Roadmap Ekonomi 2014-2019 APINDO Pada Pengembangan

advertisement
Antara Tantangan Dan Peluang :
Lembaga Pembiayaan Pembangunan
Industri Sebagai Solusi Sumber
Pembiayaan Dunia Usaha
Seminar Nasional
Pembiayaan Investasi Di Bidang Industri
Hariyadi B. Sukamdani
Jakarta, 5 Mei 2015
1
Sektor Industri Untuk
Memperkuat Pondasi
Ekonomi Indonesia.......
Roadmap Ekonomi 2014-2019 APINDO
Pada Pengembangan Sektor Industri
-- STAND POINT --
AKSELERASI INDUSTRI MANUFAKTUR
INDIKATOR
2015
2016
2017
2018
2019
Industri (%)
6,0
6,9
7,5
8,1
8,6
Share dalam PDB (%)
20,8
21,0
21,1
21,3
21,6
Pertumbuhan PDB rata-rata
7,0 persen
3
Alur Proses Keseluruhan Industri Di Indonesia
Perdagangan Bebas Regional /
Global : FTA, AEC, APEC, etc
SDA
Pemrosesan
Keberlangsungan
Proses SDA
Sumber Bahan
Pemrosesan
Mentah / Bahan
SDA  [Proses
Baku :
Hilirisasi]
Contoh :
Contoh :
a) Tambang
a) Logam
b) Hutan
b) Mineral
c) Pertanian
c) Rotan
d) CPO
Tantangan dalam
proses industri :
a) SDM berkualitas
b) Teknologi
c) Green Environment
Proses / Manufakturing
Produk Akhir
Produk Akhir
Bernilai
Tambah
Tinggi
Tantangan dalam merealisasikan proses
manufaktur (Industri Hulu)
a) SDM yang berkualitas
b) Produk berteknologi tinggi
c) Standarisasi
d) Green environment
4
Kontribusi Sektor Industri Terhadap GDP
• GDP per Sektor
Kontribusi PDB Global berdasarkan sektor
Kontribusi PDB Indonesia berdasarkan sektor
(PDB Dunia  US$ 72 Trilyun)
(PDB Indonesia  US$ 1 Trilyun)
Pertanian
Pertanian
Industri
(Migas)
Lain-Lain
Industri
Jasa
Keuangan
5.9%
63.4%
Sektor Jasa terutama dipacu oleh imbas
dari perkembangan nilai tambah di
sektor industri
7.52%
30.7%
Transportasi
11.79%
14.43%
14.17%
7.01%
44,92 %
14.33%
30.75%
Perdagangan
& Hotel
Industri
(Non Migas
• PDB Dunia diisi oleh Sektor Jasa sebagai kontributor terbesar (63%), sebagai hasil dari perkembangan nilai
tambah sektor industri
• PDB Indonesia diisi oleh kontributor terbesar dari sektor industri (45%) namun masih berada pada tahap sektor
bernilai tambah rendah, yang berimbas pada share PDB Indonesia terhadap PDB global sebesar hanya 1,4%
5
Sektor Industri Indonesia Diharapkan
Dapat Mensupport Percepatan Pertumbuhan Ekonomi
Indonesia akan menghadapi Fase Perangkap
“Pendapatan Kelas Menengah”
Kontribusi Industri Berat Indonesia
Food, Beverage & Tobacco
Industri berat hanya
1,9 %
Transport & Machinery
Ferilizer, chemical & others
berkontribusi
1%
Percepatan pengembangan
industri diperlukan untuk
menghindari perangkap
“middle income”
Basic metals, iron, & steels
±8,79% dari total
5,8 %
kontribusi total
Construction
Others
sektor industri
4,000
2,794
Tril. iDR
3,693
3,000
2,000
1,287
1,311
Butuh >2 tahun untuk
bertransformasi
1,000
Agriculture
Service
Industry (Oil &
Gas)
Industry (Non
Oil & Gas)

Kontribusi Industri Berat Indonesia / sektor dengan nilai tambah tinggi masih cukup rendah (± 9%) yang berdampak
pada lambatnya transisi perkembangan industri ringan ke arah industri berat.

RUU Industri mengikutsertakan : ❶ Pengembangan SDM ❷ Kerjasama antar industri dan ❸ Fasilitasi Inovasi, yang
keseluruhan ketiganya diharapkan dapat mengakselerasi pengembangan industri bernilai tambah tinggi.
6
......
Pengembangan Sektor Industri Indonesia
Melanjutkan percepatan
reformasi birokrasi dan
perijinan untuk mendukung
perbaikan iklim investasi
Percepatan
pengembangan
intra dan inter koridor
ekonomi melalui koridor
infrastruktur energi dan
logistik sebagai stimulus
perkembangan investasi
industri manufaktur
Roadmap
Ekonomi
APINDO
Rekomendasi
Program
1-Tahun
Peningkatan kapasitas
SDM industri manufaktur
untuk mendongkrak
produktivitas dalam rangka
memenangkan persaingan
Implementasi Standar
Nasional Indonesia (SNI)
akan menjadi insentif untuk
peningkatan mutu produk
domestik
Pengembangan skema kebijakan
terintegrasi, terinstitusionalisasi serta
insentif legal-formal dalam mendukung daya
saing ekspor manufaktur, dalam kerangka
kesepakatan di dalam WTO
MEMILIKI VISI :
 Menuju
kedigdayaan
sektor industri
yang berdaya
saing global, yang
memiliki nilai
tambah tinggi
serta mampu
menyerap tenaga
kerja
7
...... REKOMENDASI PROGRAM TRANSFORMASI
INDUSTRI UNTUK 5 TAHUN KEDEPAN
Sektor Industri yang mampu menyerap tenaga kerja dan menciptakan produktivitas merupakan kunci
kesuksesan keberlanjutan transformasi struktural Indonesia menuju negara dengan income per kapita yang tinggi
8
Rekomendasi Roadmap Ekonomi APINDO Menuju Sektor Industri
Manufaktur Berdaya Saing Global
Fokus kebijakan sektor industri manufaktur
secara umum harus diarahkan kepada fasilitasi
ijin industri ringan serta industri pengolahan /
komponen, yang dapat membuka lapangan
kerja serta menarik investasi industri berat di
sekitarnya.
Strategi
Sektor
Strategi
Lintas-Sektor
Disaat kesiapan industri berat terus diperbaiki
(khususnya SDM, infrastruktur, dan kesiapan teknologi),
opsi untuk bergabung dengan supply chain global akan
membantu akselerasi growth industrialisasi Indonesia.
Kondisi pangsa pasar domestik dan lokasi geografis
dalam kawasan market Asia Timur menjadi aset berharga
dalam menarik investasi industri ringan dan penyerapan
tenaga kerja. Perkembangan industri ringan yang
signifikan akan menjadi daya tarik minat investasi
industri berat di sekitarnya.
Menekan Hambatan-Hambatan Umum (General)
9
STRATEGI SEKTOR – Sektor Padat Karya
pulp & paper
Reformasi kebijakan upah dan
pesangon sangat dibutuhkan bagi
perbaikan industri padat karya
STRATEGI SEKTOR – Sektor Makanan Dan Minuman
Kebijakan yang menjamin kualitas
supply chain sangat dibutuhkan
oleh
sektor
Makanan
dan
Minuman
10
STRATEGI SEKTOR – Sektor Elektronik
Tantangan utama sektor ini : terkoneksi secara kontinyu
dengan jaringan global production network (GPN)
Kesuksesannya akan didukung oleh :
• Kemampuan insinyur / SDM terdidik atau terlatih
• Jaringan logistik fisik tingkat-pertama (dikarenakan produksi
JPG menuntut jaringan logistik antar negara yang efisien)
• Dukungan layanan (layanan bisnis), manajemen logistik,
desain, pengemasan
• Kerjasama yang baik dengan perusahaan PMA
STRATEGI SEKTOR – Sektor Alat Berat
Kebijakan pengembangan industri berat
bergantung penuh terhadap kemampuan
industri ringan pendukungnya
11
STRATEGI LINTAS–SEKTOR – Makro Ekonomi (Fiskal-Moneter)
Expansi ruang fiskal bagi infrastruktur, dengan komitmen
melakukan perubahan, seperti :
a. Peningkatan rasio belanja infrastruktur terhadap GDP dari
2,5% menjadi 4,5% pada 2019. Hal ini menuntut realokasi
penuh dari subsidi BBM ke pos pengeluaran infrastruktur.
b. Perbaikan insentif fiskal bagi Pemda untuk memelihara kualitas
infrastruktur, tidak hanya dengan membangun sarana baru.
c. Memberi kesempatan bagi Pemda untuk mencari sumber
pendanaan bagi pembiayaan proyek infrastruktur.
d. Memperbaiki koordinasi institusi antar pemerintah dalam hal
seleksi proyek serta persiapan pelaksanaan pembangunan.
e. Perbaikan implementasi UU Penyediaan Lahan bagi
infrastruktur publik (UU No. 2 Tahun 2012).
Menjaga nilai tukar Rupiah bagi tingkat daya saing produk /
barang ekspor Indonesia.
Pengembangan lembaga pembiayaan investasi
industri dengan skema insentif yang terintegrasi dan
terinstitusionalisasi bagi pengembangan kredit nasional
yang pro-industri untuk mendukung sektor tersebut agar
memiliki daya saing ekspor dan berkarakter industri
substitusi impor.
12
STRATEGY LINTAS–SEKTOR – Infrastruktur
Mengembangkan kluster industri yang dekat dengan
pelabuhan dan terkoneksi dengan global supply chain,
khususnya di Jawa Tengah, Jawa Timur bagian utara,
Lampung, serta bagian selatan Kalimantan. Manajemen
infrastruktur dan rencana spasial daerah akan menjadi
sangat penting bagi ekspansi kluster industri manufaktur.
Mengimplementasikan infrastruktur penunjang aktivitas
ekspor serta pengembangan kluster industri manufaktur,
seperti :
a. Jalan lingkar luar, akses jalan ke pelabuhan,
ketersediaan energi, akses ke pergudangan, serta
fasilitas dasar yang dibutuhkan bagi kehidupan pekerja.
b. Increasing international port with potential to become
international hub
Menggantikan sistem pengangkutan barang dari truk ke
moda kereta untuk jangkauan transport yang lebih panjang
dan muatan yang lebih besar. Hal ini akan membutuhkan
pengembangan lintasan kereta dan stasiun di kawasan
industri, tempat dimana sebagian industri berada.
13
PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN /
INVESTASI INDUSTRI
GAMBARAN UMUM ARAH INVESTASI SEKTOR INDUSTRI
No.
PROGRAM
APBN
MASYARAKAT
PERUSAHAAN
SWASTA
Sekolah Vokasi
Industri
Investasi peningkatan
kapasitan dan kualitas
Pelatihan Kerja
Penyiapan tenaga terampil
Up-grading skill untuk
untuk industri baru dan
mengisi medium skill jobs
sudah investasi
On the job training
(spesifik industri)
3
Kawasan Industri
Investasi swasta belum
layak terutama di luar
Pulau Jawa
Di Pulau Jawa dan
daerah lain yang layak
4
Industri Strategis Investasi
Operasi bisnis dengan
BUMN
5
Revitalisasi
Permesinan
Industri
Kerjasama Pemerintah dan
swasta (berbagi beban)
Kerjasama Pemerintah
dan swasta (berbagi
beban)
6
Pembinaan IKM
dan Industri
Kreatif
Bersama APBD
1
2
Penyelenggaraan pendidikan
Partisipasi
Investasi peningkatan
kapasitan dan kualitas
Pemanfaatan CSR
15
Permintaan Kredit Baru Berdasarkan Jenis Kredit (%)
Sumber: Bank Indonesia, 2014.
16
Konsentrasi Pemberian Kredit Terhadap Tiga Sektor
(2013-2014)
Sektor
yang
paling
banyak
menyerap kredit perbankan adalah
sektor rumah tangga (21,5%),
sektor perdagangan besar dan
eceran (19,7%), dan sektor
industri pengolahan
(17,9%)
dengan total proporsi sebesar
59,1% dari total kredit perbankan.
Risiko kredit yang muncul akibat
adanya konsentrasi kredit pada
sektor-sektor tertentu tersebut
dianggap tidak terlalu besar karena
penyebaran terhadap sektor-sektor
yang ada cukup merata.
Pemberian kredit terhadap sektor industri pengolahan tetap kuat antara lain dipicu
dari kenaikan harga komoditas global serta perbaikan ekonomi negara maju seperti Amerika
dan Jepang yang merupakan mitra dagang utama Indonesia.
Sumber : OJK, 2014.
17
Konsentrasi Penyebaran Pembiayaan 7 Sektor Usaha / Industri Lainnya
Sumber : OJK, 2014.
18
Prioritas Target Pemberian Kredit Baru
Sumber: Bank Indonesia, 2014.
Keterangan : 1) Prioritas pertama
2) Prioritas kedua
3) Prioritas ketiga
19
Kebutuhan Investasi (trilyun Rupiah)
Sumber : RPJMN 2015-2019, Bappenas.
Ket : PNB = Produk Nasional Bruto.
20
Sumber Pembiayaan Investasi Masyarakat (trilyun Rupiah)
Sumber : RPJMN 2015-2019, Bappenas.
21
1. Pengembangan Perwilayahan Industri
2. Penumbuhan Populasi Industri
3. Peningkatan Daya Saing dan Produktivitas (Nilai Ekspor & Nilai Tambah Per Labour )
 Peningkatan Efisiensi Teknis
•
•
•
Pembaharuan / revitalisasi permesinan industri
Peningkatan dan pembaharuan keterampilan tenaga kerja
Optimalisasi ke-ekonomian lingkup industri (economic of scope) melalui pembinaan
klaster industri
 Peningkatan Penguasaan Iptek / Inovasi
•
•
•
•
Infrastruktur mutu (measurement, standardization, testing, and quality)
Layanan perekayasaan dan teknologi
Penyelenggaraan riset dan pengembangan teknologi
Penumbuhan entrepreneur berbasis inovasi teknologi (teknopreneur)
 Peningkatan Penguasaan dan Pelaksanaan Pengembangan Produk Baru
(New Product Development) oleh industri domestik
 Pembangunan Faktor Input
•
Peningkatan kualitas SDM Industri
• Akses ke sumber pembiayaan yang terjangkau
22
1
pemerintah perlu segera mensupport serta memberi asistensi
terhadap sumber-sumber pembiayaan baru untuk menutupi
kesenjangan kebutuhan investasi industri
2
realokasi anggaran pemerintah yang lebih menitikberatkan
kepada pembiayaan investasi sektor industri, serta mengajak
pihak swasta berperan aktif dalam pembangunan dan
pengelolaan infrastruktur
3
Dalam upaya memberi kepastian investasi, diperlukan UU
baru yang mengatur hubungan di antara pihak krediturdebitur.
4
Kebijakan lain yang dapat diambil pemerintah adalah dengan
membentuk lembaga keuangan dan investasi.
23
Hariyadi B. Sukamdani
Gdg. Permata Kuningan. Lt. 10
Jl. Kuningan Mulia Kav. 9C Guntur – Setiabudi
Jakarta Selatan 12980
Download