Vol.4/No.1, Juni 2016, hlm. 1-10 1 JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI DI KALANGAN PARA PENGRAJIN GOLOK (Studi Kasus Perilaku Pencarian Informasi Para Pengrajin Golok di Kampung Galonggong Tasikmalaya) Rizki Agung Gumilar1, Yunus Winoto2, Rully Khairul Anwar3 1,2,3 Program Studi Ilmu Perpustakaan Universitas Padjadjaran 1 [email protected], 2 [email protected] 3 [email protected] ABSTRACT - The purpose of this study is to disscussed about how the information behavior of the machetes craftsmen in the village Galonggong Tasikmalaya to search information to meet the needs of the information. The research methodology used in this study is a qualitative method with case study approach. The data collection was done by indepth interviews, observation, and literature. The informant are four craftsmen who life and work in kampong Galonggong Tasikmalaya, selected through a purposive sampling of which is taking a data source with a certain considerations. The data collection was done by in-depth interviews, observation, and literature. The informant are four craftsmen who life and work in kampong Galongong Tasikmalaya. consideration this particular is a craftsman who has more than 10 years, and has been active in the search for information using many sources, both by using media-based communications and information technology as well as using conventional media such as books or small notes or also conduct discussion with colleagues to meet their information needs. The result showed that all the informants go through several stages of information search, there are five major stages that artisans do, namely the prefix stage, the stage of selection of topics, focusing the selection stage, the information gathering stage and the last stage is the presentation of information. mendalam, observasi, dan studi pustaka. Informan merupakan 4 orang pengrajin yang berada dikampung Galonggong Tasikmalaya, yang dipilih melalui cara purposive sampling yaitu pengambilan sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini adalah pengrajin yang memiliki pengalaman lebih dari 10 tahun, serta aktif dalam mencari informasi menggunakan berbagai sumber baik itu dengan menggunakan media berbasis teknologi komunikasi dan informasi maupun menggunakan media konvensional seperti buku atau catatan kecil atau juga melakukan forum diskusi bersama rekan seprofesi untuk memenuhi kebutuhan informasinya. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa semua informan menempuh beberapa tahapan pencarian informasi, ada 5 tahapan besar yang pengrajin lakukan, yakni tahap awalan, tahap pemilihan topik, tahap pemilihan fokus, tahap pengumpulan informasi dan yang terakhir tahap penyajian informasi. Keywords: Information behavior, machete, machete craftsmen. orang membutuhkan informasi yang bermanfaat Galonggong Kata kunci: Perilaku informasi, golok Galonggong, pengrajin golok. PENDAHULUAN Seiring dengan arus globalisasi, manusia tak dapat terhindar dari pencarian informasi. Setiap dan ABSTRAK - Penelitian ini bertujuan untuk membahas tentang bagaimana perilaku para pengrajin golok dikampung Galonggong Tasikmalaya dalam melakukan pencarian informasi untuk memenuhi kebutuhan informasinya. Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara menguntungkan bagi dirinya. Untuk mendapatkan informasi tersebut, tiap individu mempunyai cara yang berbeda-beda. Faktor paling umum yang mempengaruhi kebutuhan informasi adalah faktor pekerjaan, termasuk kegiatan profesi, pekerjaan atau subyek yang diminati, kebiasaan dan lingkungan kerja. ISSN: 2303-2677 / © 2016 JKIP 2 Rizki, dkk. JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN Menurut Yusup dan Subekti, dilihat lebih pengetahuan dan pemahamannya. Dari adanya jauh, fungsi informasi dapat berkembang sesuai kebutuhan informasi ini, mereka akan melakukan dengan pencarian informasi yang relevan dengan apa bidang garapan yang disentuhnya setidaknya yang utama yaitu sebagai data dan yang mereka butuhkan. fakta yang sanggup membuktikan adanya suatu informasi seperti ini juga dilakukan oleh para kebenaran, pengrajin golok Galonggong. sebagai penjelas hal-hal yang sebelumnya masih meragukan, sebagai prediksi Dusun Perilaku pencarian Galonggong, Desa Cilangkap, untuk peristiwa-peristiwa yang mungkin akan Kecamatan Manonjaya merupakan salah satu terjadi di masa yang akan datang. Tidak terbatas kawasan pada salah satu bidang atau aspek saja, akan Galonggong ini terkenal dengan kerajinan golok tetapi menyeluruh, hanya bobot dan manfaatnya nya. Di kawasan ini terdapat ragam jenis golok saja yang berbeda karena disesuaikan dengan yang kondisi Galonggong itu yang membutuhkannya (Yusup & Subekti, 2010). Tidak ada yang dibuat, memproduksi mulai golok. dari sendiri, golok Dusun khas hingga golok dari berbagai daerah seperti, golok Banten, Baduy, seorang pun yang tidak Cirebon, Sukabumi dll dapat diperoleh di dusun membutuhkan informasi walau sekecil apapun Galonggong yang telah turun-temurun membuat kebutuhan informasi tersebut. Dan, memang pada atau menempa golok. Golok dari daerah ini kenyataannya seluruh aspek kehidupan manusia memiliki bentuk unik dari mulai perah tanduk itu membutuhkan informasi yang diharapkan (gagang golok), sarangka (sarung golok) hingga dapat menunjang peningkatan pola kehidupan bilah golok nya. Sebetulnya tidak hanya golok yang terus menerus menuju kompleksitas yang saja yang ditempa di desa ini, berbagai macam semakin tinggi. kerajinan dan perkakas rumah tanggan pun Intinya, informasi memberikan kemudahan manusia dalam berbagai bidang, melakukan aktifitasnya termasuk dalam di bidang banyak tersedia di dusun ini. Mulai dari pisau dapur, pacul, parang, garpu, dsb. Jumlah pengrajin aktif mungkin bisa 50-an orang tiap kerajinan. Dalam bidang kerajinan misalnya para harinya pengrajin untuk daerah dan tentunya golok khas Galonggong memproduksi hasil kerajinannya. Penggunaan sendiri. Pengrajin ini terdiri dari maranggi dan informasi akan panday. Pengrajin maranggi adalah pengrajin berdampak kepada keanekaragaman kerajinan yang khusus membuat sarung (carangka) dan yang dihasilkan. Proses pencarian informasi gagang menjadi hal penting untuk para pengrajin agar pengrajin yang khusus membuat bilah goloknya. mendapatkan informasi yang sesuai dengan Objek dalam penelitian ini adalah para pengrajin kebutuhan mereka. Umumnya manusia terus yang mencari informasi baru untuk meningkatkan (maranggi) serta bagaimana mereka mendapatkan membutuhkan dalam bidang informasi kerajinan membuat golok, motif-motif dari berbagai sedangkan panday adalah membuat sarung dan gagang golok Vol.4/No.1, Juni 2016, hlm. 1-10 informasi mengenai 3 JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN bahan baku, harga, 5) Untuk konsumen hingga motif golok. mengetahui bagaimana para pengrajin menyajikan hasil pencarian . Para pengrajin golok ini tentu membutuhkan Perpustakaan, khususnya berhubungan informasi yang akan mendukung pekerjaan dengan bidang kajian Perilaku Informasi mereka dalam menambah keragaman motif golok nya serta berbagai informasi lain yang dapat menunjang usaha mereka. Banyaknya ragam motif serta bentuk dari berbagai daerah yang diproduksi oleh para pengrajin, tentulah tidak secara tiba-tiba tersedia. Untuk mengetahui informasi bahan baku, harga, konsumen, hingga ragam motif dari wilayah lain, para pengrajin golok tentu harus melakukan pencarian informasi guna memenuhi kebutuhan produksinya. Dari berbagai kebutuhan informasi yang diperlukan para pengrajin tersebut, maka munculah pertanyaan “bagaimanakah perilaku informasi para pengrajin Golok (maranggi) di dusun Galonggong, desa Cilangkap, Kecamatan Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya?”. Melalui penelitian ini, penulis ingin menggali perilaku pencarian informasi para pengarajin golok. Untuk itulah, penulis mengangkat judul “Perilaku Pencarian informasi di Kalangan Para Pengrajin Golok”. Hasil yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui bagaimana memulai pencarian informasi 2) Untuk mengetahui mengetahui para mengetahui bagaimana para apapun jenis pekerjaan orang ini (Yusup & Subekti, 2010). Pelajar, mahasiswa, guru, dosen, pendidik, dokter, ahli hukum, petani dan nelayan mereka semua memerlukan informasi guna mendukung pekerjaannya sehari-hari. Semua orang membutuhkan informasi maka tanpa kecuali, informasi menjadi bahan atau bahkan komoditas yang sangat unggul dalam pola kehidupan manusia, lebih-lebih zaman sekarang yang semakin kompleks peradabannya. Kebutuhan informasi merupakan suatu keadaan yang terjadi dalam struktur kognisi seseorang yang dirasakan ada kekosongan informasi atau pengetahuan sebagai akibat tugas atau sekedar ingin tahu. Kekurangan ini perlu dipenuhi dengan informasi baru yang sesuai dengan kebutuhannya. Pemenuhan kebutuhan informasi inilah yang mendorong atau seseorang berinteraksi bagaimana untuk mendapatkan informasi yang sesuai dengan Kebutuhan Informasi secara kognitif menurut Katz, Gurevitch, dan Hass dalam Yusup & Subekti, berkaitan erat dengan para pengrajin mengumpulkan informasi yang telah didapatkan seorang pun yang tidak membutuhkan informasi, kebutuhannya. pengrajin memilih fokus informasi 4) Untuk Menurut Yusup dan Subekti, tidak ada berkomunikasi dengan berbagai sumber informasi bagaimana pengrajin memilih topik informasi 3) Untuk TINJAUAN PUSTAKA kebutuhan untuk memperkuat atau menambah informasi, pengetahuan, dan pemahaman seseorang akan lingkungannya. Kebutuhan ini ISSN: 2303-2677 / © 2016 JKIP 4 Rizki, dkk. JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN didasarkan pada hasrat seseorang untuk pada masa yang akan datang. Nyatanya, memahami dan menguasai lingkungannya. Hal informasi itu banyak fungsinya. Tidak terbatas ini pada salah satu bidang atau aspek saja, melainkan memang pandangan benar bahwa mempunyai menyeluruh, hanya bobot dan manfaatnya yang kecenderungan untuk mengerti dan menguasai berbeda karena disesuaikan dengan kondisi yang lingkungannya. Disamping itu, kebutuhan ini membutuhkannya (Yusuf, 1988). juga psikologi orang menurut dapat kognitif memberi keingintahuan dan kepuasan penyelidikan hasrat seseorang (Yusup & Subekti, 2010). Kulhthau berpendapat, kesenjangan mendorong dalam diri timbulanya manusia akhirnya manusia untuk mencari informasi Manusia adalah makhluk yang kompleks. guna mengetahui permasalahan yang dialaminya Manusia memiliki banyak kebutuhan untuk (Kuhlthau, 2007). Kebutuhan informasi ini melangsungkan mendorong kehidupannya, mulai dari terjadinya perilaku pencarian kebutuhan ragawi sampai kebutuhan yang bersifat informasi. Dalam proses pencarian informasi, rohani. Setiap orang membutuhkan informasi dibagi menjadi enam tahap yaitu: permulaan sebagai bagian dari tuntutan kehidupannya, inisiasi, seleksi, eksplorasi, formulasi, koleksi dan penunjang pemenuhan presentasi. Pola pencarian informasi sifatnya kebutuhannya. Rasa ingin tahu seseorang timbul berjenjang, dimulai dari sesuatu yang tidak jelas, karena ia ingin selalu berusaha menambah sampai pada tahap kejelasan dari informasi yang pengetahuannya. dan dicarinya (Yusup & Subekti, 2010). Tahap Ballachey dalam Yusup lebih jauh menjelaskan permulaan ditandai dengan kesadaran seseorang karena adanya kebutuhan untuk memecahkan akan adanya kebutuhan informasi. kegiatannya, Krech, dan Crutchfield, masalah-masalah sosial, seseorang termotivasi 1. Pada tahap inisiasi ini seseorang untuk mencari pengetahuan, bagaimana caranya masih agar dapat memecahkan masalah tersebut. Salah permasalahannya. Tahap ini muncul satu cara adalah mencari tambahan pengetahuan pada melalui membaca berbagai media bahan bacaan pengetahuannya masih kurang dari yang yang sebagian besar tersedia di perpustakaan- dibutuhkannya perpustakaan (Yusuf, 1988). 2. bidang garapan yang saat terhadap seseorang Kemudian seseorang disentuhnya. selektif. Tahap selanjutnya Namun, setidaknya yang utama adalah sebagai tahap seleksi. Pada data dan fakta yang membuktikan adanya suatu seseorang kebenaran, memulai penelusuran sebagai penjelas hal-hal yang sebelumnya meragukan, sebagai prediksi untuk peristiwa-peristiwa yang mungkin akan terjadi inti merasa akan melakukan pemilihan informasi secara Fungsi informasi bisa berkembang sesuai dengan ragu-ragu 3. Tahap eksplorasi tahap disebut seleksi akan merasa siap untuk berikutnya atau adalah tahap tahap penjelajahan. Vol.4/No.1, Juni 2016, hlm. 1-10 4. 5. 6. 5 JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN Tahap ini sering merupakan tahap yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena- paling sulit bagi pemakai dan perantara fenomena yang ada, berupa bentuk, aktivitas, (intermediary) atau petugas lembaga karekteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, informasi. Hal ini disebabkan karena dan perbedaan antara gejala yang ditemukan. ketidakmampuan Penulis menggunakan metode deskriptif dengan pemakai untuk menyatakan dengan tepat mengenai pendekatan kualitatif informasi yang dibutuhkannya lebih Tahap selanjutnya adalah karena peneliti menekankan akan analisis pada proses tahap penyimpulan induktif serta memperoleh deskripsi formulasi, pada tahap ini perasaan tidak mengenai bagaimana kebutuhan dan perilaku pasti mulai mengikis, kepercayaan diri pencarian informasi pengrajin golok di Dusun mulai meningkat. Pola pikir mereka Galonggong desa menjadi lebih jelas dan terpusat pada Manonjaya sehingga masalah yang ditekuninya kualitatif atau menggunakan uraian kata-kata. Cilangkap Kecamatan pembahasannya harus Pada tahap koleksi, pada tahap ini Penelitian ini merupakan suatu penelitian interaksi antara pemakai dan sistem yang mengarah pada perilaku informasi para informasi menjadi lebih efektif dan pengrajin efisien. Mereka akan mengumpulkan kegiatannya memproduksi golok memerlukan informasi yang terfokus pada masalah informasi yang digunakan dalam mendukung yang dihadapinya semua Tahap terakhir adalah tahap presentasi, mengembangan produksi golok. Karena itu yang terjadi pada saat tugas melengkapi penelitian ini menggunakan desain penelitian penelusuran kualitatif yang dapat secara lebih mendalam telah selesai. Suatu golok Galonggong aktivitas yang berkaitan perasaan puas atau kecewa akan muncul mengetahui pada tahap ini. informasi oleh para pengrajin METODE PENELITIAN Jenis dan desain penelitian dalam penelitian bagaimana Galonggong Desa Manonjaya Kabupaten yang perilaku dalam dengan pencarian golok di Dusun Cilangkap Kecamatan Tasikmalaya. Dalam penelitian kualitatif instrument utamanya adalah ini, peneliti menggunakan desain penelitian dirinya kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif dan pengumpul pendekatan studi kasus. Penelitian deskriptif penelitian ini yaitu menggunakan pedoman memberikan gambaran seutuhnya mengenai suatu wawancara, hal menurut pandangan manusia yang diteliti, percakapan dengan sumber data dan alat rekam berhubungan dengan ide, persepsi, pendapat, atau sebagai alat bantu dalam merekam percakapan kepercayaan peneliti dengan informan. orang yang diteliti. Penelitian sendiri deskriptif yaitu suatu bentuk penelitian yang ISSN: 2303-2677 / © 2016 JKIP data buku (peneliti), yang catatan dimana alat digunakan dalam guna mencatat 6 Rizki, dkk. JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN Kemudian untuk tenik pengumpulan data yang perlu dijaga sehingga tetap berada yang dilakukan peneliti melakukan observasi didalamnya, partisipatif. Observasi partisipatif yakni peneliti dianggap penting dan berkaitan dengan terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang penelitian dan membuang kata-kata yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai dirasa tidak penting. Analisis data dimulai sumber data dengan penelitian. Dengan observasi mengambil membuat informasi transkrip yang wawancara partisipan ini, maka data yang diperoleh akan dengan cara memutar kembali rekaman hasil lebih lengkap, tajam, dan sampai mengetahui wawancara, kemudian didengar kembali dan pada tingkat makna dari setiap perilaku yang ditulis berdasarkan kata- kata yang didengar nampak (Sugiyono, 2012). Observasi dilakukan dari rekaman wawancara tersebut, ditulis apa untuk mengetahui perilaku pencarian informasi adanya sesuai dengan hasil pembicaan para pengrajin golok dusun Galonggong melalui informan. Menurut Moleong reduksi data pengamatan oleh peneliti . Setelah itu, dilakukan adalah mengidentifikasi satuan (unit) bagian wawancara Mendalam. Menurut Esterberg dalam terkecil yang ditemukan dalam data yang Sugiyono, merupakan memiliki makna bila dikaitkan dengan fokus pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan masalah penelitian (Moleong, 2011). dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat Mereduksi data berarti merangkum, memilih dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal- (Sugiyono, 2012). Wawancara yang dilakukan hal yang penting, dicari tema polanya. kepada anggota pengrajin golok Galonggong Dengan begitu data yang direduksi akan betujuan untuk menggali informasi yang lebih memberikan gambaran yang lebih jelas, dan dalam mengenai pengalaman, pendapat dan sikap mempermudah dari setiap individu untuk melengkapi informasi pengumpulan data selanjutnya, dan mencari yang diperlukan. bila diperlukan. Dalam penelitian ini akan Selain wawancara itu, adalah peneliti melakukan studi peneliti untuk melakukan mereduksi data dari hasil wawancara para Kepustakaan, yaitu teknik pengumpulan data pengrajin yang dilakukan dengan mempelajari buku- buku informan yang akan memberikan informasi referensi, majalah-majalah, secara lebih mendalam tentang kebutuhan jurnal-jurnal dan media lainnya yang berkaitan dan perilaku pencarian informasi mereka dengan tentang kerajinan golok. Wawancara para analisis data dalam penelitian ini dilakukan informan direkam melalui tahapan sebagai berikut: didengarkan 1) Reduksi Data keterangan yang asli tanpa direkayasa, laporan-laporan, obyek penelitian. Mengenai teknik Reduksi data adalah membuat rangkuman yang inti, proses, dan pernyataan-pernyataan sehingga golok akan Galonggong dan sebagai akan kembali untuk mendapatkan diharapkan peneliti akan Vol.4/No.1, Juni 2016, hlm. 1-10 mendapatkan 7 JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN hasil penelitian yang diharapkan. pencarian pencarian informasi oleh para pengrajin golok galonggong dalam memenuhi kebutuhan informasinya. 2) Kategorisasi Kategorisasi menurut Moleong, merupakan 3) Klasifikasi penyusunan kategori. Kategori adalah salah Setelah satuan diperoleh dengan kategorisasi, satu tumpukan dari seperangkat tumpukan maka yang disusun atas dasar pikiran, intuisi, klasifikasi pendapat, atau kriteria tertentu. Kategorisasi Membuat koding berarti memberikan kode yaitu upaya memilah-milah setiap satuan ke pada setiap satuan agar tetap dapat ditelusur dalam data/satuannya berasal dari sumber mana bagian-bagian yang memiliki langkah berikutnya dengan adalah membuat tahap koding. kesamaan (Moleong, 2011). Setiap kategori sehingga diberi nama yang disebut label. Selanjutnya menemukan kembali data tersebut. Tahap Lincoln klasifikasi ini merupakan tindakan untuk bisa dan Gube menjelaskan dalam Moleong tugas pokok kategorisasi adalah: a. Mengelompokkan kartu-kartu membuat yang telah dibuat ke dalam bagian-bagian Merumuskan aturan yangmenetapkan inklusi setiap kartu pada kategori dan juga sebagai dasar untuk pemeriksaan keabsahan data c. Menjaga agar setiap kategori yang telah disusun satu dengan lainnya mengikuti prinsip taat asas. Dalam penelitian ini, dibagi-bagi data yang telah diperoleh tersebut harus dipilah sesuai dengan kesamaan kepentingan, sehingga dapat memudahkan peneliti dalam mengolah data. Selanjutnya peneliti dalam penelitian mefokuskan pada perbandingan saat yang akan bermakna antara setiap bagian dari data. Dengan memilah-milah data itu dan memadukannya kembali agar menghasilkan sesuatu yang isi yang secara jelas berkaitan b. memudahkan ini pada mengategorisasikan data wawancara dan observasi lapangan yang akan dilakukan di dapat dianalisis. Klasifikasi ini memudahkan peneliti mengenali satuan-satuan data yang terkumpul sehingga dapat dimanfaatkan kembali saat diperlukan. Pada penelitian ini akan diklasifikasikan data-data yang terkumpul selama penelitian dari transkrip wawancara dengan informan dalam hal ini pengrajin golok Galongogong agar dapat dibedakan data satu dengan data yang lain, dan dari sumber satu dengan sumber yang lain, agar menjadi makna yang dapat dianalisis peneliti sesuai aturan, sehingga diharapkan dapat menghasilkan data yang akurat. 4) Penyajian Data tempat penelitian dengan mengedepankan Setelah data diklasifikasi, maka langkah informasi selanjutnya adalah menyajikan data. Dalam tentang bagaimana perilaku ISSN: 2303-2677 / © 2016 JKIP 8 Rizki, dkk. JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN penelitian kualitatif, penyajian data dapat Hal ini digambarkan dalam bagan di bawah dilakukan dengan bentuk uraian singkat, ini. bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sebagainya. Penyajian data yang biasa digunakan dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. Penyajian data dilakukan dengan mengelompokkan data sesuai dengan sub bab-nya masingmasing. Data yang telah didapatkan dari hasil wawancara, dari sumber tulisan maupun dari sumber pustaka dikelompokkan, selain itu juga menyajikan hasil pengrajin golok memudahkan wawancara Galonggong dalam menemukan para untuk apa kebutuhan dan bagaimana perilaku pencarian informasi mereka. Gambar 1. Teknis analisis data yang dilakukan Sumber: (Sugiyono, 2012) HASIL DAN PEMBAHASAN 5) Kesimpulan Langkah selanjutnya dalam analisis data Perilaku kualitatif adalah penarikan kesimpulan dan golok verifikasi. pencarian Kesimpulan awal yang pencarian dilakukan informasi pengrajin melalui informasi 5 melalui tahap proses tahap awalan, dikemukakan masih bersifat sementara, dan pemilihan topik, pemilihan fokus, pengumpulan akan berubah bila tidak ditemukan bukti- informasi, bukti yang kuat yang mendukung pada tahap kesimpulan yang peneliti ambil, bahwa para pengumpulan data berikutnya. Kesimpulan pengrajin golok galonggong saat ini mulai sadar dalam merupakan akan informasi yang tersedia dalam berbagai temuan baru yang sebelumnya belum pernah sumber diantaranya buku dan internet untuk ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau memenuhi gambaran suatu obyek yang belum jelas informasi bahan baku, ragam motif daerah lain, menjadi jelas. Kesimpulan dalam penelitian hingga informasi pemasaran. ini penelitian akan kualitatif mengungkapkan bagaimana dan penyajian kebutuhan Pengrajin informasi. informasinya yang sudah paham Dari seperti dengan perilaku pencarian informasi para pengrajin internet dan dapat mengoprasikannya bahkan golok Galonggong, sehingga penelitian ini bergabung dalam mampu sumbangan (kaskus) para pengrajin seluruh Indonesia yakni pengetahuan baru tentang perilaku pencarian Indonesian Blade, dalam komunitas tersebut informasi dikalangan para pengrajin golok. pengrajin dari seluruh Indonesia saling bertukar memberikan sebuah komunitas online Vol.4/No.1, Juni 2016, hlm. 1-10 9 JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN pengetahuan hingga pemasaran. Untuk Pengrajin menentukan topik dengan yang kurang mengerti tentang internet mereka brainstorming dengan sesama pengrajin maupun menggunakan asisten informasi, asisten informasi konsumen dan mencari pada sumber-sumber merupakan penghubung antara pengrajin dan informasi seperti buku dan internet, terdapat internet ketika pengrajin tidak bisa mengaksesnya beberapa sendiri, asisten informasi ini bisa anak atau orang bantuan/assistance informasi untuk menelusri yang dipercaya pengrajin untuk mencarikan internet, para pengrajin juga menentukan topik informasi yang berguna bagi mereka. Tidak berdasarkan pengalaman yang dimilikinya. Pada hanya melalui sumber tersebut, para pengrajin tahap ini perasaan pengrajin golok adalah, juga terkadang melakukan brainstorming dengan bingung karena mereka harus menentukan topik pengrajin lain, hal ini juga salah satu cara mana yang cocok untuk jadikan topik informasi, pengrajin untuk mendapatkan pengetahuan baru tetapi mereka masih tetap menentukan topik yang sebelumnya mereka tidak punya. informasi dengan baik. pengrajin cara melakukan yang meminta Tahapan yang mengawali pengrajin golok Setelah pengrajin memiliki topik informasi, melakukan pencarian informasi disebut tahap Tahapan selanjutnya adalah menentukan atau awalan, dalam tahapan ini para pengrajin golok memilih fokus informasinya, pada tahap ini pertama kali termotivasi pengrajin melakukan penelusuran pada topik untuk mendapakan pengetahuan baru mengenai ragam motif golok yang serta kebutuhan untuk memperlancar usahanya, sumber informasi tertentu seperti buku, internet, dalam hal ini adalah upaya mereka menguasai catatan pribadi. Pencarian juga telah dipersempit lingkungan dalam fokus tertentu. Pengrajin juga melakukan pekerjaannya baik dari segi ditentukan sebelumnya, peningkatan kepercayaan diri, kredibilitas, atau brainstorming dengan status individu dari setiap pengrajin itu sendiri bertanya kepada pengrajin lain atau supplier, (Pemenuhan kebutuhan kognitif dan pemenuhan mengenai misalnya bahan apa yang murah saat kebutuhan integrasi personal ). Pada tahap ini ini dsb. Dalam tahap ini mereka merasa sedikit perasaan para pengrajin golok adalah cemas dan rasa ragu dalam menentukan fokus informasi, bingung, karena takut informasi yang mereka karena butuhkan tidak ditemukan. tentukan tidak sesuai dengan para konsumen Tahap selanjutnya dari perilaku pencarian informasi pengrajin golok yang telah diteliti ketakutan cara menggunakan jika berdiskusi apa atau yang mereka dilapangan. Para pengrajin mengumpulkan fokus adalah tahap pemilihan topik. Pemilihan topik informasi menggunakan insting pengrajin yang yaitu dan telah bertahun-tahun mendapatkan pengalaman. mengidentifikasi topik-topik umum seperti bahan Fokus informasi yang berhasil ditemukan tidak baku, hanya satu dan hal tersebut harus dipilih kembali pengrajin motif kebutuhan dsb, golok untuk informasinya. memilih dapatmemenuhi Para pengrajin agar fokus informasi nya benar-benar relevan ISSN: 2303-2677 / © 2016 JKIP 10 Rizki, dkk. JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN dengan apa yang di inginkan. Seperti pada tahap belajar mengoprasikan alat-alat digital seperti sebelumnya para pengrajin HP, Laptop, Internet dsb. Ini bertujuan agar informasi secara mandiri mengumpulkan melalui buku, pengrajin dapat mengkaji sendiri apa saja komputer, handphone (HP) dengan atau tanpa kebutuhan bantuan dari assistant informasi. Perasaan yang dapatkan. informasi yang mereka ingin muncul pada tahap ini adalah perasaan keyakinan 3. Seluruh pengrajin dapat berpartisipasi dalam yang makin kuat. Jika informasi yang relevan berbagai forum internet para pengrajin golok. tidak Forum ini membahas mengenai golok di ada, maka pengrajin akan melakukan brainstorming lagi dengan pengrajin lain atau Indonesia, sumber-sumber informasi tertentu. Pada tahapan Pengrajin menjadi lebih kaya ilmu dan akhir dari pada tahapan ini pengrajin pergaulannya dengan sesama pengrajin lain hasil pencarian informasi yang dari seluruh Indonesia melauli partisipasi di menyajikan para didapatnya kedalam beberapa bentuk penyajian bernama Indonesian Blade. forum ini. yaitu bentuk printout, bentuk digital, bentuk tulisan, pengrajin golok lega/senang/puas merasakan perasaan karena telah mendapatkan informasi yang relevan. SIMPULAN 1. Dari penelitian dapat disimpulan bahwa para pengrajin melewati 5 tahapan inti dari pencarian informasi mereka, mereka mencari dari berbagai sumber informasi seperti internet, buku dll. Beberapa orang meminta bantuan kepada orang yang asisten dipercaya informasi sebagai untuk mencarikan informasi yang sesuai dengan informasi yang mereka butuhkan 2. Para pengrajin golok yang belum menguasai perangkat pencarian informasi sebaiknya mulai DAFTAR PUSTAKA Kuhlthau, C. C. (2007). Information Search Process. Retrieved February 22, 2016, from Information Search Process: http://comminfo.rutgers.edu/~kuhlthau/inf ormation_search_process.htm. Moleong, L. J. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif . Bandung: Remaja Rosdakarya. Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kunatitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Yusup, P. M. (1988). Pedoman Praktis Mencari Informasi. . Bandung: Remaja Rosdakarya. Yusup, P. M., & Subekti, P. (2010). Teori & Praktek Penelusuran Informasi: Informasi Retrieval. Jakarta: Kencana.