Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27Juli 2013 Full Paper ASPEK PERENCANAAN PERUMAHANAN HIJAU MENURUT PREFERENSI KONSUMEN PADA PERUMAHAN MENENGAH BAWAH SURABAYA BARAT Lily Lucia Guntoro1,*), Purwanita Setijanti2), dan Muhammad Faqih3) 1) Program Magister, Bidang Keahlian Perencanaan Real Estate, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya *e-mail: [email protected] 2) Jurusan Arsitektur, Institut Teknologi Sepuluh Nopember 3) Jurusan Arsitektur, Institut Teknologi Sepuluh Nopember ABSTRAK Pembangunan selama ini hanya berorientasi pada manfaat ekonomi tanpa mempertimbangkan pelestarian lingkungan menjadi penyebab global warming. Di dunia internasional pembangunan yang berwawasan lingkungan dikenal dengan istilah green atau hijau. Di bidang Real Estate masih banyak pengembang yang belum menerapkan konsep green development, disebabkan faktor ekonomi yang menjadi constraint untuk penerapannya. Penelitian ini mendeskripsikan konsep green development pada perumahan kelas menengah bawah sesuai dengan preferensi konsumen dengan menggunakan analisa gap dan uji paired sample test. Sampel penelitian diambil dari konsumen perumahan yang menerapkan dan tidak menerapkan green development kelas menengah bawah di Surabaya Barat. Hasil analisa untuk mengetahui kecenderungan harapan preferensi konsumen terhadap perumahan dengan konsep green development. Kecenderungan harapan konsumen terhadap perumahan berkonsep green development cukup tinggi. Hal ini menunjukkan adanya demand akan perumahan menengah bawah dengan konsep green development dan adanya kesadaran konsumen terhadap dampak dari global warming, sehingga dapat lebih meyakinkan pengembang untuk menerapkan konsep green development sesuai dengan preferensi konsumen. Banyak manfaat yang didapat pengembang dengan menerapkan konsep green development yakni meningkatnya nilai kawasan dan harga jual rumah, merupakan comparative market driven bagi potensial buyer dan captive market perumahan tersebut. Kata kunci: green development, preferensi konsumen. PENDAHULUAN Sejak tahun 1970 an krisis energi yang mulai melanda dunia, hingga berbagai bencana yang melanda berbagai belahan dunia sejak awal tahun 2000an menambah keyakinan para ahli lingkungan bahwa global warming atau pemanasan global memang sedang berlangsung. Salah satu penyebabnya adalah dampak negatif rancang bangun gedung-gedung dan perumahan yang hanya memikirkan sisi ekonomis dan estetika tanpa memikirkan pelestarian alam dan lingkungannya (Karyono, 2010: ix). Perserikatan Bangsa Bangsa telah merespon hal ini dengan diadakannya konferensi Rio dan Rio+20 yang mencanangkan gerakan untuk melestarikan lingkungan yang berkelanjutan di segala bidang. ISBN : 978-602-97491-7-5 1 Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27Juli 2013 Full Paper Di bidang real estate, konsep Green Development dikembangkan sebagai salah satu jawaban untuk mengatasi dampak dari global warming dalam pengembangan dan pembangunan real estate. Dampak dari global warming menimpa seluruh penghuni bumi baik yang berpenghasilan tinggi maupun rendah, sehingga menimbulkan ketidaknyamanan dalam beraktifitas. Hal ini tentunya menimbulkan skala preferensi konsumen perumahan untuk kelas menengah bawah dalam memutuskan untuk membeli dan atau menempati suatu kawasan perumahan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan harapan konsumen dan aspek-aspek perencanaan perumahan hijau yang sesuai dengan preferensi konsumen tersebut. Hasil penelitian ini dapat lebih meyakinkan pengembang untuk menerapkan kawasan dengan konsep green development. Pembangunan berwawasan lingkungan merupakan gabungan dari 3 bidang, yakni: lingkungan, ekonomi dan sosial yang dikenal dengan Model Tiga Pilar. (Reed, 2009: 16 ; RICS 2007: 6 dalam Schumann 2010: 5) - Green Development (Wilson, dkk, 1998); - Perencanaan dan desain perumahan hijau (Friedman, 2007); - Greenship Home. Preferensi Konsumen Gambar 1. Tiga pilar model Sustainable Development (Royal Institution of Chartered Surveyor, 2007: 10 dalam Schumann, 2010: 4) Dari Gambar 1, kajian green development, perencanaan dan desain perumahan hijau, greenship home termasuk dalam bidang environmental performance, dan preferensi termasuk dalam bidang social inclusion, seperti rasa aman, nyaman, keindahan, kesehatan, kepuasan akan lingkungan hidup dan sosial. Salah satu pengertian Green Development yang dikemukakan oleh Wilson, dkk, 1998: 6,9) adalah: Green development is a land use planning concept that includes consideration of communitywide or regional environmental implications of development, as well as site-specific green building concepts. This includes city planning, environmental planning, architecture, landscape architecture and community building. (Wilson, dkk, 1998: 9) Referred to as green development, it integrates social and environmental goals with financial considerations in projects of every scale and type. (Wilson, dkk, 1998: 6) Perencanaan yang terkait dalam Green Development adalah pada perencanaan yang terkait dengan kota, arsitektur, lansekap, komunitas dari bangunan. (Wilson dkk, 1998: 9) Perumahan merupakan obyek dari penelitian ini, maka perencanaan dan desain perumahan yang memenuhi standar sebagai Perumahan Hijau perlu diketahui. Faktor-faktor berikutnya dalam perencanaan sebuah perumahan yang berkelanjutan adalah: (Friedman, 2007: 48-50) - Infill, Grayfield and Greenfield Secara umum terdapat tiga tipe lokasi yang dipertimbangkan, yaitu Infill, Grayfield dan Greenfield: Infill adalah letak lahan dalam sebuah lokasi yang telah dikembangkan. Greyfield adalah letak lahan dekat dengan pusat perbelanjaan atau gedung lainnya yang dibangun. Greenfield adalah letak lahan pada tanah sawah atau kebun yang ISBN : 978-602-97491-7-5 2 Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27Juli 2013 Full Paper membutuhkan pembangunan jalan baru, sarana dan prasarana lainnya. Pemilihan lokasi sebaiknya pada area Infill atau Greyfield, area Greenfield tidak disarankan. - Relying on Existing Amenities; Fasilitas sarana adalah sistem pelayanan dan pendukung akan kebutuhan dasar dari pemilik rumah. Yang termasuk dalam fasilitas sarana tersebut adalah taman bermain anak, sekolah, klinik kesehatan atau puskesmas (di Indonesia), pasar, pertokoan dan pelayanan lain seperti apotik, bank, kantor polisi, dan lainnya. - Using Local Resources; Penggunaan material dan tenaga kerja lokal patut dipertimbangkan dalam pemilihan lahan. - Zoning Ordinances; Pengembang harus mempertimbangkan zoning dari lahan, yakni peraturan zoning dari pemerintah. - Regarding Transportation; Transit dari kendaraan umum merupakan opsi untuk mengurangi penggunaan kendaraan pribadi. - Sun and Wind; Letak bangunan terhadap matahari harus dipertimbangkan untuk mengurangi konsumsi energi dan meningkatkan penggunaan pencahayaan alami. Letak bangunan yang sesuai dengan kondisi iklim di Indonesia adalah Utara-Selatan untuk mengurangi panas matahari Barat dan cahayanya dapat masuk tanpa terkena panas langsung dari matahari. - Preserving Flora and Fauna; Perencana sebaiknya mempertimbangkan tumbuhan dan kondisi lahan dengan memanfaatkan apa yang telah ada di lahan yang akan dibangun tersebut. - Preserving the Topography; Topografi setempat sebaiknya dipertahankan, karena perubahan terhadap topografi akan menimbulkan kerusakan dan mengubah ekosistem lokal yang tidak dapat diperbaiki selamanya. (Freidman, 2007: 60) - Laying Roads and Paths; Jalan dapat digunakan sebagai sarana interaksi sosial dan jaringan yang menghubungkan bangunan-bangunan dan komunitas yang lebih besar. - Natural Open Spaces; Ruang terbuka untuk publik digunakan untuk rekreasi, interaksi sosial dan aktifitas fisik. - Planning Lots and Siting Homes; Pengembangan dengan sistem cluster lebih dipilih karena lebih menghemat lahan dan mengurangi area untuk jalan. - Planning for Change; Salah satu atribut dari perencanaan sustainable adalah mengakomodasi perubahan dengan desain rumah tumbuh. Beberapa tahun terakhir ini berbagai sistem penilaian green telah banyak dikembangkan dengan tujuan untuk standarisasi dalam pengukuran dan penilaian terhadap sustainability sebuah real estate. Yang digunakan di Indonesia adalah sistem penilaian dari GREENSHIP, Indonesia. Penilaian yang terkait dengan perumahan adalah GREENSHIP Home (GH). Aspek-aspek yang digunakan dalam penilaian Greenship Home Checklist Assesment tidak hanya pada bangunan rumah, namun juga meliputi lingkungan sekitar sebagai satu kesatuan, seperti keterkaitan dengan sarana dan infrastruktur yang ada di sekitarnya. Aspek-aspek dari urbanisasi baru digunakan untuk menilai seperti pengurangan penggunaan kendaraan bermotor dengan menyediakan fasilitas pedestrian way, jalur sepeda, terminal umum yang dapat ditempuh dengan berjalan kaki. Tersedianya sarana dan fasilitas umum sebagai mixed land used seperti sekolah, tempat ibadah, pertokoan untuk mengurangi mobilitas penghuni kawasan perumahan. Untuk interaksi antar penghuni kawasan disediakan ruang-ruang untuk komunitas seperti taman bermain, lapangan olah raga, balai pertemuan atau club house. Pada Tabel 1 adalah keterkaitan Indikator Perencanaan Dan Desain Perumahan Hijau (Friedman, 2007: 48-69) dengan Indikator Greenship Home. Dalam penelitian perumahan, konsep metode preferensi dan pilihan/choice banyak digunakan, tetapi kadang-kadang rancu satu sama lain. Penelitian preferensi lebih mengacu pada keinginan/ketertarikan terhadap sebuah obyek, sedangkan choice/pilihan lebih mengacu ISBN : 978-602-97491-7-5 3 Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27Juli 2013 Full Paper pada perilaku/ actual behavior. Preferensi sebagai ekspresi dari keinginan atau daya tarik terhadap sebuah obyek dapat menuntun/membimbing pada pilihan/choice, tetapi preferensi dibutuhkan untuk mengevaluasi apakah suatu obyek dipilih atau tidak. (Jansen, dkk, 2011:2) Pengembang perumahan memerlukan penelitian yang lebih mendalam mengenai preferensi konsumen terhadap produk perumahan dengan konsep green development. Dari Tabel 2. dapat dilihat kaitan antara atribut preferensi lingkungan dan hunian perumahan dengan atribut perencanaan dan desain perumahan hijau berserta dengan tolok ukurnya. Tabel 1. Atribut-atribut preferensi konsumen yang terkait dengan perencanaan desain perumahan hijau dan Greenship Home. ATRIBUT PREFERENSI LINGKUNGAN DAN HUNIAN PERUMAHAN (Jansen, 2011: 30) ATRIBUT PERENCANAAN DAN DESAIN PERUMAHAN HIJAU (Friedman, 2007: 48-69) Tumbuhan Preserving Flora and Fauna Fasilitas/ sarana hiburan di sekitar hunian Relying on Existing Amenities Aksesibilitas sarana dan Transportasi umum Infill, Grayfield and Greenfield,pemilihan lokasi perumahan yang berdekatan dengan fasilitas/ sarana umum. Regarding Transportation Pemilihan lokasi yang berdekatan dengan transit transportasi umum. Laying Roads and Path Tersedia jalur pedestrian dan sepeda. Manajemen Lingkungan Keamanan Kebersihan Tipe Hunian; Rumah Manajemen sampah PreservingFlora and Fauna Tersedia lahan untuk penghijauan di dalam kavling rumah. Desain rumah yang meminimalkan penggunaan sumber daya alam. (Friedman, 2007: 141) Desain rumah yang meminimalkan penggunaan sumber daya alam. (Friedman, 2007: 141) INDIKATOR GREENSHIP HOME Appropriate Site Development, Terdapat tanaman dan 2 pohon pelindung di berem, median jalan dan taman umum. Appropriate Site Development, Infrastruktur pendukung di sekitar hunian, minimal 5 fasum. Appropriate Site Development, Aksesibilitas Jarak dari rumah ke fasilitas umum < 1 Km. Tersedia jalur pedestrian. Tersedia jalur sepeda. Sistem Keamanan One gate system dengan desain kawasan pola cluster. Adanya manajemen lingkungan yang mengelola keamanan dan kebersihan lingkungan untuk pembangunan yang berkelanjutan. Syarat minimal Koefisien Dasar Hijau 15% Desain rumah, memanfaatkan pencahayaan alami pada siang hari. (Greenship Home Checklist Assesment, 2011) Desain rumah yang memanfaatkan penghawaan alami pada siang hari.(Greenship Home Checklist Assesment, 2011) Sumber: Jansen, dkk, 2011: 30, Friedman, 2007: 48-69, Greenship Home, 2011 Perumahan Kelas Menengah ke Bawah, menurut SKB 3 Menteri No 648-384 tahun 1992 : Rumah sederhana adalah rumah yang dibangun diatas tanah dengan luas kaveling antara 54 m2 sampai 200 m2 dan biaya pembangunan per m2 tidak melebihi dari harga ISBN : 978-602-97491-7-5 4 Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27Juli 2013 Full Paper satuan per m2 tertinggi untuk pembangunan perumahan dinas pemerintah kelas C yang berlaku. Berdasarkan kriteria tersebut di atas, maka dipilih: Perumahan NG1 dan G2 lokasi koridor Wiyung-Menganti. Perumahan NG 2 dan G2 lokasi Kecamatan Sambikerep. Tabel 2. Atribut Lingkungan dan Persyaratannya untuk Variabel Preferensi Konsumen. ATRIBUT LINGKUNGAN TUMBUHAN a. Di depan rumah b. Di median jalan 1. 2. 3. 4. 5. c. Di berem jalan d. Taman Umum FASILITAS/SARANA HIBURAN DI SEKITAR HUNIAN a. Tersedia Fasilitas b. Kolam renang c. Taman bermain anak d. Lapangan Olah Raga e. Club House f. Tempat Ibadah AKSESIBILITAS SARANA DAN TRANSPORTASI UMUM a. Jalur pedestrian b. Jalur sepeda c. Sekolah/Fasilitas Pendidikan d. Terminal Umum e. Pasar Tradisional f. Rumah Sakit g. Kantor Kelurahan/Kecamatan h. Kantor Polisi MANAJEMEN LINGKUNGAN a. Keamanan b. Keamanan pasif melalui desain pola penataan tapak. c. Kebersihan d. Kebersihan lingkungan e. Manajemen Lingkungan TIPE HUNIAN; RUMAH a. Koefisien Dasar Hijau b. Penerangan siang hari c. Penghawaan Alami d. Orientasi rumah. PERSYARATAN Ada rumput dan 2 pohon pelindung. Ada rumput dan pohon pelindung setiap 5 Meter. Ada rumput dan 2 pohon pelindung. Tersedia taman umum. Di setiap cluster. Ada/Tidak Ada/Tidak Ada/Tidak Ada/Tidak Ada/Tidak Ada/Tidak Ada/Tidak Dekat <1KM Dekat <1KM Dekat <1KM Dekat <1KM Dekat <1KM Dekat <1KM Tidak pernah terjadi pencurian. Dengan pola cluster. Sampah basah/kering dipisah. Sedikit sampah daun. Dikelola developer/penghuni >15% untuk taman. Pencahayaan alami. Cross Ventilasi. Utara-Selatan. Sumber: Jansen, dkk, 2011: 30, Friedman, 2007: 48-69, Greenship Home, 2011 METODE PENELITIAN Penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif kuantitatif dengan menggunakan analisa statistik uji validitas, uji reliabilitas. Variabel bebas dari penelitian ini adalah indikator dari Green Development, variabel terikatnya preferensi konsumen. Sampel penelitian berjumlah 300 responden dari 4 perumahan menengah bawah di Surabaya Barat. Indikator variabel untuk preferensi konsumen dapat dilihat pada Tabel 2. Kriteria Uji Validitas adalah sebagai berikut: - apabila nilai rhit > rtabel maka item dapat dinyatakan valid atau sahih. - apabila nilai rhit < rtabel maka item dapat dinyatakan tidak valid atau tidak sahih. ISBN : 978-602-97491-7-5 5 Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27Juli 2013 Full Paper Jadi indikator dari preferensi konsumen dinyatakan valid apabila nilai rhit > rtabel, nilai r hitung adalah 0,3. Untuk Uji Reliabilitas kriterianya: - apabila nilai r11 > 0,60 maka pengukuran variabel telah reliable. - apabila nilai r11 < 0.60 maka pengukuran variabel tidak reliable. Pengukuran preferensi konsumen terhadap perumahan berkonsep green development. Kuesioner Preferensi konsumen diukur dengan skala interval, yaitu skala yang membedakan kategori dengan jarak tertentu dan sama. Skala data yang dipergunakan berbentuk semantic differensial yang dikembang oleh Os Good. Skala data digunakan untuk mengukur sikap yang berbentuk satu garis kontinum yang jawabannya sangat positif terletak di bagian kanan dan jawaban sangat negatif terletak di bagian kiri atau sebaliknya. Data yang diperoleh dari skala data semantic differensial ini adalah data interval. (Sugiyono, 2003). Skala diukur dari angka 1 sampai 6. Skala 1: Tidak diharapkan sampai dengan 6 sangat diharapkan. 1 Tidak diharapkan 2 3 4 5 6 Sangat Diharapkan HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Uji Validitas pada indikator variabel Preferensi Harapan Konsumen terhadap green development menunjukkan nilai korelasi product moment pearson di tiap indikator lebih besar dari 0,3 yang berarti bahwa semua indikator variabel preferensi harapan konsumen terhadap perumahan hijau telah valid. Berdasarkan hasil pada uji reliabilitas variabel penelitian untuk indikator preferensi harapan konsumen terhadap green development diketahui bahwa nilai cronbach’s alpha semua indikator, yakni tumbuhan, fasilitas/sarana hiburan di sekitar hunian, aksesibilitas sarana dan transportasi umum, manajemen lingkungan, tipe hunian rumah, telah lebih besar dari 0,60, sehingga dapat disimpulkan bahwa item indikator pada kuesioner preferensi tersebut telah handal dan dipercaya sebagai alat ukur yang menghasilkan jawaban yang relatif konsisten. Aspek Tumbuhan Hasil preferensi konsumen terhadap atribut lingkungan yaitu tumbuhan di depan rumah, di berem jalan, di median jalan dan taman umum pada keempat perumahan cukup tinggi yaitu rata-rata 5,679. Berdasarkan hasil tersebut maka atribut ini menjadi salah satu aspek dalam perencanaan perumahan hijau, sesuai dengan aspek perencanaan perumahan hijau yaitu preserving flora and fauna menurut Friedman, 2007: 58. 6,000 5,000 4,000 3,000 2,000 1,000 0,000 5,715 5,813 5,517 5,670 NG 1 G1 NG 2 G2 Harapan Tumbuhan Aspek Ketersediaan Fasilitas Umum Hasil rata-rata dari harapan konsumen akan adanya fasilitas umum di keempat perumahan ini adalah 5,719. Yang berarti aspek tersedianya fasilitas umum sesuai dengan kriteria dari perencanaan perumahan hijau menurut Friedman. Jenis-jenis ISBN : 978-602-97491-7-5 6 Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27Juli 2013 Full Paper fasilitas yang disediakan menurut Friedman dan Greenship Home adalah ruang terbuka umum seperti lapangan olah raga, taman bermain anak, sekolah, tempat ibadah, club house dan lain-lain. 6,000 5,000 4,000 3,000 2,000 1,000 0,000 5,738 5,636 5,636 5,869 NG 1 G 1 NG 2 G 2 Harapan Fasilitas Aspek Aksesibilitas Terhadap Fasum 6,000 5,000 4,000 3,000 2,000 1,000 0,000 5,729 5,695 5,623 5,776 NG 1 G1 NG 2 G2 Harapan Aksesibilitas Harapan konsumen terhadap kedekatan jarak atau aksesibilitas fasum di sekitarnya adalah 5,714. Hal ini menjadi salah satu pertimbangan dalam pemilihan lokasi untuk perumahan yakni dengan kriteria dekat dengan infrastruktur pendukung, yaitu tersedianya pedestrian way, kedekatan dengan sekolah, terminal, pasar tradisional, rumah sakit, kantor kelurahan, kantor polisi. Harapan konsumen tersebut sesuai dengan aspek perencanaan perumahan hijau; relying on existing amenities menurut Friedman. Aspek Keamanan dan Kebersihan Hasil rata-rata kuesioner harapan konsumen terhadap keamanan dan kebersihan 5,714. Keamanan pasif dapat dilakukan dengan perencanaan kawasan dengan one gate system yang dikenal dengan sistem cluster. (Friedman, 2007) Konsumen juga lebih menginginkan pengelolaan kawasan dilakukan oleh developer. 6,000 5,000 4,000 3,000 2,000 1,000 0,000 5,736 5,610 5,700 5,809 NG 1 G1 NG 2 G2 Harapan Keamanan dan Kebersihan Aspek Hunian Rumah Hasil rata-rata dari kuesioner harapan konsumen terhadap hunian rumah yang Green adalah 5,268. Skala harapan konsumen yang tinggi pada aspek perencanaan rumah yang memanfaatkan pencahayaan dan penghawaan alami, desain rumah tumbuh dan orientasi rumah terhadap matahari Utara-Selatan. ISBN : 978-602-97491-7-5 7 Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27Juli 2013 6,000 5,000 4,000 3,000 2,000 1,000 0,000 5,427 4,672 5,475 NG 1 G1 NG 2 Harapan Rumah Full Paper 5,500 G2 Harapan konsumen akan perumahan dengan konsep green development menunjukkan angka yang signifikan dengan rata-rata di atas 5,5. Hal ini menunjukkan adanya demand akan perum berkonsep green development. Dapat disimpulkan penerapan konsep ini telah menjadi kebutuhan tidak hanya bagi perum kelas menengah atas namun juga kelas menengah bawah, karena dampak dari global warming menimpa seluruh penduduk bumi. KESIMPULAN DAN SARAN Dari preferensi diketahui adanya demand yang tinggi akan perumahan dengan konsep green development, hal ini dibuktikan dengan skala harapan rata-rata pada angka 5,5. Hal tersebut menunjukkan adanya kesadaran semakin meningkat dari para konsumen akan pengaruh negatif dari global warming, sehingga mau tidak mau konsumen lebih mengharapkan adanya perumahan dengan konsep green development. Adanya kecenderungan demand yang semakin meningkat akan perumahan hijau disatu pihak, sementara supply sangat terbatas dilain pihak , menjadikan produk perumahan dengan green development memiliki comparative market driven yang lebih tinggi dibandingkan yang non green development. Penelitian diharapkan dapat memberi wawasan kepada developer untuk dapat mewujudkan perumahan dengan konsep green development. Dengan memenuhi beberapa aspek perencanaan dan desain perumahan hijau seperti pada penelitian di atas telah dapat mememenuhi harapan konsumen. Selain aspek perencanaan perumahan hijau di atas, developer dapat menerapkan penghematan energi dengan memberikan bonus solar cell atau lampu LEED pada setiap pembelian rumah. Dengan memberikan bonus ini developer mendapatkan nilai tambah sebagai perumahan yang hijau. Pemberian bonus ini dapat dimasukkan dalam pos biaya promosi. Untuk mengetahui Cost and Benefit dan demand akan konsep green development pada perumahan menengah bawah harus dilakukan analisa riset pasar lebih mendalam yang dapat menjadi penelitian selanjutnya. DAFTAR PUSTAKA Friedman, Avi (2007), Sustainable Residential Develoment, Planning and Design for Green Neighborhoods, Mc Graw-Hill Companies, New York. Green Building Councile Indonesia (2011), Greenship Home Checklist Assessment, Indonesia.http://www.gbcindonesia.org/downloads/Greenship/greenship_home_checklist_ass essment.pdf Diunduh pada tanggal 8 Maret 2012, pk. 09.15 WIB Jansen, Sylvia J.T. and Coolen, Henny C.C.H and Goetgeluk, Roland W., (2011), The Measurement and Analysis of Housing Preference and Choice, Springer, London, New York. ISBN : 978-602-97491-7-5 8