peningkatan kemampuan berkomunikasi

advertisement
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI
MAHASISWA FISIKA UHAMKA MELALUI PENERAPAN POLA
INTERAKSI MULTI ARAH PADA KEGIATAN PRAKTIKUM
Yulia Rahmadhar dan Ferawati
Program Studi Pendidikan Fisika
Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA
ABSTRAK
Kemampuan berkomunikasi mahasiswa fisika belum terlalu banyak dikaji, padahal
permasalahan yang kerap terjadi pada kegiatan praktikum salah satunya berawal dari
kemampuan tersebut. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini dilakukan untuk mengkaji
pengaruh pola interaksi multi arah yang dikembangkan dalam kegiatan praktikum mata
kuliah Fisika Dasar 2 terhadap peningkatan kemampuan berkomunikasi mahasiswa
fisika. Pemilihan metode Classroom action research dalam penelitian ini dengan bentuk
penelitian tindakan kolaboratif-Partisipatoris (Hopkins, 1993:121) didasarkan pada
kelebihannya dalam memperbaiki dan meningkatkan profesionalisasi pengajar dalam
proses pembelajaran di kelas dengan melibatkan berbagai indikator keberhasilan pada
proses dan hasil pembelajaran peserta didik. Tes tertulis dan lembar observasi
digunakan sebagai instrumen dalam penelitian ini. Secara keseluruhan hasil penelitian
tindakan kelas ini diawali dengan hasil observasi awal (pratindakan) kemudian
dilakukan analisis reflektif untuk menentukan tindakan yang mengarah pada perbaikan
atau peningkatan proses pembelajaran baik aktifitas belajar mahasiswa maupun
efektivitas kegiatan pembelajaran itu sendiri adapun tindakannya dilakukan selama du
siklus. Dari tiga pola interaksi yang diujicobakan ternyata pola interaksi multi arah
cukup efektif dalam meningkatkan aktifitas belajar mahasiswa fisika dalam kegiatan
praktikum serta meningkatkan kemampuan berkomunikasi mahasiswa fisika.
Kata kunci : pola interakasi, multi arah, praktikum, fisika dasar 2, komunikasi,
mahasiswa fisika
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Mahasiswa di Program Studi Pendidikan Fisika khususnya mereka yang berada
di semester 2 mengambil mata kuliah Fisika Dasar 2. Mata kuliah ini membekali
mahasiswa tentang konsep Fisika Dasar 2 dan penerapannya bagi kehidupan secara luas
antara lain dapat menganalisa proses-proses fisika di alam, trampil dalam mengunakan
alat-alat Praktikum Fisika, dapat mengkomunikasikan ilmu fisika secara luas dan
menerapkan konsep fisika dalam bidang teknologi.
Proseding Penelitian Bidang Ilmu Eksakta 2011
45
Praktikum merupakan suatu kegiatan pembelajaran dalam Fisika yang tidak bisa
dipisahkan dari pembelajaran secara keseluruhan. Kegiatan Praktikum memberikan
kesempatan pada seseorang untuk memperoleh pengetahuan melalui kegiatan berbuat
dan berpikir, bekerja dalam kelompok serta mengkomunikasikan hasil percobaan
sebagai salah satu sarana untuk mengaktualisasikan dirinya (Deboer, 1991).
Berdasarkan pengamatan dan pengalaman di lapangan, pelaksanaan kegiatan
praktikum dalam mata kuliah Fisika Dasar 2 masih sangat didominasi oleh dosen.
Aktivitas belajar mahasiswa masih kalah dengan aktivitas dosennya, keterampilan sains
mahasiswa yang semestinya meningkat melalui kegiatan praktikum tidak terlihat
optimal dalam prosesnya, khususnya keterampilan mahasiswa calon guru ini dalam
kegiatan berkomunikasi. Hal tersebut sangat disayangkan mengingat pentingnya
pengembangan keterampilan proses sains itu sendiri dalam Proses Belajar Mengajar
Fisika.
Interaksi yang terjadi selama ini cenderung satu arah, kurang merangsang
peserta didik untuk belajar sehingga interaksi terjadi dalam suasana monoton. Pada
gilirannya kondisi tersebut akan membawa pengaruh pada suasana kegiatan
pembelajarannya dan mengurangi produktivitas pembelajaran itu sendiri. Hal ini
tentunya sangat memprihatinkan, sebab prestasi belajar peserta didik merupakan refleksi
kualitas suatu kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Berdasarkan hal itu, muncul
permasalahan tentang komunikasi pembelajaran seperti apa yang perlu dikembangkan,
dan pendekatan apa yang perlu digunakan untuk meningkatkan kualitas dan efektivitas
pembelajaran.
Selain itu hal lain yang menjadi perhatian adalah alat evaluasi yang kiranya
dapat mengungkap keterampilan proses sains dalam kegiatan praktikum tersebut
sehingga memberikan umpan balik bagi dosen sebagai tenaga pengajar di kelas.
Rumusan Masalah
Masalah dalam penelitian tindakan kelas ini dirumuskan sebagai berikut :
Apakah penerapan pola interaksi multi arah pada kegiatan praktikum Fisika Dasar 2
dapat meningkatkan kemampuan berkomunikasi mahasiswa Program Studi Pendidikan
Fisika UHAMKA?
Proseding Penelitian Bidang Ilmu Eksakta 2011
46
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang pola interaksi yang
sebaiknya dikembangkan dalam kegiatan praktikum Fisika Dasar 2 sehingga
mendukung peningkatan aktivitas dan efektivitas belajar mahasiswa.
Manfaat Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik untuk
mahasiswa, tenaga pengajar dan Ketua Program Studi Fisika.
1. Bagi Mahasiswa
Meningkatan aktivitas belajar mahasiswa dalam kegiatan pembelajaran, sehingga
berimplikasi pada peningkatan kualitas baik proses maupun hasil belajarnya.
2. Bagi Tenaga Pengajar
Meningkatkan pemahaman tentang
perencanaan dan
implementasi
model
pembelajaran secara variatif khususnya model pembelajaran yang menggunakan
pendekatan konvergen (multi arah)
3. Bagi Ketua Program Studi Fisika
Ketua Program Studi dalam hal ini sebagai pemegang kebijakan dapat memperoleh
tambahan referensi terkait dengan pola interaksi multi arah pada kegiatan praktikum
yang selanjutnya untuk disebarluaskan ke kalangan dosen-dosen pengampu mata
kuliah Fisika Dasar 2.
Pengembangan Pola Interaksi Multi Arah Pada Kegiatan Praktikum Fisika Dasar
2 Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Mahasiswa
Pola Interaksi Multi Arah
Interaksi akan selalu terkait dengan istilah komunikasi. Dalam proses
komunikasi itu sendiri dikenal adanya unsur komunikan dan komunikator. Hubungan
antara komunikan dan komuikator biasanya karena menginteraksikan sesuatu, yang
dikenal dengan istilah pesan (Sardiman, 2001:7).
Dilihat dari istilah, komunikasi yang berpangkal pada perkataan communicare
berarti “berpartisipasi”, “memberitahukan”, “ menjadi milik bersama”. Prinsip
Proseding Penelitian Bidang Ilmu Eksakta 2011
47
komunikasi merupakan prinsip pertama dalam pembelajaran (Cole dan Chan, 1994:
13). Komunikasi dalam hal ini berkaitan dengan interaksi yang dijalin oleh pengajar
dengan peserta didik dalam proses pembelajaran.
Dalam ruang lingkup pendidikan, interaksi itu sendiri (dalam hal ini interaksi
edukatif) secara spesifik merupakan proses pembelajaran yang dilakukan untuk
mencapai pengertian bersama yang kemudian mencapai tujuan kegiatan pembelajaran
itu sendiri. Edi Suardi dalam bukunya Pedagogik (1980) merinci ciri-ciri interaksi
edukatif sebagai berikut: 1)memiliki tujuan, 2)tersusun atas prosedur yang sistematik
dan relevan yang didesain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, 3)terfokus pada
satu penggarapan materi khusus, 4) melibatkan aktivitas siswa secara fisik dan mental,
5)menetapkan pendidik sebagai pembimbing, 6)memperhatikan disiplin dan batas
waktu yang jelas
Pola interaksi pendidik dan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran sangat
beraneka ragam. Mulai dari kegiatan yang didominasi oleh pendidik sampai kegiatan
yang dilakukan secara mandiri oleh peserta didik (Uzer Usman, 1994: 79). Jenis-jenis
interaksi dalam kegiatan pembelajaran menurut Lindgren (1976) adalah: 1) komunikasi
satu arah; 2) ada balikan guru, tidak ada interaksi diantara siswa; 3) Ada balikan guru,
siswa berinteraksi dan 4) Interaksi optimal antara guru dengan siswa dan diantara siswa.
Model terakhir yang disebutkan (model konvergen/multi arah), pada awalnya
dikembangkan oleh Lawrence Kincaid (1979) diketahui memiliki makna sebagai
berikut, “ the tendency for two or more individuals to move one point, or for one
individual to move toward another and to unite in a common interest or focus”. Dalam
pandangan ini, komunikasi berlangsung secara dinamis dan berkembang kearah
pemahaman kolektif dan berkesinambungan.
Kegiatan Praktikum Fisika Dasar 2
Bentuk kegiatan yang banyak melibatkan keaktifan siswa dan memberikan
pengalaman belajar secara langsung kepada siswa adalah kegiatan praktikum.
Karakteristik praktikum Fisika Dasar 2 yang banyak melibatkan aspek terapan dalam
kegiatanya menuntut mahasiwa tidak hanya berperan sebagai subjek dalam belajar,
bukan sekedar penerima informasi, tetapi sebaliknya sebagai pencari informasi. Disini
Proseding Penelitian Bidang Ilmu Eksakta 2011
48
jelas, pendekatan keterampilan sains yang dalam kegiatan belajar mengajarnya berusaha
mengembangkan keterampilan proses sains sangat tepat digunakan karena mahasiswa
dapat belajar mengembangkan konsep dan proses.
Aktifitas Belajar
Didalam aktivitas belajar ada beberapa prinsip yang berorientasi pada pandangan
ilmu jiwa, yakni menurut pandangan ilmu jiwa lama aktivitas didominasi oleh guru
sedangkan menurut pandangan ilmu-jiwa modern, aktivitas didominasi oleh siswa
(Sardiman, 2001: 95-97).
Lebih lanjut seperti yang dikemukakan oleh Paul B. Dedrich (Sardiman,
2001:99) aktivitas belajar dapat digolongkan sebagai berikut: 1)Visual activities; 2)Oral
activities; 3)Listening activities; 4)Writing activities; 5)Drawing activities; 6)Motor
actvities; 7)Mental activities; 8)Emotional activities
METODE PENELITIAN
Desain Penelitian
Penelitian ini berusaha mengkaji dan merefleksi secara kritis suatu implikasi
pola interaksi dalam kegiatan pembelajaran praktikum dengan tujuan untuk
meningkatkan aktifitas belajar mahasiswa. Dalam penelitian ini digunakan metode
penelitian tindakan kelas dengan penekanan pada kegiatan praktikum Fisika Dasar.
Pemilihan metode ini didasarkan pendapat bahwa penelitian tindakan kelas
mampu menawarkan cara dan prosedur baru untuk memperbaiki dan meningkatkan
profesionalisasi pengajar dalam proses pembelajaran di kelas dengan melibatkan
berbagai indikator keberhasilan proses dan hasil bpembelajaran yang terjadi pada
peserta didik (Hopkins, 1993: 121). Langkah-langkah pada model ini dapat dilihat pada
Alur Penelitian kelas berikut:
Proseding Penelitian Bidang Ilmu Eksakta 2011
49
Instrumen Penelitian
Dalam Penelitian ini, ada beberapa instrumen yang digunakan yaitu: 1) Tes
tertulis, digunakan untuk memperoleh data tentang pemahaman konsep yang dirancang
sekaligus untuk mengetahui keterampilan proses mahasiswa pada pertemuan 1, 2, dan 3
(setelah siklus I dan 2); 2)lembar observasi, merupakan pedoman pengamatan kegiatan
Proseding Penelitian Bidang Ilmu Eksakta 2011
50
pembelajaran yang menitikberatkan pada keterampilan proses dan catatan lapangan
(field notes)
Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan
PMIPA FKIP UHAMKA semester 2, sebanyak mahasiswa yang mengambil mata
kuliah Fisika Dasar 2. Subyek penelitian tengah menempuh perkuliahan Fisika Dasar 2
yang di dalamnya terintegrasi kegiatan praktikum. Sebagaimana layaknya suatu
penelitian tindakan kelas, pada penelitian ini tidak digunakan sistem penentuan populasi
dengan teknik sampling serta tidak ada kelas kontrol.
Tahap Pengumpulan Data
Pada prinsipnya pengumpulan data dilakukan pada setiap aktivitas, situasi atau
kejadian yang berkaitan dengan tindakan penelitian yang dilakukan. Dalam penelitian
ini pengumpulan data secara garis besar dilakukan pada saat:
a. Observasi atau studi pendahuluan yang kemudian dilakukan hingga identifikasi awal
permasalahan
b. Pelaksanaan, analisis dan refleksi terhadap tindakan pembelajaran pada pertemuan
1, 2 dan 3
c. Observasi aktivitas belajar mahasiswa dalam kegiatan praktikum pertemua 1, 2 dan
3
d. Observasi keterampilan proses dan keterampilan kooperatif yang dikembangkan
selama tindakan pembelajaran siklus I dan 2
e. Menganalisis peningkatan aktivitas belajar mahasiswa dalam kegiatan praktikum
setelah siklus I dan 2
f. Menganalisis peningkatan pemahaman mahasiswa dalam kegiatan praktikum setelah
siklus I dan 2
Prosedur Pengolahan Data
Data yang diperoleh pada setiap tindakan penelitian dianalisis, hal ini dengan
rincian sebagai berikut:
Proseding Penelitian Bidang Ilmu Eksakta 2011
51
a. Data pemahaman konsep, dihitung skor pretest dan postest, gain serta rata-rata dan
simpangan baku @ skor test
b. Menganalisis hasil observasi keterampilan proses dan kemampuan dasar kooperatif
mahasiswa pada saat kegiatan praktikum serta aktivitas mahasiswa dalam kegiatan
praktikum
c. Menganalisis catatan lapangan tentang kegiatan pembelajaran pada pertemuan 1, 2
dan 3
Prosedur Penelitian
Prosedur yang ditempuh dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Observasi, berdasarkan hasilnya peneliti mengidentifikasi prioritas masalah dan
sejumlah masalah yang dihadapi
b. Persiapan Pra Tindakan
1) Mendiskusikan rencana penelitian, terutama tentang pengertian dan kepentingan
penelitian tindakan kelas, alternatif topik yang digunakan dalam penelitian dan
waktu pelaksanaan
2) Mendiskusikan dan menstimulasikan pelaksanaan tindakan kelas, persiapan
instrumen penelitian dan menentukan pembagian kelompok praktikum
mahasiswa
3) Melakukan tes pemahaman konsep mahasiswa untuk pokok bahasan Magnetik
dan Gelombang Elekromagnetik pada pertemuan pertama (pra tindakan)
4) Membuat rencana tindakan pembelajaran. Tindakan pembelajaran yang
dilakukan dibagi kedalam dua siklus tindakan. Siklus I mengenai Magnetik
(pertemuan kedua) dan siklus 2 mengenai Gelombang Elekromagnetik
(pertemuan ketiga)
c. Pelaksanaan Tindakan
1) Merancang tindakan pembelajaran I antara lain persiapan satuan acara
perkuliahan, media dan alat-alat yang diperlukan dalam kegiatan praktikum.
2) Pelaksanaan tindakan pembelajaran, peneliti sekaligus bertindak sebagai
observer
3) Menganalisis dan merefleksi pelaksanaan dan hasil tindakan pembelajaran I.
Untuk keperluan ini dilakukan pemeriksaan catatan lapangan dan mengkaji hasil
Proseding Penelitian Bidang Ilmu Eksakta 2011
52
pembelajaran mahasiswa. Hasil analisis dan refleksi terhadap tindakan tahap
pertama ini menjadi bahan bagi pelaksanaan tindakan berikutnya
4) Berdasarkan hasil analisa serta refleksi terhadap aktivitas dan efektivitas serta
hasil pembelajaran mahasiswa pada siklus I, peneliti merancang rencana
tindakan pembelajaran siklus 2
5) Pelaksanaan tindakan pembelajaran siklus 2, menganalisis dan melakukan
refleksi terhadap pelaksanaan tindakan pembelajaran siklus 2 yang telah
dilakukan. Kegiatan ini merupakan akhir dari siklus tindakan I dan 2
6) Menganalisis peningkatan hasil belajar mahasiswa secara keseluruhan, aktivitas
mahasiswa dan efektivitas kegiatan pembelajaran praktikum
d. Evaluasi Keseluruhan Tindakan
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Secara keseluruhan, hasil penelitian tindakan kelas ini di awali dengan hasil
observasi awal pada pratindakan yang mengarah kepada perbaikan atau peningkatan
proses pembelajaran baik aktifitas belajar mahasiswa maupun efektifitas kegiatan
pembelajaran itu sendiri. Berikut adalah uraian hasil dan analisis hasil observasi pada
tahapan kegiatan yang telah dilakukan:
Tabel 1
Deskripsi Hasil Observasi pada Tahapan Kegiatan Penelitian
No
Kegiatan
Deskripsi Hasil Observasi
1
Pratindakan
Tahap Apersepsi:
Dosen membuka perkuliahan dengan mengulas pokok
bahasan yang akan dilakukan pada kegiatan praktikum
pertama. Dosen menjelaskan prosedur kegiatan, alat dan
bahan serta prinsip kegiatan praktikum yang dilakukan
dan membagi kelompok praktikum secara acak
Tahap Eksplorasi:
Kegiatan masih didominasi dosen, mahasiswa berperan
Proseding Penelitian Bidang Ilmu Eksakta 2011
53
sebagai penerima informasi saja, hanya mengikuti
petunjuk dosen. Aktifitas mahasiswa bervariasi, ada
yang serius mengikuti kegiatan dan ada yang bermalasmalasan.
Tahap Pengenalan Konsep:
Konsep yang dibicarakan di kelas dating dari dosen
semata, tidak ada stimulus pada mahasiswa untuk
mencari informasi dan membangun pengetahuan sendiri.
Tahap Aplikasi Konsep:
Pada akhir pembelajaran, dosen langsung membahas
data hasil pengamatan pada kegiatan praktikum yang
telah dilakukan.
2
Tindakan I
Tahap Apersepsi:
Dosen membuka perkuliahan dengan mengulas pokok
bahasan yang akan dilakukan pada kegiatan praktikum
sebelumnya, mengajukan pertanyaan berkaitan dengan
tugas pra praktikum yang diberikan, diantaranya tentang
pemahaman mahasiswa akan tujuan kegiatan praktikum
yang akan dilaksanakan. Kelompok kegiatan dibagi
berdasarkan hasil belajar pada pertemuan sebelumnya.
Tahap Eksplorasi:
Dosen masih terlalu banyak memberikan penjelasan
tentang alat dan bahan yang akan digunakan untuk
kegiatan praktikum, sehingga waktu cukup tersita.
Keterampilan proses dan kemampuan dasar kooperatif
mahasiswa mulai terlihat dengan adanya pembagian
tugas
yang jelas dalam masing-masing kelompok.
Namun masih komunikasi diantara mahasiswa masih
kurang sehingga masih cenderng mengandalkan dosen
pada saat menemukan permasalahan.
Tahap Pengenalan Konsep:
Proseding Penelitian Bidang Ilmu Eksakta 2011
54
Kinerja Kelompok mulai terlihat pada saat menyajikan
data hasil pengamatan dalam bentuk table dan bertukar
informasi dengan kelompok lain. Arahan dosen pada
saat diskusi cukup efektif, tetapi kesempatan mahasiswa
untuk mengajukan argumentasinya masih terlalu sedikit
karena keterbatasan waktu untuk berdiskusi.
Tahap Aplikasi Konsep:
Waktu tidak cukup untuk mengulas kembali konsep
yang dipelajari dalam praktikum, diakhir kegiatan dosen
memberikan
tugas
untuk
kegiatan
praktikum
selanjutnya.
3
Tindakan 2
Tahap Apersepsi:
Dosen
memperoleh
masukan
pengetahuan
awal
mahasiswa tentang konsep yang akan diulas dalam
kegiatan
praktikum
berdasarkan
pertanyaan
yang
diajukan
Tahap Eksplorasi:
Masing-masing kelompok praktikum membagi tugas
anggotanya menggunakan alat praktikum transformator
dan gaya lorentz. Di sini keterlibatan setiap anggota
kelompok dalam pengerjaan praktikum cukup baik,
sesuai dengan tugas yang dibebankan oleh kelompok.
Dosen mengurangi interversinya, komunikasi yang
terjadi antara anggota dari kelompok yang berbeda
membantu
pelaksanaan
kegatan
praktikum
yang
dilakukan.
Tahap Pengenalan Konsep:
Setelah pengerjaan tugas masing-masing selesai, setiap
anggota kelompok kembali ke kelompok awal untuk
menginformasikan hasil serta membahas data untuk
kemudian dipresentasikan oleh kelompok masing-
Proseding Penelitian Bidang Ilmu Eksakta 2011
55
masing dalam diskusi kelas. Disini terlihat komunikasi
antara anggota kelompok membantu meningkatkan
efektifitas diskusi yang dilakukan dan waktu yang
direncanakan untuk kegiatan cukup tercapai.
Tahap Aplikasi Konsep:
Evaluasi
dapat
dilakukan
oleh
dosen
dengan
diajukannya beberapa pertanyaan dan arahan untuk
membuat kesimpulan hasil kegiatan.
Tabel 2
Deskripsi Hasil Tahapan Kegiatan Penelitian
Kegiatan
Pratindakan
Permasalahan
a. Kebiasaan
Catatan Lapangan
Perbaikan
Dosen masih
Penekanan pada
mengunakan pola
dominant, tidak
interaksi multi arah
interaksi linear
melibatkan
untuk meningkatkan
mahasiswa pada
aktifitas mahasiswa
saat persiapan
Adanya perencanaan
praktikum
yang jelas tentang
mahasiswa tidak
Dosen tidak
pengaturan waktu
diketahui dan
mengajukan
untuk tahapan
evaluasi belajar
pengarah,
kegiatan, diberikan
tidak dilakukan
pengaturan waktu
stimulus berupa
tidak efektif.
tugas pra praktikum
b.pengetahuan awal
(Tugas Pendahuan)
Pembagian
kelompok dilakukan
c. pengelolaan kelas
berdasarkan hasil
belum optimal
belajar mahasiswa,
Pembagian
sehingga dalam satu
kelompok tidak
kelompok terdapat
berdasarkan acuan
mahasiswa
Proseding Penelitian Bidang Ilmu Eksakta 2011
56
yang jelas,
kelompok tinggi
pelaksanaan
sedang pada
praktikum
kelompok rendah.
cenderung tidak
Penekanan pada
melibatkan seluruh
pembagian tugas
mahasiswa
masing-masing
anggota kelompok
Tindaka I
a. masih belum
Interaksi yang
Dipertajamnya pola
tepatnya
terjadi diantara
interaksi multi arah
perencanaan dosen
mahasiswa belum
yang digunakan
saat menerapkan
terarah, umpan
pola interaksi multi
balik yang
arah pada kegiatan
diharapkan dating
praktikum
dari mahasiswa
Adanya pembagian
belum sesuai target.
tugas kegiatan
Tidak
praktikum yang
pengelolaan waktu
diperhitungkannya
jelas, memeriksa
untuk setiap tahapan
ganguan teknis
terlebih dahulu
kegiatan
pada alat yang
kelengkapan alat
digunakan sehingga
yang digunakan
menghambat
dalm praktikum
pelaksanaan
dengan melibatkan
praktikum
kelompok piket
c. Belum optimalnya
Tidak diberikannya
Adanya pembatasan
pengelolaan kelas
pengarahan tentang
permasalahan dari
terutama dalam
pokok-pokok
setiap pokok
memberikan
permasalahan dari
kegiatan praktikum
bimbingan pada saat
data yang telah
sehingga mahasiswa
kegiatan praktikum
diperoleh dalam
terbantu pada saat
dan kurang
kegiatan praktikum
berdiskusi.
b.belum optimalnya
terarahnya diskusi
Proseding Penelitian Bidang Ilmu Eksakta 2011
57
yang berlangsung
Tindakan 2
a. Adanya kesulitan
Pelaksanaan
Mematangkan
dalam menyusun
apersepsi dirasakan
rencana kegaiatan
rencana yang tepat
sudah tepat,
praktikum dengan
yang dapat
bimbingan hanya
mempertimbangkan
melibatkan
diberikan apabila
berbagai aspek.
mahasiswa secara
mahasiswa tidak
Dosen membatasi
optimal dalam
memperoleh
perannya hanya
kegiatan praktikum
jawaban dari rekan
sebagai fasilitator
dan diskusi hasil.
kerjanya.
diskusi dan
berupaya untuk
lebih demokratis.
b.
Adanya
Evaluasi proses dan
Perlunya upaya
kesulitan dalam
kemampuan dasar,
memodifikasi suatu
melakukan evaluasi
kooperatif
model alat evaluasi
proses belajar/
mahasiswa
yang dapat
kinerja dari setiap
dilakukan secara
mengunkap
mahasiswa secara
umum, perlu
keterampilan proses
spesifik
adanya bantuan
dan kemampuan
tenaga evaluator
dasar kooperatif
untuk mengetahui
mahasiswa pada
kinerja individu.
tingkat individu
maupun secara
umum
PEMBAHASAN
Dalam penelitian ini selain data hasil pengamatan tentang aktifitas belajar
mahasiswa dan kegiatan pembelajaran oleh dosen juga data tentang pemahaman konsep
pokok bahasan kegiatan praktikum dari tiga pertemuan pertama.
Proseding Penelitian Bidang Ilmu Eksakta 2011
58
Pemahaman Mahasiswa
Berdasarkan hasil penelitian perhitungan statistik sederhana dari skor pretes dan
postes yang dilakukan terjadi:
1. Peningkatan Aktifitas Belajar Mahasiswa
2. Peningkatan Kemampuan Pengelolaan Kelas pada Dosen.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Pengembangan pola interaksi multi arah dalam kegiatan pembelajaran cukup
efektif dalam meningkatkan aktivitas mahasiswa fisika terutama kemampuannya dalam
berkomunikasi. Untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran dengan pola interaksi multi
arah ini, pengajar selain dituntut memiliki kemampuan pemahaman bahan belajar, juga
kemampuan untuk menciptakan situasi pembelajaran yang kooperatif diantara peserta didik
Saran
Bagi pengajar agar senantiasa meningkatkan pemahaman tentang perencanaan serta
implementasi model pembelajaran dikelas secara variatif juga, termasuk model pembelajaran
yang rnenggunakan pendekatan kooperatif.
DAFTAR PUSTAKA
Anita Lie. (2002) Cooperative Learning. Mempraktikkan Cooperative Learning di
Ruang-ruang Kelas. Jakarta: Grasindo
David Halliday, Robert Resnick and Jearl Walker. (1997). Fundamendal Physics:
Extented fifth edition. New York: John Willey and Sains Inc.
Deboer, GE. (1991). A History of Ideas in Science Education, Implication for Practice.
New York: Teacher College Press
Edi Suardi. (1980). Pedagogik. Bandung: Angkasa
Franken, RE.(1994). Human Motivation. California: Brooke&Cole Publishing Company
Ferawati. (2005). Panduan Praktikum Fisika Dasar. Jakarta: UHAMKA Press.
Proseding Penelitian Bidang Ilmu Eksakta 2011
59
Grundy, S. (1995). Action Research as On-Going Professional Development. New
Jersey: Arts Accords Affiliation of Arts Educators.
Hopkins, D. (1993). A Teachers Guide To Classroom Research. (2nd ed). Buckingham
Philadelphia: Open University Press
Hewitt, P.G.(1998). Conseptual Physics. California: Addison Wesley Publishing
Company
Killen, Ror. (1998). Effective Teaching Strategies: Lesson from Research and
Practice.2nd ed. Katoomba NSW: Social Science Press
Lingren, HO. (1976). Educational Psychology in the Classroom.
Moh.Uzer Usman. (1994). Menjadi Guru Professional. Bandung: Rosda Karya
Sardiman A.M. (2001). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Staf Pengajar Fisika Dasar ITB. (1999). Fisika Dasar 2. ITB Bandung: Bandung,
Raymond Serway, James Medison University. (1986). Priniples of Physics. New York:
Sounders College Publishing.
Proseding Penelitian Bidang Ilmu Eksakta 2011
60
Download