INFRASTRUKTUR Bisnis Indonesia, Jumat, 22 Oktober 2010 BTEL ASGR 235 770 5 740 18/10 Bangka Belitung 19/10 74 20/10 21/10 15/10 ISAT 9.000 10 235 15/10 TLKM 6.000 150 9.050 18/10 Provinsi dengan tingkat penyerapan anggaran tinggi bidang keciptakaryaan (%) 19/10 20/10 21/10 Papua 75 Barat BHIT 15/10 18/10 129 20/10 21/10 24/ 12 26/ 12 30/ 12 15/10 18/10 19/10 15/10 0 19/10 20/10 21/10 15/10 450 18/10 19/10 20/10 21/10 191 10 58 18/10 MLPL 510 1 119 5/ 1 6/ 1 20/10 21/10 BMTR 57 50 6.000 19/10 BNBR 15/10 18/10 2 193 19/10 20/10 21/10 15/10 18/10 14 Proyek lanjut, 8 wajib cari mitra BISNIS INDONESIA 72 78 Kalimantan Tengah Bengkulu Papua Cipta Karya genjot serapan anggaran JAKARTA: Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum menargetkan penyerapan keuangan hingga akhir bulan ini mencapai 68% dari total anggaran 2010 sebesar Rp7,72 triliun, menyusul peningkatan penyerapan yang signifikan pada beberapa pekan terakhir. "Hingga 18 Oktober 2010, penyerapan anggaran Ditjen Cipta Karya sudah mencapai 55%, kami optimistis hingga akhir bulan ini mencapai 68%," kata Dirjen Cipta Karya Budi Yuwono kemarin. Pihaknya, kata dirjen, akan terus mendorong satuan kerja di daerah untuk memperhatikan target penyerapan anggaran hingga akhir tahun ini dengan tetap memperhatikan aspek legal yang berlaku. Sumber: Ditjen Cipta Karya BISNIS/06/ILHAM NESABANA PONDASI Bangun kota berkonsep kota JAKARTA: Kementerian Pekerjaan Umum akan menerapkan sistem pengembangan perkotaan pada masa depan dengan konsep smart green city planning sebagai pengendalian pemanfaatan ruang hunian di Indonesia. Dirjen Penataan Ruang Kementerian PU Imam Santoso Ernawan mengatakan pendekatan smart green city planning itu akan dikembangkan dengan memenuhi aspek lingkungan hidup, ekonomi, sosial budaya, dan pemerintahan yang baik. "Konsep pengembangan perkotaan semacam ini, selain itu penataan ruang hunian, juga ditujukan untuk menekan potensi terjadinya mitigasi bencana akibat pembangunan yang tidak memenuhi aspek lingkungan," ujar Imam dalam pemaparan konsep pengembangan kota masa depan dengan pendekatan smart green city planning di Jakarta, kemarin. (BISNIS/MCD) PDAM layani masyarakat miskin PALANGKA RAYA: PDAM Kota Palangka Raya siap melakukan pemasangan 750 unit sambungan rumah bagi pelanggan baru untuk kategori masyarakat berpenghasilan rendah. "Apabila Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan 2010 Palangka Raya disahkan, kegiatan tersebut akan langsung dilaksanakan," kata Direktur PDAM Palangka Raya Tridoyo, kemarin. Menurutnya, program tersebut adalah hasil dari kerja sama pemerintah pusat dengan Australia dan nilai nominal bantuan hibah sekitar Rp1,5 miliar. Dia mengatakan dari saran pemerintah pusat, dana tersebut hanya untuk 750 unit sambungan rumah, tetapi karena pengelolaan anggarannya disesuaikan dengan kondisi daerah masing-masing, PDAM Palangka Raya memperkirakan bisa memasang sekitar 1.000 sambungan. (ANTARA) 20/10 21/10 ATI ragukan hasil evaluasi proyek tol Ruas Hasil evaluasi finansial 24 proyek jalan tol Panjang (km) Investor Harus cari partner 73 19/10 JAKARTA: Asosiasi Tol Indonesia meragukan hasil evaluasi 24 ruas jalan tol yang dilakukan oleh BPJT yang menyebutkan 14 ruas dinilai siap dan mampu melanjutkan proyeknya, karena tidak dijelaskan secara transparan aksi apa yang dilakukan, sehingga dinilai layak. “Kami meragukan hasil evaluasi itu, karena hingga saat ini 14 ruas tersebut masih dipegang oleh investor yang sama. Apakah mereka menambah modal, mencari partner atau bagaimana, kalau mereka memang mampu, kenapa sampai saat ini proyeknya mandek,” kata Ketua Asosiasi Tol Indonesia (ATI) Fatchur Rochman kepada Bisnis, kemarin. Menurut Fatchur, yang paling penting dari pelaksanaan evaluasi tersebut yaitu bagaimana meningkatkan kelayakan investor (badan usaha jalan tol/BUJT), sehingga lebih mudah ditawarkan ke investor lain dengan tujuan mencari partner dalam pelaksanaan pembangunan proyek tersebut. Apalagi, tuturnya, ke-24 proyek tersebut mengalami penurunan tingkat kelayakan karena seluruh harga konstruksi mengalami kenaikan, termasuk biaya pembebasan lahan, sehingga kalau distandarkan dengan kondisi saat ini nilai proyek tersebut akan membengkak. Sekjen Kementerian Pekerjaan Umum Agoes Widjanarko mengatakan berdasarkan hasil evaluasi, delapan dari 24 pemilik konsesi (perjanjian pengusahaan jalan tol/PPJT) proyek jalan tol dinyatakan memiliki masalah dalam pembiayaan proyek, sehingga perlu mencari partner pendamping. Sedangkan yang belum memberikan laporan keuangan secara lengkap yakni investor ruas Gempol—Pandaan dan BatangSemarang. (lihat tabel) “Itu berdasarkan hasil evaluasi hingga 18 Oktober 2010. Ada 14 ruas jalan tol yang dinyatakan sudah siap jalan karena memiliki equity cash yang bagus, sedangkan delapan ruas jalan tol masih perlu cari partner pembiayaan, karena dianggap kemampuan pemilik PPJT tidak kuat, sehingga perlu dicari partner untuk pembiayaan.” Seret modal Untuk dua ruas jalan tol yakni Gempol—Pandaan dan Batang— Semarang, menurut dia, masih belum dapat dinyatakan kelayakannya karena sampai saat ini pemilik PPJT kedua ruas tersebut belum menyerahkan secara lengkap laporan keuangan ataupun model pembangunan proyeknya. Dihubungi terpisah, Kepala BPJT Ahmad Ghani Gazali mengatakan ke delapan pemilik PPJT diharuskan mencari investor pendamping karena mereka memiliki kekurangan dana ekuitas perusahaan dalam pembiayaan proyek tersebut. Pemilik PPJT, diminta segera menyerahkan nama calon partner 57,5 PT Pejagan Pemalang Toll Road investor pada BPJT bulan ini, Pejagan-Pemalang 39 PT Pemalang Batang Toll Road atau paling lambat pertengah- Pemalang-Batang Cimanggis-Cibitung 25,4 (Pemenang tender, belum PPJT) an bulan depan, untuk kemu- Depok-Antasari 21,7 PT Citra Waspphutowa dian dievaluasi kemampuan Ciawi-Sukabumi 54 PT Trans Jabar Tol finansialnya oleh tim evaluasi Waru-Tj. Perak 18,6 PT Margaraya Jawa Tol 45 PT Trans Jawa Pas Pro yang terdiri dari BPJT, Ditjen Pasuruan-Probolinggo 21,04 PT Kresna Kusuma Dyandra Bina Marga, dan unsur lain- Bekasi-Kp. Melayu nya. Laporan belum lengkap 75 PT Marga Setiapuritama Sementara itu, untuk dua Batang-Semarang 33,75 PT Jasa Marga ruas jalan tol yang dinilai be- Gempol-Pandaan lum memiliki kelengkapan laLulus evaluasi poran proyeknya, tim evaluasi Cikampek-Palimanan 116 PT Lintas Marga Sedaya 75,7 PT Jasa Marga memberikan batasan waktu Semarang-Solo 90,1 PT Thiess Contractor Indonesia hingga akhir bulan ini untuk Solo-Ngawi 87,02 PT Thiess Contractor Indonesia menyerahkan kembali lapor- Ngawi-Kertosono 40,5 PT Marga Hanurata Intrinsic annya. Jika tidak, mereka da- Kertosono-Mojokerto Mojokerto-Surabaya 36,27 PT Marga Nujyasumo Agung pat dikenakan sanksi berupa JORR W2 7 PT Jasa Marga pencabutan kuasa kepemilik- Cinere-Pandaan 14,7 PT Trans Lingkar Kita Jaya an PPJT, atau artinya proyek Gempol-Pandaan 13,61 PT Margabumi Adhikaraya 10,14 (Pemenang tender, belum PPJT) diambil alih oleh pemerintah Cinere-Serpong 34,5 MTD-Nusa Cipta dan ditawarkan pada investor Cibitung-Cilincing Bogor Ring Road 11 PT Marga Trans Jabar lain. Kunciran-Serpong 11,2 PT Marga Trans Nusantara Pada bagian lain, PT Marga Cengkareng-Kunciran 15,2 PT Marga Kunciran Cengkareng Hanurata Intrinsic (MHI), inBISNIS/ILHAM NESABANA Sumber: Kementerian Pekerjaan Umum. Ket. BUJT= Badan usaha jalan tol vestor dan kontraktor ruas jalan tol Mojokerto—Kertosono senilai Rp2,3 triliun optimistis pro- Bila on the track, maka akhir 2011 kasi proyek jalan tol itu di Jomses konstruksi selesai pada akhir sudah selesai pada 2012 awal bisa bang, Jatim, kemarin. (06/K21/MIA dioperasikan,” kata Direktur Tek- CHITRA DINISARI/ZUFRIZAL) (redaksi 2011 dan beroperasi awal 2012. “Progresnya mencapai 22,6%. nik MHI Maxwell Takasana di lo- @bisnis.co.id) Mandiri cairkan Rp1 triliun BISNIS INDONESIA BANDUNG: Realisasi kredit PT Bank Mandiri Tbk untuk proyek jalan tol baru sebesar Rp1 triliun dari komitmen pinjaman Rp10 triliun lebih. Direktur Utama Bank Mandiri Zulkifli Zaini mengatakan ada beberapa kendala dalam pencairan kredit untuk proyek jalan tol, antara lain permasalahan ketika pembebasan lahan. “Kami hanya mencairkan pinjaman setelah tanah untuk pembangunan jalan tol beres. Memang, dari total komitmen pinjaman Rp10 triliun lebih, yang sudah tercairkan baru Rp1 triliun,” katanya kemarin. Dia mengatakan pencairan kredit untuk sektor infrastruktur memang terkait dengan kebutuhan nasabah. Sebagai contoh, debitur mengajukan pinjaman investasi dan modal kerja sesuai dengan kebutuhan perusahaan. “Hanya saja, kadang-kadang ada kendala. Misalnya, debitur kesulitan ketika membebaskan lahan,” katanya. (K35) ‘Kami membutuhkan legal framework’ BISNIS INDONESIA JAKARTA: Partisipasi swasta, termasuk investor asing, dalam membangun infrastruktur di Tanah Air sangat diperlukan, mengingat keterbatasan dana yang dimiliki pemerintah. Untuk mengetahui tanggapan investor asing a.l seputar kebijakan dan iklim bisnis di sektor infrastruktur, Bisnis mewawancarai Ganeshan Varadarazan, Presdir PT Adani Global. Perusahaan berstatus penanaman modal asing asal India, ini telah membangun sejumlah pabrik di Indonesia dan berencana menggarap rel kereta api khusus batu bara di Tanjung Enim, Sumatra Selatan. Berikut petikannya. Bagaimana tanggapan Anda terkait dengan rencana pemerintah membatasi keikutsertaan tenaga kerja asing di sektor konstruksi Indonesia? Saya mendukung upaya pemerintah Indonesia dalam melindungi tenaga kerja nasional agar pengucuran anggaran untuk pengembangan sektor infrastruktur bisa terserap secara optimal untuk pembangunan dan membuka lapangan kerja bagi tenaga kerja lokal. Bukti konkret dukungan saya, sebagai investor asing yang sejak 14 tahun lalu berkiprah di sektor konstruksi, hampir 99% karyawan PT Adani Global yang mencapai 1.400 pekerja adalah orang Indonesia. Selanjutnya hanya beberapa orang ahli konstruksi dari Filipina dan ahli keuangan dari India, karena perbedaan sistem akuntansi India dengan Indonesia, sehingga membutuhkan tenaga yang mampu menerjemahkan dalam implementasi usaha perusahaan di Indoensia. Menurut saya, yang penting dilakukan oleh pelaku usaha konstruksi dalam melindungi tenaga kerja lokal yaitu dengan melakukan kadernisasi tenaga ahli untuk menyerap ilmu pengetahuan asing, sehingga ketika kontrak dengan tenaga asing itu selesai, mampu melahirkan beberapa tenaGaneshan ga ahli baru. Varadarazan Menurut Anda, bagaimana iklim konstruksi di sini? Saya menilai penyelenggaraan konstruksi, khususnya infrastruktur di Indonesia masih terfokus pada pembangunan jalan tol dan jembatan, sedangkan pembangunan rel kereta api, pelabuhan dan pembangkit listrik masih kurang. Kalaupun ada, itu hanya sebatas rekonstruksi infrastruktur yang sudah lama ada seperti penggantian bantalan rel kereta api. Oleh karena itu, ke depan saya akan fokus pada pengembangan infrastruktur pembangkit listrik tenaga uap, rel kereta api, dan pelabuhan, khususnya untuk daerah-daerah di luar Pulau Jawa. Bagaimana dukungan pemerintah Indonesia terhadap pelaksanaan investasi bagi investor asing? Dukungan pemerintah Indonesia sangat besar, mulai dari pemerintah di tingkat kelurahan, kecamatan, kabupaten, provinsi hingga pemerintah pusat, khususnya terkait dengan birokrasi dalam pengurusan perizinan. Hal itu saya rasakan sejak melakukan pembangunan pabrik tekstil di sejumlah kota di Jawa seperti Semarang, Tegal, Pekalongan, Solo, dan Yogyakarta. Indonesia sangat cocok untuk investasi dan dukungannya sangat bagus. Apa harapan Anda untuk Pemerintah Indonesia, khususnya dalam mendukung investasi bagi investor asing? Yang penting bagi saya dan investor asing pada umumnya adalah kejelasan regulasi, kami membutuhkan legal framework, sehingga dapat melakukan usaha di Indonesia dengan rasa tenang karena sudah memenuhi ketentuan hukumnya. Kejelasan regulasi dalam investasi infrastruktur, misalnya, sebagai pemegang konsesi di Indonesia dibatasi 30 tahun. Apakah itu bisa diperpanjang atau tidak, masih belum jelas. Di India, pemegang konsesi untuk sektor infrastruktur selama 50 tahun dan bisa dilakukan perpanjangan hingga 45 tahun lagi. Bagaimana progres pengembangan proyek infrastruktur Anda di Indonesia? Pada proyek pembangunan rel kereta api pengangkut batu bara dari Tanjung Enim ke Tanjung Carat (Tanjung Api-api) di Sumatra Selatan dengan nilai investasi sekitar US$1,65 miliar, saat ini sudah mengalami perkembangan yang signifikan. Sejak dilakukan penandatanganannya pada Agustus 2010, kami telah menentukan 150 titik untuk konstruksi. Selain itu, desain pelabuhan di muara Tanjung Api-Api saat ini sudah tahap usulan desain. Saya optimistis dapat merampungkan proyek ini lebih awal dari target. Pewawancara: NATALINA KASIH W. KONTRIBUTOR