LAPORAN KINERJA SATU TAHUN KEMENTERIAN KELAUTAN

advertisement
LAPORAN KINERJA SATU TAHUN
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
Laporan Kinerja Satu Tahun KKP
1
LAPORAN KINERJA SATU TAHUN
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
Daftar Isi
1.
Sambutan5
2.
Pendahuluan7
3.
Target 201511
4. Capaian 1 Tahun Kinerja KKP
19
5. Dampak Pelaksanaan 3 Misi Pembangunan Kelautan dan
Perikanan67
Laporan Kinerja Satu Tahun KKP
6. Rencana Pembangunan Kelautan dan Perikanan Tahun 2016
2
93
7.
Penutup98
LAPORAN KINERJA SATU TAHUN
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
Kita harus bekerja sekeras-kerasnya
untuk mengembalikan Indonesia
sebagai Negara Maritim. Samudera,
Laut, Selat dan Teluk adalah masa
depan peradaban kita. Kita telah
terlalu lama memunggungi laut,
memunggungi samudera dan
memunggungi selat dan teluk.
Ini saatnya kita mengembalikan
semuanya, sehingga Jalasveva
Jayamahe, di Laut Justru Kita Jaya,
sebagai semboyan nenek moyang
kita di masa lalu bisa kembali lagi
membahana.
Pidato Pelantikan Presiden
Joko Widodo,
20 Oktober 2014
Laporan Kinerja Satu Tahun KKP
3
Laporan Kinerja Satu Tahun KKP
LAPORAN KINERJA SATU TAHUN
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
4
LAPORAN KINERJA SATU TAHUN
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
Kata Pengantar
P
uji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberikan anugerah sehingga
dapat diselesaikannya buku Laporan Setahun Kinerja Kementerian Kelautan dan Perikanan
periode Oktober 2014-Oktober 2015.
Presiden dalam arahannya telah menyampaikan bahwa “Laut adalah Masa Depan Bangsa”.
Kementerian Kelautan dan Perikanan sebagai institusi pemerintah yang bertanggungjawab terhadap
pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan telah menetapkan 3 pilar misi pembangunan
2015-2019, yakni Kedaulatan (Sovereignty), Keberlanjutan (Sustainability), dan Kesejahteraan
(Prosperity).
Seluruh kebijakan yang ditempuh selama satu tahun merupakan penjabaran dari 3 misi tersebut.
Sangat disadari bahwa terdapat pro dan kontra di masyarakat, namun dalam kurun waktu satu
tahun, telah terlihat dampak positif dari kebijakan yang telah diambil.
Keberhasilan pembangunan kelautan dan perikanan sangat didukung oleh kerjasama lintas sektor,
instansi terkait dan semua pemangku kepentingan. Untuk itu, saran yang konstruktif akan menjadi
masukan bagi perbaikan kebijakan ke depan.
Jakarta,
November 2015
5
Laporan Kinerja Satu Tahun KKP
LAPORAN KINERJA SATU TAHUN
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
6
LAPORAN KINERJA SATU TAHUN
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
1
Pendahuluan
Laporan Kinerja Satu Tahun KKP
7
LAPORAN KINERJA SATU TAHUN
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
Pendahuluan
Laporan Kinerja Satu Tahun KKP
Mengacu pada tugas, fungsi dan wewenang yang
telah dimandatkan oleh peraturan perundangundangan kepada KKP dan penjabaran dari
misi pembangunan nasional, maka terdapat 3
pilar yang menjadi misi KKP yakni Kedaulatan,
Keberlanjutan dan Kesejahteraan.
8
Kedaulatan diartikan sebagai kemandirian
dalam
mengelola
dan
memanfaatkan
sumber daya kelautan dan perikanan dengan
memperkuat kemampuan nasional untuk
melakukan penegakan hukum di laut demi
mewujudkan kedaulatan secara ekonomi, yang
dilakukan melalui pengawasan pengelolaan
Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (SDKP)
dan sistem perkarantinaan ikan, pengendalian
mutu, keamanan hasil perikanan, dan keamanan
hayati ikan.
Keberlanjutan dimaksudkan untuk mengadopsi
konsep blue economy dalam mengelola dan
melindungi sumber daya kelautan dan perikanan
secara bertanggung jawab dengan prinsip
ramah lingkungan sebagai upaya peningkatan
produktivitas, yang dilakukan melalui pengelolaan
ruang laut; pengelolaan keanekaragaman hayati
laut; keberlanjutan sumber daya dan usaha
perikanan tangkap dan budidaya; dan penguatan
daya saing produk hasil kelautan dan perikanan.
Kesejahteraan diartikan bahwa pengelolaan
sumber daya kelautan dan perikanan adalah
untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat,
yang dilakukan melalui pengembangan kapasitas
SDM dan pemberdayaan masyarakat; dan
pengembangan inovasi iptek kelautan dan
perikanan.
LAPORAN KINERJA SATU TAHUN
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
LAUT MASA DEPAN BANGSA
Visi
Kelautan dan Perikanan Indonesia
“Mewujudkan Sektor Kelautan dan
Perikanan Indonesia Yang Mandiri, Maju,
Kuat dan Berbasis Kepentingan Nasional”
Misi
Kelautan dan Perikanan Indonesia
• Keberlanjutan
• Kesejahteraan
Laporan Kerja
Kinerja1 Satu
TahunTahun
KKP KKP
• Kedaulatan
9
Laporan Kinerja Satu Tahun KKP
LAPORAN KINERJA SATU TAHUN
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
10
LAPORAN KINERJA SATU TAHUN
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
2
Target 2015
Laporan Kinerja Satu Tahun KKP
11
LAPORAN KINERJA SATU TAHUN
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
Target 2015
Laporan Kerja
Kinerja1 Satu
TahunTahun
KKP KKP
A. Potensi Indonesia
12
Indonesia merupakan negara kepulauan
terbesar di dunia dengan 17.504 pulau dan luas
perairan laut 5,8 juta km² (terdiri dari luas laut
teritorial 0,3 juta km², luas perairan kepulauan
2,95 juta km², dan luas Zona Ekonomi Eksklusif
Indonesia (ZEEI) 2,55 juta km²). Secara geopolitik Indonesia memiliki peran yang sangat
strategis karena berada di antara benua Asia
dan Australia, serta diantara Samudera Pasifik
dan Samudera Hindia, menempatkan Indonesia
sebagai poros maritim dunia dalam konteks
perdagangan global (the global supply chain
system) yang menghubungkan kawasan AsiaPasifik dengan Australia. Potensi lestari sumber
daya ikan laut Indonesia diperkirakan sebesar
7,3 juta ton per tahun yang tersebar di perairan
wilayah Indonesia dan perairan (ZEEI) (Komnas
Kajiskan, 2013). Dari seluruh potensi sumber
daya ikan tersebut, jumlah tangkapan yang
diperbolehkan (JTB) sebesar 5,8 juta ton per
tahun atau sekitar 80 persen dari potensi lestari,
dan baru dimanfaatkan sebesar 5,4 juta ton pada
tahun 2013 atau baru 93% dari JTB, sementara
total produksi perikanan tangkap (di laut dan
danau) adalah 5,863 juta ton. Potensi mikro
flora-fauna kelautan juga belum tereksplorasi
sebagai penyangga pangan fungsional pada
masa depan.
Luas terumbu karang yang dimiliki Indonesia
saat ini yang sudah terpetakan mencapai 25.000
km² (BIG, 2013). Namun, terumbu karang
yang masih dalam kondisi sangat baik hanya
sekitar 5,30%, kondisi baik 27,18%, cukup baik
37,25%, dan kurang baik sebesar 30,45% (LIPI,
2012). Laut Indonesia memiliki sekitar 8.500
species ikan, 555 species rumput laut dan
950 species biota terumbu karang. Sumber
daya ikan di laut meliputi 37% dari species ikan
di dunia, dimana beberapa jenis diantaranya
mempunyai nilai ekonomis tinggi, seperti tuna,
udang, lobster, ikan karang, berbagai jenis ikan
hias, kekerangan, dan rumput laut.
Perairan laut Indonesia juga menyimpan potensi
sumber daya non hayati yang melimpah. Masih
banyak wilayah perairan Indonesia yang memiliki
potensi ekonomi namun belum terkelola secara
memadai. Selain itu, potensi energi terbaharukan
dari laut, seperti air laut dalam (deep sea water)
masih menjadi tantangan untuk dikembangkan
dan dimanfaatkan di masa yang akan datang.
Industri maritim, bioteknologi, jasa kelautan,
produksi garam dan turunannya, biofarmakologi
laut, pemanfaatan air laut selain energi,
pemasangan pipa dan kabel bawah laut, dan/
atau pengangkatan benda dan muatan kapal
tenggelam, merupakan sub sektor kelautan
yang belum tergarap secara optimal.
LAPORAN KINERJA SATU TAHUN
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
Indonesia memiliki sumber daya alam yang
sangat mendukung untuk pengembangan pakan
ikan mandiri guna mengurangi ketergantungan
akan pakan pabrikan yang sangat bergantung
kepada bahan baku impor, dalam hal ini tepung
ikan. Data produksi pakan pellet mandiri saat
ini tercatat 35.000 ton dari 1,3 juta ton (2,7%)
keseluruhan pakan ikan yang digunakan untuk
produksi 2,6 juta ton ikan air tawar. Diprediksi
pada tahun 2019, dengan target produksi ikan
air tawar 6,5 juta ton, dapat dihasilkan 592 ribu
ton pakan pellet mandiri dari 5,92 juta ton (10%)
dari keseluruhan kebutuhan pakan.
B. Permasalahan
Bidang kelautan dan perikanan memiliki
permasalahan
yang
kompleks
karena
keterkaitannya dengan banyak sektor dan juga
sensitif terhadap interaksi terutama dengan
aspek lingkungan. Terdapat berbagai isu
pengelolaan perikanan laut di Indonesia yang
berpotensi mengancam kelestarian sumber
Laporan Kinerja Satu Tahun KKP
Sementara itu potensi luas areal budidaya air
tawar saat ini tercatat 2.830.540 ha, termasuk
potensi di perairan umum daratan (sungai dan
danau), dengan tingkat pemanfaatan 302.130
ha (10,7%). Potensi luas areal budidaya air payau
Potensi luas areal budidaya laut saat ini tercatat
12.123.383 ha, dengan tingkat pemanfaatan
325.825 ha (2,7%). Potensi luas areal budidaya
rumput laut saat ini tercatat 1,1 juta ha atau 9%
dari seluruh luas kawasan potensial budidaya
laut yang sebesar 12.123.383 ha. Adapun
tingkat pemanfaatannya diperkirakan baru
mencapai 25%. Adapun jenis rumput laut yang
dimiliki Indonesia tercatat 555 jenis rumput laut.
13
LAPORAN KINERJA SATU TAHUN
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
Laporan Kinerja Satu Tahun KKP
daya ikan dan lingkungan, keberlanjutan mata
pencaharian masyarakat di bidang perikanan,
ketahanan pangan, dan pertumbuhan ekonomi
yang bersumber dari pemanfaatan sumber daya
perikanan.
14
Data BPS menunjukan terjadi penurunan rumah
tangga perikanan dari 1,6 juta (hasil Sensus
Pertanian 2003) menjadi 800 ribu (hasil Sensus
Pertanian 2013) yang menunjukkan profesi
nelayan tidak menarik dan tidak menguntungkan.
Terdapat 115 eksportir seafood yang collapse
karena tidak ada bahan baku dan adanya missmanagement yang nilainya mencapai USD 4-5
miliar. Sementara itu ekspor hasil perikanan
Indonesia tercatat nomor 3 di Asia Tenggara
padahal Indonesia memiliki luas laut dan
potensi sumber daya ikan yang jauh lebih tinggi
dibanding negara lain.
Beberapa wilayah perairan laut Indonesia telah
mengalami gejala overfishing. Selain itu, praktikpraktik Illegal, Unregulated and Unreported
(IUU) Fishing yang terjadi di Wilayah Pengelolaan
Perikanan Negara Republik Indonesia (WPPNRI),
baik oleh kapal-kapal perikanan Indonesia (KII)
maupun oleh kapal-kapal perikanan asing (KIA)
menyebabkan kerugian baik dari aspek sosial,
ekologi/lingkungan, maupun ekonomi. Kerugian
negara akibat dari IUU Fishing di perairan Arafura
diperkirakan mencapai Rp 11–17 triliun (Wagey
dkk, 2002). Estimasi kerugian negara-negara
di dunia akibat IUU Fishing mencapai US$
10–23,5 miliar (Agnew dkk, 2005). Ancaman
IUU Fishing dipicu kondisi sektor perikanan
global, dimana beberapa negara mengalami
penurunan stok ikan, pengurangan armada
kapal penangkapan ikan akibat pembatasan
pemberian izin penangkapan sedangkan
LAPORAN KINERJA SATU TAHUN
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
Hal ini menjadikan kasus perikanan di wilayah
perbatasan belum bisa tuntas, sehingga peran
KKP untuk menangani permasalahan tersebut
pun perlu ditingkatkan.
IIUU Fishing juga merupakan global crime, tidak
saja tindak pidana perikanan tetapi menyangkut
perbudakan,
perdagangan
manusia,
penyulundupan hewan, narkoba dan lainlain. Juga menyangkut masalahan perbatasan
dengan negara tetangga, khususnya terkait
nelayan tradisional yang melanggar lintas batas
ke negara lain.
Dalam pengembangan perikanan budidaya,
masih
dihadapkan
pada
permasalahan
implementasi kebijakan tata ruang dan
rencana zonasi wilayah pesisir dan pulau-pulau
kecil, terbatasnya prasarana saluran irigasi,
terbatasnya ketersediaan dan distribusi induk dan
benih unggul, kesiapan dalam menanggulangi
hama dan penyakit, penyediaan fasilitas
kolam dan air yang baik serta permasalahan
bahan baku pakan dan kestabilan harga, serta
tingginya harga pakan. Rendahnya produktivitas
perikanan budidaya juga disebabkan karena
struktur pelaku usaha perikanan budidaya
adalah skala kecil/tradisional (± 80%), dengan
Masalah perbatasan laut merupakan salah
satu kendala dalam pengawasan sumber daya
perikanan dan kelautan di wilayah perairan
Indonesia. Beberapa perbatasan wilayah
dengan negara tetangga belum diselesaikan.
Laporan Kinerja Satu Tahun KKP
permintaan produk perikanan makin meningkat.
Di sisi lain, kemampuan pengawasan sumber
daya kelautan dan perikanan di Indonesia masih
lemah.
15
LAPORAN KINERJA SATU TAHUN
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
keterbatasan aspek permodalan, jaringan
teknologi dan pasar. Disamping itu serangan
hama dan penyakit ikan/udang, serta adanya
pencemaran yang mempengaruhi kualitas
lingkungan perikanan budidaya.
Laporan Kinerja Satu Tahun KKP
Pemanfaatan potensi sumber daya perikanan
mendorong peningkatan kegiatan perdagangan
produk kelautan dan perikanan antarnegara
maupun antararea di dalam wilayah NKRI.
Semakin meningkatnya kegiatan lalu lintas hasil
perikanan membawa konsekuensi meningkatnya
risiko masuk dan tersebarnya hama dan penyakit
ikan berbahaya serta masuknya hasil perikanan
yang dapat merugikan dan membahayakan
kesehatan manusia. Oleh karena itu perlu diiringi
dengan peningkatan sistem jaminan kesehatan
ikan, mutu dan keamanan hasil perikanan yang
terpercaya dalam rangka mewujudkan kawasan
perikanan budidaya yang bebas hama penyakit
ikan berbahaya serta terjaminnya hasil perikanan
yang aman untuk konsumsi manusia.
16
Terkait dengan permasalahan garam, selama
ini kebutuhan nasional garam dalam negeri
dipenuhi dari impor. Sebagai negara yang
memiliki panjang pantai nomor dua di dunia,
sudah seharusnya kebutuhan nasional garam
dapat dipenuhi dari produksi dalam negeri.
Saat ini produksi garam nasional belum dapat
memenuhi kebutuhan dalam negeri baik secara
kuantitas maupun kualitas. Importasi garam
tidak terkendali mengakibatkan produksi garam
rakyat tidak terserap, dan harga jual turun
mencapai Rp 275-300/kg. Selain itu dikarenakan
LAPORAN KINERJA SATU TAHUN
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
usaha pegaraman masih tradisional, minimnya
infrastruktur, dan tata niaga garam yang belum
mendukung.
Permasalahan lain yang dihadapi terkait
dengan masih rendahnya produktivitas dan
daya saing usaha kelautan dan perikanan yang
disebabkan oleh struktur armada penangkapan
ikan yang masih didominasi oleh kapal
berukuran kecil, belum optimalnya integrasi
sistem produksi di hulu dan hilir, serta masih
terbatasnya penyediaan sarana dan prasarana
secara memadai. Disamping itu, aspek sangat
mendasar yang mempengaruhi lemahnya
daya saing dan produktivitas adalah kualitas
SDM dan kelembagaannya. Saat ini jumlah
SDM yang bergantung pada kegiatan usaha
kelautan dan perikanan sangat besar, namun
pengetahuan, keterampilan, penguasaan
teknologi dan aksesibilitas terhadap
infrastruktur dan informasi belum memadai dan
belum merata di seluruh wilayah Indonesia,
terutama di wilayah kepulauan.
C. Target 2015
Untuk pelaksanaan pembangunan kelautan dan perikanan, pada tahun 2015 KKP
menargetkan antara lain:
1.
2.
Pertumbuhan Produk
Domestik Bruto (PDB)
Perikanan sebesar 7%.
Produksi perikanan
24,12 juta ton.
Produksi garam
3,3 juta ton.
4.
Nilai ekspor hasil perikanan
USD 5,86 miliar.
6.
7.
Konsumsi ikan 40,9 kg/
kapita/tahun.
Persentase kepatuhan
(compliance) pelaku usaha
kelautan dan perikanan
terhadap ketentuan peraturan
perundang undangan yang
berlaku 70%.
Jumlah pulau yang
mandiri 5 pulau.
Laporan Kinerja Satu Tahun KKP
3.
5.
17
Laporan Kinerja Satu Tahun KKP
LAPORAN KINERJA SATU TAHUN
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
18
LAPORAN KINERJA SATU TAHUN
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
3
Capaian Satu
Tahun Kinerja
KKP
Laporan Kinerja Satu Tahun KKP
19
LAPORAN KINERJA SATU TAHUN
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
Capaian Satu Tahun Kinerja KKP
Laporan Kinerja Satu Tahun KKP
A. Kedaulatan
20
Kedaulatan diartikan sebagai kemandirian dalam
mengelola dan memanfaatkan sumber daya
kelautan dan perikanan dengan memperkuat
kemampuan nasional untuk melakukan
penegakan hukum di laut demi mewujudkan
kedaulatan secara ekonomi. Dalam rangka
mewujudkan pengelolaan wilayah laut nasional
untuk mempertahankan kedaulatan, KKP
melaksanakan upaya-upaya pemberantasan
IUU Fishing, melalui langkah-langkah:
1. Penegasan kepada negara mitra
terhadap komitmen pemerintah untuk
memberantas IUU Fishing
Pertemuan dengan negara mitra dilakukan
untuk mendapat dukungan terhadap
pemberantasan praktek IUU Fishing di
perairan Indonesia antara lain Malaysia,
Filipina, Vietnam, Republik Rakyat Tiongkok,
Thailand, Australia, Norwegia, Amerika
Serikat, Kanada, Papua Nugini, Timor Leste,
Meksiko, Kolombia, Fiji dan Inggris, juga
dengan lembaga multilateral seperti FAO.
Dalam setiap pertemuan Menteri Kelautan
dan Perikanan (MKP) selalu menegaskan
akan menjaga Indonesia dari praktek IUU
Fishing, sebab MKP sudah berkomitmen
kepada dunia perikanan untuk mengelola
laut Indonesia secara berkelanjutan.
Pada 4 November 2014 MKP melakukan
pertemuan bersama Duta Besar Thailand,
Malaysia, Vietnam, Filipina, Australia dan
Republik Rakyat Tiongkok. untuk membahas
masalah pencurian ikan di perairan Indonesia
LAPORAN KINERJA SATU TAHUN
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
oleh nelayan asing. Pertemuan dengan para
Dubes itu juga membahas kerja sama yang
dapat dibangun yang harus menguntungkan
Indonesia dan negara mitra.
MKP juga melakukan pertemuan dengan
Duta Besar Amerika Serikat dan Kanada
pada tanggal 6 November 2014. MKP
bersama Duta Besar Amerika Serikat
membahas berbagai isu terkait pencurian
ikan, penipuan hasil perikanan (Seafood
Fraud),
konservasi
keanekaragaman
sumber daya hayati laut dan pesisir,
mitigasi dan ketahanan terhadap dampak
perubahan iklim serta penguatan kerja sama
Selatan-Selatan dan kerja sama tiga pihak
(Triangular Cooperation).
Timor Leste juga menyatakan komitmennya
untuk memberantas IUU Fishing melalui
penandatanganan nota kesepahaman
antara Menteri Kelautan dan Perikanan
RI dengan Menteri Koordinator Bidang
Ekonomi Timor pada tanggal 29 Agustus
2015.
Kesepakatan
itu
diantaranya
pencegahan,
penghalangan,
dan
penghapusan penangkapan ikan yang tidak
sah, manajemen perikanan dan konservasi,
pertukaran informasi, data dan teknologi di
bidang kelautan dan perikanan, pengolahan
produk-produk perikanan, pemasaran
dan investasi, penelitian dan pertukaran
para ahli/ilmuwan/pejabat pemerintah dan
pembangunan kapasitas sumber daya
manusia di bidang kelautan dan perikanan.
Selain melakukan pertemuan di dalam
negeri, MKP juga melakukan kunjungan
kerja ke beberapa negara seperti Norwegia
dan Rusia dalam rangka meningkatkan kerja
sama kelautan dan perikanan. Kunjungan
ke Norwegia, dilakukan tanggal 18 hingga
Laporan Kerja
Kinerja1 Satu
TahunTahun
KKP KKP
Sedangkan pertemuan dengan Dubes
Kanada, dibahas mengenai kerja sama
riset dan teknologi pemanfaatan biota laut
untuk produk kesehatan dan kecantikan,
Kerja Sama Teknik di bidang kelautan
dan perikanan dalam kerangka Triangular
Cooperation guna peningkatan kapasitas
kelembagaan KKP serta keinginan Canadian
Cooperative Association (CCA) untuk
memberikan bantuan kepada kelompok
koperasi nelayan budidaya. Terkait bantuan
CCA tersebut, rencananya dalam bingkai
capacity building pengembangan koperasi,
akses terhadap keuangan dan permodalan,
infrastruktur dan pemberdayaan perempuan,
serta extention service.
Pada tanggal 10 Agustus 2015, MKP
menerima kunjungan Duta Besar Papua
Nugini untuk Indonesia HE. Peter Ilau
untuk
menindaklanjuti
penanganan
kasus kejahatan di sektor kelautan. MKP
mengatakan berencana mengirim surat
kepada Duta Besar Papua Nugini untuk
Indonesia agar menyerahkan proses hukum
33 kapal pencuri ikan kapal yang lari ke
Papua Nugini.
21
LAPORAN KINERJA SATU TAHUN
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
Joint Communique antara Indonesia-Australia
7 Oktober 2015
Laporan Kinerja Satu Tahun KKP
21 Agustus 2015 dengan melakukan
pertemuan bilateral dengan Menteri
Perikanan Norwegia, HE. Elisabeth Aspaker.
Dalam pertemuan tersebut kedua Menteri
sepakat untuk mengembangkan kerja sama
Aquaculture, Sustainable Fisheries dan
pemberantasan IUU Fishing.
22
Dalam kunjungan ke Rusia selama 3 hari (2123 Agustus 2015), MKP diterima langsung
oleh Deputi Perdana Menteri Federasi Rusia,
HE. Arkady Dvorkovich di kantor Pemerintah
Federasi Rusia. Beberapa masalah seperti
ekspor ikan dan produk kelautan Indonesia
ke Rusia; peluang investasi sektor kelautan
dan perikanan bagi pengusaha Rusia di
Indonesia; penggalangan dukungan di
forum internasional tentang perlawanan
terhadap tindak illegal fishing (serious
crime); dan beberapa hal teknis seperti
penyelesaian tindak lanjut atas draft
communiqe kerja sama antara Indonesia
dan Rusia tentang pemberantasan IUU
Fishing serta pengelolaan perikanan yang
bertanggung jawab, yang masih dalam tahap
pembahasan akhir di pihak Rusia. Beberapa
bidang kerja sama yang juga dibicarakan
adalah pengembangan teknologi radar laut
yang ditawarkan Rusia untuk meminimalisasi
pencurian ikan maupun penggunaan kapalkapal berukuran kecil dan sedang untuk
patroli laut.
Kerja sama Indonesia-Australia ditandai
dengan penandatangan joint communique
antara Indonesia-Australia pada tanggal
LAPORAN KINERJA SATU TAHUN
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
MoU antara Indonesia - Timor Leste
29 Agustus 2015
7 Oktober 2015. Kerja sama bertujuan
untuk memperluas pengawasan di wilayah
perbatasan. Dalam hal ini Australia bersedia
membantu Indonesia dalam mengawasi laut
perbatasan Timur Leste dan Papua Nugini
terhadap pelanggar IUU Fishing.
2. Kerja sama KKP dengan Kementerian/
Lembaga dalam memberantas
IUU Fishing
Selain menjalin kerja sama internasional
dalam mengelola sumber daya kelautan dan
perikanan yang berkelanjutan, diperlukan
peran serta segenap elemen bangsa terutama
dalam pengendalian dan pengawasan
pengelolaannya. Maka, sinergitas KKP
dengan TNI AL, Pusat Pelaporan dan
Laporan Kinerja Satu Tahun KKP
Dalam
kerja
sama
ini,
Indonesia
mengusulkan beberapa poin kerja sama
antara lain: (1) Indonesia mengajak Australia
untuk melakukan patroli dekat perbatasan.
(2) Indonesia mendorong Australia untuk
menyediakan segala keperluan bantuan dan
pengawalan dalam melawan IUU Fishing,
serta mempromosikan perikanan yang
berkelanjutan. (3) Indonesia dan Australia
masuk dalam anggota dari aksi perencanaan
regional
untuk
mendorong
praktek
perikanan bertanggung jawab termasuk
melawan IUU Fishing di wilayah regional.
(4) Indonesia mengapresiasi Australia yang
terus mendukung budi daya coral dan
terumbu karang perikanan dan ketahanan
pangan sebagai partner pengembang.
23
LAPORAN KINERJA SATU TAHUN
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
MoU antara KKP - TNI AL,
30 Oktober 2015
Laporan Kinerja Satu Tahun KKP
Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK), POLRI,
POLAIR, Bareskrim, Badan Intelejen Negara
(BIN) menjadi sangat penting dan strategis.
Selain itu KKP melakukan sinergitas dengan
lembaga lainnya seperti Badan Informasi
Geospasial (BIG), Biro Pusat Statistik (BPS)
dan Lembaga Penerbangan dan Antariksa
Nasional.
24
Penguatan kerja sama ini ditandai dengan
pertemuan antara MKP dan Kepala Staf TNI
AL, Laksamana Marsetio pada tanggal 30
Oktober 2014. Adapun tahap pertama dari
penguatan kerja sama itu dilakukan dengan
menginventarisir bentuk kerja sama yang
nantinya akan diimplementasikan di wilayah
laut Indonesia.
MoU antara KKP - PPATK,
5 Januari 2015
KKP
menggandeng
PPATK
melalui
penandatanganan kesepakatan bersama.
Penandatangan dilakukan antara MKP
dan Kepala PPATK, Muhammad Yunus
pada tanggal 5 Januari 2015. Dalam isi
kesepakatan juga diatur beberapa upaya
pencegahan dan pemberantasan tindak
pidana pencucian uang oleh kedua pihak.
Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan
koordinasi diantara KKP dan PPATK,
terutama dalam hal tindak pidana kelautan
dan perikanan. Secara umum ruang lingkup
dalam kesepakatan mencakup tiga hal,
yakni pertukaran informasi, asistensi dan/
atau pendampingan, serta pengembangan
sumber daya manusia. Realisasinya, kedua
belah pihak melakukan pertukaran informasi
perihal tugas, fungsi dan kewenangan
masing-masing.
LAPORAN KINERJA SATU TAHUN
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
Peran KPK sangat dibutuhkan dalam
pencegahan tindak pidana korupsi dan
penyelamatan sumber daya alam Indonesia
di sektor kelautan. Hal ini disampaikan
MKP pada saat Kick-off Meeting Gerakan
Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam
Indonesia Sektor Kelautan dan launching
e-dalwas (pengendalian dan pengawasan)
di Kantor KKP Jakarta pada tanggal 17
Februari 2015. KPK mendukung penuh
upaya KKP dalam tata kelola sektor
kelautan yang bersih, transparan dan
berkelanjutan. Sebagai bentuk dukungan
itu, KPK melakukan kegiatan koordinasi
dan supervisi atas pengelolaan ruang laut
dan sumber daya kelautan di 34 provinsi.
Kegiatan ini menjadi Gerakan Nasional
Penyelamatan Sumber Daya Alam Indonesia
Sektor Kelautan di 34 Provinsi.
Laporan Kinerja Satu Tahun KKP
KKP melakukan sinergitas dengan BIG
terutama dalam penyelenggaraan informasi
geospasial kelautan. Informasi geospasial
kelautan
sangat
diperlukan
karena
menjadi informasi utama dalam mengelola
sumber daya kelautan dan perikanan
secara berkelanjutan. Tak hanya itu, data
teknis geospasial juga dibutuhkan untuk
mendukung penegakan kedaulatan di laut,
terutama dalam perundingan batas yurisdiksi
negara Indonesia dengan negara tetangga.
Masalah pencegahan dan pemberatasan
IUU Fishing juga sangat bergantung pada
pemanfaatan dan pengembangan basis
data informasi geospasial yang baik dan
lengkap.
Kesepakatan bersama antara
KPK dan KKP sepakat untuk melakukan Gerakan Nasional
Penyelamatan Sumber Daya Alam Indonesia Sektor Kelautan
Penandatanganan MoU antara KKP dengan
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional
25
LAPORAN KINERJA SATU TAHUN
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
Penandatanganan MoU antara KKP - Badan Intelejen Negara
14 Februari 2015
Laporan Kinerja Satu Tahun KKP
KKP dan BIG di lakukan di Hotel Bidakara
Jakarta, pada tanggal 27 Maret 2015.
26
Kesepakatan bersama antara KKP dan BIG
menjadi penting dan strategis bagi kedua
belah pihak. Sebagai lembaga pemerintah,
keduanya memiliki konstribusi yang sangat
penting dalam mewujudkan Indonesia
sebagai poros maritim dunia, sebagaimana
visi Presiden Joko Widodo. Adapun
ruang lingkup kesepakatan bersama
meliputi
penyelenggaraan
informasi
geospasial untuk pengelolaan sumberdaya
kelautan dan perikanan, pemanfaatan
dan pengembangan basis data informasi
geospasial terkait sumberdaya kelautan dan
Penandatanganan MoU antara KKP - Badan Informasi Geospasial
27 Maret 2015
perikanan dan peningkatan infrastruktur
informasi geospasial nasional di bidang
kelautan dan perikanan. Selanjutnya,
penelitian, pengembangan, dan penerapan
ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang
informasi geospasial terkait sumberdaya
kelautan dan perikanan, dan peningkatan
kapasitas sumberdaya manusia di bidang
informasi geospasial untuk pengelolaan
sumberdaya kelautan dan perikanan.
Pelaksanaan kerjasama ini dilakukan
atas dasar prinsip-prinsip kerja sama,
keterbukaan informasi publik, transparansi,
dan anti korupsi sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
LAPORAN KINERJA SATU TAHUN
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
BIN sebagai salah satu lembaga pemerintah
yang bertugas melaksanakan pemerintahan
di bidang intelijen turut digandeng
KKP terutama dalam penyelenggaraan
pengamanan
program
dan
sasaran
strategis di bidang kelautan dan perikanan.
Kesepakatan bersama antara KKP dan BIN
ditandangani pada tanggal 14 April 2015.
Adapun ruang lingkup kesepakatan bersama
meliputi pengamanan program dan sasaran
strategis di bidang kelautan dan perikanan,
peningkatan dan pemanfaatan kapasitas
sumber daya manusia di bidang intelijen
dan bidang kelautan dan perikanan serta
pemanfaatan sarana dan prasarana dalam
rangka pengamanan program dan sasaran
strategis bidang kelautan dan perikanan.
3. Moratorium perizinan untuk
kapal ikan buatan luar negeri
kapal-
Peraturan moratorium ini hanya diperuntukan
kapal eks asing diatas 30 GT, yakni kapal
yang pembangunannya dilakukan di luar
negeri. Selama moratorium diberlakukan,
perizinan kapal berupa izin baru mencakup
Dasar
pelaksanaan
moratorium
ini
diantaranya pemulihan sumber daya ikan
yang sudah terkuras, perbaikan lingkungan
yang rusak, dan memantau kepatuhan pelaku
usaha penangkapan ikan. Moratorium ini juga
dilakukan sebagai upaya pemerintah dalam
Laporan Kinerja Satu Tahun KKP
Dalam
rangka
pengawasan
serta
pengendalian terhadap praktek IUU Fishing
yang telah merugikan negara, KKP telah
menetapkan kebijakan moratorium perizinan
kapal yang tertuang di dalam Permen KP
56/2014 jo. Permen KP 10/2015 tentang
Penghentian
Sementara
(Moratorium)
Perizinan Usaha Perikanan Tangkap di
WPP-NRI.
Surat Izin Usaha Perikanan (SIUP), Surat
Izin Penangkapan Ikan (SIPI) dan Surat
Izin Kapal Pengangkut Ikan (SIKPI) akan
ditangguhkan. Selanjutnya akan dilakukan
analisis dan evaluasi bagi SIPI dan SIKPI
yang masih berlaku. Moratorium menjadi
salah satu instrumen dalam pengelolaan
perikanan yang bertanggung jawab dan
biasa dilakukan di dunia internasional.
Kapal perikanan yang terkena moratorium
tidak bisa beroperasi karena izinnya tidak
diperpanjang.
27
LAPORAN KINERJA SATU TAHUN
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
Laporan Kinerja Satu Tahun KKP
meningkatkan kehidupan nelayan, serta
memberi kesempatan kepada pengusaha
dengan kapal lokal untuk lebih banyak
mendapatkan manfaat. Selama moratorium,
KKP akan menyempurnakan permen yang
terkait dengan izin usaha perikanan tangkap
yang berorientasi pada tetap tersedianya
sumber daya ikan secara berkelanjutan,
lingkungan yang lestari, keseimbangan
pendapatan antara pengusaha, nelayan dan
pemerintah. Selain itu, perubahannya akan
berorientasi pada kepatuhan pelaku usaha
serta berkembangnya industri perikanan
dalam negeri.
28
Dalam
mendukung
pelaksanaan
moratorium ini KKP membentuk Satuan
Tugas Pencegahan dan Pemberantasan
IUU Fishing yang melakukan analisis
dan evaluasi terhadap izin yang sudah
dikeluarkan, memverifikasi kapal perikanan
yang pembangunannya dilakukan di
luar negeri, serta menghitung kerugian
negara/perekonomian yang diakibatkan
penyimpangan terhadap SIPI dan SIKPI.
Hasil analisis dan evaluasi terhadap 1.132
kapal eks-asing menunjukan 769 melakukan
pelanggaran berat dan 363 kapal melakukan
pelanggaran ringan.
Pelanggaran yang terjadi berupa: (1)
menggunakan nahkoda dan Anak Buah
Kapal (ABK) berkewarganegaraan asing;
(2) tidak mendaratkan ikan di pelabuhan
pangkalan; (3) melakukan tindak pidana
LAPORAN KINERJA SATU TAHUN
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
KKP berhasil menangani kasus PT. PBR
perdagangan orang dan perbudakan; (4)
menggunakan BBM ilegal; (5) melanggar jalur
penangkapan ikan; (6) tidak mengaktifkan
transmitter SPKP Online; (7) menggunakan
alat tangkap tidak sesuai SIPI; (8) melakukan
ekspor-impor barang tanpa izin kepabeaan;
(9) melakukan alih muatan ilegal ditengah
laut; (9) kapal tidak terdeteksi di wilayah
perairan indonesia; (10) tidak membangun/
bermitra dengan UPI.
Selain itu Tim Satgas IUU Fishing berhasil
pula menguak kasus PT Pusaka Benjina
Resources (PBR) yang mengindikasikan
terjadinya human trafficking yang terdiri
dari 322 ABK yang berasal dari Kamboja
58 orang, Laos 8 orang, dan Myanmar 256
Laporan Kinerja Satu Tahun KKP
Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi
terhadap kapal eks asing diperoleh data
bahwa sekitar 48 perusahaan pemilik
kapal (560 kapal) dikategorikan pelaku
pelanggaran berat. Rincian data sebagai
berikut: 168 kapal dari 560 kapal diduga
kuat melakukan praktik perdagangan
orang dan kerja paksa; 71 kapal dari 560
kapal diduga kuat melakukan praktik
penyelundupan kejahatan di bidang
keimigrasian dan konservasi sumber daya
hayati dan ekosistem; 90 kapal dari 560
kapal tidak dapat dilacak keberadaannya
(diindikasikan kapal tersebut telah kembali
ke ”negara asal”nya) dan 231 kapal dari 560
kapal melakukan pelanggaran operasional
lainnya. Tindak lanjut yang telah dilakukan
KKP antara lain pencabutan SIUP, SIPI dan
SIKPI, pembekuan SIPI/SIKPI dan surat
peringatan.
29
LAPORAN KINERJA SATU TAHUN
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
Laporan Kinerja Satu Tahun KKP
Kapal ikan sedang melakukan alih muatan di tengah laut
30
orang. PT PBR, perusahaan yang disebutkan
dalam laporan investigasi Associated Press
(AP), sudah berada dalam pantauan KKP
semenjak diberlakukannya Permen KP
No. 56 Tahun 2014 tentang Moratorium
Perizinan Usaha Perikanan Tangkap. Baik
kapal penangkap dan kapal pengangkut
yang terdaftar atau terafiliasi dengan PT
PBR, merupakan subjek dari analisis dan
evaluasi yang dilakukan oleh Satuan Tugas
Pemberantasan IUU Fishing.
Sebelum AP merilis berita investigasi
tersebut, pada tanggal 21 Maret 2015 KKP
sudah melakukan pemeriksaan terhadap 24
peti kemas berisikan 660 ton ikan dari cold
storage milik PT PBR yang diangkut oleh KM
Pulau Nunukan. Terkait kasus perbudakan
ABK PT PBR di Pulau Benjina, KKP telah
berkoordinasi dengan aparat penegak
hukum dan instansi pemerintah terkait untuk
memindahkan dan mengamankan ABK.
4. Penghentian alih muatan di tengah laut
(transshipment at sea)
Selain melakukan moratorium perizinan
kapal untuk mewujudkan pengelolaan
sumber daya perikanan yang bertanggung
jawab dan penanggulangan IUU Fishing
di WPP-NRI, KKP perlu menghentikan
kegiatan alih muatan (transshipment) di
laut. Pelarangan transshipment diterapkan
melalui Permen 57/2014 tentang Usaha
Perikanan Tangkap di WPP-NRI. Alasan
pelarangan transshipment diberlakukan
karena banyaknya pelanggaran yang
LAPORAN KINERJA SATU TAHUN
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
Kapal ikan sedang melakukan alih muatan di tengah laut
dilakukan, dimana hasil transshipment tidak
didaratkan di pelabuhan perikanan Indonesia
tetapi langsung dibawa ke luar negeri.
Akibatnya, jumlah ikan yang ditangkap
tidak terdata dan adanya re-ekspor ikan ke
Indonesia. Di sisi lain, Unit Pengolahan Ikan
(UPI) kekurangan bahan baku dan nelayan
pengolah pun bangkrut karena tidak ada
bahan baku.
Akibat adanya kebijakan transshipment, kini
para nelayan tradisional sudah menikmati
hasilnya dengan tangkapan yang meningkat
dan ukuran ikan yang lebih besar sehingga
nelayan semakin sejahtera. Selain itu pula
terjadi kelangkaan pasokan ikan di pasar
regional akibat pelarangan transshipment
karena kapal-kapal ikan asing sudah
tidak bisa lagi membawa ikan-ikan dari
5. Pembentukan
Satuan
Tugas
Pencegahan dan Pemberantasan IUU
Fishing
Penggalangan komitmen dan konsensus
bersama untuk penegakan hukum, KKP
bersama-sama dengan instansi lain yaitu
Kejaksaan Agung, Pusat Pelaporan dan
Analisis Transaksi Keuangan, POLRI,
Bakamla, Ditjen Bea Cukai, Kemenhub,
Kemenlu, Tentara Nasional Indonesia dan
Direktorat Jenderal Pajak tergabung dalam
Satgas Pencegahan dan Pemberantasan
IUU Fishing.
Laporan Kinerja Satu Tahun KKP
Indonesia secara illegal. Hal ini diakui oleh
para pengusaha China yang mengklaim
menderita kerugian mencapai Rp2,3 triliun
akibat kebijakan yang dikeluarkan oleh KKP
31
LAPORAN KINERJA SATU TAHUN
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
Pemerintah telah menerbitkan Perpres
No.115 Tahun 2015 tentang Satgas
Pemberantasan Illegal Fishing.
Laporan Kinerja Satu Tahun KKP
6.Penegasan disiplin pegawai dalam
upaya memberantas IUU Fishing
32
Dalam rangka peningkatan disiplin pegawai
dalam upaya pemberantasan IUU Fishing
diterbitkan Permen KP Nomor 58 tahun
2014 tentang Disiplin Pegawai Aparatur
Sipil Negara di lingkungan KKP dalam
pelaksanaan
Kebijakan
Penghentian
Sementara
(Moratorium)
Perizinan
Usaha Perikanan Tangkap, Alih Muatan
(Transhipment) di Laut, dan Penggunaan
Nakhoda dan Anak Buah Kapal (ABK) Asing.
Penindakan tegas juga akan dilakukan bagi
yang melakukan suap dan yang menerima
suap. Dimana, untuk yang melakukan
suap akan dilaporkan kepada pihak yang
berwenang. Sementara yang menerima
suap akan diproses sesuai ketentuan yang
berlaku berdasarkan PermenKP Nomor
58 tahun 2014 dan PP Nomor 53 tahun
2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
Penerapan disiplin ini guna mewujudkan
pemerintahan yang baik (good governance)
di lingkungan KKP. Dengan demikian
kepatuhan aparatur KKP meningkat di
lapangan dalam mengawal pemberantasan
IUU Fishing.
7. Implementasi UU Perikanan No. 45/2009
melalui penenggelaman kapal
Penenggelaman kapal pelaku illegal fishing
dilaksanakan sesuai dengan Pasal 69 UU
No. 45/2009 tentang Perubahan Atas UU
31 Tahun 2004 tentang Perikanan, yaitu
“Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) penyidik dan/atau
pengawas perikanan dapat melakukan
tindakan khusus berupa pembakaran dan/
atau penenggelaman kapal perikanan
yang berbendera asing berdasarkan bukti
permulaan yang cukup”. Selanjutnya upaya
tindakan khusus berupa penenggelaman
juga dilakukan sesuai dengan Pasal 76A UU
No. 45/2009, yaitu benda dan/atau alat yang
digunakan dalam dan/atau yang dihasilkan
dari tindak pidana perikanan dapat dirampas
LAPORAN KINERJA SATU TAHUN
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
Penenggelaman
dilakukan
dengan
menggunakan dinamit daya ledak rendah
sehingga kondisi kapal tetap terjaga, dan
dapat berfungsi menjadi rumpon di lokasi
penenggelaman. Diharapkan kapal-kapal
yang ditenggelamkan menjadi habitat baru
bagi ikan-ikan di perairan tersebut, sehingga
berkontribusi terhadap kelestarian sumber
daya kelautan dan perikanan, yang pada
akhirnya
meningkatkan
kesejahteraan
nelayan.
8. Pembenahan tata kelola kapal angkut
ikan hidup
untuk negara atau dimusnahkan setelah
mendapat persetujuan ketua pengadilan
negeri. Selain itu, penenggelaman terhadap
kapal pelaku illegal fishing juga dilakukan
berdasarkan putusan pengadilan yang telah
memiliki kekuatan hukum tetap (inkracht)
sebagaimana diatur dalam KUHAP.
Laporan Kinerja Satu Tahun KKP
Kegiatan penenggelaman dilaksanakan
atas kerja sama KKP dengan TNI AL dan
POLRI yang diwujudkan melalui berbagai
dukungan, khususnya unsur-unsur Kapal
Pengawas KKP, KRI TNI Angkatan Laut,
dan Kapal Polisi dari POLRI. sampai
dengan Oktober 2015 jumlah kapal yang
ditenggelamkan sebanyak 107 kapal (58
oleh KKP dan POLRI) dan sebanyak 49
kapal (TNI AL).
KKP dalam waktu dekat akan mengeluarkan
kebijakan pengetatan ekspor dan pemasaran
ikan kerapu hidup. Beberapa pasal yang ada
di Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan
(Permen KP) No 49/2014 tentang usaha
pembudidaya ikan, terutama pasal yang
menyangkut kapal pengangkut yakni untuk
membatasi pelabuhan singgah untuk kapal
angkut ikan hidup berbendera asing, akan
direvisi. Hal ini adalah sebagai implementasi
asas cabotage dan untuk meminimalisir
destructive fishing untuk mendapatkan
ikan kerapu hidup sehingga tidak merusak
lingkungan. Target lainnya adalah untuk
membangkitkan jasa kapal angkut ikan
hidup lokal dan nasional antarpulau di
Indonesia.
33
LAPORAN KINERJA SATU TAHUN
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
Laporan Kinerja Satu Tahun KKP
Menurut catatan KKP, saat ini terdapat 11
eksportir dan 5 pengumpul ikan kerapu hidup
yang wajib dilakukan verifikasi ulang demi
mendapatkan sertifikasi eksportir terdaftar.
Kelemahan selama ini di dalam surat izin
kapal ada 92 titik sehingga kapal asing
tersebut bisa singgah dan sulit dikontrol.
Kemudian akan dibatasi titik pembelian ikan
kerapu sehingga tidak ada lagi kapal asing
beredar di mana-mana.
34
Pengetatan pemasaran ikan kerapu hidup
yang bakal diatur KKP antara lain pembeli
(buyer) asing terutama dari Hong Kong via
kapal laut hanya boleh masuk dan membeli
ikan kerapu hidup di titik tertentu seperti di
Anambas, Batam, dan Bintan. Kemudian
yang melakukan pembelian ikan kerapu
hidup dari keramba adalah kapal Indonesia.
Buyer asing seperti dari Hong Kong hanya
bisa membeli ikan kerapu hidup dari
eksportir terdaftar. Adapun syarat menjadi
eksportir terdaftar yaitu:
(1) perusahaan Indonesia yang memiliki
fasilitas penampungan, (2) memiliki Unit
Penanganan Ikan Hidup (UPIH), (3) memiliki
fasilitas kapal pengangkut untuk angkutan
dalam negeri dari pengumpul/agen ke titik
UPIH.
Melalui sistem pengetatan ini, ekspor ikan
kerapu hidup mudah dikontrol pemerintah
sehingga hasil pencatatan ekspor ikan ini
dapat dilakukan dengan benar. Selama
ini, nilai ekspor ikan kerapu hidup simpang
siur. Contohnya data BPS menyebut
angka ekspor ikan kerapu hidup per tahun
mencapai US$ 19,8 juta. Sedangkan angka
pihak asosiasi dan negara Hong Kong jauh
lebih besar, yaitu masing-masing US$ 39
juta dan US$ 32 juta/tahun. Nantinya semua
ekspor menjadi transparan karena di titik itu
akan ada petugas pengawas sehingga akan
ada penerimaan bagi negara.
Data terakhir, produksi ikan kerapu pada
2013 sebanyak 113.368 ton yang terdiri
dari hasil budidaya 13.464 ton dan hasil
tangkapan 99.904 ton. Data BPS 2013
menyebutkan, ekspor ikan kerapu mencapai
US$ 19,8 juta dengan volume 2.552 ton.
Hong Kong masih menjadi negara tujuan
ekspor utama dengan porsi 90%.
LAPORAN KINERJA SATU TAHUN
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
9. Pembenahan tata kelola Benda Asal
Muatan Kapal Tenggelam (BMKT)
KKP
melakukan
moratorium
izin
pengangkatan BMKT dan pemanfaatan
BMKT yang sempat dicabut pada
September 2014. Moratorium tersebut
berlaku hingga waktu yang belum ditentukan.
Dengan demikian, seluruh pengajuan izin
rekomendasi survei maupun rekomendasi
pengangkatan tidak dapat dikabulkan.
B. Kedaulatan
1. Menjaga sumber daya lobster, kepiting
dan rajungan untuk generasi nelayan
mendatang
Kebijakan strategis KKP dalam menjaga
sumber daya kelautan dan perikanan
Laporan Kinerja Satu Tahun KKP
Selama masa moratorium berlangsung,
pemerintah akan melakukan inventarisasi
hasil temuan yang didapat dari kapalkapal tenggelam yang telah diangkat.
Sesuai ketentuan, hasil temuan dibagi
sama rata antara pihak yang mengangkat
dan pemerintah Indonesia. Pihak yang
mengusahakan pengangkatan muatan
kapal tersebut berhak memanfaatkannya
untuk kepentingan komersial. Akan tetapi,
di masa mendatang, barang-barang muatan
kapal tenggelam tidak boleh diperjualbelikan
secara
komersial.
Pada
gilirannya,
pengangkatan
muatan
kapal
hanya
dilakukan untuk kepentingan pendidikan
seperti untuk mengisi museum.
35
LAPORAN KINERJA SATU TAHUN
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
secara lestari dan berkelanjutan dengan
ditetapkannya Permen KP No. 1/2015 yakni
pembatasan penangkapan tiga spesies
perikanan penting yakni Lobster (Panulirus
spp.), Kepiting (Scyla spp.), dan Rajungan
(Portunus pelagicus spp.). Hal itu sebagai
bentuk keseriusan KKP dalam mewujudkan
komitmennya untuk menata kembali
pengelolaan sumber daya kelautan dan
perikanan di Indonesia secara bertanggung
jawab.
Laporan Kinerja Satu Tahun KKP
36
Dalam Permen KP No. 1/2015, terdapat lima
pasal yang mengatur tentang pembatasan
penangkapan lobster, kepiting dan rajungan
untuk dikonsumsi dan diperjualbelikan.
Dimana, setiap orang dilarang melakukan
penangkapan tiga spesies perikanan
penting tersebut dalam kondisi bertelur.
Penangkapannya diperbolehkan, asalkan
tidak dalam kondisi sedang bertelur dan
sesuai dengan ukuran minimum yang
sudah ditetapkan dalam peraturan. Adapun
ukuran yang diperbolehkan yakni lobster
dapat ditangkap dengan ukuran panjang
karapas di atas 8 cm, kepiting di atas 15 cm
dan rajungan dengan ukuran lebar karapas
di atas 10 cm. Pembatasan penangkapan
ini dilakukan karena keberadaan dan
ketersediaan ketiga spesies itu telah
mengalami penurunan yang drastis. Hal
ini juga dimaksudkan untuk restocking
ekosistem ketiga spesies tersebut.
Sebagai tindak lanjut Permen KP No.
1/2015 tersebut, KKP telah melakukan
Penebaran - 30.000 benih Rajungan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla
dan MKP di Pantai Boddia, Takalar Sulawesi Selatan
pelepasliaran ke alam terhadap lobster,
kepiting dan rajungan bertelur dan ukuran
tertentu yang ditangkap oleh nelayan di
beberapa lokasi (utamanya di Bali dan NTB).
2. Perlindungan terhadap penyu
Dalam upaya melindungi penyu, KKP
telah mengeluarkan Surat Edaran Kepada
Gubernur, Bupati/Walikota, Kepala Dinas
KP Provinsi dan Kab/Kota, UPT lingkup
KKP No. 526/MEN-KP/VIII/2015 tentang
Pelaksanaan Perlindungan Penyu, Telur,
Bagian Tubuh, dan atau Produk Turunannya.
6 species yang dilindungi yaitu Penyu
Hijau (Chelonia mydas), Penyu Sisik
(Eretmocheyls imbricata), Penyu Tempayan
(Caretta caretta), Penyu Belimbing
(Dermochelys coriacea), Penyu Ridel/Abuabu (Lepidochelys olivacea), Penyu Pipih
(Natator depressa).
LAPORAN KINERJA SATU TAHUN
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
3. Menjaga ekosistem sumber daya ikan
untuk penghidupan nelayan di masa
depan
MKP melepas Tukik di Kabupaten Berau Kalimantan Timur
Di dalam Peraturan Menteri tersebut
ada 8 pasal yang secara tegas melarang
penggunaan alat penangkapan ikan
jenis Pukat Hela (Trawls) dan Pukat Tarik
(Seine Nets). Trawls atau yang dikenal
dengan pukat harimau sudah lama
dilarang penggunaannya karena termasuk
alat penangkapan ikan yang merusak
(destructive
fishing).
Sebagaimana
dicantumkan dalam pasal 3, alat tangkap ini
terdiri dari pukat hela dasar (bottom trawls),
pukat hela pertengahan (midwater trawls),
pukat hela kembar berpapan (otter twin
trawls) dan pukat dorong. Sementara alat
penangkapan ikan pukat tarik (seine nets)
terdiri dari pukat tarik pantai (beach seines)
dan pukat tarik berkapal (boat or vessel
Laporan Kinerja Satu Tahun KKP
Dalam SE tersebut langkah-langkah yang
perlu diambil dalam melindungi penyu
antara lain :
1). Melakukan sosialisasi peraturan
perundang-undangan yang terkait,
disertai pembinaan dalam rangka
penyadaran masyarakat guna
melindungi penyu dari kepunahan;
2). Melakukan koordinasi dalam rangka
pencegahan, pengawasan dan
penegakan hukum untuk pelaksanaan
perlindungan penyu, telur, bagian
tubuh, dan/atau produk turunannya;
3). Melakukan perlindungan habitat
peneluran penyu; dan
4). Melakukan monitoring terhadap
pelaksanaan program perlindungan
penyu, telur, bagian tubuh, dan/atau
produk turunannya;
KKP memiliki komitmen yang serius untuk
menata kembali pengelolaan perikanan
dengan tujuan agar kelestarian sumber
daya ikan bisa terwujud dan keberlanjutan
usaha perikanan bisa semakin terjamin.
Komitmen ini pada akhirnya diharapkan
dapat meningkatkan kesejahteraan nelayan.
Hal itu ditegaskan dengan dikeluarkannya
Permen KP No. 2 Tahun 2015 tentang
Larangan Penggunaan Alat Penangkapan
Ikan Pukat Hela (Trawls) dan Pukat Tarik
(Seine Nets) di WPP Negara Republik
Indonesia.
37
STOP
seines). SIPI dengan alat penangkapan ikan
trawls dan seine nets yang telah diterbitkan
sebelum berlakunya Peraturan Menteri ini,
masih tetap berlaku sampai dengan habis
masa berlakunya.
Laporan Kinerja Satu Tahun KKP
LAPORAN KINERJA SATU TAHUN
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
38
Sementara itu, Permen KP Nomor 2/2015
ini penting dilakukan mengingat makin
menipisnya kondisi sumber daya perikanan,
khususnya di Laut Arafura (WPP RI 718).
Berdasarkan peta potensi sumber daya
ikan, wilayah Arafura sudah mengalami
gejala tangkap-lebih (overfishing) untuk
beberapa spesies ikan demersal. Potensi
yang masih memungkinkan dieksploitasi
lebih lanjut di WPP 718 tersebut adalah
ikan pelagis kecil. Selain konsumsi BBM
yang tinggi, kekurangan alat tangkap
pukat ini adalah selektivitas yang rendah,
yang dapat ditunjukkan dengan tingginya
tangkapan sampingan (by catch). Tingginya
tangkapan sampingan ini tentu dapat
merusak kelestarian sumber daya. Begitu
pula kondisi Laut Jawa yang juga sudah
semakin mengalami overfishing, khususnya
udang dan pelagis kecil.
Selain masalah ekologis, penggunaan pukat
tarik juga sering menimbulkan konflik sosial
antar nelayan. Pasca otonomi daerah,
semakin banyak nelayan yang memodifikasi
alat tangkapnya menjadi alat tangkap yang
mirip dengan prinsip kerja trawl. Sejak saat
itu, eksploitasi terhadap sumber daya ikan
terjadi secara besar-besaran dan konflik
antar nelayan juga terus terjadi, baik di laut
Jawa maupun wilayah perairan lainnya. Apa
yang terjadi sebelum dikeluarkannya Kepres
LAPORAN KINERJA SATU TAHUN
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
Penggunaan alat tangkap pukat tarik juga
sebagai penyebab terjadinya pelanggaran
berupa pengecilan ukuran gross tonnage
kapal yang dibuktikan dengan hasil uji petik
di Kabupaten Tegal, Pati, dan Rembang
sehingga Negara berpotensi kehilangan
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dan
subsidi BBM yang tidak tepat sasaran akibat
pengecilan ukuran GT kapal. Spesifikasi
teknis alat penangkapan ikan yang tidak
sesuai ketentuan baik ukuran mesh size
maupun ukuran tali ris juga ditemukan.
Selain itu, telah terjadi pelanggaran daerah
penangkapan ikan yang menyebabkan
konflik dengan nelayan setempat, seperti
kasus di Kota Baru, Kalimantan Selatan,
Masalembo dan Sumenep.
Selanjutnya KKP melakukan penindakan
upaya markdown ukuran kapal melalui
pengukuran ulang kapal dan KKP memberikan
masa transisi s.d. Desember 2016 dan
memberikan kemudahan izin penangkapan
di WPP Laut Arafura dan Laut Banda.
Laporan Kinerja Satu Tahun KKP
Nomor 39 Tahun 1980 akhirnya terjadi
lagi pasca reformasi. Dengan dilarangnya
penggunaan pukat tarik, selanjutnya untuk
menangkap ikan-ikan demersal, nelayan
didorong untuk menggunakan beberapa
jenis Alat Penangkap Ikan (API) yang
dikelompokan menjadi tiga jenis. Pertama,
kelompok API perangkap seperti bubu,
setnet dan jermal. Kedua, kelompok API
jaring lingkar seperti trammel net dan
liong bun. Kemudian ketiga, kelompok API
pancing seperti pancing rawai dasar dan
pancing ulur.
39
LAPORAN KINERJA SATU TAHUN
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
4. Menjaga keberlangsungan stok ikan tuna
untuk nelayan Indonesia dan pasokan dunia
Laporan Kinerja Satu Tahun KKP
WPP 714 sebagai daerah pemijahan (breeding ground) dan daerah bertelur WPP 714 sebagai daerah pemijahan (breeding ground) dan
WPP 7
14 s
ebagai dground)
aerah pemijahan daerah bertelurg(spawning
Thunnus
(spawning round) Thunnus aalbacares
lbacares
(breeding ground) dan daerah bertelur (spawning ground) Thunnus albacares
40
WPP-RI 714 Laut Banda diduga memiliki
potensi sebesar 278.400 ton/tahun yang
didominasi oleh ikan pelagis besar (104.100
ton/tahun), ikan pelagis kecil (132.000 ton/
tahun), ikan karang konsumsi (32.100 ton/
tahun) dan ikan demersal (9.300 ton/tahun).
Hasil kajian untuk WPP menunjukkan telah
terjadi aktivitas tangkap lebih (over fishing),
terutama jenis ikan pelagis kecil, ikan
demersal dan cumi-cumi. Di sisi lain, peluang
pengembangan masih dapat dilakukan
untuk jenis ikan pelagis besar. Untuk
melindungi daerah pemijahan (breeding
ground) dan daerah bertelur (spawning
ground) Thunnus albacares di WPP-NRI
714 dengan koordinat 126-1320 BT, 4-60
LS, maka KKP menerbitkan Permen KP No.
4/2015 tentang Larangan Penangkapan
Ikan di WPP-NRI 714 pada bulan Oktober
s.d. Desember.
5. Sistem Logistik Ikan Nasional (SLIN)
untuk menjamin ketersediaan dan
stabilitasi harga
Dalam konteks menjamin dan memperkuat
ketersediaan (supply) hasil perikanan, KKP
menginisiasi dan meresmikan implementasi
SLIN
koridor
Sulawesi-Jawa
untuk
komoditas ikan pelagis kecil yang umumnya
digunakan sebagai bahan baku industri
pindang dan konsumsi ikan masyarakat.
LAPORAN KINERJA SATU TAHUN
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
Konektivitas Sistem Logistik Ikan Nasional Konektivitas Sistem Logistik Ikan Nasional
Pusat Produksi industri dan Distribusi
Kehadiran SLIN merupakan pelaksanaan
Peraturan Presiden No 26 tahun 2012
tentang
Sistem
Logistik
Nasional
(SISLOGNAS). Hal ini turut diperkuat dengan
Permen KP No.5/2014 tentang SLIN yang
memuat tentang pengaturan-pengaturan
terkait pengadaan, penyimpanan, distribusi
dan pemasaran hasil perikanan. Pada tahun
2014 SLIN koridor Sulawesi Tenggara Jatim - DKI Jakarta telah dimantapkan
Melalui pembangunan cold storage yang
dibangun yaitu 300 ton di Pelabuhan
Perikanan Samudera (PPS) Kendari, 400
ton di Pelabuhan Perikanan Nusantara
(PPN) Brondong Lamongan dan 1.500 ton
di PPS Nizam Zachman Jakarta. Komoditas
hasil perikanan yang menjadi fokus
dalam kegiatan implementasi SLIN tahap
awal meliputi ikan-ikan permukaan laut
(pelagis) yang menjadi bahan baku industri
pemindangan dan industri lainya meliputi:
ikan layang, tongkol, kembung, tembang,
cakalang, lemuru dan jenis ikan lainnya.
Adapun untuk jenis ikan budidaya adalah
ikan bandeng.
Laporan Kinerja Satu Tahun KKP
Implementasi SLIN koridor Sulawesi Jawa
sebagaimana dimaksud diharapkan dapat
menjadi pemecah masalah (problem solver)
atas kekurangan bahan baku industri
pindang ikan yang ada di Jawa, termasuk
untuk memenuhi konsumsi masyarakat.
Kelancaran supply ikan-ikan pelagis sebagai
bahan baku industri pindang diharapkan
juga mampu mendukung hilirisasi sektor
perikanan
secara
umum,
termasuk
industrialisasi pindang.
Wilayah Produksi
41
LAPORAN KINERJA SATU TAHUN
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
CITES pada Maret 2013 telah memasukkan
spesies hiu tersebut dan dua spesies pari
manta ke dalam daftar Appendix-II CITES.
Ini berarti bahwa Indonesia sudah harus
melakukan langkah-langkah pengelolaan
yang lebih baik terhadap sumber daya
ikan hiu di Indonesia. Melalui Permen KP
Nomor 59/PERMEN-KP/2014 tentang
Larangan Pengeluaran Ikan Hiu Koboi
(Carcharhinus longimanus) dan Ikan Hiu
Martil (Sphyrna spp.) dari Wilayah Negara
Republik Indonesia ke luar Wilayah Negara
Republik Indonesia. Sebelumnya KKP juga
sudah mengeluarkan Kepmen KP No. 18/
PERMEN-KP/2013 tentang Penetapan
Status Perlindungan Penuh Ikan Hiu Paus
(Rhyincodon typus).
Laporan Kinerja Satu Tahun KKP
6. Konservasi spesies ikan hiu
42
Hiu merupakan kelompok yang dianggap
paling banyak dimanfaatkan karena siripnya
yang bernilai tinggi di pasaran nasional
maupun internasional. Akibatnya, banyak
spesies hiu, terutama jenis hiu yang
berukuran besar seperti hiu martil (Sphyrna
spp), dan hiu koboy (Carcharhinus
longimanus) mengalami penurunan populasi
hingga yang sangat besar. Pertemuan Para
Pihak (Conference of the Parties – COP)
Dalam mendukung kebijakan tersebut,
KKP telah melaksanakan konsultasi publik
di beberapa sentra produksi penangkapan
hiu seperti di Aceh, Sibolga, Surabaya,
Lombok, dan Jakarta. Kemudian juga telah
disusun dokumen analisis kebijakan status
perlindungannya yang menyatakan hiu
koboy dan martil layak dilindungi secara
terbatas.
7. Pengendalian daya dukung ekosistem
terhadap usaha budidaya di perairan umum
Maraknya keramba apung di sejumlah waduk
Indonesia membuat kerusakan ekosistem
waduk termasuk sedimentasi. Kepadatan
keramba di danau dan waduk telah melebihi
LAPORAN KINERJA SATU TAHUN
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
daya dukung lingkungan. Kondisi ini kerap
membuat ikan-ikan di alam bebas mati
secara massal akibat pencemaran dari
pakan di budidaya ikan keramba. Kematian
massal itu selalu terjadi terutama saat
pergantian musim, dari kemarau ke musim
hujan sehingga terjadi pergantian suhu, hal
ini kemudian mengakibatkan semua limbah
akan terbawa ke atas, sehingga mematikan
ikan budidaya. Terhadap permasalahan ini
MKP telah menghimbau kepada Gubernur
Sumatera Utara dan Sumatera Barat untuk
mengkoordinasikan Bupati dan Walikota
untuk mengontrol budidaya Karamba Jaring
Apung (KJA) di danau dan waduk. Selain itu
Badan Litbang KKP masih melakukan kajian
jumlah ideal jumlah budidaya keramba yang
ideal agar tidak mencemari waduk.
8. Rehabilitasi ekosistem dan pengelolaan
kawasan konservasi
Sabuk pantai
Sabuk pantai dengan teknologi Karung
Geotekstil Memanjang (KGM) digunakan
untuk melindungi pantai tipe pantai berpasir.
KGM adalah suatu pelindung pantai dengan
menggunakan geotekstil yang diisi dengan
campuran air dan pasir. Aplikasi yang
dilakukan di Pantura Jawa adalah sebagai
pemecah gelombang jenis tenggelam
(submerged breakwater).
Rekayasa Hybrid
Rekayasa hybrid diterapkan untuk pantai
berlumpur dan berfungsi sebagai perangkap
sedimen (sediment trap). Struktur rekayasa
hybrid dibuat lolos air (permeable) sehingga
sedimen dapat melewatinya saat air laut
pasang. Pada saat air surut, struktur akan
menahan sedimen agar tidak kembali ke laut.
Laporan Kinerja Satu Tahun KKP
rangka
pemulihan ekosistem
Dalam
KKP telah melakukan rehabilitasi Pantai
Utara (Pantura) Jawa yang merupakan
salah satu wilayah pusat pertumbuhan
ekonomi. Berbagai aktivitas ekonomi
seperti permukiman, perikanan, industri,
transportasi dan perdagangan berada di
Pantura Jawa, mulai dari Banten hingga
Jawa Timur. Di sisi lain, aktivitas ekonomi
tersebut memicu terjadinya kerusakan
lingkungan. Abrasi pantai adalah salah
satunya. Abrasi ini mayoritas disebabkan
oleh alih fungsi lahan. Pada tahun 1980an,
terjadi booming pembukaan tambak
secara besar-besaran dengan menebangi
mangrove dan vegetasi pantai lainnya yang
berfungsi sebagai pelindung alami pantai.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut,
KKP melakukan upaya rehabilitasi Pantura
Jawa melalui pembangunan pelindung
pantai dalam bentuk sabuk pantai dan
rekayasa hybrid, disesuaikan dengan
jenis material penyusun pantainya. Melalui
Program Quick Wins Rehabilitasi Kawasan
Pesisir Pantura Jawa, pada tahun 2015
dibangun 2,64 km sabuk pantai, 14,16 km
rekayasa hybrid dan penanaman 3,6 juta
batang mangrove.
43
LAPORAN KINERJA SATU TAHUN
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
Pada tahun 2015, sabuk pantai dibangun di lima kabupaten dengan rincian sebagai berikut:
No
Kabupaten
Lokasi
1.
Karawang
Dusun Pasir Putih, Desa Sukajaya, Kecamatan Cilamaya Kulon
600
2.
Subang
Pantai Pondok Bali, Desa Mayangan, Kecamatan Legon Kulon
600
3.
Indramayu
Desa Lombang dan Limbangan, Kecamatan Juntinyuat
600
4.
Tegal
Desa Suradadi dan Desa Bojongsana, Kecamatan Suradadi
366
5.
Kendal
Desa Sendang Sikucing, Kecamatan Rowosari
483
TOTAL
Panjang (m)
2.649
Pada tahun 2015, rekayasa hybrid dibangun di enam kabupaten dengan rincian sebagai berikut:
No
Kabupaten
Lokasi
1.
Cirebon
Desa Pasindangan, Jatimulya, Klayan, Jatimerta, Kecamatan Gunung Jati
2.
Brebes
Desa Kaliwlingi, Kecamatan Brebes
3.
Semarang
Kelurahan Timulyo, Kecamatan Genuk
4.
Demak
Desa Timbulsloko, Kecamatan Sayung
5.
Jepara
Desa Kedungmalang, Kecamatan Kedung
3.140
6.
Pati
Desa Raci, Kecamatan Batangan
3.140
TOTAL
Laporan Kinerja Satu Tahun KKP
44
Penanaman Mangrove
KKP melakukan penanaman mangrove
di Pantai Utara (Pantura) Jawa dan di luar
Pulau Jawa. Penanaman mangrove di
Pantura Jawa dan luar Pulau Jawa sebagai
implementasi pelaksanaan Quick Wins.
Penanaman mangrove di Pantura Jawa
saat ini masih berlangsung, meliputi 10
kawasan. Diantaranya Kabupaten Serang,
Karawang, Indramayu, Cirebon, Brebes,
Kendal, Demak, Pati, Probolinggo dan
Gresik dengan total 3,6 juta bibit. Kemudian
Panjang (m)
2.910
910
3.145
915
14.160
penanaman mangrove di luar Pulau Jawa
meliputi delapan kawasan, yaitu Kabupaten
Aceh Tamiang, Langkat, Deli Serdang,
Pesisir Selatan,Tanggamus, Mempawah,
Maros dan Takalar dengan total 1,9 juta bibit.
Penanam ini dimaksudkan untuk melindungi
pantai dari abrasi dan merehabilitasi
kerusakan ekosistem mangrove yang pada
akhirnya diharapkan dapat meningkatkan
produktivitas perikanan.
LAPORAN KINERJA SATU TAHUN
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
Selain penanamam Mangrove, KKP juga
melakukan pembangunan Pusat Restorasi
dan Pembelajaran Mangrove (PRPM).
Pembangunan
PRPM
dilaksanakan
di sembilan kabupaten yaitu Bekasi,
Indramayu,
Pangandaran,
Pasuruan,
Sidoarjo, Balikpapan, Sinjai.
C.Kesejahteraan
Kesejahteraan diartikan bahwa pengelolaan
sumber daya kelautan dan perikanan adalah
untuk
sebesar-besarnya
kemakmuran
rakyat. Dalam kaitan ini, KKP senantiasa
memberikan perhatian penuh terhadap
seluruh
stakeholders
kelautan
dan
perikanan, yakni nelayan, pembudidaya
ikan, pengolah/pemasar hasil perikanan,
petambak
garam,
dan
masyarakat
1.Membebaskan
pungutan
nelayan
kecil
dari
Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan
nelayan dan kelestarian perairan laut, maka
mulai tahun 2015, KKP akan membebaskan
pungutan hasil perikanan (PHP) bagi kapal
perikanan yang berukuran 10 GT ke
bawah sebagaimana tertuang Surat MKP
ke para Gubernur, Bupati dan Walikota
seluruh Indonesia No. B.622/MENKP/
XI/2014 tanggal 7 November 2014. Selain
itu MKP meminta: (1) membekukan izin
Laporan Kinerja Satu Tahun KKP
kelautan dan perikanan lainnya. Dalam
rangka mewujudkan kesejahteraan seluruh
stakeholders kelautan dan perikanan,
upaya yang telah dilakukan KKP antara lain:
45
LAPORAN KINERJA SATU TAHUN
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
Laporan Kinerja Satu Tahun KKP
menangkap ikan bagi kapal perikanan
yang menggunakan alat penangkap ikan
yang merusak lingkungan, (2) melakukan
inventarisasi, evaluasi dan pendaftaran
ulang bagi semua kapal perikanan yang
izinnya dikeluarkan oleh kabupaten/
kota, dan apabila ditemukan ada yang
menggunakan alat penangkap ikan
yang merusak lingkungan, maka izinnya
Supaya dibekukan, (3) meninjau kembali,
46
mengendalikan bahkan mencabut izin
usaha di pesisir, laut dan pulau-pulau kecil
yang merusak lingkungan, menimbulkan
konflik antar pemangku kepentingan dan
merugikan para nelayan, (4) melakukan
langkah-langkah konkret dalam melindungi
nelayan sesuai dengan Inpres No. 15 Tahun
2011 tentang Perlindungan Nelayan, (5)
melakukan konservasi bagi wilayah pesisir,
laut dan pulau-pulau kecil yang telah
mengalami degradasi lingkungan.
2.Memberikan perlindungan terhadap
nelayan, pembudidaya dan petambak
garam
Dalam memberikan perlindungan untuk
nelayan pada tanggal 30 Juni 2015
Presiden Joko Widodo telah meresmikan
beroperasinya
Badan
Penyelenggara
Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan
dengan memberikan secara simbolis kartu
BPJS yang diperuntukan bagi 5.000 nelayan
di Cilacap Jawa Tengah Nelayan dipilih
Pemerintah karena mereka bekerja di tempat
berbahaya dan beresiko saat bekerja. BPJS
Ketenagakerjaan akan menanggung risiko
yang terjadi pada nelayan yang terdaftar
didalam kategori pekerja bukan penerima
upah. BPJS Ketenagakerjaan beroperasi
secara penuh mulai tanggal 1 Juli 2015
dan melayani 4 Program yakni Jaminan
Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian,
Jaminan Hari Tua dan Jaminan Pensiun.
Selain menggratiskan iuran selama 3 bulan
LAPORAN KINERJA SATU TAHUN
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
untuk nelayan Presiden juga membagikan
2.500 alat tangkap ramah lingkungan
kepada 31 kelompok usaha bersama
nelayan untuk membantu meningkatkan
produktivitas mereka sehari-hari.
Upaya lainnya, saat ini Pemerintah
bersama DPR RI membahas Rancangan
Undang-Undang tentang Perlindungan dan
Pemberdayaan Nelayan, Pembudidaya ikan,
dan Petambak Garam dan telah masuk ke
dalam Prolegnas tahun 2015.
3. Memberikan jaminan hasil bagi petani
garam
Target perbaikan kondisi garam rakyat
melalui program Pengembangan Usaha
Garam Rakyat (PUGAR) tahun 2015,
diantaranya, menciptakan ketersediaan
lahan garam sebanyak 30 ribu hektar,
meningkatkan produksi garam nasional
sebanyak 3,3 juta ton (meningkat dari
tahun 2014 yang sebesar 2,5 juta ton),
meningkatkan jumlah produksi garam
sebanyak 60 persen, dan meningkatkan
harga garam rakyat. Termasuk, penggunaan
teknologi tepat guna dan ramah lingkungan,
serta pola usaha yang berbasis klaster dan
sistem pembiayaan yang lebih baik (resi
gudang).
KKP juga mendorong pembatasan impor
agar garam lokal tidak jatuh, dan perusahaan
Laporan Kinerja Satu Tahun KKP
Dalam memenuhi target swasembada
garam industri, KKP berupaya mendorong
produksi garam nasional terutama garam
rakyat menjadi kualitas industri seperti kimia,
farmasi, dan untuk minuman bersoda. Untuk
meningkatkan kualitas produksi tersebut
KKP membantu para petani tambak berupa
sarana dan prasarana produksi serta
pembangunan dan perbaikan infrastruktur
yang diharapkan dapat memperbaiki proses
produksi garam rakyat untuk menghasilkan
garam
bermutu.
Seperti
mengganti
geoisolator menjadi geomembrane dengan
ukuran lebih lebar dan tebal sehingga lebih
awet dan tidak mudah robek untuk menjaga
kualitas garam yang lebih baik dan dapat
meningkatkan produktivitas dari semula 60
ton/ha menjadi 100 ton /ha.
47
LAPORAN KINERJA SATU TAHUN
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
dengan memenuhi kebutuhan komponen
produksi secara mandiri. Pakan ikan/
udang menjadi komponen produksi utama
yang menentukan keberhasilan produksi
perikanan budidaya, khususnya budidaya
ikan air tawar. Namun kebutuhan bahan
baku pakan nasional sebagian besar masih
berasal dari bahan baku impor, sehingga
berdampak pada tingginya harga pakan.
Terkait hal itu itu, pemerintah berupaya
mendorong penurunan harga pakan
dengan memenuhi kebutuhan bahan baku
lokal melalui Gerakan Pakan Ikan Mandiri
(GERPARI).
Laporan Kinerja Satu Tahun KKP
tidak boleh impor ketika sedang musim
panen. Hal ini dikarenakan petambak
tidak memiliki dana untuk menyimpan stok
garam dalam jangka waktu lama, dan KKP
berharap PT Garam dapat menampung
garam petambak agar kualitas dapat tetap
terjaga.
48
Untuk
memacu
kembali
semangat
petambak, KKP menggelar kegiatan Festival
Garam Nasional dengan mentransformasi
budaya lokal sebagai modal sosial di Pulau
‘Garam’ Madura. Festival ini dilaksanakan
untuk memberikan apresiasi kepada
petambak garam di Indonesia. Selain ingin
mengangkat pergaraman dan petambak
untuk bangkit meraih kesejahteraan, kegiatan
ini juga mengajak para petambak bersamasama memperbaiki sistem produksi yang
lebih maju dangan menghasilkan garam
yang berkualitas dan berproduktivitas tinggi.
Sehingga diharapkan dapat mendorong
swasembada garam nasional dan daya
saing di pasar internasional. Festival diisi
dengan pameran dari beberapa Kabupaten
penghasil garam diantaranya Aceh Besar,
Indramayu, Cirebon, Pati, Rembang, Tuban,
Sampang Sumenep, Bima, Buleleng,
Jeneponto dan Pamekasan.
4. Menumbuhkan kemandirian
pembudidaya ikan
KKP
terus
berupaya
mendorong
peningkatan produksi perikanan budidaya
Upaya yang ditempuh tersebut diharapkan
dapat berkontribusi pada pemenuhan
target produksi perikanan nasional dan
peningkatan kesejahteraan pembudidaya
ikan. Selain ditingkatkan kuantitasnya,
perikanan budidaya juga dituntut untuk
menjaga kualitas produksinya secara
berkelanjutan dan ramah lingkungan.
GERPARI menjadi penting dan strategis
karena dapat mengurangi ketergantungan
terhadap bahan baku pakan ikan impor
dan mendorong peningkatan penggunaan
bahan baku lokal. Sehingga pembudidaya
menjadi lebih mandiri dan mempunyai
tingkat pendapatan yang lebih baik yang
ujung-ujungnya akan secara langsung
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Data sementara produksi perikanan
budidaya tahun 2014 baik dari rumput laut
LAPORAN KINERJA SATU TAHUN
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
Komoditas ikan air tawar merupakan
komoditas yang mendukung secara
langsung program Ketahanan Pangan dan
Gizi. Dari total produksi ikan budidaya, 60
persen diantaranya dipasok dari komoditas
ikan air tawar. Sehingga KKP berupaya
untuk mewujudkan Ketahanan Pangan
dan Gizi tersebut melalui peningkatan
produksi yang mandiri, berdaya saing dan
berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat. Sehingga kualitas produk
perikanan budidaya khususnya komoditas
ikan air tawar harus tahan dan kuat dalam
menghadapi fluktuasi harga dan nilai tukar
rupiah.
KKP telah melakukan pertemuan dengan
Gabungan Pengusaha Makanan Ternak
(GPMT) yang telah menyepakati bahwa
GPMT dalam waktu dekat akan menurunkan
harga pakan ikan secara bertahap. Pada
bulan Maret 2015 harga pakan akan mulai
diturunkan Rp1.000/kg. Terkait hal itu, KKP
memberikan apresiasi yang tinggi kepada
pabrik pakan ikan/udang atas niat baik dan
dukungannya terhadap program pemerintah
tersebut. Pemerintah akan mendorong
Laporan Kinerja Satu Tahun KKP
dan ikan/udang adalah sebesar 14,52 juta
ton. Adapun target produksi tahun 2015
yang telah ditetapkan adalah sebesar 17,9
juta ton, terdiri dari ikan 7,6 juta ton dan
rumput laut basah 10,3 juta ton. Kebutuhan
pakan ikan/udang untuk memenuhi target
produksi tersebut adalah sebesar 8,728 juta
ton. 60 persennya merupakan kebutuhan
pakan ikan air tawar seperti ikan mas, nila,
gurame, patin dan lele.
49
LAPORAN KINERJA SATU TAHUN
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
pembudidaya ikan air tawar jangan hanya
sebagai buruh, tetapi harus ditingkatkan
ke level pelaku Usaha Mikro dan Kecil
Menengah (UMKM). Salah satu upaya yang
dilakukan adalah meningkatkan pendapatan
pembudidaya tersebut dengan menaikkan
margin usahanya. Sehingga dengan margin
yang ada cukup untuk membayar investasi,
biaya produksi, membayar upah karyawan
dan bahkan melakukan investasi untuk
mengembangkan usahanya.
Laporan Kinerja Satu Tahun KKP
50
Biaya pakan merupakan biaya tertinggi dalam
usaha budidaya air tawar. Sehingga KKP
berharap agar jumlahnya dapat diturunkan
di bawah 60 % dari total biaya produksi.
Salah satunya dengan menurunkan
harga pakan disamping dengan upaya
penggunaan induk unggul, benih bermutu
serta sistem teknologi yang efisien dan
ramah lingkungan. Penurunan harga pakan
diharapkan akan mendorong pembudidaya
untuk lebih bersemangat dalam melakukan
usaha budidaya perikanan. Penurunan
harga pakan akan mendorong peningkatan
investasi dan mendorong peningkatan
produksi sekaligus akan meningkatkan
produksi pakan ikan itu sendiri.
Selain itu, pemerintah telah membebaskan
bea masuk bahan baku pakan seperti
tepung ikan dan mendorong tumbuhnya
pabrik tepung ikan di dalam negeri dan akan
menyetop ekspor tepung ikan ke luar negeri.
KKP disamping sebagai regulator juga akan
meningkatkan produksi tepung ikan dalam
negeri untuk memenuhi kebutuhan pabrik
pakan ikan, tentunya sesuai syarat yang
telah di tentukan. KKP juga mendorong
produksi bahan baku pakan non tepung
ikan sebagai substitusi tepung ikan.
Salah satunya adalah dengan mengajak
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk
mendukung produksi maggot dari limbah
kelapa sawit yang dapat disalurkan melalui
program Corporate Social Responsibility
(CSR) kepada masyarakat di sentra-sentra
atau wilayah yang dekat dengan perkebunan
kelapa sawit. KKP juga menyediakan tenaga
ahli formulator pakan untuk mendukung
GERPARI dan tenaga-tenaga penyuluh
lapangan yang handal dalam produksi
pakan mandiri.
5.Pembangunan terintegrasi di pulaupulau kecil
Merujuk pada misi Presiden dan Wakil
Presiden yaitu Nawacita maka salah satu
poin penting yang memerlukan terjemahan
lebih detail adalah upaya “Membangun
Indonesia Dari Pinggir”. Pendekatan ini
sangat penting mengingat selama ini terjadi
disparitas pembangunan, kesenjangan
wilayah dan kesenjangan pendapatan. Salah
satu kesenjangan pembangunan wilayah
yang mencolok adalah pembangunan
pulau-pulau kecil dibandingkan pulau besar.
Permasalahan Pulau-pulau Kecil Terluar
(PPKT) sebagai beranda terdepan sekaligus
LAPORAN KINERJA SATU TAHUN
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
Lokasi Pengembangan Sentra Bisnis Perikanan Berbasis Pulau-Pulau Kecil
paling pinggir dari wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI) memang sangat
kompleks. Selain untuk menegakkan
kedaulatan negara, pengelolaan pulaupulau kecil terluar secara berkelanjutan
menjadi penting dan strategis untuk
menguatkan perekonomian bangsa yang
berbasis kemaritiman.
Undang-Undang Nomor 1 tahun 2014
tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir
dan Pulau-pulau Kecil mengatur PPKT
ditetapkan sebagai Kawasan Strategis
Nasional Tertentu (KSNT) yang memiliki
potensi sumber daya alam dan jasa
lingkungan yang tinggi, juga mempunyai
Laporan Kinerja Satu Tahun KKP
Isu dan permasalahan strategis yang
mewarnai potret dan kondisi PPKT saat
ini antara lain kemiskinan masyarakat,
minimnya infrastruktur dasar, pertahanan
dan keamanan, penangkapan ikan yang
tidak ramah lingkungan (termasuk illegal
fishing), rendahnya tingkat pendidikan,
kesehatan,
serta
minimnya
sarana
komunikasi dan informasi. Indonesia sebagai
negara kepulauan memiliki beban yang
berat dalam menjaga dan mempertahankan
keutuhan wilayahnya dibandingkan dengan
negara yang wilayahnya didominasi oleh
daratan. Oleh
karena itu,3
dibutuhkan
suatu
Gambar 1 kebijakan khusus dalam pemanfaatan
dan pengelolaan pulau-pulau kecil melalui
kegiatan perlindungan, pengawasan, dan
pemantauan secara terus- menerus agar
keberadaannya dapat dipertahankan.
51
LAPORAN KINERJA SATU TAHUN
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
Laporan Kerja
Kinerja1 Satu
TahunTahun
KKP KKP
peran strategis dalam menjaga kedaulatan
NKRI. Kawasan ini menyediakan sumber
daya alam yang produktif seperti terumbu
karang, padang lamun (seagrass), hutan
mangrove, yang mendukung perikanan
berkelanjutan sekaligus berfungsi sebagai
habitat spesies biota laut yang terancam
punah.
52
Pendekatan
dan
bentuk
intervensi
yang
dilakukan
pemerintah
dalam
pengelolaan PPKT tersebut selama
ini ditujukan untuk pulau kecil terluar
berpenduduk dan tidak berpenduduk.
Pulau kecil terluar berpenduduk dilakukan
dengan
mengedepankan
pendekatan
kesejahteraan sosial dan ekonomi seperti
penyediaan sarana-prasarana dasar seperti
air bersih, listrik, dermaga dan sarana
komunikasi. Sedangkan, pulau kecil terluar
tidak berpenduduk melalui penguatan
pengelolaan keamanan dan konservasi
laut. Pilihan untuk mendorong agenda
konservasi laut di pulau kecil terluar tidak
berpenduduk sangat beralasan. Alasannya
yaitu mengefektifkan penguasaan pulau
kecil terluar oleh pemerintah Indonesia
sebagai batas laut negara dan upaya
mencapai target 20 juta hektar kawasan
konservasi laut pada tahun 2020.
Pada tahun ini program pengembangan
pulau kecil dan terluar dirintis di lima pulau,
yaitu Simeulue, Natuna, Sangihe, Merauke,
dan Saumlaki. Pengembangan ekonomi
masyarakat di pulau kecil dan terluar menjadi
salah satu prioritas KKP. Sebab, peran pulau
kecil dan terluar amat penting bagi kesatuan
NKRI yang terdiri dari 17.504 pulau, dimana
sebanyak 13.466 di antaranya sudah
bernama dan terdaftar di Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB). Dari pulau yang
bernama dan terdaftar itu, sebanyak 92
diantaranya ada di kawasan perbatasan.
Sebanyak 31 pulau dari 92 itu berpenghuni,
dan 61 pulau tidak berpenghuni.
Dalam hal ini KKP menyusun master plan
dan business plan, memberi bantuan kapal
dan alat tangkap, paket budidaya, cold
storage, sarana pemasaran berinsulasi dan
bergerak, dermaga apung, pembangunan
pos pengawasan, pelatihan dan pendidikan
serta penyuluhan kepada masyarakat.
Secara bertahap, KKP menargetkan 31
pulau kecil-terluar yang berpenduduk sudah
terangkat perekonomiannya, dalam lima
tahun depan. Dengan dana dan program
yang terpadu, maka pulau-pulau tersebut
bisa mandiri dan tidak akan bergantung lagi.
6.
Memberikan
nilai
tambah
pembudidaya rumput laut
bagi
KKP terus berupaya memperkuat posisi
Indonesia sebagai salah satu produsen
rumput laut terbesar di dunia. Diantaranya
dengan memperkuat industri pengolahan
rumput laut nasional, sehingga menjadi salah
satu komoditas perikanan budidaya yang
LAPORAN KINERJA SATU TAHUN
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
dapat menjadi unggulan ekspor Indonesia.
Selain untuk meningkatkan nilai tambah
produk, juga sekaligus untuk meningkatkan
kemandirian dan menjunjung kedaulatan
bangsa. Dengan kondisi ini, maka rumput laut
memiliki posisi yang strategis dalam menopang
perekonomian nasional melalui peningkatan
penerimaan devisa negara sekaligus dapat
meningkatkan kesejahteraan pembudidaya dan
masyarakat sekitar lingkungan budidayanya.
Selain itu, KKP bersama kementerian/
lembaga terkait akan memanfaatkan sistem
resi gudang Kementerian Perdagangan
Laporan Kinerja Satu Tahun KKP
Upaya yang KKP lakukan untuk memberikan
nilai tambah bagi pembudidaya rumput laut
antara lain melakukan pertemuan dengan
Asosiasi Pembudidaya Rumput Laut
Indonesia (ASPERLI). ASPERLI melakukan
pendataan kebutuhan bahan baku rumput
laut di semua anggota asosiasi masingmasing untuk melakukan pembelian stok
rumput laut yang dimiliki oleh pembudidaya
rumput laut Indonesia. ASPERLI akan
membantu menyerap kelebihan produksi
rumput laut baik Gracilaria maupun Cottonii
dengan patokan harga Rp6000/kg untuk
Gracilaria dengan kadar air 16 – 18 persen
dan Rp8000/kg untuk Cottonii dengan
kadar air 35 – 36 persen. Berdasarkan
hasil identifikasi, rumput laut yang harganya
mengalami
penurunan
adalah
jenis
gracilaria yang disebabkan karena pasokan
dari pembudidaya yang lebih banyak
dibandingkan dengan kebutuhan pasar.
sebagai salah satu instrumen penyangga
harga produk rumput laut masyarakat.
Sistem Resi Gudang (SRG) akan di
terapkan untuk membantu menyerap
rumput laut hasil budidaya. Dalam waktu
dekat sistem resi gudang rumput laut
akan dilaksanakan untuk pertama kalinya
di Makasar melalui penandatanganan
antara Koperasi Serikat Pekerja Merdeka
Indonesia dengan Kementerian Koperasi
dan UKM, Kementerian Perdagangan, serta
Bank Pembangunan Jabar (BJB). Koperasi
yang menerbitkan resi dan izin-izin prinsip
sedang berjalan, sehingga menjadi solusi
agar pembudidaya bisa terjamin produknya
terjual dan penyediaan pasokan untuk
industri dapat kontinyu.
53
LAPORAN KINERJA SATU TAHUN
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
POTENSI AREA UNTUK BUDIDAYA RUMPUT LAUT
Laporan Kinerja Satu Tahun KKP
54
Selanjutnya pemerintah akan mengatur
ekspornya sesuai pasokan dan kebutuhan
pasar dunia. Dalam jangka panjang, akan
disusun roadmap dan tata niaga rumput
laut yang menyertakan stakeholder rumput
laut dari hulu sampai hilir, sehingga tidak
ada lagi keluhan tentang penurunan harga
dan pemenuhan kebutuhan rumput laut.
Selain itu KKP juga mendorong konsumsi
rumput laut dalam menu sehari-hari dan
penggunaan rumput laut sebagai bahan
tambahan dalam berbagai industri makanan,
dalam hal ini perlu dilakukan sosialiasi dan
promosi secara terus-menerus/kontinyu.
Peningkatan produksi dan kualitas rumput
laut disiapkan berdasarkan kebutuhan
industrinya yang memegang peranan
penting. KKP pada tahun 2015 menyediakan
22 sentra kebun bibit rumput laut.
Disamping itu, KKP berupaya mengurangi
atau melarang ekspor komoditas rumput
laut dalam bentuk raw material. Upaya
yang ditempuh yakni dengan menetapkan
beberapa daerah di Indonesia menjadi
kawasan minapolitan perikanan budidaya
dengan komoditas utama rumput laut.
Dalam hal ini, pembangunan fasilitas mulai
dari infrastruktur hingga unit pengolahan
disiapkan untuk menjadikan kawasan
tersebut sebagai kawasan perikanan yang
terintegrasi dari hulu sampai hilir.
Total produksi rumput laut nasional
mengalami peningkatan yang cukup
signifikan. Menurut data sementara KKP,
produksi rumput laut nasional
pada
LAPORAN KINERJA SATU TAHUN
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
7. Memberikan jaminan pembiayaan dan
keringanan PPh usaha kelautan dan
perikanan
Dalam penyelenggaraan pengembangan
usaha sektor kelautan dan perikanan, KKP
telah melakukan sinergitas dengan Otoritas
Jasa Keuangan (OJK) sebagai salah satu
lembaga independen dengan fungsi, tugas,
dan wewenang pengaturan, pengawasan,
pemeriksaan, dan penyidikan di kegiatan jasa
keuangan di sektor perbankan, pasar modal,
perasuransian, dana pensiunan, lembaga
pembiayaan dan jasa keuangan lainnya.
Penandatanganan
nota
kesepahaman
disaksikan langsung oleh Wakil Presiden Jusuf
Kalla pada tanggal 11 Mei 2015 di Takalar,
Sulawesi Selatan. Adapun ruang lingkup
kesepakatan bersama meliputi koordinasi
kebijakan dalam rangka pengembangan usaha
sektor kelautan dan perikanan, penyediaan
layanan data dan atau informasi, penelitian
Laporan Kinerja Satu Tahun KKP
tahun 2014 mencapai 10,2 juta ton atau
meningkat lebih dari tiga kali lipat. Dimana
sebelumnya, produksi rumput laut pada
tahun 2010 hanya berkisar diangka 3,9 juta
ton. Hal ini membuktikan bahwa rumput
laut sangat bisa diandalkan sebagai sumber
mata pencaharian masyarakat pesisir.
Selain karena cara budidayanya yang
cukup mudah dan murah, disamping itu
juga pasarnya masih terbuka lebar. Sejalan
dengan kebijakan Presiden RI, KKP akan
terus melakukan pembinaan secara terusmenerus kepada masyarakat dalam hal
membudidayakan rumput laut.
55
LAPORAN KINERJA SATU TAHUN
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
Penandatanganan MoU Program JARING antara KKP dengan OJK yang dihadiri oleh
Wapres RI di Takalar, Sulawesi Selatan, 11 Mei 2015
Laporan Kinerja Satu Tahun KKP
dan pengembangan, sosialisasi dan edukasi,
serta peningkatan kapasitas dan kompetensi
sumber daya manusia.
56
Data OJK, kredit bank yang disalurkan ke
sektor maritim baru mencapai Rp17,6 triliun
per Desember 2014. Porsi kredit ke sektor
maritim hanya mencapai 0,49% dari total kredit
yang disalurkan industri perbankan Rp3.600
triliun. Dari nilai itu, kredit yang disalurkan
perbankan ke sektor kelautan dan perikanan
sebesar Rp17,6 triliun tersebut sebesar 75%
berupa kredit modal kerja dan 25% untuk
modal investasi.
Untuk itu tahun ini OJK siap menyalurkan kredit
yang lebih besar. Ada sejumlah bank yang akan
menyalurkan kredit langsung pada nelayan.
Selain itu bank juga akan melakukan beberapa
pembiayaan, seperti pembiayaan kapal,
pembiayaan penyediaan lemari pendingin atau
cold storage, pembiayaan sentra produksi
perikanan, pembiayaan rumput laut dan
pembiayaan pelabuhan. OJK menargetkan
pertumbuhan kredit di sektor kelautan dan
perikanan pada tahun ini akan naik sebesar
67% atau akan naik menjadi Rp29 triliun
pada akhir tahun ini. Tidak hanya perbankan
berbagai perusaahaan pembiayaan juga mulai
melirik sektor kelautan dan perikanan. Ada 12
pembiayaan yang siap mengucurkan dana
pada sektor kelautan dan perikanan dengan
total Rp 500 miliar di tahun 2015.
Hal ini tentu perlu diikuti dengan kesiapan
Indonesia untuk dapat meningkatkan
keberlanjutan usaha kelautan dan perikanan
yang berkeadilan, antara lain melalui
pembangunan armada perikanan nasional,
LAPORAN KINERJA SATU TAHUN
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
Laporan Kinerja Satu Tahun KKP
57
LAPORAN KINERJA SATU TAHUN
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
sarana prasarana sistem rantai dingin,
sentra pengolahan terpadu, dan sarana
prasarana logistik ikan nasional. Pelaksanaan
kerja sama ini dilakukan atas dasar prinsipprinsip kerja sama sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan. Kegiatan
penandatangan tersebut dilaksanakan pada
kegiatan peluncuran buku pintar tentang
Program Jangkau, Sinergi, dan Guideline
(JARING) 2015.
Laporan Kinerja Satu Tahun KKP
58
Selain melakukan kerja sama di atas, dalam
rangka memberikan jaminan pembiayaan
dan keringanan PPh usaha kelautan dan
perikanan KKP juga melakukan upaya-upaya
antara lain membantu dalam penyaluran kredit
melalui KUR dan KKP-E sektor kelautan dan
perikanan, mempersiapkan pengelolaan dana
bergulir melalui Badan Layanan Umum KKP
(Lembaga Pengelola Modal Usaha KP), dan
menerbitkan Permen KP No 17 Tahun 2015
untuk pemberian fasilitas pajak PPh untuk
penanaman modal di bidang-bidang tertentu
dan/atau daerah tertentu pada sektor kelautan
dan perikanan.
8. Meningkatkan kapasitas sumber daya
manusia di sektor kelautan dan perikanan
Pembentukan SDM kelautan dan perikanan
yang berwawasan luas dan berdaya saing
tinggi menjadi salah satu prioritas KKP.
Hal ini dikarenakan SDM merupakan kunci
keberhasilan dalam pembangunan sektor
perikanan dan kelautan. Pencetakan SDM
kompeten dan inovatif membutuhkan institusi
pendidikan yang andal dan kerja sama yang
intensif dengan semua pihak di dalam dan luar
negeri. Hal ini sesuai dengan yang diamanatkan
UU 31/2004 jo. UU 45/2009 tentang
Perikanan. Selain itu dalam UU 20/2003 jo.
UU No.12/2012 tentang Pendidikan Tinggi,
menyebutkan bahwa pendidikan vokasi
merupakan pendidikan tinggi program
diploma yang menyiapkan mahasiswa untuk
pekerjaan dengan keahlian terapan tertentu
sampai program sarjana terapan.
Di sisi lain, dalam menghadapi perkembangan
era globalisasi baik tingkat regional maupun
internasional,
khususnya
Masyarakat
Ekonomi ASEAN 2015 perlu dilakukan kerja
sama dengan dunia internasional dalam
mengembangkan pendidikan vokasi kelautan
dan perikanan.
Terkait dengan kegiatan pendidikan, sistem
pendidikan vokasi kelautan dan perikanan
yang diterapkan sejak 1962 merupakan
yang pertama di Indonesia. Melalui 17
kampus pendidikan vokasi, KKP berupaya
memberikan
pembekalan
pengetahuan,
keterampilan, dan karakter yang kuat pada
peserta didik sehingga menj adi tenaga kerja
profesional dan memiliki jiwa kewirausahaan
tinggi untuk mengembangkan dunia usaha
dan industri kelautan dan perikanan dengan
pendekatan pendidikan teaching factory yang
lebih mengutamakan praktek daripada teori
(70:30) baik pada pendidikan menengah dan
pendidikan tingginya (60:40). Pada 2015, KKP
akan meluluskan 1.769 peserta didik, dimana
40% dikhususkan untuk anak pelaku utama.
LAPORAN KINERJA SATU TAHUN
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
Di bidang pelatihan, KKP melalui enam Balai
Diklat di Medan, Tegal, Banyuwangi, Bitung,
Ambon dan Sukamandi, sekitar 20 ribu orang
telah dilatih di bidang penangkapan, budidaya,
dan pengolahan ikan, serta garam dan
konservasi/non konsumsi. Untuk memperluas
jangkauan pelatihan, telah dibentuk 417 Pusat
Pelatihan Mandiri Kelautan dan Perikanan
(P2MKP) di berbagai daerah di Indonesia yang
didukung dengan pembentukan 33 Tempat Uji
Kompetensi yang telah mensertifikasi 11 ribu
SDM kelautan dan perikanan dan pada tahun
2015 KKP melatih 23.000 masyarakat KP.
Di bidang penyuluhan, berdasarkan data
Sistem Informasi Penyuluhan Kelautan dan
Perikanan (Simluh KP) per 19 Januari 2015,
terdapat total 13.207 penyuluh perikanan seIndonesia, yang terdiri dari 3.235 penyuluh
PNS, 1.224 Penyuluh Perikanan Tenaga
Kontrak (PPTK), 8.430 penyuluh swadaya,
201 PPTK daerah, 40 penyuluh swasta, dan
77 penyuluh honorer.
Dari total tersebut, saat ini terbentuk 52.660
Laporan Kinerja Satu Tahun KKP
Pada tahun 2015 KKP membangun 3
politeknik (poltek) kelautan dan perikanan
yaitu di Karawang, Bone, Kupang. Ke
depan KKP akan terus mendorong peran
serta pemerintah daerah dalam mendukung
pembangunan politeknik di setiap pulau-pulau
besar di Indonesia. Sehingga diharapkan
dapat memberikan kesempatan yang sama
bagi seluruh anak bangsa di setiap wilayah,
untuk mengenyam pendidikan tinggi di bidang
kelautan dan perikanan.
59
LAPORAN KINERJA SATU TAHUN
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
Laporan Kerja
Kinerja1 Satu
TahunTahun
KKP KKP
kelompok masyarakat dimana 1 kelompok
terdiri atas 10 anggota.
60
Pada tahun 2015, KKP juga membangun
TechnoPark
Kelautan
dan
Perikanan
(TPKP) bertempat di Balai Pendidikan
dan Pelatihan Perikanan (BPPP) Tegal,
Banyuwangi, Aertembaga, dan Ambon.
Pengembangan TPKP melibatkan perguruan
tinggi, lembaga litbang, sektor bisnis dan
industri, masyarakat dan lembaga-lembaga
pelatihan. Pengembangannya diharapkan
dapat menjadi wadah dimana proses inovasi,
yang mengkonversikan ilmu pengetahuan dan
teknologi ke dalam nilai ekonomi. Selanjutnya
dapat memberikan kekuatan daya saing bagi
bisnis dan industri berbasis kelautan dan
perikanan di pasar dunia.
Adapun bagi daerah dimana TPKP didirikan,
technopark diharapkan dapat menjadi model
yang efektif untuk pengembangan daerahdaerah tersebut. Dengan berbasis kepada
potensi unggulan daerah, TPKP diharapkan
pula
dapat
mendukung
pengelolaan
sumber daya kelautan dan perikanan yang
produktif, efektif, efisien, memiliki daya
saing, serta berkelanjutan. Dengan demikian,
kesejahteraan masyarakat dan ekonomi lokal/
daerah akan meningkat dan berujung kepada
penciptaan pertumbuhan ekonomi nasional.
Technopark menjadi langkah terobosan
untuk memperbaiki situasi tersebut di atas.
Melalui TPKP, berbagai teknologi yang telah
dikuasai dan dihasilkan oleh lembagalembaga penelitian nasional diinkubasikan
untuk melahirkan industri-industri kuat yang
berbasis pada teknologi dan pada gilirannya
LAPORAN KINERJA SATU TAHUN
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
menghasilkan nilai ekonomi yang besar.
Selain itu KKP dalam upaya meningkatkan
kapasitas sumber daya manusia di sektor
kelautan dan perikanan, KKP pada tahun
2015 meluluskan 1.769 orang di mana
40% untuk anak pelaku utama, KKP juga
melatih sebanyak 23.000 masyarakat KP
seperti nelayan, pembudidaya ikan, pengolah
dan pemasar dan petambak garam dan
memberikan penyuluhan kepada 56.346
kelompok.
9.Menciptakan inovasi IPTEK
kepentingan masyarakat
untuk
Selain itu hasil litbang inovatif untuk
meningkatkan produksi usaha perikanan
antara lain pakan ekonomis berbasis bahan
baku lokal, teknologi budidaya rumput laut
sistem vertikultur dan pelepasan beberapa
jenis ikan hasil rekayasa yaitu lele mutiara,
Ikan Lele Mutiara, Ikan Gabus Haruan, Ikan
Gurame Batanghari, Ikan Mas Mantap dan
Udang Galah Siratu.
10.
Menciptakan lapangan kerja riil di
sektor kelautan dan perikanan
KKP dan Badan Koordinasi Penanaman
Modal, membuat nota kesepahaman untuk
merevisi Daftar Negatif Investasi. KKP juga
menutup peluang usaha penangkapan ikan
di WPP-NRI dan laut lepas untuk investasi
asing, hal ini untuk memberikan kesempatan
berusaha bagi nelayan dan pengusaha
Indonesia. Namun, KKP memberikan
peluang investasi modal asing sebagai
pemegang saham mayoritas untuk kegiatan
pergudangan dan pengolahan ikan. Selain
itu KKP membuka kebijakan impor jenis ikan
tertentu yang tidak terdapat di Indonesia
untuk pengolahan tujuan re-ekspor.
Laporan Kinerja Satu Tahun KKP
Penelitian dan pengembangan kelautan dan
perikanan KKP telah banyak menghasilkan
berbagai produk inovasi di bidang kelautan
dan perikanan yang bermanfaat bagi
stakeholder dan masyarakat diantaranya (1)
E-Observer (E-Borang) merupakan aplikasi
yang digunakan observer perikanan untuk
mengisi data penangkapan ikan secara
elektronik; (2) E-Log Book merupakan
aplikasi pengganti formulir log book
konvensional sehingga penggunaannya
lebih mudah, cepat dan akurat; (3) Sistem
Informasi Nelayan Pintar, merupakan aplikasi
berbasis android dengan mengintegrasikan
informasi harga ikan, PPDPI, cuaca dan
dinamika
laut
(INDESO-Infrastruture
Development Of Space Oceanography);
(4) SiTEGAR merupakan sistem berbasis
website yang menyajikan informasi produksi
garam rakyat yang mampu menampung
data garam dan memberikan laporan serta
rekapitulasi data kelompok Pugar di seluruh
Indonesia.
61
Laporan Kinerja Satu Tahun KKP
LAPORAN KINERJA SATU TAHUN
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
62
LAPORAN KINERJA SATU TAHUN
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
4
Laporan Kinerja Satu Tahun KKP
Dampak
Pelaksanaan
3 Misi
Pembangunan
Kelautan dan
Perikanan
63
Laporan Kinerja Satu Tahun KKP
LAPORAN KINERJA SATU TAHUN
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
64
LAPORAN KINERJA SATU TAHUN
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
Dampak Pelaksanaan 3 Misi
Pembangunan Kelautan dan Perikanan
Subsektor Perikanan
PDB Nasional
Kelompok Pertanian
8,37
6,79
6,80
Satuan persen
4,92
7,17
4,67
4,73
3,63
TW III - 2014
3,21
TW II - 2015***
TW III - 2015***
1. Pertumbuhan PDB Perikanan triwulan
III : 8,37% lebih besar dibandingkan
pertumbuhan PDB nasional triwulan II
sebesar 4,73%.
triwulan III-2015 tidak menunjukkan perubahan
yang berarti. Struktur perekonomian masih
didominasi oleh tiga lapangan usaha utama,
yaitu Industri Pengolahan sebesar 20,41 persen;
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan sebesar
14,57 persen; Perdagangan Besar-Eceran;
Reparasi Mobil-Sepeda Motor sebesar 13,09
persen.
Ekonomi Indonesia triwulan III-2015 terhadap
triwulan sebelumnya tumbuh 3,21 persen
(q-to-q), dari sisi produksi, pertumbuhan
Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan dan
Pertanian sebesar 5,09 persen, sedangkan dari
sisi Pengeluaran pada Komponen Pengeluaran
Konsumsi Pemerintah sebesar 9,27 persen.
Laporan Kinerja Satu Tahun KKP
Perekonomian
Indonesia
yang
diukur
berdasarkan Produk Domestik Bruto (PDB) atas
dasar harga berlaku triwulan III–2015 mencapai
Rp. 2.982,6 triliiun atas dasar harga konstan
2010 mencapai Rp. 2.311,2 triliiun. Ekonomi
Indonesia triwulan III-2015 terhadap triwulan II2014 tumbuh 4,73 persen (y-on-y) meningkat
dibanding triwulan II-2015 yang tumbuh 4,67
persen, namun melambat dibandingkan
periode yang sama pada tahun 2014 sebesar
4,92 persen. Struktur PDB Indonesia menurut
lapangan usaha atas dasar harga berlaku pada
Sumber: Badan Pusat Statistik
Keterangan:
**), Angka sangat sementara
***), Angka sangat sangat
sementara
65
LAPORAN KINERJA SATU TAHUN
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
Tabel PDB Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Atas Dasar
Harga Berlaku Triwulan III-2014, Triwulan II-2015, dan Triwulan III-2015
Lapangan Usaha
Harga Berlaku
TW III-2014**
TW II-2015***
TW III-2015***
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
395.259
411.489
434.476
1. Pertanian, Perternakan, Perburuan dan Jasa
Pertanian
312.668
320.094
340.616
a. Tanaman Pangan
97.623
109.021
112.269
b. Tanaman Holtikultura
42.697
46.612
47.506
123.902
113.627
126.956
42.707
44.870
47.488
e. Jasa Pertanian dan Perburuan
5.738
5.964
6.397
2. Kehutanan dan Penebangan Kayu
19.393
22.125
20.501
3. Perikanan
63.199
69.270
73.360
2.739.466
2.865.246
2.982.562
c. Tanaman Perkebunan
d. Perternakan
Produk Domestik Bruto (PDB)
Sumber / Source : Badan Pusat Statistik / Statistic of Indonesia
Tabel PDB Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Atas Dasar Harga
Konstan Triwulan III-2014, Triwulan II-2015, dan Triwulan III-2015
Laporan Kinerja Satu Tahun KKP
Lapangan Usaha
TW II-2014**
TW I-2015***
TW II-2015***
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
317.723
312.024
327.920
1. Pertanian, Perternakan, Perburuan dan Jasa
Pertanian
254.665
245.530
261.297
a. Tanaman Pangan
76.994
77.858
77.811
b. Tanaman Holtikultura
33.082
34.175
34.614
106.438
95.195
109.559
33.387
33.682
34.614
4.765
4.621
4.917
c. Tanaman Perkebunan
d. Perternakan
e. Jasa Pertanian dan Perburuan
66
Harga Berlaku
LAPORAN KINERJA SATU TAHUN
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
Lapangan Usaha
Harga Berlaku
TW II-2014**
TW I-2015***
TW II-2015***
2. Kehutanan dan Penebangan Kayu
15.422
16.371
15002
3. Perikanan
47.636
50.123
15.621
2.206.875
2.239.313
2.311.211
Produk Domestik Bruto (PDB)
Sumber / Source : Badan Pusat Statistik / Statistic of Indonesia
Keterangan :
*) : Angka Sementara / Preliminary Figures
**) : Angka Sangat Sementara / Very Preliminary Figures
***) : Angka Sangat Sangat Sementara / Very very
Preliminary Figures
Kontribusi PDB subsektor perikanan Indonesia
atas dasar harga berlaku triwulan II-2015
terhadap PDB nasional menunjukkan kontribusi
yang stabil (rata-rata 2,44 persen), hal ini
menunjukkan adanya peningkatan nilai tambah
yang mencerminkan peningkatan income para
pelaku subsektor kelautan dan perikanan secara
rata-rata pada triwulan III-2015 dibandingkan
triwulan II-2014 (2,42 persen) dan triwulan I-IV
tahun 2014 (rata-rata 2,34 persen).
Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
berdasarkan PDB atas dasar harga konstan
2010 triwulan III-2015 mencapai Rp. 327 trilliun
dengan laju pertumbuhan sektor tersebut
sebesar 5,09 persen (q to q) dan pertumbuhan
sebesar 3,21 persen (y to y). Laju pertumbuhan
sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
sebesar 5,09 persen (q to q) dipengaruhi oleh
Laporan Kinerja Satu Tahun KKP
Berdasarkan tabel dan grafik di atas
menunjukkan bahwa pada Triwulan III-2015
kontribusi subsektor perikanan (2,46 persen)
lebih rendah daripada konstribusi subsektor
tanaman perkebunan (4,26 persen) dan kontribusi
subsektor tanaman pangan (3,76 persen).
Kontribusi subsektor tanaman perkebunan
mengalami peningkatan yang cukup siginifikan
sebesar 7,26 persen dibandingkan sektor
yang lain di triwulan III-2015, hal ini disebabkan
pada triwulan III-2015 masih dalam masa
panen tanaman perkebunan. Untuk kontribusi
subsektor tanaman pangan meskipun lebih
tinggi daripada kontribusi subsektor perikanan
namun kontribusi subsektor tanaman pangan
mengalami penurunan sebesar -1,07 persen
dibandingkan dibandingkan triwulan II-2015,
penurunan ini disebabkan penurunan produksi
tanaman pangan akibat musim kemarau pada
triwulan III-2015.
67
LAPORAN KINERJA SATU TAHUN
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
Laporan Kinerja Satu Tahun KKP
laju pertumbuhan faktor musiman subsektor
tanaman perkebunan sebesar 15,09 persen (q
to q), laju pertumbuhan subsektor jasa pertanian
dan perburuhan sebesar 6,40 persen (q to q),
dan laju pertumbuhan sektor perikanan sebesar
2,99 persen (q to q).
68
Subsektor tanaman pangan mengalami
penurunan sebesar -0,06 persen (q to q) bila
dibandingkan triwulan II-2015 dan mengalami
pertumbuhan sebesar 1,06 persen (y to y)
bila dibandingkan triwulan II-2014. Penurunan
subsektor produksi tanaman pangan sebesar
-0,06 persen (q to q) dibandingkan triwulan
sebelumnya terjadi karena penurunan produksi
tanaman pangan akibat musim kemarau yang
terjadi di beberapa sentra produksi tanaman
pangan.
Perekonomian
subsektor
perikanan
berdasarkan PDB atas dasar harga berlaku
triwulan III-2015 mencapai Rp. 73.359,9 milliar
dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai
Rp. 51.620,5 milliar. Kontribusi perekonomian
subsektor perikanan triwulan III-2015 terhadap
PDB atas dasar harga berlaku sebesar 2,46
persen, kontribusi ini lebih tinggi dibandingkan
triwulan II-2015 (2,42 persen), lebih tinggi
dibandingkan triwulan III-2014 (2,31 persen)
dan lebih tinggi dibandingkan kontribusi triwulan
I-IV tahun 2014 (2,34 persen.
Subsektor perikanan berdasarkan PDB atas
dasar harga konstan 2010 triwulan II-2015
mencapai Rp. 51.620,5 milliar atau mengalami
pertumbuhan sebesar 2,99 persen (q to q)
bila dibandingkan triwulan II-2015 dan tumbuh
sebesar 8,37 persen (y to y) bila dibandingkan
triwulan III-2014.
LAPORAN KINERJA SATU TAHUN
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
Pertumbuhan
perekonomian
subsektor
perikanan triwulan III-2015 dipengaruhi oleh
produksi perikanan tangkap dan perikanan
budidaya triwulan III-2015. Produksi perikanan
tangkap hingga triwulan III-2015 mencapai
sebesar 4,72 juta ton atau mengalami
peningkatan sebesar 3,2 persen dibandingkan
triwulan III-2014 sedangkan produksi perikanan
budidaya hingga triwulan III-2015 mencapai
10,07 juta ton, mengalami peningkatan sebesar
3,98 persen dibandingkan triwulan III-2014.
Komoditas yang mengalami peningkatan
produksi adalah rumput laut, yang mengalami
peningkatan produksi sebesar 10,83 persen
dibandingkan triwulan III-2014.
Pertumbuhan
perekonomian
subsektor
perikanan triwulan III-2015 diwarnai oleh
perubahan laju implisit di subsektor perikanan.
Laju implisit merefleksikan perubahan harga dan
kualitas yang terjadi di subsektor kelautan dan
perikanan atau mencerminkan perubahan harga
Laporan Kerja
Kinerja1 Satu
TahunTahun
KKP KKP
Perekonomian subsektor perikanan triwulan III2015 tumbuh sebesar 8,37 persen, pertumbuhan
ini lebih tinggi daripada pertumbuhan ekonomi
Indonesia (4,73 persen) dan lebih tinggi
daripada pertumbuhan subsektor perikanan
triwulan II-2015 (7,17 persen). Pertumbuhan
ini menunjukkan adanya peningkatan daya beli
(purchasing power) dari para pelaku subsektor
kelautan dan perikanan dibandingkan subsektor
lain pada kelompok pertanian, kehutanan,
perikanan dan nasional. Pertumbuhan subsektor
perikanan triwulan III-2015 sebesar 8,37 persen,
hal ini menunjukkan bahwa subsektor perikanan
baik perikanan tangkap maupun perikanan
budidaya menunjukkan potensi besar dalam
pembangunan ekonomi Indonesia.
69
LAPORAN KINERJA SATU TAHUN
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
Produksi Perikanan Tangkap
Satuan Ton
1,540,000
1,520,000
1,519,560
1,500,000
1,480,000
1,460,000 1,444,770
1,440,000
1,420,000
Laporan Kinerja Satu Tahun KKP
1,400,000
70
TW 1
yang terjadi di tingkat produsen di subsektor
kelautan dan perikanan. Laju implisit subsektor
perikanan sebesar 2,83 persen (q to q), artinya
secara rata-rata perubahan harga komoditas
dalam subsektor perikanan mengalami kenaikan
2,83 persen dibandingkan rata-rata harga ikan
triwulan II-2015 dan laju implisit subsektor
perikanan sebesar 7,12 persen (y to y), artinya
secara rata-rata perubahan harga komoditas
dalam subsektor perikanan mengalami kenaikan
7,12 persen dibandingkan rata-rata harga ikan
triwulan II-2014.
TW 2
2.
Produksi perikanan tangkap pada
triwulan II sebesar 1,52 juta ton, naik
dibandingkan dengan produksi pada
triwulan I sebesar 1,44 juta ton atau
mengalami peningkatan 5,18%.
Hasil tangkapan di laut pada triwulan II tercatat
sebesar 1,41 juta ton terdiri dari ikan tangkapan
sebesar 1,26 juta ton dan 148.400 ton tercatat dari
binatang kulit keras, binatang lunak, binatang air
lainnya dan tumbuhan air, sedangkan hasil tangkapan
ikan di perairan umum daratan tercatat sebesar
112.610 ton. Sementara itu tangkapan di laut tercatat
pada triwulan I sebesar 1,34 juta ton dan dari perairan
umum daratan sebesar 102.180 ton. Nilai produksi
perikanan tangkap sampai dengan TW II mencatat
59,31 triliun.
20 000 TW 1 -­‐ TW 2 Papua Barat Papua Maluku Utara Maluku Sulawesi Tenggara Sulawesi Barat Sulawesi Selatan Sulawesi Tengah Gorontalo Sulawesi Utara Kalimantan Timur Kalimantan Selatan Kalimantan Tengah Kalimantan Barat Nusa Tenggara Timur Nusa Tenggara Barat Bali Jawa Timur DI Yogyakarta Jawa Tengah Jawa Barat DKI Jakarta Banten Lampung Bengkulu Kepulauan Bangka Belitung Satuan Ton
Sumatera Selatan Jambi Kepulauan Riau Riau Sumatera Barat Sumatera Utara Aceh LAPORAN KINERJA SATU TAHUN
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
Produksi Perikanan Tangkap per Provinsi
160 000 140 000 120 000 100 000 80 000 60 000 40 000 Laporan Kinerja Satu Tahun KKP
71
LAPORAN KINERJA SATU TAHUN
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
Produksi Perikanan Budidaya
Satuan Ton
3,500,000
Ikan
3,000,000
Rumput Laut
Udang
2,500,000
2,000,000
1,500,000
1,000,000
500,000
TW 1
TW 2
2014
Laporan Kinerja Satu Tahun KKP
3. Produksi perikanan budidaya pada triwulan
II sebesar 3,32 juta ton, naik dibandingkan
dengan produksi pada triwulan I sebesar
2,92 juta ton.
72
Capaian sementara produksi budidaya sampai
dengan triwulan II 2015 yaitu sebesar 6.239.463
ton dengan nilai sebesar 47,98 triliun. Capaian
produksi sementara perikanan budidaya triwulan
II tahun 2015 masih didominasi oleh komoditas
rumput laut sebesar 4.506.138 ton atau 72,2%
dari total produksi dan produksi ikan sebesar
1.507.023 ton atau 24,15% dari total produksi,
TW 1
TW 2
2015
dan udang sebesar 226.302 ton atau 3,6 % dari
total produksi.
Sedangkan produksi ikan hias, target tahun 2015
sebesar 1,7 miliar ekor sedangkan capaian pada
triwulan II 0,62 miliar ekor atau tercapai sebesar
36,47 %. Produksi ikan hias terbesar adalah ikan
Koi sebesar 240.377 juta ekor. Nilai ekonomis ikan
hias juga cukup baik dengan total nilai sementara
sampai dengan triwulan II tahun 2015 mencapai
2,49 triliun tetapi angka ini belum mencakup nilai
produksi ikan Arwana dan beberapa jenis ikan
lainnya karena nilai produksinya belum tercapat
sampai dengan triwulan II tahun 2015.
LAPORAN KINERJA SATU TAHUN
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
4. Pemakaian BBM Nasional bersubsidi
turun 36%.
KKP mendukung penghapusan subisidi
bahan bakar minyak (BBM) untuk kapalkapal penangkap ikan dengan kapasitas di
atas 30 GT, karena selama ini pelaksanaan
subsidi BBM tidak tepat sasaran dan
menimbulkan banyak masalah, seperti
membenani anggaran negara dan rawan
penyelundupan di tengah laut dan dijual
ke kapal-kapal asing yang tengah sibuk
mencuri ikan di laut Indonesia. Selama ini
pemerintah mengalokasikan subsidi BBM
nelayan sebanyak 2,1 juta kilo liter (kl) per
tahun. Komposisinya, sebanyak 1,2 juta
kl untuk kapal di atas 30 GT dan sisanya
sekitar 900 kl untuk kapal di bawah 30 GT.
Laporan Kinerja Satu Tahun KKP
pengeluaran untuk perawatan karena tidak
Dana pengalihan subsidi BBM selanjutnya
menghasilkan kerak sehingga mesin tahan
digunakan untuk memberikan mesin baru,
lama.
jaring tangkap baru, dan memberikan cool
boxes kepada nelayan-nelayan. Selain itu
5. Melalui skema Generalized System of
untuk mengurangi penggunaan BBM, KKP
Preference (GSP), Indonesia mendapat
menggulirkan program konversi BBM ke
pembebasan
bea
masuk
produk
Bahan Bakar Gas (BBG). Penggunaan BBG
perikanan Indonesia ke Amerika Serikat.
selain untuk menghemat konsumsi BBM
dan mengurangi BBM subsidi, pemanfaatan
Upaya KKP yang gencar menurunkan tarif
BBG dapat mendukung penggunaan energi
bea masuk terutama sejak November 2014
yang lebih bersih. Berdasarkan uji coba
serta langkah-langkah penanggulangan
penggunaan BBG, terdapat beberapa
praktek IUU Fishing dan membangun
keuntungan, diantaranya biaya operasional
kelautan dan perikanan berkelanjutan turut
nelayan berkurang 20-40%, sehingga
memberikan kontribusi pada pemberian
bisa mendongkrak pendapatan nelayan.
fasilitas GSP kepada Indonesia.
Penggunaan BBG juga menghemat
73
LAPORAN KINERJA SATU TAHUN
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
Laporan Kinerja Satu Tahun KKP
74
Presiden Barack Obama dengan persetujuan
Senat Amerika Serikat menandatangani
pembaharuan dan perpanjangan skema
Generalized System of Preference (GSP),
pada hari Senin, 29 Juni 2015. GSP merupakan
skema khusus dari negara-negara maju yang
menawarkan perlakuan istimewa non-timbal
balik seperti tarif rendah atau nol kepada
impor produk yang berasal dari negara-negara
berkembang. Skema tersebut sempat terhenti
sejak tahun 2013 karena tidak mendapatkan
persetujuan Senat Amerika Serikat. Skema
GSP akan mulai berlaku 29 Juli 2015 hingga 31
Desember 2017. Hal ini akan menjadi peluang
yang sangat baik bagi eksportir perikanan
Indonesia karena melalui skema tersebut
sejumlah produk perikanan Indonesia, seperti
kepiting beku, ikan sardin, daging kodok, ikan
kaleng, lobster olahan, dan rajungan dibebaskan
dari tarif bea masuk atau dengan kata lain
dikenakan tarif 0 persen. Besarnya penurunan
tarif antara 0,5 – 15 persen.
Amerika Serikat merupakan pasar tujuan
ekspor utama bagi produk perikanan
Indonesia. Selama empat tahun terakhir nilai
ekspor produk perikanan Indonesia ke Amerika
Serikat terus menunjukan peningkatan. Nilai
ekspornya berturut-turut dari tahun 2011
hingga 2014 adalah USD 1,07 Miliar, USD 1,15
Miliar, USD 1,33 Miliar dan USD 1,84 Miliar.
Pertumbuhan ekspor produk perikanan
Indonesia ke Amerika Serikat mengalami
peningkatan rata-rata sebesar 21,14 persen
sejak tahun 2011. Komoditas utama yang
diekspor antara lain udang, kepiting, tuna,
tilapia, cumi-cumi, ikan hias, rumput laut,
LAPORAN KINERJA SATU TAHUN
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
kekerangan dan lobster. Semua produk
perikanan yang mendapatkan fasilitas GSP
diperkirakan 1,75 persen dari total ekspor ke
Amerika Serikat yang mencapai USD 1,84 Miliar
tahun 2014.
GSP yang diberikan ini merupakan skema
khusus penurunan tarif bea masuk ke Amerika
Serikat yang sifatnya non-timbal balik artinya
ditentukan sepenuhnya oleh Pemerintah
Amerika Serikat. Namun demikian, hal ini
menjadi buah hasil hubungan yang baik
antara Indonesia – Amerika Serikat selama ini,
khususnya kerjasama yang baik antara KKP
dan pihak otoritas terkait di Amerika Serikat.
Meskipun demikian, para eksportir tetap harus
menjaga kualitas dan mutu produk perikanan
serta memperhatikan aspek-aspek kelestarian
sumber daya perikanan dan aspek sosial
seperti yang ditetapkan oleh otoritas Amerika
Serikat. Hal tersebut mengingat pemerintah
Amerika Serikat cukup ketat dalam menerapkan
berbagai persyaratan untuk produk yang
diimpornya.
Penilaian cepat dampak kebijakan moratorium
perikanan terhadap produksi dan kinerja
kapal ukuran <100 GT. Peningkatan
produktivitas pada kapal ukuran 10-30 GT
yakni di Pemangkat (4,6%), Bintan (108,2%),
Kendari (28,1%). Demikian pula halnya dengan
produksi yang mengalami peningkatan pada
kapal ukuran 10-30 GT di Pemangkat, Bintan,
Kendari, hal ini mengindikasikan wilayah
tangkap ditinggalkan kapal pencuri ikan
sebelumnya selain itu kapal ukuran di bawah
30 GT mengalami peningkatan produktivitas
dikarenakan terjadinya fenomena el-nino yang
membuat persediaan ikan melimpah.
Laporan Kinerja Satu Tahun KKP
6. Terjadi peningkatan produktivitas kapal
ukuran <10 GT (1,9%), 10-<30GT (40,6%),
dan 30-100 GT (52,4%) sebagai dampak
positif kebijakan moratorium aktivitas
kapal-kapal ikan eks asing dan illegal di
Bitung, Ambon dan Sorong.
perdagangan ikan nasional mendapatkan
hasil adanya peningkatan produktivitas untuk
ukuran kapal <10 GT sebesar 1,9%, 10 -< 30
GT sebesar 40,6%, dan 30–100 GT sebesar
52,4%, atau dengan kata lain bahwa kebijakan
moratorium berdampak positif terhadap
produktivitas
75
LAPORAN KINERJA SATU TAHUN
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
Hasil tangkapan nelayan melimpah
Sulawesi Tengah
TIPE 1
Maluku Barat Daya
Lampulo Aceh
Dampak moratorium aktivitas kapal-kapal ikan eks-asing dan illegal
->Propinsi Sulawesi Utara (Bitung), Maluku (Ambon), Papua Barat (Sorong),
dan Bali (khusus Benoa)-WPP 573, 715, 716, 717
Perubahan Produksi
Laporan Kerja
Kinerja1 Satu
TahunTahun
KKP KKP
Kapal ukuran >100 GT tidak
beroperasi menyebabkan
Penurunan Produksi
kebijakan moratorium
menurunkan produksi perikanan
76
Indeks Musim
Penangkapan Ikan
Perubahan Produktivitas
Pola musim penangkapan
bervariasi pada Tipe 1
Untuk mengidentifikasi
ketersediaan ikan dalam 1
tahun (Bitung – terbatas,
Ambon – tersedia, Benoa Bali
– terbatas)
Produktivitas meningkat untuk
ukuran kapal < 10 GT (1,9%),
10 - < 30 GT (40,6%), dan 30
– 100 GT (52,4%) kebijakan
moratorium berdampak positif
thd produktivitas kapal ukuran
< 100 GT
Sumber : Hasil Kajian Cepat KKP, 2015
LAPORAN KINERJA SATU TAHUN
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
TIPE 2
Dampak Illegal Fishing
Propinsi Kepulauan Riau (Bintan), Kalimantan Barat (Pemangkat), dan
Sulawesi Tenggara (Kendari) - WPP 571, 572, 711, dan 714
Perubahan Produksi mengalami peningkatan pada
kapal ukuran 10-30 GT (Pemangkat, Bintan, Kendari)
-> Wilayah tangkap ditinggalkan kapal pencuri ikan
sebelumnya.
Perubahan Produktivitas mengalami peningkatan
pada kapal ukuran 10-30 GT (Pemangkat 4,6%, Bintan
108,2%, Kendari 28,1%)
->Karena larangan Illegal Fishing
Indeks Musim Penangkapan Ikan: musim penangkapan ikan bervariasi di lokasi Pemangkat (9-1 dan
3-6), Bintan (1-5), dan Kendari (7-11).
TIPE 3
Dampak El-Nino
Bali (Kedonganan & Pengambengan), Jawa Tengah (Pati & Cilacap) dan Nusa Tenggara Barat (Lombok) WPP 712 dan 713
Perubahan Produsi
Peningkatan produksi pada kapal ukuran kecil (<10 GT) di lokasi tipe 3, mencapai
240,2 persen.
Perubahan Produktivitas
el-nino membuat persediaan ikan melimpah.
Indeks Musim Penangkapan Ikan
Keberagaman Musim Penangkapan Ikan:
- Lombok : Juli – November
- Bali Kedonganan : Desember – Agustus
- Cilacap : Juni – November
- Bali Pengambengan : Oktober – November,
- Pati : September – Desember
Sumber : Hasil Kajian Cepat KKP, 2015
Februari – Maret, Agustus
Laporan Kinerja Satu Tahun KKP
Kapal ukuran di bawah 30 GT mengalami peningkatan produktivitas dikarenakan
77
LAPORAN KINERJA SATU TAHUN
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
7. Peningkatan ekspor ikan tuna sebesar 11,27% sebagai dampak kebijakan moratorium
(ekspor ikan tuna pada triwulan I 2014 sebesar 32,86 ribu ton, sedangkan ekspor ikan
tuna pada triwulan I 2015 sebesar 36,56 ribu ton).
Volume Ekspor Menurut Kode HS2012
No
Kode HS
Deskripsi
1
0302310000
Albacore/longfinned tunas, excl, fillet
2
0302320000
yellowfin tunas, excl, fillets, livers &
2015 (kg)
-
100
509,010
351,333
3
0302330000
Skipjack or stripe-bellied bonito, excl.
-
1,700
4
0302340000
Bigeye tunas, excl.fillets, liver & roes
280,956
410,218
25,982
186
5
0302350000
Pacific bluefin tunas, excl.fillets, liver
6
0302360000
Southern bluefin tunas, excl.fillets,
374
91
7
0302390000
Oth tunas, excl.fillets, livers & roes,
2,317,258
1,241,390
8
0303410000
Albacore/longfinned tunas, excl.fillet,
508,293
859,649
9
0303420000
Yellowfin tunas, excl.fillet, liver &
2,448,682
2,747,467
10
0303430000
Skipjack or stripe-belli ed bonito, excl.
4,790,903
8,410,960
11
0303440000
Bigeye tunas, excl.fillets, livers and
78,440
29,100
12
0303460000
Southern bluefin tunas, excl.fillets,
17
4,770
13
0303490000
Oth tunas, excl.fillets, livers & roes,
2,075,412
1,322,550
14
0304870000
frozen fillets of tunas, skipjack or
2,352,070
3,095,395
15
0304990010
Meat of tuna loin and skipjack,
2,090,644
1,603,703
12,763,963
13,924,871
16
1604141100
Tunas, whole/in pieces, not in minced
17
1604141900
Skipjack & bonito (sarda spp), whole/in
18
1604149000
Tunas, skipjck, bonito, whole/in pieces,
Total
TRIWULAN I 2014
(Sebelum Kebijakan Moratorium)
Volume Ekspor Ikan Tuna :
32,86 Ribu Ton
Triwulan I
2014 (kg)
17,430
2,597,923
2,558,552
32,857,357
36,562,005
Terjadi Peningkatan 11,27%
TRIWULAN I 2015
(Sesudah Kebijakan Moratorium)
Volume Ekspor Ikan Tuna :
36,56 Ribu Ton
Laporan Kinerja Satu Tahun KKP
Perbandingan Volume Ekspor Tuna Sebelum dan Sesudah Kebijakan Moratorium Perizinan Perikanan Tangkap
78
(Sumber Data : Badan Statistik Republik Indonesia. Statistik Perdagangan Berdasarkan Kode HS Tahun 2015 dan 2014)
Berdasarkan publikasi Badan Pusat Statistik
Republik Indonesia (2015) terlihat bahwa pada
triwulan 1 2015 volume ekspor komoditas
ikan dan produk perikanan tuna Indonesia
tercatat sebesar 36,56 ribu ton. Sementara
itu pada periode yang sama pada tahun 2014
volume ekspor komoditas ikan dan produk
perikanan tuna Indonesia hanya tercatat
sebesar 32,86 ribu ton. Artinya bahwa volume
ekspor komoditas komoditas ikan dan produk
perikanan tuna Indonesia pada triwulan 1
2015 mengalami peningkatan sebesar 11,27
persen jika dibandingkan dengan periode yang
sama tahun 2014. Hal ini menunjukan bahwa
kebijakan moratorium perizinan kapal eks asing
tidak berdampak pada penurunan volume
ekspor komoditas ikan dan produk perikanan
tuna Indonesia, bahkan yang terjadi malah
sebaliknya.
LAPORAN KINERJA SATU TAHUN
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
Laporan Kinerja Satu Tahun KKP
79
LAPORAN KINERJA SATU TAHUN
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
8. Capaian Reformasi Birokrasi di KKP
A. Penataan Organisasi
PERMEN KP NO PER.15/MEN/2010
Fokus pada Produc-on Oriented MENTERI
SEKRETARIAT JENDERAL
INSPEKTORAT JENDERAL
DITJEN
PERIKANAN
TANGKAP
DITJEN
PERIKANAN
BUDIDAYA
Laporan Kinerja Satu Tahun KKP
BADAN PENELITIAN DAN
PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN
PERIKANAN
80
Fokus pada People) Centered Development (PCD) DITJEN
PENGOLAHAN
DAN PEMASARAN
HASIL
PERIKANAN
BADAN
PENGEMBANGAN
SDM KELAUTAN DAN
PERIKANAN
DITJEN
KELAUTAN,
PESISIR, DAN
PULAUPULAU KECIL
DITJEN
PENGAWASAN
SUMBER DAYA
KELAUTAN DAN
PERIKANAN
BADAN KARANTINA
IKAN, PENGENDALIAN
MUTU, DAN
KEAMANAN HASIL
PERIKANAN
Dengan telah ditetapkannya Perpres No. 36 Tahun
2015 tentang Kementerian Kelautan dan Perikanan,
maka ada perubahan struktur organisasi. KKP juga
telah mengimplementasikan transformasi organisasi
dilingkup Kementerian yakni dengan adanya
perubahan dari struktur lama berdasarkan PERMEN
PERMEN KP NO 23/PERMEN-KP/2015
MENTERI
SEKRETARIAT
JENDERAL
INSPEKTORAT
JENDERAL
DITJEN
PENGELOLAAN
RUANG LAUT
DITJEN
PERIKANAN
TANGKAP
BADAN PENELITIAN DAN
PENGEMBANGAN KELAUTAN
DAN PERIKANAN
DITJEN PERIKANAN
BUDIDAYA
DITJEN PENGUATAN
DAYA SAING PRODUK
KELAUTAN DAN
PERIKANAN
BADAN PENGEMBANGAN SDM
DAN PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT KELAUTAN DAN
PERIKANAN
DITJEN
PENGAWASAN
SUMBER DAYA
KELAUTAN DAN
PERIKANAN
BADAN KARANTINA IKAN,
PENGENDALIAN MUTU, DAN
KEAMANAN HASIL
PERIKANAN
KP15/MEN/2010 menjadi PERMEN KP NO 23/
PERMEN-KP/2015 yang didalamnya adanya
perubahan paradigma pengelolaan sumber daya
kelautan dan perikanan dari production oriented
ke people centered development (PCD)
LAPORAN KINERJA SATU TAHUN
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
B. Penataan Sumber Daya Manusia
Pengumuman melalui media cetak dan website Penda2aran Secara online sment centre, penilaian ara Pengumuman melalui media cetak dan website Penda2aran Secara online Pengumuman
melalui
Penilaian Kompetensi dengan metode Asessment centre, penilaian makalah dan wawancara Penilaian Kompetensi dengan metode Asessment centre, penilaian makalah dan Penilaian
wawancara Kompetensi
dengan Metode Assessment
centre, penilaian makalah
dan wawancara
• Penelusuran rekam jejak media cetak
danPublik website
• Tanggapan Pendaftaran secara online
•
• Penelusuran rekam jejak • Tanggapan Publik Pe
Me
muman melalui media etak dan website a2aran Secara online Penilaian Kompetensi dengan metode Asessment centre, penilaian makalah dan wawancara • Penelusuran rekam jejak • Tanggapan Publik Pengajuan Nominasi Ke Menteri KP dan Presiden Pengajuan Nominasi Ke Menteri KP dan Presiden melakukan seleksi terbuka untuk JPT Pratama
setara Eselon II dan jabatan administrator
setara Eselon III. Instrumen JPT Pratama
dan jabatan administrator dilaksanakan
dengan menggunakan hasil asessmen atau
uji kompetensi
kemudian
Pengajuan Nominasi Ke dipadukan dengan
Menteri KP dan Presiden penilaian kinerja yang bersangkutan oleh
atasan masing-masing.
Laporan Kinerja Satu Tahun KKP
Dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan
kepada masyarakat, KKP secara terus
menerus melakukan penataan jabatan. Sesuai
dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun
2014 tentang Aparatur Sipil Negara, pengisian
Jabatan Pimpinan Tinggi (JPT) Madya setara
Eselon I harus dilakukan secara kompetitif,
dan untuk jabatan tertentu dapat diisi oleh
non-Pegawai Negeri Sipil (PNS). KKP juga
81
LAPORAN KINERJA SATU TAHUN
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
C. Pengelolaan Keuangan
Perbaikan Pengelolaan Keuangan
Laporan Kinerja Satu Tahun KKP
Memperoleh predikat
Wajar Tanpa Pengecualian
Tahun 2014
82
Menerapkan Sistem
Akuntansi Berbasis Akrual
Dalam pengelolaan keuangan negara, KKP
mulai tahun 2015 menerapkan sistem akuntansi
pemerintahan dengan berbasis akrual dalam
rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan
yang bersih, bertanggung jawab, dan akuntabel.
KKP termasuk 20 kementerian pertama yang
harus telah menyusun dan menerapkan Metode
Perencanaan Kebutuhan BMN sebagai kesatuan
siklus Rencana Kerja Anggaran Kementerian
Lembaga (RKA-KL) mulai tahun anggaran
2017. Perencanaan kebutuhan BMN kedepan
merupakan awal siklus dalam pengelolaan aset
dan bagian yang tidak terpisahkan dari RKAKL.
Menyusun dan menerapkan
Metode Perencanaan
Kebutuhan BMN sebagai
kesatuan siklus RKA-KL mulai
tahun anggaran 2017
Konsistensi KKP dalam mewujudkan tata kelola
pemerintahan yang bersih, bertanggung jawab
dan akuntabel telah diakui dan mendapat
kepercayaan Badan Pemeriksa Keuangan RI.
Dimana dalam 4 tahun berturut-turut, mulai
tahun 2010 hingga 2013 telah memberikan opini
kepada KKP dengan Qualified Opinion atau
opini tanpa pengecualian (WTP) meskipun
masih terdapat beberapa catatan. Tetapi hal ini
telah menunjukkan KKP telah bekerja dengan
keras dan dedikasi yang tinggi.
LAPORAN KINERJA SATU TAHUN
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
D. Pengelolaan Kinerja
Penerapan Metode BSC
9. Evaluasi
dan
Pelaporan
1. Asesmen
Organisasi /
TUSI
Penetapan Peta Strategi
2. Formulasi
Strategi
(Tema dan
Hasil)
Stakeholders
Perspectif
8.
Penyelaras
an/
Alignment
Internal
Proses
Perpektif
7. Pengukuran
Kinerja dan
Analisis
Visi
&
Misi
Customer
Perspektif
Learning &
Growth
Perspektif
6. Inisatif
Strategis
3.
Formulasi
Sasaran
Strategis
4.
Pemetaan
Strategi
5. Indikator
Kinerja dan
Target
perspective, internal process perspective, dan
learning and growth perspective, melalui metoda
BSC maka kinerja organisasi secara terukur
dan dapat diturunkan sampai level pelaksana /
individu (pegawai).
Laporan Kinerja Satu Tahun KKP
Untuk meningkatkan kinerja organisasi, KKP telah
melakukan upaya-upaya perbaikan pengelolaan
kinerja organisasi, yaitu berupa penggunaan
pendekatan metoda balanced scorecard
(BSC) yang dibagi dalam empat perspektif,
yakni stakeholders presspective, customer
83
LAPORAN KINERJA SATU TAHUN
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
Fokus Penguatan Akuntabilitas
35% Perencanaan Kinerja 20% Pengukuran Kinerja 15% Pelaporan Kinerja 10% Evaluasi Kinerja 20% Pencapaian Kinerja Capaian
Laporan Kinerja Satu Tahun KKP
Penilaian Akuntabilitas dengan predikat “A” dari
KemenPAN dan RB
84
Fokus pengelolaan kinerja difokuskan kepada
perencanaan kinerja, pengukuran kinerja,
pelaporan kinerja, evaluasi kinerja dan
pencapaian kinerja. Prestasi yang dicapai
KKP terkait dengan manajemen kinerja adalah
mendapatkan penilaian dengan predikat A
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi pemerintah
selama dua tahun berturut-turut. Selain itu 2
orang Pejabat KKP mendapat Penghargaan
Satyalancana Wirakarya atas perubahan
manajemen kinerja yang telah dilakukan oleh
KKP.
Penghargaan Satyalancana Wirakarya
LAPORAN KINERJA SATU TAHUN
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
E. Peningkatan Kualitas Data Statistik Dan Informasi
Penandatangan MoU antara KKP dengan BPS
KKP. KKP juga mengembangkan basis data
terintegrasi dan meningkatkan layanan publik
dengan berbasis teknologi. Pada tahun 2015,
KKP menerima Awards BPS 2015 kategori
pengguna Data BPS Terbanyak Lingkup
Kementerian/Lembaga.
Laporan Kinerja Satu Tahun KKP
KKP terus melakukan peningkatan kualitas data
statistik dan informasi. data statistik yang akurat
dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk
perencanaan, pelaksanaan dan monitoring dan
evaluasi pencapaian dari target-target yang
telah ditentukan dalam dokumen perencanaan
85
LAPORAN KINERJA SATU TAHUN
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
Optimalisasi penyebaran informasi melalui media sosial KKP
• Mensosialisasikan program aksi dan kinerja
yang sudah dilakukan oleh KKP melalui
jejaring sosial media;
• Memanfaatkan jejaring sosial media sebagai
ruang berkomunikasi dengan publik dalam
rangka menjaring gagasan publik untuk
mendukung program-program aksi KKP
kedepan,
• Membuat perencanaan konten di media
sosial dalam rangka membina kesepahaman
antara program KKP dangan masyarakat
sehingga terjalin suatu komunikasi dan
interaksi yang produktif dan positif
Laporan Kinerja Satu Tahun KKP
Penyebaran informasi secara Realtime melalui website kkpnews.com
86
• Mensosialisasikan program aksi dan berita
seputar KKP
• Media terdepan untuk masyarakat yang
ingin mengetahui pemberitaan mengenai
berbagai hal yang terkait dengan KKP.
• Menampilan berita-berita dalam bentuk
tulisan, foto dan audio visual yang dapat
diakses oleh seluruh masyarakat Indonesia
LAPORAN KINERJA SATU TAHUN
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
F. Produk Hukum
PERATURAN PEMERINTAH
3
Peraturan Pemerintah
yang diterbitkan
PP Nomor 50
Tahun 2015 tentang
Pemberdayaan
Nelayan Kecil dan
Pembudidaya-Ikan
Kecil
PP Nomor 57 Tahun
2015 tentang Sistem
Jaminan Mutu dan
Keamanan Hasil
Perikanan serta
Peningkatan Nilai
Tambah Produk Hasil
Perikanan
3
Peraturan Pemerintah
yang diterbitkan
Perpres 73 Tahun 2015
tentang Pelaksanaan
Koordinasi Pengelolaan
Wilayah PPPK tingkat
nasional
Perpres No.85 Tahun
2015 tentang Komite
Nasional Prakarsa
Segitiga Karang untuk
Terumbu Karang,
Perikanan, dan
Ketahanan Pangan
(CTI on Coral Reefs,
Fisheries and Food
Security) Indonesia
Perpres Nomor 115
Tahun 2015 tentang
Satgas Pemberantasan
Illegal Fishing KEPUTUSAN MENTERI KP
30
Peraturan
Menteri
KP yang
diterbitkan
KEPUTUSAN MENTERI KP
Keputusan Menteri
KP yang diterbitkan
116
Laporan Kinerja Satu Tahun KKP
PP Nomor 75 Tahun
2015 tentang Jenis dan
Tarif Atas Jenis PNBP
yang berlaku pada KKP
PERATURAN
PRESIDEN
87
Laporan Kinerja Satu Tahun KKP
LAPORAN KINERJA SATU TAHUN
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
88
LAPORAN KINERJA SATU TAHUN
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
5
Laporan Kinerja Satu Tahun KKP
Rencana
Pembangunan
Kelautan dan
Perikanan
Tahun 2016
89
LAPORAN KINERJA SATU TAHUN
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
Laporan Kinerja Satu Tahun KKP
Rencana Pembangunan
Kelautan dan Perikanan Tahun 2016
90
Upaya untuk mewujudkan Indonesia sebagai
poros maritim dunia, menjadi tantangan besar
untuk pembangunan kelautan dan perikanan
ke depan. Laut dan wilayah kepulauan kita
harus dijadikan sebagai perekat persatuan dan
kesatuan NKRI, ide pengembangan tol laut
tentunya merupakan suatu terobosan untuk
penguatan kedaulatan NKRI dan pengembangan
Sistem Logistik Nasional, sehingga ketimpangan
dan disparitas antar wilayah akan berkurang.
Mewujudkan poros maritim dunia mempunyai
arti penting yaitu pemanfaatan laut untuk
kedaulatan, kesejahteraan dan pertumbuhan
ekonomi.
Salah satu upaya yang dilakukan dalam rangka
membangun kedaulatan politik, dilakukan melalui
penegakkan hukum di laut dengan memerangi
aktivitas IUU Fishing. KKP telah melakukan
beberapa upaya dalam rangka penanganan IUU
Fishing diantaranya moratorium izin baru dan
perpanjangan penangkapan ikan, pemberlakuan
larangan transhipment, penyempurnaan sistem
perizinan usaha perikanan tangkap, modernisasi
sistem data dan informasi perikanan, penertiban
penggunaan vessel monitoring system
(VMS), pembentukan tim Satuan Tugas IUU
Fishing. IUU Fishing masih akan menjadi
ancaman serius bagi pembangunan kelautan
dan perikanan Indonesia di masa mendatang.
Kondisi tersebut dipicu pula oleh adanya
perkembangan perikanan global saat ini dimana
beberapa negara mengalami penurunan
stok ikan, tingginya permintaan produk
LAPORAN KINERJA SATU TAHUN
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
perikanan, serta pengurangan armada kapal
penangkapan ikan oleh beberapa negara akibat
pembatasan pemberian izin penangkapan. Di
sisi lain, kemampuan pengawasan SDKP di
Indonesia masih terbatas dan adanya kebijakan
pemanfaatan perairan Indonesia sangat terbuka
(open access).
Rencana Pembangunan Kelautan dan Perikanan
Tahun 2016 mengacu pada Rancangan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional
2015-2019, Rancangan Rencana Strategis KKP
2015-2019 yang merupakan penjabaran dari
Visi Misi, Program Aksi Presiden/Wakil Presiden
Pada tahun 2016 KKP akan fokus melaksanakan
kegiatan strategis yang dapat menjawab isu
aktual yang berkembang yang memerlukan
penanganan segera, diantaranya adalah:
1) Reformasi penganggaran APBN tahun 2016
yakni 60-70% anggaran untuk kepentingan
stakeholders.
Laporan Kinerja Satu Tahun KKP
Selain tantangan terkait dengan IUU Fishing,
tantangan selanjutnya adalah peningkatan
daya saing perekonomian, yang didukung
dengan pengembangan SDM dan IPTEK,
serta menggali kembali budaya bahari menjadi
prioritas. Pengembangan ekonomi maritim
mencakup pengembangan industri perikanan,
industri garam, pertambangan dan energi,
wisata bahari, perhubungan laut, bioteknologi
kelautan
dan
pengembangan
jasa-jasa
maritim. Kesejahteraan pelaku usaha perikanan
(budidaya, penangkapan, pengolahan dan
pemasaran) merupakan salah satu pilar
penting dalam peningkatan daya saing bangsa
di era perdagangan bebas serta penerapan
Masyarakat Ekonomi Asean. Namun, kondisi
kesejahteraan para nelayan dan pelaku usaha
untuk dapat memenuhi kebutuhan dengan
pendapatan yang diperolehnya masih sangat
terbatas.
Jokowi dan Jusuf Kalla serta berpedoman
pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional 2005-2025.
Untuk
melaksanakan
arah
kebijakan
pembangunan kelautan dan perikanan,
tahun 2016 KKP melaksanakan 10 Program
Pembangunan KP yaitu:
1) Program Pengelolaan Perikanan Tangkap.
2)
Program Pengelolaan Sumber Daya
Perikanan Budidaya.
3) Program Penguatan Daya Saing Produk KP.
4) Program Pengawasan Pengelolaan SDKP.
5) Program Pengeloaan Ruang Laut.
6) Program Penelitian Dan Pengembangan Iptek
KP.
7)
Program
Pengembangan
SDM
dan
Pemberdayaan Masyarakat KP.
8) Program Karantina Ikan, Pengendalian Mutu
dan Keamanan Hasil Perikanan.
9)
Program Dukungan Manajemen Dan
Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya KKP.
10)Program Pengawasan dan Peningkatan
Akuntabilitas Aparatur KP.
91
Laporan Kinerja Satu Tahun KKP
LAPORAN KINERJA SATU TAHUN
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
92
2)Keberlanjutan profesi nelayan Indonesia
melalui pembangunan armada perikanan
tangkap nasional, termasuk pelatihan dan
pemberian asuransi nelayan, menyelesaikan
RUU yang terkait dengan perlindungan
nelayan untuk proteksi kepada nelayan
atas wilayah laut sebagai tempat mata
pencaharian nelayan, pengaturan kuota
penangkapan ikan, dan penataan kembali
rumput laut dalam .
3)
Mengembangkan
budidaya
ramah
lingkungan, utamanya budidaya yang
tidak memerlukan pakan yang tinggi,
memproduksi benih ikan/udang yang
berkualitas,
mengembangkan
pakan
mandiri, penataan budidaya di Perairan
Umum Daratan, pengembangan budidaya
rumput laut dan pabrik rumput laut, serta
penebaran benih ke alam.
4)
Pencegahan
dan
pemberantasan
IUU Fishing melalui penerbitan Inpres
Pencegahan dan Pemberantasan
IUU Fishing, pengembangan airborne
surveillance, pembangunan kapal pengawas,
dan pengembangan SDM dan kelembagaan
pengawasan sumber daya kelautan dan
perikanan.
5)Menyelesaikan rencana tata ruang laut
nasional.
6)Penambahan luas kawasan konservasi
perairan.
7) Strategi pemasaran dan daya saing produk
perikanan melalui business gathering secara
berkala, pembangunan Unit Pengolahan Ikan
(UPI) terapung, pasar ikan terintegrasi, cold
storage, pabrik tepung ikan, pabrik rumput
laut dan pemberian ice flake machine
8) Pembangunan bisnis perikanan terintegrasi
di 15 pulau kecil dan membuka pasar ekspor
melalui pembangunan gateway services.
9) Peningkatan produksi garam rakyat dengan
Kualitas Produksi 1 sebesar 3,6 juta ton.
10)
Rehabilitasi rekonstruksi wilayah pesisir
(penanaman mangrove dan vegetasi pantai).
11)
Pembangunan
technopark,
politeknik
kelautan dan perikanan, pendidikan yang
diprioritas untuk anak pelaku utama, pelatihan
dan penyuluhan.
12)
Pengembangan sistem karantina ikan,
pengendalian mutu dan keamanan hasil
perikanan melalui pembangunan pos lintas
batas di wilayah perbatasan dan revitalisasi
peralatan laboratorium mutu.
13)
Penelitian dan pengembangan melalui
pembangunan lembaga riset bertaraf
internasional dan menciptakan inovasi riset
untuk peningkatan produktivitas perikanan.
LAPORAN KINERJA SATU TAHUN
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
Laporan Kinerja Satu Tahun KKP
93
LAPORAN KINERJA SATU TAHUN
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
Penutup
Berbagai hasil pembangunan kelautan dan perikanan yang telah dicapai selama satu tahun
menahkodai KKP telah dikemukakan dan upaya pembangunan kelautan dan perikanan masih
perlu terus ditingkatkan serta perbaikan kualitas pelayanan harus dilaksanakan lebih konsisten
dan secara terus menerus oleh semua jajaran aparatur pada semua tingkatan, sehingga
pelayanan selalu dapat diberikan secara cepat, tepat dan mudah.
Laporan Kinerja Satu Tahun KKP
Sangat disadari bahwa keberhasilan pelaksanaan pembangunan kelautan dan perikanan masih
memerlukan perbaikan dan kerja keras oleh seluruh jajaran KKP. Untuk itu sangat diperlukan
sinergi di internal KKP dan dukungan lintas sektor serta lembaga terkait lainnya, juga dukungan
para stakeholders kelautan dan perikanan dalam rangka mewujudkan Laut Masa Depan
Bangsa dan Mewujudkan Sektor Kelautan dan Perikanan Indonesia Yang Mandiri Maju,
Kuat dan Berbasis Kepentingan Nasional.
94
Download