BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.1.1. Uji fitokimia

advertisement
BAB I V
H A S I L DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
4.1.1. Uji fitokimia
Golongan senyawa kimia dari berbagai bimga tanaman dahlia pada
umumnya sama yaitu mengandung golongan senyawa terpenoid, fenolik dan
flavonoid. Bunga yang dikoleksi dari Bandung dan Malang menunjukkan
kandungan metabolit sekunder yang lebih beragam. Beberapa bunga dahlia dari
Bandung dan Malang mengandung golongan senyawa yang berbeda seperti
D14BG, D3M dan DjsM. Ketiganya menunjukkan hasil uji positif terhadap steroid.
Selain itu D14BG juga menunjukkan hasil uji positif terhadap saponin.
Hasil uji fitokimia dapat dilihat pada Tabel 1, dan data lengkapnya dapat
dilihat pada Lampiran 3.
Tabel 1. Hasil Uji Fitokimia Berbagai Bunga Tanaman Dahlia
Kandungan Metabolit sekunder
Jumlah
Koleksi
Alkaloid
Terpenoid
Steroid
Fenolik
Flavonoid
Saponin
Bukit
Tinggi
12
0
12
0
12
11
0
Berastagi
13
0
11
0
13
13
0
Bandung
14
0
13
1
14
12
1
Malang
22
0
20
2
22
19
0
Lokasi
4.1.2. Ekstraksi
Ekstraksi dilakukan dengan menggunakan pelarut metanol. Ekstrak yang
didapat memiliki wama yang bervariasi tergantung dari wama saimpel yang
diekstrak.
4.1.3. Uji aktivitas antibakteri dengan metode difusi (Kirby Bauer Test)
Uji
aktivitas
antibakteri
dilakukan
dengan
metode
difusi
agar
(Kirby Bauer Test). Bakteri uji yang digunakan antara lain Bacillus subtilis dan
Staphylococcus aureus dari Gram positif, Escherichia coli dari Gram negatif Dari
22
hasil uji aktivitas antibakteri yang dilakukan terhadap ekstrak metanol berbagai
bunga tanaman dahlia didapat hasil yang bervariasi imtuk masing-masing ekstrak
uji. Hal ini dapat dilihat dari ukuran luas zona bening yang terbentuk. Sebagian
besar ekstrak memberikan hasil positif (terbentuk zona bening) untuk bakteri
Gram positif, sedangkan untuk bakteri Gram negatif hanya sebagian kecil saja.
Gambar 5, 6, 7 dan Lampiran 4. memperlihatkan jumlah sampel yang
menunjukkan aktivitas antibakteri terhadap Bacillus
subtilis,
Staphylococcus
aureus dan Escherichia coli, dari setiap lokasi.
Aktivitas
Antibakteri
Bukit Tlnggj
Bandung
Malang
Lokasi
Berastagi
M jumlah aktif lijumlan tidak aktif
Gambar 5. Diagram Aktivitas Antibakteri Ekstrak Metanol Terhadap Bakteri
Bacillus subtilis
Aktivitas
Anti bakteri
Bukit Tinggi
Bandung
Malang
Lokasi
Berastagi
ijumlah aktif Bjumiah tidak aktif
Gambar 6. Diagram Aktivitas Antibakteri Ekstrak Metanol Terhadap Bakteri
Staphylococcus aureus
23
Aktivitas
Antibakteri
Bukit Tinggi
Bandung
Malang
Berastagi
B jumlah aktif • jumlah tidak aktif
Gambar 7. Diagram Aktivitas Antibakteri Ekstrak Metanol Terhadap Bakteri
Escherichia coli
Untuk Bacillus
subtilis diameter daerah hambat yang paling besar
diberikan oleh ekstrak DuBG dengan ukuran diameter daerah hambat 15 mm,
sedangkan untuk Staphylococcus aureus diberikan oleh ekstrak DnBT dan D7BG
dengan ukuran diameter daerah hambat 15 mm, dan untuk Escherichia
coli
diameter daerah hambat terbesar diberikan oleh ekstrak D19M, dengan ukuran
diameter daerah hambat sebesar 15 mm.
Pada beberapa bunga tanaman dahlia yang berasal dari Bandung dan
Malang mengandung golongan senyawa yang berbeda seperti D14BG, D3M, D15M
(steroid), dan D14BG (saponin). Namim hal ini tidak memberikan perbedaan yang
berarti terhadap daya hambat yang diberikan.
Daerah hambat yang dihasilkan oleh ekstrak bunga dengan wama sama
pada daerah yang berbeda juga tidak menunjukkan perbedaan yang berarti. Seperti
DiBG, dan D3M memiliki wama bunga yang sama (Kiming) tetapi berasal dari
daerah yang berbeda, dapat dilihat bahwa besar diameter daerah hambat yang
diberikan tidak begitu berbeda. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2.
Perbandingan aktivitas antibakteri bimga yang memiliki wama sama dari lokasi
berbeda.
Data selengkapnya besar diameter hambat yang diberikan masing-masing
ekstrak terhadap bakteri uji dapat dilihat pada Lampiran 4 dan foto daerah hambat
terhadap masing-masing bakteri dapat dilihat pada Lampiran 5.
24
Tabel 2. Perbandingan aktivitas antibakteri bunga yang memiliki warna sama dari lokasi berbeda
BK
BT
M
BG
Wama bunga
B.S
S.A
E.C
B.S
S.A
E.C
B.S
S.A
E.C
B.S
S.A
E.C
Kuning (D)
11
10
0
10
12
8
-
-
-
13
11
0
Kuning (S)
-
-
-
-
-
-
13
10
0
13
10
0
Orange (D)
11
8
0
-
-
-
11
10
0
-
-
-
Kuning coklat (D)
12
10
0
-
-
-
-
-
-
12
11
15
Merah mamn (S)
-
-
-
-
-
-
15
12
0
13
10
10
Pink + (D)
-
-
-
13
15
0
10,5
9
0
-
-
-
Orange tua (D)
-
-
-
-
-
-
8
13
11
11
10
10
Putih (D)' •
9
9
0
-
-
-
9
"8
0
-
-
-
Merah (D)
13
11
0
11
10
0
-
-
-
-
-
-
Ungu(D)
8
7
0
8
10
0
8
10
0
-
-
-
Ungu putih (D)
9
11
0
-
-
-
10
11
0
-
-
-
4.2. Pembahasan
Bunga tanaman
dahlia yang digunakan sebagai sampel
dibedakan
berdasarkan daerah pengambilan, wama bunga dan tipe bunga {single atau
double). Diperoleh sebanyak 12 sampel dari daerah Bukit Tinggi, 14 sampel dari
daerah Bandung, 22 sampel dari daerah Malang, dan 13 sampel dari daerah
Berastagi. Perbedaan wama bunga diduga disebabkan oleh perbedaan jenis
maupun jumlah dari metabolit sekunder yang terkandung dalam setiap varietas
bunga dahlia, temtama kandungan flavonoid yang menyebabkan bunga dahlia
mempunyai wama berbeda-beda (Harbome, 1987). Selain itu kondisi tempat
tumbuh tanaman seperti pH tanah, ketinggian, dan kelembaban juga dapat
mempengaruhi metabolit sekunder yang dihasilkan oleh tumbuhan.
4.2.1. Uji fitokimia
Uji fitokimia dilakukan untuk mengetahui jenis kandungan metabolit
sekunder yang terkandung dalam sampel. Dari hasil uji fitokimia diketahui bahwa
kandungan metabolit sekunder secara umum yang terkandung dalam sampel
bunga dahlia adalah terpenoid, fenolik, dan flavonoid. Sampel bunga yang berasal
dari Bandung dan Malang memberikan hasil yang berbeda. Hal ini diduga
disebabkan oleh aktivitas petani yang melakukan perkawinan silang antar bunga
dahlia yang ada untuk mendapatkan jenis bam dengan wama bunga yang lebih
bervariasi (pada kedua daerah ini bunga dahlia sudah menjadi komoditas
perdagangan), sehingga metabolit sekunder yang dihasilkan juga bervariasi.
Pada D9BK dan D14BG (bunga berwama dominan putih) diketahui tidak
mengandung
flavonoid
karena
flavonoid
mempakan jenis senyawa
yang
menyebabkan bunga dahlia mempunyai wama berbeda-beda (Harbome, 1996).
Data selengkapnya dapat dilihat di Lampiran 3. Hasil Uji Fitokimia Berbagai
Bunga Tanaman Dahlia.
4.2.2. Ekstraksi
Ekstraksi dilakukan menggunakan pelamt metanol, karena metanol dapat
melamtkan hampir semua jenis metabolit sekunder (Lenny, 2006). Ekstraksi
dimulai dengan pengeringan sampel di udara terbuka, sampel tidak boleh terpapar
26
langsung dengan sinar matahari karena sinar matahari dapat merusak struktur
senyawa kimia yang terkandung di dalamnya. Pengeringan ini bertujuan untuk
mengurangi kadar air yang terkandung dalam sampel.
Sebelum diekstraksi sampel digunting kecil-kecil / dihaluskan, hal ini
dimaksudkan untuk memperluas permukaan sampel agar kontak antara pelarut
dengan sampel semakin luas sehingga mempermudah proses pelarutan senyawasenyawa
yang
terkandung
didalam
sampel.
Ektraksi
dilakukan
dengan
memanaskan sampel pada suhu rendah di atas waterbath, hal ini bertujuan untuk
menaikkan kelarutan senyawa kimia yang ada, terutama senyawa flavonoid yang
biasa ditemukan terikat pada gugus gula yang sukar larut pada metanol / pelarut
organik lainnya, dan mudah lai-ut dalam air sehingga diharapkan senyawa tersebut
dapat larut sempuma dalam metanol dengan penambahan temperatur (Lenny,
2006).
Hasil ekstraksi yang didapat kemudian dikeringkan untuk menghilangkan
pelarutnya dengan menggunakan rotary evaporator. Dalam keadaan vakum
tekanan uap pelarut akan menjadi turun dan pelarut akan mendidih pada
temperatur yang lebih rendah dari titik didihnya sehingga dapat mengurangi
kerusakan senyawa termolabil yang ada dalam sampel.
4.2.3. Uji aktivitas antibakteri
Terhadap ekstrak kental yang didapat kemudian dilakukan uji aktivitas
antibakteri dengan metode difusi
agar. Untuk melarutkan ekstrak kental
digunakan etanol absolut karena diduga senyawa yang terekstrak bersifat polar
sehingga diperlukan pelarut yang sama untuk melarutkannya kembali {like
dissolved like). Etanol absolut juga digunakan sebagai kontrol negatif
Uji aktivitas antibakteri dilakukan terhadap beberapa bakteri Gram positif
dan Gram negatif yang bersifat patogen pada manusia. Bakteri uji yang digunakan
yaitu Escherichia coli (Gram negatif). Bacillus subtilis dan Staphylococcus aureus
(Gram positif). Escherichia
coli
dipakai sebagai indikator cemaran
yang
berbahaya bagi manusia (Buckle, et al. 1984). Hal ini disebabkan beberapa strain
dari Escherichia
coli dapat memproduksi toksin yang dapat menyebabkan
timbulnya gastro enteritis pada manusia yang ditandai dengan gejala diare.
27
demam kadang disertai muntah bahkan kematian. Terhadap bakteri Gram positif
digunakan Staphylococcus
aureus karena
bakteri ini dapat
menghasilkan
enterotoksin yang dapat menyebabkan keracunan makanan, meningitis dan
pneumonia. Selain enterotoksin, bakteri ini juga memproduksi hemolisin yaitu
toksin yang dapat merusak dan memecah sel-sel darah merah (Ajizah, et al. 2007).
Bacillus subtilis digunakan sebagai pembanding untuk bakteri Staphylococcus
aureus yang juga termasuk bakteri dari Gram positif.
Hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak metanol dari berbagai bunga dahlia
memberikan hasil yang bervariasi, dapat dilihat dari besamya diameter daerah
hambat yang terbentuk. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya :
konsentrasi mikroba dalam medium, ketebalan media pada cawan petri, perbedaan
sifat dan karakter dari bakteri uji. Selain itu juga dipengaruhi oleh perbedaan jenis
metabolit sekunder baik jenis (gugus fungsi) maupun kadamya dalam sampel.
Dari Lampiran 4 diameter daerah hambat diketahui bahwa ekstrak uji
mampu menghambat pertumbuhan Bacillus subtilis dengan rata-rata diameter
daerah hambat sebesar 10.04 mm. Diameter daerah hambat yang paling besar
diberikan oleh DnBG sebesar 15 mm dan yang terkecil diberikan oleh DsBK,
D4BT, DeBT, D9BT, D3BG, DeBG, D n M , dan D13M dengan diameter daerah
hambat sebesar 8 mm. Sementara D9BK, DioM, D14M, tidak menunjukkan
aktivitas antibakteri terhadap Bacillus subtilis. Hal ini dapat dilihat dari tidak
terbentuknya daerah hambat berupa zona bening disekitar cakram yang telah
diberi ekstrak uji.
Rata-rata diameter daerah hambat
yang diberikan ekstrak uji terhadap
bakteri Staphylococcus aureus adalah sebesar 9,71 mm. Dengan diameter daerah
hambat yang paling besar diberikan oleh DioBT, D7BG sebesar 15 mm, dan yang
paling kecil diberikan oleh DgBK dengan diameter daerah hambat sebesar 7 mm.
Sedangkan D9BK, DioM, D14M tidak menunjukkan aktivitas aiitibakteri terhadap
Staphylococcus aureus.
Hanya ada 19 ekstrak yang menunjukkan aktivitas antibakteri terhadap
Escherichia coli, dari Bandung dan Bukit Tinggi masing-masing ada satu ekstrak
yaitu D3BG dan DeBK. Dari Berastagi ada 3 ekstrak yaitu DiBT, D 2 B T , dan
D13BT. Sementara dari Malang ada 14 ekstrak yaitu D i M , D5M, DgM, D7M, D9M,
28
D I O M , D U M , D2M, D 1 5 M ,
DieM, DigM, D19M, D 2 0 M dan D21M. Diameter daerah
hambat yang paUng besar diberikan oleh D19M sebasar 15 mm dan yang terkecil
diberikan
D2BT
dan
D13BT
dengan
diameter
daerah
hambat
sebesar
8 mm. Hasil uji aktivitas antibakteri yang lengkap dapat dilihat pada Lampiran 4.
Bunga dengan wama dan tipe bunga yang sama dari lokasi pengambilan
sampel yang berbeda seperti DiBG dan D3M (Kuning-S) memiliki kemampuan
yang sama dalam menghambat pertumbuhan bakteri uji (dapat dilihat pada Tabel
2), Hal ini diduga pada bunga yang memiliki wama dan tipe bunga yang sama
walaupun dari daerah yang berbeda memiliki kandungan metabolit sekunder yang
sama pula.
Bunga dengan wama putih (D4BK dan D14BG) menumt hasil uji fitokhnia
tidak
memiliki
kandungan
metabolit
sekunder
flavonoid,
memberikan
kemampuan menghambat pertumbuhan bakteri yang kecil {Bacillus subtilis dan
Staphylococcus aureus). Dapat dilihat dari luas zona bening yang terbentuk di
sekitar cakram yang telah diberi ekstrak uji.
Hasil uji aktivitas menunjukkan bahwa ekstrak metanol berbagai bunga
dahlia menunjukkan aktivitas antibakteri yang lebih besar terhadap bakteri Gram
positif {Bacillus subtilis dan Staphylococcus aureus) dibandingkan bakteri gram
negatif {Escherichia
coli). Hal ini diduga karena adanya kandungan senyawa
kimia seperti flavonoid, terpenoid, dan fenolik di dalam ekstrak. Senyawasenyawa itulah yang berperan sebagai bahan aktif yang dapat menghambat
pertumbuhan bakteri tersebut.
Diantara berbagai kemsakan yang dapat terjadi pada sel bakteri tersebut,
yang mungkin terjadi akibat pemberian ekstrak metanol bunga tanaman dahlia
adalah penghambatan terhadap sintesis dinding sel. Hal ini didasarkan pada
adanya kandungan flavonoid yang mempakan senyawa fenol (Harbome, 1987).
Senyawa fenol cair dapat bersifat sebagai koagulator protein (Dwijoseputro,
1994). Protein yang telah terkoagulasi tidak dapat berfiingsi lagi, sehingga akan
mengganggu pembentukan dinding sel bakteri.
Untuk dapat menghambat atau membunuh bakteri senyawa uji hams
masuk ke dalam sel melalui dinding sel. Kedua jenis bakteri uji yang digunakan
memiliki komposisi dinding sel yang berbeda. Dinding sel bakteri Gram positif
29
{Bacillus subtilis dan Staphylococcus aureus) memiliki struktur dengan banyak
peptidoglikan dan relatif sedikit lipid, sedang pada bakteri Gram negatif
{Escherichia coli) relatif lebih banyak mengandung lipid. Metanol bersifat polar
sehingga senyawa yang terekstraksi juga relatif bersifat polar. Kepolaran senyawa
inilah yang mengakibatkan senyawa ini lebih mudah menembus dinding sel
bakteri Gram positif daripada bakteri Gram negatif (Imaculata et al, 2004).
Jika ada kerusakan dinding sel atau ada hambatan dalam pembentukaimya
maka dapat terjadi lisis pada bakteri yang dapat menyebabkan matinya bakteri
(Jawetz et al, 2001). Lisisnya sel bakteri tersebut dikarenakan tidak berfungsinya
lagi dinding sel yang mempertahankan bentuk dan melindungi bakteri
yang
memiliki tekanan osmotik dalam yang tinggi. Bacillus subtilis dan Staphylococcus
aureus mempakan bakteri Gram positif yang memiliki tekanan osmotik dalam 3-5
kali lebih besar dari bakteri Gram negatif, sehingga lebih mudah mengalami lisis
(Imaculata et al, 2004). Oleh karena itu, diduga adanya gangguan pada sintesis
dinding sel yang utuh, serta lisisnya dinding sel dapat menerangkan
antibakteri dari ekstrak metanol berbagai bunga dahlia {Dahlia
30
variabilis).
efek
Download