SIARAN PERS Pemerintah Siap Paparkan Potensi Investasi Hijau Jakarta, 22 April 2015: Pemerintah siap memaparkan peluang potensi investasi hijau yang ditargetkan tumbuh 20% setiap tahun. Sejumlah Menteri akan menjabarkan peluang investasi hijau untuk menarik investor dalam dan luar negeri dalam acara bertajuk “Tropical Landscapes Summit: A Global Investment Opportunity” yang akan berlangsung 27-28 April 2015 di Jakarta “Saat ini investasi dan perkembangan industri yang ramah lingkungan sudah menjadi trend global. Untuk itu, Indonesia akan mengambil peluang ini untuk menarik investasi hijau saat menjadi tuan rumah Tropical Landscapes Summit dengan memaparkan portofilo potensi investasi hijau di Tanah Air,” ungkap Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani, di Jakarta. Beberapa CEO global yang dipastikan datang dan menjadi pembicara antara lain Mr. Sunny Verghese, Group MD and CEO Olam International, Mr.Gary Kotzen, Vice President of Global Sourcing, Costco Wholesale, Mr. Mark Burrows Managing Directir and Vice Chairman, Global Investment Banking, Credit Suisse, dan Mr. Stephen Rumsey, Chairman, Permian Global. “ Selain itu banyak pembicara juga merupakan CEO dalam negeri, untuk berbagai mengenai pengalaman investasi di Indonesia” jelas Franky. Menurut Franky, selama 5 tahun terakhir (2010-2014) total realisasi investasi hijau sudah sekitar 30,3% dari total nilai investasi, yaitu sebesar Rp 486 triliun dibanding total nilai investasi Rp 1.600 triliun. Dari realisasi tersebut, sebanyak USD 26,8 miliar merupakan PMA dan Rp 139,1 triliun merupakan PMDN. BKPM menargetkan investasi hijau akan tumbuh rata-rata 20% setiap tahun, hingga diperkirakan pada 2019 investasi hijau PMA mencapai USD56 milyar dan PMDN Rp.448 triliun. Acara Tropical Landscapes Summit ini, jelasnya, menjadi sangat strategis bagi Indonesia untuk menjadi role model bagi pembangunan ekonomi hijau yang berkelanjutan. Karena untuk mempercepat pembangunan infrastruktur hijau atau yang ramah lingkungan membutuhkan biaya yang cukup besar, dan acara ini diharapkan menjadi peluang untuk menarik investor. Menurut Franky, sejumlah menteri ekonomi seperti Menteri ESDM Sudirman Said akan memaparkan peluang dan potensi energi baru dan terbarukan serta konversi energi sesuai dengan karakter daerahnya, Menteri Likungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya akan menjelaskan potensi ecotourism dan berbagai insentif yang sudah ada di kementeriannya. “Juga menteri-menteri ekonomi lainnya akan mempromosikan program pengembangan investasi hijau dan berdiskusi langsung dengan para pemangku kepentingan dalam kerangka regulasi dan ekosistem yang mendukung terciptanya ekonomi hijau,” jelas Franky. Delapan sektor potensial untuk investasi hijau antara lain Pertanian, Kehutanan, Perikanan, Pengusahaan tenaga panas bumi, industri pengolahan (biomassa, biofuel, komponen transportasi), pengadaan listrik dari sumber terbarukan, pengelolaan sampah dan daur ulang, dan pariwisata alam (ecotourism). Energi Baru & Terbarukan Menteri ESDM Sudirman Said menegaskan, investasi hijau di bidang energi menjadi prioritas pemerintah yaitu pengembangan energi terbarukan dan konservasi energi. “Namun untuk pengembangan program energi terbarukan diperlukan anggaran yang besar, yaitu 10 kali lebih besar dari APBN-P 2015 hanya Rp 1,03 triliun,” kata Sudirman. Dia menambahkan Indonesia memiliki potensi sumber daya energi terbarukan. Data Kementerian ESDM, menyebut potensi energi hidro yang teridentifikasi sebesar 75 gigawatt (GW), potensi surya sebesar 112 GW, bahan bakar nabati (biofuel) mencapai 32 GW, angin 0,95 GW, biomassa 32 GW, panas bumi 28,8 GW, dan laut 60 GW. Selain itu, Sudirman juga menegaskan pemerintah telah mewajibkan campuran 15 persen bahan bakar nabati (biodiesel) yang berbasis minyak sawit (CPO) untuk dicampurkan dalam solar. “Untuk itu, Kementerian ESDM akan meminta peningkatan anggaran program EBTK untuk meningkatkan produksi dan konsumsi energi baru, agar Indonesia tidak terlalu bergantung pada energi fosil, yang cadangannya terus menurun dan energi terbarukan secara bertahap bisa menggantikan minyak bumi,“ jelas Sudirman. Transformasi Franky menjelaskan, dalam investasi dan program pengembangan industri, pelaku usaha mempunyai peranan penting dalam transformasi dari skema business as usual menuju industri hijau. Terlebih lagi dalam Undang – Undang (UU) No. 3 Tahun 2014 tentang perindustrian dapat memberikan payung hukum untuk mengembangkan industri nasional menuju industri hijau dalam proses produksi dengan menekankan efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya secara berkelanjutan. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Siti Nurbaya menilai selama ini banyak pelaku usaha yang belum paham pengelolaan risiko yang timbul dari proyek pembangunan, terutama bagi masyarakat dan lingkungan hidup. “Jika melihat degradasi hutan memang datanya cukup dahsyat, terutama tahun 1996-2006, mencapai 2 juta hektar. Namun, sudah menurun drastis dari tahun 2006 sampai 2014, sudah 600 ribu hektar. Masih terjadinya kerusakan alam dikarenakan masih belum tersosialisikannya dengan baik mengenai insentif di investasi hijau ke kalangan pengusaha,” jelasnya. Menurut Siti, kebijakan pemerintah untuk investasi hijau sudah ada beberapa. Misal, soal reputasi melalui program penilaian peringkat perusahaan seperti proper hijau, hitam dan lainnya. “Perusahaaan memang harus efisien dan untung, tetapi juga harus memperhatikan lingkungan dan pertumbuhan yang berkelanjutan,“pungkas Siti. Siti menegaskan untuk melakukan investasi hijau yang ramah lingkungan memang membutuhkan dana yang besar. Untuk itu, katanya,KLHK mengajak Otoritas Jasa Keuangan (OJK) membuat regulasi pendukung agar perbankan dan lembaga pembiayaan mau memberikan insentif khusus bagi perusahaan yang ramah lingkungan. BKPM dalam penyelenggaran Tropical Landscape Summit ini bekerjasama dengan Kantor Staf Kepresidenan dan United Nations Office for REDD+ Coordination (UNORCID). Pertemuan internasional ini sangat prestisius karena menghadirkan para pembicara dan pengambil keputusan dari dalam dan luar negeri, 12 menteri ekonomi, deputi gubernur Bank Indonesia, Komisioner OJK, Kadin Indonesia, 40 CEO di berbagai bidang industri dari dalam dan luar negeri, gubernur dan walikota serta 20 NGO. Peserta yang sudah konfirmasi akan hadir mencapai 700 orang terdiri atas para CEO dalam dan luar negeri, akademisi, dan NGO, lembaga riset serta mitra pemerintah lainnya. “Kami mengajak berbagai pihak yang mendukung investasi hijau untuk datang dan mengambil bagian dari momentum penting ini,” kata Franky. Peserta dapat mendaftarkan diri secara gratis melalui situs www.summit2015.org. Untuk keterangan lebih lanjut : Sekretariat Tropic (Tropical Landscape Summit) Kepala Biro Peraturan Perundang-Undangan, Humas dan TU BKPM RI Ariesta Riendrias Puspasari HP : +62816 1946825 ; email : [email protected] Natasha Ardiani, Sekretariat TLS HP: +62 81 1101 7222; email: [email protected] Brittany Benson, Sekretariat TLS HP: +62 822 9135 1507; email : [email protected]