Nama NIM Prodi Kelas : Marifatul Sadiyah : 15-160-0076 : Akuntansi :G 1. Kurva Lorenz adalah kurva yang menggambarkan fungsi distribusi pendapatan kumulatif. Kurva Lorenz memperlihatkan hubungan kuantitatif aktual antara presentase jumlah penduduk penerima pendapatan tertentu dari total penduduk dengan presentase pendapatan yang benar-benar mereka peroleh dari total pendapatan 1 Tahun. Semakin jauh jarak kurva Lorenz dari garis diagonal (yang merupakan garis pemerataan sempurna) maka semakin timpang atau tidak merata distribusi pendapatannya. Dinamakan Kurva Lorenz karna yang memperkenalkan Kurva tersebut adalah Conrad Lorenz seorang ahli statistik dari Amerika Serikat. Jadi nama Kurva Lorenz diambil dari nama belakang Conrad Lorenz. 2.Diketahui pendapat yang diperoleh masyarakat dalam suatu perekonomian : Upah dan gaji Rp.15.000.000 (W) Sewa tanah Rp.9.250.000 (R) Konsumsi Rp.18.000.000 (C) Pengeluaran pemerintah Rp.14.000.000 (G) Bunga modal Rp.3.500.000 (I) Keuntungan Rp.12.000.000 (P) Investasi Rp.4.500.000 (I) Ekspor Rp.12.500.000 (X) Impor Rp.7.250.000 (M) Ditanya : Tentukan pendapatan nasional melalui pendekatan pendapatan (Y = R + W + I + P) dan pendekatan pengeluaran (Y = C + G + I + (X – M)) Penyelesaian : Pendapatan Nasional melalui Pendekatan Pendapatan Rumus Pendekatan Pendapatan: Y=R+W+I+P Y = 9.250.000 + 15.000.000 + 3.500.000 + 12.000.000 Y = Rp.39.750.000 Jadi pendapatan nasional melalui pendekatan pendapatan adalah Rp.39.750.000 Pendapatan Nasional melalui Pendekaan Pengeluaran Rumus Pendekatan Pengeluaran: Y = C + G + I + (X – M) Y = 18.000.000 + 14.000.000 + 4.500.000 + (12.500.000 – 7.250.000) Y = Rp.41.750.000 Jadi pendapatan nasional melalui pendekatan pengeluaran adalah Rp.41.750.000 3. Prof.Purbayu BudiSantosa PERINGKAT EKONOMI Siapapun akan merasa bangga sekiranya dapat masuk peringkat (ranking) atas suatu aktivitas. Seperti negara kita Indonesia yang masuk peringkat ke 10 negara dengan ekonomi terbesar di dunia. Bank dunia dalam laporannya menyebutkan Indonesia masuk peringkat 10 dunia, posisi pertama ditempati negara Amerika Serikat. Keberhasilan tersebut berdasarkan kepada kriteria Produk Domestik Bruto (PDB/GDP) tingkat daya beli ( GDP Purchasing Power Imparity). Capaian tersebut terjadi pada tahun 2011 pada saat pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai puncak pertumbuhannya yaitu 0,5%. Sementara ini pertumbuhan ekonomi Indonesia terus mengalami penurunan dimana kuartal 1/2014 hanya sebesar 5,21%, meleset dari target pertumbuhan ekonomi yang pada tahun ini dipatok pada angka 5,5%. Menurut laporan Bank Dunia pada tahun 2011 PDB Indonesia mencapai 2,3% dari PDB dunia, yang artinya 2,3% perputaran uang dunia ada di Indonesia. Jika PDB Amerika Serikat sebagai perbandingan utama (17,1% PDB dunia), maka PDB Indonesia sebesar 13,2% dari PDB AS. Angka 13,2% mengalami kenaikan yamg berarti dibandingkan dengan tahun 2005 lalu yang masih sebesar 5,7%. Laporan Bank Dunia menyebutkan besar dan tingginya angka PDB dilihat dari tingkat konsumsi. Laporan Bank Dunia juga menyebutkan tingkat pengeluaran konsumsi rumah tangga Indonesia berdasarkan kemampuan daya beli sebesar US$ 990,0 miliar. Dalam kawasan Asia Pasifik pengeluaran konsumsi Indonesia hanya kalah dengan China dan India. Yang masing-masing sebesar US$ 4.397,8 miliar dan US$ 3.248,0 miliar. Konsep pendapatan nasional yang dipakai adalah PDB(GDP) bukan produk nasional bruto (PNB/GNP). Prof.Purbayu Budi Santosa adalah Guru Besar Fakultas Ekonomika dan Bisnis Undip. Dimuat di Republika, 21 Maret 2014 4. a. Gambar pertama menunjukkan seseorang yang sedang memikul modalnya kemudian akan dibawa menuju luar Indonesia yaitu negara Vietnam. Dengan bertuliskan kita hanya setia pada keuntungan. Maksut gambar tersebut ialah orang tersebut melakukan investasi ke negara lain yaitu Vietnam. Investasi adalah mengeluarkan sejumlah uang atau menyimpan uang pada sesuatu dengan harapan mendapatkan keuntungan financial. Namun investor tersebut hanya mementingkan keuntungan pribadi saja tanpa memikirkan dampak yang dialami Indonesia. Padahal saat ini Indonesia membutuhkan modal untuk membuka lapangan kerja baru agar menurunkan tingkat pengangguran di Indonesia dan menurunkan angka kemiskinan di Indonesia. Padahal menanam modal di Indonesiapun juga bisa mendapatkan keuntungan yang besar. Selain mendapatkan keuntungan yang besar, investor tersebut bisa memperkerjakan pengangguran yang ada di Indonesia untuk menjadi pekerja mereka. Sehingga menurunkan tingkat pengangguran yang ada di Indonesia dan bisa menurunkan angka kemiskinan di Indonsia. Menanam modal di Indonesia mempunyai dua manfaat, yaitu pertama untuk Indonesia yang bisa menurunkan tingkat pengangguran di Indonesi dan untuk investor mendapatkan keuntungan yang besar. b. Gambar kedua menunjukkan ada dua orang laki-laki yang satu bertubuh pendek dan yang satu bertubuh tinggi. Yang bertubuh pendek memakai baju bertuliskan PERTUMBUHAN EKONOMI dan yang bertubuh tinggi bertuliskan PERTUMBUHAN KORUPSI dengan berkata “SORY BRO, SAYA TETAP LEBIH TINGGI”. Maksut gambar tersebut ialah keadaan tersebut menggambarkan keaadan perekonomian yang terjadi di Indonesia saat ini, yang pertumbuhan korupsinya lebih tinggi dari pada pertumbuhan ekonominya. Korupsi adalah tindakan pejabat publik yang menyalahgunakan kepercayaan publik yang dikuasakan kepada mereka untuk mendapatkan keuntungan sepihak. Bisa juga diartikan penyelewengan/penggelapan uang negara/perusahaan untuk kepentingan pribadi. Faktor-faktor yang menyebabkan seseorang melakukan korupsi: 1. Tidak menerapkan ajaran agama. Di Indonesia dikenal sebagai bangsa yang religius, dan Indonesia merupakan negara yang memiliki ragam agama terbanyak yakni 6 agama, yaitu Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan Konghucu. Tentunya dalam masing-masing ajaran agama tersebut akan melarang tindak korupsi dalam bentuk apapun. Kenyataannya dilapangan korupsi berjalan subur ditengah masyarakat. Situasi ini menandakan ajaran agama tidak diterapkan dalam kehidupan. 2. Penegak hukum cenderung menutupi korupsi. Penegak hukum di Indonesia cenderung memihak pada yang berkantung tebal meskipun mereka melakukan kesalahan. Di Indonesia seringkali hukum bisa dibeli dengan uang. 3. Aspek perundang –undangan. Korupsi mudah timbul karena adanya kelemahan didalam peraturan perundangundangan, kualitas peraturan yang kurang memadai . 4. Aspek individu pelaku. Sifat serakah manusia memungkinkan seseorang untuk melakukan korupsi, meskipun orang tersebut sudah berkecukupan. Faktor penyebab sifat tersebut adalah kurangnya rasa bersyukur. 5. Gaya hidup yang konsumtif. Kehidupan di kota-kota besar seringkali mendorong seseorang agar bergaya hidup konsumtif. Kondisi semacam ini bila tidak di imbangi dengan pendapatan yang memadai maka akan membuka peluang seseorang untuk melakukan tindakan korupsi. Korupsi yang terjadi di Indonesia sudah berdampak luar biasa pada hampir seluruh sendi kehidupan. Korupsi lebih dari sekedar pencarian keuntungan yang bersifat individu tetapi sudah merupakan perilaku umum sehingga sebagai salah satu faktor penghambat pertumbuhan ekonomi yang ada di Indonesia. Gambar pertama dan gambar kedua mempunyai hubungan yang erat yaitu jika Investasi banyak dilakukan di Indonesia maka bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang ada di Indonesia.