YAYASAN PENDIDIKAN CENDEKIfl UTflMH UNIVERSITAS DR. SOETOMO FAKULTAS Prodi S-1: -Agrobisnis Perikanan - Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan - Budidaya Perairan - Teknologi Pangan & Gizi PERTANIAN - Terakreditasi: SK. No. 1262/SK/BAN-PT/Akred/S - Terakreditasi . SK. No. 0655/SK/BAN-PT/Akred/SA - Terakreditasi: SK. No. 972/SK/BAN-PT/Akred/S/IX/ - Terakreditasi; SK. No. 003/BAN-PT/Ak-XV/Sl/IV/ S U R A T T U G A S Nomor : FP.210.B/E.23/II/2017 Dalam rangka pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi, maka Dekan Fakulta Universitas Dr. Soetomo Surabaya Menugaskan : Nama NPP NIDN Status Unit Kerja : : 89.01.1.40 : 0711086201 : Dosen Tetap : Fakulta Pertanian Universitas Dr. Soetomo Untuk melaksanakan Penelitian dengan Judul : " selama 30 hari Mulai 1 Maret - 30 Maret 2017. BUDIDAYA PERAIRAN LAPORAN PENELITIAN DOSEN PROGRAM PENELITI STUDI : FAKULTAS PERIKANAN JURUSAN PERIKANAN PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN UNIVERSITAS Dr. SOETOMO SURABAYA 2017 LEMBAR PENGASAHAN Judul 2. Penelitian : Ketua Pelaksana a. Nama : 89.01.1.040 b. NPP : Penata Tk.l/III-d c. Pangkat/Golongan: Lektor d. Jabatan Pertanian/Perikanan e. Fakultas/Jurusan : Perairan f. Program StudiBudidaya : g. Alamat KantorJl. :Semolowaru No. 84 Surabaya 031 : -5941969 h. Telepon Kantor i. Alamat Rumah Jl.: Dukuh Menanggal VI/3 Surabaya 081355266211 j. Handphone : Nurulharis-@gmailxom k. Email : 3. Lokasi Penelitian : Laboratorium Bakteri Balai Karantina Ika KelasI Juanda Sekitar 15 Hari 4. Jangka Waktu Penelitian TigaPuiuh (30) Hari 5. Biaya Penelitian Rp. 5.000.000,- (Lima Juta Rupiah) a. Mandiri Rp. 5.000.000,- (Lima Juta Rupiah) b. Sumber Lain 1 Response Of The Combination O f Feed Pellets and Trash Fish To The G Of The Absolute weight O f Tiger Grouper NURUL H A Y A T I , M.KES Abstract d is A A N D V A ) <;rn?!llpst o f A nb<;nli r a n of growth n f S.I g r / d a v V R Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Kombinasi dan Ikan rucah dengan dosis yang berbeda terhadap laju pertumbu Macan (Ephipnephelus Foscoguutatus). eksperimen (RAL) menggunakan Metode yang digunakan ada 3 pelaku dan 9 ulangan. Sebagai adalah: A (Pakan pellet 25% rucah 75%), B (Pakan pellet 50% ruc (Pakan pellet 75% rucah 25%). Analisa data menggunakan (oneway ANOVA) Parameter pengukuran perlakuan dan Utama uji adalah kualitas terbaik Beda nilai air Nyata pertumbuhan (suhu, secara terkecil pH berturut dan - (BNT) dengan mutlak yang DO). Hasil turut analis adalah uj ditunj penelitian perlakuan muntlak 5,1 gr) B (pertumbuhan muntlak 5,6 gr) dan C (pertumbuh gr). Hasil pengamatan terhadap kualitas air secara kerapu macan Foscogutattus). penelitian ini dapat disimpulkan bahwa k pellet dab ikan Dari rucah berpengaruh terhadap (Ephipnephelus Foscogutattus (P<0,05). laju pertumbuhan DAFTAR ISI Halaman i ABSTRAK i RINGKASAN ii KATA PENGANTAR iii DAFTAR ISI iv DAFTAR GAMBAR v DAFTAR TABEL vi DAFTAR LAMPIRAN vii BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Rumusan Masalah 1 2 1.3. Tujuan Penelitian 3 BAB n. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi Ikan Kerapu Macan 4 2.2. Morfologi Ikan Kerapu Macan 4 2.3. Habitat Ikan Kerapu Macan 5 2.4. Kebiasaan Makan Ikan kerapu macan 2.5. Pakan Ikan 2.5.1. PakanAlami 2.5.2. Pakan Buatan 5 6 7 7 2.6. Mekanisme pemberian pakan pellet dan ikan 2.7. Kualitas Air 7 9 2.7.1. Oksigen Terlarut 2.7.2. Derajat Keasaman (pH) 10 2.7.3. Suhu Air 10 BABllLMETODOLOGl 3.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan 12 3.2. Materi Penelitian 3.2.1. Hewan Uji 12 12 3.2.2. Pakan Hewan Uji 13 3.2.3. Wadah Penelitian 3.2.4. Air Media 13 14 3.3. Bahan dan Alat Penelitian 14 3.3.1. Bahan Penelitian 14 3.3.2. Alat Penelitian 14 3.4. Metode Penelitian 3.5. Anahsa Data 14 16 3.6. Prosedur Penelitian 17 BAB V I . HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pertumbuhan Berat Ikan kerapu macan 21 4.2. Kualitas Air 4.2.1. Suhu 25 25 4.2.2. Derajat Keasaman 27 4.2.2. Oksigen Terlarut 28 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan 31 4.2. Saran 31 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRA DAFTAR TABEL Tabel Halaman 1. Rata-rata Pertumbiilian Mutlak Ikan Kerapu Macan 2. ANOVA Pertumbuhan Mutlak Ikan Kerapu Macan 3. Parameter Rata-rata Kualitas Air 4. Owe ^^a>'ANOVA (Suhu Pagi) 5. ANOVA (Suhu Sore) 6. ANOVA (Oksigen Terlarut Pagi) 7. ANOVA (Oksigen Terlarut Sore) 8. ANOVA (Derajat Keasaman Pagi) 9. ANOVA (Derajat Keasaman Sore) DAFTAR GAMBAR GambarHalaman 1 .Morfologi Ikan kerapu macan 5 2. Klasifikasi Ikan Kerapu Macan 3. Proses Persiapan Bak 4. Pakan ikan Rucah Pakan Pellet 6. Pemberian Pakan pellet Dan Rucah Pada Hewan Uji 7. Penimbangan Pertumbuhan Ikan Kerapu Macan 8. Alat Pengukuran Kualitas Air 6 32 33 34 3 36 37 1. Gambar Proses Persiapan Bak 32 2. Gambar Pakan Ikan Rucah 33 3. Gambar Pakan Pellet 34 4. Gambar Pemberian Pakan Pellet dan Rucah Pada Hewan Uji 5. Gam.bar Penimbangan Berat Mutlak Ikan Selama Penehtian 6. Gambar Alat Pengukur Kualitas Air 7. Data Sampling Berat Awal dan Berat Akhir Ikan Kerapu Macan 37 Hasil Perhitungan ANOVA dan Uji BNT Pertumbuhan Mutlak Ikan Kerapu Macan 9. 39 Data Pengukuran dan Rata-rata Suhu Air Selama Penelitian 10. Hasil Perhitungan ANOVA dan Uji BNT Suhu Media Pemeliharaan Kerapu Macan 41 11. Data Pengukuran dan Rata-rata Oksigen Terianit Selama Penelit 12. Hasil Perhitungan ANOVA dan Uji BNT Oksigen Terianit (DO) Media Pemeliharaan Ikan Kerapu Macan 43 13. Data Pengukuran dan Rata-rata pH Air Selama Penelitian 14. Hasil Perhitungan ANOVA dan Uji BNT Derajat Keasaman (pH) Media Pemeliharaan Ikan Kerapu Macan 45 BAB I Ikan kerapu macan menipakan salah satu jenis ikan air laut yang mempunyai prospek yang cerali dan layak dikem sebagai ikan budidaya laut karena mempunyai nilai ekonomis yang ting lokal maupun intemasional. Selain itu Ikan kerapu macan potensial imtuk dibudidayakan karena pertumbuhannya relatif cepat (Akbar dan Sudaryanto, 2002). Kerapu macan atau kerapu tmerupakan salah satu komoditas ung ekspor hasil perikanan dengan potensi pengembangan yang masih cuku Ikan ini merupakan salah satu jenis ikan yang mempunyai nilai ekon baik dalam di pasaran dalam negeri maupun luar negeri. Permintaan te ini cukup tinggi dengan harga yang relatif mahal, mengakibatkan doro melakukan penangkapan secara berlebihan dilakukan secara tidak terp menggunakan bahan peiedak atau racun sianida. Cara ini sangat memb populasi dan habitat ikan kerapu karena dapat menghancurkan terumb dan sulit untuk dipuiihkan kembali (Direktorat Jendral Perikan Budida Ikan kerapu dapat dibudidayakan di keramba jaring apung (KJA), kolam laut, dan ditambak. Dengan potensi lahan yang yang masih cukup dukungan teknologi pendederan, budidaya yang telah dikuasi mulai dari pemb penggelondongan, pembesaran, serta pangsa pasar yang b pengembangan budidaya ikan kerapu mempimyai prospek yang cerah. Dari informasi pasar diketahui permintaan kerapu macan, baik kecil sebagai ikan hias macan ukuran kecil ( 4 - 5 maupun ukuran komsumsi, terus cm) laku dijual dengan harga meningkat. Rp 7.000, sedangkan ukuran komsumsi dengan berat 400 - 600 gram /ekor laku pasar lokal dengan harga sekitar Rp 250.000,00 - Rp 300.000,00 per Balikan untuk pasar ekspor seperti Hongkong, Taiwan, dan China, ha bebek ukuran komsumsi sekitar US$ 55 per kilogram (Akbar dan Sud 2002). Pasar China dan Hongkong membutuhkan 120 ton kerapu hidup se sementara negara Indonesia baru mampu memenuhi 3 % saja. Sepanjan 2009 negara Indonesia Cuma bisa mengekspor kerapu sebanyak 78.148 senilai US$ 57,77 juta. Angka itu mencakup kerapu hidup, segar, lainnya. Sebanyak 2,901 ton kerapu hidup yang bemilai US$ 15,057 j 2010 diperkirakan menigkat volumenya sudah mencapai 73,634 ton leb US$ 50 juta. Dari angka ini, kerapu hidup sebanyak 1,846 ton yang 11,407 juta (Badan Pusat Statistik, 2010). Sampai saat ini yang dapat dipenuhi pasar baru sebagian permintaan. Melihat dari tingginya permintaan dan harga jualnya m membesarkan dalam di kolam cukup baik. Berkembangnya usalia pemb kerapu macan semakin tinggi juga pennintaan benih kerapu macan di dapat menigkatkan devisa negara (Akbar dan Sudaryanto, 2002). Pakan merupakan fektor yang sangat penting untuk diperhatik usahan budidaya ikan, hal ini disebabkan khususnya dalam budidaya semi intensef maupim intensif pertumbiilian ikan Mudjiman biaya imtuk produksi s (2006), secara maksimal, pakan menyatakan bahwa pakan Untuk harus memiliki harus me mutu y mengandung nut (protein,lemak,karbohidrat,vitaniin dan mineral) maupun energy yang untuk perawatan tubuh ikan menyebabkan ikan penurunan kecepatan pertu berdasarkan jenisnya makananya ikan kerapu dapat mengonsums alami maupim pakan buatan hal ini tergantung umur ikan kerapu macan N?mun macan ada beberapa kendala yang dapat kurang diminati yaitu akibat makin menyebabkan ikan ke tingginya harga ikan kelangkaan ikan rucali di alam. Ketergantungan ikan rucah juga tel ketersediaanya di alam dan hanya tergantung pada musim penagkapa simpan ikan rucah harus memerlukan tempat pendingin karena suhu harus terjaga agar tidak teijadi penurunan mutu. kendala tersebut adalah pengunaan pakan buatan Salah satu altem berbentuk pell 3 kombinasi ikan rucah. Untuk Pakan buatan memihki beberapa keiebihan diban Pemberian pakan pada ikan kerapu macan sebaiknya ditam dengan ikan rucah sebab secara uiuum penambahn ikan rucah dapat pilihan vang aman dalam menitikatkan pertumbuhan dan prosuktivasi p kerapu macan. (Akbar dan sudaryanto,2002). .2. Bciuasaikdii uiaiaii pada latai bclakaiig di atas luaka rumus^i penelitian ini sebagai berikut: a) Seberapa besar pengaruh Kombinasi pemberian pakan ikan rucah d pada laju pertumbuhan ikan Kerapu macan b) Seberapa tinggi tingkat keberhasilan menggunakan Kombinasi pe pakan ikan rucali dan pellet pada laju pertumbiilian ikan c) Adakah perbedaan pada ikan Kerapu Macan dengan Kera menggunakan d Kombinasi pemberian pakan ikan rucah dan pellet? d) Adakali pengaiiili bobot pada ikan Kerapu Macan dengan menggu Kombinasi pemberian pakan ikan rucah dan pellet? Tujuan dari penehtian ini disampaikan sebagai berikut: a) Mengetahui efektifitas Kombinasi pemberian pakan ikan rucah dan p laju pertumbuhan ikan Kerapu macan b) Mengetahui pada pemeberian dosis pakan pellet dan ikan nicah bera yang dapat memberikan pertumbulian berat yang optimal pada ikan ke macan Sedangkan memperkaya dalam manfaat dari penelitian ini diharapkan akan m khasanah keilmuan dalam bidang budidaya perikanan, khus menekan pemberian pakan pada pembesaran ikan dengan c Mengkombinasikan pakan pellet dengan ikan rucali sehingga diharapk efektif dan efisien terhadap laju pertumbuhan ikan. 4 Ho : Diduga respon pemberian pakan pellet dan ikan rucah tidak be terliadap pertumbuhan ikan kerapu macan Hi : Diduga respon pemberian pakan pellet dan ikan rucah berp tciliadap pciTuiubaliaii ikaii kciapu inacaii Menurut Subyakto dan Cahyaningsih (2005), klasifikasi ikan macan adalah sebagai berikut: Filum Sub : Chordata filimi : Verterbrata Kelas : Osteichthyes Sub kelas : Actinopterygi Bangsa : Percomorphi Subordo : Percoidea Family : Serranidae Genus : Spesies : Menurut Warintek (2008), bentuk tubuh ikan kerapu macan agak r moncong panjang memipih dan menajam, maxillarry lebar diluar mata, bagian sisi dentary 3 atau 4 baris, terdapat bintik putih coklat pa daii Suip, buuik uiiaju pada uagiaii duiSai daii pOiciiOi. Bentuk badan ikan kerapu macan memanjang dan gepeng tetapi kadang-kadang ada juga yang agak bulat. Mulutnya serong, le dan bibir bawahnya menonjol ke atas. Rahang atas dan bawah dilengka geratan yang berderet dua baris, ujungnya lancip, dan kuat. Sement luar bagian depan dari gigi baris luar adalah gigi-gigi yang besa kerapu macan ditutupi oleh sisik mengkilap dan bercak loreng mirip 5 bulu macan (Subyaktodan Cahyaningsih, 2003). Gambar Ikan Kerapu Maca dihhat pada gambar i dibawah ini: d. Sirip ekor atau caudal b. Snip dada atau pektoral e. Sirip dubur c. Sirip punggung atau dorsal Menurut Subyakto dan Cahyaningsih (2003), daerah penyebaran k macanadalah Afrika Timur. kepulauan Ryukyu fJepang Selatan). Aus Taiwan, Mikronesia, dan Polinesia. Di indonesia, ikan kerapu banyak di perairan pulau Sumatera, Jawa, Sulawesi, Pulau Bum, dan Ambon. siklus hidupnya, pada umumnya kerapu muda biasanya hidup di peraira paiiiai deugaii kedaiauian 0,5 - 3 uielei.(Depaiieiiieii Keiaulaii 2008). Kerapu mempunyai kebiasaan makan pada pagi hari sebelum mata terbit dan menjelang matahari terbenam. Di alam, kerapu mencari mak berenang diantara batu-batu karang, iubang, atau celah-celah b 6 merupakan tempat persembunyiannya dan hanya kepalanya saja yang t Dan tempat imiah kerapu menunggu mangsanya. Biia mangsanya tampak jauh, kerapu meiesat cepat untuk menangkap dan menelannya kemudian kembah ke tempat persembunyiannya (Akbar, 2000). Ikan kerapu termasuk jenis kamivora dan cara makannya satu persatu makan yang diberikan sebelum makanan sampai "menca ke dasar yang paling disukai kenis krustaceae (rebon, dogol dan krosok), se ikan-ikan seperti tembang, teri dan belanak (Boedileksono, 2005) Be untuk kegiatan budidaya ikan kerau macan baik dari tempat perbeniha dari tangkapan alam. Saat penebaran, benih umumnya berukuran TL 2 Bibit ikan harus diperiksa imtuk memastikan bahwa ikan sehat dan parasit sebelum ditebar di di kolam. Ikan harus berukuran seraga cacat. unruk bak dengan kapasitas iO m^ pendederan dapat dilakuk padat penebaran 4.000- 5.000 ekor. Kepadatan ini dapat ditingkatkan tambahan disediakan, namun insiden wabah penyakit dapat terjadi le pada kepadatan tebar yang lebih tinggi. Pakan menipakan faktor yang sangat penting imtuk diperhatikan usahan budidaya ikan, hal ini disebabkan khususnya dalam budidaya pertumbuhan ikan biaya unmk produksi san semi intensef maupun intensif secara maksimal, pakan harus memiliki Untuk mer mutu yang Mudjiman (2006). Pakan ikan sama yaitu memerlukan kandungan bempa pr kaiboliidiai, leuiak, viiamin dau iiiuicial.peiiuliiiaii baliaii ba hanas m.em.enuhi sarat sebagai berikut: Mempunayai nilai gizi yang ti dicema oleh ikan Haiganya relatif lebih mengandung racun atau zat anti nutrisi tidak merupakan mengandung saingan bagi kebutuhan murali Mudah diperoleh Bukan bahan pokok manusia manusia itu sendiri. pak nutrien (protein,lemak,karbohidrat,vitamin dan mineral energy yang di periukan untuk perawaian rubuh ikan menyebabkan keC£"St^n "CrtUI'lbvlbS" «l Krit Jl":»r» I't^mrM? pe 7 mengonsumsi pakan alami maupun pakan buatan hal ini tergantung lun kerapu macan Afrianto,E. (2005) Pakan alami merupakan makanan tumbuh secara alami tanpa campur tangan manusia secara langsung Makanan alami yang digunakan makanan ikan bisa bciupa plankton, ikan rucali dau Iain aebagainya Amsil (2010). bahwa sumber makanan ikan di suatu perairan dapat bera suatu sumber yang selalu memberikan kebutuhan hidup ikan secara menerus, yaitu sumber pakan yang berasal dari dalam perairan itu s siunber pakan yang berasal dari luar sistem perairan tersebut menur dan Slamet, (2009). Pakan buatan merupkan pakan ikan yang dibuat oleh tangan manusia di olah sesuai dengan kebutuhan nutrisi, ikan kerapu mulai cenderun hewani daging-dagingan selain sesuai kebutuhan nutrisi imtuk ika berapa bentuk biitiran dengan ukuran besar dan ukuran kecil, misah tepung dan bentuk lembaran keripik. Setelah tumbuh menjadi itu dap pakan tambahan berupa pellet Amsil. (2010). Ikan kerapu macan juaga di berikan pakan buatan atau pakan ta makanan buatan yang suka dimakan oleh ikan kerapu macan pellet ya berbentuk butiran dengan ukuran sedang sesuia dengan bukan mulut ik dengan kandungan gizi 12-15% iemak abu 10% serat kasar dan kadar air pellet tersebut diberikan untuk ikan kerapu macan dalam waktu 3 dosis pemberianya 15% ^-nuuioaai^ K/«,a ««• • dari berat biomasa Setyawati, (2013) c m u i i Ikan kerapu macan merupakan unggulan daiam pengembangan memiliki nilai jual yang •. u u a i axu%.««aa «^aa»ujiv salali satu spesies budidaya baik dan laut di Indonesia. sangat diminati di Ikan je pasar int 8 Teknologi pembenihan ikan ini telah berkembang dan telah berhasil mem pembesaran ikan ini adalali kebutuhan kualitas pakan yang tersedia tidak nutrisi pada ikan yang se dipilihara. Pakan merupakan sa komponen dalam budidaya ikan yang sangat besar peranannya baik dilih penentu pertumbuhan maupim dilihat dari segi biaya produksi. Nilai nu biasanya dilihat dari komposisi gizinya seperti kandungan protein, kasar, karbohidrat, vitamin, mineral dan kadar air. Salah satu kebu yang penting imtuk ikan adalah protein, sehingga kekurangan prote pakan dapat menyebabkan terhambatnya pertumbulian.Kebiituhan protei jenis ikan kerapu budidaya telah diketahui. Beberapa peneliti kebutuhan protein beberapa spesies kerapu berkisar antara 47,8 - bervariasi menurut spesiesnya. Setyawati, (2013) Pada penelitian lainnya bahwa untuk tuinbuh baik benih kerapu membumhkan pakan dengan kandungan protein 48% Disamping kebutiiJi protein pakan, jumlah pakan yang diberikan memegang penting dalam ef penggunaan pakan. Penyediaan pakan bualan yang tidak sesuai dengan dan kualitas yang dibutuhkan ikan menyebabkan laju pertumbuhan ikan terhambat Suwiryaet. (2013). Menurut pendapat Siikadi, (2003). Kebutuhan protein ikan kera iclatif tUiggi Sehiilgga pciiU dicaii liiciode caia penruciiau pakai Pemberian pakan dalam jumlah yang berlebihan menimbulkan berbagai m seperti meningkatkan biaya dan menyebabkan turunnya kualitas air pencemaran. Oleh karena itu, penggunaan pakan dengan kandungan protei kebutuhan dan dalam jumlah yang optimum akan diperoleh efisiensi pa optimal dan menekan penurunan kualitas lingkimgan budidaya.Peneli bertujuan untuk mengetahui hubungan kadar protein dan jumlah pemberi terhadap pertumbuhan, efisiensi pakan dan kelangsungan hidup ikan macan Energi dalam pakan akan mempengaruhi asupan pakan pada ikan y diberi makan secara adlibitimi. Jika energi dalam pakan terlalu tin 9 cepat kenyang sehingga menghentikan konsumsi pakannya.Keberadaan ikan kannya. Makanan adalah salah satu aspek ekologis yang mempunyai p penting dalam menentukan besamya populasi, pertumbuhan dan reproduks Slamet, (2009).Pemberian pakan pellet yang dikombiasikan pakan ika dalam penelitian ini dapat diaplikasikan untuk budidaya ikan kera karena menunjukkan pertumbuhan berat yang baik serta tidak menunjukka kekurangan nutrien. Selain itu pakan buatan dapat disimpan dalam ja yang panjang (SiliYang Sim et al., 2005) 2.7. Kualitas Air Pengelolaan kualitas air ini bertujuan untuk menyediakan lin yang optimal bagi ikan agar tetap bisa hidup da tumbuh maksimal. Pri pcugctOmdii aii" audioii pcliggoluidii ueiigoii dii" uoiu ydiig benuaii dam membuang balian yang tidak bermanfaat, bahkan membahayakan kelua kolam budidaya, seperti sisa pakan, kotoran ikan, dan amoniak Feses sisa pakan tersebut akan menghasilkan amoniak yang bersifat beracun menghambat pertumbuhan ikan. Dengan demikian, air hams dibuang dan d dengan air yang bam. Pergantian air di kolam dilakukan secara peri minggu sekah atau bila kualitasnya sudah menurun. Menumt Mahyuddin (2 2.7.i, Oksigen Tcriarui Oksigen terianit mempakan kebutulian dasar untuk kehidupan ta dan hewan di dalam air. Kehidupan makhluk hidup didalam air terseut dari kemampuan air unUik mempertahankan konsentrasi oksigen minimal dibutuhkan untuk kehidupaimya (Fardiaz, 2006). Kadar oksigen air da atmosfer. Semakin besar suhu dan ketinggian serta semakin kecil tekanan atmosfer, kadar oksigen terialu semakin kecil (Effendi, 2007) Kandungan pemeliharaan oksigen terlanit yang terlalu rendah dalam m dapat mengakibatkan kematian ikan menyatakan bahwa pe yang mengandung oksigen teriamt 5 ppm pada suhu 20-30° C cukup baik kehidupan ikan dan akan mencapai kejenuhan apabilah kandungan ok 10 mencapai level 7-9 ppm. Kadar oksigen terlarut yang optimal untuk per ikan. (fardiaz 2006) Nilai atau bisa di sebut pangkat hydrogen (pH) merupakan mdekasi air bbersitat asam, basa, atua netral. pH menenmk kimiawi dalam air, karena pH yang terlalu asam atau menjadi setres dengan indikasi diantaranya benih basah mengakiba ikan berwama pu gerakannay lambat. Derajat keasaman temapt hidup ikan kerapu macan atara 6 - 8,5, seadangan pH yang optimal antara 6 - 7 (setyani, 20 menurut (Arie 2008) derajat keasaman yang baik imtuk pertumbulian ik macan berkisra antara 7 - 8 . Suhu merupakan salali satu parameter kualitas air yang sangat dalam menunjuang kehiduapan organism perairan. Pada suhu perairan ya Bktifitss metabolisme akan mengikat sehingga menyebabatian konsumsi akan bertambali, semakin lama kondisi ini bila dibiarkan dapat me kemtian bagi ikan kerapu macan menurut Agus (2002) perubahan suhu m Lesmana, D. S. 2004), tidak boleh lebih dari 1,7" C, (ghuitan, 2 umuip. laju pertumbuhan memgkat seinng dengan menekan kehidupan hewan budidaya bukan kenaikan suliu,karena menebabkan kematian bi penigkataan suhunya sampai ekstrim (drastis) SUiVu proses pencemaan yang tidak sempurana akan dihasilahakan banyak sehingga banyak energi yang terbuang. Tetapi jiaka aktifitas enzim menigkat maka laju pencemaan juaga akan semakin mengikat sehingga pengosongan lambung tinggi menumt Santoso (2002), siiliu air kolam y unmk memelihara organisme ikan kerapu macan terhadap suhu keritis berkisar 25 dapat berbeda 30° C. Daya to unutuk jenisnya, pembahan suhu dapat menyebabkan pembahan komposisi komunitas (Hardj 2005). BAB 111 Peneltian ini dilaksanakan selama I Bulan mulai tanggal 1 - 30 Ma Ikan Rucah , Ikan Kerapu, Pakan Pellet Hewan uji yang diapakai dalam penelitian bempa ikan kerapu yan berumur 1 bulan dengan ukuran berat rata-rata 65 gr/ekor secara kualitat ikan kerapu macan yang dipakai dalam penelitian ini memiliki organ tubu bebas dari segalah penyakit, wama tubuh mengkilat dan gerakannya li Jumlalh ikan yang akan digunakan unluk tiap perlakuan sebanyak 10 ekor s jumlah total ikan kerapu macan yang digunakan selama penelialilian berla sebanyak 270 ekor, dan setiap bak percobaan disi air laut 240 liter dan yang digimakan sebnyak 27 buah hal ini sesuai dengan pendapai Islami, E (2003), menyatakan padat tebar ikan kerapu yang optimal untuk pertumb berkisar kepadatan 1-2 ekor/liter. Sedngkan menumt YuUanti, P.T, (2003), Jumla antara 2-3 ekor/hter dapat berpengamh positif terhadap perti ikan keapu macan. Padat penebaran antara 3-4 ekor^iter mempakan kisara untuk ikan kerapu macan (Siuyanto, R, 2011) Pakan ikan hewan uji yang diguanakan dalam penelitihan ini bempa pa pellet dan ikan mcali gizi sebagai berikut: yang di peroleh dari pabrik pakan ikan dengan ka 13 • • • • • Protein : 12-15% Lemak : 5% Abu : 15% Serat Kasar :9% Kadar Air : 10% Pakan ikan hewan uji yang diguanakan dalam penelitihan ini ber ikan rucah yang di peroleh dari kolam/laut pakan ikan dengan kan sebagai berikut: • • • • • Protein : 62,65% Lemak : 15,38% Abu : 26,65% Serat : 1,80% Kadar Air : 10,72% Keiebihan Pakan ikan mcah merupakan unsiu- terpenting bagi ke semua rnakiuk iiidup ieniiasuk juga dengan ikan >aug mengguiiakan p zat untuk dalam Komposisi pakan karbohidrat, proses metabohsme. ikan lemak, sauia yaitu vitamin dan sama halnya memerlukan mineral. dengan kandungan Mempunayai makluk bempa nilai p gi tinggi Mudah dicema oleh ikan Harganya relatif lebih murah Mudali Tidak mengandung racim atau zat anti nutrisi. (Afrianto,E. 2005) Wadah penelitihan ini menggunakan bak beton dengan kapasitas dengan ukuran Im^ Wadah tersebut diisi air laut dengan vohmTie 20 palstik tersebut berwarana kuning dengan diameter 60 cm. jumlah diperlupakan sebanyak 27 buah. Air media yang digunakan dalam penelitihan ini bempa air la diperoleh dari laut dengan cara menyedot dengan mengunakan ala penyedot air Sebelum air media digunakan teriebih dalmlu diendapka 14 jam. Hal ini dilakukan supaya air media yang digunakan untuk memeli kerapu macan mempiunyai kualitas air yang optima!. Bahan yang digunakan dalam peneitihan ini terdiri dari: a) Air Laut b) ikan kerapu macan c) Felici d) Ikan rucah e) pH paper a) Pengaris / Alat ukur b) Alattulis c) .Aerator/ Mesin Air d) 27 buah bak e) Selang dan penyambimgnya f) Batu aerator g) Kamera h) Timbangan analitik i) Thermometer j) Reractometer Metode dilam penelitilian ini mengimakan eksperimental d pegumpulan data yang dilakukan secara opservasi langsung yaitu deng mengusahakan dilihat timbulnya variambel-variabel penganihnya, metode ini dan dilakukan selanjutnya dalam dikotro situasi bu suharsimi.A,1997). Rncnagan percobaan yang digunakan dalam penelit berupa Rncangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan dan 9 kali ulang ini sesuai dengan rumusan yang dikemuakan oleh Kusrininingrum (2002) benkut: (t-l)(n-l)<15 Dimana: t = Jumlah Perlakuan n = Jumlah Ulangan Adapun perlakuan dalam penelitihan ini sebagai berikut 1. Perlakuan A : pakan pellet 25% dengan penambahan ikan rucali 7 2. Perlakuan B : pakan pellet 50% dengan penambahan ikan rucah 50 3. Perlakuan C : pakan pellet 75% dengan penambahan ikan rucah 25 Berdasarakan rumusan tersebut diatas, maka akan didapatkan 27 percobaan. Selanjutnnya untuk menghindari faktor bias dalam pengamb maka penemparan bak-bak percobaan hanis dilakukan secara acak deng undian sebagaimana /ay gambar berikut : I I | — I I I Al 1) Bl 4) B2 5) B3 6) CI 7) C2 8) C3 A4 10) A5 11) 9) A6 12) I B4 13) I I B5 14) I I B6 15) C4 16) C5 17) C6 18) A7 19) A8 20) A9 21) B7 22) B8 23) B9 24) I Gambar . Penempatan Bak Percobaan dalam Penelitihan Keterangan : A, B, C, = Perlakuan 1), 2), 3),....27) ^ Nomor unit imdian 1.2,3, = Jumlah Ulangaan Setelah penelitihsn selaeasi, data dikuplkan selanjumya dilaku untuk mengetahui ada respon atau tidak tergantung (^respon pemberian pada pakan variable bebas terhadap peilet dan ikan mean den yang berbeada terhadap pertumbuhan berat mutlka ikan kerapu macan dilakukan analisa varians dengan cara membandingkan nilai digniika dan uji F tabel 1 % dengan ketentuan : Jika signifikansi uji F < 1 % maka antara perlakuan terhadap yang sangat nyata. b) Jika signifikansi uji F < 5% tetapi terhadap perbedaan yang nyata. > 5% maka antara perla 17 c) Jika signifikansi uji F > 5%, maka antara perlakuan tidak perbedaan. Selanjutnya untuk mengetahui adanya perbedaan antara perlakuan dilakuakan uji Beda Nyata Terkecil (BNT). Ketentuan yang digunaka BNT adalah: a) Jika signifikansi uji BNT < 1%, maka antara perlakuan t perbedaan yang snagat nyata. b) Jika signifikansi uji BNT < 5% akan tetapi > 5%, maka antara terhadap perbedaan yang nyata c) Jika signifikansi uji BNT < 5%, maka antara perlakuan tidak perbedaan. Sebagai alat bantu untuk analisa statistik, digunakan program stanstik 20. Penelitian ini meliputi 6 (enam) tahap, yaitu tahap persiap penebaran hewan uji dalam bak percobaan, tahap pemberian pakan pad uji, tahap pengukuran pertumbuhan rata-rata berat mutlak pada ikan k tahap pergantain air dan tahap pengamatan kualiatas air. a) Bak-bak percobaan sebanyak 27 unit, sebelum digunakan terlrbih dicuci dengan Menyusim mengguakan bak-bak sebagaimana detergen percobaan sebagaimana disesuaikan gambar dengan lay pada lampir out peneii gainbar lampiran 2, Sebelum ikan kerapu macan dimasu dalam bak percobaan media air laut diendapkan terlebili dahulu sela seanjumya air tersebut didistribusikan ke bak-bak percobaan sebanya kemudian memasang dan mengatur aerator dangan perlengkapannya agar dalam setiap bak percobaan memperoleh suplai oksigen yang sama. 18 Sebeium ikan kerapu di tebar daiam bak percobaan, ikan kerpu tersebut ditimbang terlebih awal.sealain itu digunakan dahulu untuk guna untuk mengetahui mengetahui dosis berat pemberian pak diberikan pada setiap bak prcobaan. Berdasarkan hasil uji pendahuluan rata ikan kerapu macan umur 1 bulan sebsar 65 gr/ekor. Selanjutnya tersebut didistribusikan ke bak-bak percobaan dengan kepadat ekor/bak.proses ini tersaji sebagai mana gmbar lampiran 3 Pellet tersebut diberikan 3 kali sehan, yaitu pagi hari (jam selesai), siang hari (jam 12.00 wib - selesai), dan malam hari (jaml Sedangakan dosisi pemberianya dari berat biomas, jadi jumiiah pelle diberikan pada hewan uji setiap bak percobaan perhari sebesar 15% x ekor = 118,5 gr. Bila pakan tersebut rekuensi pemberiannya tiga kali baknya,maka jumlah sekali dalam pemberianya sebesar 118,5/3 ^ gr/bak/liari Sedangkan untuk pemberian ikan ikan rucah diberikan 3 kali seha pagi hari (jam 08.00 wib - selesai), siang hari (jam 12.00 wib - malam hari (jaml8.00 - selesai). Sedangakan dosisi pemberianya 15% biomas, jadi jumllah ikan rucah yang diberikan pada hewan uji s percobaan perhari sebesar 3,7% x 79gr x 10 ekor ^ 18,75 gr. Bila p rekuensi pemberiarmya tiga kali sehari setiap baknya,maka jumlah se pemberianya sebesar 18,75/3 ^ 6,25 gr/bak/hari Tahap ini diawali dengan pengukuran rata-rata berat awal ika macan dengan cara mengambil beberapa hewan uji, selanjutnya dihit rata-ratanya dengan mengimakan metode volumetri. Metode ini dilakuka cara menimbang bak palstik sekligus aimya lalu dicatat ( missal selanjutnya A lalu memasukkan beberapa hewan uji kedalam wada 19 (missal wadah B). Rata-rata awal hewan uji diperoleh dengan cara dil;urangi dengan berat wadah A, selanjutnya hasil pengul-curan t dengan jumlah ikan kerapu macan yang ditebar pada wadali A. pengukuran pertiunbuhan berat mutlak ikan kerapu macan dapat di lampiran 4 Adapun pengukuran pertumbuhan rata-rata berat mutlak pada be kerapu macan menurut dapat dtentukan berdasarkan selisih berat r dengan berat rata-rata aai dengan rumus : Wm = Wt - Wo Keterangan: Wm = pertumbiilian berat mutlak ikan kerapu macan (gram) WO = Berat rata-rata jumlah ikan kerapu macan (gram) Wt = Berat rata-rata akhir ikan kerapu macan (gram) Selama penelitihan berlangsung, pergantian air dilakukan semi yaitu pada pagi hari jam 07.00 wib-selesai. Jumlah volume air yan baknya 50% dengan cara disipon, setelah proses penyiponan sel volume air ditambahkan sampai pada jumlah volume awal media perco ini dilakuakan untuk mempertahankan kualitas air media percob tumpukan feses dan sisa-sisa pakan yang tidak di makan oleh ikan Penguuran keasamman kualitas dalam penelitian ini meliputi suhu air, (pH) dan kadar oksigen terlarut (DO) dan Salinitas kualitas air dilakukan 2 kali sehari, yaitu pagi hari jam 09.00 sore jam 17.00 wib - selesai. a) Pengukuran suliu dilakukan dengan mengunakan thermometer air ya dicelupkan langsung ke dalam media percobaan selama ± 1 menit. 20 b) Pengukuran dearjat keasaman dilakuakan dengan cara mengambil ke paper indicator, kemudian dicelupkan ke dalam air media percobaan itu, perubahan wama kertas tersebut ke dalam air media percobaan perubahan wama kertas tersebut diankat dan mencocokkannaya dengan pH indicator d) Pengukuran Oksigen Teriamt pengukuran oksigen teriamt dalam penelitian ini menggunakan mengambil air contoh dalam botol oksigen secara perlahan-lahan sehingga tidak terkontaminasi dengan udara luar, lalu ditmbalik 0,025 N dengan mengunakan pipet tetes sampai kadasar botol, kemudain ditambahkan 0,5 cc pereaksi oksigen. Kemudian penambahan HC lalau dikocok kuat-kuat sampai endapan lamtan kemabli. Sehingga lamlan wama kuning setelah itu ambil air contoh 25 ml kedalam erle menambahakan 10 -15 tetesan lamtan amylimi sampai wama kimig menjadi kemudian titrasi dengan lamtan NaS203 0,02 N samapi warana bim mengh Kandungan oksigen teriamt dapat dihitung dengan rumus: 0,02 N x 8000 Gambar pengukuran kualitas air secara lengkap tersaji pada lampiran Berdasarkan hasil penelitian tentang respon kombinasi pakan p rucah terhadap pertumbuhan ikan kerapu macan. Maka diperoleh data berbeda pada perlakuan. Bagaimana label 1 di bawah ini. Lampiran data rata-rata pertumbuhan berat awal dan berat akhir ikan kerapu data kisaran nilai, rata-rata pertumbuhan dan standar deviasi R Pakan Pellet dan Ikan Rucah Terhadap Pertumbuhan Ikan Kerapu Macan sebagaimana Tabel 1 dibawah ini. Tabel 1. Kisaran nilai rata-rata dan standar devisi pertumbuhan i setiap perlakuan selama penelitian. Dosis Pellet Pakan Ki saran dan pertumbuhan Ikan Berat Mutlak Ikan kerapu Rerata Rucah Macan Standar Deviasi (gr) (gr) Pellet rucah Pellet Rucah Pellet Rucah 25% 4-5 5,1 1,084 5,6 1,094 8,6 1,097 75% 50%5 - 6 50% 75 % 8-9 25%. Berdasarkan ikan kerapu macan Tabel diatas dapat dijelaskan,bahwa perbedaan mulai terjadi pada minggu pertama. Ikan yang dib dengan dosisi dan ikan rucah 25%> meberikan respon rata-rata yang sementara itu pada dosis pellet 25% dan ikan rucah 75% memberika 22 rata yang menurun terhadap pertumbuhan ikan kerapu macan bila di dengan perlakuan pemberian pakan pellet 75% ikan rucah 25%. Demikia perlakuan pemberian pakan pellet 50%> ikan rucah 50%> memberikan resp yang menurun terhadap pertumbuhan ikan kerapu macan bila dibanding perlakuan pemberian pakan pellet 75% ikan rucah 25% Untuk terhadap mengetahui pertumbuhan lebih jelas kombinasi pakan mutlak ikan kerapu macan pellet dapat dengan dilihat pada uiSojikaii pada Gaiiibai S, 9 T 1 2 Gambar 7. Grafik Rata-rata Pertumbuhan Mutlak Ikan kerapu macan Berdasarkan nyata a 0,05 hasil uji ANOVA menunjukkan menggunakan dosis yang pertumbuhan mutlak Ikan bahwa berbeda kerapu (analisa sidik ragam) pada tara Kombinasi pakan berpengaruh macan nyata pellet dengan i (Sig<0,05) ter selama pemeliharaan. Hasil ANOVA (analisa sidik ragam) pertumbuhan mutlak dapat dilihat padaTabel 7. 23 Hasil ANOVA (analisa sidik ragam) pertumbuhan mutlak dapat diliha padaTabel 7. PertumbuhanBeratMutlak Sum of Squares Df Mean Square F 65.852 2 32.926 Within Groups 8.889 24 .370 Total 26 Between Groups 74.741 Sig. 88.900 .000 Untuk mengetahui respon terbaik dari perlakuan, dilakukan uj Terkecil (BNT) pada taraf nyata a 0,05 (selang kepercayaan 9 menggunakan uji Hasil perhitungan i ^ i BNT dengan menggunakan u^i menunjukkan bahwa perlakuan terbaik secara berturut-turut adalah dengan pemberian dosisi pakan Rucah 25% pellet 75% dan C. Perlaku tidak berbeda nyata perlakuan dengan tetapi secara deskriptif perlakuan C merupakan nilai pertumbuhan mutlak tertinggi, sedangkan merupakan perlakuan terendah dibandingkan kedua perlakuan yang la ANOVA dan uji BNT (uji disajikan pada Lampiran 10. Berdasarkan hasil pengujian statistik tersebut, dapat dijelas perlakuan C pakan pellet 25%> ikan rucah 75% berbeda nyata dengan p Perlakuan A pakan pellet 75% ikan rucah 25%> sedangankan perlaku pellet 50% ikan rucah 50% tidak berbeda nyata dengan perlakuan per pellet 25%) ikan rucah 75% selanjutnya pemrlakuan C pakan pellet 7 25%) berbeda nayata dengan perlakuan A pakan pellet ikan rucah d perlakuan B pakan peilei 50% ikan rucah 50%. 24 Berdasarkan hasil penelitian tentang respon kombinasi pakan p rucah terhadap pertumbuhan berikut ikan kerapu macan di peroleh data rat : perlakuan (pemberian pakan pellet 25% ikan rucah 75% ) perlakuan (pemberian pakan pellet 50% ikan rucah 50% ) sebesar 51 uji LSD taraf 5% pertimibuhn berat ikan kerapu macan akibat pemberi pakan yang berbeda setiap perlakuan menunjukan respon yang berbeda i - ' c i i g a i i u c i i i i K i a i i u a p a t uij^iaaivaii, 75% ikan rucah 25% memberi respon uaiiwa pciiaiN-uaLi p c i i i u c i i a i i paivaii pcii pertumbuhan berat yang paling dibandingkan dengn respon perlakuan pemberian pakan pellet 25% ika dan pellet 50% ikan rucah 50?/o. Hal ini disebabkan pada perlakuan pellet 75% ikan rucah kerapu berpengaruh 25%o Penggunaan pakan pellet dalam terhadap pertimibuhan ikan karena pemelih pakan berfu pemasok energi untuk memacu pertumbuhan merupakan jumlah pakan yan daiam sisiem pencemaan ikan uniuk meiangsungkan d!TP.?• nf3.?.tk3n untuk pertumbuhan Hfisiensi meiaboiisme daiam p2.k2.n menunjukks*! p yang diubah menjadi daging atau pertambahan berat, atau perbandinga berat ikan dengan jumlah konsumsi pakan pakan pellet menghasilk jumlah konsumsi pakan yang lebih banyak dibandingkan dengan yang d ikan mcah. Pemberian pakan buatan dalam bentuk pellet dapat diapl budidaya ikan kerapu karena menunjukkan pertumbuhan dan efisiensi baik serta tidak menunjukkan gejala kekurangan nutrien. perlakuan j dan ikan rucah terhadap konsumsi pakan ikan kerapu macan pertumbuh lebih baik jika mendapatkan nutrisi dari pakan tambahan atau buatan yang masuk ke dalam tubuh ikan lebih lengkap dan cukup. Pakan mampu menyediakan p protein dengan jumlah yang lebih tinggi. bila d dengan pakan ikan mcah.menyebabkan ikan dapat mencema dengan lebih maksimal. Fujaya (2000) pakan yang Akibatnya protein yang diper pakan pellet dan ikan rucah terserap dengan baik. Ikan yang diha 25 ukuran yang relatif baik bila dilihat dari. Pada perlakuan pemberi kadar pemberian pakan pellet 75% ikan rucah 25% Pada perlakuan pemberian pakan pellet ikan rucah 75%» dan pakan ikan rucah masing- masing mem perl ihatkan rata-rata pertumbuhan ikan kerapu macan menurun bila dibandingkan dengan perlakuan pembe pellet 75%> ikan rucah 25%. Hal ini disebabkan beriebihan biasanya akan diikuti dengan oksigen dari air, yaiig iiieiigakibatkan pemberian pakan ika proses pembusukan kadar oksigeii yang m icilarut Pembusukan bahan organik terutama terdapat pada bahan yang banyak protein akan menghasilkan amoniak, bila proses lanjut nitrifikasi lancar.(Agus 2003) Pertumbuhan memacu ikan karena pertiunbuhan dan pakan berfungsi mempertahan sebagai pemasok hidupnya mengakibatkan ene kadar terlarut menjadi berkurang. Pembusukan bahan organik terutama terda yang banyak mengandung protein akan amoniak, bila proses lanjut nitrifikasi menghasilkan ammonium (NH4 tidak berlangsung lancar, penumpukan sampai pada konsentrasi yang membahayakan, mempengaruh ikan terhadap pakan yang diberikan, dengan demikian akan berpeng pertumbuhan. Efisiensi pakan merupakan jumlah pakan yang masuk da pencemaan ikan untuk meiangsungkan metabolisme dalam tubuh dan di untuk pertumbuhan. Efisiensi pakan menunjukkan prosentasi pakan menjadi daging atau pertambahan berat, atau perbandingan pertamba dengan jumlah konsumsi pakan. Semakin tinggi nilai efisiensi pak semakin optimal dalam meningkatkan pertumbuhan. Tergantung pada k makanan yang dibutuhkannya. Makanan adalah mempunyai peranan penting dalam menentukan salah satu besamya aspek ek populasi, Be dengan konsumsi pakan harian. Semakin,banyak jumlah pakan yang dik cendemnc semakin tinaei menrut (Effendi 2005) Pada ikan kerapu macan pakan yang rendah menunjukkan bahw memerlukan pakan dengan jumlah yang lebih banyak beratnya. Hanya sebagian kecil energi dari pakan yang diberikan d pertumbuhan ikan). untuk dapat men Fujaya (2000) menjelaskan, tidak semua makanan y digunakan untuk pemeliharaan, sisanya untuk aktivitas, pertumbuhan Kualitas air media peineliliaraaii iuerupakaii salah satu fa mempengaruhi keberhasilan usaha budidaya. Pengelolaan pengendalian kondisi air sehingga memenuhi kualitas ai persyaratan fisik dan kehidupan dan pertimibuhan ikan Kerapu Macan yang dipelihara. Parameter penunjang dalam penelitian ini adalah kualitas air oksigen terlarut atau derajat keasaman atau pH. Data rata-rata hasil pengukuran kualiias air dimnjukkan pada Tabel 3. A 27,27 28,17 4,77 5,29 7,09 7,07 B 27,32 28,29 4,76 5,29 7,12 7,08 C 27,33 28,32 4,76 5,31 7,09 7,07 Data penelitian hasil perhitungan dapat dilihat pengukuran pada Lampiran ANOVA sehingga diperoleh sidik ragam 5. suhu air kolam pemelihar 11. Selanjutnya dilakuka yang dapat dilihat pada Tabel Between Groups 0,012 2 0,006 0,188 Within Groups 15 0,013 0,200 17 of Df Total Between Groups 0,078 2 0,039 0,212 Within Groups 15 0,014 Total 17 0.290 0,484 0,626 2,766 0,095 Berdasarkan uji ANOVA menunjukkan bahwa perbedaan pakan pellet yang dikombinasikan dengan ikan rucah terhadap suhu media Suhu pemeliharaan pengaruh nyata penelitian ikan Kerapu Macan relatif homogen berbeda nyata. tidak memberikan sehingga suhu media pada masing-masing Hasil uji ANOVA dan uji BNT (uji suhu selama penelitian pada ikan Kerapu perla media Macan disajikan pada Lampiran 12. Kisaran suhu selama penelitian pada pagi hari berkisar antara dan nadf) hari berkisar penelitian dapat antara 28 17^-28 3 2 V dikatakan layak untuk Sehingga kisaran kehidupan Suhu optimum untuk ikan budidaya adalah 2 8 V -32V (Ropiah & Mahyuddin, 2000). ikan su Kera Data hasil perhitungan pengukuran oksigen terlarut pada media pemeliharaan penelitian ikan dapat dilihat Kerapu Macan pada Lampiran 13. Selanjutnya dilakukan ANOVAsehingga diperoleh sidik ragam yang dapat dilihat pada Tabel 6 0,001 Between Groups 0,001 Within Groups 0,005 15 Total 17 0,007 1.543 0,246 1,961 0,175 0,000 7. Between Groups 0,002 2 0,001 Within Groups 0,009 15 0,001 0,011 17 t Total Berdasarkan pellet yang uji ANOVA dikombinasikan (Sig>U,05) terhadap kadar Kadar menunjukkan oksigen terlarut dengan bahwa ikan perbedaan pakan rucah oksigen terlarut relatif homogen media tidak memberikan penehtian ikan sehingga oksigen terlarut media pada masing-masing perlakuan tidak berbeda ANOVA dan uji BNT (uji oksigen terlarut (DO) media 29 pemeliharaan selama penelitian pada ikan Kerapu Macan pada Lampiran 13. Kisaran oksigen terlarut selama penelitian pada pagi hari berki 5,31 mg/l dan pada sore hari berkisar antara 4,76-4,77 mg/l. Sehingg terlarut media penelitian dapat dikatakan layak untuk kehidupan ika Svobodova (2006), menyatakan bahwa kandungan oksigen terlarut untuk pertumbuhan optimum organisme akuat 6 mg/l dan minimal adalah 4 mg/l. Data hasil pemeliharaan dapai perhitungan pengukuran ikan Kerapu Macan dilihat puda Lampiran derajat keasaman (pH) pa selama penelitian 15. Seianjuinya dilakukan uji ANOVAsehingga diperoleh sidik ragam yang dapat dilihat pada Tabel 8 Between Groups 0,002 0,001 Within Groups 0,030 15 Total 17 0,033 0,570 0,396 0,680 0,002 Between Groups 0,001 2 0,000 Within Groups 0,016 15 0,001 Total 17 0,017 0,583 30 Berdasarkan uji ANOVA menunjukkan bahwa bahwa perbedaan pakan pellet yang dikombinasikan nyata (Sig>0,05) terhadap dengan ikan rucah nilai pH media tidak memberik penelitian ikan Ke Nilai pH relatif homogen sehingga derajat keasaman media pada masing-masing perlakuan tidak berbeda nyata. Hasil u A,NOVA dan uji BNT (uji derajat keasaman (pH) media pemeliharaan se penelitian pada ikan lele sangkuriang disajikan pada Lampiran 16 Nilai pH selama penelitian pada pagi hari berkisar antara 7,0 sore hari berkisar antara 7,07-7,08. Sehingga kisaran nilai pH medi dikatakan layak untuk kehidupan ikan ikan Kerapu Maean Kandungan nilai pH optimum untuk nertumbuhan ikan adalah 6,5-8 5 (Svobodova 2006). Berdasarkan hasil penelitihan tentang Respon Kombinasi Pellet dan Ikan irtimibuhan Ikan Kerapu Macan maka dapat disimpulkan sebagai berikut: • Perlakuan pemberian dosis Kombinasi Pellet dan Ikan Rucah Terhadap Ikan Kerapu Macan yang memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan Kerapu Macan • Perlakuan dengan nengkombinasian dosis pakan rucah 25% dan pakan menghasilkan pertumbuhan mutlak tertinggi sebesar 5,6 gram. • Kualitas air dapat dikendalikan dalam kisaran yang normal, data k secara berurutan sebagai berikut: suhu berkisar antara 27,27V - 2 8 , 3 2 berkisar antara 4,76 - 5,31 mg/l dan pH berkisar antara 7,07 - 7,12 Berdasarkan hasil penelitian tentang Respon Kombinasi Pellet dan Ikan rtumbuhn Ikan Kerapu Macan, maka dapat disarankan sebagai berikut: Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk meningkatkan pertimibuhan ik dengan menggunakan perlakuan lain yang lebih efektif dan efisien untu pada jenis-jenis ikan kerapu lainnya. Akbar S, dan Sudaryanto. 2002. Pembenihan dan Pembesaran Kerapu Mac Penebar Swadaya. Jakarta. Akbar, S dan Sudaryanto. 2002. Svvadays. Jakartu Amsil Andi. 2010. Pembenihan Ikan Laut Ekonomis Secara Buatan. Gra Jakarta. Bassamshalahudin 2009 http://penuertian-parasit-htm. Direktorat Jenderai Perikanan Budidaya. 20 U . Direktoist Produksi. Jakarta Moleong. 2002. ://makalahbarataanpba.blouspotcom/20l9/0]/anahsis-data.html November 201 IPTEK. 2005. Pedoman Teknis Penanggulangan Penyakit Ikan Budidaya http://www.iptek.id/warinteky=6-3^3d4. Jakarta Narbuko C dan Achmadi, A. 2005. Bumi Aksara. Jakarta Nazir, M. 1988. Ghalia Indonesia. Jkarta Timur. Ruchimat,2014.Tata Keloia Yang Baik Pada Seklor Perikanan dan Kelaut Workshop Jumalis, Santika 7 Juni 2016. Direktorat Jendral Peri Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan Rl. Jakarta Saanin, H. 1968. Binatjipta. Bandung. Subagvo 1 Rineka. Subyakto dan Cahyaningsih. 2003. Agromedia Pustaka. Depok. Sudaryanto, dk!^. 2002. Penebar Swadaya. Jakarta. Sujihamo. 2004. Budidaya. Direktorat Jenderai Supannoko, M. BDFEE. Yogyakarta. Perikanan Siiriawan,A dan Slamet, S. 2009. Seksi Standartisasi dan Infonnasi Balai Situbondo. Buddaya SubyaktoS, dan Sri Cahyaningsih.2003.Pembenihan Tangga. Agromedia. Jakarta. Air Payau Kerapu Situ Skala Ru Tanviyah. 2001. http:/www.ristek^o.id. [28 Oktober 2013] Simannata. Edisi Pertama. Penerbit Andi. Yogyakarta. Steel, RG dan J.H. Torrie, (Pendekatan biometric) penerjemah B. Sumantri. Gramedia Pustaka Utama, Jakar Susanto, Heru. 2013. Jakarta. Penebar Swadaya. Susanto, R. Kanisius, Yogyakarta. Susanto, R. Vogv-akarta, Svobodova, Fisheries and Aquaculture Departement. Verschuere.L, Rombout,G. Sorge loos, P. Microbiology and Molecular Biology revie 64; 655-671. Verstraete,W.,2000.Pro/>/ WarisnidanDaliana, K. Lily Pubiishor, Yogyakarta. Wanasuria, S. 23 Mei 2016 Available, at Warintek. 2008. Pembenihan Ikan Kerapu Macan http://www.iptek.net.id/ind/warintek/'?mnu^6&ttg^3&doc^3b7 32 1 ampiran 1. Proses persiapan bak sebelum digunakan penelitian 33 .ampiran 2. Pakan ikan rucah 34 Lampiran 3. Pakan ikan pellet 35 Lampiran 4. Pemberian pakan ikan rucah dan pellet pada hewan uji ikan ke 36 37 B9 Lampiran 8. Hasil Perhitungan U i ANOVA dan Uji BNT Pertumbuhan Mutlak Ikan Macan PertumbuhanBeratMutlak Levene Statistic d f l .727 df2 2 Sig. 24 .494 PertumbuhanBeratMutlak Sum of Squares df Mean Square F Between Groups 65.852 2 32.926 /Vithin Groups 8.889 24 .370 74.741 26 Total Sig. 88.900 Dependent VariableiPertumbuhanBeratMutlak r • (J) (1) .000 95% 1 Confidence Interval DosisP DosisP Mean Difference akan "ukey HSD 1 2 SD akan Std. Upper Bound -.55556 .28689 .150 -1.2720 .1609 3 -3.55556* .28689 .000 -4.2720 -2.8391 1 .55556 .28689 .150 -.1609 1.2720 3 -3.00000' .28689 .000 -3.7164 -2.2836 w. wwwww .2S6S9 .000 2.3391 4.272G 3.00000* .28689 .000 2.2836 3.7164 -.55556 .28689 .065 -1.1477 .0366 -3.55556' .28689 .000 -4.1477 -2.9634 3 3 Lower Bound Sig. 2 1 2 En-or 1 .55556 .28689 .065 -.0366 1.1477 3 -3.00000' .28689 .000 -3.5921 -2.4079 1 3.55556* .28689 .000 2.9634 4.1477 3 00000* 28689 ? I" " U •u..i;...iji ri 000 . .iMiii 4079 iL I 3 6921 ; " I Dependent Variable:PertumbuhanEeratMutlak (1) (J) 95% Confidence Inten/al DosisP DosisP Mean Difference Tukey HSD akan akan 1 2 -.55556 .28689 .150 -1.2720 .1609 3 -3.55556 .28689 .000 -4.2720 -2.8391 1 .55556 .28689 .150 -.1609 1.2720 2 3 LSD 1 2 3 (l-J) Std. Error Sig. -3.00000' .28689 .000 -3.7164 -2.2836 1 3.55556 .28689 .000 2.8391 4.2720 2 3.00000' .23689 .000 2.2836 3.7164 2 -.55556 .28689 .065 -1.1477 .0366 3 -3.55556' .28689 .000 -4.1477 -2.9634 1 .55556 .28689 .065 -.0366 1.1477 -3.00000' .28689 .000 -3.5921 -2.4079 1 3.55556 .28689 .000 2.9634 4.1477 2 3.00000' .28689 .000 2.4079 3.5921 Subset for alpha = 0.05 DosisP Tukey HSD' N 1 5.1111 2 5.6667 3 Duncan' 8.6667 Sig. .150 1 5.1111 2 5.6667 3 Sig. Upper Bound 3 The mean difference is significant at the 0.05 level. akan Lower Bound 1.000 8.6667 .065 1.000 Means for groups in homogeneous subsets are displayed, a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 9.000. Lampiran 7. Data Sampling Berat Awal dan Berat Akhir Ikan Kerapu Macan Perlakuan pemberian pakan pellet dan ikan rucah NO 1 Rata-rata pertumbuhan Rata-rata berat awalRata-rata berat akhir berat mutlak A B C C B A B A C 65 2 70 65 75 68 67 74 73 74 5 6 77 4 6 8 3 69 70 68 72 82 77 5 5 9 4 65 63 72 70 72 80 6 6 9 5 70 70 68 75 77 79 6 5 9 6 70 64 68 75 80 79 5 6 8 7 70 67 75 74 70 83 4 6 9 8 68 70 76 73 77 82 5 5 9 9 65 60 68 73 77 81 6 6 8 jumlah 607 602 627 661 681 712 46 51 78 Rata- 67,4 66,8 69,6 73,4 75,6 79,1 5,1 5,6 8,6 i rata 40 Lampiran 10. Hasil Perhitungan ANOVA dan Uji BNT Suhu Media Pemeliharaan Ika Kerapu Macan • Data Suhu Air Pagi Hari • OUlll UI • Data Suhu Air Sore Hari N =Sig. • Data DO Air Sore Hari Lampiran H . Hasil Perhitungan ANOVA dan Uji BNT Oksigen Terlarut (DO) Med Pemeliharaan Ikan Lele Sangkuriang • Hq Daia DO Air Fagi Hari • Data pH Air Sore Hari Lampiran 12. Hasil Perhitungan ANOVA dan Uji BNT Derajat Keasaman (pH) Me Pemeliharaan Ikan Kerapu Macan • Data pH Pagi Hari • VAVASAIV PEIVOIDIKAIV CENDEKia UTHMH U N I V E R S I T A S DR. S O E T O M O LEMBAGA PENELITIAN Jl. Semolowam 84 Surabaya, 60118 Telp. (031) 5925970.5924452, Fax. (031) 5938935 website: http://unitomo.ac.id Email: [email protected].(d