11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang Kewirausahaan 1

advertisement
11
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Tentang Kewirausahaan
1. Definisi Kewirausahaan
Istilah kewirausahaan berasal dari kata entrepreneurship, yang berarti suatu
kemampuan kreatif, dan inovatif dalam menciptakan sesuatu yang baru dan
berbeda dan dijadikan dasar, kiat dalam usaha atau perbaikan hidup
(Suryana, 2001: 30). Kewirausahaan menurut Drucker, 1959 (dalam
Kementerian Pendidikan Nasional Badan Penelitian Dan Pengembangan
Pusat Kurikulum, 2010) adalah suatu kemampuan untuk menciptakan
sesuatu yang baru dan berbeda (“ability to create the new and different”).
Kewirausahaan menurut Zimmerer, 1996 (dalam Kementerian Pendidikan
Nasional Badan Penelitian Dan Pengembangan Pusat Kurikulum, 2010)
adalah suatu proses penerapan kreativitas dan keinovasian dalam
memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki
kehidupan (usaha).
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa
kewirausahaan adalah suatu keahlian yang dimiliki oleh individu untuk
meciptakan sesuatu yang baru, berbeda dari yang lain sebagai usaha untuk
mencapai kehidupan yang baik.
12
2. Karakteristik Kewirausahaan
Menurut M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer 1996: 6-8 (dalam
Kementerian Pendidikan Nasional Badan Penelitian Dan Pengembangan
Pusat Kurikulum, 2010) karakteristik sikap dan perilaku kewirausahaan
meliputi :
1.
Commmitment
and
determination,
yaitu
wirausahawan
harus
mempunyai komitmen dan tekad untuk memberikan perhatian penuh
terhadap usaha yang ia jalani, sikap setengah hati akan membuat
mereka mudah goyah dan kemungkinan gagal lebih besar.
2.
Desire for responsibility, yaitu memiliki rasa tanggung jawab atas
usaha-usaha yang dilakukannya. Wirausahan harus mempunyai rasa
tanggung jawab yang tinggi atas usaha apa yang sudah dijalankan.
3.
Opportunity obsesession, yaitu selalu berambisi untuk mencari peluang.
Wirausahawan harus mempunyai tekad untuk yakin, mampu mancari
peluang dan berhasil dimasa depan.
4.
Tolerance for risk, ambiquity, and uncertainty, yaitu tahan terhadap
resiko dan ketidakpastian. Wirausahawan harus belajar mampu
mengelola resiko dan cara mentransfer resiko ke pihak lain seperti
investor, konsumen, pemasok dan lain-lain.
5.
Self confidence, yaitu percaya diri. Wirausahawan cenderung optimis
terhadap apa yang dikerjakan untuk pencapaian tujuan.
6.
Creativity and flexibility, yaitu berdaya cipta dan luwes. Seorang
wirausahawan harus cepat dan fleksibel menghadapi perubahan
13
permintaan. Untuk mencapai itu semua dibutuhkan kreativtas yang
tinggi.
7.
Desire
for
immadiate
feedback,
yaitu
wirausahawan
selalu
menghendaki umpan balik dan ingin selalu mengetahui hasil dari apa
yang dikerjakannya. Untuk memperbaiki hasil kerjanya, ia selalu
mmenggunakan pengetahuan yang dimiliki dan belajar dari kegagalan.
8.
High level of energy, yaitu memiliki semangat dan kerja keras yang
tinggi untuk mewujudkan tujuannya.
9.
Motivation to excel, yaitu memiliki dorongan untuk selalu unggul. Ia
memiliki keinginan untuk lebih berhasil dalam mengerjakan apa yang
dilakukannya. Motivasi ini muncul karena dari dalam diri (internal) dan
jarang dari eksternal.
10. Orientation to the future, yaitu seorang wirausahawan harus
berorientasi ke masa depan, dan tidak melihat ke belakang tanpa
evaluasi yang jelas.
11. Willingness to learn from failure, yaitu selalu belajar dari kegagalan.
Seorang wirausahawan harus yakin pada kemampuannya untuk
berhasil, dan pantang menyerah jika terjadi kegalalan.
12. Leadership ability, yaitu kemampuan dalam kepemimpinan. Wirausaha
yang ingin berhasil harus mampu memimpin dan memberikan pengaruh
sebagai arahan untuk mecapaitujuan, ia harus mampu menjadi seorang
mediator dan negotiator daripada menjadi seorang diktator.
Berdasarkan pendapat di atas maka karakteristik wirausaha ialah seseorang
yang percaya diri, bertanggung jawab, memiliki dorongan untuk selalu
14
unggul, berorientasi pada tugas dan hasil, pengambil resiko, berjiwa
kepemimpinan, berorientasi ke masa depan, selalu belajar dari kegagalan,
inovatif, kreatif, dan fleksibel serta menghendaki umpan balik dengan
segera (Suryana, 2001:9).
3. Faktor penyebab keberhasilan dan kegagalan Wirausaha
Zimmerer (1996:14-15) dikutip oleh Suryana (2003:44) mengemukakan
beberapa faktor-faktor yang menyebabkan wirausaha gagal dalam
menjalankan usaha barunya:
1. Tidak kompeten dalam manajerial. Tidak kompeten atau tidak memiliki
kemampuan dan pengetahuan mengelola usaha merupakan faktor
penyebab utama yang membuat perusahaan kurang berhasil.
2. Kurang berpengalaman baik dalam kemampuan teknik, kemampuan
memvisualisasikan usaha, kemampuan mengkoordinasikan, keterampilan
mengelola sumber daya manusia maupun kemampuan mengintegrasikan
operasi perusahaan.
3. Kurang dapat mengendalikan keuangan. Agar perusahaan dapat berhasil
dengan baik, faktor yang paling utama dalam keuangan adalah
memelihara aliran kas. Mengatur pengeluaran dan penerimaan secara
cermat. Kekeliruan dalam memelihara aliran kas akan menghambat
operasional perusahaan dan mengakibatkan perusahaan tidak lancar.
15
4. Gagal dalam perencanaan. Perencanaan merupakan titik awal dari suatu
kegiatan, sekali gagal dalam perencanaan maka akan mengalami
kesulitan dalam pelaksanaan.
5. Lokasi yang kurang memadai. Lokasi usaha menjadi wirausaha menjadi
mundur. Ia kurang yang strategis merupakan faktor yang menetukan
terbiasa dalam menghadapi tantangan. Wirausaha keberhasilan usaha.
Lokasi yang tidak strategis yang berhasil pada umumnya menjadikan
dapat mengakibatkan perusahaan sukar bertantangan sebagai peluang
yang harus dihadapi operasi karena kurang efisien.
6. Kurangnya pengawasan peralatan. Pengawasan erat kaitannya dengan
efisien dan efektivitas dan ditekuni. Kualitas kehidupan yang tepat
rendah meskipun usahanya mantap. Kualitas kehidupan yang tidak
Kurang pengawasan dapat mengakibatkan segera meningkat dalam
usaha, akan mengakibatkan penggunaan alat tidak efisien dan tidak
efektif.
7. Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha. Sikap yang
setengah-setengah terhadap usaha akan mengakibatkan usaha yang
dilakukan menjadi labil dan gagal. Dengan sikap setengah hati,
kemungkinan gagal menjadi besar.
8. Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi kewirausahaan.
Wirausaha yang kurang siap menghadapi dan melakukan perubahan,
tidak akan manjadi wirausaha yang berhasil. Keberhasilan dalam
berwirausaha hanya bisa diperoleh apabila berani mengadakan perubahan
dan mampu membuat peralihan setiap waktu.
16
B. Tinjauan Minat Wirausaha
1. Definisi Minat Wirausaha
Minat wirausaha menurut Yanto, 1996 (dalam Arum, 2014) adalah
kemampuan untuk memberanikan diri dalam memenuhi kebutuhan hidup
serta memecahkan permasalahan hidup, memajukan usaha atau menciptakan
usaha baru dengan kekuatan yang ada pada diri sendiri. Menurut Fuadi
(2009), minat berwirausaha adalah keinginan, ketertarikan, serta kesediaan
untuk bekerja keras atau berkemauan keras untuk berusaha secara maksimal
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa merasa takut dengan resiko
yang akan terjadi, serta berkemauan keras untuk belajar dari kegagalan.
Menurut Santoso (1993), minat berwirausaha adalah keinginan, ketertarikan
serta kesediaan untuk bekerja keras atau berkemauan keras untuk berusaha
memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa merasa takut dengan resiko yang akan
terjadi, serta senantiasa belajar dari kegagalan yang dialami. Krueger, 1993
(dalam Lieli Suharti dan Hani Sirine) menyatakan bahwa niat
kewirausahaan mencerminkan komitmen seseorang untuk memulai usaha
baru dan merupakan isu sentral yang perlu diperhatikan dalam memahami
proses kewirausahaan pendirian usaha baru.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas peneliti menyimpulkan bahwa minat
wirausaha
adalah
ketersediaan
memperbaiki kualitas hidup.
seseorang
melakukan
usaha
untuk
17
2. Indikator Minat Wirausaha
Menurut Bhandari, 2006 (dalam Praswati: 134-142) variabel dan indikator
untuk mengukur minat wirausaha adalah sebagai berikut :
1. Harga Diri, memiliki beberapa indikator yaitu :
a. Lebih dihargai jika memiliki usaha sendiri
b. Lebih percaya diri jika punya usaha sendiri
c. Lebih nyaman berbicara dengan orang lain jika memiliki usaha yang
bisa dibanggakan
2. Tantangan Pribadi, diukur dengan indikator sebagai berikut :
a. Ingin mencoba hal-hal baru
b. Menyukai sesuatu hal yang membuat lebih maju
c. Melakukan sesuatu hal yang bisa dilakukan orang lain
3. Keinginan menjadi Bos, indikator-indikatornya adalah sebagai berikut :
a. Keinginan mempunyai usaha sendiri
b. Keinginan bebas mengelola usaha sendiri
c. Ingin bisa mengembangkan usaha sendiri
4. Inovasi, memiliki indikator-indikator yaitu :
a. Senang hal-hal yang bersifat kreatif
b. Keinginan membuat sesuatu yang berbeda dari yang lain
c. Senang melakukan percobaan
5. Kepemimpinan, indikatornya adalah :
a. Senang berbicara dengan orang banyak
b. Ingin menjadi ketua dalam suatu tim
c. Keinginan lebih menonjol dari orang lain
18
6. Fleksibilitas, beberapa indikator yaitu :
a. Senang dengan pekerjaan yang waktunya tidak mengikat
b. Tidak menyukai hal-hal yang bersifat teratur
c. Tidak suka terikat akan sesuatu
7. Keuntungan, indikatornya :
a. Keinginan bebas menjalankan keuangan usaha sendiri
b. Keinginan merasakan kekayaan atas usaha sendiri
c. Keinginan mengembangkan usaha sendiri
Dari pendapat di atas peneliti menyimpulkan bahwa variabel untuk
mengukur minat wirausaha adalah harga diri, tantangan pribadi, keinginan
menjadi bos, inovasi, kepemimpinan, fleksibilitas, dan keuntungan.
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Wirausaha
Minat berwirausaha tidak dibawa sejak lahir tetapi tumbuh dan berkembang
sesuai
dengan
faktor-faktor
yang
mempengaruhi.
Faktor
yang
mempengaruhi tumbuhnya kuputusan untuk berwirausaha merupakan hasil
interaksi dari beberapa faktor yaitu karakter kepribadian seseorang dan
lingkungannya (Bygrave, 2003). Menurut Priyanto, 2008 (dalam Mopangga,
2014) pembentukan jiwa kewirausahaan dipengaruhi oleh faktor internal,
faktor eksternal, dan faktor kontekstual. Faktor-faktor internal sebagai
pendorong minat berwirausaha adalah sebagai berikut :
19
a. Sifat
David Mc Clelland (dalam Alma, 2007:13) dalam bukunya “The
Achieving Society” menyatakan bahwa seorang wirausaha adalah
seseorang yang memiliki keinginan berprestasi yang sangat tinggi
dibandingkan orang yang tidak berwirausaha. Sifat ingin menjadi
seseorang yang lebih unggul dari yang lain dan ingin mendapatkan
kehidupan yang baik merupakan salah satu sifat faktor pendorong yang
mempengaruhi minat berwirausaha.
b. Umur
Sinha (1996) membuktikan bahwa para calon wirausahawan yang berusia
muda, cenderung lebih sukses dibanding mereka yang berusia tua. Staw
dalam Riyanti (2003) menunjukan bahwa keberhasilan seseorang dapat
dilihat dari usia si calon wirausahawan di saat awal mereka melakukan
usahanya. Umumnya usia yang produktif untuk berusaha adalah di
sekitar 25 hingga 44 tahun (Reynolds et.al., 2000). Dari pendapat di atas
peneliti menyimpulkan bahwa faktor umur mempunyai peran dalam
keberhasilan berwirausaha.
c. Jenis kelamin
Jenis kelamin dapat mempengaruhi kemandirian seseorang. Sesuai
dengan pendapat Masrun dkk (1986) yang mengungkapkan bahwa saat
anak menginjak usia 4-5 tahun dan terus berlangsung hingga masa
remaja, terdapat suatu pola yang menuntut anak wanita lebih berlaku
merawat dan patuh sedangkan laki-laki dituntut untuk mampu secara
mandiri dan berprestasi. Pernyataan ini menunjukan bahwa anak laki-laki
20
dianggap lebih mempunyai rasa tanggung jawab untuk memimpin suatu
usaha, dan seorang wanita memberikan dorongan sekaligus merawat agar
bentuk usaha yang telah dijalani itu tetap berjalan dengan baik.
d. Pengalaman kerja
Pengalaman diartikan pengalaman kerja seseorang sebelum memutuskan
menjadi seorang wirausahawa. Hisrich dan Peters, 2000:74 dalam
(Mopangga, 2104) menyatakan bahwa pengalaman kerja mempengaruhi
individu dalam menyusun rencana dan melakukan langkah-langkah
selanjutnya. Penelitian Kim Riyanti (2003:39) menunjukkan bahwa
pengalaman memberikan pengaruh terhadap keberhasilan usaha.
Pengalaman yang dimaksud dalam penelitian Kim adalah keterlibatan
langsung dalam suatu kegiatan usaha.
e. Latar belakang keluarga
Keluarga merupakan media sosialisasi pertama yang diterima seseorang.
Apabila latar belakang keluarga merupakan seorang wirausahawan, maka
terdapat kemungkinan yang besar seseorang tersebut mendapat dukungan
untuk berwirausaha dan minat wirausaha tersebut diterima sejak usia dini
dan apabila keluarga tersebut bukan dari latar belakang wirausahan tetapi
karena melihat peluang usaha yang menjanjikan dan mendapat dukungan
untuk memulai karir di bidang wirausaha maka seseorang tersebut lebih
memilih untuk menjadi seorang wirausahawan.
Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi minat berwirausaha adalah
sebagai berikut :
1. Lingkungan keluarga
21
Alma (2007) menyebutkan bahwa lingkungan keluarga merupakan faktor
yang sangat penting dalam pembentukan minat untuk menjadi wirausaha.
Lingkungan keluarga merupakan satu kesatuan yang terdiri dari ayah, ibu
dan anak. Keluarga merupakan sosialisasi primer yang menjadi pembentuk
kepribadian seseorang termasuk di dalamnya minat berwirausaha sehingga
keberadaan lingkungan keluarga dalam pembentukan minat wirausaha
seseorang menjadi sangat penting.
2. Lingkungan sosial ekonomi
Lingkungan sosial ekonomi mempengaruhi minat seseorang berwirausaha,
dimana lingkungan yang mayoritas berwirausaha maka kemungkinan
besar individu yang ada di lingkungan tersebut juga akan berminat untuk
berwirausaha.
Selanjutnya, faktor kontekstual yang mempengaruhi minat wirausaha adalah
dukungan pihak akademik. Kewirausahaan bisa diajarkan melalui pendidikan
dan pelatihan. “... entrepreneurship has models, processes, and case studies
that allow the topic to be studied and the knowledge to be acquired” (Kuratko
& Hodgetts, 2007: 34). Hal ini didukung oleh hasil dari penelitian Wibowo
(2011), bahwa faktor pembelajaran di lingkungan sekolah memiliki pengaruh
paling tinggi terhadap minat mahasiswa.
Pendidikan atau pelatihan kewirausahaan adalah proses pembelajaran konsep
dan skill untuk mengenali peluang-peluang usaha. Termasuk di dalamnya
mengenali peluang dikaitkan dengan pemanfaatan sumber daya untuk
menghadapi resiko dan menciptakan bisnis baru. Pendidikan kewirausahaan
22
yang diperoleh saat di bangku kuliah dapat mempengaruhi minat dan
motivasi seseorang untuk menjadi seorang wirausaha.
Peranan Universitas dalam memotivasi para mahasiswanya untuk menjadi
wirausaha merupakan bagian dari salah satu faktor pendorong pertumbuhan
kewirausahaan. Bentuk dukungan Unila dalam meningkatkan wirausaha
mahasiswa adalah mengenalkan mahasiswa dengan program-program
kewirausahaan, seperti Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan
(PKMK), Program Mahasiswa Wirausaha (PMW), dan Gerakan Seribu
Wirausaha (GABUWIRA). Melalui program-program yang telah ditawarkan
Unila kepada mahasiswa diharapkan dapat menumbuhkan sekaligus
meningkatkan motivasi mahasiswa berwirausaha sehingga kedepannya
mahasiswa tidak berpangku tangan mengandalkan lapangan pekerjaan yang
diberikan Pemerintah karena mereka telah memiliki bekal berwirausaha.
C. Program-program yang Dilaksanakan Universitas Lampung (Unila)
Untuk Meningkatkan Wirausaha Mahasiswa
1. Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKMK)
Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKMK) merupakan
program pengembangan ketrampilan mahasiswa dalam berwirausaha dan
berorientasi pada laba (profit). Komoditas usaha yang dihasilkan oleh
mahasiswa dapat berupa barang atau jasa yang selanjutnya merupakan salah
satu modal dasar mahasiswa dalam berwirausaha dan memasuki pasar. Jadi,
pemeran utama berwirausaha dalam hal ini adalah mahasiswa, bukan
masyarakat, ataupun mitra lainnya. Tujuan PKMK adalah menghasilkan
karya kreatif, inovatif dalam membuka peluang usaha yang berguna bagi
23
mahasiswa setelah menyelesaikan studi. PKM ini memiliki 6 kegiatan yaitu
PKM Penelitian (PKMP), PKM Penerapan Teknologi (PKMT), PKM
Kewirausahaan (PKMK), PKM Pengabdian Kepada Masyarakat (PKMM),
PKM Artikel Ilmiah (PKMAI), PKM Gagasan Tertulis (PKMGT) yang
diharapkan mahasiswa ikut berpartisipasi dan memilih PKM mana yang
sesuai dengan bakat yang dimilikinya (Panduan PKM Tahun 2013).
Berdasarkan hasil wawancara yang berhasil dilakukan oleh UKM teknokra
Unila, diketahui faktor penyebab rendahnya partisipasi mahasiswa
Universitas Lampung dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) adalah
kurangnya minat mengikuti PKM, kurangnya sosialisasi yang diberikan
pada mahasiswa, minimnya informasi PKM sehingga mahasiswa kurang
mengetahui bagaimana menentukan ide, membuat, menyusun sekaligus
mengupload proposal (Majalah Teknokra, 2014. hlm 3).
2. Program Mahasiswa Wirausaha (PMW)
Pencapaian program PMW yakni melalui pendidikan dan pelatihan (diklat)
yang diadakan tiap tahun agar para mahasiswa berani berwirausaha pada
masa kuliah. Mereka berasal dari berbagai Fakultas di Unila dengan
berbagai pengembangan usaha. Mulai dari mikrobisnis di bidang kuliner
hingga makrobisnis seperti pengembangan potensi sumber daya alam di
daerah. Langkah yang dilakukan Dikti ini ditujukan agar para mahasiswa
mampu membentuk soft skill yang terfokus pada pembentukan mental
dalam menghadapi tekanan dan berani menangkap peluang bisnis di tengah
masyarakat. PMW pada mahasiswa sendiri ditekankan pada aspek umum
rencana usaha. Meliputi aspek ekonomi dan pemasaran, produksi,
24
manajemen, organisasi, dan keuangan. Dikti telah menganggarkan Rp 400
juta sebagai alokasi dana PMW tahun 2014. Melalui program ini para
mahasiswa akan memperoleh dana pengembangan wirausaha Rp 5-7 juta
per orang. Pada tahun 2013 jumlah mahasiswa yang berhasil lolos seleksi
Program Wirausaha Mahasiswa ini sebanyak 63 mahasiswa dan pada tahun
2014 sebanyak 55 mahasiswa (data dari bagian kemahasiswaan universitas
lampung). Dari data tersebut terlihat bahwa minat wirausaha mahasiswa
menurun, yaitu dari mahasiswa yang lolos seleksi.
Perbedaan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) dengan
Program
Mahasiswa Wirausaha (PMW). PKM bisa diikuti oleh mahasiswa yang
tidak dibatasi tingkat semesternya, akan tetapi aspek kerja sama pun pendek.
Sedangkan PMW hanya bisa diikuti mahasiwa semester akhir dengan syarat
mahasiswa telah menempuh 80 SKS untuk program S-1, dan 60 SKS untuk
diploma.
3. Gerakan Seribu Wirausahawan Universitas Lampung (Gabuwira Unila)
Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengembangan Karir dan Kewirausahaan
Universitas
Lampung
menyelenggarakan
kegiatan
Gerakan
Seribu
Wirausahawan Universitas Lampung (Gabuwira Unila) tahun 2015 dengan
tema “Entrepreneuring Indonesia!” .
Gabuwira Unila 2015 bertujuan
untuk :
a.
Memberikan pengetahuan dan wawasan berwirausaha
b.
Menumbuhkan dan memotivasi untuk berwirausaha
25
c.
Membekali berbagai ketrampilan dan softskill wirausahawan dalam
mengelola usaha
d.
Memfasilitasi wirausahawan dalam mempromosikan usaha yang
dijalankan
e.
Membantu menciptakan jaringan usaha bagi wirausahawan pemula
f.
Mensinergikan berbagai program kewirausahaan guna tercapainya 1000
(seribu) wirausaha dalam setiap tahunnya.
Target Peserta Gabuwira adalah sebagai berikut :
a.
Junior
: Mahasiswa yang belum memiliki usaha berjalan
b.
Senior
: Mahasiswa yang sedang memiliki usaha berjalan
c.
Partner
: Alumni Universitas Lampung yang sedang menjalankan
usaha minimal 5 tahun.
Adapun rangkaian kegiatan Gabuwira Unila, yaitu :
1. Rekrutmen Tenan dan Partener Inkubator Bisnis
2. Focus Grup Discussion (FGD)
3. Workshop Dosen dan Praktisi Wirausahawan
4. Launching Gabuwira Unila
a. Talk Show Entrepreneurship
b. Success Story “Wirausahawan Hebat”
5. Pengembangan Talenta Tenan Inkubator Bisnis
a. Pelatihan dan Workshop
b. Konsultasi, Mentoring dan Pendampingan Wirausaha
c. Pelatihan Mentoring dan Pendampingan Usaha (TOT)
26
6. Pendirian Unit Usaha
a. Pusat Merchandise & Souvenir
b. Pusat Kuliner Mahasiswa
c. Unila Bussiness Gallery
d. Outbound Traning, Tour & Travel Event Organizer Unila
7. Entrepeneurship Day
a. Pemilihan Gabuwira Unila Award
b. Pameran Kewirausahaan
c. Entrepeneur
Gathering
(http://cced.unila.ac.id/gerakan-seribu-
wirausahawan-universitas-lampung-2015/ )
Melalui beberapa program bidang kewirausahaan yang diberikan Unila,
mahasiswa diharapkan mempunyai minat untuk menjalankan program tersebut
dan melatih jiwa wirausaha yang mereka miliki.
D. Kerangka Teori
Penelitian ini menggunakan Theory of Planned Behavior (TPB). Menurut
Evans 2006: 74 (dalam Frans Warmanto MB & Handhika Noviant Thenu)
sikap dan perilaku tiap orang dipengaruhi oleh segala sesuatu yang berada di
sekililingnya, seperti orang tua, teman, pengalaman, serta pengetahuan yang
dimiliki dalam proses pengambilan keputusan. Tidak adanya keinginan,
keuangan yang tidak mencukupi, perubahan lingkungan, maupun tidak adanya
motivasi merupakan faktor-faktor lain yang mempengaruhi seseorang dalam
mengambil keputusan.
27
Model TPB merupakan pengembangan dari Model Theory of Reasoned Action
(TRA) dengan adanya penambahan satu variabel, yaitu kontrol keperilakuan
yang dirasakan. Kontrol keperilakuan secara langsung mempengaruhi niat
untuk melaksanakan suatu perilaku dan juga mempengaruhi perilaku dimana
dalam situasi pengguna berniat untuk melaksanakan suatu perilaku namun
dihalangi dalam melakukan tindakan tersebut. Kontrol keperilakuan yang
dirasakan ditunjukan dengan tanggapan seseorang terhadap halangan dari
dalam atau halangan dari luar sewaktu melakukan perilaku atau tingkah laku.
Kontrol
keprilakuan
dapat
mengukur
kemampuan
seseorang
dalam
mendapatkan sesuatu dalam mengambil suatu kegiatan.
Menurut Ajzen (1991:3), keinginan dari individu dalam menunjukkan suatu
perilaku merupakan faktor utama dari TPB. Keinginan dapat diasumsikan
untuk mendapatkan faktor motivasi yang akan mempengaruhi perilaku.
Konsumen memberikan petunjuk bagaimana seseorang mencoba, bagaimana
dampak yang akan berpengaruh akan rencana mendesak jika semuanya
menunjukan perilaku. Keinginan yang kuat dapat melawan perilaku, sehingga
akan menunjukan kinerja.
Menurut Evans, 2006: 75 (dalam Frans Warmanto MB & Handhika Noviant
Thenu) niat dapat menjelaskan tingkah laku seseorang yang juga dipengaruhi
oleh sikap, norma subyektif, dan kontrol keprilakuan yang dirasakan. Sikap
lebih melihat kepada penilaian dari seseorang bahwa pelaksanaan pada suatu
tingkah laku adalah positif dan itu berlaku pula sebaliknya, sedangkan norma
subyektif lebih melihat kepada persepsi seseorang bahwa orang yang
28
memikirkan orang lain yang dekat dengannya harus atau tidak harus
melakukan suatu tingkah laku dalam konteks tertentu. Norma subyektif juga
ditujukan kepada persepsi seseorang terhadap orang lain dimana orang tersebut
perlu memberikan atau menunjukkan tingkah laku tersebut.
E. Kerangka Fikir
Menurut Santoso (1993) minat berwirausaha adalah keinginan, ketertarikan
serta kesediaan untuk bekerja keras atau berkemauan keras untuk berusaha
memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa merasa takut dengan resiko yang akan
terjadi, serta senantiasa belajar dari kegagalan yang dialami. Minat wirausaha
dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu faktor internal, faktor eksternal dan faktor
kontekstual. Faktor internal yang berasal dari dalam diri wirausahawan dapat
berupa sifat-sifat personal, umur, jenis kelamin, pengalaman kerja, latar
belakang keluarga. Sedangkan faktor eksternal berasal dari luar diri pelaku
entrepreneur yang dapat berupa unsur dari lingkungan sekitar seperti
lingkungan keluarga, lingkungan fisik, lingkungan sosial ekonomi.
Menurut Gurbuz & Aykol, 2008 (dalam Mopangga, 2014), menyatakan bahwa
selain faktor internal dan eksternal terdapat faktor kontekstual yang
mempengaruhi minat wirausaha, yaitu dukungan pihak akademik (academic
support). Pendidikan kewirausahaan yang diperoleh di bangku kuliah dapat
mempengaruhi minat dan motivasi seseorang untuk menjadi seorang
wirausaha. Peranan Universitas dalam memotivasi para mahasiswanya untuk
menjadi wirausaha merupakan bagian dari salah satu faktor pendorong
pertumbuhan kewirausahaan. Dukungan Universitas Lampung dilakukan
29
dengan mengadakan program pelatihan kewirausahaan, praktek kewirausahaan,
memberikan dana hibah untuk mahasiswa yang berwirausaha, menyediakan
fasilitas yang menunjang praktek kewirausahaan.
Variabel yang akan gunakan untuk mengukur seberapa besar dukungan
universitas dalam menumbuhkan minat wirausaha mahasiswa adalah :
a. Pengetahuan mahasiswa tentang wirausaha
b. Program wirausaha
c. Organisasi wirausaha
d. Pelatihan membuat proposal
e. Sosialisasi wirausaha
Menurut Bhandari, 2006 (dalam Praswati: 134-142), variabel dan indikator
untuk mengukur minat wirausaha adalah :
1. Harga Diri, memiliki beberapa indikator yaitu :
a. Lebih dihargai jika memiliki usaha sendiri
b. Lebih percaya diri jika punya usaha sendiri
c. Lebih nyaman berbicara dengan orang lain jika memiliki usaha yang bisa
dibanggakan
2. Tantangan Pribadi, diukur dengan indikator sebagai berikut :
a. Ingin mencoba hal-hal baru
b. Menyukai sesuatu hal yang membuat lebih maju
c. Melakukan sesuatu hal yang bisa dilakukan orang lain
3. Keinginan menjadi Bos, indikator adalah sebagai berikut :
a. Keinginan mempunyai usaha sendiri
b. Keinginan bebas mengelola usaha sendiri
30
c. Ingin bisa mengembangkan usaha sendiri
4. Inovasi, memiliki indikator-indikator yaitu :
a. Senang hal-hal yang bersifat kreatif
b. Keinginan membuat sesuatu yang berbeda dari yang lain
c. Senang melakukan percobaan
5. Kepemimpinan, indikatornya adalah :
a. Senang berbicara dengan orang banyak
b. Ingin menjadi ketua dalam suatu tim
c. Keinginan lebih menonjol dari orang lain
6. Fleksibilitas, beberapa indikator yaitu :
a. Senang dengan pekerjaan yang waktunya tidak mengikat
b. Tidak menyukai hal-hal yang bersifat teratur
c. Tidak suka terikat akan sesuatu
7. Keuntungan, indikatornya :
a. Keinginan bebas menjalankan keuangan usaha sendiri
b. Keinginan merasakan kekayaan atas usaha sendiri
c. Keinginan mengembangkan usaha sendiri
31
Gambar 3. Bagan Kerangka Fikir
Kewirausahaan
Dukungan Universitas :
a. Program
wirausaha
b. Organisasi
wirausaha
c. Pelatihan
membuat proposal
d. Sosialisasi
wirausaha
Minat Mahasiswa :
a. Harga diri
b. Tantangan pribadi
c. Keinginan menjadi
bos
d. Inovasi
e. Kepemimpinan
f. Fleksibilitas
g. Keuntungan
Download