BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Gambaran tentang MasterChef Indonesia MasterChef Indonesia yg disponsori oleh FremantleMedia yang bekerjasama dengan RCTI adalah sebuah reality competition show yang penuh dengan inspirasi. Format MasterChef dibuat oleh Franc Roddam dan telah sukses diproduksi di 20 negara termasuk Australia, Belgia Jerman, Belanda, Selandia Baru, UK dan USA. Seri lengkapnya sendiri telah disiarkan di lebih dari 145 wilayah di dunia. 11 negara baru akan merilis MasterChef di pertengahan tahun 2011 ini dan Indonesia adalah salah satunya. Indonesia sendiri adalah negara kedua yang memproduksi MasterChef di Asia setelah India. MasterChef Indonesia merupakan kompetisi yang memberikan kesempatan kepada para kontestannya untuk menuangkan passion mereka dalam memasak dan kemampuan mereka dalam mempresentasikan sebuah hidangan yang bisa menggugah selera. Program ini tidak hanya merupakan program kompetisi memasak namun pemirsa dapat mengikuti perjalanan para kontestan dari seorang pecinta masak amatir hingga menjadi satu-satunya pemenang yang meraih gelar MasterChef Indonesia. Dalam setiap tantangan yang diberikan, akan terlihat kesungguhan, passion, semangat serta kecintaan masing-masing kontestan akan dunia kuliner. Itulah yang akan menjadi senjata mereka guna meraih mimpi selain teknik dan rasa masakan1. MasterChef Indonesia dimulai tanggal 1 mei 2011, pada jam 16.15 sampai dengan 18.30. Tayangan ini memiliki jam tayang di hari sabtu dan minggu selama 2 jam ( 120 menit ), dan akan ada pengulangan tayangan di 1 http://www.masterchefindonesia.com, 15 juli 2011 9 hari Kamis dan Jumat pada jam 15.15 – 17.15. Yang membedakan tayangan MasterChef Indonesia dengan tayangan kompetisi memasak pendahulunya di Indosiar,Allez Cuisine salah satunya adalah para kontestannya yang bukan para juri masak yang professional. Kontestan MasterChef pun dari berbagai macam latar belakang pekerjaan,umur,jenis kelamin,ras yang berbeda beda. Berikut ini akan dilampirkan data mengenai kontestan, dan urutan pemenangnya : 10 Tabel 2.1 Daftar Peserta MasterChef Indonesia No Peserta Asal kota Pekerjaan 1 Lucky Malang Furniture Enterpreneur 2 Agus Banjarmasin Teacher 3 Santiana Yogyakarta Computer Sales 4 Rahmi Padang Student 5 Priscil Bandung Modeling 6 Fero Toli-Toli Interior Design 7 Albie Bandung Store Manager 8 Sarwan Surabaya Office Boy 9 Tata Jakarta Cafe Owner 10 Kevin Jakarta Student 11 Hendry Bandar Lampung Teacher 12 Sasha Jakarta Engineer 13 Teguh Surabaya Craftsman 14 Hilman Jakarta Enterpreneur 15 Inggrid Jakarta Wedding Planner 16 Niken Jakarta Consultant 17 Marcella Bogor Enterpreneur 18 Aditya Jakarta Parkour Athlete 19 Dudi Surabaya Director 20 Allen Surabaya Contarctor Sumber :http://www.masterchefindonesia.com, 5 juli 2012 Tayangan reality competition show MasterChef Indonesia memang telah berakhir beberapa waktu yang lalu, tepatnya pada tanggal 21 Agustus 2011. Namun yang perlu diketahui bahwa MasterChef Indonesiatelah sukses 11 mengambil hati masyarakat Indonesia.Sejak awal ditayangkan, “MasterChef Indonesia” telah menarik perhatian pemirsa tanah air. Hal ini dibuktikan baru memasuki episode perdananya tanggal 1 Mei 2011, rating MasterChef Indonesia langsung merangsek ke jajaran sepuluh besar program favorit pemirsa, bersaing dengan acara sinetron2 Tantangan yang diberikan kepada peserta juga menarik, yaitu : 1. Mysteri box : kontestan harus membuat masakan dari bahan – bahan yang ada didalam kotak 2. One Core Ingredient : kontestan harus membuat hidangan dengan bahan dasar yang diperlukan 3. Invention Test : kontestan harus menyiapkan sebuah hidangan hasil kreasi baru dari bahan yang ada. 4. Offsite Challenge : tantangan yang dilakukan diluar galeri MasterChef 5. Pressure Test : babak eliminasi 6. Duel Black Team : kontestan pasa babak eliminasi akan bertanding oleh satu orang dari Black Team Juri di tayangan MasterChef Indonesia adalah Rinrin marinka, Junior rorimpandey, Vindex tengker. 2.2 Komunikasi Massa Komunikasi massa berasal dari istilah bahasa Inggris, mass communication, sebagai kependekan dari mass media communication. Artinya, komunikasi yang menggunakan media massa atau komunikasi yang mass mediated. Komunikasi massa adalah suatu proses melalui mana komunikatorkomunikator menggunakan media untuk menyebarluaskan pesan-pesan secara luas dan terus-menerus menciptakan makna-makna serta diharapkan dapat 2 http://www.tabloidbintang.com, 10 agustus 2011 12 mempengaruhi khalayak yang besar dan beragam dengan melalui berbagai macam cara (McQuail, 1987). Devito merumuskan definisi komunikasi massa yang pada intinya merupakan penjelasan tentang massa serta media yang digunakannya. Devito mengemukakan definisinya dalam dua item. Pertama, komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukkan kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar yang audio atau visual (Ardianto, 2004). McQuail (1987) membagi fungsi komunikasi massa dalam dua kategori yaitu: 1. Fungsi komunikasi massa untuk masyarakat Fungsi komunikasi massa untuk masyarakat diantaranya adalah: a. Informasi Fungsi informasi mencakup: (a) Menyediakan informasi tentang peristiwa dan kondisi dalam masyarakat dan dunia, (b) Menunjukkan hubungan kekuasaan, (c) Memudahkan inovasi, adaptasi, dan kemajuan b. Korelasi Fungsi korelasi mencakup: (a) Menjelaskan, menafsirkan, mengomentari makna peristiwa dan informasi, (b) Menunjang otoritas dan norma-norma yang mapan, (c) Melakukan sosialisasi, (d) Mengkoordinasi beberapa kegiatan, (e) Membentuk kesepakatan, (f) Menentukan urutan prioritas dan memberikan status relatif. c. Kesinambungan Fungsi kesinambungan mencakup: (a) Mengepresikan budaya dominan dan mengakui keberadaan kebudayaan khusus (subculture) serta perkembangan budaya baru, (b) Meningkatkan dan melestarikan nilai-nilai. d. Hiburan Fungsi hiburan mencakup: (a) Menyediakan hiburan, pengalihan perhatian, dan sarana relaksasi, (b) Meredakan ketegangan sosial. 13 e. Mobilisasi Fungsi mobilisasi mencakup: mengkampanyekan tujuan masyarakat dalam bidang politik, perang, pembangunan ekonomi, pekerjaan, dan kadang kala juga dalam bidang agama. 2. Fungsi komunikasi massa untuk individu Fungsi komunikasi massa untuk individu diantaranya adalah: a. Informasi Fungsi informasi mencakup: (a) Mencari berita tentang peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan lingkungan terdekat, masyarakat dan dunia, (b) Mencari bimbingan menyangkut berbagai masalah praktis, pendapat, dan hal yang berkaitan dengan penentuan pilihan, (c) Memuaskan rasa ingin tahu dan minat minum, (d) Belajar, pendidikan diri sendiri, (e) Memperoleh rasa damai melalui penambahan pengetahuan. b. Identitas pribadi Fungsi identitas pribadi mencakup: (a) Menemukan penunjang nilai-nilai pribadi, (b) Menemukan model perilaku, (c) Mengidentifikasikan diri dengan nilai-nilai lain (dalam media), (d) Meningkatkan pemahamna tentang diri-sendiri. c. Integrasi dan interaksi sosial Fungsi integrasi dan interaksi sosial mencakup: (a) Memperoleh pengetahuan tentang keadaan orang lain; empati sosial, (b) Mengidentifikasikan diri dengan orang lain dan meningkatkan rasa memiliki, (c) Menemukan bahan percakapan dan interkasi sosial, (d) Memperoleh teman selain dari manusia, (e) Membantu menjalankan peran sosial, (f) Memungkinkan seseorang untuk dapat menghubungi sanak keluarga, teman, dan masyarakat. 14 d. Hiburan Fungsi hiburan mencakup: (a) Melepaskan diri atau terpisah dari permasalahan, (b) Bersantai, (c) Memperoleh kenikmatan jiwa dan estetis, (d) Mengisi waktu, (e) Penyaluran emosi. Ciri-ciri komunikasi massa, menurut Elizabeth Noelle Neumann (dalam Rakhmat, 1994) adalah sebagai berikut: 1. Bersifat tidak langsung, artinya harus melalui media teknis; 2. Bersifat satu arah, artinya tidak ada interaksi antara peserta-peserta komunikasi; 3. Bersifat terbuka, artinya ditujukan pada publik yang tidak terbatas dan anonim; 4. Mempunyai publik yang secara tersebar. 2.3 Televisi Perkembangan media komunikasi modern dewasa ini telah memungkinkan orang di seluruh dunia untuk dapat saling berkomunikasi. Hal ini dimungkinkan karena adanya berbagai media yang dapat digunakan sebagai sarana penyampaian pesan. Televisi merupakan salah satu bentuk media komunikasi massa yang efisien dalam mencapai audience-nya dalam jumlah yang sangat banyak (Morissan, 2008). Pada saat ini televisi merupakan salah satu media komunikasi yang banyak dibutuhkan masyarakat karena televisi memiliki sifat media yang khas sebagai media pandang dengar (audio-visual) sifat ini menjadikan keunggulan media televisi mampu menyampaikan pesan yang lebih hidup. Segala informasi seperti isu sosial politik, ekonomi, budaya, hukum, kriminalitas, olah raga sampai dengan masalah gosip para public figure, kuis, permainan (games) semuanya 15 ditayangkan di media televisi dengan beragam kreasi pengemasan program acaranya. Secara teknis televisi dapat diartikan sebagai sebuah alat penangkap siaran bergambar. Istilah televisi (television) merupakan suatu kata yang berasal dari gabungan kata tele (bahasa Yunani) yang berarti jauh dan vision (bahasa Latin videra) artinya melihat/memandang. Jadi secara harfiah, televisi berarti memandang dari jauh.Tepatnya, televisi ialah memandang peristiwa dari jauh dalam waktu yang bersamaan (Sofiah, 1993). Menurut Skornis (1985) dalam bukunya “Television and Society: An Incuest and Agenda”, televisi merupakan gabungan dari media dengar dan gambar, sehingga dapat memungkinkan menampilkan pesan suara maupun gambar secara bersamaan. Televisi menciptakan suasana yang berbeda, penyampaian isi pesan seolah-olah langsung antara komunikator dan komunikan. Informasi yang disampaikan oleh televisi sangat mudah dimengerti karena jelas terdengar secara audio dan terlihat secara visual (Kuswandi, 1996). 2.4 Televisi sebagai Media Komunikasi Massa Terdapat tiga kekuatan televisi sebagai media komunikasi massa menurut Kasali (1992) yaitu: 1. Pesan komersial Televisi merupakan media paling efektif untuk menyampaikan pesan-pesan komersial. Salah satu keunggulannya adalah kemampuannya menjangkau khalayak sasaran yang sangat luas. Jutaan orang menonton televisi secara teratur, televisi bisa menjangkau khalayak yang tidak dijangkau oleh media cetak. Jangkauan massal ini menimbulkan efisiensi biaya untuk menjangkau setiap kepala. 2. Dampak yang kuat Kemampuannya menimbulkan dampak yang kuat terhadap konsumen dengan tekanan sekaligus pada dua indera penglihatan dan pendengaran. Televisi juga 16 mampu menciptakan kelenturan bagi pekerjaan kreatif dengan mengkombinasikan gerak, kecantikan, warna, drama dan juga humor. 3. Mempengaruhi persepsi Televisi mempunyai kemampuan yang kuat untuk mempengaruhi persepsi khalayak sasaran. Kebanyakan masyarakat meluangkan waktunya untuk menonton tayangan acara televisi daripada yang tidak sama sekali. Televisi sebagai salah satu media komunikasi massa mempunyai berbagai ragam bentuk tayangan dengan format yang berlainan. Naratama (2004) mendeskripsikan format acara televisi sebagai sebuah perencanaan dasar dari suatu konsep acara televisi yang akan menjadi landasan kreativitas dan desain produksi yang akan terbagi dalam berbagai kriteria utama yang disesuaikan dengan tujuan dan target pemirsa acara tersebut. Lebih lanjut menurut Naratama (2004) bahwa format acara televisi dapat dibagi dalam tiga kategori yaitu: 1. Drama (fiksi) Adalah sebuah format acara televisi yang diproduksi dan dicipta melalui imajinasi kreatif dari kisah-kisah drama atau fiksi yang direkayasa dan dikreasi ulang. Format yang digunakan merupakan interpretasi kisah kehidupan yang diwujudkan dalam suatu runtutan cerita dalam sejumlah adegan. Adegan-adegan tersebut akan menggabungkan antara realitas kenyataan hidup dengan fiksi atau imajinasi khayalan para kreatornya. Contoh drama (fiksi) adalah dalam bentuk tragedi, aksi, komedi, cinta, legenda, horor. 2. Non drama (non fiksi) Adalah sebuah format acara televisi yang diproduksi dan dicipta melalui proses pengolahan imajinasi kreatif dan realistis kehidupan sehari-hari tanpa harus menginterpretasi ulang dan tanpa harus menjadi dunia khayalan. Non drama bukanlah sebuah runtutan cerita fiksi dari setiap pelakunya. Untuk itu, format program acara non drama merupakan sebuah runtutan pertunjukan 17 kreatif yang mengutamakan unsur hiburan yang dipenuhi dengan aksi, gaya dan musik. Contoh non drama adalah musik, magazine show, talk show, variety show, reality show, game show, kuis. 3. Berita Adalah sebuah format acara televisi yang diproduksi berdasarkan informasi dan fakta atas kejadian dan peristiwa yang berlangsung pada kehidupan masyarakat sehari-hari. Format ini memerlukan nilai-nilai faktual dan aktual yang disajikan dengan ketepatan dan kecepatan waktu dimana dibutuhkan sifat liputan yang independent. Contoh berita adalah features, sport dan news. 2.5 Reality Show Sebagai Genre Tayangan Televisi Genre berasal dari bahasa Perancis yang bermakna „ bentuk” atau “tipe”. Didalam film, genre dapat didefinisikan sebagai jenis atau klasifikasi dari sekelompok film yang memiliki karakter atau pola yang sama (khas) seperti setting, isi, dan subyek cerita, tema, struktur cerita, aksi, atau peristiwa, periode, gaya, situasi, ikon, mood, serta karakter. Dari klasifikasi tersebut, dapat dihasilkan genre–genre film popular seperti aksi, petualangan, drama, komedi, horor, western, film noir, roman dan sebagainya ( Pratista, 2008 ). Dari pengertian di atas, bisa kita katakan bahwa genre adalah klasifikasi atau jenis pengelompokan. Dalam dunia pertelevisian ada banyak macam tipe film maupun acara. Sedangkan Reality show secara istilah berarti pertunjukan yang asli (real), tidak direkayasa dan tidak dibuat-buat. Kejadiannya diambil dari keseharian, kehidupan masyarakat apa adanya, yaitu realita dari masyarakat (Motulz Media Center, 2005). Reality show adalah suatu acara yang menampilkan realitas kehidupan seseorang yang bukan selebriti (orang awam), lalu disiarkan melalui jaringan televisi sehingga bisa dilihat masyarakat. Reality show tak sekedar 18 mengekspose kehidupan orang, tetapi juga menjadi ajang kompetisi, bahkan menjahili orang (Widyaningrum dan Christiastuti, 2004). Popularitas program reality show menonjol belakangan ini, bahkan beberapa program yang sebenarnya tidak realistis-pun ikut-ikutan menggunakan nama atau jargon reality show untuk mendongkrak daya jualnya (Morrisan, 2008). Di Indonesia, acara reality show mulai dikenal di tahun 2000 an. Program katakan cinta yang tayang di RCTI adalah reality show pertama di Indonesia, lebih tepatnya tayang pada tanggal 19 januari 2003. Kemunculan reality show pertama ini, sepertinya menarik perhatian pemirsa, dibuktikan dari data rating AC Nielsen yang mengatakan bahwa program ini mencapai shared audience mencapai 25% dari seluruh pemirsa yang menyaksikan seluruh tayangan televisi pada jam tayangnya.* Setelah itu hampir di semua stasiun televisi menampilkan berbagai macam tayangan yang bergenre reality show, namun tidak hanya reality show yang berjenis sama dengan program katakan cinta, tapi beragam. Beberapa bentuk reality show diantaranya seperti yang dikemukakan oleh Harmandini (2005) berikut ini: 1. Docusoap (documenter dan soap opera) Yaitu gabungan dari rekaman asli dan plot. Disini penonton dan kamera menjadi pengamat pasif dalam mengikuti orang-orang yang sedang menjalani kegiatan sehari-hari mereka, baik yang professional maupun pribadi. Dalam hal ini produser menciptakan plot sehingga enak ditonton oleh pemirsa. Para kru dalam proses editing menggabungkan setiap kejadian sesuai dengan yang mereka inginkan sehingga akhirnya terbentuk cerita berdurasi tertentu setiap episode. 19 2. Hidden Camera Yaitu sebuah kamera tersembunyi merekam orang-orang dalam situasi yang sudah di-set. 3. Reality Game Show Yaitu sejumlah kontestan yang direkam secara intensif dalam suatu lingkungan khusus guna bersaing memperebutkan hadiah. Fokus dari acara ini para kontestan menjalani kontes dengan penuh tipu muslihat, sampai reaksi yang menang dan kalah. Sementara itu menurut Morrisan (2008) bahwa reality show dapat berupa beberapa bentuk berikut ini: 1. Hidden Camera Ini merupakan program yang paling realistis yang menunjukkan situasi yang dihadapi seseorang secara apa adanya. Kamera ditempatkan secara tersembunyi yang mengamati gerak-gerik atau tingkah laku subyek yang berada di tengah situasi yang sudah dipersiapkan sebelumnya (direkayasa). 2. Competition Show Program ini melibatkan beberapa orang yang saling bersaing dalam kompetisi yang berlangsung selama beberapa hari atau minggu untuk memenangkan perlombaan, permainan (game) atau pertanyaan. Setiap peserta akan tersingkir satu per satu melalui pemungutan suara (voting), baik oleh peserta sendiri ataupun audien. Pemenangnya adalah peserta yang paling akhir bertahan. 3. Relationship Show Seorang kontestan harus memilih satu orang dari sejumlah orang yang berminat untuk menjadi pasangannya. Para peminat harus bersaing untuk 20 memperebutkan perhatian kontestan agar tidak tersingkir dari permainan.Pada setiap episode ada satu peminat yang harus disingkirkan. 4. Fly on the Wall Program yang memperlihatkan kehidupan sehari-hari dari seseorang, mulai dari kegiatan pribadi hingga aktivitas profesionalnya. Dalam hal ini, kamera membuntuti kemana saja orang bersangkutan pergi. 5. Mistik Program yang terkait dengan hal-hal supranatural menyajikan tayangan yang terkait dengan dunia gaib, paranormal, klenik, praktek spiritual magis, mistik, kontak dengan roh dan lain-lain. Apakah peserta betul-betul melihat makhluk halus atau tidak, dan apakah penampakan itu betul-betul ada atu tidak.Acara yang terkait dengan mistik ternyata menjadi program yang memiliki audien sendiri. Melihat penjelasan diatas maka tayangan MasterChef Indonesia merupakan tayangan reality show dan termasuk salah satu genre tayangan televisi. 2.6 Daya Tarik Terdapat sejumlah definisi tentang daya tarik. Belch (dalam Morissan, 2007) menyebutkan bahwa daya tarik adalah pendekatan yang digunakan untuk menarik perhatian konsumen dan atau mempengaruhi perasaan mereka terhadap suatu produk (barang atau jasa). Menurut Badudu dan Zain (dalam Abidin, 1999) bahwa daya tarik adalah kekuatan atau tenaga untuk menarik sesuatu serta tenaga untuk menarik perhatian orang. Liliweri (1992) menyebutkan bahwa daya tarik merupakan appeals pesan yang mengacu pada motif psikologi yang mengandung pesan rasional emosional dengan himbauan akan ganjaran tertentu. Effendi (1989) menyebutkan bahwa daya tarik akan menimbulkan perhatian, kemudian perhatian ini akan membangkitkan minat komunikan 21 terhadap pesan yang disampaikan. Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa daya tarik adalah sesuatu yang dapat mengubah perasaan atau menarik minat dan motif seseorang terhadap objek. Objek dalam hal ini adalah sebuah tayangan acara di salah satu stasiun televisi. Yang dimaksud dengan tayangan itu sendiri adalah pesan atau rangkaian pesan dalam bentuk suara, gambar atau suara dan gambar atau bentuk grafis, karakter, baik yang bersifat interaktif maupun tidak yang dapat diterima melalui perangkat penerimaan pesan dan siap untuk dipertunjukkan (Day, 2004). Pada dasarnya terdapat berbagai daya tarik yang dapat digunakan sebagai dasar dalam menyajikan suatu tayangan yang memberikan suatu hiburan dan informasi. Daya tarik sebuah tayangan dapat dibagi kedalam tiga bagian yaitu mempengaruhi, menarik perhatian dan kekuatan. Media sangat berperan aktif dalam mempengaruhi. Menarik perhatian berarti media mengemas tayangan agar tayangan tersebut menarik untuk diikuti dan ditonton. Kekuatan disini maksudnya seberapa kuat tayangan dalam menimbulkan motif (Vuspitasari, 2010). 2.7 Uses and gratification theory Teori Uses and gratification bicara soal kegunaan dan kepuasan dari penonton ketika menggunakan media. Teori ini lebih berbicara mengenai sikap aktif yang dimiliki oleh penonton ketika memilih suatu media, mengapa seseorang memilih media yang satu dibanding yang lain. Defleur dan Dennis (2001) menjelaskan ide pokok teori Uses and Gratification secara singkat sebagai berikut : Konsumen komunikasi massa tidak menunggu secara pasif untuk menyampaikan pesan kepada mereka. a. Anggota audiens adalah aktif. Mereka memutuskan sendiri dalam memilih atau memperhatikan isi media tertentu. 22 b. Faktor – faktor psikologis dapat membuat sesorang memilih isi media tertentu untuk kebutuhan pelarian, hiburan, atau untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan mereka sehari–hari. Oleh karena itu anggota audience akan secara aktif memilih dan menggunakan isi media tertentu dan untuk memuaskan motif dan kebutuhan mereka. Pendekatan ini menunjukkan bahwa yang menjadi permasalahan utama bukanlah bagaimana media mengubah sikap dan perilaku khalayak, tetapi bagaimana memenuhi kebutuhan pribadi dan social khalayak. Jadi, fokusnya pada khalayak yang aktif menggunakan media untuk mencapai tujuan khusus (Effendi 2003) Mengenai kebutuhan biasanya orang merujuk kepada hirarki kebutuhan yang ditampilkan oleh Maslow (Effendy 2003) ia membedakan 5 peringkat kebutuhan dasar : a. Kebutuhan Fisiologis ( physiological needs ) b. Kebutuhan Keamanan ( safety needs ) c. Kebutuhan cinta ( love needs ) d. Kebutuhan Penghargaan ( Esteem needs ) e. Kebutuhan aktualisasi diri ( self-actualization needs ) Tapi teori ini juga menunjukkan bahwa apa yang individu inginkan dari media tidak selalu bisa didapatkan. Mick Jagger juga beragumen, “ kamu tidak akan selalu mendapatkan apa yang kamu inginkan “ ( Miller, 244 ) Dalam teori ini, menggunakan dua istilah yaitu GS (Gratification sought) dan GO ( Gratification obtained ). GS bicara mengenai harapan penonton tentang kepuasaan yang akan diperoleh jika memilih suatu tayangan dari media, sedangkan GO bicara mengenai apa yang didapatkan oleh penonton setelah 23 menikmati tayangan dari media. Jika GO dan GS diselisihkan dan hasilnya berjarak banyak maka tayangan tersebut tidak berhasil / kurang berhasil memberi kepuasan kepada penonton. Sementara kebutuhan individual dari khalayak yang berpengaruh terhadap proses bagaimana khalayak hendak mencari kepuasan yang diinginkannya melalui penggunaan media dapat dikategorikan dalam berbagai jenis, yaitu ( Onong Uchjana Effendi, 1993) : 1. Kebutuhan kognitif / cognitive needs. Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan informasi, pengetahuan dan pemahaman mengenai lingkungan. Kebutuhan ini didasarkan pada hasrat untuk memahami dan menguasai lingkungan; juga memuaskan rasa penasaran dan dorongan untuk penyelidikan kita 2. Kebutuhan afektif / affective needs. Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan pengalaman–pengalaman yang estetis, menyenangkan, dan emosional. 3. Kebutuhan pribadi secara integrative/ personal integrative needs. Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kredibilitas, kepercayaan, stablitas, dan status individual. Hal – hal tersebut diperoleh dari hasrat akan harga diri. 4. Kebutuhan sosial secara integrative/social integrative needs. Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kontak dengan keluarga, teman, dan dunia. Hal–hal tersebut didasarkan pada hasrat untuk berafilliasi. 5. Kebutuhan pelepasan / escapist needs. Kebutuhan yang berkaitan dengan upaya menghidarkan tekanan, keanekaragaman. 24 ketegangan, dan hasrat akan 2.8 Minat Menonton Minat adalah rasa suka / senang dan rasa tertarik pada suatu objek atau aktifitas tanpa ada yang menyuruh dan biasanya ada kecenderungan untuk mencari objek yang disenanginya itu (Pandji, 1995). Menurut Hurlock (1978), minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan. Menurut Hafied Chandra (2002), minat berarti perhatian, kesukaan, hasrat terhadap suatu keinginan. Menurut Effendy (2000) minat adalah kelanjutan perhatian yang merupakan titik tolak timbulnya hasrat untuk melakukan tindakan yang diharapkan. Dalam kamus Bahasa Indonesia (1998) diartikan sebagai perhatian, ketertarikan, kecenderungan hati, yang dimiliki oleh individu secara mendalam untuk mendapat sesuatu yang diinginkan dengan cara membayar atau pengorbanan lainnya. Minat berhubungan dengan objek, sebab ketika tidak ada objek maka tidak bisa muncul yang namanya minat. Minat bisa dilahirkan, tapi tidak diciptakan dari lahir. Minat bisa lahir karena seseorang mempunyai kebutuhan. Kebutuhan yang dimiliki seseorang menjadi pemicu untuk bisa menarik minat. Jika kebutuhan bisa dipenuhi oleh salah satu objek maka akan muncul minat terhadap objek tersebut. Tapi sebelum minat itu muncul, minat haruslah bisa menarik. Bagaimana agar stimulus tersebut dapat menarik, haruslah melalui proses: a. Ada perhatian kepada objek tersebut b. Objek sesuai dengan kebutuhan c. Objek tersebut dapat diterima 25 Dengan ketiga kondisi tersebut diharapkan objek mampu untuk menarik minat, karena bisa memenuhi kebutuhan. Objek yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tayangan reality competition show MasterChef Indonesia. Adapun minat yang dimaksudkan adalah minat menonton. Sarji ( 1991) mengatakan bahwa menonton adalah suatu proses yang disadari atau tidak disadari dimana penonton ditempatkan dialam yang samar yang dihadapkan pada tumpuan cahaya dan membantu menghasilkan ilusi diatas layar. Suasana ini menimbulkan emosi, pikiran dan perhatian manusia dipengaruhi oleh apa yang ditonton. Dengan demikian dari beberapa pengertian tentang minat dan menonton dapat diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan minat menonton dalam penelitian ini adalah suatu keadaan dimana diri individu atau khalayak terbangkit untuk mengarahkan perhatiannya secara sadar ataupun tidak terhadap objek yang disenanginya dan selanjutnya emosi, pikiran, dan perhatiannya terpengaruhi oleh apa yang dilihatnya, sehingga terangsang untuk menyaksikan objek yang disenanginya itu, 26 2.9 Kerangka Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, batasan penelitianserta teori yang telah dikemukakan di atas, maka dapat dibuat kerangka penelitian sebagai berikut: Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian Tayangan MasterChef Indonesia di RCTI Masuk dalam rating 10 besar program favorit pemirsa Indikator daya tarik: IIndikator Minat: 1. 2. 3. 4. 5. 1. 2. 3. 4. 5. Juri Peserta Tantangan Bintang tamu Masakan Teori Uses and gratification (minat dan kepuasan) Daya tarik tayangan MasterChef terhadap minat menonton 27 Ketertarikan tayangan Waktu luang Hobby Pengenalan produk Kebutuhan Keterangan: Tayangan MasterChef Indonesia yang mulai episode perdanya tanggal 1 mei 2011 ternyata berhasil memasuki rating 10 besar program favorit pemirsa bersaing dengan acara sinetron ( www.tabloidbintang.com ). Penelitian diadakan terhadap daya tarik tayangan MasterChef Indonesia, untuk mengetahui seberapa besar daya tarik tayangan ini terhadap pemirsa di Semarang. Daya tarik yang dimaksud disini adalah menarik perhatian, seperti yang dikatakan Effendi (1989) bahwa daya tarik akan menimbulkan perhatian, kemudian perhatian ini akan membangkitkan minat komunikan terhadap pesan yang disampaikan. Dalam penelitian ini menggunakan indikator daya tarik : juri, peserta, tantangan, setting panggung, bintang tamu, dan aturan, kemudian akan diteliti menggunakan teori uses and gratification. Sedangkan indikator minat adalah : ketertarikan tayangan, waktu luang, hobby, pengenalan produk, kebutuhan. 2.10 Hipotesis Penelitian Hipotesis adalah sarana penelitian ilmiah yang penting dan tidak bisa ditinggalkan karena ia merupakan istrumen kerja dari teori. Berdasar pada latar belakang, teori dan kerangka pikir penelitian yang telah dikemukakan diatas maka hipotesa yg diajukan dalam penelitian ini adalah : Ho: Tidak terdapat hubungan daya tarik (Juri, Peserta, Tantangan, Bintang tamu, Masakan) yang signifikan antara tayangan MasterChef Indonesia terhadap minat (Ketertarikan Tayangan, Waktu Luang, Hobby, Pengenalan Produk, Kebutuhan) pemirsa di perumahan Tanah Mas, Semarang. H1 : Terdapat hubungan daya tarik (Juri, Peserta, Tantangan, Bintang tamu, Masakan) yang signifikan antara tayangan Master Chef Indonesia terhadap minat (Ketertarikan Tayangan, Waktu Luang, Hobby, Kebutuhan)pemirsa di perumahan Tanah Mas, Semarang. 28 Pengenalan Produk,