pengaruh display dan promosi terhadap minat beli konsumen pada

advertisement
PENGARUH DISPLAY DAN PROMOSI TERHADAP MINAT BELI
KONSUMEN PADA TOSERBA BINTANG 9 SIDOARJO
Enggal Juatmiko*), Ritawati Tedjakusuma *), Pierre Patarianto*)
*)
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Mahardhika Surabaya
Abstract :
The aim of this study was to determine and analyze the factors that influence consumer buying
interest on supermarket stars 9 sidoarjo. These factors are the display and promotion. Implementation
of the right display will cause consumers to buy at department stores sidoarjo 9 star. Consumer
interest arises is affected by the display and promotion. Display and promotion of consumer buying
interest showed positive and significant correlation. In this study, data were collected through a
questionnaire to 50 respondents drawn using sampling techniques of the most number of consumers in
toseba stars 9 sidoarjo.Kemudian analysis of the data obtained in the form of qualitative data and
data kuantitatif.Alat used test is the technique of regression analysis multiple linear V.16.0 processed
with SPSS for windows. Resulting in the regression equation as follows: Y = 9.514 + 0,255X1 +
0,404X2. Results of the analysis concluded that the value of display variable regression coefficient of
0.255, 0.255 and promotional variable variable buying interest at 9.514. t test results display variable
for ≥ 2,550 2,012 (t ≥ t table) and variable promotions by 4.220 ≥ 2.012 (t ≥ t table) means that two
independent variables studied, partially significant effect on consumer buying interest. then through
the F test known that the variable display and promotion jointly significant effect on consumer buying
interest with the calculated F value of 37.801 ≥ 3.20 (F count ≥ F tables). In this study the variables
dominant influence on consumer buying interest is variable promotion. And R2 value for 0617 shows
that the contribution of the variable display and promosii in influencing consumer buying interest
amounted to 61.7%. while the remaining 38.3% is influenced by other variables.
Key words: Display, promotions and buying interest konsumenDisplay, promotion and consumer
buying interest
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi Minat beli konsumen pada toserba bintang 9 sidoarjo. Faktor-faktor tersebut adalah
display dan promosi. Pelaksanaan display yang tepat akan menimbulkan minat beli konsumen pada
toserba bintang 9 sidoarjo . Minat konsumen timbul dipengaruhi oleh display dan promosi. Display
dan promosi terhadap minat beli konsumen menunjukkan hubungan positif dan signifikan. Dalam
penelitian ini data dikumpulkan melalui kuesioner terhadap 50 orang responden yang diambil
menggunakan teknik sampel dari sebagian jumlah konsumen pada toseba bintang 9 sidoarjo.Kemudian
dilakukan analisis terhadap data-data yang diperoleh berupa data kualitatif dan data kuantitatif.Alat uji
yang digunakan adalah teknik analisis regresi linier berganda yang diolah dengan program SPSS
V.16.0 for windows. Sehingga menghasilkan persamaan regresi sebagai berikut : Y = 9,514 + 0,255X1
+ 0,404X2. Hasil analisis menyimpulkan bahwa nilai koefisien regresi variabel display sebesar 0,255
,variable promosi 0,255 dan variabel minat beli sebesar 9,514. hasil uji t variabel display sebesar 2,550
≥ 2,012 (t hitung ≥ t tabel) dan variabel promosi sebesar 4,220 ≥ 2,012 (t hitung ≥ t tabel) artinya
bahwa kedua variabel independen yang diteliti, secara parsial berpengaruh signifikan terhadap minat
beli konsumen. kemudian melalui uji F diketahui bahwa variabel display dan promosi secara bersamasama berpengaruh signifikan terhadap minat beli konsumen dengan nilai F hitung sebesar 37,801 ≥
3,20 (F hitung ≥ F tabel). Pada penelitian ini variabel yang berpengaruh dominan terhadap minat beli
konsumen adalah variabel promosi. Dan Nilai R2 sebesar 0.617 menunjukkan bahwa besarnya
kontribusi variabel display dan promosii dalam mempengaruhi minat beli konsumen sebesar 61,7%.
sedangkan sisanya 38,3% dipengaruhi oleh variabel lain.
Kata kunci : Display,promosi dan minat beli konsumen
PENDAHULUAN
Pada dasarnya kebutuhan dan keinginan
manusia sebagai individu maupun golongan
selalu meningkat. Kebutuhan manusia beraneka
ragam seperti kebutuhan sandang, pangan, dan
papan. Dengan adanya kebutuhan yang
beraneka ragam itu, maka pertumbuhan
ekonomi suatu masyarakat pun akan meningkat.
Di samping itu kebutuhan manusia bertingkat
mulai dari kebutuhan yang paling dasar sampai
kepada kebutuhan yang paling tinggi. Sejalan
dengan pertumbuhan ekonomi tersebut maka
dunia usaha pun berkembang semakin luas,
komplek, dan bervariasi. Hal ini ditunjukan
dengan semakin banyaknya barang yang
ditawarkan baik untuk konsumen industri
maupun konsumen akhir. Akibat perkembangan
tersebut maka dapat menyebabkan adanya
persaingan yang kompetitif antar perusahaan.
Dimana perusahaan dituntut untuk dapat
melihat berbagai kesempatan yang ada dan
mencari strategi atau cara-cara untuk menarik
konsumen
atau
pelanggan
dan
mempertahankannya, sehingga perusahaan
dapat mengatasi dan dapat bertahan dalam
persaingan dengan para competitor, baik dalam
jangka pendek maupun jangka panjang. Toko
Serba Ada (Toserba) merupakan salah satu
bentuk usaha eceran harus mampu membaca
segala peluang dan ancaman yang ada serta di
tuntut untuk mampu melaksanakan strategi
pemasaran dan perencanaan dengan baik. Agar
perusahaan dapat bertambah dan berkembang
lebih maju, salah satunya adalah dengan cara
meningkatkan minat beli konsumen yaitu
dengan kegiatan promosi. Toserba sebagai
perantara antara produsen dengan konsumen
mempunyai peranan yang penting dalam
memasarkan
produk
untuk
memenuhi
kebutuhan konsumen, baik bagi produsen
maupun bagi konsumen. Bagi produsen,
Toserba
merupakan
perantara
untuk
menyampaikan barang-barang yang dihasilkan
perusahaan kepada konsumen akhir, sedangkan
bagi konsumen, Toserba merupakan tempat
dimana mereka dapat memperoleh barangbarang yang dibutuhkannya.
Penerapan penataan display dan promosi
oleh Toserba Bintang 9 Sidoarjo ini adalah
upaya untuk mendorong konsumen dalam
proses pengambilan keputusan. Dengan
demikian, display berkaitan dengan klasifikasi
semua jenis barang yang ditawarkan sesuai
dengan bentuk, ukuran, dan merek barang
dagangan yang sejenis. Dalam penataan barang
perlu diperhatikan pengadaan barang dan
kemudahan
memperoleh
barang
yang
didalamnya mengandung petunjuk-petunjuk
yang dapat memberitahukan dimana letak
barang yang diinginkan konsumen. Dalam
penampilan barang yang perlu diperhatikan
adalah
tentang
kebersihan,
kerapihan,
pencahayaan. Masalah rutinitas dan suasana
yang sama dalam jangka waktu tertentu akan
menimbulkan rasa bosan dan jenuh serta tidak
menimbulkan rangsangan untuk berbelanja
ditempat tersebut. Display yaitu usaha
mendorong perhatian dan minat konsumen pada
toko atau barang dan mendorong keinginan
membeli melalui daya tarik penglihatan
langsung (direct visual appeal) (Willian J.
Schultz, 2009;189).
Hal ini multak diperlukan agar konsumen
memperoleh kesan bahwa barang yang tersedia
selalu baru, baik dan menarik untuk dibeli oleh
konsumen. Hal ini akan mempermudah proses
selanjutnya dimana konsumen dapat menjadi
alat promosi dengan memberikan informasi
pada orang-orang disekitarnya. Ini merupakan
cara efektif yang dapat dilakukan perusahaan
dalam usahanya untuk meningkatkan minat beli
konsumen.
Pemasaran
Pemasaran pemegang peranan penting
dalam perusahaan, karena bagian pemasaran
berhubungan langsung dengan konsumen,
lingkungan luar perusahaan, dan lingkungan
perusahaan lainnya. Berikut ini akan
dikemukakan beberapa pengertian pemasaran
menurut para ahli. (Philip Kotler dan Kevin
Lenne Keller, 2009:5), yaitu pemasaran adalah
suatu fungsi organisasi dan serangkaian proses
untuk menciptakan, mengomunikasikan, dan
memberikan nilai kepada pelanggan dan untuk
mengelola hubungan pelanggan dengan cara
yang menguntungkan organisasi dan pemangku
kepentingannya.
Stategi Pemasaran
Strategi
pemasaran
merupakan
implementasi dan konsep pemasaran dimana
terdapat
tujuan
dan
rencana
untuk
mewujudkannya. Pemasaran adalah rencana
yang disatukan, luas dan terintegrasi yang
menghubungkan
keunggulan
strategis
perusahaan dengan tantangan linkungan dan
yang dirancang untuk memastikan bahwa
tujuan utama 3 dari perusahaan itu dapat
dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh
perusahaan (Assael, 1992:2). Program-program
pemasaran yang spesifik, seperti program
periklanan,
program
promosi,
program
pengembangan produk, serta program penjualan
dan distribusi (Engel, 1994:157).
Retailing
Kegiatan pemasaran meliputi kegiatan
pertukaran yang pada umumnya proses
pertukaran tersebut melibatkan lembagalembaga
pemasaran
seperti
produsen,
distributor, wholesaler, dan retailer sebelumnya
sampai kepada konsumen akhir. Kegiatan
mengecer atau retailing merupakan aktivitas
yang paling akhir dalam proses aliran barang
dan produsen ke konsumen. Keberhasilan
produsen
akan
ditentukan
pula
oleh
keberhasilan bisnis eceran sebagai akhir
kegiatan distribusi barang ataupun jasa.
Seorang pengecer dapat lebih maju usahanya
apabila seorang pengecer tersebut dapat bekerja
secara lebih baik dibandingkan dengan
pesaingnya dalam melayani konsumen.
Sebagian besar para produsen atau para pelaku
pemasaran dalam rangka menjual produk
dagangannya selalu berusaha untu mencapai
tempat yang paling dekat dengan konsumen,
salah satunya adalah melalui retailer (penjual
eceran) yang memang mempunyai hubungan
yang dekat dengan konsumen akhir.
Menurut Kotler (2008:215) bahwa usaha
eceran/retailing adalah semua aktivitas yang
dilakukan untuk menjual barang atau jasa
kepada konsumen akhir bagi penggunaan
pribadi dan bukan untuk bisnis. Mursid
(2003:93) menjelaskan toko pengecer sebagai
sebuah lembaga yang melakukan sebuah
kegiatan
usahamenjual
barang
kepada
konsumen akhir untuk keperluan pribadi (non
bisnis). Dari kedua definisi diatas dapat dilihat
bahwa retailing merupakan aktivitas penjualan
barang ataupun jasa secara langsung kepada
konsumen akhir yang digunakan untuk
perorangan, maupun untuk kebutuhan rumah
tangga dan bukan untuk keperluan bisnis.
(Lamba, 2003:22)
Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen adalah tndakan yang
langsung
terlibat
dalam
mendapatkan,
mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan
jasa termasuk proses keputusan yang
mendahului dan menyusuli tindakan ini
(Mowen dan Minor ,2002:6). Perilaku
konsumen adalah studi tentang unit pembelian
dan proses pertukaran yang melibatkan
perolehan, konsumsi dan pembuatan barang,
jasa, pengalaman serta ide-ide. Perilaku
seseorang untuk menentukan pilihan terhadap
obyek yang dihadapinya dimulai dari
persepsinya terhadap obyek yang dimaksud.
Ada tiga tahap proses munculnya persepsi yang
beda terhadap satu rangsangan yang sama yaitu
penerimaan rangsangan secara efeektif,
perubahan makna secara efektif, dan mencari
kembali secara efektif. Tahap-tahapan dalam
persepsi diatas memberikan gambaran kepada
para pemasar untuk bekerja keras dalam
penyampaian pesan.
Adapun
faktor-faktor
yang
mempengaruhi perilaku pembelian konsumen
menurut Kotler (2002:183): (1) Faktor Budaya,
faktor budaya mempunyai pengaruh yang
paling luas dan paling dalam pada perilaku
konsumen. Pemasar harus memahami peran
yang dinamakan oleh budaya, sub-budaya,
kelas sosial pembeli.Budaya adalah penentu
keinginan dan perilaku yang paling mendasar.
Dengan demikian pemasar harus selalu
mencoba melihat pergeseran budaya agar dapat
membayangkan produk-produk baru yang
mungkin dinginkan. Sub-budaya merupakan
kelompok yang lebih kecil dari budaya yang
dimiliki yang mempunyai nilai hidup yang
sama. Bagi pemasar, sub-kultur dapat
merupakan segmen pasar yang paling penting
dalam merancang produk dan program
pemasaran yang sesuai dengan kebutuhan subbudaya tersebut. Kelas sosial adalah pembagian
masyarakat yang relative homogen susunan dan
paramanen yang tersusun secara hirarki dan
yang anggotanya menganut nilai, minat dan
perilaku yang serupa. Oleh karena itu
pembagian kelas sosial dapat digunakan sebagai
variabel yang bebas untuk mensegmentasikan
pasar dan meramalkan tanggapan konsumen
terhadap kegiatan pemasaran perusahaan; (2)
Faktor Sosial, kelompok acuan seseorang terdiri
dari semua kelompok yang memliki pengaruh
langsung (tatap muka) atau tidak langsung
terhadap sikap atau perilaku konsumen. Dan
kelompok acuan menciptakan tekanan untuk
mengikuti kebiasaan kelompok yang mungkin
mempengaruh pilihan produk dan merek actual
seseorang.
Keluarga
adalah
organisasi
pembelian konsumen yang paling penting
dalam masyarakat. Pemasar tertarik akan peran
dan pengaruh relatif suami, istri, dan anak-anak
dalam membeli beragam produk dan jasa.
Kedudukan atau posisi seseorang di masingmasing kelompok dapat ditentukan berdasarkan
peran dan status. Peran meliputi kegiatan yang
diharapkan akan dilakukan oleh seseorang.
Masing-masing peran menghasilkan status yang
mencerminkan penghargaan umum oleh
masyarakat sesuai dengan status ini; (3) Faktor
pribadi, keputusan seorang pembeli juga
dipengaruhi
oleh
karakteristik
pribadi.
Karakteristik tersebut meliputi usia dan tahap
siklus hidup pembeli, pekerjaan, dan
lingkungan ekonomi, gaya hidup, kepribadian
dan konsep diri. Usia dan tahap siklus hidup
merupakan orang-orang yang berubah dalam
membeli barang dan jasa sepanjang masa
hidupnya.
Pemasar sering memilih kelompok
kelompok berdasarkan siklus hidup sebagai
pasar sasaran mereka. Pekerjaan seseorang juga
mempengaruhi pola konsumsinya. Pemasar
berusaha mengidentifikasi kelompok profesi
yang memiliki minat di atas rata-rata atas
produk dan jasa mereka. Perusahaan bahkan
dapat mengkhususkan produknya untuk
kelompok profesi tertentu. Gaya hidup
menggambarkan keseluruhan diri seseorang
yang berinteraksi dengan limgkungannya.
Kepribadian adalah karakteristik psikologis
seseorang yang berbeda dengan orang lain yang
menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten
dan bertahan lama terhadap lingkungannya,
sehingga
di
sini
pemasar
berusaha
mengembangkan citra merek yang sesuai
dengan citra pribadi pasar sasaran; (4) Faktor
Psikologis,
bagaimana
seseorang
yang
termotivasi bertindak akan dipengaruhi oleh
persepsinya terhadap situasi pembelian.
Persepsi adalah proses yang digunakan oleh
seorang
individu
untuk
memilih,
mengorganisasikan, dan menginterprestasi
masukanmasukan informasi guna menciptakan
gambaran
dunia
yang memiliki
arti.
Pembelajaran meliputi perubahan perilaku
seseorang yang timbul dari pengalaman.
Retail Mix
Untuk
mendukung
usaha
eceran
dibutuhkan strategi-strategi yang terpadu, agar
di dalam mengambil suatu keputusan tidak
menyebabkan kerugian bagi perusahaan.
Beberapa pakar ekonomi menyebut strategi ritel
sebagai dengan istilah retailing mix (bauran
penjualan eceran) yang pada dasarnya bauran
penjualan eceran ini mempunyai cirri-ciri yang
sama dengan bauran pemasaran (marketing
mix). Menurut Kotler dan Amstrong (2004:442)
keputusan pemasaran pedagang ritel terdiri dari
keputusan pasar sasaran, keputusan ragam
produk dan perolehan, keputusan pelayanan dan
suasana toko, keputusan harga, keputusan
promosi, dan keputusan tempat. Dunne, lusch
dan
Griffith (2002:53)
mengemukakan
pengertian baurang penjualan eceran sebagai
berikut; bauran penjualan eceran adalah
kombinasi dari merchandise, harga, periklanan
dan promosi, 5 pelayanan konsumen dan
penjualan, serta suasana toko dan desain toko
yang
digunakan
untuk
memuaskan
konsumen.Masson, Mayer, F. Ezeel (1998:49)
mengemukakan Bauran penjualan eceran adalah
semua variable yang dapat digunakan sebagai
strategi pemasaran untuk berkompetisi pada
pasar yang dipilih. Dalam variable penjualan
eceran termasuk produk, harga, pajangan,
promosi, penjualan secara pribadi, dan
pelayanan kepada konsumen (customer
service). Menurut Berman dan Evans
(2004:105), untuk bentuk toko yangberdasarkan
store based retail terdapat strategi bauran
penjualan eceran yang terdiri dari : (1) lokasi
department store (store location), prosedur
pembelian/pelayanan
(operating
procedures),(2) produk barang yang ditawarkan
(goods offered), (3) harga barang (pricing
tactics),(4) suasana department store (store
atmosphere), (5) karyawan (customer service),
dan (6) metode promosi (promotional methods).
Display
Pelaksanaan display sangat penting bagi
sebuah toko karena merupakan teknik
penjualan, pelaksanaan display yang baik yaitu
dapat menarik perhatian pengunjung dan
membantu mereka agar mudah mengamati,
memeriksa memilih barang-barang itu dan
akhirnya melakukan pembelian pelaksanaan
display efektif akan meningkatkan penjualan
dan dapat merangsang minat beli konsumen
secara seketika display dapat merubah suasana
toko lebih menarik .Menurut Willian J. Schultz
yang dikutip dalam buku Buchari Alma
(2009:189) mendefinisikan Display yaitu usaha
mendorong perhatian dan minat konsumen pada
toko atau barang dan mendorong keinginan
membeli melalui daya tarik penglihatan
langsung (direct visual appeal). M.Tohar
(2000:50) berpendapat bahwa menempatkan
barang merupakan hal yang penting terutama
penempatan barang dalam windows display,
interior display, dan exterior display.
Selanjutnya, menurut Buchari Alma (2009:189)
display dibagi menjadi 3 macam yaitu: (1)
windows display,yaitu memajangkan barangbarang, gambargambar kartu harga, simbolsimbol dan se- bagainya di bagian toko yang
disebut etalase. Dengan demikian calon
konsumen yang lewat di muka toko-toko
diharapkan akan tertarik oleh barang-barang
tersebut dan ingin masuk ke dalam toko. Wajah
toko akan berubah jika windows display diganti.
Fungsi windows display ini mempunyai
beberapa tujuan sebagai berikut (a) a untuk
menarik perhatian orang-orang yang lewat, (b)
kualitas yang baik, atau harga yang murah,
sebagai ciri khas dari toko Menyatakan
tersebut, (c) memancing perhatian terhadap
barangbarang istimewa yang dijual took, (d)
untuk menimbulkan impulse buying (dorongan
seketika untuk membeli), (e) agar menimbulkan
daya tarik terhadap keseluruhan daya took; (2)
interior display,yaitu memajangkan barangbarang, gambar gambar, kartu-kartu harga,
poster-poster di dalam toko misalnya di kaca
toko, di meja, di rak-rak dan sebagainya.
Interior display ini ada beberapa macam: (a)
merchandise Display,yaitu Barang-barang
dagangan dipajangkan di dalam toko dan ada
tiga bentuk memajangnya: open display yaitu
barang-barang dipajangkan pada suatu tempat
terbuka sehingga dapat dihampiri dan dipegang,
dilihat dan teliti oleh calon pembeli tanpa
bnatuan dari petugas-petugas penjualnya,
misalnya self display, insland display (barang
disimpan di atas lantai yang di atur bagus
seperti pulau-pulau dan sebagainya); closed
display,barang-barangdipajangkan
dalam
suasana temapt tertutup. Barang-barang tersebut
tidak dapat dihampiri dan dipegang atau diteliti
oleh calon pembeli kecuali atas ban tuan
petugas. Jelas ini bertujuan melindungi barang
dari kerusakan, pencurian dan sebagainya;
architecture display,memperlihatkan barangbarang dalam penggunaanya misalnya di ruang
tamu, meubel di kamar tidur, dapur dengan
perlengkapaanya, dan sebagainya. Cara ini
dapat memperbesar daya tarik karena
barangbarang dipertunjukan secara realistis;
store sign and decoration, tanda-tanda, simbolsimbol, lambang -lambang, poster-poster,
gambargambar, bendera-bendera, semboyan semboyan dan sebagainya disimpan di atas
meja atau digantung di dalam toko.
Store
design
digunakan
untuk
membimbing calon pembeli ke arah barang
dagangan dan memberi keterangan kepada
mereka tentang kegunaan barang-baranng
tersebut. Decoration pada umumnya digunakan
dalam rangka peristiwa khusus seperti
penjualan pada saat Hari Raya, Natal, Tahun
Baru dan sebagainya; dealer display, ini
dilaksanakan oleh Wholesaler terdiri dari
simbol-simbol
petunjukpetunjuk
tentang
penggunaan produk, yang kesemuanya berasal
dari produsen. Dengan memperlihatkan
kegunaan produk dalam gambar dan petunjuk,
maka display ini juga memberi peringatan
kepada para petugas penjualan agar mereka
tidak memberikan keterangan yang tidak sesuai
dengan petunjuk yang ada dalam gambar
tersebut; (3) exterior display, ini dilaksanakan
dengan memajangkan barang-barang diluar
toko misalnya, pada waktu mengadakan obral,
pasar malam. Display ini mempunyai beberapa
fungsi antara lain: (a) memperkenalkan suatu
produk secara tepat dan ekonomis, (b)
membantu para produsen menyalurkan barangbarangnya dengan cepat dan ekonomis, (c)
membantu mengkoordinasikan advertising dan
merchandising, (d) membangun hubungan yang
baik dengan masyarakat misalnya pada hari
Raya, Ulang Tahun dan sebagainya.
Promosi
Promosi adalah salah satu unsur dari
bauran pemasaran (marketing mix). Promosi itu
sendiri
merupakan
kegiatan
untuk
memperkenalkan produk atau jasa kepada pasar
sasaran sehingga pasar sasaran atau konsumen
menjadi mengetahui keberadaan produk
tersebut. Untuk membuat produk yang sudah
dikenal oleh konsumen menjadi lebih disukai
dan konsumen pun merasa tertarik untuk
memiliki produk tersebut. Bahkan bagi
konsumen yang sudah lupa diharapkan dapat
diingatkan kembali akan produk tersebut
melalui kegiatan promosi.
Salah satu dari 5 indikator promosi yang
biasa dikenal adalah promosi penjualan (sales
promotion)
dimana
promosi
tersebut
merupakan sebuah promosi yang menawarkan
tindakan lansung konsumen ataupun calon
konsusmen untuk sesegera mungkin melakukan
tindakan pembelian produk perusahaan. Pada
dasarnya promosi penjualan merupakan
pemberian atau penggunaan insentif-insentif
untuk mendorong penjualan produk yang
ditawarkan oleh perusahaan baik itu berupa
barang-barang ataupun jasa yang dihasilkan,
sehingga calon pembeli atau konsumen dapat
mengetahui keberadaan produk atau jasa dan
tertarik untuk membelinya. Berikut ini peneliti
akan menguraikan pendapat mengenai promosi
penjualan dari beberapa pendapat para ahli.
Menurut pendapat Djaslim Saladin (2003:195),
menyatakan bahwa promosi penjualan terdiri
atas alat insentif yang beraneka ragam,
kebanyakan untuk jangka pendek, dirancang
untuk merangsang pembelian produk tertentu
lebih cepat dan atau lebih kuat oleh konsumen
atau pedagang. Sedangkan menurut pendapat
Philip Koler dan Gary Armstrong (2004:660),
menyatakan bahwa promosi penjualan adalah
insentif-insentif
jangka
pendek
untuk
mendorong pembelian atau penjualan produk
atau jasa.
Alat-alat promosi penjualan digunakan
oleh sebagian besar organisasi, termasuk
pabrikan, distributor, pengecer, asosiasi
perdagangan, dan lembaga nirlaba. Alat-alat itu
digunakan untuk membidik pembeli akhir.
Beberapa factor telah berperan mempercepat
pertumbuhan promosi penjualan, khususnya
dalam pasar konsumen. Pertama, didalam
perusahaan, para manajer produksi menghadapi
tekanan yang lebih besar untuk meningkatkan
penjualannya saat ini, dan promosi dipandang
sebagai alat penjualan jangka pendek yang
efektif. Kedua, secara eksternal, perusahaan
menghadapi lebih banyak persaingan dan merek
pesaing kurang terdiferernsiasi. Semakin
banyak pesaing kini menggunakan promosi
penjualan untuk membantu mendiferensiasikan
tawaran mereka. Ketiga, efisiensi pemasangan
iklan telah menurun karena biaya iklan yang
terus meningkat, adanya kesemrawutan media,
dan adanya hambatan hukum. Secara umum,
promosi
penjualan
harus
menciptakan
hubungan konsumen, bukan hanya menciptakan
penjualan
jangka
pendek
saja,
atau
pergantianmerek secara temporer saja. Promosi
penjualan harus membantu memperkuat posisi
produk dan menciptakan keterkaitan jangka
panjang dengan konsumen.
Alat-alat Promosi Penjualan
Banyak alat yang dapat digunakan untuk
mencapai
tujuan
dari
promosi
penjualan.gambaran mengenai alat-alat promosi
penjualan menurut Philip Kotler dan Gary
Armstrong (2004:662) adalah sebagai berikut:
(1) contoh produk (sample) adalah tawaran
produk sejumlah tertentu produk untuk
percobaan, (2) kupon (coupons) adalah
sertifikat yang member pembeli penghematan
ketika mereka menggunakan produk yang telah
ditentukan, (3) tawaran pengembalian uang/
rabat (cash refund offers) adalah tawaran untuk
mengembalikan uang atas harga penjualan
produk kepada konsumen yang mengirimkan
bukti pembelian kepada pabrikan, (4) kemasan
dengan harga potongan (price packs) adalah
potongan harga yang ditandai oleh produsen
secara langsung pada label atau kemasan. Ada
yang berupa kemasan yang dijual dengan
potongan harga atau berupa sebuah kemasan
gabungan, (5) bingkisan (premiums) adalah
barang yang ditawarkan gratis atau dengan
harga murah sebagai sebuah insentif bagi
pembelian sebuah produk, (6) barang iklan
khusus (advertising specialties) adalah barang
yang berguna yang dicetaki nama pemasang
iklan, didberikan sebagai hadiah kepada
konsumen, (7) hadiah pelanggan (prize) adalah
uang tunai atau hadiah lain atas penggunaan
regular produk atau jasa tertentu perusahaan,
(8) kontes, undian berhadiah dan permainan
adalah kegiatan-kegiatan promosi yang
memberikan konsumen kesempatan untuk
memenangkan sesuatu seperti uang tunai,
perjalanan,
atau
barang
lain
dengan
mengandalkan nasib baik atau usaha tambahan,
(9) imbalan kesetiaan (patronage award) adalah
hadiah dalam bentuk uang tunai atau dalam
bentuk lain yang sebanding dengan besarnya
kesetiaan pembeli kepada penjual atau
kelompok penjual tertentu, (10) diskon adalah
pengurangan langsung terhadap harga atas
pembelian selama satu periode tertentu, (11)
tunjangan adalah uang promosi yang
dibayarkan oleh pabrikan kepada pengecer
sebagai imbalan atas kesediaan pengecer
menampilkan produk pabrikan dalam acara
tertentu, (12) barang gratis adalah memberi
imbalan barang kepada para perantara, apabila
mereka membeli sejumlah tertentu, (13)
konvensi dan pameran dagang adalah suatu
kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk
memperkenalkan produknya dalam acara
tertentu, (14) kontes penjualan adalah kontes
bagi tenaga penjualan atau dealer untuk
memotifasi peningkatan kinerja penjualan
mereka selama satu periode tertentu.
Minat Beli
Durianto (2003:58), mengungkapkan
bahwa minat beli adalah keinginan untuk
memiliki produk, minat beli akan timbul
apabila seseorangkonsumen sudah terpengaruh
terhadap mutu dan kualitas dari suatu produk,
informasi seputar produk, ex: harga, cara
membeli dan kelemahan serta keunggulan
produk dibanding merek lain. Sedangkan
Simamora (2001:106), mengatakan bahwa
minat beli (niat beli) terhadap suatu produk
timbul karena adanya dasar kepercayaan
terhadap produk yang diiringi dengan
kemampuan untuk membeli produk. Selain
itu,niat beli terhadap suatu produk juga dapat
terjadi dengan adanya pengaruh dariorang lain
yang dipercaya oleh calon konsumen. Niat beli
juga dapat timbul apabila seorang konsumen
merasa sangat tertarik terhadap berbagai
informasi seputar produk yang diperoleh
melalui iklan, pengalaman orang yang telah
menggunakannya, dan kebutuhan yang
mendesak terhadap suatu produk. Berdasarkan
dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa
minat beli timbul karena adanya ketertarikan
dari individu tersebut terhadap produk yang
diamati dan diiringi dengan kemampuan untuk
membeli produk tersebut.Selain itu produk
yang telah diamati dan dipelajari tersebut juga
akan lebih mudah untuk diperoleh.Setiadi
(2003:216), menyatakan bahwa minat beli (niat
beli) dibentukdari sikap konsumen terhadap
produk yang terdiri dari kepercayaan konsumen
terhadap merek dan evaluasi merek, sehingga
dari dua tahap tersebutmuncullah minat untuk
membeli.
Semakin rendah tingkat kepercayaan
konsumen terhadap suatu produk akan
menyebabkan semakin menurunnyaminat beli
konsumen.Minat untuk membeli merupakan
suatu yang berhubungan dengan rencana
konsumen untuk membeli produk tertentu pada
waktu tertentu. Pembelian nyata terjadi apabila
konsumen telah mempunyai minat untuk
membeli suatu produk. Menurut Durianto
(2003:59), yaitu: pembelian nyata merupakan
sasaran akhir konsumen di mana minat beli
merupakan pernyataanmental konsumen yang
merefleksikan perencanaan untuk membeli 9
sejumlah produk dengan merek tertentu,
pengetahuan akan produk yang akan
dibelisangat diperlukan oleh konsumen.
Sedangkan menurut Hurlock dalam Efnita
(2005:17), minat adalah suatu sumber motivasi
yang dapat mendorong seseorang untuk
melakukan
apayang
diinginkannya.Pada
dasarnya minat merupakan bentuk penerimaan
akan suatuhubungan antara diri seseorang
dengan sesuatu di luar dirinya, semakin kuat
atau dekat hubungan tersebut maka semakin
besar minat. Berdasarkan haltersebut maka
dapat disimpulkan bahwa minat tidak dibawa
dari lahir,melainkan diperoleh kemudian
sebagai akibat rangsangan adanya suatu hal
yang menarik. Lebih lanjut Durianto (2003:58),
mengungkapkan bahwa minat beli timbul
karena setiap konsep terhadap suatu objek atau
produk, keyakinankonsumen akan terhadap
suatu produk, di mana semakin rendah
keyakinankonsumen terhadap suatu produk
maka semakin rendah minat beli konsumen.
Selain itu niat beli terhadap suatu produk
juga dapat terjadi dengan adanya pengaruh dari
orang lain yang dipercaya oleh calon
konsumen. Niat beli juga dapat timbul apabila
seorang konsumen merasa sangat tertarik
terhadap berbagai informasi seputar produk
yang diperoleh melalui iklan, pengalaman orang
yang telah menggunakannya, dan kebutuhan
yang mendesak terhadap suatu produk.Menurut
Kotler (2000:207), bahwa dalam tahap evaluasi
proses keputusan pembelian, konsumen
membentuk kesukaan/minat atas merekmerekdalam
sekumpulan
pilihan-pilihan,
konsumen juga mungkinmembentuk minat
untuk membeli produk yang paling disukai.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat
Beli Konsumen
Menurut Kotler (2000) faktor-faktor
yang mempengaruhi minat beli konsumen
adalah :
Harga
Harga merupakan salah satu keputusan
yang penting bagi manajemen. Harga yang
ditetapkan harus dapat menutup semua ongkos
dan dapat menghasilkan laba. Prinsipnya dalam
penentuan harga ini adalah menitik beratkan
pada kemauan pembeli untuk harga yang telah
ditentukan dengan jumlah yang cukup untuk
menutup ongkos-ongkos dan menghasilkan
laba. Penentuan harga ini dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu (a)
faktor Internal
perusahaan, keputusan harga disesuaikan
dengan sasaran misalnya sasaran untukbertahan
hidup, memaksimalkan laba jangka pendek,
memaksimalkan pangsa pasar, atau standar
mutu suatu produk, keputusan harga
disesuaikan dengan strategi mix dimana
manajemen
harus
mempertimbangkan
marketing mix sebagai satu keseluruhan,jika
produk diposisikan atas faktor-faktor bukan
harga maka keputusan mengenai itu, promosi
dan distribusi akan mempengaruhi harga; (b)
faktor eksternal perusahaan, pasar dan
permintaan konsumen merupakan harga
“tertinggi”. Konsumen akan membandingkan
harga suatu produk atau jasadengan manfaat
yang akan diperolehnya. Hubungan antara
harga danpermintaan terhadap produk atau jasa
harus dipahami terlebih dahuludan dianalisa; (c)
harga dan tawaran pesaing perlu diketahui
untuk menentukan hargaserta reaksi mereka
setelah keputusan diberlakukan, (d) kondisi
ekonomi seperti inflasi, resesi, keputusan
pemerintah
dantingkat
bunga
dapat
mempengaruhi efektifitas strategi penetapan
harga;
Produk (tingkat efisiensi)
Produk menurut Kotler (2000) bahwa
produk adalah segala sesuatu yangdapat
ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan, dibeli,
dikonsumsi, dan dapatmemuaskan keinginan
atau kebutuhan, produk mencakup obyek secara
fisik,jasa orang, tempat, organisasi, dan ide.
Tjiptono (2000) menjelaskan bahwa efesiensi
produk adalah segalasesuatu yang dapat
ditawarkan produsen untuk diperhatikan,
diminta, dicari,digunakan atau dikonsumsi
pasar secara praktis, hemat dan efesien
sebagaipemenuhan kebutuhan atau keinginan
pasar yang bersangkutan. Pada dasarnya produk
merupakan satu ikatan jasa yang disediakan
untuk memuaskan kebutuhan konsumen.
Berbagai atribut yang melekat pada produk
hanya akan menghasilkan value jika atribut
tersebut menghasilkan manfaat bagi konsumen.
Oleh karena itu, maka jasa yang dihasilkan oleh
suatuproduk dimulai sejak saat pelanggan
berusaha mencari produk sampai saatpelanggan
menghentikan pemakaian produk. Atribut
produk yang efesien adalah unsur-unsur produk
yangdipandang penting oleh konsumen dan
dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan
pembelian. Atribut produk yang efesien
tersebut terdiri dari (1) merek, merek Menurut
Tjiptono (2000) merek digunakan untuk
beberapa tujuan, antara lain : (a) sebagai
indentitas, yang bermanfaat dan membedakan
dengan produk lain, (b) alat promosi yang
menjadi daya tarik produk, (c) untuk membina
citra
dan
memberikan
keyakinan,
jaminankualitas, serta prestise tertentu kepada
konsumen, (d) untuk mengendalikan pasar; (2)
kemasan (Packaging), tujuan penggunaan
kemasan adalah: (a) sebagai pelindung isi
(protection), (b) memberikan kemudahan dalam
penggunaan(operating), (c) bermanfaat dalam
pemakaian ulang (reusable), (d) memberikan
daya tarik (promotion), (e) sebagai identitas
(images) produk, (f) distribusi (shipping), (g)
informasi (labelling); (3) jaminan (Garansi),
adalah janji yang menjadi kewajiban produsen
atas produknya kepadakonsumen dimana para
konsumen akan diberi ganti rugi bila
produkternyata
tidak
bisa
berfungsi
sebagaimana yang diharapkan ataudijanjikan.
Jaminan bisa berbentuk kualitas produk,
reparasi, ganti rugi(uang kembali atau produk
ditukar), dan sebagainya; (4)
layanan
pelengkap (Supplementary Service), dapat
diklasifikasikan ke dalam 8 kelompok: (a)
informasi, misalnya jalan menuju tempat
produsen, jadwal penyampaian produk dan jasa,
(b) konsultasi, seperti pemberian saran,
auditing, konseling pribadi, (c) order taking,
meliputi membership (keanggotaan), order
entry,dan
reservasi,
(d)
hospitallity,
kenyamanan
yang
diberikan
misalnya
penyambutan,transportasi, dll, (e) care taking,
terdiri dari perhatian dan perlindungan atas
barang milik pelanggan, (f) exceptions, meliputi
permintaan khusus sebelumnya penyampaian
produk, penanganan komplain, dll, (g) billing,
misalnya laporan rekening periodic, (h)
pembayaran, misalnya berupa swalayan oleh
konsumen. Berdasarkan faktor-faktor diatas,
maka tingkat efisiensi produk akandapat
memuaskan
konsumen
sehingga
akan
berpengaruh terhadap keputusanpembelian.
Pelayanan
Kualitas layanan (service quality) sangat
bergantung pada 3 (tiga) hal,yaitu sistem,
teknologi, dan manusia. Faktor manusia
memegang kontribusiterbesar sehingga kualitas
layanan lebih sulit ditiru dibandingkan
dengankualitas produk dan harga. Salah satu
konsep kualitas layanan yang popularadalah
ServQual. Berdasarkan konsep ini, kualitas
layanan diyakini memilikilima dimensi, yaitu
reliability, responsiveness, assurance, empathy
dantangible.Dimensi reliability adalah dimensi
yang mengukur kehandalanperusahaan dalam
memberikan pelayanan kepada pelanggan.
Dibandingkan dengan empat dimensi kualitas
layanan yang lain, dimensi ini dianggap paling
penting dari berbagai industri jasa. Dimensi ini
memiliki dua aspek, yaitu kemampuan
perusahaan memberikan pelayanan sesuai yang
dijanjikan danseberapa jauh perusahaan mampu
memberikan pelayanan yang akurat.Dimensi
responsiveness adalah harapan pelanggan
terhadap kecepatanpelayanan yang tidak dapat
dipastikan
akan
berubah
sesuai
kecenderungannya dari waktu ke waktu. Harga
pada suatu waktu berbeda antara satu pelanggan
dan pelanggan yang lain.
Dimensi assurance adalah dimensi
kualitas layanan yang berhubungan dengan
kemampuan perusahaan dan perilaku frontline
staf dalam menanamkan rasa percaya dan
keyakinan kepada pelanggan. Berdasarkan riset,
terdapat empat aspek dimensi ini, yaitu
keramahan, kompetensi, kredibilitas dan
keamanan (Sitinjak dkk, 2004). Dimensi
empathy dapat dijelaskan dengan gambaran
bahwa pelanggan dari kelompok menengah atas
mempunyai harapan yang tinggi agar
perusahaan penyedia jasa mengenal mereka
secara pribadi. Perusahaan harustahu nama
mereka, kebutuhan mereka secara spesifik, dan
bila perlu mengetahui apa yang menjadi hobi
dan
karakter
orang
lainnya.Dengan
mempertimbangkan bahwa service tidak bisa
dilhat, diciumdan diraba, maka aspek tangible
menjadi
penting
sebagai
ukuran
pelayanan.Dimensi ini umumnya lebih penting
bagi karyawan baru. Layanan yang diberikan
oleh produsen merupakan salah satu faktor
penting yang dapat mempengaruhi dalam
keputusan pembelian konsumen. Layanan yang
diberikan bisa berupa sikap, kedisiplinan,
profesionalisme, dan juga ketersediaan produk.
Namun disini layanan yang diberikan juga
dapatberupa pemberian bonus jika melewati
tingkatan tertentu dalam pembelian.
Kelompok Acuan
Kelompok acuan seseorang terdiri dari
semua kelompok yang memilikipengaruh
langsung (tatap muka) atau tidak langsung
terhadap sikap atau perilaku seseorang.
Kelompok yang memiliki pengaruh langsung
terhadapseseorang
dinamakan
kelompok
keanggotaan (Kotler, 2000). Kelompok acuan
adalah orang yang mempengaruhi secara
bermakna perilaku individu dan memberikan
standar norma serta nilai yang dapat menjadi
perspektif penentu bagaimana seorang berfikir
atau berperilaku (Engel, 1995). Kelompok
acuan menurut Engel, 1995 mempengaruhi
seseorang dalam tiga hal yaitu: (1) kelompok
acuan menghadapkan seseorang pada perilaku
dan gaya hidup baru, (2) mempengaruhi
perilaku dan konsep pribadi seseorang, (3)
menciptakan tekanan untuk mematuhi apa yang
mungkin mempengaruhi pilihan produk dan
merek aktual seseorang. Jenis-jenis kelompok
acuan antara lain: (1) Ascribed Group dan
Acquired Group, (2) Ascribed Group adalah
kelompok
dimana
seseorang
individu
secaraotomatis menjadi anggota, misalnya anak
baru lahir secara otomatisakan jadi keluarga
tersebut. Acquired Group adalah kelompok
dimana seseorang harus mencari anggotanya,
(3) Primary Group dan Secondary Group,
kelompok primer biasanya ditandai dengan
adanya interaksi tatapmuka dengan anggotanya.
Kelompok primer yang penting adalahkeluarga
dan kekerabatan. Kelompok sekunder adalah
kelompok yangcenderung lebih resmi dan
kurang terjadi interaksi yang berkeseimbangan,
misalnya organisasi keagamaan, (4) . Formal
Group dan Informal Group, kelompok formal
biasanya memiliki tujuan dan sasaran yang jelas
dan mempunyai stuktur organisasi dan birokrasi
yang jelas, sedangkan awannya adalah
kelompok informal, (5) membership Group,
Aspirational Group dan Dissosiative Group,
membership Group adalah kelompok dimana
dia tidak menjadianggota dari kelompok tetapi
angin menjadi anggota dari kelompok tersebut.
Sedangkan Dissosiative Group adalah suatu
kelompokdimana nilai-nilai dan perilaku
ditolak oleh seseorang. Kelompok aspirasi
memiliki suatu keinginan untuk menggunakan
norma danperilaku orang lain, (6) kelompok
referensi, kelompok referensi adalah kelompok
sosial yang menjadi ukuranseseorang yang
bukan
menjadi
anggota
kelompoknya
untukmembentuk kepribadian dan perilakunya.
Kelompok referensi mempengaruhi seseorang
dalam hal selera dan hobi.
Kerangka Konseptual
Berikut ini dapat digambarkan kerangka
pemikiran yang dijadikan dasar pemikiran
dalam penelitian ini. Kerangka tersebut
merupakan dasar pemikiran dalam melakukan
analisis pada penelitian ini.
Display
(X2)
Minat Beli
(Y)
Promosi
(X2)
Sumber : Kerangka konseptual,diolah
Dari skema diatas dapat dijelaskan atau
diuraikan sebagai berikut (1) Display
berpengaruh terhadap minat beli, (2) Promosi
berpengaruh terhadap minat beli, (3) Display
dan promosi berpengaruh terhadap minat beli.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan
penelitian kuantitatif. Pendekatan kuantitatif
digunakan karena dengan pendekatan ini proses
penelitian dilakukan secara terstruktur dan
menggunakan
sampel
penelitian
yang
jumlahnya relatif besar,yang dianggap dapat
mewakili populasi yang diteliti,maka hasil yang
diperoleh dalam penelitian ini merupakan hasil
yang bersifat kondusif bagi populasi dari mana
sampel
penelitian
ini
diambil
malhotra,2001:165). Pendekatan ini dimulai
dengan teori-teori dan hipotesis,langkah
selanjutnya
adalah
membuat
model
analisis,mengidentifikasi
variabel,membuat
definisi
operasional,
mengumpulkan
data(primer dan sekunder) populasi dan sampel
serta melakukan analisis. Penelitian ini
menggunakan tekhnik analisis regresi linier
berganda.
Populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas objek /subjekyang ditetapkan
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.Populasi pada penelitian ini
adalah seluruh pelanggan yang berminat
membeli Barang kebutuhan di toserba bintang 9
Sidoarjo. Menurut Arikunto (2002:108) bahwa
populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.
Populasi yang diambil adalah seluruhpelanggan
yang berminat membeli pada Toserba Bintang 9
Sidoarjo.
Sampel adalah objek dari populasi yang
diteliti, dengan kata lain sampel adalah
sebagian dari jumlah yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Konsumen yang berbelanja
tidak dapat diketahui dengan pasti jumlahnya,
maka jumlah sample yang dianjurkan antara 50100 sampel (Santoso, 2002: 94).
Alasan penggunaan metode ini karena
keterbatasan waktu dan lebih efisien.Dengan
metode ini sampel ditetapkan sebanyak 50
orang dan untuk mendapatkan responden
dilakukan dengan tekhnik pengambilan sampel
secara random sampling atau acak dengan
menemui setiap konsumen yang berkunjung ke
Toserba Bintang 9 Sidoarjo.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam penelitian ini dijelaskan bahwa
terdapat 50 responden dari sebagian koonsumen
pada Toserba Bintang 9 Sidoarjo dengan
rincian jumlah kuesioner yang dibagikan dan
berhasil dikumpulkan sebanyak 50 lembar
kuesioner. Dengan berhasil terkumpulnya
seluruh kuesioner maka dapat diperoleh hasil
yang menyatakan bahwa deskripsi usia
responden penelitian ini yang memiliki
prosentase rentang umur tertinggi yaitu terdapat
pada antara rentang umur 29-36 tahun sebesar
20% yang artinya sebagian besar responden
berumur 29-36 tahun. Deskripsi jenis kelamin,
penelitian yang dilakukan darii penyebaran
kuesioner yang menyatakan bahwa jenis
kelamin perempuan mendapat prosentase
sebesar 56% dan laki-laki sebesar 44%.
Deskripsi
pekerjaan
responden
menunjukkan bahwa sebagian besar responden
memiliki pekerjaan swasta hal ini dapat dilihat
dari 50 responden penelitian yang memiliki
pekerjaan swasta adalah sebanyak 19 orang
responden, yang memiliki pekerjaan wiraswasta
sebanyak 11 orang responden, yang memiliki
pekerjaan pegawai negri sebanyak 8 responden
lainnya sebanyak 12 orang.
Deskripsi berdasarkan pengeluaran satu
kali kunjungan menunjukkan bahwa dari 50
orang
responden
kelompok
responden
rataratapengeluaran untuk berbelanja di toserba
bintang 9 sidoarjo dalam satu kali kunjungan
adalah antara Rp. 300.000 – Rp. 600.000 yaitu
sebanyak 18 orang atau 36%. Jumlah terbanyak
kedua adalah antara Rp. 600.000 – Rp.
900.000.Hal ini menunjukkan bahwa sebagian
besar responden yang berbelanja pada Toserba
Bintang 9 Sidoarjo dalam satu kali kunjungan
tidak lebih dari Rp. 900.000.
Pada penelitian ini dinyatakan bahwa
variabel Display ,Promosi dan minat beli
memiliki nilai corrected item total correlation
melebihi r tabel = 0,2787 yang artinya
pernyataan tersebut adalah valid. Pada Uji
Reliabilitas variabel Display, Promosi dan
minat beli konsumen hasil alpha cronbach‟s
melebihi 0,60 yang artinya variabel tersebut
reliabel. Berdasarkan hasil dari pengolahan data
dengan menggunakan spss versi 16.0 for
windows menunjukkan bahwa seluruh variabel
bebas dalam penelitian ini, yaitu Display dan
Promosi berpengaruh signifikan terhadap
variabel terikat, baik secara parsial maupun
simultan. Hal ini dibuktikan dari nilai Fhitung
sebesar 37.801 lebih besar dari Ftabel sebesar
3,20. Berdasarkan hasil dari pengolahan data
dengan menggunakan spss versi 16.0 for
windows menunjukkan bahwa variabel bebas
yang memiliki koefisien beta terbesar adalah
variabel promosi dengan nilai koefisien beta
sebesar
0,529.Dengan
demikian
dapat
disimpulkan
bahwa
variabel
promosi
mempunyai pengaruh dominan terhadap minat
beli konsumen.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis regresi linier
berganda,maka kesimpulan yang dapat diambil
adalah sebagai berikut display dan promosi
secara simultan berpengaruh signifikan
terhadap minat beli pada toserba bintang 9
sidoarjo,sehingga hipotesis pertama yang
menyatakan bahwa display dan promosi secara
bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap
minat beli konsumen pada toserba bintang 9
sidoarjo dapat diterima.
Display dan promosi secara parsial
berpengaruh
terhadap
minat
beli
konsumen,sehingga hipotesis kedua yang
menyatakan bahwa display dan promosi secara
parsial berpengaruh terhadap minat beli
konsumen pada toserba bintang 9 sidoarjo dapat
diterima. Diantara variabel display dan promosi
yang berpengaruh pada minat beli konsumen
pada toserba bintang 9 Sidoarjo paling dominan
adalah promosi,sehingga hipotesis yang ketiga
diterima
DAFTAR PUSTAKA
Drucker, Peter F., 2004. The Practice of
Management. New York : Harper &Row
Dunne, Lusch, Griffith (2002). Retaling (4th
ed). New York : south-western,
a division of thomsom learning
Kotler, Philip. 2002. Marketing Management,
Millenium
Edition
North
Western
University
New
Jersey, Prentice Hall Inc
Kotler, Philip, dan Gary Amstrong. 2004.
Dasar-Dasar Pemasaran. Alih
BahasaAlexander
Sindoro,
Penyunting Bahasa Bambang
Sarwiji. Edisi Kesembilan.
Jakarta : PT. Index
Kotler,
Amstrong.2008.Prinsip-Prinsip
Pemasaran1. Jakarta : Erlangga
Lamba, A.J, 2003. The Art of Retailing,
International Edition. Tata Mc Graw
Hill Publishing Company
Mursid.
Jakarta
2003.
:
Manajemen
Bumi
Pemasaran.
Aksara
Download