1 PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PENGUNGKAPAN SUKARELA DAN MANAJEMEN LABA TERHADAP COST OF EQUITY CAPITAL (Studi Empiris pada Perusahaan Food and Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia) Ali Imran ABSTRACT The objective of this research is to examine the influence of Firm size, voluntary disclosure and earning management to cost of equity capital on listed companies from food and beverages sector at Indonesia Stock Exchange in the year 2008-2010. The method analysis used in this research is multiple regression analysis. The population consist of 11 food and beverages companies registered in Indonesia Stock Exchange of 2008-2010. CAPM model is used to estimate cost of equity capital. The results of this research show that (1)Firm size has positive influence to cost of equity capital (2) voluntary disclosure has negative influence to cost of equity capital, (3) earning management has positivee influence to cost of equity capital, (4) Firm size, voluntary disclosure and earning management has influence to cost of equity capital. Key Words: firm size, voluntary disclosure, earning management, cost of equity capital 1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Penelitian Cost of equity capital merupakan sejumlah biaya yang harus dikeluarkan perusahaan terkait dengan keinginan perusahaan untuk memperoleh investasi baru dalam perusahaan tersebut. Kebutuhan akan dana (investasi) baru ini tentu akan menjadi pertimbangan manajemen perusahaan dalam menentukan sumber yang akan dipilih apakah dengan memperoleh investor baru atau dengan menambah utang, tentunya pilihan ini mempunyai konsekuensi biaya bagi perusahaan. Bagi perusahaan hal yang terpenting adalah bagaimana kebutuhan pendanaan perusahaan terpenuhi dengan biaya yang wajar. Dengan demikian maka manajemen harus bisa mengelola informasi perusahaan dalam laporan keuangan menjadi lebih baik dan terpercaya, sehingga investor merasa nyaman dengan informasi tersebut dan tidak menuntut return yang lebih besar. 2 Ada beberapa variabel yang menyebabkan tinggi rendahnya cost of equity capital yang akan ditanggung perusahaan, diantaranya adalah ukuran perusahaan dimana semakin besar perusahaan akan memiliki biaya informasi yang lebih tinggi demikian juga dengan perusahaan yang lebih kecil. Factor kedua adalah luas dan sempitnya pengungkapan informasi akuntansi (disclosure) yang disampaikan oleh manajemen dalam laporan tahunan. Botosan (1997) mengungkapkan bahwa semakin lengkap tingkat pengungkapan akuntansi yang disajikan dalam laporan keuangan maka akan semakin rendah cost of equity capitalnya. Hal ini menunjukkan bahwa asimetri informasi antara investor (pemilik) dan manajer menjadi semakin rendah dan investor lebih mempercayai informasi yang disajikan perusahaan, sehingga minimum return yang diharapkan akan semakin rendah. Mardiyah (2002) menunjukkan dalam penelitiannya bahwa asimetri informasi rendah dibutuhkan disclosure yang semakin handal agar dapat menurunkan cost of capital. Sementara hasil berbeda diperoleh Gulo (2000) dimana dia menemukan bahwa variabel indeks pengungkapan sukarela yang disampaikan oleh perusahaan dalam laporan keuangan tahunan secara statistik tidak mempunyai hubungan negatif yang signifikan dengan estimasi cost of equity capital perusahaan. Variabel ketiga yang diperkirakan mempengaruhi cost of equity capital adalah manajemen laba yang dilakukan oleh manajemen dalam laporan keuangan perusahaan. Idealnya informasi yang disajikan dalam laporan keuangan emiten tersebut haruslah fair dan transparan sehingga transaksi yang terjadi di pasar bursa dapat terjadi dengan fair, namun berdasarkan data Bapepam selama tahun 2002 sampai 2003 terdapat 13 kasus yang berkaitan dengan benturan kepentingan dan keterbukaan informasi. Manajemen laba menyebabkan banyak informasi yang harus diungkap oleh perusahaan, sehingga berkonsekuensi terhadap meningkatnya biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk menyediakan informasi bagi publik (cost of equity capital). Manajemen laba seiring dengan meningkatnya biaya modal ekuitas (cost of equity capital) yang dikeluarkan perusahaan (Utami, 2005). 3 Penelitian ini akan menguji pengaruh ukuran perusahaan, pengungkapan sukarela dan manajemen laba terhadap cost of equity capital. Hasil penelitian ini diharapkan berguna sebagai penambah literature mengenai pengaruh pengungkapan sukarela dan manajemen laba terhadap cost of equity capital. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang penelitian diatas, maka yang menjadi perumusan masalah adalah: 1. Apakah pengungkapan sukarela dan manajemen laba secara bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap cost of equity capital perusahaanperusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap cost of equity capital perusahaan-perusahaan food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 3. Apakah pengungkapan sukarela laporan keuangan berpengaruh terhadap cost of equity capital perusahaan-perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 4. Apakah manajemen laba berpengaruh terhadap cost of equity capital perusahaan-perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menguji : 1. Pengaruh ukuran perusahaan, pengungkapan sukarela dan manajemen laba secara bersama-sama (simultan) terhadap cost of equity capital perusahaan-perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. Pengaruh ukuran perusahaan terhadap cost of equity capital perusahaanperusahaan 4 3. Pengaruh pengungkapan sukarela laporan keuangan terhadap cost of equity capital perusahaan-perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 4. Pengaruh manajemen laba terhadap cost of equity capital perusahaanperusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2. Kajian Kepustakaan dan pengembangan hipotesis 2.1 Cost of Equity Capital Cost of equity Capital (COC) merupakan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan yang memperoleh dana dengan menjual saham biasa atau menggunakan laba yang ditahan untuk investasi. Cost of equity Capital dapat mengalami peningkatan secara internal dengan menahan laba atau secara eksternal dengan menjual atau mengeluarkan saham biasa baru. Perusahaan dapat membagikan laba setelah pajak yang diperoleh sebagai deviden atau menahannya dalam bentuk laba ditahan. Laba yang ditahan tersebut kemudian digunakan untuk investasi (reinvestasi) di dalam perusahaan. Laba ditahan yang digunakan untuk investasi kembali tersebut perlu diperhitungkan biaya modalnya. Modigliani and Miller (1958) dalam Tarjo (2008) mendefinisikan Cost of equity capital (COC) sebagai cost yang dikeluarkan untuk membiayai sumber pembelanjaan (source of financing). Sartono (2000) dalam Mardiyah (2002) mengemukakan dalam biaya modal dapat didefinisikan sebagai rate of return minimum yang diisyaratkan oleh pengguna modal sendiri atas suatu investasi agar harga saham tidak berubah. Cost of equity capital berkaitan dengan risiko investasi saham perusahaan. Perusahaan dapat memperoleh modal ekuitas dengan dua cara, yaitu laba ditahan dan mengeluarkan saham baru Weston and Copeland (1996:86). Sesuai dengan beberapa definisi sebagaimana tersebut di atas bahwa cost of equity capital pada dasarnya merupakan cerminan biaya yang ditanggung perusahaan untuk kepentingan publik. Perusahaan mempunyai kewajiban untuk mengungkap mengenai perusahaan yang tentunya berdampak terhadap biaya yang dikeluarkan. Oleh karena itu cost of equity capital yang dimaksud dalam penelitiaan ini adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk menyediakan 5 informasi bagi publik (pemegang saham, investor, pemerintah, kreditur, dan masyarakat secara umum). 2.2 Ukuran Perusahaan Menurut Ferry dan Jones dalam Jaelani (2001: 79) ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan. Jadi ukuran perusahaan menunjukkan besar kecilnya perusahaan yang yang dapat dilihat dari besar kecilnya modal yang digunakan, total aktiva yang dimiliki atau total penjualan yang diperoleh. Perusahaan yang berukuran lebih besar cenderung memiliki public demand akan informasi yang lebih tinggi dibanding dengan perusahaan yang berukuran kecil. Alasan lainnya adalah bahwa perusahaan besar mempunyai biaya produksi informasi yang lebih rendah yang berkaitan dengan pengungkapan mereka atau biaya competitive disadvantage yang lebih rendah pula. Perhatian investor terhadap perusahaan besar ditujukan pada kemungkinan adanya opportunities untuk mengembangkan dana yang mereka miliki, bila diinvestasikan dalam perusahaan tersebut perhatian pemerintah terhadap perusahaan besar tertuju pada harapan adanya pembayaran pajak yang cukup besar sebagai penerimaan Negara. Sedangkan perhatian para analis ekonomi terhadap perusahaan besar terletak pada peranan dan kontribusi perusahaan terhadap roda perekonomian suatu negara. 2.3 Pengungkapan Sukarela Pengungkapan sukarela merupakan pengungkapan yang tidak diwajibkan oleh peraturan. Meek et al (1995) menyatakan bahwa pengungkapan sukarela merupakan pengungkapan bebas, dimana manajemen dapat memilih informasi yang akan diungkapkan yang dipandang relevan untuk pengambilan keputusan bagi pihak-pihak yang memakainya. 2.4 Manajemen Laba Manajemen laba sebagai suatu proses mengambil langkah yang disengaja dalam batas prinsip akuntansi yang berterima umum baik didalam maupun diluar batas General Accepted Accounting Principle (GAAP). 6 Merchant (1989) dalam Merchan dan Rockness (1994) mendefinisikan manajemen laba sebagai tindakan yang dilakukan oleh manajemen perusahaan untuk mempengaruhi laba yang dilaporkan yang bisa memberikan informasi mengenai keuntungan ekonomis (economic advantage) yang sesungguhnya tidak dialami perusahaan, yang dalam jangka panjang tindakan tersebut bisa merugikan perusahaan. 2.5 Penelitian sebelumnya Penelitian yang berhubungan dengan pengaruh pengungkapan sukarela dan manajemen laba terhadap cost of equity capital dilakukan oleh Tarjo (2008) yang menguji pengaruh konsentrasi kepemilikan institusional dan leverage terhadap manajemen laba, nilai pemegang saham serta cost of equity capital, kemudian Amurwani (2006) meneliti pengaruh pengungkapan sukarela dan asimetri informasi terhadap cost of equity capital. Selanjutnya Jennifer et al (2004) meneliti hubungan antara pengungkapan sukarela, kualitas laba, dan biaya modal serta Botosan (1997) meneliti hubungan antara tingkat pengungkapan sukarela dengan cost of equity capital. 2.6 Kerangka Pemikiran Pengaruh Pengungkapan Sukarela terhadap Cost of Equity Capital (CoEC) Informasi yang diungkapkan dalam laporan keuangan perusahaan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu pengungkapan wajib (mandatory disclosure) dan pengungkapan sukarela (voluntary disclosure). Pengungkapan laporan keuangan bermanfaat memberikan guide, fasilitas untuk para investor dan pengguna dalam membuat keputusan ekonomi supaya terarah sehingga dapat memperoleh keuntungan dari investasi yang dilakukannya. Meskipun semua perusahaan publik diwajibkan untuk memenuhi pengungkapan minimum, namun mereka berbeda secara substansial dalam jumlah tambahan informasi yang diungkapkan kepada pasar modal. Perusahaan bersaing di pasar modal dalam jenis sekuritas, termin dan return yang ditawarkan. Sementara itu terdapat ketidakpastian mengenai kualitas perusahaan dan sekuritasnya. Manajemen akan memberikan dan mengungkapkan informasi secara sukarela karena dipengaruhi oleh biaya dan manfaat yang 7 diperoleh. Manajemen akan mengungkapkan informasi secara sukarela bila manfaat yang diperoleh dari pengungkapan informasi tersebut lebih besar daripada biayanya. Kekurangan dan ketidaklengkapan informasi akan tercermin dalam biaya modal sebagai premium diatas risk -free rate of return ditambah economic risk premium. Pengungkapan yang sempit biasanya menyebabkan premium risiko informasi yang tinggi dan pengungkapan yang luas menyebabkan premium risiko yang rendah. Pengaruh Manajemen Laba terhadap Cost of Equity Capital (CoEC) Stolowy dan Breton (2000) melakukan studi pustaka tentang manipulasi akun (account manipulation), yang mencakup manajemen laba, perataan laba, big bath accounting, dan cfreative accounting. Stolowy dan Breton (2000) menjelaskan bahwa manipulasi akun dilakukan semata-mata didasarkan pada keinginan manajemen untuk mempengaruhi persepsi investor atas resiko perusahaan. Resiko tersebut dapat dipecah dalam dua komponen yatu: (1) risiko yang dihubungkan dengan variasi imbal hasil yang diukur dengan laba perlembar saham (earning per share), dan (2) risiko yang dihubungkan dengan struktur keuangan perusahaan, yang diukur dengan debt equity ratio. Dengan demikian tujuan manajemen laba itu sendiri adalah untuk memperbaiki ukuran kedua risiko tersebut. Semakin tinggi tingkat manajemen laba menunjukkan semakin tinggi risiko imbal hasil saham dan konsekwensinya investor menaikkan rate biaya modal ekuitas. Manajemen laba akan meningkatkan risiko kalau tindakan tersebut ternyata untuk menutupi kinerja manajer yang buruk. Francis et al. (2004, 2005) dan Utami (2005) menunjukkan bahwa kualitas akrual yang merupakan proksi manajemen laba berpengaruh terhadap biaya modal ekuitas (cost of equity capital) dengan hubungan positif. Manajemen laba menyebabkan banyak informasi yang harus diungkap oleh perusahaan, sehingga berkonsekuensi terhadap meningkatnya biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk menyediakan informasi bagi publik. 8 Manajemen laba bisa dianggap sebagai suatu rekayasa negatif, sehingga diperlukan biaya yang dikeluarkan untuk menutupi kecurangan yang dilakukan oleh manajer. Karena manajemen laba dianggap sebagai suatu kecurangan dan walaupun belum ada standar yang mengatur, maka dengan adanya manajemen laba akan banyak informasi yang akan diungkap oleh manajer. Semakin banyak informasi yang diungkap oleh manajer, maka semakin besar juga biaya yang dikeluarkan. Jadi dengan adanya manajemen laba memaksa bagi manajer untuk mengungkap informasi mengenai perusahaan yang berarti juga semakin besar biaya yang dikeluarkan untuk menyediakan informasi bagi publik (cost of equity capital). 2.7 Perumusan Hipotesis Berdasarkan uraian tersebut dimuka maka hipotesis dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Ukuran perusahaan, Pengungkapan sukarela dan manajemen laba secara bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap cost of equity capital perusahaan-perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap cost of equity capital perusahaan-perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 3. Pengungkapan sukarela laporan keuangan berpengaruh terhadap cost of equity capital perusahaan-perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 4. Manajemen laba berpengaruh terhadap cost of equity capital perusahaanperusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 3. Metode Penelitian 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh ukuran perusahaan, pengungkapan sukarela dan manajemen laba terhadap cost of equity capital pada 9 perusahaan-perusahaan food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jenis penelitian yang digunakan adalah pengujian hipotesis yaitu untuk mengetahui hubungan kausal antara variable-variabel independen terhadap variabel dependen. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field study) dimana peneliti hanya melihat data ukuran perusahaan, pengungkapan sukarela dan manajemen laba, kemudian mengaitkannya dengan cost of equity capital tanpa ada intervensi peneliti di dalamnya. Unit analisis dalam penelitian ini adalah perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, pengumpulan data dilakukan secara crosssectional yaitu dikumpulkan hanya sekali dari laporan tahunan perusahaan- perusahaan food and beverage periode 2008-2010 yang diperoleh dari situs Bursa Efek Indonesia www.idx.co.id. 3.2 Populasi Penelitian Populasi dalam penelitian ini meliputi semua perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia mulai tahun 2008 sampai tahun 2010. 4.3 Operasionalisasi Variabel 3.3.1 Variabel terikat /variable dependen a. Cost of Equity Capital (Y) Cost of equity capital (CoEC) yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk menyediakan informasi bagi publik. Selanjutnya pengukuran CoEC pada penelitian ini dengan pendekatan Capital Asset Pricing Model (CAPM). Pengukuran CoEC dengan CAPM pernah digunakan oleh Komalasari dan Baridwan (2001), Mardiyah (2002), dan Tarjo (2008). Model CoEC dengan pendekatan Capital Asset Pricing Model (CAPM) dengan rumus sebagai berikut: COC = Rft + Keterangan: i (RMt – Rft) 10 Rft : return bebas risiko yang diproksikan dengan tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) 1 bulan. RMt : return pasar yang diperoleh dari indeks harga saham gabungan (IHSG) pada hari t ditambah IHSG pada hari t–1 dibagi dengan IHSG pada hari t-1. i : risiko tidak sistematis untuk setiap saham perusahaan i. 3.3.2 Variabel tidak terikat / Variabel independen a) Ukuran Perusahaan (X1) Size perusahaan menunjukkan besar kecilnya perusahaan yang dapat dilihat dari besar kecilnya modal yang digunakan, total aktiva yang dimiliki atau total penjualan yang diperoleh. Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah total penjualan yang diperoleh. Dimana akan dikelompokkan menjadi perusahaan besar apabila total penjualannya sama atau melebihi dari penjualan rata-rata dan perusahaan kecil apabila total penjualannya berada dibawah nilai rata-rata. b) Pengungkapan Sukarela Laporan Keuangan(X2) Variabel tidak terikat dalam penelitian ini adalah luas pengungkapan laporan tahunan pada perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Tingkat pengungkapan menunjukkan seberapa banyak butir laporan keuangan material yang diungkap oleh perusahaan. Pengukuran untuk indeks pengungkapan tiap perusahaan sampel dengan cara sebagai berikut: (a) Penentuan skor bersifat dikotomi, yaitu sebuah item diberi skor 1 (satu) apabila diungkap oleh perusahaan dan 0 (nol) jika tidak diungkap. (b) Luas pengungkapan relatif setiap perusahaan diukur dengan indeks, yaitu rasio total skor yang benar-benar diungkap oleh perusahaan dengan skor total yang diharapkan akan diungkap oleh perusahaan tersebut. Dengan demikian semakin banyak item informasi yang dimuat dalam laporan tahunan, maka semakin besar indeks luas pengungkapan sukarela perusahaan yang bersangkutan, begitu pula sebaliknya. Penghitungan indek ini dapat dihitung dengan pendekatan indeks Wallace yang pernah digunakan oleh Suryani (2007): 11 Indeks Wallace = (n/k) x 100% Keterangan : n : jumlah butir yang diungkap oleh perusahaan k : jumlah butir yang seharusnya diungkap Variable luas pengungkapan sukarela dalam penelitian ini diukur berdasarkan indeks item pengungkapan sukarela. Daftar item pengungkapan sukarela yang digunakan dalam penelitian ini sejumlah 33 item yang merupakan pengembangan dari item penelitian yang telah dilakukan baik yang berasal dari dalam maupun luar negeri tanpa mengesampingkan batasan peraturan pemerintah dan Standar Akuntansi Keuangan tentang pengungkapan laporan keuangan. c) Manajemen laba (X3) Manajemen laba diproksi berdasarkan model spesifik akrual yaitu rasio akrual modal kerja dengan penjualan, model ini dipilih karena dinilai lebih tepat sesuai dengan kajian yang dilakukan oleh Peasnell et al (2000). Manajemen laba (ML) = Akrual modal kerja (t)/Penjualan periode (t) Akrual modal kerja = ΔAL – ΔHL – Δkas Dimana : ΔAL : Perubahan aktiva lancar pada periode t ΔHL : Perubahan Hutang lancar pada periode t Δkas : Perubahan kas dan setara kas pada periode t 3.4 Metode Analisis dan Rancangan Pengujian Hipotesis 3.4.1 Metode Analisis Untuk menguji pengaruh pengungkapan sukarela laporan keuangan dan manajemen laba terhadap cost of equity capital, digunakan multiple regresi linear. Persamaan yang digunakan adalah : Y = α + β1 X1 + β2 X2 + ε Dimana : Y = Biaya modal ekuitas α = Konstanta X1 = Pengungkapan sukarela X2 = Manajemen laba 12 ε = Error 3.4.2 Rancangan Pengujian Hipotesis Untuk menguji dan menganalisis pengaruh pengungkapan sukarela laporan keuangan dan manajemen laba terhadap cost of equity capital, dilakukan baik secara bersama-sama maupun secara terpisah (parsial) untuk masing-masing variabel. Rancangan pengujian hipotesis dapat dituliskan sebagai berikut : 1. Rancangan pengujian secara bersama-sama (simultan) H0 : β1 = β2 = β 3= 0, Pengungkapan sukarela dan manajemen laba secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap cost of equity capital Ha : Paling sedikit ada satu βi ≠ 0 (i=1,2,3), Pengungkapan sukarela dan manajemen laba secara bersama-sama berpengaruh terhadap cost of equity capital 2. Rancangan pengujian secara parsial H01 : β1 = 0, Ukuran Perusahaan tidak berpengaruh terhadap cost of equity capital Ha1 : β1 ≠ 0, Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap cost of equity Capital H01 : β2 = 0, Pengungkapan sukarela tidak berpengaruh terhadap cost of equity capital Ha1 : β2 ≠ 0, Pengungkapan sukarela berpengaruh terhadap cost of equity Capital H02 : β3 = 0, Ha2 : β3 ≠ 0, Manajemen laba tidak berpengaruh terhadap cost of equity capital Manajemen laba berpengaruh terhadap cost of equity capital 4. Hasil Penelitian 4.1 Deskripsi Data Penelitian Berikut ini akan dijelaskan statistik deskriptif dari seluruh variabel yang dimasukkan dalam model penelitian. Adapun variabel yang digunakan dalam 13 penelitian ini terdiri dari variabel dependen yaitu cost of equity capital, dan variabel independen yaitu pengungkapan sukarela dan manajemen laba. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.1 Tabel 4.1 Descriptive Statistics Mean Std. Deviation N Cost of equity capital ,0452166 ,54167297 33 Luas Pengungkapan ,6703398 ,05011326 33 ,0383860 ,15494924 33 sukarela Manajemen Laba Ukuran Perusahaan 1.5454545 .50564990 33 Statistik Deskriptif Berdasarkan Tabel 4.1 statistik deskriptif dapat dijelaskan bahwa, rata-rata cost of equity capital adalah 4,5% per bulan dengan standar deviasi 54,17%. Biaya modal ekuitas ini lebih tinggi dari tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) 30 hari untuk tahun 2010 sebesar 0,54%. Hal ini wajar karena investor hanya mau berinvestasi jika return yang diharapkan lebih besar dari tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Ukuran perusahaan berdasarkan Tabel 4.1 mempunyai rata-rata 1.5454545 dengan nilai standar deviasi 0.50564990 Luas pengungkapan sukarela berdasarkan Tabel 4.1 mempunyai rata-rata 0,6703398 atau 67%, Ini menunjukkan bahwa penyajian informasi perusahaan ke publik belum sepenuhnya dilakukan. 14 Manajemen laba berdasarkan Tabel 4.1 mempunyai nilai rata-rata sebesar 0,383860 artinya perusahaan-perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia melakukan manajemen laba rata-rata sebanyak 38,38% dari penjualan. 4.2 Pengaruh Ukuran Perusahaan, Pengungkapan Sukarela dan Manajemen Laba secara Bersama-sama terhadap Cost of Equity Capital Pengujian hipotesis pengaruh pengungkapan sukarela terhadap cost of equity capital dilakukan dengan menggunakan analisis regresi berganda. Hasil analisis regresi berganda pengaruh pengungkapan sukarela dan manajemen laba terhadap cost of equity capital dapat dilihat pada Tabel 4.2 Tabel 4.2 Hasil Regresi Pengaruh Pengungkapan Sukarela dan Manajemen Laba terhadap Cost of Equity Capital a Coefficients Standardized Unstandardized Coefficients Model 1 B (Constant) Std. Error Coefficients Beta .479 1.457 -.915 2.476 -.085 Manajemen Laba .972 .633 .278 Ukuran Perusahaan .092 .248 .086 Luas Pengungkapan sukarela Berdasarkan hasil regresi pada Tabel 4.2 menunjukkan nilai koefisien regresi ukuran perusahaan (1) diperoleh sebesar 0,92 nilai koefisien regresi pengungkapan sukarela (2) diperoleh sebesar -0,915 dan nilai koefisien regresi manajemen laba (β3) sebesar 0,972. Hal ini menunjukkan bahwa baik 1, 2 maupun β2 tidak sama dengan nol (1, 2 dan β3 ≠ 0). Berdasarkan rancangan pengujian hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya, syarat untuk menyatakan bahwa ukuran perusahaan, pengungkapan sukarela dan manajemen laba secara 15 bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap cost of equity capital apabila paling sedikit ada satu i (i=1,2,3) ≠ 0. Mengacu pada ketentuan tersebut, hasil penelitian ini menerima Ha atau menolak Ho. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pengungkapan sukarela dan manajemen laba secara bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap cost of equity capital. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh ukuran perusahaan, pengungkapan sukarela dan manajemen laba terhadap cost of equity capital dilakukan dengan melihat nilai koefisien determinasi (R2). Nilai koefisien determinasi (R2) ditampilkan pada Tabel 4.3 (Model Summary) Tabel 4.3 Model Summary b Model Summary Model 1 R R Square a .282 Adjusted R Std. Error of the Square Estimate .079 -.016 ,54596040 a. Predictors: (Constant), Ukuran Perusahaan, Manajemen Laba, Luas Pengungkapan sukarela b. Dependent Variable: Cost of equity capital Berdasarkan Tabel 4.3 nilai koefisien determinasi (R2) menunjukkan sebesar 0,079 atau 7,9%. Ini menunjukkan bahwa pengaruh ukuran perusahaan, pengungkapan sukarela dan manajemen laba terhadap cost of equity capital sebesar 7,9%, sedangkan sisanya sebesar 92,1% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model enelitian ini. Nilai R2 sebesar 7,9% menurut Guldford (Musnadi; 2006:166) menunjukkan pengaruh yang sangat lemah (sangat kecil) 4.2 Pengaruh ukuran perusahaan terhadap cost of equity capital Berdasarkan hasil regresi pada tabel 4.2 diperoleh nilai koefisien regresi ukuran perusahaan sebesar 0,092 ini menunjukkan β1 ≠ 0 berdasarkan rancangan pengujian hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya syarat untuk menyatakan bahwa ukuran perusahaan terhadap cost of equity capital apabila β1 ≠ 0. Mengacu pada syarat tersebut, hasil penelitian ini menerima Ha1 atau menolak H01. Dengan 16 demikian dapat dikatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap cost of equity capital. 4.2 Pengaruh Pengungkapan Sukarela terhadap Cost of Equity Capital Berdasarkan hasil regresi pada Tabel 4.2 diperoleh nilai koefisien regresi pengungkapan sukarela sebesar sebesar -0,915, ini menunjukkan bahwa β2 ≠ 0. Berdasarkan rancangan pengujian hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya, syarat untuk menyatakan bahwa pengungkapan sukarela berpengaruh terhadap cost of equity capital apabila β2 ≠ 0. Mengacu pada syarat tersebut, hasil penelitian ini menerima Ha2 atau menolak H02. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pengungkapan sukarela berpengaruh terhadap cost of equity capital. 4.3 Pengaruh manajemen laba terhadap cost of equity capital Berdasarkan hasil regresi pada Tabel 4.2 diperoleh nilai koefisien regresi manajemen laba sebesar sebesar 0,972, ini menunjukkan bahwa β3 ≠ 0. Berdasarkan rancangan pengujian hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya, syarat untuk menyatakan bahwa manajemen laba berpengaruh terhadap cost of equity capital apabila β3 ≠ 0. Mengacu pada syarat tersebut, hasil penelitian ini menerima Ha3 atau menolak H03. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa manajemen laba berpengaruh terhadap cost of equity capital. 5. Kesimpulan, Keterbatasan, dan Saran 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan penelitian sebagai berikut : 1. Ukuran Perusahaan, pengungkapan sukarela dan manajemen laba secara bersama-sama berpengaruh terhadap cost of equity capital. 2. Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap cost of equity capital ini menunjukkan semakin besar perusahaan maka akan semakin tinggi cost of equity capital 17 3. Pengungkapan sukarela berpengaruh negatif terhadap cost of equity capital. Ini berarti semakin besar pengungkapan sukarela, maka semakin kecil cost of equity capital yang tanggung perusahaan. 4. Manajemen laba berpengaruh positif terhadap cost of equity capital. Ini berarti semakin besar manajemen laba maka semakin besar cost of equity capital perusahaan dengan demikian semakin rendah return yang diperoleh oleh investor. Sebaliknyasemakin rendah manajemen laba, maka semakin rendah pula cost of equity capital perusahaan dan semakin besar pula return yang diperoleh investor. 5.2 Keterbatasan Penelitian ini tidak menguji pengaruh antara ukuran perusahaan, pengungkapan sukarela dengan manajemen laba, sehingga tidak dijelaskan dalam penelitian ini tentang hubungan keduanya. 5.3 Saran-saran Untuk penelitian selanjutnya dapat diuji hubungan antara antara variabel pengungkapan sukarela, manajemen laba, dan cost of equity capital pada perusahaan-perusahaan food ang beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Referensi Aniek Amurwani, 2006. “Pengaruh Luas Pengungkapan sukarela dan Asimetri informasi terhadap Cost of Equity Capital”, Skripsi, Jogyakarta, Universitas Islam Indonesia Botosan, C.A.,1997, “Disclosure Level and the Cost of Equity Capital”, The Accounting Review, Vol.72, No.3 : 323-349. Gulo, Yamotuho, 2000, “Analisis Efek Luas Pengungkapan Sukarela dalam Laporan Tahunan terhadap Cost of Equity Capital Perusahaan”, Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol.2, No.1: 45-62. Jennifer F. D Nanda and PER Olsson, 2008, Voluntary disclosure, Earning Quality and Cost of Capital, Jurnal of Accounting Research, Vol. 46 No. 1 March : 53-96 Jones, J.1991.”Earning Management during Import Relief Investigation”, Journal of Accounting Research 29 (auntumn):193-228 Murni, 2003, “Pengaruh Luas Ungkapan Sukarela dan Asimetri Informasi terhadap Cost of Equity Capital pada Perusahaan Publik di Indonesia”, Simposium Nasional Akuntansi VI, Surabaya Sekaran, Uma, 2007. Metodologi Penelitian untuk Bisnis, Buku Satu, Edisi Empat, Terjemahan Kwan Men Yon. Jakarta: Salemba Empat 18 Suryani, 2007. Pengaruh Profile dan Size Perusahaan terhadap Luas Pengungkapan Sukarela pada Perusahaan Food and Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Skripsi tidak dipublikasikan. Semarang: Universitas Negeri Semarang. Tarjo, 2008.”Pengaruh Konsentrasi Kepemilikan Institusional dan Leverage terhadap Manajemen Laba, Nilai Pemegang Saham dan Cost of Equity Capital”, SNA XI Pontianak. Wiwik utami, 2005.” Pengaruh Manajemen Laba terhadap Biaya Modal Ekuitas (Studi pada Perusahaan Publik Sektor Manufaktur)”, Simposium Nasional Akuntansi VIII, Solo