Tugas Perilaku Organisasi (Kelompok 1)

advertisement
Kelompok 1
• Kamila Nadina
1401150341
• Muhammad Iffat Fadhil
1401154117
• Muhammad Reyhan Derian
1201120189
• Nurlatifah
1401152579
• Rizky Izdihar Tristiani
1401150327
Bab 1
Pendahuluan
Perilaku Organisasi
Pengertian
Perilaku Organisasi
• Suatu disiplin ilmu yang mempelajari bagaimana perilaku tingkat
individu, tingkat kelompok, serta dampaknya terhadap kinerja (baik
kinerja individual, kelompok, maupun organisasi)
6 kekuatan utama dalam mengelola organisasi
• Kekuatan (Power) Sumber Daya Manusia
• Globalisme (Globalisme) harus dipahami dan ditangani.
• Tenaga kerja yang beragam secara budaya (Culturally Diverse)
• Kecepatan Perubahan (Rapidity of Change)
• Kontrak Psikologis (Psychological Contract) antara pekerja dan pengusaha.
• Teknologi (Technology)
Kerangka kerja dan aplikasi dari prinsip perilaku organisasi dalam lingkungan
organisasi.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dari Interaksi, Kinerja
Organisasi dan Motivasi dalam Organsasi
• Karakteristik Individu
• Motivasi Individu
• Penghargaan
• Stress
• Perilaku Kelompok
• Perilaku dan Konflik Antarkelompok
• Kekuasaan dan Politik
Proses Organisasi
• Proses Komunikasi
Keberlangsungan organisasi bergantung pada kemampuan manajemen untuk menerima,
mengirimkan, dan menindaklanjuti informasi.
• Proses Pengambilan Keputusan
Kualitas pengambilan keputusan dalam organisasi bergantung pada pemilihan tujuan yang
tepat dan mengidentifikasian cara penyampaian.
• Proses Kepemimpinan
Pentingnya kepemimpinan efektif untuk mencapai kinerja optimal individu, kelompok dan
organisasi.
• Struktur Organisasi
Untuk bekerja secara efektif dalam organisasi, manajer harus memiliki pemahaman yang jelas mengenai
struktur organisasi.
• Perubahan Organisasi dan Proses Inovasi
Perubahan dan perkembangan organisasi menunjukkan usaha terencana untuk memperbaiki
kinerja individu, kelompok, dan organisasi secara keseluruhan.
• Efektivitas dalam Organisasi
Prinsip nilai Levi’s Strauss:
•
•
•
•
•
Perilaku
Keragaman
Pengakuan
Praktik Etis
Pemberdayaan
Teori Sistem dan Dimensi Waktu dari
Efektivitas
Dua Kesimpulan utama dari teori sistem adalah:
• Kriteria Efektivitas harus merefleksikan keseluruhan siklus input-proses-output, bukan hanya output.
• Kriteria Efektivitas harus merefleksikan hubungan antara organisasi dan lingkungan luarnya.
Oleh karena itu:
Efektivitas organisasi merupakan suatu konsep menyeluruh yang menyertakan sejumlah konsep komponen.
• Kriteria Berdasarkan Waktu
Dari kriteria efektivitas berdasarkan waktu muncullah istilah seperti kriteria
jangka pendek, jangka menengan, dan jangka panjang.
•
•
•
•
•
•
Kualitas
Produktivitas
Efisiansi
Kepuasan
Kemampuan Beradaptasi
Perkembangan
Mengelola Diri Sendiri
Hal-hal yang harus kita pahami untuk meningkatkan kualitas diri:
•
•
•
•
•
•
•
Apa kekuatan saya?
Bagaimana saya berkinerja?
Apakah saya seorang pembaca atau seorang pendengar?
Bagaimana saya belajar?
Apakah nilai (value) saya?
Dimana saya seharusnya berada?
Apa kontribusi yang seharusnya saya berikan?
Bab 2
Budaya Organisasi
Definisi Budaya Ogranisasi
Budaya organisasi adalah apa yang di persepsikan karyawan dan
cara persepsi itu menciptakan suatu pola keyakinan nilai, dan ekspektasi.
• Menurut Edgar Schein, budaya organisasi adalah:
Suatu pola dari asumsi dasar-yang di ciptakan, ditemukan, atau dikembangkan oleh kelompok
tertentu saat berlajar menghadapi masalah adaptasi eksternal dan integrasi internal-yang telah
berjalan cukup baik untuk dianggap valid.
Mempengaruhi
Perubahan Budaya
Tema yang sering kali muncul ketika membahas perubahaan:
• Budaya begitu membingungkan dan tersembunyi sehingga budaya tidak dapat didiagnosis, dikelola,
atau diubah secara cukup.
• Diperlukan teknik yang sulit, keterampilan yang langka, waktu yang cukup untuk memahami budaya,
serta usaha yang terencana dan terperinci.
• Budaya membantu orang bertahan menghadapi periode kesulitan dan berperan menghilangkan
kecemasan, dengan menyediakan kontinuitas dan stabilitas.
Sosialisasi dan Tahapnya
Sosialisasi adalah proses dimana perusahaan memperkenalkan karyawan
baru pada budaya perusahaan.
Dalam istilah budaya, terdapat perpindahan nilai, asumsi, dan sikap dari
karyawan lama ke karyawan baru.
Tahap2:
• Sosialisasi Antisipasi
• Akomodasi
• Manajemen Peran
Karakteristik dari
Sosialisasi yang Efektif
• Bimbingan
• Antara mentor dan anak didiknya
• Keanekaragaman Budaya
• Agama, Budaya, Ras, dan Etnis yg berbeda.
• Kemampuan Manajemen untuk Menangani Keanekaragaman
• Ketidakmampuan karyawan berbahasa asing
• Menyediakan pelatihan untuk pekerjaan yang membutuhkan keterampilan lebih.
Spiritualitas dan Budaya
Spiritualitas tempat kerja tidak sama dengan Agama.
Agama merupakan suatu sistem pemikiran, serangkaian keyakinan perilaku
yang telah ditentukan, dan produk dari waktu dan ruang.
Spiritualitas adalah sebuah jalur, merupakan hal yang pribadi dan personal,
memiliki elemen banyak agama, dan mengarah pada pencarian diri seseorang
• Orang dan Spiritualitas
Spiritualitas telah digambarkan sebagai suatu hal yang “lunak” atau “sensitif”. Sebutan tersebut
telah menghasilkan keengganan untuk menjelaskan, mempelajari, dan menganalisis peran dari
spiritualitas dalam organisasi.
• Hasil penelitian mengenai Spiritualitas dan Dimensi Kerja
• Karyawan yang terlibat secara spiritual dapat mencapai hasil yang lebih baik.
• Beberapa responden merasa bahwa mereka dapat bertindak sesuai keyakinan spiritual mereka di
tempat kerja.
• Karyawan ingin berbagi kehidupan mereka. Mereka ingin diakui sebagai orang yang utuh di
tempat kerja.
Tingkat Budaya
• Pemikiran berbeda tapi masalah sama
• Budaya sebagai program mental
• Relativisme budaya
• Simbol, pahlawan, ritual, dan nilai
• Lapisan Budaya
• Contoh:
• Pada tingkat nasional, menurut negara seseorang (atau lebih dari satu negara untuk
orang yang bermigrasi selama waktu kehidupan mereka).
• Suatu tingkat gender, apakah orang tersebut lahir sebagai perempuan atau laki2
• Dimensi dari Budaya Nasional
• Hubungan dengan otoritas
• Pemahaman diri sendiri, secara khusus:
• Hubungan antara individu dan masyarakat
• Konsep individu mengenai maskilinitas dan feminitas.
• Cara menghadapi konflik, termasuk mengendalikan agresi dan ekspresi
perasaan.
BAB 3 PERBEDAAN INDIVIDUAL DAN
PERILAKU KERJA
PERBEDAAN INDIVIDUAL
Setiap manusia adalah unik
 Latar belakang
 Karakteristik individual
 Kebutuhan
 Cara pandang
PERILAKU KERJA
DASAR PEMAHAMAN PERILAKU KERJA
FAKTOR DEMOGRAFIS
PERILAKU
KERJA
KETURUNAN
LINGKUNGAN
PERBEDAAN INDIVIDU DI TEMPAT
KERJA
Kepribadian
Persepsi
Kemampuan &
keterampilan
Perilaku Kerja
oProduktivitas
oKreativitas
oKInerja
Sikap
BEBERAPA KEKUATAN UTAMA YANG
MEMPENGARUHI KEPRIBADIAN
BUDAYA
KETURUNAN
KEPRIBADIAN
HUBUNGAN
KELUARGA
KELAS SOSIAL
Locus of Control
Menentukan tingkatan sampai dimana individu
meyakini bhwa perilaku mereka mempengaruhi apa
yang terjadi pada mereka.
Beberapa orang merasa yakin bahwa mereka
mengatur dirinya sendiri secara sepenuhnya-bahwa
mereka merupakan penentu dari nasib mereka
sendiri dan memiliki tanggung jawab pribadi untuk
apa yang terjadi terhadap diri mereka
Self Efficacy
Self Efficacy berhubungan
dengan keyakinan pribadi mengenai kompetensi da kemampuan
diri.
 Secara spesific, hal tersebut merujuk pada keyakinan seseorang
terhadap kemampuan untuk menyelesaikan suatu tugas secara
berhasil.
 Individu dengan tingkat efficacy yang tinggi sangat yakin dalam
kemampuan kinerja mereka.
 Konsep Self Efficacy memasukkan tiga dimensi: Besarnya, kekuatan dan
generalitas.
Kreativitas
Kreativitas merupakan ciri kepribadian yang
melibatkan kemampuan untuk meloloskan diri
dari pemikiran kaku dan menghasilkan ide yang
baru dan berguna.
Kreativitas menghasilkan inovasi dan inovasi
merupakan sumber kehidupan dari sejumlah
Perusahaan.
BAB 4 Persepsi, Atribusi dan Emosi
Persepsi
Proses dimana seorang individu memberikan arti pada lingkungan yang melibatkanpengorganisasian
dan penerjemahan ebberapa stimulus menjadi suatu pengalaman psikologis
Pengelompokan Persepsi
• Law of nearness : dengan semua hal lain yang dianggap sama, stimilus yang berdekatan satu
sama laincenderung dikelompokan bersama
• Law of similarity : Stimulus yang sama dalam hal ukuran, warna, bentuk, cenderung dikelompokkan
bersama.
• Law of closure : Kecenderungan untuk melengkapi suatu gambar hingga terbentuk keseluruhan
yang konsisten
• Law of figure and ground : Kecenderungan untuk mengelompokkan sensasi menjadi gambar utama
dan latar belakang
Masalah Persepsi
• Pemberian Stereotip
Tahap penerjemahan dalam proses persepsi
• Prasangka
Stereotip bahwa seseorang menolak untuk berubah bahkan ketika
yang menunjukan bahwa stereotip tersebut tidak benar.
dihadapkan dengan informasi
• Perhatian selektif
berkonsentrasi pada aspek spesifik dari pengalaman yang relevan dan mengabaikan pengalaman
yang tidak relevan.
• Perhatian terbagi
meliputi konsentrasi pada beberapa aktivitas secara bersamaan. Jika anda mendengarkan music atau
televisi, sembari membaca artikel ini, anda melakukan perhatian terbagi.
• Efek Halo
Dalam persepsi hal ini muncul ketika seseorang mengizinkan 1 karakteristik atau lebih untuk
membiarkan pandangan, kesan atau evaluasinya.
• Kesalahan similiar to me
Menggunakan diri sendiri sebagai patokan menilai orang lain
• Faktor Situasional
faktor ekologis, faktor rancangan dan arsitektural, faktor temporal, suasana perilaku, teknologi, faktorfaktor sosial, lingkungan psikososial serta stimuli yang mendorong dan memperteguh perilaku
Teori Atribusi
Suatu Proses dimana individu berusaha untuk menjelaskan alasan dari
suatu peristiwa.
Proses Atribusi
Peristiwa
Contoh:
Saya menerima
kenaikan upah
Analisis mengenai
apa yang
menyebabkan
peristiwa
Saya menerima
kenaikan karena
saya pekerja
seorang keras
Penannaman
kembali atau
modifikasi dari
asumsi sebelumnya
mengenai sebab
akibat
Kerja keras
membuahkan
penghargaan dalam
organisasi ini
Pilihan berkenaan
dengan perilaku di
masa mendatang
Karena saya
menghargai
penghargaan tsb,
saya akan terus
bekerja keras
Proses atribusi dapat menjadi hal yang penting dalam memahami perilaku orang lain. Perilaku orang
lain dapat diperiksa atas dasar:
• Keunikan: Tingkat dimana seseorang berperilaku serupa dalam situasi berbeda
• Konsesnsus: Tingkat dimanaorang lain menunjukkan perilaku yang sama
• Konsistensi: Tingkat dimana seseorang menunjukkan perilaku yang sama pada waktu yang
berbeda
Emosi
Suatu keadaan rangsangan dan perubahan psikologis dalam ekspresi wajah, gerak-gerik, perasaan
positif dan subjektif.
Daniel Goleman (2002 : 411) mengemukakan beberapa macam emosi yaitu :
• Amarah
• Kesedihan
• Rasa takut
• Kenikmatan
• Cinta
• Terkejut
• Jengkel
• malu
BAB 5 MOTIVASI
Tidak ada orang yang meragukan peran inti dari motivasi dalam
membentuk perilaku dan dalam mempengaruhi kinerja
pekerjaan dalam organisasi. Hal ini mencakup keterampilan,
insting, tingkat aspirasi, dan juga faktor-faktor pribadi seperti
usia, pendidikan, dan latar belakang keluarga. Dalam perspektif
manajerial, diketahui bahwa motivasi, kapasitas, dan
kesempatan untuk berkinerja itu sendiri tidak menjamin
tingkat kinerja yang tinggi.
Seperti yang bisa kita lihat
pada gambar di samping,
kebutuhan merujuk kepada
kekurangan yang dialami
seorang individu pada suatu
waktu tertentu. Kekurangan
tsb mungkin bersifat fisiologis
(misalkan kebutuhan
makanan), psikologis
(misalkan kebutuhan akan
rasa bangga terhadap diri
sendiri), atau sosiologis
(kebutuhan akan interaksi
sosial). Kebutuhan yang
berhubungan dengan
pekerjaan dapat bervariasi
dari individu satu ke individu
lain. Kekurangan kebutuhan
memicu proses pencarian cara
untuk mengurangi ketegangan
yang disebabkan oleh
kekurangan tsb.
Teori-teori isi mengenai motivasi fokus pada beberapa faktor dalam diri seseorang yang mendorong
dan menghentikan perilaku. 4 teori isi pendekatan yang penting terhadap motivasi adalah:
• Hierarki Kebutuhan Maslow
Inti teori Maslow adalah bahwa kebutuhan tersusun dalam suatu hierarki. Kebutuhan di
tingkat yang paling rendah adalah kebutuhan fisiologis, dan kebutuhan di tingkat yang
paling tinggi adalah kebutuhan aktualisasi diri. Kebutuhan- kebutuhan tsb diidentifikasi
sebagai berikut:
1. Fisiologis = Kebutuhan akan makanan, minuman, tempat tinggal, dan bebas dari rasa
sakit.
2. Keamanan dan Keselamatan = Kebutuhan untuk merasa aman dan bebas dari
ancaman.
3. Kebersamaan = Kebutuhan akan pertemanan, afiliasi, interaksi dan cinta.
4. Harga diri = Kebutuhan akan harga diri dan rasa hormat dari orang tua.
5. Aktualisasi diri = Kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan diri sendiri dengan secara
maksimum menggunakan kemampuan, dan potensi.
Kebutuhan Maslow Dalam Hubungannya dengan Pekerjaan:
Teori kebutuhan maslow tersebut menyatakan bahwa kebutuhan
individu diatur dalam suatu urutan hierarki mengenai kebutuhan sesuai
kebutuhannya, oleh sebab itu orang akan berusaha memuaskan
kebutuhan yang lebih mendasar (tingkat rendah) sebelum mengarah
pada tingkat yang lebih tinggi.
• Teori ERG Alderfer
Alderfer sepakat dengan Maslow bahwa kebutuhan individu diatur dalam suatu
hierarki. Akan tetapi, hierarki kebutuhan yang dia ajukan hanya melibatkan 3
rangkaian yaitu:
1. Eksistensi = Kebutuhan yang dipuaskan oleh faktor-faktor seperti makanan,
udara, imbalan dan kondisi kerja.
2. Hubungan = Kebutuhan yang dipuaskan oleh hubungan sosial dan interpersonal
yang berarti.
3. Pertumbuhan = Kebutuhan yang terpuaskan jika individu membuat kontribusi
yang produktif atau kreatif.
• Teori Dua-Faktor Herzberg
Herzberg mengembangkan teori isi yang dikenal sebagai Teori Motivasi Dua Faktor,
faktor tersebut disebut dissatisfier-satisfier, motivator higiene, atau fakotr ekstrinsikinstrinsik, bergantung pada pembahasan teori. Faktor-faktor tersebut adalah:
1. Gaji
2. Keamanan Pekerjaan
3. Kondisi Kerja
4. Status
5. Prosedur Perusahaan
6. Kualitas Pengawasan Teknis
7. Kualitas Hubungan Interpersonal antar Rekan Kerja
• Teori Kebutuhan McClelland
McClelland mengajukan teori motivasi yang secara dekat berhubungan
dengan konsep pembelajaran, dia yakin sebagian besar kebutuhan berasal
dari budaya. 3 dari kebutuhan yang dipelajari ini adalah kebutuhan akan
pencapaian, kebutuhan akan afiliasi, dan kebutuhan akan kekuasaan.
Berdasarkan penilitian, Mcclelland mengembangkan faktor deskriptif yang
menggambarkan seseorang dengan kebutuhan yang tinggi akan
pencapaian. Hal tersebut adalah:
1. Suka menerima tanggung jawab untuk memecahkan masalah.
2. Cenderung menetapkan tujuan pencapaian yang moderat dan
cenderung mengambil resiko yang telah diperhitungkan.
3. Menginginkan umpan-balik atas kinerja.
Berikut ini adalah
tabel perbandingan
dari teori
pendekatan isi
Maslow, Dua-Faktor
Herzberg, Aldefrer,
dan McClelland.
Selain 4 teori isi yang di atas, ada juga 3 teori proses yaitu Teori Ekspektansi, Teori
Keadilan dan Teori Penetapan Tujuan.
• Teori Ekspektansi
Teori ini salah satu penjelasan populer mengenai motivasi dikembangkan Victor
Vroom. Untuk memahami teori ini, kita perlu mendefinisikan istilah-istilah dari teori
ini. 4 istilah terpenting dari teori ini adalah:
1. Hasil Tingkat Pertama dan Tingkat Kedua = Hasil tingkat pertama dari perilaku
adalah hasil yang dihubungkan dengan dilakukannya pekerjaan itu sendiri. Hasil
tingkat kedua adalah peristiwa yang mungkin diakibatkan oleh hasil tingkat
pertama.
2. Instrumentalis = Persepsi seorang individu bahwa hasil tingkat pertama (kinerja)
berhubungan dengan hasil tingkat kedua (pengahrgaan).
3. Valensi = Merujuk pada preferensi hasil dari sisi individu. Sebagai contoh,
seseorang mungkin akan lebih menyukai kenaikan gaji sebesar 10% daripada
relokasi ke suatu fasilitas yang baru.
4. Ekspektansi = Merujuk pada keyakinan individu berkenaan dengan kemungkinan
subjektif, bahwa suatu perilaku tertentu akan diikuti dengan hasil tertentu dan
paling mudah dipahami sebagai pernyataan probabilitas tunggal.
• Teori Keadilan
Teori ini menjelaskan bagaimana persepsi seseorang mengenai seberapa adil mereka
diperlakukan dalam transaksi sosial di tempat kerja. Contohnya jumlah kenaikan gaji
tahun ini, seberapa baik supervisor memperlakukan para karyawan , dan lain-lain,
dapat mempengaruhi motivasi mereka.
4 istilah penting dalam teori ini adalah:
1. Orang = Individu kepada siapa keadilan dan ketidakadilan dipersepsikan.
2. Perbandingan dengan Orang Lain = Setiap kelompok atau orang yang digunakan
oleh seseorang sebagai referensi berkenaan dengan rasio input dan hasil.
3. Input = Karakteristik individu yang dibawa oleh seseorang ke tempat kerja.
Contoh: keterampilan, pengalaman, pembelajaran.
4. Hasil = Apa yang diterima seseorang dari pekerjaan. Contoh: pengakuan,
tunjangan, gaji.
Keadilan muncul ketika karyawan mempersepsikan bahwa rasio dari input mereka
(usaha) terhadap hasil mereka (penghargaan) sama dengan rasio pada karyawan
yang lain.
Beberapa contoh untuk memperbaiki keadlian adalah:
 Mengubah input, mengubah hasil mengubah sikap, mengubah orang yang
menjadi referensi, mengubah input atau hasil dari orang yang menjadi referensi,
dan meninggalkan pekerjaan.
• Teori Penetapan Tujuan
Suatu tujuan merupakan hasil yang berusaha dicapai oleh orang, tim, atau
kelompok melalui perilaku dan tindakan.
Langkah kunci dalam menerapkan penetapan tujuan adalah:
1. Mendiagnosis Kesiapan
2. Mempersiapkan karyawan melalui interaksi interpersonal yang meningkat,
komunikasi, pelatihan, dan rencana tindakan untuk penetapan tujuan
3. Menekankan atribut dari tujuan yang seharusnya dipahami oleh manajer dan
bawahan.
4. Melaksanakan peninjauan menengah untuk membuat penyesuaian yang
diperlukan dalam menetapkan tujuan.
5. Melakukan peninjauan akhir untuk memeriksa rangkaian tujuan, memodifikasi,
dan tujuan yang tercapai.
BAB 6
Perancangan Pekerjaan, Kerja, dan Motivasi
1. Aspek-aspek yang lebih teknis dari perancangan pekerjaan:
• Perancangan Pekerjaan dan Kualitas Kehidupan Kerja
Konsep kualitas kehidupan kerja digunakan secara luas untuk merujuk pada suatu
fiolosofi manajemen yang meningkatkan harga diri semua pekerja. Memperkenalkan
perubahan dalam budaya organisasi, dan memperbaiki keadaan fisik emosinal dari
karyawan.
Gambar perancangan Pekerjaan dan Kinerja Pekerjaan
• Model Konseptual dari Perancangan Pekerjaan
Model konseptual dalam gambar perancangan pekerjaan dan kinerja pekerjaan
didasarkan pada penelitian ekstensif dan pengalaman praktis. Model tersebut
memasukkan berbagai istilah konsep yang muncul dalam literatur terkini.
• Hasil Kinerja Pekerjaan
Kinerja pekerjaan berhubungan dengan sejumlah hasil.
• Hasil Tujuan:
Kuantitas dan kualitas output, absensi, keterlambatan, dan pergantian karyawan
merupakan hasil onjektif yang dapat diukur secara kuantitatif.
• Hasil Perilaku Pribadi
Pemegang pekerjaan bereaksi terhadap pekerjaan itu sendiri. Dia bereaksi baik dengan
hadir secara teratur atau absen, dengan tetap melaksanakan pekerjaan atau dengan
berhenti.
• Hasil Intrinsik dan Ekstrinsik
Output pekerjaan mencakup hasil pekerjaan secara instrinsik dan ekstrinsik. Suatu hasil
yang intrinsik merupakan objek atau peristiwa yang mengikuti usaha pekerja sendiri dan
tidak membutuhkan keterlibatan orang lain, sedangkan hasil ekstrinsik merupakan objek
atau peristiwa yang mengikuti usaha pekerja dalam hubungannya dengan faktor atau
orang lain yang tidak secara langsung terlibat dalam pekerjaan itu sendiri.
• Hasil Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja bergantung pada tingkat hasil intrinsik dan ekstrinsik serta bagaimana
pemegang pekerjaan memandang hasil tersebut. Beberapa hasil merupakan nilai primer
bagi organisasi. Hasil lainnya (seperti kepuasan kerja) merupakan hal yang paling penting
bagi individu.
2. Analisis Jabatan
Tujuan dari analisis jabatan adalah untuk menyediakan deskripsi objektif dari
pekerjaan itu sendiri. Berikut ini adalah 3 aspek umum dari semua aspek pekerjaan:
• Konten Pekerjaan
Konten pekerjaan merujuk pada aktivitas yang harus dikerjakan dalam pekerjaan,
salah satu mode yang digunakan secara luas, analisis jabatan fungsional
menggambarkan pekerjaan dalam hal:
 Apa yang dilakukan pekerja dalam hubungannya dengan data, orang, dan
pekerjaan.
 Metode dan teknik apa yang digunakan oleh pekerja.
 Mesin, alat, dan peralatan apa yang digunakan oleh pekerja.
 Bahan, produk, atau jasa yang dihasilkan oleh pekerja.
• Persyaratan Pekerjaan
Persyaratan Pekerjaan merujuk padaa pendidikan, pengalaman, izin, dan karakteristik
pribadi lain yang diharapkan dari seorang individual dalam melakukan konten pekerjaan.
Salah satu mode yang digunakan secara luas yaitu Kuesioner Analisis Posisi
memperhitungkan faktor manusia ini melalui analisis dari aspek-aspek pekerjaan
berikut:
 Sumber informasi yang penting bagi kinerja pekerjaan.
 Pemrosesan informasi dan pengambilan keputusan yang penting bagi kinerja
pekerjaan.
 Aktivitas dan keterampilan fisik yang diperlukan oleh pekerjaan.
 Hubungan interpersonal yang dilakukan oleh pekerjaan.
 Reaksi individu terhadap kondisi kerja.
• Konteks Pekerjaan
Konteks Pekerjaan merujuk pada faktor –faktor seperti persyaratan fisik dan kondisi kerja
dari pekerjaan, tingkat akuntabilitas, dan tanggung jawab. Sejumlah metode tersedia
untuk melakukan analisis jabatan, metode yang berbeda dapat memberikan sejumlah
jawaban yang berbeda.
3. Hasil dari Analisis Jabatan
• Rentang dan Kedalaman
Job Range merupakan karakteristik pertama, hal ini merujuk pada jumlah tugas yang
dilakukan oleh seorang pemegang pekerjaan. Karakteristik kedua adalah Job Depth,
jumlah wewenang seseorang individu dalam menentukan aktivitas pekerjaan dan hasil
pekerjaan.
• Hubungan Pekerjaan
Hal ini ditentukan oleh keputusan manager berkenaan dengan dasar departementalisasi
dan rentang pengendalian. Semakin luas rentang pengendalian, semakin besar kelompok,
dan dampaknya adalah semakin sulit untuk membentuk hubungan pertemanan dan
minat.
Total Quality Management dan Perancangan Pekerjaan
Merujuk pada budaya organisasi yang didedikasikan pada perbaikan yang berkelanjutan
dan produksi produk dan jasa yang berkualitas tinggi, yang pada akhirnya menghasilkan
kepuasan konsumen yang lebih tinggi.
Total Quality Management mengkombinasikan ide dari pemerkayaan pekerrjaan dan teori
sosioteknik. Manajer yang mengimplementasikan TQM merancang pekerjaan yang
memberdayakan individu untuk membuat keputusan penting mengenai kualitas
produk/jasa. Proses pemberdayaan mendorong manajemen partisipatif, modul tugas yang
berorientasi pada tim dan otonomi.
Sebagai contoh, Citibank secara ekstensif mengubah cara karyawan melakukan pekerjaan
mereka. Menurut George E. Seegers, seorang wakil presiden direktur bank, sebuah survei
konsumen menunjukan bahwa bank tersebut memiliki nilai yang sangat rendah pada
pelayanan konsumen. Setelah memeriksa penyebab dari masalah, manajemen bank
menyimpulkan bahwa alasannya adalah karyawan tidak “merasa seperti orang yang
berarti. Membangun ide bahwa semua orang ingin merasa sebagai seseorang, bank
mengambil perubahan ekstensif yang dirancang untuk mengenali individualitas dari
karyawan dan konsumen.
Bab 7. Evaluasi, Umpan-Balik dan Penghargaan
Organisasi menggunakan berbagai penhargaan untuk menarik dan
mempertahankan orang serta memotivasi mereka agar mencapai tujuan pribadi serta
tujuan organisasi.
Manajer mendistribusikan penghargaan seperti gaji, transfer, promosi, pujian,
dan pengakuan.
 EVALUASI KINERJA
Memiliki beberapa peran utama, yaitu :
1. Menyediakan suatu dasar untuk alokasi penghargaan
2. Mengidentifikasikan karyawan yang berpotensi tinggi
3. Mengukur validasi dari efektivitas prosedur pemilihan karyawan
4. Mengevaluasi program pemilahan sebelumnya
5. Memfasilitasi perbaikan kinerja dimasa mendatang
Ketika mengevaluasi karyawan , adalah penting untuk memastikan bahwa fokus dari
penilaian tidak hanya paa kinerja pekerjaan, tapi juga mempertimbangkan perilaku yang
relevan
 UMPAN BALIK EVALUASI KERJA
Setelah penyelesaian evaluasi kinerja, manajer (pengevalusasi)
pada umumnya diharapkan untuk menyediakan umpan-balik. Sesi umpanbalik menyediakan informasi berkenaan dengan rasionalisasi dari evaluasi
terhadap individu
 TUJUAN UMPAN BALIK EVALUASI
Umpan balik evaluasi kinerja dapat menjadi gak yang intruksional
dan/atau motivasional bagi penerima. Umpan balik bersifat intruksional ketika
umpan-balik tersebut menunjukan bidang yang harus diperbaiki dan
mengajarkan perilaku yang baru.
 Suatu program umpan-balik 360 derajat melibatkan penggunaan berbagai
sumber informasi dari serangkaian evaluator (Misalkan supervisor,
bawahan, rekan kerja dan lainnya)
 TEORI REINFORCEMENT
Reinforcement merupakan prinsip pengkondisian yang penting.
Manajer sering kali menggunakan reinforcement poitiff untuk mempengaruhi
perilaku. Suatu reinforcement poitif merupakan stimulus yang ketika
ditambahkan kedalam situasi, memperkuat kemungkinan respons perilaku.
 Teori reinforcement menyatakan bahwa perilaku dipengaruhi oleh
konsekuensinya dan dengan mengendalikan kosekuensi kita bisa
mempengaruhi perilaku.
 Perilaku yang di inginkan diperkuat melalui penggunaan penghargaan
 Perilaku yang tidak diinginkan dapat dihilangkan melalui hukuman
 MODEL PENGHARGAAN INDIVIDU
Tujuan utama dari program penghargaan adalah :
1. Menarik orang yang memiliki kualifikasi untuk bergabung dengan
organisasi
2. Mempertahankan karyawan agar terus datang untuk bekerja
3. Memotivasi Karyawan untuk menccapai tingkat kinerja yang
tinggi.
Suatu model penghargaan individual yang berguna akan
menyertakan anggapan bahwa selain motivasi, kemampuan, keterampilan,
dan pengalaman juga menghasilkan berbagai tingkat kinerja individu, kinerja
yang dihasilkan kemudian di evaluasi oleh manajemen yang dapat
menghasilkan dua jenis penghargaan : Intrinsik dan Ekstrinsik
 PENGHARGAAN EKSTRINSIK
Penghargaan ekstrinsik datang dari luar orang tersebut.
Menerima pujian dari supervisor merupakan penghargaan ekstrinsik,
yaitu datang dari orang lain terhadap orang tersebut.
Contoh Penghargaan Ekstrinsik
1. Penghargaan Finansial : Gaji dan Upah
2. Penghargaan Finansial : Tunjangan Karyawan
3. Penghargaan Interpersonal ( Status dan Pengakuan )
4. Promosi
 PENGHARGAAN INTRINSIK
Penghargaan intrinsik adalah penghargaan yang diatur
sendiri oleh seseorang. Hal tersebut menyediakan perasaan puas
atau terimakasih dan seringkali bangga akan pekerjaan yang
dilakukan dengan baik.
Contoh Penghargaan Intrinsik :
1. Penyelesaian
2. Pencapaian
3. Otonomi
4. Pertumbuhan Pribadi
 MENGATUR PENGHARGAAN
Ada 3 pendekatan teoritis dalam mengatur penghargaan
yaitu :
1. Reinforcement Positif
2. Modelling dan imitasi
3. Ekspektansi
 Reinforcemet Positif
Dalam mengatur reinforcement positif penekanan
terletak pada perilaku yang di inginkan yang menghasilkan
kinerja pekerjaan alih-alih kinerja itu sendiri. Pondasi dasar
dalam mengatur penghargaan melalui reinforcement positif
adalah hubungan antara perilaku dan konsekuensinya

Modeling dan Imitasi
Dalam menggunakan modelling unruk mengatur penghargaan,
manajer harus menentukan siapa yang merespons pendekatan ini. Selain
itu memilih model yang sesuai juga merupakan langkah yang penting. Jika
kinerja yang tinggi merupakan tujuan dan merupakan hal yang hampir tidak
mungkin dicapai karena sumberdaya yang terbatas, manajer seharusnya
menyimpulkan bahwa modelling tidak sesuai
 Teori Ekspektansi
Dari perspektif administrasi penghargaan, pendekatan ekspektansi,
tidak memerlukan tindakan manajerial. Manajer harus menntukan jenis
penghargaan yang diinginkan oleh karyawan dan melakukan hal apapun
yang mungkin untuk mendistribusikan pengharaan tersebut. Manajer harus
menciptakan kondisi sehingga apa yang tersedia dapat diterapkan sebagai
penghargaan
 PENGHARGAAN MEMPENGARUHI PERHATIAN ORGANISASI
Penghargaan mempengaruhi presepsi, sikap, dan perilaku dalam
beragam acara. Sebagai akibatnya, efesiensi dan efektivitas organisasi
terpengaruhi.
Tiga perhatiaan penting penting organisasi yang dipengaruhi oleh
penghargaan adalah :
 Pergantian karyawan dan ketidakhadiran
Beberapa manajer mengasumsikan bahwa pergantian karyawan
yang tinggi merupakan ciri organisasi yang efektif. Pandangan ini
merupakan pandangan yang cukup kontroversial karena tingkar petputaran
karyawan yang tinggi berarti juga lebih banyak beban bagi organisasi
 Kinerja
Penghargaan ekstinsik dan intrinsik dapat digunakan untuk
memotivasi kinerja pekerjaan. Juga jelas bahwa beberapa syarat harus
terpenuhi agar penghargaan memotivasi kinerja pekerjaan yang baik
 Komitmen
yaitu :
Komitmen terhadap suatu organisasi melibatkan tiga sikap
1. Rasa identifikasi dengan tujuan organisasi
2. Perasaan terlibat dalam tugas-tugas organisasi
3. Perasaan setia terhadap organisasi
Penghargaan intrinsik penting terutama bagi perkembangan
komitemen organisasi, Manajer perlu mengembangkan sistem
penghargaan yang berfokus pada kepentingan pribadi atau harga
diri, mengintegritaskan tujuan individu dan organisasi, serta
merancang pekerjaan yang menantang.
 SISTEM PENGHARGAAN YANG INOVATIF
Sebagai tambahan terhadap standar penghargaan
organisasi seperti gaji, tunjangan, kemajuan dan kesempatan untuk
tumbuh, beberapa organisasi mencoba lebih banyak program
penghargaan yang lebih inovatif.
Contoh pendekatan semacam itu meliputi pembayaran berdasarkan :
1. Keterampilan
2. Perluasan tingkat
3. Layanan Concierge
4. Penghargaan berdasarkan tim
5. Tunjangan paruh-waktu
6. Pembagian keuntungan
7. Rencana kepemilikan saham karyawan
BAB 8 Mengelola perilaku buruk
A.
Manajemen Perilaku Buruk
• Suatu pemahaman mengenai mengelola pekerja tidak lengkap tanpa mempelajari, membahas,
mengantisipasi, dan mengatasi
 Manajer sering kali dihadapkan dengan masalah perilaku di lingkungan kerja yang harus
dipecahkan untuk mencegah datangnya konsekuensi negative tambahan.
 Mengelola perilaku buruk berhubungan dengan kesigapan manajer untuk bertanggung jawab,
bertindak, memecahkan dan memperbaiki masalah.
B.
Intervensi Manajemen
• Intervensi Manajemen merupakan tindakan yang diambil oleh manajer
untuk mencegah, mengendalikan, atau merespons perilaku buruk yang
berbahaya. Terdapat tiga titik spesifik dari intervensi manajemen :
1. Manajemen dapat dengan hati-hati menyeleksi dan menolak
mempekerjakan individu yang “berisiko.”
2. Manajemen perlu mempengaruhi kekuatan normatif, dan juga
kekuatan instrumental
. Perilaku Buruk yang Terpilih
• Pelecehan Seksual
• Penipuan
•
• Penyalah gunaaan obat
ditempat kerja
Agresi dan Kejahatan
• Bullying
• Cyberslacking
• Ketidaksopanan
• Sabotse
Faktor penyebab perilaku menyimpang :
Faktor Lingkungan
•
Ketidakpastian Politik, misalnya adanya peperangan akibat
perebutan kekuasaan.
Faktor Organisasional
•
Tuntutan Tugas, misalnya desain pekerjaan individual, kondisi
pekerjaan, dan tata letak fisik pekerjaan.
Faktor personal
•
Persoalan Ekonomi, misalnya apa yang dimilikinya tidak
memenuhi apa yang didambakan.
Pendekatan Organisasional




Menciptakan iklim organisasional yang mendukung.
Adanya penyeleksian personel
penempatan kerja yang lebih baik
Mengurangi konflik dan mengklarifikasi peran
organisasional
 Penetapan tujuan yang realistis
 Pendesainan ulang pekerjaan
 Membuat bimbingan konseling
BAB 9 Mengelola stres individu
 STRES
Suatu respons adaftif, dimoderasi oleh perbedaan individu,
yang merupakan konsekuensi dari setiap tindakan, situasi, atau
peristiwa dan yang
menempatkan tuntutan khusus terhadap
seseorang.
Stres dapat memiliki konsekuensi psikologis, perilaku, dan
fisiologis.
Hubungan
antara
stress
dan
konsekuensi
fisiologis
merupakan hal yg kompleks dan dapat secara potensial menimbulkan
hal yang serius bagi kesehatan individu yang tidak dapat atau tidak
mengatasi stressor yang memancing stress

STRESSOR
Adalah tindakan, situasi atau peristiwa yang menempatkan tuntutan khusus
terhadap seseorang.

Stressor individual
Konflik peran mungkin merupakan stressor individual yang paling luas
diteliti
KONFLIK PERAN :
Muncul ketika seseorang menerima pesan yang tidak sebanding
berkenaan
dengan perilaku peran yang sesuai.

STRESSOR KELOMPOK, ORGANISASI, dan NON PEKERJAAN
1.
Partisipasi
2.
Hubungan intrakelompok dan interkelompok
3.
Politik Organisasi
4.
Budaya Organisasi
5. Kurangnya Umpan-Balik Kinerja
6. Kesempatan pengembangan karir yang tidak mencukupi
7. Pengurangan Jumlah Karyawan
8. Stressor Nonpekerjaan
 PENILAIAN KOGNITIF
Proses penilaian muncul dalam dua langkah :
 PRIMER
Suatu penilaian primer mengkatagorikan
suatu stressor
sebagai positif, negatif, atau tidak berarti
 SEKUNDER
Penilaian sekunder melibatkkan penentuan apakah sesuatu
dapat dilakukan untuk mengurangi stress
 MENGHADAPI STRES
Ada dua cara menghadapi stress :
1. Problem focused coping
Merujuk pada tindakan yang diambil untuk berhadapan langsung
dengan sumber stres
2. Emotion focused coping
Hal ini merujuk pada langkah-langkah yang diambil seseorang
untuk berhadapan dengan perasaan dan emosi yang menekan.

HASIL INDIVIDU
Stress dapat menghasilkan konsekuensi psikologis. Hal ini dapat
berupa kegelisahan, frustrasi, apatis, percaya diri yang rendah, agresi, dan
depresi.

MODERATOR STRES
Stress membangkitkan berbagai respons yang berbeda dari orang yang berbeda,
Banyak kondisi, perilaku dan karakteristik mungkin bertindak sebagai moderator stress seperti
usia, jenis kelamin dan tingkat ketabahan

PENCEGAHAN DAN MANAJEMEN STRESS

Memaksimalkan Kesusaian Orang-Lingkungan
Pendekatan kesesuaian orang-lingkungan pada umumnya memusatkan perhatian
pada dua dimensi
dari kesesuaian. Salah satunya adalah sejauh mana suatu pekerjaan
menyediakan penghargaan formal dan informal yang sesuai dengan kebutuhan seseorang.
Ketidaksesuaian dalam dimensi ini akan menghasilkan stress.
Tipe kedua dari kesesuaian berkaitan dengan sejauh mana kemampuan,
keterampilan, dan pengalaman individu sesuai dengan permintaan serta persyaratan dari
pemberi kerja,
Ketika sesorang bekerja dalam organisasi, suatu variabel penting dalam
memaksimalkan kesesuaian dan mencegah stress adalah sosialisasi yang efektif. Sosialiasi
merupakan proses dimana individu belajar dan menginternalisasikan nilai, perilaku, yang
diharapkan, dan pengetahuan sosial yang penting untuk menjadi seorang anggota organisasi
yang efektif.
 PROGRAM PENCEGAHAN DAN MANAJEMEN ORGANISASI
Beberapa dari rogram ini berfokus pada persoalan atau masalah yang spesifik,
seperti :
•
Penyalahgunaan alkohol atau obat terlarang
•
Konseling karir
•
Relokasi pekerjaan
Terdapt dua tipe program organisasi yang spesifik menjadi sangat penting selama
dua dekade terakhir yaitu :
1. Program bantuan karyawan adalah suatu program tunjangan karyawan yang
dirancang untuk mengatasi beragam masalah yang berhubungan dengan stres,
termasuk kesulitan emosional dan perilaku.penyalahgunaan zat terlarang, serta
masalah pernikahan dan keluarga.
2. Program kesehatan adalah suatu program karyawan yang berfokus pada
kesehatan fisik dan mental keseluruhan dari karyawan.
 PROGRAM BANTUAN KARYAWAN (Employee Assistance Programs, EAPs)
Program bantuan karyawan cenderung didasarkan pada pendekatan medis
tradisional dalam melakukan pengobatan. Elemen program meliputi :
•
Diagnosis. Karyeawan yang bermasalah meminta bantuan: staf program
bantuan karyawan berusaha mendiagnosis masalah.
•
Pengobatan. Konseling atau terapi pendukung disediakan. Jika staf program
bantuan karyawan didalam perusahaan tidak mampu membantu. Karywan
mungkin dirujuk kepada profesional yang sesuai.
•
Penyaringan. Pemeriksaan periodok karyawan yang memiliki pekerjaan yang
penuh tekanan disediakan untuk mendeteksi indikasi awal masalah.
•
Pencegahan. Pendidikan dan persuasi digunakan untuk meyakinkan karyawan
yang memilkirisiko tinggi bahwa sesuatu harus dilakukan untuk membantu
mereka mengatasi stres secara efektif.
 PROGRAM KESEHATAN
Program kesehatan atau yang biasa disebut program promosi kesehatan
yang berfokus pada keseluruhan kesehatan mental dan fisik karyawan. Setiap
aktivitas organisasi yang dirancang untuk mengidentifikasikan dan membantu
mencegah atau memperbaiki masalah kesehatan spesifik, bahaya kesehatan, atau
kebiasaan kesehatan ysng negatif. Hal ini tidak hanya mencakup identifikasi
penyakit tapi juga modifikasi gaya hidup.
Terdapat beberapa alasan mengapa dilakukan program kesehatan dalam
manajemen stres.
1. Pencegahan dan manajemen stres merupakan bagian yang penting dari
kesehatan.
2. Stres dianggap sebagai penyebab terbesar kebiasaan kesehatan yang buruk
sehingga diusahakan untuk diubah oleh program kesehatan.
3. Organisasi tertarik dengan manajemen stres karena hal ini menghasilkan
karyawan yang sehat, produktif dan efektif.
4. Program kesehatan memberikan pandangan akan program penaggulangan
stres yang luas.
 Faktor penting yang mempengaruhi keberhasilan suatu program :
1. Dukungan manajemen puncak.
2. Serikat kerja yang mendukung program yang baik dan ikut berpartisipasi
didalamnya.
3. Komitmen dalam jangka panjang.
4. Keterlibatan karyawan apda perencanaan awal, implementasi serta
pemeliharaan.
5. Tujuan yang kokoh unuk program.
6. Karyawan mampu berpartisipasi bebas tanpa tekanan maupun stigma.
7. Kerahasiaan harus dijaga.
 PENDEKATAN INDIVIDUAL TERHADAP PENCEGAHAN DAN MANAJEMEN
STRES
Terdapat banyak pendekatan individual untuk menghadapi stressor dan
stres diantaranya :
•
Memaksimalkan kesesuaian lingkungan orang
•
Program organisasi seperti bantuan dan kesejahteraan karyawan
•
Pendekatan individual seperti :
1.
Teknik kognitif
2.
Pelatihan relaksasi
3.
Meditasi
4.
Biofeedback

Teknik Kognitif
Teknik kognitif adalah respon seseorang terhadap stressor menggunakan sarana proses
kognitif, atau pemikiran. Asumsi dasar dari teknik ini adalah pikiran orang, dalam bentuk ekspektasi
dan asumsi. Teknik kognitif dari manajemen stres berfokus pada mengubah label atau kognisi
sehingga orang menilai situasi secara berbeda. Penilaian ulang pada umumnya berpusat pada
menyingkirkan distorsi kognitif seperti membesar besarkan, mengeneralisasi secara berlebihan dan
personalisasi. Semua teknik kognitif memiliki tujuan yang serupa untuk membantu orang
memperoleh lebih banyak kendali atas reaksi mereka terhadap stressor dengan memodifikasi
rasionalisasi mereka.
Penelitian evaluatif dari teknik kognitif terhadap manajemen stres tidak banyak,
walaupun laporan studi pada umumnya positif. Penelitian positif dipasangkan dengan kisaran dan
lingkup situasi dan stressor yang luas sesuai dengan pendekatan seperti ini, membuat teknik kognitif
sangat menarik sebagai strategi manajemen stres individual.
 Pelatihan Relaksasi
Pelatihan relaksasi bertujuan untuk menurunkan tingkat rangsangan
seseorang dan membawa suatu keadaan yang lebih tenang, baik secara psikologis
maupun fisikologis. Pada psikologis, relaksasi yang berhasil menghasilkan
perasaaan yang sehat, tenang dan damai serta penurunan pada ketegangan dan
kegelisahan. Sedangkan pada fisikologi, menghasilkan penurunan dalam tekanan
darah, pernafasan dan detak jantung.
Beberapa yang dilakukan pada pelatihan relaksasi adalah :
•
latihan pernafasan
•
relaksasi otot
•
beragam strategi relaksasi mental, termasuk khayalan dan visualisasi.
 Meditasi
Banyak bentuk meditasi populer di Amerika. Meditasi yang paling luas
dipraktikkan di Amerika Serikat adalah meditasi transendental. Meditasi
transendental sebagai mengalihkan perhatian ke tingkat pemikiran yang lebih
dalam hingga masuk ketingkat pemikiran yang paling dalam dan mencapai sumber
dari pemikiran. Studi menunjukkan bahwa praktik meditasi ini diasosiasikan
dengan detak jantung yang menurun, konsumsi oksigen yang lebih rendah dan
penurunan tekanan darah.
tidak semua orang yang meditasi mengalami hasil yang positif. Akan
tetapi sejumlah besar orang melaporkan meditasi sebagai hal yang efektif dalam
mengelola stres. Sejumlahorganisasi telah mendukung dan menyutujui program
meditasi bagi karyawan.
 Biofeedback
Dalam biofeedback, perubahan kecil yang muncul ada tubuh atau otak
dideteksi, diperkuat dan ditunjukkan kepada orang tersebut.
Peran potensial dari biofeedback
sebagai teknik manajemen stres
individu dapat dilihat dari fungsi tubuh yang dikendalikan secara sadar. Fungsi
tubuh tersebut meliputi gelombang otak, detak jantung, ketegangan otot,
temperatur tubuh, keasaman lambung and tekanan darah. Potensi biofeedback
adalah kemampuannya untuk membantu relaksasidan mempertahankan fungsi
tubuh pada keadaan nonstres. Salah satu keunggulan biofeedback di bandignkan
dengan nonbiofeedback adalah bahwa teknik inimemberikan data yang tepat
mengenai fungsi tubuh.
Pelatihan biofeedback telah bermanfaat dalam mengurangi kegelisahan,
menurunkan keasaman lambung, mengendalikan tekanan dan migren serta secara
umum mengurangi manifestasi fisiologis negatif dari stres.
Download