PUTUSAN NOMOR : 391/PDT/2015/PT-MDN

advertisement
PUTUSAN
NOMOR : 391/PDT/2015/PT-MDN
“DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA”
Pengadilan Tinggi Medan yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara
Perdata dalam Pengadilan Tingkat Banding telah menjatuhkan Putusan sebagai
berikut dalam perkara antara :
SATER SIMAMORA, Umur 63 Tahun, Pekerjaan Petani, beralamat di Dusun Data
Nauli Desa Tebing Linggahara Kec. Bilah Barat Kab.
Labuhan
Batu,
selanjutnya
disebut
sebagai
PEMBANDING I semula PENGGUGAT I ;
MARULI TUA SILAEN, Umur 32 Tahun, Pekerjaan Wiraswasta, beralamat di
Dusun Data Nauli Desa Tebing Linggahara Kec. Bilah
Barat Kab. Labuhan Batu, selanjutnya disebut sebagai
PEMBANDING II semula PENGGUGAT II ;
ESTERIA Br SIAGIAN, Umur 63 Tahun, Pekerjaan Petani, beralamat di Dusun
Data Nauli Desa Tebing Linggahara Kec. Bilah Barat Kab.
Labuhan
Batu,
selanjutnya
disebut
sebagai
PEMBANDING III semula PENGGUGAT III ;
MARENNA TANJUNG, Umur 60 Tahun, Pekerjaan Petani, beralamat di Dusun
Data Nauli Desa Tebing Linggahara Kec. Bilah Barat Kab.
Labuhan Batu, selanjutnya disebut sebagai PEMBANDING
IV semula PENGGUGAT IV ;
LAWAN
ASENG Alias ALI BASA, Umur 60 Tahun, Pekerjaan Wraswasta, beralamat di
Jalan KH. Ahmad Dahlan No. 52 Rantau Prapat Kec.
Rantau Utara Kab. Labuhan Batu, selanjutnya disebut
sebagai TERBANDING semula TERGUGAT ;
Putusan No. 391/PDT/2015/PT.MDN
Hal 1 dari 40
Pengadilan Tinggi tersebut ;
Setelah membaca berkas perkara Pengadilan Negeri Rantau Prapat
Nomor 38/Pdt.G/2014/PN-Rap tanggal 23 April 2015 dan surat-surat yang
bersangkutan dengan perkara tersebut ;
TENTANG DUDUK PERKARA
Menimbang, bahwa Penggugat dengan surat gugatan tanggal 12
September 2014 yang diterima dan didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan
Negeri Rantau Prapat pada tanggal 12 September 2014 dalam Register Nomor
38/Pdt.G/2014/PN.Rap, telah mengajukan gugatan sebagai berikut :
1.
Bahwa pada tahun 1968 Para Penggugat serta warga masyarakat Dusun
Danau Bale Desa Tebing Linggahara telah menguasai dan mengusahai
lahan persawahan dengan cara membuka hutan rawa menjadi lahan
persawahan yang terletak di Dusun Danau Bale Desa Tebing Linggahara
Kecamatan Bilah Hulu yang sekarang setelah pemekaran menjadi Dusun
Data Nauli Desa Tebing Linggahara Kec. Bilah Barat Kabupaten Labuhan
Batu.
2.
Bahwa pada tanggal 22 April 1974 Kepala Kampung/Ketua Panitia
Landreform Desa Tebing Linggahara menyurati Camat Bilah Hulu dengan
No.18/3 usul Pemberian Hak Milik.
3.
Bahwa pada tahun 1974 Camat Bilah Hulu/Ketua Panitia Landreform
menyurati Kepala Sub Direktorat Agraria Badan Pekerja Panitia Landreform
Kabupaten Labuhan Batu Utara No. 1404/3 perihal usul pemberian hak
milik.
4.
Bahwa tanggal 23 April 1974 Kepala Kantor Direktorat Agraria Kabupaten
Labuhan Batu menyurati Gubernur Kepala Daerah Provinsi Sumatera Utara
Up
Kepala
Direktorat
No.JA/LB/476/02/1974
Perihal
Agraria
Provinsi
Pemberian
Hak
Sumatera
Milik
tanah
Utara
objek
Landreform kepada 53 (lima puluh tiga) orang seluas 85,6489 M yang
terletak di Dusun Data Nauli Desa Tebing Linggahara Kec. Bilah Barat
Kabupaten Labuhan Batu, yang diantaranya adalah Para Penggugat.
Putusan No. 391/PDT/2015/PT.MDN
Hal 2 dari 40
5.
Bahwa pada tanggal 20 Mei 1974 Gubernur Provinsi Sumatera Utara
mengeluarkan Surat Keputusan No.193/DA/HML/LB/1974 memberikan Hak
Milik atas tanah objek Landreform seluas 15.000 M atas nama Ribu yang
telah diganti rugi kepada Penggugat-I yang terletak di Dusun Data Nauli
Desa Tebing Linggahara Kec. Bilah Barat Kabupaten Labuhan Batu,
dengan batas-batas dan ukuran sebagai berikut :
-
Sebelah Utara berbatas dengan tanah Negara terukur……..150M
-
Sebelah Selatan berbatas dengan E.Pasaribu terukur………150M
-
Sebelah Timur berbatas dengan Tanah Negara terukur…….100M
-
Sebelah Barat berbatas dengan Y.Simamora terukur………..100M
Sebagaimana
termuat
dan
termaktub
dalam
Surat
Keputusan
No.193/DA/HML/LB/1974, atas nama Ribu yang untuk selanjutnya disebut
sebagai Objek Gugatan.
6.
Bahwa pada tanggal 20 Mei 1974 Gubernur Provinsi Sumatera Utara
mengeluarkan Surat Keputusan No.193/DA/HML/LB/1974 memberikan Hak
Milik atas tanah objek Landreform seluas 10.000 M atas nama Rasiman
yang telah diganti rugi kepada Penggugat-I yang terletak di Dusun Data
Nauli Desa Tebing Linggahara Kec. Bilah Barat Kabupaten Labuhan Batu,
dengan batas-batas dan ukuran sebagai berikut :
-
Sebelah Utara berbatas dengan Tanah Negara terukur…….100M
-
Sebelah Selatan berbatas dengan Tanah Negara terukur…..100M
-
Sebelah Timur berbatas dengan Silaen terukur………………100M
-
Sebelah Barat berbatas dengan Naek terukur………………..100M
Sebagaimana
termuat
dan
termaktub
dalam
Surat
Keputusan
No.193/DA/HML/LB/1974, atas nama Rasiman yang untuk selanjutnya
disebut sebagai Objek Gugatan.
7.
Bahwa pada tanggal 20 Mei 1974 Gubernur Provinsi Sumatera Utara
mengeluarkan Surat Keputusan No.193/DA/HML/LB/1974 memberikan Hak
Milik atas tanah objek Landreform seluas 18750 M atas nama E.Pasaribu
yang telah diganti rugi kepada Penggugat-I yang terletak di Dusun Data
Nauli Desa Tebing Linggahara Kec. Bilah Barat Kabupaten Labuhan Batu,
dengan batas-batas dan ukuran sebagai berikut :
-
Sebelah Utara berbatas dengan Ribu terukur……………….150M
-
Sebelah Selatan berbatas dengan Tanah Negara terukur…..156M
-
Sebelah Timur berbatas dengan Tanah Negara terukur…….125M
-
Sebelah Barat berbatas dengan Y. Simamora terukur……….120M
Putusan No. 391/PDT/2015/PT.MDN
Hal 3 dari 40
Sebagaimana
termuat
dan
termaktub
dalam
Surat
Keputusan
No.193/DA/HML/LB/1974, atas nama E.Pasaribu yang untuk selanjutnya
disebut sebagai Objek Gugatan.
8.
Bahwa pada tanggal 20 Mei 1974 Gubernur Provinsi Sumatera Utara
mengeluarkan Surat Keputusan No.193/DA/HML/LB/1974 memberikan Hak
Milik atas tanah objek Landreform seluas 15.000M atas nama Naek orang
tua dari Penggugat-II yang terletak di Dusun Data Nauli Desa Tebing
Linggahara Kec. Bilah Barat Kabupaten Labuhan Batu, dengan batas-batas
dan ukuran sebagai berikut :
-
Sebelah Utara berbatas dengan Rumintang terukur………….76M
-
Sebelah Selatan berbatas dengan Ribu terukur………………..60M
-
Sebelah Timur berbatas dengan Rasiman terukur……...115+110M
-
Sebelah Barat berbatas dengan Amon terukur………………..217M
Sebagaimana
termuat
dan
termaktub
dalam
Surat
Keputusan
No.193/DA/HML/LB/1974, atas nama Naek yang untuk selanjutnya disebut
sebagai Objek Gugatan;
9.
Bahwa pada tanggal 20 Mei 1974 Gubernur Provinsi Sumatera Utara
mengeluarkan Surat Keputusan No.193/DA/HML/LB/1974 memberikan Hak
Milik atas tanah objek Landreform seluas 20.000 M atas nama M.Silaen
(suami) dari Penggugat-III yang terletak di Dusun Data Nauli Desa Tebing
Linggahara Kec. Bilah Barat Kabupaten Labuhan Batu, dengan batas-batas
dan ukuran sebagai berikut :
-
Sebelah Utara berbatas dengan Panjaitan terukur…………..100M
-
Sebelah Selatan berbatas dengan Tanah Negara terukur…...100M
-
Sebelah Timur berbatas dengan Tanah Negara terukur……..200M
-
Sebelah Barat berbatas dengan Y. Silaen terukur…………….200M
Sebagaimana
termuat
dan
termaktub
dalam
Surat
Keputusan
No.193/DA/HML/LB/1974, atas nama M.Silaen yang untuk selanjutnya
disebut sebagai Objek Gugatan.
10.
Bahwa pada tanggal 20 Mei 1974 Gubernur Provinsi Sumatera Utara
mengeluarkan Surat Keputusan No.193/DA/HML/LB/1974 memberikan Hak
Milik atas tanah objek Landreform seluas 10.000M atas nama Rumintang
(suami) dari Penggugat-IV yang terletak di Dusun Data Nauli Desa Tebing
Linggahara Kec. Bilah Barat Kabupaten Labuhan Batu, dengan batas-batas
dan ukuran sebagai berikut :
Putusan No. 391/PDT/2015/PT.MDN
Hal 4 dari 40
-
Sebelah Utara berbatas dengan O.Silaen terukur……………100M
-
Sebelah Selatan berbatas dengan Naek terukur………………100M
-
Sebelah Timur berbatas dengan Y. Simamora terukur……….100M
-
Sebelah Barat berbatas dengan Tanah Negara terukur……...100M
Sebagaimana
termuat
dan
termaktub
dalam
Surat
Keputusan
No.193/DA/HML/LB/1974, atas nama Rumintang yang untuk selanjutnya
disebut sebagai Objek Gugatan.
11.
Bahwa jumlah keseluruhan objek gugatan yang dimiliki dan dikuasai oleh
Para Penggugat adalah lebih kurang seluas 9 Ha.
12.
Bahwa oleh karena setiap musim hujan tiba lahan Para Penggugat dan
masyarakat lainnya yang tergabung dilahan Landreform sering banjir dan
digenangi air, maka pada tanggal 01 Mei 1982 Penggugat-I, Penggugat-II,
Penggugat-III dan Penggugat-IV serta mesyarakat menyurati Bupati Kepala
Daerah TK II dan Ketua DPRD Kabupaten Labuhan Batu dengan surat
No.02/In/1982 tentang pernyataan/permohonan agar dibuka irigasi dilahan
objek gugatan.
13.
Bahwa pembangunan waduk irigasi tersebut dikerjakan proyek pada tahun
1983 dan selesai pada tahun 1984, dan pada tanggal 28 April 1984
diadakan rapat musyawarah pembahasan penertiban tanah-tanah yang
dihadiri 40 (empat puluh) warga Danau Bale agar tanah yang telah
diberikan dapat dikelola dengan baik karena sudah dibangun Pemerintah
Irigasi (pengairan).
14.
Bahwa pada tanggal 11 Mei 1984 Kepala Dusun Data Nauli (M.Simamora)
yang diketahui oleh Kepala Desa TebingLinggahara mengeluarkan
pengumuman No. 235/384 tentang pelaporan tanah masyarakat kepada
Panitia Penertiban Pengolahan Pertanian.
15.
Bahwa pada tanggal 25 Agustus 1982 Bapak Jalaluddin Pane sebagai
Bupati
Daerah
TK
II
Labuhan
Batu
mengeluarkan
Instruksi
No.
793/3110/Inst/1982 tentang penertiban dan pendayagunaan tanah rawa
menjadi lahan persawahan.
16.
Bahwa guna melancarkan penertiban tanah di Dusun Data Nauli, Kepala
Desa TeingLinggahara mengeluarkan Surat Tugas No.145/553/1988 yang
Putusan No. 391/PDT/2015/PT.MDN
Hal 5 dari 40
diberikan kepada Penggugat-I
selaku Kepala Dusun Data Nauli Desa
TebingLinggahara .
17.
Bahwa pada tahun 1992 datang Tergugat menguasai dan mengusahai
objek gugatan dengan cara menanam dengan tanaman kelapa sawit.
18.
Bahwa antara Para Penggugat dan Tergugat telah beberapa kali
melakukan musyawarah dan mufakat agar permasalahan objek gugata
diselesaikan dengan jalan kekeluargaan, agar objek gugatan diserahkan
kepada Para Penggugat, namun upaya tersebut berakhir sia-sia, sehingga
Para Penggugat memutuskan untuk memajukan Gugatan ini ke Pengadilan
Negeri Rantauprapat.
19.
Bahwa selama ini, Tergugat telah pula memperoleh keuntungan dengan
menguasai Objek Gugatan tanpa hak, dengan menanam tanaman kelapa
sawit yang seharusnya objek gugatan tersebut diperuntukan sebagai areal
tanah persawahan sesuai dengan Instruksi Bupati Kepala Daerah TK II
Labuhan
BAtu
No.
793/3110/Inst/1982
tentang
penertiban
dan
pendayagunaan tanah rawa menjadi lahan persawahan.
20.
Bahwa perbuatan Tergugat sebagaimana diuraikan di atas, menurut hukum
dikwalifisir sebagai “Perbuatan Melawan Hukum/On recht matigedaad”
yang telah menimbulkan kerugian baik materiil maupun immateriil kepada
Para Penggugat, sebab hingga kini Tergugat belum menyerahkan Objek
Gugatan dan masih menguasainya tanpa hak.
21.
Bahwa karena telah nyata menurut hukum bahwa objek Gugatan adalah
merupakan Hak Milik dari Para Penggugat dan penguasaan Tergugat atas
Objek Gugatan adalah tanpa hak (pebuatan melawan hukum), maka
adalah patut dan beralasan hukum jika Tergugat atau siapa saja yang
menguasai atau memperoleh hak dari Tergugat karena jual beli, sewa
menyewa, Hibah dan sebagainya, untuk mengosongkan Objek Gugatan
agar diserahkan kepada Para Penggugat tanpa beban apapun.
22.
Bahwa kerugian materil yang diderita Para Penggugat dapat diperinci
sebagai berikut :
- Jika Objek Gugatan seluas lebih kurang 4,5 Ha yang dimiliki oleh
Penggugat-I ditanam dengan padi dapat 3 kali panen dalam setahun,
maka besarnya keuntungan yang diperoleh oleh Penggugat-I pertahun
Putusan No. 391/PDT/2015/PT.MDN
Hal 6 dari 40
adalah lebih kurang Rp. 1.000.000/Ha x 4,5 Ha = Rp. 4.500.000,-(empat
juta lima ratus ribu rupiah) x 3kali panen = Rp.13.500.000,-(tiga belas
juta lima ratus ribu rupiah) x 12 tahun = Rp. 162.000.000,-(seratus enam
puluh dua juta rupiah)
- Jika Objek Gugatan seluas lebih kurang 1,5 Ha yang dimiliki oleh
Penggugat-II ditanam dengan padi dapat 3 kali panen dalam setahun,
maka besarnya keuntungan yang diperoleh oleh Penggugat-I pertahun
adalah lebih kurang adalah lebih kurang Rp. 1.000.000/Ha x 1,5 Ha =
Rp. 1.500.000,-(satu juta lima ratus ribu rupiah) x 3kali panen
Rp.4.500.000,-(empat juta lima ratus ribu rupiah) x 12 tahun = Rp.
54.000.000,-(lima puluh empat juta rupiah)
- Jika Objek Gugatan seluas lebih kurang 2 Ha yang dimiliki oleh
Penggugat-III ditanam dengan padi dapat 3 kali panen dalam setahun,
maka besarnya keuntungan yang diperoleh oleh Penggugat-I pertahun
adalah lebih kurang adalah lebih kurang Rp. 1.000.000/Ha x 2 Ha = Rp.
2.000.000,-(dua juta rupiah) x 3kali panen Rp.6.000.000,-(enam juta
rupiah) x 12 tahun = Rp. 72.000.000,-(tujuh puluh dua juta rupiah)
- Jika Objek Gugatan seluas lebih kurang 1 Ha yang dimiliki oleh
Penggugat-IV ditanam dengan padi dapat 3 kali panen dalam setahun,
maka besarnya keuntungan yang diperoleh oleh Penggugat-I pertahun
adalah lebih kurang adalah lebih kurang Rp. 1.000.000/Ha x 1Ha = Rp.
1.000.000,-(satu juta rupiah) x 3kali panen Rp.3.000.000,-(tiga juta
rupiah) x 12 tahun = Rp. 36.000.000,-(tiga puluh enam juta rupiah)
Total kerugian yang dialami oleh Para Penggugat adalah :
-
Penggugat-I sebesar …………….Rp. 162.000.000,-
-
Penggugat-II sebesar…………….Rp. 54.000.000,-
-
Penggugat-III sebesar……………Rp. 72.000.000,-
-
Penggugat-IV sebesar……………Rp. 36.000.000,Jumlah……………………………..Rp. 324.000.000,-
Bahwa kerugian immateriil dapat diperinci sebagai berikut :
- Kerugian Para Penggugat karena tidak dapat merasakan kebahagiaan
dan kenikmatan menguasai Objek Gugatan sebagai harta milik Para
Penggugat,
yang
diperhitungkan
masing-masing
sebesar
Rp.1.000.000.000,-(satu milyar rupiah) x 4 orang Penggugat = Rp.
4.000.000.000,-(empat milyar rupiah).
Putusan No. 391/PDT/2015/PT.MDN
Hal 7 dari 40
- Kerugian
Para
Penggugat
untuk
menghabiskan
waktu
energy
memikirkan dan menyelesaikan perkara ini sehingga menimbulkan
frustasi berkepanjangan, yang diperhitungkan masing-masing sebesar
Rp.500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) x 4 orang Penggugat =
Rp.2.000.000.000,- (dua milyar rupiah)
Kerugian Materil + kerugian immaterial = Rp. 324.000.000,- (tiga ratus
dua puluh empat juta rupiah) + Rp. 4.000.000.000 (empat milyar rupiah)
+ Rp.2.000.000.000,- (dua milyar rupiah) = Rp.6.324.000.000,- (enam
milyar tiga ratus dua puluh empat juta rupiah).
- Kerugian immaterial lainnya yang tak dapat disebutkan satu persatu
sebesar tidak terhingga.
Bahwa oleh karena kerugian Para Penggugat tersebut adalah akibat dari
Pebuatan Melawan Hukum yang dilakukan oleh Tergugat, maka cukup
beralasan hukum jika terhadap Tergugat dihukum untuk membayar ganti
kerugian sebesar Rp.6.324.000.000,- (enam milyar tiga ratus dua puluh
empat juta rupiah).
23.
Bahwa oleh karena telah nyata, Otentikasi dan dasar kepemilikan Para
Penggugat atas Objek Gugatan adalah Surat Keputusan Gubenur
No.193/DA/HML/LB/1974 tertanggal 20 Mei 1974 yang dikeluarkan oleh
Gubernur Sumatera Utara, maka untuk mencegah agar Tergugat tidak
semena-mena mengalihkan objek gugatan dan menjaga agar gugatan ini
tidak Illusioneer, maka adalah patut dan beralasan hukum jika terhadap
objek gugatan diletakkan Sita Jaminan (Consevatoir Beslag), sebelum
pokok perkara ini diputuskan oleh Pengadilan Negeri Rantauprapat.
24.
Bahwa untuk menjamin pelaksanaan Putusan perkara ini, maka adalah
patut dan beralasan hukum jika Tergugat harus dihukum untuk membayar
uang paksa (dwangsom) sebesar Rp.1.000.000,- (satu juta rupiah) untuk
setiap hari jika Tergugat lalai melaksanakan isi amar Putusan.
25.
Bahwa karena Putusan ini didasarkan pada ukti-ukti otentik, maka adalah
patut dan beralasan hukum jika Putusan ini dapat dijalankan serta merta
meskipun ada upaya hukum Banding, Verzet, maupun Kasasi (Uit
Voerbaarbij Vooraad).
26.
Bahwa karena Tergugat berada dipihak yang dikalahkan, maka adalah
patut dan beralasan hukum jika Tergugat dihukum untuk membayar segala
biaya yang timbul dalam perkara ini.
Putusan No. 391/PDT/2015/PT.MDN
Hal 8 dari 40
Berdasarkan seluruh dalil-dalil Gugatan diatas, Para Penggugat mohon kepada
Ketua Pengadilan Negeri Rantauprapat Cq Majelis Hakim Yang Memeriksa dan
Mengadili perkara ini agar dapat memutuskan sebagai berikut :
1.
Mengabulkan Gugatan Para Penggugat seluruhnya.
2.
Menyatakan bahwa Para Penggugat adalah pemilik yang sah dari Objek
Gugatan, berupa :
a. Surat Keputusan No.193/DA/HML/LB/1974 tertanggal 20 Mei 1974
memberikan Hak Milik atas tanah objek Landreform seluas 15.000 M
atas nama Ribu yang telah diganti rugi kepada Penggugat-I
yang
terletak di Dusun Data Nauli Desa Tebing Linggahara Kec. Bilah Barat
Kabupaten Labuhan Batu, dengan batas-batas dan ukuran sebagai
berikut :
-
Sebelah Utara berbatas dengan tanah Negara terukur……..150M
-
Sebelah Selatan berbatas dengan E.Pasaribu terukur……….150M
-
Sebelah Timur berbatas dengan Tanah Negara terukur……..100M
-
Sebelah Barat berbatas dengan Y.Simamora terukur………..100M
b. Surat Keputusan No.193/DA/HML/LB/1974 tertanggal 20 Mei 1974
memberikan Hak Milik atas tanah objek Landreform seluas 10.000 M
atas nama Rasiman yang telah diganti rugi kepada Penggugat-I yang
terletak di Dusun Data Nauli Desa Tebing Linggahara Kec. Bilah Barat
Kabupaten Labuhan Batu, dengan batas-batas dan ukuran sebagai
berikut :
-
Sebelah Utara berbatas dengan Tanah Negara terukur……..100M
-
Sebelah Selatan berbatas dengan Tanah Negara terukur…...100M
-
Sebelah Timur berbatas dengan Silaen terukur……………….100M
-
Sebelah Barat berbatas dengan Naek terukur…………………100M
c. Surat Keputusan No.193/DA/HML/LB/1974 tertanggal 20 Mei 1974
memberikan Hak Milik atas tanah objek Landreform seluas 18750 M
atas nama E.Pasaribu yang telah diganti rugi kepada Penggugat-I yang
terletak di Dusun Data Nauli Desa Tebing Linggahara Kec. Bilah Barat
Kabupaten Labuhan Batu, dengan batas-batas dan ukuran sebagai
berikut :
-
Sebelah Utara berbatas dengan Ribu terukur………………...150M
-
Sebelah Selatan berbatas dengan Tanah Negara terukur…...156M
-
Sebelah Timur berbatas dengan Tanah Negara terukur……..125M
-
Sebelah Barat berbatas dengan Y. Simamora terukur………..120M
Putusan No. 391/PDT/2015/PT.MDN
Hal 9 dari 40
d. Surat Keputusan No.193/DA/HML/LB/1974 tertanggal 20 Mei 1974
memberikan Hak Milik atas tanah objek Landreform seluas 15.000M
atas nama Naek orang tua dari Penggugat-II yang terletak di Dusun
Data Nauli Desa Tebing Linggahara Kec. Bilah Barat Kabupaten
Labuhan Batu, dengan batas-batas dan ukuran sebagai berikut :
-
Sebelah Utara berbatas dengan Rumintang terukur…………..76M
-
Sebelah Selatan berbatas dengan Ribu terukur………………...60M
-
Sebelah Timur berbatas dengan Rasiman terukur……...115+110M
-
Sebelah Barat berbatas dengan Amon terukur………………..217M
e. Surat Keputusan No.193/DA/HML/LB/1974 tertanggal 20 Mei 1974
memberikan Hak Milik atas tanah objek Landreform seluas 20.000 M
atas nama M.Silaen (suami) dari Penggugat-III yang terletak di Dusun
Data Nauli Desa Tebing Linggahara Kec. Bilah Barat Kabupaten
Labuhan Batu, dengan batas-batas dan ukuran sebagai berikut :
f.
-
Sebelah Utara berbatas dengan Panjaitan terukur…………..100M
-
Sebelah Selatan berbatas dengan Tanah Negara terukur…...100M
-
Sebelah Timur berbatas dengan Tanah Negara terukur……..200M
-
Sebelah Barat berbatas dengan Y. Silaen terukur…………….200M
Surat Keputusan No.193/DA/HML/LB/1974 tertanggal 20 Mei 1974
memberikan Hak Milik atas tanah objek Landreform seluas 10.000M
atas nama Rumintang (suami) dari Penggugat-IV yang terletak di
Dusun Data Nauli Desa Tebing Linggahara Kec. Bilah Barat Kabupaten
Labuhan Batu, dengan batas-batas dan ukuran sebagai berikut :
-
Sebelah Utara berbatas dengan O.Silaen terukur……………100M
-
Sebelah Selatan berbatas dengan Naek terukur………………100M
-
Sebelah Timur berbatas dengan Y. Simamora terukur……….100M
-
Sebelah Barat berbatas dengan Tanah Negara terukur……...100M
3. Menyatakan sah dan berharga sita jaminan yang diletakkan atas Objek
Gugatan yaitu tanah persawahan yang seluruhnya seluas lebih kurang 9
Ha (Sembilan Hektar), yang terletak di di Dusun Data Nauli Desa Tebing
Linggahara Kec. Bilah Barat Kabupaten Labuhan Batu, yang batasbatasnya adalah sebagai berikut :
a. Milik Penggugat-I
-
Sebelah Utara berbatas dengan tanah Negara terukur……..150M
-
Sebelah Selatan berbatas dengan E.Pasaribu terukur……….150M
-
Sebelah Timur berbatas dengan Tanah Negara terukur……..100M
-
Sebelah Barat berbatas dengan Y.Simamora terukur………..100M
Putusan No. 391/PDT/2015/PT.MDN
Hal 10 dari 40
Milik Penggugat-I
-
Sebelah Utara berbatas dengan Tanah Negara terukur…….100M
-
Sebelah Selatan berbatas dengan Tanah Negara terukur…..100M
-
Sebelah Timur berbatas dengan Silaen terukur………………100M
-
Sebelah Barat berbatas dengan Naek terukur………………...100M
Milik Penggugat-I
-
Sebelah Utara berbatas dengan Ribu terukur………………...150M
-
Sebelah Selatan berbatas dengan Tanah Negara terukur…...156M
-
Sebelah Timur berbatas dengan Tanah Negara terukur……...125M
-
Sebelah Barat berbatas dengan Y. Simamora terukur………..120M
b. Milik Penggugat-II
-
Sebelah Utara berbatas dengan Rumintang terukur…………..76M
-
Sebelah Selatan berbatas dengan Ribu terukur………………..60M
-
Sebelah Timur berbatas dengan Rasiman terukur……...115+110M
-
Sebelah Barat berbatas dengan Amon terukur………………..217M
c. Milik Penggugat-III
-
Sebelah Utara berbatas dengan Panjaitan terukur…………..100M
-
Sebelah Selatan berbatas dengan Tanah Negara terukur…...100M
-
Sebelah Timur berbatas dengan Tanah Negara terukur……..200M
-
Sebelah Barat berbatas dengan Y. Silaen terukur…………….200M
d. Milik Penggugat-IV
4.
-
Sebelah Utara berbatas dengan O.Silaen terukur……………100M
-
Sebelah Selatan berbatas dengan Naek terukur………………100M
-
Sebelah Timur berbatas dengan Y. Simamora terukur……….100M
-
Sebelah Barat berbatas dengan Tanah Negara terukur……...100M
Menyatakan Tergugat telah melakukan Perbuatan Melawan Hukum (On
Recht Matigedaad).
5.
Menghukum Tergugat atau siapa saja yang menguasai atau memperoleh
hak dari Tergugat karena Jual beli, Sewa Menyewa, Hibah dan sebagainya
agar mengosongkan dan menyerahkan Objek Gugatan kepada Para
Penggugat tanpa beban apapun.
Putusan No. 391/PDT/2015/PT.MDN
Hal 11 dari 40
6.
Menghukum Tergugat untuk membayar Ganti Kerugian Materiil dan
Kerugian
Immateril
kepada
Para
Penggugat
sebesar
Rp.
Rp.6.324.000.000,- (enam milyar tiga ratus dua puluh empat juta rupiah).
7.
Menghukum Tergugat untuk membayar uang paksa (Dwangsom) sebesar
Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah) untuk setiap hari jika Tergugat lalai
melaksanakan isi amar Putusan ini.
8.
Menyatakan bahwa Putusan ini dapat dijalankan serta merta meskipun ada
upaya hukum Banding, Verzet, maupun Kasasi (Uit Voerbaar bij Vooraad).
9.
Menghukum Tergugat untuk membayar segala biaya yang timbul dalam
perkara ini ;
Menimbang, bahwa terhadap gugatan Penggugat tersebut, para Tergugat
memberikan jawaban pada pokoknya sebagai berikut :
I.
TENTANG EKSEPSI.
1. Tentang Objek Gugatan Para Penggugat Salah (Eror in Objecto).
- Bahwa Tergugat ada menguasai lahan/kebun kelapa sawit terletak di
Dusun
Tanjung
Makmur,
Desa
Tanjung
Harapan,
Kecamatan
Pangkatan, Kabupaten Labuhanbatu, sebagaimana dimaksud Sertifikat
Hak Milik No.208/Tanjung Harapan seluas 49.639 M2, Sertifikat Hak
Milik No.186/Tanjung Harapan seluas 49.999 M2, Sertifikat Hak Milik
No.192/Tanjung Harapan seluas 49.280 M2, dan Sertifikat Hak Milik
No.199/Tanjung Harapan seluas 44.829 M2, dengan total keseluruhan
adalah seluas 193.747 M2 atau sama dengan 19,3747 Ha;
- Bahwa para Penggugat mendalilkan pada poin 1,5,6,7,8,9, dan 10
gugatannya bahwa lahan atau kebun yang dikuasai dan diusahai
Tergugat
tersebut
sebagai
milik
para
Penggugat
adalah
tidak
berdasarkan hukum, karena apabila memperbandingkan nama lokasi
tanah, antara “tanah yang diklaim milik para Penggugat dalam
gugatannya dengan lahan/kebun kelapa sawit yang dikuasai dan disahai
Tergugat”, maka terdapat perbedaan lokasi, yaitu tanah yang diklaim
sebagai milik para Penggugat tersebut terletak di Dusun Danau Balai,
Desa
Tebing
Linggahara,
Kecamatan
Bilah
Hulu,
Kabupaten
Labuhanbatu (sekarang setelah pemekaran menjadi Dusun Data Nauli,
Putusan No. 391/PDT/2015/PT.MDN
Hal 12 dari 40
Desa
Tebing
Linggahara,
Kecamatan
Bilah
Barat,
Kabupaten
Labuhanbatu). Sedangkan lahan/kebun kelapa sawit yang dikuasai dan
diusahai Tergugat berdasarkan Hak Milik senyatanya adalah terletak di
Dusun
Tanjung
Makmur,
Desa
Tanjung
Harapan,
Kecamatan
Pangkatan, Kabupaten Labuhabatu;
- Bahwa selain itu, apabila memperbandingkan ukuran tanah yang
menjadi objek perkara a quo sebagaimana yang didalilkan pada poin 11
gugatan para Penggugat menyebutkan bahwa secara keseluruhan yang
menjadi objek gugatan adalah seluas lebih kurang Ha, sedangkan
lahan/kebun kelapa sawit yang dikuasai dan diusahai Tergugat adalah
berjumlah seluas 193.747 M2 atau sama dengan 19,3747 Ha;
- Bahwa adanya penyebutan “nama lokasi” dan “ukuran luas” tanah
sebagaimana tersebut diuraikan diatas, karenanya cukup beralasan
hukum bagi Tergugat menyatakan bahwa ada 2 (dua) bidang tanah yang
berbeda dalam perkara a quo, yaitu : 1. Tanah yang diklaim milik para
Penggugat sebagai objek gugatan; dan 2. “lahan/kebun kelapa sawit
yang dikuasai dan diusahai Tergugat”. Tanah yang menjadi objek
gugatan adalah berbeda dengan lahan/kebun kelapa sawit yang dikuasai
dan diusahai Tergugat, sehingga mengakibatkan telah terjadinya
kesalahan objek gugatan dalam perkara a quo (error in objecto);
2. Tentang Gugatan Kekurangan Pihak (Plurium Litis Consortium).
- Bahwa pada dalil-dalil poin 5,6, dan 7 gugatan, Penggugat-I mengklaim
sebagai pemilik atas lahan/kebun yang dikuasai dan diusahai Tergugat,
dengan alasan Penggugat-I telah membeli (diganti rugi) tanah/lahan
tersebut dari RIBU, RASIMAN, dan E. PASARIBU;
- Bahwa kalaupun setelah membeli ternyata Penggugat-I tidak dapat
menguasai tanah/lahan tersebut, maka agar dapat diselesaikan secara
hukum perkara ini, Para Penggugat tidak cukup hanya mengajukan
gugatan terhadap Tergugat (ALI BASYAH) saja, melainkan juga harus
mengikutsertakan RIBU, RASIMAN, dan E. PASARIBU selaku sumber
perolehan hak (penjual) dari Penggugat-I sebagai pihak dalam perkara a
quo;
- Bahwa selain itu, oleh karena dasar penguasaan dan pengusahaan
Tergugat atas lahan/kebun kelapa sawit tersebut berasal karena
membeli dari dari EDDY JUANDI, maka semestinya para Penggugat
Putusan No. 391/PDT/2015/PT.MDN
Hal 13 dari 40
menarik pihak ketiga EDDY JUANDI selaku sumber perolehan hak
Tergugat sebagai phak Tergugat dalam perkara a quo;
- Bahwa oleh karena RIBU, RASIMAN, dan E. PASARIBU; serta EDDY
JUANDI sebagai subjek hukum yang mempunyai urgensi untuk
membuktikan hak kepemilikannya maupun berkenaan dengan asal usul
tanah terperkara tidak ikut digugat, maka telah mengakibatkan gugatan
kekurangan pihak, atau gugatan mengandung cacat error in persona
dalam bentuk plurium litis consortium;
3. Tentang Gugatan Para Penggugat Melanggar Larangan Kumulatie
Gugatan.
- Bahwa gugatan dalam perkara a quo diajukan oleh para Penggugat,
yaitu Penggugat-I, Penggugat-II, Penggugat-III, dan Penggugat-IV,
namun
apabila
mencermati
dalil-dalil
gugatan
para
Penggugat,
khususnya berkenaan dengan riwayat kepemilikan atas tanah dari
masing-masing para Penggugat dalam perkara a quo maka terdapat,
riwayat kepemilikan yang berbeda-beda antara Penggugat satu dengan
Penggugat yang lainnya;
- Bahwa antara Para Penggugat tidak terdapat hubungan hukum yang
sama atas hal-hal yang menjadi dasar bagi Para Penggugat dalam
mengajukan gugatan ini, yaitu :
- Penggugat-I membeli tanah dari Ribu, Rasiman, dan E. Pasaribu;
- Penggugat-II memperoleh tanah sebagai warisan dari Naek;
- Penggugat-III memperoleh tanah sebagai warisan dari M. Silaen;
- Penggugat-IV memperoleh tanah sebagai warisan dari Rumintang;
Bahwa oleh karena terdapat perbedaan atas hal-hal yang menjadi dasar
gugatan antara Penggugat yang satu dengan Penggugat yang lainnya,
semestinya ada 4(empat) gugatan yang diajukan oleh Para Penggugat
secara terpisah kepada Tergugat, karena antara masing-masing Para
Penggugat tidak terdapat hubungan hukum yang erat (innerlijke
samenhang), sehingga penggabungan gugatan-gugatan yang diajukan
oleh Para Penggugat telah melanggar larangan kumulasi gugatan;
4. Tentang Kadaluarsa Mengajukan Gugatan.
- Bahwa ketentuan Pasal 1967 KUHPerdata berbunyi : “segala tuntutan
hukum,baik
yang
bersifat
perbedaan
maupun
yang
bersifat
perseorangan, hapus karena kadaluarsa dengan lewatnya waktu tiga
puluh tahun, sedangkan siapa yang menunjukkan akan adanya daluarsa
Putusan No. 391/PDT/2015/PT.MDN
Hal 14 dari 40
itu tidak usah mempertunjukkan suatu alas hak, lagi pula tak dapatlah
dimajukan terhadapnya sesuatu tangkisan yang didasarkan kepada
itikadnya yang buruk”.
- Bahwa gugatan dalam perkara a quo dimajukan Para Penggugat dengan
objek gugatan berupa tanah sebagaimana dimaksud dalam Surat
Keputusan Gubernur Provinsi Sumatera Utara No.193/DA/HML/LB/1974
yang telah terbit pada tanggal 20 Mei 1974. Sedangkan uapaya gugatan
dalam perkara a qua diajukan oleh Para Penggugat baru pada tanggal
12 September 2014 termasuk pula nama pemegang hak yang namanya
tersebutkan dalam Surat Keputusan Gubernur Provinsi Sumatera Utara
No.193/DA/HML/LB/1974 tanggal 20 Mei 1974 tidak pernah mengajukan
tuntutan/gugatan. Artinya sejak tanggal penerbitan
Surat Keputusan
Gubernur tersebut hingga sampai dengan tanggal gugatan ini dimajukan
oleh Para Penggugat terhitung lamanya waktu telah lebih 30 tahun;
- Bahwa oleh karena waktu pengajuan gugatan dalam perkara a quo telah
kadaluarsa sebagaimana ditentukan dalam Pasal 1967 KUHPerdata,
maka gugatan patut untuk dinyatakan tidak dapat diterima;
MAKA:
Berdasarkan dalil-dalil eksepsi tersebut diatas, maka cukup beralasan hukum
bagi Majelis Hakim Pengadila Negeri Rantauprapat untuk memutuskan
eksepsi Tergugat yaitu:
1. Mengabulkan eksepsi Tergugat seluruhnya;
2. Menyatakan
gugatan
Para
Penggugat
tidak
dapat
diterima
(niet
ontvankelijke verklaard).
Namun, apabila Pengadilan berpendapat lain, maka mohon memeriksa dan
memutus dalam pokok perkara, yaitu :
II. DALAM POKOK PERKARA :
- Bahwa Tergugat MEMBANTAH dan MENOLAK seluruh dalil-dalil
gugatan Para Penggugat, kecuali yang diakui secara tegas oleh
Tergugat;
- Bahwa dalil-dalil yang telah digunakan dalam eksepsi tersebut diatas
mutatis mutandis mohon dianggap digunakan kembali menjadi bagian
satu kesatuan dengan jawaban Tergugat dalam pokok perkara ini;
- Bahwa tidak beralasan hukum dalil gugatan Para Penggugat yang
menyebutkan Tergugat ada menguasai dan mengusahai tanah milik
Putusan No. 391/PDT/2015/PT.MDN
Hal 15 dari 40
Para Penggugat seluas 9 Ha yang terletak di Dusun Data Nauli, Desa
Tebing Linggahara, Kecamatan Bilah Barat, Kabupaten Labuhanbatu,
karena tanah yang Tergugat kuasai dan usahai secara terus menerus
sejak tahun 1993 sampai sekarang ini adalah lahan/kebun kelapa sawit
milik Tergugat sendiri yaitu seluas 193.747 M2 atau sama dengan
19,3747 Ha yang berada di Dusun Tanjung Makmur, Desa Tanjung
Harapan, Kecamatan Pangkatan, Kabupaten Labuhanbatu;
- Bahwa tidak beralasan hukum dalil-dalil poin 1,5,6,7,8,9, 10 gugatan
Para Penggugat yang menyebutkan lahan/kebun kelapa sawit yang
dikuasai dan diusahai Tergugat sebagai objek landreform sebagaimana
dimaksud
Surat
Keputusan
Gubernur
Provinsi
Sumatera
Utara
No.193/DA/HML/LB/1974, tanggal 20 Mei 1974, karena tanah objek
landreform sebagaimana Surat Keputusan tersebut sebenarnya adalah
berada di Dusun Data Nauli, Desa Tebing Linggahara, Kecamatan Bilah
Barat, Kabupaten Labuhanbatu. Sedangkan lahan/kebun yang dikuasai
dan diusahai Tergugat adalah terletak di Dusun Tanjung Makmur, Desa
Tanjung Harapan,Kecamatan Pangkatan, Kabupaten Labuhanbatu;
- Bahwa perbedaan lokasi antara “tanah yang disebut Para Penggugat
sebagai objek gugatan” dengan “lahan/kebun kelapa sawit yang dikuasai
dan diusahai Tergugat” menunjukkan adanya dua bidang tanah yang
berbeda antara satu dengan yang lainnya;
- Bahwa lahan/kebun yang dikuasai dan diusahai Tergugat bukan
merupakan objek landreform, hal ini bersesuaian dengan Berita Acara
Peninjauan Lapangan/Pengecekan Lokasi Atas Tanah Yang Dikuasai
Oleh Erlina Lim dan Ali Basyah, tanggal 17 September 2012 yang telah
dilakukan oleh Petugas Kantor Pertanahan Kabupaten Labuhanbatu, dan
sesuai pula dengan Berita Acara Peninjauan Lapangan tanggal 06 Juli
1992 yang telah dilakukan oleh Tim Peninjau Lapangan dari Kantor
Pertanahan Kabupaten Labuhanbatu, Pegawai Kantor Kecamatan Bilah
Hilir, dan Kepala Desa Kampung Padang yang pada pokoknya
menerangkan bahwa di atas lahan/kebun kelapa sawit milik Tergugat
tidak terdapat areal tanah objek landreform;
- Bahwa dari Peta Pertanahan Kabupaten Labuhanbatu terlihat pula
dengan jelas bahwa lahan/kebun milik Tergugat adalah berada di Dusun
Tanjung Makmur yang masuk dalam wilayah Desa Tanjung Harapan,
Kecamatan Pangkatan, yang apabila diperhitungkan jauh jarak antara
“lahan/kebun milik Tergugat” dengan “Dusun Data Nauli, Desa Tebing
Putusan No. 391/PDT/2015/PT.MDN
Hal 16 dari 40
Linggahara, Kecamatan Bilah Barat” adalah berjarak sejauh lebih kurang
4
kilometer,
sehingga
tidak
terjadinya
tumpang
tindih
antara
“lahan/kebun milik Tergugat” dengan “ tanah yang menjadi objek Surat
Keputusan Gubernur Provinsi Sumatera Utara No.193/DA/HML/LB/1974,
tanggal 20 Mei 1974;
- Bahwa selain itu, Para Penggugat mendalilkan pada poin 11 gugatan
bahwa keseluruhan tanah yang menjadi objek gugatan adalah seluas
lebih kurang 9 Ha, sedangkan lahan/kebun kelapa sawit yang dikuasai
dan diusahai oleh Tergugat adalah berjumlah seluas 193.747 M2 atau
sama dengan 19,3747 Ha;
- Bahwa lagi pula, kalaupun benar -quod non- sebelumnya diatas
lahan/kebun kelapa sawit Tergugat telah diterbitkan Surat Keputusan
Gubernur Provinsi Sumatera Utara No.193/DA/HML/LB/1974 tanggal 20
Mei 1974 sebagai dasar pembagian tanah objek landreform, namun
nama-nama pemegang hak yang namanya tersebut secara langsung
dalam Surat Keputusan tersebut tidak pernah mengajukan upaya
gugatan kepada Tergugat dan/atau kepada EDDY JUANDY atau orangorang yang sumber perolehan hak dari Tergugat. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa tanah yang diklaim sebagai milik Para Penggugat
adalah berada dengan lahan/kebun kelapa sawit milik Tergugat;
- Bahwa karenanya keberadaan Surat Keputusan Gubernur Provinsi
Sumatera Utara No.193/DA/HML/LB/1974, tanggal 20 Mei 1974,
dan/atau surat-surat lain yang dikeluarkan oleh instansi terkait yang
dijadikan sebagai dasar klaim kepemilikan tanah oleh Para Penggugat
adalah tidak ada relevansinya dengan lahan/kebun kelapa sawit milik
Tergugat, sehingga patut untuk dikesampingkan;
- Bahwa lagipula kalaupun benar -quod non- Para Penggugat sebagai
pemegang hak atas tanah sebagaimana dimaksud Surat Keputusan
Gubernur Provinsi Sumatera Utara No.193/DA/HML/LB/1974, tanggal20
Mei 1974 tersebut, maka untuk mendapatkan pengakuan hak,
semestinya
Para
Penggugatterlebih
dahulu
menempuh
upaya
permohonan hak dan/atau melakukan pendaftaran hak atas tanah ke
kantor pertanahan setempat sebagaimana yang ditentukan dan yang
dipersyaratkan dalam UUPA Nomor 5 Tahun 1960 Jo. PP Nomor 24
Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah;
- Bahwa Tergugat dan ERLINA (istri Tergugat) membeli lahan/kebun
tersebut dari EDDY JUANDY dalam keadaan sudah ditanami kelapa
Putusan No. 391/PDT/2015/PT.MDN
Hal 17 dari 40
sawit oleh EDDY JUANDY, sehingga tidak benar dalil Para Penggugat
pada poin 17 Gugatan yang menyebutkan “…Tergugat menguasai dan
mengusahai objek gugatan dengan cara menanam dengan kelapa
sawit”, melainkan Tergugat membelinya dalam keadaan sudah ditanami
kelapa sawit;
- Bahwa lahan/kebun yang dikuasai dan diusahai Tergugat tersebut
merupakan sebagian dari lahan/kebun yang dibeli oleh Tergugat dan
ERLINA (istri Tergugat) dari EDDY JUANDY, sebagaimana Akta
Pengikatan Jual Beli yang dibuat di hadapan Notaris Ny. Paramita
Salazar, SH., dan Akta Pelepasan Hak atas Tanah Dan Ganti Rugi yang
dibuat di hadapan Notaris Sutrisno, SH;
- Bahwa peralihan hak tersebut adalah sah, karena lahan/kebun kelapa
sawit yang menjadi objek jual beli antara Tergugat dan ERLINA (istri
Tergugat) dengan EDDY JUANDY sebagaimana akta pelepasan hak
tersebut, lokasinya telah tepat sesuai dengan alas hak berupa:
1. Surat Keterangan Tanah;
2. Surat Keterangan Kepala Desa yang dikuatkan Camat;
3. Surat Keterangan Pendaftaran Tanah;
- Bahwa untuk membuktikan Para Penggugat tidak memiliki dasar hak
untuk
mengajukan
gugatan
dalam
perkara
a
quo,
khususnya
berdasarkan Putusan Pengadilan Negeri Rantauprapat Nomor :
755/Pid.B/2012/PN.RAP tanggal 25 Maret 2013 dimana Penggugat-I
telah pernah dihukum pidana penjara karena telah melakukan tindakan
main
hakim
sendiri (eigenrechting)
yang
merusak
dan
hendak
menguasai lahan/kebun secara tanpa hak atas lahan/kebun kelapa sawit
milik Tergugat tersebut;
- Bahwa sebagai bukti kebenaran dan keabsahan kepemilikan Tergugat
atas lahan/kebun yang terletak di Dusun Tanjung Makmur, Desa Tanjung
Harapan, Kecamatan Pangkatan, Kabupaten Labuhanbatu berupa,
Sertifikat Hak Milik No.186/Tanjung Harapan pada tanggal 20 Desember
2013, Sertifikat Hak Milik No.192/Tanjung Harapan pada tanggal 20
Desember 2013, dan Sertifikat Hak Milik No.199/Tanjung Harapan pada
tanggal 25 April 2014, Sertifikat Hak Milik No.208/Tanjung Harapan pada
tanggal 25 April 2014, yang kesemuanya atas nama ALI BASYAH
(Tergugat);
- Bahwa sertifikat-sertifikat hak milik adalah bukti kepemilikan yang
sempurna, sejauh ini sertifikat hak milik tersebut tidak pernah dibatalkan
Putusan No. 391/PDT/2015/PT.MDN
Hal 18 dari 40
oleh Putusan Pengadilan yang berwenang dan/atau Pemerintah Cq.
Badan
Pertanahan
Nasional,
dan/atau
Tergugat
tidak
pernah
menanggalkan/melepaskan haknya kepada pihak lain, sehingga hak
milik Tergugat atas tanah tersebut harus dinyatakan sah menurut hukum;
- Bahwa atas penguasaan dan pengusahaan lahan/kebun tersebut,
Tergugat selaku warga Negara yang baik telah menunaikan kewajiban
pembayaran Pajak Bumi Dan Bangunan atas lahan/kebun milik Tergugat
pada setiap tahun;
- Bahwa oleh karena itu telah jelas bahwa penguasaan dan kepemilikan
Tergugat atas lahan/kebun yang dijadikan sebagai objek gugatan dalam
perkara a quo adalah telah didasari pada suatu proses peralihan hak
kepemilikan yang sah sebagaimana diatur dalam peraturan perundangundangan yang berlaku;
- Bahwa berdasarkan fakta-fakta hukum tersebut di atas dan bersesuaian
dengan data fisik dan juridisnya, maka dapat disimpulkan bahwa
Tergugat adalah PEMEGANG HAK YANG SAH atas lahan/kebun
sebagaimana dimaksud Sertifikat Hak Milik No.186/Tanjung Harapan
pada tanggal 20 Desember 2013 seluas 49.999 M2, Sertifikat Hak Milik
No.192/Tanjung Harapan pada tanggal 20 Desember 2013 seluas
49.280 M2, dan Sertifikat Hak Milik No.199/Tanjung Harapan pada
tanggal 25 April 2014 seluas 44.829 M2, Sertifikat Hak Milik
No.208/Tanjung Harapan pada tanggal 25 April 2014 seluas 49.639 M2,
yang diterbitkan oleh Kantor Pertanahan Kabupaten Labuhanbatu atas
nama ALI BASYAH (Tergugat), dengan total keseluruhan adalah
seluas193.747 M2 atau sama dengan 19,3747 Ha;
- Bahwa oleh karena gugatan Para Penggugat tidak berdasarkan hukum,
maka terhadap segala dalil-dalil dan tuntutan ganti kerugian materiil dan
immaterial, permohonan sita jaminan (conservatoir beslag), permohonan
agar Tergugat dihukum membayar uang paksa (dwangsom) yang
diajukan Para Penggugat menjadi tidak beralasan hukum dan patut
untuk ditolak;
MAKA:
Berdasarkan segala sesuatu yang telah diuraikan oleh Tergugat di atas,
dimohonkan kepada Majelis Hakim Pengadilan Negeri Rantauprapat yang
memeriksa dan mengadili perkara ini, kiranya berkenan untuk :
1. Menolak gugatan Para Penggugat untuk seluruhnya;
Putusan No. 391/PDT/2015/PT.MDN
Hal 19 dari 40
2. Menyatakan penguasaan dan kepemilikan Tergugat atas lahan/kebun
sebagaimana dimaksud Sertifikat Hak Milik No.186/Tanjung Harapan pada
tanggal 20 Desember 2013 seluas 49.999 M2, Sertifikat Hak Milik
No.192/Tanjung Harapan pada tanggal 20 Desember 2013 seluas 49.280
M2, Sertifikat Hak Milik No.199/Tanjung Harapan pada tanggal 25 April
2014 seluas 44.829 M2, dan Sertifikat Hak Milik No.208/Tanjung Harapan
pada tanggal 25 April 2014 seluas 49.639 M2, yang semuanya terletak di
Dusun Tanjung Makmur, Desa Tanjung Harapan, Kecamatan Pangkatan,
Kebupaten Labuhanbatu, atas nama Pemegang Hak : ALI BASYAH adalah
sah menurut hukum;
3. Menghukum Para Penggugat secara tanggung renteng untuk membayar
biaya timbul dalam perkara ini;
Atau : apabila Pengadilan berpendapat lain, mohon putusan berdasarkan
keadilan (ex aequo et bono) ;
Menimbang, bahwa atas gugatan Penggugat tersebut Pengadilan Negeri
Rantau Prapat telah menjatuhkan Putusan tanggal 23 April 2015, Nomor
38/Pdt.G/2014/PN.Rap. yang amarnya sebagai berikut :
DALAM EKSEPSI :
- Menolak eksepsi Tergugat seluruhnya ;
DALAM POKOK PERKARA :
- Menolak Gugatan Para Penggugat seluruhnya;
- Menghukum para Penggugat untuk membayar biaya perkara sejumlah
Rp.1.141.000 (satu juta seratus empat puluh satu ribu rupiah) ;
Membaca :
1. Risalah pernyataan permohonan banding berdasarkan
Akta Permohonan
Banding Nomor : 38/PDT.G/2014/PN.Rap tanggal 07 Mei 2015 yang dibuat
oleh MEGAWATI SIMBOLON,SH Panitera Pengadilan Negeri Rantau Prapat
yang menerangkan bahwa para Penggugat/ para Pembanding melalui Kuasa
Hukumnya telah menyatakan banding terhadap Putusan Pengadilan Negeri
Rantau Prapat Nomor : 38/PDT.G/2014/PN-Rap tanggal 23 April 2015 ;
Putusan No. 391/PDT/2015/PT.MDN
Hal 20 dari 40
2. Relaas pemberitahuan pernyataan permohonan banding yang dibuat oleh
Jurusita Pengganti Pengadilan Negeri Medan telah diberitahukan kepada
Tergugat / Terbanding pada hari Senin tanggal 11 Mei 2015 ;
3. Memori Banding yang diajukan oleh para Penggugat/ para Pembanding
melalui Kuasanya tertanggal 07 Agustus 2015 yang diterima di Kepaniteraan
Pengadilan Negeri Rantau Prapat
tanggal
10 Agustus 2015,
Memori
Banding mana telah diserahkan kepada Tergugat / Terbanding melalui
Kuasanya pada tanggal 04 September 2015 ;
4. Kontra Memori Banding yang diajukan oleh Tergugat/ Terbanding melalui
Kuasanya
tertanggal 07 September 2015 yang diterima di Kepaniteraan
Pengadilan Negeri Rantau Prapat
tanggal
07 September 2015,
Kontra
Memori Banding mana telah diserahkan kepada para Penggugat / para
Pembanding melalui Kuasanya pada tanggal 12 Oktober 2015 ;
5. Risalah pemberitahuan memeriksa berkas yang dibuat oleh Jurusita
Pengganti Pengadilan Negeri Medan, yang menerangkan bahwa kepada para
Penggugat/ para Pembanding melalui Kuasanya pada tanggal 24 Agustus
2015 dan kepada Tergugat / Terbanding melali Kuasanya pada tanggal 21
Agustus 2015, telah diberi kesempatan untuk mempelajari berkas perkara
tersebut sebelum dikirim ke Pengadilan Tinggi ;
TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM
Menimbang, bahwa Permohonan Banding dari para Pembanding semula
para Penggugat
melalui Kuasanya telah diajukan dalam tenggang waktu dan
menurut cara serta syarat-syarat yang ditentukan oleh Undang-undang maka
permohonan banding tersebut secara formal dapat diterima ;
Menimbang, bahwa Pembanding semula
Penggugat melalui Kuasanya
mengajukan Memori Banding, tertanggal 07 Agustus 2015 yang didaftarkan di
Kepaniteraan Pengadilan Negeri Rantau Prapat pada tanggal 10 Agustus 2015,
yang pada pokoknya sebagai berikut :
Putusan No. 391/PDT/2015/PT.MDN
Hal 21 dari 40
bahwa sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Pasal 23 Undang-Undang
No. 14 Tahun 1970, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 35
Tahun 1999, sekarang diatur dalam Pasal 25 ayat (1) Undang-Undang No. 4
Tahun 2004, secara tegas disebutkan “Segala putusan pengadilan selain harus
memuat alasan dan dasar putusan tersebut, memuat pula pasal tertentu dari
peraturan perundang-undangan yang bersangkutan atau sumber hukum tak
tertulis yang dijadikan dasar untuk mengadili”;
bahwa bahkan menurut Pasal 189 ayat (1) Rbg/178 ayat (1) HIR, hakim karena
jabatannya atau secara ex officio, wajib mencukupkan segala alasan hukum yang
tidak dikemukakan oleh para pihak yang berperkara;
bahwa sesuai dengan ketentuan tersebut diatas, suatu putusan haruslah memuat
secara jelas dan cukup pertimbangan-pertimbangan hukum yang rinci dan cermat
tentang segala fakta-fakta yang timbul selama proses pemeriksaan perkara serta
tentang segala bukti-bukti yang diajukan selama proses pemeriksaan perkara
berlangsung, disertai dengan alasan dan dasar hukum bagi kesimpulan pendapat
yang akan diambil dalam putusan tersebut;
bahwa oleh karenanya apabila suatu putusan tidak memuat pertimbangan hukum
yang cukup dan cermat (onvoeldoende gemotiveerd) tentang fakta-fakta dan
bukti-bukti yang akan dijadikan sebagai alasan dan dasar dari kesimpulan
pendapat dalam putusan tersebut, baik terhadap penolakan maupun terhadap
penerimaan dalil-dalil yang dikemukakan oleh pihak pihak yang berperkara,
adalah
merupakan
masalah
yuridis
dan
dapat
dijadikan
alasan
untuk
membatalkan putusan yang bersangkutan;
bahwa ketentuan tersebut di atas telah pula diterapkan didalam peradilan kita
sebagaimana
dapat
dilihat
dari
Putusan
Mahkamah
Agung
RI.,
No.
689K/Sip/1969 tertanggal 18 Desember 1970, yang pertimbangan hukumnya
berbunyi sebagai berikut :“Tiap-tiap penolakan maupun penerimaan suatu
petitum haruslah didasari dengan pertimbangan hukum mengapa ditolak
atau diterima.”;
bahwa akan halnya dengan putusan Judex Factie dalam perkara a quo yang
dimohonkan banding ini, dapat dilihat dengan jelas tidak memuat dasar dan
alasan pertimbangan hukum yang cukup dan cermat (onvoeldoende gemotiveerd),
baik berkenaan dengan fakta-fakta yang terungkap dari dalil-dalil pihak berperkara
Putusan No. 391/PDT/2015/PT.MDN
Hal 22 dari 40
maupun dari bukti-bukti yang diajukan dalam proses pemeriksaan perkara di
depan persidangan;
bahwa akan tetapi dapat dilihat dan diketahui dengan jelas bahwa kesimpulan
pendapat judex factie yang merupakan pertimbangan hukum putusan judex factie
hanya didasarkan atas pendapat yang tidak sesuai dengan fakta yang terungkap,
baik dari dalil-dalil yang dikemukakan para pembanding dan terbanding maupun
dari bukti-bukti yang diajukan didepan persidangan, baik bukti surat-surat,
sehingga jelas pula adanya putusan judex factie telah didasarkan atas
pertimbangan yang sangat singkat dan tidak cermat;
bahwa hal pertama secara nyata dan jelas dapat dilihat dalam pertimbangan
hukum judex facti pada halaman 25 (dua puluh lima) dalam pokok perkara pada
angka 1 (satu) dimana disimpulkan bahwa yang menguasai tanah tersebut sejak
tahun 1993 sampai sekarang adalah Tergugat, sementara jelas kepemilikian
tanah yang terletak di Dusun Tanjung Makmur, Desa Tanjung Harapan,
Kecamatan Pangkatan, Kabupaten Labuhan Batu, yang diklaim milik Tergugat
baru beralih menjadi atas nama ALI BASYAH (Tergugat) baru terjadi pada tahun
2013 dan tahun 2014 berdasarkan sertifkat-sertifkat aquo, ditambah lagi fakta
tentang awal kepemilikan atau alas hak yang digunakan untuk meningkatkan
sertifikat menjadi atas nama Tergugat tidak pernah disebut kapan waktu dan
tanggalnya, sementara Majelis Hakim tingkat pertama langsung menyimpulkan
bahwa Tergugatlah yang menguasai sejak tahun 1993 hingga sekarang;
bahwa jelas berdasarkan bukti P-11 bukti yang diajukan Para Penggugat tersebut,
jelas menyatakan bahwa Para Penggugat dahulu pernah meminta penyelesaian
sengketa tanah Penduduk Dusun Data Nauli dengan PT. Duta Ayumas Persada,
dimana dalam surat tersebut tertanggal 28 Juli 1992 silam, artinya bahwa dahulu
yang pertama sekali merebut lahan Para Penggugat adalah PT. Duta Ayumas
Persada bukan Ali Basyah yang sekarang dalam hal perkara ini menjadi Tergugat,
jadi tidak benar sejak 1993 Tergugat sudah mengusai lahan tersebut;
Bahwa oleh karena itu kesimpulan tersebut sangatlah tidak adil dan sangat
mengesampingkan azas hukum acara perdata yang berlaku, dimana Majelis
Hakim telah keliru dan secara sengaja membuat kesimpulan yang tidak benar
sehingga tidak memberikan pertimbangan yang baik dan oleh karenanya
pertimbangan tersebut haruslah ditolak, sebab faktanya berdasarkan fakta yang
Putusan No. 391/PDT/2015/PT.MDN
Hal 23 dari 40
terungkap di persidangan, jelas Tergugat bersama dengan Erlina Lim (istri
tergugat) membeli dari seseorang yang bernama Eddy Juandy. Dengan demikian
dari fakta tersebut Tergugat bukanlah orang yang menguasai sejak tahun 1993
karena Tergugat sendiripun adalah orang yang membeli dari orang yang bernama
Eddy Juandy dan lalu berganti nama atau kepemilikan atas nama Tergugat;
Bahwa demikian juga pada angka 2 (dua) halaman 25 (dua puluh lima) dalam
pokok perkara yang menyatakan bahwa “di atas tanah tersebut tumbuh pohon
sawit yang telah menghasilkan buah”. Disini kembali Majelis Hakim telah keliru
memberikan kesimpulan tanpa memberikan pertimbangan hukum terlebih dahulu
berkenaan dengan objek lahan milik Penggugat yang dikuasai oleh Tergugat,
sebab sebelumnya bahwa Tergugat mendalilkan objek tanah tersebut bukan
terletak di wilayah milik Tergugat, namun Majelis Hakim pada tingkat pertama
tidak ada menyebutkan di atas tanah siapakah sebenarnya tumbuh pohon sawit
yang telah menghasilkan buah “apakah di lahan Para Penggugat atau lahan
Tergugat sesuai dengan sertifkat-serttifikat yang dibuktikan di Persidangan”,
namun dengan terburu-buru Judex Factie langsung menyatakan bahwa di atas
tanah tersebut (tergugat) tumbuh pohon sawit yang telah menghasilkan buah,
dimana sesungguhnya hal tersebut sangatlah membingungkan dan sangat
berpihak;
Sementara fakta dilapangan dan berdasarkan persidangan setempat yang telah
dilaksanakan pada saat proses berperkara di Pengadilan Negeri Rantau Prapat
yang lalu, jelas bahwa apa yang didalilkan oleh Tergugat adalah keliru antara
surat tanah sebagai bukti kepemilikan dengan lahan yang dikuasai, karena pada
saat perisdangan setempat Tergugat telah menunjuk wilayah milik Penggugat
meskipun secara melawan hukum Tergugat telah menguasai
milik para
penggugat tersebut sebagaimana dalam gugatan aquo;
Oleh karenanya kesimpulan pada angka 2 (dua) halaman 25 (dua puluh lima)
haruslah ditolak atau setidak-tidaknya dikesampingkan adanya, karena tidak
memberikan kesimpulan hukum yang cermat, karena faktanya adalah bahwa
lahan yang dikuasai/diambil oleh Tergugat adalah terletak di Dusun Data Nauli,
Desa Tebing Linggahara Baru, Kecamatan Bilah Barat, Kabupaten Labuhan Batu
yang merupakan milik Para Penggugat bukan di Dusun Tanjung Makmur, Desa
Tanjung Harapan, Kecamatan Pangkatan, Kabupaten Labuhan Batu .;
Putusan No. 391/PDT/2015/PT.MDN
Hal 24 dari 40
Bahwa pada halaman 26 (dua puluh enam) alinea ke-7 (tujuh) hingga halaman 29
(dua puluh sembilan) alinea ke-2 (dua) haruslah juga ditolak karena memberikan
pertimbangan hukum yang sesuai dengan kepentingan hukum Tergugat
saja, hal tersebut secara gamblang dapat diamati dan dicermati antara lain, bahwa
Judex Factie telah menggantikan peran pemerintah dalam hal ini Badan
Pertahanan Nasional (BPN) sebagai tugas melaksanakan reforma agraria
sekaligus mencegah sengketa tanah. Namun didalam pertimbangan hukum
Majelis Hakim tingkat pertama tanpa adanya permintaan atau gugatan konvensi
sebagaimana dalam hukum acara yang berlaku dan hanya mengacu pada saksi
ahli dari yang bernama Untung Djauhari, dimana Majelis Hakim langsung
menyatakan serta menarik kesimpulan bahwa apabila syarat-syarat yang telah
ditentukan
di
dalam
surat
keputusan
mengenai
Landreform
tidak
dipenuhi/dilaksanakan maka secara otomatis tanah-tanah objek landreform
tersebut kembali ke negara;
Bahwa sangatlah jelas keberpihakan Majelis Hakim pada tingkat pertama dalam
hal
mewakili
kepentingan
Tergugat,
dimana
dengan
sendirinya
telah
menyimpulkan bahwa Penggugat tidak lagi memiliki hak atas tanah aquo
sebagaimana dalam gugatan Penggugat hanya karena telah menelantarkan dan
tidak memenuhi syarat-syarat yang ada dalam surat Keputusan Gubernur Propinsi
Sumatera Utara tentang pembagian tanah, dari hanya keterangan/pendapat saksi
yang bernama “Untung Djauhari”,
Bahwa sementara saksi Para Penggugat yang lain yaitu yang berjumlah 5 (lima)
orang tidak satupun dipertimbangkan dalam isi putusan, dimana hal tersebut
sangatlah mengusik rasa keadilan dan menimbulkan kecurigaan yang beralasan
bagi Para Penggugat “apakah sebenarnya maksud Hakim yang tidak memeriksa
keterangan saksi Penggugat tersebut”;
Bahwa kesimpulan tersebut disusun oleh Majelis Hakim dengan mengutip isi Surat
Keputusan Gubernur yaitu Surat Keputusan No. 193/DA/HML/LB/1974 tertanggal
20 Mei 1974 yang diterima oleh Para Penggugat, yang antara lain terdapat hak
dan kewajiban penerima surat Gubernur tersebut untuk mendapatkan hak dalam
rangka program reforma agraria atau pada masa itu disebut dengan landreform.;
Putusan No. 391/PDT/2015/PT.MDN
Hal 25 dari 40
Bahwa faktanya berdasarkan bukti-bukti dan saksi-saksi yang telah dihadirkan
pada persidangan pada tingkat pertama secara jelas menyatakan bahwa Para
Penggugat sejak diberikan hak untuk memiliki dan menguasai serta mengelola
objek aquo sebagai lahan persawahan berdasarkan Keputusan Gubernur
tersebut, Para Penggugat secara terus menerus tetap mengelola dengan baik
lahan tersebut hingga terjadi permasahan dengan PT. Duta Ayumas Persada
sebagaimana dalam gugatan aquo;
Bahwa dikarenakan Para Penggugat adalah orang kecil dan tidak memiliki
kekuasaan maupun kekuatan dari sisi ekonomi, sementara PT. Duta Ayumas
Persada merupakan perusahaan yang tentu memiliki modal yang cukup kuat,
maka pada saat itu Para Penggugat akhirnya memilih mundur daripada bentrok
dengan kekuasaan yang sulit dihadapi sebagai orang kecil;
Bahwa akan tetapi, selanjutnya Majelis Hakim justru tidak mempertimbangkan
fakta tersebut, malah mengutip isi surat Keputusan Gubernur dan seakan-akan
mencari celah untuk melemahkan gugatan Penggugat, dengan menyatakan
bahwa akibat tidak dilaksanakannya seluruh syarat-syarat dalam Surat Keputusan
tersebut sehingga menyebabkan gugaan Para Penggugat haruslah ditolak;
Bahwa sementara, sebagaimana hukum yang berlaku umum di Republik ini,
bahwa apabila suatu objek tanah yang dimiliki seseorang lalai dalam membayar
pajak kepada Negara tidak secara otomatis tanah yang dimiliki tersebut langsung
kembali kepada Negara, namun terlebih dahulu mendapat peringatan untuk
segera membayar pajaknya, dan tentu dibebani dengan bunga pajak yang
terutang, jadi tidak ada dasar hukumnya apabila tidak dibayar dalam sekian tahun,
maka tanah akan kembali kepada Negara, tanpa mempertimbangkan aspek
kemanusiaan dan hak asasi manusia;
Bahwa jika seadainya pun benar demikian, dimana Para Penggugat terbukti tidak
membayar pajak sekian tahun, maka pihak BPN lah yang memiliki tugas dan
tanggungjawab sebagai wakil pemerintah untuk menetapkan dan memutuskan
objek tanah tersebut kembali pada negara atau tidak setelah melalui pemeriksaan
yang benar, bukan oleh lembaga peradilan, apalagi hanya berdasarkan
keterangan seorang pegawai BPN yang menyatakan otomatis tanah kembali ke
negara apabila pajak tidak dibayar dan terlebih faktanya bahwa sebelumnya
Putusan No. 391/PDT/2015/PT.MDN
Hal 26 dari 40
Tergugat dalam jawabannya hingga agenda kesimpulan tidak ada meminta atau
menggugat hal tersebut;
Bahwa jika seandainya Majelis Hakim lebih cermat dan teliti memeriksa seluruh
bukti-bukti yang diajukan oleh Para Penggugat terutama bukti P-25 hingga bukti
P-30, jelas membuktikan bahwa Para Penggugat telah membayar pajak tanah
untuk bidang tanah yang dikuasai dan dimiliki tersebut, meskipun bukti yang dapat
ditunjukkan tidak berurutan tahun penagihan, itu hanyalah masalah administrasi
yang dapat terjadi. Mengingat Para Penggugat telah memiliki objek aquo telah
lebih dari puluhan tahun secara turun temurun, namun pada pokoknya Para
Penggugat tetap membayar ataupun berupaya membayar pajak tanah untuk
memenuhi kewajiban sebagai pemiliki tanah;
Bahwa oleh karenanya pertimbangan Judex Facti tersebut diatas sangatlah
janggal dan tidak memiliki alasan hukum yang kuat, sehingga pertimbangan yang
diberikan tidak memberikan rasa keadilan dan kepastian hukum terutama bagi
masyarakat kecil yang hanya menggantungkan nasibnya dari mengelola objek
tanah aquo, namun justru mendapatkan dan dihadapkan dengan tembok
kekuasaan dan ketidakadilan dari Judex Factir akibat salah menerapkan hukum,
sebagaimana putusan Judex Factie pada tingkat pertama;
Bahwa selanjutnya, haruslah ditolak juga pertimbangan Judex Factie yang tidak
mempertimbangkan seluruh bukti-bukti yang diajukan oleh Para Penggugat serta
keterangan saksi-saksi yang telah diajukan di pengadilan pada tingkat pertama,
namun hanya mempertimbangkan 4 (empat) bukti surat Para Penggugat dari total
24 (dua puluh empat) buki yang diajukan oleh Para Penggugat;
Bahwa hal tersebut patutlah dianggap bahwa Majelis Hakim tidak menerapkan
hukum sama rata, sebagaimana azas yang kita kenal yaitu “audi et alteram
partem” sebab di waktu yang sama pada putusan aquo Judex Factie justru
mempertimbangkan hampir seluruh bukti-bukti tertulis yang diajukan oleh
Tergugat yang berjumlah 20 (dua puluh) bukti, dan sebaliknya secara
menyedihkan bagi Para Penggugat harus menerima perlakuan tersebut yang telah
dipraktekkan secara langsung di hadapan persidangan yang lalu;
Putusan No. 391/PDT/2015/PT.MDN
Hal 27 dari 40
bahwa maka tentulah dapat dimaklumi Majelis Hakim tidak mendapatkan
informasi yang baik dan akurat dalam memberikan pertimbangan hukum, sebab
hanya memeriksa/”sengaja” memeriksa bukti-bukti yang sesuai dengan “selera”
Majelis Hakim, dan akhirnya menghasilkan putusan yang jauh dari keadilan;
Bahwa begitu juga halnya dengan saksi-saksi yang telah Para Penggugat
hadirkan dimuka persidangan yang berjumlah 5 (lima) orang, ternyata tidak
satupun
keterangan-keterangan
para
Saksi-saksi
yang
diajukan
dipertimbangkan oleh Majelis Hakim, sementara saksi Para Penggugat telah
menjelaskan telah sejak tahun 1968 atau sejak kakek dan ayah Para Penggugat
sebelum dan sesudah mendapat Surat Keputusan dari Gubernur Sumatera Utara
pada tahun 1974 silam, Para penggugat telah menguasai dan mengelola lahan
yang menjadi objek sengketa aquo dibuktikan dengan adanya bangunan dam
untuk irigasi persawahan milik Para Penggugat, namun Majelis Hakim tidak
mempertimbangkannya dalam putusan tersebut;
Bahwa oleh karenanya pertimbangan hukum yang diberikan hanyalah mengutip isi
dari Keputusan Gubernur tersebut dan kemudian langsung menolak seluruh
gugatan Para Penggugat tanpa alasan hukum yang cermat dan tepat adalah
pertimbangan keliru, dengan demikian patut kiranya pertimbangan tersebut ditolak
atau setidak-tidaknya tidak dapat diterima dan selanjutnya mengabulkan seluruh
gugatan Para Penggugat;
bahwa oleh karenanya pendapat judex factie dalam pertimbangan hukum pada
halaman 25 (dua puluh lima) hingga halaman 30 (tiga puluh) yang pada pokoknya
berpendapat bahwa bukti-bukti peristiwa hukum yang terjadi adalah kelalaian Para
Penggugat karena tidak membayar pajak dan menelantarkan objek aquo adalah
merupakan pendapat yang tidak memiliki dasar kebenaran dan tidak memiliki
dasar hukum tetapi didasarkan hanya atas selera sendiri dengan memanipulasi
fakta-fakta yang ada;
bahwa sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, gugatan yang diajukan oleh
pembanding telah memuat dalil-dalil posita yang lengkap, baik berupa dalil
feitelijke gronden maupun dalil rechts gronden serta petitum yang jelas dan
didukung oleh posita gugatan, sehingga jelas pula adanya bahwa pertimbangan
hukum judex factie tersebut juga lebih menunjukkan “unsur kenakalan” dari
Putusan No. 391/PDT/2015/PT.MDN
Hal 28 dari 40
judex factie yang didasarkan atas sesuatu hal yang bukan berkenaan dengan
kebenaran dan hukum;
Menimbang, bahwa Terbanding semula
Tergugat melalui Kuasanya
mengajukan Kontra Memori Banding, tertanggal 07 September 2015 yang
didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Rantau Prapat pada tanggal 07
September 2015, yang pada pokoknya sebagai berikut :
BERKENAAN
DENGAN
KEBERATAN
PARA
PEMBANDING
PADA
HALAMAN 5 ALINEA KE-2 MEMORI BANDING yang menyebutkan Putusan
Judex Factie didasarkan atas pertimbangan yang sangat singkat dan tidak
cermat, sebagaimana dalam pertimbangan hukum putusan pada halaman 25
(dua puluh lima) yang menyimpulkan bahwa yang menguasai tanah tersebut
sejak tahun 1993 sampai sekarang adalah Tergugat, padahal menurut Para
Pembanding bahwa tanah terperkara beralih menjadi atas nama ALI BASYAH
baru terjadi pada tahun 2013 dan tahun 2014 sebagaimana tanggal penerbitan
sertifikat-sertifikat atas nama Tergugat.
TERBANDING MENANGGAPINYA SEBAGAI BERIKUT :
- Bahwa Putusan Pengadilan Negeri Rantauprapat 38/Pdt.G/2014/PN-Rap.,
tanggal 23 April 2015 yang menyimpulkan bahwa “.... yang menguasai
tanah terperkara sejak tahun 1993 sampai sekarang adalah Tergugat”
adalah telah tepat dan benar sesuai dengan fakta hukum yang terungkap di
persidangan, sebagaimana pertimbangan Majelis Hakim yang telah
membaca dengan seksama gugatan, jawaban, replik dan duplik, sehingga
ditemukan hal-hal yang telah diakui atau setidak-tidaknya tidak disangkal
oleh para pihak, yang menurut hukum harus dianggap terbukti bahwa yang
menguasai tanah terperkara sejak tahun 1993 sampai sekarang adalah
Tergugat.
- Bahwa keliru dan salah alasan keberatan Para Pembanding yang
menyebutkan tanah terperkara beralih menjadi hak ALI BASYAH
(Tergugat) baru terjadi pada tahun 2013 dan tahun 2014 sebagaimana
tanggal penerbitan sertifikat-sertifikat;
- Bahwa tetapi yang benar adalah Tergugat baru meningkatkan alas hak atas
tanah terperkara menjadi Sertifikat baru tahun 2013 dan 2014 sebagaimana
Putusan No. 391/PDT/2015/PT.MDN
Hal 29 dari 40
Bukti T-1, Bukti T-2, Bukti T-3, dan Bukti T-4, sehingga keliru dan salah
apabila
Para
Pembanding
mengartikannya
bahwa
Tergugat
baru
menguasai dan mengusahainya sejak tanggal penerbitan sertifikat, karena
sejak membeli tanah/kebun kelapa sawit tersebut dari EDDY DJUANDY
yaitu tahun 1993 secara langsung Tergugat telah menguasai dan
mengusahainya secara terus menerus sampai sekarang.
Hal ini bersesuaian dengan keterangan AHLI Drs. UNTUNG JAUHARI,
BSc.,SH
(dari
Kantor
Pertanahan
Kabupaten
Labuhanbahtu)
di
persidangan pada pokoknya menerangkan bahwa atas tanah kebun kelapa
sawit yang menjadi objek terperkara telah diterbitkan sertifikat hak milik
atas nama ALI BASYAH (Tergugat) yang didasari oleh alas hak berupa
Akta Pengikatan Jual Beli yang dibuat di hadapan Notaris/PPAT Ny.
Paramita Salazar, SH., dan Akta Pelepasan Hak Atas Tanah Dan Ganti
Rugi yang dibuat di hadapan Notaris Sutrisno, SH; dan lokasinya telah
tepat sesuai dengan alas hak dari EDDY DJUANDI; dan dikuatkan pula
dengan keterangan Saksi JANUARI RITONGA (selaku Kepala Desa
Tanjung Harapan) dan keterangan Saksi AHMAD RASIDIN RITONGA
(selaku Mantan Kepala Desa Tanjung Harapan) di persidangan pada
pokoknya menerangkan bahwa saksi-saksi mengetahui lahan kebun kelapa
sawit yang menjadi objek perkara telah dikuasai oleh Tergugat (ALI
BASYAH) sejak tahun 1993, saksi-saksi mengetahuinya karena lokasi
lahan milik Tergugat tersebut masuk dalam wilayah administrative Desa
Tanjung Harapan (dahulu Desa Kampung Padang) Kecamatan Pangkatan.
BERKENAAN
DENGAN
KEBERATAN
PARA
PEMBANDING
PADA
HALAMAN 6 ALINEA KE-1 MEMORI BANDING yang menyebutkan bahwa
pada angka 2 (dua) halaman 25 (dua puluh lima) Putusan Judex factie
menyatakan bahwa di atas tanah tersebut tumbuh pohon sawit yang telah
menghasilkan buah, namun Majelis Hakim pada tingkat pertama tidak ada
menyebutkan di atas tanah siapakah sebenarnya tumbuh pohon sawit yang
telah menghasilkan buah tersebut.
TERBANDING MENANGGAPINYA SEBAGAI BERIKUT :
- Bahwa kesimpulan Judex factie sebagaimana pertimbangan hukum
putusan yang menyatakan “Bahwa benar, di atas tanah tersebut tumbuh
pohon kelapa sawit yang telah menghasilkan buah” adalah tepat dan benar
menurut hukum, karena berdasarkan fakta hukum yang terungkap di
Putusan No. 391/PDT/2015/PT.MDN
Hal 30 dari 40
persidangan bahwa tanah yang dibeli oleh Tergugat dari EDDY DJUANDY
dalam keadaan sudah ditanami kelapa sawit oleh EDDY DJUANDY, dan
sejak membeli Tergugat secara langsung menguasai dan mengusahai
tanah kebun kelapa sawit tersebut, serta bersesuaian dengan hasil
pemeriksaan setempat (sidang lapangan);
- Bahwa selain alasan tersebut di atas, kesimpulan judex factie yang
menyatakan bahwa di atas tanah tersebut tumbuh pohon sawit yang telah
menghasilkan buah adalah telah tepat dan benar menurut hukum, karena
ternyata Para Penggugat tidak dapat membuktikan bahwa Para Penggugat
sebagai pihak yang menanam kelapa sawit diatas tanah terperkara;
- Bahwa tanah kebun kelapa sawit yang telah menghasilkan buah tersebut
adalah milik Tergugat (ALI BASYAH) yang dibuktikan dengan Sertifikat Hak
Milik No. 186/Tanjung Harapan tanggal 20 Desember 2013 (Bukti T-1),
Sertifikat Hak Milik No. 192/Tanjung Harapan tanggal 20 Desember 2013
(Bukti T-2), Sertifikat Hak Milik No. 199/Tanjung Harapan tanggal 25 April
2014 (Bukti T-3), dan Sertifikat Hak Milik Nomor 208/Tanjung Harapan
tanggal 25 April 2014 yang kesemuanya diterbitkan a.n. ALI BASYAH
(Tergugat) oleh Kantor Pertanahan Kabupaten Labuhanbatu;
- Bahwa fakta hukum tersebut bersesuaian dengan Keterangan AHLI Drs.
UNTUNG JAUHARI, BSc.,SH., yang pada pokoknya menerangkan bahwa
lahan kebun kelapa sawit yang menjadi objek dalam perkara a quo adalah
merupakan objek jual beli antara Tergugat dengan EDDY DJUANDI, yang
lokasinya telah tepat dan sesuai dengan alas hak EDDY DJUANDI, berupa
1. Surat Keterangan Tanah; 2. Surat Keterangan Kepala Desa yang
dikuatkan Camat; dan 3. Surat Keterangan Pendaftaran Tanah, yang
semuanya
telah
dimasukan
menjadi WARKAH TANAH di
Kantor
Pertanahan Kabupaten Labuhanbatu, dalam halmana AHLI Drs. UNTUNG
JAUHARI,
BSc.,SH
telah
menunjukan
dan
memperlihatkannya
di
persidangan;
BERKENAAN
DENGAN
KEBERATAN
PARA
PEMBANDING
HALAMAN 6
ALINEA KE-4 MEMORI BANDING
PADA
yang menyebutkan
pertimbangan hukum putusan judex factie pada halaman 26 alinea ke-7 hingga
halaman 29 alinea ke-2 haruslah ditolak karena memberi pertimbangan hukum
yang hanya
sesuai dengan
Putusan No. 391/PDT/2015/PT.MDN
kepentingan
hukum Tergugat saja;
dan
Hal 31 dari 40
BERKENAAN DENGAN KEBERATAN PADA HALAMAN 9 MEMORI
BANDING
yang
pada
pokoknya
menyebutkan
judex
factie
tidak
mempertimbangkan seluruh bukti-bukti (tertulis) dan saksi-saksi yang diajukan
oleh Para Penggugat.
TERBANDING
MENANGGAPI
KEBERATAN-KEBERATAN
TERSEBUT
DENGAN URAIAN SEBAGAI BERIKUT :
- Bahwa keliru dan salah keberatan Para Pembanding yang menyebutkan
judex factie memberikan pertimbangan hukum yang hanya sesuai dengan
kepentingan hukum Tergugat saja, karena putusan Judex Factie telah
didasari oleh pertimbangan hukum yang objektif;
- Bahwa oleh karena yang menjadi persengketaan antara kedua belah pihak
adalah mengenai siapa yang berhak terhadap tanah objek sengketa, maka
tepat dan benar menurut hukum pertimbangan hukum judex factie yang
berpedoman pada ketentuan Pasal 1865 BW/283 RBg yang menentukan
bahwa “setiap orang yang mengaku mempunyai suatu hak, atau menunjuk
suatu peristiwa untuk meneguhkan haknya itu atau untuk membantah suatu
hak orang lain, wajib membuktikan adanya hak itu atau peristiwa yang
dikemukakan tersebut”;
- Bahwa Para Pembanding/Para Penggugat mengklaim sebagai pemilik atas
lahan kebun kelapa sawit yang menjadi objek dalam perkara a quo didasari
oleh bukti P-6 s/d P-10 berupa Surat Keputusan Gubernur Propinsi Sumatera
Utara No.193/DA/HML/LB/1974 tanggal 20 Mei 1974 tentang Pembagian
Tanah Yang Langsung Dikuasai Oleh Negara, yang terletak di Desa Tebing
Linggahara, Kecamatan Bilah Hulu. Karenanya tepat dan benar menurut
hukum pertimbangan judex factie yang mempertimbangkan bahwa apakah
ketentuan-ketentuan yang menjadi materi (isi) dari Surat Keputusan tersebut
telah terpenuhi atau tidak;
- Bahwa dalam Surat Keputusan Gubernur Provinsi Sumatera Utara
No.193/DA/HML/LB/1974
tanggal
20
Mei
1974
tersebut
ditentukan
persyaratan-persyaratan yaitu :
PERTAMA :
Memberikan hak milik atas tanah yang langsung dikuasai
Negara object landreform seluas 85,6489 M2/ha tanah kering
kepada 53 orang petani yang namanya, nomor kode, letak
dan
batas-batasnya
Putusan No. 391/PDT/2015/PT.MDN
tercantum
dalam
lampiran
surat
Hal 32 dari 40
keputusan ini, serta dengan kewajiban untuk membayar harga
tanah itu kepada Negara melalui Bank Rakyat Indonesia
setempat, sebesar jumlah yang disebutkan dalam ruangan 9;
KEDUA
: 1) Harga tanah tersebut dalam dictum pertama harus dibayar
lunas dalam waktu 4 (empat) tahun sejak surat keputusan
ini, yang dapat diangsur tiap tahun paling sedikit ¼
(seperempat) dari jumlah yang harus dibayar;
2) Angsuran pertama harus sudah dibayar kepada Bank
Rakyat Indonesia / Rek.32A-7-460 setempat dan selambatlambatnya tgl. 1 Juli 1974 dan untuk pembayaran
selanjutnya
dikenakan
bunga
5%
setahun
seperti
ditetapkan pada pasal 15 ayat 5 dari peraturan pemerintah
No.: 224/thn 1961;
3)
Tanah yang diberikan dengan hak milik ini oleh yang
menerimanya harus diberi tanda batas, menurut petunjuk
Kepala Seksi Pendaftaran Tanah pada Sub. Direktorat
Agraria Kabupaten Labuhan Batu;
4) Hak milik yang diberikan itu akan didaftarkan menurut P.P.
No.10 Tahun 1961 dan kepada yang menerima hak akan
diberi Tanda bukti hak oleh Kepala Seksi Pendaftaran
Tanah pada Sub. Direktorat Agraria Kabupaten Labuhan
Batu;
5) Yang menerima hak wajib mengerjakan / mengusahakan
sendiri tanahnya secara aktif;
6) Setelah 2 tahun sejak tanggal surat keputusan ini, Penerima
hak wajib mencapai kenaikan hasil tanaman setiap tahun
sebanyak yang ditetapkan oleh Dinas Pertanian Daerah;
7)
Yang menerima hak wajib menjadi anggota Koperasi
Pertanian di daerah letak tanah bersangkutan;
8)
Sebelum harga tanahnya dibayar lunas, Hak Milik yang
diberikan itu dilarang untuk dialihkan kepada orang lain, jika
tidak diperoleh izin lebih dahulu dari Kepala Sub. Direktorat
Agraria Kabupaten Labuhan Batu;
9) Kelalaian dalam memenuhi kewajiban-kewajiban atau
pelanggaran- pelanggaran terhadap larangan tersebut di
atas dapat dijadikan alasan untuk mencabut Hak Milik yang
bersangkutan itu;
Putusan No. 391/PDT/2015/PT.MDN
Hal 33 dari 40
10) Surat keputusan ini akan dicabut, atau akan dirobah
kembali sebagaimana mestinya apabila dianggap perlu dan
atau terdapat kekeliruan didalamnya dibelakang hari;
11) Negara bebas dari pertanggung jawaban mengenai segala
hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari pemberian hak
milik ini;
Sehingga tepat dan benar putusan judex factie yang mempertimbangkan
apakah persyaratan-persyaratan yang ditentukan dalam surat keputusan
tersebut telah terpenuhi, selanjutnya tepat dan benar pula pertimbangan
judex factie yang mengkaitkan ketentuan mengenai persyaratan tersebut
dengan ketentuan persyaratan perolehan hak sebagaimana diatur dalam
Pasal 14 P.P. No.224 Tahun 1961 dan syarat-syarat agar penerima
mendaftarkan hak sebagaimana diatur dalam P.P. No.10 Tahun 1960;
- Bahwa berdasarkan pembuktian yang diajukan di persidangan, ternyata
Para Penggugat tidak dapat membuktikan telah terpenuhinya persyaratanpersyaratan yang ditentukan dalam surat keputusan dan ketentuan hukum
tersebut diatas, tidak ada satupun persyaratan yang terbukti telah dipenuhi
atau dilaksanakan oleh Para Penggugat, sehingga tepat dan benar
pertimbangan hukum putusan judex factie yang menyebutkan “bahwa
berdasarkan alat bukti surat dan saksi-saksi yang diajukan oleh Para
Penggugat tidak satupun mampu membuktikan bahwa syarat-syarat yang
telah ditentukan dalam Surat Keputusan Gubernur Provinsi Sumatera Utara
tersebut (P-6 s/d P-10) dipenuhi/dilaksanakan oleh Para Penggugat”, yang
dilanjutkan dengan pertimbangan hukum judex factie yang menyimpulkan
“bahwa Para Penggugat tidak mampu membuktikan hak-haknya atas tanah
objek sengketa, oleh karenanya gugatan Para Penggugat tidak cukup
beralasan hukum sehingga haruslah ditolak”;
- Bahwa pertimbangan hukum judex factie tersebut bersesuaian dengan
pendapat AHLI
Drs. UNTUNG JAUHARI, BSc.,SH di persidangan yang
pada pokoknya menerangkan bahwa apabila syarat-syarat yang telah
ditentukan
di
dalam
surat
keputusan
mengenai
Landreform
tidak
dipenuhi/dilaksanakan, maka secara otomatis tanah-tanah objek landreform
tersebut kembali ke Negara;
- Bahwa mencermati keberadaan surat keputusan yang dijadikan bukti
kepemilikan Para Penggugat atas tanah terperkara, ternyata Para
Putusan No. 391/PDT/2015/PT.MDN
Hal 34 dari 40
Penggugat bukan merupakan subjek yang dimaksud dalam surat
keputusan tersebut, sehingga surat keputusan tersebut tidak ada
relevansinya dengan tanah/kebun kelapa sawit milik Tergugat, oleh
karenanya patut untuk dikesampingkan;
Selain itu, apabila dicermati bukti pembayaran pajak bumi dan bangunan
yang diajukan oleh Penggugat-I/Pembanding-I sebagaimana bukti P-25, P26, P-27, P-28, P-29 maka terlihat bahwa ukuran luas tanah yang tertera
pada bukti-bukti tersebut adalah seluas 50.000 M2, padahal sebagaimana
bukti P-5, P-6, P-7, P-8, P-9, P-10 tanahnya tidak berukuran seluas itu.
Perbedaan ini menunjukan bahwa ukuran luas tanah yang dibayarkan PBB
dengan luas tanah sebagaimana dimaksud Surat Keputusan Gubernur
Sumatera Utara adalah tidak sama. Hal ini mengindikasikan bahwa bukti
pembayaran
pajak
bumi
dan
bangunan
yang
dipergunakan
oleh
Penggugat-I untuk membuktikan pembayaran pajak bumi dan bangunan
atas tanah terperkara adalah bukti pembayaran pajak bumi dan bangunan
atas tanah yang lain, bukan tanah terperkara;
-
Bahwa sebaliknya untuk menguatkan
dalil-dalil jawaban dan bantahan
terhadap gugatan, Tergugat telah dapat membuktikan sebagai pemilik
yang sah atas tanah terperkara;
-
Bahwa tanah/kebun kelapa sawit yang dikuasai, diusahai, dan dimiliki oleh
Tergugat adalah terletak di Dusun Tanjung Makmur, Desa Tanjung
Harapan, Kecamatan Pangkatan, Kabupaten Labuhanbatu, sedangkan
tanah yang menjadi objek Surat Keputusan Gubernur Provinsi Sumatera
Utara No. 193/DA/HML/LB/1974 tanggal 20 Mei 1974 (bukti P-5, P-6, P-7,
P-8, P-9, P-10) adalah berada Desa Tebing Linggahara, Kecamatan Bilah
Hulu (sekarang setelah pemekaran menjadi Dusun Data Nauli, Desa
Tebing Linggahara Baru, Kecamatan Bilah Barat, Kabupaten Labuhan
Batu); sehingga dapat disimpulkan bahwa tanah kebun kelapa sawit yang
dikuasai dan diusahai dengan dasar hak milik oleh Tergugat adalah bukan
merupakan tanah yang dimaksud dalam Surat Keputusan Gubernur
Provinsi Sumatera Utara No. 193/DA/HML/LB/1974 tanggal 20 Mei 1974;
- Bahwa Tergugat membeli tanah/kebun kelapa sawit tersebut dari EDDY
DJUANDY pada tahun 1993, sejak membelinya Tergugat secara terus
Putusan No. 391/PDT/2015/PT.MDN
Hal 35 dari 40
menerus telah menguasai dan mengusahai tanah/kebun kelapa sawit
tersebut;
-
Bahwa sebagai bukti kebenaran dan keabsahan kepemilikan, penguasaan
dan pengusahaan Tergugat atas tanah/kebun kelapa sawit yang menjadi
objek dalam perkara a quo telah diterbitkan Sertifikat Hak Milik
No.186/Tanjung Harapan dan Sertifikat Hak Milik No.192/Tanjung Harapan
pada tanggal 20 Desember 2013, serta Sertifikat Hak Milik No.199/Tanjung
Harapan dan Sertifikat Hak Milik No.208/Tanjung Harapan pada tanggal
25 April 2014, oleh Kantor Pertanahan Kabupaten Labuhanbatu yang
kesemuanya adalah atas nama Tergugat (vide Bukti T-1, Bukti T-2, Bukti T3, Bukti T-4);
- Bahwa penerbitan sertifikat hak milik a.n. ALI BASYAH (Tergugat) adalah
sesuai dengan hukum. Hal ini bersesuaian dengan keterangan AHLI Drs.
UNTUNG
JAUHARI,
BSc.,SH
(dari
Kantor
Pertanahan
Kabupaten
Labuhanbahtu) di persidangan pada pokoknya menerangkan bahwa atas
tanah kebun kelapa sawit yang menjadi objek terperkara telah diterbitkan
sertifikat hak milik atas nama ALI BASYAH (Tergugat) yang didasari oleh
alas hak berupa Akta Pengikatan Jual Beli yang dibuat di hadapan
Notaris/PPAT Ny. Paramita Salazar, SH., dan Akta Pelepasan Hak Atas
Tanah Dan Ganti Rugi yang dibuat di hadapan Notaris Sutrisno, SH; dan
lokasinya telah tepat sesuai dengan alas hak EDDY DJUANDY berupa
Surat Keterangan Kepala Desa yang dikuatkan Camat, dan Surat
Keterangan Pendaftaran Tanah yang semuanya telah menjadi WARKAH
TANAH di Kantor Pertanahan Kabupaten Labuhanbatu.
Selanjutnya sejak tahun 1993 s/d sekarang Tergugat secara terus menerus
sebagai pihak yang menguasai dan mengusahai tanah kebun kelapa sawit
yang menjadi objek terperkara sebagaimana dikuatkan dengan keterangan
Saksi JANUARI RITONGA (selaku Kepala Desa Tanjung Harapan) dan
keterangan Saksi AHMAD RASIDIN RITONGA (selaku Mantan Kepala
Desa Tanjung Harapan) di persidangan yang pada pokoknya menerangkan
bahwa saksi-saksi mengetahui lahan kebun kelapa sawit yang menjadi
objek perkara telah dikuasai oleh Tergugat (ALI BASYAH) sejak tahun
1993, saksi-saksi mengetahuinya karena lokasi lahan Tergugat tersebut
masuk dalam wilayah administrative Desa Tanjung Harapan (dahulu
Desa Kampung Padang) Kecamatan Pangkatan;
Putusan No. 391/PDT/2015/PT.MDN
Hal 36 dari 40
- Bahwa oleh karena itu telah terbukti bahwa kepemilikan, penguasaan dan
pengusahaan Tergugat atas tanah kebun kelapa sawit yang menjadi objek
gugatan dalam perkara a quo adalah telah didasari pada suatu proses
peralihan hak kepemilikan yang sah sebagaimana diatur dalam peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
- Bahwa ke-4 Sertifikat hak milik a.n. ALI BASYAH tersebut adalah bukti
kepemilikan yang sempurna atas tanah, sejauh ini ke-4 sertifikat hak milik
tersebut tidak pernah dibatalkan oleh Pengadilan dan/atau oleh Pemerintah
Cq. Badan Pertanahan Nasional, dan/atau Tergugat tidak pernah
menanggalkan/melepaskan haknya kepada pihak lain. Selain itu tepat dan
benar pertimbangan judex factie yang didasarkan pada ketentuan Pasal 20
Jo. Pasal 6 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Agraria,
sehingga tanah tersebut harus dinyatakan sebagai milik Tergugat;
-
Bahwa atas kepemilikan, penguasaan dan pengusahaan tanah kebun
kelapa sawit tersebut, Tergugat selaku warga negara yang baik telah pula
menunaikan kewajiban pembayaran Pajak Bumi Dan Bangunan pada
setiap tahun, sebagaimana Surat Tanda Bukti Setoran (STTS) Pajak Bumi
Dan Bangunan a.n. ALI BASYAH (vide Bukti T-6.a dan T-6.b, Bukti T-7.a
dan T-7.b, Bukti T-8.a dan T-8.b);
-
Bahwa oleh karena proses peralihan hak dari EDDY DJUANDY kepada
Tergugat
telah
sesuai dengan hukum, serta
penguasaan dan
pengusahaan Tergugat atas tanah terperkara telah didasari oleh bukti-bukti
kepemilikan sah, maka hak milik Tergugat atas tanah tersebut harus
dinyatakan sah menurut hukum;
-
Bahwa berdasarkan seluruh uraian tersebut diatas, maka pertimbangan
hukum
Putusan
Pengadilan
Negeri
Rantauprapat
Nomor
38/Pdt.G/2014/PN-Rap., tanggal 23 April 2015 yang menolak gugatan Para
Penggugat untuk seluruhnya adalah telah tepat dan benar menurut hukum;
Menimbang,
bahwa
Majelis
Hakim
Tingkat
Banding
setelah
memperhatikan dengan seksama Memori Banding yang diajukan oleh para
Pembanding semula para Penggugat melalui Kuasa Hukumnya tertanggal 21
Agustus 2015 dan Kontra Memori Banding yang diajukan oleh Terbanding semula
Tergugat melalui Kuasa Hukumnya tertanggal 07 September 2015, ternyata tidak
Putusan No. 391/PDT/2015/PT.MDN
Hal 37 dari 40
ada memuat hal-hal yang dapat membatalkan putusan Pengadilan tingkat
pertama, melainkan hanya merupakan pengulangan atas hal-hal yang sudah
dikemukakan dalam jawab menjawab atau pada kesimpulan masing-masing
pihak, yang satu dan lainnya sudah dipertimbangkan oleh Majelis Hakim Tingkat
Pertama dengan baik dan benar, oleh karena itu Memori Banding dari para
Pembanding semula para Penggugat melalui Kuasa Hukumnya dan Kontra
Memori Banding dari Terbanding semula Tergugat melalui Kuasa Hukumnya
tersebut harus dikesampingkan ;
Menimbang, bahwa setelah Majelis Hakim Pengadilan Tinggi membaca
meneliti dan mempelajari dengan serta memeriksa secara seksama Berita Acara
sidang,
beserta surat-surat
yang
tersebut dalam berkas perkara Nomor
38/Pdt.G/2014/PN.Rap, turunan resmi putusan Pengadilan Negeri Rantau Prapat
Nomor 38/Pdt.G/2014/PN.Rap, tanggal 23 April 2015 dan setelah pula membaca
dan memperhatikan, Memori Banding yang diajukan oleh para Pembanding
semula para Penggugat melalui Kuasanya serta Kontra Memori Banding yang
diajukan oleh Terbanding semula Tergugat melalui Kuasanya maka Pengadilan
Tinggi berpendapat bahwa alasan dan pertimbangan hukum yang telah diambil
oleh Majelis Hakim tingkat pertama dalam putusannya berkenaan dengan hal-hal
yang disengketakan oleh kedua belah pihak yang berperkara telah tepat dan
benar menurut hukum, maka Majelis Hakim tingkat banding mengambil alih alasan
dan pertimbangan hukum Majelis Hakim tingkat pertama yang dipandang sudah
tepat, benar dan beralasan menurut hukum dan menjadikannya sebagai alasan
dan pertimbangannya sendiri dalam mengadili perkara ini ditingkat banding
dengan tambahan pertimbangan bahwa keberadaan Tergugat beserta alat bukti
berupa sertifikat No.186 tanggal 20-12-2013, No.192 tanggal 20-12-2013,
No. 199 tanggal 25-04-2014, No.208 tanggal 25-04-2014 (T1, T2, T3, T4) tidak
mampu dilemahkan/ dibatalkan oleh pihak Penggugat dimana prosedure
pemilikan/ sertifikat didasari atas hak berupa pengikatan jual beli, akta pelepasan
hak atas tanah dan ganti rugi ;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut
diatas maka putusan Pengadilan Negeri Rantau Prapat tanggal 23 April 2015 No.
38/Pdt.G/2014/PN.Rap, dapat dipertahankan dan harus dikuatkan ;
Putusan No. 391/PDT/2015/PT.MDN
Hal 38 dari 40
Menimbang,
bahwa
Penggugat berada di pihak
biaya
oleh karena
yang
kalah
para Pembanding semula
maka
dibebankan
para
membayar
perkara dikedua tingkat peradilan ;
Memperhatikan KUHPerdata, Pasal 157 RBg dan peraturan-peraturan lain
yang bersangkutan ;
MENGADILI
----- Menerima permohonan
banding dari para Pembanding semula
para
Penggugat melalui Kuasa Hukumnya ;
----- Menguatkan
Putusan
Pengadilan
Negeri
Rantau Prapat No :
38/Pdt.G/2014/PN-Rap, tanggal 23 April 2015 yang dimohonkan banding
tersebut ;
----- Menghukum
para Pembanding semula para Penggugat untuk membayar
biaya perkara dalam kedua tingkat peradilan, yang pada tingkat banding
ditetapkan sejumlah Rp.150.000.- (seratus lima puluh ribu rupiah ) ;
Demikian diputuskan dalam rapat permusyawaratan Majelis Hakim tingkat
banding
pada
hari
SELASA
tanggal
15
Desember
2015
oleh
kami
Dr.H.SOEDARMADJI,SH,M.Hum, Wakil Ketua Pengadilan Tinggi Medan selaku
Ketua Majelis dengan DHARMA E. DAMANIK,SH.MH, dan DALIZATULO
ZEGA,SH masing-masing sebagai Hakim Anggota berdasarkan Penetapan Ketua
Pengadilan
Tinggi
Medan
tanggal
26
391/PDT/2015/PT.MDN untuk memeriksa dan
Nopember
2015
Nomor:
mengadili perkara ini dalam
tingkat banding dan Putusan tersebut pada hari JUMAT tanggal 18 Desember
2015 diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum oleh Hakim Ketua Majelis
tersebut
dengan
didampingi
Putusan No. 391/PDT/2015/PT.MDN
oleh
Hakim-hakim
Anggota,
serta
Hal 39 dari 40
FARIDA MALEM, SH Panitera Pengganti pada Pengadilan Tinggi Medan dengan
tidak dihadiri kedua belah pihak yang berperkara maupun Kuasa Hukumnya ;
Hakim Anggota,
Hakim Ketua,
ttd
ttd
DHARMA E. DAMANIK,SH.MH
Dr.H.SOEDARMADJI,SH.M.Hum
ttd
DALIZATULO ZEGA,SH
Panitera Pengganti
ttd
FARIDA MALEM, SH
Perincian Biaya :
1. Meterai
Rp.
6.000,-
2. Redaksi
Rp.
5.000,-
3. Pemberkasan
Rp
139.000,-
Jumlah
Rp. 150.000,- ( seratus lima puluh ribu rupiah )
Putusan No. 391/PDT/2015/PT.MDN
Hal 40 dari 40
Download