Hubungan Berat Badan Bayi Lahir Dengan Kejadian Ruptur

advertisement
Hubungan Berat Badan Bayi Lahir Dengan Kejadian Ruptur Perineum pada
Persalinan Normal di Wilayah Kabupaten Sleman
Murti Krismiyati1 , Amri Wulandari2
[email protected]
ABSTRACK
Perdarahan postpartum menjadi penyebab utama 40% kematian ibu
di Indonesia. Jalan lahir merupakan penyebab kedua perdarahan setelah atonia
uteri yang terjadi pada hampir persalinan pertama dan tidak jarang juga pada
persalinan berikutnya. Ruptur perineum merupakan robekan yang terjadi sewaktu
persalinan dan disebabkan oleh beberapa faktor antara lain posisi persalinan,
cara meneran, pimpinan persalinan dan berat badan bayi baru lahir. Pada saat
ini seorang primipara biasanya tidak dapat tegangan yang kuat ini sehingga
robek pada pinggir depannya. Luka-luka biasanya ringan tetapi kadang-kadang
terjadi juga luka yang luas dan berbahaya. Sebagai akibat persalinan terutama
pada seorang primipara, biasa timbul luka pada vulva di sekitar introitus vagina
yang biasanya tidak dalam akan tetapi kadang-kadang bisa timbul perdarahan
banyak.
Tujuan dari penelitian ini secara umum adalah untuk mengetahui
hubungan antara berat badan bayi baru lahir, umur ibu dengan kejadian ruptur
perineum pada persalinan normal. Penelitian ini dilakukan dengan rancangan
cross sectional. Tehnik pengambilan sampel purposive sampling yaitu
pengambilan sampel berdasar kriteria inklusi dan ekslusi. Pengujian hipotesis
yang telah diajukan adalah Paired T-Test. Responden sejumlah 199 orang.
Kesimpulan dalam penelitian ini Bayi yang dilahirkan sebagian besar dengan
berat badan bayi baru lahir cukup (2500-4000 gram) sebanyak 94 % dan paling
sedikit berat badan bayi baru lahir besar (> 4000 gram), yaitu sebanyak 0,5 %.
Dan sebagian besar responden berusia 20-35 tahun (82,4 %), serta mayoritas
dengan luka perineum rupture derajat 2 (85,9%). Hasil uji paired Samples 0,001
< 0,005 menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara berat badan bayi
baru lahir dengan ruptur perineum. Hasil uji statistik menunjukkan juga
memperkuat adanya hubungan antara umur ibu dengan kasus ruptur perineum
pada
persalinan
normal.
Hasil uji paired Samples 0,000 < 0,005 menunjukkan ada hubungan yang
signifikan antara umur ibu dengan ruptur perineum.
Kata kunci : Berat Badan Bayi Lahir, Kejadian Ruptur Perineum.
ABSTRACK
PPH is a major cause 40% of maternal deaths in Indonesia. The birth canal is the
second leading cause of bleeding after an atonic which occurred in almost the
first delivery and often also on the next delivery. Rupture of the perineum is a tear
that occurs during labor and is caused by several factors such as labor positions,
how meneran, labor leaders and newborn weight. At this time a primiparas
usually can not stress this strong it ripped at the front edge. The wounds are
usually mild, but sometimes it happens too wide and dangerous wound. As a
result of childbirth, especially in a primipara, regular injuries occur on the vulva
around the vaginal introitus are usually not in the will but sometimes can arise
bleeding a lot.
The purpose of this research in general is to investigate the relationship
between the weight of the newborn, maternal age at rupture perineum in normal
labor. This research was conducted with cross sectional design. Purposive
sampling technique is sampling based on inclusion and exclusion criteria. Testing
the hypothesis that has been proposed is paired T-test. Respondents some 199
people. The conclusion of this study largely Babies born underweight newborn
(2500-4000 grams) at 94% and the least weight newborns large (> 4000 g),
which is about 0.5%. And most of the respondents aged 20-35 years (82.4%), as
well as the majority of the perineal wound rupture 2nd degree (85.9%). The test
results paired Samples 0.001 <0.005 showed no significant relationship between
weight newborns with rupture of the perineum. Statistical analysis showed also
strengthen the relationship between mother's age with the cases of perineal
rupture in normal labor. The test results paired Samples 0.000 <0.005 showed no
significant relationship between mother's age at rupture perineum.
Keywords: Birth Weight Infants, Genesis rupture perineum
PENDAHULUAN
kehamilan
Latar Belakang
Indonesia barlangsung aman, serta
Angka
Kematian
Ibu
(AKI) di Indonesia sampai saat ini
Perdarahan
menjadi
(SDKI).
sedangkan
di
(Saiffudin, 2002 ).
Demografi dan Kesehatan Indonesia
228/100.000
persalinan
yang dilahirkan hidup dan sehat.
masih cukup tinggi, menurut Survey
Tahun
dan
penyebab
postpartum
utama
40%
2007
sebesar
kematian ibu di Indonesia. Penyebab
kelahiran
hidup,
perdarahan utama adalah atonia uteri
sasaran
kematian
sedangkan
rupture
perineum
maternal 2010 adalah 125/100.000
merupakan penyebab kedua yang
kelahiran
yang
hampir terjadi pada setiap persalinan
dilakukan untuk menurunkan angka
pervaginam. Lapisan mukosa dan
kesakitan dan kematian maternal,
kulit perineum pada seorang ibu
serta
primipara mudah terjadi ruptur yang
hidup.
neonatal
Pregnancy
Upaya
denganMaking
Safer (MPS)
mengemukakan
visi
yang
bahwa
bisa
menimbulkan
perdarahan
pervaginam (Wiknjosastro, 2006).
Ruptur
perineum
merupakan robekan yang terjadi
kejadian
ruptur
perineum
pada
persalinan normal.
sewaktu persalinan dan disebabkan
Manfaat penelitian dari
oleh beberapa faktor antara lain
hasil
posisi
memberikan informasi ilmiah sebagai
persalinan, cara
meneran,
ini
diharapkan
dapat
pimpinan persalinan dan berat bada
sumbangan penelitian selanjutnya.
Faktor-faktor
METODE PENELITIAN
penyebab
ruptur
perineum pada persalinan normal
Jenis
penelian
adalah
antara lain, kepala janin terlalu cepat
kuantitatif
melewati dasar panggul, berat badan
mengunakan
data
bayi yang di lahirkan, leher perineum
Penelitain
dilakukan
dan paritas (Atika, 2007).
rancangan cross sectional. Tehnik
Rumusan
masalah
dengan
ini
pengambilan
menggunakan
sampel
sekunder.
dengan
purposive
berdasarkan latar belakang diatas
sampling yaitu pengambilan sampel
maka dapat dirumuskan masalah
berdasar kriteria inklusi dan ekslusi.
dalam penelitian ini yaitu adakah
Dengan kriteria inklusi Primigravida,
hubungan antara berat badan lahir
usia ibu 20 – 35 tahun, catatan medik
dengan kejadian ruptur perineum
lengkap. Untuk kriteria ekslusinya
pada persalinan normal?
persalinan normal. Tujuan secara
No Umur
Frekuensi
Persen (%)
1
< 20
33
16,6%
Tahun
2
20 – 35 164
82,4%
Tahun
3
> 35
2
1%
Tahun
Total 199
100%
adalah ruptur karena episiotomi.
khusus dalam penelitian ini adalah
Besar sampel ditentukan dengan
untuk mengetahui berat badan bayi
rumus dari Notoatmodjo (2005 ) ,
baru lahir dan untuk mengetahui
yaitu :
Tujuan dari penelitian ini
secara
umum
adalah
untuk
mengetahui hubungan antara berat
badan
kejadian
bayi
baru
ruptur
lahir
perineum
dengan
pada
ruptur perineum pada persalinan
n= 1 + N (d ²)
normal serta mengetahui hubungan
Keterangan :
antara berat badan lahir dengan
N = besar populasi
n = besar sampel
Tabel
Frekuensi
yang
Badan Bayi Baru Lahir
masih
dapat
dilakukan
di
wilayah
Kuswatiningsih.
bulan
Agustus
sampai
(%)
Baru Lahir
1
>
4000 1
0,5 %
gram
3 bulan setelah proposal disetujui,
dari
Berat
Frekuensi Persen
Badan Bayi
Waktu
pelaksanaan penelitian kurang lebih
Berdasarkan
No Berat
Sleman yaitu di BPM Suprapti dan
BPM
Distribusi
d = kesalahan sampel
ditolerir ( 5%)
Penelitian
2
2
2500
– 187
94 %
4000 gram
November.
3
<2500
HASIL PENELITIAN
11
5,5 %
199
100 %
gram
Berdasarkan
Total
penelitian
yang telah dilakukan selama 3 bulan
Tabel
Agustus sampai bulan November
dengan jumlah responden 199 ibu
bersalin
primigravida
diperoleh
1
menunjukkan
distribusi frekuensi berdasarkan berat
badan bayi baru lahir, sebagian besar
berat badan bayi baru lahir 2500-
beberapa hasil.
Tabel
2
Distribusi
Frekuensi
4000 gram sebanyak 187 (94%),
berat badan bayi baru lahir <2500
Berdasarkan Umur Ibu
gram sebanyak 11 (5,5%) dan berat
Berdasarkan
tabel
disimpulkan
bahwa
diatas
umur
dapat
ibu,
badan bayi baru lahir > 4000 gram
sebanyak 1 (0,5%).
sebagian besar umur ibu 20-30 tahun
sebanyak 164 ibu ( 82,4%), yang
berumur < 20 tahun sebanyak 33 ibu
(16,6%) dan yang berumur > 35
tahun sebanyak 2 ibu (1%).
Tabel 3 Distribusi Frekuensi
Berdasarkan Ruptur Perineum
No
1
2
Derajat
Ruptur
Derajat
1
Derajat
2
Frekuensi Persen (%)
28
14,1 %
171
85,9 %
2500 –
21
165 0
4000
gram
<2500
6
6
0
gram
frekuensi berdasarkan ruptur perineum,
Total
27
172
0
sebagian besar ibu dengan ruptur derajat 2
Tabel 4 diatas menunjukkan
3
Derajat
0
0%
3
Total
199
100 %
Tabel 3 diatas menunjukkan distribusi
sebanyak 171 (85,9%), derajat 1 sebanyak bahwa ibu yang mempunyai bayi
Berat
dengan berat badan bayi baru lahir
Umur
badan
<
20-
>35
Bayi
20
35
Th
Baru
Th
Th
>4000 gram dengan ruptur derajat 2
Total
adalah
sebanyak
1.
Ibu
yang
mempunyai berat badan bayi baru
Lahir
lahir normal dengan ruptur derajat 1
(gram)
adalah
> 4000
0
1
0
21
ibu,
dan
mayoritas derjat 2 sebanyak 165 ibu .
1
Sedangkan ibu yang memiliki berat
gram
2500 –
sebanyak
32
152
2
badan bayi baru lahir < 2500 gram
186
4000
dengan ruptur derajat 1 dan ruptur
gram
derajat 2 masing-masing 6 ibu.
<2500
1
11
0
12
Tabel 5 Hubungan Berat Badan
gram
Total
Bayi Baru Lahir dengan
33
164
2
umur
199
28 (14,1%) dan yang ruptur derajat 3 tidak
Tabel 4.5 diatas menunjukkan berat
badan bayi baru lahir dengan umur.
ada 0 (0%).
Ibu yang melahirkan bayi dengan
Tabel 4 Hubungan Berat Badan Bayi Baruberat badan > 4000 gram berumur
Lahir dengan Derajat Ruptur Perineum 20-35 tahun sebanyak 1 ibu, dan ibu
Berat
badan
Bayi
Baru
Lahir
(gram)
> 4000
gram
yang melahirkan bayi dengan berat
Ruptur
badan normal berumur < 20 tahun
Derajat Derajat Derajat Total
1
2
3
adalah sebanyak 32 ibu, mayoritas
ibu melahirkan bayi dengan berat
0
1
0
1
badan normal berumur 20-35 tahun
sebanyak 152 ibu, melahirkan bayi
186
12
199
dengan berat badan normal berumur
Pembahasan
> 35 tahun sebanyak 2 ibu, serta ibu
Hasil
penelitian
yang melahirkan bayi dengan berat <
menunjukkan sebagian besar umur
2500 gram berumur < 20 tahun
ibu pada usia 20-35 tahun yaitu masa
sebanyak 1 ibu, dan yang melahirkan
yang
bayi dengan berat < 2500 gram
reproduksi sehat, sebagian kecil umur
berumur 20-35 tahun sebanyak 11
ibu >35 tahun. Umur ibu yang cukup
ibu.
dalam kehamilan berpengaruh pada
baik
untuk
melakukan
kesiapan ibu untuk hamil maupun
Tabel 6 Hasil uji analisa data
melahirkan.
Menurut
Indrayati
dengan paired t-test
N
Corelation
Sig. usia kawin yang terlalu muda
(2008)
Pair 1 Umur ibu &
199 ,358
,000
sangat berisiko bagi ibu dan juga
Ruptur
Perineum
bagi bayinya, demikian juga dengan
Pair 2 BBL& Rupture
199 -,241
,001
ibu yang kawin pada usia tua. Ibu
Perineum
hamil dengan usia kurang dari 20
Hasil uji statistik menunjukkan juga
tahun atau lebih dari 35 tahun
memperkuat adanya hubungan antara berat
cenderung mempunyai faktor risiko
badan bayi baru lahir dengan kasus ruptur
untuk melahirkan dengan berat bayi
perineum pada persalinan normal. Hasil uji
lahir kurang atau berisiko kematian
paired Samples 0,001 < 0,005 menunjukkan
pada bayi. Bayi yang dilahirkan
ada hubungan yang signifikan antara berat
sebagian besar dengan berat badan
badan bayi baru lahir dengan ruptur
bayi baru lahir cukup (2500-4000
perineum. Hasil uji statistik menunjukkan
gram) sebanyak 94 % dan paling
juga memperkuat adanya hubungan antara
sedikit berat badan bayi baru lahir
umur ibu dengan kasus ruptur perineum pada
besar (> 4000 gram), yaitu sebanyak
persalinan normal. Hasil uji paired Samples
0,5 %. Hasil penelitian menunjukkan
0,000 < 0,005 menunjukkan ada hubungan
sebagian besar ibu berumur 20-35
yang signifikan antara umur ibu dengan
tahun melahirkan bayi dengan berat
ruptur perineum.
badan lahir yang baik pula. Dari 199
orang hanya 5,5 % dengan berat
badan bayi lahir kurang. Hasil ini
sama
dengan pendapat
Indrayati
kelahiran dengan berat badan lahir
(2008), bahwa umur berpengaruh
yang besar. Hal ini terjadi karena
pada berat badan bayi baru lahir.
semakin besar bayi yang dilahirkan
Penelitian ini menunjukkan sebagian
akan meningkatkan resiko terjadinya
besar ibu melahirkan dengan ruptur
ruptur perineum dikarenakan berat
perineum
suatu
badan lahir yang besar berhubungan
robekan yang berekstensi ke dalam
dengan besarnya janin yang dapat
jaringan sub mukosa pada vagina
mengakibatkan perineum tidak cukup
atau perineum dengan atau tanpa
kuat menahan regangan kepala bayi
keterlibatan
tubuh
dengan berat badan lahir yang besar
perineum sesuai pendapat Saifuddin
sehingga pada proses kelahiran bayi
(2002), sebanyak 85,9 % dan paling
dengan berat badan lahir yang besar
sedikit
sering
derajat
2
otot
dengan
yaitu
pada
ruptur
perineum
derajat 3 yaitu suatu robekan yang
terjadi
ruptur
perineum
(Sekartini, 2007).
melibatkan sfinkter ani sebanyak
Hasil
uji
14,1 %. Ruptur perineum adalah
menunjukkan
robekan yang terjadi pada perineum
adanya hubungan antara berat badan
sewaktu persalinan.
bayi baru lahir dengan kasus ruptur
Hal
ini
menunjukkan
kesenjangan dengan teori
juga
statistik
memperkuat
perineum pada persalinan normal.
yang
Hasil uji paired Samples 0,001 <
disampaikan Oxorn (1996) semakin
0,005 menunjukkan ada hubungan
besar
yang signifikan antara berat badan
bayi
yang
dilahirkan
meningkatkan risiko terjadinya ruptur
bayi
perineum.
perineum.
Penelitian
ini
baru
lahir
dengan
Hasil
uji
statistik
menunjukkan ibu mempunyai bayi
menunjukkan
dengan berat badan bayi lahir besar
adanya hubungan antara umur ibu
atau berat bayi lebih dari 4000 gram,
dengan kasus ruptur perineum pada
dengan robekan perineum derajat 2
persalinan normal. Hasil uji paired
bukan robekan perineum derajat 3.
Samples 0,000 < 0,005 menunjukkan
Berdasarkan teori yang ada,
robekan
perineum
terjadi
pada
juga
ruptur
memperkuat
ada hubungan yang signifikan antara
umur ibu dengan ruptur perineum.
Kesimpulan
janin agar tidak terjadi over
wight.
1. Sebagian besar bayi lahir dengan
berat badan cukup (2500-4000
2. Sebagian besar ibu mengalami
ruptur perineum dengan derajat 2
(suatu robekan yang berekstensi
ke dalam jaringan sub mukosa
vagina
Bagi Peneliti Selanjutnya
Disarankan
gram) sebanyak 94%.
pada
2.
atau
perineum
pada
tubuh
variabel
pengganggu
dan
memperluas sampel.
DAFTAR PUSTAKA
Acuan
perineum)
sebanyak 85,9 %.
peneliti
selanjutnya agar mengendalikan
dengan atau tanpa keterlibatan
otot
bagi
Nasional
Pelayanan
Kesehatan Maternal Dan
Neonatal, YBPSP Jakarta,
2000
antara berat badan bayi baru lahir
Asuhan Persalinan Normal. JNPKKR/JHPIEGO Corporation,
Jakarta 2007.
dengan
ruptur
perineum
Hanifah
ditunjukkan
dengan
hasil
3. Ada hubungan yang bermakna
uji
Wiknyosastro,
Ilmu
Kebidanan, YBPSP, Jakarta,
2002
statistik 0,001, dan ada hubungan
yang bermakna antara umur ibu
dengan
ruptur
ditunjukkan
perineum
dengan
hasil
uji
statistik 0,000.
Saran
1.
Bagi Tenaga Kesehatan
Agar
dalam
memberikan
pelayanan kesehatan terutama
persiapan
persalinan,
tenaga
kesehatan lebih mempersiapakan
ibu
dalam
pemeriksaan
kehamilan dan konseling untuk
memperhatikan
berat
badan
Indrayati, 2009. Hubungan Umur,
Paritas, Status Gizi dengan Berat
bayi lahir.
Karya Tulis Ilmiah, Estu
Utomo, Boyolali
Oxorn. 1996. Ilmu Kebidanan
Patologi dan Fisiologi Persalinan.
Yayasan
Esensia Medika. Jakarta
Rohani.
Reni
Saswita.Marisah,
Asuhan Kebidanan Pada
Masa Persalinan, Salemba
Medika Jakarta 2010.
Rustam Mochtar, Sinopsis Obstetri
EGC, Jakarta, 1999
Saifuddin, A.B., 2002. Pelayanan
Kesehatan Maternal Dan
Neonatal. Yayasan Bina
Pustaka
Sarwono
Prawirohardjo. Jakarta
Sekartini
Rini.
2007.
Penatalaksanaan Bayi Baru
Lahir Dan Pencegahan
Komplikasi.http//www.Media
Indonesia.co.id.
Download