1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Karya sastra diciptakan oleh sastrawan untuk dinikmati dan dipahami serta
dimanfaatkan oleh masyarakat pembaca. Karya sastra memberikan kesenangan
dan pemahaman bagi pembaca. Karya sastra hadir kepada pembaca memberikan
hiburan yang menyenangkan. Membaca sebuah karya sastra berarti menikmati
cerita, menghibur diri untuk memperoleh kepuasan batin, dan sekaligus memperoleh pengalaman kehidupan. Dari pengalaman kehidupan yang dihadirkan,
pembaca dapat belajar, merasakan, dan menghayati berbagai permasalahan
kehidupan yang ditawarkan pengarang (Nurgiyantoro, 2013, hlm. 4). Karya sastra
juga menampilkan cerita yang menarik, mengajak pembaca untuk memanjakan
fantasi, membawa pembaca ke suatu alur kehidupan yang penuh daya tarik,
menarik hati pembaca untuk ingin tahu, dan merasa terikat emosinya sehingga
ikut larut dalam cerita.
Karya sastra lahir disebabkan dorongan dasar manusia untuk mengungkapkan dirinya, menaruh minat terhadap masalah manusia dan kemanusiaan, dan
menaruh minat terhadap dunia realitas yang berlangsung sepanjang hari sepanjang
zaman. Karya sastra yang telah dilahirkan oleh para sastrawan diharapkan dapat
memberi kepuasan estetik dan kepuasan intelek bagi pembaca (Semi, 2012, hlm.
1). Seorang pembaca sastra, kegiatan bacanya dapat dilatarbelakangi tujuan
berbagai macam nilai kehidupan. Aminuddin (2014, hlm. 62) memberikan
manfaat dari kegiatan membaca sastra, yaitu memberikan informasi yang
berhubungan dengan pemerolehan nilai-nilai kehidupan dan memperkaya
pandangan atau wawasan kehidupan sebagai salah satu unsur yang berhubungan
dengan pemberian arti maupun peningkatan nilai kehidupan manusia itu sendiri.
Nilai-nilai kehidupan yang seharusnya terus meningkat dan dijunjung
tinggi dalam kehidupan, kini malah semakin terkikis. Kondisi moral masyarakat
sekarang yang sangat memprihatinkan. Berita mengenai kenakalan remaja,
rendahnya nilai moral dan etika banyak dijumpai di media cetak maupun
Heri Kuswanto, 2016
KAJIAN STRUKTUR, NILAI MORAL, DAN REPRESENTASI BUDAYA JAMBI PADA KUMPULAN CERPEN
NEGERI CINTA BATANGHARI SERTA PEMANFAATAN CERPEN SEBAGAI MODUL SISWA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1
2
elektronik. Selain itu, banyak juga remaja yang kurang mengenal budaya
daerahnya sendiri, apalagi budaya bangsa ini. Untuk mengatasi masalah tersebut,
langkah nyata yang dapat dilakukan melalui jalur pendidikan, menata siswa untuk
menginternalisasi nilai kehidupan, salah satunya yakni dengan mengoptimalkan
pembelajaran sastra. Setiap karya sastra dapat mengungkapkan nilai-nilai luhur
yang bermanfaat bagi penikmatnya. Karya sastra dapat memberikan pengetahuan
dan pendidikan. Pengetahuan yang diperoleh dari sastra adalah pengetahuan
tentang kehidupan kebudayaan sendiri. Pengajaran sastra dapat membekali setiap
siswa wawasan komprehensif tentang kebudayaan-nya sendiri. Hal demikian
dapat menanamkan dan membina rasa kebanggaan, kepercayaan diri, dan suatu
sense of belonging (Oemarjati, 2012, hlm. 7). Melalui karya sastra, pengarang
memberikan pengalaman bagi pembaca pandangan yang berhubungan dengan
agama, sosial, dan beraneka ragam problematika hidup yang juga mengandung
nilai, termasuk di dalamnya nilai pendidikan. Secara etimologis (Ratna, 2005,
hlm. 447) menyatakan sastra juga berarti alat untuk mendidik, bila dikaitkan
dengan pesan dan muatannya, hampir secara keseluruhan karya sastra merupakan
sarana-sarana etika. Pengajaran sastra memiliki peran bagi pemupukan kecerdasan
siswa dalam semua aspek, termasuk moral. Melalui apresiasi sastra, kecerdasan
intelektual, emosional, dan spiritual siswa dapat dilatih dan dikembangkan. Siswa
tidak hanya terlatih untuk membaca saja, tetapi harus mampu mencari makna dan
nilai-nilai dalam sebuah karya sastra (Noor, 2011, hlm. 46). Jadi antara
pendidikan dan karya sastra adalah dua hal yang saling berkaitan. Nilai
pendidikan yang dimaksud dapat mencakup nilai pendidikan moral dan budaya.
Dengan memaknai dan memahami nilai-nilai pendidikan yang terdapat di dalam
sebuah karya sastra, diharapkan akan mengubah pribadi seseorang (pembaca)
menjadi lebih baik dan berkualitas apabila orang tersebut dapat mengambil
hikmahnya.
Salah satu karya sastra yang bercerita tentang kehidupan masyarakat dan
mengandung nilai pendidikan adalah cerpen. Cerpen merupakan karya rekaan
yang menawarkan nilai-nilai kehidupan yang dirangkai dalam bentuk cerita
kehidupan dengan menampilkan tokoh-tokoh cerita sebagai pelaku kehidupan
Heri Kuswanto, 2016
KAJIAN STRUKTUR, NILAI MORAL, DAN REPRESENTASI BUDAYA JAMBI PADA KUMPULAN CERPEN
NEGERI CINTA BATANGHARI SERTA PEMANFAATAN CERPEN SEBAGAI MODUL SISWA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3
yang menjadi representasi dari budaya masyarakat. Tokoh-tokoh cerita memiliki
sifat, sikap, dan watak. Kita dapat belajar dan memahami tentang berbagai aspek
kehidupan melalui pemeranan oleh tokoh, termasuk berbagai motivasi yang
dilatari oleh keadaan sosial budaya tokoh tersebut.
Genre cerpen merupakan genre karya sastra yang sangat subur dalam
pertumbuhan dan perkembangan sastra Indonesia. Banyak kumpulan cerpen
diterbitkan, baik kumpulan perorangan maupun bersama. Cerpen termasuk bacaan
yang sangat digemari, sebab cerita yang terdapat dalam cerpen cenderung lebih
pendek dan mudah dipahami (Rampan, 2013, hlm. 2).
Untuk dapat menginternalisasi nilai pendidikan yang terdapat di dalam
cerpen dapat dilakukan dengan memilih bahan ajar (Nurhayati, 2013). Dalam
memilih bahan ajar, (Rahmanto, 1993, hlm. 27) memberikan beberapa kriteria
yang layak dipertimbangkan dalam memilih bahan ajar sastra, yaitu latar belakang
budaya siswa, aspek psikologis, dan aspek kebahasaan. Dalam memilih bahan ajar
sastra, harus diperhatikan latar belakang budaya siswa yang mengacu pada ciri
khas masyarakat tertentu dengan segala variasinya. Mudah dipahami bahwa pada
umumnya siswa akan lebih tertarik pada karya sastra dengan latar belakang yang
akrab dengan kehidupannya. Secara psikologi, setiap individu mengalami tahaptahap perkembangan. Oleh karena itu tahap-tahap perkembangan psikologi anak
harus dipertimbangkan dalam pemilihan bahan ajar. Berikutnya, dari aspek
kebahasaan, bahwa karya sastra yang akan dipilih sebagai bahan ajar memiliki
ciri-ciri kebahasaan yang khas, baik dari kosakata, struktur kata dan kalimat,
idiom, metafora, majas, dan citraan sehingga siswa diharapkan dapat memahami
bahasa dengan segala fenomena yang dipakai dalam karya sastra. Dalam hal ini,
cerpen dapat dijadikan sebagai bahan ajar. Guru dapat memberikan contoh cerpen
yang memperhatikan ketiga aspek tersebut dan tentunya sarat dengan muatan
pendidikan. Mengingat banyak cerpen yang tidak layak untuk dibaca oleh anakanak, pemberian saran dalam pelaksanaan pembelajaran sangat penting diberikan
untuk dijadikan sebagai pedoman oleh guru agar tidak salah dalam memilih
cerpen yang akan dijadikan sebagai bahan ajar. Terlebih cerpen yang ada belum
memuat nilai budaya yang kental dengan kehidupan siswa.
Heri Kuswanto, 2016
KAJIAN STRUKTUR, NILAI MORAL, DAN REPRESENTASI BUDAYA JAMBI PADA KUMPULAN CERPEN
NEGERI CINTA BATANGHARI SERTA PEMANFAATAN CERPEN SEBAGAI MODUL SISWA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4
Salah satu kumpulan cerpen yang dapat dijadikan sebagai bahan ajar
termuat dalam kumpulan Negeri Cinta Batanghari. Negeri Cinta Batanghari
merupakan kumpulan cerpen penulis Jambi. Kumpulan cerpen ini berisi dua puluh
lima cerita. Cerita yang terdapat di dalamnya memuat kehidupan sosial, budaya,
dan karakter tokoh dengan latar belakang Jambi. Cerpen-cerpen yang terdapat di
dalam kumpulan tersebut banyak mengandung informasi, kearifan lokal Jambi
dengan cerita yang beragam. Latar yang dipakai para penulis tentang Jambi,
namun masalah yang digarap sangatlah beragam, mulai tentang sosial dan kritik
sosial, Orang Rimba (Suku Anak Dalam), budaya masyarakat di seberang kota,
cinta alam, kemiskinan, dan juga pendidikan. Beberapa pakar memberikan
apresiasi lebih terhadap kumpulan cerpen tersebut. “Mereka adalah potensi yang
ter(di)sembunyikan oleh hegemoni kebudayaan lokal. Teruslah melangkah. Masa
depan kebudayaan (sastra) Jambi ada ada mereka” (Nurul Fahmy, Redaktur
Budaya Koran Jambi Independent). “Negeri Cinta Batanghari menunjukkan
bahwa Jambi kaya akan tema eksotik. Dari pengarang-pengarang dalam buku ini,
bukan sekedar berbakat, tapi juga berani mengekspresikan kegelisahan dengan
menjadikan tradisionalitas sebagai unsur pembangun karya” (Benny Arnas,
Cerpenis, Peraih Krakatau Award 2009 dan 2010). “Dari cerita sejarah dan
budaya Jambi, murid-murid bisa mengambil pelajaran untuk menjadi cerdas”
(Jumisar, S.H, M.E, Kadiknas Kota Jambi). Dengan hal ini, diharapkan cerpencerpen yang termuat dalam kumpulan Negeri Cinta Batanghari dapat
dimanfaatkan sebagai bahan ajar. Cerpen-cerpennya mewakili ketiga aspek dalam
pemilihan bahan ajar yaitu latar belakang budaya siswa, aspek psikologis, dan
aspek kebahasaan.
Beberapa penelitian terdahulu dengan kajian terhadap cerpen dan
pemanfaatannya sebagai bahan ajar telah banyak dilakukan. Ruskanda (2014)
melalui penelitiannya menyimpulkan bahwa cerita anak karya anak-anak pada
surat kabar Pikiran Rakyat memiliki unsur pembangun karya sastra dengan tema
yang dominan tentang kesetiakawanan sosial dan ksatria, beralur maju (progresif),
tokoh yang ada adalah tokoh anak-anak atau dekat dengan kehidupan anak, ratarata menggunakan tiga tokoh yang digambarkan secara dramatik dengan sudut
Heri Kuswanto, 2016
KAJIAN STRUKTUR, NILAI MORAL, DAN REPRESENTASI BUDAYA JAMBI PADA KUMPULAN CERPEN
NEGERI CINTA BATANGHARI SERTA PEMANFAATAN CERPEN SEBAGAI MODUL SISWA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5
pandang “diaan”, latar yang digunakan di sekitar tempat-tempat yang dalam
keseharian dijadikan untuk berbagai aktivitas, dan amanat berupa nilai keimanan,
norma kehidupan, dan sikap (perilaku). Desain bahan ajarnya berbentuk modul
kesusastraan dan layak digunakan bagi siswa SMP kelas IX dengan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Begitu juga Wijayati (2014, hlm. 10) melalui
penelitiannya mengembangkan bahan ajar teks cerpen dengan memanfaatkan lima
belas naskah terbaik Lomba Menulis Cerita Remaja (LMCR) tahun 2011 dan
2012 yang diterbitkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat
Jenderal Pendidikan Dasar. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa materi dan
penyajian bahan ajar sudah cukup baik, relevan dengan daya tingkat intelektual
dan emosi siswa, serta mudah dipahami karena bahasa yang digunakan sederhana
dan disesuaikan dengan tingkat pengetahuan siswa. Beberapa penelitian tersebut
menunjukkan bahwa cerpen dapat memenuhi kebutuhan bahan ajar bagi guru dan
siswa. Kemudian penelitian-penelitian tersebut dapat menjadi acuan bagi peneliti
untuk
melakukan
penelitian
serupa
dengan
kajian
berbeda
dalam
menginternalisasi struktur, nilai moral, dan representasi budaya Jambi pada
cerpen-cerpen dalam kumpulan cerpen Negeri Cinta Batanghari.
Berdasarkan uraian di atas, penelitian terhadap struktur, nilai moral, dan
nilai budaya pada cerpen-cerpen yang termuat dalam kumpulan Negeri Cinta
Batanghari dapat dilakukan. Penelitian ini juga akan membantu guru
menyediakan bahan ajar pembelajaran bahasa Indonesia SMP, khususnya di
Jambi
dan
diharapkan
diperoleh
hasil
yang
membawa
manfaat
bagi
perkembangan penelitian sastra khususnya cerpen yang menginternalisasi nilai
moral dan budaya kepada siswa.
B. Rumusan Masalah Penelitian
Adapun yang menjadi rumusan masalah di dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut.
1.
Bagaimana struktur cerpen yang terdapat pada kumpulan cerpen Negeri Cinta
Batanghari?
Heri Kuswanto, 2016
KAJIAN STRUKTUR, NILAI MORAL, DAN REPRESENTASI BUDAYA JAMBI PADA KUMPULAN CERPEN
NEGERI CINTA BATANGHARI SERTA PEMANFAATAN CERPEN SEBAGAI MODUL SISWA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6
2.
Bagaimana nilai moral dan representasi budaya Jambi yang terdapat pada
kumpulan cerpen Negeri Cinta Batanghari?
3.
Bagaimana pemanfaatan cerpen yang terdapat pada kumpulan cerpen Negeri
Cinta Batanghari sebagai modul siswa SMP?
C. Tujuan Penelitian
Berkaitan dengan rumusan masalah di atas, penelitian ini memiliki tujuan
sebagai berikut.
1.
Mendeskripsikan struktur cerpen yang terdapat pada kumpulan cerpen Negeri
Cinta Batanghari.
2.
Mendeskripsikan nilai moral dan representasi budaya Jambi yang terdapat
pada kumpulan cerpen Negeri Cinta Batanghari.
3.
Menyajikan pemanfaatan cerpen yang terdapat pada kumpulan cerpen Negeri
Cinta Batanghari sebagai modul siswa SMP.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoretis
maupun praktis. Manfaat secara teoretis adalah sebagai berikut.
1.
Memberikan pengetahuan terhadap struktur cerpen yang terdapat pada
kumpulan cerpen Negeri Cinta Batanghari. Dengan mengetahui struktur
cerpen, akan mudah untuk memahami makna cerita yang terdapat di dalam
cerpen secara utuh.
2.
Memberikan pengetahuan terhadap nilai moral dan gambaran budaya Jambi
yang terdapat pada kumpulan cerpen Negeri Cinta Batanghari. Pengetahuan
nilai moral akan berguna bagi guru dan siswa untuk mendapatkan konsep
mengenai baik dan buruknya perilaku dan tindakan tokoh di dalam cerpen
sehingga nantinya dapat menjadi bahan pembelajaran bagi siswa. Sedangkan
pengetahuan budaya Jambi akan dapat menanamkan sikap kecintaan siswa
terhadap daerah Jambi dan sebagai sarana mengajak siswa untuk melestarikan
kebudyaan daerahnya.
Heri Kuswanto, 2016
KAJIAN STRUKTUR, NILAI MORAL, DAN REPRESENTASI BUDAYA JAMBI PADA KUMPULAN CERPEN
NEGERI CINTA BATANGHARI SERTA PEMANFAATAN CERPEN SEBAGAI MODUL SISWA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
7
3.
Memberikan masukan pemikiran dalam upaya peningkatan pembelajaran
cerpen yang memiliki nilai moral dan merepresentasikan budaya Jambi.
Dengan begitu, akan memberikan dorongan semangat kepada siswa untuk
belajar memahami cerpen.
Adapun manfaat praktisnya adalah bahwa hasil penelitian ini diharapkan
dapat membantu guru dalam memilih bahan ajar untuk meningkatkan
pembelajaran bahasa Indonesia di SMP melalui apresiasi sastra dengan
mengimplementasikan struktur, nilai moral, dan representasi budaya Jambi yang
terdapat pada kumpulan cerpen Negeri Cinta Batanghari.
E. Struktur Organisasi Tesis
Struktur organisasi tesis ini terdiri dari beberapa bab. Bab-bab yang tersaji
saling berkaitan. Bab pertama terdiri atas lima sub bab, yaitu latar belakang
penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur
organisasi tesis ini. Pada bagian latar belakang masalah dipaparkan konteks
penelitian yang dilakukan, serta berisi latar belakang masalah mengenai topik
penelitian terhadap struktur, nilai moral, dan representasi budaya Jambi cerpencerpen yang terdapat pada kumpulan cerpen Negeri Cinta Batanghari. Kandungan
nilai moral dan budaya daerah yang kental nantinya dimanfaatkan sebagai bahan
ajar dalam pembelajaran sastra di SMP. Pada bagian rumusan masalah memuat
spesifikasi perumusan permasalahan yang akan diteliti yang ditulis dalam bentuk
pertanyaan penelitian. Pada bagian tujuan penelitian berisi tujuan sesungguhnya
dari perumusan masalah yang disampaikan sebelumnya. Pada bagian manfaat
penelitian, peneliti memberikan gambaran nilai lebih dari penelitian ini ke dalam
dua bagian, yaitu manfaat secara teoretis dan praktis. Terakhir di bab I, bagian
struktur organisasi tesis yang berisi sistematika penulisan tesis ini.
Bab kedua merupakan kajian teoretis yang berisi teori pendukung dalam
penelitian ini. Melalui kajian teoretis ini ditunjukkan kedudukan masalah penilitan
dalam bidang ilmu yang diteliti. Bagian kajian teoritis terdiri atas teori-teori
cerpen dan struktur cerpen, pendekatan struktural dan sosiologi sastra, dan bahan
ajar sastra di SMP. Bab ketiga memaparkan tentang metodologi penelitian yang
Heri Kuswanto, 2016
KAJIAN STRUKTUR, NILAI MORAL, DAN REPRESENTASI BUDAYA JAMBI PADA KUMPULAN CERPEN
NEGERI CINTA BATANGHARI SERTA PEMANFAATAN CERPEN SEBAGAI MODUL SISWA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
8
berisi desain penelitian, sumber data penelitian, pengumpulan data, analisis data,
dan isu etik penelitian. Bab keempat memaparkan hasil temuan penelitian dan
pembahasan hasil temuan penelitian. Temuan hasil penelitian berupa deskripsi
struktur, nilai moral, dan representasi budaya Jambi cerpen-cerpen yang terdapat
dalam kumpulan cerpen Negeri Cinta Batanghari. Kemudian pembahasan temuan
penelitian untuk menjawab pertanyaan penelitian tentang struktur, nilai moral, dan
representasi budaya Jambi cerpen-cerpen yang terdapat dalam kumpulan cerpen
Negeri Cinta Batanghari. Bab kelima memaparkan pemanfaatan cerpen-cerpen
yang terdapat dalam kumpulan cerpen Negeri Cinta Batanghari sebagai bahan
ajar sastra di SMP. Pemanfaatan cerpen sebagai bahan ajar dibuat dalam bentuk
modul pembelajaran.
Bab keenam memaparkan simpulan penelitian dan saran atau rekomendasi
peneliti kepada pihak yang terkait dengan penelitian ini. Dalam tesis ini juga
memuat daftar rujukan yang berisi literatur-literatur yang tercantum dalam laporan
penelitian ini. Daftar rujukan disusun berdasarkan sistem America Psychological
Association (APA). Beberapa lampiran yang berisi dokumen yang digunakan
dalam penelitian juga disajikan secara berurutan.
Heri Kuswanto, 2016
KAJIAN STRUKTUR, NILAI MORAL, DAN REPRESENTASI BUDAYA JAMBI PADA KUMPULAN CERPEN
NEGERI CINTA BATANGHARI SERTA PEMANFAATAN CERPEN SEBAGAI MODUL SISWA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
9
Heri Kuswanto, 2016
KAJIAN STRUKTUR, NILAI MORAL, DAN REPRESENTASI BUDAYA JAMBI PADA KUMPULAN CERPEN NEGERI CINTA
BATANGHARI SERTA PEMANFAATAN CERPEN SEBAGAI MODUL SISWA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Download