PERSEPSI KHALAYAK TERHADAP TAGLINE MAJALAH FHM INDONESIA Zulmi Savitri Prodi Ilmu Komunikasi: STIKOM ITKP Abstrak The development of the print media in Indonesia is quite rapid considering the growth of the electronic media also penetrated in Indonesia, the print media manufacturers do not want to miss and want to continue to be accepted by society. Today, the community, especially in Indonesia smarter in choosing what they need. Therefore, the producers competing to perform activities that is unique and interesting in order to remain in the hearts of consumers. The problem formulation in this research: How does the perception of employees Mega Plaza Building, Kuningan, Jakarta of Indonesia FHM magazine tagline "between you and your imagination". Based on the formulation of the problems mentioned above, the purpose of this study was to determine employee perceptions Mega Plaza Building, Kuningan, Jakarta of Indonesia tagline FHM magazine. The theoretical framework used in this study consists of theories of perception, Sensory Stimuly and Individual Difference theory as a foundation differing perceptions of each individual to see something interesting for him. This is a descriptive quantitative research, which aims to describe situations or events, do not test the hypothesis. This research data in the form of statistics obtained from the population is an employee of Mega Plaza Building a total of 100 respondents. Withdrawal sample using accidental sampling technique with Likert Scale. Based on the results of the research, respondents aged between 21-25 years (58%), educated terkakhir S1 / strata 1 (30%) who have worked in the Mega Plaza for 1-2 years (47%) that the employee perception Mega Plaza Building, Brass Jakarta against Indonesian FHM magazine tagline "between you and your imagination" is good, because it attracts public attention. Key words: Television advertising, Axe Provoke, the decision to buy. 1. Pendahuluan to head yang tangguh keluaran grup media lain. Di sisi lain dengan semakin terbukanya arus informasi dan semakin berkembangnya tingkat pendidikan serta semakin majunya teknologi, pola konsumsi masyarakat pun cenderung berubah. Paling tidak saat ini masyarakat cenderung lebih realistis dan rasional sebelum memutuskan untuk mengkonsumsi sesuatu. Disadari atau tidak, dengan semakin banyaknya sumber informasi yang dapat diakses, jarak informasi antara produk dengan konsumen menjadi sangat 1.1 Latar Belakang Masalah Bisa dikatakan dari beberapa media cetak yang saat ini memasarkan produknya di Indonesia, bila dilihat dari sisi komparatif (comparative values) berada dalam level yang seimbang. Baik dari segi performa maupun harga. Jika dulu masing-masing grup media cetak memiliki satu jenis produk yang dominan di pasar, maka sekarang ini sudah tidak lagi. Hampir dipastikan setiap majalah di masing-masing kelas menghadapi lawan head 62 dekat, bahkan bisa dikatakan tak berjarak dan sangat terbuka. Salah satu strategi yang kerap diterapkan para produsen adalah menggunakan peran iklan dalam memasarkan atau mempromosikan produknya, baik itu yang baru keluar atau yang sudah ada di pasaran. Peranan iklan sendiri pada dasarnya adalah untuk mengirimkan pesan-pesan komersial sekaligus meraih pasar seluasluasnya melalui berbagai media yang dipergunakan. Namun ternyata ada hal lain yang tak kalah penting dibandingkan meraih segmen pasar yang besar, yaitu terus mempertahankan loyalitas pasar yang sudah terbentuk. Inilah arti pentingnya menciptakan dan terus menjaga brand awareness dan image produk/perusahaan di tengah pasar. Iklan saat ini dapat dikatakan sudah memasyarakat, bahkan cenderung membius. Banyak sudah produk laris terjual dan bahkan menjadi ‘makanan sehari-hari’ masyarakat lantaran tayangan iklan yang menggunakan tagline yang unik sebagai cara cerdas para produsen untuk mempromosikan produknya. Bagi sebagian orang, fungsi dapat menjadi kriteria utama ketika memilih suatu produk. Namun, tak sedikit pula pelanggan yang menginginkan sesuatu yang berbeda dari sekadar fungsi. Untuk target pasar seperti ini, kejelian suatu perusahaan menawarkan pengalaman tak terlupakan kepada penggunanya lewat tulisan (tagline) yang unik semakin menjadi tuntutan utama. Dengan menyadari hal itu, salah satu pemain besar dalam bisnis majalah, MRA Media Group mendatangkan majalah FHM Indonesia ke tengah-tengah masyarakat. Majalah FHM atau biasa disebut dengan majalah pria dewasa daerah perkotaan ini menggunakan tagline yang sangat unik sehingga dapat membuat para pembaca atau bahkan yang melihat tulisan tersebut menganggap majalah ini sebagai bacaan yang tepat karena bersifat bebas namun tidak murahan, yaitu dengan mengangkat “between you and your imagination” yang mengartikan bahwa sebenarnya majalah FHM Indonesia bukan sekedar majalah porno namun bisa menjadi majalah yang berkelas sesuai dengan imaginasi masing-masing pembacanya. Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan secara umum, maka penulis merasa perlu untuk melakukan penelitian yang berhubungan dengan majalah khususnya tagline. Penulis akan melakukan penelitian dengan mengangkat judul “Persepsi Karyawan Gedung Mega Plaza, Kuningan, Jakarta Terhadap Tagline Majalah FHM Indonesia Between You and Your Imagination” 1.2 Perumusan Masalah Dalam hal ini penulis merumuskan masalah yang akan diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana persepsi karyawan Gedung Mega Plaza, Kuningan, Jakarta terhadap tagline majalah FHM Indonesia ”between you and your imagination”. 2. Tinjauan Literatur dan Kerangka Teori 2.1 Tinjauan Literatur 2.1.1 Hakikat Komunikasi Menurut Wiryanto (2004: 62), Komunikasi mengandung makna bersamasama (common). Istilah komunikasi atau communication berasal dari bahasa latin, yaitu communicatio yang berarti pemberitahuan atau pertukaran. Kata sifatnya communis, yang bermakna umum atau sama. Maksudnya adalah adanya kesamaan makna, baik yang dikirim maupun yang diterima. Komunikator (pemberi informasi) dan komunikan (penerima informasi) yang terlibat mempunyai kesamaan makna mengenai suatu pesan. Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah penyampaian informasi dan pengertian dari seseorang kepada yang lain. Komunikasi akan berhasil apabila sekiranya timbul saling pengertian, yaitu jika kedua belah pihak, si pengirim dan si penerima informasi dapat memahaminya. Hal ini tidak berarti bahwa kedua belah pihak harus menyetujui sesuatu gagasan tersebut, tetapi yang penting adalah kedua belah pihak sama-sama memahami gagasan tersebut. 2.1.2 Komunikasi Massa Istilah komunikasi massa diadopsi dari istilah bahasa Inggris, mass communication, sebagai kependekan dari mass media 63 communication (komunikasi media massa). Artinya, komunikasi yang menggunakan media massa atau komunikasi mass mediated. Istilah mass communication atau communication diartikan sebagai salurannya, yaitu media massa (mass media) sebagai kependekan dari media mass of communication. Jenkins, Fank. (1995: 42). Komunikasi massa merupakan suatu proses di mana komunikator-komunikator menggunakan media untuk menyebarkan pesan-pesan secara luas dan secara terus menerus menciptakan makna-makna yang diharapkan dapat mempengaruhi khalayak yang besar dan berbeda-beda dengan melalui berbagai cara, Sendjaja, S. Djuarsa. (1993:158). Wilbur Schramm menyatakan, komunikasi massa berfungsi sebagai decoder, interpreter dan encoder. Komunikasi massa men-decode lingkungan sekitar kita, mengawasi kemungkinan timbulnya bahaya, mengawasi terjadinya persetujuan dan juga efel-efek dari hiburan. Komunikasi massa menginterpretasikan hal-hal yang di-decode sehingga dapat mengambil kebijakan terhadap efek, menjaga berlangsungnya interaksi serta membantu anggota-anggota masyarakat menikmati kehidupan. Komunikasi massa juga meng-encode pesan-pesan yang memelihara hubungan kita dengan masyarakat lain serta menyampaikan kebudayaan baru kepada anggota-anggota masyarakat. Hal ini dimungkinkan karena komunikasi massa mempunyai kemampuan memperluas pandangan, pendengaran dalam jarak yang hampir tidak terbatas dan dapat melipatgandakan suara dan kata-kata secara luas. Dalam bukunya ”Mass Media and National Development”, Schramm berpendapat bahwa alasan utama kita mempelajari proses komunikasi massa adalah untuk mengetahui bagaimana komunikasi itu mendapatkan efek, yang kemudian dia golongkan kedalam efek-efek yang bersifat umum dan efek-efek yang bersifat khusus. massa. Komunikasi mempunyai efek yang ”mengembang”, sebab dalam banyak hal komunikasi massa telah mengambil alih fungsi komunikasi sosial. Secara umum atau luas, komunikasi melalui media massa telah menciptakan suatu jaringan pengertian, yang tanpa itu tidak mungkin tercipta masyarakat yang besar dan modern. Efek seperti ini merupakan efek dasar yang terjadi dari hari ke hari secara terus menerus. Ia tidak dapat dilihat, di dengar atau diraba, tetapi ia benar-benar terjadi. Dapat disimpulkan, terpaan media massa pada waktunya akan menimbulkan perubahan-perubahan yang amat mengejutkan. b. Efek khusus. Efek khusus terutama menyangkut ramalan tentang efek yang diperkirakan akan timbul pada individuindividu dalam suatu mass audience pada perilaku mereka dalam menerima pesanpesan media massa. Pengetahuan tentang efek komunikasi massa berkisar pada interaksi antara pesan, situasi, kepribadian dan kelompok. Karena ada kombinasi yang berbeda-beda antara situasi, kepribadian dan kelompok antara anggotaanggota suatu mass audience dalam penrimaan pesan, maka jenis efek yang mungkin timbul (the possible effect) akan berbeda-beda pula. 2.1.3 Karakteristik dan isi pesan komunikasi massa Menurut Sendjaja, S.Djuarsa. (2002:1517) Khalayak akan tertarik untuk memperhatikan iklan, apabila isi pesan yang disampaikan media tersebut mengandung unsur-unsur sebagai berikut; a. Novelty (sesuatu yang baru). Sesuatu yang ”baru” merupakan unsur yang terpenting bagi suatu pesan media. Khalayak akan tertarik untuk memperhatikan sesuatu apabila isi pesannya dipandang mengungkapkan suatu hal yang baru atau belum di ketahui. b. Jarak (dekat atau jauh). Jarak terjadinya suatu peristiwa dengan tempat dipublikasikannya peristiwa itu, mempunyai a. Efek Umum. Menyangkut efek ”dasar” yang diramalkan dapat terjadi akibat pesanpesan yang disiarkan melalui media 64 arti penting. Khalayak akan tertarik untuk mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan kehidupa dan lingkungannya. c. Popularitas. Peliputan tentang tokoh, organisasi/kelompok, tempat dan waktu yang penting dan terkenal akan menarik perhatian khalayak d. Seks dan Keindahan. Salah satu sifat manusia adalah menyenangi unsur seks dan keindahan atau kecantikan, sehingga kedua unsur tersebut bersifat universal. e. Emosi. Para peneliti menemukan faktorfaktor yang mempengaruhi intensitas rangsangan emosional isi pesan dalam media massa. Faktor-faktor itu adalah: Suasana emosional (mood), yakni kondisi individu secara psikologis yang ada ketika ia mengkonsumsi media massa. Skema kognitif, yakni gambaran dalam pikiran kita sendiri yang menjelaskan suatu peristiwa yang terdapat di media massa Suasana terpaan (setting of exposure) yakni bentuk emosi yang ”ditularkan” oleh individu lain atau objek tertentu ketika kita mengkonsumsi media massa Predisposisi individual yakni karakteristik khas individu Tingkat indentifikasi khalayak dengan tokoh dalam media massa (menunjukkan sejauh mana orang merasa terlibat dengan tokoh yang ditampilkan media massa) Effendy, Onong Uchjana (1993:94). Human Interest. Setiap orang pada dasarnya ingin mengetahui segala peristiwa atau hal yang menyangkut kehidupan orang lain. Gambaran tentang kehidupan orang ini (ceritacerita human interest) dapat dikemas dalam bentuk cerita, fitur, biografi dan berbagai bentuk acara deskriptif lainnya. ekonomi suatu masyarakat. Perkembangannya sangat dinamis dan bergantung perekonomian. Sejarah periklanan bisa dipelajari berdasarkan sudut pandang politik suatu negara, ekonomi dan budaya masyarakatnya. Iklan dibuat atau diciptakan supaya respon tercipta secepatnya. Iklan adalah non-personal comunication yang dibayar dengan mengidentifikasikan nama pengiklannya menggunakan media massa untuk membujuk dan mempengaruhi khalayak. Iklan adalah bagian dari budaya dan ekonomi suatu masyarakat. Perkembangannya sangat dinamis dan bergantung perekonomian. Sejarah periklanan bisa dipelajari berdasarkan sudut pandang politik suatu negara, ekonomi dan budaya masyarakatnya. Iklan dibuat atau diciptakan supaya respon tercipta secepatnya. Iklan dipandang sebagai suatu media informasi tentang kemampuan, harga, fungsi produk, maupun atribut lainnya yang berkaitan dengan suatu produk, konsumen sering sekali dihadapkan pada kurangnya informasi yang berkaitan dengan harga maupun kualitas produk yang dibutuhkannya. Frank Jefkins (1994: 86),Berdasarkan medianya, Frank Jefkins mengkategorikan periklanan menjadi dua jenis, yaitu : a. Above The Line atau Media Lini Atas. Media yang termasuk dalam kategori ini adalah majalah, televise, radio, dan sinema atau bioskop. b. Below The Line atau Media Lini Bawah. Media yang termasuk dalam kategori ini adalah direct mail, hanging mobile, t-shirt, pameran dan perangkat-perangkat peragaan (display). 2.1.5 Semboyan dan Slogan (tagline) Pada akhir iklan biasanya terdapat sebaris frasa penutup yang disebut sebagai semboyan (tagline). Frasa ini diperlakukan sebagai kesimpulan akhir dari makna suatu pesan, dan menjadi “jiwa” dari produk atau perusahaan terkait. Ia biasanya ditempatkan di bagian akhir, untuk merangkum maksud utama dari inti pesan, atau sebagai kesimpulan dari keseluruhan isi pesan tersebut. Apabila semboyan dipakai secara 2.1.4 Periklanan Iklan adalah non-personal comunication yang dibayar dengan mengidentifikasikan nama pengiklannya menggunakan media massa untuk membujuk dan mempengaruhi khalayak. Iklan adalah bagian dari budaya dan 65 terus menerus pada semua materi komunikasi pemasaran, semboyan ini menjadi slogan, atau moto perusahaan. Semboyan biasanya dituliskan dalam bahasa yang sangat mudah diingat. Ia seringkali menggunakan perangkat yang memperdalam kesan ingatan, seperti bersajak, atau puitis. Tujuan semboyan adalah untuk lebih meyakinkan khalayak, sekaligus menyampaikan adanya komitmen dari produk atau perusahaan terkait, Rudy Harjanto, (2009: 583). arti atau tafsiran. Mutmainah, Dra. Siti dan Drs. Ahmad Fauzi (2002). 2.1.6 Majalah Majalah adalah salah satu jenis media massa cetak. Pada umumnya majalah mensegmentasi sasaran pembacanya. Seperti Bobo majalah khusus anak-anak, Autocar untuk para pencinta mobil ataupun FHM sebagai majalah khusus pria dewasa. Majalah pria dewasa adalah salah satu jenis majalah yang sedang berkembang saat ini. Hal ini dapat dilihat dari munculnya brand-brand majalah jenis ini dan juga banyaknya kontroversi yang ikut bermunculan dari berbagai pihak. Dilihat dari karakteristiknya majalah merupakan pilihan yang tepat untuk memberikan informasi bagi pria dewasa di tengah kesibukannya. 2.2.2 Teori Awareness-Trial-Reinforcement Menurut Liliweri, setiap iklan harus ditata sedemikian rupa sehingga isinya dapat membangkitkan dan menggugah kesadaran khalayak bahwa suatu produk yang diperlukan selama ini ternyata disediakan oleh orang lain. Untuk mendapatkan kelompok orang yang menggunkan produk secara tetap harus dilakukan teknik penyampaian pesan yang disebut A-T-R (Awareness, Trial, Reinforcement). Teori A-T-R mengajarkan bahwa khalayak itu dapat dipengaruhi oleh iklan, hasilnya kita akan mendapatkan sekelompok orang yang relatif tetap memakai produkproduk hasil iklan itu. Rangkaian teori A-T-R diawali dengan usaha pertama menggugah kesadaran khalayak bahwa produk yang diinginkan itu ada di sekelilingnya. Harapan kedua ialah setelah menggugah kesadaran setiap iklan harus kuat mempengaruhi khalayaknya terutama segi konatifnya sehingga khalayaknya langsung mencoba (Trial) produk yang diinginkannya. Harapan ketiga adalah proses peneguhan (Reinforcement). Iklan yang ditampilkan harus mempunyai kekuatan peneguh sikap tertentu (tentu sikap positif terhadap produk). Sensory Stimuli Sensory Stimuli merupakan bagian dari proses penafsiran atau pemberian makna informasi indrawi (persepsi). Di dalam proses pemberian makna informasi indrawi (persepsi) tersebut, meliputi penginderaan (sensasi) melalui alat-alat indra kita, perhatian (atensi), dan penafsiran (interpretasi) Mulyana, Deddy, M.A., Ph.D. (2001: 168). 2.2 Kerangka Teori 2.2.1 Teori Persepsi Persepsi adalah pemahaman tentang suatu objek dari individu secara keseluruhan yang dimulai dari sensasi, interpretasi sehingga menjadi kognisi. Proses persepsi terjadi melalui tahapan; Objek atau peristiwa di dunia nyata (real world) diterima oleh alat indera (1) berupa energi atau informasi (disebut stimulus). Stimulus kemudian diubah oleh alat indera meenjadi sinyal yang dimengerti oleh otak (2). Syaraf-syaraf dalam otak lalu mengolahnya dengan membandingkannya dengan peristiwa-peristiwa yang relevan yang tersimpan di otak (3) hingga menjadi pengalaman perseptual. Jadi yang dipersepsi adalah “dunia yang kita pahami” (perceived world), artinya dunia yang telah diberi makna, 2.2.2 Teori Individual Difference Berangkat dari teori perbedaan individu dan Stimulus-Respons ini, DeFleur mengembangkan model psikodinamik yang didasarkan pada keyakinan bahwa kunci dari persuasi yang efektif terletak pada modifikasi struktur psikologis internal dari individu. Melalui modifikasi inilah respons tertentu yang diharapkan muncul dalam perilaku individu 66 akan tercapai. Esensi dari model ini adalah fokusnya pada variabel-variabel yang berhubungan dengan individu sebagai penerima pesan, suatu kelanjutan dari asumsi sebab akibat, dan mendasarkan pada perubahan sikap sebagai ukuran bagi perubahan perilaku. Djuarsa Sendjaja, Sasa (2002). dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata antara lain: 1. Sangat setuju/ Selalu/ Sangat Positif 2. Setuju/ Sering/ Positif 3. Ragu-ragu/ Kadang-kadang/ Netral 4. Tidak setuju/ Jarang/ Negatif 5. Sangat tidak setuju/ Tidak Pernah/Sangat Negatif 3. Metodologi Penelitian 3.1 Populasi dan Sampel Dalam penelitian ini populasi penelitiannya adalah seluruh karyawan pria Gedung Mega Plaza, Kuningan berusia di atas 21 tahun yang melihat tagline majalah FHM Indonesia ”between you and your imagination”. Pada umumnya dalam penelitian hanya menggunakan sebagian dari seluruh objek penelitian (populasi) yang disebut sampel. Pengambilan sampel untuk penelitian disebut sampling. Sampling merupakan salah satu langkah yang penting dalam penelitian, karena sampling menentukan validitas eksternal dari hasil suatu penelitian, artinya akan menentukan seberapa besar atau sejauh mana pemberlakuan generalisasi hasil penelitian tersebut. 3.3 Metode Analisis Data Selanjutnya data primer yang diperoleh akan dianalisis dengan menggunakan metode ukuran central tendency dengan ukuran Mean dan Modus. Dari tabel-tabel distribusi frekuensi akan dihasilkan Mean, yang merupakan skor/nilai rata-rata yang pengukurannya didasarkan dengan menjumlahkan seluruh hasil pengamatan dibagi dengan jumlah pengamatan, dan Modus untuk memperlihatkan nilai yang paling sering muncul dari hasil frekuensi. Hasil yang diperoleh digunakan untuk menyimpulkan penelitian yang dilakukan. 3.2 Teknik Pengumpulan Data Sumber-sumber data dalam penelitian ini diperoleh melalui teknik pengumpulan data sebagai berikut: a. Library Research, yaitu pencarian data atau informasi penelitian yang berhubungan dengan masalah yang diteliti dari berbagai sumber informasi tertulis di antaranya melalui buku-buku referensi dan bahan-bahan publikasi. b. Kuesioner merupakan sumber data primer yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (responden) yang berisi pertanyaan yang harus dijawab oleh responden secara tertulis. Selanjutnya data primer yang diperoleh akan dianalisis dengan menggunakan metode ukuran central tendency dengan ukuran Mean dan Modus. Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut _ Σ si fi Rumus Mean: x = Σ fi _ Keterangan: x = Mean si = Skor ke-i (5,4,3,2,1) fi = Frekuensi ke-i Selain itu juga akan dipergunakan analisa data menggunakan Uji Signifikansi atau X2 (chi-square) untuk data berupa nominal statistik yang menguji ketepatan dari perbedaan data yang dihasilkan oleh observasi. 2 Rumus X2 (chi-square): k =1 Keterangan: X2 = chi-square xi = Nilai dari data pada ukuran 67 tagline majalah FHM Indonesia “between you and your imagination“ adalah baik. 4. Hasil Penelitian dan Pembahasan Dari setiap pernyataan yang ada, telah dijawab oleh ke-100 responden yang berasda pada Gedung Mega Plaza, Kuningan, Jakarta. Kuesioner yang telah dibagikan dengan jumlah pertanyaan sebanyak 27 pertanyaan dan pernyataan ini berfungsi sebagai acuan bahwa persepsi seseorang akan apa yang ia lihat. Dari 24 pernyataan yang merupakan penjabaran suatu variabel, telah mendapat kesimpulan sementara bahwa memang lebih banyak jawaban setuju dan sangat tidak setuju, namun jawaban sangat tidak setuju dan tidak setuju banyak tidak diisi oleh semua responden yang mengindikasikan bahwa dari semua pernyataan bernilai positif. Dari hasil penelitian ternyata banyak responden yang tertarik akan tagline majalah FHM Indonesia tersebut. Maka penulis menilai penelitian ini dilakukan, guna mengetahui apa yang ada dalam benak masyarakat khususnya karyawan Gedung Mega Plaza, dan hasil kuesioner di atas adalah salah satu upaya untuk mendapatkan kesimpulan yang akan di “kawinkan” dengan berbagai teori yang telah disinggung oleh penulis sebelumnya. Bobot alternatif jawaban yang terbentuk dari teknik skala peringkat terdiri dari kisaran antara 1 sampai 5 yang menggambarkan posisi yang sangat negatif ke posisi yang sangat positif. Selanjutnya, dihitung rentang skala dengan rumus sebagai berikut: Setelah besarnya rentan skala diketahui, sehingga dapat diketahui dimana letak rata-rata (mean) penilaian responden tersebut terhadap unsur variabelnya: 1,00 - 1,80 1.80 - 2.60 2,60 - 3,40 3,40 - 4,20 4,20 - 5,00 5. Kesimpulan dan Saran 5.1 Kesimpulan Dari uraian pada bab-bab sebelumnya dan dari hasil analisis yang telah dilakukan maka dapat diberi kesimpulan sebagai berikut: a. Persepsi karyawan Gedung Mega Plaza, Kuningan, Jakarta terhadap tagline majalah FHM Indonesia “between you and your imagination“ adalah baik. b. Dari hasil uji beda, maka dapat dilihat, tidak adanya korelasi antara setiap identitas responden dalam mempersepsikan tagline majalah FHM Indonesia “between you and your imagination”. Dengan kata lain tidak terdapat perbedaan persepsi antara masing-masing responden, baik dilihat dari usia, tingkat pendidikan dan lamanya ia bekerja. 5.2 Saran Saran yang dapat penulis berikan dari hasil penelitian ini adalah: a. Isi pesan dari tagline majalah FHM Indonesia yaitu “between you and your imagination” sudah sesuai dengan apa yang ingin disampaikan, dan sudah mendapat posisi yang baik di masyarakat, akan tetapi untuk lebih menambah dan mempertahankan kesadaran merk yang sudah tertanam di khalayak, alangkah lebih baik jika majalah FHM Indonesia menambah jumlah pemasangan iklan di kawasan Kuningan yang daerahnya cukup potensial untuk dijadikan area berpromosi agar para pembacanya dapat bertambah dan terus dipertahankan. b. Selain Above The Line, majalah FHM Indonesia, sebaiknya terus menggencarkan juga kampanye Below The Line, karena seperti yang kita ketahui bahwa majalah FHM lebih sering melakukan activation dan hasil yang didapat sangat baik diterima oleh masyrakat sehingga sebaiknya cara ini terus dipertahankan agar majalah FHM Indonesia tetap menjadi leader di kelas majalah pria dewasa. = sangat tidak baik = tidak baik = cukup baik = baik = sangat baik Nilai rata-rata yang diperoleh dari hasil penelitian pada tagline majalah FHM Indonesia sebesar 3,95. berdasarkan skala likert rata-rata (mean) responden tersebut berada pada posisi 3,40-4,20 dengan kategori baik. Artinya, persepsi karyawan Gedung Mega Plaza, Kuningan, Jakarta terhadap 68 c. Di dalam iklan majalah FHM Indonesia dengan penggunaan tagline “between you and your imagination” agar terus dipertahankan dan terus digunakan, agar khalayak lebih tertarik membeli majalah FHM Indonesia karena menjadi tertarik dan terpikat karena uniknya tagline tersebut. Mulyana, Deddy. 2003. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, cetakan kelima. Bandung. Rakhmat, Djalaluddin. 1989. Psikologi Komunikasi. Bandung: Edisi Revisi, Remadja Karya CV. Rakhmat, Jalaludin. 1986. Psikologi Komunikasi. Bandung: Penertit Remaja Karya. DAFTAR PUSTAKA Rakhmat, Jalaludin. 2001. Psikologi komunikas. Bandung: PT Remaja Berlo, David K. 1960. The Process of Communication: An Introduction To Theory and Practice. Rogers, Everett M. 1986. Communication Technology, The New Media In Bernard, Berelson & Gary A. Steiner. 1964. Human Behavior: An Inventory of Scientific Finding. New York: Harcourt Brace Javanovic. Society. New York: Rosdakarya. Free Press Ross, Raymond. Speech Communication: Fundamentals and Practice. Cliffs, Englewood. 1983. New Jersey: Prentice Hall. Ruslan, Rosady. 2004. Metode Penelitian: Public Relations dan Komunikasi. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. Deddy, Mulyana. 2001. Ilmu Komunikasi suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosda Karya. Santoso, Gempur. 2007. Fundamental Metodologi Penelitian Kuantitatif dan DeFleur, Melvin L. dan Sandra Ball-Rokeach. 1975. Theories of Mass Communication. New York: Longman Inc. Kualitatif. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher. Sendjaja, S. Djuarsa. 1993. Teori Komunikasi. Jakarta. Universitas Terbuka Djuarsa, Sendjaja. 2002. Teori Komunikasi. Pusat Penerbitan Universitas Terbuka. Sendjaja, S.Djuarsa. 1999. Komunikasi. Jakarta. Terbuka. Effendy, Onong Uchjana. 1993. Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi. Bandung: Citra Aditya Bakti. Harjanto, Rudy. 2009. Periklanan. Jakarta. The Pengantar Universitas Soeharto,Irawan. Metode Penelitian Sosial, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 1995, Prinsip-prinsip Sugiono. 2002. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Jenkins, Frank. 1995. Periklanan. Jakarta: Erlangga. Sumartono. 2002. Terperangkap Dalam Iklan. Bandung: Alfabeta. Kountur, Ronny. 2004. Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi dan Tesis. Jakarta: PPM. Usman, Husni & Purnomo Setiady Akbar.2000. Metode Penelitian Sosial. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Kriyantono, Rachmat. 2006. Teknik Praktis: Riset Komunikasi, Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Wenburg, John R. The Personal Communication Process. New York: John Willey and Sons. Moriarty, Wells Burnett. 2003. Advertising principles and practice fifth edition. Widjaja. 2000. Ilmu Komunikasi Pengantar Studi. Jakarta: Rineke Cipta. 69 Wiryanto. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Gramedia Widia Sarana Indonesia. Wiryanto. 2006. Teori Komunikasi Massa. Jakarta. PT. Grasindo. Wright, Charles Communication: Perspective. R. A 1977. Mass Sociological Yunus, Syarifudin. 2010. Terapan;Ghalia Indonesia. Jurnalistik www.pustakabersama.com www.wikipedia.org 70