plagiat merupakan tindakan tidak terpuji plagiat

advertisement
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
HUBUNGAN KETERPAPARAN LAGU DEWASA LIRIK PERCINTAAN
DENGAN PERILAKU SEKSUAL PADA AKHIR MASA ANAK-ANAK
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Oleh :
Fransisca Christy Utami
NIM : 099114117
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
iii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Don’t worry that children never listen to you.
Worry that they are always watching you.
By: Robert Fulghum
Kita tidak bisa merubah arah angin, tetapi
kita bisa mengatur posisi layar kapal kita
untuk tetap pada arah tujuan.
By: Jimmy Dean
iv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Kupersembahkan karya ini untuk:
Tuhan Yesus Kristus,
Papa Agustinus Sukarmo,
Mama Fransisca Romana Indriyani,
Lidwina Desi Kurniawati,
Andi Paddusung Prabandaru
v
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
vi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
HUBUNGAN KETERPAPARAN LAGU DEWASA LIRIK PERCINTAAN
DENGAN PERILAKU SEKSUAL PADA AKHIR MASA ANAK-ANAK
Fransisca Christy Utami
ABSTRAK
Penelitian ini adalah penelitian korelasional yang bertujuan untuk melihat hubungan
antara keterpaparan lagu dewasa lirik percintaan dengan perilaku seksual pada akhir masa anakanak. Hipotesis penelitian adalah ada korelasi yang positif antara keterpaparan lirik lagu dewasa
terhadap perilaku seksual pada akhir masa anak-anak. Subjek yang digunakan dalam penelitian ini
adalah anak usia 8-10 tahun yang berjumlah 45 orang. Pengumpulan data yang digunakan adalah
skala rating keterpaparan lirik lagu dewasa dan skala rating perilaku seksual anak. Uji hipotesis
penelitian ini menggunakan uji Pearson Product Moment. Korelasi yang diperoleh sebesar 0,693
dengan taraf signifikan 0,000 (p< 0,05) dan hasil data menunjukkan adanya korelasi positif antara
keterpaparan lagu dewasa lirik percintaan dengan perilaku seksual pada akhir masa anak-anak.
Artinya, semakin tinggi keterpaparan lagu dewasa lirik percintaan maka perilaku seksualnya akan
semakin tinggi.
Kata kunci
: keterpaparan lagu dewasa lirik percintaan, perilaku seksual
vii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
THE RELATION BETWEEN EXPOSURE OF LOVE SONG LYRIC FOR
ADULT AND SEXUAL BEHAVIOUR ON LATE CHILDHOOD
Fransisca Christy Utami
ABSTRACT
This study was a correlation study which aimed to see the corelation between exposure of
love song lyric for adult and sexual behaviour among late childhood (8-10 Age). The hypothesis y
was there was a positive correlaion between exposure of love song lyric for adult and sexual
behaviour on late childhood (8-10 Age). The subject of this research are children which have age
8 till 10 years old amounting to 45 people. The data collection to be used was song lyric’s
exposure scale and child sexual behaviour scale. The research was analyzed by Pearson Product
Moment Correlation analysis. The correlation was 0,693 with significance score 0,000 (p< 0,05)
and the result of the data analyzed showed that there was positive correlation between exposure of
love song lyric for adult and sexual behaviour with F (157.172). It mean’s if the children had more
exposure of love song lyric for adult their sexual behaviour will progressively increase.
Keywords: exposure of love song lyric for adult, sexual behaviour.
viii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ix
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah melimpahkan kasih
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“Hubungan Keterpaparan Lagu Dewasa Lirik Percintaan Dengan Perilaku
Seksual Pada Akhir Masa Anak-Anak”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi
salah satu syarat akademis dalam menyelesaikan program strata satu (S1) Fakultas
Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Pada proses penyelesaian
skripsi ini, banyak pihak yang telah memberikan bantuan berupa moral, material
maupun spiritual. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan
ucapan terima kasih kepada:
1.
Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si. selaku dekan Fakultas Psikologi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
2.
Agnes Indar Etikawati, S.Psi., Psi., M.Si., selaku dosen pembimbing yang
telah memberikan bantuan, bimbingan dan saran selama proses pengerjaan
skripsi hingga terselesainya skripsi ini.
3.
Victoria Didik Suryo Handoko, M.Si., selaku dosen mata kuliah Seminar
yang telah membimbing peneliti dan memberikan masukan selama proses di
matakuliah seminar sehingga topik ini dapat direalisasikan dalam skripsi.
4.
Seluruh dosen dan staf yang telah membantu penulis selama proses
perkuliahan di Universitas Sanata Dharma.
x
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
5.
Kepala sekolah SD Kanisius Kalasan, Kanisius Kotabaru dan SD Negeri
Golo yang sudah memberikan kesempatan bagi peneliti untuk melakukan
penelitian di sekolah.
6.
Kedua orang tua tercinta papa Agustinus Sukarmo dan mama Fransisca
Romana Indriyani yang telah memberikan kasih sayang, perhatian, motivasi
dan doa sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
7.
Adekku Lidwina Desi Kurniawati yang selalu memberikan perhatian dan
mengingatkan penulis untuk mengerjakan skripsi.
8.
Andi Paddusung Prabandaru yang telah memberikan doa, perhatian,
kesabaran, motivasi, dan selalu mendengarkan segala keluhan penulisan.
Terimakasih udah jadi partner yang oke banget. “Terimakasih untuk
dukungan semangatnya dari berjuang lulus UAN hingga skrispi.”
9.
Ibu Monica Rubiyati yang telah memberikan perhatian dan kasih sayang
selayaknya orang tua sendiri.
10. Teman-teman Psikologi 2009, teman-teman kelas C angkatan 2009.
Terimakasih untuk kebersamaan dan segala proses yang pernah dilalui.
Semoga kita sukses selalu.
11. Mbak Veenu, M.Si yang telah memberikan kesempatan dan pengalaman yang
bermanfaat untuk bergabung di biro FOCUS Psikologi.
12. Teman-teman Crew Radio Masdha FM angkatan 2009, terimakasih untuk
proses dinamikanya selama 2 tahun.
13. Teman-teman SMA Stella Duce 2 angkatan 2006-2009 “Thanks ndess buat
gojek kere yang bisa bikin mood happy.”
xi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
14. Alumni SD Tarakanita 5 dan SMP Tarakanita 4 Jakarta Timur, terimakasih
sudah mengajarkan penulis mengenai betapa petingnya bersaing secara
akademik.
15. Semua pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Terimakasih atas
semua dukungan dan doanya sehingga karya ini dapat diselesaikan dengan
baik
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidaklah sempurna, oleh karena itu
penulis menerima kritik dan saran yang membangun guna menunjang
kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak dan
dapat dijadikan bahan kajian lebih lanjut
Penulis,
Fransisca Christy Utami
xii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING
ii
HALAMAN PENGESAHAN
iii
HALAMAN MOTTO
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
vi
ABSTRAK
vii
ABSTRACT
viii
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
ix
KATA PENGANTAR
x
DAFTAR ISI
xiii
DAFTAR TABEL
xvii
DAFTAR SKEMA
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
xix
BAB I PENDAHULUAN
1
A. Latar Belakang
1
B. Rumusan Masalah
8
C. Tujuan Penelitian
8
D. Manfaat Penelitian
9
1. Manfaat Teoretis
9
2. Manfaat Praktis
9
xiii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI
11
A. Perilaku Seksual
11
1. Definisi Perilaku Seksual
11
2. Tahap-tahap Perilaku Seksual
12
B. Karakteristik Anak Usia 8-10 Tahun
(Masa Akhir Anak-anak)
18
1. Definisi Masa Anak-anak
18
2. Karakteristik Perkembangan Masa Akhir Anak-anak
19
C. Perilaku Seksual Anak
20
1. Tahap Perkembangan Perilaku Seksual Anak
Hingga Remaja
20
2. Bentuk Perilaku Seksual Anak Hingga Remaja
32
3. Bentuk Perilaku Seksual Anak Hingga Remaja
dalam Tingkatan Intensitas
36
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Seksual
Anak Hingga Remaja
38
D. Lagu
40
1. Definisi Lagu
40
2. Unsur-unsur pada Lagu
41
3. Fungsi Lagu Bagi Anak-anak
43
4. Perkembangan Lagu di Indonesia
43
5. Lagu Dewasa dengan Lirik Percintaan
47
xiv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
E. Keterpaparan
48
F. Proses Belajar
49
G. Dinamika Hubungan Keterpaparan Lagu Dewasa Lirik
Percintaan dengan Perilaku Seksual pada Akhir Masa
Anak-anak
50
H. Hipotesis
55
BAB III METODE PENELITIAN
56
A. Jenis Penelitian
56
B. Identifikasi Variabel Penelitian
57
C. Definisi Operasional
57
1. Keterpaparan Lagu Dewasa dengan Lirik Percintaan
57
2. Perilaku Seksual Anak
58
D. Subjek Penelitian
59
E. Metode Pengumpulan Data
60
1. Skala Rating Keterpaparan Lirik Lagu
61
2. Skala Rating Perilaku Seksual Anak
63
F. Prosedur Penelitian
66
G. Kredibilitas Alat Ukur
67
1. Validitas
67
2. Reliabilitas
68
H. Teknik Analisis Data
68
xv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
69
A. Pelaksanaan Penelitian
69
B. Data Demografi Subjek Penelitian
70
C. Deskripsi Data Penelitian
71
1. Deskripsi Data Statistik
71
2. Deskripsi Data Respon Subjek
76
D. Hasil Penelitian
80
1. Uji Asumsi
80
2. Uji Hipotesis
83
E. Pembahasan
84
BAB V PENUTUP
91
A. Kesimpulan
91
B. Saran
92
1. Bagi Orang Tua dan Guru
92
2. Bagi Penelitian Selanjutnya
92
3. Bagi Produser Musik Indonesia
93
DAFTAR PUSTAKA
94
LAMPIRAN
97
xvi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 1
: Blue Print Skala Rating Keterpaparan Lirik Lagu
62
Tabel 2
: Blue Print Skala Rating Perilaku Seksual Anak
65
Tabel 3
: Data Demografi Subjek Penelitian
70
Tabel 4
: Deskripsi Statistik Data Empiris Skala Keterpaparan
Lirik Lagu Dewasa
Tabel 5
71
: Perbandingan Data Empirik dan Data Teoritik Skala
Keterpaparan Lirik Lagu Dewasa
Tabel 6
: Kriteria Kategorisasai Variabel Keterpaparan Lirik
Lagu Dewasa
Tabel 7
74
: Deskripsi Statistik Data Empiris Skala Perilaku Seksual
Anak
Tabel 8
74
: Perbandingan Data Empirik dan Data Teoritik Skala
Perilaku Seksual Anak
75
Tabel 9
: Kriteria Kategorisasi Variabel Perilaku Seksual Anak
Tabel 10
: Deskripsi Respon Subjek terhadap Keterpaparan Lirik
Lagu Dewasa
Tabel 11
72
76
77
: Deskripsi Respon Subjek terhadap Perilaku Seksual
Anak
78
Tabel 12
: Hasil Uji Normalitas
81
Tabel 13
: Hasil Uji Linearitas
82
Tabel 14
: Hasil Uji Hipotesis
83
xvii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR SKEMA
Skema 1
: Hubungan Keterpaparan Lagu Dewasa Lirik Percintaan
dengan Perilaku Seksual Pada Akhir Masa Anak-anak
xviii
54
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
: Skala Rating Keterpaparan Lagu Dewasa Lirik Percintaan 98
Lampiran 2
: Skala Rating Perilaku Seksual Anak untuk Orang Tua
101
Lampiran 3
: Skala Rating Perilaku Seksual Anak untuk Guru
110
Lampiran 4
: Pembobotan Aitem Skala Rating Perilaku Seksual Anak
119
Lampiran 5
: Hasil Skor Total Keterpaparan Lirik Lagu Dewasa
124
Lampiran 6
: Hasil Skor Perilaku Seksual Anak dari Orang Tua
127
Lampiran 7
: Hasil Skor Perilaku Seksual Anak dari Guru
134
Lampiran 8
: Hasi Uji Asumsi
141
Lampiran 9
: Hasil Uji Hipotesis
143
Lampiran 10 : Respon Subjek terhadap Keterpaparan Lirik Lagu
Dewasa Percintaan
145
Lampiran 11 : Lirik Lagu dengan Frekuensi Sering Didengar oleh
Anak
150
Lampiran 10 : Surat Keterangan Penelitian
xix
155
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap negara selalu dituntut untuk dapat dinamis dalam mengikuti
perkembangan globalisasi. Salah satu perkembangan yang terjadi di arus
global ini ialah perkembangan trend dengan konsep budaya pop. Dunia
seakan menjadi tempat untuk menampung derasnya aliran budaya pop yang
hadir melalui ruang dan waktu. Secara disadari atau tidak, jenis budaya ini
telah mempengaruhi kehidupan masyarakat Indonesia pada umumnya.
Menurut McQual, 1996 (dalam Mahar, 2012) wujud budaya pop beraneka
macam, misalnya bahasa, teknologi, busana, tata cara, dan musik.
Musik merupakan gambaran kehidupan manusia yang dinyatakan dalam
bentuk bunyi yang berirama sebagai penyaluran pikiran dan perasaan.
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (2011), musik adalah nada atau
suara yang disusun sedemikian rupa sehingga mengandung irama, lagu dan
keharmonisan. Secara umum, musik dikelompokkan menurut kegunaannya
menjadi tiga ranah besar, yaitu musik seni, musik tradisional dan musik
populer (Wikipedia, 2013).
Musik pop merupakan salah satu aliran musik yang dapat dinikmati
oleh semua kalangan usia, akan tetapi musik ini lebih berpengaruh pada
kalangan anak muda dikarenakan musik pop merupakan jenis musik yang
memperlihatkan realitas emosional lelaki dan perempuan muda. Seperti yang
1
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2
diungkapkan oleh Storey, John (2008), “Budaya musik pop seperti lagu,
majalah, konser, festival, film dan sebagainya membantu memperlihatkan
pemahaman akan identitas di kalangan muda.” Fenomena budaya pop
menyebabkan para produser musik di Indonesia saling berlomba-lomba
menciptakan lagu dengan aliran pop yang khususnya ditujukan untuk
kalangan muda dan mulai meninggalkan lagu anak-anak, sehingga secara
perlahan anak mulai disuguhi oleh lagu dewasa.
Pada dasarnya anak suka mendengarkan semua jenis lagu karena lagu
dapat dijadikan sarana hiburan untuk anak-anak. Lagu merupakan sarana
hiburan yang paling mudah ditemui, ekonomis, dan dapat didengar
bersamaan dengan melakukan aktivitas lain. Oleh sebab itu, lagu dapat
didengar dimana saja dengan bersamaan melakukan aktivitas lain, seperti saat
bermain dan di dalam mobil saat menuju perjalanan. Mendengarkan musik
dan lagu juga merupakan hiburan yang populer di kalangan anak-anak.
Mendengarkan musik dan berbicara tentang lagu yang disukai dengan teman
sebayanya dapat berfungsi sebagai pengikat yang mendukung penerimaan
sosial (Hurlock, 1990).
Gardner (dalam Sheppard, 2007), membuktikan bahwa alunan musik
mampu mempengaruhi perkembangan intelektual anak dan kemampuannya
dalam bersosialisasi. Melalui musik dan lagu, anak mampu mengendalikan
emosi, perasaan sedih ataupun senang. Lewat syair lagu, imajinasi anak dapat
berkembang.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3
Lagu (nyanyian) anak adalah lagu yang pantas didengarkan dan
dinyayikan untuk anak-anak yang terkandung unsur hiburan maupun unsur
pendidikan juga (Ibu & balita, 2013). Namun sangat disayangkan lagu anak
di era sekarang semakin langka di dengar. Secara perlahan musik anak di
Indonesia tidak mendapatkan tempat seperti era-era sebelumnya. Sepinya
lagu anak tersebut juga tidak terlepas dari masalah industri musik di
Indonesia, dimana lagu anak adalah salah satu industri musik yang tidak
menguntungkan untuk era ini.
Berdasarkan dari segi keuntungan dan pendapatan, para produser
musik di Indonesia lebih berminat pada lagu-lagu dewasa yang komersial
sehingga menyebabkan jumlah lagu anak lebih sedikit dibandingkan dengan
lagu dewasa. Hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya program musik di
televisi dengan konten lagu-lagu dewasa yang berlomba-lomba dalam
mencapai rating yang tinggi (Utari, 2013). Oleh karena itu, banyak dari anakanak yang akhirnya mendengarkan lagu dengan lirik dewasa yang tidak
sesuai dengan perkembangannya sehingga sangatlah wajar apabila sebagian
besar anak jaman sekarang lebih mudah menyanyikan lagu dengan lirik cinta
dewasa dibandingkan menyanyi lagu anak.
Dalam harian Republika (Rabu, 21 Juli 2010) dengan tajuk “Lagu
anak-anak kian tak punya identitas” disebutkan juga bahwa anak-anak hari ini
sudah tidak memiliki identitas lagi dalam menyanyikan sebuah lagu. Sebab,
lagu yang anak-anak nyanyikan bukan lagi lagu untuk anak-anak yang sesuai
dengan umurnya, melainkan lagu orang dewasa. Hal serupa pun juga di
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
4
ungkapkan oleh Direktur Utama Pembangunan Jaya Ancol Tbk, Sumadi,
mengatakan, sepuluh tahun belakangan ini, lagu-lagu anak hampir tidak ada
sama sekali. Bahkan penyanyi cilik saat ini cenderung menyanyikan lagu
orang-orang dewasa. Anak-anak seakan-akan tidak diberikan pilihan untuk
mendengarkan lagu yang sesuai dengan umurnya melainkan di sodorkan
lagu-lagu orang dewasa.
Lagu orang dewasa merupakan lagu yang layak dikonsumsi oleh
tingkat dewasa yaitu diatas usia dua puluh tahun ke atas, sedangkan lagu
anak-anak merupakan lagu yang dikhususkan untuk dikonsumsi oleh anak
yang berusia 4 hingga 16 tahun. Berdasarkan lirik dan tema, lagu anak-anak
dan lagu orang dewasa juga sangat berbeda. Lirik lagu pada lagu anak-anak
memiliki lirik yang ringan, seperti adanya pengulangan nada dan kata yang
sama, sedangkan lirik pada lagu orang dewasa biasanya memiliki makna yang
lebih mendalam. Begitupun dari segi tema lagu, lagu anak-anak lebih
bertemakan kepada kehidupan anak-anak itu sendiri, seperti sekolah,
orangtua, guru, teman, dan binatang peliharaan. Lagu orang dewasa biasanya
bertemakan hubungan antara pria dan wanita dalam percintaan (Ibu & balita,
2013).
Pemaparan lagu dengan lirik dewasa secara intensif dikhawatirkan
dapat berdampak pada psikologis perkembangan anak khususnya perilaku
seksual yang terjadi pada masa akhir anak. Secara disadari atau tidak lagu
dewasa akan memaksa mereka untuk menjadi lebih dewasa dari umur yang
seharusnya, seperti yang ditunjukkan oleh fenomena pacaran yang sudah
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
5
terjadi di kalangan anak SD. Hal ini dikarenakan permasalahan kehidupan
orang dewasa disampaikan melalui lirik-lirik lagu yang dapat mengakibatkan
anak-anak menelan mentah-mentah lirik pada lagu tersebut.
Fenomena ini juga menjadi salah satu sorotan keprihatinan Dr. Seto
Mulyadi yang merupakan ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak. Beliau
sempat menyampaikan pendapatnya bahwa anak-anak zaman sekarang
disuguhi dengan lagu-lagu dewasa yang bukan untuk mereka (Lampost,
2013). Kenyataannya lagu dewasa yang sering dinyanyikan anak-anak dapat
memberikan dampak negatif terhadap perkembangan anak. Hal ini
dikarenakan isi lagu dewasa penuh dengan tema percintaan, kisah asmara,
jatuh cinta antara kedua insan, dan cenderung berbau porno (Faldana, 2011).
Anak-anak akan dengan mudah untuk mengimitasi atau meniru segala
informasi yang mereka dapatkan. Salah satunya informasi melalui proses
belajar simbolik dengan bentuk instruksi verbal. Bandura menjelaskan bahwa
manusia belajar meniru bukan hanya melalui model hidup namun dari banyak
model, seperti model simbolik. Bentuk lain pemodelan simbolik ini adalah
instruksi verbal dari lagu dewasa dengan lirik percintaan. Instruksi verbal dari
lagu dewasa ini semakin besar ditiru dikarenakan karakteristik perkembangan
anak usia 8 hingga 10 tahun. Pada usia ini, anak memiliki karakteristik
kognitif operasional konkrit, yang mana anak dapat berpikir lebih logis serta
dapat memahami konsep percakapan. Anak juga memiliki ingatan dengan
intensitas paling kuat dan paling besar serta dapat mengembangkan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
6
ingatannya dengan baik melalui belajar menggunakan bantuan-bantuan
memori seperti pengulangan verbal secara terus-menerus.
Pada usia 8 hingga 10 tahun, karakteristik sosial emosi anak juga
berada pada tahap pengenalan gender dengan ruang gerak hubungan sosial
yang semakin luas. Reaksi emosional pada anak juga lebih bervariasi, seperti
rasa takut, rasa marah, cemburu, kegembiraan dan kasih sayang
(Hurlock,1990). Pemahaman emosional anak juga semakin tinggi bila
dibandingkan
masa
sebelumnya.
Sehubungan
dengan
karakteristik
perkembangan anak usia 8 hingga 10 tahun tersebut, maka sungguh mudah
bagi seorang anak untuk menerima dan mengingat suatu lagu termasuk lagu
dengan lirik dewasa. Oleh karena itu, anak yang terbiasa terpapar lagu dengan
lirik tersebut dikhawatirkan akan ditiru ke dalam kehidupan kesehariannya
khususnya dalam perilaku seksualnya.
Perilaku seksual merupakan segala tingkah laku yang didorong oleh
hasrat seksual, baik dengan lawan jenisnya maupun dengan sesama jenis.
Dalam hal ini perilaku seksual bisa bermacam-macam, seperti munculnya
perasaan tertarik sampai tingkah laku berkencan, bercumbu hingga
bersenggama (Sarwono,2007). Bila dilihat berdasarkan perkembangan
karakteristik seksual anak secara garis besar dikatakan bahwa pada masa
akhir anak merupakan masa dimana individu belum matang secara seksual.
Akan tetapi anak akan mulai mengembangkan konsep yang jelas tentang
peran seks yang sesuai untuk anak laki-laki dan perempuan. Selain itu, anak
ingin mengetahui lebih mendalam mengenai hubungan antara kedua jenis
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
7
seks tersebut. Oleh karena itu pada umumnya anak akan berusaha
memperoleh informasi dari buku atau bertukar cerita maupun lelucon dengan
teman-temannya (Hurlock, Elizabeth B. 1990).
Dalam beberapa kasus, perilaku seksual anak pada saat ini cukup
memprihatinkan seperti halnya penelitian yang pernah dilakukan oleh komnas
anak tahun 2009 yang mendapatkan angka 97% anak SD pernah mengakses
pornografi
melalui
internet
(Rahmawati,
2012).
Berdasarkan
data
Depkominfo 2007, ada 25 juta pengakses internet di Indonesia konsumen
terbesar 90% adalah anak usia 8-16 tahun, 30% pelaku sekaligus korban
pornografi adalah anak. Survey UNICEF (2003) dalam Rahmawati (2012)
memperoleh informasi yang sangat buruk terhadap perilaku anak dan remaja
di Inggris, diantaranya generasi muda di Inggris sangat memprihatinkan
dikarenakan anak-anak telah terbiasa melakukan hubungan seksual. Menurut
Observasi di Provinsi Nanggro Aceh Darussalam yang dilakukan oleh
Lembaga Centra Muda Putro Phang (LCMPP) 2007 dalam Rahmawati (2012)
yang bekerjasama dengan Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia
(PKBI) di dapatkan bahwa 115 anak yang bermasalah tentang perilaku
seksual terungkap telah melakukan pacaran dan seks sebanyak 51,30%.
Berdasarkan penelitian yang pernah dilaksanakan di SD Negeri 16 Banda
Aceh dengan jumlah subjek 390 siswa, ditemukan informasi bahwa siswa
mengaku pernah memegang tangan teman lawan jenisnya. Adapun wali kelas
yang menyatakan bahwa terdapat siswa yang sering mengganggu teman
lawan jenisnya dengan mencium kawan sebangkunya.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Dengan dilatarbelakangi
pemaparan
lagu
dewasa
lirik
keprihatinan penulis
percintaan
terhadap
akan
8
fenomena
anak-anak
dan
meningkatnya perilaku seksual pada anak-anak, maka timbul ketertarikan
khusus bagi penulis untuk membuat penelitian mengenai hubungan
pemaparan lagu dewasa lirik percintaan dengan perilaku seksual khususnya
pada akhir masa anak-anak. Peneliti memiliki dugaan bahwa semakin tinggi
keterpaparan
lagu
dewasa
dengan
lirik
percintaan
maka
semakin
mempengaruhi perilaku seksual pada anak, khususnya akhir masa anak-anak
yang berusia 8-10 tahun. Penelitian ini diharapkan dapat mengurangi dampak
negatif dari fenomena tersebut yang di dikhawatirkan nantinya dapat menjadi
“bom waktu” bagi penyimpangan perilaku anak-anak ke depannya khususnya
dalam perilaku seksualnya.
B. Rumusan Masalah
Adakah hubungan positif antara tingkat keterpaparan lagu dewasa lirik
percintaan dan tingkat perilaku seksual anak?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan adanya hubungan positif
antara tingkat keterpaparan lagu dewasa lirik percintaan dan tingkat perilaku
seksual anak.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
9
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat di ambil dari penelitian ini adalah:
1. Manfaat Teoretis
a. Bagi Ilmuwan Psikologi
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi
perkembangan ilmu psikologi perkembangan pada anak, khususnya
tentang hubungan pemaparan lagu dewasa lirik percintaan dengan
perilaku seksual pada akhir masa anak-anak.
b. Bagi Peneliti Lain
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi pada
penelitian berikutnya yang ada kaitannya dengan perilaku seksual anak.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Orangtua
Memberikan masukan bagi orang tua untuk memberikan
pendampingan bagi anak-anaknya untuk mendengarkan lagu yang
sesuai dengan umurnya sehingga anak dapat berkembang sesuai dengan
umurnya baik secara psikologi maupun bahasa serta pembentukan
karakter anak.
b. Bagi Prosedur Musik Indonesia
Penelitian ini dapat memberikan masukan, khususnya bagi
produser musik di Indonesia untuk bisa memproduksi kembali lagu
anak,
sehingga
diharapkan
anak
memperoleh
haknya
untuk
mendapatkan pengalaman yang sesuai dengan usianya sehingga mereka
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
10
dapat menikmati waktu bermainnya tanpa harus dipengaruhi oleh lagu
dewasa saat ini.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Perilaku Seksual
1. Definisi Perilaku Seksual
Secara harafiah kata seks mengacu pada aktivitas biologis yang
berhubungan dengan alat kelamin (genitalia). Akan tetapi, pengertian seks
yang menekankan pada keadaan anatomis dan biologis sebenarnya
hanyalah pengertian sempit dari apa yang dimaksud dengan seksualitas.
Para ahli berpendapat bahwa seks dapat memicu atau menghasilkan suatu
perilaku.
Hal ini dikarenakan, seksualitas merupakan keseluruhan
kompleksitas emosi, perasaan, kepribadian dan sikap seseorang yang
berkaitan dengan perilaku serta orientasi seksualnya (Gunawan,1993).
Pengertian seksual secara umum menurut Gunawan (1993)
mencakup:
a. Sex act (tindakan seksual)
Pengertian seks
yang dikonotasikan pada persetubuhan.
Berdasarkan tujuannya sex acts dibedakan menjadi tiga macam.
Pertama, bertujuan untuk memiliki anak (sex as procreational), kedua,
untuk sekadar mencari kesenangan (sex as recreational) dan ketiga,
dimaksudkan sebagai bentuk ungkapan penyatuan rasa, seperti cinta
(sex as relational).
11
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
12
b. Sexual behavior (perilaku seksual)
Pengertian seksual yang bersifat psikologis, seperti cara
berpakaian yang seronok, gerak-gerik yang erotis, membaca majalah
porno dan gambar-gambar yang sensual, serta ketertarikan pada pesona
lawan jenis.
Nevid, Rathus (1995), mendefinisikan perilaku seksual sebagai
semua
jenis
aktifitas
fisik
yang
menggunakan
tubuh
untuk
mengekspresikan perasaan erotis atau perasaan afeksi.
Menurut Sarwono (1985), perilaku seksual adalah segala tingkah
laku yang didorong oleh hasrat seksual yang dilakukan dengan lawan jenis
maupun dengan sesama jenis. Bentuk-bentuk perilaku seksual ini bisa
bermacam-macam, mulai dari perasaan tertarik sampai pada munculnya
tindakan untuk berkencan, bercumbu dan bersenggama. Objek seksualnya
dapat berupa orang lain, seseorang dalam khayalan maupun diri sendiri.
Berdasarkan pengertian di atas, maka disimpulkan bahwa perilaku
seksual adalah tindakan yang dilakukan untuk mengekspresikan peraasaan
erotis atau perasaan afeksi, tidak hanya dikaitkan dengan persetubuhan
namun juga dapat bersifat psikologis.
2. Tahap-tahap Perilaku Seksual
Berbagai macam tahap-tahap perilaku seksual, menurut Master
dkk, (1982):
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
13
a. Bergandengan tangan dan memegang
Bergandengan tangan dan memegang adalah salah satu bentuk
dari sentuhan. Sentuhan merupakan bentuk perilaku ataupun maksud
suatu arti dari beberapa hal, seperti mengucapkan salam dan memberi
selamat. Ditingkat yang lebih tinggi lagi sentuhan dapat diartikan untuk
memberikan rasa aman dan kepercayaan. Akan tetapi, disisi yang lain
sentuhan berarti pula untuk mendapatkan kesenangan seksual.
b. Berpelukan
Berperlukan merupakan bentuk ungkapan kasih sayang ataupun
untuk mendapatkan kesenangan seksual. Berpelukan untuk kasih
sayang dapat berupa pelukan selamat tinggal sedangkan berpelukan
untuk kesenangan seksual berupa tindakan pelukan dengan saling
meraba tubuh pasangan.
c. Berciuman
Berciuman merupakan salah satu bentuk sentuhan yang
merupakan simbol afeksi dan dapat bersifat sangat sensual. Ciuman
yang tergolong simbol afeksi berupa ciuman ringan seperti cium
kening, cium pipi sedangakan ciuman yang bersifat sensual seperti
ciuman bibir dan leher (necking).
d. Menyentuh daerah sensitif
Menyentuh dengan memberi stimulus untuk kesenangan seksual
pada bagian tubuh yang sensitif, contohnya menyentuh payudara.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
14
e. Memegang alat kelamin
Menyentuh dengan memberi stimulus pada alat vital akan
memberi kesenangan secara seksual, dikarenakan daerah genital
merupakan salah satu bagian tubuh yang sensitif ketika disentuh. Bila
pasangan saling memegang alat kelamin hingga memberikan stimulasi
secara kontinyu, sering disebut saling masturbasi.
f. Petting
Petting adalah kontak fisik antara pria dan wanita dengan tujuan
untuk
menghasilkan
kesenangan
seksual
tanpa
coitus
(tanpa
memasukan penis ke vagina). Beberapa pendapat menyatakan bahwa
petting dilakukan untuk mengekspresikan perilaku seksual dengan tetap
menjaga keperawanan pada perempuan.
g. Oral genital sex
Oral genital sex merupakan perilaku seksual dengan cara
pemberian stimulus genital oleh mulut. Pemberian stimulus genital oleh
mulut biasanya dilakukan sebelum seseorang melakukan coital seksual.
Oral genital seksual dapat berupa jilatan, hisapan dan gigitan.
h. Anal sex
Anal sex adalah perilaku seksual dengan penetrasi pada anus
oleh penis pria atau dengan menggunakan alat lain.
i. Coital sex play/vagina sex
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
15
Coital sex play adalah hubungan seksual dengan memasukan
penis ke vagina. Oleh karena itu, coital sex play sering disebut vaginal
sex dalam hubungan seksual heteroseksual. Perilaku seksual ini
dianggap normal dan wajar.
Menurut Rathus, dkk., (2008) tahap dari perilaku seksual meliputi:
a. Menyentuh
Sentuhan ini mengandung arti kesenangan seksual. Beberapa
bentuk dari menyentuh yaitu memegang, memeluk dan sentuhan
nongenital.
b. Mencium
Ciuman dilakukan dengan menyentuh satu sama lain dengan
bibir. Bentuk ciuman tersebut bersifat afeksi namun juga bisa bersifat
sensual. Ciuman afeksi bisa dalam bentuk mencium tangan, pipi,
kening sedangkan ciuman yang bersifat sensual berupa ciuman leher
dan bibir. Ciuman bibir mempunyai 2 jenis yaitu ciuman sederhana dan
ciuman yang dalam. Ciuman sederhana yaitu pasangan berciuman
dalam keadaan bibir tertutup. Ciuman yang dalam yaitu ciuman yang
dilakukan dengan cara memasukan lidah dalam mulut satu sama lain
sehingga dalam ciuman ini masing-masing membuka mulutnya secara
lebar.
c. Stimulasi payudara
Stimulasi payudara ini dilakukan dengan memberi stimulus pada
daerah payudara. Hal ini biasa dilakukan oleh laki-laki kepada
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
16
perempuan. Tangan dan mulut dapat digunakan untuk memberi
stimulus pada payudara dan puting. Hal ini disebabkan payudara dan
puting merupakan salah satu daerah sensitif.
d. Stimulasi oral-genital
Stimulus oral-genital adalah stimulus yang dilakukan pada alat
genital menggunakan mulut. Pemberian stimulus pada alat kelamin
laki-laki oleh lidah dan mulut dinamakan fellatio sedangkan pemberian
stimulus pada alat kelamin perempuan oleh lidah dan mulut dinamakan
cunnilingus.
Fellatio
ini
dilakukan
dengan
menghisap
penis.
Cunnilingus dilakukan dengan mencium, menjilat area alat kelamin
perempuan terutama klitois.
e. Sexual intercourse
Sexual intercourse atau coitus (berasal dari bahasa latin coire)
adalah aktivitas seksual antara laki-laki dan perempuan dengan cara
memasukan penis ke dalam vagina.
Menurut Schofield (1965) menyimpulkan bahwa tahap perilaku
seksual meliputi:
a. Perilaku berkencan (dating), merupakan salah satu perilaku seksual
dimana
individu
ingin
bertemu
dengan
lawan
jenisnya
dan
membawanya berpergian.
b. Mencium
c. Petting, misalnya seperti menyentuh payudara dalam keadaan
berpakaian, menyentuh payudara dalam keadaan tidak berpakaian,
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
17
menyentuh alat kelamin dalam keadaan berpakaian, menyentuh alat
kelamin dalam keadaan tidak berpakaian.
d. Sexual Intercourse
Berdasarkan uraian diatas mengenai tahap-tahap perilaku seksual
secara umum menurut Master (1982), Rathus (2008) dan Schofield (1965)
maka dapat disimpulkan bahwa perilaku seksual diawali dari tahap yang
paling rendah sampai tahap paling tinggi, yaitu:
a. Berkencan (Schofield)
b. Bersentuhan (Master, Rathus)
1) Bergandengan atau memegang tangan
2) Merangkul
3) Berpelukan
c. Berciuman (Master, Rathus, Schofield)
Berciuman merupakan salah satu bentuk penyampaian simbol
afeksi dan dapat bersifat sangat sensual.
1) Ciuman afeksi, seperti cium tangan, cium kening, cium pipi
2) Ciuman yang bersifat sensual, seperti
i. Ciuman leher (necking)
ii. Ciuman bibir, seperti ciuman sederhana (berciuman dengan mulut
keadaan tertutup) dan ciuman dalam (berciuman dengan cara
memasukan lidah dalam mulut satu sama lain hinga masingmasing pasangan membuka mulutnya secara lebar).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
18
d. Petting (Master, Rathus, Schofield)
1) Menyentuh daerah sensitif, seperti:
i. Menyentuh payudara dalam keadaan berpakaian
ii. Menyentuh payudara dalam keadaan tidak berpakaian
iii. Menyentuh alat kelamin dalam keadaan berpakaian
iv. Menyentuh alat kelamin dalam keadaan tidak berpakaian
2) Saling menempelkan alat kelamin dalam keadaan berpakaian dan
tidak berpakaian
3) Oral genital, seperti jilatan, hisapan dan gigitan
4) Anal genital
e. Hubungan seksual (Master, Rathus, Schofield)
B. Karakteristik Anak Usia 8-10 Tahun (Masa Akhir Anak-anak)
1. Definisi Masa Akhir Anak-anak
Menurut Hurlock
(1990) pada periode perkembangan utama
menyatakan bahwa masa kanak-kanak terdiri dari rentang usia 2 tahun
sampai masa remaja. Pada periode ini anak-anak terdiri dari 2 masa, yaitu:
a. Masa kanak-kanak dini (2 sampai 6 tahun)
Merupakan usia prasekolah atau “prakelompok”. Pada masa ini
anak berusaha mengendalikan lingkungannya dan sudah mulai belajar
mengendalikan dirinya secara sosial.
b. Masa akhir kanak-kanak (6 sampai 13 tahun pada anak perempuan dan
14 tahun pada anak laki-laki)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
19
Merupakan usia sekolah atau “usia kelompok”. Oleh karena itu,
perkembangan utama dari periode ini ialah sosialisasi. Akhir masa
kanak-kanak juga merupakan periode dimana terjadinya kematangan
seksual dan dimulainya masa remaja.
2. Karakteristik Perkembangan Masa Akhir Anak-anak
Berikut berbagai macam karakteristik perkembangan masa akhir
anak-anak (Hurlock, 1990) :
a. Perkembangan Kognitif
Mengacu pada teori Piaget, masa akhir anak memasuki tahap
operasional konkret. Pada tahap ini anak dapat menggunakan operasi
mental untuk memecahkan masalah konkret (aktual). Anak dapat
berpikir lebih logis serta dapat memahami konsep percakapan. Ingatan
anak pada masa ini juga mencapai intensitas paling besar dan paling
kuat. Daya menghafal dan daya memori adalah paling kuat.
b. Perkembangan Emosional
Periode akhir anak-anak memiliki reaksi emosional yang
bervariasi dan lebih dapat dibedakan. Pola emosi yang dimiliki anak
pada periode ini diantaranya rasa takut (seperti rasa malu, rasa
canggung,
rasa khawatir, rasa cemas), rasa marah, rasa cemburu,
kegembiraan dan kasih sayang. Pada tahap ini pemahaman emosional
anak juga semakin tinggi bila dibandingkan masa sebelumnya.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
20
c. Perkembangan Sosial
Perkembangan sosial pada akhir masa anak-anak memiliki
hubungan yang lebih luas dengan anak lain dibandingkan dengan masa
prasekolah. Pada periode ini, permainan yang bersifat individual
berkurang dan digantikan dengan permainan kelompok. Anak juga
menjadi anggota dari suatu kelompok teman sebaya yang secara
bertahap dapat menggantikan keluarga dalam memperngaruhi perilaku
d. Perkembangan Seksual
Masa akhir anak memiliki minat seks yang meningkat dan
biasanya mencapai puncaknya selama periode perubahan pubertas.
Minat anak terhadap seks semakin meningkat karena hubungan dengan
teman sebaya bertambah erat. Tekanan teman sebaya merupakan suatu
hal yang lumrah untuk mengobrol tentang seks. Bila sedang berkumpul
dengan anggota teman sebaya, maka kemampuan menceritakan atau
mengerti lelucon porno dan menangkap humornya dapat memperbesar
reputasi anak sebagai anak yang sportif.
C. Perilaku Seksual Anak
1. Tahap Perkembangan Perilaku Seksual Anak Hingga Remaja
Peneliti mencantumkan perkembangan seksual anak hingga remaja
dikarenakan peneliti memiliki dugaan bahwa anak yang terpapar lagu
dewasa lirik percintaan akan memiliki tahap perkembangan seksual yang
lebih cepat dari usianya dengan menunjukkan perilaku seksual sampai
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
21
pada tahap perilaku seksual remaja. Peneliti menggunakan tahap
perkembangan perilaku seksual anak hingga remaja menurut Rathus
(2008), Wenar (1999), Sugiasih dan Wuryani (2008).
Berikut tahap perkembangan perilaku seksual anak hingga remaja
menurut Rathus (2008) :
a. Bayi (0-2 tahun)
Perilaku seksual sudah tampak pada janin. Teknik imaging
dengan ultrosound telah menunjukkan bahwa janin laki-laki memiliki
ereksi saat di kandungan. Anak laki-laki tidak hanya mengalami ereksi
saat di dalam rahim. Kenyataannya banyak anak laki-laki lahir dengan
kondisi ereksi. Ereksi adalah refleks yang mulai muncul sejak awal
kehidupan. Sebagian besar anak laki-laki mengalami ereksi selama
beberapa minggu pertama kelahirannya, sedangkan tanda-tanda gairah
seksual pada bayi perempuan tampak pada pembengkakan dan
pelumasan di vagina, namun sulit dideteksi (Mazur, 2006 dalam
Rathus,dkk., 2008). Akan tetapi jangan menafsirkan refleks seksual
pada anak-anak sesuai dengan konsep seksualitas pada orang dewasa.
Ereksi dan pelumasan pada vagina tidak selalu berarti mengenai
kepentingan atau minat seks pada anak.
Perilaku seksual juga tampak pada janin laki-laki dan
perempuan pada kegiatan mengisap. Bayi juga tampak menuai
kenikmatan saat menghisap jari, puting, mengedot maupun mengisap
benda apapun yang masuk ke dalam mulut. Hal ini dikarenakan adanya
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
22
sensitivitas lapisan mukosa pada mulut. (Rathus, Nevid & FichnerRathus, 2008). Memberikan stimulasi pada alat kelamin juga
menghasilkan kesenangan pada bayi. Seperti orangtua yang menyentuh
alat kelamin bayi pada saat mereka membersihkannya, maka bayi akan
tersenyum atau menjadi bersemangat. Bayi menemukan kesenangan
untuk diri mereka sendiri (masturbasi) ketika mereka memperoleh
kemampuan untuk menggerakan kelamin dengan menggunakan tangan
mereka. Oleh karena itu, perilaku seks yang sering ditunjukan balita
adalah menyentuh alat kelamin diri mereka sendiri, saat telanjang.
Mereka akan meraba menarik atau mengusap kelaminnya. Hal ini wajar
karena pada tahap ini mereka mendapatkan perasaan nyaman dan
mereka sedang tertarik pada tubuh mereka.
Anak-anak juga memililki rasa ingin tahu mengenai seksual
sedini mungkin pada usia 12-15 bulan. Keingintahuan tersebut dipicu
ketika mereka mulai menyadari bahwa perempuan dan laki-laki
berbeda secara anatomi. Hal ini tampak pada saat anak-anak bermain
dokter dan menunjukkan rasa ingin tahu mereka tentang anatomi
seksual orang lain dengan cara melihat orangtua mandi (Kesehatan
24.com, 2006; Pike, 2005 dalam Rathus,dkk., 2008). Anak-anak usia 2
tahun di Amerika Serikat biasanya mulai mengungkap rasa ingin tahu
mereka mengenai lingkungan dan orang-orang disekitarnya, dengan
cara menyelidiki alat kelamin anak-anak lain, memeluk, dipeluk,
dicium, atau naik di atas mereka (Rathus, Nevid & Fichner-Rathus,
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
23
2008). Pada usia ini pula, anak masih belum terlalu mengerti tentang
“malu” dalam keadaan telanjang sehingga anak sering tertarik untuk
melihat tubuhnya sendiri dan tubuh teman-temanya.
b. Masa Kanak-kanak (3-8 tahun)
Pada usia 3 dan 4 tahun biasanya anak mengungkapkan kasih
sayangnya melalui ciuman. Pada tahap ini rasa ingin tahu tentang alat
kelamin juga meningkat. Anak juga semakin sering saling menunjukkan
satu sama lain alat kelaminnya (Pike, 2005 dalam Rathus,dkk., 2008).
“Aku akan menunjukkan milikku jika kamu mau menunjukkan milikmu
juga.” Permainan seks seperti “show” dan bermain dokter menjadi
lebih sering dilakukan pada usia 6 dan 10 tahun (Pike, 2005 dalam
Rathus,dkk., 2008).
Permainan “show” biasanya terjadi pada saat anak laki-laki
sedang bersama-sama buang air kecil dan melihat siapa yang dapat
mengeluarkan urin lebih jauh atau lebih tinggi. Sebagian besar aktivitas
seksual ini terjadi dalam kelompok sesama jenis kelamin. Anak-anak
biasanya akan menunjukkan alat kelamin mereka satu sama lain,
menyentuh alat kelamin masing-masing atau melakukan masturbasi
bersama-sama (Rathus,dkk., 2008).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
24
Beberapa Perilaku Seksual yang Umum Terjadi pada Masa
Kanak-kanak
Laki-laki
Perempuan
Usia 2-5 tahun
Mencoba menyentuh payudara Ibu atau
42,4%
43,7%
60,2%
43,8%
26,8%
26,9%
39,8%
20,7%
20,2%
20,5%
24,1%
28,7%
perempuan lain
Menyentuh bagian-bagian pribadi ketika
di rumah
Mengintip orang lain ketika telanjang
atau menanggalkan pakaian
Usia 6-9 tahun
Menyentuh bagian-bagian sensitif tubuh
ketika di rumah
Mengintip orang lain ketika telanjang
atau menanggalkan pakaian
Usia 10-12 tahun
Sangat tertarik dengan lawan jenis
Sumber : Friedrich, W.M., Fisher,J., Broughton, D., Houston, M., 7
Shafran, C.R. (1998). Normative Seksual Behavior in Children: A
contemporary sample. Pediatrics, 101(4) e9 [electronic article] dalam
Rathus, Nevid & Fichner-Rathus, 2008.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
25
c. Pra-remaja (9-13 tahun)
Beberapa perilaku praremaja pada umumnya terkait dengan
seksual, misalnya menjalin hubungan dengan sahabat dari jenis kelamin
yang sama, sehingga mereka dapat saling berbagi rahasia dan
kepercayaan. Walaupun demikian minat mereka terhadap lawan jenis
mulai meningkat secara bertahap ketika mereka sudah mendekati
pubertas. Pada tahap ini pula anak perempuan sebagian besar
memberikan julukan “norak atau gombal” pada anak laki-laki.
Ketika anak memasuki usia 10 – 13 tahun, anak lebih terfokus
pada hubungan sosial dan harapan serta mulai mengalami perasaan
seksual yang lebih jelas. Berbagai macam kegiatan berkelompok
dengan lawan jenis telah memberikan praremaja pengalaman terhadap
kegiatan heteroseksual, namun pada umumnya mereka tidak akan
berpasangan atau berpacaran sampai masa remaja.
Pada tahap ini pula anak sudah mengenal bahwa masturbasi
dapat memunculkan kenikmatan sendiri yang disebut sebagai orgasme.
Kinsey dan rekan-rekannya (1948, 1953) melaporkan bahwa masturbasi
merupakan sarana utama untuk mencapai orgasme pada masa praremaja
untuk laki-laki maupun perempuan. Mereka menemukan bahwa 45%
laki-laki dan 15% perempuan melakukan masturbasi pada usia 13.
Sedangkan penelitian lain setuju bahwa remaja laki-laki lebih mungkin
melakukan masturbasi dibandingkan perempuan remaja (Pinkerton
dkk., 2002 dalam Rathus,dkk., 2008 ). Steven Pinkerton dan rekan-
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
26
rekannya (2002) juga menyatakan bahwa frekuensi melakukan
masturbasi juga terkait dengan norma-norma sosial yang menilai bahwa
masturbasi lebih dapat diterima atau terlihat normal bagi laki-laki
daripada perempuan.
d. Remaja (13-21 tahun)
Remaja memiliki hasrat seks yang tinggi dikarenakan adanya
lonjakan hormon seks. Dorongan seks yang tinggi pada remaja juga
didukung oleh media di sekeliling remaja yang pada umumnya
bertemakan seksual akan tetapi aktivitas mereka biasanya masih
dibatasi oleh orangtua (McGue et al, 2005; Renk et al., 2005).
Organ seksual yang dimiliki remaja juga sudah mengalami
kematangan, sehingga membuat remaja memiliki rasa ingin tahu yang
besar akan hal yang berhubungan dengan seksualitas. Hasrat seks yang
tinggi serta didukung adanya rasa ingin tahu, maka menyebabkan para
remaja akan mencari informasi dari berbagai macam sumber secara
mandiri.
Kencan pertama merupakan peristiwa penting dalam kehidupan
remaja yang mencerminkan adanya minat seksual saat pubertas.
Remaja pada saat ini sudah mulai pergi jalan bersama teman-temannya
dan kencan lebih awal dibandingkan pada generasi masa lalu. Kencan
merupakan salah satu perilaku seksual dimana individu ingin bertemu
dengan lawan jenisnya dan membawanya berpergian. Remaja akan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
27
mencapai tahap keinginan untuk berpasangan dan pergi keluar dengan
seorang gadis atau laki-laki tertentu.
Hubungan seksual sebelum menikah juga merupakan salah satu
masalah seksualitas yang sering terjadi pada tahap remaja. Masalah
tersebut pada umumnya dimotivasi oleh sejumlah faktor, diantaranya
masa pubertas mengalami lonjakan hormon seks yang secara langsung
akan mengaktifkan gairah
seksual khususnya hal ini lebih banyak
terjadi pada laki-laki (Peplau, 2003 dalam Rathus,dkk., 2008).
Masturbasi adalah penyaluran seksual utama selama masa
remaja. Survei menunjukkan bahwa anak laki-laki lebih mungkin
melakukan masturbasi dibandingkan perempuan. (Larsson & Svedin,
2002 dalam Rathus,dkk., 2008 ). Petting juga merupakan salah satu
perilaku seksual yang praktis dan banyak dilakukan oleh beberapa
generasi remaja. Banyak remaja yang melakukan petting untuk
mengekspresikan kasih sayang, memuaskan rasa ingin tahu mereka,
meningkatkan gairah seksual dan mencapai orgasme dengan tetap
mempertahankan keperawanan serta menghindari kehamilan (Larsson
& svrdin, 2002 dalam Rathus,dkk., 2008). Perilaku oral sex juga
meningkat diiringi dengan bertambahnya usia, khususnya pada remaja.
Berikut penjelasan tahap perkembangan perilaku seksual anak
hingga remaja menurut Wenar, (1999) :
Pada usia 1-3 tahun anak sudah mampu mengungkapkan jenis
kelamin mereka sebagai laki-laki atau perempuan, akan tetapi anak belum
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
28
memiliki konsep bahwa jenis kelamin merupakan kondisi yang melekat
dan permanen. Di usia 2-3 tahun anak mulai memilih mainan yang telah
distereotipekan oleh masyarakat, seperti permainan mobil-mobilan untuk
laki-laki dan boneka untuk perempuan. Pada usia ini anak juga lebih
memilih bermain bersama teman sejenisnya meskipun terkadang anak
juga masih bermain dengan teman lawan jenisnya. Pada tahap pra-sekolah
anak mulai mengeksplor dan menstimulasi organ genital mereka.
Masturbasi dianggap sebagai sumber sensasi kenikmatan, oleh karena itu
anak akan merasakan perasaan nyaman dan menyenangkan saat melalukan
aktivitas masturbasi. Anak juga senang memperlihatkan organ genitalnya
pada teman sebaya dan orang dewasa serta senang melihat organ genital
milik teman sebayanya. Pada tahap pra sekolah anak juga memiliki rasa
penasaran dengan perbedaan alat kelamin laki-laki dan perempuan,
sehingga mereka akan mempertanyakan perbedaan anatomi seksual
tersebut. Usia 6-7 tahun, anak sudah mulai paham bahwa jenis kelamin
mereka permanen dan tidak bisa berubah. Pada pertengahan masa anakanak akan terjadi pemisahan teman sebaya antara laki-laki dan perempuan.
Pada tahap ini anak laki-laki senang membuat lelucon mengenai seks,
membicarakan masalah seks dengan teman sebayanya dan melakukan
pengalaman
masturbasi
dengan
teman
mereka,
sedangkan
anak
perempuan lebih banyak membicarakan soal cinta dan fantasi seksual
meskipun meskipun lebih sedikit mempraktekannya. Tahap pubertas
ditandai kematangan secara fisiologis. Anak-anak usia pubertas mulai
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
29
tertarik dengan pasangan lawan jenis atau yang disebut heteroseksual.
Pada tahap ini seseorang juga akan menjalani hubungan secara fisik dan
psikologis dengan orang lain sebagai usaha mencapai kepuasan seksual.
Berikut penjelasan tahap perkembangan perilaku seksual anak
pada usia 4 hingga 6 tahun menurut Sugiasih dalam Proyeksi, Vol.6:
Perilaku seksual pada anak yang berusia kurang dari 4 tahun
adalah: (1) Menyentuh bagian-bagian pribadi mereka di depan umum, (2)
Menggosok- gosokkan bagian pribadi mereka dengan tangan atau benda
yang lain, (3) Mencoba untuk menyentuh payudara Ibu atau wanita lain,
(4) Mencoba untuk melepas baju mereka di depan umum, (5) Mencoba
untuk melihat orang lain yang sedang telanjang dan (6) Mengajukan
pertanyaan tentang bagian-bagian tubuh mereka beserta fungsinya. Pada
usia 4 – 6 tahun perilaku seksual yang pada umumnya muncul adalah : (1)
Menjelajah bagian-bagian tubuh mereka sendiri dengan teman-teman
seusianya, misalnya dengan bermain “dokter-dokteran”, (2) Meniru
perilaku orang dewasa, misalnya mencium, memegang tangan teman
lawan jenisnya, (3) Menyebutkan organ-organ vitalnya dengan istilah
mereka sendiri.
Berikut penjelasan tahap perkembangan perilaku seksual anak
pada usia 6 hingga 10 tahun menurut Wuryani (2008) pada buku
Pendidikan Sex Untuk Keluarga:
Pada saat anak memasuki umur 6 hingga 7 tahun, anak mulai
menunjukkan kesadaran, minat terhadap perbedaan fisik laki-laki dan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
30
perempuan, 8 tahun anak mulai menyinggung masalah seks, 9 tahun mulai
berbicara tentang seks dengan teman sebayanya dan menggunakan istilah
seksual dalam mengucapkan kata-kata kotor atau membuat puisi dan
mulai belajar tentang organ seks mereka sendiri, dan pada umur 10 tahun
anak akan belajar dari temannya tentang menstruasi dan hubungan dengan
lawan jenis. Anak usia sekolah yang memasuki umur 10 tahun minat dan
kebutuhan terhadap materi seks bertambah dramatis. Ini karena terjadi
perubahan fisik dan emosi didalam dirinya. Berfikir tentang seks lebih dari
sebelumnya dan berbicara tentang materi seks dengan temannya, yang
sama-sama tidak mendapatkan informasi seperti dirinya.
Berdasarkan tahap perkembangan perilaku seksual anak menurut
Rathus (2008), Wenar (1999), Sugiasih dan Wuryani (2008) yang telah
dijelaskan diatas, maka peneliti merangkum tahap perilaku seksual anak
hingga remaja. Berikut penjelasannya:
a. Masa Kanak-kanak Dini (2 sampai 6 tahun)
1) Mengungkapkan rasa ingin tahu mengenai lingkungan dan orangorang disekitarnya dengan cara memeluk, dipeluk, mencium dan
naik di atas tubuh orang lain (Rathus, 2008).
2) Meniru perilaku orang dewasa (Sugiasih, 2008), misalnya mencium,
memegang tangan teman lawan jenisnya.
3) Belum terlalu mengerti tentang “malu” sehingga anak sering
telanjang di depan umum, mencoba untuk melepas baju di depan
umum dan senang memperlihatkan organ genitalnya pada teman
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
31
sebaya maupum orang lain orang dewasa (Rathus, 2008; Wenar,
1999).
4) Masturbasi (Rathus, 2008; Wenar, 1999; Sugiasih, 2008), seperti
menyentuh bagian-bagian pribadi mereka di depan umum,
menyentuh bagian-bagian sensitifnya ketika di rumah, menggosokgosokkan bagian pribadi mereka dengan tangan atau benda yang
lain, meraba, menarik atau mengusap kelaminnya, melakukan
masturbasi bersama-sama.
5) Menunjukkan rasa ingin tahu mereka tentang anatomi seksual
(Rathus, 2008; Wenar, 1999; Sugiasih, 2008), seperti bermain
dokter-dokteran, ingin melihat orang tua mandi, menyentuh
payudara Ibu atau wanita lain, mencoba untuk melihat orang lain
yang sedang telanjang, menyelidiki alat kelamin anak-anak lain,
mengajukan pertanyaan tentang bagian-bagian tubuh mereka beserta
fungsinya, menunjukkan satu sama lain alat kelaminnya dengan
anak sebayanya.
b. Masa Akhir Kanak-kanak (6 sampai 13 tahun pada anak perempuan
dan 14 tahun pada anak laki-laki)
1) Membicarakan topik seksual dengan teman sebaya (Rathus, 2008;
Wenar, 1999; Wuryani, 2008), seperti senang membuat lelucon
mengenai seks, menggunakan istilah seksual dalam mengucapkan
kata-kata kotor, membuat puisi, membicarakan soal cinta dan fantasi
seksual
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
32
2) Sudah mengerti bahwa masturbasi dapat memunculkan kenikmatan
sendiri sehinga memunculkan orgasme (Rathus, 2008)
3) Masturbasi (Rathus, 2008; Wenar, 1999)
4) Mulai tertarik dengan lawan jenis namun pada umumnya mereka
tidak akan berpasangan atau berpacaran sampai masa remaja
(Rathus, 2008; Wenar, 1999).
c. Remaja
1) Remaja mulai mencari informasi mengenai topik seksual dari
berbagai macam sumber secara mandiri, seperti membaca majalah
dewasa, menonton blue film (Rathus, 2008)
2) Kencan pertama (Rathus, 2008)
3) Masturbasi (Rathus, 2008)
4) Petting (Rathus, 2008)
5) Oral sex (Rathus, 2008)
6) Hubungan seksual (Rathus, 2008)
2. Bentuk Perilaku Seksual Anak Hingga Remaja
Peneliti juga melengkapi data mengenai bentuk perilaku seksual
anak hingga remaja melalui alat ukur CSBI. CSBI adalah laporan untuk
ibu atau babysitter yang dibertujuan untuk mengukur perilaku seksual
anak berusia 2-12 tahun yang telah mengalami pelecehan seksual. Tes ini
dikembangkan untuk menindaklanjuti adanya hubungan antara pelecehan
seksual dengan perilaku seksual yang terlalu dini pada anak (Friedrich,
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
33
1991). Buklet CSBI terdiri atas 38 item yang mencakup perilaku seksual
dengan 8 domain utama (psychassessment, 2012), yaitu:
a. Isu-isu batas perilaku seksual, misalnya seperti mencium orang lain
yang bukan merupakan anggota keluarga, memeluk orang lain yang
tidak terlalu dikenal.
b. Ketertarikan seksual, misalnya seperti tertarik melihat gambar telanjang
atau orang yang berpakaian minim, nampak sangat tertarik dengan
lawan jenis.
c. Eksibisionisme, misalnya seperti menunjukkan kemaluan atau bagian
pribadi kepada orang lain, melepas pakaian sendiri di depan orang lain,
berjalan-jalan hanya memakai pakaian dalam.
d. Perilaku peran gender, misalnya seperti berpakaian seperti lawan jenis,
berbicara
mengenai keinginan
menjadi
lawan jenis,
mencoba
menirukan lawan jenis ketika bermain.
e. Pengetahuan seksual , misalnya seperti menirukan gerakan hubungan
intim, berbicara mengenai hubungan intim, mencoba menirukan suara
erotis.
f. Stimulasi oleh diri sendiri, seperti misalnya memegang atau menggosok
kemaluan, mencoba memasukan benda-bensa ke kemaluan atau pantat.
g. Perilaku mengintip, misalnya seperti melihat orang lain ketika mereka
sedang telanjang atau melepaskan pakaian.
h. Kecemasan seksual, misalnya seperti malu dengan orang lain yang
tidak dikenal, malu ketika berganti pakaian atau melepaskan pakaian.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
34
Keseluruhan domain CSBI tidak digunakan dalam penelitian ini.
Peneliti menyeleksi beberapa domain yang sesuai dengan tujuan dari
penelitan sehingga dapat dipergunakan sebagai data pelengkap dalam
membuat skala rating perilaku seksual anak. Domain yang digunakan
dalam penelitian ini, diantaranya isu-isu batas perilaku seksual,
ketertarikan seksual, eksibisionisme, pengetahuan seksual, stimulasi oleh
diri sendiri dan perilaku mengintip.
Penelitian ilmiah dalam negeri juga banyak membahas mengenai
bentuk perilaku seksual anak hingga remaja. Berikut beberapa hasil
penelitian yang memberikan informasi mengenai bentuk perilaku seksual
anak hingga remaja di Indonensia:
a. KOMNAS anak (2009)dalam Rahmawati (2012) mendapatkan, 97%
anak SD pernah mengakses pornografi dari media internet. Berdasarkan
data Depkominfo 2007, terdapat 25 juta pengakses internet di Indonesia
dengan konsumen terbesar 90% adalah anak usia 8-16 tahun, 30%
pelaku sekaligus korban pornografi adalah anak.
b. Menurut Rusman, ketua Yayasan Kita Buah Hati dalam Rahmawati
(2012) survei tahun 2010 di dapatkan 67% siswa Sekolah Dasar (SD)
kelas 4 hingga 6 telah mengakses informasi pornografi dari bacaan dan
jaringan internet. Antara lain mulai komik 24%, situs internet 22%,
permainan 17%, film/TV 12%, telefon genggam 6%, majalah 6%, dan
koran 5%. Hal ini membawa banyak dampak negatif bagi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
35
perkembangan anak seperti penyimpangan perilaku-perilaku seksual
maupun perilaku yang tidak bermoral.
c. Menurut Observasi di Provinsi Nanggro Aceh Darussalam yang
dilakukan oleh Lembaga Centra Muda Putro Phang (LCMPP) 2007
dalam Rahmawati (2012) yang bekerjasama dengan Perkumpulan
Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) di dapatkan bahwa 115 anak
yang bermasalah tentang perilaku seksual terungkap telah melakukan
pacaran dan seks sebanyak 51,30%.
d. Berdasarkan penelitian yang pernah dilaksanakan di SD Negeri 16
Banda Aceh dengan jumlah subjek 390 siswa, ditemukan informasi
bahwa siswa mengaku pernah memegang tangan teman lawan jenisnya.
Adapun wali kelas yang menyatakan bahwa terdapat siswa yang sering
mengganggu
teman
lawan
jenisnya
dengan
mencium
kawan
sebangkunya.
e. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Putri (2013) ditemukan
data mengenai perilaku seksual anak, diantaranya melihat ponografi
6,4%, bergaya seperti orang dewasa 5%, berkata kotor terkait seksual
5,3%, mencium teman lawan jenis 2,9%, melihat organ seksual orang
lain 6,7%, dll.
Berdasarkan bentuk perilaku seksual menurut CSBI dan beberapa
hasil penelitian di atas maka dapat dikatakan bahwa bentuk perilaku
seksual tidak hanya dikonotasikan oleh persetubuhan namun juga
menekankan pada sifat psikologis. Hal ini sesuai dengan pernyataan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
36
definisi perilaku seksual menurut Gunawan, R (1993) pada penjelasan
sebelumnya.
3. Bentuk Perilaku Seksual Anak Hingga Remaja dalam Tingkatan
Intensitas
Pada penelitian ini perilaku seksual anak hingga remaja dalam
tingkatannya ditentukan dengan menggunakan penjelasan sebelumnya
yang ditinjau dari definisi perilaku seksual, tahap perilaku seksual, tahap
perkembangan perilaku seksual anak hingga remaja, dan bentuk perilaku
seksual anak. Keempat tinjauan tersebut digunakan untuk saling
melengkapi satu sama lain.
Definisi perilaku seksual memiliki sumbangan untuk memberikan
penjelasan mengenai peristiwa yang akan diteliti sehingga sebagai dasar
penelitian untuk diuji. Tahap perilaku seksual secara umum digunakan
untuk membantu peneliti untuk merumuskan bentuk-bentuk perilaku
seksual secara lebih sistematis dari tahap perilaku seksual yang paling
rendah hingga tinggi. Tahap perilaku seksual anak hinga remaja memiliki
sumbangan untuk memberikan batasan mengenai bentuk perkembangan
perilaku
seksual
pada
anak
dan
remaja
sesuai
pada
tahap
perkembangannya. Penelitian ini tidak berhenti pada tahap perilaku
seksual anak saja akan tetapi dalam kasus ini memiliki dugaan bahwa anak
yang terpapar lirik lagu dewasa akan memiliki tahap perkembangan
seksual selanjutnya yang lebih cepat dari usianya, sehingga diperlukan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
37
tahapan perilaku seksual anak hingga remaja. Bentuk perilaku seksual
anak sumbangannya untuk melengkapi daftar perilaku seksual.
Berikut adalah bentuk perilaku seksual anak hingga remaja dalam
tingkatannya pada penelitian ini:
a. Bersifat psikologis
1) Berdandan dan menggunakan aksesoris
2) Berpakaian yang seronok
3) Mengucapkan kata-kata yang menunjukkan hubungan lawan jenis
4) Ketertarikan pada pesona lawan jenis
5) Mengucapkan kata-kata kasar atau mengumpat yang bersifat sensual
6) Melihat orang lain melepaskan pakaian
7) Melihat gambar-gambar sensual
8) Menonton film berkonten seksual
b. Berkencan
c. Bersentuhan
1) Duduk berdempetan
2) Memegang tangan lawan jenis
3) Bergandengan tangan
4) Bersandar kepala di pundak
5) Merangkul
6) Berpelukan
7) Meraba tubuh lawan jenis
8) Menyentuh atau meraba bagian vital lawan jenis
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
38
d. Berciuman
1) Mencium tangan
2) Mencium kening
3) Mencium pipi
4) Mencium bibir
e. Pengetahuan seksual
1) Menirukan gerakan hubungan intim
2) Menirukan suara erotis
3) Berbicara mengenai hubungan intim dan topik seksual lainnya
f. Stimulasi oleh diri sendiri
1) Menyentuh kemaluannya
2) Menempelkan atau menggesekkan alat kelaminnya dengan benda
atau tubuh orang lain
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Seksual Anak Hingga
Remaja
Peneliti memaparkan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku
seksual berdasarkan pada tahap perkembangan anak hingga remaja
dikarenakan adanya kemungkinan anak-anak melakukan perilaku seksual
juga disebabkan karena faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku seksual
pada remaja. Menurut Sarwono (2007) masalah perilaku seksual timbul
karena beberapa faktor, diantaranya:
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
39
a. Perubahan hormonal
Perubahan hormonal dapat meningkatkan hasrat seksual.
Peningkatan hasrat seksual ini membutuhkan penyaluran dalam bentuk
tingkah laku terntentu.
b. Penundaan usia perkawinan
Penyaluran perubahan hormonal tidak dapat dilakukan karena
adanya penundaan usia perkawinan baik secara hukum menngenai
undang-undang yang menetapkan batas usia menikah (16 tahun untuk
wanita dan 19 tahun untuk laki-laki) maupun karena norma sosial yang
makin lama makin menuntut persyaratan yang semakin tinggi untuk
perkawinan (seperti, pendidikan, pekerjaan, persiapan mental).
c. Sikap orang tua
Sikap orang tua yang masih mentabukan pembicaraan seks
dengan anak serta adanya ketidak terbukaan orang tua dengan anak
mengenai diskusi seksualitas akan cenderung membuat jarak antara
orangtua dan anak dalam masalah seksual.
d. Kurangnya informasi tentang seksual
Pada umumnya anak tidak dibekali pengetahuan mengenai seks.
Dengan demikian anak akan mencari informasi sendiri dan berpaling ke
sumber-sumber lain yang tidak akurat dan dapat disalah artikan oleh
anak, seperti teman,majalah.
e. Pihak lain, seperti pergaulan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
40
Pergaulan antara pria dan wanita juga memiliki peranan dalam
meningkatkan perilaku seksual pada anak maupun remaja, khususnya
pada pergaulan yang bebas.
f. Rangsangan seksual melalui media
Perilaku seksual yang tidak sesuai pada tahap perkembangan
anak makin meningkat dikarenakan adanya penyebaran informasi dan
rangsangan seksual melalui media massa dan teknologi canggih.
Perkembangan anak yang sedang dalam tahap ingin mencoba dan
memiliki rasa ingin tahu, akan meniru apa yang dilihat atau
didengarnya dari media massa.
Penulis memfokuskan pada faktor rangsangan seksual melalui
media massa dikarenakan meningkatnya perilaku seksual yang disebabkan
oleh penyebaran informasi dan rangsangan seksual melalui media massa
menjadi semakin marak. Pada era sekarang media massa dapat diakses
semua kalangan masyarakat dan lapisan umur dengan mudah. Anak yang
sedang dalam periode ingin tahu dan ingin mencoba, akan meniru apa
yang dilihat atau didengarnya dari media massa. Salah satu bentuk hiburan
dari media masa tersebut ialah lagu.
D. Lagu
1. Definisi Lagu
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2011), lagu adalah ragam
suara yang berirama (dalam bercakap-cakap, bernyanyi, membaca dan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
41
lain-lain) atau nyanyian. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan juga
bahwa musik dan lagu merupakan dua hal yang berkaitan erat satu sama
lain. Pengertian musik lebih luas dari pada pengertian lagu. Ada yang
berpendapat bahwa lagu merupakan bagian dari satu karya musik. Karya
musik sendiri meliputi karya musik yang mengunakan lirik (lagu) maupun
karya musik tanpa lirik (instrumental)
Menurut Wikipedia (2013), lagu merupakan gubahan seni nada
atau suara dalam urutan, kombinasi, dan hubungan temporal (biasanya
diiringi dengan alat musik) untuk menghasilkan gubahan musik yang
mempunyai kesatuan dan kesinambungan (mengandung irama). Dan
ragam nada atau suara yang berirama disebut juga dengan lagu.
Dari definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa lagu adalah
suara
yang
berirama
dan
terdapat
unsur
lirik
yang
saling
berkesinambungan.
2. Unsur-unsur pada Lagu
Suatu karya musik terutama lagu terdiri dari unsur-unsur tertentu
sebagai pembentuknya yang mempunyai kaitan yang sangat erat antara
satu dengan yang lain. Unsur-unsur tersebut diantaranya:
a. Nada
Nada atau suara merupakan faktor pembentuk yang pertama
disusun atau kombinasi sehingga menghasilkan komposisi (suara) yang
mempunyai kesatuan dan kesinambungan. Nada terssebut dihasilkan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
42
oleh notasi musik sebagai seperangkat atau sistem lambang (tanda)
yang menggambarkan suatu nada.
b. Irama
Dalam proses penyusuan nada atau suara menjadi suatu karya
musik, maka juga diperlukan unsur lain seperti irama atau ritme. Irama
terdiri dari tempo dan dinamika. Tempo merupakan ukuran waktu,
tempo menentukan turun naiknya atau cepat lambatnya suatu lagu.
Adakalanya suatu lagu mempunyai irama yang lambat pada awalnya
dan menjadi cepat saat bagian pengulangannya atau sebaliknya.
Contohnya lagu-lagu perjuangan rata-rata mempunyai dinamika yang
keras. Sedangkan lagu-lagu pop rata-ratanya mempunyai dinamika
yang lemah.
c. Lirik/ Syair
Apabila karya musik yang dihasilkan bukan merupakan karya
instrumental, maka dibutuhkan lirik. Pengertian lirik lagu menurut
Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer adalah karya puisi yang
menggambarkan perasaan dan dibawakan dengan bernyanyi. Bentuk
ekspresi emotif tersebut diwujudkan dalam bunyi dan kata. Lirik
merupakan bagian dari suatu karya sastra. Lirik merupakan susunan
kata dari sebuah nyanyian yang merupakan curahan perasaan pribadi
dari pengarangnya. Oleh karena itu, maka pernyataan yang mengatakan
bahwa suatu karya musik lebih luas dari suatu karya sastra merupakan
pernyataan yang tepat, karena karya musik memadukan unsur karya
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
43
sastra dengan unsur-unsur yang lainnya menjadi suatu kesatuan yang
harmonis.
d. Arasemen
Arasemen menurut Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer,
yaitu rangkaian, susunan. Unsur nada, irama dan lirik kemudian
dikombinasikan menjadi suatu kesatuan yang harmonis dalam arasemen
musik. Aransemen musik mempunyai peran besar dalam mengatur dan
mengkombinasikan unsur-unsur suatu karya musik dan lagu yang ada.
3. Fungsi Lagu bagi Anak-anak
Menurut Gardner (dalam Sheppard, 2007),
terdapat beberapa
fungsi lagu bagi anak diantarantya:
a. Melatih otak kanan dan kiri
b. Melatih kemampuan mendengar
c. Mengubah mood anak
d. Belajar bersosialisasi
e. Melatih anak berbicara
f. Memberikan ketenangan pada anak
g. Belajar Calistung (Membaca, Menulus, Berhitung)
4. Perkembangan Lagu di Indonesia
Era Sebelum 70-an
Pada era sebelum 70-an musik atau lagu-lagu Indonesia lebih di
dominasi oleh tema perjuangan, keberanian, semangat dan kebangsaan.
Hal
ini
dipengaruhi
dengan
kondisi
Indonesia
saat
itu
yang
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
44
sedang melakukan perjuangan melawan Belanda dan Jepang, seperti lagu
Maju tak gentar, Bandung lautan api, dll. Lagu-lagu pada era ini
kebanyakan telah dijadikan sebagai lagu Nasional.
Era 70-an
Pada Era 70-an secara tema, di dominasi dengan percintaan dan
kancah peperangan. Beberapa lagu yang menggunakan lirik berbahasa
asing pada era ini akan dicekal dan masuk penjara, contohnya seperti Koes
Bersaudara. Pada saat itu penguasa Orde Lama sangat anti Barat
menurut pemerintahan Soekarno musik barat dianggap tidak sesuai
dengan budaya bangsa Indonesia. Pandangan tersebut mengakibatkan
semua lagu yang berbau rock‟n roll harus diberangus. Lagu-lagu yang
sering disajikan oleh anak-anak pada 70an hingga 80an diantaranya Nyiur
Hijau lagu Ibu Pertiwi, Tidurlah Intan, Indonesia Pusaka dan Pahlawan
Merdeka. Setelah Bung Karno tidak lagi menjabat sebagai presiden maka
segera saja bermunculan band-band yang meniru band musik cadas dari
luar negeri. Beberapa band dengan musik cadas pun sempat menjulurkan
taring nya pada era 70-an. Fenomena munculnya band musik anak-anak
muda selepas tumbangnya Orde Lama menandakan pintu modernisasi
telah dibuka lebar- lebar dan orientasi musik anak-anak muda kita mulai
kearah Barat yang banyak membawakan musik cadas. Penyanyi artis cilik
yang sedang tenar pada era ini, seperti Adi Bing Slamet, Cicha Koeswoyo,
Diana Papilaya, Dina Mariana, Vien Isharyanto, atau Yoan Tanamal serta
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
45
penyanyi dari sanggar-sanggar berprestasi (Harian Kompas Kamis, 30
Oktober 2008).
Era 80-an
Era 80-an sering di sebut era lagu-lagu patah hati. Jenis lagu
didominasi lagu pop yang mendayu-dayu, bertempo lambat dan cenderung
berkesan cengeng. Beberapa lagu sempat menjadi fenomenal, diantaranya
lagu „gelas-gelas kaca‟ dan lagu „hati yang luka‟ milik Betharia Sonata.
Lagu yang berjudul ”Aku masih seperti yang dulu‟, yang di
nyanyikan Dian Piesesha bahkan sampai terjual 2 juta kopi. Harmoko yang
waktu itu menjabat sebagai mentri Penerangan mengatakan bahwa lagu era
80-an sebagai lagu „ngak-ngik-ngok‟. Harmoko melarang peredaran lagulagu jenis tersebut dengan alasan, membuat mental bangsa menjadi lemah,
masyarakat jadi cengeng dan malas bekerja.
Era 90-an
Pada era 90-an Mentri Harmoko masih melakukan pelarangan
terhadap musik yang di bilang cengeng, sehingga menyebabkan musik Pop
Indonesia menjadi surut dan kehilangan arah. Akan tetapi dampak
positifnya adalah musik dangdut menjadi lebih hidup dan meriah. Bahkan
banyak dari para penyanyi yang tadinya beraliran pop dan rock beralih ke
dangdut dan kemudian tercipta jenis musik baru yaitu pop dangdut. Disaat
yang bersamaan saat musik Pop Indonesia kehilangan greget, beberapa
musisi Indonesia menciptakan trend musik baru pop rock. Pop rock di
nyanyikan dengan lembut dan mendayu-dayu dengan gaya seadanya,
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
46
bergoyang sedikit dan memainkan ekspresi muka ternyata dapat di terima
masyarakat luas. Jenis musik ini ternyata cepat membuat bosan terutama
setelah kematian Nike Ardilla dan tak adanya inovasi dari musisi.
Beberapa label rekaman kemudian mengeluarkan album kompilasi
dari beberapa group musik yang mengambil aliran alternatif. Albumalbum kompilasi tersebut akhirnya menjadi trend dan laris-manis pada
waktu itu. Beberapa nama yang terangkat pada trend ini, yaitu Padi,
Cokelat, Peterpan, Sheila on7.
Era 90an penyanyi cilik juga cukup mendapatkan tempat di hati
masyarakat. Lagu anak tahun 90an cukup banyak beredar di pasaran,
seperti Bondan Prakosa dengan albumnya “Lumba-lumba”, Enno Lerian
dengan “Malas Bersih-bersih”, Trio Kwek-kwek dengan “Si Jago Mogok”,
Laura Dacosta dengan “Anak Jalanan”, Kak Seto (Si Komo) dengan “Si
Komo Lewat”, Joshua dengan “Diobok-obok. Terdapat banyak pesan
moral yang dihadirkan melalui lagu anak-anak ini (Lagu Anak-Anak.,
2011). Lagu yang dibawakan oleh penyanyi cilik pada masa itu pun sesuai
dengan porsi mereka sebagai anak-anak. Lagu yang bukan tentang cintacintaan layaknya lagu orang dewasa, tetapi cinta universal kepada alam
atau orang tua.
Era 2000
Pada era ini selera masyarakat lebih ke group-group musik di
bandingkan dengan penyanyi yang bersolo karir. Beberapa penyanyi solo
yang sempat berjaya perlahan redup di masa ini. Musik di dominasi oleh
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
47
group-group musik yang makin ramai oleh para pendatang baru, seperti
Ungu, Dewa, Gigi,Ten 2 Five, Maliq d esential, Samson, Nidji, dan
Radja seakan mendominasi ruang musik Indonesia. Tahun 2010 sampai
tahun 2012 musik Indonesia sedang diramaikan dengan boy dan girl band.
Lagu anak pada tahun 2000an seakan-akan lenyap dari peredaran,
sehingga hal ini membuat anak-anak cenderung lebih memilih lagi-lagu
Pop Dewasa sebagai lagu favorit mereka. Anak-anak yang dulu dengan
mudah menghafal lagu-lagu anak hingga saat ini lebih memilih untuk
menghafalkan lagu-lagu Pop Dewasa yang kebanyakan bertemakan
“Cinta”. Selain itu, sedikit sekali penyanyi cilik di era 2000 yang benarbenar menyanyikan lagu dengan semangat anak-anak. Kebanyakan, musik
mereka dipengaruhi oleh pesatnya perkembangan lagu dewasa. Sementara,
perkembangan musik anak-anak di negeri ini sendiri semakin menurun.
Memang masih ada beberapa penyanyi cilik yang sering muncul di
televisi, seperti Umay dan Coboy Junior. Akan tetapi lagu yang mereka
nyanyikan tidak memiliki spirit anak-anak (Kompasiana, 2013).
5. Lagu Dewasa dengan Lirik Percintaan
Lagu orang dewasa merupakan lagu yang layak dikonsumsi oleh
tingkat dewasa yaitu diatas usia dua puluh tahun ke atas. Berdasarkan lirik
dan tema, lirik pada lagu orang dewasa biasanya memiliki makna yang
lebih mendalam. Begitupun dari segi tema, lagu orang dewasa biasanya
bertemakan hubungan antara pria dan wanita dalam percintaan (Ibu &
balita, 2013).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Kriteria
dari
lirik
lagu
dewasa
percintaan,
48
diantaranya
(lagu2anak.blogspot, 2011):
a. Lirik lagu dewasa percintaan bertemakan kisah asmara, jatuh cinta
antara kedua insan serta perselingkuhan.
b. Lirik lagu dewasa percintaan bertemakan patah hati dan kesedihan,
contohnya seperti lagu Pedih yang dinyanyikan oleh Geisah,
Penyelasan Terdalam dari Viera dan Kesepian.
c. Lirik lagu dewasa percintaan
cenderung berbau porno, contohnya
seperti lagu keong racun.
E.
Keterpaparan
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (2011), terpapar berasal
dari imbuhan ter- yang artinya telah mengalami dan paparan yang artinya
proses atau sesuatu yang diuraikan. Berdasarkan definisi tersebut, maka
disimpulkan bahwa keterpaparan merupakan tingkat peristiwa yang pernah
dialami dari suatu proses.
Schunk (dalam King, 2010) mengatakan bahwa banyak perilaku
kompleks yang berhasil dilakukan karena adanya paparan atau karena melihat
contoh perilaku (yang dilakukan oleh model, orang lain di sekitar). Dengan
mengamati maka individu akan memiliki pengetahuan, keterampilan, strategi,
kepercayaan, sikap dan perilaku
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
F.
49
Proses Belajar
Belajar (learning) adalah perubahan perilaku yang muncul melalui
pengalaman dan relatif menetap (King, 2010). Proses belajar yang sesuai
dengan penelitian ini menggunakan persepektif modeling. Model ini sangat
dipengaruhi oleh pemikiran Albert Bandura yang lebih mengajukan perasaan
faktor-faktor kognitif daripada analisis tingkah laku. Asusmsi terpentingnya
adalah bahwa belajar observasional terjadi ketika tingkah laku observer
(anak) berubah sebagai hasil dari pandanganya terhadap tingkah laku seorang
model (seperti orangtua, guru, saudara, teman dan bintang film). Menurut
Bandura perilaku dibentuk dan berubah melalui situasi sosial dan interaksi
sosial dengan orang lain. Hal yang sangat penting dari “modeling” adalah
mencontoh tingkah laku yang diobservsi atau mengabstraksinya dalam
bentuk yang umum.
Bandura (dalam King, 2010) meyakini bahwa belajar melalui
observasi (observational learning) atau modeling melibatkan 4 proses, yaitu:
1. Perhatian (Attentional), yaitu proses dimana observer atau anak menaruh
perhatian terhadap tingkah laku atau penampilan model (orang yang
diimitasi). Untuk menghasilkan tingkah laku seperti yang dilakukan oleh
model, maka kita harus benar-benar memperhatikan apa yang dikatakan
atau dilakukan.
2. Pengendapan (Retention), yaitu proses yang merujuk pada upaya anak
untuk memasukkan informasi tentang model, seperti karakteristik
penampilan fisiknya, mental dan tingkah lakunya ke dalam memori.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
50
Ketika memproduksi tindakan seorang model, individu harus menyimpan
setiap informasi di dalam ingatan terlebih dahulu. Sebuah deskripsi verbal
yang sederhana dapat membantu proses pengendapan.
3. Reproduksi motorik (Motor production), yaitu proses melakukan peniruan
terhadap tindakan model.
4. Motivational, yaitu proses pemilihan tingkah laku model yang diimitasi
oleh individu. Dalam proses ini terdapat
faktor penting
yang
mempengaruhinya, yaitu “reinforcement” atau “punishment” terhadap
model atau langsung kepada anak.
G. Dinamika Hubungan Keterpaparan Lagu Dewasa Lirik Percintaan
dengan Perilaku Seksual pada Akhir Masa Anak-anak
Lagu merupakan bentuk media audio yang mengandung pesan dalam
bentuk auditif (hanya dapat didengar) dan dapat merangsang pikiran,
perasaan, perhatian, serta kemauan anak untuk mempelajari isi tema
(Zaman,2010). Lagu juga merupakan gambaran kehidupan manusia yang
dinyatakan dalam bentuk bunyi yang berirama sebagai penyaluran pikiran
dan perasaan. Dalam pembentukannya, lagu terdiri dari berbagai unsur-unsur
yang mempunyai kaitan yang sangat erat antara satu dengan yang lain. Salah
satu unsur yang terpenting dari lagu ialah lirik. Lirik merupakan susunan kata
dari sebuah nyanyian yang merupakan curahan perasaan pribadi dari
pengarangnya. Sebuah lagu dapat memberikan informasi baik secara hiburan
maupun pengetahuan melalui lirik-lirknya.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
51
Lagu juga merupakan sarana hiburan yang paling mudah ditemui,
ekonomis, dan dapat didengar bersamaan dengan melakukan aktivitas lain.
Oleh sebab itu, lagu dapat didengar dimana saja dengan bersamaan
melakukan aktivitas lain, seperti saat bermain dan di dalam mobil saat
menuju perjalanan. Mendengarkan musik dan lagu juga merupakan hiburan
yang populer di kalangan anak-anak. Mendengarkan musik dan berbicara
tentang lagu yang disukai dengan teman sebayanya dapat berfungsi sebagai
pengikat yang mendukung penerimaan sosial (Hurlock, 1990 ).
Melalui lagu, maka secara langsung anak memperoleh informasi
berupa isi atau tema dari lagu yang mereka dengar. Hal ini dikarenakan anak
menaruh perhatian terhadap lagu-lagu yang didengar. Bandura dengan teori
belajar sosialnya mengatakan bahwa manusia belajar meniru bukan hanya
melalui model hidup namun dari banyak model, seperti model simbolik.
Bentuk lain pemodelan simbolik ini adalah instruksi verbal, sehingga
keterpaparan lagu dengan lirik dewasa secara intensif dikhawatirkan dapat
berdampak pada meningkatnya perilaku seksual pada anak. Hal ini
dikarenakan isi lagu dewasa penuh dengan tema percintaan, kisah asmara,
jatuh
cinta
antara
kedua
insan,
dan
cenderung
berbau
porno
(lagu2anak.blogspot, 2011).
Instruksi verbal dari lagu dewasa ini semakin besar ditiru dikarenakan
karakteristik perkembangan anak usia 8 hingga 10 tahun. Pada usia ini, anak
memiliki karakteristik kognitif operasional konkrit dengan kemampuan
berpikir lebih logis serta kemampuan memahami konsep percakapan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
52
(Santrock, 2007). Dalam kasus ini, anak sudah dapat memahami konsep atau
isi dari lirik lagu dewasa percintaan yang mereka dengar. Anak juga akan
sangat mudah untuk mengingat informasi yang didapatkan, dikarenakan
ingatan anak terutama pada usia 8 hingga 10 tahun mencapai intensitas paling
besar dan paling kuat. Daya menghafal dan daya memori anak pada tahap ini
adalah paling kuat (Kartono, 1986).
Karakteristik perkembangan sosial pada akhir masa anak-anak juga
memiliki kebutuhan untuk membentuk ikatan baru dengan teman sebaya
(peer group) atau dengan teman sekelas, sehingga ruang gerak hubungan
sosialnya menjadi lebih luas (Hurlock,1990). Pada tahap ini anak juga
memiliki kebutuhan untuk diterima secara sosial, sehingga mendengarkan
musik dan berbicara tentang lagu yang populer dengan teman sebayanya
dapat berfungsi sebagai pengikat yang mendukung penerimaan sosial.
Pada usia 8 hingga 10 tahun, reaksi emosional anak semakin
bervariasi, seperti rasa takut, rasa marah, cemburu, kegembiraan dan kasih
sayang (Hurlock, 1990). Pemahaman emosional anak juga semakin tinggi bila
dibandingkan masa sebelumnya, sehingga sangat memungkinan nuansa emosi
pada lagu dewasa lirik percintaan yang didengar menjadi menarik bagi anak.
Pada tahap ini anak juga memiliki dorongan yang sangat kuat untuk
mengembangkan konsep yang jelas tentang peran seks serta ingin mengetahui
lebih dalam mengenai hubungan antara kedua jenis seks laki-laki dan
perempuan. Anak dapat memperoleh informasi tersebut dari berbagai sumber,
diantaranya melalui media hiburan seperti lagu.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Sehubungan
dengan
adanya
modeling
dan
didukung
53
karakteristik
perkembangan anak usia 8 hingga 10 tahun tersebut, maka sungguh mudah
bagi seorang anak untuk menerima, mengingat suatu lagu termasuk lagu
dewasa dengan lirik percintaan dan menirunya kedalam bentuk perilaku. Jika
perilaku ini diperkuat dengan kurangnya pengawasan orang tua untuk
membatasi dan mengawasi anak dalam menerima infomasi, maka anak akan
memiliki dorongan untuk mengulangi tingkah laku serupa kedalam beberapa
situasi. Oleh karena itu, secara disadari atau tidak lagu dewasa akan memaksa
anak untuk menjadi lebih dewasa dari umur yang seharusnya, sehingga anak
yang terbiasa terpapar lagu dengan lirik tersebut dikhawatirkan akan ditiru ke
dalam kehidupan kesehariannya khususnya dalam perilaku seksualnya,
seperti perilaku berkencan, berpacaran terlalu dini, berpakaian seronok,
menggoda atau membuat kata-kata gombal untuk lawan jenisnya.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
54
Skema 1. Hubungan Keterpaparan Lagu Dewasa Lirik Percintaan
dengan Perilaku Seksual pada Akhir Masa Anak-anak
LAGU DEWASA DENGAN
LIRIK PERCINTAAN
Karakteristik Perkembangan
Akhir Masa Anak-anak:




Kognitif
Sosial
Emosi
Perilaku Seksual
ATTENTIONAL
SECARA
AUDITORI
PENYIMPANAN INFORMASI
PRODUKSI PERILAKU
MOTIVASI untuk mengulangi
perilaku
PERILAKU SEKSUAL
PADA ANAK MENINGKAT
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
55
H. Hipotesis
Hipotesis yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah ada
hubungan postif antara antara tingkat keterpaparan lagu dewasa lirik
percintaan dengan tingkat perilaku seksual anak. Semakin tinggi keterpaparan
lagu dewasa lirik percintaan maka semakin tinggi tingkat perilaku seksualnya.
Sedangkan semakin rendah keterpaparan lagu dewasa lirik percintaan yang
diterima, maka semakin rendah juga tingkat perilaku seksualnya.
Anak yang sering terpapar lagu-lagu dewasa yang secara umum
bertemakan percintaan akan berdampak pada tingkat perilaku seksualnya.
Anak-anak akan mencontoh atau memodeling makna dari lirik tersebut ke
dalam kehidupannya.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian merupakan tuntunan tentang bagaimana secara berurut
penelitian sebaiknya dilakukan (Widi, 2010). Hal-hal yang harus diperhatikan
dalam penelitian adalah metode yang digunakan harus disesuaikan dengan objek
penelitian dan tujuan yang akan dicapai sehingga penelitian dapat berjalan dengan
sistematis.
Penggunaan metode penelitian harus tepat dan mengarah pada tujuan
penelitian, serta dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Adapun metodemetode penelitian yang digunakan dijelaskan sebagai berikut.
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian korelasional yang bertujuan
untuk menemukan ada tidaknya hubungan keterpaparan lirik lagu dewasa
dengan perilaku seksual anak. Penelitian korelasional bertujuan untuk
mengetahui sejauh mana variasi dalam satu variabel berhubungan dengan
variasi dalam variabel lain. Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan
data-data numerikal atau angka yang diolah dengan prosedur statistik. Setelah
diperoleh hasilnya kemudian dideskripsikan dengan menguraikan kesimpulan
yang didasari oleh angka yang diolah dengan metode statistik tersebut (Noor,
2011). Oleh karena itu, penelitian korelasional ini sesuai dengan tujuan
penelitian, yaitu untuk membuktikan adanya hubungan positif antara tingkat
56
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
57
keterpaparan lirik lagu dewasa dewasa dan tingkat perilaku seksual pada
anak.
B. Identifikasi Variabel Penelitian
Variabel adalah konsep yang mempunyai nilai dan dapat diukur
(Widi, 2010). Berdasarkan definsi tersebut maka dapat diidentifikasikan
variabel dalam penelitian ini, yaitu:
1. Variabel bebas
: Keterpaparan Lagu Dewasa Lirik Percintaan
2. Variabel terikat
: Perilaku Seksual Pada Anak
C. Definisi Operasional
1. Keterpaparan Lagu Dewasa dengan Lirik Percintaan
Data keterpaparan lagu dewasa lirik percintaan berupa skor yang
diperoleh dari pengisian subjek pada skala rating keteterpaparan lirik lagu.
Skor ini menunjukkan jumlah lagu dewasa lirik percintaan yang pernah
didengar anak dan frekuensi mendengarkan lagu tersebut. Frekuensi
dinyatakan dalam bentuk rating; Pernah (P) mendapatkan skor 1, Jarang
(J) mendapatkan skor 2, Sering (S) mendapatkan skor 3.
Kumpulan lagu yang sudah diperoleh dari subjek akan disortir
peneliti berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan. Kriteria lagu yang
digunakan dalam penelitian ini adalah lagu dewasa lirik percintaan yang
bertemakan kisah asmara, jatuh cinta, perselingkuhan, patah hati dan
cenderung berbau porno.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
58
2. Perilaku Seksual Anak
Data perilaku seksual pada anak dalam penelitian ini berupa skor
yang diperoleh dari form rating perilaku seksual anak. Skor pada skala
tersebut menunjukkan jumlah dari rating terhadap perilaku seksual pada
anak berdasarkan observasi orang tua dan guru.
Perilaku seksual anak yang dirating oleh orang tua dan guru dalam
penelitian ini digolongkan sebagai berikut:
a. Bersifat psikologis, seperti misalnya berdandan dan menggunakan
aksesoris, berpakaian yang seronok, mengucapkan kata-kata yang
menunjukkan hubungan lawan jenis, ketertarikan pada pesona lawan
jenis, mengucapkan kata-kata kasar/mengumpat yang bersifat sensual,
melihat orang lain melepaskan pakaian, melihat gambar-gambar
sensual, dan menonton film berkonten seksual.
b. Berkencan, seperti berpergian berdua dengan teman lawan jenis,
mengajak makan berduaan dengan teman lawan jenisnya.
c. Bersentuhan, seperti misalnya duduk berdempetan, memegang tangan
lawan jenis, bergandengan tangan, bersandar kepala di pundak lawan
jenis, merangkul, berpelukan, memegang paha lawan jenis, memegang
pantat lawan jenis, meraba tubuh lawan jenis, menyentuh atau meraba
bagian vital lawan jenis
d. Berciuman, seperti misalnya ciuman afeksi (cium tangan, cium kening,
cium pipi) dan ciuman yang bersifat sensual (ciuman bibir).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
59
e. Pengetahuan seksual, seperti misalnya menirukan gerakan hubungan
intim, menirukan suara erotis, berbicara mengenai hubungan intim dan
topik seksual lainnya.
f. Stimulasi oleh diri sendiri, seperti misalnya menyentuh kemaluannya,
menempelkan atau menggesekkan alat kelaminnya dengan benda atau
tubuh orang lain.
Form skala rating ini berisi tentang daftar perilaku seksual yang
disampaikan di atas. Kategori jawaban dinyatakan dalam bentuk rating
dari frekuensi Tidak Pernah (TP) mendapatkan skor 1, Jarang (J)
mendapatkan skor 2, Kadang-kadang (KD) mendapatkan skor 3, Sering
(SR) mendapatkan skor 4, Selalu (SL) mendapatkan skor 5.
D. Subjek Penelitian
Subjek pada penelitian ini adalah siswi SD yang berusia 8 hingga 10
tahun yang masih masuk dalam masa anak tepatnya masa akhir kanak-kanak.
Menurut Hurlock, usia perkembangan pada tahap akhir masa kanak-kanak
terdiri dari usia 6 hingga 14 tahun. Peneliti menggunakan usia 8 hingga 10
tahun, dikarenakan pada tahap ini anak mulai memiliki ruang gerak hubungan
sosial yang lebih luas. Pada usia ini pula anak sudah dapat memahami suatu
pertanyaan yang diajukan sehingga ketidakbisaan anak dalam mengerjakan
karena tidak memahami diharapkan tidak akan muncul (Hidayati, 1998).
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode
accidental sampling. Accidental sampling adalah teknik penentuan sampling
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
60
secara kebetulan bertemu dengan peneliti atau dilihat oleh peneliti, akan
tetapi masih berdasarkan dengan kriteria yang telah ditentukan (Martono,
2012).
E. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode
observasi. Metode observasi digunakan untuk mendapatkan data keterpaparan
lirik lagu dewasa dan data mengenai perilaku seksual pada anak. Data
keterpaparan lirik lagu diperoleh dari observasi yang dilakukan oleh subjek
sendiri, atau disebut sebagai self monitoring (Sattler, 2002). Subjek akan
mengisi skala rating keterpaparan lirik lagu dalam bentuk rating. Data
perilaku seksual anak diperoleh dari observasi yang dilakukan oleh guru dan
orang tua. Hasil data mengenai perilaku seksual pada anak juga akan
dilaporkan dalam bentuk skala rating.
Observasi adalah metode penelitian ilmiah dengan melakukan
pengamatan dan pencatatan secara sistematis mengenai fenomena-fenomena
yang diselidiki (Sattler, 2002). Data observasi dalam penelitian ini
menggunakan skala rating. Keuntungan menggunakan skala rating dalam
pencatatan data diantaranya sebagai kerangka acuan umum untuk
membandingkan setiap individu, dapat digunakan untuk merekam banyak
perilaku yang berbeda, dapat digunakan untuk menilai perilaku dari
kelompok individu secara keseluruhan, dan menjadi salah satu metode yang
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
61
nyaman dalam pencatatan berdasarkan beberapa persepsi dari observer
(Sattler, 2002).
Di bawah ini akan diuraikan mengenai alat pengumpulan data:.
1. Skala Rating Keterpaparan Lirik Lagu
Skala rating keterpaparan lirik lagu digunakan untuk mengungkap
keterpaparan lirik lagu yang dialami subjek. Skala rating ini bertujuan
untuk mengukur tingkat keterpaparan yang dialami subjek berdasarkan
banyak lagu dan frekuensi mendengarkan lagu. Skala rating diisi
berdasarkan observasi diri atau merupakan hasil dari observasi dengan
self monitoring. Alasan peneliti melibatkan subjek untuk ikut serta
melakukan pengisian skala ini dikarenakan karakteristik anak berusia 8-10
tahun telah memiliki kemampuan verbal dan mampu juga untuk
melakukan intropreski sederhana (Hidayati, 1998). Anak telah memiliki
kemampuan untuk membaca dan menulis dengan baik. Dengan demikian
diharapkan subjek mampu memberikan jawaban mengenai pernyataan
ataupun pertanyaan dan mampu memberikan jawaban yang sesuai dengan
apa yang mereka alami dan rasakan.
Self monitoring assessment adalah teknik pengumpulan data
dengan meminta anak melakukan penilaian dari hasil pemantauan terhadap
diri sendiri. Anak diminta untuk mengamati dan mencatat aspek
terselubung dari dirinya selama periode waktu yang ditentukan (Sattler,
2002). Subjek akan mengisi kuesioner dengan cara menuliskan lagu yang
pernah didengar dan frekuensi mendengarkan lagu-lagu tersebut.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
62
Frekuensi mendengarkan lagu dinyatakan dalam bentuk rating. Subjek
akan diminta untuk memberikan tanda centang (√) pada pilihan rating di
setiap pernyataan yang sesuai dengan apa yang dialami. Setiap aitem
memuat tiga kategori pilihan jawaban dengan penilaian Pernah (P)
mendapatkan skor 1, Jarang (J) mendapatkan skor 2,
Sering (S)
mendapatkan skor 3. Skor berdasarkan kategori tersebut didapatkan dari
konsultasi dan hasil diskusi dengan dosen pembimbing skripsi.
Sebagai upaya untuk menyamakan persepsi antara peneliti dan
responden, maka perlu disampaikan keterangan mengenai tingkat
frekuensi. Adapun keterangannya sebagai berikut:
P (Pernah)
: lagu didengar sebanyak 1-2 kali/minggu
J (Jarang)
: lagu didengar sekitar 3 kali/ minggu (antara pernah
dan sering)
S (Sering)
: lagu didengar sebanyak 6-7 kali/minggu
(relatif setiap hari)
Tabel 1
Blue Print Skala Rating Keterpaparan Lirik Lagu
No
Judul Lagu
Frekuensi
P
1
2
J
S
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
63
2. Skala Rating Perilaku Seksual Anak
Skala rating perilaku seksual digunakan untuk mengungkap
perilaku seksual pada subjek. Skala rating ini bertujuan untuk mengukur
seberapa tinggi perilaku yang dilakukan anak berdasarkan tahapan perilaku
seksual. Metode yang digunakan adalah observasi partisipan dengan
melibatkan orangtua dan guru sebagai sumber dalam pencatatan. Orang tua
dan guru diyakini sebagai orang-orang yang sering terlibat secara langsung
dalam keseharian anak. Pengisian skala yang dilakukan orang tua dan guru
berdasarkan hasil pengamatan atau observasi pada perilaku anak dalam
keseharian, khususnya dalam waktu 2 minggu terakhir. Subjek tidak diikut
sertakan dalam menjawab skala ini dikarenakan peneliti menjaga kode etik
dasar penelitian yang berpatokan pada pasal 2 mengenai tanggung jawab
mengenai keasadaran akan konsekuensi tindakan ilmuwan psikologi dalam
melaksanakan kegiatan. Dalam hal ini khususnya pada aitem-aitem yang
bersifat sensual yang dikhawatirkan dapat menganggu psikologis anak
setelah membaca aitem-aitem tersebut (Hasan, 2009).
Skala diisi dengan cara memberikan tanda centang (√) disetiap
pernyataan yang sesuai perilaku sebenarnya pada subjek penelitian
berdasarkan pengamatan. Dalam skala ini orangtua dan guru diminta untuk
memberikan jawaban secara jujur atas pernyataan-pernyataan yang telah
dirumuskan berdasarkan metode rating yang dijumlahkan dengan lima
kategori jawaban. Orang tua dan guru diminta untuk menentukan satu
pilihan dari 5 pilihan jawaban yang sesuai keadaan sebenarnya dengan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
64
katergori penilaian Tidak Pernah (TP) mendapatkan skor 1, Jarang (J)
mendapatkan skor 2, Kadang-kadang (KD) mendapatkan skor 3, Sering
(SR) mendapatkan skor 4, Selalu (SL) mendapatkan skor 5.
Sebagai upaya untuk menyamakan persepsi antara peneliti dan
responden, maka perlu disampaikan keterangan mengenai tingkat
frekuensi. Adapun keterangannya sebagai berikut:
SL (selalu)
: pernyataan di dalam aitem selalu subjek lakukan
(setiap hari)
SR (sering)
: pernyataan di dalam aitem lebih banyak subjek
lakukan dari pada tidak dilakukan (5 – 6 hari/
minggu)
KD (kadang)
: pernyataan di dalam aitem seimbang antara
dilakukan dan tidak dilakukan (3-4 hari/minggu)
J (Jarang)
: pernyataan di dalam aitem lebih banyak tidak
dilakukan daripada dilakukan (1-2 hari/minggu)
TP (Tidak Pernah)
: pernyataan di dalam aitem tidak pernah dilakukan
oleh subjek
Skala perilaku seksual juga dihitung berdasarkan pembobotan.
Pemberian pembobotan dilihat berdasarkan tingkatan bentuk perilaku
seksual. Oleh karena itu, skor total untuk skala perilaku seksual pada
akhir masa anak-anak diperoleh dari hasil kali frekuensi dengan bobot
aitem (frekuensi x bobot).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
65
Tabel 2
Blue Print Skala Rating Perilaku Seksual Anak
No
Nomor Aitem
Total
1, 2, 3
3
4, 5
2
Mengucapkan kata-kata yang
6, 7, 8, 9, 10,
9
menunjukkan hubungan lawan jenis
11, 12, 13, 14
Ketertarikan pada pesona lawan jenis
15,16,17
3
18, 19
2
20, 21
2
Melihat gambar-gambar sensual
22, 23
2
Menonton film berkonten seksual
24, 25
2
2
Berkencan
26, 27
2
3
Bersentuhan
28 , 29, 30, 31,
10
1
Indikator
Bersifat psikologis
Berdandan dan menggunakan
aksesoris
Berpakaian yang seronok
Mengucapkan kata-kata kasar atau
mengumpat yang bersifat sensual
Melihat orang lain melepaskan
pakaian
32, 33, 34, 35,
36, 37
38, 39, 40, 41
4
Pengetahuan seksual
42, 43, 44
3
Stimulasi oleh diri sendiri
45, 46, 47
3
4
Berciuman
5
6
Total
47
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
66
F. Prosedur Penelitian
Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Menentukan aspek-aspek setiap variabel berdasarkan landasan teori yang
dilanjutkan dengan penyusunan tabel blue print.
2. Membuat skala rating keterpaparan lirik lagu dan skala rating perilaku
seksual
dengan
sesungguhnya.Melakukan
kelompok
pembobotan
subjek
mengenai
penelitian
tingkatan
yang
bentuk
perilaku seksual. Pembobotan ini dilakukan oleh Agnes Indar Etikawati,
M.Si., P.si selaku dosen pembimbing skripsi dan Debri P., M.Si selaku
dosen matakuliah psikologi remaja yang diyakini dapat memberikan
informasi mengenai seksualitas.
3. Menentukan subjek penelitian sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan
dan menentukan lokasi penelitian yaitu Sekolah Dasar yang dituju.
4. Mengajukan permohonan izin penelitian kepada pengelola Sekolah Dasar
yang dituju.
5. Peneliti memberikan briefing terlebih dahulu kepada orang tua dan guru
sebagai obeserver sebelum membagikan skala. Isi pembekalan tersebut,
diantaranya:
a. Orang tua dan guru diminta untuk lebih memperhatikan perilaku
maupun kata-kata keseharian anak khususnya dalam waktu 2 minggu.
b. Setelah 2 minggu orang tua dan guru akan mendapatkan skala
mengenai perilaku seksual.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
67
c. Orang tua dan guru akan mengisi skala berdasarkan apa yang dilihat
dan didengar.
d. Peneliti memotivasi orang tua dan guru untuk mengisi skala dengan
sebenarnya.
6. Melakukan uji validitas aitem dan reliabilitas skala untuk mendapatkan
butir yang valid dan data yang reliabel dengan menggunakan program
SPSS for Window versi 16.0.
7. Peneliti menyebarkan alat ukur skala rating keterpaparan lirik lagu kepada
subjek siswa siswi Sekolah Dasar yang berusia 8 sampai 10 tahun dan
skala rating perilaku seksual kepada orang tua dan guru yang telah di uji
validitas dan reliabilitasnya.
8. Menganalisa data penelitian dengan uji statistik kolerasi product moment
dari Perason dengan koefisien taraf signifikansi 5% untuk melihat ada
tidaknya hubungan keterpaparan lirik lagu dewasa dan perilaku seksual
pada anak.
9. Membuat kesimpulan berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh.
G. Kredibilitas Alat Ukur
1. Validitas
Suatu skala dikatakan valid apabila skala tersebut digunakan untuk
mengukur apa yang seharusnya diukur (Sarwono, 2006). Validitas dalam
penelitian ini adalah validitas isi. Validitas ini dilakukan bersama
professional judgment dengan mengkonsultasikan aitem pada alat ukur
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
68
tersebut kepada pihak yang cukup ahli, dalam hal ini dosen pembimbing
skripsi.
2. Reliabiltas
Reliabilitas berkonsentrasi pada masalah akurasi pengukuran dan
hasil. Reliabilitas menunjuk pada adanya konsistensi dan stabilitas nilai
hasil skala pengukuran tertentu (Sarwono, 2006). Cara yang digunakan
untuk melihat reliabilitas pada penelitian ini dengan menggunakan
Interobserver Reliability. Interobserver Reliability didasarkan pada skor
dari dua atau lebih observer yang mencatat informasi yang sama dan
secara bersamaan terhadap subjek amatan (observee) (Sattler, 2002). Oleh
karena itu, reliabilitas dalam penelitian ini menekankan pada konsistensi
nilai antar observer.
H. Teknik Analisis Data
Hasil penelitian ini diuji dengan uji statistik teknik korelasi product
moment dari Pearson untuk melihat hubungan positif antara tingkat
keterpaparan lagu dengan lirik dewasa dan tingkat perilaku seksual anak. Uji
statistik dilakukan dengan menggunakan SPSS for Windows Versi 16.0.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian
Prosedur penelitian ini diawali dengan proses pengurusan surat izin
penelitian kepada pihak kepala sekolah. Sekolah yang dituju dalam penelitian
ini yakni SD Kanisius Kalasan, SD Kanisius Kotabaru dan SD Negeri Golo.
Selama proses perijinan, peneliti memberikan penjelasan terlebih dahulu
mengenai tujuan dan bentuk penelitian yang akan dilakukan.
Peneliti juga memberikan contoh skala rating keterpaparan lirik lagu
dewasa dan skala rating perilaku seksual yang akan diberikan pada
responden, yaitu orangtua dan guru. Peneliti mendapatkan subjek dengan cara
menyebarkan angket pada saat orangtua sedang menunggu anak pulang
sekolah.
Berikut ini penjelasan lebih rinci mengenai pelaksaan penelitian yang
dilakukan pada tanggal 4 November 2013 hingga 22 November 2013:
1. Pada minggu pertama tanggal 4-9 November, peneliti memberikan
briefing terlebih dahulu kepada pihak orang tua dan guru mengenai
penelitian yang akan dilakukan. Orang tua dan guru diminta untuk
memperhatikan perilaku maupun kata-kata keseharian anak selama 2
minggu. Pada saat briefing, orang tua diminta juga untuk memberikan
identitas yang telah tercantum pada lembar pernyataan kesediaan, guna
keperluan data pelengkap untuk penelitian.
69
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
70
2. Pada minggu kedua November 2013, peneliti memberikan skala rating
keterpaparan lirik lagu dewasa pada siswa yang telah didata berdasarkan
pernyataan kesediaan orang tua.
3. Pada minggu ketiga tanggal 18-22 November 2013, peneliti menyebarkan
skala rating perilaku seksual pada orangtua yang telah bersedia untuk
menjadi responden. Skala tersebut dibagikan kepada 45 responden orang
tua dengan masing-masing sekolah sebanyak 15 responden. Peneliti juga
memberikan skala perilaku seksual kepada guru yang bersangkutan.
B. Data Demografi Subjek Penelitian
Subjek yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah anak usia 8 hingga
10 tahun. Berikut ini adalah data demografi subjek yang diperoleh dari hasil
penyebaran skala:
Tabel 3
Data Demografi Subjek Penelitian
Usia
Jenis Kelamin
Jumlah
Laki-laki
Perempuan
8
3
5
8
9
6
6
12
10
13
12
25
Jumlah
22
23
45
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
71
C. Deskripsi Data Penelitian
Deskripsi data digunakan untuk memberikan informasi mengenai data
penelitian yang berupa gambaran tanggapan subjek atas variabel yang diteliti
dalam suatu penelitian. Deskripsi data dilihat dari mean empirik dan mean
teoritik. Mean empirik adalah rata-rata skor data penelitian. Mean empirik
diperoleh dari angka yang merupakan rata-rata dari hasil penelitian. Mean
teoritik adalah rata-rata dari alat ukur penelitian. Mean teoritik ini diperoleh
dari angka yang menjadi titik tengah alat ukur penelitian.
1. Deskripsi Data Statistik
a. Deskripsi Data Statistik Terhadap Skala Keterpaparan Lirik Lagu
Dewasa
Dari hasil penelitian, diperoleh deskripsi statistik data empiris
sebagai berikut:
Tabel 4
Deskripsi Statistik Data Empiris Skala Keterpaparan Lirik Lagu
Dewasa
Std.
N
keterpaparan
Valid N
(listwise)
45
45
Minimum Maximum Mean Deviation
.00
55.00
16.31
14.605
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
72
Dari data dapat diketahui bahwa X minimum empiris yang
diperoleh subjek pada variabel keterpaparan lirik lagu dewasa sebesar 0
dan X maximum empiris yang diperolah subjek sebesar 55. Mean
empiris atau rata-rata skor subjek sebesar 16,31 dan standar deviasi
sebesar 14,605.
Berikut disajikan mean teoritik, mean empiris, dan standar
deviasi hasil penelitian pada tabel :
Tabel 5
Perbandingan Data Empirik dan Data Teoritik Skala Keterpaparan
Lirik Lagu Dewasa
Variabel
Keterpaparan Lirik
Mean
Mean
SD
SD
Teoritik
Empirik
Teoritik
Empirik
2
16.31
0,33
14.840
Lagu Dewasa
Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa mean empiris
keterpaparan lirik lagu dewasa lebih besar dari mean teoritiknya
(16,31>2), maka menandakan bahwa subjek penelitian mengalami
keterpaparan lirik lagu dewasa yang cenderung tinggi.
Berdasarkan deskripsi di atas, selanjutnya dapat dimanfaatkan
untuk melakukan kategorisasi pada masing-masing variabel penelitian.
Kategorisasi ini didasarkan pada asumsi bahwa skor subjek dalam
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
73
populasi terdistribusi secara normal sehingga dapat dibuat skor teoritis
yang terdistribusi secara normal (Azwar, 1999).
Dalam penelitian ini, peneliti menggolongkan subjek penelitian
berdasarkan skor kumulatif pada masing-masing skala kedalam lima
kategori berdasarkan distribusi normal Azwar (1999), dengan rumus
sebagai berikut:
X ≤ (µ - 1,5 α)
Kategori sangat rendah
(µ - 1,5 α) < X ≤ (µ - 0,5 α)
Kategori rendah
(µ - 0,5 α) < X ≤ (µ + 0,5 α)
Kategori sedang
(µ + 0,5 α) < X ≤ (µ + 1,5 α)
Kategori tinggi
(µ + 1,5 α) < X
Kategori sangat tinggi
Berdasarkan norma diatas, maka diperoleh kategorisasi nilai
pada variabel keterpaparan lirik lagu dewasa yang secara terperinci
dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
74
Tabel 6
Kriteria Kategorisasi Variabel Keterpaparan Lirik Lagu Dewasa
Variabel
Keterpaparan
Lirik Lagu
Dewasa
Rentang nilai
Jumlah
Subjek
Presentase
Kategori
Sangat
X ≤ -5,9
0
0%
Rendah
-5,9 < X ≤ 8,9
17
37,8 %
Rendah
8,9 < X ≤ 23,8
14
31,1 %
Sedang
23,8 < X ≤ 38,6
11
24,4 %
Tinggi
38,6 < X
3
6,7 %
Sangat
Tinggi
b. Deskripsi Data Satistik terhadap Skala Perilaku Seksual Anak
Dari hasil penelitian, diperoleh deskripsi statistik data empiris
sebagai berikut:
Tabel 7
Deskripsi Statistik Data Empiris Skala Perilaku Seksual Anak
N
seksual
Valid N
(listwise)
45
45
Minimum Maximum
141.50
261.00
Mean
167.189
Std.
Deviation
23.802
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
75
Berdasarkan skala perilaku seksual pada anak diketahui bahwa
X minimum empiris yang diperoleh sebesar 141,50 dan X maximum
empiris sebesar 261,00. Mean empiris atau rata-rata skor subjek sebesar
167,189 dan standar deviasinya sebesar 23,802.
Berikut disajikan mean teoritik, mean empiris, dan standar
deviasi hasil penelitian pada tabel :
Tabel 8
Perbandingan Data Empirik dan Data Teoritik Skala Perilaku
Seksual Anak
Variabel
Perilaku Seksual
Mean
Mean
SD
SD
Teoritik
Empirik
Teoritik
Empirik
141
167.189
31,3
23.802
Anak
Variabel perilaku seksual pada anak memiliki mean empiris
lebih besar daripada mean teoritik (167,189>141), hal ini menandakan
bahwa subjek penelitian memiliki perilaku seksual yang cenderung
tinggi.
Berdasarkan deskripsi di atas, selanjutnya dapat dimanfaatkan
untuk melakukan kategorisasi. Kategorisasi nilai pada variabel perilaku
seksual dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
76
Tabel 9
Kriteria Kategorisasi Variabel Perilaku Seksual Anak
Variabel
Rentang nilai
X ≤ 131,5
Jumlah
Subjek
Presentase
Kategori
0%
Sangat
0
Rendah
Perilaku
131,5 < X ≤ 155,3
16
35,6 %
Rendah
155,3 < X ≤ 179,1
20
44,4 %
Sedang
179,1 < X ≤ 202,9
5
11,1 %
Tinggi
202,9 < X
4
8,9 %
Sangat
Seksual
Anak
Tinggi
2. Deskripsi Data Respon Subjek
a. Deskripsi Data Respon terhadap Skala Keterpaparan Lirik Lagu
Dewasa
Berdasarkan data penelitan yang didapatkan, maka ditemukan
beberapa judul lagu dewasa yang didengarkan oleh anak-anak. Data
lagu tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
77
Tabel 10
Deskripsi Respon Subjek terhadap Keterpaparan Lirik Lagu Dewasa
Jumlah
Frekuensi
Prosentase
Judul Lagu
lagu
Sering
3
2,9%
ABG Tua, Kamu-Coboy
Junior, Buka Dikit Jos
Jarang
14
14, 1%
Baby-Baby JKT 48,
Butiran Debu, Buka
Hatimu, Berondong Tua,
Bukan Bang Toyip, DiamDiam Suka, Dilema,
Lumpuhkan Ingatanku,
Love is You, Pacar Lima
Langkah, Separuh Aku, dll
Pernah
82
82,8%
Alamat Palsu, Cinta Satu
Malam, Direject, Hidup
Tanpa Cinta, Jodoh Pasti
Bertemu, Memilih Setia,
Oplosan, Pelan-Pelan Saja,
Wedi karo bojommu, dll
Total
105
100%
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
78
b. Deskripsi Data Statistik terhadap Skala Perilaku Seksual Anak
Tabel 11
Deskripsi Respon Subjek terhadap Perilaku Seksual Anak
Jumlah
Frekuensi
Prosentase
Bentuk Perilaku
10,6%
memakai parfum, memakai
Aitem
Selalu
5
perhiasan atau aksesoris,
menggoda ketika melihat
orang lain berpacaran,
seperti “Cieee kamu
pacaran”, melihat foto-foto
lawan jenisnya, dan
memegang tangan lawan
jenis
Sering
2
4,3%
menyatakan kecantikan atau
ketampanan lawan jenis,
dan menonton film
percintaan seperti sinetron
romantis.
KadangKadang
4
8,5%
memakai kosmetik,
menyatakan bahwa ia
menyukai lawan jenisnya,
menyimpan atau
mengkoleksi foto lawan
jenisnya, dan bergandengan
tangan dengan teman lawan
jenisnya.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
79
Jumlah
Frekuensi
Prosentase
Bentuk Perilaku
Aitem
Jarang
13
27,7%
meminta atau ingin
berpakaian minim atau
ketat, menggoda ketika
melihat orang lain
berduaan, seperti “Ayooooo
ciuman”, menyatakan
bahwa ia sedang
merindukan teman lawan
jenisnya, merayu atau
membuat kata-kata gombal
kepada lawan jenisnya,
menyatakan keseksian
orang lain, melihat gambar
perempuan/laki-laki
berpakaian minim melalui
media cetak/ online,
berpergian berdua dengan
teman lawan jenis, duduk
berdempetan dengan lawan
jenis, bersandar kepala di
pundak teman lawan
jenisnya, mencium tangan
lawan jenisnya, dan
mencium pipi lawan
jenisnya.dll
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
80
Jumlah
Frekuensi
Prosentase
Bentuk Perilaku
Aitem
Tidak Pernah
23
48,9%
mengumpat dengan
mengeluarkan kata
“susumu”, “pantatmu”,
mengumpat dengan
mengeluarkan kata “pecun”,
“perek”, melihat gambargambar perempuan/laki-laki
telanjang melalui media
cetak/online, menonton film
pornografi. Selain itu,
perilaku memegang paha,
memegang pantat dan
meraba tubuh maupun
bagian vital lawan jenis, dll
Total
47
100%
D. Hasil Penelitian
1. Uji Asumsi
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran skor
pada sampel mengikuti distribusi normal. Cara untuk mengetahuinya
yaitu dengan melihat nilai probabilits melalui One-Sampe KolmogrovSmirnov Test. Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 (p>0,05),
maka sebaran skor dinyatakan normal. Dibawah ini disertakan tabel
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
81
ringkasan hasil One-Sample Kolmogrov-Smirnov Test sebagai tes untuk
menguji normalitas sebaran.
Tabel 12
Hasil Uji Normalitas
Variabel
Keterpaparan Lirik
Kolmogorov- Asymp.Sig.
Keterangan
Smirnov Z
(2-tailed)
0,907
0,413
Normal
1,364
0,05
Normal
Lagu Dewasa
Perilaku Seksual Anak
Catatan : Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada
Lampiran
Berikut penjelasan hasil uji normalitas sebaran data yang
dilakukan pada variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa nilai K-SZ untuk variabel
keterpaparan lirik lagu dewasa diperoleh skor 0,886 dengan
probabilitas 0,413. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data
keterpaparan lirik lagu dewasa memiliki sebaran yang normal.
2) Hasil uji normalitas sebaran skala perilaku seksual anak diperoleh
skor K-SZ 1,364 dengan probabilitas 0,05. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa data perilaku seksual anak dari orangtua
memiliki sebaran yang normal.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
82
b. Uji Linearitas
Uji linearitas dilakukan untuk melihat apakah hubungan antara
skor variabel keterpaparan lirik lagu dewasa dan variabel perilaku
seksual merupakan garis lurus (linear) atau tidak. Hubungan antara dua
variabel dikatakan linear apabila taraf signifikasinya kurang dari 0,05
(p<0,05).
Tabel 13
Hasil Uji Linearitas
Skor
Between
Keterpaparan*
Groups
Perilaku Seksual
F
Sig.
(Combined)
11.122
.000
Linearity
157.172
.000
5.713
.000
Deviation from
Anak
Linearity
Hasil uji linearitas antara keterpaparan lirik lagu dewasa dan
perilaku seksual anak menunjukkan nilai F sebesar 157.172 dengan
probabilitas 0,000. Karena p linierity kurang dari 0,05 maka hubungan
antara keterpapran lirik lagu dewasa memiliki hubungan yang segaris
dengan perilaku seksual anak.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
83
2. Uji Hipotesis
Data dalam penelitian ini berdistribusi normal untuk variabel
keterpaparan lirik lagu dewasa dan variabel perilaku seksual anak, serta
memiliki hubungan yang linear. Oleh karena itu, dapat dilakukan uji
koefisien kolerasi dengan menggunakan teknik analisis kolerasi Product
Moment dari Pearson dengan bantuan SPSS 16.00 for Windows. Uji
hipotesis dilakukan untuk menguji apakah hipotesis yang menyatakan
bahwa ada hubungan positif antara keterpaparan lirik lagu dewasa dan
perilaku seksual pada akhir masa anak-anak diterima atau ditolak. Uji
korelasi ini menggunakan one-tailed, dikarenakan hipotesis yang diajukan
dalam penelitian sudah memiliki arah yaitu adanya hubungan yang positif
antara keterpaparan lirik lagu dewasa dengan perilaku seksual pada akhir
masa anak-anak. Setelah melakukan pengujan, maka diperoleh hasil:
Tabel 14
Hasil Uji Hipotesis
Keterpaparan
Pearson Correlation
Lirik Lagu
Sig. (1-tailed)
N
Perilaku
Pearson Correlation
seksual
Sig. (1-tailed)
N
keterpaparan
seksual
1
.693**
.000
45
45
.693**
1
.000
45
**. Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed).
45
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
84
Hasil analisis menunjukkan skor kolerasi sebesar 0,693 dengan
p=0,000 (one-tailed), yang berarti bahwa nilai p hasil kolerasi lebih kecil
dari 0,05 (syarat p<0,05). Hal tersebut menunjukkan adanya hubungan
yang positif dan signifikan antara keterpaparan lirik lagu dewasa dengan
perilaku seksual pada masa akhir anak-anak.
Hasil analisis ini menunjukkan bahwa hipotesis yang berbunyi ada
hubungan positif antara keterpaparan lirik lagu dewasa dengan perilaku
seksual pada masa akhir anak-anak diterima.
E. Pembahasan
Pada penelitian ini diperoleh hasil koefisien sebesar 0,693 dengan
p<0,05 antara variabel keterpaparan lirik lagu dewasa dan perilaku seksual
pada akhir masa anak-anak. Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat
hubungan positif dan signifikan antara keterpaparan lirik lagu dewasa dengan
perilaku seksual pada akhir masa anak-anak. Artinya, semakin tinggi
keterpaparan lirik lagu dewasa, maka perilaku seksualnya semakin tinggi.
Sebaiknya, semakin rendah keterpaparan lirik lagu dewasa maka perilaku
seksualnya semakin rendah.
Lirik lagu dewasa mempengaruhi perilaku seksual pada anak-anak
dapat dijelaskan melalui teori Bandura yaitu teori modeling. Bandura
menjelaskan bahwa manusia belajar meniru bukan hanya melalui model
hidup namun dari banyak model, seperti model simbolik. Bentuk lain
pemodelan simbolik ini adalah instruksi verbal, seperti lirik pada lagu.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
85
Berikut instruksi verbal lirik lagu yang diperoleh dari data penelitian yang
dapat mempengaruhi perilaku seksual pada anak:
Abg tua tingkahmu semakin gila
Kau menjerat semua wanita
Wanita yang ada di depan mata
Rayuanmu sungguh mempesona
(Lirik Lagu ABG Tua)
Mungkin inilah rasanya rasa suka pada dirinya
Sejak pertama aku bertanya facebook-mu apa nomermu berapa
Mungkin inilah rasanya cinta pada pandang pertama
Senyuman manismu itu buat aku dag dig dug melulu
(Lirik Lagu Kamu – Coboy Junior)
Hei kenapa kamu kalau nonton dangdut
Sukanya bilang ( Buka Dikit Joss )
Apa karena pakai rok mini jadi alesan
Sukanya…abang ini Lihat-lihat bodiku yang seksi..
Senangnya…abang ini intip-intip ku pakai rok mini
(Lirik Lagu Buka Dikit Jos)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
86
Perilaku meniru ketika anak terpapar lirik lagu dewasa terdiri dari fase
perhatian, fase penyimpanan, fase produksi, dan fase motivasi (King, 2010).
Pada fase perhatian terjadi saat anak menaruh perhatian terhadap suatu
peristiwa, dalam penelitian ini anak memberikan perhatian terhadap lagu-lagu
yang pernah didengar. Pada saat melakukan perhatian, anak akan melibatkan
panca indera, kognitif dan emosianya. Setelah itu terjadilah fase penyimpan,
yaitu stimulasi akan disimpan di dalam memori anak. Fase selanjutnya anak
akan melakukan peniruan terhadap apa yang telah diamati atau sering disebut
sebagai fase produksi. Pada fase ini anak-anak akan memproduksi situasi
yang telah dilihat maupun didengarkan berdasarkan ingatan terhadap suatu
peristiwa. Anak akan sangat mudah untuk mengingat informasi yang
didapatkan. Hal ini dikarenakan, ingatan anak terutama pada usia 8-12
mencapai intensitas paling besar dan paling kuat. Daya menghafal dan daya
memorisasi (dengan sengaja memasukkan dan melekatkan pengetahuan
dalam ingatan) adalah paling kuat. Setelah memalui fase produksi maka akan
masuk pada fase yang terakhir, yaitu fase motivasi. Anak memiliki dorongan
untuk mengulangi tingkah laku serupa dalam beberapa situasi karena adanya
penguatan dari mendengarkan lagu lirik dewasa secara berulang kali. Jika
perilaku ini didukung dengan adanya penguatan positif baik dari keluarga
maupun teman sebayanya, maka anak akan memodeling makna dari lirik
tersebut ke dalam kehidupannya
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa hampir seluruh
subjek telah terpapar lirik lagu dewasa. Hal ini tampak dari mean empiris
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
yang lebih tinggi dari mean teoritik.
87
Diperoleh juga hasil data yang
menjelaskan bahwa sebagaian besar subjek berada pada paparan sedang
31,1%, tinggi 24,4%, sangat tinggi 6,7%, sedangkan yang memiliki tingkat
keterpaparan lirik lagu dewasa rendah hanya 37,8% dan sangat rendah 0%.
Temuan ini cukup memperihatinkan karena lirik lagu dewasa merupakan lagu
yang seharusnya dikonsumsi oleh tingkat dewasa yaitu diatas usia dua puluh
tahun ke atas (Ibu & balita, 2013).
Fenomena ini juga menjadi salah satu sorotan keprihatinan Dr. Seto
Mulyadi yang merupakan ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak. Beliau
sempat menyampaikan pendapatnya bahwa anak-anak zaman sekarang
disuguhi dengan lagu-lagu dewasa yang bukan untuk mereka (Lampost,
2013). Kenyataannya lagu dewasa yang sering dinyanyikan anak-anak dapat
memberikan dampak negatif terhadap perkembangan anak. Hal ini
dikarenakan isi lagu dewasa penuh dengan tema percintaan, kisah asmara,
jatuh
cinta
antara
kedua
insan,
dan
cenderung
berbau
porno
(lagu2anak.blogspot, 2011). Secara disadari atau tidak lagu dewasa akan
memaksa anak untuk menjadi lebih dewasa dari umur yang seharusnya,
sehingga anak yang terbiasa terpapar lagu dengan lirik tersebut dikhawatirkan
akan ditiru ke dalam kehidupan kesehariannya khususnya dalam perilaku
seksualnya, seperti perilaku berkencan, berpacaran terlalu dini, berpakaian
seronok, menggoda atau membuat kata-kata gombal untuk lawan jenisnya.
Bila melihat data lebih cermat lagi terdapat beberapa judul lagu yang
sering didengarkan oleh subjek dengan presentase 2,9% diantaranya lagu
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
88
ABG Tua, Iwak Peyek, Kamu - Coboy Junior. Judul lagu dalam frekuensi
jarang didengar oleh anak memiliki presentase 14,1% diantaranya seperti lagu
Baby-Baby JKT 48, Butiran Debu, Buka Hatimu, Berondong Tua, Bukan
Bang Toyip, Cinta Satu Malam, Diam-Diam Suka, Dilema, Lumpuhkan
Ingatanku, Love is You, Pacar Lima Langkah, Separuh Aku, dll. Judul lagu
dalam frekuensi pernah didengar memiliki presentase 82,8%, seperti lagu
Alamat Palsu, Direject, Hidup Tanpa Cinta, Jodoh Pasti Bertemu, Memilih
Setia, Oplosan, Pelan-Pelan Saja, Wedi karo bojommu, dll.
Penelitian ini juga menunjukkan sebagai besar anak memiliki
kecenderungan perilaku seksual yang tinggi. Hal ini diperkuat oleh temuan
bahwa sebagian besar subjek berada pada kriteria kategorisasi perilaku
seksual sedang 44,4%, tinggi 11,1% sangat tinggi 8,9%, sedangkan yang
memiliki tingkat perilaku seksual yang rendah sebesar 35,6% dan sangat
rendah 0%.
Berdasarkan hasil data diperoleh bentuk perilaku seksual yang selalu
ditunjukkan oleh anak sebesar 10,6%. Perilaku seksual tersebut, diantaranya
memakai parfum, memakai perhiasan atau aksesoris, menggoda ketika
melihat orang lain berpacaran, seperti “Cieee kamu pacaran”, melihat fotofoto lawan jenisnya, dan memegang tangan lawan jenis. Perilaku seksual
dengan frekuensi sering diperoleh sebesar 4,3%, seperti menyatakan
kecantikan atau ketampanan lawan jenis, dan menonton film percintaan
seperti sinetron romantis. Sedangkan perilaku seksual dengan frekuensi
jarang diperoleh sebesar 8,5%, diantaranya seperti memakai kosmetik,
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
menyatakan bahwa ia menyukai lawan jenisnya,
89
menyimpan atau
mengkoleksi foto lawan jenisnya, dan bergandengan tangan dengan teman
lawan jenisnya.
Perilaku seksual dengan frekuensi kadang-kadang diperoleh angka
sebesar 27,7%, seperti meminta atau ingin berpakaian minim atau ketat,
menggoda ketika melihat orang lain berduaan, seperti “Ayooooo ciuman”,
menyatakan bahwa ia sedang merindukan teman lawan jenisnya, membuat
puisi bertemakan percintaan, dan merayu atau membuat kata-kata gombal
kepada lawan jenisnya. Selain itu perilaku seksual lainnya seperti menyatakan
keseksian orang lain, melihat gambar perempuan/laki-laki berpakaian minim
melalui media cetak/online, berpergian berdua dengan teman lawan jenis,
duduk berdempetan dengan lawan jenis, bersandar kepala di pundak teman
lawan jenisnya, mencium tangan lawan jenisnya, dan mencium pipi lawan
jenisnya juga termasuk dalam frekuensi kadang-kadang.
Bentuk perilaku seksual yang tidak pernah dilakukan anak, diperoleh
48,9%. Perilaku seksual ini, seperti mengungkapkan rasa sayang/cinta
melalui sms/bbm/chating, berpacaran, mengumpat dengan mengeluarkan kata
“susumu”, “pantatmu”, mengumpat dengan mengeluarkan kata “pecun”,
“perek”, meminta untuk melihat anggota keluarga lain ketika ingin
melepaskan
pakaian
atau
berganti
baju,
melihat
gambar-gambar
perempuan/laki-laki telanjang melalui media cetak/online, dan menonton film
pornografi. Selain itu, perilaku merangkul, berpelukan, memegang paha,
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
90
memegang pantat dan meraba tubuh maupun bagian vital lawan jenis juga
termasuk dalam frekuensi tidak pernah.
Analisis tambahan menemukan bahwa koefisien determinasi (R2)
mempunya nilai 0,480. Hal ini menunjukkan bahwa keterpaparan lirik lagu
dewasa memberikan sumbangan efekif sebesar 48% terhadap perilaku seksual
pada akhir masa anak-anak. Disisi lain, sumbangan sebesar 51% pada
perilaku seksual diperoleh dari faktor lain yang tidak diungkapkan pada
penelitian ini.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan
penelitian
yang
telah
dilakukan
dapat
diambil
kesimpulan dari penelitian antara keterpaparan lirik lagu dewasa dengan
perilaku sekual pada masa akhir anak-anak sebagai berikut:
1. Terdapat hubungan positif antara keterpaparan lirik lagu dewasa dengan
perilaku seksual pada akhir masa anak-anak. Pernyataan tersebut
mengandung arti bahwa hipotesis dalam penelitian ini yang menyatakan
ada hubungan antara keterpaparan lirik lagu dewasa dengan perilaku
seksual, dapat diterima.
2. Ada hubungan positif antara keterpaparan lirik lagu dewasa dengan
perilaku seksual pada akhir masa anak-anak. Semakin tinggi terpapar lirik
lagu dewasa, maka semakin tinggi perilaku seksual pada anak yang berada
pada tahap usia akhir masa anak-anak.
3. Keterpaparan lirik lagu dewasa memberikan pengaruh 48% terhadap
perilaku seksual pada akhir masa anak-anak. Hal ini mengindikasikan
bahwa keterpaparan lirik lagu dewasa merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi perilaku seksual pada masa akhir anak-anak, sedangkan
faktor-faktor
lain yang tidak diungkapkan dalam penelitian ini
memberikan sumbangan sebesar 51%.
91
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
92
B. Saran
Berdasarkan
hasil
penelitian
yang
diperoleh,
maka
dapat
dikemukakakn saran sebagai berikut:
1. Bagi Orang Tua dan Guru
Orang tua dan guru mempunyai peran penting dalam membimbing
anak, khusunya dalam memberikan media hiburan melalui lagu. Oleh
karena
itu orang tua dan guru disarankan untuk
memberikan
pendampingan bagi anak-anaknya untuk mendengarkan lagu yang sesuai
dengan usianya.
2. Bagi Penelitian Selanjutnya
a. Penelitian terkait tentang perilaku seksual anak diharapkan dapat
dikembangkan. Hal ini dikarenakan minimnya hasil penelitian
mengenai perilaku seksual pada anak-anak, khususnya di Indonesia.
b. Mengingat adanya keterbatasan dalam menggunakan metode observasi,
maka diharapkan penelitian selanjutnya dapat melengkapi data dengan
metode penelitian yang lain sehingga data yang diperoleh dapat
menggambarkan perilaku seksual anak sesungguhnya yang tidak dapat
ditangkap oleh metode observasi.
c. Pembobotan perilaku seksual dalam penelitian ini hanya menggunakan
2 ahli, sehingga diharapkan penelitian selanjutnya dapat melibatkan
banyak responden atau melakukan survei pembobotan perilaku seksual
pada anak.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
93
3. Bagi Produser Musik Indonesia
Produser musik di Indonesia diharapkan bisa memproduksi
kembali lagu anak, sehingga anak dapat memperoleh haknya untuk
mendapatkan pengalaman yang sesuai dengan usianya khususnya dalam
menikmati media hiburan berupa lagu.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, S. (1999). Penyusunn Skala Psikologi. Cetakan III. Yogyakarta: Pustaka
Belajar
Azwar, S. (2007). Penyusunan Skala Psikologi. Cetakan V. Yogyakarta: Pustaka
Belajar.
Dariyo, A. (2004). Psikologi Perkembangan Remaja. Bogor: Ghalia Indonesia.
Friedrich, W. N. (1991). Normative Sexual Behavior in Children. Pediatrics Vol.
88. Copyright 2011.
Friedrich, W.N. (2012). Child Sexual Behavior Inventory Psychological
Assessments.
http://www.psychassessments.com.au/Category.aspx?cID=167
diakses
pada 23 Desember 2013 14:51 WIB
Gunawan, R. (1993). Filsafat Sex. Bentang Intervisi Utama: Yogyakarta.
Hadi, S (1996). Statistik. Jilid II. Yogyakarta: Andi Offset.
Igho,
Joshua.
(2008).
Hilangnya
Lagu
Anak-Anak.
http://nasional.kompas.com/read/2008/10/30/22034218 diakses pada 23
Desember 2013 14:39 WIB.
Harian Republika. (2010). Lagu Anak-Anak Kian tak Punya Identitas.
http://www.republika.co.id/berita/breakingnews/nasional/10/07/21/125757-lagu-anak-anak-kian-tak-punya-identitas
diakses pada 23 Desember 2013 14:38 WIB.
Hasan, Alih B Purwakania Hasan. (2009). Kode Etik Psikolg dan Ilmuwan
Psikologi. Edisi pertama. Yoyakarta: Graha Ilmu.
Hergenhahn, B.R. dan Olson, H. M. (2009). Theories of Learning. Edisi Ketujuh
(edisi terjemahan oleh Tri Wibowo B.S). Jakarta: Kencana.
Hidayati, Arini. (1998). Televisi dan Perkembangan Sosial Anak. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Hurlock, E. (1990). Perkembangan Anak. Edisi Keenam. Jakarta : Erlangga.
94
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
95
Ibu & Balita (2012). Dampak Lagu Orang Dewasa Terhadap Anak.
http://www.ibudanbalita.com/diskusi/pertanyaan/85890/DAMPAKLAGU-ORANG-DEWASA-TERHADAP-ANAK diakse pada
23
Desember 2013 14:41 WIB.
Kartono, Kartini. (1986). Psikhologi Anak. Bandung: Alumni.
King, Laura A. (2010). Psikologi Umum Sebuah Pandangan Apresiatif (edisi
terjemahan oleh Brian Marwensdy). Jakarta: Salemba Humanika.
Mahar,
Iksan. (2012). Budaya Pop Bentuk Penjajahan Millenium.
http://muda.kompasiana.com/2012/06/19/budaya-pop-bentuk-penjajahanmillenium-470961.html diakses pada 23 Desember 2013 14:25 WIB.
Utari, Masrida. (2013). Perkembangan Musik Anak-Anak Di Indonesia, Maju atau
Mundur?
http://hiburan.kompasiana.com/musik/2013/05/27/perkembangan-musikanak-anak-di-indonesia-maju-atau-mundur-563260.html diakses pada 23
Desember 2013 14:42 WIB.
Faldana, Rido. (2011). Penyanyi-Penyanyi Cilik Di Era 90-an. http://lagu-anakanak.com/penyanyi-cilik/penyanyi-penyanyi-cilik-di-era-90-an/
diakses
pada 23 Desember 2013 14:47 WIB.
Lampost.
(2013).
Lagu
Dewasa
Berbahaya
Untuk
Anak-Anak.
http://lampost.co/berita/lagu-dewasa-berbahaya-untuk-anak-anak- diakses
pada 23 Desember 2013 14:46 WIB.
Martono, N. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Analisis Isi dan Analisis Data
Sekunder. Edisi Revisi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Master, W.H, Johnson, V.E, & Kolodny, R.C. (1982). Human Sexuality. Canada:
Little Brown & Company (Canada) Limited.
Nevid, J. Rathus, L. & Rathus, A. (1995). Human Sexuality In A World of
Diversity. 2nd Edition. Boston: Allyn & Bacon.
Noor, Juliansyah. (2011). Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi dan
Karya Ilmiah. Kencana: Jakarta.
Putri, Arafiani Difka. (2013). Persepsi Orang Tua Dan Guru Mengenai Perilaku
Seksual Anak. Skripsi (Tidak diterbitkan). Fakultas Psikologi Sanata
Dharma.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
96
Rahmawati, Nanda. (2012). Gambaran Perilaku Seksual Pada Anak Usia Sekolah
Kelas 6 Di Tinjau Dari Media Cetak Dan Media Elektronik Sekolah Dasar
Negeri 16 Banda Aceh. Jurnal Kesehatan Masyarakat.
Ratus, A. Nevid, J. & Rathus, L. (2008). Human Sexuality In A World of
Diversity. Seventh Edition. Boston: Allyn & Bacon.
Santrock, John. (2002). Life-Span Development. Jakarta: Penerbit Erlangga
.
Salim, Peter dan Salim, Yenny. (1991). Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer.
Edisi pertama. Jakarta: Modern English Press.
Sarwono, Jonathan. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Edisi
pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sarwono, S.Wirawan. (2007). Psikologi Remaja. Jakarta: CV. Rajawali.
Sattler, Jerome M. (2002). Assessment of Children Behvioral And Children
Application. Fourth edition. Publisher.Inc.
Schofield, Michael. (1965). The Sexual Behaviour of Young People. London:
Longmans.
Sheppard, P. (2007). Music Makes Your Child Smarter: Peran Musik dalam
Perkembangan Anak. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Sobur, Alex. (2003). Psikologi Umum dalam Lintasan Sejarah. Cetakan I.
Bandung: Pustaka Setia.
Storey, John. (2008). Cultural Studies dan Kajian Budaya Pop. Yogyakarta:
Jalasutra.
Sugiasih, Inhastuti. Need Assessment Mengenai Pemberian Pendidikan Seksual
Yang Dilakukan Ibu Untuk Anak Usia 3-5 Tahun. Proyeksi, Vol.6 (1), 7181.
Wade, Carole dan Tavris, Carol. (2007). Psikologi. Edisi Kesembilan Jilid 2.
Jakarta: Erlangga.
Wenar, C. & Kerig, P. (1999). Developmental Psychopathology From Infancy
Through Adolescence. Fourth Edition. New York: McGraw-Hill.
Widi, Restu Kartiko. (2010). Asas Metodologi Penelitian. Edisi Pertama.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Wuryani, S.E. (2008). Pendidikan Sex Untuk Keluarga. Jakarta: PT Indekx.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
97
LAMPIRAN
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Lampiran 1
Skala Rating Keterpaparan Lagu Dewasa Lirik Percintaan
98
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
99
SKALA RATING
KETERPAPARAN LAGU DEWASA LIRIK PERCINTAAN
Nama
:
Jenis Kelamin
:
Usia
:
Kelas
:
Sebutkan judul lagu yang pernah didengarkan dan masih diingat (bila tidak hafal
judul maka dapat menuliskan sebagian lirik yang diingat) dan berilah tanda
seberapa sering mendengarkan lagu tersebut. Tulislah sebanyak-banyaknya.
No
Judul Lagu
Frekuensi
Pernah
Jarang
Sering
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
100
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Lampiran 2
Skala Rating Perilaku Seksual Anak untuk Orang Tua
101
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
102
SKALA RATING PERILAKU SEKSUAL ANAK
KATA PENGANTAR
Dengan Hormat,
Berkaitan dengan program akademik,
khususnya
mata kuliah Skripsi.
Perkenankanlah saya selaku mahasiswi Fakultas Psikologi Sanata Dharma
memohon bantuan guru dan orang tua untuk mengisi skala penelitian. Skala ini
berisi pernyataan mengenai macam-macam perilaku seksual anak baik dilakukan
dengan lawan jenis maupun dilakukan sendiri oleh subjek (anak). Beberapa dari
pernyataan tersebut mungkin akan membuat bapak/ibu merasa tidak nyaman,
tetapi saya harapkan kejujuran dan kesungguhan bapak/ibu dalam menjawab
pernyataan tersebut. Pengisian angket ini semata-mata bertujuan untuk
kepentingan ilmiah mengenai gambaran perilaku seksual anak saat ini yang pada
akhirnya diharapkan dapat bermanfaat sebagai upaya mengatasai keprihatinan
orang tua dalam permasalahan perilaku seksual sejak dini. Bapak/Ibu diminta
kerjasamanya sebagai responden dengan memberikan jawaban yang paling sesuai
berdasarkan pengalaman bersama subjek (anak).
Semua jawaban adalah benar apabila hal tersebut sesuai dengan kondisi
yang dialami bapak/ibu. Saya sangat mengharapkan bapak/ibu memberikan
jawaban secara jujur, apa adanya, tidak dipengaruhi orang lain dan tidak
berdasarkan pada apa yang dianggap baik atau buruk di dalam masyarakat.
Jawaban dari angket ini juga tidak berpengaruh pada penilaian atau nilai
anak di sekolah. Kami memjamin bahwa identitas yang bapak/ibu berikan
akan dirahasiakan sesuai dengan kode etik penelitian ilmiah.
Atas kesediaan dan kerjasamannya, kami mengucapkan banyak terimakasih.
Besar harapan kami untuk kesediaan bapak/ibu untuk mengisi angket ini.
Hormat Saya
Fransisca Christy Utami
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
103
PERNYATAAN KESEDIAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa saya mengisi angket ini tidak dibawah
paksaan atau tekanan dari pihak tertentu tetap dengan suka rela demi membantu
terlaksananya penelitian ilmiah ini.
Semua jawaban yang saya berikan merupakan murni berdasarkan apa yang saya
alami bukan berdasarkan pada pandangan masyarakat pada umumnya dan saya
mengijinkan untuk mencantumkan identitas diri saya yang dapat dipergunakan
sebagai data dalam penelitian ilmiah ini.
Menyetujui
Yogyakarta, ........... November 2013
IDENTITAS
Nama
:
Usia
:
Pekerjaan
:
Orangtua dari
:
Usia Anak
:
Kelas
:
Jenis Kelamin Anak
:
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
104
SKALA RATING PERILAKU SEKSUAL ANAK
PETUNJUK PENGISIAN
Di bawah ini terdapat bermacam-macam perilaku seksual. Perilaku ini adalah
perilaku yang dilakukan dengan lawan jenis ataupun dilakukan seorang diri oleh
subjek (anak). Skala ini bersifat sangat pribadi dan dijaga kerahasiannya oleh
sebab itu dimohon bapak/ibu mengisi sesuai dengan keadaan
yang sebenar-
benarnya guna membantu terlaksananya penelitian ini. Jawaban yang paling
benar adalah jawaban yang sesuai dengan pengalaman Anda.
Pilihan jawaban adalah:
SL (selalu)
: pernyataan di dalam aitem selalu dilakukan oleh
anak (setiap hari).
SR (sering)
: pernyataan di dalam aitem lebih banyak anak
lakukan daripada tidak dilakukan (5–6 hari/ minggu).
KD (kadang)
: pernyataan di dalam aitem seimbang antara
dilakukan dan tidak dilakukan (3-4 hari/minggu)
J (Jarang)
: pernyataan di dalam aitem lebih banyak tidak
dilakukan daripada dilakukan (1-2 hari/minggu)
TP (Tidak Pernah)
: pernyataan di dalam aitem tidak pernah
dilakukan oleh anak
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
105
Bacalah setiap pernyataan dengan seksama kemudian pilihlah salah satu jawaban
dengan memberikan tanda () pada jawaban yang menurut bapak/ibu paling
sesuai.
Contoh pengisian:
No
Pernyataan
Pilihan
SL
1
Saya melihat anak saya memegang tangan lawan
SR
KD
J

jenis
Jika bapak/ibu ingin mengoreksi jawaban maka berilah tanda ( = ) lalu berilah
tanda centang (  ) pada jawaban yang lebih sesuai dengan pengalaman bapak/ibu.
TP
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
No
Pernyataan
Pilihan
SL
1
Anak saya memakai parfum ketika ingin berpergian ke
luar rumah.
2
Anak saya memakai kosmetik, seperti bedak, lipgloss,
lipstik untuk anak perempuan dan gel rambut untuk anak
laki-laki.
3
Anak saya memakai perhiasan atau aksesori, seperti
gelang, kalung, bando untuk anak perempuan dan topi
untuk anak laki-laki.
4
Anak saya meminta atau ingin berpakaian minim atau
ketat.
5
Anak saya meminta atau ingin berpakaian seronok,
misalnya seperti memakai celana dengan model melorot
hingga melihatkan belahan pantat.
6
Anak saya menggoda ketika melihat orang lain
berpacaran, seperti “Cieee kamu pacaran”.
7
Anak saya menggoda ketika melihat orang lain berduaan,
seperti “Ayooooo ciuman”.
8
Anak saya menyatakan bahwa ia menyukai lawan
jenisnya.
9
Anak saya mengungkapkan rasa sayang/cinta kepada
teman lawan jenisnya melalui sms/bbm/chating, dll.
10
Anak saya menyatakan bahwa ia sedang merindukan
teman lawan jenisnya.
11
Anak saya menyatakan kecantikan atau ketampanan
lawan jenisnya.
12
Anak saya membuat puisi bertemakan percintaan.
106
SR KD
J
TP
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
13
Anak saya merayu atau membuat kata-kata gombal
kepada lawan jenisnya.
14
Anak saya menyatakan keseksian orang lain.
15
Anak saya melihat foto-foto lawan jenisnya, misalnya
teman sekolah maupun artis idola seperti coboy junior,
jkt48, dll.
16
Anak saya menyimpan atau mengkoleksi foto lawan
jenisnya.
17
Anak saya berpacaran.
18
Anak saya mengumpat dengan mengeluarkan kata-kata
bersifat seksual seperti, “susumu”, “pantatmu”.
19
Anak saya mengumpat dengan mengeluarkan kata-kata
bersifat seksual seperti, “pecun”, “perek”
20
Anak saya ketahuan sembunyi-sembunyi saat mengintip
orang lain melepaskan pakaian.
21
Anak saya meminta untuk melihat anggota keluarga
ketika ingin melepaskan pakaian atau berganti baju.
22
Anak saya melihat gambar perempuan/laki-laki
berpakaian minim melalui media cetak/online.
23
Anak saya melihat gambar-gambar perempuan/laki-laki
telanjang melalui media cetak/online.
24
Anak saya menonton film percintaan seperti sinetron
romantis.
25
Anak saya menonton film pornografi.
26
Anak saya berpergian berdua dengan teman lawan jenis.
27
Anak saya mengajak makan berduaan dengan teman
lawan jenisnya di luar rumah.
28
Anak saya duduk berdempetan dengan lawan jenisnya.
107
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
29
Anak saya memegang tangan teman lawan jenisnya.
30
Anak saya bergandengan tangan dengan teman lawan
jenisnya.
31
Anak saya menyandarkan kepala di pundak teman lawan
jenisnya.
32
Anak saya merangkul lawan jenisnya saat sedang jalan
bersama.
33
Anak saya berpelukan dengan teman lawan jenisnya.
34
Anak saya memegang paha lawan jenisnya.
35
Anak saya memegang pantat lawan jenisnya.
36
Anak saya meraba tubuh lawan jenisnya.
37
Anak saya menyentuh atau meraba bagian vital lawan
jenisnya.
38
Anak saya mencium tangan lawan jenisnya.
39
Anak saya mencium kening lawan jenisnya.
40
Anak saya mencium pipi lawan jenisnya.
41
Anak saya mengecup bibir lawan jenisnya.
42
Anak saya menirukan hubungan intim saat beraktivitas
atau bermain.
43
Anak saya membuat suara erotis, seperti menghela napas,
mendesah, bernapas secara berat.
44
Anak saya berbicara mengenai hubungan intim dan topik
seksual.
45
Anak saya menyentuh atau menggosok bagian
kemaluannya ketika di rumah atau di tempat umum.
46
Anak saya menempelkan atau menggesekan alat
kelaminnya dengan benda.
108
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
47
Anak saya menempelkan atau menggesekkan alat
kelaminya pada tubuh orang lain dalam keadaan
berpakaian.
48
Sebutkan perilaku seksual lainnya yang pernah dilakukan
oleh anak Anda:
A.
B.
C.
109
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Lampiran 3
Skala Rating Perilaku Seksual Anak untuk Guru
110
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
111
SKALA RATING PERILAKU SEKSUAL ANAK
KATA PENGANTAR
Dengan Hormat,
Berkaitan dengan program akademik,
khususnya
mata kuliah Skripsi.
Perkenankanlah saya selaku mahasiswi Fakultas Psikologi Sanata Dharma
memohon bantuan guru dan orang tua untuk mengisi skala penelitian. Skala ini
berisi pernyataan mengenai macam-macam perilaku seksual anak baik dilakukan
dengan lawan jenis maupun dilakukan sendiri oleh subjek (anak). Beberapa dari
pernyataan tersebut mungkin akan membuat bapak/ibu merasa tidak nyaman,
tetapi saya harapkan kejujuran dan kesungguhan bapak/ibu dalam menjawab
pernyataan tersebut. Pengisian angket ini semata-mata bertujuan untuk
kepentingan ilmiah mengenai gambaran perilaku seksual anak saat ini yang pada
akhirnya diharapkan dapat bermanfaat sebagai upaya mengatasi keprihatinan
orang tua dan pengajar dalam permasalahan perilaku seksual sejak dini.
Bapak/Ibu diminta kerjasamanya sebagai responden dengan memberikan jawaban
yang paling sesuai berdasarkan pengalaman bersama subjek (anak).
Semua jawaban adalah benar apabila hal tersebut sesuai dengan kondisi
yang dialami bapak/ibu. Saya sangat mengharapkan bapak/ibu memberikan
jawaban secara jujur, apa adanya, tidak dipengaruhi orang lain dan tidak
berdasarkan pada apa yang dianggap baik atau buruk di dalam masyarakat.
Kami memjamin bahwa identitas yang bapak/ibu berikan akan dirahasiakan
sesuai dengan kode etik penelitian ilmiah.
Atas kesediaan dan kerjasamannya, kami mengucapkan banyak terimakasih.
Besar harapan kami untuk kesediaan bapak/ibu untuk mengisi angket ini.
Hormat Saya
Fransisca Christy Utami
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
112
PERNYATAAN KESEDIAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa saya mengisi angket ini tidak dibawah
paksaan atau tekanan dari pihak tertentu tetap dengan suka rela demi membantu
terlaksananya penelitian ilmiah ini.
Semua jawaban yang saya berikan merupakan murni berdasarkan apa yang saya
alami bukan berdasarkan pada pandangan masyarakat pada umumnya dan saya
mengijinkan untuk mencantumkan identitas diri saya yang dapat dipergunakan
sebagai data dalam penelitian ilmiah ini.
Menyetujui
Yogyakarta, ........... November 2013
IDENTITAS
Nama
:
Guru dari
:
Kelas
:
Jenis Kelamin Anak
:
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
113
SKALA RATING PERILAKU SEKSUAL ANAK
PETUNJUK PENGISIAN
Di bawah ini terdapat bermacam-macam perilaku seksual. Perilaku ini adalah
perilaku yang dilakukan dengan lawan jenis ataupun dilakukan seorang diri oleh
subjek (anak). Skala ini bersifat sangat pribadi dan dijaga kerahasiannya oleh
sebab itu dimohon bapak/ibu mengisi sesuai dengan keadaan
yang sebenar-
benarnya guna membantu terlaksananya penelitian ini. Jawaban yang paling
benar adalah jawaban yang sesuai dengan pengalaman Anda.
Pilihan jawaban adalah:
SL (selalu)
: pernyataan di dalam aitem selalu dilakukan oleh
anak (setiap hari).
SR (sering)
: pernyataan di dalam aitem lebih banyak anak
lakukan daripada tidak dilakukan (5–6 hari/ minggu).
KD (kadang)
: pernyataan di dalam aitem seimbang antara
dilakukan dan tidak dilakukan (3-4 hari/minggu)
J (Jarang)
: pernyataan di dalam aitem lebih banyak tidak
dilakukan daripada dilakukan (1-2 hari/minggu)
TP (Tidak Pernah)
: pernyataan di dalam aitem tidak pernah
dilakukan oleh anak
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
114
Bacalah setiap pernyataan dengan seksama kemudian pilihlah salah satu jawaban
dengan memberikan tanda () pada jawaban yang menurut bapak/ibu paling
sesuai.
Contoh pengisian:
No
Pernyataan
Pilihan
SL
1
Saya melihat anak tersebut memegang tangan
SR KD
J

lawan jenis
Jika bapak/ibu ingin mengoreksi jawaban maka berilah tanda ( = ) lalu berilah
tanda centang (  ) pada jawaban yang lebih sesuai dengan pengalaman bapak/ibu.
TP
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
No
Pernyataan
Pilihan
SL
1
Anak memakai parfum ketika ingin berpergian ke luar
rumah.
2
Anak memakai kosmetik, seperti bedak, lipgloss, lipstik
untuk anak perempuan dan gel rambut untuk anak lakilaki.
3
Anak memakai perhiasan atau aksesori, seperti gelang,
kalung, bando untuk anak perempuan dan topi untuk anak
laki-laki.
4
Anak meminta atau ingin berpakaian minim atau ketat.
5
Anak meminta atau ingin berpakaian menyolok
berpakaian seronok, misalnya seperti memakai celana
dengan model melorot hingga melihatkan belahan pantat.
6
Anak menggoda ketika melihat orang lain berpacaran,
seperti “Cieee kamu pacaran”.
7
Anak menggoda ketika melihat orang lain berduaan,
seperti “Ayooooo ciuman”.
8
Anak menyatakan bahwa ia menyukai lawan jenisnya.
9
Anak mengungkapkan rasa sayang/cinta kepada teman
lawan jenisnya melalui sms/bbm/chating, dll.
10
Anak menyatakan bahwa ia sedang merindukan teman
lawan jenisnya.
11
Anak menyatakan kecantikan atau ketampanan lawan
jenisnya.
12
Anak membuat puisi bertemakan percintaan.
13
Anak merayu atau membuat kata-kata gombal kepada
lawan jenisnya.
115
SR KD
J
TP
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
14
Anak menyatakan keseksian orang lain.
15
Anak melihat foto-foto lawan jenisnya, misalnya teman
sekolah maupun artis idola seperti coboy junior, jkt48,
dll.
16
Anak menyimpan atau mengkoleksi foto lawan jenisnya.
17
Anak berpacaran.
18
Anak mengumpat dengan mengeluarkan kata-kata
bersifat seksual seperti, “susumu”, “pantatmu”.
19
Anak mengumpat dengan mengeluarkan kata-kata
bersifat seksual seperti, “pecun”, “perek”
20
Anak ketahuan sembunyi-sembunyi saat mengintip orang
lain melepaskan pakaian.
21
Anak meminta untuk melihat anggota keluarga ketika
ingin melepaskan pakaian atau berganti baju.
22
Anak melihat gambar perempuan/laki-laki berpakaian
minim melalui media cetak/online.
23
Anak melihat gambar-gambar perempuan/laki-laki
telanjang melalui media cetak/online.
24
Anak menonton film percintaan seperti sinetron romantis.
25
Anak menonton film pornografi.
26
Anak berpergian berdua dengan teman lawan jenis.
27
Anak mengajak makan berduaan dengan teman lawan
jenisnya di luar rumah.
28
Anak duduk berdempetan dengan lawan jenisnya.
29
Anak memegang tangan teman lawan jenisnya.
30
Anak bergandengan tangan dengan teman lawan jenisnya.
116
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
31
Anak menyandarkan kepala di pundak teman lawan
jenisnya.
32
Anak merangkul lawan jenisnya saat sedang jalan
bersama.
33
Anak berpelukan dengan teman lawan jenisnya.
34
Anak memegang paha lawan jenisnya.
35
Anak memegang pantat lawan jenisnya.
36
Anak meraba tubuh lawan jenisnya.
37
Anak menyentuh atau meraba bagian vital lawan
jenisnya.
38
Anak mencium tangan lawan jenisnya.
39
Anak mencium kening lawan jenisnya.
40
Anak mencium pipi lawan jenisnya.
41
Anak mengecup bibir lawan jenisnya.
42
Anak menirukan hubungan intim saat beraktivitas atau
bermain.
43
Anak membuat suara erotis, seperti menghela napas,
mendesah, bernapas secara berat.
44
Anak berbicara mengenai hubungan intim dan topik
seksual.
45
Anak menyentuh atau menggosok bagian kemaluannya
ketika di rumah atau di tempat umum.
46
Anak menempelkan atau menggesekan alat kelaminnya
dengan benda.
47
Anak menempelkan atau menggesekkan alat kelaminya
pada tubuh orang lain dalam keadaan berpakaian.
117
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
48
Sebutkan perilaku seksual lainnya yang pernah dilakukan
oleh anak tersebut:
A.
B.
C.
118
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Lampiran 4
Pembobotan Aitem Skala Rating Perilaku Seksual Anak
119
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
120
Kategori penilaian :
Sangat Ringan
skor 1
Ringan
skor 2
Sedang
skor 3
Berat
skor 4
Sangat Berat
skor 5
No
Perilaku Seksual
Pilihan
SR
R
S
Berdandan dan menggunakan aksesoris
1
Memakai parfum.
√
2
Memakai kosmetik, seperti bedak, liglos, lipstik untuk
anak perempuan dan gel rambul untuk anak laki-laki
√
3
Memakai perhiasan atau aksesoris, seperti gelang, kalung,
bando untuk anak perempuan dan topi untuk anak lakilaki
√
Berpakaian seronok
4
Meminta atau ingin berpakaian minim atau ketat
5
Meminta atau ingin berpakaian seronok, misalnya seperti
√
√
memakai celana dengan model melorot hingga
melihatkan belahan pantat.
Mengucapkan kata-kata yang menunjukkan hubungan lawan jenis
6
Menggoda ketika melihat orang lain berpacaran, seperti
√
“Cieee kamu pacaran”.
7
√
Menggoda ketika melihat orang lain berduaan, seperti
“Ayooooo ciuman”.
8
Menyatakan bahwa ia menyukai lawan jenisnya.
√
9
Mengungkapkan rasa sayang/cinta melalui
√
B
SB
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
121
sms/bbm/chating.
10
√
Menyatakan bahwa ia sedang merindukan teman lawan
jenisnya.
√
11
Menyatakan kecantikan atau ketampanan lawan jenis.
12
Membuat puisi bertemakan percintaan.
√
13
Merayu atau membuat kata-kata gombal kepada lawan
√
jenisnya.
14
√
Menyatakan keseksian orang lain.
Ketertarikan pada pesona lawan jenis
15
Melihat foto-foto lawan jenisnya, misalnya teman sekolah √
maupun artis idola seperti coboy junior, jkt48,dll.
16
Menyimpan atau mengkoleksi foto lawan jenisnya.
17
Berpacaran
√
√
Mengucapkan kata-kata kasar/mengumpat yang bersifat sensual
18
Mengumpat dengan mengeluarkan kata “susumu”,
√
“pantatmu”
19
Mengumpat dengan mengeluarkan kata “pecun”, “perek”
√
Melihat orang lain melepaskan pakaian
20
Sembunyi-sembunyi melihat orang lain melepaskan
pakaian.
√
21
Meminta untuk melihat anggota keluarga lain ketika ingin
melepaskan pakaian atau berganti baju
√
Melihat gambar-gambar sensual
22
√
Melihat gambar perempuan/laki-laki berpakaian minim
melalui media cetak/ online.
23
√
Melihat gambar-gambar perempuan/laki-laki telanjang
melalui media cetak/online.
Menonton film berkonten seksual
24
Menonton film percintaan seperti sinetron romantis.
√
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
25
122
√
Menonton film pornografi.
Berkencan
26
Berpergian berdua dengan teman lawan jenis.
√
27
Mengajak makan berduaan dengan teman lawan jenisnya
√
diluar rumah.
Bersentuhan
28
Duduk berdempetan dengan lawan jenis
√
29
Memegang tangan lawan jenis.
√
30
Bergandengan tangan dengan teman lawan jenisnya.
√
31
Bersandar kepala di pundak teman lawan jenisnya
√
32
Merangkul lawan jenisnya saat sedang jalan bersama.
√
33
Berpelukan dengan teman lawan jenisnya.
34
Memegang paha lawan jenisnya.
√
35
Memegang pantat lawan jenisnya.
√
36
Meraba tubuh lawan jenisnya.
37
Menyetuh atau meraba bagian vital lawan jenis
√
√
√
Berciuman
38
Mencium tangan lawan jenisnya.
√
39
Mencium kening lawan jenisnya.
√
40
Mencium pipi lawan jenisnya.
√
41
Mengecup bibir lawan jenisnya.
√
Pengetahuan seksual
42
√
Menirukan gerakan hubungan intim saat beraktivitas atau
bermain
43
Menirukan suara erotis, seperti menghela napas,
√
mendesah, bernapas secara berat
44
Berbicara mengenai hubungan intim dan topik seksual
lainnya
Stimulasi oleh diri sendiri
√
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
123
45
Menyentuh atau menggosok bagian kemaluan
√
46
Menempelkan atau menggesekan alat kelaminya dengan
√
benda.
47
Menempelkan atau menggesekkan alat kelaminnya pada
tubuh orang lain dalam keadaan berpakaian
√
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Lampiran 5
Hasil Skor Total Keterpaparan Lirik Lagu Dewasa
124
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Subjek Jumlah
lagu
Frekuensi
Total
(P) 1
(J) 2
S (3)
1
0
-
-
-
0
2
3
3
-
-
3
3
8
1
4
3
18
4
0
-
-
-
0
5
1
-
1
-
2
6
0
-
-
-
0
7
0
-
-
-
0
8
0
-
-
-
0
9
0
-
-
-
0
10
6
1
4
1
12
11
18
1
5
12
47
12
10
1
4
5
24
13
3
3
-
-
3
14
3
-
2
1
7
15
4
-
1
3
11
16
4
2
1
1
7
17
3
-
1
2
8
18
0
-
-
-
0
19
5
3
2
-
7
20
6
-
4
2
14
21
16
-
2
-
32
22
7
2
4
1
13
125
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
23
25
-
20
5
55
24
4
2
2
-
6
25
5
1
3
1
10
26
12
4
5
3
23
27
15
1
10
4
33
28
9
3
5
1
16
29
5
-
2
3
13
30
8
-
-
8
24
31
22
6
-
16
54
32
13
10
1
2
18
33
11
-
7
4
26
34
9
2
3
4
20
35
15
7
5
3
26
36
17
5
4
8
37
37
13
3
6
4
27
38
4
-
4
-
8
39
0
-
-
-
0
40
11
-
11
-
22
41
0
-
-
-
0
42
12
1
1
10
33
43
14
2
4
8
34
44
12
-
6
6
30
45
7
2
4
1
13
126
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Lampiran 6
Hasil Skor Perilaku Seksual Anak dari Orang Tua
127
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
128
Aitem
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10 11 12 13 14 15 16 17 18
Subjek
1
1
1
1
2
3
1
3
2
2
2
1
2
2
3
1
1
3
4
2
1
1
1
6
3
1
3
2
2
2
1
2
2
3
2
1
3
4
3
2
2
2
2
3
2
3
2
2
2
2
2
2
3
2
1
3
4
4
2
1
1
2
3
1
3
2
2
2
1
2
2
3
1
1
3
4
5
1
1
1
2
3
1
3
2
2
2
1
2
2
3
1
1
3
4
6
2
1
1
2
3
2
3
2
2
2
1
2
2
3
2
1
3
4
7
1
1
3
2
3
1
3
2
2
2
1
2
2
3
1
1
3
4
8
1
1
1
2
3
1
3
6
2
6
4
2
6
3
2
3
3
4
9
1
1
1
4
3
1
3
2
2
2
2
2
2
3
3
1
3
4
10
1
1
1
2
3
2
6
2
2
2
3
2
2
3
1
1
3
4
11
3
2
3
2
3
4
9
6
2
2
2
2
2
6
1
1
3
4
12
3
1
1
2
3
3
3
6
4
2
3
2
2
6
2
1
3
4
13
2
2
1
2
3
1
3
4
2
2
3
2
2
3
2
1
3
4
14
2
1
3
6
3
1
3
2
2
2
1
2
2
3
1
1
3
4
15
1
1
2
2
3
2
3
2
2
2
2
2
4
3
2
1
3
12
16
3
3
4
6
3
3
6
2
2
2
1
2
2
6
1
1
3
4
17
2
1
3
2
6
3
3
4
2
2
2
2
2
3
3
1
3
4
18
2
1
2
2
3
1
3
2
2
2
1
2
2
6
1
1
3
4
19
1
2
4
4
3
2
3
6
2
2
3
2
2
6
5
4
3
4
20
3
3
3
2
3
1
3
2
2
2
2
2
2
3
2
1
3
4
21
3
1
3
2
3
2
6
4
2
4
2
2
6
3
3
1
3
4
22
3
1
1
2
3
3
6
2
4
2
2
2
2
3
2
1
3
4
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
129
23
2
3
2
2
3
4
6
6
6
4
4
2
4
6
5
4
6
4
24
2
1
1
2
3
3
3
2
2
2
2
2
2
3
3
2
3
4
25
2
1
2
2
3
1
3
2
2
2
1
2
2
3
4
1
3
4
26
1
1
2
4
6
2
3
2
2
2
3
2
2
6
3
1
3
8
27
3
2
2
2
3
1
3
2
4
2
3
2
2
3
3
1
3
4
28
2
2
3
2
3
1
3
2
2
2
1
2
2
3
2
1
3
4
29
2
1
2
2
3
1
3
2
2
2
1
2
2
3
2
1
3
4
30
5
3
5
2
3
2
3
2
2
2
2
2
2
3
3
1
3
4
31
1
1
2
4
3
2
6
6
4
4
3
4
4
9
3
1
3
8
32
3
1
1
2
3
3
9
4
2
2
3
2
2
9
2
1
3
4
33
3
1
3
4
3
2
3
2
2
2
2
2
2
3
3
2
3
4
34
2
1
2
2
3
1
3
2
2
2
1
2
2
6
2
1
3
4
35
2
1
1
2
3
2
3
2
2
2
1
2
2
3
2
2
3
12
36
2
1
3
4
3
3
6
6
6
4
3
4
6
6
2
2
6
12
37
3
3
3
2
3
1
3
6
2
2
2
6
2
6
3
2
3
4
38
2
1
5
2
3
1
3
2
2
2
1
2
2
3
3
1
3
4
39
1
1
2
2
3
1
3
2
2
2
1
2
2
3
1
1
3
4
40
2
1
1
2
3
2
3
4
2
2
2
2
6
6
1
1
3
4
41
3
1
3
4
6
1
3
2
2
2
2
2
2
3
1
1
3
4
42
2
1
2
2
3
3
6
4
4
4
2
2
4
6
3
2
3
4
43
3
3
3
4
3
3
6
4
6
4
2
2
4
6
2
1
6
8
44
1
1
1
2
9
4
6
6
2
4
3
4
8
6
2
2
3
4
45
2
1
1
2
3
2
6
4
2
2
2
2
2
3
2
1
3
8
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
130
Aitem
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Subjek
1
4
4
4
3
4
2
4
3
3
3
3
3
3
3
4
2
4
4
4
3
4
6
4
3
3
3
3
3
3
3
4
3
4
4
4
6
4
4
4
3
3
3
6
3
3
3
4
4
4
4
4
3
4
4
4
3
3
3
3
3
3
3
4
5
4
4
4
3
4
2
4
3
3
3
3
3
3
3
4
6
4
4
4
3
4
4
4
3
3
3
6
6
3
3
4
7
4
4
4
3
4
2
4
3
3
3
9
9
3
3
4
8
4
4
4
3
4
2
4
3
3
3
9
6
3
3
4
9
4
4
4
3
4
4
4
3
3
6
6
6
3
3
4
10
4
4
8
6
4
2
4
3
3
3
9
9
3
3
4
11
4
8
4
9
8
6
4
3
3
3
3
3
3
3
4
12
4
4
4
3
4
4
4
3
3
6
3
3
3
3
4
13
4
4
4
3
4
4
4
3
3
3
3
3
3
3
4
14
4
4
4
3
4
2
4
3
3
3
3
3
3
3
4
15
4
4
4
3
4
6
4
3
3
3
6
3
3
3
4
16
4
12
12
6
4
8
4
3
3
3
3
3
3
3
4
17
4
8
4
9
4
8
4
3
3
3
3
3
3
3
4
18
4
4
4
3
4
2
4
3
3
3
6
3
3
3
4
19
4
4
4
6
4
4
4
3
3
3
3
3
3
3
4
20
4
4
4
3
4
4
4
6
3
3
12
12
3
3
4
21
4
8
8
6
4
4
4
3
3
3
9
6
3
3
4
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
131
22
4
4
4
6
4
4
4
3
3
3
9
6
3
3
4
23
4
8
8
9
4
4
4
9
3
8
9
6
9
6
4
24
4
8
4
3
4
2
4
3
3
3
6
3
3
3
4
25
4
4
4
3
4
6
4
3
3
3
3
3
3
3
4
26
4
4
4
3
4
6
4
3
3
6
3
3
3
3
4
27
4
4
4
3
4
6
4
3
3
3
3
3
3
3
4
28
4
4
4
3
4
4
4
3
3
3
3
3
3
3
4
29
4
4
4
3
4
4
4
3
3
3
6
3
3
3
4
30
4
4
4
3
4
4
4
3
3
3
3
3
3
3
4
31
8
4
4
6
8
4
4
3
3
3
6
6
3
3
4
32
4
8
4
6
4
6
4
3
3
3
3
3
3
3
4
33
4
8
4
6
4
4
4
3
3
3
6
3
3
3
4
34
4
4
4
3
4
2
4
3
3
3
3
3
3
3
4
35
4
4
4
9
4
2
4
3
3
3
3
3
3
3
4
36
4
4
4
6
8
6
8
6
3
6
6
6
6
6
4
37
4
4
4
6
4
4
4
3
3
6
3
3
3
3
4
38
4
4
4
3
4
2
4
3
3
9
9
6
3
3
4
39
4
4
4
3
4
2
4
3
3
3
3
3
3
3
4
40
4
4
4
3
4
2
4
3
3
3
9
6
3
3
4
41
4
4
4
3
4
6
4
3
3
3
3
3
3
3
4
42
4
4
4
6
4
4
4
3
3
3
9
6
3
3
4
43
4
4
4
6
4
6
4
6
6
9
9
9
3
6
8
44
4
12
4
3
4
10
4
3
6
6
6
3
3
3
4
45
8
4
4
6
4
2
4
3
3
3
3
3
3
3
4
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
132
Aitem
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
Skor
Total
Subjek
1
5
5
4
5
3
3
3
4
5
4
4
3
3
5
141
2
5
5
4
5
3
3
3
4
5
4
4
3
3
5
150
3
5
5
4
5
3
3
3
4
5
4
4
3
3
5
155
4
5
5
4
5
3
3
3
4
5
4
4
3
3
5
144
5
5
5
4
5
3
3
3
4
5
4
4
3
3
5
141
6
5
5
4
5
3
3
3
4
5
4
4
9
6
5
161
7
5
5
4
5
3
3
3
4
5
4
4
3
3
5
155
8
5
5
4
5
3
3
3
4
5
8
4
6
3
5
175
9
5
5
4
5
3
3
3
4
5
4
4
3
3
5
157
10
5
5
4
5
6
6
6
4
5
4
4
6
6
5
181
11
5
5
4
5
3
3
3
4
5
4
4
3
3
5
181
12
5
5
4
5
3
3
3
4
5
4
4
3
3
5
162
13
5
5
4
5
3
3
3
4
5
4
4
3
3
5
150
14
5
5
4
5
3
3
3
4
5
4
4
3
3
5
148
15
5
5
4
5
3
3
3
4
5
4
4
3
3
5
162
16
5
5
4
5
3
3
3
4
5
4
4
3
3
5
185
17
5
5
4
5
3
3
3
4
5
4
4
3
3
5
170
18
5
5
4
5
3
3
3
4
5
4
4
3
3
5
149
19
5
5
4
5
3
3
3
4
5
4
4
3
3
5
169
20
5
5
4
5
3
3
3
4
5
4
4
3
3
5
172
21
5
5
4
5
3
3
6
4
5
8
4
3
3
5
189
22
5
5
4
5
3
3
3
4
5
4
4
3
3
5
166
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
133
23
5
5
4
5
3
3
3
4
5
4
8
3
3
5
228
24
5
5
4
5
3
3
3
4
5
4
4
3
3
5
155
25
5
5
4
5
3
3
3
4
5
4
4
3
3
5
150
26
5
5
4
5
3
3
3
4
5
12
4
9
3
5
180
27
5
5
4
5
3
3
3
4
5
4
4
3
3
5
155
28
5
5
4
5
3
3
3
4
5
4
4
3
3
5
148
29
5
5
4
5
3
3
3
4
5
4
4
3
3
5
149
30
5
5
4
5
3
3
3
4
5
4
4
3
3
5
157
31
5
5
4
5
3
3
3
4
5
4
4
9
6
5
202
32
5
5
4
5
3
3
3
4
10
20
4
6
3
5
197
33
5
5
4
5
3
3
3
4
5
4
4
3
3
5
164
34
5
5
4
5
3
3
3
4
5
4
4
3
3
5
147
35
5
5
8
5
3
3
3
4
5
12
4
3
3
5
171
36
10
5
4
5
6
6
6
8
5
8
8
3
3
5
244
37
5
5
4
5
3
3
3
4
5
4
4
3
3
5
170
38
5
5
4
5
3
3
3
4
5
12
4
3
3
5
171
39
5
5
4
5
3
3
3
4
5
4
4
3
3
5
142
40
5
5
4
5
3
3
3
4
5
4
4
3
3
5
162
41
5
5
4
5
3
3
3
4
5
4
4
3
3
5
155
42
5
5
4
5
3
3
3
4
5
8
4
3
3
5
181
43
10
5
4
5
3
3
6
4
5
4
4
3
3
5
222
44
5
5
4
5
6
3
3
4
5
8
8
3
3
5
210
45
5
5
4
5
3
3
3
4
5
4
4
3
3
5
161
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Lampiran 7
Hasil Skor Perilaku Seksual Anak dari Guru
134
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
135
Aitem
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10 11 12 13 14 15 16 17 18
Subjek
1
3
2
3
2
3
1
3
2
2
2
1
2
2
3
3
1
3
4
2
3
3
2
2
3
1
3
2
2
2
1
4
2
3
2
1
3
4
3
2
3
3
2
3
2
3
2
2
2
1
2
2
3
3
1
3
4
4
3
1
1
2
3
3
3
2
2
2
1
2
2
3
2
1
3
4
5
1
1
1
2
3
2
3
2
2
2
1
2
2
3
1
1
3
4
6
1
1
1
2
3
2
3
2
2
2
1
2
2
3
1
1
3
4
7
1
1
1
2
3
2
3
2
2
2
1
2
2
3
3
1
3
4
8
1
1
1
2
3
2
3
4
2
2
2
2
8
3
2
2
3
4
9
1
1
2
2
3
2
3
2
2
2
1
2
2
3
1
1
3
4
10
1
1
1
2
3
3
6
2
2
2
1
2
2
3
1
1
3
4
11
2
1
3
2
3
4
12
4
2
2
2
2
2
3
2
1
3
4
12
2
1
1
2
3
2
3
4
2
2
2
2
4
6
2
1
3
4
13
1
1
3
2
3
3
3
2
2
2
1
2
2
3
1
1
3
4
14
1
1
3
2
3
2
3
2
2
2
2
2
2
3
3
1
3
4
15
1
1
1
2
3
3
3
2
2
2
1
2
6
3
3
1
3
4
16
2
3
3
2
3
1
3
2
2
2
2
2
2
3
3
1
3
4
17
2
1
2
2
3
3
3
4
2
2
2
2
2
3
2
1
3
4
18
2
1
3
2
3
2
3
2
2
2
2
2
2
3
2
1
3
4
19
1
2
2
2
3
1
3
2
2
2
1
2
2
3
2
2
3
4
20
1
3
2
2
3
1
3
2
2
2
1
2
2
3
3
1
3
4
21
2
1
2
2
3
4
9
4
2
2
2
4
6
3
2
1
3
4
22
2
1
1
2
3
3
6
2
2
2
2
2
4
3
2
1
3
4
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
136
23
3
3
4
2
3
3
6
4
2
2
2
2
4
6
3
2
6
4
24
2
1
1
2
3
3
3
2
2
2
2
2
4
3
1
1
3
4
25
2
1
2
2
3
1
3
2
2
2
1
2
2
6
3
1
3
4
26
1
1
2
2
3
2
3
2
2
2
3
2
2
3
2
1
3
4
27
3
3
3
2
3
1
3
2
2
2
2
4
2
3
3
1
3
4
28
3
1
3
4
3
1
3
2
2
2
1
4
2
3
3
1
3
4
29
2
3
3
4
3
1
3
2
2
2
1
4
2
3
2
1
3
4
30
3
1
3
2
3
1
3
2
2
2
1
2
2
3
2
1
3
4
31
1
2
4
2
3
3
3
4
2
2
3
2
4
3
2
1
3
8
32
4
2
1
2
3
4
12
6
2
4
3
4
6
9
2
1
3
8
33
1
2
5
2
3
3
3
2
2
2
2
2
4
3
2
1
3
4
34
1
1
2
2
3
3
3
2
2
2
1
2
2
9
1
1
3
12
35
1
1
3
2
3
3
3
2
2
2
1
2
2
6
1
1
3
8
36
3
1
1
4
3
4
9
6
4
4
4
4
8
9
3
3
9
12
37
3
2
3
2
3
3
3
4
2
2
2
6
4
6
2
2
3
4
38
1
3
3
2
3
1
3
2
2
2
1
2
2
3
3
1
3
4
39
1
1
2
2
3
1
3
2
2
2
1
2
2
3
2
1
3
4
40
3
1
3
4
3
2
3
2
2
2
2
4
4
6
3
1
3
4
41
3
3
3
4
3
1
3
2
2
2
1
4
2
3
2
1
3
4
42
2
4
3
4
3
3
6
4
2
2
1
4
6
6
3
1
3
4
43
3
3
3
2
6
3
6
4
2
2
2
4
6
6
3
1
6
4
44
3
3
3
2
3
4
6
4
2
2
1
6
8
6
2
1
3
4
45
3
2
3
2
3
2
6
2
2
2
1
4
2
3
3
1
3
8
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
137
Aitem
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Subjek
1
4
4
4
3
4
2
4
3
3
3
3
3
3
3
4
2
4
4
4
3
4
4
4
3
3
3
3
3
3
3
4
3
4
4
4
3
4
6
4
3
3
3
6
3
3
3
4
4
4
4
4
3
4
2
4
3
3
3
6
3
3
3
4
5
4
4
4
3
4
2
4
3
3
3
3
3
3
3
4
6
4
4
4
3
4
2
4
3
3
9
12
9
3
3
4
7
4
4
4
3
4
2
4
3
3
3
9
3
3
3
4
8
4
4
4
3
4
2
4
3
3
3
9
6
3
3
4
9
4
4
4
3
4
2
4
3
3
6
9
6
3
3
4
10
4
4
4
3
4
2
4
3
3
3
6
3
3
3
4
11
4
4
4
6
4
2
4
3
3
6
9
3
3
3
4
12
4
4
4
3
4
4
4
3
3
9
6
6
3
3
4
13
4
4
4
3
4
2
4
3
3
3
3
3
3
3
4
14
4
4
4
3
4
4
4
3
3
3
6
3
3
3
4
15
4
4
4
3
4
4
4
3
3
3
6
3
3
3
4
16
4
4
4
3
4
6
4
3
3
3
3
3
3
3
4
17
4
4
4
3
4
2
4
3
3
3
6
3
3
3
4
18
4
4
4
3
4
2
4
3
3
3
6
3
3
3
4
19
4
4
4
3
4
2
4
3
3
3
3
3
3
3
4
20
4
4
4
3
4
6
4
3
3
3
3
3
3
3
4
21
4
4
4
3
4
2
4
3
3
6
12
6
6
3
4
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
138
22
4
4
4
3
4
2
4
3
3
3
9
6
3
3
4
23
4
4
4
6
4
4
4
3
3
12
15
12
6
6
4
24
4
4
4
3
4
2
4
3
3
3
6
3
3
3
4
25
4
4
4
3
4
2
4
3
3
3
3
3
3
3
4
26
4
4
4
3
4
2
4
3
3
9
12
9
6
3
4
27
4
4
4
3
4
2
4
3
3
3
3
3
3
3
4
28
4
4
4
3
4
4
4
3
3
3
3
3
3
3
4
29
4
4
4
3
4
4
4
3
3
3
6
3
3
3
4
30
4
4
4
3
4
4
4
3
3
3
3
3
3
3
4
31
4
4
4
3
4
2
4
3
3
6
9
6
6
3
4
32
4
8
4
6
4
2
4
3
3
6
9
9
6
6
4
33
4
4
4
3
4
2
4
3
3
3
6
3
3
3
4
34
4
4
4
6
4
4
4
3
3
3
3
3
3
3
4
35
4
4
4
3
4
2
4
3
3
3
3
3
3
3
4
36
4
4
4
6
4
2
4
6
3
12
12
9
9
9
8
37
4
4
4
6
4
2
4
3
3
6
6
6
3
3
4
38
4
4
4
3
4
6
4
3
3
3
3
3
3
3
4
39
4
4
4
3
4
2
4
3
3
3
3
3
3
3
4
40
4
4
4
3
4
4
4
3
3
3
6
6
3
3
4
41
4
4
4
3
4
4
4
3
3
3
3
3
3
3
4
42
4
4
4
3
4
4
4
3
3
6
12
9
3
6
4
43
4
4
4
3
4
4
4
3
3
9
12
9
6
9
4
44
4
4
4
3
4
4
4
3
3
9
12
6
3
6
4
45
8
4
4
3
4
4
4
3
3
3
9
6
3
3
4
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
139
Aitem
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
Skor
Total
Subjek
1
5
5
4
5
3
3
3
4
5
4
4
3
3
5
148
2
5
5
4
5
3
3
3
4
5
4
4
3
3
5
151
3
5
5
4
5
3
3
3
4
5
4
4
3
3
5
156
4
5
5
4
5
3
3
3
4
5
4
4
3
3
5
149
5
5
5
4
5
3
3
3
4
5
4
4
3
3
5
142
6
5
5
4
5
3
3
3
4
5
4
4
3
3
5
163
7
5
5
4
5
3
3
3
4
5
4
4
3
3
5
150
8
5
5
4
5
3
3
3
4
5
4
4
3
3
5
162
9
5
5
4
5
3
3
3
4
5
4
4
3
3
5
155
10
5
5
4
5
3
3
3
4
5
4
4
3
3
5
149
11
5
5
4
5
3
3
3
4
5
4
4
3
3
5
172
12
5
5
4
5
3
3
3
4
5
4
4
3
3
5
166
13
5
5
4
5
3
3
3
4
5
4
4
3
3
5
145
14
5
5
4
5
3
3
3
4
5
4
4
3
3
5
152
15
5
5
4
5
3
3
3
4
5
4
4
3
3
5
154
16
5
5
4
5
3
3
3
4
5
4
4
3
3
5
153
17
5
5
4
5
3
3
3
4
5
4
4
3
3
5
152
18
5
5
4
5
3
3
3
4
5
4
4
3
3
5
150
19
5
5
4
5
3
3
3
4
5
4
4
3
3
5
145
20
5
5
4
5
3
3
3
4
5
4
4
3
3
5
150
21
5
5
4
5
3
3
6
4
5
4
4
3
3
5
183
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
140
22
5
5
4
5
3
3
3
4
5
4
4
3
3
5
160
23
5
5
4
5
3
3
6
4
5
4
8
3
3
5
215
24
5
5
4
5
3
3
3
4
5
4
4
3
3
5
150
25
5
5
4
5
3
3
3
4
5
4
4
3
3
5
148
26
5
5
4
5
6
3
3
4
5
8
4
6
3
5
180
27
5
5
4
5
3
3
3
4
5
4
4
3
3
5
152
28
5
5
4
5
3
3
3
4
5
4
4
3
3
5
153
29
5
5
4
5
3
3
3
4
5
4
4
3
3
5
156
30
5
5
4
5
3
3
3
4
5
4
4
3
3
5
148
31
10
5
4
5
3
3
3
4
5
8
4
3
3
5
182
32
5
5
4
5
3
3
6
4
10
12
8
6
3
5
233
33
5
5
4
5
3
3
3
4
5
4
4
3
3
5
155
34
5
15
4
5
3
3
3
4
5
4
12
3
3
5
181
35
5
15
12
5
3
3
3
4
5
12
4
3
3
5
178
36
10
5
4
5
9
3
6
4
10
12
12
3
3
5
278
37
5
5
4
5
3
3
3
4
5
4
4
3
3
5
174
38
5
5
4
5
3
3
3
4
5
4
4
3
3
5
151
39
5
5
4
5
3
3
3
4
5
4
4
3
3
5
143
40
5
5
4
5
3
3
3
4
5
4
4
3
3
5
166
41
5
5
4
5
3
3
3
4
5
4
4
3
3
5
154
42
5
5
4
5
3
3
3
4
5
4
4
3
3
5
190
43
5
5
4
5
3
3
3
4
5
4
4
3
3
5
204
44
5
5
4
5
3
3
3
4
5
4
4
3
3
5
192
45
5
5
4
5
3
3
3
4
5
4
4
3
3
5
173
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Lampiran 8
Hasil Uji Asumsi
141
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
142
UJI NORMALITAS
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
keterpaparan
N
seksual
45
Normal Parametersa
Mean
16.3111 167.1889
Std. Deviation
Most Extreme
Differences
45
14.60514 23.80157
Absolute
.132
.203
Positive
.123
.203
Negative
-.132
-.140
Kolmogorov-Smirnov Z
.886
1.364
Asymp. Sig. (2-tailed)
.413
.050
a. Test distribution is Normal.
UJI LINEARITAS
ANOVA Table
Sum of
Squares
seksual *
Between (Combined)
keterpaparan Groups
Linearity
Deviation
from
Linearity
Within Groups
Total
23708.561
11965.502
Mean
Square
df
28
F
Sig.
846.734 11.122
.000
1 11965.502 157.172
.000
11743.059
27
434.928
1218.083
16
76.130
24926.644
44
5.713
.000
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Lampiran 9
Hasil Uji Hipotesis
143
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Correlations
keterpaparan
keterpaparan Pearson Correlation
seksual
1
Sig. (1-tailed)
N
seksual
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N
.693**
.000
45
45
.693**
1
.000
45
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
45
144
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Lampiran 10
Respon Subjek terhadap Keterpaparan Lirik Lagu Dewasa
Percintaan
145
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
No
Judul Lagu
146
Jumlah subjek yang
mendengarkan lagu
1
1000 alasan – Zaskia Gothik
1
2
1 atau 2
4
3
Alamat Palsu – Ayu tingting
4
4
Ay – Bagindas
1
5
ABG Tua
14
6
Aku bukan superman – Lucky2 band
5
7
Aku yang tersakiti
1
8
Aku masih sayang – setia band
1
9
Aku terjatuh – Setia band
2
10
Asmara – Sertia band
1
11
Ayat-ayat cinta – Rossa
1
12
Bukak sitik jos
18
13
Baby-baby – JKT 48
12
14
Bunga Terakhir
2
15
Butiran debu
10
16
Baik-baik sayang
3
17
Buka hati mu
9
18
Bete – Dangdut
2
19
Bukan dia tapi aku – Judika
2
20
Bojoku nakal – Dangdut
1
21
Brondong tua – Siti Badriah
8
22
Bukan bang toyip
8
23
Belum tepat waktunya
1
24
Berlian
3
25
Buaya darat
1
26
Cinta butuh waktu
2
27
Cinta itu buta
1
28
Cinta satu malam – Melinda
7
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
29
Cucok rowo
1
30
Cari pacar lagi – Setia band
1
31
Cinta tak direstui
1
32
Cinta tak harus memiliki
1
33
Diam-diam suka – Cherry belle
12
34
Dilema – Cherry belle
9
35
Disaatku mencintaimu – Dadali
1
36
Doremi
3
37
Direject
5
38
Eeaaa- Coboy Junior
8
39
Empat Mata
3
40
Hip-hip Hura
2
41
Hargai aku
1
42
Harus terpisah
1
43
Hidup tanpa cinta – Rhoma Irama
1
44
Hidup untukmu mati tanpamu – Noah
1
45
Harmoni
1
46
Iwak peyek – trio macan
15
47
Jangan pergi – Priencess
1
48
Jangan cintai aku lagi
1
49
Jaga selalu hatimu – Seventin
1
50
Jangan ganggu pacarku – Lolita
1
51
Jodoh pasti bertemu
3
52
Kamu - Coboy junior
21
53
Kuingin kau mati saja – Souljah
1
54
Keong racun
1
55
Kita selamanya
1
56
Lumpuhkan ingatanku – Gesha
10
57
Love is you – Cherry belle
10
58
Memilih setia – Fatin
4
147
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
59
Mengejar mimpi – Yovie & Nuno
1
60
Mabuk cinta
1
61
Maafkan aku
1
62
Minyak wangi
2
63
Maafkan – Bagindas
1
64
Mohon ampun – D masiv
1
65
Menemukanmu – Seventin
1
66
Masa lalu
2
67
Nenek pahlawanku – Wali
7
68
Pacar rahasia
1
69
Pelan-pelan saja – Kotak
3
70
Pemilik hati
1
71
Percaya padaku
1
72
Pacarku hilang diambil orang
1
73
Puspa – St 12
3
74
Puisi Adinda- Noah
2
75
Pergilah kasih – D masiv
2
76
Pencuri hati
1
77
Pacar lima langkah
9
78
Rindu – Smash
1
79
Simfoni hitam – Sherina Munaf
1
80
Sendiri lagi – Blink
2
81
Separuh nafas – Dewa 19
1
82
Separuh aku – Noah
10
83
Sandiwara Cinta - Republik
3
84
Suka-suka – The changcuters
3
85
Suara kuberharap – Hijau daun
1
86
Siapa yang pantas – Domino
1
87
Seribu alasan – Zaskia Gotik
2
88
Setahun lalu – Geisha
1
148
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
89
Sudah cukup – Republik
1
90
Saat aku jauh – Setia band
1
91
Saat terakhir – Setia band
1
92
Satu jam saja
1
93
Takut jatuh cinta – Blink
11
94
Tentang rasa
1
95
Terbangun sendiri – Noah
1
96
Teman hidup - Tulus
1
97
Wedi karo bojo mu
2
98
Ya sudahlah – Bndan ft 2 black
3
99
Yank – Wali band
2
149
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Lampiran 11
Lirik Lagu dengan Frekuensi Sering Didengar oleh Anak
150
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ABG TUA
Kau tebarkan pesona ke setiap wanita
Tanpa kau sadari kau sudah lanjut usia
Tingkah lakumu bagaikan seorang remaja
Yang ingin dicinta dan selalu mencinta
Ku akui gayamu laksana arjuna
Yang mencari mangsa bila kau melihatnya
Tingkah lakumu bagaikan seorang remaja
Yang ingin dicinta dan selalu mencinta
REFF :
Abg tua tingkahmu semakin gila
Kau menjerat semua wanita
Wanita yang ada di depan mata
Rayuanmu sungguh mempesona
Abg tua tingkahmu semakin gila
Tak peduli apa yang kau rasa
Tak peduli anak bininya di rumah
Emang engkau penjahat wanita
Sumber : http://lirik.kapanlagi.com/artis/pl4t_band/abg_tua
151
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
KAMU – COBOY JUNIOR
Kamu buat aku tersipu buatku malu-malu
Saat bersamamu, saat ku sapa dirimu
Aku kok merinding buluku, kok jadi gugup aku
Saat bersamamu, saat kau senyum padaku
Mungkin inilah rasanya rasa suka pada dirinya
Sejak pertama aku bertanya facebook-mu apa nomermu berapa
Mungkin inilah rasanya cinta pada pandang pertama
Senyuman manismu itu buat aku dag dig dug melulu
Nanti aku follow twitter-mu aku tunggu retweet-mu
Agar aku tahu sukakah kamu kepadaku
Mungkin inilah rasanya rasa suka pada dirinya
Sejak pertama aku bertanya facebook-mu apa nomermu berapa
Mungkin inilah rasanya cinta pada pandang pertama
Senyuman manismu itu buat aku dag dig dug melulu
Yeah cuma kamu cuma kamu yang bisa membuatku
Tidur tak tentu memikirkanmu pujaan hati
Oh kamu cantik sekali
Oh tuhan aku hanya ingin dia tahu
Kau lucu kau sangat lucu
Mungkin inilah rasanya rasa suka pada dirinya
152
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
153
Sejak pertama aku bertanya facebook-mu apa nomermu berapa nomermu berapa
Mungkin inilah rasanya cinta pada pandang pertama
Senyuman manismu itu buat aku dag dig dug melulu
Mungkin inilah rasanya rasa suka pada dirinya
Sejak pertama (sejak pertama) aku bertanya
(kulihat senyumanmu lirikanmu begitu cantiknya kamu)
Facebook-mu apa nomermu berapa
Mungkin inilah rasanya cinta pada pandang pertama
Senyuman manismu itu buat aku dag dig dug melulu
Kamu kamu kamu kamu kamu kamu kamu kamu
Kamu kamu kamu kamu kamu kamu kamu kamu
Sumber : http://lirik.kapanlagi.com/artis/coboy_junior/kamu
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BUKA DIKIT JOSS
Hei kenapa kamu kalau nonton dangdut
Sukanya bilang ( Buka Dikit Joss )
Apa karena pakai rok mini jadi alesan
Sukanya…abang ini Lihat-lihat bodiku yang seksi..
Senangnya…abang ini intip-intip ku pakai rok mini
Hei kenapa kamu kalau nonton dangdut
Sukanya bilang ( Buka sitik Joss)
Apa karena pakai rok mini jadi alesan
Sukanya…abang ini Lihat-lihat bodiku yang seksi
Senangnya….abang ini Intip-intip ku pakai rok mini
Hei kenapa kamu kalau nonton dangdut
Sukanya bilang ( Buka Sitik Jos )
Apa karena pakai rok mini jadi alesan
Sukanya…abang ini Lihat-lihat bodiku yang seksi
Senangnya…abang ini Intip-intip ku pakai rok mini
Sumber: http://lirik.wikia.com/wiki/Juwita_Bahar_-_Buka_Dikit_Joss
154
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Lampiran 12
Surat Keterangan Penelitian
155
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
156
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
157
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
158
Download