BAB 3 METODA PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Dan Gambaran dari Populasi (Obyek) Penelitian Jenis penelitian yang saya lakukan ini adalah jenis penelitian deskriptif yaitu penelitian yang menggambarkan obyek yang diteliti, dimana data yang berupa laporan keuangan yang dikumpulkan, dipelajari, diolah, kemudian dianalisis. Dalam penelitian ini diambil dari beberapa perusahaan food and beverages yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia. Obyek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaanperusahaan food and beverages yang terdaftar laporan keuangannya pada Bursa Efek Indinesia diantaranya:PT. Akasha Wira International Tbk, PT. Cahaya Kalbar Tbk, PT. Davomas Abadi Tbk, PT. Delta Djakarta Tbk, PT. Indofood CBP Sukses Makmur.Tbk, PT. Indofood Sukses Makmur Tbk, PT. Mayora Indah Tbk. PT. Multi Bintang Indonesia Tbk, PT. Nippon Indosari Carpindo Tbk, PT. Prasida Aneka Niaga Tbk, PT. Sekar Laut Tbk, PT. Siantar Top Tbk, PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk, PT. Ultra Jaya Milk & Trading Company Tbk. 3.2 Teknik Pengambilan Sampel Dalam penelitian ini teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel yaitu dengan teknik non probability sampling, yaitu tidak semua individu atau elemen dalam populasi mendapat peluang atau kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sampel menurut Sugiyono (2007:77). 30 31 Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang digunakan oleh peneliti jika peneliti mempunyai pertimbangan-pertimbangan tertentu didalam pengambialan sampelnya menurut Arikunto (2005:97). Berikut terdapat beberapa kriterian sampel perusahaan Food and Beverages yang dipilih adalah : Tabel 1 Proses Pemilihan Sampel Kriteria Pengambilan Sampel Jumlah 1. Perusahaan Food and Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 14 2. PerusahaanFood and Beveragesyang menerbitkan laporan keuangan dari tahun 2009-2013 14 3. Perusahaan Food and Beverages yang mengalami peningkatan laba atau keuntunganselama periode 20092013 secara berturut-turut 2 Dari proses pemilihan sampel diatas maka sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini sebanyak 2 perusahaan Food and Beverages yang telah memenuhi kriteria yang ditentukan oleh peneliti. Adapun nama perusahaan Food and Beveragesyang digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini adalah 1. PT. Delta Djakarta, Tbk 2. PT. Siantar Top, Tbk 32 3.3 Teknik Pengumpulan Data a) Jenis Data Dalam penelitian ini, jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif. Dikatakan kuantitatif karena data yang digunakan adalah data laporan keuangan pada perusahaan food and beverages yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia. b) Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder, dimana data tersebut telah dikumpulkan oleh instansi lain menurut Supranto (2003:21). Instansi tersebut adalah Bursa Efek Indonesia (BEI). c) Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data laporan keuangan pada perusahaan food and beverages yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia. 3.4 Variabel dan Definisi Operasional Variabel Operasional variabel adalah segala sesuatu yang menjadi pengamatan yang didasarkan atas sifat penelitian yang dapat didefinisikan, diamati, dan diobservasikan. 1. Rasio Keuangan Analisis rasio keuangan adalah hasil yang diperoleh dari perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang signifikan. Jenis-jenis rasio keuangan yang digunakan dalam mengukur kinerja keuangan suaru perusahaan diantaranya : 33 a. Rasio Likuiditas Rasio Likuiditas merupakan alat untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk menyeleseikan kewajiban jangka pendeknya. Rasio-rasio ini dapat dihitung melalui sumber informasi tentang modal kerja yaitu pos-pos aktiva lancar dan utang lancar. Menurut (Ikhsan, 2009:96) rasio likuiditas adalah identifikasi hubungan di antara aktiva lancar dan kewajiban lancar. Beberapa rasio likuiditas ini adalah sebagai berikut : 1) Current Ratio (Rasio Lancar) Rasio ini menunjukkan aktiva sejauh mana aktiva lancar menutupi kewajiban lancarnya. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam menutupi kewajiban jangka pendeknya. 2) Quick Ratio (Rasio Cepat) Rasio ini menunjukan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid mampu menutupi hutang lancar semakin menurbesar rasio maka akan semakin baik. Menurut Widodo (2008:76) rasio cepat menunjukkan likuiditas perusahaan seperti yang diukur dengan membandingkan aktiva lancar, kecuali persediaan kewajiban lancarnya. b. Rasio Solvabilitas Rasio Solvabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya atau kewajiban-kewajibannya apabila 34 perusahaan di likuidasi (Harahap, 2004:303). Beberapa rasio yang termasuk rasio solvabilitas : a. Debt to Equity Ratio (Rasio hutang atas modal) Rasio ini menggambarkan sejauh mana modal pemilik dapat menutupi utang-utang kepada pihak luar. Semakin kecil rasio ini semakin baik (Harahap, 2004:303). Satuan yang digunakan adalah prosentase (%). b. Debt to Assets Ratio Merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan total aktiva. Dengan kata lain, seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang berpengaruh pada pengelolaan aktiva perusahaan (Kasmir, 2008:156). Satuan yang digunakan adalah prosentase (%). c. Rasio Aktivitas Rasio ini menggambarkan aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam menjalankan operasinya baik dalam kegiatan penjualan, pembelian, dan kegiatan lainnya (Harahap, 2004:308). Rasio aktivitas meliputi : a) Fixed Assets Turn Over (perputaran aktiva tetap) Rasio yang menunjukan perputaran aktiva yang diukur dari volume penjualan. Semakin tinggi rasio ini maka semakin baik. Artinya kemampuan aktiva tetap menciptakann penjualan tertinggi. Satuan yang digunakan adalah kali (X). 35 b) Total Assets Turn Over (perputaran total aktiva) Perputaran total aktiva yang diukur dari volume penjualan, dengan kata lain seberapa jauh kemampuan semua aktiva menciptakan penjualan. Satuan yang digunakan adalah kali (X). d. Rasio Profitabilitas Rasio Profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan rasio ini megukur tingkat efektifitas manajemen suatu perusahaan menurut Kasmir (2008:196).Ada beberapa rasio yang termasuk dalam rasio profitabilitas, antar lain : a. Return On Equity (ROE) Merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perushaan dalam menghasilkan laba berdasarkan modal saham tertentu menurut Hanafi dan Halim (2007:84). Satuan yang digunakan adalah prosentase (%). b. Return on Asset Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset yang tertentu. ROA juga sering disebut juga ROI (%). c. Net Profit Margin Menunjukan kemampuan setiap rupiah penjualan menghasilkan laba bersih. Net Profit Margin adalah ukuran persentase dari setiap hasil sisa penjualan sesudah dikurangi semua biaya dan pengeluaran, termasuk bunga dan pajak menurut Ridwan S. Sundjaja, Inge Berlian (2002:121). Satuan yang digunakan adalah prosentase (%). 36 2. Economic Value Addied EVA merupakan suatu estimasi dari laba ekonomis yang sebenarnya dari bisnis untuk tahun yang bersangkutan, dan sangat jauh berbeda dari laba akuntansi. EVA juga mencerminkan laba residu yang tersisa setelah biaya dari seluruh modal termasuk modal ekuitas telah dikurangkan. 3. Biaya Modal Biaya modal erat hubungannya dengan konsep mengenai pengertian tingkat keuntungan yang diisyaratkan (required rate of return). Tingkat keuntungan yang diisyaratkan sebenarnya dapat dilihat dari dua pihak yaitu, dari sisi investor dan perushaan. Dari sisi investor tinggi rendahnya required rate of return merupakan tingkat keuntungan yang mencerminkan tingkat resiko dari aktiva yang dimiliki. Sedangkan bagi perusahaan yang menggunakan dana, besarnya required rate of return merupakan biaya modal yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan modal tersebut. Biaya modal merupakan biaya peluang dari penggunaan dana untuk diinvestasikan dalam proyek baru, hal ini dikarenakan biaya modal merupakan tingkat pengembalian yang diisyaratkan dari semua sumber keuangan jika perusahaan dapat menghasilkan tingkat pengembalian yang lebih tinggi dari pada biaya modal, maka pengembalian sisanya akan menyebabkan peningkatan nilai saham biasa perusahaan dan peningkatan kekayaan pemilik saham menurut Keown (2000:444). 37 a) Biaya Modal Hutang Biaya hutang menunjukkan biaya yang harus ditanggung perusahaan karena perusahaan menggunakan dana yang berasal dari pinjaman. b) Biaya Modal Saham Saham yang diperoleh deviden dalam jumlah tidak tetap setiap tahunnya tergantung besar kecilnya laba yang diperoleh, tersedianya kas dan keputusan rapat para pemegang saham perushaan tersebut. 4. Kinerja Keuangan Kinerja keuangan perusahaan adalah faktor yang menentukan kemampuan yang dapat dicapai oleh perushaan. 3.5 Teknik Analisis Data Teknik analisis dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis yang bersifat kuantitatif. Tahap-tahap dalam melakukan analisis ini adalah sebagai berikut : 1) Menggunakan analisis rasio keuangan sebagai berikut : a. Rasio Likuiditas Current Ratio = Quick Ratio = x100% x100% b. Rasio Solvabilitas Debt to Equity Ratio = Debt to Assets Ratio = x100% x100% 38 c. Rasio Aktivitas Fixed Assets Turn Over = Total Assets Turn Over = d. Rasio Profitabilitas x100% Return On Equity = Net Profit Margin = x100% Return On Assets = x100% 2) Tahap analisis data yang digunakan untuk menghitung ValueAddied (EVA) dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a) Menghitung Biaya Modal Hutang (cost of debt) Biaya Hutang = Kd (1-T) Dimana : Kd = Keterangan : Kd = Tingkat suku bunga dari hutang sebelum pajak T = Tarif pajak. b) Biaya Modal Saham (cost of equity) = +( - )β Economic 39 rangan : = Tingkat keuntungan yang diisyaratkan investor = Tingkat return bebas resiko β = Beta, pengukur risiko sistematis saham = Tingkat keuntungan pasar Adapun perhitungan dari masing-masing variabel CAPM adalah sebagai berikut: a) Rate Free (RF) Tingkat suku bunga bebas resiko merupakan rata-rata dari tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia berjangka waktu satu bulan selama satu tahun. b) Return Market (RM) Perhitungan tingkat pengembalian pasar dilakukan dengan cara menggunakan data dari indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Perbandingan ini menggunakan persamaan: Rm = Keterangan: IHSGt = Indeks Harga Saham Gabungan periode t IHSGt-t = Indeks Harga Saham Gabungan sebelum periode t c) Rumus Perhitungan ( β ) melalui pendekatan regresi adalah: β= Keterangan: n = Banyaknya periode pengamatan Rm = Return Market ( Tingkat pengembalian Pasar ) Ri = Return Individual ( Tingkat pengembalian saham individual ) 40 d) Return Individual ( Ri ) Return Individual atau pendapatan saham individu (Ri) dihitung dari harga saham akhir transaksi bulan ini (Pt) dikurangi dengan harga terakhir pada bulan sebelumnya kemudian ditambah dengan deviden kas rata-rata tiap bulan (Dt). Hasilnya dibagi dengan harga akhir transaksi bulan sebelumnya. Perhitungan (Ri) adalah menggunakan persamaan sebagai berikut : = Keterangan: Dt = Deviden saham pada periode ke t Pt = Harga saham pada periode t = Harga saham pada periode t-1 c) Biaya Rata-rata Tertimbang (WACC) WACC = Kc (E/V)+ Kd (D/V) Keterangan : WACC = Biaya modal rata-rata tertimbang Kc = Biaya modal saham biasa Kd = Biaya modal hutang E = Equity D = Hutang V = Jumlah modal saham dan modal hutang 41 d) Menghitung EVA EVA = NOPAT – Biaya Modal Dengan ketentuan : 1. Apabila EVA > 0, berarti nilai EVA positif yang menunjukan telah terjadi proses nilai tambah ekonomis pada perushaan. 2. Apabila EVA = 0 menunjukan posis “impas” karena digunakan untuk membayar kewajiban pada penyandang dana. 3. Apabila EVA < 0 yang berarti EVA negatif menunjukan tidak terjadi nilai tambah ekonomis karena laba yang dihasilkan tidak memenuhi harapan para penyandang dana. 3) Menilai kinerja keuangan dengan menggunakan analisa ratio untuk dapatmenentukan tingkat likuiditas, solvabilitas, keefektifan operasi serta derajat keuntungan suatu perusahaan (prifitabilitas). Untuk dapat menentukan/mengukur hal-hal tersebut diperlukan alat pembanding dan ratio dalam industri sebagai keseluruhan yang sejenis dimana perusahaan dapat digunakan sebagai alat pembanding dari angka ratio suatu perusahaan, angka ratio dari industri sebagai keseluruhan ini disebut standard ratio/ratio rata-rata menurut Munawir (2002-65). Untuk menghitung ratio rata-rata industri seorang analis mempunyai cara sebagai berikut : Jumlah masing- masing rasio dari semuaperusahaan Rata-Rata Industri per tahun = Jumlah sempel perusahaan