Analisis Efektivitas Iklan Televisi Kartu As Versi Sule

advertisement
ANALISIS EFEKTIVITAS IKLAN TELEVISI KARTU AS
VERSI SULE
(KASUS PADA MAHASISWA PROGRAM STRATA-1
INSTITUT PERTANIAN BOGOR)
Oleh
EKASARI WIJAYANTI
H24070099
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2011
RINGKASAN
Ekasari Wijayanti. H24070099. Analisis Efektivitas Iklan Televisi Kartu As
versi Sule (Kasus pada Mahasiswa Program Strata-1 Institut Pertanian Bogor). Di
bawah bimbingan Ma’mun Sarma
Kartu As merupakan produk kartu seluler yang dikeluarkan oleh PT
Telkomsel yang juga mengeluarkan kartu seluler lain merek Simpati dan Kartu
Halo. Kartu As sebagai salah satu kartu seluler yang berada di tengah ketatnya
persaingan telekomunikasi seluler memerlukan promosi yang baik dan efektif
untuk menarik konsumen. Iklan yang dibuat sebagai kegiatan promosi
menggunakan bintang iklan yang sedang populer di kalangan masyarakat dengan
konsep iklan yang sangat menarik. Hal ini dilakukan untuk menarik konsumen
melihat iklan tersebut, memberikan informasi serta mengingatkan masyarakat
terhadap Kartu As kemudian mempengaruhi keputusan pembelian konsumen.
Tujuan penelitian ini yaitu: 1) Mengetahui tingkat kesadaran merek (brand
awareness) kartu seluler Kartu As, 2) Menganalisis efektivitas respon komunikasi
iklan televisi kartu seluler As versi Sule dalam mempengaruhi keputusan
pembelian produk kartu seluler, 3) Menganalisis efektivitas dampak komunikasi
iklan bersambung televisi kartu seluler Kartu As versi Sule.
Penelitian dilakukan selama bulan Mei 2011 dengan mengambil data
primer dari kuesioner yang disebar kepada 100 responden yaitu mahasiswa
Institut Pertanian Bogor. Pengambilan data sekunder diperoleh dari studi literatur.
Kuesioner diuji melalui uji validitas dan uji reliabilitas agar bisa diandalkan
menjadi instrumen penelitian. Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan
EPIC model dan Direct Rating Method.
Berdasarkan hasil analisis data secara keseluruhan menggunakan EPIC
Model, iklan Kartu As versi Sule sudah cukup efektif dalam memperkenalkan
Kartu As kepada pemirsa televisi. Analisis efektivitas iklan Kartu As versi Sule
dengan Direct Rating Method secara keseluruhan diperoleh hasil bahwa iklan
Kartu As termasuk dalam kategori iklan yang baik. Sedangkan hasil analisis data
berdasarkan kategori responden pengguna Kartu As dan non pengguna Kartu As
menggunakan metode EPIC Model menunjukkan bahwa efektivitas iklan bagi
responden pengguna Kartu As lebih efektif dibanding efektivitas iklan tersebut
bagi responden yang tidak menggunakan Kartu As. Analisis data berdasarkan
kategori responden pengguna Kartu As dan non pengguna Kartu As menggunakan
metode Direct Rating Method menunjukkan bahwa iklan Kartu As merupakan
kategori promosi yang baik bagi responden pengguna Kartu As maupun yang
tidak menggunakan Kartu As.
ANALISIS EFEKTIVITAS IKLAN TELEVISI KARTU AS VERSI SULE
(KASUS PADA MAHASISWA PROGRAM STRATA-1 INSTITUT
PERTANIAN BOGOR)
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar
SARJANA EKONOMI
Departemen Manajemen
Fakultas ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Oleh
EKASARI WIJAYANTI
H24070099
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2011
Judul Skripsi
: Analisis Efektivitas Iklan Televisi Kartu As Versi Sule (Kasus
Pada Mahasiswa Program Strata-1 Institut Pertanian Bogor)
Nama
: Ekasari Wijayanti
NIM
: H24070099
Menyetujui
Dosen Pembimbing,
Dr. Ir. Ma’mun Sarma MS, M.Ec.
NIP 195811221985031002
Mengetahui
Ketua Departemen,
Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc.
NIP 196101231986011002
Tanggal Lulus:
RIWAYAT HIDUP
Ekasari Wijayanti dilahirkan di Boyolali, 24 September 1989 adalah putri
pertama dari dua bersaudara pasangan T. Parji dan Sujiati. Penulis menempuh
pendidikan dasar di Sekolah Dasar Muhammadiyah 41 Jakarta, lulus pada tahun
2001 kemudian melanjutkan ke Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 92
Jakarta, lulus pada tahun 2004. Penulis menamatkan pendidikan menengah atas
dari Sekolah Menengah Atas Negeri 12 Jakarta pada tahun 2007. Tahun 2007,
penulis diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB) pada Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM) melalui jalur Seleksi Penerimaan
Mahasiswa Baru (SPMB).
Selama menjadi mahasiswa aktif dalam berbagai kegiatan organisasi dan
kepanitiaan diantaranya tergabung sebagai staff perusahaan Koran Kampus IPB
pada tahun 2010 dan menjadi bendahara Departemen Kewirausahaan BEM FEM
2010. Penulis berperan dalam beberapa kepanitian yaitu sebagai staf divisi humas
acara Banking Goes to Campus pada tahun 2009, staf divisi humas pada acara
Politik Ceria dan divisi humas dalam acara masa perkenalan Fakultas Ekonomi
dan Manajemen serta masa perkenalan Departemen Manajemen dan departemen
koordinator acara E & B.com pada tahun 2010, humas Sportakuler selama dua
periode yaitu pada tahun 2009 dan 2010, dan staf divisi Media Partner
Extravaganza pada tahun 2010. Penulis pernah mengikuti kegiatan magang pada
Biro Observasi dan Konservasi Air Perum Jasa Tirta II Purwakarta pada tahun
2010.
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis dalam menyusun
skripsi yang berjudul “Analisis Efektivitas Iklan Televisi Kartu As Versi Sule (Kasus
Pada Mahasiswa Program Strata-1 Institut Pertanian Bogor)”. Shalawat serta salam
tercurah kepada Rasulullah SAW beserta para keluarga, sahabat serta para
pengikutnya hingga akhir zaman.
Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas iklan Kartu As versi
Sule bila dilihat dari respon dan dampaknya bagi konsumen, selain itu juga untuk
mengetahui tingkat kesadaran merek Kartu As dalam benak masyarakat. Skripsi
ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada
Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian
Bogor.
Penulis menyadari masih banyaknya kekurangan dalam penulisan skripsi
ini karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan penulis, oleh karena itu
penulis mengharapkan adanya penelitian berikutnya sebagai penyempurna skripsi
ini.
Bogor, Juni 2011
Penulis
iv
Ucapan Terima Kasih
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat
dan karunia-Nya serta shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW
sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Penyusunan karya ilmiah ini juga
tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1.
Dr. Ir. Ma’mun Sarma, MS. M.Ec selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan ilmu, bimbingan, saran, inspirasi, pengarahan, dan semangat
dalam penyusunan skripsi ini.
2.
Ir. Pramono D. Fewidarto, ME dan Dra. Siti Rahmawati, M.Pd selaku dosen
penguji sidang skripsi yang telah memberikan masukan dan saran dalam
penyusunan skripsi ini.
3.
Seluruh staf pendidik dan kependidikan Departemen Manajemen yang telah
memfasilitasi segala keperluan pendidikan selama menuntut ilmu di Institut
Pertanian Bogor.
4.
Keluarga tercinta Bapak, Mama dan adikku atas doa, dukungan, kesabaran,
kepercayaan dan kasih sayangnya yang tak pernah pudar.
5.
Pakde, bude, kakek, nenek dan seluruh keluarga besar yang telah memberikan
doa serta dukungannya.
6.
Berby Nindiya yang telah sabar memberikan bantuan, doa serta dukungannya.
7.
Teman-teman seperjuangan Widi, Meida, Feby, Oci, Ira, Wida dan Didi atas
bantuan serta dukungannya
8.
Sahabat yang setia selama hampir empat tahun ini selalu mendukung Gigi, Didi,
Wewe, Fia terima kasih atas semangat, doa dan dukungannya.
9.
Sahabat Sarti, Dea, Neng Izni, Lele, Ratih, Windi, Astri, Resty, Tuzi yang telah
memberikan dukungan dan hiburan selama ini.
10. Sahabatku Siti, Cunung, Lia atas doa dan dukungannya.
11. Teman-teman Manajemen 44 yang telah berjuang bersama selama ini, semoga
sukses.
12. Teman-teman TPB B19 B20: Nadia, Tika, Asti, Early dll atas motivasi dan
dukungannya.
v
13. Temen-temen kost Puri Fikriyah : Icha, Dita, Vintya, Paul, Irma, Dewi, Yaya, Ka
nita, Ka Sars, Ka Sadek, Ka Pewe, Ka Cici, Riena, Metha, Marcha, Indri, Yulia,
Yuni, Izha, Iis dan lainnya atas motivasi, doa dan kebersamaannya.
14. Seluruh pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah mendukung
selama ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan.
Oleh karena itu saran dan kritik agar dapat menjadi masukan yang berguna.
Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan
dan kemaslahatan bagi pembaca.
Bogor, Juni 2011
Penulis
vi
DAFTAR ISI
Halaman
RINGKASAN
RIWAYAT HIDUP .............................................................................................. iii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv
UCAPAN TERIMA KASIH. ................................................................................ v
DAFTAR ISI ........................................................................................................ vii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xii
I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ..........................................................................................
1.2. Perumusan Masalah ..................................................................................
1.3. Tujuan Penelitian ......................................................................................
1.4. Manfaat Penelitian ....................................................................................
1.5. Ruang Lingkup Penelitian .........................................................................
1
5
5
6
6
II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................. 7
2.1. Pengertian Pemasaran ...............................................................................
2.2. Pengertian Bauran Pemasaran ....................................................................
2.3. Pengertian Komunikasi Pemasaran ............................................................
2.4. Periklanan. ..................................................................................................
2.4.1 Pengertian Periklanan .....................................................................
2.4.2 Iklan yang Efektif ............................................................................
2.4.3 Tujuan Periklanan ............................................................................
2.4.4 Proses Manajemen Periklanan .........................................................
2.5. Media Televisi ..........................................................................................
2.5.1 Bentuk-bentuk Iklan Televisi ...........................................................
2.5.2 Kekuatan dan Kelemahan Televisi sebagai Media Iklan ..................
2.6. Strategi Pembuatan Iklan yang Efektif .....................................................
2.7. Proses Pengambilan Keputusan.................................................................
2.8. Brand Awareness, EPIC Model, Direct Rating Method ..........................
2.8.1 Brand Awareness. .............................................................................
2.8.2 EPIC Model ......................................................................................
2.8.3 Direct Rating Method .......................................................................
2.9. Penelitian Terdahulu........................................................................... ......
vii
7
7
9
11
11
11
12
13
14
14
15
16
19
20
20
21
22
24
III. METODE PENELITIAN ............................................................................ 26
3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian ................................................................
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................................
3.3. Metode Pengambilan Sampel....................................................................
3.4. Teknik Pengumpulan Data .......................................................................
3.4.1Jenis dan Sumber Data. ....................................................................
3.5. Teknik Pengolahan dan Analisis Data .....................................................
3.5.1 Uji Validitas dan Realibilitas. ............................................................
3.5.2 Tingkat Pengukuran Kesadaran Merek .............................................
3.5.3 Pengukuran Efektivitas Iklan dengan EPIC Model ..........................
3.5.4 Pengukuran Efektivitas Iklan dengan Direct Rating Method. ...........
26
28
28
30
31
31
31
32
33
34
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................................... 37
4.1. Gambaran Umum Perusahaan ...................................................................
4.2. Gambaran Umum Produk. ........................................................................
4.3. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Penelitian ........................
4.4. Karakteristik Responden ...........................................................................
4.5. Perilaku Menonton Televisi ......................................................................
4.6. Perilaku Penggunaan Operator Telekomunikasi. ......................................
4.7. Brand Awareness ......................................................................................
4.7.1 Top of Mind (Puncak Pikiran) ........................................................
4.7.2 Brand Recall .................................................................................
4.8. Analisis Efektivitas Iklan dengan EPIC Model .......................................
4.8.1 Dimensi Empathy. ............................................................................
4.8.2 Dimensi Persuasion .........................................................................
4.8.3 Dimensi Impact ................................................................................
4.8.4 Dimensi Communication..................................................................
4.8.5 Hasil Analisis EPIC Model ..............................................................
4.9. Analisis Efektivitas Iklan dengan Direct Rating Method .........................
4.9.1 Faktor Attention. ..............................................................................
4.9.2 Faktor Read througness ..................................................................
4.9.3 Faktor Cognitive ...............................................................................
4.9.4 Faktor Affection. ...............................................................................
4.9.5 Faktor Behaviour ..............................................................................
4.10. Analisis Tabulasi Silang Pengguna dan Non pengguna Kartu As
dengan variabel EPIC dan Direct Rating Method .................................
4.11. Analisis Tabulasi Silang Pengguna dan Non pengguna Kartu As
dengan variabel EPIC dan Direct Rating Method. ...............................
4.12. Implikasi Manajerial ...............................................................................
37
39
40
41
43
45
47
47
47
48
50
49
51
53
55
55
56
57
58
60
61
63
67
73
KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................... 77
Kesimpulan ........................................................................................................... 77
Saran ...................................................................................................................... 78
viii
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 79
LAMPIRAN .......................................................................................................... 81
ix
DAFTAR TABEL
No
1.
2.
3
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
Halaman
Perusahaan-perusahaan operator telekomunikasi di Indonesia ........................ 2
Populasi Mahasiswa Program Strata 1 Institut Pertanian Bogor ..................... 29
Jumlah Responden setiap Fakultas .................................................................. 30
Nilai Total Direct Rating . ................................................................................ 36
Durasi Menonton Televisi . .............................................................................. 43
Kebiasaan Menonton Televisi . ........................................................................ 44
Frekuensi Menonton Iklan . ............................................................................. 44
Perilaku Menonton Televisi. ............................................................................ 45
Merek Operator Telekomunikasi yang Digunakan. ......................................... 45
Lama Penggunaan Merek Kartu Seluler. ......................................................... 46
Sumber Informasi Merek Kartu Seluler. .......................................................... 46
Alasan Pemilihan Merek Kartu Seluler............................................................ 46
Merek Top of Mind . ........................................................................................ 47
Merek Brand Recall . ....................................................................................... 48
Dimensi Empathy ............................................................................................ 49
Dimensi Persuasion . ....................................................................................... 50
Dimensi Impact . .............................................................................................. 52
Dimensi Communication ................................................................................. 53
Faktor Attention. ............................................................................................... 56
Faktor Read thoroughness ............................................................................... 57
Faktor Cognitive .............................................................................................. 59
Faktor Affection ............................................................................................... 60
Faktor Behaviour . ............................................................................................ 61
Tabulasi silang pengguna dan non pengguna Kartu As dengan dimensi
Empathy .......................................................................................................... 63
25. Tabulasi silang pengguna dan non pengguna Kartu As dengan dimensi
Persuasion........................................................................................................ 64
26. Tabulasi silang pengguna dan non pengguna Kartu As dengan dimensi
Impact .............................................................................................................. 65
27. Tabulasi silang pengguna dan non pengguna Kartu As dengan
dimensi communication ................................................................................... 66
28. Tabulasi silang pengguna dan non pengguna Kartu As dengan dimensi
Attention... .................................................................................................... ... 68
29. Tabulasi silang pengguna dan non pengguna Kartu As dengan dimensi
Readthroughness .......................................................................................... ... 69
30. Tabulasi silang pengguna dan non pengguna Kartu As dengan dimensi
Cognitive ...................................................................................................... ... 70
31. Tabulasi silang pengguna dan non pengguna Kartu As dengan dimensi
Affection. ...................................................................................................... ... 71
32. Tabulasi silang pengguna dan non pengguna Kartu As dengan dimensi
Behaviour ..................................................................................................... ... 72
x
DAFTAR GAMBAR
No
Halaman
1. Tahap-tahap Proses Pembelian. ....................................................................... 19
2. Piramida Brand Awareness. ............................................................................. 20
3. Kerangka Pemikiran Penelitian. ....................................................................... 27
4. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia. .................................................... 41
5. Karakteristik Responden Berdasarkan Pengeluaran. ....................................... 42
6. Karakteristik Responden Berdasarkan Tempat Tinggal. ................................. 42
7. Posisi Keputusan Berdasarkan Hasil Analisis Dimensi Empathy. ................... 49
8. Posisi Keputusan Berdasarkam Hasil Analisis Dimensi Persuasion ............... 50
9. Posisi Keputusan Berdasarkan Hasil Analisis Dimensi Impact. ...................... 53
10. Posisi Keputusan Berdasarkan Hasil Analisis Dimensi Communication. ....... 54
11. EPIC model iklan Kartu As versi Sule. ............................................................ 55
12. Gambar posisi keputusan direct rating method Iklan Kartu As versi Sule.. ..... 62
xi
DAFTAR LAMPIRAN
No
Halaman
1. Kuesioner penelitian ........................................................................................ 82
2. Hasil uji validitas . ........................................................................................... 90
3. Hasil uji reliabilitas .......................................................................................... 91
4. Gambar Iklan Kartu As versi Sule ................................................................... 92
5. Tabulasi Sederhana .......................................................................................... 91
xii
1
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Saat ini perkembangan bisnis di dunia khususnya di Indonesia
mengalami kemajuan yang sangat pesat. Perkembangan bisnis ini ditandai
dengan banyaknya industri manufaktur maupun jasa yang bermunculan. Salah
satu bisnis yang tingkat pertumbuhannya paling tinggi adalah bisnis telepon
seluler. Teknologi komunikasi seluler mulai diperkenalkan pertama kali di
Indonesia pada tahun 1984. Pada saat itu, PT Telkom bersama dengan PT
Rajasa Hazanah Perkasa mulai menyelenggarakan layanan komunikasi seluler
dengan mengusung teknologi NMT -450 (yang menggunakan frekuensi 450
MHz) melalui pola bagi hasil, kemudian pada tahun 1985, teknologi AMPS
(Advance Mobile Phone Sistem, merupakan cikal bakal CDMA saat ini mulai
diperkenalkan. Sekitar tahun 1990-an PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo)
muncul sebagai operator GSM pertama di Indonesia, melalui Keputusan
Menteri Pariwisata No. PM108/2/MPPT-93, dengan awal pemilik saham
adalah PT Telkom, PT Indosat, dan PT Bimagraha Telekomindo, dengan
wilayah cakupan layanan meliputi Jakarta dan sekitarnya. Pada periode ini,
teknologi NMT dan AMPS mulai ditinggalkan, ditandai dengan tren
melonjaknya jumlah pelanggan GSM di Indonesia.
Berdasarkan catatan Asosiasi Telepon Seluler Indonesia (2010) sekitar
180 juta penduduk Indonesia sudah menjadi pelanggan layanan seluler. Itu
berarti, sudah sekitar 80 persen populasi di tanah air sudah memiliki perangkat
telepon seluler. Perkembangan bisnis telepon seluler di Indonesia turut
meningkatkan kemajuan bisnis-bisnis yang berkaitan dengan telepon seluler
salah satunya adalah operator telekomunikasi yang jumlahnya cukup banyak
di Indonesia.
Semakin banyaknya operator-operator seluler baru dalam industri
telekomunikasi, membuat industri tersebut semakin tumbuh dan menarik bagi
2
investor. Telekomunikasi merupakan industri yang tingkat pertumbuhannya
paling tinggi. Perkembangan pasar telekomunikasi Indonesia merupakan salah
satu pasar investasi telekomunikasi yang paling menarik. Perusahaanperusahaan serta produk kartu seluler yang ada di Indonesia tersaji secara
lengkap pada Tabel 1.
Tabel 1. Perusahaan-perusahaan operator telekomunikasi di Indonesia
No.
Nama Perusahaan
Merek Kartu Seluler
1
PT Telkomsel
Kartu Halo, Simpati, Kartu As
2
PT Indosat Tbk
Matrix, IM3, Mentari
3
PT XL Axianta
XL
4
PT Bakrie Telecom
Esia
5
PT Telkom Indonesia
Telkom Flexy
6
PT Smart Telecom
Smart
7
PT Mobile-8 Telecom
Fren, Hepi
8
PT Natrindo Telepon Selular
Axis
9
PT Hutchison CP Telecommunications
3
10
PT Sampoerna Telecom
Ceria
Sumber: berbagai sumber website
Ada beberapa hal yang menyebabkan pertumbuhan tersebut akan terus
meningkat. Pertama, masih besarnya pasar yang belum tersentuh oleh
produsen-produsen operator kartu seluler. Kedua, hanya beberapa operator
yang saat ini mampu melakukan penetrasi hingga ke seluruh wilayah. Ketiga,
pertumbuhan daya beli masyarakat Indonesia mulai membaik (Yandiana,
2008). Semakin banyaknya operator yang ada, tingkat persaingan bisnis
telekomunikasi menjadi sangat ketat. Para operator bersaing untuk menambah
jumlah pelanggannya dengan menawarkan jasa terbarunya baik dalam tarif
ataupun fitur melalui iklan di berbagai media massa. Bagi sebagian besar
perusahaan, iklan menjadi suatu pilihan yang menarik, disamping sebagai
sumber informasi, iklan juga dipandang sebagai media hiburan dan media
komunikasi pemasaran yang efektif untuk menjangkau target pasar terutama
3
jika ditayangkan di televisi. Hal ini dapat dilihat dari perkembangan biaya
pengeluaran iklan yang makin meningkat setiap tahunnya, terutama iklan yang
ditayangkan melalui media televisi. Di lain pihak sebuah iklan yang efektif
adalah iklan yang dapat menarik perhatian konsumen dan mempengaruhi
konsumen untuk mengkonsumsi produk dan jasa yang dipasarkan.
Iklan
ditujukan
untuk
mempengaruhi
perasaan,
pengetahuan,
kepercayaan, sikap dan citra konsumen dari suatu produk atau merek dan
akhirnya mempengaruhi konsumen untuk membeli suatu produk. Iklan tidak
secara langsung berdampak pada pembelian suatu produk namun tetap
menjadi alat bantu pemasaran yang efektif dalam menjalin komunikasi antara
perusahaan dengan konsumen dan sebagai upaya unruk menghadapi pesaing.
Pasar yang semakin selektif untuk memilih di antara keragaman
pilihan yang tersedia dan semakin bervariatifnya layanan yang diberikan
mengakibatkan beban yang ditanggung oleh para operator seluler menjadi
semakin berat. Konsumen dengan sangat mudahnya beralih ke operator seluler
lainnya, dikarenakan kode atau nomer akses yang disyaratkan dalam hal
bertelekomunikasi ini sangat mudah dan murah.
Menurut Sumaryati (2010) berdasarkan data Nielsen Audience
Measurement yang diperoleh dari hasil monitoring Nielsen terhadap 24
stasiun TV terrestrial, 95 koran dan 163 majalah tabloid. Belanja iklan
Indonesia mengalami pertumbuhan yang luar biasa pada, 2010 yaitu 23
persen, dengan nilai Rp 59,83 triliun dibanding 2009 yang sebesar Rp 48,58
triliun. Angka ini merupakan pertumbuhan tertinggi sejak lima tahun terakhir.
Ini merupakan gross rate card tanpa memperhitungkan promosi, diskon atau
paket iklan lainnya.
Kenaikan belanja iklan ini sejalan dengan hasil survei consumer
confident Nielsen yang menunjukkan angka kepercayaan diri konsumen
Indonesia sudah kembali di kisaran 115-119 sepanjang 2010. TV masih
menikmati kue iklan terbesar dan kenaikan pertumbuhan iklan terbesar
dibanding media lain yaitu Rp 37,67 triliun naik 26 persen dibanding 2009.
4
Sedangkan koran meraup Rp 20,18 triliun, naik 19 persen dan majalah tabloid
Rp 1,97 triliun naik 10 persen dibanding tahun 2009. Kenaikan belanja iklan
ini dipicu oleh 2 moment besar yaitu word cup dan piala AFF Suzuki.
Kategori
yang paling banyak beriklan masih tetap telekomunikasi
mengeluarkan Rp 5,55 triliun naik 43 persen dibanding 2009 dan tujuh merek
produk telekomunikasi masuk dalam daftar 10 besar pengiklan terbesar yaitu
XL Rp 593 miliar, Telkomsel (Simpati, Kartu AS dan Kartu Halo) Rp 1,37
triliun, Axis Rp 396 miliar, Indosat Rp 320 miliar dan Esia Rp 296 miliar.
Pentingnya iklan dalam memasarkan sebuah produk disadari benar
oleh produsen kartu seluler Kartu As. Persaingan antar perusahaan operator
telekomunikasi yang semakin ketat mengharuskan produsen berlomba-lomba
meraih perhatian konsumen. Salah satu bentuknya adalah dengan beriklan di
televisi. Munculnya beberapa televisi swasta membawa pengaruh yang sangat
luas bagi kehidupan masyarakat Indonesia karena televisi dapat menjangkau
seluruh lapisan masyarakat mulai dari kelompok umur, kelas sosial dan gaya
hidup. Setelah beberapa kali muncul iklan Kartu As dengan berbagai versi,
Kartu As melakukan satu strategi iklan yang cukup menarik yaitu dengan
membuat iklan televisi dengan menampilkan bintang iklan Sule, artis yang
sedang melambung namanya saat ini, sehingga mampu menciptakan daya
tarik tersendiri bagi pemirsa televisi dan membuat iklan Kartu As dalam
berbagai versi dalam tempo yang relatif singkat, pertanyaan mengenai
efektivitas iklan Kartu As dalam mempengaruhi konsumen yang notabene
telah menghabiskan dana yang sangat banyak. Hal ini menjadi latar belakang
penulis untuk menulis skripsi mengenai efektivitas iklan televisi kartu seluler
Kartu As versi Sule bila ditinjau dari tingkat kesadaran, serta kekuatan sebuah
iklan untuk mendapat perhatian, pemahaman, menggugah perasaan, dan
kemampuan iklan tersebut untuk mempengaruhi perilaku konsumen.
5
1.1. Perumusan Masalah
Persaingan antar operator telekomunikasi yang ketat saat ini di
Indonesia
semakin
tampak
dari
bermunculannya
banyak
operator
telekomunikasi yang menawarkan berbagai fitur-fitur menarik. Perusahaanperusahaan operator telekomunikasi berusaha
untuk meraih pelanggan
dengan melakukan promosi di berbagai media salah satu bentuknya adalah
dengan beriklan melalui media televisi. Media televisi dianggap cukup efektif
oleh perusahaan-perusahaan tersebut karena jangkauannya yang sangat luas.
Telkomsel yang telah mengeluarkan kartu seluler Kartu As. Strategi yang
dilakukan adalah dengan kemunculan iklan Kartu As dengan berbagai versi,
Kartu As melakukan satu strategi iklan yang cukup menarik yaitu dengan
membuat iklan televisi dengan menampilkan bintang iklan Sule, artis yang
sedang melambung namanya saat ini, sehingga mampu menciptakan daya
tarik tersendiri bagi pemirsa televisi dan membuat iklan Kartu As dalam
berbagai versi dalam tempo yang relatif singkat, pertanyaan mengenai
efektivitas iklan Kartu As dalam mempengaruhi konsumen yang notabene
telah menghabiskan dana yang sangat banyak mampu mempengaruhi
konsumen untuk menggunakan Kartu As.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut :
1. Bagaimana tingkat kesadaran merek kartu seluler Kartu As?
2. Seberapa efektifkah respon iklan televisi kartu seluler As versi Sule?
3. Seberapa efektifkah dampak komunikasi iklan televisi kartu seluler Kartu
As versi Sule?
4. Seberapa efektifkah respon dan dampak komunikasi iklan televisi Kartu
As versi sule berdasarkan kategori pengguna dan non pengguna Kartu As?
1.2. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas maka dapat diketahui tujuan
penelitian ini adalah sebagai berikut:
6
1. Mengetahui tingkat kesadaran merek (brand awareness) kartu seluler
Kartu As.
2. Menganalisis efektivitas respon komunikasi iklan televisi kartu seluler As
versi Sule.
3. Menganalisis efektivitas dampak komunikasi iklan televisi kartu seluler
Kartu As versi Sule.
4. Menganalisis efektivitas respon dan dampak komunikasi iklan televisi
Kartu As versi sule berdasarkan kategori pengguna dan non pengguna
Kartu As.
1.3. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang
berkepentingan, di antaranya :
1.
Media pembelajaran dalam penerapan metode riset post production iklan
televisi untuk mengukur efektivitas dampak komunikasi sehingga
diharapkan dapat menjadi bekal penulis untuk berkarir di bidang
periklanan.
2.
Bahan masukan bagi produsen kartu perdana Kartu As dalam
mengembangkan pola komunikasi yang efektif pada iklan televisi yang
mereka pakai.
3.
Wujud perhatian dan apresiasi terhadap dunia periklanan di Indonesia.
1.4. Ruang Lingkup
1. Penelitian ini hanya mengukur efektivitas iklan yang berkaitan dengan
pengingatan dan persuasi melalui riset tentang respon komunikasi.
2. Iklan yang diukur efektifitasnya adalah iklan televisi kartu seluler As
versi Sule.
3. Penelitian dilakukan terhadap mahasiswa Program Sarjana Strata 1 Institut
Pertanian Bogor.
7
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Pemasaran
Pemasaran merupakan suatu proses sosial yang dengan proses itu
individu dan kelompok mendapat apa yang mereka butuhkan dan inginkan
dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan
produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain (Kotler,2005), sedangkan
menurut American Marketing Association (AMA) (2005) yang dimaksud
dengan pemasaran adalah proses perencaaan dan pelaksanaan pemikiran,
penetapan harga, promosi, dan penyaluran gagasan, barang, dan jasa untuk
menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran-sasaran individu dan
organisasi.
Berdasarkan definisi tersebut pemasaran merupakan suatu kegiatan
yang hanya sekedar menjual barang dan jasa namun lebih dari itu.
pemasaran merupakan proses pengelolaan yang bertanggung jawab untuk
mengidentifikasi, mengantisipasi dan memenuhi kebutuhan pelanggan
secara menguntungkan.
2.2. Pengertian Bauran Pemasaran
Bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang
digunakan untuk terus menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar
sasaran
(Kotler,
2005).
Mc
Carthy
dalam
Kotler
(2005)
mengklasifikasikan alat-alat itu menjadi empat kelompok yang luas yang
disebut empat P, yaitu : produk (product), harga (price), distribusi (place),
promosi (promotion). Adapun penjelasan mengenai empat P adalah
sebagai berikut:
1. Produk (product)
Kotler mendefinisikan produk sebagai segala sesuatu yang dapat
ditawarkan pasar untuk memuaskan keinginan atau kebutuhan. Produkproduk yang ditawarkan meliputi barang fisik, jasa, pengalaman, acaraacara, orang, tempat, properti, organisasi, dan gagasan.
2. Harga (price)
8
Harga adalah salah satu unsur bauran pemasaran yang
menghasilkan
pendapatan,
sedangkan
unsur-unsur
lainnya
menghasilkan biaya. Selain itu, harga merupakan unsur bauran
pemasaranyang paling mudah disesuaikan sedangkan ciri-ciri
produk, saluran, bahkan promosi membutuhkan lebih banyak
waktu. Harga juga mengkomunikasikan posisi nilai yang
dimaksudkan perusahaan tersebut kepada pasar tentang produk
dan mereknya (Kotler, 2005).
3. Tempat (place)
Tempat atau saluran distribusi merupakan serangkaian organisasi
yang saling tergantung yang terlibat dalam proses untuk
menjadika produk (barang atau jasa) siap untuk dikonsumsi
(Kotler,2005)
4. Promosi (promotion)
Promosi sebagai koordinasi semua penjual dalam memulai usaha
untuk menyediakan saluran informasi dan persuasi untuk menjual
barang dan jasa atau untuk mempromosikan sebuah ide.
Bauran pemasaran jasa yang dikenal istilah 8 P (Lovelock dan
Wright, 2005), yaitu sebagai berikut:
1. Product adalah kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan
perusahaan
kepada
pasar
sasaran.
Barang
dan
jasa
dikombinasikan sedemikian rupa agar pelanggan sasaran tertarik
untuk membeli karena produk yang ditawarkan dapat memenuhi
kebutuhan mereka.
2. Place meliputi kegiatan perusahaan yang membuat produk
tersedia bagi pelanggan sasaran. Hal ini terkait dengan distribusi
barang atau penempatan ritel-ritel pada daerah tertentu untuk
menggapai pelanggan sasaran.
9
3. Promotion adalah aktivitas yang menyampaikan manfaat produk dan
membujuk pelanggan pembelinya. Hal ini terkait dengan integrated
marketing communication yang tidak hanya membujuk pelanggan
namun juga membentuk opini publik dan citra suatu produk maupun
perusahaan.
4. Price adalah jumlah uang yang harus dibayarkan pelanggan untuk
memperoleh suatu produk. Harga merupakan kekuatan otoritas
perusahaan untuk menaikkan atau menurunkan agar pelanggan datang
untuk membeli suatu barang atau jasa yang ditawarkan.
5. People adalah semua partisipan yang memainkan sebagian penyajian
jasa, yaitu peran selama proses dan konsumsi jasa berlangsung dalam
waktu riil jasa, oleh karena itu dapat mempengaruhi persepsi pembeli.
6. Physical evidence adalah suatu lingkungan fisik di mana jasa
disampaikan dan perusahaan konsumennya berinteraksi dan setiap
komponen tangible memfasilitasi penampilan atau komunikasi jasa
tersebut.
7. Process mencerminkan bagaimana semua elemen bauran pemasaran
jasa dikoordinasikan untuk menjamin kualitas dan konsistensi jasa yang
diberikan.
8. Productivity mencerminkan bagaimana pengelolaan dan pengubahan
input menjadi output jasa yang menambahkan nilai bagi pelanggan.
Produktivitas juga terkait dengan kualitas jasa yang akan dirasakan oleh
pelanggan.
2.3. Pengertian Komunikasi Pemasaran
Komunikasi pemasaran merepresentasikan gabungan semua unsur
dalam bauran pemasaran merek yang memfasilitasi terjadinya pertukaran
dengan menciptakan suatu arti yang disebarluaskan kepada pelanggan atau
kliennya (Shimp,1999).
Adapun dalam bauran komunikasi dikenal lima cara komunikasi
yang utama (Durianto dkk.,2003), yaitu:
10
1. Advertising (periklanan)
Semua bentuk penyajian nonpersonal, promosi, dan ide tentang
barang atau jasa yang dibayar oleh suatu sponsor.
2. Sales Promotion (Promosi Penjualan)
Berbagai bentuk insentif jangka pendek untuk mendorong
keinginan konsumen untuk mecoba atau membeli suatu produk
atau jasa.
3. Public relations (Hubungan Masyarakat atau Publisitas)
Berbagai macam program untuk memelihara, menciptakan, dan
mengembangkan citra perusahaan atau merek sebuah produk.
4. Personal Selling (Penjualan secara Pribadi)
Interaksi langsung dengan satu atau beberapa calon pembeli
dengan melakukan presentasi, menjawab pertanyaan, dan
menerima pesan.
5. Direct Marketing (Pemasaran Langsung)
Pengguna surat, telepon, faksimili, email, dan alat komunikasi
nonpersonal lainnyanuntuk melakukan komunnikasi secara
langsung agar mendapat tanggapan langsung dari pelanggan dan
calon pelanggan.
Menurut Shimp (2003), seluruh usaha komunikasi pemasaran
diarahkan dalam pencapaian satu atau lebih tujuan-tujuan di bawah
ini :
1. Membangkitkan keinginan akan suatu kategori produk.
2. Menciptakan kesadaran akan merek (brand awareness).
3. Mendorong sikap positif terhadap produk dan mempengaruhi niat
(intentions).
4. Memfasilitasi pembelian.
11
2.4. Periklanan
2.4.1 Pengertian Periklanan
Kata iklan berasal dari bahasa Yunani yang artinya adalah
menggiring orang pada gagasan. Adapun pengertian iklan secara
komprehensif adalah semua bentuk aktivitas untuk menghadirkan
dan mempromosikan ide, barang, atau jasa secara nonpersonal yang
dibayar oleh sponsor tertentu. Dengan demikian, iklan merupakan
suatu proses komunikasi yang bertujuan untuk membujuk atau
menggiring orang untuk mengambil tindakan yang mneguntungkan
bagi pihak pembuat iklan. Sedangkan menurut Kasali (2007),
periklanan adalah bagian dari bauran pemasaran yang secara
sederhana dapat didefinisikan sebagai pesan yang menawarkan
suatu produk yang ditujukan kepada masyarakat melalui suatu
media.
2.4.2 Iklan yang Efektif
Shimp (2003) menyatakan bahwa iklan efektif apabila
iklan tersebut mencapai tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh
pengiklan. Menurut Schultz dan Tannenbaum dalam Shimp (2003),
iklan yang efektif adalah iklan yang diciptakan untuk pelanggan
yang spesifik, memikirkan dan memahami kebutuhan pelanggan,
menekankan pada tindakan spesifik yang harus diambil oelh
konsumen serta memahami bahwa orang-orang tidak membeli
produk melainkan membeli keuntungan dari produk tersebut.
Selain itu, iklan yang efektif mendapat perhatian dan diingat serta
membuat orang-orang bertindak (melakukan pembelian). Dalam
konteks periklanan, iklan yang akan disampaikan sebaiknya diramu
sedemikian rupa sehingga pesan yang akan disampaikan mudah
dicerna dan dimengerti oleh masyarakat serta mngandung
informasi yang benar. Seandainya pesan suatu iklan dapat terpatri
secara mendalam
dalam
benak konsumen
dan konsumen
12
mencermatinya dengan sudut pandang yang benar, maka hal itu
berarti hasil kerja mekanisme pasar.
2.4.3 Tujuan Periklanan
Aspek terpenting dalam manajemen adalah menentukan
tujuan (objective). Tanpa tujuan yang baik, tidak mungkin
mengarahkan dan mengendalikan keputusan. Begitu juga dalam hal
penetapan tujuan periklanan. Setiap perusahaa memiliki tujuan
yang berbeda-beda dalam aktivitas periklanannya. Secara umum
tujuan periklanan mengacu pada keputusan perusahaan tentang
penetapan pasar sasaran, penentuan posisi pasar, dan marketing
mix. Menurut Kotler dalam Durianto, dkk. (2003), tujuan
periklanan yang berkaitan dengan sasarannya dapat digolongkan
sebagai berikut :
1.
Informing, iklan untuk memberi informasi kepada khalayak
tentang seluk beluk suatu produk. Pada umumnya iklan dengan
cara ini dilakukan secara besar-besaran pada tahap awal
peluncuran suatu jenis produk dengan tujuan membentuk
permintaan awal. Dalam hal ini, kebutuhan suatu produk yang
sebelumnya tersembunyi atau masih berupa persepsi yang
dapat diperjelas lewat iklan. Pada umumnya, iklan yang bersifa
informatif digunakan untuk merek yang siklus kehidupannya
berada pada tahap perkenalan.
2.
Persuading, iklan untuk membujuk dilakukan dalam tahap
kompetitif. Tujuannya adalah membentuk permintaan selektif
merek tertentu. Dalam hal ini, perusahaan melakukan persuasi
tidak
langsung
kelebihan
dengan
produk
memberikan
dikemas
informasi
sedemikian
rupa
tentang
sehingga
menimbulkan perasaan yang menyenangkan yang akan
mengubah pemikiran orang untuk melakukan tindakan
pembelian. Iklan yang baik tidak hanya mampu mendorong
atau mempengaruhi perilaku pembelian konsumen tetapi juga
memfasilitasi proses pembelian.
13
Pada umumnya, iklan yang bersifat persuasive ini digunakan
untuk merek yang siklus kehidupannya pada tahap pertumbuhan
(growth stage).
3. Reminding, iklan untuk mengingatkan (reminding), yaitu untuk
menyegarkan informasi yang pernah diterima masyarakat. Iklan
jenis sangat penting bagi produk yang sudah mapan. Bentuk
iklan ini adalah penguat (reinforcement advertising) yang
bertujuan meyakinkan pembeli sekarang bahwa mereka telah
melakukan pilihan yang benar. Umumnya iklan jenis ini
digunakan pada fase pendewasaan suatu merek.
4. Adding Value, iklan untuk memberikan nilai tambah terhadap
penawaran- penawaran yang mereka lakukan.
2.4.4 Proses Manajemen Periklanan
1. Strategi Periklanan
Strategi periklanan melibatkan empat aktivitas utama yaitu :
menetapkan tujuan, memformulasikan anggaran, menciptakan
pesan-pesan iklan, dan menyeleksi media dan alat komunikasi
iklan ari yang harus dilaksanakan untuk menjalankan kampanye
iklan.
2. Implementasi Strategi
Implementasi strategi berkaitan dengan taktik, aktivitas seharihari yang harus dilaksanakan untuk menjalankan kampanye
iklan.
3. Pengukuran Efektivitas Iklan
Pengukuran efektivitas iklan merupakan aspek penting dari
manajemen periklanan, melalui evaluasi hasil yang telah
diperoleh sudah memungkinkan untuk menentukan apakah
tujuan yang telah ditetapkan sudah tercapai atau belum tercapai.
14
2.5 Media Televisi
2.5.1 Bentuk-bentuk Iklan Televisi
Bentuk-bentuk iklan di televisi sangat bergantung
pada bentuk siarannya (kongsi, jaringan, lokal, kabel, atau
bentuk
lainnya). Kasali (2007) menyebutkan beberapa bentuk iklan
televisi yaitu :
1. Sponsorship
Pihak sponsor membiayai seluruh biaya produksi dan
penayangan acara televisi. Sponsor memberi dampak
yang kuat terhadap pemirsa khususnya karena peranan
pengiklan yang benar-benar menjaga mutu dan isi
program serta siaran sponsornya. Namun biaya yang
ditanggung oleh pengiklan untuk membuat suatu acara
yang panjangnya sekitar 3-60 dtik itu cukup besar.
2. Participation
Bentuk
iklan
televisi
ini
berbeda
dari
bentuk
sebelumnya. Durasi iklan selama 15, 30, 60 detik. Iklan
disisipkan di antara satu atau beberapa acara. Pengiklan
dapat membeli waktu yang tersedia baik atas acara yang
tetap maupun tidak tetap. Pendekatan ini juga lebih
fleksibel dalam arti dapat memilih jangkauan pasar,
khalayak sasaran, jadwal, dan anggaran.
3. Spot announcement
Bentuk ketiga dari siaran komersil di telvisi adalah spot
announcements
iklan
tersebut
ditempatkan
pada
pergantian acara. Iklan spot durasu 10, 20, 30, atau 60
detik dijual oleh stasiun-stasiun televisi baik untuk
pengiklan lokal maupun nasional.
15
4. Service Announcement
Iklan ini biasanya dimua atas permintaan pemerintah atau suatu
LSM untuk menggalang solidaritas atas suatu masalah.
2.5.2 Kekuatan dan Kelemahan Televisi sebagai Media Iklan
Setiap media ilan memiliki kekuatan dan kelemahan, begitu
juga dengan media televisi. Menurut Kasali (2007), ada beberapa
hal yang menjadi kekuatan dan kelemahan televisi sebagai media
iklan, antara lain :
1. Kekuatan televisi sebagai media iklan:
a. Efisiensi Biaya
Banyak pengiklan memandang televisi sebagai media yang
paling
efektif
untuk
menyampaikan
pesan-pesan
komersialnya. Salah satu keunggulannya adalah kemampuan
menjangkau khalayak sasaran yang sangat luas. Televisi
menjangkau khalayak sasaran yang dapat dijangkau oleh
media cetak. Jangkauan massal ini menimbulkan efisiensi
biaya untuk menjangkau setiap kepala.
b. Dampak yang Kuat
Keunggulan lainnya
adalah kemampuan menimbulkan
dampak kuat terhadap konsumen dengan tekanan pada dua
indera sekaligus yaitu pndengaran dan penglihatan. Televisi
juga mampu menciptakan kelenturan bagi pekerjaanpekerjaan kreatif dengan mengkombinasikan gerakan, suara,
warna, drama dan humor.
c. Pengaruh yang Kuat
Televisi
mempunyai
kemampuan
yang
kuat
untuk
mempengaruhi persepsi khalayak sasaran. Kebanyakan
masyarakat meluangkan waktunya di muka televisi sebagai
sarana hiburan, pendidikan dan sumber berita. Kebanyakan
calon
pembeli
lebih
percaya
pada
perusahaanyang
16
mengiklankan produknya di televisi daripada yang tidak sama
sekali.
2. Kelemahan televisi sebagai media iklan:
a. Biaya yang besar
Kelemahan yang aling serius dalam beriklan di televisi
adalah biaya absolut yang sangat ekstrim untuk memproduksi
dan menyiarkan siaran komersil. Biaya produksi termasuk
biaya pembuatan film dan honorarium artis yang terlibat
dapat menghabiskan jutaan rupiah. Begitu juga dengan
mahalnya biaya penyiaran pada jam-jam siaran utama.
b. Khalayak yang tidak selektif
Walaupun berbagai teknologi telah diperkenalkan untuk
menjangkau sasaran yang lebih efektif, televisi tetap sebuah
media yang tidak selektif. Segmentasinya tidak setajam surat
kabar atau majalah. Jadi, iklan-iklyang disiarkan di televisi
memiliki kemungkinan menjangkau pasar yang tidak tepat.
c. Kesulitan Teknis
Media televisi juga tidak fleksibel dalam pengaturan teknis.
Iklan-iklan yang akan disiarkan tidak mudah untuk
dipindahkan jam tayangnya.
2.6. Strategi Pembuatan Iklan yang Efektif
Periklanan yang efektif adalah periklanan yang telah mencapai
tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh pengiklan. Durianto, dkk (2003),
memaparkan bahwa dalam pemilihan strategi yang terbaik akan
bergantung pada keadaan produk di dalamnya termasuk keunikan
substansial bagi konsumen, kelemahan produk, market share produk,
kategori produk (baru atau lama), keadaan pasar, strategi periklanan
pesaing, serta market segments yang dapat memunculkan peluang. Ada
empat aliran strategi periklanan, di antaranya adalah :
17
1. Periklanan yang berorientasi pada manfaat produk
Strategi iklan yang berorientasi pada manfaat produk atau
keistimewaan
produk
adalah
suatu
strategi
periklanan
yang
mengkomunikasikan kegunaan atau keistimewaan suatu merek atau
produk kepada konsumen. Hasil yang diperoleh akan lebih memuaskan
jika product feature atau product benefit yang ditonjolkan bersifat unik
dalam arit tidak dimilik oleh pesaing. Strategi yang berorientasi pada
produk atau manfaat diterapkan jika :
a. Produk yang diiklankan merupakan suatu produk kategori baru
sehingga perusahaan produk tersebut masih harus mendidik
konsumen tentang manfaat produknya.
b. Benefit yang utama belum semuanya terpakai oleh pesaing. Perlu
diteliti ada tidaknya benefit yang dapat dikomunikasikan ke pasar.
Jika di pasaran telah memenuhi benefit maka strategi ini tidak bisa
dipakai lagi.
c. Benefit yang ditonjolkan benar-benar unik dan substansial di mata
konsumen.
2. Periklanan yang berorientasi pada citra merek
Strategi yang berorientasi pada citra merek merupakan suatu cara
periklanan untuk memberikan atau menempelkan suatu kepribadian
pasa suatu merek. Strategi ini sering dijalankan bila produk yang
diiklankan tidak memiliki benefit yang unik. Acuan penggunaan
strategi iklan ini adalah :
a. Jika bisnis suatu produk termasuk parity product yang tidak memiliki
perbedaan substansial dengan produk pesaing maka sangat sulit
untuk menonjolkan benefit atau faktor lainnya.
b. Produk yang dijual merupakan produk yang sangat mudah terliha
sehingga konsumen yang memakainya menjadi bangga dengan
merek produk yang dipakainya.
18
3. Periklanan yang berorientasi pada permasalahan atau peluang
Strategi iklan yang berorientai pada permasalahan atau
peluang merupakan suatu strategi periklanan yang dijalankan
dengan mencari permasalahan suatu produk untuk dinetralisir
melalui iklan. Alternatif lainnya adalah mencari yang menjadi
peluang produk untuk dieksploitasi dalam periklanan. Strategi
iklan yang berorientasi pada permasalahan atau peluang baik
diterapkan jika :
a. Ada suatu kesempatan yang dapat dieksploitasi
b. Masalah produk masih memungkinkan untuk diperbaiki oleh
produsen.
Pada taraf minimum, iklan yang efektif memuaskan beberapa
pertimbangan berikut ini :
1. Iklan harus memperpanjang suara strategi pemasaran. Iklan
menjadi efektif bila cocok dengan elemen lain dari strategi
komunikasi pemasaran yang diarahkan dengan baik dan
terintegrasi.
2. Periklanan yang efektif harus menyertakan sudut pandang
konsumen. Para konsumen membeli manfaat-manfaat produk
bukan atribut atau lambangnya. oleh karena itu, iklan harus
dinyatakan dengan cara-cara yang berhubungan dengan
kebutuhan-kebutuhan, keinginan, serta apa yang dinilai oleh
konsumen daripada si pemasar.
3. Periklanan yang efektif harus persuasif. Persuasi biasanya
terjadi ketika produk yang diiklankan dapat memberikan
keuntungan tambahan bagi konsumen.
4. Iklan harus menemukan cara yang unik untuk menerobos
kerumunan iklan. pengiklan secara kontinyu berkompetisi
dengan para pesaingnya dalam menarik perhatian konsumen.
ini bukan tugas yang mudah karena sudah terlalu banyak iklan
di media cetak, media elektronik, serta sumber-sumber
19
informasi lainnya yang tersedia setiap hari ke hadapan
konsumen.
5. Iklan yang baik tidak pernah menjanjikan lebih dari apa yang bisa
diberikan. Intinya menerangkan dengan apa adanya baik dalam
pengertian etika maupun bisnis yang cerdas. Para konsumen belajar
cepat ketika mereka ditipu dan membenci si pengiklan.
6. Iklan yang baik mencegah ide kreatif dari strategi yang berlebihan.
Tujuan iklan adalah mempersuasi dan mempengaruhi. Penggunaan
humor yang tidak efektif mengakibatkan orang-orang hanya ingat
pada humornya saja dan melupakan pesan iklannya.
2.7. Proses Pengambilan Keputusan
Proses keputusan pembelian menurut Kotler (2002) meliputi
beberapa tahap yaitu dipaparkan dalam Gambar 1.
Pengenalan
masalah
Pencarian
informasi
Evaluasi
alternatif
Keputusan
pembelian
Perilaku
pascapembelian
Gambar 1. Tahap-tahap Proses Pembelian (Kotler, 2002)
Proses pembelian dimulai saat pembeli mengenali sebuah
masalah atau kebutuhan yang diperlukan. Konsumen harus mencapai
kebutuhan yang diinginkan konsumen harus mencari informasi yang
kuat mengenai produk yang sesuai dengan kebutuhan. Setelah itu,
konsumen mendapat beberapa alternatif tentang beberapa produk
unggulan yang sesuai kebutuhannya yang kemudian dievaluasi kembali
untuk mendapatkan yang paling baik selanjutnya memutuskan untuk
membeli produk dari hasil evaluasi tersebut. Setelah membeli produk,
konsumen akan mengalami level kepuasan atau ketidakpuasan tertentu
terhadap produk. Tipologi pengambilan keputusan konsumen menurut
Sumarwan (2003):
1. Pemecahan masalah yang diperluas (extensive problem solving).
Konsumen membutuhkan informasi yang banyak untuk menetapkan
kriteria dalam menilai merek tertentu. Biasanya banyak alternatif
pilihan dan dilakukan pada pembelian barang yang bersifat tahan
20
lama dan barang-barang mewah seperti mobil, rumah, peralatan
elektronik, juga termasuk di dalamnya yaitu berlibur.
2. Pemecahan masalah yang terbatas (limited problem solving).
Konsumen telah memiliki kriteria dasar untuk mengevaluasi
kategori produk dan berbagai merek pada kategori tersebut.
Konsumen hanya membutuhkan tambahan informasi untuk bisa
membedakan antara merek tersebut. Biasanya konsumen memiliki
waktu dan sumber daya yang terbatas.
3. Pemecahan masalah rutin (routinized respone behavior). Konsumen
telah memiliki pengalaman terhadap produk yang akan dibelinya
dan telah memiliki standar untuk mengevaluasi merek.
2.8. Brand Awareness, EPIC Model, Direct Rating Method
2.8.1 Brand Awareness
Menurut Durianto, et.al (2004), menjelaskan bahwa brand
awareness
adalah
kesanggupan
seorang
pembeli
untuk
mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek
merupakan bagian dari kategori produk tertentu.
Brand awareness digambarkan dalam Gambar 2 sebagai berikut
(Durianto, 2004) :
Top of
Mind
Brand Recall
Brand Recognition
Gambar 2. Piramida Brand Awareness
Unaware Brand
Gambar 2. Piramida Brand Awareness
21
1. Top of mind (puncak pikiran)
Tingkatan ini menggambarkan merek yang pertama kali
diingat oleh responden atau pertama kali disebut ketika
seseorang ditanya mengenai suatu kategori produk.
2. Brand recall (pengingatan kembali terhadap merek)
Tingkatan ini mencerminkan merek-merek apa yang diingat
responden setelah menyebutkan merek yang pertama kali
disebut atau tingkatan kembali merek tanpa bantuan.
3. Brand recognition (pengenalan merek)
Tingkatan ini merupakan tingkat minimal dari kesadaran
merek atau tingkatan pengingatan kembali bantuan.
4. Unaware of brand (tidak menyadari merek)
Tingkatan ini merupakan tingkatan yang paling rendah dalam
piramida kesadaran merek, konsumen tidak menyadari
adanya suatu merek tertentu.
2.8.2 EPIC Model
Durianto, dkk. (2003), menjelaskan bahwa EPIC Model
adalah suatu alat analisis yang digunakan untuk mengukur
efektivitas iklan. Model ini dikembangkan oleh AC. Nielsen
salah satu perusahaan peneliti pemasaran terkemuka di dunia.
Adapun EPIC Model mencakup empat dimensi kritis yaitu :
empathy (empati), persuasion (persuasi), impact (dampak) dan
communication (komunikasi). Berikut ini adalah penjelasan
lebih lanjut mengenai EPIC Model :
a. Empathy
Dimensi empati menginformasikan apakah konsumen melihat
hubungan suatu iklan dan menggambarkan bagaimana
konsumen melihat hubungan antara suatu iklan dengan
pribadi mereka. Dimensi empati memberikan informasi yang
berharga tentang daya tarik suatu merek.
22
b. Persuasion
Persuasi adalah perubahan kepercayaan sikap dan keinginan
berperilaku yang disebabkan suatu komunikasi promosi.
Dimensi
persuasi
menginformasikan
apa
yang
dapat
diberikan suatu iklan untuk peningkatan atau peguatan
karakter
suatu
merek
sehingga
pemasangan
iklan
memperoleh pemahaman tentang dampak iklan terhadap
keinginan konsumen untuk membeli serta memperoleh
gambaran kemampuan suatu iklan dalam mengembangkan
daya tarik suatu merek.
c. Impact
Dimensi tampak menunjukkan apakah suatu merek dapat
terlihat menonjol daripada merek lainnya pada kategori
serupa atau apakah suatu iklan mampu meli$batkan
konsumen dalam pesan yang disampaikan. Dampak yang
diinginkan dari hasil iklan adalah jumlah pengetahuan prosuk
yang
dicapai
konsumen
melalui
tingkat
keterlibatan
konsumen dengan produk atau proses pemilihan.
d. Communication
Dimensi
komunikasii
memberika
informasi
tentang
kemampuan konsumen dalam mengingat pesan utama yang
disampaikan, pemahaman konsumen serta kekuatan pesan
yang ditinggalkan pesan tersebut.
2.8.3 Direct Rating Method
Direct
Rating
Method
(DRM)
digunakan
untuk
mengevaluasi kekuatan sebuah iklan yang berkaitan dengan
kemampuan iklan itu untuk mendapat perhatian, pemahaman,
menggugah
perasaan
dan
kemampuan
iklan
itu
untuk
mempengaruhi perilaku. Dalam metode ini, semakin tinggi
peringkat yang diperoleh dari sebuah iklan semakin tinggi pula
kemungkinan iklan tersebut efektif. Berikut adalah penjelasan
mengenai lima variabel yang digunakan dalam metode DRM :
23
a. Perhatian
Perhatian didefinisikan sebagai alokasi kapasitas pemrosesan
untuk stimulus yang baru masuk. Faktor-faktor yang
menentukan perhatian dapat dikategorikan dalam kategori
utama yaitu determinan pribadi dan determinan stimulus.
Determinan pribadi merujuk pada karakteristik indiviidu
yang mempengaruhi perhatian, diantaranya : kebutuhan,
sikap, tingkat adaptasi, dan rentang perhatian. Sedangkan
determinan stimulus menggambarkan faktor-faktor yang
dapat
dikendalikan
artinya
dapat
digunakan
untuk
mendapatkan dan meningkatkan perhatian. Adapun faktorfaktor yang dapat dikendalikan tersebut meliputi : ukuran,
warna, intensita, kontras, posisi, gerakan, kebaruan, stimulu
pemikat perhatian yang dipelajari, dan juru bicara yang
menarik.
b. Pemahaman
Pemahaman berkaitan dengan penafsiran suatu stimulus.
Makna suatu stimulus bergantung pada bagaimana suatu
stimulus dikategorikan dan diuraikan dengan pengetahuan
yang sudah ada.
c. Respon Kognitif
Suatu penelitian memperlihatkan bahwa penerimaan pesan
sangat terkait dengan pikiran yang muncul selama tahap
pemahaman. Fenomena ii disebut respon kognitif. Sifat
respon kognitif menentukan penerimaan atas suatu klaim. Hal
yang sangat penting adalah respon yang disebut argymrn
pendukung atau kontra argumen. Argumen pendukung adalah
pikiran yang menentang klaim dalam pesan. Penerimaan
ditingkatkan saat argumen pendukung meningkat an kontra
argumen membesar. Respon kognitif memberi pelengkap
yang berharga pada pengukuran sikap standar dalam
mengevaluasi keefektifan komunikasi. Pengukuran sikap
24
standar
dapat
menyingkap
apakah
suatu
komunikasi
meninggalkan pesan yang menguntungkan atau tidak bagi
pemirsa televisi.
d. Respon Afektif
Respon afektif menggambarkan perasaan dan emosi yang
dihasilkan sebuah stimulus. Keragaman respon afektif dapat
disederhanakan menjadi tiga dimensi utama yaitu riang,
negatif, dan hangat. Beberapa rekomendasi perangkat emosi
utama yang lebih besar terdiri atas : rasa takut, terkejut, sedih,
jijik, marah, antisipasi, riang dan menerima. Peranan respon
afektif menjadi topik yang sangat menarik dalam penulisan
penelitian baru. Temuan-temuan yang ada sejauh ini sangat
mendukung
pentingnya
peran
tersebut
selama
tahap
penerimaan dalam proses informasi.
e. Sikap terhadap Iklan
Kemampuan iklan untuk menciptakan sikap yang mendukung
terhadap suatu produk sering bergantung pada sikap
konsumen terhadap iklan itu. Iklan yang disukai atau
dievaluasi secara menguntungkan dapat menghasilkan sikap
yang lebih positif terhadap suatu produk. Iklan yang tidak
disukai mungkin akan menurunkan evaluasi produk dari sisi
konsumen. Sikap terhadap suatu iklan berfungsi sebagai
peramal yang signifikan atas sikap terhadap produk.
2.9 Penelitian Terdahulu
Dewi (2008) melakukan penelitian “Analisis Efektivitas Iklan pada
Media Televisi (Studi Kasus pada Produk TEBS di Kota Bogor)
menyimpulkan bahwa pengukuran efektivitas dan dampak iklan
menunjukkan cukup efektif. Iklan TEBS juga tidak menonjol dibanding
iklan produk pesaingnya namun pesan cukup baik bagi audiens.
Pengukuran dengan direct method juga mengindikasikan bahwa promosi
yang dilakukan oleh TEBS cukup baik. Iklan TEBS pada media televisi
25
cukup menarik perhatian audiens namun pada tingkat pemahaman audiens
kurang memahami pesan iklan yang disampaikan.
Kusuma (2010) melakukan penelitian “Analisis Efektivitas Iklan
Berseri (Pond’s Flawless White) dipelajari strategi komunikasi pemasaran
untuk mengelola dan menyampaikan informasi kepada konsumennya
melalui media elektronik. Periklanan di media di televisi dipilih sebagai
salah satu aspek dari bauran komunikasi pemasaran yang akan diukur
tingkat efektivitasnya. Berdasarkan hasil analisis dengan metode EPIC
model, dapat disimpulkan bahwa iklan Iklan Berseri (Pond’s Flawless
White) ” dinilai efektif ditinjau dari keempat dimensinya yaitu empati,
persuasi, dampak, dan komunikasi. Begitu juga halnya dengan halnya
dengan hasil analisis yang menggunakan metode Direct Rating Method
(DRM) dapat disimpulkan bahwa iklan Berseri (Pond’s flawless white
dinilai efektif dilihat dari kelima dimensinya yaitu perhatian, pemahaman,
aspek kognitif, aspek afektif dan sikap responden terhadap iklan.
Perbedaan penelitian yang berjudul “Analisis Efektivitas Iklan
Televisi Kartu As versi Sule (Kasus pada Mahasiswa Program Strata 1
Institut Pertanian Bogor)” dengan penelitian sebelumnya yang pernah
dilakukan adalah penelitian yang penulis lakukan menggunakan tiga
metode pengukuran efektivitas iklan yaitu dengan analisis brand awareness
menggunakan analisis deskriptif, EPIC Model dan Direct Rating Method.
Selain itu penulis juga menggunakan teknik pengumpulan data dengan
wawancara langsung dengan responden sehingga data yang diperoleh lebih
mendalam. Objek penelitian yang diangkat juga menarik karena
mengangkat sesuatu yang sedang trend saat ini yaitu penyedia layanan
telekomunikasi yang berupa kartu seluler yang berkembang sangat pesat
dan tumbuh di tengah-tengah persaingan yang ketat.
26
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran
Perkembangan telepon seluler di Indonesia tumbuh sangat cepat.
Kondisi ini
diikuti dengan bermunculannya para operator penyedia
layanan telekomunikasi yang baru dengan strategi segmentasi dan jenis
teknologi alternatif lain (GSM vs.CDMA) terhadap produk layanan
mereka untuk saling memperebutkan pangsa pasar yang potensial ini
dengan berbagai bentuk penawaran terhadap konsumennya. Selain dengan
tawaran melalui berbagai fitur yang dapat dipergunakan dan diakses
melalui telepon seluler tersebut, para operator penyedia layanan
telekomunikasi juga memberikan kemudahan bagi penggunanya untuk
memiliki perangkat an dset telepon maupun registrasi nomer telepon atau
aksesnya. Di sisi lain, inovasi-inovasi yang dilakukan oleh penyedia
layanan telekomunikasi nirkabel tersebut juga saling berjuang dalam
memperebutkan pasar.
Persaingan
yang ketat
diantara
operator
telepon
seluler
mengharuskan mereka untuk berlomba-lomba menawarkan produk-produk
mereka dengan segala fitur dan keunggulan yang dimiliki. Berbagai
promosi dilakukan untuk menarik pelanggan agar membeli produk kartu
seluler yang mereka tawarkan. Demikian halnya dengan Telkomsel selaku
produsen kartu seluler Kartu As. Promosi terus dilakukan oleh Telkomsel
untuk memasarkan produk Kartu As kepada masyarakat. Salah satu
strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh Telkomsel adalah
dengan beriklan melalui media televisi. Melalui iklan produsen dapat
mengetahui dengan cepat respon konsumen. Iklan televisi juga diukur
efektivitasnya sebagai bahan evaluasi produsen menggunakan analisis
EPIC Model dan DRM (Direct Rating Method). Iklan mempunyai dampak
terhadap penonton televisi yang telah diukur menggunakan ketiga alat
analisis tersebut, dampak iklan dapat efektif maupun tidak efektif. Hasil
27
pengukuran
efektivitas
dijadikan
evaluasi
untuk
menentukan
strategi
komunikasi pemasaran yang tepat bagi perusahaan.
Persaingan Provider
Strategi Komunikasi Pemasaran
Periklanan
Respon Konsumen
Pengukuran Efektivitas Iklan
Analisis Brand
Awareness :
1. Top of Mind
2. Brand Recall
3. Brand
Recognition
4. Unaware Brand
Analisis Efektivitas
Iklan dengan EPIC
Model, meliputi
dimensi :
1. Empathy
2. Persuation
3. Impact
4. Communication
Analisis Efektivitas
Iklan dengan Direct
Rating Method,
meliputi :
1. Perhatian
2. Pemahaman
3. Respon kognitif
4. Respon afektif
5. Sikap
Dampak Komunikasi
Masukan Perusahaan
Gambar 3. Kerangka Pemikiran Penelitian
28
Berdasarkan Gambar 3, konteks penelitian ini berfokus pada riset
dampak komunikasi yang meliputi pengaruh iklan terhadap tingkat
pengingatan dan tingkat persuasi. Tingkat pengingatan dilakukan dengan
menganalisis salah satu dari elemen-elemen brand equity, yaitu brand
awareness. Kemudian model lain yang dipakai untuk mngukur dampak
komunikasi iklan dalam penelitian ini adalah EPIC Model dan Rating
Method (DRM). Model ini digunakan karena dapat mengevaluasi dampak
komunikasi iklan berdasarkan beberapa dimensi dan variabel. Adapun
EPIC Model meliputi empat dimensi yaitu : emphaty, persuasion, impact,
dan communication. Dedangkan variabel yang digunakan dalam Direct
Rating Method (DRM), yaitu : perhatian, pemahaman, respon kognitif,
respon afektif, dan sikap terhadap iklan. Kemudian hasil yang diperoleh
diharapkan
dapat
menjadi
bahan
masukan
perusahaan
dalam
mengembangkan pola komunikasi yang efektif.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di kampus Institut Pertanian Bogor
dengan responden mahasiswa laki-laki dan perempuan. Pemilihan lokasi
penelitian ditentukan dengan kriteria-kriteria yang telah ditentukan. Waktu
pelaksanaan penelitian ini adalah selama bulan Maret 2011.
3.3. Metode Pengambilan Sampel
Sampel yang digunakan dalam penelitian menggunakan salah satu
bagian dari teknik pengambilan sampel non probability sampling, yaitu
quota sampling, dengan teknik non probability sampling setiap elemen
populasi tidak mempunyai kemungkinan yang sama untuk dijadikan
sampel. Quota sampling merupakan metode pemilihan sampel yang
mempunyai ciri-ciri tertentu dalam jumlah atau kuota yang diinginkan.
Tujuannya adalah memastikan bahwa berbagai subkelompok dari suatu
populasi akan terwakilkan pada karakteristik sampel yang relevan dalam
jumlah yang diharapkan peneliti. Dengan teknik quota sampling, sampel
diambil sejumlah tertentu dari setiap subkelompok yang telah ditentukan
29
dari suatu populasi. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa Program Strata 1
Institut Pertanian Bogor yang terlihat pada Tabel 2.
Penentuan jumlah sampel dilakukan berdasarkan rumus Slovin dalam
Umar (2003) :
Keterangan :
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
e = nilai kritis (10 persen)
Tabel 2. Populasi Mahasiswa Program Strata 1 Institut Pertanian Bogor
Fakultas
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
Pertanian
802
1129
1931
Kedokteran
Hewan
315
432
747
Perikanan dan
Ilmu Kelautan
769
826
1595
Peternakan
378
567
945
Kehutanan
842
879
1721
Teknologi
Pertanian
913
855
1768
Matematika dan
Ilmu Pengetahuan
Alam
1311
1653
2964
Ekonomi dan
Manajemen
597
1327
1924
Ekologi Manusia
263
974
1237
Jumlah
6190
8642
1483
2
Sumber : Direktorat AJMP-IPB
Berdasarkan rumus Slovin diperoleh jumlah responden sebanyak 100
responden:
30
Selanjutnya dilakukan pembagian jumlah responden dari setiap
fakultas yang ada agar responden terwakili. Berikut ini adalah contoh
perhitungan jumlah responden setiap fakultas :
Selanjutnya hasil perhitungan quota sampling dilakukan untuk
mencari jumlah responden terhadap fakultas-fakultas lain, kemudian
diperoleh jumlah mahasiswa yang akan dijadikan responden untuk tiap
fakultas. Hasil dapat dilihat di Tabel 3.
Tabel 3. Jumlah Responden setiap Fakultas
Fakultas
Jumlah Responden
Pertanian
13
Kedokteran Hewan
5
Perikanan dan Ilmu Kelautan
11
Peternakan
6
Kehutanan
12
Teknologi Pertanian
12
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
20
Ekonomi dan Manajemen
13
Ekologi Manusia
8
Jumlah
100
Sumber : hasil pengolahan data primer
3.4. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang relevan dalam penelitian ini dilakukan
dengan cara penyebaran kuesioner, wawancara, dan studi kepustakaan.
Materi wawancara dan kuesioner meliputi pertanyaan-pertanyaan yang
berkenaan dengan pengukuran tingkat efektivitas iklan televisi Kartu As
versi Sule. Wawancara yang dilakukan secara tidak terstruktur untuk
melengkapi informasi yang dibutuhkan dan memperdalam informasi serta.
Sedangkan studi kepustakaan dilakukan dengan cara mengumpulkan,
mempelajari, dan mengolah data dari literatur-literatur yang berhubungan
dengan penelitian.
31
3.4.1 Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis
data yaitu :
1. Data Primer
Data primer diperoleh melalui proses penyebaran kuesioner dan
wawancara kepada responden, yaitu mahasiswa IPB yang berjenis
kelamin laki-laki dan perempuan yang pernah menyaksikan iklan
Kartu As versi Sule. Kuesioner penelitian tersaji dalam Lampiran 1.
2. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari berbagai macam literatur untuk
mendukung serta memenuhi informasi yang diperlukan dalam
penelitian. Literatur tersebut terdiri dari buku-buku yang memuat teori,
koran, majalah, jurnal, televisi, internet atau sumber lain yang dapat
dipercaya.
3.5. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
3.5.1 Uji Validitas dan Reliabilitas
Menurut
Umar
(2005),
uji
validitas
digunakan
untuk
menunjukkan sejauh mana suatu kuesioner dapat mengukur apa yang
ingin diukur. Uji validitas digunakan untuk mengetahui tingkat kesahihan
instrumen yang digunakan. Teknik yang digunakan untuk menguji
validitas kuesioner ini adalah dengan menggunakan teknik korelasi
product moment sebagai berikut :
Keterangan :
N = jumlah responden
X = skor masing-masing pertanyaan
Y = skor total
Penelitian ini menggunakan angka kritis sebesar 10% dan
derajatkebebasan yaitu N-2 jika nilai r > r tabel (0.361), maka
pertanyaan tersebut valid atau signifikan dalam penelitian ini.
32
Pengujian selanjutnya adalah pengujian reliabilitas terhadap alat
ukur. Reliabilitas adalah istilah yang dipakai untuk menunjukkan
sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten
apabila
pengukuran diulangi dua kali atau lebih. Pengujian reliabilitas
menggunakan teknik Cronbach. Dalam penelitian ini uji reliabilitas
menggunakan pendekatan Alpha dengan rumus sebagai berikut :
Jika
Keterangan :
r = koefisien reliabilitas yang dicari
k = jumlah butir pertanyaan
δi2 = varian butir-butir pertanyaan
δ2 = varian skor test
∑X1 = Jumlah skor jawaban subjek untuk butir pertanyaan ke-n
N = jumlah populasi
Nilai Cronbach Alpha dapat dihitung dengan bantuan
software SPSS Ver.15 setelah itu reliabilitas suatu konstruk variabel
dikatakan baik jika memiliki nilai Cronbach Alpha > 0.60.
3.5.2 Pengukuran Tingkat Kesadaran Merek
Metode pengukuran tingkat kesadaran merek dilakukan
dengan menggunakan alat analisis tabulasi sederhana atas jawaban
responden dari pertanyaan dalam kuesioner yang berkaitan dengan
kesadaran merek. Rumus yang digunakan untuk mengolah data hasil
jawaban kuesioner yang berkaitan dengan tingkat kesadaran merek
(brand awareness) disajikan seperti ini :
33
Keterangan :
P = persentase responden yang memilih kategori tertentu
fi = jumlah responden yang memilih kategori tertentu
∑fi = banyaknya jumlah responden
3.5.3 Pengukuran Efektivitas Iklan dengan EPIC Model
Pengukuran menggunakan EPIC Model mencakup empat dimensi
kritis yaitu empati (emphaty), persuasi (persuasion), dampak (impact) dan
komunikasi
(communication).
Pengolahan
data
yang
dianalisis
menggunakan metode EPIC model adalah sebagai berikut :
a. Analisis Tabulasi Sederhana
Data yang diperoleh dalam analisis tabulasi sederhana diolah dengan rumus
berikut (Durianto, dkk. 2003) :
Keterangan :
P = persentase responden yang memilih kategori tertentu
fi = jumlah responden yang memilih kategori tertentu
∑fi = banyaknya jumlah responden
b. Skor Rataan
Setiap jawaban responden dari pertanyaan dalam kuesioner diberikan
bobot. Cara menghitung skor rataan adalah sebagai berikut (Durianto,
dkk. 2003) :
Keterangan :
X = rata-rata bobot
fi = frekuensi
wi = bobot
Langkah selanjutnya adalah menggunakan rentang skala
penilaian
untuk
menentukan
posisi
tanggapan
responden
34
menggunakan nilai skor setiap variabel. Bobot alternatif jawaban
yang terbentuk dari teknik skala peringkat terdiri dari kisaran
antara 1 sampai 5 yang menggambarkan posisi yang sangat
negatif ke posisi yang sangat positif. Selanjutnya dihitung rentang
skala dengan rumus sebagai berikut (Durianto, dkk. 2003) :
Keterangan :
R (bobot) = bobot terbesar – bobot terkecil
M = banyaknya kategori bobot
Langkah terakhir adalah menentukan nilai EPIC rate
dengan rumus sebagai berikut (Durianto, dkk. 2003) :
Hasil EPIC rate akan menggambarkan posisi promosi
suatu produk dalam persepsi responden sesuai dengan rentang
skala yang telah ditentukan di atas. Berdasarkan hasil rentang
skala tersebut akhirnya diketahui sejauh mana keefektifan promosi
yang telah dilakukan oleh suatu perusahaan.
3.5.4 Pengukuran Efektivitas Iklan dengan Direct Rating Method
Direct Rating Method digunakan untuk mengevaluasi
kekuatan iklan yang berkaitan dengan kemampuan iklan tersebut
mendapatkan perhatian, kemudahan untuk dipahami, kemampuan
iklan dalam menggugah perasaan dan kemampuan sebuah iklan
untuk mempengaruhi perilaku. Dalam metode ini, semakin tinggi
peringkat yang diperoleh suatu iklan semakin tinggi pula
kemungkinan bahwa iklan tersebut efektif.
Langkah pertama yang dilakukan dalam pengolahan data adalah
menentukan analisis tabulasi sederhana dan skor rata” dengan rumus
sebagai berikut :
35
a. Analisis Tabulasi Sederhana
Dalam analisis tabulasi sederhana, data yang diperoleh diolah dengan
rumus sebagai berikut (Durianto, dkk. 2003) :
Keterangan :
P = persentase responden yang memilih kategori tertentu
fi = jumlah responden yang memilih kategori tertentu
∑fi = banyaknya jumlah responden
b. Skor Rataan
Setiap jawaban responden dari pertanyaan dalam kuesioner diberikan
bobot. Cara menghitung skor rataan adalah sebagai berikut :
Keterangan :
X = rata-rata bobot
fi = frekuensi
wi = bobot
Setelah
itu
rentang
skala
penilaian
digunakan
untuk
menentukan posisi tanggapan responden dengan nilai skor setiap
variabel. Bobot alternatif yang terbentuk dari teknik skala peringkat
terdiri dari kisaran 1 sampai 5 yang menggambarkan posisi yang sangat
negatif ke posisi yang sangat positif. Selanjutnya dihitung rentang skala
dengan rumus sebagai berikut (Durianto, dkk. 2003) :
Keterangan :
R (bobot) = bobot terbesar – bobot terkecil
M = banyaknya kategori bobot
36
Kemudian hasil yang diperoleh dikonversikan ke tabel
direct rating menggunakan rumus (Durianto, dkk. 2003) :
Langkah terakhir adalah dengan menjumlahkan seluruh
nilai direct rating untuk mendapatkan nilai total direct rating yang
disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4. Nilai Total Direct Rating
Rentang Skala
Kategori Promosi
0 < Ä¡ ≤ 20
Promosi buruk
20 < Ä¡ ≤ 40
Promosi kurang baik
40 < Ä¡ ≤ 60
Promosi rata-rata
60 < Ä¡ ≤ 80
Promosi baik
80 < Ä¡ ≤ 100
Promosi hebat
37
IV. PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Perusahaan
Telkomsel merupakan penyelenggara jasa telekomunikasi selular
terkemuka di Indonesia. Pada akhir Maret 2008, Telkomsel telah
memiliki 51.3 juta pelanggan yang berdasarkan statistik industri mewakili
perkiraan pangsa pasar hampir 51 persen. Telkomsel menyediakan
layanan selular GSM di Indonesia, yang secara nasional melalui jaringan
GSM dual band 900/1800 MHz dan yang secara internasional melalui
288 mitra roaming international di 155 negara (pada akhir 2007). Pada
September 2006, Telkomsel menjadi penyelenggara pertama di Indonesia
dengan meluncurkan layanan 3G.
Pada November 1997, Telkomsel menjadi penyelenggara
telekomunikasi selular pertama di Asia dengan memperkenalkan layanan
prabayar GSM rechargeable. Pendapatan kotor Telkomsel telah
meningkat dari Rp 3.59 triliun tahun 2000 menjadi Rp 44.38 triliun tahun
2007. Pada periode yang sama, jumlah seluruh pelanggan selular
Telkomsel meningkat dari hampir 1.7 milyar pada 31 Desember 2000
menjadi 47.9 milyar pada 31 Desember 2007
Telkomsel
merupakan
operator
telekomunikasi
selular
di
Indonesia yang menyediakan beragam layanan dengan berbasis teknologi
jaringan GSM Dual Band (900 & 1800), GPRS, Wi – Fi, EDGE, 3G,
HSDPA dan HSPA di seluruh Indonesia. Jaringan internasional
Telkomsel telah berkolaborasi dengan 362 roaming partners di 196
negara. Dengan cakupan jaringan terbesar di Indonesia, mencapai lebih
dari 95 persen total populasi wilayah Indonesia, jaringan Telkomsel telah
menjangkau hingga seluruh provinsi, kabupaten, dan hampir seluruh
wilayah kecamatan di Indonesia. Sebagai pemimpin pasar layanan
broadband, Telkomsel menjadi yang petama kali meluncurkan “Next
Generation Flash HSPA+, yang mana akan diimplementasikan di 24 kota
di seluruh Indonesia pada akhir tahun 2010.
38
Telkomsel menyediakan layanan voice dan SMS sebagai layanan
dasar selular, sebagaimana juga beragam layanan nilai tambah lainnya
seperti nada sambung pribadi, mobile banking, mobile wallet (T-Cash),
cash
remittance
(T-Remittance),
internet
broadband
(TELKOMSELFlash), layanan BlackBerry dan lain sebagainya. Guna
melayani kebutuhan segmen pelangan yang berbeda-beda, Telkomsel
menawarkan kepada para pelanggannya pilihan antara dua layanan pra
bayar yakni simPATI dan Kartu
Telkomsel sebagai pemimpin di industri telekomunikasi seluler,
telah menggelar 34.000 Base Transceiver Station termasuk lebih dari
6.000 Node B yang menjangkau 95 persen wilayah populasi Indonesia.
Seiring diselesaikannya program Universal Service Obligation yang
diamanahkan pemerintah untuk menggelar jaringan di 25.000 desa, maka
layanan Telkomsel menjangkau hampir 100 persen wilayah populasi
Indonesia. Bahkan kenyamanan berkomunikasi pelanggan Telkomsel
yang sedang berada di luar negeri tetap terjamin berkat dukungan 403
mitra operator international roaming dan 300 mitra operator data
roaming di lebih dari 200 negara dari berbagai belahan dunia.
Tujuan dari perusahaan ini adalah menyediakan layanan
komunikasi terdepan bagi konsumen mereka agar mereka dapat
berkomunikasi dimana saja dan kapan saja. Telkomsel memiliki cakupan
jaringan terbesar dari semua penyelenggara selular di Indonesia, dengan
menyediakan cakupan jaringan hingga 95 persen dari penduduk Indonesia
dan merupakan satu-satunya penyelenggara di Indonesia yang mencakup
seluruh propinsi dan kabupaten serta seluruh kecamatan di Sumatra,
Jawa, dan Bali/Nusa Tenggara.

Berdasarkan fungsinya manajemennya termasuk umum karena
ditujukan untuk masyarakat luas bukan untuk kalangan terbatas.

Dari tingkatan dan keterampilan manajemennya termasuk dalam
manajer menengah dimana keterampilan konseptual dan teknis
seimbang. Saat ini perusahaan tidak hanya berorientasi keuntungan,
tapi juga dituntut untuk memberikan kontribusi yang bersifat sosial.
39
Dalam hal ini Telkomsel juga turut berpartisipasi dalam aksi sosial
seperti sumbangan bantuan bagi korban-korban bencana alam juga
menyediakan tempat rest area atau tempat istirahat di sepanjang jalur
mudik lebaran bagi pengemudi yang lelah saat berkendara jauh.
Telkomsel menyediakan pilihan bagi pelanggannya yaitu kartu
prabayar simPATI dan Kartu As, atau layanan kartu HALO pasca bayar,
serta
berbagai
layanan
dan
program
menguntungkan
lainnya.Penyelenggaraan Telkomsel di Indonesia telah berkembang sejak
peluncuran layanan pasca bayar pada 26 Mei 1995.
Visi dan Misi Perusahaan
Visi Telkomsel adalah sebagai penyedia solusi Telekomunikasi
terkemuka di Indonesia. Misi dari Telkomsel adalah menjadi pilihan
utama sebagai penyedia solusi telekomunikasi nirkabel di Indonesia yang
bekerja sama dengan para pemegang saham dan mitra usaha lainnya
untuk menghasilkan nilai tambah bagi investor,karyawan dan negara. Ada
tiga visi terbaru Telkomsel, yaitu :
1. Menciptakan market baru dan menjadi pemimpin pasar di Indonesia.
2. Memperluas Layanan dalam bisnis Telekomunikasi.
3. Menawarkan solusi dalam telekomunikasi baik berupa Jaringan dan
Pelayanan
4.2 . Gambaran Umum Produk
Kartu As adalah merek kartu seluler yang dikeluarkan oleh PT.
Telkomsel pada tanggal 24 Mei 2004. Kehadiran Kartu As melengkapi
jenis produk Telkomsel yang ditawarkan dalam rangka memberikan
solusi komunikasi sesuai dengan kebutuhan dan keinginan segmentasi
pelanggan yang berbeda-beda. Sebelumnya Telkomsel telah memiliki
produk yang sangat digemari pengguna selular yakni : simPATI
(prabayar) dan kartuHALO (pascabayar).
Sejak
diluncurkan
Mei
2004,
animo
masyarakat
untuk
menggunakan Kartu As begitu tinggi, hal ini tentunya merupakan
tantangan tersendiri bagi Telkomsel untuk terus memberikan nilai tambah
40
pada produknya. Untuk itu, awal Agustus 2004 Telkomsel meluncurkan
inovasi desain produk Kartu As selalu ON yang menjadi catatan penting
dalam dinamika industri selular Indonesia dalam hal lahirnya inovasi
produk kartu prabayar.
Segmentasi Kartu As adalah untuk kalangan low-end dengan
target kalangan remaja. Telkomsel memposisikan Kartu As sebagai
provider dengan tarif murah.
4.3. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Penelitian
Uji validitas pertanyaan kuesioner dilakukan dengan mengajukan
pertanyaan kuesioner kepada 30 orang mahasiswa. Berdasarkan uji
validitas menggunakan software Microsoft Excel 2007, diperoleh hasil
bahwa kuesioner sudah valid sehingga layak untuk ditanyakan kepada
mahasiswa yang diteliti . Nilai rtabel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah 0,361 dengan angka kritis sebesar 5 persen dan derajat kebebasan
(df) yaitu n-2. Hasil uji validitas kuesioner penelitian terlampir pada
Lampiran 2.
Uji
reliabilitas
pertanyaan
kuesioner
dilakukan
dengan
menggunakan teknik Cronbach. Berdasarkan uji reliabilitas dengan
menggunakan software SPSS 17.0 for windows menunjukkan bahwa
reliabilitas pertanyaan-pertanyaan tersebut baik karena memiliki nilai
Cronbach’s Alpha 0,961 > 0,6 (Lampiran 3). Kuesioner tersebut telah
menunjukkan hasil yang relatif konsisten apabila pengukuran diulangi
dua kali atau lebih.
Setelah dilakukan uji validitas dan reliabilitas kuesioner
dilanjutkan untuk ditanyakan kepada 70 mahasiswa yang terdiri dari
mahasiswa dan mahasiswi program sarjana Institut Pertanian Bogor yang
pernah menyaksikan iklan Kartu As versi Sule.
41
4.4. Karakteristik Mahasiswa
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa
dan mahasiswi Program Sarjana Institut Pertanian Bogor yang pernah
menyaksikan iklan televisi Kartu As versi Sule. Karakteristik mahasiswa
yang dijadikan sampel dalam penelitian ini meliputi nama, usia,
fakultas/angkatan.
a. Usia
Berdasarkan hasil penelitian kepada 100 mahasiswa diperoleh
dari perhitungan usia mahasiswa, 36 persen mahasiswa berusia 21
tahun, 20 persen mahasiswa berusia 19 tahun, 18 persen mahasiswa
berusia 20 tahun, 15 persen mahasiswa berusia 22 tahun dan 11 persen
mahasiswa berusia 18 tahun. Rata-rata usia mahasiswa yang diperoleh
adalah kisaran 18 tahun sampai 22 tahun, hal ini dikarenakan sampel
mahasiswa adalah mahasiswa program sarjana Institut Pertanian
Bogor, seperti dimuat pada Gambar 4.
11 tahun
11%
Usia
21 tahun
36%
15 tahun
15%
18 tahun
18%
20 tahun
20%
Gambar 4. Karakteristik Mahasiswa Berdasarkan Usia
b. Pengeluaran
Pengeluaran mahasiswa setiap bulan yang paling dominan
adalah sekitar Rp. 500.000 – Rp.1.000.000 dengan jumlah 59 persen
dari total 100 mahasiswa, di urutan kedua dengan jumlah 25 persen
berada di kisaran Rp. 1.000.000 – Rp.1.500.000, urutan ketiga dengan
jumlah 11 persen berada di kisaran < Rp.500.000, 3 persen berada di
42
kisaran Rp.1.500.000 – Rp.2.000.000 dan 2 persen berada di kisaran >
Rp.2.000.000, hasil selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5. Karakteristik Mahasiswa Berdasarkan Pengeluaran
c. Tempat Tinggal
Berdasarkan hasil tentang pertanyaan di mana mahasiswa
tinggal, diperoleh hasil
sebanyak 78 persen mahasiswa tinggal di
kamar kost, 11 persen mahasiswa tinggal di rumah orang tua atau
kerabat, 10 persen mahasiswa tinggal di rumah sewa dan hanya 1
persen yang tinggal di asrama. Hasil yang dominan adalah sebagian
besar mahasiswa tinggal di kamar kost dan rumah sewa. Hal ini
dikarenakan sebagian besar mahasiswa program sarjana Institut
Pertanian Bogor berasal dari luar wilayah Bogor atau tinggal jauh dari
rumah orang tua mereka, hasil selengkapnya dapat dilihat pada
Gambar 6.
Gambar 6. Karakteristik Mahasiswa Berdasarkan Tempat Tinggal
43
4.5. Perilaku Menonton Televisi
Kebiasaan menonton televisi yang dilakukan mahasiswa dapat
diketahui melalui pertanyaan mengenai perilaku menonton televisi dalam
kuesioner ini. Pertanyaan pertama adalah pertanyaan tentang lamanya
mahasiswa menonton televisi dalam satu hari, sebanyak 52 persen
mahasiswa menghabiskan sekitar 1-3 jam untuk menonton televisi, 27
persen menghabiskan waktu kurang dari 1 jam untuk menonton televisi,
12 persen mahasiswa memiliki waktu 4-5 jam untuk menonton televisi
dan hanya 9 persen mahasiswa yang mempunyai waktu menonton televisi
lebih dari 6 jam. Berdasarkan hasil tersebut terlihat bahwa sebagian besar
mahasiswa memiliki waktu untuk menonton televisi kurang dari 3 jam,
hal ini dikarenakan mahasiswa memiliki kesibukan lain yang lebih
penting sehingga tidak memiliki waktu luang untuk menonton televisi,
hasil selengkapnya tersaji dalam Tabel 5.
Tabel 5. Durasi Menonton Televisi
Durasi Menonton Televisi
< 1 jam
1 – 3 jam
4 – 5 jam
> 6 jam
Jumlah
Jumlah
27
52
12
9
100
Persentase
27%
52%
12%
9%
100%
Berdasarkan pengamatan mengenai perilaku menonton televisi
konsumen dapat diketahui bahwa konsumen yang menjadi target produk
Kartu As cenderung menonton televisi pada malam hari saat kegiatankegiatan di kampus telah usai. Pertanyaan kedua mengenai bersama siapa
menonton televisi diperoleh hasil bahwa sebagian besar mahasiswa
menonton televisi bersama dengan teman dengan jumlah sebesar 61
persen, kebiasaan menonton televisi bersama teman karena mahasiswa
merupakan mahasiwa program sarjana Institut Pertanian Bogor yang
sebagian besar tinggal di kamar kost atau rumah sewa. Sebanyak 15
persen mahasiswa menonton televisi bersama keluarga, 21 persen
menonton televisi sendiri karena memiliki televisi di kamar kost mereka
dan sebanyak tiga persen mahasiswa menjawab lainnya karena mereka
44
tidak tentu menonton televisi dengan siapa. Hasil selengkapnya tersaji
dalam Tabel 6.
Tabel 6. Kebiasaan Menonton Televisi
Kebiasaan
Menonton Televisi
Jumlah
Persentase
Bersama teman
61
61%
Bersama keluarga
15
15%
Sendiri
21
21%
Lainnya
3
3%
Jumlah
100
100%
Berdasarkan perilaku menonton televisi tersebut terlihat beberapa
kecenderungan yang timbul, yang pertama adalah konsumen berbincang
dengan teman atau keluarga ketika sedang iklan dan mengabaikan iklan
yang ada serta yang kedua adalah kecenderungan zapping yang lebih
besar karena ketika menonton televisi konsumen berusaha agar semua
orang dapat menonton televisi acara favorit di berbagai stasiun televisi
yang tidak menayangkan iklan. Kecenderungan yang ketiga adalah
penilain konsumen terhadap sebuah produk bisa saja dipengaruhi oleh
keluarga atau teman ketiga menyaksikan iklan tersebut. Pertanyaan ketiga
dan keempat mengenai kebiasaan mahasiswa menonton iklan, pertanyaan
ketiga mengenai kebiasaan sering atau tidaknya mahasiswa menonton
iklan diperoleh hasil sebanyak 79 persen mahasiswa menjawab sering
menonton iklan dan 21 persen sisanya jarang menonton iklan. Hasil
selengkapnya tersaji dalam Tabel 7.
Tabel 7. Frekuensi Menonton Iklan
Frekuensi Menonton
Iklan
Jumlah
Persentase
Sering
79
79%
Jarang
21
21%
Jumlah
100
100%
Pertanyaan keempat mengenai kebiasaan mahasiswa ketika
sedang menonton kemudian muncul iklan, sebanyak 56 persen mahasiswa
menjawab memindahkan ke saluran lain kemudian kembali lagi ke
saluran semula setelah iklan selesai, 20 persen mahasiswa menjawab
tetap menonton iklan, 19 persen menjawab tidak memindahkan ke saluran
45
lain namun tidak menyimak tayangan iklan yang ada, sisanya sebanyak
enam persen mahasiswa menjawab lainnya yaitu tergantung iklan yang
ada, jika iklan yang muncul menarik maka mahasiswa akan tetap
menonton iklan namun jika iklan tidak menarik mahasiswa enggan
menonton iklan, tersaji dalam Tabel 8.
Tabel 8. Perilaku Menonton Televisi
No
1
2
3
4
Perilaku Menonton Televisi
Jumlah Persentase
Memindahkan ke saluan lain, kemudian
kembali lagi ke saluran semula setelah
iklan selesai
56
56%
Tidak memindahkan ke saluran lain
namun tidak menyimak tayangan iklan
yang muncul
18
18%
Tetap menonton iklan
20
20%
Lainnya
6
6%
Jumlah
100
100%
4.6. Perilaku Penggunaan Operator Telekomunikasi
Merek yang paling banyak digunakan oleh mahasiswa adalah IM3
yaitu sebanyak 51 persen sedangkan Kartu As menduduki posisi kedua
dengan persentase 27 persen. Keterangan mengenai distribusi konsumen
berdasarkan merek sabun mandi yang digunakan dapat dilihat dalam
Tabel 9.
Tabel 9. Merek Operator Telekomunikasi yang Digunakan
No
1
2
3
4
5
6
7
Merek
Jumlah
Persentase
IM3
51
51%
Kartu As
27
27%
Simpati
6
6%
3
6
6%
XL
4
4%
Mentari
3
3%
Axis
3
3%
Jumlah
100
100%
Berdasarkan lama menggunakan produk kartu seluler, sebagian
besar mahasiswa telah menggunakan operator selulernya direntang waktu
lebih dari empat tahun sebanyak 36 persen.
Konsumen tidak terlalu
46
terpengaruh oleh iklan yang disiarkan melalui berbagai media. Hasil
selengkapnya tersaji dalam Tabel 10.
Tabel 10.Lama Penggunaan Merek Kartu Seluler
No
1
2
3
4
Lama Penggunaan
< 1 tahun
1 – 2 tahun
3 – 4 tahun
> 4 tahun
Jumlah
Sebagian
besar
Jumlah
13
20
31
36
100
mahasiswa
Persentase
13%
20%
31%
36%
100%
megetahui
merek
operator
telekomunikasi dari televisi yaitu sebanyak 66 persen. Sisanya bervariasi
ada yang mengetahui dari teman, keluarga dan lainnya seperti media
cetak maupun poster. Hasil selengkapnya tersaji dalam Tabel 11.
Tabel 11. Sumber Informasi Merek Kartu Seluler
No
1
2
3
4
Sumber Informasi
Iklan Televisi
Teman-teman
Keluarga
Lainnya
Jumlah
Alasan konsumen memilih
Jumlah
66
17
9
8
100
merek kartu
Persentase
66%
17%
9%
8%
100%
seluler yang
digunakannya saat ini didominansi oleh alasan tarif yang murah sebanyak
58 persen. Selain itu, konsumen memilih produk operator seluler karena
sinyal yang bagus, fitur yang diberikan oleh kartu seluler dan sebagian
menjawab lainnya. Hasil selengkapnya mengenai alasan mahasiswa
memilih kartu seluler disajikan dalam Tabel 12.
Tabel 12. Alasan Pemilihan Merek Kartu Seluler
No
1
2
3
4
Alasan Memilih Merek
Tarif
Sinyal bagus
Fitur
Lainnya
Jumlah
Jumlah
58
23
11
8
100
Persentase
58%
23%
11%
8%
100%
47
4.7. Brand Awareness
4.7.1 Top of Mind (Puncak Pikiran)
Pertanyaan top of mind ditujukan untuk mengetahui merek
Kartu Seluler yang paling diingat oleh mahasiswa. Setelah
dilakukan perhitungan hasil yang diperoleh adalah kartu seluler
IM3 menduduki posisi top of mind dengan nilai 54 persen,
sedangkan Kartu As menempati posisi kedua yaitu sebesar 23
persen. Urutan ketiga dan keempat ditempati oleh Simpati dan XL
dengan perolehan sebesar 10 persen dan 7 persen, sedangkan pada
urutan selanjutnya yaitu urutan kelima dan keenam ditempati oleh
3 dan Axis dengan perolehan yang sama yaitu 3 persen. Hasil
selengkapnya disajikan dalam Tabel 13.
Tabel 13. Merek Top of Mind
No
1
2
3
4
5
6
Merek Top of Mind
IM3
Kartu As
Simpati
XL
3
Axis
Jumlah
Jumlah
54
23
10
7
3
3
100
Persentase
54%
23%
10%
7%
3%
3%
100%
Hasil tersebut menunjukkan bahwa kartu seluler IM3 masih
memiliki pangsa pikiran yang lebih besar daripada kartu seluler
Kartu As yang berada di urutan kedua top of mind.
4.7.2 Brand Recall
Pertanyaan brand recall ditujukan untuk mengetahui
merek-merek kartu seluler yang paling diingat setelah merek top of
mind. Pertanyaan brand recall dijawab oleh mahasiswa dengan
menjawab lebih dari satu jawaban. Setelah dilakukan perhitungan
hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kartu seluler XL
menduduki peringkat pertama untuk brand recall sedangkan Kartu
As menduduki posisi kedua brand recall, hasil selengkapnya
terdapat pada Tabel 14.
48
Tabel 14. Merek Brand Recall
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Merek Brand Recall
XL
Kartu As
Simpati
AXIS
IM3
Three
Esia
Mentari
Flexi
Smart
Fren
Star one
Jumlah
64
49
49
32
31
24
22
20
7
4
4
1
Persentase
64%
49%
49%
32%
31%
24%
22%
20%
7%
4%
4%
1%
4.8. Analisis Efektivitas Iklan dengan EPIC Model
Pengukuran efektivitas iklan dengan menggunakan pendekatan
EPIC Model bertujuan untuk mengetahui dampak komunikasi iklan
tersebut terhadap konsumen dalam mempengaruhi keputusan pembelian.
Penelitian dilakukan untuk mendapatkan nilai empathy, persuasion,
impact dan communication dari iklan Kartu As versi Sule ini. Penelitian
ini menggunakan skala likert mulai dengan nilai sebagai berikut :
Sangat Tidak Setuju
=
1
Tidak Setuju
=
2
Biasa saja
=
3
Setuju
=
4
Sangat Setuju
=
5
Rentang skala yang digunakan adalah sebagai berikut :
Posisi keputusan:
Posisi keputusan :
49
4.8.1 Dimensi Empathy
Pertanyaan mengenai dimensi empathy berfungsi untuk
mengetahui apakah konsumen menyukai iklan Kartu As versi sule
serta menggambarkan bagaimana konsumen melihat hubungan
antara iklan tersaebut dengan pribadi mereka. Dimensi empathy
diwakili oleh beberapa pertanyaan, yaitu :
1. Apakah mahasiswa menyukai iklan Kartu As versi Sule.
2. Apakah menurut mahasiswa, iklan Kartu As versi Sule itu baik.
3. Apakah menurut mahasiswa, iklan Kartu As versi Sule menarik.
Tabel 15 menunjukkan hasil perhitungan dalam faktor
empathy terhadap iklan.
Tabel 15. Dimensi Empathy
Atribut
Bobot
Sangat Tidak Setu
ju
Tidak Setuju
Biasa saja
Setuju
Sangat Setuju
Total Mahasiswa
1
2
3
4
5
Frekuensi Frekuensi
E1
E2
1
6
50
33
10
100
3
24
50
18
5
100
Frekuen
si E3
0
5
32
52
11
100
Langkah selanjutnya adalah menghitung skor rata-rata
untuk mengetahui tingkat efektivitas dimensi empathy. Total skor
rata-rata dimensi empathy adalah sebagai berikut :
Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata dimensi empathy
yaitu sebesar 3,37. Skor tersebut dimasukkan ke dalam skala pada
Gambar sebagai berikut :
50
Gambar 7. Posisi Keputusan Berdasarkan Hasil Analisis Dimensi
Empathy
Hasil analisis pengukuran efektivitas dimensi empathy
dalam iklan Kartu As versi Sule menunjukkan bahwa iklan tersebut
termasuk dalam kategori cukup efektif. Hal ini mengindikasikan
bahwa iklan tersebut mampu memberikan informasi dan pesan
yang menarik dalam iklan tersebut sehingga cukup disukai oleh
konsumen.
4.8.2 Dimensi Persuasion
Pertanyaan mengenai dimensi persuasion berfungsi untuk
mengetahui apakah iklan dapat memberikan peningkatan atau
penguatan suatu merek sehingga mampu menarik konsumen untuk
membeli suatu produk. Dimensi persuasion diwakili oleh beberapa
pertanyaan, yaitu :
1. Apabila Anda suatu saat berkeinginan membeli kartu seluler,
apakah mahasiswa akan membeli Kartu As.
2. Apakah setelah menyaksikan iklan Kartu As mahasiswa akan
mengajak rekan Anda untuk membeli Kartu As.
Tabel 16 menunjukkan hasil perhitungan dalam faktor
persuasion terhadap iklan:
Tabel 16. Dimensi Persuasion
Atribut
Bobot
Sangat Tidak
Setuju
1
Tidak Setuju
2
Biasa saja
3
Setuju
4
Sangat
Setuju
5
Total Mahasiswa
Frekuensi P1
Frekuensi P2
2
34
33
27
12
37
47
4
4
100
0
100
51
Langkah selanjutnya adalah menghitung skor rata-rata
untuk mengetahui tingkat efektivitas dimensi persuasion. Total
skor rata-rata dimensi impact adalah sebagai berikut :
Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata dimensi persuasion
yaitu sebesar 2,7. Skor tersebut dimasukkan ke dalam skala sebagai
berikut :
Gambar 8. Posisi Keputusan Hasil Analisis Dimensi Persuasion
Hasil analisis pengukuran efektivitas dimensi persuasion
dalam iklan Kartu As versi Sule menunjukkan bahwa iklan tersebut
termasuk dalam kategori cukup efektif. Hal ini mengindikasikan
bahwa iklan tersebut cukup dapat meningkatkan dan menguatkan
merek Kartu As dalam benak konsumen. Iklan tersebut cukup
memiliki dampak terhadap keinginan konsumen untuk membeli
Kartu As meskipun kurang maksimal.
4.8.3 Dimensi Impact
Pertanyaan mengenai dimensi impact
berfungsi untuk
mengetahui apakah dampak iklan dan seberapa jauh pengetahuan
konsumen terhadap produk yang diiklankan. Dimensi impact
diwakili oleh beberapa pertanyaan, yaitu :
1. Apakah menurut mahasiswa Kartu As merupakan kartu seluler
bagi kalangan muda.
2. Apakah Iklan Kartu As versi Sule membuat mahasiswa lebih
tahu tentang kartu seluler tersebut.
3. Setelah menyaksikan iklan Kartu As versi Sule, merek Kartu
As menjadi pilihan pertama saat mahasiswa akan membeli kartu
seluler.
52
4. Menurut mahasiswa, iklan Kartu As versi Sule lebih kreatif
daripada iklan kartu seluler merek lain.
Tabel 17 menunjukkan hasil perhitungan dalam faktor
impact terhadap iklan:
Tabel 17. Dimensi Impact
Atribut
Bobot
Sangat
Tidak
1
Setuju
Tidak
2
Setuju
3
Biasa saja
4
Setuju
Sangat
5
Setuju
Total Mahasiswa
Frek. I1
Frek. I2
Frek. I3
Frek. I4
4
1
12
3
20
14
49
11
44
28
58
25
31
8
42
40
4
2
0
4
100
100
100
100
Langkah selanjutnya adalah menghitung skor rata-rata
untuk mengetahui tingkat efektivitas dimensi impact. Total skor
rata-rata dimensi impact adalah sebagai berikut :
Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata dimensi impact
yaitu sebesar 2,94. Skor tersebut dimasukkan ke dalam skala
sebagai berikut :
53
Gambar 9. Posisi Keputusan Berdasarkan Hasil Analisis Dimensi
Impact
Hasil analisis pengukuran efektivitas dimensi impact dalam
iklan Kartu As versi Sule menunjukkan bahwa iklan tersebut
termasuk dalam kategori cukup efektif. Hal ini mengindikasikan
bahwa iklan tersebut cukup menonjol dan memberi pengetahuan
mengenai Kartu As bagi konsumen.
4.8.4 Dimensi Communication
Pertanyaan mengenai dimensi communication berfungsi
untuk mengetahui apakah iklapn mampu mengkomunikasikan
pesannya
dengan
baik
kepada
konsumennya.
Dimensi
communication diwakili oleh beberapa pertanyaan, yaitu :
1. Iklan Kartu As versi Sule lebih jelas informasinya dibandingkan
iklan kartu seluler merek lain.
2. Slogan Kartu As (Kartu As paling murah) sudah tercermin
dalam iklannya.
3. Anda mengerti pesan yang disampaikan iklan Kartu As versi
Sule.
4. Iklan Kartu As versi Sule memaparkan keunggulan.
Tabel 18 menunjukkan hasil perhitungan dalam faktor terhadap
iklan:
Tabel 18. Dimensi Communication
Atribut
Sangat Tidak
Setuju
Tidak Setuju
Biasa saja
Setuju
Sangat Setuju
Total
Bobot
Frek.
C1
Frek.
C2
Frek.
C3
Frek.
C4
1
3
3
4
2
2
3
4
5
14
72
9
2
100
25
25
44
3
100
13
33
47
3
100
9
34
48
7
100
54
Langkah selanjutnya adalah menghitung skor rata-rata
untuk mengetahui tingkat efektivitas dimensi communication.
Total skor rata-rata dimensi impact adalah sebagai berikut:
Berdasarkan
hasil
perhitungan
rata-rata
dimensi
communication yaitu sebesar 3,23. Skor tersebut dimasukkan ke
dalam skala sebagai berikut :
Gambar 10. Posisi Keputusan Berdasarkan Hasil Analisis Dimensi
Communication
Hasil
analisis
pengukuran
efektivitas
dimensi
communication dalam iklan Kartu As versi Sule menunjukkan
bahwa iklan tersebut termasuk dalam kategori cukup efektif. Hal
ini mengindikasikan bahwa iklan tersebut cukup baik dalam
menyampaikan pesannya kepada konsumen.
4.8.5 Hasil Analisis EPIC Model
Setelah masing-masing dimensi diperoleh hasilnya, lalu
dicari nilai rata-rata EPIC, sebagai berikut :
55
Hasil akhir dari EPIC rate adalah 3,06 yang termasuk
dalam kategori cukup efektif. Hal ini memperlihatkan bahwa iklan
Kartu As versi Sule kurang maksimal dampak iklannya bagi
masyarakat. Grafik hasil analisis efektivitas iklan Kartu As versi
Sule dengan metode EPIC Model tersaji dalam Gambar 6.
Gambar 11. EPIC model iklan Kartu As versi Sule
4.9. Analisis Efektivitas Iklan dengan Direct Rating Method
Pengukuran efektivitas iklan dengan menggunakan direct rating
method bertujuan untuk mengevaluasi kekuatan iklan yang berkaitan
dengan kemampuan iklan tersebut untuk mendapatkan perhatian,
pemahaman, menggugah perasaan, dan kemampuan iklan tersebut untuk
mempengaruhi perilaku konsumen. Pengukuran dengan direct rating
method menggunakan lima variabel yang diukur yaitu attention, read
throughness, cognitive, affection, dan behaviour.
56
4.9.1 Faktor Attention
Faktor attention didefinisikan sebagai alokasi kapasitas
pemrosesan untuk stimulus yang baru masuk. Faktor attention
diwakili oleh beberapa pertanyaan, yaitu :
1. Menurut Anda, iklan Kartu As versi Sule menarik perhatian.
2. Setelah Anda menyaksikan iklan Kartu As versi Sule untuk
pertama kalinya, anda tertarik untuk menonton lagi iklan
tersebut.
3. Anda lebih mengingat iklan Kartu As versi Sule, dibanding
iklan kartu seluler merek lain.
Tabel 19
menunjukkan hasil perhitungan dalam faktor
attention terhadap iklan:
Tabel 19. Faktor Attention
Atribut
Bobot
Frek.A1
Frek.A2
Sangat Tidak
Setuju
Frek.A3
3
1
0
1
Tidak Setuju
2
3
12
13
Biasa saja
3
26
43
39
Setuju
4
61
38
38
Sangat Setuju
5
10
6
7
100
100
100
Jumlah
Langkah selanjutnya adalah menghitung skor rata-rata
untuk mengetahui tingkat efektivitas faktor attention. Total skor
rata-rata dimensi attention adalah sebagai berikut :
57
Rata-rata dari tingkat attention yang telah diperoleh
kemudian dikonversikan ke dalam skala rumus direct rating :
Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai faktor attention adalah
sebesar 13,96.
4.9.2 Faktor Read througness
Faktor perhatian didefinisikan sebagai penafsiran suatu
stimulus dari sebuah iklan oleh konsumen. Faktor read througness
diwakili oleh beberapa pertanyaan, yaitu :
1. Anda dapat memahami pesan-pesan di dalam iklan Kartu As
versi Sule.
2. Setelah Anda menyaksikan iklan Kartu As versi Sule, anda ingin
tahu lebih jauh tentang Kartu As.
3. Iklan Kartu As versi Sule jelas memaparkan manfaat dan
keunggulan produk.
Tabel 20
menunjukkan hasil perhitungan dalam faktor
attention terhadap iklan:
Tabel 20. Faktor Read throughness
Atribut
Bobot
Frek.Rt1
Frek.Rt2
Frek.Rt3
1
0
2
0
Tidak Setuju
2
12
32
14
Biasa saja
3
41
53
48
Setuju
4
43
10
37
Sangat Setuju
5
4
3
1
100
100
100
Sangat
Tidak
Setuju
Total Mahasiswa
58
Langkah selanjutnya adalah menghitung skor rata-rata
untuk mengetahui tingkat efektivitas faktor read througness. Total
skor rata-rata dimensi read througness adalah sebagai berikut :
Rata-rata dari tingkat read througness yang telah diperoleh
kemudian dikonversikan ke dalam skala rumus direct rating :
Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai faktor read througness
adalah sebesar 12,56.
4.9.3 Faktor Cognitive
Faktor cognitive mengukur apakah suatu iklan memberikan
kesan yang menguntungkan atau tidak bagi penonton. Faktor
cognitive diwakili oleh beberapa pertanyaan, yaitu :
1. Anda menerima dan setuju terhadap pesan yang terdapat dalam
iklan Kartu As versi Sule.
2. Iklan Kartu As versi Sule lebih jelas dalam memaparkan
keunggulannya daripada iklan kartu seluler lainnya.
3. Anda menerima dan setuju terhadap konsep iklan Kartu As versi
Sule dalam menyampaikan pesan.
Tabel 21
menunjukkan hasil perhitungan dalam faktor
cognitive terhadap iklan:
59
Tabel 21. Faktor Cognitive
Atribut
Bobot
Frek. Co1
Frek.Co2
Frek.Co2
1
1
1
4
Tidak Setuju
2
27
19
18
Biasa saja
3
50
65
50
Setuju
4
21
12
27
5
1
3
1
100
100
100
Sangat Tidak
Setuju
Sangat
Setuju
Total Mahasiswa
Langkah selanjutnya adalah menghitung skor rata-rata
untuk mengetahui tingkat efektivitas faktor cognitive. Total skor
rata-rata dimensi cognitive adalah sebagai berikut :
Rata-rata dari tingkat cognitive yang telah diperoleh
kemudian dikonversikan ke dalam skala rumus direct rating :
Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai faktor cognitive adalah
sebesar 11,76.
4.9.4 Faktor Affection
Faktor affection menggambarkan perasaan dan emosi
sebagai akibat dari sebuah stimulus. Faktor affection diwakili oleh
beberapa pertanyaan, yaitu :
1. Anda merasa mendapat pengetahuan saat menyaksikan iklan
Kartu As versi Sule.
2. Anda merasa terhibur saat menyaksikan iklan Kartu As versi
Sule.
Tabel 22
menunjukkan hasil perhitungan dalam faktor
affection terhadap iklan:
60
Tabel 22. Faktor Affection
Frekuensi
Frekuensi
A1
A2
1
1
1
Tidak Setuju
2
12
11
Biasa saja
3
66
31
Setuju
4
18
48
Sangat Setuju
5
3
9
100
100
Atribut
Sangat
Bobot
Tidak
Setuju
Total Mahasiswa
Langkah selanjutnya adalah menghitung skor rata-rata
untuk mengetahui tingkat efektivitas faktor affection. Total skor
rata-rata dimensi affection adalah sebagai berikut :
Rata-rata dari tingkat affection yang telah diperoleh
kemudian dikonversikan ke dalam skala rumus direct rating :
Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai faktor affection adalah
sebesar 13,28.
4.9.5 Faktor Behaviour
Faktor behaviour menggambarkan sikap yang diambil
konsumen setelah menyaksikan iklan. Faktor behaviour diwakili
oleh beberapa pertanyaan, yaitu :
1. Kartu As memiliki citra yang baik dalam benak Anda.
2. Bintang iklan Kartu As versi Sule memiliki daya tarik yang
bagus.
61
3. Penayangan iklan Kartu As versi Sule mendorong Anda ingin
membeli Kartu As.
Tabel 23
menunjukkan hasil perhitungan dalam faktor
behaviour terhadap iklan:
Tabel 23. Faktor Behaviour
Atribut
Bobot
Frekuensi
Frekuensi
Frekuensi
B1
B2
B3
1
2
2
7
Tidak Setuju
2
14
2
35
Biasa saja
3
51
38
49
Setuju
4
31
48
9
5
2
10
0
100
100
100
Sangat Tidak
Setuju
Sangat
Setuju
Jumlah
Langkah selanjutnya adalah menghitung skor rata-rata
untuk mengetahui tingkat efektivitas faktor behaviour. Total skor
rata-rata dimensi behaviour adalah sebagai berikut :
Rata-rata dari tingkat behaviour yang telah diperoleh
kemudian dikonversikan ke dalam skala rumus direct rating :
62
Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai faktor behaviour
adalah sebesar 12.52. Setelah hasil perhitungan seluruh faktor
DRM diperoleh, selanjutnya seluruh faktor dijumlahkan sebagai
berikut :
Direct Rating = Faktor attention + faktor read throughness +
faktor cognitive + faktor affection + faktor behaviour
Direct Rating = 13,96 +12,56 + 11,7 +13,28 +12,52 = 64,02
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari perhitungan direct
rating sebesar 64.02, jika dimasukkan ke dalam rentang skala
direct rating maka iklan Kartu As versi Sule termasuk ke dalam
kategori iklan baik, berarti iklan tersebut berhasil menarik
perhatian, pemahaman, kognitif dan reaksi afektif namun iklan
Kartu As belum terlalu berhasil dalam mempengaruhi perilaku
pembelian konsumen. Hasil analisis diect rating method dapat
dilihat pada Gambar 12.
Gambar 12. Gambar posisi keputusan direct rating method Iklan
Kartu As versi Sule
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar
mahasiswa tidak menggunakan Kartu As sebagai operator
komunikasi mereka dengan berbagai alasan seperti tarif, sinyal dan
fitur yang disediakan. Sehingga meskipun konsumen telah
mengenal Kartu As melalui iklan televisi kemudian menyukai dan
mengingat iklan Kartu As namun iklan Kartu As versi Sule tidak
terlalu berhasil mempengaruhi keputusan penggunaan Kartu As
sebagai penyedia layanan komunikasi.
63
4.9.
Analisis Tabulasi Silang antara Pengguna dan Non Pengguna
Kartu As untuk Masing-masing Elemen EPIC Model
Analisis tabulasi silang antara pengguna dan non pengguna Kartu
As untuk masing-masing elemen EPIC Model digunakan untuk melihat
keterkaitannya dengan efektivitas iklan tersebut jika dilihat dari dimensi
EPIC Model dan Direct Rating Method.
Hasil tabulasi silang antara mahasiswa pengguna Kartu As dan
non pengguna Kartu As terhadap dimensi empathy hasilnya pengguna
Kartu As menjawab dominan cukup efektif sebanyak 12 persen, non
pengguna Kartu As menjawab dominan cukup efektif 48 persen. Hal ini
berarti bahwa pada dimensi empathy baik pengguna maupun non
pengguna menilai sama bahwa iklan Kartu As versi Sule cukup efektif.
Berikut ini adalah hasil analisis yang disajikan dalam Tabel 24.
Tabel 24. Tabulasi silang pengguna dan non pengguna Kartu As dengan
dimensi empathy
Mahasiswa
Pengguna
Kartu As
Non
pengguna
Total
Sangat
Tidak
Efektif
-
Tidak
Efektif
Empathy
Cukup
Efektif
Efektif
Sangat
Efektif
Total
1
12
8
6
27
-
3
48
16
6
73
-
4
60
24
12
100
Skor rata-rata tingkat efektivitas dimensi empathy. Total skor ratarata dimensi empathy bagi pengguna Kartu As adalah sebagai berikut :
Skor rata-rata tingkat efektivitas dimensi empathy bagi non
pengguna Kartu As. Total skor rata-rata dimensi empathy adalah sebagai
berikut :
Hasil analisis pengukuran efektivitas dimensi empathy dalam
iklan Kartu As versi Sule menunjukkan bahwa iklan tersebut lebih
disukai oleh pengguna Kartu As dengan nilai rata-rata 3,7 berada di
rentang efektif sedangkan nilai rata-rata empathy bagi non pengguna
64
Kartu As sebesar 3,3 berada di rentang cukup efektif. Hal ini
mengindikasikan bahwa iklan tersebut belum mampu memberikan
informasi dan pesan yang menarik bagi pemirsa televisi yang tidak
menggunakan Kartu As sehingga perlu dievaluasi lagi kelemahan iklan
ini agar lebih disukai oleh pemirsa televisi yang belum menggunakan
Kartu As. Pengukuran efektivitas secara keseluruhan menunjukan bahwa
nilai rata-rata empathy sebesar 3,37 menunjukkan bahwa iklan ini cukup
efektif jika dinilai oleh seluruh mahasiswa.
Hasil tabulasi silang antara mahasiswa pengguna Kartu As dan
non pengguna Kartu As terhadap dimensi persuasion pengguna Kartu As
menjawab dominan efektif sebanyak 13 persen, non pengguna Kartu As
menjawab dominan cukup efektif sebanyak 24 persen. Hasil analisis
tabulasi silang selengkapnya disajikan pada Tabel 25.
Tabel 25. Tabulasi silang pengguna dan non pengguna Kartu As dengan dimensi
persuasion
Persuasion
Sangat
Tidak
Cukup
Efektif
Sangat
Mahasiswa
Total
Tidak
Efektif Efektif
Efektif
Efektif
Pengguna
1
4
9
13
27
Kartu As
Non
9
31
24
9
73
pengguna
Total
10
35
33
22
100
Skor rata-rata tingkat efektivitas dimensi persuasion. Total skor
rata-rata dimensi empathy bagi pengguna Kartu As adalah sebagai
berikut :
Skor rata-rata tingkat efektivitas dimensi persuasion bagi non
pengguna Kartu As. Total skor rata-rata dimensi empathy adalah sebagai
berikut :
Hasil analisis pengukuran efektivitas dimensi persuasion dalam
iklan Kartu As versi Sule menunjukkan bahwa iklan tersebut lebih
mampu mempengaruhi pengguna Kartu As dengan nilai rata-rata 3,25
65
sedangkan nilai rata-rata persuasion bagi non pengguna Kartu As sebesar
2,45. Pengukuran efektivitas secara keseluruhan menunjukan bahwa nilai
rata-rata persuasion sebesar 2,7 menunjukkan bahwa iklan ini hanya
berada di rentang cukup efektif jika dinilai oleh seluruh mahasiswa. Hal
ini mengindikasikan bahwa iklan tersebut belum mampu memberikan
informasi dan pesan yang mampu mempengaruhi pemirsa televisi
terutama bagi pemirsa televisi yang tidak menggunakan Kartu As
sehingga perlu dievaluasi lagi kelemahan iklan ini agar lebih menguatkan
merek dan mempengaruhi seluruh pemirsa televisi yang menyaksikan
iklan Kartu As versi Sule.
Hasil tabulasi silang antara mahasiswa pengguna Kartu As dan non
pengguna Kartu As terhadap dimensi impact menunjukkan bahwa pengguna
Kartu As menjawab dominan cukup efektif sebanyak 14 persen, non pengguna
Kartu As menjawab dominan cukup efektif sebanyak 45 persen. Hasil analisis
tabulasi silang selengkapnya disajikan pada Tabel 26.
Tabel 26. Tabulasi silang pengguna dan non pengguna Kartu As dengan dimensi
impact
Impact
Sangat
Tidak
Cukup
Efektif
Sangat
Mahasiswa
Total
Tidak
Efektif
Efektif
Efektif
Efektif
Pengguna
0
3
14
8
2
27
Kartu As
Non
3
17
45
8
0
73
pengguna
Total
3
20
59
16
2
100
Skor rata-rata tingkat efektivitas dimensi impact. Total skor ratarata dimensi empathy bagi pengguna Kartu As adalah sebagai berikut :
Skor rata-rata tingkat efektivitas dimensi impact bagi non
pengguna Kartu As. Total skor rata-rata dimensi impact adalah sebagai
berikut :
66
Hasil analisis pengukuran efektivitas dimensi impact dalam iklan
Kartu As versi Sule menunjukkan bahwa iklan tersebut lebih disukai oleh
pengguna Kartu As dengan nilai rata-rata 3,3 sedangkan nilai rata-rata
empathy bagi non pengguna Kartu As sebesar 2,79, keduanya berada di
rentang cukup efektif. efektivitas secara keseluruhan menunjukan bahwa
nilai rata-rata empathy sebesar 2,94 menunjukkan bahwa iklan ini cukup
efektif jika dinilai oleh seluruh mahasiswa. Hal ini mengindikasikan
bahwa iklan tersebut belum mampu memberikan informasi dan pesan
yang menarik bagi pemirsa televisi terutama yang tidak menggunakan
Kartu As sehingga perlu ditingkatkan lagi kualitas iklan ini agar lebih
menonjol dibanding merek kartu seluler lain dan memberi pengetahuan
lebih setelah menyaksikan iklan tersebut.
Hasil tabulasi silang antara mahasiswa pengguna Kartu As dan non
pengguna Kartu As terhadap dimensi communication hasilnya pengguna Kartu
As menjawab dominan efektif sebanyak 12 persen, non pengguna Kartu As
menjawab dominan efektif sebanyak efektif 33 persen. Hasil analisis tabulasi
silang selengkapnya disajikan pada Tabel 27.
Tabel 27. Tabulasi silang pengguna dan non pengguna Kartu As dengan dimensi
communication
Communication
Sangat
Tidak
Cukup
Efektif
Sangat
Mahasiswa
Total
Tidak
Efektif Efektif
Efektif
Efektif
Pengguna
0
5
7
12
3
27
Kartu As
Non
2
6
33
33
0
73
pengguna
Total
2
11
45
45
3
100
Skor rata-rata tingkat efektivitas dimensi communication. Total
skor rata-rata dimensi empathy bagi pengguna Kartu As adalah sebagai
berikut :
Skor rata-rata tingkat efektivitas dimensi communication bagi non
pengguna Kartu As. Total skor rata-rata dimensi communication adalah
sebagai berikut :
67
Hasil analisis pengukuran efektivitas dimensi communication
dalam iklan Kartu As versi Sule menunjukkan bahwa iklan tersebut
memiliki nilai rata-rata communication yang tidak jauh berbeda antara
pengguna dan non pengguna Kartu As yaitu sebesar 3,48 dan 3,36 namun
keduanya berada di rentang yang berbeda bila ditinjau dari tingkat
efektivitas berdasarkan EPIC Model yaitu efektif dan cukup efektif. Nilai
efektivitas secara keseluruhan menunjukan bahwa nilai rata-rata
communication sebesar 3,23 menunjukkan bahwa iklan ini cukup efektif
jika dinilai oleh seluruh mahasiswa. Hal ini mengindikasikan bahwa iklan
tersebut sudah cukup mampu memberikan informasi dan pesan yang jelas
bagi pemirsa televisi namun perlu ditingkatkan lagi kualitasnya agar non
pengguna Kartu As lebih mengerti isi pesan iklan kemudian tertarik untuk
menggunakan Kartu As setelah mengetahui informasi yang diberikan.
Setelah masing-masing dimensi diperoleh hasilnya, lalu dicari
nilai rata-rata EPIC pengguna Kartu As, sebagai berikut :
Setelah masing-masing dimensi diperoleh hasilnya, lalu dicari
nilai rata-rata EPIC non pengguna Kartu As, sebagai berikut :
Hasil akhir dari EPIC rate pengguna Kartu As adalah 3,43
termasuk dalam rentang efektif sedangkan EPIC rate untuk non pengguna
Kartu As adalah 2,98 yang termasuk dalam kategori cukup efektif. Hal ini
memperlihatkan bahwa iklan Kartu As versi Sule kurang maksimal
dampak iklannya bagi masyarakat terutama bagi pemirsa televisi yang
tidak menggunakan Kartu As. Iklan Kartu As versi Sule kurang mampu
68
mempengaruhi respon pemirsa televisi non pengguna Kartu As yang
menyaksikan iklan tersebut yang menjadi tujuan utama dibuat iklan ini.
4.10. Analisis Tabulasi Silang antara Pengguna dan Non Pengguna
Kartu As untuk Masing-masing Elemen Direct Rating Method
Analisis tabulasi silang antara pengguna dan non pengguna Kartu
As untuk masing-masing elemen Direct Rating Method digunakan untuk
melihat keterkaitannya dengan efektivitas iklan tersebut jika dilihat dari
dimensi Direct Rating Method.
Hasil tabulasi silang antara mahasiswa pengguna Kartu As dan non
pengguna Kartu As terhadap dimensi attention hasilnya pengguna Kartu As
menjawab dominan efektif sebanyak 11
persen, non pengguna Kartu As
menjawab dominan cukup efektif sebanyak efektif 32 persen. Hasil analisis
tabulasi silang selengkapnya disajikan pada Tabel 28.
Tabel 28. Tabulasi silang pengguna dan non pengguna Kartu As dengan dimensi
attention
Attention
Sangat
Tidak
Cukup
Efektif
Sangat
Mahasiswa
Total
Tidak
Efektif
Efektif
Efektif
Efektif
Pengguna
1
1
10
11
4
27
Kartu As
Non
1
3
32
29
8
73
pengguna
Total
2
4
42
40
12
100
Skor rata-rata tingkat efektivitas dimensi attention. Total skor
rata-rata dimensi
attention bagi pengguna Kartu As adalah sebagai
berikut :
Rata-rata dari tingkat attention yang telah diperoleh kemudian
dikonversikan ke dalam skala rumus direct rating :
69
Skor rata-rata tingkat efektivitas dimensi attention bagi non
pengguna Kartu As. Total skor rata-rata dimensi attention adalah sebagai
berikut :
Rata-rata dari tingkat attention yang telah diperoleh kemudian
dikonversikan ke dalam skala rumus direct rating :
Hasil tabulasi silang antara mahasiswa pengguna Kartu As dan non
pengguna Kartu As terhadap dimensi readthroughness hasilnya pengguna Kartu
As menjawab dominan cukup efektif sebanyak 12 persen, non pengguna Kartu
As menjawab dominan cukup efektif 50 persen. Hasil analisis tabulasi silang
selengkapnya disajikan pada Tabel 29.
Tabel 29. Tabulasi silang pengguna dan non pengguna Kartu As dengan dimensi
readthroughness
Mahasiswa
Pengguna
Kartu As
Non
pengguna
Total
Sangat
Tidak
Efektif
0
Read throughness
Tidak
Cukup
Efektif
Efektif Efektif
3
2
6
2
9
12
50
62
Sangat
Efektif
Total
11
1
27
14
1
73
25
2
100
Skor rata-rata tingkat efektivitas dimensi read throughness. Total
skor rata-rata dimensi read throughness bagi pengguna Kartu As adalah
sebagai berikut :
Rata-rata dari tingkat read throughness yang telah diperoleh
kemudian dikonversikan ke dalam skala rumus direct rating :
Skor rata-rata tingkat efektivitas dimensi read throughness bagi
non pengguna Kartu As. Total skor rata-rata dimensi read throughness
adalah sebagai berikut :
70
Rata-rata dari tingkat read throughness yang telah diperoleh
kemudian dikonversikan ke dalam skala rumus direct rating :
Hasil tabulasi silang antara mahasiswa pengguna Kartu As dan non
pengguna Kartu As terhadap dimensi cognitive hasilnya pengguna Kartu As
menjawab dominan cukup efektif sebanyak 17 persen, non pengguna Kartu As
menjawab dominan cukup efektif 48 persen. Hasil selengkapnya disajikan pada
Tabel 30.
Tabel 30. Tabulasi silang pengguna dan non pengguna Kartu As dengan dimensi
cognitive
Cognitive
Sangat
Tidak
Cukup
Efektif
Sangat
Mahasiswa
Total
Tidak
Efektif
Efektif
Efektif
Efektif
Pengguna
1
3
17
5
1
27
Kartu As
Non
1
11
48
13
0
73
pengguna
Total
2
14
65
18
1
100
Skor rata-rata tingkat efektivitas dimensi cognitive. Total skor
rata-rata dimensi
cognitive bagi pengguna Kartu As adalah sebagai
berikut :
Rata-rata dari tingkat cognitive yang telah diperoleh kemudian
dikonversikan ke dalam skala rumus direct rating :
Skor rata-rata tingkat efektivitas dimensi cognitive bagi non
pengguna Kartu As. Total skor rata-rata dimensi cognitive adalah sebagai
berikut :
71
Rata-rata dari tingkat cognitive yang telah diperoleh kemudian
dikonversikan ke dalam skala rumus direct rating :
Hasil tabulasi yang dipaparkan dalam Tabel 31 menunjukkan hasil
bahwa pengguna Kartu As menjawab dominan efektif sebanyak 13 persen, non
pengguna Kartu As menjawab dominan efektif sebanyak efektif 40 persen.
Tabel 31. Tabulasi silang pengguna dan non pengguna Kartu As dengan dimensi
affection
Affection
Sangat
Tidak
Cukup
Efektif
Sangat
Total
Mahasiswa
Tidak
Efektif Efektif
Efektif
Efektif
Pengguna
1
2
9
13
2
27
Kartu As
Non
0
9
21
40
3
73
pengguna
Total
1
11
30
53
5
100
Skor rata-rata tingkat efektivitas dimensi affection. Total skor
rata-rata dimensi
affection
bagi pengguna Kartu As adalah sebagai
berikut :
Rata-rata dari tingkat affection yang telah diperoleh kemudian
dikonversikan ke dalam skala rumus direct rating :
Skor rata-rata tingkat efektivitas dimensi affection bagi non
pengguna Kartu As. Total skor rata-rata dimensi affection adalah sebagai
berikut :
Rata-rata dari tingkat affection yang telah diperoleh kemudian
dikonversikan ke dalam skala rumus direct rating :
72
Tabel 32 menunjukkan hasil tabulasi silang antara mahasiswa pengguna
Kartu Aa dan non pengguna Kartu As terhadap dimensi behaviour hasilnya
pengguna Kartu As menjawab dominan cukup efektif sebanyak 13 persen, non
pengguna Kartu As menjawab dominan efektif sebanyak 46 persen.
Tabel 32. Tabulasi silang pengguna dan non pengguna Kartu As dengan dimensi
behaviour
Behaviour
Sangat
Tidak
Cukup
Efektif
Sangat
Mahasiswa
Total
Tidak
Efektif Efektif
Efektif
Efektif
Pengguna
0
1
13
12
1
27
Kartu As
Non
2
9
46
16
0
73
pengguna
Total
2
10
59
28
1
100
Skor rata-rata tingkat efektivitas dimensi behaviour. Total skor
rata-rata dimensi behaviour bagi pengguna Kartu As adalah sebagai
berikut :
Rata-rata dari tingkat behaviour yang telah diperoleh kemudian
dikonversikan ke dalam skala rumus direct rating :
Skor rata-rata tingkat efektivitas dimensi behaviour bagi non
pengguna Kartu As. Total skor rata-rata dimensi behaviour adalah sebagai
berikut :
Rata-rata dari tingkat behaviour yang telah diperoleh kemudian
dikonversikan ke dalam skala rumus direct rating :
Setelah hasil perhitungan seluruh faktor DRM pengguna Kartu As
diperoleh, selanjutnya seluruh faktor dijumlahkan sebagai berikut :
73
Direct Rating = Faktor attention + faktor read throughness + faktor
cognitive + faktor affection + faktor behaviour
Direct Rating = 14,36 +13,48 + 12,28 +14 +13,92 = 68,04
Setelah hasil perhitungan seluruh faktor DRM non pengguna
Kartu As diperoleh, selanjutnya seluruh faktor dijumlahkan sebagai
berikut :
Direct Rating = Faktor attention + faktor read throughness + faktor
cognitive + faktor affection + faktor behaviour
Direct Rating = 14,16 +12,32 + 12 +13,44 +12,16 = 64,08
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari perhitungan direct rating
bagi pengguna Kartu As yaitu sebesar 68.04, jika dimasukkan ke dalam
rentang skala direct rating maka iklan Kartu As versi Sule termasuk ke
dalam kategori iklan baik, sedangkan perhitungan direct rating bagi yang
tidak menggunakan Kartu As yaitu sebesar 64,08 berarti iklan tersebut
berhasil menarik perhatian, pemahaman, kognitif dan reaksi afektif dan
iklan Kartu As tergolong promosi yang baik untuk pengguna Kartu As
maupun yang tidak menggunakan Kartu As. Namun bila ditinjau dari
masing-masing variabel dalam direct rating method nilai-nilai yang
diperoleh dari pengguna Kartu As lebih tinggi dibandingkan dengan nilai
yang diperoleh dari non pengguna Kartu As sehingga iklan ini belum
terlalu
baik
dalam
mempengaruhi
pemirsa
televisi
yang
tidak
menggunakan Kartu As. Secara umum sebelum dilakukan analisis tabulasi
silang, nilai direct rating keseuluruhan adalah 64,02, kemudian diperoleh
kesimpulan bahwa iklan Kartu As versi Sule termasuk dalam kategori
promosi yang baik namun belum maksimal sehingga perlu ditingkatkan
kualitas iklannya.
4.11. Implikasi Manajerial
Kartu As sudah cukup dikenal oleh masyarakat karena banyaknya
iklan Kartu As melalui berbagai media salah satunya televisi. Tingkat
kesadaran masyarakat terhadap merek Kartu As dinilai masih kurang,
masih ada provider lain yang mereknya begitu melekat di kalangan
masyarakat khususnya mahasiswa.
74
Bintang iklan yang digunakan dalam iklan Kartu As selama ini
kurang terkenal di masyarakat, Kartu As sering mengandalkan ide cerita
iklan yang menarik dan humoris. Iklan Kartu As versi Sule ini sedikit
berbeda dalam hal penggunaan endorser, beberapa iklan terakhir Kartu
As dibintangi oleh Sule, artis yang sedang berada di puncak popularitas.
Hal ini cukup menarik pemirsa untuk menyaksikan iklan televisi tersebut
dan mengingat iklan tersebut. Iklan kali ini juga didukung oleh artis-artis
lain yang juga sedang digemari oleh masyarakat terutama kalangan
remaja seperti boyband Smash dan Rianti Cartwright. Hal ini sudah
cukup efektif diharapkan mampu menarik kalangan remaja untuk
menggunakan Kartu As setelah menyaksikan iklan tersebut.
Berdasarkan penelitian dapat dilihat bahwa Kartu As cukup
disukai dan cukup menonjol dibanding merek operator komunikasi lain.
Penggunaan endorser yang populer serta konsep iklan yang terdiri dari
banyak versi saja belum cukup, Kartu As dinilai melupakan faktor lain
yang diharapkan konsumen terhadap produk Kartu As mengenai
kualitasnya. Kartu As terkesan agresif dengan mengeluarkan iklan dalam
tempo yang relatif singkat. Oleh karena itu, ada beberapa langkah yang
mungkin dapat dilakukan oleh pihak pemasar maupun perusahaan Kartu
As, yaitu sebagai berikut :
1. Iklan Kartu As sebaiknya memberikan informasi yang lebih jelas dan
lebih baik mengenai manfaat Kartu As kepada pemirsa televisi
sehingga konsumen yang menjadi sasaran iklan Kartu As dapat
memahami dan mengerti manfaat dan keunggulan Kartu As dibanding
operator telekomunikasi lain. Hal ini yang akhirnya mempengaruhi
keputusan pembelian konsumen terhadap produk operator komunikasi
sehingga menghasilkan efektivitas iklan dari segi biaya dan waktu
serta meningkatkan penjualan Kartu As pasca penayangan iklan
tersebut.
2. Iklan Kartu As versi Sule sebaiknya dievaluasi lebih lanjut dan
diperbaiki karena tayangan iklan tersebut menimbulkan kesan negatif
75
konsumen terhadap Kartu As yang pada akhirnya berdampak buruk
terhadap citra Kartu As sendiri.
3. Kartu As sebaiknya lebih gencar untuk berpromosi melalui media lain
selain televisi serta menggunakan cara promosi dengan bauran
komunikasi pemasaran lain seperti dengan menjadi sponsor dalam
suatu kegiatan agar Kartu As lebih dekat dengan konsumen dan
menghindari ketidak efektifan iklan melalui media televisi.
4. Kegiatan periklanan tidak perlu dengan kuantitas yang terlalu banyak,
hal ini kadang membuat sebuah iklan menjadi tidak efektif karena
masyarakat membutuhkan waktu untuk mngingat iklan tersebut.
Selain itu perlu ditingkatkan kualitasnya dengan menyajikan suguhan
iklan yang lebih menarik, informatif dan komunikatif sehingga
masyarakat mudah mengingat Kartu As setelah menyaksikan Kartu
As. Selain itu sebaiknya masyarakat diberikan iklan yang sesuai
dengan pesan yang ingin disampaikan, humor yang tidak berlebihan
dan tidak saling menjatuhkan produk lain sehingga hal yang diingat
oleh konsumen terhadap merek Kartu As adalah citra yang baik.
77
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Pengukuran tingkat kesadaran merek (brand awareness) menunjukkan bahwa
Kartu As belum menduduki peringkat top of mind, Kartu As menduduki
peringkat kedua di bawah IM3. Posisi puncak pikiran ditempati oleh kartu
seluler produksi PT. Indosat yaitu IM3. Hasil dari pengingatan kembali merek
kartu seluler merek Kartu As tetap menduduki peringkat kedua, dengan
demikian Kartu Seluler cukup dikenal oleh masyarakat sehingga ini menjadi
peluang bagi Telkomsel untuk meningkatkan pangsa pasar di Indonesia.
2. Hasil pengukuran efektivitas iklan menggunakan pendekatan EPIC Model
menunjukkan bahwa iklan Kartu As versi Sule dinilai cukup efektif dengan
EPIC rate sebesar 3,06. Hasil pengukuran efektivitas iklan Kartu As versi Sule
secara detail dijelaskan sebagai berikut :
a.
Pengukuran dimensi empathy menunjukkan bahwa iklan ini masuk dalam
rentang skala cukup efektif, hal ini mengindikasikan bahwa iklan cukup
disukai oleh masyarakat.
b.
Pengukuran dimensi persuasion menunjukkan bahwa iklan ini masuk
dalam rentang skala cukup efektif, hal ini mengindikasikan bahwa iklan
cukup mampu meningkatkan penguatan merek Kartu As.
c.
Pengukuran dimensi impact menunjukkan bahwa iklan ini masuk dalam
rentang skala cukup efektif, hal ini mengindikasikan bahwa iklan cukup
menonjol dibanding iklan kartu seluler merek lain.
d.
Pengukuran dimensi communication menunjukkan bahwa iklan ini masuk
dalam rentang skala cukup efektif, hal ini mengindikasikan bahwa iklan
cukup jelas dalam memaparkan informasi dan pesan yang ingin
disampaikan.
3. Hasil pengukuran iklan dengan menggunakan direct rating method dengan
mengukur lima faktor (attention, read throughness, cognitive, affection, dan
behaviour) menunjukkan bahwa iklan Kartu As versi Sule memperoleh nilai
64.02 yang termasuk dalam kategori iklan yang baik. Hal ini berarti iklan Kartu
78
As versi Sule mampu menarik perhatian, pemahaman, kognitif, affektif serta
sikap konsumen untuk membeli Kartu As.
4. Hasil pengukuran efektivitas iklan berdasarkan kategori responden pengguna
dan non pengguna Kartu As bahwa iklan Kartu As versi Sule lebih efektif bagi
pengguna Kartu As sedangkan bagi masyarakat yang tidak menggunakan Kartu
As, iklan Kartu As versi Sule kurang efektif.
Saran
1. Iklan Kartu As lebih gencar lagi dalam melakukan iklan di media massa untuk
meningkatkan brand awareness dalam benak pemirsa televisi sehingga mampu
menarik mereka untuk menggunakan Kartu As.
2. Telkomsel harus lebih memperhatikan kualitas iklan yang berfungsi untuk
mempromosikan produk mereka. Iklan sebaiknya memberikan informasi yang
jelas bagi pemirsa televisi bukan hanya sekedar hiburan. Selain itu perlu
diperhatikan juga kode etik periklanan dengan tidak merendahkan produk lain
karena hal ini akan membuat citra Kartu As menjadi buruk di mata konsumen.
3. Telkomsel harus lebih memperhatikan pesan yang disampaikan oleh iklan agar
pesan mampu mendapat perhatian, pemahaman, menggugah perasaan dan
kemampuan iklan itu untuk mempengaruhi perilaku pemirsa televisi sehingga
akhirnya membeli dan menggunakan Kartu As.
4. Telkomsel harus melakukan kegiatan promosi selain periklanan untuk menarik
masyarakat yang belum meggunakan Kartu As misalnya dengan melakukan
promosi-promosi penjualan.
79
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, K. 2008. Analisis Efektivitas Iklan pada Media Televisi (Studi Kasus pada
Produk TEBS di Kota Bogor). Skripsi pada Departemen Manajemen,
Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor
Durianto, D., Sugiarto, A.W. Widjaja dan Supratikno, H. 2003. Invasi Pasar
dengan Iklan yang Efektif. PT Gramedia Pustaka Utama: Jakarta
Durianto, D., Sugiarto, dan T. Sitinjak. 2004. Strategi Menaklukan Pasar Melalui
Riset Ekuitas dan Perilaku Merek. PT Gramedia Pustaka Utama: Jakarta
Kasali, R. 2007. Manajemen Periklanan: Konsep dan Aplikasinya di Indonesia.
Pustaka Utama Grafiti: Jakarta
Kotler, P. 2002. Manajemen Pemasaran. Alih. Preenhallindo. Jakarta.
Kotler, P. 2005. Manajemen Pemasaran, Edisi Ke-11. Jilid 1. PT Indeks: Jakarta
Kotler, P. 2005. Manajemen Pemasaran, Edisi Ke-11. Jilid 2. PT Indeks: Jakarta
Kusuma, N. 2010. Analisis Efektivitas Iklan Berseri Ponds. Skripsi pada
Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut
Pertanian Bogor
Lovelock, C. H. dan L. K. Wright. 2005. Manajemen Pemasaran Jasa. PT Indeks:
Jakarta
Lupiyoadi, R dan A. Hamdani. 2006. Manajemen Pemasaran Jasa. Salemba
Empat, Jakarta
Morissan. 2007. Periklanan : Komunikasi Pemasaran Terpadu. Ramdina Prakasa.
Jakarta
Narimawati, U dan Dadang Munandar. 2007. Teknik Sampling : Teori dan Praktik
dengan Menggunakan SPSS 15. Gava Media : Yogyakarta
Purwanti, Tenni. Telkomsel Tembus
http://kompas.com. [2 Mei 20011]
100
Juta
Pelanggan.
2011.
Santoso, S. 2005. Menggunakan SPSS untuk Statistik Multivariat. PT Elex Media
Komputindo, Jakarta
Shimp, Terence A. 2003. Advertising Promotion and Supplemental Aspect of
Integrated Marketing Communication 5th ed, jilid 2. Erlangga. Jakarta
Sumarwan, U. 2003. Perilaku Konsumen: Teori dan Penerapannya dalam
Pemasaran. Ghalia Indonesia. Jakarta.
Sumaryati, Siti. 2011. Belanja Iklan di Indonesia Capai Rp 59,83. http://swa.co.id.
[5 Februari 2011]
80
Telkomsel. Seputar Kartu As. 2011. http://www.telkomsel.com. [5 Februari 2011]
Umar, H. 2003. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. PT Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta
81
LAMPIRAN
82
Lampiran 1
KUESIONER PENELITIAN
No.
Kuesioner ini merupakan instrumen dalam penelitian berjudul “ANALISIS EFEKTIVITAS
IKLAN KARTU SELULER KARTU AS DALAM MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN
(Studi kasus terhadap Mahasiswa Program Strata-1 Institut Pertanian Bogor) untuk
menyelesaikan tugas akhir pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan
Manajemen Institut Pertanian Bogor yang dilakukan oleh:
Nama : Ekasari Wijayanti
NRP : H24070099
Saya mohon kesediaan saudara untuk mengisi kuesioner ini secara lengkap, informasi
yang diterima dari kuesioner ini bersifat rahasia dan digunakan untuk kepentingan
akademis. Atas Partisipasi Saudara saya ucapkan terima kasih.
A. Screening
1. Apakah Anda mengetahui kartu seluler Kartu As?
a. Ya, saya sedang menggunakan produk tersebut
b. Ya, tetapi saya belum menggunakan produk tersebut
c. Tidak
(Jika jawaban Anda adalah tidak, silakan berhenti di sini dan abaikan pertanyaan
selanjutnya. Terima kasih)
2. Apakah Anda mengetahui tayangan iklan kartu seluler Kartu As versi Sule?
a. Ya
b. Tidak
(Jika jawaban Anda adalah tidak, silakan berhenti di sini dan abaikan pertanyaan
selanjutnya. Terima kasih)
83
Lanjutan Lampiran 1
B. Identitas Responden
1. Nama
:
2. Usia
:
3. Departemen/Angkatan
:
4. No HP
:
(Petunjuk 1: pilihlah salah satu jawaban yang paling sesuai dengan kondisi Anda).
5. Pengeluaran Anda tiap bulan?
a. <Rp.500.000
d. Rp. 1.500.000 – Rp. 2.000.000
b. Rp. 500.001 – Rp.1.000.000
e. > Rp. 2.000.000
c. Rp. 1.000.001 – Rp. 1.500.000
6. Di manakah Anda tinggal?
a. Rumah orang tua/kerabat
c. Kamar Kost
b. Asrama
d. Rumah sewa
C. Perilaku Menonton Televisi
1. Rata-rata berapa lama Anda menonton televisi setiap hari?
a. < 1 jam
c. 4 – 5 jam
b. 1 – 3 jam
d. > 6 jam
2. Bersama siapa biasanya Anda menonton televisi?
a. Keluarga
c. Sendiri
b. Teman-teman
d. Lainnya, .........
3. Apakah Anda sering menonton iklan?
a. Ya
b. Tidak
4. Ketika sedang menonton televisi kemudian muncul iklan biasanya apa yang
Anda lakukan?
a. Memindahkannya ke saluran lain, kemudian kembali lagi ke saluran semula
setelah iklan selesai.
b. Tidak memindahkan ke saluran lain namun tidak menyimak tayangan iklan
yang muncul
c. Tetap menonton iklan
d. Lainnya,
...............................................................................................................................
84
Lanjutan Lampiran 1
D. Perilaku Penggunaan Operator Telekomunikasi
1. Merek kartu seluler apa yang Anda gunakan saat ini?
....................................................................
2. Sudah berapa lama Anda menggunakan merek tersebut?
a. < 1 tahun
c. 3 – 4 tahun
b. 1 – 2 tahun
d. > 4 tahun
3. Darimana Anda mengetahui merek kartu seluler tersebut?
a. Iklan televisi
c. Keluarga
b. Teman-teman
d. Lainnya,...............................................
4. Alasan anda memilih merek Kartu Seluler yang Anda gunakan saat ini?
a. Tarif murah
c. Fitur
b. Sinyal bagus
d. Lainnya, ..............................................
E. Brand Image dan Brand Awareness
1. Merek kartu seluler apa yang paling Anda ingat?
...............................................................................................................................
2. Selain merek kartu seluler yang Anda sebutkan di atas, merek kartu seluler apa
lagi yang Anda ingat?
a. ..............................................................
b. ..............................................................
c. ..............................................................
d.lainnya,..................................................
F. Efektivitas Iklan
Iklan yang diteliti adalah iklan Kartu As yang dibintangi oleh Sule dan Boyband
Sm*sh
Petunjuk
: Berilah tanda (X) pada kolom yang sesuai dengan pilihan Anda
berdasarkan keterangan pilihan sebagai berikut :
No
Pertanyaan
Jawaban
Sangat
Setuju Biasa
Tidak
Sangat
setuju
saja
Setuj
Tidak
u
Setuju
Dimensi Empathy
1.
Anda menyukai iklan Kartu
As versi Sule
2.
Menurut Anda, iklan Kartu
As versi Sule itu baik
3.
Menurut Anda iklan Kartu
As versi Sule menarik
85
Lanjutan Lampiran 1
No
Pertanyaan
Sangat
setuju
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
Dimensi Persuasion
Apabila Anda suatu saat
berkeinginan membeli
kartu seluler, Anda akan
membeli Kartu As
Setelah menyaksikan iklan
Kartu As Anda akan
mengajak rekan Anda
untuk membeli Kartu As
Dimensi Impact
Kartu As merupakan kartu
seluler bagi kalangan muda
Iklan Kartu As versi Sule
membuat Anda lebih tahu
tentang kartu seluler
tersebut
Setelah menyaksikan iklan
Kartu As versi Sule, merek
Kartu As menjadi pilihan
pertama saat Anda akan
membeli kartu seluler
Menurut Anda, iklan Kartu
As versi Sule lebih kreatif
daripada iklan kartu seluler
merek lain
Dimensi Communication
Iklan Kartu As versi Sule
lebih jelas informasinya
dibandingkan iklan kartu
seluler merek lain
Slogan Kartu As (Kartu As
paling murah) sudah
tercermin dalam iklannya
Anda mengerti pesan yang
disampaikan iklan Kartu As
versi Sule
Iklan Kartu As versi Sule
memaparkan keunggulan
Kartu Seluler Kartu As
Setuju
Jawaban
Biasa
saja
Tidak
Setuj
u
Sangat
Tidak
Setuju
86
Lanjutan Lampiran 1
No
Pertanyaan
Sangat
setuju
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
Faktor Perhatian
Menurut Anda, iklan Kartu
As versi Sule menarik
perhatian
Setelah Anda menyaksikan
iklan Kartu As versi Sule
untuk pertama kalinya,
anda tertarik untuk
menonton lagi iklan
tersebut
Anda lebih mengingat iklan
Kartu As versi Sule,
dibanding iklan kartu
seluler merek lain
Faktor Pemahaman
Anda dapat memahami
pesan-pesan di dalam
iklan Kartu As versi Sule
Setelah Anda menyaksikan
iklan Kartu As versi Sule,
anda ingin tahu lebih jauh
tentang Kartu As
Iklan Kartu As versi Sule
jelas memaparkan
manfaat dan keunggulan
produk
Faktor Respon Kognitif
Anda Kartu As versi
menerima dan setuju
terhadap pesan yang
terdapat dalam iklan Sule
Iklan Kartu As versi Sule
lebih jelas dalam
memaparkan
keunggulannya daripada
iklan kartu seluler lainnya
Anda mene setuju terhadap
konsep iklan Kartu As
versi Sule dalam
menyampaikan pesan
Jawaban
Setuju Biasa
saja
Tidak
Setuju
Sangat
Tidak
Setuju
87
Lanjutan Lampiran 1
No
Pertanyaan
Jawaban
Sangat
setuju
23.
24.
25.
26.
27.
Setuju
Biasa
saja
Tidak
Setuju
Sangat
Tidak
Setuju
Faktor Respon Afektif
Anda merasa mendapat
pengetahuan saat
menyaksikan iklan Kartu
As versi Sule
Anda merasa terhibur saat
menyaksikan iklan Kartu
As versi Sule
Faktor Sikap terhadap Iklan
Kartu As memiliki citra
yang baik dalam benak
Anda
Bintang iklan Kartu As
versi Sule memiliki daya
tarik yang bagus
Penayangan iklan Kartu As
versi Sule mendorong
Anda ingin membeli
Kartu As
Alasan Anda memilih Kartu Seluler :
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
Kritik dan saran Anda :
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.........................................................................................................
-Terima Kasih-
88
Lampiran 2. Hasil Uji Validitas
No
1
0,361
R hitung
0,4595712
Keterangan
VALID
E1
2
E2
0,361
0,440796
VALID
3
E3
0,361
0,611317
VALID
4
P2
0,361
0,410596
VALID
5
P3
0,361
0,56708899
VALID
6
I2
0,361
0,627515
VALID
I3
0,361
8
I4
0,361
0,643561
VALID
9
I5
0,361
0,432079
VALID
0,361
0,564102
VALID
0,361
0,548551
VALID
0,361
0,586182
VALID
0,361
0,589061
VALID
0,361
0,695017
VALID
VALID
7
10
11
12
13
14
Variabel
C1
C2
C3
C4
A1
R tabel
0,446278
VALID
15
A2
0,361
0,654625
16
A3
0,361
0,622752
VALID
17
Rt1
0,361
0,620237
VALID
18
Rt2
0,361
0,660687
VALID
19
Rt3
0,361
0,369268
VALID
20
Co1
0,361
0,631792
VALID
21
Co2
0,361
0,642185
VALID
22
Co3
0,361
0,757565
VALID
0,361
0,620633
VALID
0,361
0,575044
VALID
0,361
0,575698
VALID
0,361
0,555995
VALID
0,361
0,675356
VALID
23
24
25
26
27
Af1
Af2
B1
B2
B3
89
Lampiran 3. Uji Reliabilitas
Case Processing Summary
N
Cases
Valid
a
Excluded
Total
%
31
100.0
0
.0
31
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.961
27
90
Lampiran 4. Gambar Iklan Kartu As versi Sule
91
Lampiran 5. Analisis Tabulasi Sederhana
Dimensi Empathy
Atribut
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Biasa saja
Setuju
Sangat Setuju
Total
Frekuensi E1
1
6
50
33
10
100
Persentase
1%
6%
50%
33%
10%
100%
Atribut
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Biasa saja
Setuju
Sangat Setuju
Total
Frekuensi E2
3
24
50
18
5
100
Persentase
3%
24%
50%
18%
5%
100%
Atribut
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Biasa saja
Setuju
Sangat Setuju
Total
Frekuensi E3
0
5
32
52
11
100
Persentase
0
5
32
52
11
100%
Atribut
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Biasa saja
Setuju
Sangat Setuju
Total
Frekuensi P1
2
34
33
27
4
100
Persentase
2%
34%
33%
27%
4%
100%
Atribut
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Biasa saja
Setuju
Sangat Setuju
Total
Frekuensi P2
12
37
47
4
0
100
Persentase
12%
37%
47%
4%
0
100%
Dimensi Persuasion
92
Lanjutan Lampiran 5
Dimensi Impact
Atribut
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Biasa saja
Setuju
Sangat Setuju
Total
Frekuensi I1
4
20
44
28
4
100
Persentase
4
20
44
28
4
100%
Atribut
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Biasa saja
Setuju
Sangat Setuju
Total
Frekuensi I2
1
14
58
25
2
100
Persentase
1%
14%
58%
25%
2%
100%
Atribut
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Biasa saja
Setuju
Sangat Setuju
Total
Frekuensi I3
12
49
31
8
0
100
Persentase
12%
49%
31%
8%
0
100%
Atribut
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Biasa saja
Setuju
Sangat Setuju
Total
Frekuensi I4
3
11
42
40
4
100
Persentase
3%
11%
42%
40%
4%
100%
Dimensi Communication
Atribut
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Biasa saja
Setuju
Sangat Setuju
Total Responden
Frekuensi C1
3
14
72
9
2
100
Persentase
3%
14%
72%
9%
2%
100%
93
Lanjutan Lampiran 5
Atribut
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Biasa saja
Setuju
Sangat Setuju
Total Responden
Frekuensi C2
3
25
25
44
3
100
Persentase
3%
25%
25%
44%
3%
100%
Atribut
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Biasa saja
Setuju
Sangat Setuju
Total Responden
Frekuensi C3
4
13
33
47
3
100
Persentase
4%
13%
33%
47%
3%
100%
Atribut
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Biasa saja
Setuju
Sangat Setuju
Total Responden
Frekuensi C4
2
9
34
48
7
100
Persentase
2%
9%
34%
48%
7%
100%
Analisis Efektivitas Iklan dengan Direct Rating Method
Faktor Attention
Atribut
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Biasa saja
Setuju
Sangat Setuju
Total
Frekuensi A1
0
3
26
61
10
100
Persentase
0
3%
26%
61%
10%
100%
Atribut
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Biasa saja
Setuju
Sangat Setuju
Total
Frekuensi A2
1
12
43
38
6
100
Persentase
1%
12%
43%
38%
6%
100%
94
Lanjutan Lampiran 5
Frekuensi A3
3
13
39
38
7
100
Persentase
3%
13%
39%
38%
7%
100%
Atribut
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Biasa saja
Setuju
Sangat Setuju
Frekuensi Rt1
0
12
41
43
4
100
Persentase
0
12
41
43
4
100
Atribut
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Biasa saja
Setuju
Sangat Setuju
Frekuensi Rt2
2
32
53
10
3
100
Persentase
2
32
53
10
3
100
Atribut
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Biasa saja
Setuju
Sangat Setuju
Frekuensi Rt3
0
14
48
37
1
100
Persentase
0
14
48
37
1
100
Frekuensi Co1
1
27
50
21
1
100
Persentase
1%
27%
50%
21%
1%
100%
Atribut
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Biasa saja
Setuju
Sangat Setuju
Total
Faktor Read throughness
Faktor Cognitive
Atribut
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Biasa saja
Setuju
Sangat Setuju
Total
95
Lanjutan Lampiran 5
Atribut
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Biasa saja
Setuju
Sangat Setuju
Total
Frekuensi Co2
1
19
65
12
3
100
Persentase
1
19
65
12
3
100%
Atribut
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Biasa saja
Setuju
Sangat Setuju
Total
Frekuensi Co3
4
18
50
27
1
100
Persentase
4%
18%
50%
27%
1%
100%
Faktor Affection
Atribut
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Biasa saja
Setuju
Sangat Setuju
Total
Frekuensi A1
1
12
66
18
3
100
Persentase
1%
12%
66%
18%
3%
100%
Atribut
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Biasa saja
Setuju
Sangat Setuju
Total
Frekuensi A2
1
11
31
48
9
100
Persentase
1%
11%
31%
48%
9%
100%
Faktor Behaviour
Atribut
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Biasa saja
Setuju
Sangat Setuju
Total
Frekuensi B1
2
14
51
31
2
100
Persentase
2%
14%
51%
31%
2%
100%
96
Lanjutan Lampiran 5
Atribut
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Biasa saja
Setuju
Sangat Setuju
Total
Frekuensi B2
2
2
38
48
10
100
Persentase
2%
2%
38%
48%
10%
100%
Atribut
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Biasa saja
Setuju
Sangat Setuju
Total
Frekuensi B3
7
35
49
9
0
100
Persentase
7%
35%
49%
9%
0
100%
Download