JURNAL KREATOR e-ISSN : 2548-9542 Rommel Sinaga ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI KREATIF ADVERTISING (PERIKLANAN) DI SUMATERA UTARA (STUDI KASUS INDUSTRI KREATIF SUBSEKTOR PERIKLANAN DI KOTA MEDAN DAN DELISERDANG) Rommel Sinaga Prodi Desain Grafis Politeknik Negeri Media Kreatif PSDD Makssar e-mail : [email protected] Abstrak Pada saat ini dunia telah memasuki era industri secara menglobal, yaitu industri ekonomi kreatif (creative economic industry). Industri ini telah mampu mengikat pasar dunia dengan jutaan kreativitas dan persepsi yang dapat dijual secara global. Industri Periklanan yang terus mengalami pertumbuhan baik melalui berbagai media. Sumbangan iklan terbesar ada pada media televisi dibanding dengan media yang lain seperti Radio, Koran, Majalah dan media digital yang lain. Televisi dianggap sangat kuat dalam mempengaruhi dan memberikan hiburan orang lain. Televisi dalam beberapa tahun terakhir menikmati pendapatan yang sangat besar dengan banyaknya pengiklan yang mempromosikan produknya di televisi. Setelah melalui beberapa analisis peneliti mengambil kesimpulan bahwa rangking tingkatan dari bidang usaha atau perusahaan yang menggunakan jasa periklanan baik di media Televisi, koran, majalah, Radio dan iklan luar ruangan yang ada di kota Medan yang menduduki peringkat pertama adalah industri rokok. Kemudian disusul oleh industri makanan dan minuman. Yang menduduki urutan ke tiga adalah dari industri obat-obatan dan juga kosmetik. Peringkat keempat ditempati oleh produk elektronik. Sedangkan urutan kelima adalah dari produk otomotif. Dengan demikian, peluang dari industri Periklanan masih terbuka untuk mengisi kebutuhan akan promosi dan pengembang industri di kota Medan . Kata kunci : Perkembangan industri periklanan dan jenis-jenis periklanan. 1. Pendahuluan Pada saat ini dunia telah memasuki era industri secara menglobal, yaitu industri ekonomi kreatif (creative economic industry). Industri ini telah mampu mengikat pasar dunia dengan jutaan kreativitas dan persepsi yang dapat dijual secara global. Di negaranegara maju sendiri mereka telah cukup lama menyadari bahwa saat ini mereka tidak bisa mengandalkan supremasi dibidang industri lagi, tetapi mereka harus lebih mengandalkan SDM yang kreatif. Definisi industri kreatif yang saat ini banyak digunakan oleh pihak yang berkecimpung dalam industri kreatif adalah definisi berdasarkan UK DCMS Task Force 1998 : “Creative Industries as those industries which have their origin in individual creativity, skill and talent, and which have a potential for wealth and job creation through the generation and exploitation of intellectual property and content”. Kementrian Perdagangan Volume 04 Nomor 01 Januari 2017 53 JURNAL KREATOR e-ISSN : 2548-9542 Rommel Sinaga Republik Indonesia mengelompokkan industri kreatif: (1) periklanan, (2) arsitektur, (3) pasar seni dan barang antik, (4) kerajinan, (5) desain, (6) fesyen, (7) video, film dan fotografi, (8) permainan interaktif, (9) musik, (10) seni pertunjukan, (11) penerbitan dan percetakan, (12) layanan komputer dan piranti lunak, (13) televisi dan radio, (14) riset dan pengembangan (Saputra, 2010). Sumatera Utara telah memiliki beberapa dokumen dan profil industri menurut cabang industri yang ada, termasuk di dalamnya periklanan yang sedang berkembang sangat pesat saat ini. Cabang industri tersebut termasuk dalam kelompok sektor industri kreatif yaitu „kerajinan‟. Mengingat saat ini dunia industri telah berada pada era ekonomi gelombang keempat untuk itu sangat diperlukan perumusan strategi pengembangan yang tepat agar industri kreatif dapat berkembang dan Sumatera Utara dapat menciptakan daerah sentra industri kreatif potensial yang dapat bergeliat dalam era ekonomi kreatif pada masa sekarang ini. Melihat berbagai kondisi yang ada pada industri maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian, dan menuangkannya dalam penulisan yang berjudul : “Analisis Perkembangan Industri Kreatif Advertising (periklanan) di Sumatera Utara. (Studi Kasus Industri Kreatif Subsektor Periklanan di Kota Medan dan Deliserdang). Secara khusus permasalahan yang timbul dapat di identifikasi sebagai berikut: 1. Belum terdeskripsikan jenis-jenis media yang digunakan dalam dunia periklanan di Kota Medan. 2. Belum teridentifikasi bidang-bidang industri yang menggunakan jasa Periklanan di Kota Medan. Bertolak dari latar belakang masalah di atas, maka permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana Mendeskripsikan Jenisjenis media yang digunakan dalam dunia periklanan di Kota Medan? 2. Bagaimana Mengidentifikasi bidang-bidang industri yang menggunakan jasa Periklanan di Kota Medan? Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mendeskripsikan Jenis-jenis media yang digunakan dalam dunia periklanan di Kota Medan. 2. Mengidentifikasi bidang-bidang industri yang menggunakan jasa Periklanan di Kota Medan. 2. Pengertian Industri Kreatif. Definisi industri kreatif yang saat ini banyak digunakan oleh pihak yang berkecimpung dalam industri kreatif adalah definisi berdasarkan UK DCMS Task Force 1998 : “Creative Industries as those industries which have their origin in individual creativity, skill and talent, and which have a potential for wealth and job creation through the generation and exploitation of intellectual property and content”. Kementrian Perdagangan Republik Indonesia mengelompokkan industri kreatif: (1) periklanan, (2) arsitektur, (3) pasar seni dan barang antik, (4) kerajinan, (5) desain, (6) fesyen, (7) video, film dan fotografi, (8) permainan interaktif, (9) musik, (10) seni pertunjukan, (11) penerbitan dan percetakan, (12) layanan komputer dan piranti lunak, (13) televisi dan radio, (14) riset dan pengembangan (Saputra, 2010). Teori Ekonomi Kreatif Menurut John Howkins Istilah Ekonomi Kreatif pertama kali diperkenalkan oleh tokoh bernama John Howkins, penulis buku "Creative Economy, How People Make Volume 04 Nomor 01 Januari 2017 54 JURNAL KREATOR e-ISSN : 2548-9542 Rommel Sinaga Money from Ideas". Jhon Howkins adalah seorang yang multi profesi. Selain sebagai pembuat film dari Inggris ia juga aktif menyuarakan ekonomi kreatif kepada pemerintah Inggris sehingga dia banyak terlibat dalam diskusi-diskusi pembentukan kebijakan ekonomi kreatif dikalangan pemerintahan negara-negara Eropa. Menurut definisi Howkins, Ekonomi Kreatif adalah kegiatan ekonomi dimana input dan outputnya adalah Gagasan. Benar juga, esensi dari kreatifitas adalah gagasan. Bayangkan hanya dengan modal gagasan, seseorang yang kreatif dapat memperoleh penghasilan yang sangat layak. Gagasan seperti apakah yang dimaksud? Yaitu gagasan yang orisinil dan dapat diproteksi oleh HKI. Contohnya adalah penyanyi, bintang film, pencipta lagu, atau periset mikro biologi yang sedang meneliti farietas unggul padi yang belum pernah diciptakan sebelumnya ( Nenny, 2008). Teori Industri Kreatif Menurut Dr. Richard Florida Adalah seorang Doktor dibidang Ekonomi, Dr. Richard Florida dari Amerika, penulis buku "The Rise of Creative Class" dan "Cities and the Creative Class" memperkenalkan tentang industri kreatif dan kelas kreatif di masyarakat (Creative Class). Florida sempat mendapat kritik, bila ada kelompok tertentu dilingku ngan sosial yang memiliki kelas tersendiri, apakah ini terkesan elit dan eksklusif? Tidak juga. Justru menurut Florida, ia menghindari kesan tersebut karena gejala dari istilah-istilah sebelumnya seperti Knowledge Society yang dinilai elitis. Menurut Florida "Seluruh umat manusia adalah kreatif, apakah ia seorang pekerja di pabrik kacamata atau seorang remaja digang senggol yang sedang membuat musik hip-hop. Namun perbedaanya adalah pada statusnya (kelasnya), karena ada individu-individu yang secara khusus bergelut dibidang kreatif dan mendapat faedah ekonomi secara langsung dari aktivitas tersebut. Tempat-tempat dan kota-kota yang mampu menciptakan produk-produk baru yang inovatif tercepat akan menjadi pemenang kompetisi di era ekonomi ini” (Nenny, 2008) Teori Industri Kreatif Menurut Robert Lucas. Adalah pemenang Nobel dibidang Ekonomi, mengatakan bahwa kekuatan yang menggerakan pertumbuhan dan pembangunan ekonomi kota atau daerah dapat dilihat dari tingkat produktifitas klaster orang orang bertalenta dan orang- orang kreatif atau manusia-manusia yang mengandalkan kemampuan ilmu pengetahuan yang ada pada dirinya ( Nenny, 2008) Teori Industri Kreatif Menurut Visi Pemerintah Definisi Industri Kreatif dari visi Pemerintah, sebagai berikut: Industriindustri yang mengandalkan kreatifitas individu, keterampilan serta talenta yang memiliki kemampuan meningkatkan taraf hidup dan penciptaan tenaga kerja melalui penciptaan (gagasan) dan eksploitasi HKI. (Diambil dari definisi UK Department of Culture, Media and Sport, 1999 dalam Nenny, 2008). 3. Pengertian Periklanan Periklanan merupakan salah satu bentuk promosi yang paling banyak digunakan perusahaan dalam mempromosikan produknya. Menurut Lee dan Johnson yang dialih bahasakan Volume 04 Nomor 01 Januari 2017 55 JURNAL KREATOR e-ISSN : 2548-9542 Rommel Sinaga oleh Munandar dan Priatna (2007:3). “Periklanan adalah komunikasi komersil dan nonpersonal tentang sebuah organisasi dan produksi-produksinya yang ditranmisikan ke suatu khalayak target melalui media bersifat massal seperti televise, radio, koran, majalah, direct mail (pengeposan langsung), reklame luar ruang, atau kendaraan umum‟. Pengertian periklanan menurut Fandy Tjiptono (2005:226) mengatakan bahwa “Iklan adalah bentuk komunikasi tidak langsung yang didasari pada informasi tentang keunggulan atau keuntungan suatu produk, yang disusun sedemikian rupa sehingga menimbulkan rasa menyenangkan yang akan mengubah pikiran seseorang untuk melakukan pembelian‟. a. Pengetian Iklan Masyarakat Periklanan Indonesia mendefinisikan iklan sebagai segala bentuk pesan tentang suatu produk yang disampaikan lewat media, ditujukan kepada sebagian atau seluruh masyarakat. Kasali (2007:11). Secara sederhana iklan adalah pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan kepada masyarakat lewat suatu media. Menurut Kasali (2007:9). Sedangkan menurut Kotler & Keller yang dialih bahasakan oleh Benyamin Molan (2007:244) Iklan adalah segala bentuk presentasi nonpribadi dan promosi gagasan, barang, atau jasa oleh sponsor tertentu yang harus dibayar. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa iklan adalah semua bentuk presentasi nonpersonal yang dimaksudkan untuk mempromosikan gagasan, atau memberikan informasi tentang keungulan dan keuntungan suatu produk yang dibiayai pihak sponsor tertentu. b. Jenis Iklan Menurut Fandy Tjiptono (2005:227) iklan dapat diklasifikasikan berdasarkan berbagai aspek, di antaranya dari aspek isi pesan, tujuan, dan pemilik iklan. 1. Dari aspek isi pesan a. Product advertising, yaitu iklan yang berisi informasi produk (barang dan jasa) suatu perusahaan. Ada dua jenis iklan yang termasuk kategori ini, yaitu : i. Direct-action advertising, yaitu produksi yang didesain sedemikian rupa untuk mendorong tanggapan segera dari khalayak atau pemirsa. ii. Indirect-action advertising, yaitu iklan produk yang didesain untuk menumbuhkan permintaan dalan jangka panjang. b. Institutional advertising, yaitu iklan yang didesain untuk memberi informasi tentang usaha bisnis pemilik iklan dan membangun good will serta image positif bagi organisasi. Institutional advertising terbagi atas: i. Patronage advertising, yakni iklan yang menginformasikan usaha bisnis pemilik iklan ii. Iklan layanana masyarakat (Public service advertising), yakni iklan yang menunjukan bahwa pemilik iklan adalah warga yang baik, karena memiliki kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan. Volume 04 Nomor 01 Januari 2017 56 JURNAL KREATOR e-ISSN : 2548-9542 Rommel Sinaga 2. Dari aspek tujuan a. Pioneering advertising (informative advertising), yaitu iklan yang berupaya menciptakan permintaan awal (primary demand). b. Competitive advertising (persuasive advertising), yaitu iklan yang berupaya mengembangkan pilihan pada merek tertentu. c. Reminder advertising, yaitu iklan yang berupaya melekatkan nama atau merek produk tertentu di benak khalayak. 3. Dari aspek pemilik iklan Ada dua jenis iklan berdasarkan aspek pemilik iklan, yaitu : a. Vertical cooperative advertising, yaitu iklan bersama para anggota saluran distribusi, misalnya di antara para produsen, pedagang grosir, agen, dan pengecer. b. Horizontal cooperative advertising, yaitu iklan bersama dari beberapa perusahaan sejenis. Sedangkan menurut Dharmasita (2008:370) periklanan dapat dibedakan ke dalam dua golongan. Jenis periklanan tersebut adalah : 1. Pull Demand Advertising Pull demand advertising adalah periklanan yang ditujukan kepada pembeli akhir agar permintaan produk bersangkutan meningkat. Biasanya produsen menyarankan kepada para konsumen untuk membeli produknya ke penjual terdekat. Pull demand advertising juga disebut consumer advertising. 2. Push Demand Advertising Push demand advertising adalah periklanan yang ditujukan kepada para penyalur. Maksudnya agar para penyalur bersedia meningkatkan permintaan produk bersangkutan dengan menjualkan sebanyakbanyaknya ke pembeli/pengecer. Barang yang diiklankan biasanya berupa barang industri. Push demand advertising juga disebut trade advertising. c. Tujuan iklan Menurut Kasali (2007:45), mengatakan bahwa tujuan iklan adalah : 1. Sebagai alat bagi komunikasi dan koordinasi. Tujuan memberikan tuntunan bagi pihak-pihak yang terlibat, yakni pengiklan (klien), accont executive dari pihak biro, dan tim kreatif untuk saling berkomunikasi. Tujuan juga membantu koordinasi bagi setiap kelompok kerja, seperti suatu tim yang terdiri dari copywriter, spesialis radio, pembeli media, dan spesialis riset. 2. Memberikan kriteria dalam pengambilan keputusan. Jika ada dua alternative dalam kampanye iklan, salah satu dari padanya harus dipilih. Berbeda dengan keputusan yang dilakukan berdasarkan selera eksekutif (atau isinya), mereka semua harus kembali pada tujuan dan Volume 04 Nomor 01 Januari 2017 57 JURNAL KREATOR e-ISSN : 2548-9542 Rommel Sinaga memutuskan yang lebih cocok 3. Sebagai alat evaluasi. Tujuan juga digunakan untuk melakukan evaluasi terhadap hasil suatu kampanye periklanan. Oleh karena itu timbul kebutuhan untuk mengaitkan beberapa ukuran seperti pangsa pasar atau kesadaran merek dengan tujuan kampanye priklanan. Adapun tujuan dari periklanan sebagai pelaksanaan yang beragam dari alat komunikasi yang penting bagi perusahaan bisnis dan organisasi lainnya, menurut Terence A.Shimp (2000:261) adalah sebagai berikut: 1. Informing (memberikan informasi), periklanan membuat konsumen sadar akan merek-merek baru, mendidik mereka tentang berbagai fitur dan manfaat merek, serta memfasilitasi penciptaan citra merek yang positif 2. Persuading (mempersuasi), iklan yang efektif akan mampu membujuk konsumen untuk mencoba produk dan jasa yang diiklankan 3. Remainding (mengingatkan), iklan menjaga agar merek perusahaan tetap segar dalam ingatan para konssumen. 4. Adding Value (memberikan nilai tambah), periklanan memberikan nilai tambah dengan cara penyempurnaan kualitas dan inovasi pada merek dengan mempengaruhi persepsi konsumen. 5. Assisting (mendampingi), peranan periklanan adalah sebagai pendamping yang menfasilitasi upaya-upaya lain dari perusahaan dalam proses komunikasi pemasaran. d. Sifat Iklan Suatu iklan menurut Fandy Tjiptono (2005:226-227) mempunyai sifat – sifat sebagai berikut : a. Public Presentation Iklan memungkinkan setiap orang menerima pesan yang sama tentang produk yang diiklankan b. Persuasiveness Pesan iklan yang sama dapat diulang-ulang untuk memantapkan penerimaan informasi c. Amplified expressiveness Iklan mampu mendramatisasi perusahaan dan produknya melalui gambar dan suara untuk menggugah dan mempengaruhi perasaan khalayak. d. Impersonality Iklan tidak bersifat memaksa khalayak untuk memperhatikan dan menanggapinya, karena merupakan komunikasi yang monolog (satu arah). Menurut Kotler dan Keller yang dialih bahasakan oleh Benyamin Molan (2007:229) Iklan mempunyai sifat-sifat, sebagai berikut : 1. Daya sebar Iklan memungkinkan penjual mengulangi pesan berkali-kali. Iklan juga memungkinkan para pembeli menerima dan Volume 04 Nomor 01 Januari 2017 58 JURNAL KREATOR e-ISSN : 2548-9542 Rommel Sinaga membandingkan pesanpesan dari berbagai pesaing. Iklan berskala besar menyatakan sesuatu yang positif tentang ukuran, kekuatan, dan keberhasilan penjualan tersebut. 2. Daya ekpresi yang besar Iklan memberikan peluang untuk mendramatisir perusahaan tersebut dan produknya melalui penggunaan cetakan, suara, dan warna yang berseni. 3. Impersonalitas Pendengar tidak merasa wajib memerhatikan atau menanggapi iklan. Iklan adalah suatu monolog di hadapan, dan bukan dialog dengan pendengar. 4. Langkah-Langkah Dalam Keputusan Iklan Menurut Kotler dan Keller yang dialih bahasakan oleh Benyamin Molan (2007:244) dalam mengembangkan program iklan, manajer-manajer pemasaran harus selalu mulai dengan mengidentifikasi pasar sasaran dan motif pembeli. Kemudian mereka dapat mengambil kelima keputusan utama dalam mengembangkan program iklan yang dikenal dengan istilah “Lima M”, yaitu : 1. Menetapkan tujuan iklan (Mission). 2. Memutuskan anggaran iklan (Money) 3. Mengembangkan kampanye (Massage) 4. Menentapkan media dan mengukur efektivitas (Media). 5. Mengevaluasi efektivitas iklan (Measurement) Dengan melakukan lima langkah tersebut diharpkan pelaksanaan iklan dapat berjalan dengan baik. 4.1 Menetapkan Tujuan Periklanan Kotler dan Keller yang dialih bahasakan oleh Benyamin Molan (2007:244-245) mengatakan bahwa tujuan0tujuan iklan harus mengalir dari keputusan-keputusan sebelumnya mengenai pasar sasaran (sasaran yang dituju), pemsisian pasar, dan program pemasaran. Tujuan (sasaran) iklan merupakan suatu tugas komunikasi tertentu dan tingkat pencapaiannya harus diperoleh pada audiens tertentu dalam kurun waktu tertentu. Tujuan iklan dapat digolongkan menurut apakah sasarannya untuk menginformasikan, membujuk, mengingatkan atau memperkuat. a. Iklan Informatif Dimaksudkan untuk menciptakan kesadaran dan pengetahuan untuk produk baru atau ciri baru produk yang sudah ada. b. Iklan Persuasif Dimaksudkan untuk menciptakan kesukaan, preferensi, keyakinan, dan pembelian suatu produk atau jasa. c. Iklan Pengingat Dimaksudkan untuk merangsang pembelian produk dan jasa kembali. d. Iklan Penguatan Dimaksudkan untuk meyakinkan pembeli sekarang bahwa mereka telah melakukan pilihan yang tepat. 4.2 Metode Penetapan Anggaran Periklanan Dalam membiayai kegiatan promosi perusahaan harus menetapkan anggaran Volume 04 Nomor 01 Januari 2017 59 JURNAL KREATOR e-ISSN : 2548-9542 Rommel Sinaga promosi yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi perusahaan tersebut. Berikut ini metode-metode anggaran promosi menurut Kotler dan Keller yang dialih bahasakan oleh Benyamin Molan (2007:227) : 1. Affordable Method (Metode Kesanggupan) Banyak perusahaan menetapkan anggaran perusahaan berdasarkan seberapa besar menurut mereka kesanggupan perusahaan tersebut. Metode kesanggupan sama sekali mengabaikan peran promosi sebagai investasi dan pengaruh langsung promosi terhadap volume penjualan. Hal itu menyebabkan anggaran tahuan tidak menetu, yang mengakibatkan perencanaan jangka panjang sulit 2. Percentage Of Sales Method (Metode Persentase Penjualan) Banyak perusahaan menetapkan pengeluaran promosi berdasarkan persentase penjualan yang telah ditentukan (penjualan saat ini atau yang diperkirakan) atau dari harga jual. Metode tersebut memandang penjualan sebagai penentu promosi, bukan sebagai hasilnya. Hal itu menyebabkan anggaran ditetapkan berdasarkan ketersediaan dana, bukan berdasarkan peluang pasar. 3. Competitive Parity Method (Metode Keseimbangan Persaingan) Beberapa perusahaan menetapkan anggaran promosinya untuk mencapai keseimbangan kekuatan-suara (share-of-voice) dengan para pesaing. Dua argumen dikemukakan untuk mendukung metode keseimbangan persaingan. Yang pertama ialah bahwa pengeluaran pesaing melambangkan kebijaksanaan bersama industri tersebut. Yang lainnya ialah bahwa upaya mempertahankan keseimbangan persaingan akan mencegah perang promosi. Tidak satu pun di antara kedua argumen ini meyakinkan. Tidak ada dasar untuk mempercayai bahwa pesaing lebih tahu. Reputasi, sumber daya, peluang, dan tujuan perusahaan sangat berbeda-beda sehingga anggaran promosi hampir bukan suatu pedoman. Lagi pula, tidak ada bukti bahwa anggaran yang didasarkan pada keseimbangan persaingan akan mencegah perang promosi.\ 4. Objective And Task Method (Metode Tujuan dan Tugas) Metode tujuan dan tugas meminta pemasar mengembangkan anggaran promosi dengan mendefinisikan tujuan yang jelas, menentukan tugas-tugas yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan ini. Jumlah biaya ini adalah anggaran promosi yang diusulkan. Menetapkan Anggaran Periklanan Dalam menggambarkan beberapa metode umum untuk mengestimasikan anggaran komunikasi Kotler dan Keller yang dialih bahasakan oleh Benyamin Molan (2007:246) mengatakan bahwa ada lima factor yang harus dipertimbangkan pada saat menetapkan anggaran iklan, yaitu : 1. Tahap Dalam siklus hidup produk Produk baru biasanya mendapatkan anggaran iklan yang besar guna membangun kesadaran dan mengupayakan pelanggan mencobanya. Merek-merek yang sudah mapan biasanya didukung anggaran iklan yang lebih Volume 04 Nomor 01 Januari 2017 60 JURNAL KREATOR e-ISSN : 2548-9542 Rommel Sinaga rendah, sebanding dengan penjualannya. 2. Pangsa pasar dan basis konsumen Merek berpangsa pasar tinggi biasanya membutuhkan lebih sedikit pengeluaran iklan, dengan hanya sekian persen dari penjualan, guna mempertahankan pangsanya. Untuk memperbesar pangsa dengan meningkatkan ukuran pasar, diperlukan pengeluaran yang lebih besar. Berdasarkan biaya per impresi, akan lebih murah menjangkau konsumen suatu merek yang sudah digunakan secara luas daripada untuk menjangkau konsumen merek berpangsa kecil 3. Persaingan dan gangguan Dalam pasar yang memiliki sejumlah besar pesaing dan pengeluaran iklan yang tinggi, suatu merek harus diiklankan secara besar-besaran untuk didengar. Bahkan, gangguan sederhana pun dari iklan yang tidak langsung bersaing dengan merek tersebut akan menyebabkan kebutuhan iklan yang lebih besar 4. Frekuensi iklan Jumlah pengulangan yang diperlukan untuk menyampaikan pesan merek tersebut kepada konsumen mempunyai dampak penting terhadap anggaran iklan. 5. Daya subtitusi produk Merek-merek dalam kelas komoditas (rokok, bir, dan mimuman ringan) memerlukan iklan besar-besar untuk membangun citra yang berbeda. Iklan juga berperan penting jika suatu merek dapat menawarkan manfaat atau ciri fisik yang unik. 4.2.1 Menetapkan pesan yang akan disampaikan Dalam merancang dan mengevalusi sebuah kampanye iklan, penting untuk membedakan strategi pesan atau menentukan posisi dari sebuah iklan (apa yang diupayakan untuk disampaikan oleh iklan tentang merek) dari strategi kreatifnya (bagaimana iklan mengekspresikan tuntutan merek). Dengan demikian merancang kampanye iklan yang efektif merupakan ilmu sekaligus seni. Untuk mengembangkan satu strategi pesan, menurut Kotler dan Keller yang dialih bahasakan oleh Benyamin Molan (2007:246-251) para pengiklan harus menempuh tiga langkah,yaitu : a. Evaluasi dan pemilihan pesan. Sebuah iklan yang baik biasanya berfokus pada satu atau dua proposisi penjualan inti. Sebagai bagian dari peningkatan pemosisian merek, pengiklan harus melakukan riset pemasaran untuk menetapkan daya tarik mana yang berfungsi paling baik pada audiens sasaran. Begitu mereka menemukan satu daya tarik yang efektif, para pengiklan harus mempersiapkan satu rangkuman ide kreatif, lazimnya meliputi satu atau dua halaman. Rangkuman itu merupakan uraian dari kalimat pemosisian dan mencakup pesan utama, pendengar sasaran, tujuan komunikasi (melakukan, mengahui, meyakini); manfaat memberikan janji, dukungan pada janji, dukungan pada janji Volume 04 Nomor 01 Januari 2017 61 JURNAL KREATOR e-ISSN : 2548-9542 Rommel Sinaga tersebut dan media yang akan digunakan. b. Pengembangan dan pelaksanaan yang kreatif Dampak iklan tergantung tidak hanya pada apa yang dikatkan, namun sering lebih penting tentang bagaimana dikatakan. Pelaksanaan pesan bisa menentukan. Dalam mempersiapkan suatu kampanye iklan, biasanya pengiklanan menyiapkan pernyataan strategi teks (copy strategy statement) yang menjelaskan tujuan, isi, dukungan, dan nada iklan yang diinginkan. c. Kaji tanggung jawab sosial Pengiklan dan agen-agen iklannya harus memastikan bahwa iklan tidak melampaui norma social dan hokum. Pembuat kebijakan publik telah mengembangkan satu badan hukum dan aturan penting untuk menata periklanan. Perusahaan-perusahaan harus menghindari iklan yang tidak benar atau menyesatkan. Agar bertanggung jawab secara sosial, pengiklan juga harus berhati-hati untuk tidak menyakiti hati kelompok etnik, minoritas ras, atau kelompok kepentingan khusus. Menetapkan Media Yang Harus Digunakan Dalam menetapkan media iklan, perusahaan dihadapkan pada masalah pemilihan media yang akan dipakai. Masalah ini sangat penting karena tidak semua media tersedia selalu cocok untuk dipergunakan dalam penyampaian informasi produk. Pemilihan media iklan sangat penting disebabkan banyaknya kegagalan iklan suatu produk karena kurang tepatnya memilih media yang digunakan. Menurut John dan Lee yang dialih bahasakan oleh Munandar dan Priatna (2007:225-230), perencanaan media adalah proses pengarahan pesan periklanan ke khalayak sasaran pada waktu dan tepat yang tepat serta menggunakan saluran yang tepat. Menurut Kotler dan Keller yang dialih bahasakan oleh Benyamin Molan (2007:253) perencanaan media harus mengetahui kemampuan jenis-jenis media utama untuk menghasilkan jangkauan, frekuensi, dan dampak Media iklan utama bersama biaya, keunggulan, dan keterbatasannya, dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Jenis-jenis media berserta keunggulan dan keterbatasannya 4.2.2 Sumber: Kotler dan Keller yang dialih bahsakan oleh Benyamin Molan (2007:253) Volume 04 Nomor 01 Januari 2017 62 JURNAL KREATOR e-ISSN : 2548-9542 Rommel Sinaga Dalam menentukan penggunaan penyampaian iklan perlu diperhatikan langkah-langkah seperti yang diuangkan Kotler dan Keller yang dialih bahasakan oleh Benyamin Molan (2003 : 753-760) : 1. 2. Menentukan jangkauan, frekuensi, dan pengaruh. Pada dasarnya pemilihan media adalah bagaimana mencari cara dengan biaya yang paling efektif untuk menyampaikan sejumlah pemberitahuan yang dikehendaki kepada pasar sasaran. Pengaruh pemberitahuan iklan terhadap kesadaran khalayak sasaran tergantung kepada jangkauan, frekuensi, dan dampak iklan. Memilih dari antara jenis-jenis media utama. Perencana media membuat pilihan dari antara jenis-jenis media ini dengan mempertimbangkan beberapa variabel, yang paling penting adalah faktor- faktor berikut, di antaranya : • • Kebiasaan audience media sasaran Misalnya : Radio dan Televisi adalah media yang paling efektif untuk menarik para remaja. Produk Jenis media memiliki kemampuan yang berbedabeda dalam hal demonstrasi, visualisasi, penjelasan, keyakinan, dan warna. Pesan Pesan yang berisi banyak data teknis mungkin membutuhkan majalah khusus atau melalui surat. • Biaya Televisi biayanya sangat besar, sedangkan iklan surat kabar lebih murah. Yang penting adalah biaya tiap seribu paparan bukannya biaya total 3. Memlih media tertentu. Sekarang perencana media mencari media yang paling efektif-biaya. Perencana media mengandalakan pada jasa pengukuran media yang memberikan perkiraan ukuran audiens, komposisisi, dan biaya media. Ukuran audiens memiliki beberapa kemungkinan ukuran, diantaranya : Peredaran : Jumlah unit fisik yang memuat iklan. Audiens : Jumlah Orang yang dipaparkan media tersebut. Audiens Efektif : Jumlah orang dengan karakteristik sasaran yang dipaparkan media tersebut. Audiens Terkena-Paparan yang Efektif : Jumlah orang dengan karakteristik sasaran yang betul-betul melihat iklan tersebut. 4. Memutuskan waktu media. Pengiklan harus memutuskan bagaimana menjadwalkan iklannya sehubungan dengan kecenderungan musiman dan siklus bisnis. Yaitu dengan melakukan penjadualan makro dan mikro. Penjadualan makro yaitu memutuskan cara untuk menyusun jadwal periklanan sepanjang tahun, sesuai dengan musim dan ramalan perkembangan ekonomi. Volume 04 Nomor 01 Januari 2017 63 JURNAL KREATOR e-ISSN : 2548-9542 Rommel Sinaga Penjadualan mikro yaitu alokasi pemberitahuan periklanan selama periode jangka pendek untuk mendapatkan dampak yang maksimum. 4.2.3 Mengevaluasi Efektivitas Iklan Perencanaan dan pengendalian iklan yang baik bergantung pada pengukuran efektivitas iklan. Kebanyakan pengiklanan mencoba mengukur efek komunikasi suatu iklan, maksudnya dampak potensialnya terhadap kesadaran, pengetahuan, atau preferensi. Menurut Kotler dan Keller yang dialih bahasakan oleh Benyamin Molan (2007:262) kebanyakan pemasang iklan mengukur dampak iklan terhadap penjualan. Riset dampakkomunikasi mencoba untuk menentukan apakah suatu iklan berkomunikasi secara efektif. Ada tiga metode utama dalam pengujian iklan, yaitu : a. Metode umpan balik konsumen, yaitu menanyakan reaksi konsumen terhadap iklan yang diusulkan b. Pengujian portofolio, yaitu meminta konsumen melihat atau mendengarkan suatu portofolio iklan, dengan menggunkan waktu sebanyak yang mereka perlukan. Konsumen kemudian diminta mengingat kembali semua iklan tersebut dan isinya, dibantu atau tidak dibantu pewawancara. c. Pengujian laboratorium, yaitu menggunakan peralatan untuk mengukur reaksi fisologis detak jantung, tekanan darah, pelebaran bola mata, tanggapan kulit mendadak, keluarnya keringat terhadap iklan. 5. Metode Penelitian Ditinjau berdasarkan penelitian yang digunakan metode dalam penelitian yang berjudul Analisis Perkembangan Industri Kreatif Advertising (periklanan) di Sumatera Utara, menggunakan metode survey yang digunkan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan), dana peneliti melakukan pengumpulan data dengan mengedarkan kuisioner, wawancara terstruktur dan sebagainya. (Sugiyono 12) Metode survey termasuk dalam metode kualitatif, yang disebut sebagai metode positivistik karena berlandaskan pada filsafat positivism (memandang realitas akibat), digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secra random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisa data bersifat kualitatif/statistic (analisa angka-angka) dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. (Sugiyono 14). Survey bermanfaat untuk tujuan deskriptif, membantu dalam pembandingan kondisi-kondisi yang ada dengan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya, dan juga dalam pelaksanaan evaluasi (Umar 88) Berdasarkan tingkat eksplanasinya, penelitian ini di jabarkan dalam bentuk deskriptif, memberi gambaran mengenai Analisis Perkembangan Industri Kreatif Advertising (periklanan) di sumatera Utara, berdasarkan hasil akumulasi data yang di peroleh. 6. Analisis Data A. Deskripsi Data Media periklanan di indonesia masih mengunakan metode-metode komunikasi yang bersifat konvensional dalam membawa pesan periklanan dalam mengkampanyekan produk-produk juga jasa yang ditawarkan. Untuk itu perlu deketahui bagaimana perkembangan industri periklanan saat ini di Sumatera Utara khususnya di kota medan dan Deliserdang. Untuk mencapai tujuan Volume 04 Nomor 01 Januari 2017 64 JURNAL KREATOR e-ISSN : 2548-9542 Rommel Sinaga penelitian ini digunakan data kualitatif dan kuantitatif yang diperoleh dari objek penelitian melalui internet ataupun koran dan juga responden. Setiap media dan setiap Sarana periklanan memiliki sifat dan karakteristik yang berbeda. Bagi para pengiklan berusaha mencari media yang dianggap paling sesuai dengan produk yang Akan dipromosikan untuk mencapai khalayak yang sesuai dengan sasarannya dan tersampainya pesan yang Ingin disampaikan. Untuk itu perlu diketahui jenis media yang paling sering dipergunakan dan diminati oleh pengguna jasa periklanan yang ada di lingkungan kota medan dan sekitarnya sehingga akan terlihat potensi dari industri periklanan tersebut. Untuk mencapai tujuan penelitian digunakan data kualitatif dan kuantitatif yang diperoleh dari objek penelitian (koran dan internet) dan responden (anggota P3I). Data dari responden didiskripsikan dengan menyusun daftar jenis media yang digunakan dalam periklanan, kemudian dilanjutkan dengan membuat ringkasan peringkat dari jenis media yang digunakan. Kuesioner yang lengkap dianalisis sesuai dengan jenis data yang diperoleh. Dari kuesioner diperoleh: a) Data jenis media bidang periklanan, b) Pengguna jasa periklanan, c)Tingkat kepuasan pengguna jasa periklanan. Data yang berkaitan dengan jenis media bidang periklanan yang diajukan peneliti dianalisis dengan menggunakan peringkat (ranking). Data yang berkaitan dengan Pengguna jasa periklanan yang diajukan peneliti dianalisis dengan menggunakan statistik rata-rata, minimum, dan maksimum Responden penelitian ini adalah karyawan pada perusahaan periklanan yang ada di wilayah kota Medan dan sekitarnya. Jumlah responden penelitian ini adalah 18 responden. Bentuk kelembagaan perusahaan sampel adalah : a. Dengan bentuk PT sebanyak 5 perusahaan b. Dengan bentuk CV sebanyak 5 perusahaan c. Dengan bentuk lainnya sebanyak 8 perusahaan Dari setiap perusahaan diwakili oleh satu orang pengisi kuesioner. Pengisi kuesioner tersebut adalah sebagai berikut : a. Pengisi kuesioner laki-laki sebanyak 11 orang b. Pengisi kuesioner perempuan sebanyak 7 orang 1. Tingkat Jenis Media Periklanan Dari survey ditemukan rangking tingkatan Dari jenis media yang di gunakan dalam industri periklanan di kota Medan adalah sebagaimana tersaji dalam Tabel 1 Sumber : Data Primer yang Diolah 2016 Berdasarkan data pada tabel 1 dapat disimpulkan bahwa televisi merupakan media atau sarana yang paling baik saat ini disusul dengan majalah,Koran,radio dan iklan luar ruang. Televisi dianggap sangat kuat dalam mempengaruhi dan memberikan hiburan orang lain. Televisi dalam beberapa tahun terakhir menikmati pendapatan yang Volume 04 Nomor 01 Januari 2017 65 JURNAL KREATOR e-ISSN : 2548-9542 Rommel Sinaga sangat besar dengan banyaknya pengiklan yang mempromosikan produknya di televisi. Majalah Lebih terkait dengan gensi,keindahan. Koran merupakan Sarana dalam menyampaikan berita, dan berharga yang lebih terjangkau. Kelebihan dari iklan TV adalah : Dapat mendemonstrasikan bagaimana cara mengunakan produk, Muncul tanpa di harapan, menarik Perhatian, Dapat mengunakan sisi humor dalam iklan, efektif jika dipadukan dengan sales marketing, memiliki dampak besar dalam mempengaruhi orang lain Rangking urutan kedua media periklanan adalah Surat Kabar, yang secara sejarah diindonesia merupakan media terdepan dan dipakai sebagai alat untuk membujuk,menyebarkan idealisme dan menyampaikan pesan-pesan yang bersifat provokatif. Saat ini dengan kemajuan teknologi televisi mampu mengungguli surat kabar sebagai media yang di anggap mampu mempengaruhi orang lain juga televisi saat ini menerima pendapatan iklan yang sangat besar. Periklanan yang besar untuk surat kabar berasal dari perusahaan berskala lokal, jelas hal ini merupakan pendukung utama surat kabar masih bisa bertahan sampai saat ini walaupun demikian surat kabar harus lebih aktif untuk meningkatkan jumlah pengiklan secara global. Ukuran di surat kabar yang bervariatif membuat para mengiklan harus mempersiapkan design iklan dengan berbagai macam ukuran mengingat perbedaan ukuran surat kabar di indonesia Rangking urutan ketiga media periklanan adalah majalah yang masingmasing ditujukan untuk khalayak yang memiliki perhatian dan minat khusus yang sesuai dengan gaya hidup yang berkembang di indonesia.seperti otomotif,olahraga,kecantikan,kesehatan, remaja putri,bisnis dan lain sebagainya.Dengan demikian,para pengiklan jelas mempunyai banyak pilihan ketika memilih majalah untuk mempromosikan produk/usaha mereka.Seperti jenis-jenis media pada umumnya banyak faktor yang mempengaruhi para pengiklan memilih dan menetapkan majalah sebagai sarana pemasangan iklan. Yang paling penting adalah pemilihan majalah yang dapat menjangkau khalayak yang menjadi target utama pengiklan. Rangking urutan keempat media periklanan adalah Radio yang merupakan media yang ada di mana- mana hampir setiap mobil yang berlalu lalang di indonesia memiliki perangkat radio di dalamnya, termasuk dalam perangkat di handphone memiliki aplikasi untuk mendengarkan radio. Hal ini merupakan pontensi yang cukup besar yang mejadikan radio sebagai salah satu alternatif utama media periklanan. Radio dipahami oleh sebagian pengiklan lokal sebagai sarana favorit selain surat kabar lokal dan billboard. Para pengiklan radio berkepentingan di dalam menjangkau pelanggan yang sesuai sasaran dengan biaya yang relatif terjangkau. Pertimbangan kedua adalah pilihan daerah-daerah geografis yang akan di jangkau oleh pengiklan. Pengiklan nasional membeli waktu dari stasiun-stasiun yang di jangkau khalayak nya sesuai dengan daerah yang paling kuat pengaruhnya. Rangking urutan keempat media periklanan adalah baliho/billboard merupakan media unggulan dan paling efektif untuk katagori media luar ruang. Iklan di media luar ruang,billboard/baliho disiapkan untuk memperkenalkan Sebuah merek atau pesan singkat untuk sebagai faktor utama. Kebutuhan pengiklan yang tinggi dan berkembanganya teknologi juga merevolusi cara orang beriklan. Sebagian besar masyarakat bisa mengenalnya dengan LED/digital billboard. Volume 04 Nomor 01 Januari 2017 66 JURNAL KREATOR e-ISSN : 2548-9542 Rommel Sinaga LED billboard merupakan memiliki kelebihan dari billboard pada umumnya Yaitu dapat menampilkan visual secara cepat dan membuat billboard mejadi dapat Bergerak. Periklanan luar ruang terbukti sangat efektif untuk menjangkau semua khalayak dari populasi yang berada dalam daerah tersebut. jumlah orang yang meihat iklan tersebut tergolong tinggi jika diletakan di lokasi strategis yaitu daerah yang memiliki jalur yang tergolong ramai. Untuk mengetahui tingkat pengguna dari berbagai bidang industri yang sering menggunakan jasa periklanan baik di media Televisi, koran, majalah, Radio dan iklan luar ruangan dilakukan survey ke berbagai perusahaan periklanan yang ada di Kota Medan dengan mengajukan kuesioner untuk mengetahui jenis produk atau bidang industri pengguna iklan an. Pengukuran tingkat pengguna dari periklanan di lakukan dengan memberikan rentang skala 1 sampai dengan 5 atas jenis produk atau industri yang paling sering menggunakan iklan di berbagai media 2. Tingkat Pengguna Jasa Periklanan Dari survey ditemukan rangking tingkatan dari bidang usaha atau perusahaan yang menggunakan jasa periklanan baik di media Televisi, koran, majalah, Radio dan iklan luar ruangan yang ada di kota Medan adalah sebagaimana tersaji dalam Tabel 2. Dari angka pada Tabel 2, dapat diambil kesimpulan bahwa rangking tingkatan dari bidang usaha atau perusahaan yang menggunakan jasa periklanan baik di media Televisi, koran, majalah, Radio dan iklan luar ruangan yang ada di kota Medan yang menduduki peringkat pertama adalah industri rokok. Kemudian disusul oleh industri makanan dan minuman. Yang menduduki urutan ke tiga adalah dari industri obat-obatan dan juga kosmetik. Peringkat keempat ditempati oleh produk elektronik. Tabel 2 Tingkat Pengguna Jasa Periklanan Sumber : Data Primer yang Diolah 2016 Sedangkan urutan kelima adalah dari produk otomotif. Dengan demikian, peluang dari industri Periklanan masih terbuka untuk mengisi kebutuhan akan promosi dan pengembang industri di kota Medan. 6. Kesimpulan dan Saran 1. Televisi merupakan media atau sarana yang paling baik saat ini disusul dengan majalah, Koran, radio dan iklan luar ruang. Televisi dianggap sangat kuat dalam mempengaruhi dan memberikan hiburan orang lain. Televisi dalam beberapa tahun terakhir menikmati pendapatan yang sangat besar dengan banyaknya pengiklan yang mempromosikan produknya di televisi. 2. Rangking tingkatan dari bidang usaha atau perusahaan yang menggunakan jasa periklanan baik di media Televisi, koran, majalah, Radio dan iklan luar ruangan yang ada di kota Medan yang menduduki peringkat pertama adalah industri rokok. Kemudian disusul oleh industri makanan dan minuman. Yang menduduki urutan ke tiga adalah dari industri obat-obatan dan juga kosmetik. Volume 04 Nomor 01 Januari 2017 67 JURNAL KREATOR e-ISSN : 2548-9542 Rommel Sinaga Peringkat keempat ditempati oleh produk elektronik. Sedangkan urutan kelima adalah dari produk otomotif. Dengan demikian, peluang dari industri Periklanan masih terbuka untuk mengisi kebutuhan akan promosi dan pengembang industri di kota Medan. Berdasarkan hasil penelitian secara keseluruhan dan kesimpulan yang diperoleh, dapat dikembangkan beberapa saran bagi pihak–pihak yang berkepentingan dalam penelitian ini. Bagi perusahaan industri periklanan dapat menindak lanjuti hasil penelitian ini dengan melakukan langkah pengembangan yang lebih sempurna lagi baik dari teknologi maupun managemen. Mintzberg, Henry. 1979. The Structuring of Organizations. Englewood Cliffs, N.J.: Prentice Hall, 1979. Jakarta: Erlangga. Rangkuti, Freddy. 1999. Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Umum. Saputra, 2010, Industri Kreatif, Cetakan Pertama, Baduose Media.. Tambunan, T. 1999. Perkembangan Industri Skala Kecil di Indonesia. Jakarta: PT. Mutiara Sumber Wid DAFTAR PUSTAKA David, Fred. R. 2004. Manajemen Strategis: Konsep-konsep. Ed.9. Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gramedia. Departemen Perdagangan Republik Indonesia. 2009. “Studi Industri Kreatif Indonesia 2009”. Jakarta: Departemen Perdagangan RI. Departemen Perdagangan Republik Indonesia. 2008. “Studi Industri Kreatif Indonesia: Pengembangan. Hadibroto, S. 1999. “Pembidasan Industrialisasi Nasional”. Jurnal Ekonomi UGM Tahun 1999, Hal: 19-29. Kotler, Philip. 2002. Pemasaran. Edisi Jakarta: Prehalindo. Manajemen Milenium. Maleong, Lexy. 1990. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Bina Aksara. Volume 04 Nomor 01 Januari 2017 68