jurnal kreator - Jurnal Politeknik Negeri Media Kreatif

advertisement
JURNAL KREATOR
e-ISSN : 2548-9542
Rommel Sinaga
ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI KREATIF
ADVERTISING (PERIKLANAN) DI SUMATERA UTARA
(STUDI KASUS INDUSTRI KREATIF SUBSEKTOR
PERIKLANAN DI KOTA MEDAN DAN DELISERDANG)
Rommel Sinaga
Prodi Desain Grafis Politeknik Negeri Media Kreatif PSDD Makssar
e-mail : [email protected]
Abstrak
Pada saat ini dunia telah memasuki era industri secara menglobal, yaitu industri
ekonomi kreatif (creative economic industry). Industri ini telah mampu
mengikat pasar dunia dengan jutaan kreativitas dan persepsi yang dapat dijual
secara global. Industri Periklanan yang terus mengalami pertumbuhan baik
melalui berbagai media.
Sumbangan iklan terbesar ada pada media televisi dibanding dengan media
yang lain seperti Radio, Koran, Majalah dan media digital yang lain. Televisi
dianggap sangat kuat dalam mempengaruhi dan memberikan hiburan orang lain.
Televisi dalam beberapa tahun terakhir menikmati pendapatan yang sangat
besar dengan banyaknya pengiklan yang mempromosikan produknya di televisi.
Setelah melalui beberapa analisis peneliti mengambil kesimpulan bahwa
rangking tingkatan dari bidang usaha atau perusahaan yang menggunakan jasa
periklanan baik di media Televisi, koran, majalah, Radio dan iklan luar ruangan
yang ada di kota Medan yang menduduki peringkat pertama adalah industri
rokok. Kemudian disusul oleh industri makanan dan minuman. Yang menduduki
urutan ke tiga adalah dari industri obat-obatan dan juga kosmetik. Peringkat
keempat ditempati oleh produk elektronik. Sedangkan urutan kelima adalah dari
produk otomotif. Dengan demikian, peluang dari industri Periklanan masih terbuka
untuk mengisi kebutuhan akan promosi dan pengembang industri di kota Medan
.
Kata kunci : Perkembangan industri periklanan dan jenis-jenis periklanan.
1. Pendahuluan
Pada saat ini dunia telah
memasuki era industri secara menglobal,
yaitu industri ekonomi kreatif (creative
economic industry). Industri ini telah
mampu mengikat pasar dunia dengan
jutaan kreativitas dan persepsi yang
dapat dijual secara global. Di negaranegara maju sendiri mereka telah cukup
lama menyadari bahwa saat ini mereka
tidak bisa mengandalkan supremasi
dibidang industri lagi, tetapi mereka
harus lebih mengandalkan SDM yang
kreatif.
Definisi industri kreatif yang saat
ini banyak digunakan oleh pihak yang
berkecimpung dalam industri kreatif
adalah
definisi
berdasarkan
UK
DCMS Task Force 1998 : “Creative
Industries as those industries which
have their origin in individual
creativity, skill and talent, and which
have a potential for wealth and job
creation through the generation and
exploitation of intellectual property and
content”.
Kementrian
Perdagangan
Volume 04 Nomor 01 Januari 2017
53
JURNAL KREATOR
e-ISSN : 2548-9542
Rommel Sinaga
Republik Indonesia mengelompokkan
industri kreatif: (1) periklanan, (2)
arsitektur, (3) pasar seni dan barang
antik, (4) kerajinan, (5) desain, (6)
fesyen, (7) video, film dan fotografi, (8)
permainan interaktif, (9) musik, (10) seni
pertunjukan, (11) penerbitan dan
percetakan, (12) layanan komputer dan
piranti lunak, (13) televisi dan radio,
(14) riset dan pengembangan (Saputra,
2010).
Sumatera Utara telah memiliki
beberapa dokumen dan profil industri
menurut cabang industri yang ada,
termasuk di dalamnya periklanan yang
sedang berkembang sangat pesat saat ini.
Cabang industri tersebut termasuk
dalam kelompok sektor industri kreatif
yaitu „kerajinan‟. Mengingat saat ini
dunia industri telah berada pada era
ekonomi gelombang keempat untuk itu
sangat diperlukan perumusan strategi
pengembangan yang tepat agar industri
kreatif dapat berkembang dan Sumatera
Utara dapat menciptakan daerah sentra
industri kreatif potensial yang dapat
bergeliat dalam era ekonomi kreatif
pada masa sekarang ini.
Melihat berbagai kondisi yang
ada pada industri maka penulis tertarik
untuk melakukan penelitian,
dan
menuangkannya dalam penulisan yang
berjudul : “Analisis Perkembangan
Industri
Kreatif
Advertising
(periklanan) di Sumatera Utara. (Studi
Kasus Industri Kreatif Subsektor
Periklanan di Kota Medan dan
Deliserdang).
Secara khusus permasalahan yang
timbul dapat di identifikasi sebagai berikut:
1.
Belum terdeskripsikan jenis-jenis
media yang digunakan dalam dunia
periklanan di Kota Medan.
2.
Belum teridentifikasi bidang-bidang
industri yang menggunakan jasa
Periklanan di Kota Medan.
Bertolak dari latar belakang masalah
di atas, maka permasalahan dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana Mendeskripsikan Jenisjenis media yang digunakan dalam
dunia periklanan di Kota Medan?
2. Bagaimana
Mengidentifikasi
bidang-bidang industri
yang
menggunakan jasa Periklanan di
Kota Medan?
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mendeskripsikan
Jenis-jenis
media yang digunakan dalam dunia
periklanan di Kota Medan.
2. Mengidentifikasi
bidang-bidang
industri yang menggunakan jasa
Periklanan di Kota Medan.
2. Pengertian Industri Kreatif.
Definisi industri kreatif yang saat
ini banyak digunakan oleh pihak yang
berkecimpung dalam industri kreatif
adalah definisi berdasarkan UK DCMS
Task Force 1998 : “Creative Industries
as those industries which have their
origin in individual creativity, skill and
talent, and which have a potential for
wealth and job creation through the
generation and exploitation of intellectual
property and content”. Kementrian
Perdagangan
Republik
Indonesia
mengelompokkan industri kreatif: (1)
periklanan, (2) arsitektur, (3) pasar seni
dan barang antik, (4) kerajinan, (5) desain,
(6) fesyen, (7) video, film dan fotografi,
(8) permainan interaktif, (9) musik, (10)
seni pertunjukan, (11) penerbitan dan
percetakan, (12) layanan komputer dan
piranti lunak, (13) televisi dan radio, (14)
riset dan pengembangan (Saputra, 2010).
Teori Ekonomi Kreatif Menurut John
Howkins
Istilah
Ekonomi
Kreatif
pertama kali diperkenalkan oleh tokoh
bernama John Howkins, penulis buku
"Creative Economy, How People Make
Volume 04 Nomor 01 Januari 2017
54
JURNAL KREATOR
e-ISSN : 2548-9542
Rommel Sinaga
Money from Ideas". Jhon Howkins
adalah seorang yang multi profesi.
Selain sebagai pembuat film dari Inggris
ia juga aktif menyuarakan ekonomi
kreatif kepada pemerintah Inggris
sehingga dia banyak terlibat dalam
diskusi-diskusi pembentukan kebijakan
ekonomi
kreatif
dikalangan
pemerintahan negara-negara Eropa.
Menurut definisi Howkins, Ekonomi
Kreatif adalah kegiatan ekonomi
dimana input dan outputnya adalah
Gagasan. Benar juga, esensi dari
kreatifitas adalah gagasan. Bayangkan
hanya dengan modal gagasan, seseorang
yang
kreatif
dapat
memperoleh
penghasilan yang sangat layak. Gagasan
seperti apakah yang dimaksud? Yaitu
gagasan yang orisinil dan dapat
diproteksi oleh HKI. Contohnya adalah
penyanyi, bintang film, pencipta lagu,
atau periset mikro biologi yang
sedang meneliti farietas unggul padi
yang
belum
pernah
diciptakan
sebelumnya ( Nenny, 2008).
Teori Industri Kreatif Menurut Dr.
Richard Florida
Adalah
seorang
Doktor
dibidang Ekonomi, Dr. Richard
Florida dari Amerika, penulis buku
"The Rise of Creative Class" dan
"Cities and the Creative Class"
memperkenalkan tentang industri
kreatif dan kelas kreatif di masyarakat
(Creative Class).
Florida sempat
mendapat kritik, bila ada kelompok
tertentu dilingku ngan sosial yang
memiliki kelas tersendiri, apakah ini
terkesan elit dan eksklusif? Tidak
juga. Justru menurut Florida, ia
menghindari kesan tersebut karena
gejala dari istilah-istilah sebelumnya
seperti Knowledge Society yang
dinilai elitis. Menurut Florida "Seluruh
umat manusia adalah kreatif, apakah ia
seorang pekerja di pabrik kacamata
atau seorang remaja digang senggol
yang sedang membuat musik hip-hop.
Namun perbedaanya adalah pada
statusnya (kelasnya), karena ada
individu-individu yang secara khusus
bergelut
dibidang
kreatif
dan
mendapat faedah ekonomi secara
langsung
dari aktivitas tersebut.
Tempat-tempat dan kota-kota yang
mampu menciptakan produk-produk
baru yang inovatif tercepat akan
menjadi pemenang kompetisi di era
ekonomi ini” (Nenny, 2008)
Teori Industri Kreatif Menurut Robert
Lucas.
Adalah pemenang Nobel dibidang
Ekonomi, mengatakan bahwa kekuatan
yang menggerakan pertumbuhan dan
pembangunan ekonomi kota atau
daerah dapat dilihat dari tingkat
produktifitas klaster orang orang
bertalenta dan orang- orang kreatif atau
manusia-manusia yang mengandalkan
kemampuan ilmu pengetahuan yang ada
pada dirinya ( Nenny, 2008)
Teori Industri Kreatif Menurut Visi
Pemerintah
Definisi Industri Kreatif dari visi
Pemerintah, sebagai berikut: Industriindustri yang mengandalkan kreatifitas
individu, keterampilan serta talenta
yang
memiliki
kemampuan
meningkatkan
taraf
hidup
dan
penciptaan tenaga kerja melalui
penciptaan (gagasan) dan eksploitasi
HKI.
(Diambil dari definisi UK
Department of Culture, Media and
Sport, 1999 dalam Nenny, 2008).
3.
Pengertian Periklanan
Periklanan merupakan salah satu
bentuk promosi yang paling banyak
digunakan
perusahaan
dalam
mempromosikan produknya. Menurut
Lee dan Johnson yang dialih bahasakan
Volume 04 Nomor 01 Januari 2017
55
JURNAL KREATOR
e-ISSN : 2548-9542
Rommel Sinaga
oleh Munandar dan Priatna (2007:3).
“Periklanan adalah komunikasi komersil
dan nonpersonal tentang sebuah organisasi
dan
produksi-produksinya
yang
ditranmisikan ke suatu khalayak target
melalui media bersifat massal seperti
televise, radio, koran, majalah, direct mail
(pengeposan langsung), reklame luar
ruang, atau kendaraan umum‟.
Pengertian periklanan menurut
Fandy Tjiptono (2005:226) mengatakan
bahwa “Iklan adalah bentuk komunikasi
tidak langsung yang didasari pada
informasi tentang keunggulan atau
keuntungan suatu produk, yang disusun
sedemikian rupa sehingga menimbulkan
rasa menyenangkan yang akan mengubah
pikiran seseorang untuk melakukan
pembelian‟.
a. Pengetian Iklan
Masyarakat
Periklanan
Indonesia mendefinisikan iklan
sebagai segala bentuk pesan tentang
suatu produk yang disampaikan
lewat media, ditujukan kepada
sebagian atau seluruh masyarakat.
Kasali (2007:11).
Secara
sederhana
iklan
adalah pesan yang menawarkan
suatu produk yang ditujukan kepada
masyarakat lewat suatu media.
Menurut Kasali (2007:9).
Sedangkan menurut Kotler
& Keller yang dialih bahasakan oleh
Benyamin Molan (2007:244) Iklan
adalah segala bentuk presentasi
nonpribadi dan promosi gagasan,
barang, atau jasa oleh sponsor
tertentu yang harus dibayar.
Berdasarkan pengertian di
atas dapat disimpulkan bahwa iklan
adalah semua bentuk presentasi
nonpersonal yang dimaksudkan
untuk mempromosikan gagasan,
atau memberikan informasi tentang
keungulan dan keuntungan suatu
produk yang dibiayai pihak sponsor
tertentu.
b. Jenis Iklan
Menurut
Fandy
Tjiptono
(2005:227)
iklan
dapat
diklasifikasikan
berdasarkan
berbagai aspek, di antaranya dari
aspek isi pesan, tujuan, dan pemilik
iklan.
1. Dari aspek isi pesan
a. Product advertising, yaitu iklan
yang berisi informasi produk
(barang
dan
jasa)
suatu
perusahaan. Ada dua jenis iklan
yang termasuk kategori ini,
yaitu :
i. Direct-action advertising,
yaitu
produksi
yang
didesain sedemikian rupa
untuk mendorong tanggapan
segera dari khalayak atau
pemirsa.
ii. Indirect-action advertising,
yaitu iklan produk yang
didesain
untuk
menumbuhkan permintaan
dalan jangka panjang.
b. Institutional advertising, yaitu
iklan yang didesain untuk
memberi informasi tentang
usaha bisnis pemilik iklan dan
membangun good will serta
image positif bagi organisasi.
Institutional advertising terbagi
atas:
i. Patronage
advertising,
yakni
iklan
yang
menginformasikan
usaha
bisnis pemilik iklan
ii. Iklan layanana masyarakat
(Public service advertising),
yakni
iklan
yang
menunjukan bahwa pemilik
iklan adalah warga yang
baik,
karena
memiliki
kepedulian
terhadap
masyarakat dan lingkungan.
Volume 04 Nomor 01 Januari 2017
56
JURNAL KREATOR
e-ISSN : 2548-9542
Rommel Sinaga
2. Dari aspek tujuan
a. Pioneering
advertising
(informative advertising), yaitu
iklan
yang
berupaya
menciptakan permintaan awal
(primary demand).
b. Competitive
advertising
(persuasive advertising), yaitu
iklan
yang
berupaya
mengembangkan pilihan pada
merek tertentu.
c. Reminder advertising, yaitu
iklan yang berupaya melekatkan
nama atau merek produk
tertentu di benak khalayak.
3. Dari aspek pemilik iklan
Ada dua jenis iklan
berdasarkan aspek pemilik iklan,
yaitu :
a. Vertical
cooperative
advertising,
yaitu
iklan
bersama para anggota saluran
distribusi, misalnya di antara
para produsen, pedagang grosir,
agen, dan pengecer.
b. Horizontal
cooperative
advertising,
yaitu
iklan
bersama
dari
beberapa
perusahaan sejenis.
Sedangkan
menurut
Dharmasita (2008:370) periklanan
dapat dibedakan ke dalam dua
golongan. Jenis periklanan tersebut
adalah :
1. Pull Demand Advertising
Pull demand advertising
adalah periklanan yang ditujukan
kepada pembeli akhir agar
permintaan produk bersangkutan
meningkat. Biasanya produsen
menyarankan
kepada
para
konsumen
untuk
membeli
produknya ke penjual terdekat.
Pull demand advertising juga
disebut consumer advertising.
2. Push Demand Advertising
Push demand advertising
adalah
periklanan
yang
ditujukan kepada para penyalur.
Maksudnya agar para penyalur
bersedia
meningkatkan
permintaan produk bersangkutan
dengan menjualkan sebanyakbanyaknya ke pembeli/pengecer.
Barang
yang
diiklankan
biasanya
berupa
barang
industri.
Push
demand
advertising juga disebut trade
advertising.
c.
Tujuan iklan
Menurut
Kasali
(2007:45), mengatakan bahwa
tujuan iklan adalah :
1. Sebagai
alat
bagi
komunikasi
dan
koordinasi.
Tujuan memberikan
tuntunan bagi pihak-pihak
yang
terlibat,
yakni
pengiklan (klien), accont
executive dari pihak biro,
dan tim kreatif untuk saling
berkomunikasi. Tujuan juga
membantu koordinasi bagi
setiap
kelompok
kerja,
seperti suatu tim yang terdiri
dari copywriter, spesialis
radio, pembeli media, dan
spesialis riset.
2. Memberikan
kriteria
dalam
pengambilan
keputusan.
Jika
ada
dua
alternative dalam kampanye
iklan, salah satu dari
padanya
harus
dipilih.
Berbeda dengan keputusan
yang dilakukan berdasarkan
selera
eksekutif
(atau
isinya), mereka semua harus
kembali pada tujuan dan
Volume 04 Nomor 01 Januari 2017
57
JURNAL KREATOR
e-ISSN : 2548-9542
Rommel Sinaga
memutuskan yang lebih
cocok
3. Sebagai alat evaluasi.
Tujuan
juga
digunakan untuk melakukan
evaluasi terhadap hasil suatu
kampanye periklanan. Oleh
karena itu timbul kebutuhan
untuk mengaitkan beberapa
ukuran seperti pangsa pasar
atau
kesadaran
merek
dengan tujuan kampanye
priklanan.
Adapun
tujuan
dari
periklanan sebagai pelaksanaan yang
beragam dari alat komunikasi yang
penting bagi perusahaan bisnis dan
organisasi lainnya, menurut Terence
A.Shimp (2000:261) adalah sebagai
berikut:
1.
Informing (memberikan
informasi),
periklanan
membuat konsumen sadar
akan merek-merek baru,
mendidik mereka tentang
berbagai fitur dan manfaat
merek, serta memfasilitasi
penciptaan citra merek yang
positif
2. Persuading (mempersuasi),
iklan yang efektif akan
mampu membujuk konsumen
untuk mencoba produk dan
jasa yang diiklankan
3. Remainding (mengingatkan),
iklan menjaga agar merek
perusahaan tetap segar dalam
ingatan para konssumen.
4. Adding Value (memberikan
nilai tambah), periklanan
memberikan
nilai tambah
dengan cara penyempurnaan
kualitas dan inovasi pada
merek dengan mempengaruhi
persepsi konsumen.
5.
Assisting (mendampingi),
peranan periklanan adalah
sebagai pendamping yang
menfasilitasi
upaya-upaya
lain dari perusahaan dalam
proses
komunikasi
pemasaran.
d. Sifat Iklan
Suatu iklan menurut Fandy
Tjiptono
(2005:226-227)
mempunyai sifat – sifat sebagai
berikut :
a. Public Presentation
Iklan memungkinkan
setiap orang menerima pesan
yang sama tentang produk
yang diiklankan
b. Persuasiveness
Pesan iklan yang
sama dapat diulang-ulang
untuk
memantapkan
penerimaan informasi
c. Amplified expressiveness
Iklan
mampu
mendramatisasi perusahaan
dan produknya
melalui
gambar dan suara untuk
menggugah
dan
mempengaruhi
perasaan
khalayak.
d. Impersonality
Iklan tidak bersifat
memaksa khalayak untuk
memperhatikan
dan
menanggapinya,
karena
merupakan komunikasi yang
monolog (satu arah).
Menurut Kotler dan
Keller yang dialih bahasakan
oleh
Benyamin
Molan
(2007:229) Iklan mempunyai
sifat-sifat, sebagai berikut :
1. Daya sebar
Iklan memungkinkan
penjual mengulangi pesan
berkali-kali.
Iklan
juga
memungkinkan para pembeli
menerima
dan
Volume 04 Nomor 01 Januari 2017
58
JURNAL KREATOR
e-ISSN : 2548-9542
Rommel Sinaga
membandingkan
pesanpesan dari berbagai pesaing.
Iklan
berskala
besar
menyatakan sesuatu yang
positif
tentang
ukuran,
kekuatan, dan keberhasilan
penjualan tersebut.
2. Daya ekpresi yang besar
Iklan
memberikan
peluang
untuk
mendramatisir perusahaan
tersebut dan produknya
melalui
penggunaan
cetakan, suara, dan warna
yang berseni.
3. Impersonalitas
Pendengar
tidak
merasa wajib memerhatikan
atau menanggapi iklan. Iklan
adalah suatu monolog di
hadapan, dan bukan dialog
dengan pendengar.
4.
Langkah-Langkah
Dalam
Keputusan Iklan
Menurut Kotler dan Keller
yang dialih bahasakan oleh Benyamin
Molan (2007:244) dalam mengembangkan
program
iklan,
manajer-manajer
pemasaran harus selalu mulai dengan
mengidentifikasi pasar sasaran dan motif
pembeli.
Kemudian
mereka
dapat
mengambil kelima keputusan utama dalam
mengembangkan program iklan yang
dikenal dengan istilah “Lima M”, yaitu :
1. Menetapkan tujuan iklan
(Mission).
2. Memutuskan anggaran iklan
(Money)
3. Mengembangkan kampanye
(Massage)
4. Menentapkan media dan
mengukur
efektivitas
(Media).
5. Mengevaluasi
efektivitas
iklan (Measurement)
Dengan
melakukan
lima
langkah
tersebut
diharpkan
pelaksanaan iklan dapat berjalan
dengan baik.
4.1
Menetapkan Tujuan Periklanan
Kotler dan Keller yang dialih
bahasakan
oleh
Benyamin
Molan
(2007:244-245)
mengatakan
bahwa
tujuan0tujuan iklan harus mengalir dari
keputusan-keputusan sebelumnya mengenai
pasar sasaran (sasaran yang dituju),
pemsisian pasar, dan program pemasaran.
Tujuan (sasaran) iklan merupakan
suatu tugas komunikasi tertentu dan tingkat
pencapaiannya harus diperoleh pada
audiens tertentu dalam kurun waktu
tertentu. Tujuan iklan dapat digolongkan
menurut
apakah
sasarannya
untuk
menginformasikan,
membujuk,
mengingatkan atau memperkuat.
a. Iklan Informatif
Dimaksudkan
untuk
menciptakan kesadaran dan
pengetahuan untuk produk
baru atau ciri baru produk
yang sudah ada.
b. Iklan Persuasif
Dimaksudkan
untuk
menciptakan
kesukaan,
preferensi, keyakinan, dan
pembelian suatu produk atau
jasa.
c. Iklan Pengingat
Dimaksudkan
untuk
merangsang pembelian produk
dan jasa kembali.
d. Iklan Penguatan
Dimaksudkan
untuk
meyakinkan
pembeli
sekarang
bahwa
mereka
telah melakukan pilihan yang
tepat.
4.2
Metode
Penetapan
Anggaran
Periklanan
Dalam membiayai kegiatan promosi
perusahaan harus menetapkan anggaran
Volume 04 Nomor 01 Januari 2017
59
JURNAL KREATOR
e-ISSN : 2548-9542
Rommel Sinaga
promosi yang disesuaikan dengan situasi
dan kondisi perusahaan tersebut. Berikut ini
metode-metode anggaran promosi menurut
Kotler dan Keller yang dialih bahasakan
oleh Benyamin Molan (2007:227) :
1.
Affordable Method (Metode
Kesanggupan)
Banyak
perusahaan
menetapkan anggaran perusahaan
berdasarkan seberapa besar menurut
mereka kesanggupan perusahaan
tersebut. Metode kesanggupan sama
sekali mengabaikan peran promosi
sebagai investasi dan pengaruh
langsung promosi terhadap volume
penjualan. Hal itu menyebabkan
anggaran tahuan tidak menetu, yang
mengakibatkan perencanaan jangka
panjang sulit
2.
Percentage Of Sales Method
(Metode
Persentase
Penjualan)
Banyak
perusahaan
menetapkan pengeluaran promosi
berdasarkan persentase penjualan
yang telah ditentukan (penjualan saat
ini atau yang diperkirakan) atau dari
harga
jual.
Metode
tersebut
memandang
penjualan
sebagai
penentu promosi, bukan sebagai
hasilnya. Hal itu menyebabkan
anggaran ditetapkan berdasarkan
ketersediaan dana, bukan berdasarkan
peluang pasar.
3.
Competitive Parity Method
(Metode
Keseimbangan
Persaingan)
Beberapa
perusahaan
menetapkan
anggaran
promosinya
untuk
mencapai
keseimbangan
kekuatan-suara
(share-of-voice)
dengan
para
pesaing. Dua argumen dikemukakan
untuk
mendukung
metode
keseimbangan persaingan. Yang
pertama ialah bahwa pengeluaran
pesaing
melambangkan
kebijaksanaan bersama industri
tersebut. Yang lainnya ialah bahwa
upaya
mempertahankan
keseimbangan
persaingan
akan
mencegah perang promosi. Tidak
satu pun di antara kedua argumen ini
meyakinkan. Tidak ada dasar
untuk mempercayai bahwa pesaing
lebih tahu. Reputasi, sumber daya,
peluang, dan tujuan perusahaan
sangat
berbeda-beda
sehingga
anggaran promosi hampir bukan
suatu pedoman. Lagi pula, tidak ada
bukti
bahwa
anggaran
yang
didasarkan
pada
keseimbangan
persaingan akan mencegah perang
promosi.\
4.
Objective And Task Method
(Metode Tujuan dan Tugas)
Metode tujuan dan tugas
meminta pemasar mengembangkan
anggaran
promosi
dengan
mendefinisikan tujuan yang jelas,
menentukan tugas-tugas yang harus
dilaksanakan untuk mencapai tujuan
ini. Jumlah biaya ini adalah anggaran
promosi yang diusulkan.
Menetapkan Anggaran Periklanan
Dalam
menggambarkan
beberapa
metode
umum
untuk
mengestimasikan anggaran komunikasi
Kotler dan Keller yang dialih bahasakan
oleh
Benyamin
Molan
(2007:246)
mengatakan bahwa ada lima factor yang
harus
dipertimbangkan
pada
saat
menetapkan anggaran iklan, yaitu :
1. Tahap Dalam siklus hidup
produk
Produk baru biasanya
mendapatkan anggaran iklan
yang besar guna membangun
kesadaran dan mengupayakan
pelanggan
mencobanya.
Merek-merek yang sudah
mapan biasanya didukung
anggaran iklan yang lebih
Volume 04 Nomor 01 Januari 2017
60
JURNAL KREATOR
e-ISSN : 2548-9542
Rommel Sinaga
rendah, sebanding dengan
penjualannya.
2. Pangsa pasar dan basis
konsumen
Merek
berpangsa
pasar
tinggi
biasanya
membutuhkan lebih sedikit
pengeluaran iklan, dengan
hanya sekian persen dari
penjualan,
guna
mempertahankan pangsanya.
Untuk memperbesar pangsa
dengan meningkatkan ukuran
pasar, diperlukan pengeluaran
yang
lebih
besar.
Berdasarkan
biaya
per
impresi, akan lebih murah
menjangkau konsumen suatu
merek yang sudah digunakan
secara luas daripada untuk
menjangkau konsumen merek
berpangsa kecil
3. Persaingan dan gangguan
Dalam pasar yang
memiliki sejumlah besar
pesaing dan pengeluaran
iklan yang tinggi, suatu
merek
harus
diiklankan
secara besar-besaran untuk
didengar. Bahkan, gangguan
sederhana pun dari iklan yang
tidak
langsung bersaing
dengan merek tersebut akan
menyebabkan
kebutuhan
iklan yang lebih besar
4. Frekuensi iklan
Jumlah pengulangan
yang
diperlukan
untuk
menyampaikan pesan merek
tersebut kepada konsumen
mempunyai dampak penting
terhadap anggaran iklan.
5. Daya subtitusi produk
Merek-merek dalam
kelas komoditas (rokok, bir,
dan
mimuman
ringan)
memerlukan iklan besar-besar
untuk membangun citra yang
berbeda. Iklan juga berperan
penting jika suatu merek dapat
menawarkan manfaat atau ciri
fisik yang unik.
4.2.1
Menetapkan pesan yang akan
disampaikan
Dalam merancang dan mengevalusi
sebuah kampanye iklan, penting untuk
membedakan
strategi
pesan
atau
menentukan posisi dari sebuah iklan (apa
yang diupayakan untuk disampaikan oleh
iklan tentang merek) dari strategi kreatifnya
(bagaimana iklan mengekspresikan tuntutan
merek). Dengan demikian merancang
kampanye iklan yang efektif merupakan
ilmu
sekaligus
seni.
Untuk
mengembangkan satu
strategi
pesan,
menurut Kotler dan Keller yang dialih
bahasakan
oleh Benyamin
Molan
(2007:246-251) para pengiklan harus
menempuh tiga langkah,yaitu :
a. Evaluasi dan pemilihan
pesan.
Sebuah iklan yang baik biasanya
berfokus pada satu atau dua
proposisi penjualan inti. Sebagai
bagian dari peningkatan pemosisian
merek, pengiklan harus melakukan
riset pemasaran untuk menetapkan
daya tarik mana yang berfungsi
paling baik pada audiens sasaran.
Begitu mereka menemukan satu daya
tarik yang efektif, para pengiklan
harus
mempersiapkan
satu
rangkuman ide kreatif, lazimnya
meliputi satu atau dua halaman.
Rangkuman itu merupakan uraian
dari
kalimat
pemosisian dan
mencakup pesan utama, pendengar
sasaran,
tujuan
komunikasi
(melakukan, mengahui, meyakini);
manfaat memberikan janji, dukungan
pada janji, dukungan pada janji
Volume 04 Nomor 01 Januari 2017
61
JURNAL KREATOR
e-ISSN : 2548-9542
Rommel Sinaga
tersebut dan
media yang akan
digunakan.
b.
Pengembangan
dan
pelaksanaan yang kreatif
Dampak iklan tergantung tidak
hanya pada apa yang dikatkan,
namun sering lebih
penting
tentang
bagaimana
dikatakan.
Pelaksanaan
pesan
bisa
menentukan. Dalam mempersiapkan
suatu kampanye iklan, biasanya
pengiklanan menyiapkan pernyataan
strategi
teks
(copy
strategy
statement) yang menjelaskan tujuan,
isi, dukungan, dan nada iklan yang
diinginkan.
c.
Kaji tanggung jawab
sosial
Pengiklan
dan
agen-agen
iklannya harus memastikan bahwa
iklan tidak melampaui norma social
dan hokum. Pembuat kebijakan
publik telah mengembangkan satu
badan hukum dan aturan penting
untuk
menata periklanan.
Perusahaan-perusahaan
harus
menghindari iklan yang tidak benar
atau
menyesatkan.
Agar
bertanggung jawab secara sosial,
pengiklan juga harus berhati-hati
untuk
tidak
menyakiti
hati
kelompok etnik, minoritas ras, atau
kelompok kepentingan khusus.
Menetapkan Media Yang Harus
Digunakan
Dalam menetapkan media
iklan, perusahaan dihadapkan pada
masalah pemilihan media yang akan
dipakai. Masalah ini sangat penting
karena tidak semua media tersedia selalu
cocok
untuk
dipergunakan
dalam
penyampaian informasi produk. Pemilihan
media iklan sangat penting disebabkan
banyaknya kegagalan iklan suatu produk
karena kurang tepatnya memilih media
yang digunakan.
Menurut John dan Lee yang dialih
bahasakan oleh Munandar dan Priatna
(2007:225-230),
perencanaan
media
adalah proses pengarahan pesan periklanan
ke khalayak sasaran pada waktu dan tepat
yang tepat serta menggunakan saluran
yang tepat.
Menurut Kotler dan Keller yang
dialih bahasakan oleh Benyamin Molan
(2007:253) perencanaan media harus
mengetahui kemampuan jenis-jenis media
utama untuk menghasilkan jangkauan,
frekuensi, dan dampak Media iklan utama
bersama
biaya,
keunggulan,
dan
keterbatasannya, dapat dilihat pada tabel
dibawah ini.
Jenis-jenis
media
berserta
keunggulan dan keterbatasannya
4.2.2
Sumber: Kotler dan Keller
yang dialih bahsakan oleh Benyamin
Molan (2007:253)
Volume 04 Nomor 01 Januari 2017
62
JURNAL KREATOR
e-ISSN : 2548-9542
Rommel Sinaga
Dalam menentukan penggunaan
penyampaian iklan perlu diperhatikan
langkah-langkah seperti yang diuangkan
Kotler dan Keller yang dialih bahasakan
oleh Benyamin Molan (2003 : 753-760) :
1.
2.
Menentukan jangkauan, frekuensi,
dan pengaruh.
Pada dasarnya pemilihan media
adalah bagaimana mencari cara
dengan biaya yang paling efektif
untuk menyampaikan sejumlah
pemberitahuan yang dikehendaki
kepada pasar sasaran. Pengaruh
pemberitahuan iklan terhadap
kesadaran
khalayak
sasaran
tergantung kepada jangkauan,
frekuensi, dan dampak iklan.
Memilih dari antara jenis-jenis media
utama.
Perencana media membuat pilihan
dari antara jenis-jenis media ini
dengan
mempertimbangkan
beberapa variabel, yang paling
penting adalah faktor- faktor
berikut, di antaranya :

•
•
Kebiasaan audience media
sasaran
Misalnya
:
Radio
dan
Televisi adalah media yang
paling efektif untuk menarik
para remaja.
Produk
Jenis
media
memiliki
kemampuan yang berbedabeda
dalam
hal
demonstrasi,
visualisasi,
penjelasan, keyakinan, dan
warna.
Pesan
Pesan yang berisi banyak
data
teknis
mungkin
membutuhkan
majalah
khusus atau melalui surat.
• Biaya
Televisi biayanya sangat
besar, sedangkan iklan
surat kabar lebih murah.
Yang penting adalah biaya
tiap
seribu
paparan
bukannya biaya total
3. Memlih media tertentu.
Sekarang perencana media
mencari media yang paling
efektif-biaya.
Perencana
media
mengandalakan
pada
jasa
pengukuran
media
yang
memberikan perkiraan ukuran
audiens, komposisisi, dan biaya
media.
Ukuran
audiens
memiliki
beberapa
kemungkinan
ukuran,
diantaranya :
 Peredaran : Jumlah unit
fisik yang memuat iklan.
 Audiens : Jumlah Orang
yang dipaparkan media
tersebut.
 Audiens Efektif : Jumlah
orang dengan karakteristik
sasaran yang dipaparkan
media tersebut.
 Audiens Terkena-Paparan
yang Efektif : Jumlah orang
dengan karakteristik sasaran
yang betul-betul melihat
iklan tersebut.
4. Memutuskan waktu media.
Pengiklan harus memutuskan
bagaimana
menjadwalkan
iklannya sehubungan dengan
kecenderungan musiman dan
siklus bisnis. Yaitu dengan
melakukan
penjadualan
makro
dan
mikro.
Penjadualan makro yaitu
memutuskan cara untuk
menyusun jadwal periklanan
sepanjang tahun,
sesuai
dengan musim dan ramalan
perkembangan
ekonomi.
Volume 04 Nomor 01 Januari 2017
63
JURNAL KREATOR
e-ISSN : 2548-9542
Rommel Sinaga
Penjadualan mikro yaitu
alokasi
pemberitahuan
periklanan selama periode
jangka
pendek
untuk
mendapatkan dampak yang
maksimum.
4.2.3
Mengevaluasi Efektivitas Iklan
Perencanaan dan pengendalian iklan
yang baik bergantung pada pengukuran
efektivitas iklan. Kebanyakan pengiklanan
mencoba mengukur efek komunikasi suatu
iklan, maksudnya dampak potensialnya
terhadap kesadaran, pengetahuan, atau
preferensi. Menurut Kotler dan Keller
yang dialih bahasakan oleh Benyamin
Molan (2007:262) kebanyakan pemasang
iklan mengukur dampak iklan terhadap
penjualan.
Riset
dampakkomunikasi
mencoba untuk menentukan apakah suatu
iklan berkomunikasi secara efektif. Ada
tiga metode utama dalam pengujian iklan,
yaitu :
a. Metode umpan balik konsumen,
yaitu menanyakan reaksi konsumen
terhadap iklan yang diusulkan
b. Pengujian portofolio, yaitu meminta
konsumen
melihat
atau
mendengarkan suatu portofolio
iklan, dengan menggunkan waktu
sebanyak yang mereka perlukan.
Konsumen
kemudian
diminta
mengingat kembali semua iklan
tersebut dan isinya, dibantu atau
tidak dibantu pewawancara.
c. Pengujian
laboratorium,
yaitu
menggunakan
peralatan
untuk
mengukur reaksi fisologis detak
jantung, tekanan darah, pelebaran
bola
mata,
tanggapan
kulit
mendadak,
keluarnya
keringat
terhadap iklan.
5.
Metode Penelitian
Ditinjau
berdasarkan
penelitian
yang
digunakan
metode
dalam
penelitian
yang
berjudul
Analisis
Perkembangan
Industri
Kreatif
Advertising (periklanan) di Sumatera
Utara, menggunakan metode survey yang
digunkan untuk mendapatkan data dari
tempat tertentu yang alamiah (bukan
buatan),
dana
peneliti
melakukan
pengumpulan data dengan mengedarkan
kuisioner, wawancara terstruktur dan
sebagainya. (Sugiyono 12)
Metode survey termasuk dalam
metode kualitatif, yang disebut sebagai
metode positivistik karena berlandaskan
pada filsafat positivism (memandang
realitas akibat), digunakan untuk meneliti
pada populasi atau sampel tertentu, teknik
pengambilan sampel pada umumnya
dilakukan secra random, pengumpulan data
menggunakan instrumen penelitian, analisa
data bersifat kualitatif/statistic (analisa
angka-angka) dengan tujuan menguji
hipotesis yang telah ditetapkan. (Sugiyono
14). Survey bermanfaat untuk tujuan
deskriptif, membantu dalam pembandingan
kondisi-kondisi yang ada dengan kriteria
yang telah ditentukan sebelumnya, dan juga
dalam pelaksanaan evaluasi (Umar 88)
Berdasarkan tingkat eksplanasinya,
penelitian ini di jabarkan dalam bentuk
deskriptif, memberi gambaran mengenai
Analisis Perkembangan Industri Kreatif
Advertising (periklanan) di sumatera
Utara, berdasarkan hasil akumulasi data
yang di peroleh.
6.
Analisis Data
A. Deskripsi Data
Media periklanan di indonesia
masih
mengunakan
metode-metode
komunikasi yang bersifat konvensional
dalam membawa pesan periklanan dalam
mengkampanyekan produk-produk juga
jasa yang ditawarkan. Untuk itu perlu
deketahui
bagaimana
perkembangan
industri periklanan saat ini di Sumatera
Utara khususnya di kota medan dan
Deliserdang. Untuk mencapai tujuan
Volume 04 Nomor 01 Januari 2017
64
JURNAL KREATOR
e-ISSN : 2548-9542
Rommel Sinaga
penelitian ini digunakan data kualitatif dan
kuantitatif yang diperoleh dari objek
penelitian melalui internet ataupun koran
dan juga responden.
Setiap media dan setiap Sarana
periklanan memiliki sifat dan karakteristik
yang berbeda. Bagi para pengiklan
berusaha mencari media yang dianggap
paling sesuai dengan produk yang Akan
dipromosikan untuk mencapai khalayak
yang sesuai dengan sasarannya dan
tersampainya
pesan
yang
Ingin
disampaikan. Untuk itu perlu diketahui
jenis
media
yang
paling
sering
dipergunakan dan diminati oleh pengguna
jasa periklanan yang ada di lingkungan kota
medan dan sekitarnya sehingga akan
terlihat potensi dari industri periklanan
tersebut.
Untuk mencapai tujuan penelitian
digunakan data kualitatif dan kuantitatif
yang diperoleh dari objek penelitian (koran
dan internet) dan responden (anggota P3I).
Data dari responden didiskripsikan dengan
menyusun daftar jenis media yang
digunakan dalam periklanan, kemudian
dilanjutkan dengan membuat ringkasan
peringkat dari jenis media yang digunakan.
Kuesioner yang lengkap dianalisis
sesuai dengan jenis data yang diperoleh.
Dari kuesioner diperoleh: a) Data jenis
media bidang periklanan, b) Pengguna jasa
periklanan, c)Tingkat kepuasan pengguna
jasa periklanan.
Data yang berkaitan dengan jenis
media bidang periklanan yang diajukan
peneliti dianalisis dengan menggunakan
peringkat (ranking). Data yang berkaitan
dengan Pengguna jasa periklanan yang
diajukan
peneliti
dianalisis
dengan
menggunakan statistik rata-rata, minimum,
dan maksimum
Responden penelitian ini adalah
karyawan pada perusahaan periklanan yang
ada di wilayah kota Medan dan sekitarnya.
Jumlah responden penelitian ini adalah 18
responden.
Bentuk
kelembagaan
perusahaan sampel adalah :
a. Dengan bentuk PT sebanyak 5
perusahaan
b. Dengan bentuk CV sebanyak 5
perusahaan
c. Dengan bentuk lainnya sebanyak
8 perusahaan
Dari setiap perusahaan diwakili oleh
satu orang pengisi kuesioner. Pengisi
kuesioner tersebut adalah sebagai berikut :
a. Pengisi
kuesioner
laki-laki
sebanyak 11 orang
b. Pengisi kuesioner perempuan
sebanyak 7 orang
1.
Tingkat Jenis Media Periklanan
Dari survey ditemukan rangking
tingkatan Dari jenis media yang di
gunakan dalam
industri periklanan di kota Medan
adalah sebagaimana tersaji dalam Tabel 1
Sumber : Data Primer yang Diolah 2016
Berdasarkan data pada tabel 1 dapat
disimpulkan bahwa televisi merupakan
media atau sarana yang paling baik saat ini
disusul dengan majalah,Koran,radio dan
iklan luar ruang. Televisi dianggap sangat
kuat dalam mempengaruhi dan memberikan
hiburan orang lain. Televisi dalam beberapa
tahun terakhir menikmati pendapatan yang
Volume 04 Nomor 01 Januari 2017
65
JURNAL KREATOR
e-ISSN : 2548-9542
Rommel Sinaga
sangat besar dengan banyaknya pengiklan
yang mempromosikan produknya di
televisi. Majalah Lebih terkait dengan
gensi,keindahan. Koran merupakan Sarana
dalam menyampaikan berita, dan berharga
yang lebih terjangkau. Kelebihan dari iklan
TV adalah : Dapat mendemonstrasikan
bagaimana cara mengunakan produk,
Muncul tanpa di harapan, menarik
Perhatian, Dapat mengunakan sisi humor
dalam iklan, efektif jika dipadukan dengan
sales marketing, memiliki dampak besar
dalam mempengaruhi orang lain
Rangking urutan kedua media
periklanan adalah Surat Kabar, yang secara
sejarah diindonesia merupakan media
terdepan dan dipakai sebagai alat untuk
membujuk,menyebarkan idealisme dan
menyampaikan pesan-pesan yang bersifat
provokatif. Saat ini dengan kemajuan
teknologi televisi mampu mengungguli
surat kabar sebagai media yang di anggap
mampu mempengaruhi orang lain juga
televisi saat ini menerima pendapatan iklan
yang sangat besar. Periklanan yang besar
untuk surat kabar berasal dari perusahaan
berskala lokal, jelas hal ini merupakan
pendukung utama surat kabar masih bisa
bertahan sampai saat ini walaupun
demikian surat kabar harus lebih aktif untuk
meningkatkan jumlah pengiklan secara
global. Ukuran di surat kabar yang
bervariatif membuat para mengiklan harus
mempersiapkan design iklan dengan
berbagai macam ukuran mengingat
perbedaan ukuran surat kabar di indonesia
Rangking urutan ketiga media
periklanan adalah majalah yang masingmasing ditujukan untuk khalayak yang
memiliki perhatian dan minat khusus yang
sesuai dengan gaya hidup yang berkembang
di
indonesia.seperti
otomotif,olahraga,kecantikan,kesehatan,
remaja
putri,bisnis
dan
lain
sebagainya.Dengan
demikian,para
pengiklan jelas mempunyai banyak pilihan
ketika
memilih
majalah
untuk
mempromosikan
produk/usaha
mereka.Seperti jenis-jenis media pada
umumnya
banyak
faktor
yang
mempengaruhi para pengiklan memilih dan
menetapkan majalah sebagai sarana
pemasangan iklan. Yang paling penting
adalah pemilihan majalah yang dapat
menjangkau khalayak yang menjadi target
utama pengiklan.
Rangking urutan keempat media
periklanan adalah Radio yang merupakan
media yang ada di mana- mana hampir
setiap mobil yang berlalu lalang di
indonesia memiliki perangkat radio di
dalamnya, termasuk dalam perangkat di
handphone memiliki aplikasi untuk
mendengarkan radio. Hal ini merupakan
pontensi yang cukup besar yang mejadikan
radio sebagai salah satu alternatif utama
media periklanan. Radio dipahami oleh
sebagian pengiklan lokal sebagai sarana
favorit selain surat kabar lokal dan
billboard.
Para
pengiklan
radio
berkepentingan di dalam menjangkau
pelanggan yang sesuai sasaran dengan
biaya yang relatif terjangkau. Pertimbangan
kedua adalah pilihan daerah-daerah
geografis yang akan di jangkau oleh
pengiklan. Pengiklan nasional membeli
waktu dari stasiun-stasiun yang di jangkau
khalayak nya sesuai dengan daerah yang
paling kuat pengaruhnya.
Rangking urutan keempat media
periklanan
adalah
baliho/billboard
merupakan media unggulan dan paling
efektif untuk katagori media luar ruang.
Iklan di media luar ruang,billboard/baliho
disiapkan untuk memperkenalkan Sebuah
merek atau pesan singkat untuk sebagai
faktor utama.
Kebutuhan pengiklan yang tinggi
dan berkembanganya teknologi juga
merevolusi cara orang beriklan. Sebagian
besar masyarakat bisa mengenalnya dengan
LED/digital billboard.
Volume 04 Nomor 01 Januari 2017
66
JURNAL KREATOR
e-ISSN : 2548-9542
Rommel Sinaga
LED billboard merupakan memiliki
kelebihan dari billboard pada umumnya
Yaitu dapat menampilkan visual secara
cepat dan membuat billboard mejadi dapat
Bergerak. Periklanan luar ruang terbukti
sangat efektif untuk menjangkau semua
khalayak dari populasi yang berada dalam
daerah tersebut. jumlah orang yang meihat
iklan tersebut tergolong tinggi jika
diletakan di lokasi strategis yaitu daerah
yang memiliki jalur yang tergolong ramai.
Untuk mengetahui tingkat pengguna
dari berbagai bidang industri yang sering
menggunakan jasa periklanan baik di media
Televisi, koran, majalah, Radio dan iklan
luar ruangan dilakukan survey ke berbagai
perusahaan periklanan yang ada di Kota
Medan dengan mengajukan kuesioner
untuk mengetahui jenis produk atau bidang
industri pengguna iklan an. Pengukuran
tingkat pengguna dari periklanan di lakukan
dengan memberikan rentang skala 1 sampai
dengan 5 atas jenis produk atau industri
yang paling sering menggunakan iklan di
berbagai media
2.
Tingkat Pengguna Jasa Periklanan
Dari survey ditemukan rangking
tingkatan dari bidang usaha atau
perusahaan yang menggunakan jasa
periklanan baik di media Televisi, koran,
majalah, Radio dan iklan luar ruangan yang
ada di kota Medan adalah sebagaimana
tersaji dalam Tabel 2.
Dari angka pada Tabel 2, dapat
diambil kesimpulan bahwa rangking
tingkatan dari bidang usaha atau perusahaan
yang menggunakan jasa periklanan baik di
media Televisi, koran, majalah, Radio dan
iklan luar ruangan yang ada di kota Medan
yang menduduki peringkat pertama adalah
industri rokok. Kemudian disusul oleh
industri makanan dan minuman. Yang
menduduki urutan ke tiga adalah dari industri
obat-obatan dan juga kosmetik. Peringkat
keempat ditempati oleh produk elektronik.
Tabel 2
Tingkat Pengguna Jasa Periklanan
Sumber : Data Primer yang Diolah 2016
Sedangkan urutan kelima adalah dari
produk otomotif. Dengan demikian, peluang
dari industri Periklanan masih terbuka untuk
mengisi kebutuhan akan promosi dan
pengembang industri di kota Medan.
6.
Kesimpulan dan Saran
1. Televisi merupakan media atau sarana
yang paling baik saat ini disusul
dengan majalah, Koran, radio dan
iklan luar ruang. Televisi dianggap
sangat kuat dalam mempengaruhi dan
memberikan hiburan orang lain.
Televisi dalam beberapa tahun
terakhir menikmati pendapatan yang
sangat besar dengan banyaknya
pengiklan yang mempromosikan
produknya di televisi.
2. Rangking tingkatan dari bidang usaha
atau perusahaan yang menggunakan
jasa periklanan baik di media Televisi,
koran, majalah, Radio dan iklan luar
ruangan yang ada di kota Medan yang
menduduki peringkat pertama adalah
industri rokok. Kemudian disusul oleh
industri makanan dan minuman. Yang
menduduki urutan ke tiga adalah dari
industri obat-obatan dan juga kosmetik.
Volume 04 Nomor 01 Januari 2017
67
JURNAL KREATOR
e-ISSN : 2548-9542
Rommel Sinaga
Peringkat keempat ditempati oleh
produk elektronik. Sedangkan urutan
kelima adalah dari produk otomotif.
Dengan demikian, peluang dari industri
Periklanan masih terbuka untuk
mengisi kebutuhan akan promosi dan
pengembang industri di kota Medan.
Berdasarkan hasil penelitian secara
keseluruhan
dan
kesimpulan
yang
diperoleh, dapat dikembangkan beberapa
saran
bagi
pihak–pihak
yang
berkepentingan dalam penelitian ini. Bagi
perusahaan industri periklanan dapat
menindak lanjuti hasil penelitian ini dengan
melakukan langkah pengembangan yang
lebih sempurna lagi baik dari teknologi
maupun managemen.
Mintzberg, Henry. 1979. The Structuring
of Organizations. Englewood Cliffs,
N.J.: Prentice Hall, 1979. Jakarta:
Erlangga.
Rangkuti, Freddy. 1999. Analisis SWOT:
Teknik Membedah Kasus Bisnis.
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Umum.
Saputra, 2010, Industri Kreatif, Cetakan
Pertama, Baduose Media..
Tambunan,
T. 1999.
Perkembangan
Industri Skala Kecil di Indonesia.
Jakarta: PT. Mutiara Sumber Wid
DAFTAR PUSTAKA
David, Fred. R. 2004. Manajemen
Strategis:
Konsep-konsep.
Ed.9.
Jakarta: PT. Indeks Kelompok
Gramedia.
Departemen
Perdagangan
Republik
Indonesia. 2009. “Studi Industri
Kreatif Indonesia 2009”. Jakarta:
Departemen Perdagangan RI.
Departemen
Perdagangan
Republik
Indonesia.
2008. “Studi Industri
Kreatif Indonesia: Pengembangan.
Hadibroto,
S.
1999.
“Pembidasan
Industrialisasi Nasional”. Jurnal
Ekonomi UGM Tahun 1999, Hal:
19-29.
Kotler,
Philip.
2002.
Pemasaran.
Edisi
Jakarta: Prehalindo.
Manajemen
Milenium.
Maleong, Lexy. 1990. Metode Penelitian
Kualitatif. Jakarta: Bina Aksara.
Volume 04 Nomor 01 Januari 2017
68
Download
Study collections