perilaku pencarian informasi di kalangan para pengrajin golok

advertisement
Vol.4/No.1, Juni 2016, hlm. 1-10
1
JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN
PERILAKU PENCARIAN INFORMASI DI KALANGAN PARA
PENGRAJIN GOLOK
(Studi Kasus Perilaku Pencarian Informasi Para Pengrajin Golok di Kampung Galonggong
Tasikmalaya)
Rizki Agung Gumilar1, Yunus Winoto2, Rully Khairul Anwar3
1,2,3
Program Studi Ilmu Perpustakaan Universitas Padjadjaran
1
[email protected], 2 [email protected]
3
[email protected]
ABSTRACT - The purpose of this study is to
disscussed about how the information behavior of
the machetes craftsmen in the village Galonggong
Tasikmalaya to search information to meet the needs
of the information. The research methodology used
in this study is a qualitative method with case
study approach. The data collection was done by indepth interviews, observation, and literature. The
informant are four craftsmen who life and work in
kampong
Galonggong Tasikmalaya, selected
through a purposive sampling of which is taking a
data source with a certain considerations. The data
collection was done by in-depth interviews,
observation, and literature. The informant are four
craftsmen who life and work in kampong Galongong
Tasikmalaya. consideration this particular is a
craftsman who has more than 10 years, and has
been active in the search for information using
many sources, both by using media-based
communications and information technology as well
as using conventional media such as books or small
notes or also conduct discussion with colleagues to
meet their information needs. The result showed that
all the informants go through several stages of
information search, there are five major stages that
artisans do, namely the prefix stage, the stage of
selection of topics, focusing the selection stage, the
information gathering stage and the last stage is the
presentation of information.
mendalam, observasi, dan studi pustaka. Informan
merupakan 4 orang pengrajin yang berada
dikampung Galonggong Tasikmalaya,
yang
dipilih melalui cara purposive sampling yaitu
pengambilan sumber data dengan pertimbangan
tertentu. Pertimbangan tertentu ini adalah
pengrajin yang memiliki pengalaman lebih dari 10
tahun, serta aktif dalam mencari informasi
menggunakan berbagai sumber baik itu dengan
menggunakan
media
berbasis
teknologi
komunikasi dan informasi maupun menggunakan
media konvensional seperti buku atau catatan
kecil
atau
juga melakukan forum diskusi
bersama rekan seprofesi untuk memenuhi
kebutuhan informasinya. Hasil penelitian ini
menunjukan bahwa semua informan menempuh
beberapa tahapan pencarian informasi, ada 5
tahapan besar yang pengrajin lakukan, yakni
tahap awalan, tahap pemilihan topik, tahap
pemilihan fokus, tahap pengumpulan informasi
dan yang terakhir tahap penyajian informasi.
Keywords: Information behavior,
machete, machete craftsmen.
orang membutuhkan informasi yang bermanfaat
Galonggong
Kata kunci: Perilaku informasi, golok Galonggong,
pengrajin golok.
PENDAHULUAN
Seiring dengan arus globalisasi, manusia tak
dapat terhindar dari pencarian informasi. Setiap
dan
ABSTRAK - Penelitian ini bertujuan untuk
membahas tentang bagaimana perilaku para
pengrajin
golok
dikampung
Galonggong
Tasikmalaya dalam
melakukan
pencarian
informasi
untuk
memenuhi
kebutuhan
informasinya.
Metodologi
penelitian
yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode
kualitatif dengan pendekatan studi kasus.
Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara
menguntungkan
bagi
dirinya.
Untuk
mendapatkan informasi tersebut, tiap individu
mempunyai cara yang berbeda-beda. Faktor
paling umum yang mempengaruhi kebutuhan
informasi adalah faktor
pekerjaan,
termasuk
kegiatan profesi, pekerjaan atau subyek yang
diminati, kebiasaan dan lingkungan kerja.
ISSN: 2303-2677 / © 2016 JKIP
2
Rizki, dkk.
JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN
Menurut Yusup dan Subekti, dilihat lebih
pengetahuan dan pemahamannya. Dari adanya
jauh, fungsi informasi dapat berkembang sesuai
kebutuhan informasi ini, mereka akan melakukan
dengan
pencarian informasi yang relevan dengan apa
bidang
garapan
yang
disentuhnya
setidaknya yang utama yaitu sebagai data dan
yang mereka butuhkan.
fakta yang sanggup membuktikan adanya suatu
informasi seperti ini juga dilakukan oleh para
kebenaran,
pengrajin golok Galonggong.
sebagai
penjelas
hal-hal
yang
sebelumnya masih meragukan, sebagai prediksi
Dusun
Perilaku pencarian
Galonggong,
Desa
Cilangkap,
untuk peristiwa-peristiwa yang mungkin akan
Kecamatan Manonjaya merupakan salah satu
terjadi di masa yang akan datang. Tidak terbatas
kawasan
pada salah satu bidang atau aspek saja, akan
Galonggong ini terkenal dengan kerajinan golok
tetapi menyeluruh, hanya bobot dan manfaatnya
nya. Di kawasan ini terdapat ragam jenis golok
saja yang berbeda karena disesuaikan dengan
yang
kondisi
Galonggong itu
yang
membutuhkannya
(Yusup
&
Subekti, 2010).
Tidak
ada
yang
dibuat,
memproduksi
mulai
golok.
dari
sendiri,
golok
Dusun
khas
hingga golok dari
berbagai daerah seperti, golok Banten, Baduy,
seorang
pun
yang
tidak
Cirebon, Sukabumi dll dapat diperoleh di dusun
membutuhkan informasi walau sekecil apapun
Galonggong yang telah turun-temurun membuat
kebutuhan informasi tersebut. Dan, memang pada
atau menempa golok. Golok dari daerah ini
kenyataannya seluruh aspek kehidupan manusia
memiliki bentuk unik dari mulai perah tanduk
itu membutuhkan informasi yang diharapkan
(gagang golok), sarangka (sarung golok) hingga
dapat menunjang peningkatan pola kehidupan
bilah golok nya. Sebetulnya tidak hanya golok
yang terus menerus menuju kompleksitas yang
saja yang ditempa di desa ini, berbagai macam
semakin tinggi.
kerajinan dan perkakas rumah tanggan pun
Intinya, informasi memberikan kemudahan
manusia
dalam
berbagai
bidang,
melakukan
aktifitasnya
termasuk
dalam
di
bidang
banyak tersedia di dusun ini. Mulai dari pisau
dapur,
pacul,
parang,
garpu,
dsb.
Jumlah
pengrajin aktif mungkin bisa 50-an orang tiap
kerajinan. Dalam bidang kerajinan misalnya para
harinya
pengrajin
untuk
daerah dan tentunya golok khas Galonggong
memproduksi hasil kerajinannya. Penggunaan
sendiri. Pengrajin ini terdiri dari maranggi dan
informasi
akan
panday. Pengrajin maranggi adalah pengrajin
berdampak kepada keanekaragaman kerajinan
yang khusus membuat sarung (carangka) dan
yang dihasilkan. Proses pencarian informasi
gagang
menjadi hal penting untuk para pengrajin agar
pengrajin yang khusus membuat bilah goloknya.
mendapatkan informasi yang sesuai dengan
Objek dalam penelitian ini adalah para pengrajin
kebutuhan mereka. Umumnya manusia terus
yang
mencari informasi baru untuk meningkatkan
(maranggi) serta bagaimana mereka mendapatkan
membutuhkan
dalam
bidang
informasi
kerajinan
membuat
golok,
motif-motif dari berbagai
sedangkan
panday
adalah
membuat sarung dan gagang golok
Vol.4/No.1, Juni 2016, hlm. 1-10
informasi
mengenai
3
JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN
bahan
baku,
harga,
5) Untuk
konsumen hingga motif golok.
mengetahui
bagaimana
para
pengrajin menyajikan hasil pencarian .
Para pengrajin golok ini tentu membutuhkan
Perpustakaan, khususnya berhubungan
informasi yang akan mendukung pekerjaan
dengan bidang kajian Perilaku Informasi
mereka dalam menambah keragaman motif golok
nya serta berbagai informasi lain yang dapat
menunjang usaha mereka. Banyaknya ragam
motif serta bentuk dari berbagai daerah yang
diproduksi oleh para pengrajin, tentulah tidak
secara tiba-tiba tersedia. Untuk mengetahui
informasi bahan baku, harga, konsumen, hingga
ragam motif dari wilayah lain, para pengrajin
golok tentu harus melakukan pencarian informasi
guna memenuhi kebutuhan produksinya. Dari
berbagai kebutuhan informasi yang diperlukan
para
pengrajin
tersebut,
maka
munculah
pertanyaan “bagaimanakah perilaku informasi
para pengrajin Golok (maranggi) di dusun
Galonggong,
desa
Cilangkap,
Kecamatan
Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya?”. Melalui
penelitian ini, penulis ingin menggali perilaku
pencarian informasi
para pengarajin golok.
Untuk itulah, penulis mengangkat judul “Perilaku
Pencarian informasi di Kalangan Para Pengrajin
Golok”. Hasil yang ingin dicapai dari penelitian
ini adalah:
1) Untuk
mengetahui
bagaimana
memulai pencarian informasi
2) Untuk
mengetahui
mengetahui
para
mengetahui
bagaimana
para
apapun jenis pekerjaan orang ini (Yusup &
Subekti, 2010). Pelajar, mahasiswa, guru, dosen,
pendidik, dokter, ahli hukum, petani dan nelayan
mereka semua memerlukan informasi guna
mendukung pekerjaannya
sehari-hari. Semua
orang membutuhkan informasi maka
tanpa
kecuali, informasi menjadi bahan atau bahkan
komoditas yang sangat unggul
dalam
pola
kehidupan manusia, lebih-lebih zaman sekarang
yang
semakin
kompleks
peradabannya.
Kebutuhan informasi merupakan suatu keadaan
yang terjadi dalam struktur kognisi seseorang
yang dirasakan ada kekosongan informasi atau
pengetahuan sebagai akibat tugas atau sekedar
ingin tahu.
Kekurangan ini perlu dipenuhi dengan
informasi baru yang sesuai dengan kebutuhannya.
Pemenuhan kebutuhan informasi inilah
yang
mendorong
atau
seseorang
berinteraksi
bagaimana
untuk mendapatkan informasi yang sesuai dengan
Kebutuhan
Informasi
secara
kognitif menurut Katz, Gurevitch, dan Hass
dalam Yusup & Subekti, berkaitan erat dengan
para
pengrajin mengumpulkan informasi yang
telah didapatkan
seorang pun yang tidak membutuhkan informasi,
kebutuhannya.
pengrajin memilih fokus informasi
4) Untuk
Menurut Yusup dan Subekti, tidak ada
berkomunikasi dengan berbagai sumber informasi
bagaimana
pengrajin memilih topik informasi
3) Untuk
TINJAUAN PUSTAKA
kebutuhan untuk memperkuat atau menambah
informasi,
pengetahuan,
dan
pemahaman
seseorang akan lingkungannya. Kebutuhan ini
ISSN: 2303-2677 / © 2016 JKIP
4
Rizki, dkk.
JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN
didasarkan
pada
hasrat
seseorang
untuk
pada
masa
yang
akan
datang.
Nyatanya,
memahami dan menguasai lingkungannya. Hal
informasi itu banyak fungsinya. Tidak terbatas
ini
pada salah satu bidang atau aspek saja, melainkan
memang
pandangan
benar
bahwa
mempunyai
menyeluruh, hanya bobot dan manfaatnya yang
kecenderungan untuk mengerti dan menguasai
berbeda karena disesuaikan dengan kondisi yang
lingkungannya. Disamping itu, kebutuhan ini
membutuhkannya (Yusuf, 1988).
juga
psikologi
orang menurut
dapat
kognitif
memberi
keingintahuan
dan
kepuasan
penyelidikan
hasrat
seseorang
(Yusup & Subekti, 2010).
Kulhthau
berpendapat,
kesenjangan
mendorong
dalam
diri
timbulanya
manusia
akhirnya
manusia untuk mencari informasi
Manusia adalah makhluk yang kompleks.
guna mengetahui permasalahan yang dialaminya
Manusia memiliki banyak kebutuhan untuk
(Kuhlthau, 2007). Kebutuhan informasi ini
melangsungkan
mendorong
kehidupannya,
mulai
dari
terjadinya
perilaku
pencarian
kebutuhan ragawi sampai kebutuhan yang bersifat
informasi. Dalam proses pencarian informasi,
rohani. Setiap orang membutuhkan informasi
dibagi menjadi enam tahap yaitu: permulaan
sebagai bagian dari tuntutan kehidupannya,
inisiasi, seleksi, eksplorasi, formulasi, koleksi dan
penunjang
pemenuhan
presentasi. Pola pencarian informasi sifatnya
kebutuhannya. Rasa ingin tahu seseorang timbul
berjenjang, dimulai dari sesuatu yang tidak jelas,
karena ia ingin selalu berusaha menambah
sampai pada tahap kejelasan dari informasi yang
pengetahuannya.
dan
dicarinya (Yusup & Subekti, 2010). Tahap
Ballachey dalam Yusup lebih jauh menjelaskan
permulaan ditandai dengan kesadaran seseorang
karena adanya kebutuhan untuk memecahkan
akan adanya kebutuhan informasi.
kegiatannya,
Krech,
dan
Crutchfield,
masalah-masalah sosial, seseorang termotivasi
1.
Pada
tahap
inisiasi ini seseorang
untuk mencari pengetahuan, bagaimana caranya
masih
agar dapat memecahkan masalah tersebut. Salah
permasalahannya. Tahap ini muncul
satu cara adalah mencari tambahan pengetahuan
pada
melalui membaca berbagai media bahan bacaan
pengetahuannya masih kurang dari yang
yang sebagian besar tersedia di perpustakaan-
dibutuhkannya
perpustakaan (Yusuf, 1988).
2.
bidang
garapan
yang
saat
terhadap
seseorang
Kemudian
seseorang
disentuhnya.
selektif.
Tahap
selanjutnya
Namun, setidaknya yang utama adalah sebagai
tahap seleksi. Pada
data dan fakta yang membuktikan adanya suatu
seseorang
kebenaran,
memulai penelusuran
sebagai
penjelas
hal-hal
yang
sebelumnya meragukan, sebagai prediksi untuk
peristiwa-peristiwa yang mungkin akan terjadi
inti
merasa
akan
melakukan pemilihan informasi secara
Fungsi informasi bisa berkembang sesuai
dengan
ragu-ragu
3.
Tahap
eksplorasi
tahap
disebut
seleksi
akan merasa siap untuk
berikutnya
atau
adalah
tahap
tahap
penjelajahan.
Vol.4/No.1, Juni 2016, hlm. 1-10
4.
5.
6.
5
JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN
Tahap ini sering merupakan tahap yang
ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-
paling sulit bagi pemakai dan perantara
fenomena yang ada, berupa bentuk, aktivitas,
(intermediary) atau petugas lembaga
karekteristik, perubahan, hubungan, kesamaan,
informasi. Hal ini disebabkan karena
dan perbedaan antara gejala yang ditemukan.
ketidakmampuan
Penulis menggunakan metode deskriptif dengan
pemakai
untuk
menyatakan dengan tepat mengenai
pendekatan kualitatif
informasi yang dibutuhkannya
lebih
Tahap
selanjutnya
adalah
karena peneliti
menekankan
akan
analisis pada proses
tahap
penyimpulan induktif serta memperoleh deskripsi
formulasi, pada tahap ini perasaan tidak
mengenai bagaimana kebutuhan dan perilaku
pasti mulai mengikis, kepercayaan diri
pencarian informasi pengrajin golok di Dusun
mulai meningkat. Pola pikir mereka
Galonggong
desa
menjadi lebih jelas dan terpusat pada
Manonjaya
sehingga
masalah yang ditekuninya
kualitatif atau menggunakan uraian kata-kata.
Cilangkap
Kecamatan
pembahasannya
harus
Pada tahap koleksi, pada tahap ini
Penelitian ini merupakan suatu penelitian
interaksi antara pemakai dan sistem
yang mengarah pada perilaku informasi para
informasi menjadi lebih efektif dan
pengrajin
efisien. Mereka akan mengumpulkan
kegiatannya memproduksi golok memerlukan
informasi yang terfokus pada masalah
informasi yang digunakan dalam mendukung
yang dihadapinya
semua
Tahap terakhir adalah tahap presentasi,
mengembangan produksi golok. Karena itu
yang terjadi pada saat tugas melengkapi
penelitian ini menggunakan desain penelitian
penelusuran
kualitatif yang dapat secara lebih mendalam
telah
selesai.
Suatu
golok
Galonggong
aktivitas
yang
berkaitan
perasaan puas atau kecewa akan muncul
mengetahui
pada tahap ini.
informasi oleh para pengrajin
METODE PENELITIAN
Jenis dan desain penelitian dalam penelitian
bagaimana
Galonggong
Desa
Manonjaya
Kabupaten
yang
perilaku
dalam
dengan
pencarian
golok di Dusun
Cilangkap
Kecamatan
Tasikmalaya.
Dalam
penelitian kualitatif instrument utamanya adalah
ini, peneliti menggunakan desain penelitian
dirinya
kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif dan
pengumpul
pendekatan studi kasus. Penelitian deskriptif
penelitian ini yaitu menggunakan pedoman
memberikan gambaran seutuhnya mengenai suatu
wawancara,
hal menurut pandangan manusia yang diteliti,
percakapan dengan sumber data dan alat rekam
berhubungan dengan ide, persepsi, pendapat, atau
sebagai alat bantu dalam merekam percakapan
kepercayaan
peneliti dengan informan.
orang
yang diteliti. Penelitian
sendiri
deskriptif yaitu suatu bentuk penelitian yang
ISSN: 2303-2677 / © 2016 JKIP
data
buku
(peneliti),
yang
catatan
dimana
alat
digunakan
dalam
guna
mencatat
6
Rizki, dkk.
JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN
Kemudian untuk tenik pengumpulan data
yang perlu dijaga sehingga tetap berada
yang dilakukan peneliti melakukan observasi
didalamnya,
partisipatif. Observasi partisipatif yakni peneliti
dianggap penting dan berkaitan dengan
terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang
penelitian dan membuang kata-kata yang
sedang diamati atau yang digunakan sebagai
dirasa tidak penting. Analisis data dimulai
sumber data
dengan
penelitian.
Dengan observasi
mengambil
membuat
informasi
transkrip
yang
wawancara
partisipan ini, maka data yang diperoleh akan
dengan cara memutar kembali rekaman hasil
lebih lengkap, tajam, dan sampai mengetahui
wawancara, kemudian didengar kembali dan
pada tingkat makna dari setiap perilaku yang
ditulis berdasarkan kata- kata yang didengar
nampak (Sugiyono, 2012). Observasi dilakukan
dari rekaman wawancara tersebut, ditulis apa
untuk mengetahui perilaku pencarian informasi
adanya sesuai dengan hasil pembicaan
para pengrajin golok dusun Galonggong melalui
informan. Menurut Moleong reduksi data
pengamatan oleh peneliti . Setelah itu, dilakukan
adalah mengidentifikasi satuan (unit) bagian
wawancara Mendalam. Menurut Esterberg dalam
terkecil yang ditemukan dalam data yang
Sugiyono,
merupakan
memiliki makna bila dikaitkan dengan fokus
pertemuan dua orang untuk bertukar informasi
dan masalah penelitian (Moleong, 2011).
dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat
Mereduksi data berarti merangkum, memilih
dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu
hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-
(Sugiyono, 2012). Wawancara yang dilakukan
hal yang penting, dicari tema polanya.
kepada anggota pengrajin golok Galonggong
Dengan begitu data yang direduksi akan
betujuan untuk menggali informasi yang lebih
memberikan gambaran yang lebih jelas, dan
dalam mengenai pengalaman, pendapat dan sikap
mempermudah
dari setiap individu untuk melengkapi informasi
pengumpulan data selanjutnya, dan mencari
yang diperlukan.
bila diperlukan. Dalam penelitian ini akan
Selain
wawancara
itu,
adalah
peneliti
melakukan
studi
peneliti untuk melakukan
mereduksi data dari hasil wawancara para
Kepustakaan, yaitu teknik pengumpulan data
pengrajin
yang dilakukan dengan mempelajari buku- buku
informan yang akan memberikan informasi
referensi,
majalah-majalah,
secara lebih mendalam tentang kebutuhan
jurnal-jurnal dan media lainnya yang berkaitan
dan perilaku pencarian informasi mereka
dengan
tentang kerajinan
golok. Wawancara para
analisis data dalam penelitian ini dilakukan
informan
direkam
melalui tahapan sebagai berikut:
didengarkan
1) Reduksi Data
keterangan yang asli tanpa direkayasa,
laporan-laporan,
obyek
penelitian.
Mengenai
teknik
Reduksi data adalah membuat rangkuman
yang inti, proses, dan pernyataan-pernyataan
sehingga
golok
akan
Galonggong
dan
sebagai
akan
kembali untuk mendapatkan
diharapkan
peneliti
akan
Vol.4/No.1, Juni 2016, hlm. 1-10
mendapatkan
7
JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN
hasil
penelitian
yang
diharapkan.
pencarian pencarian informasi oleh para
pengrajin
golok
galonggong
dalam
memenuhi kebutuhan informasinya.
2) Kategorisasi
Kategorisasi menurut Moleong, merupakan
3) Klasifikasi
penyusunan kategori. Kategori adalah salah
Setelah satuan diperoleh dengan kategorisasi,
satu tumpukan dari seperangkat tumpukan
maka
yang disusun atas dasar pikiran, intuisi,
klasifikasi
pendapat, atau kriteria tertentu. Kategorisasi
Membuat koding berarti memberikan kode
yaitu upaya memilah-milah setiap satuan ke
pada setiap satuan agar tetap dapat ditelusur
dalam
data/satuannya berasal dari sumber mana
bagian-bagian
yang
memiliki
langkah
berikutnya
dengan
adalah
membuat
tahap
koding.
kesamaan (Moleong, 2011). Setiap kategori
sehingga
diberi nama yang disebut label. Selanjutnya
menemukan kembali data tersebut. Tahap
Lincoln
klasifikasi ini merupakan tindakan untuk bisa
dan
Gube
menjelaskan
dalam
Moleong tugas pokok kategorisasi adalah:
a.
Mengelompokkan
kartu-kartu
membuat
yang
telah dibuat ke dalam bagian-bagian
Merumuskan aturan yangmenetapkan
inklusi setiap kartu pada kategori dan
juga sebagai dasar untuk pemeriksaan
keabsahan data
c.
Menjaga agar setiap kategori yang
telah disusun satu dengan lainnya
mengikuti prinsip taat asas.
Dalam penelitian ini, dibagi-bagi data yang
telah diperoleh tersebut harus dipilah sesuai
dengan kesamaan kepentingan, sehingga
dapat memudahkan peneliti dalam mengolah
data.
Selanjutnya
peneliti
dalam
penelitian
mefokuskan
pada
perbandingan
saat
yang
akan
bermakna
antara setiap bagian dari data. Dengan
memilah-milah data itu dan memadukannya
kembali agar menghasilkan sesuatu yang
isi yang secara jelas berkaitan
b.
memudahkan
ini
pada
mengategorisasikan data wawancara dan
observasi lapangan yang akan dilakukan di
dapat dianalisis. Klasifikasi ini memudahkan
peneliti mengenali satuan-satuan data yang
terkumpul
sehingga
dapat
dimanfaatkan
kembali saat diperlukan. Pada penelitian ini
akan
diklasifikasikan
data-data
yang
terkumpul selama penelitian dari transkrip
wawancara dengan informan dalam hal ini
pengrajin golok Galongogong agar dapat
dibedakan data satu dengan data yang lain,
dan
dari
sumber
satu
dengan sumber
yang lain, agar menjadi makna yang dapat
dianalisis peneliti sesuai aturan, sehingga
diharapkan dapat menghasilkan data yang
akurat.
4) Penyajian Data
tempat penelitian dengan mengedepankan
Setelah data diklasifikasi, maka langkah
informasi
selanjutnya adalah menyajikan data. Dalam
tentang
bagaimana
perilaku
ISSN: 2303-2677 / © 2016 JKIP
8
Rizki, dkk.
JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN
penelitian kualitatif, penyajian data dapat
Hal ini digambarkan dalam bagan di bawah
dilakukan dengan bentuk uraian singkat,
ini.
bagan, hubungan antar kategori, flowchart
dan sebagainya. Penyajian data yang biasa
digunakan dalam penelitian kualitatif adalah
dengan teks yang bersifat naratif. Penyajian
data dilakukan dengan mengelompokkan data
sesuai dengan sub bab-nya masingmasing.
Data yang telah didapatkan dari hasil
wawancara, dari sumber tulisan maupun dari
sumber pustaka dikelompokkan, selain itu
juga menyajikan hasil
pengrajin
golok
memudahkan
wawancara
Galonggong
dalam
menemukan
para
untuk
apa
kebutuhan dan bagaimana perilaku pencarian
informasi mereka.
Gambar 1. Teknis analisis data yang dilakukan
Sumber: (Sugiyono, 2012)
HASIL DAN PEMBAHASAN
5) Kesimpulan
Langkah selanjutnya dalam analisis data
Perilaku
kualitatif adalah penarikan kesimpulan dan
golok
verifikasi.
pencarian
Kesimpulan
awal
yang
pencarian
dilakukan
informasi pengrajin
melalui
informasi
5
melalui
tahap proses
tahap
awalan,
dikemukakan masih bersifat sementara, dan
pemilihan topik, pemilihan fokus, pengumpulan
akan berubah bila tidak ditemukan bukti-
informasi,
bukti yang kuat yang mendukung pada tahap
kesimpulan yang peneliti ambil, bahwa para
pengumpulan data berikutnya. Kesimpulan
pengrajin golok galonggong saat ini mulai sadar
dalam
merupakan
akan informasi yang tersedia dalam berbagai
temuan baru yang sebelumnya belum pernah
sumber diantaranya buku dan internet untuk
ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau
memenuhi
gambaran suatu obyek yang belum jelas
informasi bahan baku, ragam motif daerah lain,
menjadi jelas. Kesimpulan dalam penelitian
hingga informasi pemasaran.
ini
penelitian
akan
kualitatif
mengungkapkan
bagaimana
dan
penyajian
kebutuhan
Pengrajin
informasi.
informasinya
yang sudah
paham
Dari
seperti
dengan
perilaku pencarian informasi para pengrajin
internet dan dapat mengoprasikannya bahkan
golok Galonggong, sehingga penelitian ini
bergabung dalam
mampu
sumbangan
(kaskus) para pengrajin seluruh Indonesia yakni
pengetahuan baru tentang perilaku pencarian
Indonesian Blade, dalam komunitas tersebut
informasi dikalangan para pengrajin golok.
pengrajin dari seluruh Indonesia saling bertukar
memberikan
sebuah komunitas online
Vol.4/No.1, Juni 2016, hlm. 1-10
9
JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN
pengetahuan hingga pemasaran. Untuk Pengrajin
menentukan
topik
dengan
yang kurang mengerti tentang internet mereka
brainstorming dengan sesama pengrajin maupun
menggunakan asisten informasi, asisten informasi
konsumen dan mencari pada sumber-sumber
merupakan penghubung antara pengrajin dan
informasi seperti buku dan internet, terdapat
internet ketika pengrajin tidak bisa mengaksesnya
beberapa
sendiri, asisten informasi ini bisa anak atau orang
bantuan/assistance informasi untuk menelusri
yang dipercaya pengrajin untuk mencarikan
internet, para pengrajin juga menentukan topik
informasi yang berguna bagi mereka. Tidak
berdasarkan pengalaman yang dimilikinya. Pada
hanya melalui sumber tersebut, para pengrajin
tahap ini perasaan pengrajin golok adalah,
juga terkadang melakukan brainstorming dengan
bingung karena mereka harus menentukan topik
pengrajin lain, hal ini juga salah satu cara
mana yang cocok untuk jadikan topik informasi,
pengrajin untuk mendapatkan pengetahuan baru
tetapi mereka masih tetap menentukan topik
yang sebelumnya mereka tidak punya.
informasi dengan baik.
pengrajin
cara
melakukan
yang
meminta
Tahapan yang mengawali pengrajin golok
Setelah pengrajin memiliki topik informasi,
melakukan pencarian informasi disebut tahap
Tahapan selanjutnya adalah menentukan atau
awalan, dalam tahapan ini para pengrajin golok
memilih fokus informasinya, pada tahap ini
pertama kali termotivasi
pengrajin melakukan penelusuran pada topik
untuk mendapakan
pengetahuan baru mengenai ragam motif golok
yang
serta kebutuhan untuk memperlancar usahanya,
sumber informasi tertentu seperti buku, internet,
dalam hal ini adalah upaya mereka menguasai
catatan pribadi. Pencarian juga telah dipersempit
lingkungan
dalam fokus tertentu. Pengrajin juga melakukan
pekerjaannya
baik
dari
segi
ditentukan
sebelumnya,
peningkatan kepercayaan diri, kredibilitas, atau
brainstorming dengan
status individu dari setiap pengrajin itu sendiri
bertanya kepada pengrajin lain atau supplier,
(Pemenuhan kebutuhan kognitif dan pemenuhan
mengenai misalnya bahan apa yang murah saat
kebutuhan integrasi personal ). Pada tahap ini
ini dsb. Dalam tahap ini mereka merasa sedikit
perasaan para pengrajin golok adalah cemas dan
rasa ragu dalam menentukan fokus informasi,
bingung, karena takut informasi yang mereka
karena
butuhkan tidak ditemukan.
tentukan tidak sesuai dengan para konsumen
Tahap selanjutnya dari perilaku pencarian
informasi pengrajin golok yang telah diteliti
ketakutan
cara
menggunakan
jika
berdiskusi
apa
atau
yang mereka
dilapangan.
Para
pengrajin
mengumpulkan
fokus
adalah tahap pemilihan topik. Pemilihan topik
informasi menggunakan insting pengrajin yang
yaitu
dan
telah bertahun-tahun mendapatkan pengalaman.
mengidentifikasi topik-topik umum seperti bahan
Fokus informasi yang berhasil ditemukan tidak
baku,
hanya satu dan hal tersebut harus dipilih kembali
pengrajin
motif
kebutuhan
dsb,
golok
untuk
informasinya.
memilih
dapatmemenuhi
Para
pengrajin
agar fokus informasi nya benar-benar relevan
ISSN: 2303-2677 / © 2016 JKIP
10
Rizki, dkk.
JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN
dengan apa yang di inginkan. Seperti pada tahap
belajar mengoprasikan alat-alat digital seperti
sebelumnya para pengrajin
HP, Laptop, Internet dsb. Ini bertujuan agar
informasi
secara mandiri
mengumpulkan
melalui
buku,
pengrajin dapat mengkaji sendiri apa saja
komputer, handphone (HP) dengan atau tanpa
kebutuhan
bantuan dari assistant informasi. Perasaan yang
dapatkan.
informasi
yang
mereka
ingin
muncul pada tahap ini adalah perasaan keyakinan
3. Seluruh pengrajin dapat berpartisipasi dalam
yang makin kuat. Jika informasi yang relevan
berbagai forum internet para pengrajin golok.
tidak
Forum ini membahas mengenai golok di
ada, maka
pengrajin akan melakukan
brainstorming lagi dengan pengrajin lain atau
Indonesia,
sumber-sumber informasi tertentu. Pada tahapan
Pengrajin menjadi lebih kaya ilmu dan
akhir dari pada tahapan ini
pengrajin
pergaulannya dengan sesama pengrajin lain
hasil pencarian informasi yang
dari seluruh Indonesia melauli partisipasi di
menyajikan
para
didapatnya kedalam beberapa bentuk penyajian
bernama
Indonesian
Blade.
forum ini.
yaitu bentuk printout, bentuk digital, bentuk
tulisan,
pengrajin golok
lega/senang/puas
merasakan perasaan
karena
telah
mendapatkan
informasi yang relevan.
SIMPULAN
1. Dari penelitian dapat disimpulan bahwa para
pengrajin
melewati
5
tahapan
inti
dari
pencarian informasi mereka, mereka mencari
dari berbagai sumber informasi
seperti
internet, buku dll. Beberapa orang meminta
bantuan kepada
orang
yang
asisten
dipercaya
informasi sebagai
untuk
mencarikan
informasi yang sesuai dengan informasi yang
mereka butuhkan
2. Para pengrajin golok yang belum menguasai
perangkat pencarian informasi sebaiknya mulai
DAFTAR PUSTAKA
Kuhlthau, C. C. (2007). Information Search
Process. Retrieved February 22, 2016,
from Information Search Process:
http://comminfo.rutgers.edu/~kuhlthau/inf
ormation_search_process.htm.
Moleong, L. J. (2011). Metodologi Penelitian
Kualitatif . Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kunatitatif
Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Yusup, P. M. (1988). Pedoman Praktis Mencari
Informasi.
.
Bandung:
Remaja
Rosdakarya.
Yusup, P. M., & Subekti, P. (2010). Teori &
Praktek Penelusuran Informasi: Informasi
Retrieval. Jakarta: Kencana.
Download