diharapkan penelitian ini dapat memberikan solusi atas
permasalahan yang timbul dari masa postpartum, baik kondisi kesehatan ibu
maupun pemberian ASI bagi bayi. Pelayanan dan perawatan kesehatan serta
pengetahuan gizi ibu postpartum juga diharapkan mampu mengalami peningkatan
dalam rangka menjawab solusi permasalahan.
3
KERANGKA PEMIKIRAN
Pola pemberian ASI meliputi cara menyusui, durasi menyusui, dan
frekuensi menyusui (Depkes RI 2000). Inisiasi menyusui dini (IMD) juga
merupakan faktor dalam pola pemberian ASI karena menjadi penentu dari lama
pemberian (durasi) ASI eksklusif (Kronborg dan Vaeth 2004). Tenaga kesehatan
memegang peranan penting dalam memberikan informasi yang diperlukan kepada
ibu (Almatsier et al. 2011).
Pola pemberian ASI dipengaruhi oleh pengetahuan gizi dan kesehatan,
keluhan kesehatan, dan kondisi psikologis ibu postpartum. Pengetahuan dan
dukungan berpengaruh terhadap pemberian ASI secara eksklusif (Bowman 2013).
Perawatan kesehatan ibu selama masa postpartum baik dari tenaga
kesehatan maupun swamedikasi (perawatan mandiri) dapat mempengaruhi
keberhasilan pemberian ASI karena melancarkan sirkulasi darah sehingga
memperlancar pengeluaran ASI (Apriyanti 2012). Asuhan kesehatan pada masa
postpartum juga menjadi prioritas dan merupakan masa kritis bagi bayi
(Wiknjosastro 2002).
Kondisi psikologis ini berupa perasaan tidak nyaman yang dialami wanita
setelah melahirkan yang bisa disebabkan oleh hormon dan gangguan psikologis
(Rukiyah et al 2011). Depresi pada ibu postpartum tidak hanya berpengaruh pada
kondisi psikologis, tetapi juga berpengaruh pada kondisi fisiologis ibu.
Selanjutnya kerangka pemikiran penelitian dapat dilihat dapat dilihat pada
Gambar 1.
Karakteristik Ibu
Usia
Pendidikan
Pekerjaan
Pendapatan keluarga
Pengalaman menyusui
Pengetahuan Gizi Ibu
Postpartum
Pola Pemberian ASI
IMD
Durasi pemberian
Frekuensi menyusui
Kecukupan produksi ASI
Pemberian ASI Eksklusif
Perawatan Kesehatan
Konsumsi Pangan
Hormonal
Kondisi Psikologis
Depresi post partum
Keluhan Kesehatan
Dukungan keluarga
Gambar 1 Kerangka pemikiran pengetahuan gizi, keluhan kesehatan, kondisi psikologis, dan pola
pemberian ASI ibu postpartum
Keterangan
: Variabel yang diteliti
: Variabel yang tidak diteliti
: Hubungan yang diteliti
: Hubungan yang tidak diteliti
4
METODE PENELITIAN
Desain, Tempat dan Waktu
Desain penelitian ini adalah cross sectional study, yaitu data yang
dikumpulkan merupakan satu kesatuan data dalam satu waktu tertentu. Lokasi
penelitian ini di Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor yang terdiri dari lima
desa. Wilayah kerja puskesmas Dramaga yaitu Desa Ciherang, Sukawening,
Dramaga, Sinarsari, dan Neglasari. Kecamatan Dramaga dipilih secara purposive
dengan pertimbangan kemudahan akses. Penelitian ini dilakukan pada bulan
April-Mei 2013. Proses pengolahan, analisis dan interpretasi data untuk penelitian
ini dilakukan mulai bulan Juli sampai dengan Oktober 2013.
Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh
Contoh penelitian adalah ibu postpartum di wilayah Kecamatan Dramaga
yang terdiri dari lima desa. Penarikan contoh dari responden dilakukan secara
purposive dengan kriteria inklusi sebagai berikut:
1. Ibu postpartum tidak memiliki penyakit risiko tinggi.
2. Usia kelahiran bayi 10 - 40 hari pada saat pengambilan data.
3. Ibu postpartum bersedia menjadi responden yang akan ditegaskan
melalui persetujuan informed consent.
4. Bayi bukan merupakan persalinan pertama.
5. Ibu postpartum dalam keadaan sadar dan dapat berkomunikasi dengan
baik.
Kerangka sampling diperoleh dari puskesmas dan bidan desa. Seluruh ibu
postpartum yang telah memenuhi kriteria inklusi yang tersebar di lima desa
penelitian selanjutnya akan menjadi responden yang akan diambil datanya untuk
penelitian.
Jenis dan Cara Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan adalah data primer karena dikumpulkan secara
langsung oleh peneliti dengan menggunakan kuesioner. Data yang dikumpulkan
meliputi karakteristik contoh (usia, pendidikan formal, pekerjaan, pendapatan
keluarga, dan pengalaman menyusui), pengetahuan gizi dan kesehatan, keluhan
kesehatan, kecukupan produksi ASI, kondisi psikologis postpartum, dan pola
pemberian ASI yang didapatkan melalui wawancara menggunakan kuesioner.
Selengkapnya variabel dan jenis data yang digunakan dalam penelitian dapat
dilihat pada Tabel 1.
Data karakteristik ibu postpartum didapatkan dengan cara wawancara
langsung dengan menggunakan kuesioner. Data pengetahuan gizi didapatkan
menggunakan kuesioner dengan kriteria Khomsan (2000) sebagai poin penilaian.
Data keluhan kesehatan didapatkan dengan wawancara menggunakan kuesioner
acuan Wulandari dan Handayani (2011). Data kondisi psikologis didapatkan dari
hasil wawancara dengan kuesioner menggunakan desain instrumen Cox dan
Holden (2003). Data pola pemberian ASI didapatkan dari hasil wawancara
menggunakan kuesioner yang terdiri dari IMD, lama pemberian ASI, frekuensi
5
pemberian ASI, pemberian ASI eksklusif, dan kecukupan produksi ASI ibu yang
didapat melalui kepada responden dengan menggunakan kriteria Depkes (2000),
Soetjiningsih (1997), dan Kent et al. (2006) yang telah dimodifikasi sesuai dengan
situasi dan kondisi.
Tabel 1 Variabel dan jenis data
Variabel
Karakteristik Ibu Postpartum
Usia
Pendidikan
Pekerjaan
Pola Pemberian ASI
Pengetahuan Gizi
Kondisi psikologis postpartum
Keluhan kesehatan
Jenis data
Pendapatan
Pengalaman menyusui
IMD
Kecukupan produksi ASI
Lama pemberian
Pemberian ASI eksklusif
Frekuensi menyusui
Pengetahuan tentang:
Makanan ibu setelah melahirkan
Makanan yang baik pada ibu hamil dan menyusui
Konsumsi sayur dan buah pada masa postpartum
Pengertian kolostrum
Pengertian ASI eksklusif
Makanan terbaik yang diberikan kepada bayi
Waktu pemberian ASI dan MP ASI
Sumber pangan laktogogum
Gambaran emosional depresi postpartum:
Perasaan senang dan bahagia
Perasaan khawatir dan cemas
Perasaan ketakutan dan panik
Perasaan sedih dan jengkel
Perasaan tidak bahagia
Jenis-jenis keluhan kesehatan:
Kesulitan buang air kecil (BAK) dan buang air besar
(BAB)
Keluhan pada bagian payudara
Kesulitan pemberian ASI
Keluhan stamina ibu postpartum
Pengolahan dan Analisis Data
Proses pengolahan data meliputi coding, entry dan analisis data yang
didapat. Proses coding adalah pemberian kode tertentu yang telah disepakati
terhadap jawaban pertanyaan dalam kuesioner sehingga memudahkan saat
memasukkan data ke komputer. Entry adalah memasukkan data jawaban
kuesioner sesuai kode yang telah ditentukan untuk masing-masing variabel
sehingga menjadi suatu data dasar. Selanjutnya data diolah dan dianalisis
menggunakan program Microsoft Office Excell 2007. Analisis data secara
deskriptif dilakukan dengan mengelompokkan atau membandingkan dengan cut
off point. Untuk melakukan statistik inferensia, maka data diuji kenormalannya
dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov. Uji korelasi yang dilakukan adalah
uji korelasi Spearman. Selengkapnya analisis untuk masing-masing variabel
dijelaskan sebagai berikut.
6
1) Karakteristik Sosial Ekonomi
Data karakteristik ibu postpartum meliputi usia ibu, pendidikan formal ibu,
pekerjaan ibu, pendapatan keluarga, dan pengalaman menyusui. Pendidikan ibu
dikelompokkan ke dalam lima kategori, yaitu tidak sekolah atau tidak tamat SD,
SD/sederajat, SMP/sederajat, SMA/sederajat dan perguruan tinggi (D3/S1/S2/S3).
Pekerjaan ibu dikelompokkan menjadi 8 kategori, yaitu PNS/Guru, pegawai
swasta, wirausaha, petani, buruh, pelajar, ibu rumah tangga, dan lainnya.
Pendapatan keluarga per bulan dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu
<Rp240.441/kapita/bulan yang tergolong miskin dan >Rp240.441/kapita/bulan
yang tergolong tidak miskin berdasarkan garis kemiskinan pedesaan Jawa Barat
(BPS 2012).
2) Pengetahuan Gizi
Pengetahuan gizi ibu postpartum dikelompokkan berdasarkan kriteria
Khomsan (2000). Kuesioner pengetahuan gizi terdiri dari sepuluh pertanyaan
tentang ASI dan konsumsi makanan yang baik selama periode postpartum. Hasil
skoring dari pertanyaan yang telah dibuat dikelompokkan menjadi kurang
(<60%), cukup (skor 60-80%), dan baik (skor > 80%).
3) Keluhan Kesehatan Ibu Postpartum
Keluhan kesehatan pada masa postpartum didapatkan dengan melakukan
wawancara menggunakan kuesioner yang dimodifikasi dari kuesioner Wulandari
dan Handayani (2011). Keluhan kesehatan contoh yang terdiri dari sembilan poin
penilaian dikategorikan menjadi baik, sedang, dan kurang. Kategori ini dinilai dari
sembilan poin pertanyaan yang menggambarkan kondisi kesehatan pada masa
postpartum. Data keluhan kesehatan ibu postpartum dikelompokkan menjadi
rendah (<3), sedang (3-6), dan tinggi (>6).
4) Kondisi Psikologis Postpartum
Penilaian kondisi psikologis postpartum menggunakan kuesioner
Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS) (Loretz 2005), yaitu suatu
instrumen yang terdiri dari 10 item yang dipakai untuk menilai adanya
kemungkinan dari depresi postpartum dalam skala tertentu. Instrumen ini mudah
digunakan dan skor lebih dari 10 sudah bisa digunakan untuk menandai adanya
kemungkinan dari depresi postpartum.
Kategori pada kuesioner EPDS didapat dari hasil skoring pertanyaan yang
telah dibuat, yaitu skala 0-3 untuk tiap pertanyaan (Loretz 2005). Kuesioner EPDS
tidak membutuhkan tenaga kesehatan atau ahli psikiatri dan alat ini telah memiliki
validitas memuaskan serta reliabilitas yang baik serta sensitif terhadap perubahan
derajat depresi dalam waktu lama (Cox & Holden 2003). Kondisi psikologis
postpartum dikategorikan menjadi tidak depresi jika skor <10 dan depresi jika
skor >10.
5) Pola Pemberian ASI
Kategori pola pemberian ASI berdasarkan nilai dari berjalannya praktik
IMD, frekuensi pemberian >6 kali per hari, durasi >10 menit tiap kali menyusui,
berjalannya perilaku ASI eksklusif, dan produksi ASI yang cukup. Kategori
7
kecukupan produksi ASI yaitu sangat kurang jika skor ≤ 3, kurang jika skor 3
sampai 6, dan cukup jika skor >6 (Soetjiningsih 1997; Kent et al. 2006).
Definisi Operasional
Frekuensi menyusui adalah jumlah berapa kali ibu biasa memberikan ASI setiap
hari.
Inisiasi Menyusui Dini (IMD) adalah permulaan menyusui bayi setelah lahir
dengan teknik menempelkan bayi pada dada ibu.
Pemberian ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja kepada bayi tanpa makanan
lain selama masa postpartum hingga 40 hari.
Pengalaman menyusui adalah gambaran pengalaman ibu ketika menyusui anak
sebelum kelahiran yang terakhir termasuk pemberian ASI eksklusif.
Pengetahuan gizi ibu postpartum adalah pemahaman ibu postpartum tentang
ASI dan makanan yang baik dikonsumsi pada masa postpartum.
Perawatan kesehatan adalah upaya yang dilakukan ibu sebagai pemulihan
kesehatan masa postpartum baik melalui tenaga kesehatan atau perawatan
secara mandiri (swamedikasi).
Pola pemberian ASI adalah kebiasaan ibu menyusui dalam pemberian ASI
meliputi IMD, durasi pemberian ASI dan frekuensi menyusui, kecukupan
produksi ASI, dan pemberian ASI eksklusif.
Postpartum adalah periode waktu yang diperlukan oleh ibu untuk memulihkan
alat kandungannya saat persalinan dan berlangsung sekitar 6 minggu (40
hari) setelah kelahiran.
Postpartum depression adalah kondisi depresi postpartum yang terjadi pada
seorang ibu yang baru melahirkan yang disebabkan oleh gangguan
psikologis dan berlangsung selama dua minggu atau bahkan lebih lama.
Keluhan kesehatan ibu postpartum adalah keluhan kesehatan yang dialami oleh
ibu pada masa postpartum.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Contoh
Karakteristik ibu postpartum dalam penelitian ini meliputi usia, pendidikan
formal ibu, pekerjaan ibu, pendapatan keluarga, dan pengalaman menyusui.
Wilayah tempat tinggal ibu postpartum seluruhnya di desa. Ibu postpartum paling
banyak (40.0%) berada dalam rentang usia 26-30 tahun, yaitu sebanyak 12 orang.
Sebagian besar (43.3%) ibu postpartum memiliki pendidikan terakhir
SD/sederajat. Sebagian lainnya berpendidikan terakhir SMP/sederajat (36.7%) dan
SMA/sederajat (16.7%). Hanya satu contoh (3.3%) dengan latar belakang
pendidikan Perguruan Tinggi. Seluruh ibu postpartum adalah ibu rumah tangga.
Ibu postpartum sebagian (50%) tergolong keluarga miskin dan tidak
miskin (50%). Sebanyak 40% suami contoh berprofesi sebagai buruh. Hampir
seluruhnya (96.7%) ibu postpartum memiliki pengalaman menyusui dan hanya
satu orang (3.3%) yang tidak mempunyai pengalaman menyusui. Data sebaran
contoh berdasarkan karakteristik sosial ekonomi disajikan pada Tabel 2.
8
Tabel 2 Sebaran contoh berdasarkan karakteristik sosial ekonomi
Sosial Ekonomi
Usia
20-25 tahun
26-30 tahun
31-35 tahun
Total
Rata-rata + std
Pendidikan Ibu
SD/sederajat
SMP/sederajat
SMA/sederajat
Perguruan Tinggi
Total
Pendapatan per kapita per bulan
<Rp240.441
>Rp240.441
Total
Rata-rata + std (Rp)
n
%
8
12
10
30
26.7
40.0
33.3
100.0
28.43+4.22
13
11
5
1
30
43.3
36.7
16.7
3.3
100.0
15
50.0
15
50.0
30
100.0
242.247+107.145
Pengetahuan Gizi
Tingkat pengetahuan gizi ibu postpartum tentang ASI dan pemilihan
makanan yang baik selama masa postpartum tergolong cukup. Sebagian besar
(60%) ibu postpartum memiliki pengetahuan gizi cukup, sebagian lainnya
berpengetahuan gizi baik (33.3%) dan kurang (6.7%). Berdasarkan hasil tersebut
pengetahuan gizi contoh relatif baik karena hanya sedikit (6.7%) yang memiliki
pengetahuan gizi kurang, meskipun sebagian besar contoh hanya menyelesaikan
pendidikan sekolah dasar (43.3%) dan SMP (36.7%). Hal ini menurut
Notoatmodjo (2003), faktor yang berpengaruh terhadap pengetahuan tidak hanya
tingkat pendidikan, namun juga pengalaman, hubungan sosial, dan paparan media
massa seperti majalah, TV dan buku.
Pengetahuan ibu dapat diperoleh melalui pendidikan formal, nonformal
dan informal (Khomsan 2007). Pendidikan formal adalah pendidikan yang
diselenggarakan di sekolah pada umumnya dan mempunyai jenjang pendidikan
yang dimulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, sampai pendidikan
tinggi. Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal
yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Sedangkan pendidikan
informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan yang berbentuk
kegiatan belajar secara mandiri (Mudyaharjo 2008).
Sebagian besar (43.3%) pendidikan ibu postpartum adalah SD/sederajat.
Namun ibu postpartum pada penelitian ini mendapat pengetahuan gizi yang
bersumber dari bidan/petugas kesehatan (76.7%), kader posyandu (60.0%),
televisi (30.0%), keluarga (26.7%), dan teman/tetangga (6.7%).
Hal ini selaras dengan pernyataan Bowman (2013) bahwa pengetahuan
yang diperoleh ibu postpartum tentang pemberian ASI secara umum didapatkan
dari sejumlah sumber seperti internet, konsultan ASI, teman, dan keluarga. Ibu
postpartum pada penelitian ini paling banyak (76.7%) mendapat pengetahuan gizi
dan informasi kesehatan yang berasal dari bidan atau petugas kesehatan. Namun
9
masih banyak tenaga kesehatan yang justru mempromosikan susu formula
sehingga sebesar 43.3% ibu postpartum tidak memberikan ASI secara eksklusif.
70%
60.0%
60%
50%
40%
33.3%
30%
20%
6.7%
10%
0%
Baik (>80)
Cukup (60-80)
Kurang (<60)
Tingkat Pengetahuan Gizi
Gambar 2 Sebaran contoh berdasarkan tingkat pengetahuan gizi
Keluhan Kesehatan Ibu Postpartum
Sebagian besar ibu memiliki keluhan kesehatan rendah (66.7%) dan
memiliki status kesehatan sedang (30.0%). Hanya satu contoh (3.3%) yang
memiliki keluhan kesehatan yang tinggi. Selengkapnya sebaran tersebut dapat
dilihat pada Gambar 3. Lamanya penyembuhan setelah melahirkan (masa
postpartum) dapat dipengaruhi juga oleh pelayanan postpartum meliputi
pengawasan ibu oleh tenaga kesehatan selama dua jam pertama setelah
melahirkan (Purwandari 2008). Keluhan kesehatan dipengaruhi oleh perawatan
kesehatan setelah melahirkan.
Maulana (2009) memaparkan bahwa kematian ibu dan bayi di Indonesia
masih relatif tinggi dan hal ini sering berkaitan dengan pola perawatan kehamilan,
persalinan, dan postpartum. Selanjutnya Wiknjosastro (2002) menjelaskan bahwa
asuhan kesehatan selama postpartum sangat diperlukan karena merupakan masa
kritis baik bagi ibu maupun bayi yang dilahirkan. Sebesar 60% kematian ibu
akibat kehamilan terjadi setelah persalinan, yaitu sebesar 50% kematian ibu pada
masa postpartum terjadi pada 24 jam pertama. Perawatan kesehatan ibu pada masa
ini perlu menjadi prioritas karena juga menjadi masa kritis bagi bayi.
Keluhan kesehatan dipengaruhi oleh pelayanan dan perawatan kesehatan
yang dilakukan oleh petugas kesehatan maupun secara mandiri (swamedikasi).
Perawatan yang dilakukan contoh adalah kontrol bidan atau tenaga kesehatan
lainnya, pijat atau urut, dan mengonsumsi obat serta jamu tradisional.
Sebagian besar ibu postpartum melakukan perawatan masa postpartum
dengan mengonsumsi jamu tradisional (96.7%) dan melakukan kontrol oleh bidan
(50%). Jamu tradisional yang dikonsumsi ibu postpartum adalah godogan
lempuyang (Zingiber aromaticum VAL) (20.0%), godogan beluntas (Pluchea
indica LES) (10.0%), kunyit asem (30.0%), air sirih (13.3%), beras kencur
(56.7%), dan jamu kemasan (36.7%). Sebanyak 30% contoh mengonsumsi lebih
10
dari satu jenis jamu tradisional. Sementara hasil penelitian Dahliani et al. (2005)
menunjukkan ibu postpartum sebagian besar (76.7%) mengonsumsi jamu
galohgor dengan manfaat yang dirasakan adalah kebugaran tubuh dan
penyembuhan rahim setelah melahirkan.
70,0
66.7%
60,0
50,0
40,0
30.0%
30,0
20,0
10,0
3.3%
0,0
Rendah (<3)
Sedang (3-6)
Tinggi (>6)
Tingkat Keluhan Kesehatan
Gambar 3 Sebaran contoh berdasarkan keluhan kesehatan
Kondisi Psikologis Postpartum
Kondisi psikologis ibu postpartum berlangsung selama dua minggu atau
bahkan lebih lama dinilai berdasarkan skoring. Sebagian besar (56.7%) ibu
tergolong mengalami depresi dan sebagian lainnya tidak mengalami depresi
(43.3%). Prevalensi depresi di lokasi penelitian ternyata lebih tinggi dibandingkan
hasil penelitian Riordan (2005) yang menunjukkan bahwa sebanyak 20%
perempuan setelah melahirkan memiliki depresi ringan sampai sedang. Gejala dari
depresi ini yaitu menangis, putus asa, perasaan tidak cukup, keinginan bunuh diri,
kesedihan, nafsu makan berkurang, insomnia, perasaan tidak berdaya, dan
kecemasan.
Penyebab kondisi psikologis postpartum bukanlah kehamilan. Namun
diyakini bahwa stresor psikologis dan fisiologis yang diperberat oleh kehamilan
mencetuskan penyakit mental pada pasien yang dipredisposisi untuk
mengalaminya. Stresor fisiologis termasuk perubahan hormon, trauma persalinan
dan melahirkan, preeklamsia, dan faktor-faktor serupa. Stresor psikososial
termasuk konsep diri, saling ketergantungan, dan perubahan peran yang
terpengaruh oleh kehamilan (Hamilton 1995).
11
Depresi
43.3%
56.7%
Tidak
depresi
Gambar 4 Sebaran contoh berdasarkan kondisi psikologis postpartum
Tabel 3 menunjukkan bahwa sebagian besar (56.7%) ibu postpartum
mengalami depresi karena alasan khawatir dan cemas tanpa alasan. Persentase
yang hampir sama (52.5%) juga muncul pada alasan depresi yang disebabkan oleh
rasa sedih dan jengkel tanpa alasan. Ibu postpartum sebagian besar mengalami
depresi karena faktor ekonomi. Sebagian contoh (50.0%) dalam penelitian ini
tergolong keluarga miskin.
Hal ini didukung oleh pernyataan Riordan (2005) bahwa ibu postpartum
dapat mengalami stress karena hubungan yang mendukung kejadian tersebut,
salah satunya karena faktor ekonomi. Selain itu Roesli (2008) juga menjelaskan
bahwa peranan suami menentukan kelancaran refleks pengeluaran ASI (let down
reflex) yang sangat dipengaruhi oleh keadaan perasaan ibu.
Tabel 3 Persentase ibu postpartum berdasarkan pertanyaan kondisi psikologis
No
Pertanyaan
1.
2.
3.
Saya dapat tertawa bila melihat sesuatu yang lucu
Saya dapat mengerjakan banyak hal dengan senang
Saya menyalahkan diri saya sendiri apabila terjadi hal yang
tidak menyenangkan
Saya merasa khawatir dan cemas tanpa alasan yang jelas
Saya merasa ketakutan atau panik tanpa alasan yang jelas
Saya merasa sangat tidak bahagia sehingga sulit tidur
Saya merasa sedih dan jengkel tanpa alasan
Saya merasa sangat tidak bahagia sehingga saya menangis
4.
5.
6.
7.
8.
Depresi
%
23.3
28.9
50.0
56.7
34.4
44.4
52.2
34.4
Tidak depresi
%
76.7
71.1
50.0
43.3
65.6
55.6
47.8
65.6
Pola Pemberian ASI
Pola pemberian ASI adalah kebiasaan ibu menyusui dalam pemberian ASI
meliputi IMD, lama pemberian ASI, frekuensi menyusui, kecukupan produksi
ASI. Selain itu dilihat juga pemberian ASI eksklusif dan ada atau tidaknya
penambahan prelaktal selama periode postpartum.
Berdasarkan Tabel 4, ibu postpartum sebagian besar (80%) melakukan
praktek IMD dan sebagian lainnya (20%) tidak melakukan IMD. Faktor yang
mempengaruhi praktek IMD adalah pelayanan dan perawatan tenaga kesehatan,
contohnya yaitu bidan dan dokter. Hampir seluruhnya (96.7%) contoh melakukan
persalinan di bidan. Hal ini sejalan dengan penelitian Sari (2012) bahwa faktor-
12
faktor yang mempengaruhi kegagalan praktek IMD, diantaranya adalah penolong
persalinan (bidan) dan promosi susu formula. Wulandari (2011) juga
menyebutkan bahwa metode memisahkan ibu dengan bayi ternyata membuat daya
tahan tubuh bayi menurun hingga mencapai 25%.
Sebagian besar (90%) ibu postpartum termasuk kategori cukup
memberikan ASI dan sebagian kecil lainnya (10%) termasuk kategori sedang. Ibu
postpartum sebagian besar (90%) memberikan ASI dengan durasi lebih dari 10
menit dan sebagian lainnya (10%) dengan durasi kurang dari 10 menit. Seluruh
ibu postpartum (100.0%) memberikan ASI lebih dari 6 kali per hari. Pemberian
ASI eksklusif dilakukan sebanyak 43.3% ibu postpartum dan sebanyak 56.7% ibu
telah memberikan makanan prelakteal kepada bayinya.
Tabel 4 Sebaran contoh berdasarkan pola pemberian ASI
Pola Pemberian ASI
IMD
Ya
Tidak
Total
Kecukupan produksi ASI
Cukup
Sedang
Total
Durasi pemberian
>10 menit
<10 menit
Total
Frekuensi pemberian
>6 kali/hari
<6 kali/hari
Total
Pemberian ASI eksklusif
Ya
Tidak (penambahan prelaktal)
Total
n
%
24
6
30
80.0
20.0
100.0
27
3
30
90.0
10.0
100.0
27
3
30
90.0
10.0
100.0
30
0
30
100.0
0.0
100.0
13
17
30
43.3
56.7
100.0
Berdasarkan penelitian Kronborg dan Vaeth (2004), lima minggu pertama
kelahiran merupakan periode penting untuk mempengaruhi durasi pemberian ASI
eksklusif karena sebagian besar penghentian terjadi selama periode itu. Hal ini
selaras dengan pernyataan Dadhich dan Agarwal (2009) bahwa IMD, pemberian
ASI eksklusif, dan umur pengenalan makanan pendamping bayi merupakan
intervensi utama dalam mencapai tujuan MDGs dalam upaya menanggulangi
mortalitas dan malnutrisi pada anak.
Hubungan antara Pengetahuan Gizi dengan Pola Pemberian ASI
Pertanyaan dengan persentase jawaban yang benar paling sedikit (Tabel 5)
untuk pertanyaan yang terkait dengan 1) kolostrum (33.3%), 2) definisi ASI
ekslusif (56.7%), dan 3) makanan yang terbaik bagi bayi (66.7%). Contoh dengan
jawaban benar untuk pertanyaan tentang definisi ASI eksklusif cenderung
(r=0.126, p=0.508) memberikan ASI eksklusif. Semakin tinggi pemahaman ibu
13
terkait definisi ASI eksklusif maka semakin meningkatkan kecenderungan
pemberian ASI eksklusif. Hasil tabulasi silang antara poin pertanyaan
pengetahuan gizi yang benar dengan pemberian ASI eksklusif selengkapnya dapat
dilihat pada Tabel 6.
Tabel 5 Persentase ibu postpartum berdasarkan pertanyaan pengetahuan gizi
No
Pertanyaan
1.
2.
Makanan ibu setelah melahirkan harus bergizi dan beragam
Makanan yang dimakan ketika hamil dan menyusui harus
lebih banyak dibandingkan dengan makanan yang dimakan
sebelum hamil dan menyusui
Konsumsi sayur dan buah penting pada masa menyusui
Pengertian kolostrum
Cairan kuning yang pertama sekali dikeluarkan Ibu ketika
melahirkan baik dikonsumsi bayi tanpa dibuang terlebih
dahulu
Pengertian ASI eksklusif
Makanan terbaik yang diberikan kepada bayi yang baru lahir
Waktu pemberian ASI kepada bayi
Waktu pemberian MP ASI yang baik
Bahan makanan yang dapat meningkatkan produksi ASI
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Benar
%
96.7
100
Salah
%
3.3
0
100
33.3
76.7
0
66.7
23.3
56.7
66.7
96.7
66.7
96.7
43.3
33.3
3.3
33.3
3.3
Tabel 6 Tabulasi silang pertanyaan pengetahuan gizi dengan pemberian ASI
Pemberian ASI eksklusif
Ya
Tidak
Total
Kolostrum (%)
Ya
Tidak
23.3
33.3
10.0
33.3
33.3
66.7
Pertanyaan Pengetahuan Gizi
Total
56.7
43.3
100.0
Definisi ASI eksklusif (%)
Ya
Tidak
26.7
30.0
30.0
13.3
56.7
43.3
Total
56.7
43.3
100.0
Makanan terbaik bagi bayi (%)
Ya
Tidak
43.3
13.3
23.3
20.0
66.7
33.3
Total
56.7
43.3
100.0
Namun perilaku pemberian ASI eksklusif tidak hanya ditentukan oleh
pemahaman ibu mengenai kolostrum dan makanan terbaik bagi bayi. Ibu
postpartum yang sebagian besar (56.7%) telah memberikan makanan prelakteal
pada bayi.
Berdasarkan penelitian Rachmadewi dan Khomsan (2009), praktek
pemberian ASI eksklusif yang sebagian besar tidak dilakukan disebabkan oleh
kurangnya dorongan dari penolong kelahiran dan keluarga mengenai pentingnya
pemberian ASI eksklusif sejak dini.
Lebih jauh Roesli (2000) memaparkan, bahwa perilaku pemberian ASI
juga didasarkan pada naluri keibuan, sehingga tidak hanya dipengaruhi oleh
14
pengetahuan. Pickett dan Hanlon (2009) juga menyebutkan, meskipun
pengetahuan gizi yang baik diharapkan dapat membentuk sikap yang akan
mempengaruhi perilaku, namun diperlukan upaya yang baik untuk dan
memperbaiki perilaku hidup sehat seseorang.
Notoatmodjo (2003) mengungkapkan bahwa pengetahuan dan pola
masyarakat terhadap kesehatan, tradisi, dan kepercayaan terhadap hal-hal yang
berkaitan dengan kesehatan merupakan faktor predisposisi atau faktor yang
melatarbelakangi pola tersebut. Hasil penelitian Forster et al (2006) pada ibu
postpartum di Australia juga menunjukkan bahwa faktor positif yang dapat
mempengaruhi pemberian ASI pada ibu postpartum diantaranya adalah keinginan
yang sangat kuat untuk memberikan ASI dan telah mengonsumsi ASI saat masih
bayi.
Hubungan antara Keluhan Kesehatan dengan Pola Pemberian ASI
Berdasarkan hasil tabulasi silang (Tabel 7), terdapat kecenderungan bahwa
semakin rendah keluhan kesehatan contoh, maka pola pemberian ASI semakin
baik (p=0.74 dan r= 0.063). Demikian pula semakin baik praktik IMD, produksi
ASI semakin cukup, frekuensi dan durasi pemberian ASI, serta pemberian ASI
secara eksklusif yang cenderung semakin meningkat.
Tabel 7 Tabulasi silang keluhan kesehatan dengan pola pemberian ASI
Pola Pemberian ASI Ibu Postpartum
Keluhan
Kesehatan
(%)
Rendah
Sedang
Tinggi
IMD (%)
Kecukupan
produksi (%)
Ya
Tidak
Cukup
Sedang
63.3
16.7
0.0
3.3
13.3
3.3
60.0
26.7
3.3
6.7
3.3
0.0
Frekuensi (%)
<6
kali/hari
0.0
0.0
0.0
>6
kali/hari
66.7
30.0
3.3
Durasi (%)
<10
menit
6.7
3.3
0.0
>10
menit
60.0
26.7
3.3
ASI
eksklusif
(%)
Ya
Tidak
40.0
3.3
3.3
26.7
26.7
0.0
Berdasarkan Tabel 8 diketahui bahwa jenis keluhan kesehatan yang paling
banyak dialami adalah terkait dengan gangguan pada payudara yang sangat
menentukan keberhasilan proses laktasi. Keluhan tersebut adalah puting susu yang
lecet yang dialami oleh sebanyak 53.3% contoh dan pembendungan ASI yang
dialami oleh sebanyak 46.7% contoh. Sedangkan keluhan yang paling sedikit
dialami (3.3%) yaitu keluhan air seni tertahan. Contoh yang mengalami keluhan
puting lecet dan pembendungan ASI cenderung tetap memberikan ASI secara
eksklusif.
Puting susu lecet menurut Apriyanti (2012) dapat disebabkan oleh teknik
menyusui yang salah atau perawatan yang tidak benar pada payudara. Bahiyatun
(2009) juga menyebutkan bahwa jika saat pembendungan ASI pada payudara dan
puting terasa nyeri, maka akan lebih baik bila ASI dikeluarkan. Hasil analisis ini
juga mengacu pada pernyataan Ahn dan Youngblut (2007) bahwa keluhan
kesehatan ibu postpartum justru berkaitan erat dengan kesehatan bayi yang sedang
diberi ASI. Data uji hubungan selengkapnya disajikan pada Tabel 9.
15
Tabel 8 Persentase ibu postpartum berdasarkan pertanyaan keluhan kesehatan
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Ya
%
3.3
10
3.3
30
53.3
60.0
16.7
20
Pertanyaan tentang Keluhan Kesehatan
Air seni tertahan
Buang air kecil terasa sakit
Air seni terus menerus menetes
Susah buang air besar
Putting susu lecet
Pembendungan ASI
Ibu kehilangan nafsu makan
Ibu merasakan sering pusing, lesu dan lemas
Tidak
%
96.7
90
96.7
70
46.7
40.0
83.3
80
Tabel 9 Tabulasi silang keluhan kesehatan dengan perilaku ASI eksklusif
Jenis Keluhan Kesehatan
Puting susu lecet (%)
Ya
Tidak
Total
Pembendungan ASI (%)
Ya
Tidak
Total
Perilaku ASI eksklusif (%)
Ya
Tidak
Total
40.0
16.7
56.7
20.0
23.3
43.3
60.0
40.0
100.0
26.7
26.7
53.4
33.3
13.3
46.6
60.0
40.0
100.0
Hampir seluruh (96.7%) ibu postpartum melakukan persalinan secara
normal melalui praktik bidan desa dan melakukan perawatan sebagian besar
dengan mengonsumsi jamu tradisional (96.7%) dan kontrol bidan (50.0%).
Perawatan kesehatan ini merupakan salah satu upaya untuk mengurangi risiko
gangguan kesehatan ibu postpartum yang akan berdampak lebih luas pada
kematian ibu postpartum. Hasil penelitian yang dilakukan di Meksiko oleh
Romero et al. (2007) menemukan bahwa penyebab paling umum kematian ibu
adalah komplikasi aborsi, perdarahan, dan gangguan sepsis.
Pola pemberian ASI dapat dipengaruhi juga oleh faktor hormonal selain
perawatan kesehatan pada ibu postpartum. Hal ini sesuai dengan pernyataan
Bobak (2004) yaitu perubahan fisiologis selama postpartum terjadi sangat jelas
dan hal ini dapat dipengaruhi oleh faktor tingkat energi dari ibu.
Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Pola Pemberian ASI
Kondisi psikologis tidak menunjukkan kecenderungan korelasi (r=-0.107,
p=0.574) dengan pola pemberian ASI. Hasil yang sama ditunjukkan pada uji
hubungan antara pertanyaan yang menunjukkan kondisi psikologis dengan
pemberian ASI eksklusif.
Ibu postpartum yang menjadi contoh penelitian ini seluruhnya mengalami
baby blues syndrome dengan pengalaman persalinan lebih dari satu kali. Hasil ini
sesuai dengan pernyataan Hamilton (1995) yang menyatakan kondisi psikologi
dapat dialami sebagian ibu postpartum berkisar dari depresi sementara (baby blues
syndrome) sampai psikosis berat (psychosis). Baby blues syndrome dialami
16
hampir 80% dari semua wanita. Ini terjadi dalam waktu yang bervariasi, dari
beberapa jam sampai beberapa tahun kelahiran anak
Sebagian besar ibu yang mengalami depresi tetap melakukan praktek
IMD, memberikan ASI secara eksklusif (40%), bahkan kecukupan produksi ASI
tergolong cukup. Berbeda dengan pendapat Riordan (2005) yang memaparkan
bahwa Ibu yang mengalami depresi memiliki risiko 1.25 kali lebih besar untuk
berhenti menyusui. Namun dalam penelitian ini sebagian ibu postpartum tetap
memberikan ASI meski mengalami depresi.
Ibu postpartum seluruhnya (100.0%) memiliki anggota keluarga paling
sedikit sebanyak empat orang, dan terdapat dua ibu postpartum (6.7%) yang
memiliki anggota keluarga sebanyak delapan orang. Ibu postpartum sebagian
(50.0%) tergolong keluarga miskin. Kendala ekonomi yang dialami oleh sebagian
(50.0%) ibu postpartum mendorong mereka untuk tetap memberikan ASI.
Menurut Suhardjo (1992), ASI selain memiliki manfaat ditinjau dari segi gizi dan
kesehatan, juga menguntungkan secara ekonomi karena dapat menghemat
pengeluaran pangan untuk bayi (susu formula).
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Ibu postpartum dalam penelitian ini berada dalam rentang usia 20-35 tahun
dengan paritas bayi bukan kelahiran pertama. Tingkat pendidikan formal ibu
sebagian besar (43.3%) adalah SD/sederajat dan seluruhnya adalah sebagai ibu
rumah tangga. Pengalaman menyusui sebelumnya dilakukan oleh hampir semua
(96.7%) ibu postpartum dalam penelitian.
Tingkat pengetahuan gizi ibu postpartum sebagian besar tergolong cukup
(60%). Keluhan kesehatan ibu postpartum sebagian besar (66.7%) termasuk dalam
kategori ringan. Ibu postpartum sebagian besar (56.7%) mengalami depresi.
Mayoritas (80%) ibu postpartum melakukan praktek IMD dan dalam
kategori cukup memberikan ASI. Durasi pemberian ASI sebagian besar ibu
postpartum (90.0%) dan frekuensi pemberian ASI seluruh contoh tergolong baik.
Pemberian ASI eksklusif dilakukan oleh sebanyak 43.3% contoh dan pemberian
makanan prelaktal dilakukan oleh sebanyak 56.7% contoh.
Pengetahuan gizi tentang definisi ASI yang semakin baik pada ibu
postpartum cenderung berkorelasi dengan pemberian ASI eksklusif yang baik
(r=0.126, p=0.508). Semakin rendah keluhan kesehatan ibu postpartum,cenderung
berkorelasi dengan pola pemberian ASI (r=0.063, p=0.74) yang semakin baik.
Saran
Pengetahuan gizi tentang kolostrum dan ASI eksklusif diperlukan dalam
rangka persiapan peningkatan pola pemberian ASI. Dukungan keluarga, terutama
suami juga turut berperan dalam berjalannya praktik pola pemberian ASI yang
baik. Pemberian konseling oleh tenaga kesehatan kepada ibu dan keluarga tentang
pemberian ASI juga perlu dilakukan sebagai faktor pendukung.
17
DAFTAR PUSTAKA
Ahn S, Youngblut JM. 2007. Predictors of women’s postpartum health status in
the first 3 months after childbirth. Asian Nursing Research. 1(2):136-146.
Almatsier S. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
Almatsier S, Soetardjo S, Soekatri M. 2011. Gizi Seimbang Dalam Daur
Kehidupan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Apriyanti A. 2012. Gambaran perawatan payudara pada ibu nifas di BPS Sri
Sugiyartiningsih Tawangmangu Karanganyar Tahun 2012. Jurnal
Maternal, Volume 6 April 2012.
Bahiyatun. 2009. Asuhan Kebidanan Nifas Nomal. Jakarta : EGC.
Bobak L. 2004. Buku Ajaran Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC.
Bowman RK. 2013. The factors that influence duration of exclusive
breastfeeding: A mixed methods design [Theses and Dissertasions
Nursing]. College of Nursing, University of Kentucky.
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2008. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia
tahun 2007.Badan Pusat Statistik JakartaIndonesia.
_____ Badan Pusat Statistik. 2012. Profil Kemiskinan di Indonesia tahun 2012.
Badan Pusat Statistik Jakarta Indonesia.
[CDC] Centers for Disease Control and Prevention, Division of Nutrition,
Physical Activity and Obesity, National Center for Chronic Disease
Prevention and Health Promotion. 2012. Breastfeeding Report Card
United States, 2012. http://www.cdc.gov/breastfeeding/pdf/2012Breast
feedingReportCard.pdf [21 September 2013].
Cox J, Holden J. 2003. Perinatal Mental Health: A Guide to Edinburgh Postnatal
Depression Scale. London: Royal College of Psychiatrists.
http://books.google.co.id/books?isbn=1901242811 [17 Maret 2013].
Dadhich JP, Agarwal RK. Mainstreaming early and exclusive breastfeeding for
improving child survival. Journal of Indian Pediatrics 2009;46:11–7.
Dahlianti R, Nasoetion A, Roosita K. 2005. Keragaan perawatan kesehatan masa
nifas, pola konsumsi jamu tradisional dan pengaruhnya pada ibu nifas di
Desa Sukajadi, Kecamatan Tamansari, Bogor. Jurnal Media Gizi dan
Keluarga, Desember 2005, 29(2):55-65.
Djaja S, Afifah T. 2011. Pencapaian dan Tantangan Status Kesehatan Maternal di
Indonesia. Jurnal Ekologi Kesehatan Vol. 10 No.1, Maret 2011: 10-20.
[Depkes RI] Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2000. Pedoman
Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP ASI). Jakarta: Direktorat
Jendral Bina Gizi Masyarakat.
__________ Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2008. Millenium
Development Goals 2015. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
_________. 2013. Profil Kesehatan Indonesia 2012. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI.
Evance I et al. 2013.Causes and Risk Factors for Maternal Mortality in Rural
Tanzania, Case of Rufiji Health and Demographic Surveillance Site
(HDSS). African Journal of Reproductive Health; September 2013: 17(3).
18
Gaynes BN et al. 2005. Perinatal Depression: Prevalence, Screening Accuracy,
and Screening Outcomes. Evidence Report/Technology AssessmentNo.
119:AHRQ Publication No. 05-E006-2 February 2005.
Forster DA, McLachlan HL, Lumley J. 2006. Factors associated with
breastfeeding at six months postpartum ina group of Australian women.
International Breastfeeding Journal 2006, 1:18 doi:10.1186/1746-4358-118.
Hamilton PM. 1995. Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas Edisi 6 (Ni Luh Gede
Yasmin Asih, penerjemah). Jakarta: penerbit Kedokteran EGC.
Hutagaol ET. 2010. Efektifitas intervensi edukasi pada depresi postpartum
[Tesis]. Fakultas Ilmu Keperawatan, Program Magister Ilmu Keperawatan
Kekhususan Keperawatan Maternitas, Universitas Indonesia, Depok.
Kent JC, Mitoulas LR, Cregan MD, Ramsay DT, Doherty DA, Hartmann PE.
2006. Volume and frequency of breastfeedings and fat content of breast
milk throughout the day. Pediatrics 117:e387. doi:10.1542/peds.20051417.
Klainin P, Arthur DG. 2009. Postpartum depression in Asian cultures: A literature
review. International Journal of Nursing Studies 46 (2009) 1355–1373.
Khomsan A, Rachmadewi A. 2009. Pengetahuan, Sikap, dan Praktek ASI
Eksklusif serta Status Gizi Bayi Usia 4-12 Bulan di Pedesaan dan
Perkotaan. Jurnal Gizi dan Pangan, Juli 2009 4(2): 83 – 90.
Kronborg H, Vaeth M. 2004. The influence of psychosocial factors on the
duration of breastfeeding. Scand Journal of Public Health; 2004, 32: 210.
Loretz L. 2005. Primary Care Tools for Clinicians. Missouri: Elsevier Health
Science.books.google.co.id/books?isbn=0323019838 [17 Maret 2013].
Maulana HDJ. 2009. Promosi Kesehatan. Jakarta: EGC.
Mudyaharjo R. 2008. Pengantar Pendidikan: Sebuah Studi Awal Tentang DasarDasar Pendidikan Pada Umumnya dan Pendidikan di Indonesia. Jakarta:
PT. Grafindo.
Notoatmodjo S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineke Cipta.
Picket G, Hanlon JJ. 2009. Kesehatan Masyarakat: Administrasi dan Praktik
(Edisi 9). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Prawiroharjo S. 2008. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Nasional. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
Purwandari A. 2008. Konsep Kebidanan Sejarah dan Profesionalisme.Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Romero GG et al. 2007. Risk factors of maternal death in Mexico. Birth Issues in
Perinatal Care 2007;34(1):21-5.
[RISKESDAS] Riset Kesehatan Dasar. 2010. Laporan Nasional Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas) 2010. Jakarta: Badan Penelitian Dan Pengembangan
Kesehatan Depkes RI.
Riordan J. 2005.Breastfeeding and Human Lactation: Third Edition. Sudbury:
Jonesand Bartlett Publishers.
Roesli U. 2000. Mengenal ASI Ekslusif edisi I. Jakarta: Trubus Agriwidya.
Rukiyah AY, Lia Y, Meida L. 2011. Asuhan Kebidanan III (Nifas). Jakarta: CV
Trans Info Media.
Sari CM. 2012. Perbedaan Pola Pemberian ASI antara Ibu yang Melakukan dan
Tidak Melakukan Inisiasi Menyusu Dini: Studi di Wilayah Kerja
19
Puskesmas Margorejo Kabupaten Pati [Skripsi]. Semarang: Program Studi
Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.
Soetjiningsih. 1997. Seri Gizi Klinik: ASI Petunjuk untuk Tenaga Kesehatan.
Jakarta (ID): Penerbit Buku Kedokteran EGC
Suhardjo. 1992. Pemberian Makanan pada Bayi dan Anak.Yogyakarta: Penerbit
Kanisius.
Taveras EM et al. 2003. Clinician support and psychosocial risk factors associated
with breastfeeding discontinuation. Pediatrics 2003;112:108–15.
Wiknjosastro H. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
Wulandari SR, Handayani S. 2011. Asuhan Kebidanan Ibu Masa Nifas.
Yogyakarta: Gosyen Publishing.
Wulandari AS. 2011. Inisiasi Menyusui Dini untuk Awali ASI Ekslusif [Jurnal].
Surabaya: Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.
20
LAMPIRAN
Lembar informed consent persetujuan menjadi responden
INFORMED CONSENT
Persetujuan menjadi Responden
Selamat pagi/siang/sore
Perkenalkan nama saya Armina Puji Utari mahasiswa S1 reguler 2009
Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor. Saya
bermaksud melakukan penelitian mengenai “Pengetahuan Gizi, Keluhan
Kesehatan, Kondisi Psikologis, dan Pola Pemberian ASI Ibu Postpartum”.
Penelitian ini dilakukan sebagai syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Gizi
(SGz) di Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut
Pertanian Bogor.
Saya berharap Ibu bersedia untuk menjadi responden dalam penelitian ini
dan menjawab seluruh pertanyaan ataupun pernyataan yang diberikan dengan
benar dan jujur melalui wawancara oleh saya untuk melengkapi kuesioner terkait
dengan penelitian. Kuesioner wawancara terkait penelitian yang akan ditanyakan
kepada Ibu yaitu:
1. Karakteristik responden (Ibu)
2. Pelayanan dan perawatan kesehatan
3. Rata-rata kecukupan produksi ASI (persepsi Ibu)
4. Keluhan kesehatan Ibu
5. Pola pemberian ASI
6. Pengetahuan Ibu tentang Gizi dan ASI
7. Media Informasi
8. Skala kondisi psikologis Ibu nifas
Semua informasi yang Ibu berikan terjamin kerahasiaannya. Selain itu,
wawancara dan pengambilan data yang kami lakukan tidak bersifat memaksa. Ibu
berhak menolak wawancara yang kami berikan apabila Ibu tidak bersedia menjadi
responden dalam penelitian ini. Apabila Ibu bersedia menjadi responden kami,
saya berharap setelah Ibu membaca maksud dari kegiatan penelitian kami ini, Ibu
dapat mengisi nama dan tanda tangan di bawah ini.
Saya setuju untuk ikut serta dalam penelitian ini.
Nama : ……………………………………………………………………..
Tanda tangan : ……………………………………………………………………..
Terimakasih atas kesediaan Ibu untuk ikut serta di dalam penelitian ini.
21
Kuesioner Penilaian Praktek Pemberian ASI
Pertanyaan
Durasi pemberian ASI saja
Jawaban
Makanan/Cairan yang diberikan sebelum bayi
usia 4 bulan
Pemberian Kolostrum
1. Ya
2. Tidak
Waktu pemberian ASI pertama setelah kelahiran
Kesulitan dalam pemberian ASI
Kuesioner Pengetahuan Gizi Ibu Postpartum
No
Pertanyaan
1
Makanan Ibu setelah melahirkan harus
bergizi dan beragam
2
Makanan yang dimakan ketika hamil dan
menyusui harus lebih banyak dibandingkan
dengan makanan yang dimakan sebelum
hamil dan menyusui
Konsumsi sayur dan buah penting pada
masa menyusui
3
4
Apakah yang dimaksud dengan kolostrum?
5
Cairan kuning yang pertama sekali
dikeluarkan Ibu ketika melahirkan baik
dikonsumsi bayi tanpa dibuang terlebih
dahulu
Apakah yang dimaksud dengan ASI
eksklusif?
6
Pilihan
a. Benar
b. Salah
c. Tidak tahu
a. Benar
b. Salah
c. Tidak tahu
a. Benar
b. Salah
c. Tidak tahu
a. Benar
b. Salah
c. Tidak tahu
a. Benar
b. Salah
c. Tidak tahu
a. Pemberian ASI saja
b. Pemberian ASI disertai
makanan/minuman lain
c. Tidak tahu
7
Makanan terbaik yang diberikan kepada
a. Makanan prelaktal (madu,
bayi yang baru lahir adalah.....
air putih, teh, dsb)
b. Kolostrum
c. Tidak tahu
8
Kapan sebaiknya ASI diberikan kepada
a. Sesering mungkin/ ketika
bayi?
bayi meminta
b. Sesuai keinginan ibu
c. Tidak tahu
9
Pada saat kapan sebaiknya bayi
a. < 6 bulan
memperoleh MP-ASI ?
b. > 6 bulan
c. Tidak tahu
10
Apa bahan makanan yang dapat
a. Daun katuk
meningkatkan produksi ASI?
b. Daging sapi
c. Tidak tahu
Bahan Acuan Kuesioner : Modifikasi dari Khomsan A dan Rachmadewi A (2009)
Nilai
22
Kuesioner Kondisi Psikologis Postpartum
(Edinburgh Postnatal Depression Scale yang diterjemahkan)
No.
1
Pertanyaan
Saya dapat tertawa bila melihat sesuatu yang lucu:
(a) sering
(b) kadang-kadang
(c) jarang
(d) tidak pernah
2
Saya dapat mengerjakan banyak hal dengan senang:
(a) sering
(b) kadang-kadang
(c) jarang
(d) tidak pernah
3
Saya menyalahkan diri saya sendiri apabila terjadi hal yang tidak
menyenangkan:
(a) sering
(b) kadang-kadang
(c) jarang
(d)tidak pernah
4
Saya merasa khawatir dan cemas tanpa alasan yang jelas:
(a) sering
(b) kadang-kadang
(c) jarang
(d) tidak pernah
5
Saya merasa ketakutan atau panik tanpa alasan yang jelas:
a) sering
(b) kadang-kadang
(c) jarang
(d) tidak pernah
6
Segala sesuatu terasa membebani saya sehingga:
(a) hampir selalu saya merasa tidak bersemangat
(b) kadang-kadang saya merasa tidak bisa mengatasi sebaik biasanya
(c) hampir selalu saya merasa bisa mengatasi dengan baik
(d) selalu saya bisa mengatasi sebaik biasanya
7
Saya merasa sangat tidak bahagia sehingga sulit tidur:
(a) hampir setiap hari
(b) kadang-kadang
(c) jarang
(d) tidak pernah
8
Saya merasa sedih dan jengkel tanpa alasan:
(a) hampir setiap waktu
(b) kadang-kadang
(c) jarang
(d) tidak pernah
9
Saya merasa sangat tidak bahagia sehingga saya menangis:
(a) hampir setiap waktu
(b) kadang-kadang
(c) jarang
(d) tidak pernah
10
Pernah ada pikiran putus asa:
(a) sering
(b) kadang-kadang
(c) jarang
(d) tidak pernah
Diisi petugas
Bahan Acuan Kuesioner : Modifikasi dari Hutagaol ET (2010) dalam Cox dan Holden (2003)
23
Kuesioner Keluhan Kesehatan Ibu Postpartum
No.
Kriteria Patokan
Jawaban
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Air seni tertahan
Buang air kecil terasa sakit
Air seni terus menerus menetes
Susah buang air besar
Putting susu lecet
Putting susu tertarik kedalam
Pembendungan ASI
Ibu kehilangan nafsu makan
Ibu merasakan sering pusing, lesu dan lemas
YA/TIDAK
YA/TIDAK
YA/TIDAK
YA/TIDAK
YA/TIDAK
YA/TIDAK
YA/TIDAK
YA/TIDAK
YA/TIDAK
Bahan Acuan Kuesioner
Waktu
(Kapan)
Kuantitas
(Lama)
: Modifikasi dari Wulandari dan Handayani (2011)
Hasil Statistik Korelasi Pengetahuan Gizi Ibu Postpartum dan Pola
Pemberian ASI
Correlations
Spearman's rho
Pengetahuan Gizi
Correlation Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
Pola Pemberian ASI
Correlation Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
Pengetahuan
Pola Pemberian
Gizi
ASI
1.000
-.148
.
.435
30
30
-.148
1.000
.435
.
30
30
Hasil Statistik Korelasi Pengetahuan Kolostrum dengan Pemberian ASI
Eksklusif
Correlations
Spearman's rho
Pengetahuan kolostrum
Correlation Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
Pemberian ASI Eksklusif
Correlation Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
Pengetahuan
Pemberian ASI
kolostrum
Eksklusif
1.000
-.331
.
.074
30
30
-.331
1.000
.074
.
30
44
24
Hasil Statistik Korelasi Pengetahuan Definisi ASI dengan Pemberian ASI
Eksklusif
Correlations
Pemberian ASI
Definisi ASI
Spearman's rho
Definisi ASI
Correlation Coefficient
1.000
.126
.
.508
30
30
Correlation Coefficient
.126
1.000
Sig. (2-tailed)
.508
.
30
44
Sig. (2-tailed)
N
Pemberian ASI Eksklusif
Eksklusif
N
Hasil Statistik Korelasi Pengetahuan Makanan Terbaik bagi Bayi dengan
Pemberian ASI Eksklusif
Correlations
Makanan terbaik Pemberian ASI
bagi bayi
Spearman's rho
Makanan terbaik bagi bayi
Correlation Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
Pemberian ASI Eksklusif
Correlation Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Eksklusif
1.000
-.378*
.
.039
30
30
-.378*
1.000
.039
.
30
44
25
Hasil Statistik Korelasi Keluhan Kesehatan Ibu Postpartum dan Pola
Pemberian ASI
Correlations
Spearman's rho
Keluhan Kesehatan
Correlation Coefficient
Pola Pemberian
Kesehatan
ASI
1.000
.063
.
.740
30
30
Correlation Coefficient
.063
1.000
Sig. (2-tailed)
.740
.
30
30
Sig. (2-tailed)
N
Pola Pemberian ASI
Keluhan
N
Hasil Statistik Korelasi Keluhan Puting Lecet dan Pemberian ASI
Eksklusif
Correlations
Pemberian ASI
Puting susu lecet
Spearman's rho
Puting susu lecet
Correlation Coefficient
1.000
.062
.
.743
30
30
Correlation Coefficient
.062
1.000
Sig. (2-tailed)
.743
.
30
44
Sig. (2-tailed)
N
Pemberian ASI Eksklusif
Eksklusif
N
26
Hasil Statistik Korelasi Keluhan Pembendungan ASI dan Pemberian
ASI Eksklusif
Correlations
Spearman's rho
Pembendungan ASI
Pembendungan
Pemberian ASI
ASI
Eksklusif
Correlation Coefficient
1.000
.055
.
.775
30
30
Correlation Coefficient
.055
1.000
Sig. (2-tailed)
.775
.
30
44
Sig. (2-tailed)
N
Pemberian ASI Eksklusif
N
Hasil Statistik Korelasi Kondisi Psikologis Ibu Postpartum dan Pola
Pemberian ASI
Correlations
Spearman's rho
Kondisi Psikologis
Correlation Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
Pola Pemberian ASI
Correlation Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
Kondisi
Pola Pemberian
Psikologis
ASI
1.000
-.107
.
.574
30
30
-.107
1.000
.574
.
30
30
27
RIWAYAT HIDUP
Penulis merupakan anak kedua dari dua bersaudara pasangan Bapak Drs.
Sukantoyo dan Ibu Hj. Ireng Minarsih, B.Sc. Penulis dilahirkan di Jakarta,22 Mei
1991. Penulis menempuh pendidikan sekolah dasar pada tahun 1997-2003 di SD
Negeri Anyelir I Depok. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan di SMP
Negeri 2 Depok pada tahun 2003-2006, dan SMA Negeri 3 Depok pada tahun
2006-2009. Pada tahun 2009, penulis diterima sebagai mahasiswi Departemen
Gizi Masyarakat IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI).
Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif pada berbagai organisasi. Penulis
pernah bergabung sebagai anggota Gugus Disiplin Asrama (GDA), Ikatan
Keluarga Muslim TPB (IKMT), dan sekretaris Forum Syiar Islam FEMA
(FORSIA). Penulis juga ikut serta dalam berbagai kepanitiaan, yaitu Kepanitiaan
Masa Perkenalan Kampus Mahasiswa Baru (MPKMB) 47 sebagai Badan
Pengurus Harian, Masa Perkenalan Fakultas (MPF) FEMA dan Masa Perkenalan
Departemen (MPD) sebagai Penanggung Jawab Keluarga. Penulis juga aktif
bergabung di Forum Alumni Islam SMA Negeri 3 Depok (FAIS). Saat ini penulis
menjadi salah satu bagian dari komunitas Edukasi Gizi. Selama perkuliahan,
penulis pernah menjadi asisten mata kuliah Gizi Dalam Daur Kehidupan dan
Pendidikan Agama Islam (PAI) selama dua semester.
Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Profesi (KKP) di Desa Sukaurip,
Kecamatan Balongan, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat selama dua bulan
terhitung Juni-Agustus 2012. Penulis juga pernah melaksanakan Internship
Dietetik (ID) di Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo Jakarta pada tanggal 11
Februari hingga 2 Maret 2013.
Download