BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Diabetes Mellitus (DM) 1. Definisi Diabetes Diabetes Melitus (DM) merupakan salah satu kelompok penyakit metabolit yang ditandai oleh hiperglikemia karena gangguan sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya. Keadaan hiperglikemia kronis dari diabetes berhubungan dengan kerusakan jangka panjang, gangguan fungsi dan kegagalan berbagai organ terutama mata, ginjal, syaraf, jantung, dan pembuluh darah (ADA, 2010). DM adalah suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid, dan protein sebagai akibat infusiensi fungsi insulin. Infusiensi fungsi insulin dapat disebabkan oleh gangguan atau defisiensi produk insulin oleh sel-sel beta Langerhans kelenjar pankreas atau disebabkan oleh kurang responsifnya sel-sel tubuh terhadap insulin (WHO, 1999). 2. Diagnosis Diagnosis klinik DM umumnya akan dipikirkan apabila ada keluhan khas berupa poliuria (sering buang air kecil), polidipsia (sering haus), polifagia (sering lapar), dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya. Keluhan lain yang mungkin disampaikan penderita antara lain badan terasa lemah, sering kesemutan, gatal-gatal, mata kabur, disfungsi ereksi pada pria dan pruritus vulvae pada wanita. Apabila ada keluhan khas, hasil pemeriksaan kadar glukosa darah sewaktu >200 mg/dL sudah cukup untuk menegakkan Diabetes Mellitus (DM). Hasil pemeriksaan kadar gula darah puasa ≥126 mg/dL juga dapat digunakan sebagai patokan diagnosis Diabetes Mellitus (DM) (Depkes, 2005). UJI EFEKTIVITAS ANTIDIABETES ...,ANISA UTAMI, FARMASI, 2017. 3. Terapi Non Farmakologi a. Pengaturan Diet Diet yang baik merupakan kunci keberhasilan penatalaksanaan diabetes. Diet yang dianjurkan adalah makanan dengan komposisi yang seimbang dalam hal karbohidrat 60-70%, protein 10-15% dan lemak 20-25%. Penurunan berat badan telah dibuktikan dapat mengurangi resistensi insulin dan memperbaiki respon sel-sel β terhadap stimulus glukosa. Penurunan 5% berat badan dapat mengurangi kadar HbA1C sebanyak 0,6% dan setiap kilogram penurunan berat badan dihubungkan dengan 3-4 bulan tambahan waktu harapan hidup. Masukan kolesterol tetap diperlukan, namun jangan melebihi 300 mg per hari. Sumber lemak diupayakan yang berasal dari bahan nabati, yang mengandung lebih banyak asam lemak tak jenuh dibandingkan asam lemak jenuh. Sebagai sumber protein sebaiknya diperoleh dari ikan, ayam (terutama dada), tahu dan tempe karena tidak mengandung lemak. Serat juga sangat penting bagi penderita diabetes, diusahakan paling tidak 25 g per hari. Di samping akan menolong menghambat penyerapan lemak, makanan berserat yang tidak dapat di cerna oleh tubuh juga dapat membantu mengatasi rasa lapar yang kerap dirasakan oleh penderita DM tanpa resiko memasukkan kalori yang berlebih. Di samping itu makanan sumber serat seperti sayur dan buah-buahan segar umumnya kaya akan vitamin dan mineral. b. Olahraga Berolahraga secara teratur dapat menurunkan dan menjagakadar gula darah tetap normal. Prinsipnya tidak perlu olahraga berat, olahraga ringan asal dilakukan secara teratur akan sangat bagus pengaruhnya bagi kesehatan. Beberapa contoh olahraga yang disarankan antara lain jalan kaki atau lari pagi, bersepeda, berenang dan lain sebagainya. Olahraga aerobik paling tidak UJI EFEKTIVITAS ANTIDIABETES ...,ANISA UTAMI, FARMASI, 2017. dilakukan selama total 30-40 menit per hari didahului dengan pemanasan 5-10 menit dan diakhiri pendinginan antara 5-10 menit. Olahraga akan memperbanyak jumlah dan meningkatkan aktivitas reseptor insulin dalam tubuh dan juga meningkatkan penggunaan glukosa (Depkes, 2005). 4. Terapi farmakologi a. Insulin Terapi insulin merupakan satu keharusan bagi penderita DM tipe 1. Pada DM tipe 1, sel-sel β Langerhans kelenjar pankreas penderita rusak sehingga tidak lagi dapat memproduksi insulin. Sebagian besar penderita DM tipe 2 tidak memerlukan terapi insulin, namun hampir 30% ternyata memerlukan terapi insulin disamping terapi hipoglikemik oral (Depkes, 2005). Mekanisme kerja insulin adalah insulin menurunkan kadar gula darah dengan menstimulasi pengambilan glukosa perifer dan menghambat produksi glukosa hepatik. Sediaan insulin untuk terapi dapat digolongkan menjadi 5 yaitu kerja singkat, kerja sedang, kerja sedang mulai kerja singkat, kerja lama dan sediaan campuran (Sukandar et al., 2008). b. Antidiabetik Oral 1) Sulfonilurea Mekanisme kerja sulfonilurea adalah merangsang sekeresi insulin pada pankreas sehingga hanya efektif bila sel beta pankreas masih dapat berproduksi. Contoh yang termasuk dalam golongan sulfonilurea adalah klorpropamid, glikasid, glibenklamid, glipizid, glikuidon, glimepirid, dan tolbutamid (Sukandar et al., 2008). Mekanisme kerja glibenklamid adalah merangsang sekresi hormon insulin dari granul sel-sel β Langerhans pankreas. Interaksinya dengan ATP-sensitive K channel pada membran sel-sel β menimbukan depolarisasi membran dan UJI EFEKTIVITAS ANTIDIABETES ...,ANISA UTAMI, FARMASI, 2017. keadaan ini akan membuka kanal Ca. Dengan membukanya kanal Ca, maka ion Ca2+ akan masuk ke dalam β kemudian merangsang granula yang berisi insulin dan akan terjadi sekeresi insulin. Pada penggunaan jangka panjangatau dosis yang besar dapat menyebabkan hipoglikemia (Suherman, 2007). 2) Biguanid Obat golongan ini bekerja meningkatkan sensitivitas reseptor insulin pada jaringan otot dan hepatik, sehingga terjadi peningkatan ambilan glukosa ke dalam sel. Biguanid tidak merangsang sekresi insulin dan umumnya tidak meyebabkan hipoglikemia, obat golongan ini hanya satu yang beredar, yaitu metformin (Suherman, 2007). c. Tiazolidindion Mekanisme kerja dari tiazolidindion adalah mengurangi resistensi insulin. Mekanismenya terkait dengan regulasi dari gen yang terlibat dalam metabolismeglukosa dan lemak. Selain itu, obat ini juga menurunkan glukoneogenesis di hati. Contoh obatnya adalah rosiglization dan pioglitazon (Suherman, 2007). d. Penghambat α-glukosidase Senyawa-senyawa penghambat α-glukosidase bekerja menghambat α glukosidase yang terdapat pada dinding usus halus yang berfungsi untuk menghidrolisis oligosakarida pada dinding usus halus. Penghambatan kerja enzim ini secara efektif dapat mengurangi pencernaan karbohidrat kompleks sehingga absorbsi glukosa dapat dikurangi. Contoh golongan ini adalah akarbose dan miglitol (Suherman, 2007). e. Meglitinid Mekanisme kerja sama seperti sulfonilurea tetapi struktur kimianya sangat berbeda. Contoh obat golongan ini adalah repaglinid dan netaglinid (Suherman, 2007). UJI EFEKTIVITAS ANTIDIABETES ...,ANISA UTAMI, FARMASI, 2017. B. Uraian Tumbuhan 1. Sistematika tanaman Tanaman mahoni dalam ilmu sistematika tanaman dapat diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom : Plantae Subkingdom : Tracheobionta Super Divisi : Spermatophyta Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Sub Kelas : Rosidae Ordo : Sapindales Famili : Meliaceae Genus : Swietenia Spesies : Swietenia macrophylla (mahoni daun besar) Swietenia mahagoni(mahoni daun kecil) (Mindawati & Megawati, 2013). Gambar 1. Pohon mahoni UJI EFEKTIVITAS ANTIDIABETES ...,ANISA UTAMI, FARMASI, 2017. 2. Morfologi Tanaman Pohon dengan tinggi 40-60 m, percabangan sedikit dengan diameter 2,5-3,5 m. Kulit kayu tua bersisik kasar dan memiliki kerutan longitudinal dan berwarna coklat keabu-abuan hingga coklat kemerahan. Kulit kayu bagian dalam berwarna merah kecoklatan atau kemerahan. Kulit kayu bagian dalam berwarna merah kecoklatan atau kemerahan. Daun biasanya 2-8 pasang dengan ukuran 8-18 cm x 3-5,5 cm. Ukuran bunga 10-20 cm, buah mengeras seperti kayu berbentuk kapsul 10-22 cm berwarna abu-abu terang sampai coklat dengan 4-5 katup. Setiap buah mengandung 22-71 biji. Biji bersayap datar, tertutup, menggantung dan berhimpit (Krisnawati et al., 2012). 3. Sinonim Sinonim : Swietenia macrophylla King Nama umum : Mahoni Nama daerah : Mahoni (Jawa Tengah), mahok (Belanda), acajou (Perancis), cheriamagany, caoba (Spanyol), mahogani (Inggris) (Depkes, 2000). 4. Kandungan Kimia Biji mahoni mengandung alkaloid, terpenoid, antrakuinon, glikosida jantung, saponin, fenol, flavonoid, mengandung 45 limonoid seperti swietenolide, 2-hydroxy-3-0-tigloylswietenolide, swiemahogin A dan B, andirobin, gendunin, mexicanolide, pragmalin, triterpen, tetranortriterpen, dan asam klorogenik (Bhurat, 2011). Daun mahoni mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, dan terpenoid (Ayyapphadas, 2012). 5. Manfaat Biji mahoni memiliki efek farmakologis antipiretik, antijamur, menurunkan tekanan darah tinggi, kencing manis (diabetes mellitus), kurang napsu makan, rematik, demam, masuk angin, dan eksim (Hariana, 2007). Menurut Moghadamtousi (2013) biji mahoni memiliki efek sebagai antiinflamasi, antivirus, antiinfeksi, antikanker, antimutagenik, hipolipidemik, antimikroba, antidiare, antimalaria, dan antifedant. UJI EFEKTIVITAS ANTIDIABETES ...,ANISA UTAMI, FARMASI, 2017. C. Ekstraksi Tanaman Ekstraksi adalah proses penarikan kandungan kimia yang dapat larut dari suatu serbuk simplisia, sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut. Dalam mengekstraksi bahan alam, terdapat beberapa metode yang menggunakan pelarut organik atau pelarut mengandug air yang dapat diterapkan. Pada ekstraksi cair-padat tanaman mengalami kontak dengan pelarut. Beberapa metode yang banyak digunakan untuk ekstraksi bahan alam antara lain (Depkes, 2000): 1. Cara Dingin a. Maserasi Maserasi adalah proses ekstraksi simplisia dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada temperatur ruangan (suhu kamar). Prosedurnya dilakukan dengan merendam siimplisia dalam pelarut yang sesuai dalam wadah tertutup. Pengadukan sesekali ataupun konstan dapat meningkatkan kecepatan ekstraksi. Proses ekstraksi dihentikan ketika tercapai keseimbangan antara konsentrasi metabolit dalam ekstrak dan dalam bahan tanaman (Depkes, 2000). b. Perkolasi Perkolasi merupakan proses mengekstraksi senyawa terlarut dari jaringan selular simplisia dengan pelarut yang selalu baru sampai sempurna (exhaustive extraction) yang umumnya dilakukan pada temperatur ruangan. Perkolasi cukup sesuai, baik untuk ekstraksi pendahuluan maupun dalam jumlah besar (Depkes, 2000). 2. Cara Panas a. Soxhlet Soxhlet adalah ekstraksi menggunkan pelarut yang selalu baru yang umumnya dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi kontinu dengan jumlah pelarut relatif konstan dengan adanya pendingin balik (Depkes, 2000). UJI EFEKTIVITAS ANTIDIABETES ...,ANISA UTAMI, FARMASI, 2017. b. Refluks Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan dengan adanya pendingin balik. Umumnya dilakukan pengulangan proses pada residu pertama sampai 3-5 kali sehingga dapat termasuk ekstraksi sempurna. Kekurangan yag utama dari metode ini adalah terdegradasinya komponen yang tidak tahan panas (Depkes, 2000). c. Digesti Digesti adalah maserasi kinetik (dengan pengadukan kontinu) pada temperatur yang lebih tinggi dari temperatur ruangan (kamar) yaitu secara umum dilakukan pada temperatur 40-50 ºC (Depkes, 2000). d. Infusa Infus adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur penangas air (bejana infus tercelup dalam penangas air mendidih), temperatur terukur (96°-98ºC) selama waktu tertentu (15-20 menit) (Anonim, 1979). e. Dekok Dekok adalah infus pada waktu yag lebih lama dengan temperatur sampai titik didih air (Depkes, 2000). D. Fraksinasi Fraksinasi merupakan proses pemisahan antara zat cair dengan zat cair. Fraksinasi dilakukan secara bertingkat berdasarkan tingkat kepolarannya yaitu dari non polar, semi polar dan polar. Senyawa yang memiliki sifar non polar akan larut dalam larutan non polar, yang semi polar akan larut dalam pelarut semi polar, dan yang polar akan larut ke dalam pelarut polar (Harborne, 1987). UJI EFEKTIVITAS ANTIDIABETES ...,ANISA UTAMI, FARMASI, 2017.