BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah organisasi yang melalui tenaga rekam medis profesional yang terorganisir, serta sarana kedokteran yang permanen menyelenggarakan pelayanan kedokteran, asuhan keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis serta pengobatan penyakit yang diderita oleh pasien (Azwar, 1996). Sebagai suatu organisasi yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat maka sudah seharusnya rumah sakit memberikan pelayanan yang baik dan bermutu , dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan demi terciptanya kepuasan dan kenyamanan pasien serta masyarakat. Sebagai suatu organisasi rumah sakit memiliki unit-unit organisasi yang berfungsi sebagai wadah kegiatan. Manajemen dalam rangka mencapai tujuan ang telah ditetapkan dengan melakukan , pembentukan unit-unit kerja, pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab kepada masing-masing individu yang ada didalamnya. Salah satu unit kerja yang ada di rumah sakit adalah unit rekam medis menjalankan sistem manajemen rekam medis. Rekam Medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen tentang identitas pasien dan pelayanan lain kepada pasien di sarana pelayanan kesehatan (Hatta,2008). Menurut Permenkes No 269/MenKes/Per/III/2008 tentang Rekam Medis , menjelaskan bahwa 1 rekam medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen tentang identitas pasien,pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberi kepada pasien. Setiap sarana kesehatan wajib membuat rekam medis. Rekam medis tersebut dibuat oleh dokter dan atau tenaga kesehatan lain yang terkait, harus dibuat segera, dilengkapi setelah pasien menerima pelayanan, dan harus dibubuhi tandatangan yang memberikan pelayanan. Selain membuat dokumen rekam medis, bidang rekam medis juga harus meningkatkan mutu pelayanan masing-masing unit. Salah satu contohnya adalah Tempat Pendaftaran Pasien (TPP). Tempat pendaftaran pasien adalah tempat pelayanan pertama kali yang diterima oleh seorang pasien saat tiba di rumah sakit (Depkes RI, 1997). Pelayanan di Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Jalan (TPPRJ) bersifat administratif bukan pelayanan medis namun berkesinambungan informasi dan kerahasiannya harus tetap dijaga. Tempat pendaftaran pasien rawat jalan dapat melayani pasien yang datang sendiri maupun dengan perjanjian. Pendaftaran pasien rawat jalan dengan perjanjian dapat dilakukan melalui telepon atau datang langsung pada tempat pendaftaran pasien dengan tenggang waktu maksimal satu bulan sebelum periksa dan minimal satu hari sebelum pemeriksaan. Pasien perjanjian dapat mengetahui informasi mengenai jadwal dokter. Selain itu, pasien yang mendaftar dengan perjanjian akan langsung mendapat nomor urut pendaftaran. Berkas rekam medis pasien pun akan langsung dicarikan oleh petugas sehingga pada hari pemeriksaan pasien tidak perlu menunggu berkasnya dicarikan terlebih dahulu. 2 Berdasarkan studi pendahuluan pada bulan September 2013 dan wawancara dengan Kepala Instalasi Rekam Medis Rumah Sakit Bethesda, disebutkan bahwa hampir dari 50-60% pasien rawat jalan yang berobat di Rumah Sakit Bethesda merupakan pasien perjanjian. Dalam sistem pendaftaran pasien perjanjian ini terkadang terdapat pasien yang sudah mendaftar ternyata tidak hadir pada saat hari pemeriksaan, tentu hal ini disebabkan oleh berbagai macam alasan dan tentunya hal ini mempengaruhi tingkat efektivitas dari sistem pendaftaran pasien perjanjian itu sendiri. Berdasarkan masalah tersebut penulis mengambil judul “Efektivitas Pendaftaran Pasien Perjanjian Rawat Jalan Klinik Penyakit Dalam di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta ” B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas , permasalahan yang dikaji dalam penelitian adalah Bagaimana Efektivitas Pendaftaran Pasien Perjanjian Rawat Jalan Klinik Penyakit Dalam di RS Bethesda Yogyakarta? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah: 1. Tujuan Umum Mengetahui tingkat efektivitas pendaftaran pasien perjanjian di Klinik Penyakit Dalam RS Bethesda Yogyakarta. 3 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui persentase ketidakhadiran pasien perjanjian dan tingkat efektivitas pendaftaran pasien perjanjian pada Klinik Penyakit Dalam di RS Bethesda Yogyakarta . b. Mengetahui penyebab dari ketidakhadiran pasien perjanjian rawat jalan di Klinik Penyakit Dalam RS Bethesda Yogyakarta. D. Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat antara lain: 1. Manfaat Praktis a. Bagi Rumah Sakit Dapat dijadikan bahan masukan untuk mengetahui tingkat efektivitas pendaftaran pasien perjanjian rawat jalan di Klinik Penyakit Dalam, selanjutnya dapat digunakan sebagai upaya agar dibuat evaluasi dan kebijakan untuk perbaikan kinerja petugas untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit. b. Bagi Peneliti Dapat menambah pengetahuan dan wawasan serta pengalaman yang berharga berkaitan dengan pasien perjanjian. 4 2. Manfaat Teoritis a. Bagi Institusi Pendidikan Penelitian ini dapat memberikan gambaran yang berkaitan dengan efektivitas pendaftaran pasien perjanjian. b. Bagi Peneliti Lain Sebagai bahan untuk melakukan penelitian selanjutnya yang hampir serupa. E. Keaslian Penelitian Berdasarkan pengetahuan peneliti, penelitian tentang “Efektivitas Pendaftaran Pasien Perjanjian Rawat Jalan pada Klinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta” belum pernah dilakukan sebelumnya, akan tetapi ada beberapa penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya yang memiliki kemiripan dengan penelitian yang akan dilakukan antara lain: 1. Agnes Alfani Restu P (2014) dengan judul “Kepuasan Pasien di Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Jalan Berdasarkan Jenis Pasien di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Daerah Istimewa Yogyakarta”. Persamaan penelitian ini dengan penelitian Agnes terletak pada metode penelitiannya yaitu penelitian deskriptif dengan pendekatan kualtitatif. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Agnes terletak pada tujuan penelitian. Penelitian yang dilakukan Agnes bertujuan untuk mengetahuikepuasan pasien di tempat pendaftaran pasien rawat Jalan berdasarkan jenis pasien di rumah sakit Bhayangkara Polda Daerah Istimewa Yogyakarta Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuipersentase ketidakhadiran pasien perjanjian,tingkat efektivitas pendaftaran pasien rawat jalan secara 5 perjanjian, dan mengetahui penyebab ketidakhadiran pasien perjanjian rawat jalan di Klinik Penyakit Dalam RS Bethesda Yogyakarta 2. Marliani, Yuliana (2013) “Evaluasi Pelaksanaan Prosedur Tetap Pendaftaran Pasien di Rumah Sakit Jiwa Dareah Dr. R.M. Soedjarwadi Klaten” .Persamaan penelitian ini dengan penelitian diatas terletak pada metode penelitiannya yaitu penelitian deskriptif dengan pendekatan kualtitatif .Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Marliani terletak pada tujuan penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuipersentase ketidakhadiran pasien perjanjian,tingkat efektivitas pendaftaran pasien rawat jalan secara perjanjian, dan mengetahui penyebab ketidakhadiran pasien perjanjian rawat jalan di Klinik Penyakit Dalam RS Bethesda Yogyakarta sedangkan pada tujuan dari penelitian Marliani (2013) adalah untuk mengetahui Mengetahui tingkat kepuasan pasien Jamkesmas berdasarkan lima dimensi kualitas jasa pelayanan, yaitu bukti fisik/penampilan (tangibles), keandalan (reliability), keresponsifan (responsiveness), keyakinan (assurance) serta empati (empathy), Mengetahui perbedaan tingkat kepuasan pasien Jamkesmas berdasarkan karakteristik pasien terhadap pelayanan di tempat pendaftaran pasien rawat jalan RSUP Dr. R.M Soedjarwadi Klaten. 3. Indriani Retno Sulistyowati (2011) “Perbandingan Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Jalan Langsung dengan Pasien Rawat Jalan Perjanjian di Rumah Sakit Mata Dr. YAP Yogyakarta” . Persamaan penelitian ini dengan penelitian diatas terletak pada metode penelitiannya yaitu penelitian deskriptif dengan pendekatan kualtitatif .Perbedaan penelitian 6 ini dengan penelitian Sulistyowati terletak pada tujuan penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuipersentase ketidakhadiran pasien perjanjian,tingkat efektivitas pendaftaran pasien rawat jalan secara perjanjian, dan mengetahui penyebab ketidakhadiran pasien perjanjian rawat jalan di Klinik Penyakit Dalam RS Bethesda Yogyakarta sedangkan pada tujuan dari penelitian Sulistyowati (2006) adalah untuk mengetahui tingkat kepuasan pasien rawat jalan di Rumah Sakit Mata Dr. YAP Yogyakarta, untuk mengetahui tingkat kepuasan pasien rawat jalan di Rumah Sakit Mata Dr. YAP Yogyakarta berdasarkan lima dimensi kualitas jasa dan untuk mengetahui perbandingan tingkat kepuasan pasien rawat jalan langsung dan pasien rawat jalan perjanjian. F. Gambaran Umum Rumah Sakit 1. Sejarah Rumah Sakit Berdasarkan profil Rumah Sakit Bethesda (2013), Rumah sakit Bethesda berdiri sejak 108 tahun yang lalu yaitu tepatnya pada tanggal 20 Mei 1899 , Rumah sakit ini pertama kali berdiri bernama Petronella atau lebih dikenal oleh masyarakat bernama Rumah Sakit Toeloeng. Kemudian pada tahun 1942 berganti nama menjadi Tjuo Boin pada saat pemerintahan Jepang di Indonesia. Tahun 1945 Rumah Sakit Bethesda kembali berganti nama menjadi Rumah Sakit Umum Pusat dan terakhir menjadi Rumah Sakit Bethesda pada tahun 1950 hingga sekarang. Pendiri RS Bethesda adalah dr. JG Scheurer. Beliau adalah orang pertama yang mendirikan rumah sakit di Yogyakarta 7 atas dukungan Sri Sultan Hamengku Buwono VII. Karena letaknya yang strategis yaitu di Jalan Jenderal Sudirman No.70 Yogyakarta, hal ini cukup memudahkan masyarakat untuk mencapainya. Rumah Sakit Bethesda merupakan rumah sakit swasta terbesar di Yogyakarta dan merupakan rumah sakit yang dimiliki oleh Yayasan Kristen Untuk Kesehatan Umum (YAKKUM) yang berpusat di Solo. Saat ini Rumah Sakit Bethesda dipimpin oleh dr. Purwoadi Sujatno, Sp PD . Rumah Sakit Bethesda ini juga termasuk dalam rumah sakit bertipe B non pendidikan. 2. Visi Misi a. Visi Menjadi rumah sakit pilihan yang bertumbuh dan memuliakan Allah. b. Misi 1) Menyelenggarakan pelayanan holistik,unggul,efisien, efektif dan aman yang berwawaskan lingkungan. 2) Menyelenggarakan pelatihan,penelitian dan Pengembangan manajemen yang berkesinambungan untuk menghasilkan SDM yang kapabel, berkomitmen, sejahtera dan berjiwa kasih. 3) Mewujudkan pelayanan kesehatan yang terjangkau, memuaskan ”customer” dan mampu berkembang dengan baik. 8 4) Menyediakan kesehatan sarana dengan dan prasarana mempertimbangkan pelayanan IPTEK agar pelayanan mampu bersaing di era globalisasi. 3. Fasilitas Pelayanan Kesehatan Pelayanan yang diberikan oleh Rumah Sakit Bethesda dari Instalasi pelayanan Medis, Instalasi Penunjang Pelayanan Umum. a. Instalasi Pelayanan Medis 1) Instalasi Rawat Jalan a) Klinik Alergi b) Klinik Bedah c) Klinik Penyakit Dalam d) Klinik Kardiologi e) Klinik Paru-Paru + PFT f) Klinik Anak g) Klinik Bayi sehat (Vaksinasi+pijat bayi) h) Klinik Laktasi i) Klinik Kebidanan dan Kandungan j) Klinik Keluarga Berencana k) Operasi Rawat Jalan (ORJ) l) Klinik Syaraf m) Klinik Bedah Syaraf n) Klinik THT o) Klinik Mata 9 dan Unit p) Klinik Kesehatan Jiwa q) Klinik Psikologi r) Klinik Kulit & Kelamin s) Klinik Gusi & Mulut t) Partus sehari u) Klinik Akupuntur v) Rehabilitasi/Fisioterapi w) Klinik Konsultasi Gizi x) Poliklinik 24 jam y) Poliklinik sore z) Poliklinik Kartini å) Poliklinik Kartini ä) Unit Stroke 2) Instalasi pelayanan rawat inap, meliputi: a) Kelas Utama dengan nama wayang (Srikandi, Shinta) b) Kelas I dengan nama bunga. (Anggrek, Bakung, Canna, Dahlia, Edelweiss, Flamboyan, Gardenia,Hibiscus, Jasmine.) c) Kelas II dan Kelas III dengan huruf dan angka romawi. (A,B,C,D,E,F,G,H,J,N,I, 1,II,III, dan lain lain) Pelayanan medik rawat inap memiliki jumlah tempat tidur sebanyak 453 buah. 3) Instalasi Gawat Darurat 10 Unit ini akan dikembangkan menjadi UNIT TRAUMA/ TRAUMA CENTRE yang buka 24 jam. 38,5% menangani kasus kecelakaan. 4) Instalasi Rawat Insentif (ICU) dan Hemodialisa Dengan perincian kamar ICU sebanyak 8 buah dan Hemodialisa sebanyak 7 unit. 5) Unit Stroke Unit stroke Rumah Sakit Bethesda memiliki pelayanan yang komprehensif yang didukung oleh tim dari berbagai bidang. 6) Instalasi Bedah Sentral Terdiri dari 5 kamar operasi besar, dan beberapa kamar operasi kecil. 7) Kamar Bersalin Yang dilengkapi dengan alat Fetal Heart Monitor. b. Instalasi Penunjang Medis, meliputi: 1) Instalasi Radiologi (Mammografi, USG, CT Scan, Rontgen,MRI) 2) Elektromedik (EEG,ECG,MMG,Treadmill,dll) 3) Fiber Optik (Gastroscopy,Endoscopy,Bronchoscopy) 4) Instalasi Laboratorium 5) Instalasi Farmasi 6) Instalasi Gizi 7) Instalasi Rehab Medik (Fisioterapi) 11 8) Medical check up dilengkapi treadmill 9) Bidang Rekam Medis 10) Sosio Pastoral Meliputi pelayanan kerohanian, kunjungan pastoral, pelayanan pasien tidak mampu secara ekonomi dan siaran radio lokal. 11) Program KB Rumah Sakit (PKBRS) c. PKMRS d. Pusat Sterilisasi Peralatan Medik Yang memiliki 3 unit mesin sterilisasi. e. Instalasi Penunjang Non Medis (Pelayanan Umum) meliputi: 1) Sekretariat 2) Keuangan 3) Laundry 4) Sumberdaya manusia 5) Keamanan dan Ketertiban Transportasi 6) Humas 7) Dan lain lain. 12