Dari Redaksi Suasana Pulau Bali yang menawan menjadi tempat pelaksanaan ACG Cross Train­ ing Seminar ke-10 tahun ini. KSEI dan KPEI kali ini menjadi tuan rumah penyelenggaraan event tahunan yang dihadiri para lembaga kustodian sentral serta lembaga kliring dari berbagai negara. Buat Indonesia, ini kesempatan ke-2 menjadi tuan rumah. Apa yang dibicarakan dalam pertemuan bergengsi ini, dan siapa saja yang hadir, bisa disimak dalam liputan utama Fokuss. Informasi lainnya, kami uraikan soal Fasilitas Pemblokiran Efek. Melalui layanan baru ini, Pemegang Rekening akan dimudahkan ketika ingin melakukan pemblokiran Efeknya. Simak pula pengembangan fasilitas antar muka sistem untuk menjembatani koneksi dan komunikasi data secara langsung dari sistem C-BEST ke sistem pemakai jasa. Tak lupa kami sampaikan berbagai aktivitas yang diselenggarakan KSEI dan informasi statistik terkait Efek yang disimpan di KSEI. Selamat Membaca Redaksi “The 10th ACG Cross Training Seminar” Menjadi Bagian dari Solusi Menjadi bagian dari solusi, bukan bagian dari problem. Itulah yang diharapkan para peserta The 10th ACG Cross Training Seminar untuk industri pasar modal dunia. Meskipun penerapan konsep cross border linkage masih memiliki banyak hambatan, diharapkan melalui seminar akan ada sharing pengalaman dari institusi yang sudah menerapkannya agar bisa segera diikuti anggota lainnya. K ������������� �������������� ��������������� ����������������� ������������������ daftar isi 1 “The 10th ACG Cross Training Seminar” 5 6 8 Pemblokiran Saldo Efek Menjadi Bagian dari Solusi ‘Welcome SWIFT’ aktivitas & Statistik SEI bersama KPEI tahun ini mendapat kehormatan menjadi penyelenggara kegiatan ACG Cross Training Seminar ke-10. Event global ini berlangsung pada 1 - 5 Juni 2008 di Bali. Kegiatan yang me­riah ini diikuti 70 orang peserta dari 25 institusi yang berasal dari 14 negara. Bagi Indonesia, ini adalah penyelenggaraan ACG Cross Training Seminar ke-2, yang sebelumnya diselenggarakan tahun 2000. ACG Cross Training Seminar tahun ini membahas hasil ACG General Meeting yang dilaksanakan pada 2 - 4 September 2007 di Beijing. 03 Edisi Tahun 2008 ������������� ���������� Edisi 03, 2008 Fokuss ACG Cross Training Seminar dibuat untuk memfasilitasi pertukaran informasi dan meningkatkan kerjasama antar anggota ACG. Diharapkan para peserta akan memperoleh kesempatan untuk mempelajari alur bisnis dari beragam layanan jasa dan meningkatkan kerjasama antar berbagai anggota. ACG yang dibentuk pada November 1997 ini, merupakan suatu bentuk organisasi internasional tidak resmi yang bertujuan untuk memfasilitasi pertukaran informasi dan meningkatkan kerja sama antar anggota­ nya yang terdiri dari lembaga depositori dan lembaga kliring di negara-negara kawasan Asia-Pacific. Saat ini anggota ACG terdiri dari 30 institusi dari 21 negara. Kali ini, materi pembahasan dalam ACG Cross Training Seminar adalah Straight Through Processing yang mengacu pada materi yang diusulkan oleh The Secre­ tariat of the Exchange of Information Task Force, dengan Japan Securities Depository Center (JASDEC) sebagai convenyor-nya, The Secretariat of the New Business Initiati­ “Bagi Indonesia, ini adalah penyelenggaraan ACG Cross Training Seminar ke-2, yang sebelumnya diselenggarakan tahun 2000.” ve, dengan Korean Securities Depository (KSD) sebagai convenyor-nya, dan the secre­tarist of ACG yang saat ini dipegang oleh China Securities Depository & Clearing Corp. Ltd (SD&C). Perhelatan itu dimulai dengan acara cocktail party pada Minggu sore, sekali­gus membuka kegiatan ACG Cross Training de­ ngan sambutan oleh Bapak Syafruddin (KSEI) sebagai Ketua Panitia Penyeleng­ gara yang menyampaikan selamat datang pada para peserta yang telah menempuh perjalanan ribuan mil untuk hadir di acara tersebut. Peserta mulai saling berkenalan diiringi oleh musik dari tiap negara yang hadir. Acara semakin seru setelah bebera­ pa peserta ikut berpartisipasi dengan bernyanyi dan menari. Hari berikutnya, 2 Juni 2008, acara dibuka Bapak Hoesen, Direktur KPEI yang menyampaikan bagaimana STP sudah menjadi mekanisme penting pada industri pasar modal. STP membuat semua proses penyelesaian transaksi dapat dilakukan secara otomatis tanpa intervensi manual sehingga menjadi lebih cepat, efektif dari segi biaya dan mengurangi kesalahan yang terjadi. Selanjutnya, Bapak Arif Baharudin, Kepala Biro Transaksi Lembaga Efek (Bapepam-LK) menyampaikan keynote speech yang mengungkapkan bahwa sistem settlement yang berfungsi dengan baik bukanlah merupakan pilihan tetapi merupakan suatu keharusan. Pengembangan pasar membutuhkan peningkat­ an kapasitas proses dan integrasi sistem. Pengembangan ini akan mengekspos be- berapa kegagalan, baik terhadap perantara perdagangan maupun pada pasar tersebut sehingga membutuhkan strategi manajemen krisis yang menyeluruh, baik oleh pelaku pasar maupun dari regulator untuk menjamin keberlangsungan proses settlement. Pada ajang ini, diha­ dir­­kan pembicara tamu, Bapak Rudy Ingkiriwang, Regional Network Mana­ ger, Securities and Fund Services CitiBank N.A Singa­pore, yang berbagi pengalaman penerap­ an STP di beberapa negara. Menurut beliau, penerapan STP memiliki keunggulan seperti pe­ ngurangan biaya, proses transaksi dengan kapasitas yang lebih besar, pengurangan risiko akibat manual input dan meningkatkan kepuasan pelanggan. Pembicara tamu selanjutnya adalah Bapak Ahmad Faris Abidin, Advisor Policy and Market Development Bapepam-LK. Dalam presentasinya, beliau memaparkan sudut pandang regulator tentang STP dan inisiatif dari Indonesia dengan melihat beberapa peluang yang dapat dilakukan menuju Post Trade Processing seperti integrasi antara institusi kustodian dan central custody serta investor, membangun pusat referensi data serta fasilitas pemrosesan pajak. Dipaparkan pula mengenai tantangan yang dihadapi, seperti back office broker, kurangnya informasi nasabah dan faktor biaya. Selanjutnya, presentasi oleh para delegasi dimulai dari National Securities Depository Ltd (NSDL) dengan judul ”Automation and STP Initiative”. Pada presentasinya, dipaparkan langkah-langkah yang sudah dilakukan oleh NSDL di India seperti online trading, T+2 settlement, fast banking channel dan keterhubungan antara partisipan, kustodian dan client-nya. Kemudian dilanjutkan oleh delegasi dari The Central Securities Depository Ka­ zakhstan yang menyampaikan proses settlement yang dapat diselesaikan dalam waktu 10 menit termasuk perpindahan efek dan dana. Dengan STP ini, intervensi Penerbit: PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) • Penasihat: Direksi KSEI • Dewan Redaksi: Zylvia Thirda, Dharma Setyadi, Susiyanti, Astanti P. Mulyani, Novian Harry Wibowo, Rachmat Irfan • Penanggung Jawab: Bagian Komunikasi Perusahaan KSEI • Alamat Redaksi: Gedung Bursa Efek Indonesia, Tower I Lt. 5, Jl. Jend. Sudirman Kav 52-53, Jakarta 12190, Telp. 52991099, Fax. 52991199 • Sirkulasi: Bagian Komunikasi Perusahaan KSEI yang berjudul ”Central Matching Facilities”, yang berisi proses otomasi pre-matching mirip seperti yang terdapat pada C-BEST, yaitu pada modul pre-matching dan post trade processing. Disampaikan pula beberapa keuntungan penggunaan CMF ini, diantaranya meningkatkan kapasitas proses, mengurangi proses manual, me­ ngurangi risiko, dan lebih hemat waktu, serta meningkatkan efisiensi. Sebagai penutup rangkaian presentasi pada hari pertama ini, delegasi dari Central Depository (India) Limited memaparkan keuntungan penerapan STP pada proses settlement T+2, baik pay in maupun pay out. Disampaikan pula ber- Edisi 03, 2008 “ACG Cross Training Seminar dibuat untuk memfasilitasi pertukaran informasi dan meningkatkan kerjasama antar anggota ACG.” bagai manfaat penerapan STP, seper­ti menghilangkan risiko default, menghi­ langkan intervensi manual, mampu me­ nga­tasi volume transaksi yang besar dan kemungkinan mempercepat proses settle­ ment hingga T+1 bahkan memungkinkan untuk penerapan T+0. Pada hari kedua, presentasi dibuka oleh delegasi dari Central Depository Com­ pany of Pakistan Limited yang dibawakan oleh Mr. Faisal Parekh. Dalam presentasinya, Mr. Parekh memaparkan bah­wa nasabah di Pakistan memiliki unique ID yang memungkinkan nasabah tersebut dapat membuka account pada broker atau langsung ke Central Depository Company. Saat ini, untuk penyelesaian transaksi masih membutuhkan beberapa proses yang manual, sehingga harus dibuat suatu mode baru agar setiap transaksi dapat selesai tanpa ada pekerjaan manual lagi. Dari Thailand Securities Depository Co. Ltd (TSD) disampaikan soal penggu­ na­an SWIFT message untuk semua instruksi over the counter (OTC) sehingga semua instruksi dari nasabah dapat diterima langsung oleh TSD system. Da­ lam rangka STP, TSD sedang memper­siap­ kan modul Pre-matching dan Corporate Action de­ngan menggunakan instruksi SWIFT message. Fokuss oleh manusia diminimalisir. Untuk keterhubungan antar entity, Kazakhstan menggunakan message mirip SWIFT. Delegasi dari Bursa Malaysia Depository Sdn Bhd kemudian juga menyampaikan penerapan STP di Bursa Malaysia melalui aplikasi eRapid dan SPEEDS. Aplikasi eRapid ini menggantikan proses pengirim­an dokumen manual yang sebelumnya menggunakan disket menjadi otomatis. SPEEDS membantu memperbaiki proses corporate action seperti stock split dan pembagian saham bonus dimana sebe­lum­nya membutuhkan proses yang panjang dan lama. Tim dari Hong Kong Securities Clearing Company Ltd (HKSCC) memberikan presentasi mengenai ”STP-CCASS Participant Gateway”, yang menyampaikan implementasi konsep STP yang ternyata menyerupai aplikasi realtime interface yang sedang dikembangkan oleh KSEI. Participant gateway ini memungkinkan back office participant dapat terhubung end to end dengan CCASS. Ada lima cara oleh partisipan untuk dapat mengakses CCASS, yaitu: CCASS terminal, melalui par­ ticipant gateway, CCASS internet system, CCASS phone system dan service counter. Berikutnya, delegasi dari Bursa Malaysia kembali menyampaikan presentasi Edisi 03, 2008 Fokuss Delegasi dari Korean Securities Deposi­ tory (KSD) kemudian melanjutkan presentasi dengan judul ”STP in Korean Securities Market”, bagaimana INSET System yang mulai dikembangkan pada tahun 1990 ini mengalami beberapa kali enhancement hingga tahun 2005. Pemaparan mereka adalah tentang pro­ses yang melibatkan INSET dengan institutional investor, fund, non resident baik untuk stock maupun bond. Pengemba­ng­a­n INSET masih te­ rus mereka lakukan dan release terakhir direncanakan pada tahun 2010. Presentasi dari The China Government Securities Depository Trust and Clearing Co. Ltd dibawakan oleh Mr. Hwei Zang yang memperkenalkan sistem yang dipakai, yaitu CFETS dan CBBS, dimana investor dapat melakukan transaksi langsung lewat CFETS dan transaksi yang sudah done akan langsung dikirim ke sistem CBBS untuk dilakukan proses settlement setiap 10 menit. Hal tersebut dapat meminimalisir terjadinya risiko human error pada waktu settlement, mengurangi biaya dan mempercepat proses operasional. Mr. Yosuke Kagawa dari Japan Securi­ ties Depository Center (JASDEC) kemudian melanjutkan presentasi dengan judul ”STP Initiative in Securities Market – improving efficiency and reducing cost”. Menurut tim “Meskipun penerapan konsep cross border linkage ini masih memiliki banyak hambatan, tetapi diharapkan melalui ajang seminar ini, pengalaman dari institusi yang sudah menerapkan akan menjadi informasi tambahan jika suatu waktu cross border ini akan diterapkan oleh institusi lainnya.” JASDEC, penerapan STP diimplementasikan pada PSMS (Pre Settlement Matching System) dengan menggunakan beberapa standar internasional, seperti pada kode Efek dan syntax message. Selain itu disediakan juga berbagai macam koneksi ke user seperti koneksi web dan online direct connection. Selanjutnya peserta melakukan diskusi kelompok dengan topik penerapan STP yang ideal secara global bagi negara peserta ACG. Salah satu grup memberi- Sebagai penutup, tampil Korea Securities Depository (KSD) menyampaikan presentasi mengenai transaksi cross border dengan KSD sebagai perantaranya, dimana KSD sebagai global custodian menyiapkan satu sistem yang untuk penye­lesaian transaksi secara cross border. Kesimpulan pembahasan cross bor­ der linked disampaikan delegasi dari KSD. Ia mengutip petuah dari cuplikan film Prison Break yang ingin menjadi bagian dari solusi bukan dari problem, dengan kan presentasi, yang menyebutkan, ideal­ nya STP dapat dilakukan secara global. Sehingga investor dapat melakukan trans­ aksi di bursa manapun di dunia. Dengan demikian, transaksi bursa dapat dilakukan hanya oleh satu broker, satu bank pembayar dan satu Central Securities De­ pository, sehingga penyelesaian transaksi dapat selesai pada T+0. Setelah melakukan diskusi per kelompok, peserta kembali mendengarkan presentasi dengan topik “CSD Linkage” sebagai inisiatif pelayanan baru. Delegasi China Securities Depository & Clearing Corp (SD&C) memaparkan mengenai lingkage antara SD&C Shanghai dan Shenzhen, dimana semua data transaksi dari Shanghai Stock Exchange dan Shenzhen Stock Exchange dapat diterima oleh kedua SD&C tersebut secara cepat dan realtime dan untuk menghindari short selling maka SD&C memberikan data kepada stock ex­ change secara real time. Presentasi berikutnya giliran Hong Kong Securities Clearing Company Limi­ted (HKSCC) mengenai linkage antara HKSCC dengan Depository Trust Corporation of the US dan Central Moneymarkets Unit (CMU). berupaya untuk menerapkan prinsip ini di kehidupan keluarga, pekerjaan dan lingkungan sehari-hari. Dinyatakan pula bahwa meskipun penerapan konsep cross border linkage ini masih memiliki banyak hambatan, tetapi diharapkan melalui ajang seminar ini, pengalaman dari institusi yang sudah menerapkan akan menjadi informasi tambahan jika suatu waktu cross border ini akan diterapkan oleh institusi lainnya. Rangkaian acara ACG Cross Training Seminar berakhir pada 3 Juni 2008 malam di Rumah Bali, Tanjung Benoa pada acara farewell dinner dengan nuansa tradisional Bali, menampilkan tarian serta iringan musik yang berlangsung meriah. Selain kegiatan seminar, panitia KSEI - KPEI juga menyelenggarakan ke­ giatan tour ke Tanah Lot, Bedugul dan raft­ ing di Ayung River. Diharapkan, kegiat­an ini dapat membawa kenangan tak terlupakan bagi para peserta akan keindahan alam Bali, the Island of God. Sampai jumpa dalam ACG Cross Training tahun depan. l [ M. Ichsan Fahreza & Nina Rizalina ] Pemblokiran Saldo Efek Fasilitas pemblokiran Efek sangat penting bagi nasabah dan Pemegang Rekening dalam menjalankan aktivitasnya di pasar modal. Apa saja tujuannya? Edisi 03, 2008 A Fokuss kan lepas blokir seluruh posisi Efek yang da berbagai tujuan pemblokiran Efek serta tanggal efektif pemblokiran. terblokir (750,000 ABCD), setelah dilakuEfek. Nah, KSEI membaginya menSatu permohonan pemblokiran balance kan lepas blokir, maka posisi ABCD akan jadi dua jenis, yaitu pemblokiran Efek hanya dapat digunakan untuk satu kembali menjadi 1,000,000 Available. SeEfek untuk gadai (pledge), dan untuk alaSub Rekening Efek. Khusus permohonan dangkan jika Pemegang Rekening meng­ san lain sesuai instruksi nasabah. pemblokiran Efek untuk kepentingan ajukan sebagian untuk lepas blokir, Selama ini, dalam melakukan pemgadai, harus disebutkan pula pihak pemmisalnya 50,000 ABCD, maka saldo Efek blokiran saldo Efek untuk kedua tujuan di beri dan penerima gadai. ABCD akan menjadi: 300,000 Available atas, maka Efek yang akan diblokir terseProses pemblokiran balance Efek yang dan 700,000 Blocked. but harus terlebih dahulu ditempatkan dilakukan di dalam sistem adalah dengan Pada proses corporate action seperti di Sub Rekening Efek lain yang terpisah. memindahkan (mengubah) status balance distribusi cash dividend (DIV), stock divi­ Sehingga, tidak tercampur dengan Efek Efek tertentu dari status ’Available’ menjadi dend (STO), Rights/Warrants distribution lainnya yang tidak ingin diblokir. status ’Blocked’ dalam Sub Rekening Efek (DISTR) dan mix dividend (MIX), Efek/dana Pemegang Rekening harus menga­ yang sama. Sebaliknya, pada proses hasil corporate action tersebut akan otojukan permohonan kepada KSEI untuk UnBlocking (lepas blokir), yang dilakukan matis dikreditkan dengan status balance memblokir Sub Rekening Efek tersebut. dalam sistem adalah memindahkan atau Available. Namun untuk distribusi Dengan pemblokiran Sub Rekening Efek akibat aktivitas corporate action Efek tersebut, maka Efek yang ada di Contoh: Proses pemblokiran balance Efek dengan tipe mandatory conversion dalamnya otomatis akan terblokir. (MCONV) seperti stock split atau Re­ Untuk lebih memudahkan Pe­ Posisi Saldo Efek sebelum pemblokiran: verse stock split, sistem C-BEST secara me­gang Rekening dalam melakuSub Rekening Efek Kode Efek Balance Balance Type otomatis akan me­lakukan distribusi kan pemblokiran Efek, KSEI telah XYZ01-9999-001-99 ABCD 1,000,000 Available langsung ke dalam Sub Rekening me­ngembangkan suatu fasilitas EFGH 2,000,000 Available Efek tersebut dengan status balance pem­­blokiran sejumlah saldo Efek da­ Pemegang Rekening tersebut mengajukan sesuai ba­lance Efek induknya. lam jumlah tertentu dalam satu Sub pemblokiran Efek ABCD sejumlah 750,000 unit. Untuk Efek induk dengan status Rekening Efek milik nasabah. Hal ini Available, maka hasil MCONV juga dilakukan mengingat ba­nyak­nya Posisi Saldo Efek setelah pemblokiran: Available. Sebaliknya, untuk Efek per­mohonan pemblokir­an Efek unSub Rekening Efek Kode Efek Balance Balance Type induk yang sedang di-blok, maka tuk posisi balance (sal­­do) tertentu XYZ01-9999-001-99 ABCD 250,000 Available hasil MCONV juga akan otomatis sa­ja, tanpa harus me­mindahkan Efek 750,000 Blocked dalam status Blocked. tersebut ke rekening lain. EFGH 2,000,000 Available Implementasi dari pemblokiran Dengan fasilitas ini, apabila Peme­ ba­lan­ce Efek ini masih menunggu gang Rekening ingin melakukan pemefektifnya peraturan baru KSEI tentang blokiran sejumlah Efek tertentu dalam mengembalikan status balance Efek dari Jasa Kustodian Sentral yang mencantumSub Rekening Efek miliknya, sementa­ra status ’Blocked’ menjadi status ’Availakan fasilitas baru tersebut. Untuk selanjutterdapat beberapa posisi Efek lain dalam ble’. Proses lepas blokir dapat dilakukan nya, KSEI akan menginformasikan kepada Sub Rekening Efek tersebut, maka Pe­ partial (sebagian) atau seluruhnya. seluruh Pemegang Rekening apabila fasilmegang Rekening tidak perlu lagi me­min­ Sama seperti pengajuan pemblokir­ itas ini siap untuk diimplementasikan. l dahkan Efek itu ke dalam Sub Re­kening an balance Efek, untuk mengajukan per[ Dharma Setyadi ] mohonan lepas blokir, Pemegang Reke­ Efek khusus, melainkan dapat langsung melakukan pemblokiran posisi Efek tersening wajib mengajukan permohonan ke but di Sub Rekening Efek yang sama. KSEI melalui surat permohonan. Dalam Untuk melakukan pemblokiran ba­ satu permohonan lepas blokir Efek, Pelance Efek, terlebih dahulu Pemegang megang Rekening dapat mengajukan Reke­ning mengajukan permohonan lepas blokir seluruh Efek atau sejumlah tertulis kepada KSEI dengan format yang Efek tertentu yang sedang diblokir. Satu telah ditetapkan. Dalam surat permoho­n­ permohonan lepas blokir hanya diguna­ an pemblokiran Efek, perlu disebut­kan kan untuk satu Sub Rekening Efek saja. detail data Efek, seperti: kode dan jumMelanjutkan contoh di samping ini, lah Efek, nomor dan nama Sub Rekening apabila Pemegang Rekening mengaju- ‘Welcome Swift’ Edisi 03, 2008 Untuk menunjang aktivitas pemakai jasa, yaitu Broker dan Bank Kustodian pada sistem C-BEST, KSEI tengah mengembangkan fasilitas antar muka sistem untuk menjembatani koneksi dan komunikasi data secara langsung dari sistem C-BEST ke sistem pemakai jasa. Fokuss S ebagaimana lazimnya di negara lain di berbagai belahan dunia, para pelaku dan pemodal di pa­ sar modal Indonesia secara umum tidak hanya berasal dari dalam negeri, tetapi juga datang dari mancanegara. Dengan perkembangan teknologi saat ini, para pemodal global dapat dengan mudah dan cepat berkomunikasi dan mengakses informasi dari berbagai bursa dunia, serta cukup leluasa menetapkan pilihan tempat investasinya. Sejak dimulainya era perdagangan scripless pada tahun 2000, pasar modal Indonesia terus berkembang dengan pesat. Bursa Indonesia merupakan salah satu bursa yang sangat menarik bagi pemodal asing. Sejalan dengan semakin banyaknya pemodal asing, makin banyak pula perwakilan Bank Kustodian dan Perusahaan Efek asing maupun Global Investment sebagai fasilitator bagi pemodal asing tersebut. Semakin maraknya pasar modal Indonesia tentunya sangat menggembirakan, namun di sisi lain membawa konsekuensi meningkatnya aktivitas dan proses serta aliran informasi atau instruksi yang melibatkan beragam entitas di pasar modal. Ditambah lagi dengan trend siklus perdagangan di masa datang yang semakin singkat. Semua konsekuensi tersebut harus tetap dapat dilakukan secara aman, cepat dan efisien. Secara singkat, kebutuh­an akan aktivitas dan proses yang aman, cepat serta efisien dapat dicapai bila intervensi dan aktivitas manual bisa dikurangi atau bahkan dihilangkan. Untuk mencapai tujuan tersebut, banyak pelaku pasar yang sudah mengembangkan dan memanfaatkan sistem yang serba otomatis dan terintegrasi untuk mendukung kebutuhan operasionalnya masing-masing. Walaupun terlihat sederhana dan mampu meningkatkan efisiensi, ternyata dengan banyaknya ragam sistem yang dikembangkan dan digunakan oleh berbagai institusi sesuai perannya masingmasing juga dapat memicu kesulitan lain, yaitu ketika sistem-sistem tersebut diperlukan untuk saling berkomunikasi secara terintegrasi. Intervensi manual atau semi manual kembali diperlukan pada titik-titik yang merupakan antar muka sistem karena belum adanya standar komunikasi antar sistem, dan pada akhirnya bermuara kambali pada ketidakefisienan, rentan risiko dan memakan waktu lebih lama. Sebagai Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP), KSEI telah banyak me­ lakukan pengembangan sistem C-BEST agar dapat terintegrasi dengan siste­m milik pemakai jasa dan institusi lain yang terkait layanan jasa KSEI. Koneksi dan komunikasi data dengan sistem Bank Pembayaran, sistem eClears yang dimi- Selain untuk efisiensi, keamanan dan kecepatan proses, fasilitas ini diharapkan dapat mengurangi biaya komunikasi konvensional via telepon atau fax. Sangat dimungkinkan juga untuk memanfaatkan fasilitas ini guna menjembatani alir­ an in­formasi kepada pelaku pasar dari institu­si-institusi yang merupakan infrastruktur pasar seperti KPEI dan BEI serta Ba­pepam-LK sebagai regulator. Tentu saja se­mua rencana pengem­bang­an ter­­ sebut memerlukan kajian lebih lanjut dan mendalam. Demikian juga de­ngan ke­­­­­­mungki­nan-kemungkinan pengem­­ bang­­­­an la­in­­­­­­nya, KSEI akan selalu terbuka untuk ber­diskusi dengan para pelaku di pa­­sar modal. ”Saran dan usulan Anda ka­ mi tunggu”. l [ Syafruddin ] “Selain untuk efisiensi, keamanan dan kecepatan proses, fasilitas SWIFT diharapkan dapat mengurangi biaya komunikasi konvensional via telepon atau fax. Sangat dimungkinkan juga untuk memanfaatkan fasilitas ini guna menjembatani aliran in­formasi kepada pelaku pasar dari KPEI dan BEI serta Ba­pepam-LK sebagai regulator.” Edisi 03, 2008 standar messaging yang berlaku internasional, yaitu format ISO 15022 oleh De­ pository dan Bursa untuk meningkatkan pemrosesan corporate action. Walaupun rekomendasi AGC tidak spesifik menyebut SWIFT, namun format ISO 15022 telah secara umum digunakan oleh SWIFT. Sampai saat ini, di Asia Pasifik implementasi rekomendasi AGC dengan menggunakan SWIFT telah diterapkan di Singapura oleh CDP dan di Australia oleh ASX. Sedangkan di beberapa negara yaitu China (SSE), Malaysia (Bursa Depository), New Zealand (NZX) dan Indonesia (KSEI) masih dalam tahap rencana dan proses implementasi. Di masa datang secara bertahap, KSEI juga akan menggunakan koneksi SWIFT pengiriman instruksi dan konfirmasi terkait layanan kliring dan settlement Efek sebagaimana yang telah dilakukan di Australia (Austraclear), Hongkong (CMU on FIN), New Zealand (NZCSD), Singapura (MAS) dan Thailand (TSD fixed income). Bersama KSEI, infrastruktur pasar modal yang juga memiliki rencana yang sama antara lain adalah CHESS Australia, JASDEC Jepang, CDP Singapura, TSCD Taiwan dan TSD equities Thailand. Proses aktivasi keanggotaan SWIFT dan persiapan infrastruktur telah dilakukan KSEI sejak bulan April 2008 dan dijadwalkan pada kuartal ketiga tahun 2008, KSEI dapat mulai aktif menggunakan SWIFT. Berdasarkan data yang ada, memang hanya sebagian kecil pemakai jasa KSEI yang sudah memiliki koneksi SWIFT. Fakta tersebut tentunya memicu pertanyaan mengenai manfaat inisiatif ini bagi mayoritas pemakai jasa KSEI yang bukan anggota SWIFT. Pertanyaan lain juga dapat muncul terkait utilitas penggunaan SWIFT oleh KSEI yang tidak akan seoptimal penerapan SWIFT oleh bank di industri perbankan. Ada beberapa pengembangan lanjut­ an yang direncanakan KSEI terkait penggunaan SWIFT ini agar utilitasnya bisa meningkat. Salah satu hal yang mungkin diterapkan adalah pengembangan fasilitas di sistem C-BEST yang dapat menjembatani komunikasi antara pemodal mancanegara yang sudah terhubung ke SWIFT dengan institusi lokal antara lain Emiten/BAE, Broker dan Bank Kustodian yang tidak memiliki koneksi SWIFT. Fokuss liki PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) serta sistem BI-RTGS dan BI-SSSS milik Bank Indonesia sehari-hari cukup dimonitor, karena sudah sepenuhnya berjalan secara otomatis tanpa perlu intervensi manual. Untuk menunjang aktivitas pemakai jasa, yaitu Broker dan Bank Kustodian pada sistem C-BEST, saat ini sedang dikembangkan juga fasilitas antar muka sistem untuk menjembatani koneksi dan komunikasi data secara langsung dari sistem C-BEST ke sistem pemakai jasa. Fasilitas antar muka sistem tersebut nantinya diharapkan dapat menggantikan semi manual yang digunakan saat ini melalui proses upload dan download file. Walaupun dalam perannya sebagai LPP, KSEI hanya berhubungan langsung dengan Broker dan Bank Kustodian seba­ gai pemakai jasa, KSEI juga berusaha me­m­ fasilitasi kebutuhan peningkatan efi­­siensi proses dalam lingkup yang lebih luas. Inisiatif yang muncul dari pelaku pasar modal dunia dan juga berbagai re­komendasi, antara lain G30 untuk pe­­­nerapan suatu standar internasional mengenai format data dan jaringan komunikasi sela­lu menjadi perhatian serius KSEI. Salah satu standar yang akan di­adopsi untuk diterapkan dan dikembangkan KSEI sebagai standar komunikasi data yang berlaku secara internasional adalah The Society for World­ wide Interbank Financial Telecommunica­ tion (SWIFT). KSEI menyadari bahwa secara umum dan luas SWIFT telah digunakan oleh institusi pemodal mancanegara untuk berkomunikasi dengan Broker dan Bank Kustodian. Penerapan SWIFT diharapkan dapat mengoptimalkan fasilitas yang telah ada di sistem milik pemakai jasa KSEI yang sudah terhubung dengan SWIFT. Informasi dari KSEI kepada pemakai jasa akan lebih mudah diteruskan kepada pemodal global yang juga sudah terhubung ke SWIFT, demikian pula sebaliknya instruksi dari para pemodal kepada pemakai jasa dapat lebih mudah diproses untuk diteruskan ke sistem C-BEST. Pada tahap awal, KSEI akan menggunakan koneksi ke SWIFT untuk mendistribusikan informasi corporate action kepada pemakai jasa. Hal ini sesuai dengan rekomendasi Association of Glo­ bal Custodian (AGC) mengenai penerapan aktivitas ‘Team Building’ Pemakai Jasa 2008 KSEI kembali menyelenggarakan kegiatan Team Building Pemakai Jasa pada tanggal 25 - 27 April 2008 di Nusa Penida, Bali. Kegiatan bertema “Carnaval on the Beach” ini diselenggarakan untuk mempererat hubungan dan kerja sama di antara KSEI dan pemakai jasa, sekaligus sebagai bentuk apresiasi dan ucapan terima kasih KSEI terhadap para pemakai jasanya atas segala hasil yang telah dicapai selama ini. Kegiatan ini diikuti oleh 187 peserta yang berasal dari perwakilan Perusahaan Efek, Bank Kustodian, Biro Administrasi Efek, Bank Pembayaran, PT Bursa Efek Indonesia dan PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia. Acara ini dikemas dalam suasana yang bersifat santai, akrab dan menyenangkan dalam kegiatan Team Building di Nusa Penida. Rangkaian kegiatan ditutup dengan Gala Dinner di hotel yang menyajikan pemutaran film hasil kegiatan team building, berbagai performance dan pembagian door prize. Selamat dan sukses kepada seluruh tim panitia KSEI dan seluruh pemakai jasa KSEI. l RUPS Tahunan 2008 Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan KSEI Rabu (11/6) di Hotel Mulia, Senayan, Jakarta, menyepakati seluruh agenda yang dibahas. Mulai dari persetujuan atas Laporan Tahunan Perseroan dan pengesahan Laporan Keuangan Perseroan tahun 2007, pemberian bonus bagi karyawan, direksi dan dewan komisaris, persetujuan Perubahan Anggaran Dasar Perseroan, pengangkatan wakil Pemegang Saham sebagai anggota Komite Kerja Perseroan periode 2008-2010, pengangkatan lima wakil Pemegang Saham sebagai Komite Anggaran Perseroan tahun buku 2009 dan penunjukan Akuntan Publik untuk meng­ audit buku perseroan tahun buku 2007. l Edisi 03, 2008 statistik Fokuss ����������������������������������������� ���������������������������� Total Distribusi “Corporate Action” Periode Januari - Mei 2008 Jan - Mei 2008 Dana Equity (Dividen dan Exercise) Debt (Bunga dan Pokok) Total Dana Efek Rp (miliar) USD (juta) 10.612,72 22,10 8.536,17 7,05 19.148,89 29,16 ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������� (Jumlah/Unit Efek) Saham 87.477.691.936 Waran 1.456.436.114 626.608.199 HMETD ���������������������������������� ���������������������������� ����������������������������������������������� ���������������������������� ����������������������� �������� �������� ������� ������� ������� �������� ������� ������� �������� �������� ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������