keputusan menteri keuangan republik indonesia nomor 462

advertisement
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
SALINAN
KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 462/KMK.09/2004
TENTANG
TATA CARA INVESTIGASI OLEH INSPEKTORAT BIDANG INVESTIGASI
PADA INSPEKTORAT JENDERAL DEPARTEMEN KEUANGAN
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang
Mengingat
:
:
a.
bahwa Inspektorat Bidang Investigasi pada Inspektorat Jenderal Departemen Keuangan
mempunyai tugas melaksanakan kegiatan Investigasi berdasarkan kebijakan dan aturan hukum
yang berlaku atas dugaan adanya penyimpangan dan/atau penyalahgunaan wewenang yang
berkaitan dengan tugas dan fungsi Departemen Keuangan;
b.
bahwa Inspektorat Bidang Investigasi pada Inspektorat Jenderal Departemen Keuangan
mempunyai peranan dalam meningkatkan upaya pemberantasan tindak pidana korupsi, kolusi,
dan nepotisme di lingkungan Departemen Keuangan;
c.
bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana tersebut huruf a dan b perlu menetapkan
Keputusan Menteri Keuangan tentang Tata Cara Investigasi oleh Inspektorat Bidang Investigasi
pada Inspektorat Jenderal Departemen Keuangan;
1.
Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3209);
2.
Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas
Dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor
75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);
3.
Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi,
sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4150);
4.
Undang-undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4250);
5.
Keputusan Presiden Nomor 228/M Tahun 2001;
6.
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 371/KMK.01/2002 tentang Pelimpahan Wewenang
kepada Pejabat Eselon I di Lingkungan Departemen Keuangan untuk dan Atas Nama Menteri
Keuangan Menandatangani Surat dan atau Keputusan Menteri Keuangan sebagaimana telah
diubah dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 469/KMK.06/2003;
7.
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 302/KMK.01/2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Departemen Keuangan sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor
426/KMK.01/2004;
MEMUTUSKAN :
Menetapkan
:
KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN TENTANG TATA CARA INVESTIGASI OLEH
INSPEKTORAT BIDANG INVESTIGASI PADA INSPEKTORAT JENDERAL DEPARTEMEN
KEUANGAN.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Keputusan Menteri Keuangan ini yang dimaksud dengan :
1.
Investigasi adalah serangkaian tindakan untuk mencari, menemukan, dan mengumpulkan
barang bukti yang dengan barang bukti itu membuat terang dan jelas tentang suatu perbuatan
dan pelakunya guna dilakukan tindakan hukum selanjutnya.
2.
Inspektorat Bidang Investigasi adalah Inspektorat Bidang Investigasi pada Inspektorat Jenderal
Departemen Keuangan.
3.
Investigator adalah pejabat/pegawai Inspektorat Bidang Investigasi yang memenuhi kualifikasi
dan diberi wewenang untuk melakukan Investigasi.
4.
Unsur Departemen adalah pejabat/pegawai dan/atau unit kerja di lingkungan Departemen
Keuangan.
5.
Tertangkap Tangan adalah tertangkap pada waktu sedang melakukan penyimpangan dan/atau
penyalahgunaan wewenang itu dilakukan, tertangkap segera sesudah beberapa saat
penyimpangan dan/atau penyalahgunaan wewenang itu dilakukan, tertangkap sesaat kemudian
padanya ditemukan benda yang diduga keras telah dipergunakan untuk melakukan
penyimpangan dan/atau penyalahgunaan wewenang atau benda hasil suatu penyimpangan
dan/atau penyalahgunaan wewenang yang menunjukkan bahwa ia adalah pelakunya atau turut
serta atau menggerakkan orang lain untuk melakukan suatu penyimpangan dan/atau
penyalahgunaan wewenang atau membantu melakukan.
6.
Pemeriksaan Fisik adalah serangkaian tindakan Investigator untuk melakukan pemeriksaan
berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku terhadap tempat/
lokasi/fasilitas/aset milik Departemen Keuangan dalam rangka mendapatkan barang bukti.
7.
Barang Bukti adalah benda berupa buku, catatan, dokumen, atau benda lainnya yang menjadi
dasar, sarana, dan/atau hasil dari suatu perbuatan yang berhubungan langsung ataupun tidak
langsung dengan adanya dugaan perbuatan penyimpangan/ penyalahgunaan wewenang yang
dilakukan oleh pejabat/pegawai Departemen Keuangan.
8.
Saksi adalah orang yang dapat memberikan keterangan guna kepentingan Investigasi tentang
suatu peristiwa penyimpangan dan/atau penyalahgunaan wewenang yang ia dengar dan ia
lihat sendiri, atau ia alami sendiri.
9.
Menteri adalah Menteri Keuangan.
BAB II
TUGAS, WEWENANG, DAN TATA KERJA
Pasal 2
(1)
Inspektorat Bidang Investigasi mempunyai tugas melaksanakan kegiatan Investigasi,
berdasarkan kebijakan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku atas dugaan
penyimpangan dan/atau penyalahgunaan wewenang yang berkaitan dengan tugas dan fungsi
Unsur Departemen, tugas lainnya dari Inspektur Jenderal Departemen Keuangan, serta
pembinaan teknis pelaksanaan. Investigasi.
(2)
Dalam rangka menjalankan tugasnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Inspektorat Bidang
Investigasi berwenang untuk :
a.
memanggil dan/atau memeriksa Unsur Departemen untuk dimintai keterangan, baik
sebagai Saksi dan/atau sumber informasi;
b.
memerintahkan Unsur Departemen untuk memberikan data/keterangan yang diperlukan
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
c.
melaporkan Unsur Departemen yang tidak memberikan data atau keterangan yang
diperlukan sehubungan dengan pelaksanaan tugasnya kepada atasan langsung dari Unsur
Departemen tersebut, kepada Inspektur Jenderal Departemen Keuangan dan/atau kepada
Menteri;
d.
melakukan dan/atau mendapatkan akses langsung atas informasi yang dimiliki oleh Unsur
Departemen termasuk kerahasiaan informasi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
e.
melakukan konfirmasi kepada Pihak Ketiga yang bukan Unsur Departemen;
f.
masuk, melihat, menginspeksi, dan/atau melakukan Pemeriksaan Fisik atas
tempat/lokasi/fasilitas/aset Unsur Departemen termasuk fasilitas komputer dan ruang
komputer, file dan data yang berbasis elektronik, catatan kertas dan elektronik, laporan
dan dokumen, dan bahan-bahan lain yang diperlukan untuk kegiatan Investigasi sesuai
peraturan perundang-undangan yang berlaku;
g.
melakukan pemrosesan lebih lanjut terhadap pejabat/pegawai Departemen Keuangan yang
Tertangkap Tangan;
h.
meminta/mendapatkan bantuan keahlian dari instansi atau pejabat/pegawai Departemen
Keuangan sesuai dengan bidangnya.
Pasal 3
Dalam rangka menjalankan tugas dan kewenangannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2,
Inspektorat Bidang Investigasi wajib :
1.
menerima pengaduan dan informasi yang berkaitan dengan dugaan adanya penyimpangan
dan/atau penyalahgunaan wewenang termasuk penyimpangan atas program-program dan
kegiatan-kegiatan oleh Unsur Departemen.
2.
menanggapi laporan/pengaduan yang diterima dan melakukan pengkajian terhadap laporan,
pengaduan, pengembangan temuan, dan perintah pimpinan guna menentukan perlunya
dilakukan Investigasi;
3.
melindungi Unsur Departemen dari segala usaha pihak luar untuk merusak integritas Unsur
Departemen;
4.
menjaga kerahasiaan informasi dan atau segala kegiatan yang menyangkut Investigasi sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku termasuk informasi dan identitas pelapor;
5.
membuat laporan hasil Investigasi sesuai dengan tata cara yang ditetapkan untuk selanjutnya
disampaikan kepada Menteri.
Pasal 4
(1)
(2)
Inspektur Jenderal atas nama Menteri melaksanakan pelimpahan kasus kepada :
a.
Kepolisian Republik Indonesia dalam hal terdapat dugaan adanya tindak pidana yang
terjadi di lingkungan Departemen Keuangan yang telah memenuhi bukti awal yang cukup;
b.
Kejaksaan Republik Indonesia dan/atau Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
dalam hal terdapat dugaan adanya tindak pidana korupsi yang terjadi di lingkungan
Departemen Keuangan yang telah memenuhi bukti awal yang cukup.
Inspektur Jenderal melakukan monitoring atas pelaksanaan pelimpahan kasus sebagaimana
dimaksud pada ayat (1).
Pasal 5
Pejabat/pegawai Departemen Keuangan berkewajiban :
1.
melaporkan segera dan secara langsung kepada Inspektorat Jenderal atas segala sesuatu yang
diketahuinya yang berhubungan dengan dugaan adanya penyimpangan/ penyalahgunaan
wewenang terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku yang dilakukan oleh Unsur
Departemen termasuk pelanggaran kode etik pegawai.
2.
melaporkan segera dan secara langsung kepada Inspektorat Jenderal segala usaha pihak luar
untuk merusak integritas Unsur Departemen termasuk segala usaha penyuapan atau korupsi,
atau dalam bentuk ancaman lainnya.
Pasal 6
(1)
Apabila Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) di lingkungan Departemen Keuangan dalam
melakukan penyidikan menemukan dugaan adanya keterlibatan pejabat/pegawai Departemen
Keuangan melakukan penyimpangan dan/atau penyalahgunaan wewenang, maka PPNS yang
bersangkutan melalui instansinya melakukan koordinasi dengan Inspektorat Bidang Investigasi
sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.
(2)
Dalam hal Inspektorat Jenderal Departemen Keuangan meneruskan laporan/pengaduan
masyarakat kepada instansi di lingkungan Departemen Keuangan untuk dilakukan
penelitian/pemeriksaan, maka instansi yang bersangkutan wajib melaporkan hasil
penelitian/pemeriksaan tersebut kepada Inspektorat Jenderal Departemen Keuangan.
Pasal 7
Dalam hal Inspektorat Jenderal Departemen Keuangan menemukan dugaan adanya :
1.
penyimpangan/penyalahgunaan wewenang terhadap peraturan perundang-undangan yang
berlaku yang melibatkan pejabat/pegawai Departemen Keuangan dengan pejabat/pegawai
pada Departemen/Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND)/Pemerintah Daerah, maka
Inspektorat Jenderal Departemen Keuangan melalui Inspektorat Bidang Investigasi
berkoordinasi dengan Aparat Pengawasan Fungsional Pemerintah (APFP)
Departemen/LPND/Pemerintah Daerah;
2.
penyimpangan/penyalahgunaan wewenang terhadap peraturan perundang-undangan yang
berlaku yang dilakukan oleh pejabat/pegawai Departemen/LPND/Pemerintah Daerah, maka
Inspektorat Jenderal Departemen Keuangan melalui Inspektorat Bidang Investigasi
meneruskannya kepada APFP Departemen /LPND/Pemerintah Daerah.
Pasal 8
Untuk kelancaran pelaksanaan Investigasi dan pelimpahan hasil Investigasi atas dugaan adanya
tindak pidana, Inspektorat Jenderal Departemen Keuangan melalui Inspektorat Bidang Investigasi
melakukan koordinasi dengan instansi penegak hukum.
BAB III
SANKSI
Pasal 9
(1)
Terhadap Investigator yang menyalahgunakan wewenang sebagaimana tersebut dalam Pasal 2
ayat (2) dan/atau tidak mematuhi kewajiban sebagaimana tersebut dalam Pasal 3 dikenakan
sanksi berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(2)
Terhadap pejabat/pegawai Departemen Keuangan yang tidak mematuhi kewajiban sebagaimana
tersebut dalam Pasal 5 dikenakan sanksi berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
BAB IV
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 10
(1)
Ketentuan lebih lanjut dari Keputusan Menteri Keuangan ini akan diatur dengan Keputusan
Inspektur Jenderal Departemen Keuangan.
(2)
Dalam hal penyimpangan dan/atau penyalahgunaan wewenang terhadap peraturan perundangundangan yang berlaku yang berhubungan dengan kode etik pegawai, maka kewenangan untuk
melakukan Investigasi berada pada Inspektorat Bidang Investigasi, dan selanjutnya hasil
Investigasi disampaikan kepada Komite Kode Etik Pegawai.
Pasal 11
Keputusan Menteri Keuangan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Salinan Keputusan Menteri Keuangan ini disampaikan kepada :
1.
Ketua Badan Pemeriksa Keuangan;
2.
Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan;
3.
Menteri Dalam Negeri;
4.
Sekretaris Jenderal, Inspektur Jenderal, Para Direktur Jenderal, dan Kepala/Ketua Badan di
Lingkungan Departemen Keuangan;
5.
Kepala Biro Hukum Departemen Keuangan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 27 September 2004
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,
BOEDIONO
Download