di wilayah Aceh Tengah, yaitu

advertisement
BUKU PUTIH SANITASI (BPS)
KABUPATEN ACEH TENGAH
BAB II
PROFIL KABUPATEN ACEH TENGAH
2.1 Geografis, Topografis dan Geohidrologi
Aceh Tengah adalah salah satu Kabupaten di Propinsi Aceh yang merupakan daerah cagar
alam nasional terbesar yang terdapat di Aceh. Pada dasarnya wilayah Kabupaten Aceh Tengah kaya
akan potensi alam, salah satu diantaranya adalah Danau Lut Tawar. Secara umum ditinjau dari
potensi pengembangan ekonomi, wilayah ini termasuk zona pertanian. Potensi ekonomi daerah
berhawa sejuk ini adalah kopi dan hasil hutan. Dalam bidang Pertambangan, Aceh Tengah memiliki
deposit bahan galian golongan–C yang sangat beragam dan potensial dalam jumlah cadangannya.
2.1.1 Geografi
Kabupaten Aceh Tengah memiliki luas 445.404,12 Ha yang secara geografis terletak pada
4022’ 14,42” – 4042’ 40,8” LU dan 960 15’ 23,6” – 970 22’ 10,76” BT. Batas administratif
Kabupaten Aceh Tengah sebagai berikut :
Sebelah Utara
Sebelah Selatan
Sebelah Timur
Sebelah Barat
:
:
:
:
Kabupaten Bener Meriah, Bireuen dan Pidie
Kabupaten Aceh Timur dan Gayo Lues
Kabupaten Gayo Lues, Aceh Barat dan Nagan Raya
Kabupaten Aceh Barat, Nagan Raya dan Pidie.
BUKU PUTIH SANITASI (BPS)
KABUPATEN ACEH TENGAH
Gambar 2.1
Peta Administrasi Kabupaten Aceh Tengah
Sumber : Draf RTRW Kabupaten Aceh Tengah, 2012
Wilayah Kabupaten Aceh Tengah secara administrasi pemerintahan terbagi atas 14
kecamatan, dengan jumlah kampung sebanyak 295 kampung. Nama-nama kecamatan serta luas pada
masing-masing kecamatan ditampilkan pada Tabel 2.1.
BUKU PUTIH SANITASI (BPS)
KABUPATEN ACEH TENGAH
Tabel 2.1
Pembagian Wilayah Administrasi Kecamatan
Kabupaten Aceh Tengah
Kecamatan
Luas (Ha)
No
1
Linge
176.624,89
2
Bintang
3
Lut Tawar
8.310,16
4
Kebayakan
4.817,95
5
Pegasing
18.687,11
6
Bebesan
2.895,52
7
Kute Panang
2.094,86
8
Silih Nara
7.504,35
9
Ketol
61.146,86
10
Celala
10.881,85
11
Atu Lintang
14.626,87
12
Jagong Jeget
18.824,75
13
Bies
14
Rusip Antara
57.826,07
1.231,55
59.931,33
Total
445.404,13
Sumber : Draf RTRW Kabupaten Aceh Tengah, 2012
2.1.2 Topografis
Kabupaten Aceh Tengah memiliki klasifikasi kelerengan <8%, 8-15%, 16-25%, 26-40%, dan >40%.
Berdasarkan kelompok kelerengan tersebut dominan kelerengan di Kabupaten Aceh Tengah adalah
8%-15% dengan luasan 167.501,19 Ha atau sebesar 36% dari total luas wilayah kabupaten. Kondisi
kelerengan di Kabupaten Aceh Tengah ditunjukkan pada Tabel 2.1.
Aceh Tengah didominasi oleh ketinggian <2.000 Mdpl atau sebesar sebesar 94% dari total luas
wilayah kabupaten (Tabel 2.2). Pemanfaatan lahan pertanian umumnya dimanfaatkan sebagai
perkebunan kopi dengan ketinggian 1000-1500 Mdpl.
BUKU PUTIH SANITASI (BPS)
KABUPATEN ACEH TENGAH
Tabel 2.2
Kemiringan Lahan, Bentuk dan Luas Wilayah
Kabupaten Aceh Tengah
Kemiringan Bentuk Wilayah
Luas
No
(%)
Lereng (%)
Wilayah (Ha)
1
0–2
Datar
4.780,91
1,07
2
2–8
Landai
7.100,07
1,59
3
8 – 15
Berombak
32.115,33
7,21
3
15 – 25
Bergelombang
101.180,05
22,72
4
25 – 40
Berbukit
184,932,46
41,52
5
>40
Bergunung
115,295,30
25,89
445.404,12
100,00
Jumlah
Sumber: Draf RTRW Kabupaten Aceh Tengah, 2012
BUKU PUTIH SANITASI (BPS)
KABUPATEN ACEH TENGAH
Tabel 2.3
Ketinggian Tempat dan Luas Wilayah
Kabupaten Aceh Tengah
Luas
No Ketinggian (mdpl)
%
Wilayah(Ha)
1
100 – 250
127,41
0,03
2
250 – 500
20.919,72
4,70
3
500 – 750
54.738,76
12,29
4
750 – 1.000
61.686,22
13,85
5
1.000 – 1.250
77.834,09
17,47
6
1.250 – 1.500
90.645,32
20,35
7
1.500 - 1750
107.711,95
24,18
8
1.750 – 2000
29.376,90
6,60
9
> 2000
2.363,76
0,53
Jumlah
445.404,13
100,00
Sumber: Draf RTRW Kabupaten Aceh Tengah, 2012
2.1.3 Geologi
Menurut N.R. Cameron dkk, secara regional Takengon mengalami dua periode deformasi
yaitu pada Zaman Pra – Tersier dan Tersier. Pada Zaman Pra – Tersier, lipatan isoklinal pada
Formasi Kluet pada umumnya sumbu lipatan berarah barat laut – tenggara, berasosiasi dengan
rekahan axial planar, crenalution cleavage, kink bands dan kekar syntectonik sebelum formasi ini
diendapkan di Group Peusangan.
Fase utama deformasi zaman tersier adalah lipatan di Group Meureudu yang disertai dengan
batas-batas plutonisme. Deformasi ini sudah terjadi pada oligosen akhir dimana strukturnya sangat
kompleks. Struktur termuda di zaman tersier sangat kompleks tetapi umumnya dikontrol oleh
BUKU PUTIH SANITASI (BPS)
KABUPATEN ACEH TENGAH
dekatnya sesar transcurrent. Sebelah Barat dari Geumpang Group menunjukkan hanya lipatan dan
kemiringan yang tidak sesuai menutupi Formasi Tutut.
Topografi dipengaruhi oleh empat periode seismik aktif dengan arah barat laut – tenggara
termasuk bagian dari Sumatera Fault System (SFS). Sesar Banda Aceh – Anu terpisah di Anu untuk
membentuk Sesar Anu-Betee dan Reungeuet – Blangkejeren.
Diantara sesar aktif lain yang berasosiasi dengan Sumatera Fault System (SFS) adalah Sesar
Samalanga – Sipopok yang mengarah ke utara dari Pameue. Sesar Geureunggang, struktur dextral
timur – barat di bagian ujung Selatan dari Tinggian Sigli – Seunalan di dalam cekungan Sumatera
Utara dan sudah aktif selama sedimentasi di zaman Miosen.
Salah satu patahan yang aktif sejak Cretaceous dan lainnya di zaman Tersier adalah Kla line
yang berarah tenggara yang sudah terbentuk sejak pengangkatan di akhir Cretaceous ketika Formasi
Kluet mendorong sebelah timur dari Group Woyla. Takengon Line yang berarah barat daya berumur
Tersier awal dan berhubungan dengan sesar bentuk bukaan busur berbentuk S melintas 20 km
menyilang di wilayah Takengon dan pemisahan Group Peusangan dan Tapanuli ke Timur laut dari
Group Woyla ke Barat daya.
Seperti telah disebutkan sebelumnya pada geologi regional bahwa struktur geologi daerah
Takengon sangat di pengaruhi oleh sistem sesar sumatera (Sumatera Fault Sistem) yang berarah barat
laut – tenggara. Hal tersebut merupakan salah satu penyebab utama terbentuknya struktur geologi
daerah Takengon. Berdasarkan interpretasi peta topografi dan ditemukannya gejala-gejala geologi,
maka dapat disimpulkan terdapatnya 3 gejala geologi berupa:
1. Struktur Sesar;
2. Struktur Perlipatan;
3. Perlipatan dalam skala besar hanya ditemukan dalam batuan sedimen. Struktur perlipatan
daerah Aceh Tengah umumnya dijumpai berupa sinklin (cekung), sedangkan struktur antiklin
(cembung) dijumpai dibagian timur laut. Arah sumbu lipatannya beraneka ragam umumnya
searah dengan rentangan pulau Sumatera.Gambar 2.2
BUKU PUTIH SANITASI (BPS)
KABUPATEN ACEH TENGAH
Gambar 2.2
Peta Geologi Kabupaten Aceh Tengah
Sumber : Pusat Penelitian Geologi Bandung, 2007
2.1.4 Hidrologi
1. Daerah Aliran Sungai (DAS)
Arah dan pola aliran sungai yang terdapat dan melintasi wilayah Aceh dapat dikelompokkan
atas 2 pola utama, yaitu:
- Sungai-sungai yang mengalir ke Samudera Hindia atau ke arah barat;
- Sungai-sungai yang mengalir ke Selat Malaka atau ke arah timur.
Beberapa Daerah Aliran Sungai dikelompokkan menjadi satu wilayah sungai berdasarkan
wilayah strategis nasional dan lintas kabupaten. DAS yang terdapat di Kabupaten Aceh Tengah,
meliputi: Krueng Peusangan, Krueng Woyla, Krueng Jambo Aye, Krueng Meureubo, Krueng Tripa,
Krueng Tamiang, Krueng Seunagan.
-
Kreung woyla dengan luas 53239,01
BUKU PUTIH SANITASI (BPS)
KABUPATEN ACEH TENGAH
-
Kreung Tripa dengan luas 14762,66
-
Kreung Tamiang dengan luas 5317,32
-
Kreung Seunagan dengan luas 4839,04
-
Kreung Peusangan dengan luas 126247,31
-
Kreung Meureubo dengan luas 47516,61
-
Kreung Jambo Aye dengan luas 193482,20
2. Sungai
Air sungai ini merupakan air yang digunakan penduduk untuk pertanian dan perkebunan dan
juga kebutuhan sehari-hari lainnya. Selain itu, sungai Peusangan saat ini juga dimanfaatkan untuk
Pembangunan Listrik Tenaga Air (PLTA) di Dusun Singkiren Kampung Semelit Mutiara Kecamatan
Silih Nara dengan kapasitas 88,90 MW. Selain itu, Sungai Peusangan dan anak-anak sungai Woyla
juga dimanfaatkan untuk Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) yaitu :
- Kampung Bergang dan Karang Ampar Kecamatan ketol dengan Kapasitas 45 kw;
- Kampung Berawang Dewal dan Kampung Merah Said Kec. Jagong Jeget dengan kapasitas 200
kva;
- Kampung Tanjung dan Kampung Kuala Rawa Kecamatan Rusip Antara dengan kapasitas 150
kw;
- Kampung Tanoh Depet dan Depet Indah Kecamatan Celala dengan kapasitas 45 kw.
3. Danau.
Danau Laut Tawar terletak di Takengon Kabupaten Aceh Tengah povinsi Aceh. Daerah
tangkapan Danau Tawar masuk kedalam wilayah Kecamatan Lut Tawar, Kebayakan, Bebesen dan
Bintang. Aliran air permukaan atau sungai yang menuju ke Danau Laut Tawar berjumlah 25 buah
yang berasal dari 18 daerah hulu/kawasan tangkap dengan debit air. Debit air danau Laut Tawar
538,84 juta kilo liter (Husnah et al. 2012). Sungai Peusangan merupakan satu-satunya outlet danau
Laut Tawar. Karateristik Danau Laut Tawar sebagai berikut Tabel 3. Nilai parameter karakteristik
morfometrik Danau Lut Tawar
BUKU PUTIH SANITASI (BPS)
KABUPATEN ACEH TENGAH
Tabel 2.4
Nilai Parameter Karakteristik Morfoketrik Danau Lut Tawar
Parameter
Elevasi
Luas Permukaan (Ao)
Nilai
Satuan
1,230
5,742.10
Meter
hektare (ha)
Kedalaman maks (Zmax)
84.23
Meter
Kedalaman rata (Zmean)
25.19
Meter
15,727
Meter
4,563
Meter
43,920
Meter
14.28
%
Panjang Maks
Lebar Maks
Panjang Garis Pantai (L)
Littoral Area
Sumber (Husnah et al. 2012)
Berdasarkan Hasri dan Rosa (2012) menunjukkan bahwa kondisi fisika kimia perairan
Danau Laut Tawar masih dalam batas optimum bagi kehidupan organisme perairan (Tabel 2.5).
BUKU PUTIH SANITASI (BPS)
KABUPATEN ACEH TENGAH
Tabel 2.5
Kisaran nilai pengamatan parameter fisika dan kimia perairan setiap stasiun
Stasiun
Parameter
Satuan
One-one
Mampak
Kelitu
Bintang
Suhu
°C
23.24±0.67
23.34±0.74
23,99±1.08
24.17±0.60
Kecerahan
M
4.09±1.55
5.08±1,88
4.68±2.01
3.78±1,04
Kedalaman
M
17.5±2.29
15.7±0.64
38.4±6.81
16.4±3.14
8.05±0.32
8.28±0.23
8.36±0.26
8.51±0.34
pH
DO
Ppm
7.34±1.51
7.52±0.82
6.51±1.55
7.12±0.86
N-Nitrat
mg/l
0.18±0.05
0.15±0.08
0.13±0.07
0.14±0.10
N-Nitrit
mg/l
0.01±0.01
0.02±0.03
0.01±0.02
0.07±0.01
N-Amonia
mg/l
0.10±0.06
0.06±0.06
0.13±1.15
0.13±0.10
mg/l
0.10±0.05
0.12±0.05
0.08±0.05
0.12±0.07
Total
Posfat
Sumber : Hasri dan Rosa 2012
Secara geologi Danau Lut Tawar dikelilingi oleh batugamping dan batuan metasedimen,
umumnya struktur geologi di sekitar danau berupa karts yang ditandai dengan gua-gua di sekitar
danau, struktur perlipatan, dan Sesar yang ditandai dengan adanya air terjun. Dalam kepariwisataan
baik danau lut tawar, gua-gua, dan air terjun yang ada disekitar danau merupakan ujung tombak
pariwisata di Kabupaten Aceh Tengah, dan dari masa ke masa sudah menjadi daya tarik wisatawan
dalam negeri dan manca negara.
Kondisi lingkungan danau terdiri dari kemiringan landai, curam, dan sangat curam. Kondisi
lingkungan danau dengan kemiringan yang landai berada di sekitar Kecamatan Kebayakan, Lut
Tawar, Bebesen dan Bintang. Kemiringan curam berada di sekitar Kecamatan Lut Tawar,
Kebayakan dan Bintang. Sedangkan kemiringan sangat curam berada di sekitar Kecamatan Lut
Tawar.
Selain untuk parawisata, danau ini berperan penting dalam pengendalian keseimbangan air
khususnya kota Takengon dan menjadi sumber air untuk kabupaten Bener Meriah, Bireuen, Aceh
BUKU PUTIH SANITASI (BPS)
KABUPATEN ACEH TENGAH
Utara dan Kota Lhokseumawe. Air danau terutama dimanfaatkan untuk air minum dan budidaya
perikanan air tawar sebagai mata pencaharian bagi para nelayan yang tinggal di sekitar danau.
Selanjutnya, air danau juga memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi air minum kemasan.
Kondisi Danau Lut Tawar sudah mengalami degradasi, yang dicirikan oleh semakin
berkurangnya debit air danau Lut Tawar dan tingginya sedimentasi yang terjadi di Danau Lut Tawar.
Hal ini disebabkan oleh semakin berkurangnya penutupan lahan di sekitar Danau Lut Tawar akibat
alih fungsi lahan dari hutan menjadi areal perkebunan yang tidak terkendali. Oleh karena itu,
tanggungjawab untuk melestarikan danau laut tawar bukan hanya menjadi tanggungjawab Kabupaten
Aceh Tengah, tetapi juga menjadi tanggungjawab kabupaten lain yang memanfaatkan sumberdaya air
dari danau Lut Tawar.
Usaha untuk mengurangi tingginya sedimentasi di Danau Lut Tawar dilakukan dengan pengerukan
dan memperbaiki penutupan lahan di Cacthment Area. Usaha lain yang dapat dilakukan adalah
meningkatkan koordinasi antara Pemerintah Aceh dan Pemerintah Kabupaten yang memanfaatkan
sumberdaya air dari Danau Lut Tawar.
Laju eksploitasi ikan di Danau Lut Tawar saat ini sangat tinggi yang berlangsung setiap hari,
penangkapan dilakukan nelayan disekitar danau menggunakan alat tangkap jaring. Selain hal tersebut,
bekas jaring ikan yang dibiarkan oleh nelayan yang mengakibatkan populasi ikan terutama ikan depik
semakin berkurang. Selain hal tersebut, pencemaran air danau oleh limbah RS dan limbah rumah
tangga, pertanian disekitar dekat pinggir danau juga tidak terkendali sehingga tingkat pencemaran
disekitar pinggir danau yang dekat dengan pemukiman cenderung tercemar dan tingkat sedimentasi
lebih tinggi.
Untuk mengurangi hal tersebut diatas, sebagai daerah konservasi sekaligus sebagai objek
wisata di Kabupaten Aceh Tengah, pemerintah maupun masyarakat perlu memperhatikan dan
mengendalikan lingkungan sekitar danau baik limbah rumah tangga, limbah RS agar tidak masuk ke
Danau Laut Tawar. Selain itu juga masyarakat juga perlu mendukung program-program pemerintah
tentang penangkapan ikan serta perlunya memperhatikan tutupan lahan sekitar danau (dilakukannya
reboisasi) sehingga tingkat degradasi dan sedimentasi danau bisa berkurang.
4. Cekungan Air Tanah (CAT)
Aspek hidrogeologi mengenai cekungan air tanah (CAT) yang ada di wilayah Aceh Tengah mengacu
kepada Atlas Cekungan Air Tanah Indonesia yang diterbitkan Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral
tahun 2009, pada halaman lembar Aceh, dapat diidentifikasikan ada 1 (satu) Cekungan Air Tanah (CAT) di
BUKU PUTIH SANITASI (BPS)
KABUPATEN ACEH TENGAH
wilayah Aceh Tengah, yaitu: CAT Lampahan dengan luasan 26.370 Ha dan Telege dengan luasan 16.410 Ha
dengan karakteristik sebagai berikut:
o
Jumlah Imbuhan Air Tanah bebas: 375 juta m3/tahun.
o Jumlah Air Tertekan: 72 juta m3/tahun.
2.1.15 Klimatologi
Kabupaten Aceh Tengah beriklim tropis, tergolong ke dalam tipe iklim B menurut Schimidt
Ferguson. Musim kemarau biasanya terjadi pada bulan Januari sampai dengan Juli, dan musim hujan
berlangsung dari bulan Agustus sampai bulan Desember.
Curah hujan berkisar antara 1.082 sampai dengan 2.409 Milimeter per tahun dengan jumlah
hari hujan antara 113 sampai dengan 160 hari per tahun. Tingkat curah hujan tertinggi terjadi pada
bulan November yang mencapai 316,5 mm, terendah pada umumnya terjadi pada bulan Juli
mencapai 6,2 mm. Berikut merupakan data curah hujan yang terjadi pada 5 tahun terakhir.
Tabel 2.6
Data Curah Hujan Kabupaten Aceh Tengah
Tahun 2007 – 2012
Tahun
Curah Hujan
2007
138,75 mm
2008
162,71 mm
2009
292,52 mm
2010
216,98 mm
2011
165,77 mm
2012
196 mm
Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan, 2012
Aceh Tengah merupakan daerah sejuk dengan suhu sekitar 20,100C.Bulan April dan Mei
merupakan bulan terpanas dengan suhu mencapai 26,60C, dan bulan September adalah bulan dengan
udara dingin dengan suhu yaitu 19,700C.
BUKU PUTIH SANITASI (BPS)
KABUPATEN ACEH TENGAH
Keadaan udara tidak terlalu lembab dengan rata-rata kelembaban udara 80,08%, kelembaban
udara terbasah 86,28% dan terkering 74,25%. Kecepatan angin tercepat 2,53m/det dan terlambat
0,95m/det.
Administratif
……………………………………………………………………………..
2. 3 Kependudukan
2.3.1 Laju Pertumbuhan Penduduk
Penduduk Kabupaten Aceh Tengah pada Tahun 2011 tercatat 179.545 jiwa (BPS Tahun
2011). Persebaran penduduk sebagaian besar terkonsentrasi di daerah perkotaan yang umumnya
memiliki fasilitas sarana dan prasarana infrastruktur yang lebih baik. Konsentrasi penduduk
terbanyak terdapat di Kecamatan Bebesen, Kecamatan Silih Nara, Kecamatan Lut Tawar dan
Kecamatan Pegasing.
Sebagaian besar penduduk Kabupaten Aceh Tengah merupakan mayoritas Suku Gayo,
kemudian diikuti oleh Suku Jawa, Aceh, Minang, Batak dan Tionghoa. Penduduk Kabupaten Aceh
Tengah mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun, sehingga kenaikan dan penurunannya cukup
signifikan karena aksesibilitas dan mobilitas penduduk dari dan ke daerah ini cukup tinggi.
Tabel 2.9
Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Aceh Tengah menurut Kecamatan
Tahun 2007 – 2011
NO
Tahun
Jumlah Angkatan Kerja
per Kecamatan (%)
2007
2008
2009
2010
2011
1.
Kute Panang
3.839
5.907
6.909
7.786
8.264
2.
Kebayakan
9.248
12.313
13.885
15.421
16.610
3.
Bintang
4.745
7.019
8.006
9.600
10.067
4.
Linge
4.808
6.782
7.726
9.455
10.383
5.
Bebesen
23.302
30.688
34.281
37.590
40.659
BUKU PUTIH SANITASI (BPS)
KABUPATEN ACEH TENGAH
NO
Tahun
Jumlah Angkatan Kerja
per Kecamatan (%)
2007
2008
2009
2010
2011
6.
Rusip Antara
3.484
4.927
6.109
7.045
7.515
7.
Lut Tawar
11.470
15.433
17.703
19.974
21.609
8.
Ketol
6.562
9.003
10.494
12.301
13.249
9.
Celala
3.928
6.369
7.634
9.040
9.535
10.
Silih Nara
12.237
16.173
19.073
22.106
23.254
11.
Atu Lintang
3.442
5.057
6.213
7.092
7.373
12.
Pegasing
10.094
14.374
16.433
18.588
20.042
13.
Bies
4.255
5.711
6.460
7.054
7.366
14.
Jagong Jeget
4.650
6.791
7.935
9.338
10.158
Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, 2012
Data di atas menunjukkan jumlah penduduk di setiap kecamatan terus meningkat dari tahun
ke tahun. Jumlah penduduk terbanyak pada tahun 2011 terdapat di kecamatan Bebesen dan jumlah
penduduk paling sedikit terdapat di kecamatan Bies.
Permasalahan dari meningkatnya jumlah penduduk yang tidak diringi dengan kualitas
kehidupan yang lebih baik antara lain: 1) pemenuhan kebutuhan hidup keluarga; 2) menurunnya
kualitas kehidupan dari segi pendidikan, kesehatan dan sebagainya.
Perkembangan penduduk berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.10
BUKU PUTIH SANITASI (BPS)
KABUPATEN ACEH TENGAH
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Perkecamatan Kabupaten Aceh Tengah
Tahun 2011
Kecamatan
Laki-laki Perempuan
Jumlah
Rasio Jenis kelamin
1. Kecamatan Linge
5.215
5.168
10.383
100.91%
2. Kecamatan Silih Nara
11.786
11.468
23.254
102.77
3. Kecamatan Bebesen
20.481
20.178
40.659
101,50
4. Kecamatan Bies
3.622
3.744
7.366
96,74
5. Kecamatan Rusip Antara
3.945
3.570
7.515
110,50
6. Kecamatan Atu Lintang
3.834
3.539
7.373
108,33
7. Kecamatan Pegasing
10.214
9.828
20.042
103.93
8. Kecamatan Bintang
5.049
5.018
10.067
100,62
9. Kecamatan Jagong Jeget
5.243
4.915
10.158
106,67
10. Kecamatan Ketol
6.772
6.477
13.249
104,55
11. Kecamatan Kebayakan
8.364
8.246
16.610
101,43
12. Kecamatan Kute Panang 4.249
4.015
8.264
105,83
13. Kecamatan Celala
4.836
4.699
9.535
102,92
14. Kecamatan Lut Tawar
10.974
10.635
21.609
103,19
Jumlah Total
104.584
101.500
206.084 103,04
Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, 2011
Dari tabel tersebut di atas rasio penduduk laki-laki terhadap perempuan adalah sebesar
103,04%. Rasio Jenis Kelamin (RJK) ini menggambarkan perbandingan jumlah penduduk laki-laki
dengan jumlah penduduk perempuan per 100 penduduk perempuan. Data dan informasi rasio jenis
kelamin ini berguna untuk pengembangan perencanaan pembangunan yang berwawasan gender,
BUKU PUTIH SANITASI (BPS)
KABUPATEN ACEH TENGAH
terutama yang berkaitan dengan perimbangan pencapaian pembangunan laki-laki dan perempuan
secara adil.
Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan keberhasilan pembangunan nasional dan
daerah. Kualitas sumber daya manusia memiliki peran yang penting dalam meningkatkan daya saing
daerah. Kualitas tenaga kerja disuatu wilayah sangat ditentukan oleh tingkat pendidikan. Tingkat
pendidikan masyarakat kabupaten Aceh Tengah disajikan pada tabel berikut.
Sedangkan tingkat kesadaran penduduk Kabupaten Aceh Tengah dalam upaya penertiban
dokumen kependudukan dan pencatatan sipil terlihat pada tabel berikut :
Tabel 2.12
Jumlah Penduduk menurut kepemilikan KTP, KK, Akte lahir , Nikah
Kabupaten Aceh Tengah Tahun 2011
Jumlah Penduduk Menurut Kepemilikan
No
Kabupaten
KTP
KK
Akte lahir
Akte nikah
Sdh
blm
Sdh
blm
Sdh
blm
Sdh
Blm
87.628
57.670
58.887
9.795
156.054
57.638
55.943
811
Kab. Aceh
Tengah
1
Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, 2011
Dari tabel tersebut terlihat bahwa tingkat kepemilikan dokumen kependudukan dan
pencatatan sipil di Kabupaten Aceh Tengah masih rendah. Hal tersebut dikarenakan masih
kurangnya pemahaman masyarakat akan pentingnya dokumen kependudukan dan pencatatan sipil
serta pelayanan penerbitan dokumen kependudukan dan pencatatan sipil masih terpusat di Ibukota
Kabupaten sehingga jaraknya terlalu jauh bagi masyarakat yang tersebar di seluruh kabupaten Aceh
Tengah.
2.3.1 Kepadatan Penduduk
BUKU PUTIH SANITASI (BPS)
KABUPATEN ACEH TENGAH
NO
KECAMATAN
JUMLAH KK
1
2
3
JUMLAH PENDUDUK
L
P
4
5
L+P
6
1
LINGE
2,979
5,483
5,412
10,895
2
SILIH NARA
6,653
12,184
11,875
24,059
3
BEBESEN
11,229
21,280
20,920
42,200
3,764
3,892
7,656
4
BIES
2,178
5
RUSIP ANTARA
2,139
4,098
3,731
7,829
6
ATU LINTANG
2,166
3,987
3,682
7,669
7
PEGASING
5,524
10,640
10,212
20,852
8
BINTANG
2,829
5,198
5,163
10,361
9
JAGONG JEGET
2,975
5,454
5,132
10,586
10 KETOL
3,941
7,162
6,832
13,994
11 KEBAYAKAN
4,734
8,719
8,572
17,291
12 KUTE PANANG
2,355
4,354
4,139
8,493
13 CALALA
2,600
4,993
4,845
9,838
14 LUT TAWAR
5,905
11,412
11,032
22,444
JUMLAH
58,207
108,728
105,439
214,167
Sumber : Dinas kependudukan dan pencatatan sipil Kabupaten Aceh Tengah, 2012
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
…
BUKU PUTIH SANITASI (BPS)
KABUPATEN ACEH TENGAH
2.4 Pendidikan
2.4.1 Taman Kanak-Kanak (TK) dan Raudlatul/Bustanul Athfal
2.4.2 Tingkat SD (SD dan MI)
2.4.3 Tingkat SMP (SMP dan MTs)
2.4.4 Tingkat SM (SM dan MA
2.4.5 Pendidikan Nonformal
Tabel 2.11
Tingkat pendidikan Masyakarat Kabupaten Aceh Tengah
Prosentase
No Pendidikan yang ditamatkan Laki-laki Perempuan Jumlah
(%)
1
Tidak punya ijazah SD
36.437
34.208
70.637
32,67
2
SD/MI sederajat
25.561
20.283
45.844
21,21
3
SMP
18.421
16.623
35.044
16,21
4
SMA
25.937
24.900
50.837
23,52
5
Perguruan tinggi
7.394
6.403
13.797
6,38
113.750
102.417
216.167
Jumlah
Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, 2011
Download