fakultas pertanian - Universitas Dr. Soetomo Repository

advertisement
YAYASAN PENDIDIKAN
CENDEKIfl
UTflMH
UNIVERSITAS DR. SOETOMO
FAKULTAS
Prodi S-1: -Agrobisnis Perikanan
- Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan
- Budidaya Perairan
- Teknologi Pangan & Gizi
PERTANIAN
- Terakreditasi: SK. No. 1262/SK/BAN-PT/Akred/S
- Terakreditasi . SK. No. 0655/SK/BAN-PT/Akred/SA
- Terakreditasi: SK. No. 972/SK/BAN-PT/Akred/S/IX/
- Terakreditasi; SK. No. 003/BAN-PT/Ak-XV/Sl/IV/
S U R A T
T U G A S
Nomor : FP.210.B/E.23/II/2017
Dalam rangka pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi, maka Dekan Fakulta
Universitas Dr. Soetomo Surabaya Menugaskan :
Nama
NPP
NIDN
Status
Unit Kerja
:
: 89.01.1.40
: 0711086201
: Dosen Tetap
: Fakulta Pertanian Universitas Dr. Soetomo
Untuk melaksanakan Penelitian dengan Judul
: "
selama 30 hari Mulai 1 Maret - 30 Maret 2017.
BUDIDAYA PERAIRAN
LAPORAN PENELITIAN DOSEN PROGRAM
PENELITI
STUDI
:
FAKULTAS PERIKANAN JURUSAN PERIKANAN
PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN
UNIVERSITAS Dr. SOETOMO
SURABAYA
2017
LEMBAR PENGASAHAN
Judul
2.
Penelitian
:
Ketua Pelaksana
a. Nama
:
89.01.1.040
b. NPP
:
Penata Tk.l/III-d
c. Pangkat/Golongan:
Lektor
d. Jabatan
Pertanian/Perikanan
e. Fakultas/Jurusan
:
Perairan
f. Program StudiBudidaya
:
g. Alamat KantorJl. :Semolowaru No. 84 Surabaya
031 :
-5941969
h. Telepon Kantor
i.
Alamat Rumah Jl.: Dukuh Menanggal VI/3 Surabaya
081355266211
j.
Handphone
:
Nurulharis-@gmailxom
k. Email
:
3. Lokasi Penelitian : Laboratorium Bakteri Balai Karantina Ika
KelasI Juanda Sekitar 15 Hari
4. Jangka Waktu Penelitian
TigaPuiuh (30) Hari
5. Biaya Penelitian
Rp. 5.000.000,- (Lima Juta Rupiah)
a. Mandiri
Rp. 5.000.000,- (Lima Juta Rupiah)
b. Sumber Lain
1
Response Of The Combination O f Feed Pellets and Trash Fish To The G
Of The Absolute weight O f Tiger Grouper
NURUL H A Y A T I , M.KES
Abstract
d
is
A
A N D V A ) <;rn?!llpst
o f A nb<;nli
r a n of
growth
n f S.I g r / d a v V
R
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Kombinasi
dan Ikan rucah dengan dosis yang berbeda terhadap laju pertumbu
Macan (Ephipnephelus Foscoguutatus).
eksperimen
(RAL) menggunakan
Metode yang digunakan ada
3 pelaku dan
9 ulangan.
Sebagai
adalah: A (Pakan pellet 25% rucah 75%), B (Pakan pellet 50% ruc
(Pakan pellet 75% rucah 25%). Analisa data menggunakan
(oneway
ANOVA)
Parameter
pengukuran
perlakuan
dan
Utama
uji
adalah
kualitas
terbaik
Beda
nilai
air
Nyata
pertumbuhan
(suhu,
secara
terkecil
pH
berturut
dan
-
(BNT) dengan
mutlak
yang
DO). Hasil
turut
analis
adalah
uj
ditunj
penelitian
perlakuan
muntlak 5,1 gr) B (pertumbuhan muntlak 5,6 gr) dan C (pertumbuh
gr). Hasil pengamatan
terhadap kualitas air secara kerapu macan
Foscogutattus).
penelitian ini dapat disimpulkan bahwa k
pellet
dab
ikan
Dari
rucah
berpengaruh
terhadap
(Ephipnephelus Foscogutattus (P<0,05).
laju
pertumbuhan
DAFTAR ISI
Halaman
i
ABSTRAK
i
RINGKASAN
ii
KATA PENGANTAR
iii
DAFTAR ISI
iv
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vii
BAB I.
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2.
Rumusan Masalah
1
2
1.3. Tujuan Penelitian
3
BAB n. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Klasifikasi Ikan Kerapu Macan
4
2.2. Morfologi Ikan Kerapu Macan
4
2.3. Habitat Ikan Kerapu Macan
5
2.4. Kebiasaan Makan Ikan kerapu macan
2.5. Pakan Ikan
2.5.1. PakanAlami
2.5.2. Pakan Buatan
5
6
7
7
2.6. Mekanisme pemberian pakan pellet dan ikan
2.7. Kualitas Air
7
9
2.7.1. Oksigen Terlarut
2.7.2. Derajat Keasaman (pH)
10
2.7.3. Suhu Air
10
BABllLMETODOLOGl
3.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
12
3.2. Materi Penelitian
3.2.1. Hewan Uji
12
12
3.2.2. Pakan Hewan Uji
13
3.2.3. Wadah Penelitian
3.2.4. Air Media
13
14
3.3. Bahan dan Alat Penelitian
14
3.3.1. Bahan Penelitian
14
3.3.2. Alat Penelitian
14
3.4. Metode Penelitian
3.5. Anahsa Data
14
16
3.6. Prosedur Penelitian
17
BAB V I . HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Pertumbuhan Berat Ikan kerapu macan
21
4.2. Kualitas Air
4.2.1. Suhu
25
25
4.2.2. Derajat Keasaman
27
4.2.2. Oksigen Terlarut
28
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
31
4.2. Saran
31
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRA
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
1. Rata-rata Pertumbiilian Mutlak Ikan Kerapu Macan
2. ANOVA Pertumbuhan Mutlak Ikan Kerapu Macan
3. Parameter Rata-rata Kualitas Air
4. Owe ^^a>'ANOVA (Suhu Pagi)
5. ANOVA (Suhu Sore)
6. ANOVA (Oksigen Terlarut Pagi)
7. ANOVA (Oksigen Terlarut Sore)
8. ANOVA (Derajat Keasaman Pagi)
9. ANOVA (Derajat Keasaman Sore)
DAFTAR GAMBAR
GambarHalaman
1 .Morfologi Ikan kerapu macan
5
2. Klasifikasi Ikan Kerapu Macan
3.
Proses Persiapan Bak
4.
Pakan ikan Rucah
Pakan Pellet
6.
Pemberian Pakan pellet Dan Rucah Pada Hewan Uji
7.
Penimbangan Pertumbuhan Ikan Kerapu Macan
8. Alat Pengukuran Kualitas Air
6
32
33
34
3
36
37
1.
Gambar Proses Persiapan Bak
32
2.
Gambar Pakan Ikan Rucah
33
3.
Gambar Pakan Pellet
34
4.
Gambar Pemberian Pakan Pellet dan Rucah Pada Hewan Uji
5.
Gam.bar Penimbangan Berat Mutlak Ikan Selama Penehtian
6.
Gambar Alat Pengukur Kualitas Air
7.
Data Sampling Berat Awal dan Berat Akhir Ikan Kerapu Macan
37
Hasil Perhitungan ANOVA dan Uji BNT Pertumbuhan Mutlak Ikan
Kerapu Macan
9.
39
Data Pengukuran dan Rata-rata Suhu Air Selama Penelitian
10. Hasil Perhitungan ANOVA dan Uji BNT Suhu Media Pemeliharaan
Kerapu Macan
41
11. Data Pengukuran dan Rata-rata Oksigen Terianit Selama Penelit
12. Hasil Perhitungan ANOVA dan Uji BNT Oksigen Terianit (DO)
Media Pemeliharaan Ikan Kerapu Macan
43
13. Data Pengukuran dan Rata-rata pH Air Selama Penelitian
14. Hasil Perhitungan ANOVA dan Uji BNT Derajat Keasaman (pH)
Media Pemeliharaan Ikan Kerapu Macan
45
BAB I
Ikan kerapu macan menipakan salah satu jenis
ikan air laut yang mempunyai prospek
yang cerali dan layak dikem
sebagai ikan budidaya laut karena mempunyai nilai ekonomis yang ting
lokal
maupun
intemasional.
Selain
itu
Ikan
kerapu
macan
potensial imtuk dibudidayakan karena pertumbuhannya relatif
cepat (Akbar dan Sudaryanto, 2002).
Kerapu macan atau kerapu tmerupakan salah satu komoditas ung
ekspor hasil perikanan dengan potensi pengembangan
yang masih cuku
Ikan ini merupakan salah satu jenis ikan yang mempunyai nilai ekon
baik dalam di pasaran dalam negeri maupun luar negeri. Permintaan te
ini cukup tinggi dengan harga yang relatif mahal, mengakibatkan doro
melakukan penangkapan
secara berlebihan dilakukan secara tidak terp
menggunakan bahan peiedak atau racun sianida. Cara ini sangat memb
populasi dan habitat ikan kerapu karena dapat menghancurkan terumb
dan sulit untuk dipuiihkan kembali (Direktorat Jendral Perikan Budida
Ikan kerapu dapat dibudidayakan di keramba jaring apung (KJA),
kolam laut, dan ditambak. Dengan potensi lahan yang yang masih cukup
dukungan
teknologi
pendederan,
budidaya
yang
telah
dikuasi
mulai
dari
pemb
penggelondongan, pembesaran, serta pangsa pasar yang b
pengembangan budidaya ikan kerapu mempimyai prospek yang cerah.
Dari informasi pasar diketahui permintaan kerapu macan, baik
kecil
sebagai ikan hias
macan
ukuran kecil ( 4 - 5
maupun
ukuran komsumsi, terus
cm) laku dijual
dengan
harga
meningkat.
Rp
7.000,
sedangkan ukuran komsumsi dengan berat 400 - 600 gram /ekor laku
pasar lokal dengan harga sekitar Rp 250.000,00 - Rp 300.000,00 per
Balikan untuk pasar ekspor seperti Hongkong, Taiwan, dan China, ha
bebek ukuran komsumsi sekitar US$ 55 per kilogram (Akbar dan Sud
2002).
Pasar China dan Hongkong membutuhkan 120 ton kerapu hidup se
sementara negara Indonesia baru mampu memenuhi 3 % saja. Sepanjan
2009 negara Indonesia Cuma bisa mengekspor kerapu sebanyak 78.148
senilai US$ 57,77 juta. Angka
itu mencakup kerapu hidup, segar,
lainnya. Sebanyak 2,901 ton kerapu hidup yang bemilai US$ 15,057 j
2010 diperkirakan menigkat volumenya sudah mencapai 73,634 ton leb
US$ 50 juta. Dari angka ini, kerapu hidup sebanyak 1,846 ton yang
11,407 juta (Badan Pusat Statistik, 2010).
Sampai
saat ini yang dapat
dipenuhi pasar baru sebagian
permintaan. Melihat dari tingginya permintaan dan harga jualnya m
membesarkan
dalam di kolam cukup baik. Berkembangnya usalia pemb
kerapu macan semakin tinggi juga pennintaan benih kerapu macan di
dapat menigkatkan devisa negara (Akbar dan Sudaryanto, 2002).
Pakan merupakan fektor yang sangat penting untuk diperhatik
usahan budidaya ikan, hal ini disebabkan
khususnya
dalam budidaya semi intensef maupim intensif
pertumbiilian ikan
Mudjiman
biaya imtuk produksi s
(2006),
secara maksimal, pakan
menyatakan
bahwa
pakan
Untuk
harus memiliki
harus
me
mutu y
mengandung
nut
(protein,lemak,karbohidrat,vitaniin dan mineral) maupun energy yang
untuk perawatan tubuh ikan menyebabkan
ikan
penurunan
kecepatan
pertu
berdasarkan jenisnya makananya ikan kerapu dapat mengonsums
alami maupim pakan buatan hal ini tergantung umur ikan kerapu macan
N?mun
macan
ada
beberapa kendala yang dapat
kurang diminati yaitu
akibat makin
menyebabkan
ikan ke
tingginya harga
ikan
kelangkaan ikan rucali di alam. Ketergantungan ikan rucah juga tel
ketersediaanya di alam dan hanya tergantung pada musim penagkapa
simpan ikan rucah harus memerlukan tempat pendingin karena suhu
harus terjaga agar tidak teijadi penurunan mutu.
kendala
tersebut
adalah
pengunaan
pakan
buatan
Salah satu altem
berbentuk
pell
3
kombinasi ikan rucah.
Untuk
Pakan buatan memihki beberapa keiebihan diban
Pemberian pakan pada ikan kerapu macan sebaiknya ditam
dengan ikan rucah sebab secara uiuum penambahn
ikan rucah dapat
pilihan vang aman dalam menitikatkan pertumbuhan dan prosuktivasi p
kerapu macan. (Akbar dan sudaryanto,2002).
.2.
Bciuasaikdii uiaiaii pada latai bclakaiig di atas luaka rumus^i
penelitian ini sebagai berikut:
a)
Seberapa besar pengaruh Kombinasi pemberian pakan ikan rucah d
pada laju pertumbuhan ikan Kerapu macan
b)
Seberapa tinggi tingkat keberhasilan
menggunakan
Kombinasi pe
pakan ikan rucali dan pellet pada laju pertumbiilian ikan
c)
Adakah perbedaan pada ikan Kerapu Macan dengan
Kera
menggunakan
d
Kombinasi pemberian pakan ikan rucah dan pellet?
d)
Adakali pengaiiili bobot
pada ikan Kerapu Macan dengan
menggu
Kombinasi pemberian pakan ikan rucah dan pellet?
Tujuan dari penehtian ini disampaikan sebagai berikut:
a) Mengetahui efektifitas Kombinasi pemberian pakan ikan rucah dan p
laju pertumbuhan ikan Kerapu macan
b) Mengetahui pada pemeberian dosis pakan pellet dan ikan nicah bera
yang dapat memberikan pertumbulian berat yang optimal pada ikan ke
macan
Sedangkan
memperkaya
dalam
manfaat
dari
penelitian
ini
diharapkan
akan
m
khasanah keilmuan dalam bidang budidaya perikanan, khus
menekan
pemberian
pakan
pada
pembesaran
ikan
dengan
c
Mengkombinasikan pakan pellet dengan ikan rucali sehingga diharapk
efektif dan efisien terhadap laju pertumbuhan ikan.
4
Ho : Diduga respon pemberian pakan pellet dan ikan rucah tidak be
terliadap pertumbuhan ikan kerapu macan
Hi
: Diduga respon pemberian pakan pellet dan ikan rucah berp
tciliadap pciTuiubaliaii ikaii kciapu inacaii
Menurut
Subyakto
dan
Cahyaningsih
(2005), klasifikasi
ikan
macan adalah sebagai berikut:
Filum
Sub
: Chordata
filimi
: Verterbrata
Kelas
: Osteichthyes
Sub kelas
: Actinopterygi
Bangsa
: Percomorphi
Subordo
: Percoidea
Family
: Serranidae
Genus
:
Spesies
:
Menurut Warintek (2008), bentuk tubuh ikan kerapu macan agak r
moncong panjang memipih dan menajam, maxillarry lebar diluar mata,
bagian sisi dentary 3 atau 4 baris, terdapat bintik putih coklat pa
daii Suip, buuik uiiaju pada uagiaii duiSai daii pOiciiOi.
Bentuk badan ikan kerapu macan memanjang dan gepeng
tetapi kadang-kadang ada juga yang agak bulat. Mulutnya serong, le
dan bibir bawahnya menonjol ke atas. Rahang atas dan bawah dilengka
geratan yang berderet dua baris, ujungnya lancip, dan kuat. Sement
luar bagian depan dari gigi baris luar adalah gigi-gigi yang besa
kerapu macan ditutupi oleh sisik mengkilap dan bercak loreng mirip
5
bulu macan
(Subyaktodan Cahyaningsih, 2003). Gambar Ikan Kerapu Maca
dihhat pada gambar i dibawah ini:
d. Sirip ekor atau caudal
b.
Snip dada atau pektoral
e. Sirip dubur
c.
Sirip punggung atau dorsal
Menurut Subyakto dan Cahyaningsih (2003), daerah penyebaran k
macanadalah
Afrika
Timur.
kepulauan
Ryukyu
fJepang
Selatan). Aus
Taiwan, Mikronesia, dan Polinesia. Di indonesia, ikan kerapu banyak
di perairan pulau Sumatera,
Jawa, Sulawesi, Pulau Bum, dan Ambon.
siklus hidupnya, pada umumnya kerapu muda biasanya hidup di peraira
paiiiai deugaii kedaiauian 0,5 - 3 uielei.(Depaiieiiieii Keiaulaii
2008).
Kerapu mempunyai kebiasaan
makan pada pagi hari sebelum mata
terbit dan menjelang matahari terbenam. Di alam, kerapu mencari mak
berenang
diantara
batu-batu
karang,
iubang,
atau
celah-celah
b
6
merupakan tempat persembunyiannya
dan hanya kepalanya
saja yang t
Dan tempat imiah kerapu menunggu mangsanya. Biia mangsanya
tampak
jauh, kerapu meiesat cepat untuk menangkap dan menelannya kemudian
kembah ke tempat persembunyiannya (Akbar, 2000).
Ikan kerapu termasuk jenis kamivora dan cara makannya
satu persatu makan yang diberikan sebelum makanan
sampai
"menca
ke dasar
yang paling disukai kenis krustaceae (rebon, dogol dan krosok), se
ikan-ikan seperti tembang, teri dan belanak (Boedileksono, 2005) Be
untuk kegiatan budidaya ikan kerau macan baik dari tempat perbeniha
dari tangkapan alam. Saat penebaran, benih umumnya berukuran TL 2
Bibit ikan harus diperiksa imtuk memastikan bahwa ikan sehat dan
parasit sebelum ditebar di di kolam. Ikan harus berukuran seraga
cacat. unruk bak dengan kapasitas iO m^ pendederan
dapat
dilakuk
padat penebaran 4.000- 5.000 ekor. Kepadatan ini dapat ditingkatkan
tambahan disediakan, namun insiden wabah penyakit dapat terjadi le
pada kepadatan tebar yang lebih tinggi.
Pakan menipakan faktor yang sangat penting imtuk diperhatikan
usahan budidaya ikan, hal ini disebabkan
khususnya
dalam budidaya
pertumbuhan
ikan
biaya unmk produksi san
semi intensef maupun intensif
secara maksimal, pakan
harus memiliki
Untuk mer
mutu yang
Mudjiman (2006). Pakan ikan sama yaitu memerlukan kandungan bempa pr
kaiboliidiai, leuiak, viiamin
dau iiiuicial.peiiuliiiaii baliaii ba
hanas m.em.enuhi sarat sebagai berikut: Mempunayai nilai gizi yang ti
dicema
oleh
ikan
Haiganya
relatif
lebih
mengandung racun atau zat anti nutrisi
tidak
merupakan
mengandung
saingan
bagi
kebutuhan
murali
Mudah
diperoleh
Bukan bahan pokok manusia
manusia
itu sendiri. pak
nutrien (protein,lemak,karbohidrat,vitamin dan mineral
energy yang di periukan untuk perawaian rubuh ikan menyebabkan
keC£"St^n
"CrtUI'lbvlbS"
«l
Krit
Jl":»r» I't^mrM?
pe
7
mengonsumsi pakan alami maupun pakan buatan hal ini tergantung lun
kerapu macan Afrianto,E. (2005)
Pakan alami merupakan makanan tumbuh secara alami tanpa
campur tangan manusia secara langsung Makanan alami yang digunakan
makanan ikan bisa bciupa plankton, ikan rucali dau Iain aebagainya
Amsil (2010). bahwa sumber makanan ikan di suatu perairan dapat bera
suatu sumber yang selalu memberikan kebutuhan hidup ikan secara
menerus, yaitu sumber pakan yang berasal dari dalam perairan itu s
siunber pakan yang berasal dari luar sistem perairan tersebut menur
dan Slamet, (2009).
Pakan buatan merupkan pakan ikan yang dibuat oleh tangan manusia
di olah sesuai dengan kebutuhan nutrisi, ikan kerapu mulai cenderun
hewani daging-dagingan
selain
sesuai kebutuhan
nutrisi imtuk ika
berapa bentuk biitiran dengan ukuran besar dan ukuran kecil, misah
tepung dan bentuk lembaran keripik. Setelah tumbuh menjadi itu dap
pakan tambahan berupa pellet Amsil. (2010).
Ikan kerapu macan juaga di berikan pakan buatan atau pakan ta
makanan buatan yang suka dimakan oleh ikan kerapu macan pellet ya
berbentuk butiran dengan ukuran sedang sesuia dengan bukan mulut ik
dengan kandungan gizi 12-15% iemak abu
10%
serat kasar dan kadar air
pellet tersebut diberikan untuk ikan kerapu macan dalam waktu 3
dosis pemberianya 15%
^-nuuioaai^
K/«,a ««•
•
dari berat biomasa Setyawati, (2013)
c m u i i
Ikan kerapu macan merupakan
unggulan
daiam
pengembangan
memiliki
nilai jual
yang
•.
u u a i
axu%.««aa
«^aa»ujiv
salali satu spesies
budidaya
baik dan
laut
di
Indonesia.
sangat diminati
di
Ikan
je
pasar int
8
Teknologi pembenihan ikan ini telah berkembang dan telah berhasil mem
pembesaran ikan ini adalali
kebutuhan
kualitas pakan yang tersedia tidak
nutrisi pada ikan yang
se
dipilihara. Pakan merupakan
sa
komponen dalam budidaya ikan yang sangat besar peranannya baik dilih
penentu pertumbuhan maupim dilihat dari segi biaya produksi. Nilai nu
biasanya
dilihat dari komposisi gizinya seperti kandungan protein,
kasar, karbohidrat, vitamin, mineral dan kadar air. Salah satu kebu
yang penting imtuk ikan adalah protein, sehingga
kekurangan
prote
pakan
dapat menyebabkan terhambatnya pertumbulian.Kebiituhan protei
jenis
ikan
kerapu
budidaya
telah
diketahui. Beberapa
peneliti
kebutuhan protein beberapa spesies kerapu berkisar antara 47,8
-
bervariasi menurut spesiesnya. Setyawati, (2013)
Pada penelitian lainnya bahwa untuk tuinbuh baik benih kerapu
membumhkan
pakan
dengan
kandungan
protein
48% Disamping kebutiiJi
protein pakan, jumlah pakan yang diberikan memegang penting dalam ef
penggunaan pakan.
Penyediaan pakan bualan
yang tidak sesuai dengan
dan kualitas yang dibutuhkan ikan menyebabkan laju pertumbuhan ikan
terhambat Suwiryaet. (2013).
Menurut pendapat Siikadi, (2003). Kebutuhan protein
ikan kera
iclatif tUiggi Sehiilgga pciiU dicaii liiciode caia penruciiau pakai
Pemberian pakan dalam jumlah yang berlebihan menimbulkan berbagai m
seperti
meningkatkan
biaya
dan
menyebabkan
turunnya
kualitas
air
pencemaran. Oleh karena itu, penggunaan pakan dengan kandungan protei
kebutuhan dan dalam jumlah yang optimum akan diperoleh efisiensi pa
optimal
dan
menekan
penurunan
kualitas
lingkimgan budidaya.Peneli
bertujuan untuk mengetahui hubungan kadar protein dan jumlah pemberi
terhadap pertumbuhan, efisiensi pakan dan kelangsungan
hidup ikan
macan
Energi dalam pakan akan mempengaruhi
asupan pakan pada ikan y
diberi makan secara adlibitimi. Jika energi dalam pakan terlalu tin
9
cepat kenyang sehingga menghentikan konsumsi pakannya.Keberadaan ikan
kannya. Makanan adalah salah
satu aspek ekologis yang mempunyai
p
penting dalam menentukan besamya populasi, pertumbuhan dan reproduks
Slamet,
(2009).Pemberian pakan pellet
yang dikombiasikan pakan ika
dalam penelitian ini dapat diaplikasikan untuk budidaya ikan kera
karena menunjukkan pertumbuhan berat yang baik serta tidak menunjukka
kekurangan nutrien. Selain itu pakan buatan dapat disimpan dalam ja
yang panjang (SiliYang Sim et al., 2005)
2.7. Kualitas Air
Pengelolaan
kualitas air ini bertujuan
untuk menyediakan lin
yang optimal bagi ikan agar tetap bisa hidup da tumbuh maksimal. Pri
pcugctOmdii aii" audioii pcliggoluidii ueiigoii dii" uoiu ydiig benuaii
dam membuang balian yang tidak bermanfaat, bahkan membahayakan kelua
kolam budidaya, seperti sisa pakan, kotoran ikan, dan amoniak Feses
sisa pakan tersebut akan menghasilkan amoniak yang bersifat beracun
menghambat pertumbuhan ikan. Dengan demikian, air hams dibuang dan d
dengan air yang bam. Pergantian air di kolam dilakukan secara peri
minggu sekah atau bila kualitasnya sudah menurun. Menumt Mahyuddin (2
2.7.i, Oksigen Tcriarui
Oksigen terianit mempakan kebutulian dasar untuk kehidupan ta
dan hewan di dalam air. Kehidupan makhluk hidup didalam air terseut
dari kemampuan air unUik mempertahankan konsentrasi oksigen minimal
dibutuhkan untuk kehidupaimya (Fardiaz, 2006). Kadar oksigen air da
atmosfer.
Semakin
besar suhu
dan
ketinggian serta
semakin
kecil
tekanan atmosfer, kadar oksigen terialu semakin kecil (Effendi, 2007)
Kandungan
pemeliharaan
oksigen
terlanit
yang
terlalu
rendah
dalam
m
dapat mengakibatkan kematian ikan menyatakan bahwa pe
yang mengandung oksigen teriamt 5 ppm pada suhu 20-30° C cukup baik
kehidupan
ikan
dan
akan
mencapai
kejenuhan
apabilah
kandungan
ok
10
mencapai level 7-9 ppm. Kadar oksigen terlarut yang optimal untuk per
ikan. (fardiaz 2006)
Nilai atau bisa
di sebut pangkat
hydrogen (pH)
merupakan mdekasi air bbersitat asam, basa, atua netral. pH menenmk
kimiawi dalam air, karena pH yang terlalu asam atau
menjadi
setres dengan
indikasi diantaranya
benih
basah mengakiba
ikan
berwama
pu
gerakannay lambat. Derajat keasaman temapt hidup ikan kerapu macan
atara 6 - 8,5, seadangan pH yang optimal antara 6 - 7 (setyani, 20
menurut (Arie 2008) derajat keasaman yang baik imtuk pertumbulian ik
macan berkisra antara 7 - 8 .
Suhu merupakan
salali satu parameter kualitas air yang sangat
dalam menunjuang kehiduapan organism perairan. Pada suhu perairan ya
Bktifitss metabolisme akan mengikat sehingga menyebabatian konsumsi
akan bertambali, semakin lama kondisi ini bila dibiarkan dapat me
kemtian bagi ikan kerapu macan menurut Agus (2002) perubahan suhu m
Lesmana, D. S. 2004), tidak boleh lebih dari 1,7" C, (ghuitan, 2
umuip. laju pertumbuhan memgkat seinng dengan
menekan
kehidupan
hewan
budidaya
bukan
kenaikan suliu,karena
menebabkan
kematian
bi
penigkataan suhunya sampai ekstrim (drastis)
SUiVu
proses
pencemaan
yang
tidak
sempurana
akan
dihasilahakan
banyak
sehingga banyak energi yang terbuang. Tetapi jiaka aktifitas enzim
menigkat maka laju pencemaan juaga akan semakin mengikat sehingga
pengosongan lambung tinggi menumt Santoso (2002), siiliu air kolam y
unmk memelihara
organisme
ikan kerapu macan
terhadap
suhu
keritis
berkisar 25 dapat
berbeda
30° C. Daya to
unutuk
jenisnya,
pembahan suhu dapat menyebabkan pembahan komposisi komunitas (Hardj
2005).
BAB 111
Peneltian ini dilaksanakan selama I Bulan mulai tanggal 1 - 30 Ma
Ikan Rucah , Ikan Kerapu, Pakan Pellet
Hewan
uji yang
diapakai dalam penelitian bempa
ikan
kerapu
yan
berumur 1 bulan dengan ukuran berat rata-rata 65 gr/ekor secara kualitat
ikan kerapu macan yang dipakai dalam penelitian ini memiliki organ tubu
bebas dari segalah penyakit, wama tubuh mengkilat dan
gerakannya li
Jumlalh ikan yang akan digunakan unluk tiap perlakuan sebanyak 10 ekor s
jumlah total ikan kerapu macan yang digunakan selama penelialilian berla
sebanyak 270 ekor, dan setiap bak percobaan disi air laut 240 liter dan
yang digimakan sebnyak 27 buah hal ini sesuai dengan pendapai Islami, E
(2003), menyatakan padat tebar ikan kerapu yang optimal untuk pertumb
berkisar
kepadatan
1-2
ekor/liter. Sedngkan
menumt YuUanti, P.T, (2003), Jumla
antara 2-3 ekor/hter dapat berpengamh positif terhadap perti
ikan keapu macan. Padat penebaran antara 3-4 ekor^iter mempakan kisara
untuk ikan kerapu macan (Siuyanto, R, 2011)
Pakan ikan hewan uji yang diguanakan dalam penelitihan ini bempa pa
pellet dan ikan mcali
gizi sebagai berikut:
yang di peroleh dari pabrik pakan ikan dengan ka
13
•
•
•
•
•
Protein
: 12-15%
Lemak
: 5%
Abu
: 15%
Serat Kasar :9%
Kadar Air
: 10%
Pakan ikan hewan uji yang diguanakan dalam penelitihan ini ber
ikan rucah
yang di peroleh dari kolam/laut pakan ikan dengan kan
sebagai berikut:
•
•
•
•
•
Protein
: 62,65%
Lemak
: 15,38%
Abu
: 26,65%
Serat
: 1,80%
Kadar Air
: 10,72%
Keiebihan Pakan ikan mcah merupakan
unsiu- terpenting bagi ke
semua rnakiuk iiidup ieniiasuk juga dengan ikan >aug mengguiiakan p
zat
untuk dalam
Komposisi
pakan
karbohidrat,
proses metabohsme.
ikan
lemak,
sauia
yaitu
vitamin
dan
sama halnya
memerlukan
mineral.
dengan
kandungan
Mempunayai
makluk
bempa
nilai
p
gi
tinggi Mudah dicema oleh ikan Harganya relatif lebih murah Mudali
Tidak mengandung racim atau zat anti nutrisi. (Afrianto,E. 2005)
Wadah penelitihan ini menggunakan bak beton dengan kapasitas
dengan ukuran Im^ Wadah tersebut diisi air laut dengan vohmTie 20
palstik tersebut berwarana
kuning dengan
diameter
60 cm. jumlah
diperlupakan sebanyak 27 buah.
Air media yang digunakan dalam penelitihan ini bempa air la
diperoleh
dari laut
dengan
cara menyedot
dengan
mengunakan
ala
penyedot air Sebelum air media digunakan teriebih dalmlu diendapka
14
jam. Hal ini dilakukan supaya air media yang digunakan untuk memeli
kerapu macan mempiunyai kualitas air yang optima!.
Bahan yang digunakan dalam peneitihan ini terdiri dari:
a) Air Laut
b) ikan kerapu macan
c) Felici
d) Ikan rucah
e) pH paper
a)
Pengaris / Alat ukur
b)
Alattulis
c)
.Aerator/ Mesin Air
d)
27 buah bak
e)
Selang dan penyambimgnya
f)
Batu aerator
g)
Kamera
h)
Timbangan analitik
i)
Thermometer
j)
Reractometer
Metode
dilam
penelitilian
ini
mengimakan
eksperimental
d
pegumpulan data yang dilakukan secara opservasi langsung yaitu deng
mengusahakan
dilihat
timbulnya variambel-variabel
penganihnya,
metode
ini
dan
dilakukan
selanjutnya
dalam
dikotro
situasi
bu
suharsimi.A,1997). Rncnagan percobaan yang digunakan dalam penelit
berupa Rncangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan dan 9 kali ulang
ini sesuai dengan rumusan yang dikemuakan oleh Kusrininingrum (2002)
benkut:
(t-l)(n-l)<15
Dimana:
t
= Jumlah Perlakuan
n
= Jumlah Ulangan
Adapun perlakuan dalam penelitihan ini sebagai berikut
1.
Perlakuan A : pakan pellet 25% dengan penambahan ikan rucali 7
2.
Perlakuan B : pakan pellet 50% dengan penambahan ikan rucah 50
3.
Perlakuan C : pakan pellet 75% dengan penambahan ikan rucah 25
Berdasarakan
rumusan tersebut
diatas, maka akan didapatkan 27
percobaan. Selanjutnnya untuk menghindari faktor bias dalam pengamb
maka penemparan bak-bak percobaan hanis dilakukan secara acak deng
undian sebagaimana /ay gambar berikut :
I
I
|
—
I
I
I
Al
1)
Bl
4)
B2
5)
B3 6)
CI
7)
C2
8)
C3
A4 10)
A5 11)
9)
A6 12)
I
B4 13)
I
I
B5 14)
I I
B6 15)
C4 16)
C5 17)
C6 18)
A7 19)
A8 20)
A9 21)
B7 22)
B8 23)
B9 24)
I
Gambar . Penempatan Bak Percobaan dalam Penelitihan
Keterangan :
A, B, C,
= Perlakuan
1), 2), 3),....27) ^ Nomor unit imdian
1.2,3,
= Jumlah Ulangaan
Setelah penelitihsn selaeasi, data dikuplkan selanjumya dilaku
untuk
mengetahui
ada
respon
atau
tidak
tergantung (^respon pemberian pada pakan
variable
bebas
terhadap
peilet dan ikan mean den
yang berbeada terhadap pertumbuhan berat mutlka ikan kerapu macan
dilakukan analisa varians dengan cara membandingkan nilai digniika
dan uji F tabel 1 % dengan ketentuan :
Jika signifikansi uji F < 1 % maka antara perlakuan terhadap
yang sangat nyata.
b)
Jika signifikansi uji F < 5% tetapi
terhadap perbedaan yang nyata.
> 5% maka antara perla
17
c)
Jika signifikansi
uji F > 5%, maka antara perlakuan tidak
perbedaan.
Selanjutnya untuk mengetahui adanya perbedaan antara perlakuan
dilakuakan uji Beda Nyata Terkecil (BNT). Ketentuan yang digunaka
BNT adalah:
a)
Jika
signifikansi
uji
BNT <
1%, maka
antara
perlakuan
t
perbedaan yang snagat nyata.
b)
Jika signifikansi uji BNT < 5% akan tetapi > 5%, maka antara
terhadap perbedaan yang nyata
c)
Jika signifikansi uji BNT < 5%, maka antara perlakuan tidak
perbedaan.
Sebagai
alat bantu untuk analisa statistik, digunakan program
stanstik 20.
Penelitian
ini meliputi
6
(enam) tahap,
yaitu
tahap
persiap
penebaran hewan uji dalam bak percobaan, tahap pemberian pakan pad
uji, tahap pengukuran pertumbuhan rata-rata berat mutlak pada ikan k
tahap pergantain air dan tahap pengamatan kualiatas air.
a)
Bak-bak percobaan sebanyak 27 unit, sebelum digunakan terlrbih
dicuci
dengan
Menyusim
mengguakan
bak-bak
sebagaimana
detergen
percobaan
sebagaimana
disesuaikan
gambar
dengan
lay
pada
lampir
out
peneii
gainbar lampiran 2, Sebelum ikan kerapu macan dimasu
dalam bak percobaan media air laut diendapkan terlebili dahulu sela
seanjumya air tersebut didistribusikan ke bak-bak percobaan sebanya
kemudian memasang dan mengatur aerator dangan perlengkapannya agar
dalam setiap bak percobaan memperoleh suplai oksigen yang sama.
18
Sebeium ikan kerapu di tebar daiam bak percobaan, ikan kerpu
tersebut
ditimbang terlebih
awal.sealain
itu digunakan
dahulu
untuk
guna
untuk
mengetahui
mengetahui
dosis
berat
pemberian
pak
diberikan pada setiap bak prcobaan. Berdasarkan hasil uji pendahuluan
rata ikan kerapu macan umur 1 bulan sebsar 65 gr/ekor. Selanjutnya
tersebut
didistribusikan
ke
bak-bak
percobaan
dengan
kepadat
ekor/bak.proses ini tersaji sebagai mana gmbar lampiran 3
Pellet tersebut diberikan 3 kali sehan, yaitu pagi hari (jam
selesai), siang hari (jam 12.00 wib - selesai), dan malam hari (jaml
Sedangakan dosisi pemberianya dari berat biomas, jadi jumiiah pelle
diberikan pada hewan uji setiap bak percobaan perhari sebesar 15% x
ekor = 118,5 gr. Bila pakan tersebut rekuensi pemberiannya tiga kali
baknya,maka
jumlah
sekali
dalam
pemberianya
sebesar
118,5/3
^
gr/bak/liari
Sedangkan untuk pemberian ikan ikan rucah diberikan 3 kali seha
pagi hari (jam 08.00 wib -
selesai), siang hari (jam 12.00 wib -
malam hari (jaml8.00 - selesai). Sedangakan dosisi pemberianya 15%
biomas, jadi jumllah
ikan
rucah yang diberikan pada hewan
uji s
percobaan perhari sebesar 3,7% x 79gr x 10 ekor ^ 18,75 gr. Bila p
rekuensi pemberiarmya tiga kali sehari setiap baknya,maka jumlah se
pemberianya sebesar 18,75/3 ^ 6,25 gr/bak/hari
Tahap ini diawali dengan pengukuran rata-rata berat awal ika
macan dengan cara mengambil beberapa hewan uji, selanjutnya dihit
rata-ratanya dengan mengimakan metode volumetri. Metode ini dilakuka
cara menimbang bak palstik sekligus aimya lalu dicatat
( missal
selanjutnya
A lalu
memasukkan
beberapa hewan
uji kedalam
wada
19
(missal wadah B). Rata-rata awal hewan uji diperoleh dengan cara
dil;urangi dengan berat wadah A, selanjutnya hasil pengul-curan t
dengan
jumlah
ikan
kerapu
macan
yang
ditebar
pada
wadali
A.
pengukuran pertiunbuhan berat mutlak ikan kerapu macan dapat di
lampiran 4
Adapun pengukuran pertumbuhan rata-rata berat mutlak pada be
kerapu macan menurut dapat dtentukan berdasarkan selisih berat r
dengan berat rata-rata aai dengan rumus :
Wm = Wt - Wo
Keterangan:
Wm = pertumbiilian berat mutlak ikan kerapu macan (gram)
WO = Berat rata-rata jumlah ikan kerapu macan (gram)
Wt = Berat rata-rata akhir ikan kerapu macan (gram)
Selama penelitihan berlangsung, pergantian air dilakukan semi
yaitu pada pagi hari jam 07.00 wib-selesai. Jumlah volume air yan
baknya
50% dengan
cara
disipon, setelah
proses penyiponan sel
volume air ditambahkan sampai pada jumlah volume awal media perco
ini
dilakuakan untuk
mempertahankan
kualitas
air
media
percob
tumpukan feses dan sisa-sisa pakan yang tidak di makan oleh ikan
Penguuran
keasamman
kualitas dalam penelitian ini meliputi suhu air,
(pH) dan kadar oksigen terlarut (DO) dan
Salinitas
kualitas air dilakukan 2 kali sehari, yaitu pagi hari jam 09.00
sore jam 17.00 wib - selesai.
a) Pengukuran suliu dilakukan dengan mengunakan thermometer air ya
dicelupkan langsung ke dalam media percobaan selama ± 1 menit.
20
b) Pengukuran dearjat keasaman dilakuakan dengan cara mengambil ke
paper indicator, kemudian dicelupkan ke dalam air media percobaan
itu, perubahan wama kertas tersebut ke dalam air media percobaan
perubahan wama kertas tersebut diankat dan mencocokkannaya dengan
pH indicator
d) Pengukuran Oksigen Teriamt
pengukuran
oksigen
teriamt
dalam
penelitian
ini menggunakan
mengambil air contoh dalam botol oksigen secara perlahan-lahan
sehingga
tidak
terkontaminasi
dengan
udara
luar,
lalu
ditmbalik
0,025 N dengan mengunakan pipet tetes sampai kadasar botol,
kemudain ditambahkan 0,5 cc pereaksi oksigen. Kemudian penambahan HC
lalau
dikocok kuat-kuat sampai endapan lamtan kemabli.
Sehingga
lamlan wama kuning setelah itu ambil air contoh 25 ml kedalam erle
menambahakan
10 -15 tetesan lamtan amylimi sampai wama kimig menjadi
kemudian titrasi dengan lamtan NaS203 0,02 N samapi warana bim mengh
Kandungan oksigen teriamt dapat dihitung dengan rumus:
0,02
N x 8000
Gambar pengukuran kualitas air secara lengkap tersaji pada lampiran
Berdasarkan hasil penelitian tentang respon kombinasi pakan p
rucah terhadap pertumbuhan ikan kerapu macan. Maka diperoleh data
berbeda pada perlakuan. Bagaimana label 1 di bawah ini. Lampiran
data rata-rata pertumbuhan berat awal dan berat akhir ikan kerapu
data kisaran nilai,
rata-rata
pertumbuhan
dan
standar deviasi R
Pakan Pellet dan Ikan Rucah Terhadap Pertumbuhan Ikan Kerapu Macan
sebagaimana Tabel 1 dibawah ini.
Tabel 1. Kisaran nilai rata-rata dan standar devisi pertumbuhan i
setiap perlakuan selama penelitian.
Dosis
Pellet
Pakan
Ki saran
dan
pertumbuhan
Ikan
Berat Mutlak Ikan kerapu
Rerata
Rucah
Macan
Standar Deviasi
(gr)
(gr)
Pellet
rucah
Pellet
Rucah
Pellet
Rucah
25%
4-5
5,1
1,084
5,6
1,094
8,6
1,097
75%
50%5 - 6
50%
75 %
8-9
25%.
Berdasarkan
ikan kerapu macan
Tabel
diatas
dapat
dijelaskan,bahwa
perbedaan
mulai terjadi pada minggu pertama. Ikan yang dib
dengan dosisi dan ikan rucah 25%>
meberikan respon rata-rata yang
sementara itu pada dosis pellet 25% dan ikan rucah 75% memberika
22
rata yang menurun terhadap
pertumbuhan
ikan kerapu macan bila di
dengan perlakuan pemberian pakan pellet 75% ikan rucah 25%. Demikia
perlakuan pemberian pakan pellet 50%> ikan rucah 50%> memberikan resp
yang menurun terhadap pertumbuhan ikan kerapu macan bila dibanding
perlakuan pemberian pakan pellet 75% ikan rucah 25%
Untuk
terhadap
mengetahui
pertumbuhan
lebih jelas kombinasi pakan
mutlak ikan
kerapu
macan
pellet
dapat
dengan
dilihat
pada
uiSojikaii pada Gaiiibai S,
9 T
1
2
Gambar 7. Grafik Rata-rata Pertumbuhan Mutlak Ikan kerapu macan
Berdasarkan
nyata
a
0,05
hasil uji ANOVA
menunjukkan
menggunakan
dosis
yang
pertumbuhan
mutlak Ikan
bahwa
berbeda
kerapu
(analisa sidik ragam) pada tara
Kombinasi pakan
berpengaruh
macan
nyata
pellet
dengan
i
(Sig<0,05) ter
selama
pemeliharaan. Hasil ANOVA (analisa sidik ragam) pertumbuhan mutlak
dapat dilihat padaTabel 7.
23
Hasil ANOVA
(analisa sidik ragam) pertumbuhan mutlak dapat
diliha
padaTabel 7.
PertumbuhanBeratMutlak
Sum
of
Squares
Df
Mean Square
F
65.852
2
32.926
Within Groups
8.889
24
.370
Total
26
Between
Groups
74.741
Sig.
88.900 .000
Untuk mengetahui respon terbaik dari perlakuan, dilakukan uj
Terkecil
(BNT)
pada
taraf
nyata
a
0,05
(selang
kepercayaan
9
menggunakan uji Hasil perhitungan i ^ i BNT dengan menggunakan u^i
menunjukkan
bahwa
perlakuan
terbaik
secara berturut-turut adalah
dengan pemberian dosisi pakan Rucah 25% pellet 75% dan C. Perlaku
tidak berbeda nyata
perlakuan
dengan
tetapi secara deskriptif perlakuan C merupakan
nilai
pertumbuhan
mutlak tertinggi,
sedangkan
merupakan perlakuan terendah dibandingkan kedua perlakuan yang la
ANOVA dan uji BNT (uji disajikan pada Lampiran 10.
Berdasarkan hasil pengujian statistik tersebut, dapat dijelas
perlakuan C pakan pellet 25%> ikan rucah 75% berbeda nyata dengan p
Perlakuan A
pakan pellet 75% ikan rucah 25%> sedangankan
perlaku
pellet 50% ikan rucah 50% tidak berbeda nyata dengan perlakuan per
pellet 25%) ikan rucah 75% selanjutnya pemrlakuan C pakan pellet 7
25%) berbeda
nayata dengan perlakuan
A pakan pellet ikan rucah d
perlakuan B pakan peilei 50% ikan rucah 50%.
24
Berdasarkan hasil penelitian tentang respon kombinasi pakan p
rucah terhadap pertumbuhan
berikut
ikan kerapu macan
di peroleh data rat
: perlakuan (pemberian pakan pellet 25% ikan rucah 75% )
perlakuan (pemberian pakan pellet 50% ikan rucah 50% ) sebesar 51
uji LSD taraf 5% pertimibuhn berat ikan kerapu macan akibat pemberi
pakan yang berbeda setiap perlakuan menunjukan respon yang berbeda
i - ' c i i g a i i u c i i i i K i a i i u a p a t uij^iaaivaii,
75%
ikan rucah 25% memberi respon
uaiiwa
pciiaiN-uaLi
p c i i i u c i i a i i paivaii
pcii
pertumbuhan berat yang paling
dibandingkan dengn respon perlakuan pemberian pakan pellet 25% ika
dan pellet 50% ikan rucah 50?/o. Hal ini disebabkan pada perlakuan
pellet
75% ikan rucah
kerapu
berpengaruh
25%o Penggunaan pakan
pellet dalam
terhadap pertimibuhan ikan
karena
pemelih
pakan
berfu
pemasok energi untuk memacu pertumbuhan merupakan jumlah pakan yan
daiam sisiem pencemaan ikan uniuk meiangsungkan
d!TP.?• nf3.?.tk3n untuk pertumbuhan
Hfisiensi
meiaboiisme daiam
p2.k2.n menunjukks*! p
yang diubah menjadi daging atau pertambahan berat, atau perbandinga
berat
ikan
dengan jumlah konsumsi
pakan
pakan
pellet
menghasilk
jumlah konsumsi pakan yang lebih banyak dibandingkan dengan yang d
ikan mcah. Pemberian pakan buatan dalam bentuk pellet dapat diapl
budidaya ikan kerapu karena menunjukkan pertumbuhan
dan efisiensi
baik serta tidak menunjukkan gejala kekurangan nutrien. perlakuan j
dan ikan rucah terhadap konsumsi pakan ikan kerapu macan pertumbuh
lebih baik jika mendapatkan nutrisi dari pakan tambahan atau buatan
yang masuk
ke dalam tubuh ikan lebih lengkap dan cukup. Pakan
mampu menyediakan
p
protein dengan jumlah yang lebih tinggi. bila d
dengan pakan ikan mcah.menyebabkan
ikan dapat mencema
dengan lebih maksimal. Fujaya (2000)
pakan yang
Akibatnya protein yang diper
pakan pellet dan ikan rucah terserap dengan
baik. Ikan yang diha
25
ukuran yang relatif baik bila dilihat dari. Pada perlakuan pemberi
kadar pemberian pakan pellet 75% ikan rucah 25%
Pada perlakuan pemberian pakan pellet ikan rucah 75%» dan pakan
ikan rucah masing- masing mem perl ihatkan rata-rata pertumbuhan
ikan kerapu macan menurun bila dibandingkan dengan perlakuan pembe
pellet 75%> ikan rucah 25%. Hal ini disebabkan
beriebihan biasanya
akan diikuti
dengan
oksigen dari air, yaiig iiieiigakibatkan
pemberian pakan ika
proses pembusukan
kadar
oksigeii
yang
m
icilarut
Pembusukan bahan organik terutama terdapat pada bahan yang banyak
protein akan menghasilkan amoniak, bila proses lanjut nitrifikasi
lancar.(Agus 2003)
Pertumbuhan
memacu
ikan karena
pertiunbuhan dan
pakan
berfungsi
mempertahan
sebagai
pemasok
hidupnya mengakibatkan
ene
kadar
terlarut menjadi berkurang. Pembusukan bahan organik terutama terda
yang
banyak
mengandung
protein
akan
amoniak, bila proses lanjut nitrifikasi
menghasilkan
ammonium
(NH4
tidak berlangsung lancar,
penumpukan sampai pada konsentrasi yang membahayakan,
mempengaruh
ikan terhadap pakan yang diberikan, dengan demikian akan berpeng
pertumbuhan. Efisiensi pakan merupakan jumlah pakan yang masuk da
pencemaan ikan untuk meiangsungkan metabolisme dalam tubuh dan di
untuk
pertumbuhan.
Efisiensi pakan
menunjukkan
prosentasi
pakan
menjadi daging atau pertambahan berat, atau perbandingan pertamba
dengan jumlah
konsumsi pakan.
Semakin tinggi nilai
efisiensi pak
semakin optimal dalam meningkatkan pertumbuhan. Tergantung pada k
makanan
yang dibutuhkannya. Makanan adalah
mempunyai
peranan
penting dalam
menentukan
salah
satu
besamya
aspek
ek
populasi, Be
dengan konsumsi pakan harian. Semakin,banyak jumlah pakan yang dik
cendemnc semakin tinaei menrut (Effendi 2005)
Pada ikan
kerapu
macan
pakan
yang
rendah
menunjukkan
bahw
memerlukan pakan dengan
jumlah yang lebih banyak
beratnya. Hanya sebagian
kecil energi dari pakan yang diberikan d
pertumbuhan ikan).
untuk dapat men
Fujaya (2000) menjelaskan, tidak semua makanan y
digunakan untuk pemeliharaan, sisanya untuk aktivitas, pertumbuhan
Kualitas air media peineliliaraaii iuerupakaii salah satu fa
mempengaruhi
keberhasilan
usaha budidaya. Pengelolaan
pengendalian
kondisi air sehingga
memenuhi
kualitas ai
persyaratan
fisik
dan
kehidupan dan pertimibuhan ikan Kerapu Macan yang
dipelihara.
Parameter penunjang dalam penelitian ini adalah kualitas air
oksigen terlarut atau derajat keasaman atau pH. Data rata-rata
hasil pengukuran kualiias air dimnjukkan pada Tabel 3.
A
27,27
28,17
4,77
5,29
7,09
7,07
B
27,32
28,29
4,76
5,29
7,12
7,08
C
27,33
28,32
4,76
5,31
7,09
7,07
Data
penelitian
hasil perhitungan
dapat
dilihat
pengukuran
pada
Lampiran
ANOVA sehingga diperoleh sidik ragam
5.
suhu
air
kolam pemelihar
11. Selanjutnya
dilakuka
yang dapat dilihat pada Tabel
Between Groups
0,012
2
0,006
0,188
Within Groups
15
0,013
0,200
17
of
Df
Total
Between Groups
0,078
2
0,039
0,212
Within Groups
15
0,014
Total
17
0.290
0,484
0,626
2,766
0,095
Berdasarkan uji ANOVA menunjukkan bahwa perbedaan pakan pellet yang
dikombinasikan
dengan ikan rucah
terhadap suhu media
Suhu
pemeliharaan
pengaruh nyata
penelitian ikan Kerapu Macan
relatif homogen
berbeda nyata.
tidak memberikan
sehingga suhu
media
pada masing-masing
Hasil uji ANOVA dan uji BNT (uji suhu
selama
penelitian
pada
ikan
Kerapu
perla
media
Macan
disajikan pada Lampiran 12.
Kisaran suhu selama penelitian pada pagi hari berkisar antara
dan
nadf) hari berkisar
penelitian
dapat
antara 28 17^-28 3 2 V
dikatakan
layak
untuk
Sehingga kisaran
kehidupan
Suhu optimum untuk ikan budidaya adalah 2 8 V -32V
(Ropiah & Mahyuddin, 2000).
ikan
su
Kera
Data hasil perhitungan pengukuran oksigen terlarut pada
media
pemeliharaan
penelitian
ikan
dapat dilihat
Kerapu
Macan
pada Lampiran
13.
Selanjutnya
dilakukan
ANOVAsehingga diperoleh sidik ragam yang dapat dilihat pada Tabel 6
0,001
Between Groups
0,001
Within Groups
0,005
15
Total
17
0,007
1.543
0,246
1,961
0,175
0,000
7.
Between Groups
0,002
2
0,001
Within Groups
0,009
15
0,001
0,011
17
t
Total
Berdasarkan
pellet
yang
uji ANOVA
dikombinasikan
(Sig>U,05) terhadap kadar
Kadar
menunjukkan
oksigen
terlarut
dengan
bahwa
ikan
perbedaan pakan
rucah
oksigen
terlarut
relatif
homogen
media
tidak
memberikan
penehtian
ikan
sehingga
oksigen terlarut media pada masing-masing perlakuan tidak berbeda
ANOVA
dan
uji
BNT
(uji
oksigen
terlarut
(DO)
media
29
pemeliharaan
selama
penelitian
pada
ikan
Kerapu
Macan
pada Lampiran 13.
Kisaran oksigen terlarut selama penelitian pada pagi hari berki
5,31 mg/l dan pada sore hari berkisar antara 4,76-4,77 mg/l. Sehingg
terlarut media penelitian dapat dikatakan layak untuk kehidupan ika
Svobodova
(2006),
menyatakan
bahwa
kandungan oksigen terlarut untuk pertumbuhan optimum organisme akuat
6 mg/l dan minimal adalah 4 mg/l.
Data
hasil
pemeliharaan
dapai
perhitungan
pengukuran
ikan Kerapu Macan
dilihat
puda
Lampiran
derajat
keasaman
(pH)
pa
selama penelitian
15.
Seianjuinya
dilakukan
uji
ANOVAsehingga diperoleh sidik ragam yang dapat dilihat pada Tabel 8
Between Groups
0,002
0,001
Within Groups
0,030
15
Total
17
0,033
0,570
0,396
0,680
0,002
Between Groups
0,001
2
0,000
Within Groups
0,016
15
0,001
Total
17
0,017
0,583
30
Berdasarkan
uji ANOVA
menunjukkan bahwa bahwa perbedaan
pakan pellet yang dikombinasikan
nyata
(Sig>0,05)
terhadap
dengan ikan rucah
nilai
pH
media
tidak memberik
penelitian
ikan
Ke
Nilai pH relatif homogen sehingga derajat keasaman
media
pada masing-masing
perlakuan
tidak berbeda
nyata.
Hasil
u
A,NOVA dan uji BNT (uji derajat keasaman (pH) media pemeliharaan se
penelitian pada ikan lele sangkuriang disajikan pada Lampiran
16
Nilai pH selama penelitian pada pagi hari berkisar antara 7,0
sore hari berkisar antara 7,07-7,08. Sehingga kisaran nilai pH medi
dikatakan
layak
untuk
kehidupan
ikan
ikan
Kerapu
Maean
Kandungan nilai pH optimum untuk nertumbuhan ikan adalah 6,5-8 5
(Svobodova 2006).
Berdasarkan hasil penelitihan tentang Respon Kombinasi Pellet dan Ikan
irtimibuhan Ikan Kerapu Macan maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
•
Perlakuan
pemberian dosis Kombinasi Pellet dan Ikan Rucah Terhadap
Ikan Kerapu Macan yang memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan
Kerapu Macan
•
Perlakuan
dengan
nengkombinasian
dosis
pakan
rucah
25%
dan
pakan
menghasilkan pertumbuhan mutlak tertinggi sebesar 5,6 gram.
•
Kualitas air dapat dikendalikan dalam kisaran yang normal, data k
secara berurutan sebagai berikut: suhu berkisar antara 27,27V - 2 8 , 3 2
berkisar antara 4,76 - 5,31 mg/l dan pH berkisar antara 7,07 - 7,12
Berdasarkan hasil penelitian tentang Respon Kombinasi Pellet dan Ikan
rtumbuhn Ikan Kerapu Macan, maka dapat disarankan sebagai berikut:
Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk meningkatkan pertimibuhan ik
dengan menggunakan perlakuan lain yang lebih efektif dan efisien untu
pada jenis-jenis ikan kerapu lainnya.
Akbar S, dan Sudaryanto. 2002. Pembenihan dan Pembesaran Kerapu Mac
Penebar Swadaya. Jakarta.
Akbar, S dan Sudaryanto. 2002.
Svvadays. Jakartu
Amsil Andi. 2010. Pembenihan Ikan Laut Ekonomis Secara Buatan. Gra
Jakarta.
Bassamshalahudin 2009 http://penuertian-parasit-htm.
Direktorat Jenderai Perikanan Budidaya. 20 U .
Direktoist Produksi. Jakarta
Moleong.
2002.
://makalahbarataanpba.blouspotcom/20l9/0]/anahsis-data.html
November 201
IPTEK. 2005. Pedoman Teknis Penanggulangan Penyakit Ikan Budidaya
http://www.iptek.id/warinteky=6-3^3d4. Jakarta
Narbuko C dan Achmadi, A. 2005. Bumi Aksara. Jakarta
Nazir, M. 1988. Ghalia Indonesia. Jkarta Timur.
Ruchimat,2014.Tata Keloia Yang Baik Pada Seklor Perikanan dan Kelaut
Workshop Jumalis, Santika 7 Juni 2016. Direktorat Jendral Peri
Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan Rl. Jakarta
Saanin, H. 1968. Binatjipta. Bandung.
Subagvo 1
Rineka.
Subyakto dan Cahyaningsih. 2003.
Agromedia Pustaka. Depok.
Sudaryanto, dk!^. 2002. Penebar
Swadaya. Jakarta.
Sujihamo. 2004.
Budidaya.
Direktorat
Jenderai
Supannoko, M. BDFEE. Yogyakarta.
Perikanan
Siiriawan,A dan Slamet, S. 2009. Seksi
Standartisasi dan Infonnasi Balai
Situbondo.
Buddaya
SubyaktoS, dan Sri Cahyaningsih.2003.Pembenihan
Tangga. Agromedia. Jakarta.
Air
Payau
Kerapu
Situ
Skala
Ru
Tanviyah. 2001.
http:/www.ristek^o.id. [28 Oktober 2013]
Simannata. Edisi Pertama. Penerbit Andi. Yogyakarta.
Steel, RG dan J.H. Torrie, (Pendekatan
biometric) penerjemah B. Sumantri. Gramedia Pustaka Utama, Jakar
Susanto, Heru. 2013. Jakarta. Penebar Swadaya.
Susanto, R. Kanisius, Yogyakarta.
Susanto, R.
Vogv-akarta,
Svobodova,
Fisheries and Aquaculture Departement.
Verschuere.L, Rombout,G. Sorge loos, P.
Microbiology and
Molecular Biology revie 64; 655-671.
Verstraete,W.,2000.Pro/>/
WarisnidanDaliana, K.
Lily Pubiishor, Yogyakarta.
Wanasuria,
S.
23 Mei 2016
Available,
at
Warintek. 2008. Pembenihan Ikan Kerapu Macan
http://www.iptek.net.id/ind/warintek/'?mnu^6&ttg^3&doc^3b7
32
1 ampiran 1.
Proses persiapan bak sebelum digunakan penelitian
33
.ampiran 2.
Pakan ikan rucah
34
Lampiran 3.
Pakan ikan pellet
35
Lampiran 4.
Pemberian pakan ikan rucah dan pellet pada hewan uji ikan ke
36
37
B9
Lampiran 8. Hasil Perhitungan U i ANOVA dan Uji BNT Pertumbuhan Mutlak Ikan
Macan
PertumbuhanBeratMutlak
Levene Statistic d f l
.727
df2
2
Sig.
24
.494
PertumbuhanBeratMutlak
Sum of Squares
df
Mean Square
F
Between Groups
65.852
2
32.926
/Vithin Groups
8.889
24
.370
74.741
26
Total
Sig.
88.900
Dependent VariableiPertumbuhanBeratMutlak
r
•
(J)
(1)
.000
95%
1
Confidence Interval
DosisP DosisP Mean Difference
akan
"ukey HSD
1
2
SD
akan
Std.
Upper Bound
-.55556
.28689
.150
-1.2720
.1609
3
-3.55556*
.28689
.000
-4.2720
-2.8391
1
.55556
.28689
.150
-.1609
1.2720
3
-3.00000'
.28689
.000
-3.7164
-2.2836
w. wwwww
.2S6S9
.000
2.3391
4.272G
3.00000*
.28689
.000
2.2836
3.7164
-.55556
.28689
.065
-1.1477
.0366
-3.55556'
.28689
.000
-4.1477
-2.9634
3
3
Lower Bound
Sig.
2
1
2
En-or
1
.55556
.28689
.065
-.0366
1.1477
3
-3.00000'
.28689
.000
-3.5921
-2.4079
1
3.55556*
.28689
.000
2.9634
4.1477
3 00000*
28689
?
I"
"
U
•u..i;...iji
ri
000
.
.iMiii
4079
iL
I
3 6921
;
"
I
Dependent
Variable:PertumbuhanEeratMutlak
(1)
(J)
95% Confidence Inten/al
DosisP DosisP Mean Difference
Tukey HSD
akan
akan
1
2
-.55556
.28689
.150
-1.2720
.1609
3
-3.55556
.28689
.000
-4.2720
-2.8391
1
.55556
.28689
.150
-.1609
1.2720
2
3
LSD
1
2
3
(l-J)
Std. Error
Sig.
-3.00000'
.28689
.000
-3.7164
-2.2836
1
3.55556
.28689
.000
2.8391
4.2720
2
3.00000'
.23689
.000
2.2836
3.7164
2
-.55556
.28689
.065
-1.1477
.0366
3
-3.55556'
.28689
.000
-4.1477
-2.9634
1
.55556
.28689
.065
-.0366
1.1477
-3.00000'
.28689
.000
-3.5921
-2.4079
1
3.55556
.28689
.000
2.9634
4.1477
2
3.00000'
.28689
.000
2.4079
3.5921
Subset for alpha = 0.05
DosisP
Tukey HSD'
N
1
5.1111
2
5.6667
3
Duncan'
8.6667
Sig.
.150
1
5.1111
2
5.6667
3
Sig.
Upper Bound
3
The mean difference is significant at the 0.05 level.
akan
Lower Bound
1.000
8.6667
.065
1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed,
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 9.000.
Lampiran 7. Data Sampling Berat Awal dan Berat Akhir Ikan Kerapu Macan
Perlakuan pemberian pakan pellet dan ikan rucah
NO
1
Rata-rata pertumbuhan
Rata-rata berat awalRata-rata berat akhir
berat mutlak
A
B
C
C
B
A
B
A
C
65
2
70
65
75
68
67
74
73
74
5
6
77
4
6
8
3
69
70
68
72
82
77
5
5
9
4
65
63
72
70
72
80
6
6
9
5
70
70
68
75
77
79
6
5
9
6
70
64
68
75
80
79
5
6
8
7
70
67
75
74
70
83
4
6
9
8
68
70
76
73
77
82
5
5
9
9
65
60
68
73
77
81
6
6
8
jumlah
607
602
627
661
681
712
46
51
78
Rata-
67,4
66,8
69,6
73,4
75,6
79,1
5,1
5,6
8,6
i
rata
40
Lampiran 10. Hasil Perhitungan ANOVA dan Uji BNT Suhu Media Pemeliharaan Ika
Kerapu Macan
•
Data Suhu Air Pagi Hari
•
OUlll
UI
•
Data Suhu Air Sore Hari
N
=Sig.
•
Data DO Air Sore Hari
Lampiran H . Hasil Perhitungan ANOVA dan Uji BNT Oksigen Terlarut (DO) Med
Pemeliharaan Ikan Lele Sangkuriang
•
Hq
Daia DO Air Fagi Hari
•
Data pH Air Sore Hari
Lampiran 12. Hasil Perhitungan ANOVA dan Uji BNT Derajat Keasaman (pH) Me
Pemeliharaan Ikan Kerapu Macan
•
Data pH Pagi Hari
•
VAVASAIV
PEIVOIDIKAIV
CENDEKia UTHMH
U N I V E R S I T A S DR. S O E T O M O
LEMBAGA PENELITIAN
Jl. Semolowam 84 Surabaya, 60118 Telp. (031) 5925970.5924452, Fax. (031) 5938935
website: http://unitomo.ac.id Email: [email protected].(d
Download