PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI HUBUNGAN KETERPAPARAN LAGU DEWASA LIRIK PERCINTAAN DENGAN PERILAKU SEKSUAL PADA AKHIR MASA ANAK-ANAK Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi Oleh : Fransisca Christy Utami NIM : 099114117 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2014 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI ii PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI iii PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Don’t worry that children never listen to you. Worry that they are always watching you. By: Robert Fulghum Kita tidak bisa merubah arah angin, tetapi kita bisa mengatur posisi layar kapal kita untuk tetap pada arah tujuan. By: Jimmy Dean iv PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Kupersembahkan karya ini untuk: Tuhan Yesus Kristus, Papa Agustinus Sukarmo, Mama Fransisca Romana Indriyani, Lidwina Desi Kurniawati, Andi Paddusung Prabandaru v PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI vi PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI HUBUNGAN KETERPAPARAN LAGU DEWASA LIRIK PERCINTAAN DENGAN PERILAKU SEKSUAL PADA AKHIR MASA ANAK-ANAK Fransisca Christy Utami ABSTRAK Penelitian ini adalah penelitian korelasional yang bertujuan untuk melihat hubungan antara keterpaparan lagu dewasa lirik percintaan dengan perilaku seksual pada akhir masa anakanak. Hipotesis penelitian adalah ada korelasi yang positif antara keterpaparan lirik lagu dewasa terhadap perilaku seksual pada akhir masa anak-anak. Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah anak usia 8-10 tahun yang berjumlah 45 orang. Pengumpulan data yang digunakan adalah skala rating keterpaparan lirik lagu dewasa dan skala rating perilaku seksual anak. Uji hipotesis penelitian ini menggunakan uji Pearson Product Moment. Korelasi yang diperoleh sebesar 0,693 dengan taraf signifikan 0,000 (p< 0,05) dan hasil data menunjukkan adanya korelasi positif antara keterpaparan lagu dewasa lirik percintaan dengan perilaku seksual pada akhir masa anak-anak. Artinya, semakin tinggi keterpaparan lagu dewasa lirik percintaan maka perilaku seksualnya akan semakin tinggi. Kata kunci : keterpaparan lagu dewasa lirik percintaan, perilaku seksual vii PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI THE RELATION BETWEEN EXPOSURE OF LOVE SONG LYRIC FOR ADULT AND SEXUAL BEHAVIOUR ON LATE CHILDHOOD Fransisca Christy Utami ABSTRACT This study was a correlation study which aimed to see the corelation between exposure of love song lyric for adult and sexual behaviour among late childhood (8-10 Age). The hypothesis y was there was a positive correlaion between exposure of love song lyric for adult and sexual behaviour on late childhood (8-10 Age). The subject of this research are children which have age 8 till 10 years old amounting to 45 people. The data collection to be used was song lyric’s exposure scale and child sexual behaviour scale. The research was analyzed by Pearson Product Moment Correlation analysis. The correlation was 0,693 with significance score 0,000 (p< 0,05) and the result of the data analyzed showed that there was positive correlation between exposure of love song lyric for adult and sexual behaviour with F (157.172). It mean’s if the children had more exposure of love song lyric for adult their sexual behaviour will progressively increase. Keywords: exposure of love song lyric for adult, sexual behaviour. viii PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI ix PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah melimpahkan kasih dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan Keterpaparan Lagu Dewasa Lirik Percintaan Dengan Perilaku Seksual Pada Akhir Masa Anak-Anak”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat akademis dalam menyelesaikan program strata satu (S1) Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Pada proses penyelesaian skripsi ini, banyak pihak yang telah memberikan bantuan berupa moral, material maupun spiritual. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada: 1. Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si. selaku dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 2. Agnes Indar Etikawati, S.Psi., Psi., M.Si., selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bantuan, bimbingan dan saran selama proses pengerjaan skripsi hingga terselesainya skripsi ini. 3. Victoria Didik Suryo Handoko, M.Si., selaku dosen mata kuliah Seminar yang telah membimbing peneliti dan memberikan masukan selama proses di matakuliah seminar sehingga topik ini dapat direalisasikan dalam skripsi. 4. Seluruh dosen dan staf yang telah membantu penulis selama proses perkuliahan di Universitas Sanata Dharma. x PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 5. Kepala sekolah SD Kanisius Kalasan, Kanisius Kotabaru dan SD Negeri Golo yang sudah memberikan kesempatan bagi peneliti untuk melakukan penelitian di sekolah. 6. Kedua orang tua tercinta papa Agustinus Sukarmo dan mama Fransisca Romana Indriyani yang telah memberikan kasih sayang, perhatian, motivasi dan doa sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 7. Adekku Lidwina Desi Kurniawati yang selalu memberikan perhatian dan mengingatkan penulis untuk mengerjakan skripsi. 8. Andi Paddusung Prabandaru yang telah memberikan doa, perhatian, kesabaran, motivasi, dan selalu mendengarkan segala keluhan penulisan. Terimakasih udah jadi partner yang oke banget. “Terimakasih untuk dukungan semangatnya dari berjuang lulus UAN hingga skrispi.” 9. Ibu Monica Rubiyati yang telah memberikan perhatian dan kasih sayang selayaknya orang tua sendiri. 10. Teman-teman Psikologi 2009, teman-teman kelas C angkatan 2009. Terimakasih untuk kebersamaan dan segala proses yang pernah dilalui. Semoga kita sukses selalu. 11. Mbak Veenu, M.Si yang telah memberikan kesempatan dan pengalaman yang bermanfaat untuk bergabung di biro FOCUS Psikologi. 12. Teman-teman Crew Radio Masdha FM angkatan 2009, terimakasih untuk proses dinamikanya selama 2 tahun. 13. Teman-teman SMA Stella Duce 2 angkatan 2006-2009 “Thanks ndess buat gojek kere yang bisa bikin mood happy.” xi PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 14. Alumni SD Tarakanita 5 dan SMP Tarakanita 4 Jakarta Timur, terimakasih sudah mengajarkan penulis mengenai betapa petingnya bersaing secara akademik. 15. Semua pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Terimakasih atas semua dukungan dan doanya sehingga karya ini dapat diselesaikan dengan baik Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidaklah sempurna, oleh karena itu penulis menerima kritik dan saran yang membangun guna menunjang kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak dan dapat dijadikan bahan kajian lebih lanjut Penulis, Fransisca Christy Utami xii PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL i HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ii HALAMAN PENGESAHAN iii HALAMAN MOTTO iv HALAMAN PERSEMBAHAN v HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA vi ABSTRAK vii ABSTRACT viii HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ix KATA PENGANTAR x DAFTAR ISI xiii DAFTAR TABEL xvii DAFTAR SKEMA xviii DAFTAR LAMPIRAN xix BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang 1 B. Rumusan Masalah 8 C. Tujuan Penelitian 8 D. Manfaat Penelitian 9 1. Manfaat Teoretis 9 2. Manfaat Praktis 9 xiii PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI BAB II LANDASAN TEORI 11 A. Perilaku Seksual 11 1. Definisi Perilaku Seksual 11 2. Tahap-tahap Perilaku Seksual 12 B. Karakteristik Anak Usia 8-10 Tahun (Masa Akhir Anak-anak) 18 1. Definisi Masa Anak-anak 18 2. Karakteristik Perkembangan Masa Akhir Anak-anak 19 C. Perilaku Seksual Anak 20 1. Tahap Perkembangan Perilaku Seksual Anak Hingga Remaja 20 2. Bentuk Perilaku Seksual Anak Hingga Remaja 32 3. Bentuk Perilaku Seksual Anak Hingga Remaja dalam Tingkatan Intensitas 36 4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Seksual Anak Hingga Remaja 38 D. Lagu 40 1. Definisi Lagu 40 2. Unsur-unsur pada Lagu 41 3. Fungsi Lagu Bagi Anak-anak 43 4. Perkembangan Lagu di Indonesia 43 5. Lagu Dewasa dengan Lirik Percintaan 47 xiv PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI E. Keterpaparan 48 F. Proses Belajar 49 G. Dinamika Hubungan Keterpaparan Lagu Dewasa Lirik Percintaan dengan Perilaku Seksual pada Akhir Masa Anak-anak 50 H. Hipotesis 55 BAB III METODE PENELITIAN 56 A. Jenis Penelitian 56 B. Identifikasi Variabel Penelitian 57 C. Definisi Operasional 57 1. Keterpaparan Lagu Dewasa dengan Lirik Percintaan 57 2. Perilaku Seksual Anak 58 D. Subjek Penelitian 59 E. Metode Pengumpulan Data 60 1. Skala Rating Keterpaparan Lirik Lagu 61 2. Skala Rating Perilaku Seksual Anak 63 F. Prosedur Penelitian 66 G. Kredibilitas Alat Ukur 67 1. Validitas 67 2. Reliabilitas 68 H. Teknik Analisis Data 68 xv PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 69 A. Pelaksanaan Penelitian 69 B. Data Demografi Subjek Penelitian 70 C. Deskripsi Data Penelitian 71 1. Deskripsi Data Statistik 71 2. Deskripsi Data Respon Subjek 76 D. Hasil Penelitian 80 1. Uji Asumsi 80 2. Uji Hipotesis 83 E. Pembahasan 84 BAB V PENUTUP 91 A. Kesimpulan 91 B. Saran 92 1. Bagi Orang Tua dan Guru 92 2. Bagi Penelitian Selanjutnya 92 3. Bagi Produser Musik Indonesia 93 DAFTAR PUSTAKA 94 LAMPIRAN 97 xvi PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI DAFTAR TABEL Tabel 1 : Blue Print Skala Rating Keterpaparan Lirik Lagu 62 Tabel 2 : Blue Print Skala Rating Perilaku Seksual Anak 65 Tabel 3 : Data Demografi Subjek Penelitian 70 Tabel 4 : Deskripsi Statistik Data Empiris Skala Keterpaparan Lirik Lagu Dewasa Tabel 5 71 : Perbandingan Data Empirik dan Data Teoritik Skala Keterpaparan Lirik Lagu Dewasa Tabel 6 : Kriteria Kategorisasai Variabel Keterpaparan Lirik Lagu Dewasa Tabel 7 74 : Deskripsi Statistik Data Empiris Skala Perilaku Seksual Anak Tabel 8 74 : Perbandingan Data Empirik dan Data Teoritik Skala Perilaku Seksual Anak 75 Tabel 9 : Kriteria Kategorisasi Variabel Perilaku Seksual Anak Tabel 10 : Deskripsi Respon Subjek terhadap Keterpaparan Lirik Lagu Dewasa Tabel 11 72 76 77 : Deskripsi Respon Subjek terhadap Perilaku Seksual Anak 78 Tabel 12 : Hasil Uji Normalitas 81 Tabel 13 : Hasil Uji Linearitas 82 Tabel 14 : Hasil Uji Hipotesis 83 xvii PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI DAFTAR SKEMA Skema 1 : Hubungan Keterpaparan Lagu Dewasa Lirik Percintaan dengan Perilaku Seksual Pada Akhir Masa Anak-anak xviii 54 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Skala Rating Keterpaparan Lagu Dewasa Lirik Percintaan 98 Lampiran 2 : Skala Rating Perilaku Seksual Anak untuk Orang Tua 101 Lampiran 3 : Skala Rating Perilaku Seksual Anak untuk Guru 110 Lampiran 4 : Pembobotan Aitem Skala Rating Perilaku Seksual Anak 119 Lampiran 5 : Hasil Skor Total Keterpaparan Lirik Lagu Dewasa 124 Lampiran 6 : Hasil Skor Perilaku Seksual Anak dari Orang Tua 127 Lampiran 7 : Hasil Skor Perilaku Seksual Anak dari Guru 134 Lampiran 8 : Hasi Uji Asumsi 141 Lampiran 9 : Hasil Uji Hipotesis 143 Lampiran 10 : Respon Subjek terhadap Keterpaparan Lirik Lagu Dewasa Percintaan 145 Lampiran 11 : Lirik Lagu dengan Frekuensi Sering Didengar oleh Anak 150 Lampiran 10 : Surat Keterangan Penelitian xix 155 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap negara selalu dituntut untuk dapat dinamis dalam mengikuti perkembangan globalisasi. Salah satu perkembangan yang terjadi di arus global ini ialah perkembangan trend dengan konsep budaya pop. Dunia seakan menjadi tempat untuk menampung derasnya aliran budaya pop yang hadir melalui ruang dan waktu. Secara disadari atau tidak, jenis budaya ini telah mempengaruhi kehidupan masyarakat Indonesia pada umumnya. Menurut McQual, 1996 (dalam Mahar, 2012) wujud budaya pop beraneka macam, misalnya bahasa, teknologi, busana, tata cara, dan musik. Musik merupakan gambaran kehidupan manusia yang dinyatakan dalam bentuk bunyi yang berirama sebagai penyaluran pikiran dan perasaan. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (2011), musik adalah nada atau suara yang disusun sedemikian rupa sehingga mengandung irama, lagu dan keharmonisan. Secara umum, musik dikelompokkan menurut kegunaannya menjadi tiga ranah besar, yaitu musik seni, musik tradisional dan musik populer (Wikipedia, 2013). Musik pop merupakan salah satu aliran musik yang dapat dinikmati oleh semua kalangan usia, akan tetapi musik ini lebih berpengaruh pada kalangan anak muda dikarenakan musik pop merupakan jenis musik yang memperlihatkan realitas emosional lelaki dan perempuan muda. Seperti yang 1 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 2 diungkapkan oleh Storey, John (2008), “Budaya musik pop seperti lagu, majalah, konser, festival, film dan sebagainya membantu memperlihatkan pemahaman akan identitas di kalangan muda.” Fenomena budaya pop menyebabkan para produser musik di Indonesia saling berlomba-lomba menciptakan lagu dengan aliran pop yang khususnya ditujukan untuk kalangan muda dan mulai meninggalkan lagu anak-anak, sehingga secara perlahan anak mulai disuguhi oleh lagu dewasa. Pada dasarnya anak suka mendengarkan semua jenis lagu karena lagu dapat dijadikan sarana hiburan untuk anak-anak. Lagu merupakan sarana hiburan yang paling mudah ditemui, ekonomis, dan dapat didengar bersamaan dengan melakukan aktivitas lain. Oleh sebab itu, lagu dapat didengar dimana saja dengan bersamaan melakukan aktivitas lain, seperti saat bermain dan di dalam mobil saat menuju perjalanan. Mendengarkan musik dan lagu juga merupakan hiburan yang populer di kalangan anak-anak. Mendengarkan musik dan berbicara tentang lagu yang disukai dengan teman sebayanya dapat berfungsi sebagai pengikat yang mendukung penerimaan sosial (Hurlock, 1990). Gardner (dalam Sheppard, 2007), membuktikan bahwa alunan musik mampu mempengaruhi perkembangan intelektual anak dan kemampuannya dalam bersosialisasi. Melalui musik dan lagu, anak mampu mengendalikan emosi, perasaan sedih ataupun senang. Lewat syair lagu, imajinasi anak dapat berkembang. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 3 Lagu (nyanyian) anak adalah lagu yang pantas didengarkan dan dinyayikan untuk anak-anak yang terkandung unsur hiburan maupun unsur pendidikan juga (Ibu & balita, 2013). Namun sangat disayangkan lagu anak di era sekarang semakin langka di dengar. Secara perlahan musik anak di Indonesia tidak mendapatkan tempat seperti era-era sebelumnya. Sepinya lagu anak tersebut juga tidak terlepas dari masalah industri musik di Indonesia, dimana lagu anak adalah salah satu industri musik yang tidak menguntungkan untuk era ini. Berdasarkan dari segi keuntungan dan pendapatan, para produser musik di Indonesia lebih berminat pada lagu-lagu dewasa yang komersial sehingga menyebabkan jumlah lagu anak lebih sedikit dibandingkan dengan lagu dewasa. Hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya program musik di televisi dengan konten lagu-lagu dewasa yang berlomba-lomba dalam mencapai rating yang tinggi (Utari, 2013). Oleh karena itu, banyak dari anakanak yang akhirnya mendengarkan lagu dengan lirik dewasa yang tidak sesuai dengan perkembangannya sehingga sangatlah wajar apabila sebagian besar anak jaman sekarang lebih mudah menyanyikan lagu dengan lirik cinta dewasa dibandingkan menyanyi lagu anak. Dalam harian Republika (Rabu, 21 Juli 2010) dengan tajuk “Lagu anak-anak kian tak punya identitas” disebutkan juga bahwa anak-anak hari ini sudah tidak memiliki identitas lagi dalam menyanyikan sebuah lagu. Sebab, lagu yang anak-anak nyanyikan bukan lagi lagu untuk anak-anak yang sesuai dengan umurnya, melainkan lagu orang dewasa. Hal serupa pun juga di PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 4 ungkapkan oleh Direktur Utama Pembangunan Jaya Ancol Tbk, Sumadi, mengatakan, sepuluh tahun belakangan ini, lagu-lagu anak hampir tidak ada sama sekali. Bahkan penyanyi cilik saat ini cenderung menyanyikan lagu orang-orang dewasa. Anak-anak seakan-akan tidak diberikan pilihan untuk mendengarkan lagu yang sesuai dengan umurnya melainkan di sodorkan lagu-lagu orang dewasa. Lagu orang dewasa merupakan lagu yang layak dikonsumsi oleh tingkat dewasa yaitu diatas usia dua puluh tahun ke atas, sedangkan lagu anak-anak merupakan lagu yang dikhususkan untuk dikonsumsi oleh anak yang berusia 4 hingga 16 tahun. Berdasarkan lirik dan tema, lagu anak-anak dan lagu orang dewasa juga sangat berbeda. Lirik lagu pada lagu anak-anak memiliki lirik yang ringan, seperti adanya pengulangan nada dan kata yang sama, sedangkan lirik pada lagu orang dewasa biasanya memiliki makna yang lebih mendalam. Begitupun dari segi tema lagu, lagu anak-anak lebih bertemakan kepada kehidupan anak-anak itu sendiri, seperti sekolah, orangtua, guru, teman, dan binatang peliharaan. Lagu orang dewasa biasanya bertemakan hubungan antara pria dan wanita dalam percintaan (Ibu & balita, 2013). Pemaparan lagu dengan lirik dewasa secara intensif dikhawatirkan dapat berdampak pada psikologis perkembangan anak khususnya perilaku seksual yang terjadi pada masa akhir anak. Secara disadari atau tidak lagu dewasa akan memaksa mereka untuk menjadi lebih dewasa dari umur yang seharusnya, seperti yang ditunjukkan oleh fenomena pacaran yang sudah PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 5 terjadi di kalangan anak SD. Hal ini dikarenakan permasalahan kehidupan orang dewasa disampaikan melalui lirik-lirik lagu yang dapat mengakibatkan anak-anak menelan mentah-mentah lirik pada lagu tersebut. Fenomena ini juga menjadi salah satu sorotan keprihatinan Dr. Seto Mulyadi yang merupakan ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak. Beliau sempat menyampaikan pendapatnya bahwa anak-anak zaman sekarang disuguhi dengan lagu-lagu dewasa yang bukan untuk mereka (Lampost, 2013). Kenyataannya lagu dewasa yang sering dinyanyikan anak-anak dapat memberikan dampak negatif terhadap perkembangan anak. Hal ini dikarenakan isi lagu dewasa penuh dengan tema percintaan, kisah asmara, jatuh cinta antara kedua insan, dan cenderung berbau porno (Faldana, 2011). Anak-anak akan dengan mudah untuk mengimitasi atau meniru segala informasi yang mereka dapatkan. Salah satunya informasi melalui proses belajar simbolik dengan bentuk instruksi verbal. Bandura menjelaskan bahwa manusia belajar meniru bukan hanya melalui model hidup namun dari banyak model, seperti model simbolik. Bentuk lain pemodelan simbolik ini adalah instruksi verbal dari lagu dewasa dengan lirik percintaan. Instruksi verbal dari lagu dewasa ini semakin besar ditiru dikarenakan karakteristik perkembangan anak usia 8 hingga 10 tahun. Pada usia ini, anak memiliki karakteristik kognitif operasional konkrit, yang mana anak dapat berpikir lebih logis serta dapat memahami konsep percakapan. Anak juga memiliki ingatan dengan intensitas paling kuat dan paling besar serta dapat mengembangkan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 6 ingatannya dengan baik melalui belajar menggunakan bantuan-bantuan memori seperti pengulangan verbal secara terus-menerus. Pada usia 8 hingga 10 tahun, karakteristik sosial emosi anak juga berada pada tahap pengenalan gender dengan ruang gerak hubungan sosial yang semakin luas. Reaksi emosional pada anak juga lebih bervariasi, seperti rasa takut, rasa marah, cemburu, kegembiraan dan kasih sayang (Hurlock,1990). Pemahaman emosional anak juga semakin tinggi bila dibandingkan masa sebelumnya. Sehubungan dengan karakteristik perkembangan anak usia 8 hingga 10 tahun tersebut, maka sungguh mudah bagi seorang anak untuk menerima dan mengingat suatu lagu termasuk lagu dengan lirik dewasa. Oleh karena itu, anak yang terbiasa terpapar lagu dengan lirik tersebut dikhawatirkan akan ditiru ke dalam kehidupan kesehariannya khususnya dalam perilaku seksualnya. Perilaku seksual merupakan segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual, baik dengan lawan jenisnya maupun dengan sesama jenis. Dalam hal ini perilaku seksual bisa bermacam-macam, seperti munculnya perasaan tertarik sampai tingkah laku berkencan, bercumbu hingga bersenggama (Sarwono,2007). Bila dilihat berdasarkan perkembangan karakteristik seksual anak secara garis besar dikatakan bahwa pada masa akhir anak merupakan masa dimana individu belum matang secara seksual. Akan tetapi anak akan mulai mengembangkan konsep yang jelas tentang peran seks yang sesuai untuk anak laki-laki dan perempuan. Selain itu, anak ingin mengetahui lebih mendalam mengenai hubungan antara kedua jenis PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 7 seks tersebut. Oleh karena itu pada umumnya anak akan berusaha memperoleh informasi dari buku atau bertukar cerita maupun lelucon dengan teman-temannya (Hurlock, Elizabeth B. 1990). Dalam beberapa kasus, perilaku seksual anak pada saat ini cukup memprihatinkan seperti halnya penelitian yang pernah dilakukan oleh komnas anak tahun 2009 yang mendapatkan angka 97% anak SD pernah mengakses pornografi melalui internet (Rahmawati, 2012). Berdasarkan data Depkominfo 2007, ada 25 juta pengakses internet di Indonesia konsumen terbesar 90% adalah anak usia 8-16 tahun, 30% pelaku sekaligus korban pornografi adalah anak. Survey UNICEF (2003) dalam Rahmawati (2012) memperoleh informasi yang sangat buruk terhadap perilaku anak dan remaja di Inggris, diantaranya generasi muda di Inggris sangat memprihatinkan dikarenakan anak-anak telah terbiasa melakukan hubungan seksual. Menurut Observasi di Provinsi Nanggro Aceh Darussalam yang dilakukan oleh Lembaga Centra Muda Putro Phang (LCMPP) 2007 dalam Rahmawati (2012) yang bekerjasama dengan Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) di dapatkan bahwa 115 anak yang bermasalah tentang perilaku seksual terungkap telah melakukan pacaran dan seks sebanyak 51,30%. Berdasarkan penelitian yang pernah dilaksanakan di SD Negeri 16 Banda Aceh dengan jumlah subjek 390 siswa, ditemukan informasi bahwa siswa mengaku pernah memegang tangan teman lawan jenisnya. Adapun wali kelas yang menyatakan bahwa terdapat siswa yang sering mengganggu teman lawan jenisnya dengan mencium kawan sebangkunya. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Dengan dilatarbelakangi pemaparan lagu dewasa lirik keprihatinan penulis percintaan terhadap akan 8 fenomena anak-anak dan meningkatnya perilaku seksual pada anak-anak, maka timbul ketertarikan khusus bagi penulis untuk membuat penelitian mengenai hubungan pemaparan lagu dewasa lirik percintaan dengan perilaku seksual khususnya pada akhir masa anak-anak. Peneliti memiliki dugaan bahwa semakin tinggi keterpaparan lagu dewasa dengan lirik percintaan maka semakin mempengaruhi perilaku seksual pada anak, khususnya akhir masa anak-anak yang berusia 8-10 tahun. Penelitian ini diharapkan dapat mengurangi dampak negatif dari fenomena tersebut yang di dikhawatirkan nantinya dapat menjadi “bom waktu” bagi penyimpangan perilaku anak-anak ke depannya khususnya dalam perilaku seksualnya. B. Rumusan Masalah Adakah hubungan positif antara tingkat keterpaparan lagu dewasa lirik percintaan dan tingkat perilaku seksual anak? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan adanya hubungan positif antara tingkat keterpaparan lagu dewasa lirik percintaan dan tingkat perilaku seksual anak. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 9 D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat di ambil dari penelitian ini adalah: 1. Manfaat Teoretis a. Bagi Ilmuwan Psikologi Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu psikologi perkembangan pada anak, khususnya tentang hubungan pemaparan lagu dewasa lirik percintaan dengan perilaku seksual pada akhir masa anak-anak. b. Bagi Peneliti Lain Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi pada penelitian berikutnya yang ada kaitannya dengan perilaku seksual anak. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Orangtua Memberikan masukan bagi orang tua untuk memberikan pendampingan bagi anak-anaknya untuk mendengarkan lagu yang sesuai dengan umurnya sehingga anak dapat berkembang sesuai dengan umurnya baik secara psikologi maupun bahasa serta pembentukan karakter anak. b. Bagi Prosedur Musik Indonesia Penelitian ini dapat memberikan masukan, khususnya bagi produser musik di Indonesia untuk bisa memproduksi kembali lagu anak, sehingga diharapkan anak memperoleh haknya untuk mendapatkan pengalaman yang sesuai dengan usianya sehingga mereka PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 10 dapat menikmati waktu bermainnya tanpa harus dipengaruhi oleh lagu dewasa saat ini. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI BAB II LANDASAN TEORI A. Perilaku Seksual 1. Definisi Perilaku Seksual Secara harafiah kata seks mengacu pada aktivitas biologis yang berhubungan dengan alat kelamin (genitalia). Akan tetapi, pengertian seks yang menekankan pada keadaan anatomis dan biologis sebenarnya hanyalah pengertian sempit dari apa yang dimaksud dengan seksualitas. Para ahli berpendapat bahwa seks dapat memicu atau menghasilkan suatu perilaku. Hal ini dikarenakan, seksualitas merupakan keseluruhan kompleksitas emosi, perasaan, kepribadian dan sikap seseorang yang berkaitan dengan perilaku serta orientasi seksualnya (Gunawan,1993). Pengertian seksual secara umum menurut Gunawan (1993) mencakup: a. Sex act (tindakan seksual) Pengertian seks yang dikonotasikan pada persetubuhan. Berdasarkan tujuannya sex acts dibedakan menjadi tiga macam. Pertama, bertujuan untuk memiliki anak (sex as procreational), kedua, untuk sekadar mencari kesenangan (sex as recreational) dan ketiga, dimaksudkan sebagai bentuk ungkapan penyatuan rasa, seperti cinta (sex as relational). 11 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 12 b. Sexual behavior (perilaku seksual) Pengertian seksual yang bersifat psikologis, seperti cara berpakaian yang seronok, gerak-gerik yang erotis, membaca majalah porno dan gambar-gambar yang sensual, serta ketertarikan pada pesona lawan jenis. Nevid, Rathus (1995), mendefinisikan perilaku seksual sebagai semua jenis aktifitas fisik yang menggunakan tubuh untuk mengekspresikan perasaan erotis atau perasaan afeksi. Menurut Sarwono (1985), perilaku seksual adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual yang dilakukan dengan lawan jenis maupun dengan sesama jenis. Bentuk-bentuk perilaku seksual ini bisa bermacam-macam, mulai dari perasaan tertarik sampai pada munculnya tindakan untuk berkencan, bercumbu dan bersenggama. Objek seksualnya dapat berupa orang lain, seseorang dalam khayalan maupun diri sendiri. Berdasarkan pengertian di atas, maka disimpulkan bahwa perilaku seksual adalah tindakan yang dilakukan untuk mengekspresikan peraasaan erotis atau perasaan afeksi, tidak hanya dikaitkan dengan persetubuhan namun juga dapat bersifat psikologis. 2. Tahap-tahap Perilaku Seksual Berbagai macam tahap-tahap perilaku seksual, menurut Master dkk, (1982): PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 13 a. Bergandengan tangan dan memegang Bergandengan tangan dan memegang adalah salah satu bentuk dari sentuhan. Sentuhan merupakan bentuk perilaku ataupun maksud suatu arti dari beberapa hal, seperti mengucapkan salam dan memberi selamat. Ditingkat yang lebih tinggi lagi sentuhan dapat diartikan untuk memberikan rasa aman dan kepercayaan. Akan tetapi, disisi yang lain sentuhan berarti pula untuk mendapatkan kesenangan seksual. b. Berpelukan Berperlukan merupakan bentuk ungkapan kasih sayang ataupun untuk mendapatkan kesenangan seksual. Berpelukan untuk kasih sayang dapat berupa pelukan selamat tinggal sedangkan berpelukan untuk kesenangan seksual berupa tindakan pelukan dengan saling meraba tubuh pasangan. c. Berciuman Berciuman merupakan salah satu bentuk sentuhan yang merupakan simbol afeksi dan dapat bersifat sangat sensual. Ciuman yang tergolong simbol afeksi berupa ciuman ringan seperti cium kening, cium pipi sedangakan ciuman yang bersifat sensual seperti ciuman bibir dan leher (necking). d. Menyentuh daerah sensitif Menyentuh dengan memberi stimulus untuk kesenangan seksual pada bagian tubuh yang sensitif, contohnya menyentuh payudara. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 14 e. Memegang alat kelamin Menyentuh dengan memberi stimulus pada alat vital akan memberi kesenangan secara seksual, dikarenakan daerah genital merupakan salah satu bagian tubuh yang sensitif ketika disentuh. Bila pasangan saling memegang alat kelamin hingga memberikan stimulasi secara kontinyu, sering disebut saling masturbasi. f. Petting Petting adalah kontak fisik antara pria dan wanita dengan tujuan untuk menghasilkan kesenangan seksual tanpa coitus (tanpa memasukan penis ke vagina). Beberapa pendapat menyatakan bahwa petting dilakukan untuk mengekspresikan perilaku seksual dengan tetap menjaga keperawanan pada perempuan. g. Oral genital sex Oral genital sex merupakan perilaku seksual dengan cara pemberian stimulus genital oleh mulut. Pemberian stimulus genital oleh mulut biasanya dilakukan sebelum seseorang melakukan coital seksual. Oral genital seksual dapat berupa jilatan, hisapan dan gigitan. h. Anal sex Anal sex adalah perilaku seksual dengan penetrasi pada anus oleh penis pria atau dengan menggunakan alat lain. i. Coital sex play/vagina sex PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 15 Coital sex play adalah hubungan seksual dengan memasukan penis ke vagina. Oleh karena itu, coital sex play sering disebut vaginal sex dalam hubungan seksual heteroseksual. Perilaku seksual ini dianggap normal dan wajar. Menurut Rathus, dkk., (2008) tahap dari perilaku seksual meliputi: a. Menyentuh Sentuhan ini mengandung arti kesenangan seksual. Beberapa bentuk dari menyentuh yaitu memegang, memeluk dan sentuhan nongenital. b. Mencium Ciuman dilakukan dengan menyentuh satu sama lain dengan bibir. Bentuk ciuman tersebut bersifat afeksi namun juga bisa bersifat sensual. Ciuman afeksi bisa dalam bentuk mencium tangan, pipi, kening sedangkan ciuman yang bersifat sensual berupa ciuman leher dan bibir. Ciuman bibir mempunyai 2 jenis yaitu ciuman sederhana dan ciuman yang dalam. Ciuman sederhana yaitu pasangan berciuman dalam keadaan bibir tertutup. Ciuman yang dalam yaitu ciuman yang dilakukan dengan cara memasukan lidah dalam mulut satu sama lain sehingga dalam ciuman ini masing-masing membuka mulutnya secara lebar. c. Stimulasi payudara Stimulasi payudara ini dilakukan dengan memberi stimulus pada daerah payudara. Hal ini biasa dilakukan oleh laki-laki kepada PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 16 perempuan. Tangan dan mulut dapat digunakan untuk memberi stimulus pada payudara dan puting. Hal ini disebabkan payudara dan puting merupakan salah satu daerah sensitif. d. Stimulasi oral-genital Stimulus oral-genital adalah stimulus yang dilakukan pada alat genital menggunakan mulut. Pemberian stimulus pada alat kelamin laki-laki oleh lidah dan mulut dinamakan fellatio sedangkan pemberian stimulus pada alat kelamin perempuan oleh lidah dan mulut dinamakan cunnilingus. Fellatio ini dilakukan dengan menghisap penis. Cunnilingus dilakukan dengan mencium, menjilat area alat kelamin perempuan terutama klitois. e. Sexual intercourse Sexual intercourse atau coitus (berasal dari bahasa latin coire) adalah aktivitas seksual antara laki-laki dan perempuan dengan cara memasukan penis ke dalam vagina. Menurut Schofield (1965) menyimpulkan bahwa tahap perilaku seksual meliputi: a. Perilaku berkencan (dating), merupakan salah satu perilaku seksual dimana individu ingin bertemu dengan lawan jenisnya dan membawanya berpergian. b. Mencium c. Petting, misalnya seperti menyentuh payudara dalam keadaan berpakaian, menyentuh payudara dalam keadaan tidak berpakaian, PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 17 menyentuh alat kelamin dalam keadaan berpakaian, menyentuh alat kelamin dalam keadaan tidak berpakaian. d. Sexual Intercourse Berdasarkan uraian diatas mengenai tahap-tahap perilaku seksual secara umum menurut Master (1982), Rathus (2008) dan Schofield (1965) maka dapat disimpulkan bahwa perilaku seksual diawali dari tahap yang paling rendah sampai tahap paling tinggi, yaitu: a. Berkencan (Schofield) b. Bersentuhan (Master, Rathus) 1) Bergandengan atau memegang tangan 2) Merangkul 3) Berpelukan c. Berciuman (Master, Rathus, Schofield) Berciuman merupakan salah satu bentuk penyampaian simbol afeksi dan dapat bersifat sangat sensual. 1) Ciuman afeksi, seperti cium tangan, cium kening, cium pipi 2) Ciuman yang bersifat sensual, seperti i. Ciuman leher (necking) ii. Ciuman bibir, seperti ciuman sederhana (berciuman dengan mulut keadaan tertutup) dan ciuman dalam (berciuman dengan cara memasukan lidah dalam mulut satu sama lain hinga masingmasing pasangan membuka mulutnya secara lebar). PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 18 d. Petting (Master, Rathus, Schofield) 1) Menyentuh daerah sensitif, seperti: i. Menyentuh payudara dalam keadaan berpakaian ii. Menyentuh payudara dalam keadaan tidak berpakaian iii. Menyentuh alat kelamin dalam keadaan berpakaian iv. Menyentuh alat kelamin dalam keadaan tidak berpakaian 2) Saling menempelkan alat kelamin dalam keadaan berpakaian dan tidak berpakaian 3) Oral genital, seperti jilatan, hisapan dan gigitan 4) Anal genital e. Hubungan seksual (Master, Rathus, Schofield) B. Karakteristik Anak Usia 8-10 Tahun (Masa Akhir Anak-anak) 1. Definisi Masa Akhir Anak-anak Menurut Hurlock (1990) pada periode perkembangan utama menyatakan bahwa masa kanak-kanak terdiri dari rentang usia 2 tahun sampai masa remaja. Pada periode ini anak-anak terdiri dari 2 masa, yaitu: a. Masa kanak-kanak dini (2 sampai 6 tahun) Merupakan usia prasekolah atau “prakelompok”. Pada masa ini anak berusaha mengendalikan lingkungannya dan sudah mulai belajar mengendalikan dirinya secara sosial. b. Masa akhir kanak-kanak (6 sampai 13 tahun pada anak perempuan dan 14 tahun pada anak laki-laki) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 19 Merupakan usia sekolah atau “usia kelompok”. Oleh karena itu, perkembangan utama dari periode ini ialah sosialisasi. Akhir masa kanak-kanak juga merupakan periode dimana terjadinya kematangan seksual dan dimulainya masa remaja. 2. Karakteristik Perkembangan Masa Akhir Anak-anak Berikut berbagai macam karakteristik perkembangan masa akhir anak-anak (Hurlock, 1990) : a. Perkembangan Kognitif Mengacu pada teori Piaget, masa akhir anak memasuki tahap operasional konkret. Pada tahap ini anak dapat menggunakan operasi mental untuk memecahkan masalah konkret (aktual). Anak dapat berpikir lebih logis serta dapat memahami konsep percakapan. Ingatan anak pada masa ini juga mencapai intensitas paling besar dan paling kuat. Daya menghafal dan daya memori adalah paling kuat. b. Perkembangan Emosional Periode akhir anak-anak memiliki reaksi emosional yang bervariasi dan lebih dapat dibedakan. Pola emosi yang dimiliki anak pada periode ini diantaranya rasa takut (seperti rasa malu, rasa canggung, rasa khawatir, rasa cemas), rasa marah, rasa cemburu, kegembiraan dan kasih sayang. Pada tahap ini pemahaman emosional anak juga semakin tinggi bila dibandingkan masa sebelumnya. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 20 c. Perkembangan Sosial Perkembangan sosial pada akhir masa anak-anak memiliki hubungan yang lebih luas dengan anak lain dibandingkan dengan masa prasekolah. Pada periode ini, permainan yang bersifat individual berkurang dan digantikan dengan permainan kelompok. Anak juga menjadi anggota dari suatu kelompok teman sebaya yang secara bertahap dapat menggantikan keluarga dalam memperngaruhi perilaku d. Perkembangan Seksual Masa akhir anak memiliki minat seks yang meningkat dan biasanya mencapai puncaknya selama periode perubahan pubertas. Minat anak terhadap seks semakin meningkat karena hubungan dengan teman sebaya bertambah erat. Tekanan teman sebaya merupakan suatu hal yang lumrah untuk mengobrol tentang seks. Bila sedang berkumpul dengan anggota teman sebaya, maka kemampuan menceritakan atau mengerti lelucon porno dan menangkap humornya dapat memperbesar reputasi anak sebagai anak yang sportif. C. Perilaku Seksual Anak 1. Tahap Perkembangan Perilaku Seksual Anak Hingga Remaja Peneliti mencantumkan perkembangan seksual anak hingga remaja dikarenakan peneliti memiliki dugaan bahwa anak yang terpapar lagu dewasa lirik percintaan akan memiliki tahap perkembangan seksual yang lebih cepat dari usianya dengan menunjukkan perilaku seksual sampai PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 21 pada tahap perilaku seksual remaja. Peneliti menggunakan tahap perkembangan perilaku seksual anak hingga remaja menurut Rathus (2008), Wenar (1999), Sugiasih dan Wuryani (2008). Berikut tahap perkembangan perilaku seksual anak hingga remaja menurut Rathus (2008) : a. Bayi (0-2 tahun) Perilaku seksual sudah tampak pada janin. Teknik imaging dengan ultrosound telah menunjukkan bahwa janin laki-laki memiliki ereksi saat di kandungan. Anak laki-laki tidak hanya mengalami ereksi saat di dalam rahim. Kenyataannya banyak anak laki-laki lahir dengan kondisi ereksi. Ereksi adalah refleks yang mulai muncul sejak awal kehidupan. Sebagian besar anak laki-laki mengalami ereksi selama beberapa minggu pertama kelahirannya, sedangkan tanda-tanda gairah seksual pada bayi perempuan tampak pada pembengkakan dan pelumasan di vagina, namun sulit dideteksi (Mazur, 2006 dalam Rathus,dkk., 2008). Akan tetapi jangan menafsirkan refleks seksual pada anak-anak sesuai dengan konsep seksualitas pada orang dewasa. Ereksi dan pelumasan pada vagina tidak selalu berarti mengenai kepentingan atau minat seks pada anak. Perilaku seksual juga tampak pada janin laki-laki dan perempuan pada kegiatan mengisap. Bayi juga tampak menuai kenikmatan saat menghisap jari, puting, mengedot maupun mengisap benda apapun yang masuk ke dalam mulut. Hal ini dikarenakan adanya PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 22 sensitivitas lapisan mukosa pada mulut. (Rathus, Nevid & FichnerRathus, 2008). Memberikan stimulasi pada alat kelamin juga menghasilkan kesenangan pada bayi. Seperti orangtua yang menyentuh alat kelamin bayi pada saat mereka membersihkannya, maka bayi akan tersenyum atau menjadi bersemangat. Bayi menemukan kesenangan untuk diri mereka sendiri (masturbasi) ketika mereka memperoleh kemampuan untuk menggerakan kelamin dengan menggunakan tangan mereka. Oleh karena itu, perilaku seks yang sering ditunjukan balita adalah menyentuh alat kelamin diri mereka sendiri, saat telanjang. Mereka akan meraba menarik atau mengusap kelaminnya. Hal ini wajar karena pada tahap ini mereka mendapatkan perasaan nyaman dan mereka sedang tertarik pada tubuh mereka. Anak-anak juga memililki rasa ingin tahu mengenai seksual sedini mungkin pada usia 12-15 bulan. Keingintahuan tersebut dipicu ketika mereka mulai menyadari bahwa perempuan dan laki-laki berbeda secara anatomi. Hal ini tampak pada saat anak-anak bermain dokter dan menunjukkan rasa ingin tahu mereka tentang anatomi seksual orang lain dengan cara melihat orangtua mandi (Kesehatan 24.com, 2006; Pike, 2005 dalam Rathus,dkk., 2008). Anak-anak usia 2 tahun di Amerika Serikat biasanya mulai mengungkap rasa ingin tahu mereka mengenai lingkungan dan orang-orang disekitarnya, dengan cara menyelidiki alat kelamin anak-anak lain, memeluk, dipeluk, dicium, atau naik di atas mereka (Rathus, Nevid & Fichner-Rathus, PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 23 2008). Pada usia ini pula, anak masih belum terlalu mengerti tentang “malu” dalam keadaan telanjang sehingga anak sering tertarik untuk melihat tubuhnya sendiri dan tubuh teman-temanya. b. Masa Kanak-kanak (3-8 tahun) Pada usia 3 dan 4 tahun biasanya anak mengungkapkan kasih sayangnya melalui ciuman. Pada tahap ini rasa ingin tahu tentang alat kelamin juga meningkat. Anak juga semakin sering saling menunjukkan satu sama lain alat kelaminnya (Pike, 2005 dalam Rathus,dkk., 2008). “Aku akan menunjukkan milikku jika kamu mau menunjukkan milikmu juga.” Permainan seks seperti “show” dan bermain dokter menjadi lebih sering dilakukan pada usia 6 dan 10 tahun (Pike, 2005 dalam Rathus,dkk., 2008). Permainan “show” biasanya terjadi pada saat anak laki-laki sedang bersama-sama buang air kecil dan melihat siapa yang dapat mengeluarkan urin lebih jauh atau lebih tinggi. Sebagian besar aktivitas seksual ini terjadi dalam kelompok sesama jenis kelamin. Anak-anak biasanya akan menunjukkan alat kelamin mereka satu sama lain, menyentuh alat kelamin masing-masing atau melakukan masturbasi bersama-sama (Rathus,dkk., 2008). PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 24 Beberapa Perilaku Seksual yang Umum Terjadi pada Masa Kanak-kanak Laki-laki Perempuan Usia 2-5 tahun Mencoba menyentuh payudara Ibu atau 42,4% 43,7% 60,2% 43,8% 26,8% 26,9% 39,8% 20,7% 20,2% 20,5% 24,1% 28,7% perempuan lain Menyentuh bagian-bagian pribadi ketika di rumah Mengintip orang lain ketika telanjang atau menanggalkan pakaian Usia 6-9 tahun Menyentuh bagian-bagian sensitif tubuh ketika di rumah Mengintip orang lain ketika telanjang atau menanggalkan pakaian Usia 10-12 tahun Sangat tertarik dengan lawan jenis Sumber : Friedrich, W.M., Fisher,J., Broughton, D., Houston, M., 7 Shafran, C.R. (1998). Normative Seksual Behavior in Children: A contemporary sample. Pediatrics, 101(4) e9 [electronic article] dalam Rathus, Nevid & Fichner-Rathus, 2008. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 25 c. Pra-remaja (9-13 tahun) Beberapa perilaku praremaja pada umumnya terkait dengan seksual, misalnya menjalin hubungan dengan sahabat dari jenis kelamin yang sama, sehingga mereka dapat saling berbagi rahasia dan kepercayaan. Walaupun demikian minat mereka terhadap lawan jenis mulai meningkat secara bertahap ketika mereka sudah mendekati pubertas. Pada tahap ini pula anak perempuan sebagian besar memberikan julukan “norak atau gombal” pada anak laki-laki. Ketika anak memasuki usia 10 – 13 tahun, anak lebih terfokus pada hubungan sosial dan harapan serta mulai mengalami perasaan seksual yang lebih jelas. Berbagai macam kegiatan berkelompok dengan lawan jenis telah memberikan praremaja pengalaman terhadap kegiatan heteroseksual, namun pada umumnya mereka tidak akan berpasangan atau berpacaran sampai masa remaja. Pada tahap ini pula anak sudah mengenal bahwa masturbasi dapat memunculkan kenikmatan sendiri yang disebut sebagai orgasme. Kinsey dan rekan-rekannya (1948, 1953) melaporkan bahwa masturbasi merupakan sarana utama untuk mencapai orgasme pada masa praremaja untuk laki-laki maupun perempuan. Mereka menemukan bahwa 45% laki-laki dan 15% perempuan melakukan masturbasi pada usia 13. Sedangkan penelitian lain setuju bahwa remaja laki-laki lebih mungkin melakukan masturbasi dibandingkan perempuan remaja (Pinkerton dkk., 2002 dalam Rathus,dkk., 2008 ). Steven Pinkerton dan rekan- PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 26 rekannya (2002) juga menyatakan bahwa frekuensi melakukan masturbasi juga terkait dengan norma-norma sosial yang menilai bahwa masturbasi lebih dapat diterima atau terlihat normal bagi laki-laki daripada perempuan. d. Remaja (13-21 tahun) Remaja memiliki hasrat seks yang tinggi dikarenakan adanya lonjakan hormon seks. Dorongan seks yang tinggi pada remaja juga didukung oleh media di sekeliling remaja yang pada umumnya bertemakan seksual akan tetapi aktivitas mereka biasanya masih dibatasi oleh orangtua (McGue et al, 2005; Renk et al., 2005). Organ seksual yang dimiliki remaja juga sudah mengalami kematangan, sehingga membuat remaja memiliki rasa ingin tahu yang besar akan hal yang berhubungan dengan seksualitas. Hasrat seks yang tinggi serta didukung adanya rasa ingin tahu, maka menyebabkan para remaja akan mencari informasi dari berbagai macam sumber secara mandiri. Kencan pertama merupakan peristiwa penting dalam kehidupan remaja yang mencerminkan adanya minat seksual saat pubertas. Remaja pada saat ini sudah mulai pergi jalan bersama teman-temannya dan kencan lebih awal dibandingkan pada generasi masa lalu. Kencan merupakan salah satu perilaku seksual dimana individu ingin bertemu dengan lawan jenisnya dan membawanya berpergian. Remaja akan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 27 mencapai tahap keinginan untuk berpasangan dan pergi keluar dengan seorang gadis atau laki-laki tertentu. Hubungan seksual sebelum menikah juga merupakan salah satu masalah seksualitas yang sering terjadi pada tahap remaja. Masalah tersebut pada umumnya dimotivasi oleh sejumlah faktor, diantaranya masa pubertas mengalami lonjakan hormon seks yang secara langsung akan mengaktifkan gairah seksual khususnya hal ini lebih banyak terjadi pada laki-laki (Peplau, 2003 dalam Rathus,dkk., 2008). Masturbasi adalah penyaluran seksual utama selama masa remaja. Survei menunjukkan bahwa anak laki-laki lebih mungkin melakukan masturbasi dibandingkan perempuan. (Larsson & Svedin, 2002 dalam Rathus,dkk., 2008 ). Petting juga merupakan salah satu perilaku seksual yang praktis dan banyak dilakukan oleh beberapa generasi remaja. Banyak remaja yang melakukan petting untuk mengekspresikan kasih sayang, memuaskan rasa ingin tahu mereka, meningkatkan gairah seksual dan mencapai orgasme dengan tetap mempertahankan keperawanan serta menghindari kehamilan (Larsson & svrdin, 2002 dalam Rathus,dkk., 2008). Perilaku oral sex juga meningkat diiringi dengan bertambahnya usia, khususnya pada remaja. Berikut penjelasan tahap perkembangan perilaku seksual anak hingga remaja menurut Wenar, (1999) : Pada usia 1-3 tahun anak sudah mampu mengungkapkan jenis kelamin mereka sebagai laki-laki atau perempuan, akan tetapi anak belum PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 28 memiliki konsep bahwa jenis kelamin merupakan kondisi yang melekat dan permanen. Di usia 2-3 tahun anak mulai memilih mainan yang telah distereotipekan oleh masyarakat, seperti permainan mobil-mobilan untuk laki-laki dan boneka untuk perempuan. Pada usia ini anak juga lebih memilih bermain bersama teman sejenisnya meskipun terkadang anak juga masih bermain dengan teman lawan jenisnya. Pada tahap pra-sekolah anak mulai mengeksplor dan menstimulasi organ genital mereka. Masturbasi dianggap sebagai sumber sensasi kenikmatan, oleh karena itu anak akan merasakan perasaan nyaman dan menyenangkan saat melalukan aktivitas masturbasi. Anak juga senang memperlihatkan organ genitalnya pada teman sebaya dan orang dewasa serta senang melihat organ genital milik teman sebayanya. Pada tahap pra sekolah anak juga memiliki rasa penasaran dengan perbedaan alat kelamin laki-laki dan perempuan, sehingga mereka akan mempertanyakan perbedaan anatomi seksual tersebut. Usia 6-7 tahun, anak sudah mulai paham bahwa jenis kelamin mereka permanen dan tidak bisa berubah. Pada pertengahan masa anakanak akan terjadi pemisahan teman sebaya antara laki-laki dan perempuan. Pada tahap ini anak laki-laki senang membuat lelucon mengenai seks, membicarakan masalah seks dengan teman sebayanya dan melakukan pengalaman masturbasi dengan teman mereka, sedangkan anak perempuan lebih banyak membicarakan soal cinta dan fantasi seksual meskipun meskipun lebih sedikit mempraktekannya. Tahap pubertas ditandai kematangan secara fisiologis. Anak-anak usia pubertas mulai PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 29 tertarik dengan pasangan lawan jenis atau yang disebut heteroseksual. Pada tahap ini seseorang juga akan menjalani hubungan secara fisik dan psikologis dengan orang lain sebagai usaha mencapai kepuasan seksual. Berikut penjelasan tahap perkembangan perilaku seksual anak pada usia 4 hingga 6 tahun menurut Sugiasih dalam Proyeksi, Vol.6: Perilaku seksual pada anak yang berusia kurang dari 4 tahun adalah: (1) Menyentuh bagian-bagian pribadi mereka di depan umum, (2) Menggosok- gosokkan bagian pribadi mereka dengan tangan atau benda yang lain, (3) Mencoba untuk menyentuh payudara Ibu atau wanita lain, (4) Mencoba untuk melepas baju mereka di depan umum, (5) Mencoba untuk melihat orang lain yang sedang telanjang dan (6) Mengajukan pertanyaan tentang bagian-bagian tubuh mereka beserta fungsinya. Pada usia 4 – 6 tahun perilaku seksual yang pada umumnya muncul adalah : (1) Menjelajah bagian-bagian tubuh mereka sendiri dengan teman-teman seusianya, misalnya dengan bermain “dokter-dokteran”, (2) Meniru perilaku orang dewasa, misalnya mencium, memegang tangan teman lawan jenisnya, (3) Menyebutkan organ-organ vitalnya dengan istilah mereka sendiri. Berikut penjelasan tahap perkembangan perilaku seksual anak pada usia 6 hingga 10 tahun menurut Wuryani (2008) pada buku Pendidikan Sex Untuk Keluarga: Pada saat anak memasuki umur 6 hingga 7 tahun, anak mulai menunjukkan kesadaran, minat terhadap perbedaan fisik laki-laki dan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 30 perempuan, 8 tahun anak mulai menyinggung masalah seks, 9 tahun mulai berbicara tentang seks dengan teman sebayanya dan menggunakan istilah seksual dalam mengucapkan kata-kata kotor atau membuat puisi dan mulai belajar tentang organ seks mereka sendiri, dan pada umur 10 tahun anak akan belajar dari temannya tentang menstruasi dan hubungan dengan lawan jenis. Anak usia sekolah yang memasuki umur 10 tahun minat dan kebutuhan terhadap materi seks bertambah dramatis. Ini karena terjadi perubahan fisik dan emosi didalam dirinya. Berfikir tentang seks lebih dari sebelumnya dan berbicara tentang materi seks dengan temannya, yang sama-sama tidak mendapatkan informasi seperti dirinya. Berdasarkan tahap perkembangan perilaku seksual anak menurut Rathus (2008), Wenar (1999), Sugiasih dan Wuryani (2008) yang telah dijelaskan diatas, maka peneliti merangkum tahap perilaku seksual anak hingga remaja. Berikut penjelasannya: a. Masa Kanak-kanak Dini (2 sampai 6 tahun) 1) Mengungkapkan rasa ingin tahu mengenai lingkungan dan orangorang disekitarnya dengan cara memeluk, dipeluk, mencium dan naik di atas tubuh orang lain (Rathus, 2008). 2) Meniru perilaku orang dewasa (Sugiasih, 2008), misalnya mencium, memegang tangan teman lawan jenisnya. 3) Belum terlalu mengerti tentang “malu” sehingga anak sering telanjang di depan umum, mencoba untuk melepas baju di depan umum dan senang memperlihatkan organ genitalnya pada teman PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 31 sebaya maupum orang lain orang dewasa (Rathus, 2008; Wenar, 1999). 4) Masturbasi (Rathus, 2008; Wenar, 1999; Sugiasih, 2008), seperti menyentuh bagian-bagian pribadi mereka di depan umum, menyentuh bagian-bagian sensitifnya ketika di rumah, menggosokgosokkan bagian pribadi mereka dengan tangan atau benda yang lain, meraba, menarik atau mengusap kelaminnya, melakukan masturbasi bersama-sama. 5) Menunjukkan rasa ingin tahu mereka tentang anatomi seksual (Rathus, 2008; Wenar, 1999; Sugiasih, 2008), seperti bermain dokter-dokteran, ingin melihat orang tua mandi, menyentuh payudara Ibu atau wanita lain, mencoba untuk melihat orang lain yang sedang telanjang, menyelidiki alat kelamin anak-anak lain, mengajukan pertanyaan tentang bagian-bagian tubuh mereka beserta fungsinya, menunjukkan satu sama lain alat kelaminnya dengan anak sebayanya. b. Masa Akhir Kanak-kanak (6 sampai 13 tahun pada anak perempuan dan 14 tahun pada anak laki-laki) 1) Membicarakan topik seksual dengan teman sebaya (Rathus, 2008; Wenar, 1999; Wuryani, 2008), seperti senang membuat lelucon mengenai seks, menggunakan istilah seksual dalam mengucapkan kata-kata kotor, membuat puisi, membicarakan soal cinta dan fantasi seksual PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 32 2) Sudah mengerti bahwa masturbasi dapat memunculkan kenikmatan sendiri sehinga memunculkan orgasme (Rathus, 2008) 3) Masturbasi (Rathus, 2008; Wenar, 1999) 4) Mulai tertarik dengan lawan jenis namun pada umumnya mereka tidak akan berpasangan atau berpacaran sampai masa remaja (Rathus, 2008; Wenar, 1999). c. Remaja 1) Remaja mulai mencari informasi mengenai topik seksual dari berbagai macam sumber secara mandiri, seperti membaca majalah dewasa, menonton blue film (Rathus, 2008) 2) Kencan pertama (Rathus, 2008) 3) Masturbasi (Rathus, 2008) 4) Petting (Rathus, 2008) 5) Oral sex (Rathus, 2008) 6) Hubungan seksual (Rathus, 2008) 2. Bentuk Perilaku Seksual Anak Hingga Remaja Peneliti juga melengkapi data mengenai bentuk perilaku seksual anak hingga remaja melalui alat ukur CSBI. CSBI adalah laporan untuk ibu atau babysitter yang dibertujuan untuk mengukur perilaku seksual anak berusia 2-12 tahun yang telah mengalami pelecehan seksual. Tes ini dikembangkan untuk menindaklanjuti adanya hubungan antara pelecehan seksual dengan perilaku seksual yang terlalu dini pada anak (Friedrich, PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 33 1991). Buklet CSBI terdiri atas 38 item yang mencakup perilaku seksual dengan 8 domain utama (psychassessment, 2012), yaitu: a. Isu-isu batas perilaku seksual, misalnya seperti mencium orang lain yang bukan merupakan anggota keluarga, memeluk orang lain yang tidak terlalu dikenal. b. Ketertarikan seksual, misalnya seperti tertarik melihat gambar telanjang atau orang yang berpakaian minim, nampak sangat tertarik dengan lawan jenis. c. Eksibisionisme, misalnya seperti menunjukkan kemaluan atau bagian pribadi kepada orang lain, melepas pakaian sendiri di depan orang lain, berjalan-jalan hanya memakai pakaian dalam. d. Perilaku peran gender, misalnya seperti berpakaian seperti lawan jenis, berbicara mengenai keinginan menjadi lawan jenis, mencoba menirukan lawan jenis ketika bermain. e. Pengetahuan seksual , misalnya seperti menirukan gerakan hubungan intim, berbicara mengenai hubungan intim, mencoba menirukan suara erotis. f. Stimulasi oleh diri sendiri, seperti misalnya memegang atau menggosok kemaluan, mencoba memasukan benda-bensa ke kemaluan atau pantat. g. Perilaku mengintip, misalnya seperti melihat orang lain ketika mereka sedang telanjang atau melepaskan pakaian. h. Kecemasan seksual, misalnya seperti malu dengan orang lain yang tidak dikenal, malu ketika berganti pakaian atau melepaskan pakaian. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 34 Keseluruhan domain CSBI tidak digunakan dalam penelitian ini. Peneliti menyeleksi beberapa domain yang sesuai dengan tujuan dari penelitan sehingga dapat dipergunakan sebagai data pelengkap dalam membuat skala rating perilaku seksual anak. Domain yang digunakan dalam penelitian ini, diantaranya isu-isu batas perilaku seksual, ketertarikan seksual, eksibisionisme, pengetahuan seksual, stimulasi oleh diri sendiri dan perilaku mengintip. Penelitian ilmiah dalam negeri juga banyak membahas mengenai bentuk perilaku seksual anak hingga remaja. Berikut beberapa hasil penelitian yang memberikan informasi mengenai bentuk perilaku seksual anak hingga remaja di Indonensia: a. KOMNAS anak (2009)dalam Rahmawati (2012) mendapatkan, 97% anak SD pernah mengakses pornografi dari media internet. Berdasarkan data Depkominfo 2007, terdapat 25 juta pengakses internet di Indonesia dengan konsumen terbesar 90% adalah anak usia 8-16 tahun, 30% pelaku sekaligus korban pornografi adalah anak. b. Menurut Rusman, ketua Yayasan Kita Buah Hati dalam Rahmawati (2012) survei tahun 2010 di dapatkan 67% siswa Sekolah Dasar (SD) kelas 4 hingga 6 telah mengakses informasi pornografi dari bacaan dan jaringan internet. Antara lain mulai komik 24%, situs internet 22%, permainan 17%, film/TV 12%, telefon genggam 6%, majalah 6%, dan koran 5%. Hal ini membawa banyak dampak negatif bagi PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 35 perkembangan anak seperti penyimpangan perilaku-perilaku seksual maupun perilaku yang tidak bermoral. c. Menurut Observasi di Provinsi Nanggro Aceh Darussalam yang dilakukan oleh Lembaga Centra Muda Putro Phang (LCMPP) 2007 dalam Rahmawati (2012) yang bekerjasama dengan Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) di dapatkan bahwa 115 anak yang bermasalah tentang perilaku seksual terungkap telah melakukan pacaran dan seks sebanyak 51,30%. d. Berdasarkan penelitian yang pernah dilaksanakan di SD Negeri 16 Banda Aceh dengan jumlah subjek 390 siswa, ditemukan informasi bahwa siswa mengaku pernah memegang tangan teman lawan jenisnya. Adapun wali kelas yang menyatakan bahwa terdapat siswa yang sering mengganggu teman lawan jenisnya dengan mencium kawan sebangkunya. e. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Putri (2013) ditemukan data mengenai perilaku seksual anak, diantaranya melihat ponografi 6,4%, bergaya seperti orang dewasa 5%, berkata kotor terkait seksual 5,3%, mencium teman lawan jenis 2,9%, melihat organ seksual orang lain 6,7%, dll. Berdasarkan bentuk perilaku seksual menurut CSBI dan beberapa hasil penelitian di atas maka dapat dikatakan bahwa bentuk perilaku seksual tidak hanya dikonotasikan oleh persetubuhan namun juga menekankan pada sifat psikologis. Hal ini sesuai dengan pernyataan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 36 definisi perilaku seksual menurut Gunawan, R (1993) pada penjelasan sebelumnya. 3. Bentuk Perilaku Seksual Anak Hingga Remaja dalam Tingkatan Intensitas Pada penelitian ini perilaku seksual anak hingga remaja dalam tingkatannya ditentukan dengan menggunakan penjelasan sebelumnya yang ditinjau dari definisi perilaku seksual, tahap perilaku seksual, tahap perkembangan perilaku seksual anak hingga remaja, dan bentuk perilaku seksual anak. Keempat tinjauan tersebut digunakan untuk saling melengkapi satu sama lain. Definisi perilaku seksual memiliki sumbangan untuk memberikan penjelasan mengenai peristiwa yang akan diteliti sehingga sebagai dasar penelitian untuk diuji. Tahap perilaku seksual secara umum digunakan untuk membantu peneliti untuk merumuskan bentuk-bentuk perilaku seksual secara lebih sistematis dari tahap perilaku seksual yang paling rendah hingga tinggi. Tahap perilaku seksual anak hinga remaja memiliki sumbangan untuk memberikan batasan mengenai bentuk perkembangan perilaku seksual pada anak dan remaja sesuai pada tahap perkembangannya. Penelitian ini tidak berhenti pada tahap perilaku seksual anak saja akan tetapi dalam kasus ini memiliki dugaan bahwa anak yang terpapar lirik lagu dewasa akan memiliki tahap perkembangan seksual selanjutnya yang lebih cepat dari usianya, sehingga diperlukan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 37 tahapan perilaku seksual anak hingga remaja. Bentuk perilaku seksual anak sumbangannya untuk melengkapi daftar perilaku seksual. Berikut adalah bentuk perilaku seksual anak hingga remaja dalam tingkatannya pada penelitian ini: a. Bersifat psikologis 1) Berdandan dan menggunakan aksesoris 2) Berpakaian yang seronok 3) Mengucapkan kata-kata yang menunjukkan hubungan lawan jenis 4) Ketertarikan pada pesona lawan jenis 5) Mengucapkan kata-kata kasar atau mengumpat yang bersifat sensual 6) Melihat orang lain melepaskan pakaian 7) Melihat gambar-gambar sensual 8) Menonton film berkonten seksual b. Berkencan c. Bersentuhan 1) Duduk berdempetan 2) Memegang tangan lawan jenis 3) Bergandengan tangan 4) Bersandar kepala di pundak 5) Merangkul 6) Berpelukan 7) Meraba tubuh lawan jenis 8) Menyentuh atau meraba bagian vital lawan jenis PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 38 d. Berciuman 1) Mencium tangan 2) Mencium kening 3) Mencium pipi 4) Mencium bibir e. Pengetahuan seksual 1) Menirukan gerakan hubungan intim 2) Menirukan suara erotis 3) Berbicara mengenai hubungan intim dan topik seksual lainnya f. Stimulasi oleh diri sendiri 1) Menyentuh kemaluannya 2) Menempelkan atau menggesekkan alat kelaminnya dengan benda atau tubuh orang lain 4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Seksual Anak Hingga Remaja Peneliti memaparkan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku seksual berdasarkan pada tahap perkembangan anak hingga remaja dikarenakan adanya kemungkinan anak-anak melakukan perilaku seksual juga disebabkan karena faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku seksual pada remaja. Menurut Sarwono (2007) masalah perilaku seksual timbul karena beberapa faktor, diantaranya: PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 39 a. Perubahan hormonal Perubahan hormonal dapat meningkatkan hasrat seksual. Peningkatan hasrat seksual ini membutuhkan penyaluran dalam bentuk tingkah laku terntentu. b. Penundaan usia perkawinan Penyaluran perubahan hormonal tidak dapat dilakukan karena adanya penundaan usia perkawinan baik secara hukum menngenai undang-undang yang menetapkan batas usia menikah (16 tahun untuk wanita dan 19 tahun untuk laki-laki) maupun karena norma sosial yang makin lama makin menuntut persyaratan yang semakin tinggi untuk perkawinan (seperti, pendidikan, pekerjaan, persiapan mental). c. Sikap orang tua Sikap orang tua yang masih mentabukan pembicaraan seks dengan anak serta adanya ketidak terbukaan orang tua dengan anak mengenai diskusi seksualitas akan cenderung membuat jarak antara orangtua dan anak dalam masalah seksual. d. Kurangnya informasi tentang seksual Pada umumnya anak tidak dibekali pengetahuan mengenai seks. Dengan demikian anak akan mencari informasi sendiri dan berpaling ke sumber-sumber lain yang tidak akurat dan dapat disalah artikan oleh anak, seperti teman,majalah. e. Pihak lain, seperti pergaulan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 40 Pergaulan antara pria dan wanita juga memiliki peranan dalam meningkatkan perilaku seksual pada anak maupun remaja, khususnya pada pergaulan yang bebas. f. Rangsangan seksual melalui media Perilaku seksual yang tidak sesuai pada tahap perkembangan anak makin meningkat dikarenakan adanya penyebaran informasi dan rangsangan seksual melalui media massa dan teknologi canggih. Perkembangan anak yang sedang dalam tahap ingin mencoba dan memiliki rasa ingin tahu, akan meniru apa yang dilihat atau didengarnya dari media massa. Penulis memfokuskan pada faktor rangsangan seksual melalui media massa dikarenakan meningkatnya perilaku seksual yang disebabkan oleh penyebaran informasi dan rangsangan seksual melalui media massa menjadi semakin marak. Pada era sekarang media massa dapat diakses semua kalangan masyarakat dan lapisan umur dengan mudah. Anak yang sedang dalam periode ingin tahu dan ingin mencoba, akan meniru apa yang dilihat atau didengarnya dari media massa. Salah satu bentuk hiburan dari media masa tersebut ialah lagu. D. Lagu 1. Definisi Lagu Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2011), lagu adalah ragam suara yang berirama (dalam bercakap-cakap, bernyanyi, membaca dan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 41 lain-lain) atau nyanyian. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan juga bahwa musik dan lagu merupakan dua hal yang berkaitan erat satu sama lain. Pengertian musik lebih luas dari pada pengertian lagu. Ada yang berpendapat bahwa lagu merupakan bagian dari satu karya musik. Karya musik sendiri meliputi karya musik yang mengunakan lirik (lagu) maupun karya musik tanpa lirik (instrumental) Menurut Wikipedia (2013), lagu merupakan gubahan seni nada atau suara dalam urutan, kombinasi, dan hubungan temporal (biasanya diiringi dengan alat musik) untuk menghasilkan gubahan musik yang mempunyai kesatuan dan kesinambungan (mengandung irama). Dan ragam nada atau suara yang berirama disebut juga dengan lagu. Dari definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa lagu adalah suara yang berirama dan terdapat unsur lirik yang saling berkesinambungan. 2. Unsur-unsur pada Lagu Suatu karya musik terutama lagu terdiri dari unsur-unsur tertentu sebagai pembentuknya yang mempunyai kaitan yang sangat erat antara satu dengan yang lain. Unsur-unsur tersebut diantaranya: a. Nada Nada atau suara merupakan faktor pembentuk yang pertama disusun atau kombinasi sehingga menghasilkan komposisi (suara) yang mempunyai kesatuan dan kesinambungan. Nada terssebut dihasilkan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 42 oleh notasi musik sebagai seperangkat atau sistem lambang (tanda) yang menggambarkan suatu nada. b. Irama Dalam proses penyusuan nada atau suara menjadi suatu karya musik, maka juga diperlukan unsur lain seperti irama atau ritme. Irama terdiri dari tempo dan dinamika. Tempo merupakan ukuran waktu, tempo menentukan turun naiknya atau cepat lambatnya suatu lagu. Adakalanya suatu lagu mempunyai irama yang lambat pada awalnya dan menjadi cepat saat bagian pengulangannya atau sebaliknya. Contohnya lagu-lagu perjuangan rata-rata mempunyai dinamika yang keras. Sedangkan lagu-lagu pop rata-ratanya mempunyai dinamika yang lemah. c. Lirik/ Syair Apabila karya musik yang dihasilkan bukan merupakan karya instrumental, maka dibutuhkan lirik. Pengertian lirik lagu menurut Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer adalah karya puisi yang menggambarkan perasaan dan dibawakan dengan bernyanyi. Bentuk ekspresi emotif tersebut diwujudkan dalam bunyi dan kata. Lirik merupakan bagian dari suatu karya sastra. Lirik merupakan susunan kata dari sebuah nyanyian yang merupakan curahan perasaan pribadi dari pengarangnya. Oleh karena itu, maka pernyataan yang mengatakan bahwa suatu karya musik lebih luas dari suatu karya sastra merupakan pernyataan yang tepat, karena karya musik memadukan unsur karya PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 43 sastra dengan unsur-unsur yang lainnya menjadi suatu kesatuan yang harmonis. d. Arasemen Arasemen menurut Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, yaitu rangkaian, susunan. Unsur nada, irama dan lirik kemudian dikombinasikan menjadi suatu kesatuan yang harmonis dalam arasemen musik. Aransemen musik mempunyai peran besar dalam mengatur dan mengkombinasikan unsur-unsur suatu karya musik dan lagu yang ada. 3. Fungsi Lagu bagi Anak-anak Menurut Gardner (dalam Sheppard, 2007), terdapat beberapa fungsi lagu bagi anak diantarantya: a. Melatih otak kanan dan kiri b. Melatih kemampuan mendengar c. Mengubah mood anak d. Belajar bersosialisasi e. Melatih anak berbicara f. Memberikan ketenangan pada anak g. Belajar Calistung (Membaca, Menulus, Berhitung) 4. Perkembangan Lagu di Indonesia Era Sebelum 70-an Pada era sebelum 70-an musik atau lagu-lagu Indonesia lebih di dominasi oleh tema perjuangan, keberanian, semangat dan kebangsaan. Hal ini dipengaruhi dengan kondisi Indonesia saat itu yang PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 44 sedang melakukan perjuangan melawan Belanda dan Jepang, seperti lagu Maju tak gentar, Bandung lautan api, dll. Lagu-lagu pada era ini kebanyakan telah dijadikan sebagai lagu Nasional. Era 70-an Pada Era 70-an secara tema, di dominasi dengan percintaan dan kancah peperangan. Beberapa lagu yang menggunakan lirik berbahasa asing pada era ini akan dicekal dan masuk penjara, contohnya seperti Koes Bersaudara. Pada saat itu penguasa Orde Lama sangat anti Barat menurut pemerintahan Soekarno musik barat dianggap tidak sesuai dengan budaya bangsa Indonesia. Pandangan tersebut mengakibatkan semua lagu yang berbau rock‟n roll harus diberangus. Lagu-lagu yang sering disajikan oleh anak-anak pada 70an hingga 80an diantaranya Nyiur Hijau lagu Ibu Pertiwi, Tidurlah Intan, Indonesia Pusaka dan Pahlawan Merdeka. Setelah Bung Karno tidak lagi menjabat sebagai presiden maka segera saja bermunculan band-band yang meniru band musik cadas dari luar negeri. Beberapa band dengan musik cadas pun sempat menjulurkan taring nya pada era 70-an. Fenomena munculnya band musik anak-anak muda selepas tumbangnya Orde Lama menandakan pintu modernisasi telah dibuka lebar- lebar dan orientasi musik anak-anak muda kita mulai kearah Barat yang banyak membawakan musik cadas. Penyanyi artis cilik yang sedang tenar pada era ini, seperti Adi Bing Slamet, Cicha Koeswoyo, Diana Papilaya, Dina Mariana, Vien Isharyanto, atau Yoan Tanamal serta PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 45 penyanyi dari sanggar-sanggar berprestasi (Harian Kompas Kamis, 30 Oktober 2008). Era 80-an Era 80-an sering di sebut era lagu-lagu patah hati. Jenis lagu didominasi lagu pop yang mendayu-dayu, bertempo lambat dan cenderung berkesan cengeng. Beberapa lagu sempat menjadi fenomenal, diantaranya lagu „gelas-gelas kaca‟ dan lagu „hati yang luka‟ milik Betharia Sonata. Lagu yang berjudul ”Aku masih seperti yang dulu‟, yang di nyanyikan Dian Piesesha bahkan sampai terjual 2 juta kopi. Harmoko yang waktu itu menjabat sebagai mentri Penerangan mengatakan bahwa lagu era 80-an sebagai lagu „ngak-ngik-ngok‟. Harmoko melarang peredaran lagulagu jenis tersebut dengan alasan, membuat mental bangsa menjadi lemah, masyarakat jadi cengeng dan malas bekerja. Era 90-an Pada era 90-an Mentri Harmoko masih melakukan pelarangan terhadap musik yang di bilang cengeng, sehingga menyebabkan musik Pop Indonesia menjadi surut dan kehilangan arah. Akan tetapi dampak positifnya adalah musik dangdut menjadi lebih hidup dan meriah. Bahkan banyak dari para penyanyi yang tadinya beraliran pop dan rock beralih ke dangdut dan kemudian tercipta jenis musik baru yaitu pop dangdut. Disaat yang bersamaan saat musik Pop Indonesia kehilangan greget, beberapa musisi Indonesia menciptakan trend musik baru pop rock. Pop rock di nyanyikan dengan lembut dan mendayu-dayu dengan gaya seadanya, PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 46 bergoyang sedikit dan memainkan ekspresi muka ternyata dapat di terima masyarakat luas. Jenis musik ini ternyata cepat membuat bosan terutama setelah kematian Nike Ardilla dan tak adanya inovasi dari musisi. Beberapa label rekaman kemudian mengeluarkan album kompilasi dari beberapa group musik yang mengambil aliran alternatif. Albumalbum kompilasi tersebut akhirnya menjadi trend dan laris-manis pada waktu itu. Beberapa nama yang terangkat pada trend ini, yaitu Padi, Cokelat, Peterpan, Sheila on7. Era 90an penyanyi cilik juga cukup mendapatkan tempat di hati masyarakat. Lagu anak tahun 90an cukup banyak beredar di pasaran, seperti Bondan Prakosa dengan albumnya “Lumba-lumba”, Enno Lerian dengan “Malas Bersih-bersih”, Trio Kwek-kwek dengan “Si Jago Mogok”, Laura Dacosta dengan “Anak Jalanan”, Kak Seto (Si Komo) dengan “Si Komo Lewat”, Joshua dengan “Diobok-obok. Terdapat banyak pesan moral yang dihadirkan melalui lagu anak-anak ini (Lagu Anak-Anak., 2011). Lagu yang dibawakan oleh penyanyi cilik pada masa itu pun sesuai dengan porsi mereka sebagai anak-anak. Lagu yang bukan tentang cintacintaan layaknya lagu orang dewasa, tetapi cinta universal kepada alam atau orang tua. Era 2000 Pada era ini selera masyarakat lebih ke group-group musik di bandingkan dengan penyanyi yang bersolo karir. Beberapa penyanyi solo yang sempat berjaya perlahan redup di masa ini. Musik di dominasi oleh PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 47 group-group musik yang makin ramai oleh para pendatang baru, seperti Ungu, Dewa, Gigi,Ten 2 Five, Maliq d esential, Samson, Nidji, dan Radja seakan mendominasi ruang musik Indonesia. Tahun 2010 sampai tahun 2012 musik Indonesia sedang diramaikan dengan boy dan girl band. Lagu anak pada tahun 2000an seakan-akan lenyap dari peredaran, sehingga hal ini membuat anak-anak cenderung lebih memilih lagi-lagu Pop Dewasa sebagai lagu favorit mereka. Anak-anak yang dulu dengan mudah menghafal lagu-lagu anak hingga saat ini lebih memilih untuk menghafalkan lagu-lagu Pop Dewasa yang kebanyakan bertemakan “Cinta”. Selain itu, sedikit sekali penyanyi cilik di era 2000 yang benarbenar menyanyikan lagu dengan semangat anak-anak. Kebanyakan, musik mereka dipengaruhi oleh pesatnya perkembangan lagu dewasa. Sementara, perkembangan musik anak-anak di negeri ini sendiri semakin menurun. Memang masih ada beberapa penyanyi cilik yang sering muncul di televisi, seperti Umay dan Coboy Junior. Akan tetapi lagu yang mereka nyanyikan tidak memiliki spirit anak-anak (Kompasiana, 2013). 5. Lagu Dewasa dengan Lirik Percintaan Lagu orang dewasa merupakan lagu yang layak dikonsumsi oleh tingkat dewasa yaitu diatas usia dua puluh tahun ke atas. Berdasarkan lirik dan tema, lirik pada lagu orang dewasa biasanya memiliki makna yang lebih mendalam. Begitupun dari segi tema, lagu orang dewasa biasanya bertemakan hubungan antara pria dan wanita dalam percintaan (Ibu & balita, 2013). PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Kriteria dari lirik lagu dewasa percintaan, 48 diantaranya (lagu2anak.blogspot, 2011): a. Lirik lagu dewasa percintaan bertemakan kisah asmara, jatuh cinta antara kedua insan serta perselingkuhan. b. Lirik lagu dewasa percintaan bertemakan patah hati dan kesedihan, contohnya seperti lagu Pedih yang dinyanyikan oleh Geisah, Penyelasan Terdalam dari Viera dan Kesepian. c. Lirik lagu dewasa percintaan cenderung berbau porno, contohnya seperti lagu keong racun. E. Keterpaparan Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (2011), terpapar berasal dari imbuhan ter- yang artinya telah mengalami dan paparan yang artinya proses atau sesuatu yang diuraikan. Berdasarkan definisi tersebut, maka disimpulkan bahwa keterpaparan merupakan tingkat peristiwa yang pernah dialami dari suatu proses. Schunk (dalam King, 2010) mengatakan bahwa banyak perilaku kompleks yang berhasil dilakukan karena adanya paparan atau karena melihat contoh perilaku (yang dilakukan oleh model, orang lain di sekitar). Dengan mengamati maka individu akan memiliki pengetahuan, keterampilan, strategi, kepercayaan, sikap dan perilaku PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI F. 49 Proses Belajar Belajar (learning) adalah perubahan perilaku yang muncul melalui pengalaman dan relatif menetap (King, 2010). Proses belajar yang sesuai dengan penelitian ini menggunakan persepektif modeling. Model ini sangat dipengaruhi oleh pemikiran Albert Bandura yang lebih mengajukan perasaan faktor-faktor kognitif daripada analisis tingkah laku. Asusmsi terpentingnya adalah bahwa belajar observasional terjadi ketika tingkah laku observer (anak) berubah sebagai hasil dari pandanganya terhadap tingkah laku seorang model (seperti orangtua, guru, saudara, teman dan bintang film). Menurut Bandura perilaku dibentuk dan berubah melalui situasi sosial dan interaksi sosial dengan orang lain. Hal yang sangat penting dari “modeling” adalah mencontoh tingkah laku yang diobservsi atau mengabstraksinya dalam bentuk yang umum. Bandura (dalam King, 2010) meyakini bahwa belajar melalui observasi (observational learning) atau modeling melibatkan 4 proses, yaitu: 1. Perhatian (Attentional), yaitu proses dimana observer atau anak menaruh perhatian terhadap tingkah laku atau penampilan model (orang yang diimitasi). Untuk menghasilkan tingkah laku seperti yang dilakukan oleh model, maka kita harus benar-benar memperhatikan apa yang dikatakan atau dilakukan. 2. Pengendapan (Retention), yaitu proses yang merujuk pada upaya anak untuk memasukkan informasi tentang model, seperti karakteristik penampilan fisiknya, mental dan tingkah lakunya ke dalam memori. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 50 Ketika memproduksi tindakan seorang model, individu harus menyimpan setiap informasi di dalam ingatan terlebih dahulu. Sebuah deskripsi verbal yang sederhana dapat membantu proses pengendapan. 3. Reproduksi motorik (Motor production), yaitu proses melakukan peniruan terhadap tindakan model. 4. Motivational, yaitu proses pemilihan tingkah laku model yang diimitasi oleh individu. Dalam proses ini terdapat faktor penting yang mempengaruhinya, yaitu “reinforcement” atau “punishment” terhadap model atau langsung kepada anak. G. Dinamika Hubungan Keterpaparan Lagu Dewasa Lirik Percintaan dengan Perilaku Seksual pada Akhir Masa Anak-anak Lagu merupakan bentuk media audio yang mengandung pesan dalam bentuk auditif (hanya dapat didengar) dan dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, serta kemauan anak untuk mempelajari isi tema (Zaman,2010). Lagu juga merupakan gambaran kehidupan manusia yang dinyatakan dalam bentuk bunyi yang berirama sebagai penyaluran pikiran dan perasaan. Dalam pembentukannya, lagu terdiri dari berbagai unsur-unsur yang mempunyai kaitan yang sangat erat antara satu dengan yang lain. Salah satu unsur yang terpenting dari lagu ialah lirik. Lirik merupakan susunan kata dari sebuah nyanyian yang merupakan curahan perasaan pribadi dari pengarangnya. Sebuah lagu dapat memberikan informasi baik secara hiburan maupun pengetahuan melalui lirik-lirknya. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 51 Lagu juga merupakan sarana hiburan yang paling mudah ditemui, ekonomis, dan dapat didengar bersamaan dengan melakukan aktivitas lain. Oleh sebab itu, lagu dapat didengar dimana saja dengan bersamaan melakukan aktivitas lain, seperti saat bermain dan di dalam mobil saat menuju perjalanan. Mendengarkan musik dan lagu juga merupakan hiburan yang populer di kalangan anak-anak. Mendengarkan musik dan berbicara tentang lagu yang disukai dengan teman sebayanya dapat berfungsi sebagai pengikat yang mendukung penerimaan sosial (Hurlock, 1990 ). Melalui lagu, maka secara langsung anak memperoleh informasi berupa isi atau tema dari lagu yang mereka dengar. Hal ini dikarenakan anak menaruh perhatian terhadap lagu-lagu yang didengar. Bandura dengan teori belajar sosialnya mengatakan bahwa manusia belajar meniru bukan hanya melalui model hidup namun dari banyak model, seperti model simbolik. Bentuk lain pemodelan simbolik ini adalah instruksi verbal, sehingga keterpaparan lagu dengan lirik dewasa secara intensif dikhawatirkan dapat berdampak pada meningkatnya perilaku seksual pada anak. Hal ini dikarenakan isi lagu dewasa penuh dengan tema percintaan, kisah asmara, jatuh cinta antara kedua insan, dan cenderung berbau porno (lagu2anak.blogspot, 2011). Instruksi verbal dari lagu dewasa ini semakin besar ditiru dikarenakan karakteristik perkembangan anak usia 8 hingga 10 tahun. Pada usia ini, anak memiliki karakteristik kognitif operasional konkrit dengan kemampuan berpikir lebih logis serta kemampuan memahami konsep percakapan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 52 (Santrock, 2007). Dalam kasus ini, anak sudah dapat memahami konsep atau isi dari lirik lagu dewasa percintaan yang mereka dengar. Anak juga akan sangat mudah untuk mengingat informasi yang didapatkan, dikarenakan ingatan anak terutama pada usia 8 hingga 10 tahun mencapai intensitas paling besar dan paling kuat. Daya menghafal dan daya memori anak pada tahap ini adalah paling kuat (Kartono, 1986). Karakteristik perkembangan sosial pada akhir masa anak-anak juga memiliki kebutuhan untuk membentuk ikatan baru dengan teman sebaya (peer group) atau dengan teman sekelas, sehingga ruang gerak hubungan sosialnya menjadi lebih luas (Hurlock,1990). Pada tahap ini anak juga memiliki kebutuhan untuk diterima secara sosial, sehingga mendengarkan musik dan berbicara tentang lagu yang populer dengan teman sebayanya dapat berfungsi sebagai pengikat yang mendukung penerimaan sosial. Pada usia 8 hingga 10 tahun, reaksi emosional anak semakin bervariasi, seperti rasa takut, rasa marah, cemburu, kegembiraan dan kasih sayang (Hurlock, 1990). Pemahaman emosional anak juga semakin tinggi bila dibandingkan masa sebelumnya, sehingga sangat memungkinan nuansa emosi pada lagu dewasa lirik percintaan yang didengar menjadi menarik bagi anak. Pada tahap ini anak juga memiliki dorongan yang sangat kuat untuk mengembangkan konsep yang jelas tentang peran seks serta ingin mengetahui lebih dalam mengenai hubungan antara kedua jenis seks laki-laki dan perempuan. Anak dapat memperoleh informasi tersebut dari berbagai sumber, diantaranya melalui media hiburan seperti lagu. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Sehubungan dengan adanya modeling dan didukung 53 karakteristik perkembangan anak usia 8 hingga 10 tahun tersebut, maka sungguh mudah bagi seorang anak untuk menerima, mengingat suatu lagu termasuk lagu dewasa dengan lirik percintaan dan menirunya kedalam bentuk perilaku. Jika perilaku ini diperkuat dengan kurangnya pengawasan orang tua untuk membatasi dan mengawasi anak dalam menerima infomasi, maka anak akan memiliki dorongan untuk mengulangi tingkah laku serupa kedalam beberapa situasi. Oleh karena itu, secara disadari atau tidak lagu dewasa akan memaksa anak untuk menjadi lebih dewasa dari umur yang seharusnya, sehingga anak yang terbiasa terpapar lagu dengan lirik tersebut dikhawatirkan akan ditiru ke dalam kehidupan kesehariannya khususnya dalam perilaku seksualnya, seperti perilaku berkencan, berpacaran terlalu dini, berpakaian seronok, menggoda atau membuat kata-kata gombal untuk lawan jenisnya. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 54 Skema 1. Hubungan Keterpaparan Lagu Dewasa Lirik Percintaan dengan Perilaku Seksual pada Akhir Masa Anak-anak LAGU DEWASA DENGAN LIRIK PERCINTAAN Karakteristik Perkembangan Akhir Masa Anak-anak: Kognitif Sosial Emosi Perilaku Seksual ATTENTIONAL SECARA AUDITORI PENYIMPANAN INFORMASI PRODUKSI PERILAKU MOTIVASI untuk mengulangi perilaku PERILAKU SEKSUAL PADA ANAK MENINGKAT PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 55 H. Hipotesis Hipotesis yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah ada hubungan postif antara antara tingkat keterpaparan lagu dewasa lirik percintaan dengan tingkat perilaku seksual anak. Semakin tinggi keterpaparan lagu dewasa lirik percintaan maka semakin tinggi tingkat perilaku seksualnya. Sedangkan semakin rendah keterpaparan lagu dewasa lirik percintaan yang diterima, maka semakin rendah juga tingkat perilaku seksualnya. Anak yang sering terpapar lagu-lagu dewasa yang secara umum bertemakan percintaan akan berdampak pada tingkat perilaku seksualnya. Anak-anak akan mencontoh atau memodeling makna dari lirik tersebut ke dalam kehidupannya. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan tuntunan tentang bagaimana secara berurut penelitian sebaiknya dilakukan (Widi, 2010). Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penelitian adalah metode yang digunakan harus disesuaikan dengan objek penelitian dan tujuan yang akan dicapai sehingga penelitian dapat berjalan dengan sistematis. Penggunaan metode penelitian harus tepat dan mengarah pada tujuan penelitian, serta dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Adapun metodemetode penelitian yang digunakan dijelaskan sebagai berikut. A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian korelasional yang bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan keterpaparan lirik lagu dewasa dengan perilaku seksual anak. Penelitian korelasional bertujuan untuk mengetahui sejauh mana variasi dalam satu variabel berhubungan dengan variasi dalam variabel lain. Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan data-data numerikal atau angka yang diolah dengan prosedur statistik. Setelah diperoleh hasilnya kemudian dideskripsikan dengan menguraikan kesimpulan yang didasari oleh angka yang diolah dengan metode statistik tersebut (Noor, 2011). Oleh karena itu, penelitian korelasional ini sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu untuk membuktikan adanya hubungan positif antara tingkat 56 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 57 keterpaparan lirik lagu dewasa dewasa dan tingkat perilaku seksual pada anak. B. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel adalah konsep yang mempunyai nilai dan dapat diukur (Widi, 2010). Berdasarkan definsi tersebut maka dapat diidentifikasikan variabel dalam penelitian ini, yaitu: 1. Variabel bebas : Keterpaparan Lagu Dewasa Lirik Percintaan 2. Variabel terikat : Perilaku Seksual Pada Anak C. Definisi Operasional 1. Keterpaparan Lagu Dewasa dengan Lirik Percintaan Data keterpaparan lagu dewasa lirik percintaan berupa skor yang diperoleh dari pengisian subjek pada skala rating keteterpaparan lirik lagu. Skor ini menunjukkan jumlah lagu dewasa lirik percintaan yang pernah didengar anak dan frekuensi mendengarkan lagu tersebut. Frekuensi dinyatakan dalam bentuk rating; Pernah (P) mendapatkan skor 1, Jarang (J) mendapatkan skor 2, Sering (S) mendapatkan skor 3. Kumpulan lagu yang sudah diperoleh dari subjek akan disortir peneliti berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan. Kriteria lagu yang digunakan dalam penelitian ini adalah lagu dewasa lirik percintaan yang bertemakan kisah asmara, jatuh cinta, perselingkuhan, patah hati dan cenderung berbau porno. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 58 2. Perilaku Seksual Anak Data perilaku seksual pada anak dalam penelitian ini berupa skor yang diperoleh dari form rating perilaku seksual anak. Skor pada skala tersebut menunjukkan jumlah dari rating terhadap perilaku seksual pada anak berdasarkan observasi orang tua dan guru. Perilaku seksual anak yang dirating oleh orang tua dan guru dalam penelitian ini digolongkan sebagai berikut: a. Bersifat psikologis, seperti misalnya berdandan dan menggunakan aksesoris, berpakaian yang seronok, mengucapkan kata-kata yang menunjukkan hubungan lawan jenis, ketertarikan pada pesona lawan jenis, mengucapkan kata-kata kasar/mengumpat yang bersifat sensual, melihat orang lain melepaskan pakaian, melihat gambar-gambar sensual, dan menonton film berkonten seksual. b. Berkencan, seperti berpergian berdua dengan teman lawan jenis, mengajak makan berduaan dengan teman lawan jenisnya. c. Bersentuhan, seperti misalnya duduk berdempetan, memegang tangan lawan jenis, bergandengan tangan, bersandar kepala di pundak lawan jenis, merangkul, berpelukan, memegang paha lawan jenis, memegang pantat lawan jenis, meraba tubuh lawan jenis, menyentuh atau meraba bagian vital lawan jenis d. Berciuman, seperti misalnya ciuman afeksi (cium tangan, cium kening, cium pipi) dan ciuman yang bersifat sensual (ciuman bibir). PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 59 e. Pengetahuan seksual, seperti misalnya menirukan gerakan hubungan intim, menirukan suara erotis, berbicara mengenai hubungan intim dan topik seksual lainnya. f. Stimulasi oleh diri sendiri, seperti misalnya menyentuh kemaluannya, menempelkan atau menggesekkan alat kelaminnya dengan benda atau tubuh orang lain. Form skala rating ini berisi tentang daftar perilaku seksual yang disampaikan di atas. Kategori jawaban dinyatakan dalam bentuk rating dari frekuensi Tidak Pernah (TP) mendapatkan skor 1, Jarang (J) mendapatkan skor 2, Kadang-kadang (KD) mendapatkan skor 3, Sering (SR) mendapatkan skor 4, Selalu (SL) mendapatkan skor 5. D. Subjek Penelitian Subjek pada penelitian ini adalah siswi SD yang berusia 8 hingga 10 tahun yang masih masuk dalam masa anak tepatnya masa akhir kanak-kanak. Menurut Hurlock, usia perkembangan pada tahap akhir masa kanak-kanak terdiri dari usia 6 hingga 14 tahun. Peneliti menggunakan usia 8 hingga 10 tahun, dikarenakan pada tahap ini anak mulai memiliki ruang gerak hubungan sosial yang lebih luas. Pada usia ini pula anak sudah dapat memahami suatu pertanyaan yang diajukan sehingga ketidakbisaan anak dalam mengerjakan karena tidak memahami diharapkan tidak akan muncul (Hidayati, 1998). Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode accidental sampling. Accidental sampling adalah teknik penentuan sampling PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 60 secara kebetulan bertemu dengan peneliti atau dilihat oleh peneliti, akan tetapi masih berdasarkan dengan kriteria yang telah ditentukan (Martono, 2012). E. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode observasi. Metode observasi digunakan untuk mendapatkan data keterpaparan lirik lagu dewasa dan data mengenai perilaku seksual pada anak. Data keterpaparan lirik lagu diperoleh dari observasi yang dilakukan oleh subjek sendiri, atau disebut sebagai self monitoring (Sattler, 2002). Subjek akan mengisi skala rating keterpaparan lirik lagu dalam bentuk rating. Data perilaku seksual anak diperoleh dari observasi yang dilakukan oleh guru dan orang tua. Hasil data mengenai perilaku seksual pada anak juga akan dilaporkan dalam bentuk skala rating. Observasi adalah metode penelitian ilmiah dengan melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematis mengenai fenomena-fenomena yang diselidiki (Sattler, 2002). Data observasi dalam penelitian ini menggunakan skala rating. Keuntungan menggunakan skala rating dalam pencatatan data diantaranya sebagai kerangka acuan umum untuk membandingkan setiap individu, dapat digunakan untuk merekam banyak perilaku yang berbeda, dapat digunakan untuk menilai perilaku dari kelompok individu secara keseluruhan, dan menjadi salah satu metode yang PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 61 nyaman dalam pencatatan berdasarkan beberapa persepsi dari observer (Sattler, 2002). Di bawah ini akan diuraikan mengenai alat pengumpulan data:. 1. Skala Rating Keterpaparan Lirik Lagu Skala rating keterpaparan lirik lagu digunakan untuk mengungkap keterpaparan lirik lagu yang dialami subjek. Skala rating ini bertujuan untuk mengukur tingkat keterpaparan yang dialami subjek berdasarkan banyak lagu dan frekuensi mendengarkan lagu. Skala rating diisi berdasarkan observasi diri atau merupakan hasil dari observasi dengan self monitoring. Alasan peneliti melibatkan subjek untuk ikut serta melakukan pengisian skala ini dikarenakan karakteristik anak berusia 8-10 tahun telah memiliki kemampuan verbal dan mampu juga untuk melakukan intropreski sederhana (Hidayati, 1998). Anak telah memiliki kemampuan untuk membaca dan menulis dengan baik. Dengan demikian diharapkan subjek mampu memberikan jawaban mengenai pernyataan ataupun pertanyaan dan mampu memberikan jawaban yang sesuai dengan apa yang mereka alami dan rasakan. Self monitoring assessment adalah teknik pengumpulan data dengan meminta anak melakukan penilaian dari hasil pemantauan terhadap diri sendiri. Anak diminta untuk mengamati dan mencatat aspek terselubung dari dirinya selama periode waktu yang ditentukan (Sattler, 2002). Subjek akan mengisi kuesioner dengan cara menuliskan lagu yang pernah didengar dan frekuensi mendengarkan lagu-lagu tersebut. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 62 Frekuensi mendengarkan lagu dinyatakan dalam bentuk rating. Subjek akan diminta untuk memberikan tanda centang (√) pada pilihan rating di setiap pernyataan yang sesuai dengan apa yang dialami. Setiap aitem memuat tiga kategori pilihan jawaban dengan penilaian Pernah (P) mendapatkan skor 1, Jarang (J) mendapatkan skor 2, Sering (S) mendapatkan skor 3. Skor berdasarkan kategori tersebut didapatkan dari konsultasi dan hasil diskusi dengan dosen pembimbing skripsi. Sebagai upaya untuk menyamakan persepsi antara peneliti dan responden, maka perlu disampaikan keterangan mengenai tingkat frekuensi. Adapun keterangannya sebagai berikut: P (Pernah) : lagu didengar sebanyak 1-2 kali/minggu J (Jarang) : lagu didengar sekitar 3 kali/ minggu (antara pernah dan sering) S (Sering) : lagu didengar sebanyak 6-7 kali/minggu (relatif setiap hari) Tabel 1 Blue Print Skala Rating Keterpaparan Lirik Lagu No Judul Lagu Frekuensi P 1 2 J S PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 63 2. Skala Rating Perilaku Seksual Anak Skala rating perilaku seksual digunakan untuk mengungkap perilaku seksual pada subjek. Skala rating ini bertujuan untuk mengukur seberapa tinggi perilaku yang dilakukan anak berdasarkan tahapan perilaku seksual. Metode yang digunakan adalah observasi partisipan dengan melibatkan orangtua dan guru sebagai sumber dalam pencatatan. Orang tua dan guru diyakini sebagai orang-orang yang sering terlibat secara langsung dalam keseharian anak. Pengisian skala yang dilakukan orang tua dan guru berdasarkan hasil pengamatan atau observasi pada perilaku anak dalam keseharian, khususnya dalam waktu 2 minggu terakhir. Subjek tidak diikut sertakan dalam menjawab skala ini dikarenakan peneliti menjaga kode etik dasar penelitian yang berpatokan pada pasal 2 mengenai tanggung jawab mengenai keasadaran akan konsekuensi tindakan ilmuwan psikologi dalam melaksanakan kegiatan. Dalam hal ini khususnya pada aitem-aitem yang bersifat sensual yang dikhawatirkan dapat menganggu psikologis anak setelah membaca aitem-aitem tersebut (Hasan, 2009). Skala diisi dengan cara memberikan tanda centang (√) disetiap pernyataan yang sesuai perilaku sebenarnya pada subjek penelitian berdasarkan pengamatan. Dalam skala ini orangtua dan guru diminta untuk memberikan jawaban secara jujur atas pernyataan-pernyataan yang telah dirumuskan berdasarkan metode rating yang dijumlahkan dengan lima kategori jawaban. Orang tua dan guru diminta untuk menentukan satu pilihan dari 5 pilihan jawaban yang sesuai keadaan sebenarnya dengan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 64 katergori penilaian Tidak Pernah (TP) mendapatkan skor 1, Jarang (J) mendapatkan skor 2, Kadang-kadang (KD) mendapatkan skor 3, Sering (SR) mendapatkan skor 4, Selalu (SL) mendapatkan skor 5. Sebagai upaya untuk menyamakan persepsi antara peneliti dan responden, maka perlu disampaikan keterangan mengenai tingkat frekuensi. Adapun keterangannya sebagai berikut: SL (selalu) : pernyataan di dalam aitem selalu subjek lakukan (setiap hari) SR (sering) : pernyataan di dalam aitem lebih banyak subjek lakukan dari pada tidak dilakukan (5 – 6 hari/ minggu) KD (kadang) : pernyataan di dalam aitem seimbang antara dilakukan dan tidak dilakukan (3-4 hari/minggu) J (Jarang) : pernyataan di dalam aitem lebih banyak tidak dilakukan daripada dilakukan (1-2 hari/minggu) TP (Tidak Pernah) : pernyataan di dalam aitem tidak pernah dilakukan oleh subjek Skala perilaku seksual juga dihitung berdasarkan pembobotan. Pemberian pembobotan dilihat berdasarkan tingkatan bentuk perilaku seksual. Oleh karena itu, skor total untuk skala perilaku seksual pada akhir masa anak-anak diperoleh dari hasil kali frekuensi dengan bobot aitem (frekuensi x bobot). PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 65 Tabel 2 Blue Print Skala Rating Perilaku Seksual Anak No Nomor Aitem Total 1, 2, 3 3 4, 5 2 Mengucapkan kata-kata yang 6, 7, 8, 9, 10, 9 menunjukkan hubungan lawan jenis 11, 12, 13, 14 Ketertarikan pada pesona lawan jenis 15,16,17 3 18, 19 2 20, 21 2 Melihat gambar-gambar sensual 22, 23 2 Menonton film berkonten seksual 24, 25 2 2 Berkencan 26, 27 2 3 Bersentuhan 28 , 29, 30, 31, 10 1 Indikator Bersifat psikologis Berdandan dan menggunakan aksesoris Berpakaian yang seronok Mengucapkan kata-kata kasar atau mengumpat yang bersifat sensual Melihat orang lain melepaskan pakaian 32, 33, 34, 35, 36, 37 38, 39, 40, 41 4 Pengetahuan seksual 42, 43, 44 3 Stimulasi oleh diri sendiri 45, 46, 47 3 4 Berciuman 5 6 Total 47 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 66 F. Prosedur Penelitian Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Menentukan aspek-aspek setiap variabel berdasarkan landasan teori yang dilanjutkan dengan penyusunan tabel blue print. 2. Membuat skala rating keterpaparan lirik lagu dan skala rating perilaku seksual dengan sesungguhnya.Melakukan kelompok pembobotan subjek mengenai penelitian tingkatan yang bentuk perilaku seksual. Pembobotan ini dilakukan oleh Agnes Indar Etikawati, M.Si., P.si selaku dosen pembimbing skripsi dan Debri P., M.Si selaku dosen matakuliah psikologi remaja yang diyakini dapat memberikan informasi mengenai seksualitas. 3. Menentukan subjek penelitian sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan dan menentukan lokasi penelitian yaitu Sekolah Dasar yang dituju. 4. Mengajukan permohonan izin penelitian kepada pengelola Sekolah Dasar yang dituju. 5. Peneliti memberikan briefing terlebih dahulu kepada orang tua dan guru sebagai obeserver sebelum membagikan skala. Isi pembekalan tersebut, diantaranya: a. Orang tua dan guru diminta untuk lebih memperhatikan perilaku maupun kata-kata keseharian anak khususnya dalam waktu 2 minggu. b. Setelah 2 minggu orang tua dan guru akan mendapatkan skala mengenai perilaku seksual. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 67 c. Orang tua dan guru akan mengisi skala berdasarkan apa yang dilihat dan didengar. d. Peneliti memotivasi orang tua dan guru untuk mengisi skala dengan sebenarnya. 6. Melakukan uji validitas aitem dan reliabilitas skala untuk mendapatkan butir yang valid dan data yang reliabel dengan menggunakan program SPSS for Window versi 16.0. 7. Peneliti menyebarkan alat ukur skala rating keterpaparan lirik lagu kepada subjek siswa siswi Sekolah Dasar yang berusia 8 sampai 10 tahun dan skala rating perilaku seksual kepada orang tua dan guru yang telah di uji validitas dan reliabilitasnya. 8. Menganalisa data penelitian dengan uji statistik kolerasi product moment dari Perason dengan koefisien taraf signifikansi 5% untuk melihat ada tidaknya hubungan keterpaparan lirik lagu dewasa dan perilaku seksual pada anak. 9. Membuat kesimpulan berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh. G. Kredibilitas Alat Ukur 1. Validitas Suatu skala dikatakan valid apabila skala tersebut digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sarwono, 2006). Validitas dalam penelitian ini adalah validitas isi. Validitas ini dilakukan bersama professional judgment dengan mengkonsultasikan aitem pada alat ukur PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 68 tersebut kepada pihak yang cukup ahli, dalam hal ini dosen pembimbing skripsi. 2. Reliabiltas Reliabilitas berkonsentrasi pada masalah akurasi pengukuran dan hasil. Reliabilitas menunjuk pada adanya konsistensi dan stabilitas nilai hasil skala pengukuran tertentu (Sarwono, 2006). Cara yang digunakan untuk melihat reliabilitas pada penelitian ini dengan menggunakan Interobserver Reliability. Interobserver Reliability didasarkan pada skor dari dua atau lebih observer yang mencatat informasi yang sama dan secara bersamaan terhadap subjek amatan (observee) (Sattler, 2002). Oleh karena itu, reliabilitas dalam penelitian ini menekankan pada konsistensi nilai antar observer. H. Teknik Analisis Data Hasil penelitian ini diuji dengan uji statistik teknik korelasi product moment dari Pearson untuk melihat hubungan positif antara tingkat keterpaparan lagu dengan lirik dewasa dan tingkat perilaku seksual anak. Uji statistik dilakukan dengan menggunakan SPSS for Windows Versi 16.0. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penelitian Prosedur penelitian ini diawali dengan proses pengurusan surat izin penelitian kepada pihak kepala sekolah. Sekolah yang dituju dalam penelitian ini yakni SD Kanisius Kalasan, SD Kanisius Kotabaru dan SD Negeri Golo. Selama proses perijinan, peneliti memberikan penjelasan terlebih dahulu mengenai tujuan dan bentuk penelitian yang akan dilakukan. Peneliti juga memberikan contoh skala rating keterpaparan lirik lagu dewasa dan skala rating perilaku seksual yang akan diberikan pada responden, yaitu orangtua dan guru. Peneliti mendapatkan subjek dengan cara menyebarkan angket pada saat orangtua sedang menunggu anak pulang sekolah. Berikut ini penjelasan lebih rinci mengenai pelaksaan penelitian yang dilakukan pada tanggal 4 November 2013 hingga 22 November 2013: 1. Pada minggu pertama tanggal 4-9 November, peneliti memberikan briefing terlebih dahulu kepada pihak orang tua dan guru mengenai penelitian yang akan dilakukan. Orang tua dan guru diminta untuk memperhatikan perilaku maupun kata-kata keseharian anak selama 2 minggu. Pada saat briefing, orang tua diminta juga untuk memberikan identitas yang telah tercantum pada lembar pernyataan kesediaan, guna keperluan data pelengkap untuk penelitian. 69 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 70 2. Pada minggu kedua November 2013, peneliti memberikan skala rating keterpaparan lirik lagu dewasa pada siswa yang telah didata berdasarkan pernyataan kesediaan orang tua. 3. Pada minggu ketiga tanggal 18-22 November 2013, peneliti menyebarkan skala rating perilaku seksual pada orangtua yang telah bersedia untuk menjadi responden. Skala tersebut dibagikan kepada 45 responden orang tua dengan masing-masing sekolah sebanyak 15 responden. Peneliti juga memberikan skala perilaku seksual kepada guru yang bersangkutan. B. Data Demografi Subjek Penelitian Subjek yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah anak usia 8 hingga 10 tahun. Berikut ini adalah data demografi subjek yang diperoleh dari hasil penyebaran skala: Tabel 3 Data Demografi Subjek Penelitian Usia Jenis Kelamin Jumlah Laki-laki Perempuan 8 3 5 8 9 6 6 12 10 13 12 25 Jumlah 22 23 45 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 71 C. Deskripsi Data Penelitian Deskripsi data digunakan untuk memberikan informasi mengenai data penelitian yang berupa gambaran tanggapan subjek atas variabel yang diteliti dalam suatu penelitian. Deskripsi data dilihat dari mean empirik dan mean teoritik. Mean empirik adalah rata-rata skor data penelitian. Mean empirik diperoleh dari angka yang merupakan rata-rata dari hasil penelitian. Mean teoritik adalah rata-rata dari alat ukur penelitian. Mean teoritik ini diperoleh dari angka yang menjadi titik tengah alat ukur penelitian. 1. Deskripsi Data Statistik a. Deskripsi Data Statistik Terhadap Skala Keterpaparan Lirik Lagu Dewasa Dari hasil penelitian, diperoleh deskripsi statistik data empiris sebagai berikut: Tabel 4 Deskripsi Statistik Data Empiris Skala Keterpaparan Lirik Lagu Dewasa Std. N keterpaparan Valid N (listwise) 45 45 Minimum Maximum Mean Deviation .00 55.00 16.31 14.605 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 72 Dari data dapat diketahui bahwa X minimum empiris yang diperoleh subjek pada variabel keterpaparan lirik lagu dewasa sebesar 0 dan X maximum empiris yang diperolah subjek sebesar 55. Mean empiris atau rata-rata skor subjek sebesar 16,31 dan standar deviasi sebesar 14,605. Berikut disajikan mean teoritik, mean empiris, dan standar deviasi hasil penelitian pada tabel : Tabel 5 Perbandingan Data Empirik dan Data Teoritik Skala Keterpaparan Lirik Lagu Dewasa Variabel Keterpaparan Lirik Mean Mean SD SD Teoritik Empirik Teoritik Empirik 2 16.31 0,33 14.840 Lagu Dewasa Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa mean empiris keterpaparan lirik lagu dewasa lebih besar dari mean teoritiknya (16,31>2), maka menandakan bahwa subjek penelitian mengalami keterpaparan lirik lagu dewasa yang cenderung tinggi. Berdasarkan deskripsi di atas, selanjutnya dapat dimanfaatkan untuk melakukan kategorisasi pada masing-masing variabel penelitian. Kategorisasi ini didasarkan pada asumsi bahwa skor subjek dalam PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 73 populasi terdistribusi secara normal sehingga dapat dibuat skor teoritis yang terdistribusi secara normal (Azwar, 1999). Dalam penelitian ini, peneliti menggolongkan subjek penelitian berdasarkan skor kumulatif pada masing-masing skala kedalam lima kategori berdasarkan distribusi normal Azwar (1999), dengan rumus sebagai berikut: X ≤ (µ - 1,5 α) Kategori sangat rendah (µ - 1,5 α) < X ≤ (µ - 0,5 α) Kategori rendah (µ - 0,5 α) < X ≤ (µ + 0,5 α) Kategori sedang (µ + 0,5 α) < X ≤ (µ + 1,5 α) Kategori tinggi (µ + 1,5 α) < X Kategori sangat tinggi Berdasarkan norma diatas, maka diperoleh kategorisasi nilai pada variabel keterpaparan lirik lagu dewasa yang secara terperinci dapat dilihat pada tabel dibawah ini: PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 74 Tabel 6 Kriteria Kategorisasi Variabel Keterpaparan Lirik Lagu Dewasa Variabel Keterpaparan Lirik Lagu Dewasa Rentang nilai Jumlah Subjek Presentase Kategori Sangat X ≤ -5,9 0 0% Rendah -5,9 < X ≤ 8,9 17 37,8 % Rendah 8,9 < X ≤ 23,8 14 31,1 % Sedang 23,8 < X ≤ 38,6 11 24,4 % Tinggi 38,6 < X 3 6,7 % Sangat Tinggi b. Deskripsi Data Satistik terhadap Skala Perilaku Seksual Anak Dari hasil penelitian, diperoleh deskripsi statistik data empiris sebagai berikut: Tabel 7 Deskripsi Statistik Data Empiris Skala Perilaku Seksual Anak N seksual Valid N (listwise) 45 45 Minimum Maximum 141.50 261.00 Mean 167.189 Std. Deviation 23.802 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 75 Berdasarkan skala perilaku seksual pada anak diketahui bahwa X minimum empiris yang diperoleh sebesar 141,50 dan X maximum empiris sebesar 261,00. Mean empiris atau rata-rata skor subjek sebesar 167,189 dan standar deviasinya sebesar 23,802. Berikut disajikan mean teoritik, mean empiris, dan standar deviasi hasil penelitian pada tabel : Tabel 8 Perbandingan Data Empirik dan Data Teoritik Skala Perilaku Seksual Anak Variabel Perilaku Seksual Mean Mean SD SD Teoritik Empirik Teoritik Empirik 141 167.189 31,3 23.802 Anak Variabel perilaku seksual pada anak memiliki mean empiris lebih besar daripada mean teoritik (167,189>141), hal ini menandakan bahwa subjek penelitian memiliki perilaku seksual yang cenderung tinggi. Berdasarkan deskripsi di atas, selanjutnya dapat dimanfaatkan untuk melakukan kategorisasi. Kategorisasi nilai pada variabel perilaku seksual dapat dilihat pada tabel dibawah ini: PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 76 Tabel 9 Kriteria Kategorisasi Variabel Perilaku Seksual Anak Variabel Rentang nilai X ≤ 131,5 Jumlah Subjek Presentase Kategori 0% Sangat 0 Rendah Perilaku 131,5 < X ≤ 155,3 16 35,6 % Rendah 155,3 < X ≤ 179,1 20 44,4 % Sedang 179,1 < X ≤ 202,9 5 11,1 % Tinggi 202,9 < X 4 8,9 % Sangat Seksual Anak Tinggi 2. Deskripsi Data Respon Subjek a. Deskripsi Data Respon terhadap Skala Keterpaparan Lirik Lagu Dewasa Berdasarkan data penelitan yang didapatkan, maka ditemukan beberapa judul lagu dewasa yang didengarkan oleh anak-anak. Data lagu tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini: PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 77 Tabel 10 Deskripsi Respon Subjek terhadap Keterpaparan Lirik Lagu Dewasa Jumlah Frekuensi Prosentase Judul Lagu lagu Sering 3 2,9% ABG Tua, Kamu-Coboy Junior, Buka Dikit Jos Jarang 14 14, 1% Baby-Baby JKT 48, Butiran Debu, Buka Hatimu, Berondong Tua, Bukan Bang Toyip, DiamDiam Suka, Dilema, Lumpuhkan Ingatanku, Love is You, Pacar Lima Langkah, Separuh Aku, dll Pernah 82 82,8% Alamat Palsu, Cinta Satu Malam, Direject, Hidup Tanpa Cinta, Jodoh Pasti Bertemu, Memilih Setia, Oplosan, Pelan-Pelan Saja, Wedi karo bojommu, dll Total 105 100% PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 78 b. Deskripsi Data Statistik terhadap Skala Perilaku Seksual Anak Tabel 11 Deskripsi Respon Subjek terhadap Perilaku Seksual Anak Jumlah Frekuensi Prosentase Bentuk Perilaku 10,6% memakai parfum, memakai Aitem Selalu 5 perhiasan atau aksesoris, menggoda ketika melihat orang lain berpacaran, seperti “Cieee kamu pacaran”, melihat foto-foto lawan jenisnya, dan memegang tangan lawan jenis Sering 2 4,3% menyatakan kecantikan atau ketampanan lawan jenis, dan menonton film percintaan seperti sinetron romantis. KadangKadang 4 8,5% memakai kosmetik, menyatakan bahwa ia menyukai lawan jenisnya, menyimpan atau mengkoleksi foto lawan jenisnya, dan bergandengan tangan dengan teman lawan jenisnya. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 79 Jumlah Frekuensi Prosentase Bentuk Perilaku Aitem Jarang 13 27,7% meminta atau ingin berpakaian minim atau ketat, menggoda ketika melihat orang lain berduaan, seperti “Ayooooo ciuman”, menyatakan bahwa ia sedang merindukan teman lawan jenisnya, merayu atau membuat kata-kata gombal kepada lawan jenisnya, menyatakan keseksian orang lain, melihat gambar perempuan/laki-laki berpakaian minim melalui media cetak/ online, berpergian berdua dengan teman lawan jenis, duduk berdempetan dengan lawan jenis, bersandar kepala di pundak teman lawan jenisnya, mencium tangan lawan jenisnya, dan mencium pipi lawan jenisnya.dll PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 80 Jumlah Frekuensi Prosentase Bentuk Perilaku Aitem Tidak Pernah 23 48,9% mengumpat dengan mengeluarkan kata “susumu”, “pantatmu”, mengumpat dengan mengeluarkan kata “pecun”, “perek”, melihat gambargambar perempuan/laki-laki telanjang melalui media cetak/online, menonton film pornografi. Selain itu, perilaku memegang paha, memegang pantat dan meraba tubuh maupun bagian vital lawan jenis, dll Total 47 100% D. Hasil Penelitian 1. Uji Asumsi a. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran skor pada sampel mengikuti distribusi normal. Cara untuk mengetahuinya yaitu dengan melihat nilai probabilits melalui One-Sampe KolmogrovSmirnov Test. Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 (p>0,05), maka sebaran skor dinyatakan normal. Dibawah ini disertakan tabel PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 81 ringkasan hasil One-Sample Kolmogrov-Smirnov Test sebagai tes untuk menguji normalitas sebaran. Tabel 12 Hasil Uji Normalitas Variabel Keterpaparan Lirik Kolmogorov- Asymp.Sig. Keterangan Smirnov Z (2-tailed) 0,907 0,413 Normal 1,364 0,05 Normal Lagu Dewasa Perilaku Seksual Anak Catatan : Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran Berikut penjelasan hasil uji normalitas sebaran data yang dilakukan pada variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa nilai K-SZ untuk variabel keterpaparan lirik lagu dewasa diperoleh skor 0,886 dengan probabilitas 0,413. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data keterpaparan lirik lagu dewasa memiliki sebaran yang normal. 2) Hasil uji normalitas sebaran skala perilaku seksual anak diperoleh skor K-SZ 1,364 dengan probabilitas 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data perilaku seksual anak dari orangtua memiliki sebaran yang normal. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 82 b. Uji Linearitas Uji linearitas dilakukan untuk melihat apakah hubungan antara skor variabel keterpaparan lirik lagu dewasa dan variabel perilaku seksual merupakan garis lurus (linear) atau tidak. Hubungan antara dua variabel dikatakan linear apabila taraf signifikasinya kurang dari 0,05 (p<0,05). Tabel 13 Hasil Uji Linearitas Skor Between Keterpaparan* Groups Perilaku Seksual F Sig. (Combined) 11.122 .000 Linearity 157.172 .000 5.713 .000 Deviation from Anak Linearity Hasil uji linearitas antara keterpaparan lirik lagu dewasa dan perilaku seksual anak menunjukkan nilai F sebesar 157.172 dengan probabilitas 0,000. Karena p linierity kurang dari 0,05 maka hubungan antara keterpapran lirik lagu dewasa memiliki hubungan yang segaris dengan perilaku seksual anak. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 83 2. Uji Hipotesis Data dalam penelitian ini berdistribusi normal untuk variabel keterpaparan lirik lagu dewasa dan variabel perilaku seksual anak, serta memiliki hubungan yang linear. Oleh karena itu, dapat dilakukan uji koefisien kolerasi dengan menggunakan teknik analisis kolerasi Product Moment dari Pearson dengan bantuan SPSS 16.00 for Windows. Uji hipotesis dilakukan untuk menguji apakah hipotesis yang menyatakan bahwa ada hubungan positif antara keterpaparan lirik lagu dewasa dan perilaku seksual pada akhir masa anak-anak diterima atau ditolak. Uji korelasi ini menggunakan one-tailed, dikarenakan hipotesis yang diajukan dalam penelitian sudah memiliki arah yaitu adanya hubungan yang positif antara keterpaparan lirik lagu dewasa dengan perilaku seksual pada akhir masa anak-anak. Setelah melakukan pengujan, maka diperoleh hasil: Tabel 14 Hasil Uji Hipotesis Keterpaparan Pearson Correlation Lirik Lagu Sig. (1-tailed) N Perilaku Pearson Correlation seksual Sig. (1-tailed) N keterpaparan seksual 1 .693** .000 45 45 .693** 1 .000 45 **. Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed). 45 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 84 Hasil analisis menunjukkan skor kolerasi sebesar 0,693 dengan p=0,000 (one-tailed), yang berarti bahwa nilai p hasil kolerasi lebih kecil dari 0,05 (syarat p<0,05). Hal tersebut menunjukkan adanya hubungan yang positif dan signifikan antara keterpaparan lirik lagu dewasa dengan perilaku seksual pada masa akhir anak-anak. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa hipotesis yang berbunyi ada hubungan positif antara keterpaparan lirik lagu dewasa dengan perilaku seksual pada masa akhir anak-anak diterima. E. Pembahasan Pada penelitian ini diperoleh hasil koefisien sebesar 0,693 dengan p<0,05 antara variabel keterpaparan lirik lagu dewasa dan perilaku seksual pada akhir masa anak-anak. Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara keterpaparan lirik lagu dewasa dengan perilaku seksual pada akhir masa anak-anak. Artinya, semakin tinggi keterpaparan lirik lagu dewasa, maka perilaku seksualnya semakin tinggi. Sebaiknya, semakin rendah keterpaparan lirik lagu dewasa maka perilaku seksualnya semakin rendah. Lirik lagu dewasa mempengaruhi perilaku seksual pada anak-anak dapat dijelaskan melalui teori Bandura yaitu teori modeling. Bandura menjelaskan bahwa manusia belajar meniru bukan hanya melalui model hidup namun dari banyak model, seperti model simbolik. Bentuk lain pemodelan simbolik ini adalah instruksi verbal, seperti lirik pada lagu. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 85 Berikut instruksi verbal lirik lagu yang diperoleh dari data penelitian yang dapat mempengaruhi perilaku seksual pada anak: Abg tua tingkahmu semakin gila Kau menjerat semua wanita Wanita yang ada di depan mata Rayuanmu sungguh mempesona (Lirik Lagu ABG Tua) Mungkin inilah rasanya rasa suka pada dirinya Sejak pertama aku bertanya facebook-mu apa nomermu berapa Mungkin inilah rasanya cinta pada pandang pertama Senyuman manismu itu buat aku dag dig dug melulu (Lirik Lagu Kamu – Coboy Junior) Hei kenapa kamu kalau nonton dangdut Sukanya bilang ( Buka Dikit Joss ) Apa karena pakai rok mini jadi alesan Sukanya…abang ini Lihat-lihat bodiku yang seksi.. Senangnya…abang ini intip-intip ku pakai rok mini (Lirik Lagu Buka Dikit Jos) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 86 Perilaku meniru ketika anak terpapar lirik lagu dewasa terdiri dari fase perhatian, fase penyimpanan, fase produksi, dan fase motivasi (King, 2010). Pada fase perhatian terjadi saat anak menaruh perhatian terhadap suatu peristiwa, dalam penelitian ini anak memberikan perhatian terhadap lagu-lagu yang pernah didengar. Pada saat melakukan perhatian, anak akan melibatkan panca indera, kognitif dan emosianya. Setelah itu terjadilah fase penyimpan, yaitu stimulasi akan disimpan di dalam memori anak. Fase selanjutnya anak akan melakukan peniruan terhadap apa yang telah diamati atau sering disebut sebagai fase produksi. Pada fase ini anak-anak akan memproduksi situasi yang telah dilihat maupun didengarkan berdasarkan ingatan terhadap suatu peristiwa. Anak akan sangat mudah untuk mengingat informasi yang didapatkan. Hal ini dikarenakan, ingatan anak terutama pada usia 8-12 mencapai intensitas paling besar dan paling kuat. Daya menghafal dan daya memorisasi (dengan sengaja memasukkan dan melekatkan pengetahuan dalam ingatan) adalah paling kuat. Setelah memalui fase produksi maka akan masuk pada fase yang terakhir, yaitu fase motivasi. Anak memiliki dorongan untuk mengulangi tingkah laku serupa dalam beberapa situasi karena adanya penguatan dari mendengarkan lagu lirik dewasa secara berulang kali. Jika perilaku ini didukung dengan adanya penguatan positif baik dari keluarga maupun teman sebayanya, maka anak akan memodeling makna dari lirik tersebut ke dalam kehidupannya Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa hampir seluruh subjek telah terpapar lirik lagu dewasa. Hal ini tampak dari mean empiris PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI yang lebih tinggi dari mean teoritik. 87 Diperoleh juga hasil data yang menjelaskan bahwa sebagaian besar subjek berada pada paparan sedang 31,1%, tinggi 24,4%, sangat tinggi 6,7%, sedangkan yang memiliki tingkat keterpaparan lirik lagu dewasa rendah hanya 37,8% dan sangat rendah 0%. Temuan ini cukup memperihatinkan karena lirik lagu dewasa merupakan lagu yang seharusnya dikonsumsi oleh tingkat dewasa yaitu diatas usia dua puluh tahun ke atas (Ibu & balita, 2013). Fenomena ini juga menjadi salah satu sorotan keprihatinan Dr. Seto Mulyadi yang merupakan ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak. Beliau sempat menyampaikan pendapatnya bahwa anak-anak zaman sekarang disuguhi dengan lagu-lagu dewasa yang bukan untuk mereka (Lampost, 2013). Kenyataannya lagu dewasa yang sering dinyanyikan anak-anak dapat memberikan dampak negatif terhadap perkembangan anak. Hal ini dikarenakan isi lagu dewasa penuh dengan tema percintaan, kisah asmara, jatuh cinta antara kedua insan, dan cenderung berbau porno (lagu2anak.blogspot, 2011). Secara disadari atau tidak lagu dewasa akan memaksa anak untuk menjadi lebih dewasa dari umur yang seharusnya, sehingga anak yang terbiasa terpapar lagu dengan lirik tersebut dikhawatirkan akan ditiru ke dalam kehidupan kesehariannya khususnya dalam perilaku seksualnya, seperti perilaku berkencan, berpacaran terlalu dini, berpakaian seronok, menggoda atau membuat kata-kata gombal untuk lawan jenisnya. Bila melihat data lebih cermat lagi terdapat beberapa judul lagu yang sering didengarkan oleh subjek dengan presentase 2,9% diantaranya lagu PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 88 ABG Tua, Iwak Peyek, Kamu - Coboy Junior. Judul lagu dalam frekuensi jarang didengar oleh anak memiliki presentase 14,1% diantaranya seperti lagu Baby-Baby JKT 48, Butiran Debu, Buka Hatimu, Berondong Tua, Bukan Bang Toyip, Cinta Satu Malam, Diam-Diam Suka, Dilema, Lumpuhkan Ingatanku, Love is You, Pacar Lima Langkah, Separuh Aku, dll. Judul lagu dalam frekuensi pernah didengar memiliki presentase 82,8%, seperti lagu Alamat Palsu, Direject, Hidup Tanpa Cinta, Jodoh Pasti Bertemu, Memilih Setia, Oplosan, Pelan-Pelan Saja, Wedi karo bojommu, dll. Penelitian ini juga menunjukkan sebagai besar anak memiliki kecenderungan perilaku seksual yang tinggi. Hal ini diperkuat oleh temuan bahwa sebagian besar subjek berada pada kriteria kategorisasi perilaku seksual sedang 44,4%, tinggi 11,1% sangat tinggi 8,9%, sedangkan yang memiliki tingkat perilaku seksual yang rendah sebesar 35,6% dan sangat rendah 0%. Berdasarkan hasil data diperoleh bentuk perilaku seksual yang selalu ditunjukkan oleh anak sebesar 10,6%. Perilaku seksual tersebut, diantaranya memakai parfum, memakai perhiasan atau aksesoris, menggoda ketika melihat orang lain berpacaran, seperti “Cieee kamu pacaran”, melihat fotofoto lawan jenisnya, dan memegang tangan lawan jenis. Perilaku seksual dengan frekuensi sering diperoleh sebesar 4,3%, seperti menyatakan kecantikan atau ketampanan lawan jenis, dan menonton film percintaan seperti sinetron romantis. Sedangkan perilaku seksual dengan frekuensi jarang diperoleh sebesar 8,5%, diantaranya seperti memakai kosmetik, PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI menyatakan bahwa ia menyukai lawan jenisnya, 89 menyimpan atau mengkoleksi foto lawan jenisnya, dan bergandengan tangan dengan teman lawan jenisnya. Perilaku seksual dengan frekuensi kadang-kadang diperoleh angka sebesar 27,7%, seperti meminta atau ingin berpakaian minim atau ketat, menggoda ketika melihat orang lain berduaan, seperti “Ayooooo ciuman”, menyatakan bahwa ia sedang merindukan teman lawan jenisnya, membuat puisi bertemakan percintaan, dan merayu atau membuat kata-kata gombal kepada lawan jenisnya. Selain itu perilaku seksual lainnya seperti menyatakan keseksian orang lain, melihat gambar perempuan/laki-laki berpakaian minim melalui media cetak/online, berpergian berdua dengan teman lawan jenis, duduk berdempetan dengan lawan jenis, bersandar kepala di pundak teman lawan jenisnya, mencium tangan lawan jenisnya, dan mencium pipi lawan jenisnya juga termasuk dalam frekuensi kadang-kadang. Bentuk perilaku seksual yang tidak pernah dilakukan anak, diperoleh 48,9%. Perilaku seksual ini, seperti mengungkapkan rasa sayang/cinta melalui sms/bbm/chating, berpacaran, mengumpat dengan mengeluarkan kata “susumu”, “pantatmu”, mengumpat dengan mengeluarkan kata “pecun”, “perek”, meminta untuk melihat anggota keluarga lain ketika ingin melepaskan pakaian atau berganti baju, melihat gambar-gambar perempuan/laki-laki telanjang melalui media cetak/online, dan menonton film pornografi. Selain itu, perilaku merangkul, berpelukan, memegang paha, PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 90 memegang pantat dan meraba tubuh maupun bagian vital lawan jenis juga termasuk dalam frekuensi tidak pernah. Analisis tambahan menemukan bahwa koefisien determinasi (R2) mempunya nilai 0,480. Hal ini menunjukkan bahwa keterpaparan lirik lagu dewasa memberikan sumbangan efekif sebesar 48% terhadap perilaku seksual pada akhir masa anak-anak. Disisi lain, sumbangan sebesar 51% pada perilaku seksual diperoleh dari faktor lain yang tidak diungkapkan pada penelitian ini. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan dari penelitian antara keterpaparan lirik lagu dewasa dengan perilaku sekual pada masa akhir anak-anak sebagai berikut: 1. Terdapat hubungan positif antara keterpaparan lirik lagu dewasa dengan perilaku seksual pada akhir masa anak-anak. Pernyataan tersebut mengandung arti bahwa hipotesis dalam penelitian ini yang menyatakan ada hubungan antara keterpaparan lirik lagu dewasa dengan perilaku seksual, dapat diterima. 2. Ada hubungan positif antara keterpaparan lirik lagu dewasa dengan perilaku seksual pada akhir masa anak-anak. Semakin tinggi terpapar lirik lagu dewasa, maka semakin tinggi perilaku seksual pada anak yang berada pada tahap usia akhir masa anak-anak. 3. Keterpaparan lirik lagu dewasa memberikan pengaruh 48% terhadap perilaku seksual pada akhir masa anak-anak. Hal ini mengindikasikan bahwa keterpaparan lirik lagu dewasa merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku seksual pada masa akhir anak-anak, sedangkan faktor-faktor lain yang tidak diungkapkan dalam penelitian ini memberikan sumbangan sebesar 51%. 91 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 92 B. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat dikemukakakn saran sebagai berikut: 1. Bagi Orang Tua dan Guru Orang tua dan guru mempunyai peran penting dalam membimbing anak, khusunya dalam memberikan media hiburan melalui lagu. Oleh karena itu orang tua dan guru disarankan untuk memberikan pendampingan bagi anak-anaknya untuk mendengarkan lagu yang sesuai dengan usianya. 2. Bagi Penelitian Selanjutnya a. Penelitian terkait tentang perilaku seksual anak diharapkan dapat dikembangkan. Hal ini dikarenakan minimnya hasil penelitian mengenai perilaku seksual pada anak-anak, khususnya di Indonesia. b. Mengingat adanya keterbatasan dalam menggunakan metode observasi, maka diharapkan penelitian selanjutnya dapat melengkapi data dengan metode penelitian yang lain sehingga data yang diperoleh dapat menggambarkan perilaku seksual anak sesungguhnya yang tidak dapat ditangkap oleh metode observasi. c. Pembobotan perilaku seksual dalam penelitian ini hanya menggunakan 2 ahli, sehingga diharapkan penelitian selanjutnya dapat melibatkan banyak responden atau melakukan survei pembobotan perilaku seksual pada anak. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 93 3. Bagi Produser Musik Indonesia Produser musik di Indonesia diharapkan bisa memproduksi kembali lagu anak, sehingga anak dapat memperoleh haknya untuk mendapatkan pengalaman yang sesuai dengan usianya khususnya dalam menikmati media hiburan berupa lagu. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI DAFTAR PUSTAKA Azwar, S. (1999). Penyusunn Skala Psikologi. Cetakan III. Yogyakarta: Pustaka Belajar Azwar, S. (2007). Penyusunan Skala Psikologi. Cetakan V. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Dariyo, A. (2004). Psikologi Perkembangan Remaja. Bogor: Ghalia Indonesia. Friedrich, W. N. (1991). Normative Sexual Behavior in Children. Pediatrics Vol. 88. Copyright 2011. Friedrich, W.N. (2012). Child Sexual Behavior Inventory Psychological Assessments. http://www.psychassessments.com.au/Category.aspx?cID=167 diakses pada 23 Desember 2013 14:51 WIB Gunawan, R. (1993). Filsafat Sex. Bentang Intervisi Utama: Yogyakarta. Hadi, S (1996). Statistik. Jilid II. Yogyakarta: Andi Offset. Igho, Joshua. (2008). Hilangnya Lagu Anak-Anak. http://nasional.kompas.com/read/2008/10/30/22034218 diakses pada 23 Desember 2013 14:39 WIB. Harian Republika. (2010). Lagu Anak-Anak Kian tak Punya Identitas. http://www.republika.co.id/berita/breakingnews/nasional/10/07/21/125757-lagu-anak-anak-kian-tak-punya-identitas diakses pada 23 Desember 2013 14:38 WIB. Hasan, Alih B Purwakania Hasan. (2009). Kode Etik Psikolg dan Ilmuwan Psikologi. Edisi pertama. Yoyakarta: Graha Ilmu. Hergenhahn, B.R. dan Olson, H. M. (2009). Theories of Learning. Edisi Ketujuh (edisi terjemahan oleh Tri Wibowo B.S). Jakarta: Kencana. Hidayati, Arini. (1998). Televisi dan Perkembangan Sosial Anak. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hurlock, E. (1990). Perkembangan Anak. Edisi Keenam. Jakarta : Erlangga. 94 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 95 Ibu & Balita (2012). Dampak Lagu Orang Dewasa Terhadap Anak. http://www.ibudanbalita.com/diskusi/pertanyaan/85890/DAMPAKLAGU-ORANG-DEWASA-TERHADAP-ANAK diakse pada 23 Desember 2013 14:41 WIB. Kartono, Kartini. (1986). Psikhologi Anak. Bandung: Alumni. King, Laura A. (2010). Psikologi Umum Sebuah Pandangan Apresiatif (edisi terjemahan oleh Brian Marwensdy). Jakarta: Salemba Humanika. Mahar, Iksan. (2012). Budaya Pop Bentuk Penjajahan Millenium. http://muda.kompasiana.com/2012/06/19/budaya-pop-bentuk-penjajahanmillenium-470961.html diakses pada 23 Desember 2013 14:25 WIB. Utari, Masrida. (2013). Perkembangan Musik Anak-Anak Di Indonesia, Maju atau Mundur? http://hiburan.kompasiana.com/musik/2013/05/27/perkembangan-musikanak-anak-di-indonesia-maju-atau-mundur-563260.html diakses pada 23 Desember 2013 14:42 WIB. Faldana, Rido. (2011). Penyanyi-Penyanyi Cilik Di Era 90-an. http://lagu-anakanak.com/penyanyi-cilik/penyanyi-penyanyi-cilik-di-era-90-an/ diakses pada 23 Desember 2013 14:47 WIB. Lampost. (2013). Lagu Dewasa Berbahaya Untuk Anak-Anak. http://lampost.co/berita/lagu-dewasa-berbahaya-untuk-anak-anak- diakses pada 23 Desember 2013 14:46 WIB. Martono, N. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Analisis Isi dan Analisis Data Sekunder. Edisi Revisi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Master, W.H, Johnson, V.E, & Kolodny, R.C. (1982). Human Sexuality. Canada: Little Brown & Company (Canada) Limited. Nevid, J. Rathus, L. & Rathus, A. (1995). Human Sexuality In A World of Diversity. 2nd Edition. Boston: Allyn & Bacon. Noor, Juliansyah. (2011). Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi dan Karya Ilmiah. Kencana: Jakarta. Putri, Arafiani Difka. (2013). Persepsi Orang Tua Dan Guru Mengenai Perilaku Seksual Anak. Skripsi (Tidak diterbitkan). Fakultas Psikologi Sanata Dharma. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 96 Rahmawati, Nanda. (2012). Gambaran Perilaku Seksual Pada Anak Usia Sekolah Kelas 6 Di Tinjau Dari Media Cetak Dan Media Elektronik Sekolah Dasar Negeri 16 Banda Aceh. Jurnal Kesehatan Masyarakat. Ratus, A. Nevid, J. & Rathus, L. (2008). Human Sexuality In A World of Diversity. Seventh Edition. Boston: Allyn & Bacon. Santrock, John. (2002). Life-Span Development. Jakarta: Penerbit Erlangga . Salim, Peter dan Salim, Yenny. (1991). Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer. Edisi pertama. Jakarta: Modern English Press. Sarwono, Jonathan. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Edisi pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu. Sarwono, S.Wirawan. (2007). Psikologi Remaja. Jakarta: CV. Rajawali. Sattler, Jerome M. (2002). Assessment of Children Behvioral And Children Application. Fourth edition. Publisher.Inc. Schofield, Michael. (1965). The Sexual Behaviour of Young People. London: Longmans. Sheppard, P. (2007). Music Makes Your Child Smarter: Peran Musik dalam Perkembangan Anak. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Sobur, Alex. (2003). Psikologi Umum dalam Lintasan Sejarah. Cetakan I. Bandung: Pustaka Setia. Storey, John. (2008). Cultural Studies dan Kajian Budaya Pop. Yogyakarta: Jalasutra. Sugiasih, Inhastuti. Need Assessment Mengenai Pemberian Pendidikan Seksual Yang Dilakukan Ibu Untuk Anak Usia 3-5 Tahun. Proyeksi, Vol.6 (1), 7181. Wade, Carole dan Tavris, Carol. (2007). Psikologi. Edisi Kesembilan Jilid 2. Jakarta: Erlangga. Wenar, C. & Kerig, P. (1999). Developmental Psychopathology From Infancy Through Adolescence. Fourth Edition. New York: McGraw-Hill. Widi, Restu Kartiko. (2010). Asas Metodologi Penelitian. Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu. Wuryani, S.E. (2008). Pendidikan Sex Untuk Keluarga. Jakarta: PT Indekx. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 97 LAMPIRAN PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 1 Skala Rating Keterpaparan Lagu Dewasa Lirik Percintaan 98 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 99 SKALA RATING KETERPAPARAN LAGU DEWASA LIRIK PERCINTAAN Nama : Jenis Kelamin : Usia : Kelas : Sebutkan judul lagu yang pernah didengarkan dan masih diingat (bila tidak hafal judul maka dapat menuliskan sebagian lirik yang diingat) dan berilah tanda seberapa sering mendengarkan lagu tersebut. Tulislah sebanyak-banyaknya. No Judul Lagu Frekuensi Pernah Jarang Sering PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 100 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 2 Skala Rating Perilaku Seksual Anak untuk Orang Tua 101 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 102 SKALA RATING PERILAKU SEKSUAL ANAK KATA PENGANTAR Dengan Hormat, Berkaitan dengan program akademik, khususnya mata kuliah Skripsi. Perkenankanlah saya selaku mahasiswi Fakultas Psikologi Sanata Dharma memohon bantuan guru dan orang tua untuk mengisi skala penelitian. Skala ini berisi pernyataan mengenai macam-macam perilaku seksual anak baik dilakukan dengan lawan jenis maupun dilakukan sendiri oleh subjek (anak). Beberapa dari pernyataan tersebut mungkin akan membuat bapak/ibu merasa tidak nyaman, tetapi saya harapkan kejujuran dan kesungguhan bapak/ibu dalam menjawab pernyataan tersebut. Pengisian angket ini semata-mata bertujuan untuk kepentingan ilmiah mengenai gambaran perilaku seksual anak saat ini yang pada akhirnya diharapkan dapat bermanfaat sebagai upaya mengatasai keprihatinan orang tua dalam permasalahan perilaku seksual sejak dini. Bapak/Ibu diminta kerjasamanya sebagai responden dengan memberikan jawaban yang paling sesuai berdasarkan pengalaman bersama subjek (anak). Semua jawaban adalah benar apabila hal tersebut sesuai dengan kondisi yang dialami bapak/ibu. Saya sangat mengharapkan bapak/ibu memberikan jawaban secara jujur, apa adanya, tidak dipengaruhi orang lain dan tidak berdasarkan pada apa yang dianggap baik atau buruk di dalam masyarakat. Jawaban dari angket ini juga tidak berpengaruh pada penilaian atau nilai anak di sekolah. Kami memjamin bahwa identitas yang bapak/ibu berikan akan dirahasiakan sesuai dengan kode etik penelitian ilmiah. Atas kesediaan dan kerjasamannya, kami mengucapkan banyak terimakasih. Besar harapan kami untuk kesediaan bapak/ibu untuk mengisi angket ini. Hormat Saya Fransisca Christy Utami PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 103 PERNYATAAN KESEDIAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa saya mengisi angket ini tidak dibawah paksaan atau tekanan dari pihak tertentu tetap dengan suka rela demi membantu terlaksananya penelitian ilmiah ini. Semua jawaban yang saya berikan merupakan murni berdasarkan apa yang saya alami bukan berdasarkan pada pandangan masyarakat pada umumnya dan saya mengijinkan untuk mencantumkan identitas diri saya yang dapat dipergunakan sebagai data dalam penelitian ilmiah ini. Menyetujui Yogyakarta, ........... November 2013 IDENTITAS Nama : Usia : Pekerjaan : Orangtua dari : Usia Anak : Kelas : Jenis Kelamin Anak : PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 104 SKALA RATING PERILAKU SEKSUAL ANAK PETUNJUK PENGISIAN Di bawah ini terdapat bermacam-macam perilaku seksual. Perilaku ini adalah perilaku yang dilakukan dengan lawan jenis ataupun dilakukan seorang diri oleh subjek (anak). Skala ini bersifat sangat pribadi dan dijaga kerahasiannya oleh sebab itu dimohon bapak/ibu mengisi sesuai dengan keadaan yang sebenar- benarnya guna membantu terlaksananya penelitian ini. Jawaban yang paling benar adalah jawaban yang sesuai dengan pengalaman Anda. Pilihan jawaban adalah: SL (selalu) : pernyataan di dalam aitem selalu dilakukan oleh anak (setiap hari). SR (sering) : pernyataan di dalam aitem lebih banyak anak lakukan daripada tidak dilakukan (5–6 hari/ minggu). KD (kadang) : pernyataan di dalam aitem seimbang antara dilakukan dan tidak dilakukan (3-4 hari/minggu) J (Jarang) : pernyataan di dalam aitem lebih banyak tidak dilakukan daripada dilakukan (1-2 hari/minggu) TP (Tidak Pernah) : pernyataan di dalam aitem tidak pernah dilakukan oleh anak PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 105 Bacalah setiap pernyataan dengan seksama kemudian pilihlah salah satu jawaban dengan memberikan tanda () pada jawaban yang menurut bapak/ibu paling sesuai. Contoh pengisian: No Pernyataan Pilihan SL 1 Saya melihat anak saya memegang tangan lawan SR KD J jenis Jika bapak/ibu ingin mengoreksi jawaban maka berilah tanda ( = ) lalu berilah tanda centang ( ) pada jawaban yang lebih sesuai dengan pengalaman bapak/ibu. TP PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI No Pernyataan Pilihan SL 1 Anak saya memakai parfum ketika ingin berpergian ke luar rumah. 2 Anak saya memakai kosmetik, seperti bedak, lipgloss, lipstik untuk anak perempuan dan gel rambut untuk anak laki-laki. 3 Anak saya memakai perhiasan atau aksesori, seperti gelang, kalung, bando untuk anak perempuan dan topi untuk anak laki-laki. 4 Anak saya meminta atau ingin berpakaian minim atau ketat. 5 Anak saya meminta atau ingin berpakaian seronok, misalnya seperti memakai celana dengan model melorot hingga melihatkan belahan pantat. 6 Anak saya menggoda ketika melihat orang lain berpacaran, seperti “Cieee kamu pacaran”. 7 Anak saya menggoda ketika melihat orang lain berduaan, seperti “Ayooooo ciuman”. 8 Anak saya menyatakan bahwa ia menyukai lawan jenisnya. 9 Anak saya mengungkapkan rasa sayang/cinta kepada teman lawan jenisnya melalui sms/bbm/chating, dll. 10 Anak saya menyatakan bahwa ia sedang merindukan teman lawan jenisnya. 11 Anak saya menyatakan kecantikan atau ketampanan lawan jenisnya. 12 Anak saya membuat puisi bertemakan percintaan. 106 SR KD J TP PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 13 Anak saya merayu atau membuat kata-kata gombal kepada lawan jenisnya. 14 Anak saya menyatakan keseksian orang lain. 15 Anak saya melihat foto-foto lawan jenisnya, misalnya teman sekolah maupun artis idola seperti coboy junior, jkt48, dll. 16 Anak saya menyimpan atau mengkoleksi foto lawan jenisnya. 17 Anak saya berpacaran. 18 Anak saya mengumpat dengan mengeluarkan kata-kata bersifat seksual seperti, “susumu”, “pantatmu”. 19 Anak saya mengumpat dengan mengeluarkan kata-kata bersifat seksual seperti, “pecun”, “perek” 20 Anak saya ketahuan sembunyi-sembunyi saat mengintip orang lain melepaskan pakaian. 21 Anak saya meminta untuk melihat anggota keluarga ketika ingin melepaskan pakaian atau berganti baju. 22 Anak saya melihat gambar perempuan/laki-laki berpakaian minim melalui media cetak/online. 23 Anak saya melihat gambar-gambar perempuan/laki-laki telanjang melalui media cetak/online. 24 Anak saya menonton film percintaan seperti sinetron romantis. 25 Anak saya menonton film pornografi. 26 Anak saya berpergian berdua dengan teman lawan jenis. 27 Anak saya mengajak makan berduaan dengan teman lawan jenisnya di luar rumah. 28 Anak saya duduk berdempetan dengan lawan jenisnya. 107 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 29 Anak saya memegang tangan teman lawan jenisnya. 30 Anak saya bergandengan tangan dengan teman lawan jenisnya. 31 Anak saya menyandarkan kepala di pundak teman lawan jenisnya. 32 Anak saya merangkul lawan jenisnya saat sedang jalan bersama. 33 Anak saya berpelukan dengan teman lawan jenisnya. 34 Anak saya memegang paha lawan jenisnya. 35 Anak saya memegang pantat lawan jenisnya. 36 Anak saya meraba tubuh lawan jenisnya. 37 Anak saya menyentuh atau meraba bagian vital lawan jenisnya. 38 Anak saya mencium tangan lawan jenisnya. 39 Anak saya mencium kening lawan jenisnya. 40 Anak saya mencium pipi lawan jenisnya. 41 Anak saya mengecup bibir lawan jenisnya. 42 Anak saya menirukan hubungan intim saat beraktivitas atau bermain. 43 Anak saya membuat suara erotis, seperti menghela napas, mendesah, bernapas secara berat. 44 Anak saya berbicara mengenai hubungan intim dan topik seksual. 45 Anak saya menyentuh atau menggosok bagian kemaluannya ketika di rumah atau di tempat umum. 46 Anak saya menempelkan atau menggesekan alat kelaminnya dengan benda. 108 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 47 Anak saya menempelkan atau menggesekkan alat kelaminya pada tubuh orang lain dalam keadaan berpakaian. 48 Sebutkan perilaku seksual lainnya yang pernah dilakukan oleh anak Anda: A. B. C. 109 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 3 Skala Rating Perilaku Seksual Anak untuk Guru 110 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 111 SKALA RATING PERILAKU SEKSUAL ANAK KATA PENGANTAR Dengan Hormat, Berkaitan dengan program akademik, khususnya mata kuliah Skripsi. Perkenankanlah saya selaku mahasiswi Fakultas Psikologi Sanata Dharma memohon bantuan guru dan orang tua untuk mengisi skala penelitian. Skala ini berisi pernyataan mengenai macam-macam perilaku seksual anak baik dilakukan dengan lawan jenis maupun dilakukan sendiri oleh subjek (anak). Beberapa dari pernyataan tersebut mungkin akan membuat bapak/ibu merasa tidak nyaman, tetapi saya harapkan kejujuran dan kesungguhan bapak/ibu dalam menjawab pernyataan tersebut. Pengisian angket ini semata-mata bertujuan untuk kepentingan ilmiah mengenai gambaran perilaku seksual anak saat ini yang pada akhirnya diharapkan dapat bermanfaat sebagai upaya mengatasi keprihatinan orang tua dan pengajar dalam permasalahan perilaku seksual sejak dini. Bapak/Ibu diminta kerjasamanya sebagai responden dengan memberikan jawaban yang paling sesuai berdasarkan pengalaman bersama subjek (anak). Semua jawaban adalah benar apabila hal tersebut sesuai dengan kondisi yang dialami bapak/ibu. Saya sangat mengharapkan bapak/ibu memberikan jawaban secara jujur, apa adanya, tidak dipengaruhi orang lain dan tidak berdasarkan pada apa yang dianggap baik atau buruk di dalam masyarakat. Kami memjamin bahwa identitas yang bapak/ibu berikan akan dirahasiakan sesuai dengan kode etik penelitian ilmiah. Atas kesediaan dan kerjasamannya, kami mengucapkan banyak terimakasih. Besar harapan kami untuk kesediaan bapak/ibu untuk mengisi angket ini. Hormat Saya Fransisca Christy Utami PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 112 PERNYATAAN KESEDIAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa saya mengisi angket ini tidak dibawah paksaan atau tekanan dari pihak tertentu tetap dengan suka rela demi membantu terlaksananya penelitian ilmiah ini. Semua jawaban yang saya berikan merupakan murni berdasarkan apa yang saya alami bukan berdasarkan pada pandangan masyarakat pada umumnya dan saya mengijinkan untuk mencantumkan identitas diri saya yang dapat dipergunakan sebagai data dalam penelitian ilmiah ini. Menyetujui Yogyakarta, ........... November 2013 IDENTITAS Nama : Guru dari : Kelas : Jenis Kelamin Anak : PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 113 SKALA RATING PERILAKU SEKSUAL ANAK PETUNJUK PENGISIAN Di bawah ini terdapat bermacam-macam perilaku seksual. Perilaku ini adalah perilaku yang dilakukan dengan lawan jenis ataupun dilakukan seorang diri oleh subjek (anak). Skala ini bersifat sangat pribadi dan dijaga kerahasiannya oleh sebab itu dimohon bapak/ibu mengisi sesuai dengan keadaan yang sebenar- benarnya guna membantu terlaksananya penelitian ini. Jawaban yang paling benar adalah jawaban yang sesuai dengan pengalaman Anda. Pilihan jawaban adalah: SL (selalu) : pernyataan di dalam aitem selalu dilakukan oleh anak (setiap hari). SR (sering) : pernyataan di dalam aitem lebih banyak anak lakukan daripada tidak dilakukan (5–6 hari/ minggu). KD (kadang) : pernyataan di dalam aitem seimbang antara dilakukan dan tidak dilakukan (3-4 hari/minggu) J (Jarang) : pernyataan di dalam aitem lebih banyak tidak dilakukan daripada dilakukan (1-2 hari/minggu) TP (Tidak Pernah) : pernyataan di dalam aitem tidak pernah dilakukan oleh anak PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 114 Bacalah setiap pernyataan dengan seksama kemudian pilihlah salah satu jawaban dengan memberikan tanda () pada jawaban yang menurut bapak/ibu paling sesuai. Contoh pengisian: No Pernyataan Pilihan SL 1 Saya melihat anak tersebut memegang tangan SR KD J lawan jenis Jika bapak/ibu ingin mengoreksi jawaban maka berilah tanda ( = ) lalu berilah tanda centang ( ) pada jawaban yang lebih sesuai dengan pengalaman bapak/ibu. TP PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI No Pernyataan Pilihan SL 1 Anak memakai parfum ketika ingin berpergian ke luar rumah. 2 Anak memakai kosmetik, seperti bedak, lipgloss, lipstik untuk anak perempuan dan gel rambut untuk anak lakilaki. 3 Anak memakai perhiasan atau aksesori, seperti gelang, kalung, bando untuk anak perempuan dan topi untuk anak laki-laki. 4 Anak meminta atau ingin berpakaian minim atau ketat. 5 Anak meminta atau ingin berpakaian menyolok berpakaian seronok, misalnya seperti memakai celana dengan model melorot hingga melihatkan belahan pantat. 6 Anak menggoda ketika melihat orang lain berpacaran, seperti “Cieee kamu pacaran”. 7 Anak menggoda ketika melihat orang lain berduaan, seperti “Ayooooo ciuman”. 8 Anak menyatakan bahwa ia menyukai lawan jenisnya. 9 Anak mengungkapkan rasa sayang/cinta kepada teman lawan jenisnya melalui sms/bbm/chating, dll. 10 Anak menyatakan bahwa ia sedang merindukan teman lawan jenisnya. 11 Anak menyatakan kecantikan atau ketampanan lawan jenisnya. 12 Anak membuat puisi bertemakan percintaan. 13 Anak merayu atau membuat kata-kata gombal kepada lawan jenisnya. 115 SR KD J TP PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 14 Anak menyatakan keseksian orang lain. 15 Anak melihat foto-foto lawan jenisnya, misalnya teman sekolah maupun artis idola seperti coboy junior, jkt48, dll. 16 Anak menyimpan atau mengkoleksi foto lawan jenisnya. 17 Anak berpacaran. 18 Anak mengumpat dengan mengeluarkan kata-kata bersifat seksual seperti, “susumu”, “pantatmu”. 19 Anak mengumpat dengan mengeluarkan kata-kata bersifat seksual seperti, “pecun”, “perek” 20 Anak ketahuan sembunyi-sembunyi saat mengintip orang lain melepaskan pakaian. 21 Anak meminta untuk melihat anggota keluarga ketika ingin melepaskan pakaian atau berganti baju. 22 Anak melihat gambar perempuan/laki-laki berpakaian minim melalui media cetak/online. 23 Anak melihat gambar-gambar perempuan/laki-laki telanjang melalui media cetak/online. 24 Anak menonton film percintaan seperti sinetron romantis. 25 Anak menonton film pornografi. 26 Anak berpergian berdua dengan teman lawan jenis. 27 Anak mengajak makan berduaan dengan teman lawan jenisnya di luar rumah. 28 Anak duduk berdempetan dengan lawan jenisnya. 29 Anak memegang tangan teman lawan jenisnya. 30 Anak bergandengan tangan dengan teman lawan jenisnya. 116 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 31 Anak menyandarkan kepala di pundak teman lawan jenisnya. 32 Anak merangkul lawan jenisnya saat sedang jalan bersama. 33 Anak berpelukan dengan teman lawan jenisnya. 34 Anak memegang paha lawan jenisnya. 35 Anak memegang pantat lawan jenisnya. 36 Anak meraba tubuh lawan jenisnya. 37 Anak menyentuh atau meraba bagian vital lawan jenisnya. 38 Anak mencium tangan lawan jenisnya. 39 Anak mencium kening lawan jenisnya. 40 Anak mencium pipi lawan jenisnya. 41 Anak mengecup bibir lawan jenisnya. 42 Anak menirukan hubungan intim saat beraktivitas atau bermain. 43 Anak membuat suara erotis, seperti menghela napas, mendesah, bernapas secara berat. 44 Anak berbicara mengenai hubungan intim dan topik seksual. 45 Anak menyentuh atau menggosok bagian kemaluannya ketika di rumah atau di tempat umum. 46 Anak menempelkan atau menggesekan alat kelaminnya dengan benda. 47 Anak menempelkan atau menggesekkan alat kelaminya pada tubuh orang lain dalam keadaan berpakaian. 117 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 48 Sebutkan perilaku seksual lainnya yang pernah dilakukan oleh anak tersebut: A. B. C. 118 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 4 Pembobotan Aitem Skala Rating Perilaku Seksual Anak 119 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 120 Kategori penilaian : Sangat Ringan skor 1 Ringan skor 2 Sedang skor 3 Berat skor 4 Sangat Berat skor 5 No Perilaku Seksual Pilihan SR R S Berdandan dan menggunakan aksesoris 1 Memakai parfum. √ 2 Memakai kosmetik, seperti bedak, liglos, lipstik untuk anak perempuan dan gel rambul untuk anak laki-laki √ 3 Memakai perhiasan atau aksesoris, seperti gelang, kalung, bando untuk anak perempuan dan topi untuk anak lakilaki √ Berpakaian seronok 4 Meminta atau ingin berpakaian minim atau ketat 5 Meminta atau ingin berpakaian seronok, misalnya seperti √ √ memakai celana dengan model melorot hingga melihatkan belahan pantat. Mengucapkan kata-kata yang menunjukkan hubungan lawan jenis 6 Menggoda ketika melihat orang lain berpacaran, seperti √ “Cieee kamu pacaran”. 7 √ Menggoda ketika melihat orang lain berduaan, seperti “Ayooooo ciuman”. 8 Menyatakan bahwa ia menyukai lawan jenisnya. √ 9 Mengungkapkan rasa sayang/cinta melalui √ B SB PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 121 sms/bbm/chating. 10 √ Menyatakan bahwa ia sedang merindukan teman lawan jenisnya. √ 11 Menyatakan kecantikan atau ketampanan lawan jenis. 12 Membuat puisi bertemakan percintaan. √ 13 Merayu atau membuat kata-kata gombal kepada lawan √ jenisnya. 14 √ Menyatakan keseksian orang lain. Ketertarikan pada pesona lawan jenis 15 Melihat foto-foto lawan jenisnya, misalnya teman sekolah √ maupun artis idola seperti coboy junior, jkt48,dll. 16 Menyimpan atau mengkoleksi foto lawan jenisnya. 17 Berpacaran √ √ Mengucapkan kata-kata kasar/mengumpat yang bersifat sensual 18 Mengumpat dengan mengeluarkan kata “susumu”, √ “pantatmu” 19 Mengumpat dengan mengeluarkan kata “pecun”, “perek” √ Melihat orang lain melepaskan pakaian 20 Sembunyi-sembunyi melihat orang lain melepaskan pakaian. √ 21 Meminta untuk melihat anggota keluarga lain ketika ingin melepaskan pakaian atau berganti baju √ Melihat gambar-gambar sensual 22 √ Melihat gambar perempuan/laki-laki berpakaian minim melalui media cetak/ online. 23 √ Melihat gambar-gambar perempuan/laki-laki telanjang melalui media cetak/online. Menonton film berkonten seksual 24 Menonton film percintaan seperti sinetron romantis. √ PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 25 122 √ Menonton film pornografi. Berkencan 26 Berpergian berdua dengan teman lawan jenis. √ 27 Mengajak makan berduaan dengan teman lawan jenisnya √ diluar rumah. Bersentuhan 28 Duduk berdempetan dengan lawan jenis √ 29 Memegang tangan lawan jenis. √ 30 Bergandengan tangan dengan teman lawan jenisnya. √ 31 Bersandar kepala di pundak teman lawan jenisnya √ 32 Merangkul lawan jenisnya saat sedang jalan bersama. √ 33 Berpelukan dengan teman lawan jenisnya. 34 Memegang paha lawan jenisnya. √ 35 Memegang pantat lawan jenisnya. √ 36 Meraba tubuh lawan jenisnya. 37 Menyetuh atau meraba bagian vital lawan jenis √ √ √ Berciuman 38 Mencium tangan lawan jenisnya. √ 39 Mencium kening lawan jenisnya. √ 40 Mencium pipi lawan jenisnya. √ 41 Mengecup bibir lawan jenisnya. √ Pengetahuan seksual 42 √ Menirukan gerakan hubungan intim saat beraktivitas atau bermain 43 Menirukan suara erotis, seperti menghela napas, √ mendesah, bernapas secara berat 44 Berbicara mengenai hubungan intim dan topik seksual lainnya Stimulasi oleh diri sendiri √ PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 123 45 Menyentuh atau menggosok bagian kemaluan √ 46 Menempelkan atau menggesekan alat kelaminya dengan √ benda. 47 Menempelkan atau menggesekkan alat kelaminnya pada tubuh orang lain dalam keadaan berpakaian √ PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 5 Hasil Skor Total Keterpaparan Lirik Lagu Dewasa 124 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Subjek Jumlah lagu Frekuensi Total (P) 1 (J) 2 S (3) 1 0 - - - 0 2 3 3 - - 3 3 8 1 4 3 18 4 0 - - - 0 5 1 - 1 - 2 6 0 - - - 0 7 0 - - - 0 8 0 - - - 0 9 0 - - - 0 10 6 1 4 1 12 11 18 1 5 12 47 12 10 1 4 5 24 13 3 3 - - 3 14 3 - 2 1 7 15 4 - 1 3 11 16 4 2 1 1 7 17 3 - 1 2 8 18 0 - - - 0 19 5 3 2 - 7 20 6 - 4 2 14 21 16 - 2 - 32 22 7 2 4 1 13 125 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 23 25 - 20 5 55 24 4 2 2 - 6 25 5 1 3 1 10 26 12 4 5 3 23 27 15 1 10 4 33 28 9 3 5 1 16 29 5 - 2 3 13 30 8 - - 8 24 31 22 6 - 16 54 32 13 10 1 2 18 33 11 - 7 4 26 34 9 2 3 4 20 35 15 7 5 3 26 36 17 5 4 8 37 37 13 3 6 4 27 38 4 - 4 - 8 39 0 - - - 0 40 11 - 11 - 22 41 0 - - - 0 42 12 1 1 10 33 43 14 2 4 8 34 44 12 - 6 6 30 45 7 2 4 1 13 126 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 6 Hasil Skor Perilaku Seksual Anak dari Orang Tua 127 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 128 Aitem 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Subjek 1 1 1 1 2 3 1 3 2 2 2 1 2 2 3 1 1 3 4 2 1 1 1 6 3 1 3 2 2 2 1 2 2 3 2 1 3 4 3 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 1 3 4 4 2 1 1 2 3 1 3 2 2 2 1 2 2 3 1 1 3 4 5 1 1 1 2 3 1 3 2 2 2 1 2 2 3 1 1 3 4 6 2 1 1 2 3 2 3 2 2 2 1 2 2 3 2 1 3 4 7 1 1 3 2 3 1 3 2 2 2 1 2 2 3 1 1 3 4 8 1 1 1 2 3 1 3 6 2 6 4 2 6 3 2 3 3 4 9 1 1 1 4 3 1 3 2 2 2 2 2 2 3 3 1 3 4 10 1 1 1 2 3 2 6 2 2 2 3 2 2 3 1 1 3 4 11 3 2 3 2 3 4 9 6 2 2 2 2 2 6 1 1 3 4 12 3 1 1 2 3 3 3 6 4 2 3 2 2 6 2 1 3 4 13 2 2 1 2 3 1 3 4 2 2 3 2 2 3 2 1 3 4 14 2 1 3 6 3 1 3 2 2 2 1 2 2 3 1 1 3 4 15 1 1 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 4 3 2 1 3 12 16 3 3 4 6 3 3 6 2 2 2 1 2 2 6 1 1 3 4 17 2 1 3 2 6 3 3 4 2 2 2 2 2 3 3 1 3 4 18 2 1 2 2 3 1 3 2 2 2 1 2 2 6 1 1 3 4 19 1 2 4 4 3 2 3 6 2 2 3 2 2 6 5 4 3 4 20 3 3 3 2 3 1 3 2 2 2 2 2 2 3 2 1 3 4 21 3 1 3 2 3 2 6 4 2 4 2 2 6 3 3 1 3 4 22 3 1 1 2 3 3 6 2 4 2 2 2 2 3 2 1 3 4 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 129 23 2 3 2 2 3 4 6 6 6 4 4 2 4 6 5 4 6 4 24 2 1 1 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 4 25 2 1 2 2 3 1 3 2 2 2 1 2 2 3 4 1 3 4 26 1 1 2 4 6 2 3 2 2 2 3 2 2 6 3 1 3 8 27 3 2 2 2 3 1 3 2 4 2 3 2 2 3 3 1 3 4 28 2 2 3 2 3 1 3 2 2 2 1 2 2 3 2 1 3 4 29 2 1 2 2 3 1 3 2 2 2 1 2 2 3 2 1 3 4 30 5 3 5 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 3 3 1 3 4 31 1 1 2 4 3 2 6 6 4 4 3 4 4 9 3 1 3 8 32 3 1 1 2 3 3 9 4 2 2 3 2 2 9 2 1 3 4 33 3 1 3 4 3 2 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 4 34 2 1 2 2 3 1 3 2 2 2 1 2 2 6 2 1 3 4 35 2 1 1 2 3 2 3 2 2 2 1 2 2 3 2 2 3 12 36 2 1 3 4 3 3 6 6 6 4 3 4 6 6 2 2 6 12 37 3 3 3 2 3 1 3 6 2 2 2 6 2 6 3 2 3 4 38 2 1 5 2 3 1 3 2 2 2 1 2 2 3 3 1 3 4 39 1 1 2 2 3 1 3 2 2 2 1 2 2 3 1 1 3 4 40 2 1 1 2 3 2 3 4 2 2 2 2 6 6 1 1 3 4 41 3 1 3 4 6 1 3 2 2 2 2 2 2 3 1 1 3 4 42 2 1 2 2 3 3 6 4 4 4 2 2 4 6 3 2 3 4 43 3 3 3 4 3 3 6 4 6 4 2 2 4 6 2 1 6 8 44 1 1 1 2 9 4 6 6 2 4 3 4 8 6 2 2 3 4 45 2 1 1 2 3 2 6 4 2 2 2 2 2 3 2 1 3 8 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 130 Aitem 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 Subjek 1 4 4 4 3 4 2 4 3 3 3 3 3 3 3 4 2 4 4 4 3 4 6 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 6 4 4 4 3 3 3 6 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 5 4 4 4 3 4 2 4 3 3 3 3 3 3 3 4 6 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 6 6 3 3 4 7 4 4 4 3 4 2 4 3 3 3 9 9 3 3 4 8 4 4 4 3 4 2 4 3 3 3 9 6 3 3 4 9 4 4 4 3 4 4 4 3 3 6 6 6 3 3 4 10 4 4 8 6 4 2 4 3 3 3 9 9 3 3 4 11 4 8 4 9 8 6 4 3 3 3 3 3 3 3 4 12 4 4 4 3 4 4 4 3 3 6 3 3 3 3 4 13 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 14 4 4 4 3 4 2 4 3 3 3 3 3 3 3 4 15 4 4 4 3 4 6 4 3 3 3 6 3 3 3 4 16 4 12 12 6 4 8 4 3 3 3 3 3 3 3 4 17 4 8 4 9 4 8 4 3 3 3 3 3 3 3 4 18 4 4 4 3 4 2 4 3 3 3 6 3 3 3 4 19 4 4 4 6 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 20 4 4 4 3 4 4 4 6 3 3 12 12 3 3 4 21 4 8 8 6 4 4 4 3 3 3 9 6 3 3 4 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 131 22 4 4 4 6 4 4 4 3 3 3 9 6 3 3 4 23 4 8 8 9 4 4 4 9 3 8 9 6 9 6 4 24 4 8 4 3 4 2 4 3 3 3 6 3 3 3 4 25 4 4 4 3 4 6 4 3 3 3 3 3 3 3 4 26 4 4 4 3 4 6 4 3 3 6 3 3 3 3 4 27 4 4 4 3 4 6 4 3 3 3 3 3 3 3 4 28 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 29 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 6 3 3 3 4 30 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 31 8 4 4 6 8 4 4 3 3 3 6 6 3 3 4 32 4 8 4 6 4 6 4 3 3 3 3 3 3 3 4 33 4 8 4 6 4 4 4 3 3 3 6 3 3 3 4 34 4 4 4 3 4 2 4 3 3 3 3 3 3 3 4 35 4 4 4 9 4 2 4 3 3 3 3 3 3 3 4 36 4 4 4 6 8 6 8 6 3 6 6 6 6 6 4 37 4 4 4 6 4 4 4 3 3 6 3 3 3 3 4 38 4 4 4 3 4 2 4 3 3 9 9 6 3 3 4 39 4 4 4 3 4 2 4 3 3 3 3 3 3 3 4 40 4 4 4 3 4 2 4 3 3 3 9 6 3 3 4 41 4 4 4 3 4 6 4 3 3 3 3 3 3 3 4 42 4 4 4 6 4 4 4 3 3 3 9 6 3 3 4 43 4 4 4 6 4 6 4 6 6 9 9 9 3 6 8 44 4 12 4 3 4 10 4 3 6 6 6 3 3 3 4 45 8 4 4 6 4 2 4 3 3 3 3 3 3 3 4 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 132 Aitem 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 Skor Total Subjek 1 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 141 2 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 150 3 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 155 4 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 144 5 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 141 6 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 9 6 5 161 7 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 155 8 5 5 4 5 3 3 3 4 5 8 4 6 3 5 175 9 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 157 10 5 5 4 5 6 6 6 4 5 4 4 6 6 5 181 11 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 181 12 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 162 13 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 150 14 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 148 15 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 162 16 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 185 17 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 170 18 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 149 19 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 169 20 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 172 21 5 5 4 5 3 3 6 4 5 8 4 3 3 5 189 22 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 166 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 133 23 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 8 3 3 5 228 24 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 155 25 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 150 26 5 5 4 5 3 3 3 4 5 12 4 9 3 5 180 27 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 155 28 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 148 29 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 149 30 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 157 31 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 9 6 5 202 32 5 5 4 5 3 3 3 4 10 20 4 6 3 5 197 33 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 164 34 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 147 35 5 5 8 5 3 3 3 4 5 12 4 3 3 5 171 36 10 5 4 5 6 6 6 8 5 8 8 3 3 5 244 37 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 170 38 5 5 4 5 3 3 3 4 5 12 4 3 3 5 171 39 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 142 40 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 162 41 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 155 42 5 5 4 5 3 3 3 4 5 8 4 3 3 5 181 43 10 5 4 5 3 3 6 4 5 4 4 3 3 5 222 44 5 5 4 5 6 3 3 4 5 8 8 3 3 5 210 45 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 161 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 7 Hasil Skor Perilaku Seksual Anak dari Guru 134 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 135 Aitem 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Subjek 1 3 2 3 2 3 1 3 2 2 2 1 2 2 3 3 1 3 4 2 3 3 2 2 3 1 3 2 2 2 1 4 2 3 2 1 3 4 3 2 3 3 2 3 2 3 2 2 2 1 2 2 3 3 1 3 4 4 3 1 1 2 3 3 3 2 2 2 1 2 2 3 2 1 3 4 5 1 1 1 2 3 2 3 2 2 2 1 2 2 3 1 1 3 4 6 1 1 1 2 3 2 3 2 2 2 1 2 2 3 1 1 3 4 7 1 1 1 2 3 2 3 2 2 2 1 2 2 3 3 1 3 4 8 1 1 1 2 3 2 3 4 2 2 2 2 8 3 2 2 3 4 9 1 1 2 2 3 2 3 2 2 2 1 2 2 3 1 1 3 4 10 1 1 1 2 3 3 6 2 2 2 1 2 2 3 1 1 3 4 11 2 1 3 2 3 4 12 4 2 2 2 2 2 3 2 1 3 4 12 2 1 1 2 3 2 3 4 2 2 2 2 4 6 2 1 3 4 13 1 1 3 2 3 3 3 2 2 2 1 2 2 3 1 1 3 4 14 1 1 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 3 3 1 3 4 15 1 1 1 2 3 3 3 2 2 2 1 2 6 3 3 1 3 4 16 2 3 3 2 3 1 3 2 2 2 2 2 2 3 3 1 3 4 17 2 1 2 2 3 3 3 4 2 2 2 2 2 3 2 1 3 4 18 2 1 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 1 3 4 19 1 2 2 2 3 1 3 2 2 2 1 2 2 3 2 2 3 4 20 1 3 2 2 3 1 3 2 2 2 1 2 2 3 3 1 3 4 21 2 1 2 2 3 4 9 4 2 2 2 4 6 3 2 1 3 4 22 2 1 1 2 3 3 6 2 2 2 2 2 4 3 2 1 3 4 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 136 23 3 3 4 2 3 3 6 4 2 2 2 2 4 6 3 2 6 4 24 2 1 1 2 3 3 3 2 2 2 2 2 4 3 1 1 3 4 25 2 1 2 2 3 1 3 2 2 2 1 2 2 6 3 1 3 4 26 1 1 2 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 1 3 4 27 3 3 3 2 3 1 3 2 2 2 2 4 2 3 3 1 3 4 28 3 1 3 4 3 1 3 2 2 2 1 4 2 3 3 1 3 4 29 2 3 3 4 3 1 3 2 2 2 1 4 2 3 2 1 3 4 30 3 1 3 2 3 1 3 2 2 2 1 2 2 3 2 1 3 4 31 1 2 4 2 3 3 3 4 2 2 3 2 4 3 2 1 3 8 32 4 2 1 2 3 4 12 6 2 4 3 4 6 9 2 1 3 8 33 1 2 5 2 3 3 3 2 2 2 2 2 4 3 2 1 3 4 34 1 1 2 2 3 3 3 2 2 2 1 2 2 9 1 1 3 12 35 1 1 3 2 3 3 3 2 2 2 1 2 2 6 1 1 3 8 36 3 1 1 4 3 4 9 6 4 4 4 4 8 9 3 3 9 12 37 3 2 3 2 3 3 3 4 2 2 2 6 4 6 2 2 3 4 38 1 3 3 2 3 1 3 2 2 2 1 2 2 3 3 1 3 4 39 1 1 2 2 3 1 3 2 2 2 1 2 2 3 2 1 3 4 40 3 1 3 4 3 2 3 2 2 2 2 4 4 6 3 1 3 4 41 3 3 3 4 3 1 3 2 2 2 1 4 2 3 2 1 3 4 42 2 4 3 4 3 3 6 4 2 2 1 4 6 6 3 1 3 4 43 3 3 3 2 6 3 6 4 2 2 2 4 6 6 3 1 6 4 44 3 3 3 2 3 4 6 4 2 2 1 6 8 6 2 1 3 4 45 3 2 3 2 3 2 6 2 2 2 1 4 2 3 3 1 3 8 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 137 Aitem 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 Subjek 1 4 4 4 3 4 2 4 3 3 3 3 3 3 3 4 2 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 6 4 3 3 3 6 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 2 4 3 3 3 6 3 3 3 4 5 4 4 4 3 4 2 4 3 3 3 3 3 3 3 4 6 4 4 4 3 4 2 4 3 3 9 12 9 3 3 4 7 4 4 4 3 4 2 4 3 3 3 9 3 3 3 4 8 4 4 4 3 4 2 4 3 3 3 9 6 3 3 4 9 4 4 4 3 4 2 4 3 3 6 9 6 3 3 4 10 4 4 4 3 4 2 4 3 3 3 6 3 3 3 4 11 4 4 4 6 4 2 4 3 3 6 9 3 3 3 4 12 4 4 4 3 4 4 4 3 3 9 6 6 3 3 4 13 4 4 4 3 4 2 4 3 3 3 3 3 3 3 4 14 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 6 3 3 3 4 15 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 6 3 3 3 4 16 4 4 4 3 4 6 4 3 3 3 3 3 3 3 4 17 4 4 4 3 4 2 4 3 3 3 6 3 3 3 4 18 4 4 4 3 4 2 4 3 3 3 6 3 3 3 4 19 4 4 4 3 4 2 4 3 3 3 3 3 3 3 4 20 4 4 4 3 4 6 4 3 3 3 3 3 3 3 4 21 4 4 4 3 4 2 4 3 3 6 12 6 6 3 4 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 138 22 4 4 4 3 4 2 4 3 3 3 9 6 3 3 4 23 4 4 4 6 4 4 4 3 3 12 15 12 6 6 4 24 4 4 4 3 4 2 4 3 3 3 6 3 3 3 4 25 4 4 4 3 4 2 4 3 3 3 3 3 3 3 4 26 4 4 4 3 4 2 4 3 3 9 12 9 6 3 4 27 4 4 4 3 4 2 4 3 3 3 3 3 3 3 4 28 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 29 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 6 3 3 3 4 30 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 31 4 4 4 3 4 2 4 3 3 6 9 6 6 3 4 32 4 8 4 6 4 2 4 3 3 6 9 9 6 6 4 33 4 4 4 3 4 2 4 3 3 3 6 3 3 3 4 34 4 4 4 6 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 35 4 4 4 3 4 2 4 3 3 3 3 3 3 3 4 36 4 4 4 6 4 2 4 6 3 12 12 9 9 9 8 37 4 4 4 6 4 2 4 3 3 6 6 6 3 3 4 38 4 4 4 3 4 6 4 3 3 3 3 3 3 3 4 39 4 4 4 3 4 2 4 3 3 3 3 3 3 3 4 40 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 6 6 3 3 4 41 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 42 4 4 4 3 4 4 4 3 3 6 12 9 3 6 4 43 4 4 4 3 4 4 4 3 3 9 12 9 6 9 4 44 4 4 4 3 4 4 4 3 3 9 12 6 3 6 4 45 8 4 4 3 4 4 4 3 3 3 9 6 3 3 4 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 139 Aitem 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 Skor Total Subjek 1 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 148 2 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 151 3 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 156 4 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 149 5 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 142 6 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 163 7 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 150 8 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 162 9 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 155 10 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 149 11 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 172 12 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 166 13 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 145 14 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 152 15 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 154 16 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 153 17 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 152 18 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 150 19 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 145 20 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 150 21 5 5 4 5 3 3 6 4 5 4 4 3 3 5 183 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 140 22 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 160 23 5 5 4 5 3 3 6 4 5 4 8 3 3 5 215 24 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 150 25 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 148 26 5 5 4 5 6 3 3 4 5 8 4 6 3 5 180 27 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 152 28 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 153 29 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 156 30 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 148 31 10 5 4 5 3 3 3 4 5 8 4 3 3 5 182 32 5 5 4 5 3 3 6 4 10 12 8 6 3 5 233 33 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 155 34 5 15 4 5 3 3 3 4 5 4 12 3 3 5 181 35 5 15 12 5 3 3 3 4 5 12 4 3 3 5 178 36 10 5 4 5 9 3 6 4 10 12 12 3 3 5 278 37 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 174 38 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 151 39 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 143 40 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 166 41 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 154 42 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 190 43 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 204 44 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 192 45 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 173 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 8 Hasil Uji Asumsi 141 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 142 UJI NORMALITAS One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test keterpaparan N seksual 45 Normal Parametersa Mean 16.3111 167.1889 Std. Deviation Most Extreme Differences 45 14.60514 23.80157 Absolute .132 .203 Positive .123 .203 Negative -.132 -.140 Kolmogorov-Smirnov Z .886 1.364 Asymp. Sig. (2-tailed) .413 .050 a. Test distribution is Normal. UJI LINEARITAS ANOVA Table Sum of Squares seksual * Between (Combined) keterpaparan Groups Linearity Deviation from Linearity Within Groups Total 23708.561 11965.502 Mean Square df 28 F Sig. 846.734 11.122 .000 1 11965.502 157.172 .000 11743.059 27 434.928 1218.083 16 76.130 24926.644 44 5.713 .000 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 9 Hasil Uji Hipotesis 143 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Correlations keterpaparan keterpaparan Pearson Correlation seksual 1 Sig. (1-tailed) N seksual Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N .693** .000 45 45 .693** 1 .000 45 **. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed). 45 144 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 10 Respon Subjek terhadap Keterpaparan Lirik Lagu Dewasa Percintaan 145 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI No Judul Lagu 146 Jumlah subjek yang mendengarkan lagu 1 1000 alasan – Zaskia Gothik 1 2 1 atau 2 4 3 Alamat Palsu – Ayu tingting 4 4 Ay – Bagindas 1 5 ABG Tua 14 6 Aku bukan superman – Lucky2 band 5 7 Aku yang tersakiti 1 8 Aku masih sayang – setia band 1 9 Aku terjatuh – Setia band 2 10 Asmara – Sertia band 1 11 Ayat-ayat cinta – Rossa 1 12 Bukak sitik jos 18 13 Baby-baby – JKT 48 12 14 Bunga Terakhir 2 15 Butiran debu 10 16 Baik-baik sayang 3 17 Buka hati mu 9 18 Bete – Dangdut 2 19 Bukan dia tapi aku – Judika 2 20 Bojoku nakal – Dangdut 1 21 Brondong tua – Siti Badriah 8 22 Bukan bang toyip 8 23 Belum tepat waktunya 1 24 Berlian 3 25 Buaya darat 1 26 Cinta butuh waktu 2 27 Cinta itu buta 1 28 Cinta satu malam – Melinda 7 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 29 Cucok rowo 1 30 Cari pacar lagi – Setia band 1 31 Cinta tak direstui 1 32 Cinta tak harus memiliki 1 33 Diam-diam suka – Cherry belle 12 34 Dilema – Cherry belle 9 35 Disaatku mencintaimu – Dadali 1 36 Doremi 3 37 Direject 5 38 Eeaaa- Coboy Junior 8 39 Empat Mata 3 40 Hip-hip Hura 2 41 Hargai aku 1 42 Harus terpisah 1 43 Hidup tanpa cinta – Rhoma Irama 1 44 Hidup untukmu mati tanpamu – Noah 1 45 Harmoni 1 46 Iwak peyek – trio macan 15 47 Jangan pergi – Priencess 1 48 Jangan cintai aku lagi 1 49 Jaga selalu hatimu – Seventin 1 50 Jangan ganggu pacarku – Lolita 1 51 Jodoh pasti bertemu 3 52 Kamu - Coboy junior 21 53 Kuingin kau mati saja – Souljah 1 54 Keong racun 1 55 Kita selamanya 1 56 Lumpuhkan ingatanku – Gesha 10 57 Love is you – Cherry belle 10 58 Memilih setia – Fatin 4 147 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 59 Mengejar mimpi – Yovie & Nuno 1 60 Mabuk cinta 1 61 Maafkan aku 1 62 Minyak wangi 2 63 Maafkan – Bagindas 1 64 Mohon ampun – D masiv 1 65 Menemukanmu – Seventin 1 66 Masa lalu 2 67 Nenek pahlawanku – Wali 7 68 Pacar rahasia 1 69 Pelan-pelan saja – Kotak 3 70 Pemilik hati 1 71 Percaya padaku 1 72 Pacarku hilang diambil orang 1 73 Puspa – St 12 3 74 Puisi Adinda- Noah 2 75 Pergilah kasih – D masiv 2 76 Pencuri hati 1 77 Pacar lima langkah 9 78 Rindu – Smash 1 79 Simfoni hitam – Sherina Munaf 1 80 Sendiri lagi – Blink 2 81 Separuh nafas – Dewa 19 1 82 Separuh aku – Noah 10 83 Sandiwara Cinta - Republik 3 84 Suka-suka – The changcuters 3 85 Suara kuberharap – Hijau daun 1 86 Siapa yang pantas – Domino 1 87 Seribu alasan – Zaskia Gotik 2 88 Setahun lalu – Geisha 1 148 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 89 Sudah cukup – Republik 1 90 Saat aku jauh – Setia band 1 91 Saat terakhir – Setia band 1 92 Satu jam saja 1 93 Takut jatuh cinta – Blink 11 94 Tentang rasa 1 95 Terbangun sendiri – Noah 1 96 Teman hidup - Tulus 1 97 Wedi karo bojo mu 2 98 Ya sudahlah – Bndan ft 2 black 3 99 Yank – Wali band 2 149 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 11 Lirik Lagu dengan Frekuensi Sering Didengar oleh Anak 150 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI ABG TUA Kau tebarkan pesona ke setiap wanita Tanpa kau sadari kau sudah lanjut usia Tingkah lakumu bagaikan seorang remaja Yang ingin dicinta dan selalu mencinta Ku akui gayamu laksana arjuna Yang mencari mangsa bila kau melihatnya Tingkah lakumu bagaikan seorang remaja Yang ingin dicinta dan selalu mencinta REFF : Abg tua tingkahmu semakin gila Kau menjerat semua wanita Wanita yang ada di depan mata Rayuanmu sungguh mempesona Abg tua tingkahmu semakin gila Tak peduli apa yang kau rasa Tak peduli anak bininya di rumah Emang engkau penjahat wanita Sumber : http://lirik.kapanlagi.com/artis/pl4t_band/abg_tua 151 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI KAMU – COBOY JUNIOR Kamu buat aku tersipu buatku malu-malu Saat bersamamu, saat ku sapa dirimu Aku kok merinding buluku, kok jadi gugup aku Saat bersamamu, saat kau senyum padaku Mungkin inilah rasanya rasa suka pada dirinya Sejak pertama aku bertanya facebook-mu apa nomermu berapa Mungkin inilah rasanya cinta pada pandang pertama Senyuman manismu itu buat aku dag dig dug melulu Nanti aku follow twitter-mu aku tunggu retweet-mu Agar aku tahu sukakah kamu kepadaku Mungkin inilah rasanya rasa suka pada dirinya Sejak pertama aku bertanya facebook-mu apa nomermu berapa Mungkin inilah rasanya cinta pada pandang pertama Senyuman manismu itu buat aku dag dig dug melulu Yeah cuma kamu cuma kamu yang bisa membuatku Tidur tak tentu memikirkanmu pujaan hati Oh kamu cantik sekali Oh tuhan aku hanya ingin dia tahu Kau lucu kau sangat lucu Mungkin inilah rasanya rasa suka pada dirinya 152 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 153 Sejak pertama aku bertanya facebook-mu apa nomermu berapa nomermu berapa Mungkin inilah rasanya cinta pada pandang pertama Senyuman manismu itu buat aku dag dig dug melulu Mungkin inilah rasanya rasa suka pada dirinya Sejak pertama (sejak pertama) aku bertanya (kulihat senyumanmu lirikanmu begitu cantiknya kamu) Facebook-mu apa nomermu berapa Mungkin inilah rasanya cinta pada pandang pertama Senyuman manismu itu buat aku dag dig dug melulu Kamu kamu kamu kamu kamu kamu kamu kamu Kamu kamu kamu kamu kamu kamu kamu kamu Sumber : http://lirik.kapanlagi.com/artis/coboy_junior/kamu PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI BUKA DIKIT JOSS Hei kenapa kamu kalau nonton dangdut Sukanya bilang ( Buka Dikit Joss ) Apa karena pakai rok mini jadi alesan Sukanya…abang ini Lihat-lihat bodiku yang seksi.. Senangnya…abang ini intip-intip ku pakai rok mini Hei kenapa kamu kalau nonton dangdut Sukanya bilang ( Buka sitik Joss) Apa karena pakai rok mini jadi alesan Sukanya…abang ini Lihat-lihat bodiku yang seksi Senangnya….abang ini Intip-intip ku pakai rok mini Hei kenapa kamu kalau nonton dangdut Sukanya bilang ( Buka Sitik Jos ) Apa karena pakai rok mini jadi alesan Sukanya…abang ini Lihat-lihat bodiku yang seksi Senangnya…abang ini Intip-intip ku pakai rok mini Sumber: http://lirik.wikia.com/wiki/Juwita_Bahar_-_Buka_Dikit_Joss 154 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 12 Surat Keterangan Penelitian 155 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 156 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 157 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 158