21 BAB 2 GAMBARAN UMUM Pengobatan patah tulang Guru Singa

advertisement
21
BAB 2
GAMBARAN UMUM
Pengobatan patah tulang Guru Singa terdapat di tiga tempat yaitu dua
berada di Medan dan satu berada di Jakarta. Pusat pengobatan GS berada di Jl.
Jamin Ginting KM:11 No.76 Medan, sedangkan cabang pengobatan berada di Jl.
Setia Budi Psr.I Gg. Dahlia No,1 Tanjung Sari Medan, dan Jl. Pondok Kelapa
Raya Rt.001/02 Gg. Guru Singa No.37 Pondok Kelapa Jakarta Timur. Kini
pengobatan patah tulang GS yang berada di Medan dipegang oleh kedua adik
pendiri pengobatan patah tulang GS di Jakarta. Pengobatan patah tulang Guru
merupakan pengobatan yang berasal dari nenek moyang Guru Singa. Guru Singa
adalah nama marga dari suku bangsa Batak Karo yang dijadikan nama pengobatan
ini. Salah seorang adik dari pendiri pengobatan patah tulang GS di Jakarta yang
bertempat tinggal di wilayah Salatiga Jawa Tengah tidak membuka tempat
pengobatan patah tulang seperti di Medan dan Jakarta, tetapi bila ada yang
meminta akan diobati olehnya. Dalam tulisan ini yang dibahas ialah mengenai
pengobatan GS yang berada di Jakarta.
Gambar 1. Kartu nama GS alamat Jakarta (sumber: dok. GS)
Gambar 2. Kartu nama GS alamat Medan (sumber: dok. GS)
Pengobatan Tradisional Patah..., Ida Rahmadewi, FISIP UI, 2009
Universitas Indonesia
22
2.1 Sejarah Berdirinya Pengobatan Patah Tulang Guru Singa di Jakarta
Pengobatan patah tulang Guru Singa di Jakarta didirikan oleh Ngulih Rusli
Guru Singa (selanjutnya disebut Ngulih). Ia adalah anak pertama dari dua belas
bersaudara. Ngulih mempunyai lima orang anak hasil pernikahannya dengan
Nuraini Sembiring. Anak pertama bernama Ina, anak ke dua bernama Sri
Ngenana, anak ke tiga bernama Andreas Perdana, anak ke empat bernama Trang
Kencana, dan yang terakhir bernama Natal. Dari kelima anak Ngulih yang
meneruskan usaha ini adalah keempat anaknya karena anak terakhir, Natal berada
di Medan sedangkan keempat anak yang lain yang berada di Jakarta.
Ngulih merantau dari Medan ke Jakarta, ia sempat menjadi supir bis malam
jurusan ke Jawa Tengah. Berawal dari seorang teman Ngulih yang patah
tangannya datang menemui Ngulih kemudian tangannya yang patah itu diobati
oleh Ngulih dan lama kelamaan dibukalah pengobatan patah tulang di daerah
Cililitan. GS sekitar tahun 1972 berlokasi di Cililitan, tempat pangkalan dari salah
satu bis kota. Kemudian sekitar tahun 1978 GS pindah dari Cililitan ke Pondok
Kelapa (tempat yang sekarang).
Pada saat GS pindah dari Cililitan ke Pondok Kelapa, belum ada angkutan
umum yang melewati GS. Angkutan umum hanya ada dari Cililitan sampai
Kalimalang Halim, setelah itu berjalan kaki hingga Kodam Jatiwaringin,
kemudian dilanjutkan dengan angkutan umum dari Kodam hingga Lampiri
Kalimalang, dan kembali berjalan kaki dari Lampiri hingga GS. Tetapi kini dari
Cililitan hingga GS dapat dengan mudah dicapai yaitu rute angkutan umum M-29.
Awal GS pindah dari Cililitan ke Pondok Kelapa, ada sekitar lima belas pasien
yang turut dibawa pindah. Perpindahan ini dikarenakan tempat pengobatan yang
berada di Cililitan kurang luas dan karena di daerah Pondok Kelapa ini terdapat
tawaran tanah yang relatif murah.
Sekitar tahun 1992 GS membuka cabang di wilayah Cipinang Cempedak
karena ada salah seorang kerabat Ngulih yang menawarkan tempat kontrakkannya
untuk ditempati sebagai cabang pengobatan GS, kemudian dibukalah cabang GS
di wilayah ini. Namun, cabang pengobatan ini tidak bertahan lama, hanya setahun,
dikarenakan kontrakan yang ditempati akan dipakai oleh pemilik kontrakan itu.
Beberapa tahun kemudian, GS kembali membuka cabang di wilayah Ciracas.
Pengobatan Tradisional Patah..., Ida Rahmadewi, FISIP UI, 2009
Universitas Indonesia
23
Tetapi, karena belum dikenal di Ciracas dan juga karena para pengobatnya sedikit,
maka cabang yang di Ciracas pun di tutup. Sejak itu, GS hanya berpraktek di
Pondok Kelapa.
Sekitar tahun 1997, Ngulih diberikan gelar Prof. DR (doktor) dari salah satu
perguruan tinggi di Panama. Pihak perguruan tinggi tersebut datang dan
memberikan gelar DR kepada Ngulih karena Ngulih dianggap ahli dalam bidang
mengobati patah tulang. Mengenai gelar ini, baik para pengobat maupun anak
Ngulih tidak memberikan informasi yang penulis tanyakan, jawaban mereka
hanya seputar gelar tersebut diberikan dari salah satu perguruan tinggi di Panama,
untuk lebih jelasnya mereka tidak memberikan jawaban.
Pada tanggal 15 Februari 2007 Ngulih tutup usia. Sakit jantung yang
dideritanya menyebabkan Ngulih berobat sampai tiga rumah sakit. Pertama, RS
Mitra International, yang kedua RS Elizabet di Medan, dan yang terakhir di RS
Adventis di Malaysia. Pada usia 67 tahun Ngulih meninggal dunia di Medan
kemudian dimakamkan di Rumah Sumbul. Salah satu ruang rawat di GS juga
diberi nama yang sama dengan tempat makam Ngulih, yaitu Rumah Sumbul.
Semenjak Ngulih meninggal hingga kini, Dana lah yang menjadi pimpinan
di GS secara struktur organisasinya. Akan tetapi, untuk pengobatan lebih
diserahkan kepada ‘anak buah’ yaitu para pengobat yang bukan merupakan anak
kandung dari Ngulih.
Dari empat anak kandung Ngulih yang tinggal di Jakarta, hanya tiga anak
kandung Ngulih yang bertempat tinggal di wilayah GS Pondok Kelapa, yaitu Sri,
Dana, dan Kencana. Ina, anak pertama Ngulih bertempat tinggal bersama
suaminya di luar wilayah GS Pondok Kelapa. Ketiga kakak beradik ini bertempat
tinggal di dalam wilayah GS, rumah Dana terletak di dekat jalan masuk GS,
rumah Sri terletak di atas ruang rawat Rinjani (Rinjani lantai dua), sedangkan
rumah Kencana terletak di atas ruang rawat Sibayak (Sibayak lantai dua).
Tugas administrasi diantara ketiga anak kandung Ngulih dibagi berdasarkan
waktu. Pada pagi hari sekitar pukul 07.00 hingga siang hari sekitar pukul 14.00
yang bertugas sebagai bagian administrasi di GS adalah Sri. Pada siang hari
sekitar pukul 14.00 sampai sore hari sekitar pukul 16.00 yang bertugas sebagai
bagian administrasi di GS adalah Kencana dan Grace (istri Kencana). Selanjutnya
Pengobatan Tradisional Patah..., Ida Rahmadewi, FISIP UI, 2009
Universitas Indonesia
24
pada sore hari sekitar pukul 16.00 hingga malam hari sekitar pukul 22.00 yang
bertugas sebagai bagian administrasi di GS adalah Dana dan Tati (istri Dana).
Pada malam hari ini pula Tati memberi upah harian kepada semua pihak-pihak
yang terlibat seperti pengobat, dokter, perawat, petugas kebersihan, petugas dapur,
petugas bagian lapangan, dan petugas jaga malam (piket).
Sewaktu Ngulih masih hidup, para pekerja GS diberi upah sesuai dengan
kesepakatan, bisa per hari, per minggu, atau per bulan, tetapi setelah Ngulih
meninggal dan keuangan dipegang oleh anak-anaknya, para pekerja GS diberi
upah per hari.
2.2 Lokasi Pengobatan Patah Tulang Guru Singa di Jakarta
Gambar 3. Peta DKI Jakarta
Lokasi
Sumber: www.budayajakarta.com
Pengobatan Tradisional Patah..., Ida Rahmadewi, FISIP UI, 2009
Universitas Indonesia
25
Gambar 4. Peta Jakarta Timur
Lokasi
Sumber: www.budayajakarta.com
Gambar 5. Peta Kelurahan Pondok Kelapa-Pondok Kopi Jakarta Timur
Lokasi
Sumber: www.budayajakarta.com
Pengobatan Tradisional Patah..., Ida Rahmadewi, FISIP UI, 2009
Universitas Indonesia
26
Gambar 6. Peta Kelurahan Pondok Kelapa-Pondok Kopi Jakarta Timur (2)
Lokasi
Sumber: www.mister-map.com4
Lokasi Pengobatan Patah Tulang Guru Singa ditandai dengan lingkaran berwarna
merah dekat Makam Rawawadas.
Pengobatan Patah Tulang “Guru Singa” (selanjutnya ditulis GS) beralamat
di Jl. Pondok Kelapa Raya Rt.001/02 No.37 Kelurahan Pondok Kopi Jakarta
Timur. Pengobatan yang terletak di antara pintu masuk Tempat Pemakaman
Umum (TPU) Pondok Kelapa dan Banjir Kanal Timur ini merupakan jalur yang
hanya dilewati angkutan umum kota M-29 jurusan Clilitan PGC-Pasar Perumnas
Klender. Bila berjalan ke arah selatan sekitar dua ratus meter dapat ditemui rute
angkutan umum kota M-31 dengan jurusan Kampung Melayu-Pondok Kelapa,
dan bila berjalan ke arah utara sekitar seratus meter dapat ditemui rute angkutan
umum kota Angkutan Pengganti Bemo (APB) 01 JT (Jakarta Timur) jurusan
Rawamangun-Perumnas Klender.
4
http://www.mister-map.com/id-987789/pondok-kopi%2C-jakarta%2C-indonesia/ diakses pada
tanggal 30 Mei 2009
Pengobatan Tradisional Patah..., Ida Rahmadewi, FISIP UI, 2009
Universitas Indonesia
27
Foto 1. Papan nama Yayasan Pengobatan Guru Singa terlihat dari jalan Pondok kopi ke arah jalan
Pondok Kelapa. (sumber: dok. Pribadi)
Dari jalan raya rute angkutan umum kota M-29, GS hanya ditandai dengan
satu papan nama yang bertuliskan “Yayasan Pengobatan. Mengobati: Patah
tulang, Keseleo. Pimpinan DR. NG. GURU SINGA” yang berada di depan gang
GS. Posisi papan nama tersebut berhimpit dengan bengkel las di sebelah gang
sehingga untuk orang yang pertama kali ke GS perlu memperhatikan dengan
seksama. Dari jalan raya masuk ke gang GS berjarak sekitar 50 meter dengan
lebar jalan hanya cukup untuk satu mobil dan satu motor, GS terletak di ujung
gang ini. Memasuki wilayah GS terdapat lapangan yang cukup untuk parkir empat
mobil berjajar dan tiga banjar mobil yang diparkir paralel, memuat sekitar tiga
belas mobil ditambah parkiran motor yang memuat sekitar tiga puluh motor.
Memasuki wilayah GS di sebelah kiri terdapat bangunan rumah Dana dan
bangunan ruang rawat Laubenteludan, di depan rumah Dana dan di samping ruang
rawat Laubenteludan terdapat gerobak penjual makanan diantaranya gerobak
ketoprak, bakso, dan sebagainya. Di sebrang depan rumah Dana setelah melewati
lapangan parkir terdapat kantor dan ruang pengobatan. Di atas pintu kantor tertulis
‘INFORMASI’ karena di ruangan inilah tempat untuk bertanya mengenai pasien
yang di rawat inap, tempat untuk administrasi rawat inap dan rawat jalan, tempat
untuk menunggu giliran masuk ke ruang pengobatan. Di dalam ruang kantor
terdapat meja administrasi, bangku panjang untuk menunggu. Bangku ini terletak
Pengobatan Tradisional Patah..., Ida Rahmadewi, FISIP UI, 2009
Universitas Indonesia
28
di antara pintu kantor dengan pintu ruang pengobatan. Di atas bangku ini terdapat
papan besar yang bertuliskan nama-nama ruang rawat dan pasien-pasiennya,
harga kamar, jadwal jaga malam pengobat, nomer telepon penting seperti kantor
polisi dan rumah sakit. Selain itu, di dalam ruang kantor terdapat kamar untuk
pengobat beristirahat, dan ruang pengobatan. Ruang pengobatan ini berfungsi
seperti Unit Gawat Darurat (UGD) atau Instalasi Gawat Darurat (IGD) pada
rumah sakit, di ruang inilah pasien pertamakali ditangani dan di ruangan ini pula
tempat untuk kontrol para pasien yang rawat jalan.
Foto 2. Ruang kantor ditandai dengan tulisan "INFORMASI". (sumber: dok.Pribadi)
Di dalam ruang pengobatan terdapat dua tempat tidur. Saat pintu ruang
pengobatan dibuka terdapat satu tempat tidur yang posisinya lurus dengan pintu,
di sebelah kiri tempat tidur adalah tembok, tegak lurus dengan tempat tidur itu
adalah sebuah jendela yang langsung terlihat TPU Pondok Kelapa. Di sebelah
kanan tempat tidur itu terdapat tempat untuk mencuci tangan, di sebelah kanan
terdapat tempat tidur yang rapat ke tembok ruangan yang posisinya membentuk
siku 90 derajat dari tempat tidur yang pertama. Sebuah alat untuk melihat rontgen
terletak diantara tempat tidur dan bangku kayu yang digunakan pengobat untuk
mengobati pasien dengan kondisi sakit tangan atau kaki yang bisa ditekuk. Selain
itu terdapat lemari sebagai tempat untuk peralatan balut seperti perban putih,
Pengobatan Tradisional Patah..., Ida Rahmadewi, FISIP UI, 2009
Universitas Indonesia
29
kapas, cairan antiseptik, cairan pembersih (rivanol), minyak GS, dan spalk/bidai
dengan berbagai ukuran. Spalk kecil berukuran lebar 4 cm panjang 30 cm dengan
ketebalan 6 mm. Spalk sedang berukuran lebar 5 cm panjang 40 cm dengan
ketebalan 6 mm. Spalk besar berukuran lebar 6 cm panjang 62 cm dengan
ketebalan 9 mm. Perban elastis tidak berada di ruang pengobatan, tetapi ada di
kantor, jika dibutuhkan baru diambil. Perban elastis terdiri dari tiga ukuran yaitu
kecil, sedang dan besar. Harganya berkisar antara Rp.35.000,-; Rp.45.000,-; dan
Rp.55.000,-. Bila pasien memerlukan perban elastis, pengobat mengambil di
kantor, setelah selesai pengobatan, pengobat memberi tahu pihak administrasi
pada saat itu bahwa pasien tersebut memakai perban elastis sehingga pembayaran
perban elastis dilakukan di kantor sesuai dengan harga perban yang dipakai.
Tetapi untuk biaya pengobatan tidak ditentukan berapa, seikhlasnya.
Foto 3. Ruang pengobatan Guru Singa. (sumber: dok. Pribadi)
Foto 4. Suasana di ruang pengobatan
Pengobatan Tradisional Patah..., Ida Rahmadewi, FISIP UI, 2009
Universitas Indonesia
30
Beberapa fasilitas yang terdapat di GS seperti mushola, tempat wudhu,
toilet, ‘ruang’ TV, dapur umum. Mushola berada di sebelah kanan ruang kantor
jika dilihat dari luar. Mushola berukuran dua shaf dengan tiga sajadah tiap shafnya. Di depan mushola terdapat satu kran air yang digunakan baik untuk tempat
wudhu maupun tempat untuk mengambil air (seperti untuk membersihkan lantai
atau yang lainnya). Kamar mandi berada di setiap ruang rawat. ‘Ruang’ TV,
terdiri dari dua bangku yang terbuat dari semen dengan bentuk siku (menyerupai
huruf L), ditambah bangku kayu panjang di ujung bangku semen sehingga
berbentuk menyerupai huruf U. TV diletakkan di antara ujung-ujung bangku
semen dan bangku kayu. ‘Ruang’ TV ini berada di depan ruang kantor (ruang
informasi) dengan asbes sebagai penutupnya. Dapur umum merupakan dapur
untuk memasak makanan pasien, memasak sup pasien, memasak air putih matang.
Selain itu, dapur umum juga sebagai tempat untuk mencuci piring dan
perlengkapan makan lainnya, tidak hanya petugas dapur yang menggunakan
ruangan ini, keluarga atau kerabat pasien pun diperkenankan untuk mencuci
perlengkapan makan di sini.
Di GS terdapat berbagai macam penjual makanan dan minuman. Pada pagi
hari terdapat penjual bubur ayam dan bubur kacang hijau (makan pagi para pasien
berasal dari penjual kedua bubur ini), nasi uduk, serta ketupat sayur (penjual
ketupat sayur ini ialah orang tua dari Eka, Padly, Rudi, yang merupakan petugas
di GS). Menjelang siang, terdapat penjual nasi rames (pemilik warung makanan
ini masih ada hubungan kerabat dengan Dana), mie ayam (Yanto, salah seorang
pengobat merupakan keponakan dari penjual mie ayam ini), bakso, ketoprak, roti
bakar, dan minuman segar. Sore menjelang malam hari, terdapat penjual nasi
goreng, sate ayam, dan ketoprak (satu gerobak dengan ketoprak yang siang hari
tetapi yang berjualan adalah saudaranya, kakak-adik). Selain itu, terdapat warung
yang menjual minuman es kelapa dan keperluan sehari-hari seperti sabun, mie
instan, dan sebagainya. Para penjual ini tidak dikenakan retribusi oleh pihak GS,
menurut salah seorang anak Ngulih karena ini adalah pesan Ngulih untuk berbagi
rezeki kepada sesama. Disebelah luar ruang rawat Sibayak terdapat toko waralaba
yang menjual berbagai keperluan. Dengan adanya penjual makanan, minuman,
Pengobatan Tradisional Patah..., Ida Rahmadewi, FISIP UI, 2009
Universitas Indonesia
31
serta berbagai keperluan sehari-hari nampaknya menjadi suatu fasilitas tersendiri
bagi pasien serta keluarga dan atau kerabat pasien.
Pada saat pengobatan GS berdiri di Pondok Kelapa, ruang rawat yang ada
hanyalah Kerinci dan Tampomas. Ruang rawat ini pada mulanya belum diberi
nama, berawal dari sebuah ruangan yang cukup besar dan memuat banyak pasien
dibanding ruang rawat yang lain, seolah terlihat bagaikan pasien korban dari kapal
Tampomas yang pada saat itu baru terjadi kecelakaan kapal Tampomas II. KM
Tampomas II yang mengalami kebakaran dan tenggelam di sekitar Kepulauan
Masalembo di Laut Jawa ini sedang menempuh perjalanan dari Jakarta menuju
Sulawesi dan karam pada tanggal 27 Januari 1981 dengan diperkirakan 431
korban jiwa5. Sejak kasus kapal Tampomas-lah ruang rawat di GS diberi sesuai
dengan nama-nama kapal yang juga merupakan nama gunung, seperti Kambuna,
Rinjani, Kerinci. Sinabung dan Sibayak dinamakan sesuai dengan nama gunung.
Tabel 1. Nama ruang rawat inap GS dan harganya
Ruangan
Harga
Kambuna
Rp.70.000,-
Rumah Sumbul
Rp.70.000,-
Tampomas
Rp.70.000,-
Sinabung
Rp.100.000,-
Sibolangit 1-4
Rp.125.000,-
Sibolangit 5-6
Rp.90.000,-
Sibolangit 7-8
Rp.70.000,-
Rinjani 1
Rp.100.000,-
Rinjani 2
Rp.70.000,-
Rinjani 3 AC
Rp.150.000,-
Rinjani luar
Rp.70.000,-
Sibayak 1-3
Rp.150.000,-
Sibayak 4
Rp.85.000,-
Kerinci 1-4
Rp.160.000,-
Kerinci 5-7
Rp.90.000,-
Laubenteludan 1-4
Rp.300.000,-
Laubenteludan 5
Rp.150.000,-
Laubenteludan 6-7
Rp.160.000,-
Laubenteludan 8
Rp.225.000,-
Sumber: Data Guru Singa6
5
6
http://id.wikipedia.org/wiki/Musibah_KMP_Tampomas_II diakses pada tanggal 17 Mei 2009
Data di dapatkan dari papan informasi yang terdapat di ruang kantor GS.
Pengobatan Tradisional Patah..., Ida Rahmadewi, FISIP UI, 2009
Universitas Indonesia
32
Pengobatan patah tulang Guru Singa memiliki sembilan nama dengan tarif
yang berbeda. Ada yang satu kamar ditempati oleh satu pasien, ada yang satu
kamar ditempati oleh empat pasien, dan ada juga yang satu kamar ditempati
dengan lebih dari sepuluh pasien.
Ruang rawat Sibolangit dinamakan sesuai dengan nama kecamatan tempat
tinggal Ngulih di Medan. Ruang rawat Laubeteludan dinamakan sesuai dengan
nama desa Ngulih berasal. Rumah Sumbul sesuai dengan nama makam Ngulih.
Ruang rawat Laubenteludan (selanjutnya di singkat LB) merupakan ruang
rawat yang paling mahal biaya inapnya dibanding ruang rawat yang lain, kisaran
harga antara Rp.160.000,- hingga Rp.300.000,- per-hari. LB berbentuk seperti
rumah kos-kosan dengan lorong jalan ditengah dan dikanan-kiri terdapat ruangan
inap. Terdapat delapan ruangan di LB.
Ruang rawat Sibayak terdiri dari empat ruangan dan satu kamar mandi.
Sibayak 4 terletak bersebelahan dengan ruang rawat Rinjani sedangkan Sibayak 13 terletak di bangunan ruko, bangunan yang terpisah dari bangunan LB dan
dihubungkan dengan lorong. Pintu luar dari lorong tersebut adalah jalan raya,
jalan yang dilewati angkutan umum.
Ruang rawat Rinjani sejajar dengan Sibayak 4. Ruang rawat Rinjani terdiri
dari satu kamar mandi dan tiga ruangan, terdapat dua ruangan yang bersebelahan
yaitu Rinjani 1 dan Rinjani 2. Rinjani 1 terdapat empat tempat tidur, ruangan ini
dikhususkan untuk pasien laki-laki sedangkan di Rinjani 2 terdapat enam tempat
tidur yang dikhususkan untuk pasien perempuan. Rinjani Luar dan Rinjani AC
terletak di lorong jalanan menuju Sibayak. Di Rinjani Luar terdapat dua tempat
tidur untuk pasien laki-laki. Rinjani AC terdapat empat tempat tidur.
Bersebelahan dengan ruang rawat Rinjani adalah kamar mandi dan kamar
berukuran sekitar 3x3meter. Kamar ini digunakan sebagai tempat beristirahat
untuk orang-orang yang bekerja di GS baik pengobat, petugas dapur, petugas
kebersihan, maupun tukang parkir. Di depan kamar ini terdapat lemari untuk
menyimpan barang-barang milik orang-orang yang bekerja di GS. Kamar dan
loker ini lebih diperuntukkan kepada orang-orang GS yang belum menikah dan
tidak bertempat tinggal di dekat GS. Kamar ini bersebelahan dengan dapur umum
dan ruang rawat Sibolangit.
Pengobatan Tradisional Patah..., Ida Rahmadewi, FISIP UI, 2009
Universitas Indonesia
33
Gambar 7. Denah Tempat Pengobatan Patah Tulang Guru Singa
Sumber: dok.Pribadi
Pengobatan Tradisional Patah..., Ida Rahmadewi, FISIP UI, 2009
Universitas Indonesia
34
Ruang rawat Sibolangit hampir serupa dengan ruang rawat LB yaitu kanan
dan kiri adalah kamar-kamar dan ditengah adalah lorong jalanan. Terdapat
sembilan tempat tidur dan satu kamar mandi di ruang rawat Sibolangit. Ada salah
satu kamar yang terletak dekat dengan pintu masuk Sibolangit yang dijadikan
sebagai ruang medis. Sebelumnya, ruang medis terletak di dekat ruang rawat LB.
Ruang medis ini berfungsi sebagai tempat untuk dokter dan perawat. Selama
tinggal di GS, perawat menginap di ruang medis ini.
Ruang rawat Rumah Sumbul terletak tepat diatas ruang rawat Sibolangit.
Tangga untuk mencapai ke Rumah Sumbul terletak di depan dekat parkiran mobil
sehingga orang yang akan menuju Rumah Sumbul dapat langsung menaiki tangga
tanpa harus masuk ke ruang rawat Sibolangit. Rumah Sumbul merupakan nama
daerah dimana Ngulih dimakamkan. Ruang rawat Rumah Sumbul terdapat tujuh
tempat tidur dan satu kamar mandi. Di ruang rawat Rumah Sumbul, pasien yang
dirawat adalah laki-laki.
Ruang rawat Sinabung terletak di seberang ruang rawat Sibolangit yang
terpisahkan oleh lapangan parkir mobil. Terdapat empat tempat tidur dan satu
kamar mandi di ruang rawat Sinabung. Ruang rawat Sinabung dikhususkan untuk
perempuan, kalaupun ada yang laki-laki itu adalah anak kecil.
Ruang rawat Kerinci terdiri dari tujuh kamar dan dua kamar mandi yang
teletak diantara Kerinci dan Tampomas. Kerinci 5-7 terletak bersebelahan dengan
Sibolangit sedangkan Kerinci 1-4 berada di depan Kerinci 5-7 yang dipisahkan
oleh pagar kecil berukuran sekitar 70 cm yang terbuat dari semen sehingga pagar
tersebut bisa untuk duduk, dan ditengahnya terdapat pohon mangga.
Ruang rawat Tampomas terdiri dari dua belas tempat tidur untuk pasien
laki-laki. Kamar mandi terletak di dekat pintu belakang ruang rawat Kambuna.
Ruang rawat Kambuna hampir sama dengan ruang rawat Tampomas, yaitu
bangsal. Ruang rawat ini terdiri dari satu kamar mandi dan lima belas tempat tidur
dengan tiga tempat tidur yang teletak di belakang (dekat dengan ruang rawat
Tampomas) dibatasi oleh tembok tidak penuh (masih ada jalanan dari Kambuna
bertempat tidur sebelas ke Kambuna bertempat tidur tiga). Ruang rawat ini hanya
untuk pasien laki-laki.
Pengobatan Tradisional Patah..., Ida Rahmadewi, FISIP UI, 2009
Universitas Indonesia
35
Ruang rawat Kambuna Perempuan terletak diantara ruang rawat Kambuna
(laki-laki) dengan ruang kantor (pengobatan). Ruang rawat Kambuna Perempuan
terdiri dari tujuh tempat tidur dan satu kamar mandi. Semua tempat tidur pasien di
ruang rawat tidak menggunakan kasur, tetapi menggunakan papan dan diberi alas
tikar.
2.3 Pihak-pihak pendukung di GS
2.3.1 Bagian Administrasi
Anak dan menantu dari Ngulih bertugas dalam hal administrasi GS. Adanya
pembagian tugas administrasi GS diantara ketiga anak Ngulih dijelaskan pada
halaman
sebelumnya.
Petugas
administrasi
bekerja
dibelakang
meja
administrasi yang terletak di dekat pintu masuk ruang kantor. Bila pasien rawat
jalan telah diobati di ruang pengobatan, maka meja ini yang dituju untuk
membayar pengobatan secara sukarela dan petugas administrasi akan
memberikan minyak GS7 satu atau dua plastik kecil, serta petugas administrasi
akan memberi tahu pantangan8 pasien yaitu es dan makanan haram. Bila
terdapat pasien yang baru datang dan disarankan untuk dirawat inap, maka
petugas administrasi akan membicarakan kepada keluarga atau kerabat pasien
mengenai biaya serta fasilitas yang akan didapatkan pasien saat rawat inap.
Selain anak dan menantu Ngulih yang bertugas sebagai bagian administrasi
di GS, Padli juga membantu bagian administrasi. Ia menagih ke pasien-pasien
rawat inap untuk pembayaran, baik pembayaran pengobatan maupun
pembayaran kamar. Sore hari sekitar pukul 16.00 Padli mendatangi ruang rawat
pasien untuk menagih cicilan biaya ruang rawat dan atau biaya pengobatan.
Penagihan ini tidak ditentukan besarnya cicilan yang harus dibayar setiap
harinya, ada pasien yang membayar cicilan ratusan ribu rupiah dan ada pula
yang membayar cicilan puluhan ribu rupiah. Padli juga membantu keluarga atau
kerabat pasien yang ingin melihat ruang rawat inap baik yang ingin menjenguk
pasien maupun yang akan memilih ruang rawat untuk pasien.
7
8
Minyak Guru Singa akan dijelaskan pada bagian III.1.3.1
Pantangan pasien akan dijelaskan pada bagian III.1.3.3
Pengobatan Tradisional Patah..., Ida Rahmadewi, FISIP UI, 2009
Universitas Indonesia
36
2.3.2 Bagian Lapangan
Padli dan Dirman bertugas untuk menjaga kebersihan ruang rawat LB,
Sibayak, Rinjani, dan kamar mandi. Selain itu, Padli membantu menagih
pembayaran pasien rawat inap ke setiap ruang rawat. Ramadhan bertugas untuk
menjaga kebersihan ruang rawat Sibolangit, Rumah Sumbul, dan kamar mandi.
Pardy bertugas menjaga kebersihan ruang rawat Kerinci dan kamar mandi. Jaya
bertugas menjaga kebersihan ruang rawat Kambuna, ruang kantor GS, dan
kamar mandi. Dirman, Rudi dan Jaya yang bertugas sebagai orang yang
membersihkan ruang rawat dan ruang pengobatan GS serta membantu tim
pengobat pada saat berkeliling seperti membalut spalk/bidai dengan kapas dan
perban, memegang pasien pada saat diobati, dan sebagainya.
Selain itu, ada Piter dan Budiman yang bertugas untuk kebersihan lapangan
parkir. Mulyadi, Rohim, Sarifudin, dan Fauzan bertugas sebagai pengatur parkir
mobil dan motor. Maman, Rudi, Agung, Mus, dan Eka bertugas membantu
perparkiran dan yang lainnya (seperti membantu mengangkat pasien dari mobil
ke ruang pengobatan, atau dari ruang pengobatan ke mobil, atau dari ruang
pengobatan ke ruang rawat). Dudung bertugas memotong papan untuk
dijadikan spalk.
2.3.3 Bagian Dapur
Pihak yang bertugas di dapur sebagai orang yang memasak makanan pasien
dan minuman air sup sapi adalah Imas, Yanti, Wanta, Sukron, dan Iwan.
Pembagian tugas di dapur ini antara lain bagian untuk membersihkan tempat
makan pasien, gelas, dan alat masak lainnya, serta membagikan makanan dan
sup diserahkan kepada petugas yang laki-laki, sedangkan petugas yang
perempuan bertugas untuk ke pasar, berbelanja, membuat bumbu dan memasak
Pagi hari sekitar pukul 05.00 salah seorang petugas dapur bersama istri
Dana ke pasar berbelanja keperluan masak untuk makanan pasien, keluarga dan
kerabat Pak GS. Sekitar pukul 06.30, para petugas dapur mulai sibuk dengan
kegiatan masak memasak baik memotong, mengupas, memetik, memarut,
mencuci bahan-bahan makanan seperti sayuran, daging, dan lain sebagainya
Pengobatan Tradisional Patah..., Ida Rahmadewi, FISIP UI, 2009
Universitas Indonesia
37
yang akan diolah. Biasanya yang didahulukan adalah memasak makanan untuk
keluarga dan kerabat Pak GS.
Foto 5. Dapur GS (sumber: dok.Pribadi)
Di dapur terdapat dua ember besar berukuran delapan puluh liter dan satu
panci besar dengan ukuran hampir sama yang berfungsi sebagai tempat air
minum yang diperuntukkan bagi pasien rawat inap. Ember dan panci tersebut
diisi tiga kali dalam sehari, yaitu pada pagi hari, siang, dan malam. Pada pagi
hari biasanya sekitar pukul 08.30 air minum di ember dan di panci sudah habis
diambil para keluarga maupun kerabat pasien. Pada siang hari sekitar pukul
15.00 air minum di ember dan di panci sudah habis. Malam hari sekitar pukul
20.00 air minum di ember dan di panci sudah habis.
Keluarga maupun kerabat pasien mengambil air dari ember atau panci
menggunakan gayung yang disediakan oleh petugas dapur, setelah itu air
dituang kedalam botol-botol minuman atau gelas. Jika air minum baru matang,
ada keluarga maupun kerabat pasien yang mengambil air tersebut dan
menuangkannya ke dalam termos tahan panas.
Ruang rawat LB di sediakan dispenser beserta air galon, sehingga untuk
mengambil air minum tidak harus ke dapur. Jika air di dalam galon sudah
habis, keluarga maupun kerabat pasien meminta kepada petugas GS untuk
menggantinya dengan galon yang berisi air minum.
Perbedaan fasilitas yang diberikan GS kepada pasien rawat inapnya
berdasarkan ruang rawat pasien tersebut. Tempat makan (piring) pasien pada
siang dan malam hari untuk pasien di ruang rawat LB berbahan dasar dari
plastik, sedangkan untuk pasien ruang rawat lainnya tempat makannya terbuat
dari aluminium.
Pengobatan Tradisional Patah..., Ida Rahmadewi, FISIP UI, 2009
Universitas Indonesia
38
2.3.4 Penjaga pasien
Icem, Maya, dan Mus bertugas sebagai penjaga pasien. Terkadang Imas,
Yanti, dan Sukron pun bekerja sambilan menjadi penjaga pasien. Tugas dari
penjaga pasien adalah menjaga pasien selama pasien dirawat inap di GS,
biasanya setelah pasien pulang ke rumah dan datang ke GS untuk kontrol maka
para penjaga pasien bertugas kembali. Jika pasien datang kontrol, penjaga
pasien menemani dan membersihkan bagian tubuh pasien yang dibuka
perbannya. Penjaga pasien juga menemani pasien pada saat pasien berjemur di
lapangan parkir GS pada pagi hari.
Biaya setiap penjaga pasien berbeda-beda. Jika penjaga pasien bekerja
sehari semalam (24 jam) ia dibayar sekitar Rp.40.000,- untuk menjaga dan
merawat pasien seperti memandikan, membersihkan buan air kecil-buang air
besar (BAK-BAB), mencuci keperluan pasien seperti pakaian, perban elastis,
dan lain-lain. Jika penjaga pasien bekerja dari pagi sampai pukul 17.00 ia
dibayar Rp.25.000,-. Harga ini berdasarkan kesepakatan bersama antara pasien
dan penjaga pasien. Ada pasien yang membayar Rp.25.000,- per hari untuk
penjaga pasien, ini dikarenakan penjaga pasien sudah cukup lama mengenal
pasien dan karena pasien dianggap orang yang tidak banyak meminta. Pasienpasien yang menggunakan jasa penjaga pasien biasanya karena tidak ada
keluarga atau kerabat yang menjaganya.
Penjaga pasien tidur di kamar pasien yang dijaganya bila pasien tersebut
dirawat selama 24 jam, tetapi jika tidak ada pasien yang sedang dijaganya,
maka penjaga pasien tidur di kamar yang terletak di atas ruang rawat Sibayak
(Sibayak lantai tiga). Sebuah ruko ditempati sebagai ruang rawat Sibayak pada
lantai satu, lantai dua sebagai tempat tinggal keluarga Kencana, dan lantai tiga
sebagai tempat untuk istirahat para pembantu rumah tangga yang bekerja pada
Kencana, Sri, maupun Dana. Di lantai tiga ini juga sebagai tempat untuk
mencuci pakaian, petugas dapur maupun petugas lapangan menggunakan
tempat ini juga untuk mencuci pakaiannya.
Pengobatan Tradisional Patah..., Ida Rahmadewi, FISIP UI, 2009
Universitas Indonesia
Download