Kepuasan Pasien Jaminan Kesehatan Nasional Terhadap Waktu Tunggu di Puskesmas dan Klinik Mitra BPJS Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN Disusun oleh : Muhammad Rafdi Akbar 1113103000038 PROGRAM STUDI KEDOKTERAN DAN PROFESI DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H/2016 M ii iii iv KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Alhamdulillah puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan ridho-Nya serta shalawat dan salam selalu tercurah kepada junjungan Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat, dan pengikutnya yang setia hingga akhir zaman. Dengan rahmat dan ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian dan laporan penelitian dengan judul “Kepuasan Pasien Jaminan Kesehatan Nasional Terhadap Waktu Tunggu yang diPuskesmas dan Klinik Mitra BPJS” Penyusunan laporan penelitian ini dapat terselesaikan karena bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat: 1. Prof. Dr. H. Arif Sumantri, S.KM., M.Kes. selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Keseharatan UIN Jakarta, 2. dr. Achmad Zaki,Sp.OT, M.Epid selaku Ketua Program Studi Pendidikan Dokter, 3. dr. Flori Ratna Sari, Ph.D selaku Penanggung Jawab Modul Riset Program Studi Pendidikan Dokter 2013, 4. dr. Risahmawati, Ph.D dan dr.Jono, Sp.PK selaku pembimbing pertama dan kedua saya yang selalu membimbing, mengajarkan, memfasilitasi, dan menyemangati. 5. Kedua orang tua saya, Lutfi Bagus dan Ellys Soeryani yang selalu memberikan kasih sayang, cinta, doa, dan semangat, sehingga memotivasi dan menguatkan saya dalam melakukan penelitian ini. 6. Adik saya tercinta, Farisa Aulia dan Dinda Selma Oktaviana yang telah memberikan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini. v 7. Seluruh petugas di Puskesmas Ciputat Timur, Puskesmas Pisangan, Klinik Makmur Jaya I dan Klinik Makmur Jaya II. 8. Teman sekelompok dan seperjuangan penelitian, Mochammad Billy Adam, Muhammad Fajar Ihsan yang telah menyemangati, membantu, dan berjuang bersama di dalam penelitian ini. 9. Herjunianto yang telah memberikan contoh kuesioner. 10. Semua responden yang telah bersedia untuk menjalani penelitian ini. 11. Seluruh mahasiswa PSPD UIN Jakarta angkatan 2013. 12. Serta untuk semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu. Penulis menyadari dalam penyusunan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan. Kritik dan saran yang membangun dari semua pihak akan penulis terima demi laporan penelitian yang lebih baik. Penulis berharap penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan. Akhir kata, semoga segala bantuan yang telah diberikan kepada penulis akan mendapat balasam, rahmat, dan ridho dari Allah SWT, Amin. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Ciputat, 8 Desember 2016 Penulis vi ABSTRAK Muhammad Rafdi Akbar. Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter. Kepuasan Pasien Jaminan Kesehatan Nasional Terhadap Waktu Tunggu di Puskemas dan Klinik Mitra BPJS. Latar Belakang: Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan program pemerintah yang memberikan jaminan kesehatan kepada pesertanya. Sampai saat ini masih sedikit penelitian yang meneliti kepuasan peserta JKN. Salah satu faktor yang mempengaruhi kepuasan pasien adalah waktu tunggu. Tujuan: Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kepuasan pasien peserta JKN terhadap waktu tunggu pelayanan yang didapatkan dari fasilitas kesehatan. Metode: Penelitian ini menggunakan desain observasional dengan pendekatan potong lintang. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Ciputat Timur, Puskesmas Pisangan, Klinik Makmur Jaya I dan II. Responden pada penelitian ini berjumlah 96 orang. Pengambilan data menggunakan metode cluster random sampling dan dilakukan dengan cara membagikan kuesioner kepada responden. Hasil: Sebanyak 69 orang (71,9%) menyatakan waktu tunggu cukup cepat, 59 orang (61,5%) cukup puas terhadap waktu tunggu, 56 orang (58,3%) merasa waktu tunggu farmasi cukup cepat, 49 orang (51%) cukup puas terhadap waktu tunggu obat, 53 orang ( 55,2%) setuju untuk kembali ke fasilitas kesehatan, 61 orang (63,5%) setuju untuk mengajak orang lain ke fasilitas kesehatan dan 47 orang (49%) cukup setuju jika waktu tunggu dipercepat. Rata – rata waktu tunggu di fasilitas kesehatan adalah 14,24 menit, rata – rata waktu pemeriksaan adalah 5,58 menit dan rata – rata waktu menerima obat adalah 8,63 menit. Kesimpulan: Peserta JKN merasa cukup puas terhadap waktu tunggu yang diberikan fasilitas kesehatan. Kata Kunci : Waktu tunggu, Kepuasan, Peserta jaminan kesehatan nasional vii ABSTRACT Muhammad Rafdi Akbar. Medical Education and Profession Program. JKN Patient Satisfaction with the waiting time in General Health Centers and Clinic Partner of BPJS. Background: Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) is a government program that provides health insurance to their participants. Until now, there Is only a small number of study that examined JKN participant’s patient satisfaction. One of the factors that influence patient satisfaction is the waiting time. Objective: This study was conducted to determine JKN participant patient satisfaction to the waiting time received from the health facility. Method: This study used observational design with cross sectional approach. This study was conducted in East Ciputat general health center, Pisangan general health center, Makmur Jaya I and II clinic. The number of respondents in this research were 96 people. This Study was carried out using cluster random sampling method by distributing questionnaires to the respondents. Results: From the data obtained as many as 69 people (71.9%) said that the waiting time is quite fast, 59 (61.5%) are quite satisfied with the waiting time, 56 (58.3%) felt the wait time for the pharmacy is quickly enough, 49 people (51%) are quite satisfied with the waiting time for the medicine, 53 people (55.2%) agreed to come back to the health facility, 61 people (63.5%) agreed to invite other people to the health facilities and 47 (49% ) quite agree if the waiting time is accelerated. Average waiting times at health facilities is 14.24 minutes, average examination time is 5.58 minutes and the average time for receiving the medicine is 8.63 minutes. Conclusion: JKN participant patient feel quite satisfied with the waiting time given by health facility. Keyword : Waiting time, Satisfaction, JKN participant viii DAFTAR ISI LEMBAR JUDUL.............................................................................................................. i LEMBAR PERNYATAAN ................................................. Error! Bookmark not defined. LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .................... Error! Bookmark not defined. LEMBAR PENGESAHAN ................................................. Error! Bookmark not defined. ABSTRAK ....................................................................................................................... vii ABSTRACT .................................................................................................................... viii DAFTAR ISI .................................................................................................................... ix DAFTAR TABEL ........................................................................................................... xii DAFTAR GAMBAR...................................................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................. xiv DAFTAR SINGKATAN................................................................................................. xv BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1 1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 3 1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................................... 3 1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................................... 3 1.4.1 Untuk Institusi Pemerintah ................................................................................ 3 1.4.2 Untuk Masyarakat .............................................................................................. 3 1.4.3 Untuk Peneliti .................................................................................................... 3 1.4.4 Untuk Peneliti Lain ............................................................................................ 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................................... 4 2.1 Landasan Teori ......................................................................................................... 4 2.1.1 Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) .................................................................. 4 2.1.2 BPJS Kesehatan ................................................................................................. 5 ix 2.1.3 Fasilitas Pelayanan Kesehatan ........................................................................... 6 2.1.4 Puskesmas .......................................................................................................... 6 2.1.5 Klinik ................................................................................................................. 8 2.1.6 Kepuasan............................................................................................................ 8 2.1.6.1 Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Pasien ......................................... 10 2.1.6.2 Aspek Yang Mempengaruhi Kepuasan Pasien ......................................... 10 2.1.7 Waktu Tunggu ................................................................................................. 10 2.1.8 Loyalitas........................................................................................................... 12 2.1.9 Kecepatan Pelayanan ....................................................................................... 13 2.1.10. Waktu Tunggu Obat ...................................................................................... 13 2.1.11 Waktu Pemeriksaan ....................................................................................... 13 2.2 Definisi Operasional ............................................................................................... 14 2.3 Kerangka Teori ....................................................................................................... 16 2.4 Kerangka Konsep .................................................................................................... 17 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..................................................................... 18 3.1 Desain Penelitian .................................................................................................... 18 3.2 Lokasi Penelitian..................................................................................................... 18 3.3 Waktu Penelitian ..................................................................................................... 18 3.4 Populasi................................................................................................................... 18 3.5 Pengambilan Sampel............................................................................................... 18 3.6 Kriteria Penelitian ................................................................................................... 19 3.6.1 Kriteria Inklusi ................................................................................................. 19 3.6.2 Kriteria Ekslusi ................................................................................................ 19 3.7 Besar Sampel .......................................................................................................... 19 3.8 Variabel Penelitian .................................................................................................. 20 3.8.1 Variabel Terikat ............................................................................................... 20 3.8.2 Variabel Bebas ................................................................................................. 20 3.9 Management Data ................................................................................................... 20 x 3.9.1 Alat dan Instrumen........................................................................................... 20 3.9.2 Jenis Data ......................................................................................................... 20 3.9.3 Pengumpulan Data ........................................................................................... 20 3.9.4 Uji Validitas dan Reliabilitas ........................................................................... 21 3.9.5 Alur Penelitian ................................................................................................. 22 3.9.6 Teknik Pengolahan Data ................................................................................. 22 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................ 24 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ....................................................................... 24 4.1.1 Puskesmas Pisangan ........................................................................................ 24 4.1.2 Puskesmas Ciputat Timur ................................................................................ 24 4.1.3 Klinik Makmur Jaya I ...................................................................................... 24 4.1.4 Klinik Makmur Jaya II ..................................................................................... 24 4.2 Hasil ........................................................................................................................ 25 4.2.1 Karakteristik Responden .................................................................................. 25 4.2.2 Hasil Uji Instrumen Penelitian ......................................................................... 28 4.2.2.1 Hasil Uji Validitas Data ............................................................................ 28 4.2.2.2 Hasi Uji Reliabilitas Data ......................................................................... 29 4.2.3 Distribusi Kepuasan Responden ...................................................................... 30 4.2.3.1. Penilaian Kecepatan Pelayanan ............................................................... 30 4.2.3.2 Kepuasan Pasien Terhadap Waktu Tunggu .............................................. 32 4.2.3.3 Keinginan Pasien terhadap Fasilitas Kesehatan ........................................ 35 4.2.3.4 Rata – rata Waktu Pelayanan .................................................................... 38 4.2.3.5 Penilaian Responden di Puskesmas .......................................................... 39 1. Penilaian Kecepatan Pelayanan .................................................................... 39 2. Kepuasan Pasien Terhadap Waktu Tunggu .................................................. 41 3. Keinginan Pasien Terhadap Puskesmas ........................................................ 43 4. Rata – rata Waktu Pelayanan di Puskesmas.................................................. 46 4.2.3.6 Penilaian Responden di Klinik.................................................................. 47 xi 1. Penilaian Kecepatan Pelayanan .................................................................... 47 2. Kepuasan Pasien Terhadap Waktu Tunggu .................................................. 49 3. Keinginan Pasien Terhadap Klinik ............................................................... 52 4. Rata – rata Waktu Pelayanan di Klinik ......................................................... 55 4.3 Pembahasan ............................................................................................................ 55 4.3.1 Karakteristik Responden .................................................................................. 55 4.3.2 Kecepatan Pelayanan ....................................................................................... 57 4.3.3 Kepuasan Responden ....................................................................................... 58 4.3.4 Keinginan Responden terhadap Fasilitas Kesehatan ....................................... 60 4.3.5 Rata – Rata Waktu Pelayanan .......................................................................... 61 4.4 Keterbatasan Penelitian........................................................................................... 64 4.6 Kelebihan Penelitian ............................................................................................... 64 BAB V SIMPULAN DAN SARAN ................................................................................ 65 5.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 65 5.2 Saran ....................................................................................................................... 65 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 66 LAMPIRAN .................................................................................................................... 70 DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Definisi Operasional ......................................................................................... 14 Tabel 4.1 Jumlah Kuesioner ............................................................................................. 25 Tabel 4.2 Karakeristik Responden .................................................................................... 26 Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas ............................................................................................ 29 Tabel 4.4 Hasil Uji Reliabilitas ......................................................................................... 29 Tabel 4.5 Penilaian Kecepatan Pelayanan ........................................................................ 30 Tabel 4.6 Kepuasan Pasien Terhadap Waktu Tunggu ...................................................... 32 xii Tabel 4.7 Keinginan Pasien Terhadap Fasilitas Kesehatan .............................................. 35 Tabel 4.8 Rata – rata Waktu Pelayanan ............................................................................ 38 Tabel 4.9 Penilaian Kecepatan Pelayanan di Puskesmas .................................................. 39 Tabel 4.10 Kepuasan Pasien Terhadap Waktu Tunggu di Puskesmas.............................. 41 Tabel 4.11 Keinginan Pasien Terhadap Puskesmas .......................................................... 43 Tabel 4.12 Rata – rata Waktu Pelayanan Puskesmas........................................................ 46 Tabel 4.13 Penilaian Kecepatan Pelayanan di Klinik ....................................................... 47 Tabel 4.14 Kepuasan Pasien Terhadap Waktu Tunggu di Klinik ..................................... 49 Tabel 4.15 Keinginan Pasien Terhadap Klinik ................................................................. 52 Tabel 4.16 Rata – rata Waktu Pelayanan di Klinik ........................................................... 55 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Kerangka Teori ............................................................................................. 16 Gambar 2.2 Kerangka Konsep .......................................................................................... 17 Gambar 3.1 Alur Penelitian .............................................................................................. 22 Gambar 4.1 Distribusi Jenis Kelamin Responden ............................................................ 27 Gambar 4.2 Distribusi Umur Responden .......................................................................... 27 Gambar 4.3 Distribusi Pekerjaan Responden ................................................................... 28 Gambar 4.4 Penilaian Responden Terhadap Kecepatan Pelayanan .................................. 31 Gambar 4.5 Penilaian Responden Terhadap Kecepatan Pemberian Obat ........................ 31 Gambar 4.6 Kepuasan Pasien Terhadap Waktu Tunggu .................................................. 33 Gambar 4.7 Kepuasan Pasien Terhadap Waktu Tunggu Farmasi..................................... 33 Gambar 4.8 Keinginan untuk Kembali Berobat di Fasilitas Kesehatan............................ 36 Gambar 4.9 Keinginan untuk Mengajak Kerabat Berkunjung ke Fasilitas Kesehatan ..... 36 Gambar 4.10 Keinginan Waktu Tunggu dipercepat di Fasilitas Kesehatan ..................... 37 xiii Gambar 4.11 Kecepatan Pelayanan di Puskesmas ............................................................ 40 Gambar 4.12 Kecepatan Pemberian Obat di Puskesmas .................................................. 40 Gambar 4.13 Kepuasan Terhadap Waktu Tunggu di Puskesmas ..................................... 42 Gambar 4.14 Kepuasan Terhadap Waktu Tunggu Farmasi di Puskesmas ....................... 42 Gambar 4.15 Keinginan untuk Kembali Berobat di Puskesmas ....................................... 44 Gambar 4.16 Keinginan untuk Mengajak Kerabat Berkunjung ke Puskesmas ................ 44 Gambar 4.17 Keinginan Waktu Tunggu dipercepat di Puskesmas ................................... 45 Gambar 4.18 Penilaian Responden Terhadap Kecepatan Pelayanan di Klinik ................ 48 Gambar 4.19 Penilaian Responden Terhadap Kecepatan Pemberian Obat di Klinik ....... 48 Gambar 4.20 Kepuasan Pasien Terhadap Waktu Tunggu di Klinik ................................. 50 Gambar 4.21 Kepuasan Pasien Terhadap Waktu Tunggu Farmasi di Klinik ................... 50 Gambar 4.22 Keinginan untuk Kembali Berobat di Klinik .............................................. 53 Gambar 4.23 Keinginan Mengajak Kerabat Berkunjung ke Klinik.................................. 53 Gambar 4.24 Keinginan Waktu Tunggu dipercepat di Klinik .......................................... 54 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Informed Consent .......................................................................................... 70 Lampiran 2 Riwayat Hidup Penulis .................................................................................. 71 xiv DAFTAR SINGKATAN ASKES: Asuransi Kesehatan AWT: Actual Waiting Time BPJS: Badan Penyelenggara Jaminan Sosial EWT: Expected WaitingTime HAM: Hak Asasi Manusia JAMKESDA: Jaminan Kesehatan Daerah JAMKESMAS: Jaminan Kesehatan Masyarakat JAMSOSTEK: Jaminan Sosial Tenaga Kerja JKN: Jaminan Kesehatan Nasional PBB: Perserikatan Bangsa – Bangsa POLRI: Kepolisian Negara Republik Indonesia PUSKESMAS: Pusat Kesehatan Masyarakat PWT: Perceived Waiting Time MENKES: Menteri Kesehatan RSUD: Rumah Sakit Umum Daerah SJSN: Sistem Jaminan Sosial Nasional SD: Sekolah Dasar SK: Surat Keputusan TNI: Tentara Nasional Indonesia UHC: United Healthcare UPTD: Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan UU: Undang-Undang WHA: World Health Assembly WHO:World Health Organization xv BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan kebutuhan utama manusia. Menurut WHO, Sehat berarti suatu keadaan sejahtera yang meliputi fisik, mental dan sosial yang tidak hanya bebas dari penyakit ataupun kelemahan fisik atau mental. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia sehat berarti keadaan seluruh badan dan bagian – bagiannya bebas dari penyakit. UU No.36 Tahun 2009, menyatakan bahwa kesehatan berarti keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.1, 2, 3 Deklarasi PBB 1948 tentang HAM pasal 25 ayat 1 menyatakan bahwa setiap orang berhak mendapatkan kehidupan yang memadai, baik kesehatan maupun kesejahteraan hingga akhir hidupnya. Hal ini menunjukkan bahwa setiap orang berhak mendapatkan pelayanan kesehatan hingga akhir hidupnya. Pancasila, sila ke 5 berbunyi “ Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia” mempunyai makna bahwa setiap orang berhak mendapatkan keadilan sosial berupa perlakuan yang sama. Dalam UU No.36 tahun 2009 ditegaskan bahwa setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang kesehatan dan memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau. Untuk memenuhi hal tersebut pemerintah membuat program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).3, 4, 5 Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dibentuk pemerintah untuk memberikan jaminan kesehatan bagi pesertanya. Badan yang mengatur JKN adalah Badan Penyelenggara Jaminan Nasional (BPJS).5, 6 Peserta jaminan kesehatan nasional adalah setiap orang, termasuk orang asing yang telah bekerja di Indonesia minimal 6 bulan, yang telah membayar iuran kepada BPJS. Pada tanggal 8 april 2016 peserta BPJS kesehatan tercatat sebanyak 165.332.746 orang.5, 7 1 Jumlah fasilitas kesehatan yang sudah mendukung BPJS kesehatan pada tanggal 1 april 2016 adalah Puskesmas sebanyak 9812 buah, klinik TNI 714 buah, klinik POLRI 569 buah, klinik pratama 3401 buah dan dokter praktek 4429 buah. Karena banyaknya peserta jaminan kesehatan nasional, banyak masalah yang terjadi pada program ini salah satunya adalah waktu tunggu.7 Waktu tunggu adalah waktu yang digunakan pasien untuk mendapatkan pelayanan kesehatan mulai dari tempat pendaftaran sampai masuk ke tempat pemeriksaan dokter. Waktu tunggu merupakan salah satu faktor yang menentukan kepuasan pasien. Semakin lama waktu tunggu yang dihabiskan pasien, semakin rendah tingkat kepuasan pasien tersebut. Tingkat kepuasan pasien yang rendah membuat pasien tidak ingin kembali ke pelayanan kesehatan tersebut, sehingga pasien akan mencari pelayanan kesehatan lain. Selain itu, waktu tunggu juga memberikan peranan penting meningkatkan bisnis pelayanan kesehatan.5, 8, 9 Terdapat sebuah penelitian tentang waktu tunggu dan kepuasan pasien di Indonesia. Penelitian yang dilakukan oleh Herjunianto (2014) di Instansi Rawat Jalan RSAL dr.Ramelan, Surabaya, menunjukkan bahwa, pasien yang berobat di rumah sakit tersebut, sebagian besar harus menunggu 2 hingga 4 jam untuk mendapatkan pelayanan dari dokter, sedangkan harapan pasien adalah dapat diperiksa kurang dari 1 jam. Menurut penelitian tersebut perbedaan antara ekspetasi waktu tunggu dan waktu tunggu sangat berpengaruh terhadap kepuasan pasien.10 Peneliti menemukan hanya sedikit penelitian yang meneliti kepuasan pasien peserta JKN. Karena waktu tunggu termasuk salah satu yang mempengaruhi kepuasan pasien dan hanya sedikit penelitian yang membahas kepuasan pasien peserta JKN. Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini. Waktu tunggu yang akan dibahas di penelitian ini adalah waktu tunggu pasien untuk mendapatkan pelayan dari dokter setelah mendaftar di loket pendaftaran, waktu pemeriksaan dan waktu farmasi yaitu waktu untuk menerima obat. 2 1.2 Rumusan Masalah Bagaimana tingkat kepuasan peserta JKN kesehatan terhadap waktu pelayanan yang diberikan oleh puskesmas dan klinik mitra BPJS ? 1.3 Tujuan Penelitian Untuk melihat tingkat kepuasan peserta JKN terhadap waktu tunggu di puskesmas dan klinik mitra BPJS. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat berupa : 1.4.1 Untuk Institusi Pemerintah 1. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan tentang program BPJS. 2. Hasil Penelitian dapat menggambarkan kepuasan pasien JKN terhadap waktu tunggu saat ini. 1.4.2 Untuk Masyarakat 1. Dapat menambah pengetahuan tentang program pemerintah yaitu JKN. 2. Dapat mewakili saran dari masyarakat kepada pemerintah tentang program JKN. 1.4.3 Untuk Peneliti 1. Sebagai salah satu persyaratan bagi peneliti dalam menempuh program preklinik yang ingin meraih Gelar Sarjana Kedokteran pada Jurusan Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) UIN Syarif Hidayatullah. 2. Mendapatkan pengalaman dalam melakukan penelitian dengan menggunakan metode observasional. 1.4.4 Untuk Peneliti Lain Hasil penelitian yang dilakukan dapat membuka kesempatan untuk membuat penelitian lain tentang kepuasan pasien JKN terhadap waktu tunggu. 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan bagian dari Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). JKN dilaksanakan melalui mekanisme asuransi kesehatan sosial yang bersifat wajib. Tujuan dari program ini agar semua penduduk Indonesia terlindungi dalam sistem asuransi.5 Jaminan Kesehatan Nasional dibuat berdasarkan resolusi WHA ke-58 tahun 2005 di jenewa yang menginginkan setiap negara mengembangkan Universal Health Coverage (UHC) bagi seluruh masyarakat.11 Untuk memenuhi resolusi tersebut pemerintah membentuk jaminan sosial di bidang kesehatan, diantaranya adalah PT. Askes (Persero) dan PT. Jamsostek (Persero). Untuk masyarakat miskin dan tidak mampu, pemerintah memberikan jaminan yaitu Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) dan Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda). Karena terbagi – baginya jaminan tersebut, biaya kesehatan dan mutu pelayanan sulit terkendali.11 Untuk mengatasi hal tersebut, pada tahun 2004 dikeluarkan UndangUndang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). Undang-undang tersebut menyatakan bahwa program jaminan sosial wajib bagi seluruh masyarakat termasuk program Jaminan Kesehatan melalui suatu badan penyelenggara jaminan sosial.11 Badan penyelenggara jaminan sosial telah diatur dengan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) yang terdiri dari BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. Program jaminan kesehatan yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan dimulai sejak 1 Januari 2014. Program tersebut adalah program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).11 4 2.1.2 BPJS Kesehatan BPJS Kesehatan adalah badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan sosial kesehatan. BPJS Kesehatan dibentuk dengan UU No. 40 Tahun 2004 Tentang SJSN dan UU No. 24 Tahun 2011 Tentang BPJS.5 Kedua UU tersebut mengatur pembubaran PT Askes Persero dan mengubah PT Askes Persero menjadi BPJS Kesehatan. Pembubaran PT Askes Persero dilaksanakan dengan pengalihan hak, kewajiban dan aset PT Askes Persero kepada BPJS Kesehatan.5 Berdasarkan buku pegangan sosialisasi jaminan kesehatan nasional (JKN) dalam sistem jaminan sosial nasional,5 BPJS Kesehatan mempunyai tugas yaitu: 1. Menerima pendaftaran keanggotaan JKN 2. Badan pengumpul iuran peserta, pemberi kerja dan pemerintah 3. Mengelola dana JKN 4. Membiayai pelayanan kesehatan 5. Mengumpulkan dan mengelola data peserta JKN 6. Memberikan informasi mengenai program JKN Untuk melaksanakan tugas-tugas tersebut, BPJS Kesehatan diberi kewenangan yaitu: 1. Menagih iuran 2. Menggunakan dana jaminan sosial untuk investasi jangka pendek dan jangka panjang 3. Melakukan pengawasan terhadap peserta dan pemberi kerja dalam memenuhi kewajibannya 4. Membuat kesepakatan dengan fasilitas kesehatan mengenai besar pembayaran fasilitas kesehatan sesuai dengan standar tarif yang ditetapkan oleh Pemerintah.5 5 2.1.3 Fasilitas Pelayanan Kesehatan Berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 71 tahun 2013, Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk memberikan pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah atau masyarakat.12 . Fasilitas kesehatan terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu fasilitas kesehatan tingkat pertama, fasilitas kesehatan tingkat lanjutan, dan fasilitas kesehatan pendukung.12 Fasilitas kesehatan tingkat pertama menyelenggarakan pelayanan kesehatan non spesialistik, sedangkan fasilitas kesehatan tingkat lanjutan menyelenggarakan pelayanan kesehatan spesialistik dan subspesialistik. Fasilitas kesehatan pendukung melayani pelayanan obat, optik, dan dukungan medis lainnya.12 2.1.4 Puskesmas Berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 75 tahun 2014, Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif.13 Wilayah kerja puskesmas adalah satu kecamatan. Apabila didalam satu kecamatan terdapat lebih dari satu puskesmas, maka tanggung jawab puskesmas dibagi antar puskesmas berdasarkan konsep wilayah (desa/kelurahan atau RW).13 Berdasarkan hal tersebut Puskesmas dibagi menjadi puskesmas kecamatan dan puskesmas kelurahan/ desa. Puskesmas memiliki beberapa tugas yaitu: 1. Unit Pelaksana Teknis, Sebagai unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota (UPTD), puskesmas berperan menyelenggarakan sebagian dari tugas Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan merupakan unit pelaksana tingkat pertama pembangunan kesehatan di Indonesia. 6 2. Pembangunan kesehatan, penyelenggaraan upaya kesehatan untuk meningkatkan kesadaran hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. 3. Penanggungjawab Penyelenggaraan, Penanggungjawab utama penyelenggaraan seluruh upaya pembangunan kesehatan di wilayah kabupaten/kota adalah Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, sedangkan puskesmas bertanggungjawab hanya sebagian upaya pembangunan kesehatan yang dibebankan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota sesuai dengan kemampuannya.14 Puskesmas memiliki beberapa fungsi : 1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan. Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau masyarakat di wilayah kerjanya untuk mendukung pembangunan kesehatan. Di samping itu puskesmas aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program pembangunan di wilayah kerjanya. 2. Pusat pemberdayaan masyarakat. Puskesmas selalu berupaya agar masyarakat memiliki kesadaran melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan, serta ikut menetapkan, menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program kesehatan. 3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama. Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama. Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggung jawab puskesmas meliputi: a). Pelayanan kesehatan perorangan, Pelayanan kesehatan yang bersifat pribadi dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit, pemulihan kesehatan seseorang, pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit. b). Pelayanan kesehatan masyarakat Pelayanan kesehatan yang bersifat publik dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit, penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan..14 7 2.1.5 Klinik Menurut peraturan Menteri Kesehatan No.9 Tahun 2014, klinik adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan perorangan. Pelayanan medis yang diberikan adalah pelayanan medis dasar dan/atau spesialistik. Klinik menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bersifat promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. 15 Berdasarkan jenis pelayanannya klinik dibagi menjadi klinik pratama dan klinik utama. Klinik pratama adalah klinik yang menyelenggarakan pelayanan medik dasar baik dasar maupun khusus. Klinik utama merupakan klinik yang menyelenggarakan pelayanan medik spesialistik atau pelayanan medik dasar dan spesialistik. Klinik pratama dan utama dapat mengkhususkan pelayanan pada satu bidang tertentu berdasarkan disiplin ilmu atau organ.15 Tenaga kerja klinik terdiri atas tenaga medis, tenaga kesehatan lain dan tenaga non kesehatan.15 1. Tenaga medis pada Klinik Pratama minimal terdiri dari 2 orang dokter dan/atau dokter gigi. 2. Tenaga medis pada Klinik Utama minimal terdiri dari 1 orang dokter spesialis dari masing-masing spesialisasi sesuai jenis pelayanan yang diberikan. 3. Klinik Utama dapat mempekerjakan dokter dan/atau dokter gigi sebagai tenaga pelaksana pelayanan medis. 2.1.6 Kepuasan Kepuasan memiliki banyak arti menurut Philip Kotler (2012) , kepuasan merupakan perasaan seseorang berupa rasa puas atau kecewa terhadap hasil akhir suatu produk atau pekerjaan dibandingkan dengan ekspektasi yang ia harapkan. Jika hasilnya lebih rendah dibandingkan dengan ekspektasi, seseorang akan merasa tidak puas. Jika sesuai atau melebih ekspektasi , seseorang akan merasa puas. Menurut Band William (1991), Kepuasan pelanggan merupakan suatu tingkatan dimana kebutuhan, keinginan dan harapan dari pelenggan dapat 8 terpenuhi yang akan mengakibatkan terjadinya pembelian ulang atau kesetiaan yang berlanjut.16, 17 Kepuasan seseorang terhadap sesuatu dipengaruhi oleh banyak hal, terutama hubungan loyalitas yang dimiliki seseorang terhadap suatu merk. Seseorang akan lebih memilih suatu merk yang dia anggap sudah bagus bagi dirinya. Faktor yang tak kalah penting untuk menciptakan kepuasan konsumen adalah kinerja dari agen yang biasanya diartikan dengan kualitas dari agen tersebut.10, 18 Produk jasa yang berkualitas memegang peranan penting untuk membentuk kepuasan pelanggan. Semakin berkualitas produk dan jasa yang diberikan, maka kepuasan yang dirasakan oleh pelanggan semakin tinggi. Bila kepuasan pelanggan semakin tinggi, maka dapat menimbulkan keuntungan bagi badan usaha tersebut. Pelanggan yang puas akan terus melakukan pembelian pada badan usaha tersebut. Demikian pula sebaliknya jika tanpa ada kepuasan, dapat mengakibatkan pelanggan pindah pada produk lain.10, 19 Tingkat kepuasan adalah fungsi dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan dengan harapan. Dengan demikian, harapan pelanggan melatar belakangi mengapa dua organisasi pada jenis bisnis yang sama dapat dinilai berbeda oleh pelanggannya. Harapan mereka dibentuk oleh pengalaman pembelian dahulu, komentar teman dan kenalannya serta janji dari perusahaan tersebut. Harapan pelanggan seiring berjalannya waktu akan berkembang dengan semakin bertambahnya pengalaman pelanggan. 16, 19 Kepuasan pasien adalah suatu tingkat perasaan pasien yang timbul sebagai akibat dari perbandingan antara kinerja pelayanan fasilitas kesehatan terhadap kinerja fasilitas kesehatan yang diharapkan. Terdapat beberapa indikator yang dapat mempengaruhi kepuasan dari pasien terhadap pelayanan kesehatan. Indikator yang dimaksudkan disini adalah hal – hal yang dapat dinilai dalam menentukan tingkat kepuasan pasien. Indikator tersebut adalah : 20 1. Mendapat informasi yang menyeluruh, 2. Mendapat jawaban yang dimengerti terhadap pertanyaan pasien, 3. Memberikan kesempatan bertanya 9 4. Penggunaan bahasa yang dimengerti pasien 5. Kesinambungan pelayanan 6. Waktu tunggu 7. Tersedianya sarana dan prasana yng memadai 8. Biaya pelayanan 2.1.6.1 Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Pasien Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kepuasan pasien : 1. Kualitas produk atau jasa, Pasien akan merasa puas bila mereka mendapatkan produk atau jasa yang digunakan berkualitas. Hal ini dipengaruhi oleh 2 hal yaitu kenyamanan kualitas produk atau jasa yang sesungguhnya dan komunikasi dalam mempromosikan fasilitas kesehatan. 2. Kualitas pelayanan, dalam hal ini pasien akan merasa puas jika mereka memperoleh pelayanan yang baik atau sesuai dengan yang diharapkan. 3. Faktor emosional, emosi pasien mempengaruhi kepuasan pasien.20 2.1.6.2 Aspek Yang Mempengaruhi Kepuasan Pasien Ada empat aspek yang dapat diukur yaitu: 1. Kenyamanan, berhubungan dengan kenyamanan terhadap sarana dan prasarana fasilitas kesehatan 2. Hubungan pelanggan dengan petugas rumah sakit, berhubungan dengan komunikasi yang antara pasien dengan petugas pelayanan kesehatan 3. Kompetensi teknis petugas, dapat dijabarkan dalam pertanyaan kecepatan pelayanan pendaftaran, keterampilan dalam penggunaan teknologi, pengalaman petugas medis, mengambil keputusan. 4. Biaya, berhubungan dengan biaya pada fasilitas kesehatan seperti kewajaran biaya, kejelasan biaya, peringanan untuk orang tidak mampu.21 2.1.7 Waktu Tunggu Waktu tunggu adalah waktu yang digunakan pasien untuk mendapatkan pelayanan kesehatan mulai tempat pendaftaran sampai masuk ke ruang 10 pemeriksaan dokter. Waktu tunggu merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kepuasan pasien.22 Dari beberapa penelitian sebelumya ditemukan bahwa waktu tunggu sangat berpengaruh terhadap kepuasan pasien. Waktu tunggu juga merupakan masalah yang sering menimbulkan keluhan pasien dibeberapa rumah sakit. Lama waktu tunggu pasien mencerminkan bagaimana rumah sakit mengelola komponen pelayanan yang disesuaikan dengan situasi dan harapan pasien. Pelayanan yang baik dan bermutu tercermin dari pelayanan yang ramah, cepat, serta nyaman. 22, 23 Menunggu merupakan suatu proses yang tidak bisa dihindarkan di pelayanan kesehatan. Menunggu di ruang tunggu merupakan suat hal yang biasa pada suatu pelayanan kesehatan, namun demikian pasien tidak suka untuk dibuat menunggu.24 Proses Pelayanan pada pelayanan poliklinik minimal terdiri dari tiga tahap yaitu proses pendaftaran, penyiapan rekam medis, dan proses menunggu hingga pasien bertemu dan mendapat pelayanan dari dokter. Masing – masing proses tersebut melibatkan sarana/prasarana serta sumber daya manusia seperti petugas pendaftaran, rekam medis, perawat serta dokter. Sarana/prasarana serta sumber daya manusia secara langsung akan menentukan kecepatan pelayanan masing – masing proses dan terakumulasi menjadi waktu tunggu pada poliklinik.24 Waktu tunggu di Indonesia sudah ditetapkan oleh Kementrian Kesehatan melalui standar pelayanan minimal. Setiap RS harus mengikuti standar pelayanan minimal tentang waktu tunggu ini. Standar pelayanan minimal di rawat jalan berdasarkan Kemenkes Nomor 129/Menkes/SK/II/2008 ialah ≤ 60 menit, waktu tunggu untuk mendapatkan obat jadi ialah ≤ 30 menit dan obat racikan ialah ≤ 60 menit.25 Terdapat beberapa jenis waktu tunggu :26 1. First Waiting Time : adalah waktu yang dikeluarkan pasien sejak datang di fasilitas kesehatan hingga jam perjanjian untuk bertemu. Hanya pasien yang datang lebil awal yang mempunyai first waiting time. Jika dihubungkan dengan fasilitas kesehatan Indonesia, bisa diartikan waktu 11 yang pasien keluarkan sejak datang di fasilitas kesehatan hingga jam untuk mendaftar di loket pendaftaran. 2. True Waiting Time : adalah waktu yang dikeluarkan pasien sejak jam perjanjian hingga pasien diterima/ diperiksa oleh dokter. Jika dihubungkan dengan fasilitas kesehatan Indonesia, bisa diartikan waktu yang pasien keluarkan sejak mendaftar di loket hingga diperiksa oleh dokter. 3. Total Primary Waiting Time : adalah waktu tunggu pasien keseluruhan sebelum bertemu dengan dokter. Waktu tunggu yang merupakan gabungan dari keduanya Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi waktu tunggu yaitu variasi waktu pemeriksaan, waktu pelayanan yang panjang, pola kedatangan pasien, pasien tidak datang pada waktu perjanjian, jumlah pasien yang datang tanpa perjanjian, pola kedatangan dokter, dan terputusnya pelayanan pasien karena keinginan dokter untuk berhenti sebentar selama praktek.26 Kepuasan terhadap waktu tunggu dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu expected waiting time (EWT), perceived waiting time (PWT), actual waiting time (AWT), Disconfirmation.10 Sampai saat ini belum penulis masih belum menemukan arti dari konsep expected waiting time (EWT). Namun, jika diartikan secara sederhana EWT adalah waktu tunggu yang diharapkan. Perceived waiting time (PWT) adalah durasi waktu yang pelanggan rasakan untuk mendapatkan pelayanan dari pemberi layanan. Actual Waiting Time (AWT) adalah durasi waktu yang pelanggan gunakan untuk mendapatkan pelayanan dari pemberi layanan.27 Disconfirmation adalah perbedaan antara persepsi dan ekspetasi terhadap waktu tunggu.10 2.1.8 Loyalitas Menurut Gilbert (2001) Loyalitas adalah pengukuran seberapa sering konsumen ketika sedang memilih barang atau jasa, memilih barang atau jasa yang sama dalam periode yang sama. Salah satu target perusahaan adalah membuat pelanggan menjadi loyal terhadap produk atau merk yang ditawarkan perusahaan. 12 Ketika perusahaan bisa membuat pelanggan loyal, bisa dikatakan perusahaan tersebut sudah berhasil.28 2.1.9 Kecepatan Pelayanan Kecepatan pelayanan adalah target waktu pelayanan yang dapat diselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan oleh penyelenggara pelayanan. Kecepatan pelayanan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan. Jika diartikan satu per satu kecepatan adalah sebuah satuan dari pergerakan yang telah dilakukan oleh seseorang atau suatu hal. Sedangkan pelayanan adalah aktivitas ekonomi yang melibatkan interaksi antara konsumen dengan barang – barang milik, namun tidak menghasilkan transfer kepemilikan. Dapat disimpulkan kecepatan pelayanan adalah seberapa cepat aktivitas ekonomi yang dilakukan oleh sebuah organisasi atau perusahaan untuk berinteraksi dengan konsumen dengan barang atu jasa yang diberikannnya.29 2.1.10. Waktu Tunggu Obat Waktu tunggu obat adalah waktu tunggu yang pasien dapatakab setelah memberikan resep kepada tenaga farmasi hingga mendapatkan obat. Waktu tunggu yang lama dapat menyebabkan kepuasan pasien yang rendah.30 2.1.11 Waktu Pemeriksaan Pemeriksaan adalah proses atau cara memeriksa. Memeriksa adalah melihat teliti untuk mengetahui keadaan (baik atau tidak, salah atau benar).31 Sehingga waktu pemeriksaan dapat diartikan sebagai waktu yang diperlukan oleh seseorang untuk memeriksa sesuatu. Jika dihubungkan dengan penelitian ini waktu pemeriksaan adalah waktu yang digunakan dokter untuk memeriksa pasien. 13 2.2 Definisi Operasional Tabel 2.1 Definisi Operasional No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Skala Hasil Ukur Ukur 1 Tingkat Derajat Kepuasan jiwa kesenangan Kuesioner karena Ordinal suatu Sangat Puas, Puas, Cukup Puas, kecukupan Tidak Setuju, Sangat Tidak Setuju Waktu tunggu Waktu yang diperlukan Kuesioner seseorang 2 Rasio Menit Rasio Menit Rasio Menit Ordinal Sangat Cepat, untuk mendapatkan barang dan jasa dari penghasil barang atau penyedia jasa 3 Waktu Waktu yang diperlukan Kuesioner Pemeriksaan oleh dokter memeriksa untuk seorang pasien 4 Waktu Tunggu Waktu Farmasi tunggu diberikan fasilitas kesehatan dari memberikan hingga yang Kuesioner saat resep mendapatkan obat 5 Kecepatan Seberapa cepat Kuesioner Pelayanan pemberian barang atau Cepat, Cukup jasa oleh suatu lembaga Cepat, Tidak kepada pelanggannya Cepat, Sangat Tidak Cepat 14 6 Peserta JKN setiap orang, termasuk Telah terdaftar orang asing yang telah di bekerja di Ordinal BPJS Kelas 1, Kelas 2 dan Kelas 3 Indonesia sebagai minimal 6 bulan yang peserta dan telah membayar iuran memiliki kartu kepada BPJS 7 Puskesmas Puskesmas Mitra BPJS bekerjasama BPJS peserta yang Telah terdaftar dengan di kesehatan menerima Ordinal BPJS Pusksemas Kecamatan, dan kesehatan Puskesmas pasien Kelurahan/ Desa peserta JKN 8 Klinik Mitra Klinik BPJS yang Telah terdaftar bekerjasama BPJS dengan di kesehatan menerima Nominal BPJS Klinik Pratama, Klinik Utama dan kesehatan pasien peserta JKN 9 Jenis Kelamin Sifat jasmani membedakan menjadi yang Kuesioner Nominal mahluk jantan Laki Perempuan dan betina atau pria dan wanita 10 Umur Lama waktu hidup Kuesioner (sejak dilahirkan atau ada) 15 – Interval Tahun laki, 2.3 Kerangka Teori Gambar 2.1 Kerangka Teori 16 2.4 Kerangka Konsep Gambar 2.2 Kerangka Konsep 17 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain observasional dengan pendekatan potong lintang. 3.2 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Pisangan, Puskesmas Ciputat Timur, Klinik Makmur Jaya I, dan Klinik Makmur Jaya II. 3.3 Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Juli hingga Oktober 2016. 3.4 Populasi 1. Populasi target adalah semua pasien yang berkunjung di Puskesmas Pisangan, Puskesmas Ciputat Timur, Klinik Makmur Jaya, dan Klinik Makmur Jaya II. 2. Populasi terjangkau adalah semua pasien yang telah menjadi peserta Jaminan Kesehatan Nasional yang berkunjung di Puskesmas Pisangan, Puskesmas Ciputat Timur, Klinik Makmur Jaya, dan Klinik Makmur Jaya II. 3.5 Pengambilan Sampel Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah pasien yang telah menjadi peserta Jaminan Kesehatan Nasional yang berkunjung di Puskesmas Pisangan, Puskesmas Ciputat Timur Klinik Makmur Jaya I dan Klinik Makmur Jaya II dengan cara pemilihan sampel yaitu cluster random sampling. Responden diambil dari setiap lokasi penelitian, karena terdapat 4 lokasi penelitian maka jumlah sampel dibagi 4. Pengambilan sampel dilakukan dengan pengocokkan nomor antrian pasien. Diambil 30 nomor yang keluar dan dikonfirmasi pada bagian administrasi, untuk konfirmasi peserta JKN. Jika pasien bukan peserta JKN atau tidak menyetujui untuk mengisi responden, pasien tidak diberi 18 kuesioner dan dilanjutkan ke nomor antrian selanjutnya. Kegiatan pengocokan, konfirmasi, dan pemberian kuesioner dilakukan hingga jumlah responden terpenuhi. 3.6 Kriteria Penelitian 3.6.1 Kriteria Inklusi 1. Pasien peserta JKN yang berobat ke Puskesmas dan Klinik 2. Pasien dapat membaca 3. Pasien tidak mengalami gangguan jiwa 4. Pasien Usia 18 – 75 Tahun 5. Pasien dapat menulis 6. Pasien dapat diajak berkomunikasi 3.6.2 Kriteria Ekslusi 1. Pasien yang menolak untuk menjadi responden 2. Pasien dalam keadaan sakit berat 3. Pasien yang perlu penanganan emergensi 4. Responden yang tidak mengisi Identitas diri dan/atau 10 % bagian dari kuesioner 3.7 Besar Sampel Penelitian akan menggunakan rumus deskriptif kategorik Zα = Deviat baku alfa P = Proporsi kategori yang diteliti Q = proporsi sampel yang tidak dapat diolah (1-P) d = tingkat kesalahan/presisi n = Besar sample 19 dari rumus tersebut peneiliti menetapkan alfa sebesar 5% sehingga Zα = 1,96. Karena belum ada penelitian sebelumnya, peneliti menetapkan P = 50 % sehingga Q = 50 %, dengan nilai presisi (d) sebesar 10 % maka didapatkan : Besar sampel yang akan peneliti teliti sebesar 96. 3.8 Variabel Penelitian 3.8.1 Variabel Terikat Kepuasan Pasien Peserta JKN 3.8.2 Variabel Bebas Waktu tunggu yang diberikan oleh fasilitas kesehatan 3.9 Management Data 3.9.1 Alat dan Instrumen Materi dan alat yang akan digunakan meliputi : 1. Informed consent 2. Lembar Identitas 3. Kuesioner Penelitian 3.9.2 Jenis Data Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer berupa kuesioner. Data Primer adalah data yang peneliti langsung dapatkan. 3.9.3 Pengumpulan Data Penelitian dilaksanakan setelah respoden menyetujui untuk mengisi kuesioner. Responden dipilih secara acak dengan kriteria sudah terdaftar sebagai peserta JKN. Setelah itu responden diminta untuk mengisi kuesioner. Responden yang telah mengisi kuesioner akan mendapatkan reward. 20 3.9.4 Uji Validitas dan Reliabilitas Uji Validitas bertujuan untuk mengukur kesahihan alat ukur yang digunakan untuk mengukur suatu data dalam suatu penelitian. Dalam penelitian kali ini alat ukur yang akan digunakan adalah kuesioner. Uji reliabilitas dilalukan untuk mengetahui ketepatan hasil pengukuran apabila dilakukan dua kali atau lebih dengan alat ukur yang sama. Dalam Penelitian ini peneliti menggunakan program SPSS versi 23 untuk uji validitas dan reliabilitas. Pada penelitian ini telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Uji validitas dan reliabilitas menggunakan kuesioner dari penelitian yang dilakukan oleh Herjunianto (2014)11 yang telah dimodifikasi agar sesuai dengan tema penelitian ini. Uji validitas dilakukan di Klinik Makmur Jaya I dan dilakukan kepada 20 orang pasien peserta JKN yang berobat ke klinik tersebut. Uji validitas dilakukan pada bulan Oktober 2016. Uji validasi dilakukan dengan cara pemberian kuesioner kepada kuesioner. 21 3.9.5 Alur Penelitian Gambar 3.1 Alur Penelitian 3.9.6 Teknik Pengolahan Data Pengolahan data menggunakan software SPSS dengan tahap sebagai berikut: 1) Tahap editing, yaitu dengan mengedit data yang tersedia. Tahap ini juga mengecek kembali kuesioner yang telah diisi. 22 2) Tahap coding, yaitu menuliskan kode untuk jawaban kuesioner. 3) Tahap entry, yaitu memasukan data yang berupa kode ke dalam SPSS versi 23 kemudian hasil dimasukan kedalam tabel. 4) Tahap cleaning, yaitu pengecekan kembali data yang telah dimasukkan. 5) Analisis data. 23 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitian bertujuan untuk melihat kepuasan pasein peserta JKN terhadap waktu tunggu yang diberikan oleh puskesmas dan klinik. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Pisangan, Puskesmas Ciputat Timur, Klinik Makmur Jaya I dan Klinik Makmur Jaya II. 4.1.1 Puskesmas Pisangan Puskesmas Pisangan terletak di Jalan Hijau Lestari Vll, Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan, Banten 15419, Indonesia dan rata – rata jumlah pasien perharinya mencapai 50 pasien/hari. 4.1.2 Puskesmas Ciputat Timur Puskesmas Ciputat Timur terletak di Jalan Anggur, Rempoa, Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan, Banten 15412, Indonesia dan rata – rata pasien perharinya mencapai 85 pasien/hari. 4.1.3 Klinik Makmur Jaya I Klinik Makmur Jaya I tereletak di Jalan W.R. Supratman No.29, Cempaka Putih, Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan, Banten 15414, Indonesia dan rata – rata pasienperharinya mencapai 120 pasien/hari. 4.1.4 Klinik Makmur Jaya II Klinik Makmur Jaya II terletak di Jalan Raya Puspitek Gang. 99 No.5, Babakan, Setu, Kota Tangerang Selatan, Banten 15315, Indonesia dan rata – rata pasien perharinya mencapai 50 pasien/hari. 24 4.2 Hasil 4.2.1 Karakteristik Responden Tabel 4.1 berikut ini menyajikan jumlah kuisioner yang disebarkan kepada responden. Tabel 4.1 Jumlah Kuesioner Keterangan Jumlah Presentase Jumlah kuesioner yang disebar 104 100% Jumlah kuesioner yang tidak kembali 0 0% Jumlah kuesioner yang tidak dapat diolah 8 7,77% Jumlah kuesioner yang dapat diolah 96 92,3% Sumber: Data primer Didapatkan kuesioner yang tersebar sebanyak 104, dan kuesioner yang dapat diolah ada sebanyak 96 kuesioner. Sedangkan 8 kuesioner tidak dapat diolah, hal tersebut dikarenakan responden tidak mengisi identitas diri. 25 Tabel 4.2 Karakeristik Responden Karakteristik Responden Frekuensi Persentase(%) Laki - laki 37 38,5 Perempuan 59 61,5 20 – 24 1 1 25 – 29 12 12,5 30 – 34 21 21,9 Umur 35 – 39 12 12,5 (Tahun) 40 – 44 15 15,6 45 – 49 14 14,6 50 – 54 9 9,4 55 – 59 6 6,3 60+ 6 6,2 Pegawai Swasta 4 4,2 Pegawai Negeri 6 6,3 40 41,7 Guru 4 4,2 Karyawan 23 24 Wiraswasta 17 17,7 Tidak Memiliki 2 2,1 Jenis Total (N) Total (%) 96 100 96 100 96 100 Kelamin Sipil Ibu Rumah Tangga Pekerjaan Pekerjaan Tetap Sumber: Data primer yang diolah 26 Distribusi Jenis Kelamin Responden 70% 61.50% Persentase 60% 50% 38.50% 40% 30% 20% 10% 0% Laki - laki Perempuan Jenis Kelamin Gambar 4.1 Distribusi Jenis Kelamin Responden Distribusi Umur Responden 60+ 6,2% 6,3% 55 – 59 Umur 50 – 54 9,4% 45 – 49 14,6% 15,6% 12,5% 40 – 44 35 – 39 30 – 34 21,9% 25 – 29 12% 20 – 24 1% 0% 5% 10% 15% 20% Persentase Gambar 4.2 Distribusi Umur Responden 27 25% Distribusi Pekerjaan Responden Tidak Memiliki Pekerjaan Tetap 2,1% Pekerjaan Wiraswasta 17,7% Karyawan 24% Guru 4,2% Ibu Rumah Tangga 41,7% Pegawai Negeri Sipil 6,2% Pegawai Swasta 4,2% 0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35% 40% 45% Persentase Gambar 4.3 Distribusi Pekerjaan Responden Hasil yang didapat menunjukkan sebanyak 37 responden (35.5%) berjenis kelamin laki-laki, dan sebanyak 59 responden (56.6%) berjenis kelamin perempuan. Hal ini menunjukan bahwa mayoritas responden adalah perempuan. Didapatkan mayoritas responden berusia 30 – 34 tahun, sebanyak 21 orang (21,9%). Minoritas responden berusia 20 – 24 tahun 1 orang (1%). Didapatkan mayoritas responden bekerja sebagai ibu rumah tangga sebanyak 40 tahun (41,7%). Minoritas responden tidak bekerja, sebanyak 2 orang (2,1%). 4.2.2 Hasil Uji Instrumen Penelitian 4.2.2.1 Hasil Uji Validitas Data Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu kuesioner. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan Pearson Corelation, suatu pertanyaan dikatakan valid jika nilai Pearson Corelation lebih dari nilai r tabel. Didapatkan nilai r tabel dengan tingkat signifikansi 0,05 uji 2 arah adalah 0,4438. Uji validitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS. Setelah data dimasukkan kedalam SPSS versi 23 didapatkan hasil sebagai berikut : 28 Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas Nomor Pertanyaan Pearson Corelation Sig Keterangan (2-tailed) Pertanyaan 1 0,638 0,002 Valid Pertanyaan 2 0,653 0,002 Valid Pertanyaan 3 0,674 0,001 Valid Pertanyaan 4 0,665 0,001 Valid Pertanyaan 5 0,745 0,000 Valid Pertanyaan 6 0,752 0,000 Valid Pertanyaan 7 0,642 0,002 Valid Sumber: Data primer yang diolah Tabel 4.3 menujukkan bahwa semua pertanyaan dalam kuesioner mempunyai Pearson Corelation melebihi r tabel dengan demikian, seluruh pertanyaan dalam kuesioner adalah valid. Hal ini menunjukkan semua pertanyaan layak dan dapat diandalkan untuk penelitian. 4.2.2.2 Hasi Uji Reliabilitas Data Uji reliabilitas dilakukan untuk menilai konsistensi dari instrumen penelitian. Suatu instrumen penelitian dapat dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha berada diatas 0,60. Uji reliabilitas menggunakan program SPSS versi 23. Tabel 4.4 menunjukkan hasil uji reliabilitas untuk variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. Tabel 4.4 Hasil Uji Reliabilitas Cronbach's N of Alpha Items 0.803 7 Tabel 4.4 menunjukkan nilai cronbach’s sebesar 0,803. Nilai cronbach’s yang baik adalah 0,70 – 0,95. Nilai cronbach’s yang baik adalah < 90 jika lebih dari angka tersebut maka pertanyaan terlalu banyak dan memiliki makna yang 29 sama.32 Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pernyataan dalam kuesioner ini reliabel karena mempunyai nilai cronbach’s alpha lebih dari 0,60. Hal ini menunjukkan bahwa setiap item pernyataan yang digunakan akan mampu memperoleh data yang konsisten yang berarti bila pernyataan itu diajukan kembali akan diperoleh jawaban yang relatif sama dengan jawaban sebelumnya. 4.2.3 Distribusi Kepuasan Responden 4.2.3.1. Penilaian Kecepatan Pelayanan Tabel 4.5 Penilaian Kecepatan Pelayanan Penilaian Kecepatan Frekuensi Persentase Total Total (%) (N) (%) 96 100 96 100 Sangat Tidak Cepat 1 1 Tidak Cepat 1 1 Cukup Cepat 69 72 Cepat 25 26 Sangat Cepat 0 0 Sangat Tidak Cepat 0 0 Tidak Cepat 4 4,2 Cukup Cepat 56 58,3 Cepat 35 36,5 Sangat Cepat 1 1 Pelayanan Kecepatan Pemberian Obat Sumber : Data primer yang diolah 30 Penilaian Responden Terhadap Kecepatan Pelayanan 80% 72% 70% Persentase 60% 50% 40% 26% 30% 20% 10% 1% 1% 0% 0% Sangat Tidak Tidak Cepat Cukup Cepat Cepat Cepat Sangat Cepat Penilaian Gambar 4.4 Penilaian Responden Terhadap Kecepatan Pelayanan Penilaian Responden Terhadap Kecepatan Pemberian Obat 70% 58,3% Persentase 60% 50% 36,5% 40% 30% 20% 10% 0% 4,2% 1% 0% Sangat Tidak Tidak Cepat Cukup Cepat Cepat Cepat Sangat Cepat Penilaian Gambar 4.5 Penilaian Responden Terhadap Kecepatan Pemberian Obat Hasil yang didapatkan menunjukkan mayoritas responden (71,9%) menyatakan kecapatan pelayanan cukup cepat. Minoritas pasien menyatakan kecepatan pelayanan sangat tidak cepat (1%) dan tidak cepat (1%). Hasil yang didapatkan menunjukkan mayoritas responden (58,3%) menyatakan kecepatan pemberian obat cukup cepat. Minoritas pasien menyatakan kecepatan pemberian obat sangat cepat (1%). 31 Hasil ini menunjukkan bahwa responden merasa kecepatan pelayanan yang diberikan sudah cepat. Kecepatan pemberian obat sudah cepat. 4.2.3.2 Kepuasan Pasien Terhadap Waktu Tunggu Tabel 4.6 Kepuasan Pasien Terhadap Waktu Tunggu Kepuasan Frekuensi 1 Persentase (%) 1 Tidak Puas 1 1 Cukup Puas 59 61,5 Puas 35 36,5 Sangat Puas 0 0 Sangat Tidak 0 0 Tidak Puas 2 2,1 Cukup Puas 49 51 Puas 42 43,8 Sangat Puas 3 3,1 Sangat Tidak Total (N) Total (%) 96 100 96 100 Puas Waktu Tunggu Puas Waktu Tunggu Farmasi Sumber : Data primer yang diolah 32 Kepuasan Pasien Terhadap Waktu Tunggu 70% 61,5% Persentase 60% 50% 36,5% 40% 30% 20% 10% 1% 1% Sangat Tidak Puas Tidak Puas 0% 0% Cukup Puas Puas Sangat Puas Penilaian Gambar 4.6 Kepuasan Pasien Terhadap Waktu Tunggu Kepuasan Pasien Terhadap Waktu Tunggu Farmasi 60% 51% Persentase 50% 43,8% 40% 30% 20% 10% 3,1% 0% 2,1% Sangat Tidak Puas Tidak Puas 0% Cukup Puas Puas Sangat Puas Penilaian Gambar 4.7 Kepuasan Pasien Terhadap Waktu Tunggu Farmasi Dari hasil yang didapatkan mayoritas pasien menyatakan cukup puas (61,5%) terhadap waktu tunggu yang diberikan. Minoritas pasien menyatakan sangat tidak puas (1%) dan tidak puas (1%) terhadap waktu tunggu yang didapatkan. 33 Dari hasil yang didapatkan mayoritas pasien menyatakan cukup puas (49%) terhadap waktu tunggu farmasi yang didapatkan. Minoritas pasien menyatakan tidak puas (2%) terhadap waktu tunggu farmasi yang didapatkan. Hasil ini menunjukkan bahwa responden merasa puas tehadap waktu tunggu yang didapatkan. Responden merasa puas terhadap waktu tunggu farmasi yang diberikan. 34 4.2.3.3 Keinginan Pasien terhadap Fasilitas Kesehatan Tabel 4.7 Keinginan Pasien Terhadap Fasilitas Kesehatan Keinginan Frekuensi 0 Persentase (%) 0 Tidak Setuju 0 0 Cukup Setuju 39 40,6 Setuju 53 55,2 Sangat Setuju 4 4,2 Sangat Setuju 0 0 Tidak Setuju 0 0 Cukup Setuju 31 32,3 Setuju 61 63,5 Sangat Setuju 4 4,2 Sangat Tidak 1 1 Tidak Setuju 19 19,8 Cukup Setuju 47 49 Setuju 26 27,1 Sangat Setuju 3 3,1 Sangat Tidak Total (N) Total (%) 96 100 96 100 96 100 Setuju Berkunjung Kembali Mengajak Kerabat berkunjung ke Fasilitas Kesehatan Setuju Waktu Tunggu Dipercepat Sumber : Data primer yang diolah 35 Keinginan untuk Kembali Berobat di Fasilitas Kesehatan 55,2% 60% Persentase 50% 40,6% 40% 30% 20% 10% 0% 0% Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju 4,2% 0% Cukup Setuju Setuju Sangat Setuju Penilaian Gambar 4.8 Keinginan untuk Kembali Berobat di Fasilitas Kesehatan Keinginan untuk Mengajak Kerabat Berkunjung ke Fasilitas Kesehatan 63,5% 70% Persentase 60% 50% 40% 32,3% 30% 20% 10% 0% 0% Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju 4,2% 0% Cukup Setuju Setuju Sangat Setuju Penilaian Gambar 4.9 Keinginan untuk Mengajak Kerabat Berkunjung ke Fasilitas Kesehatan 36 Keinginan Waktu Tunggu dipercepat di Fasilitas Kesehatan 60% 49% Persentase 50% 40% 27,1% 30% 19,8% 20% 10% 3,1% 1% 0% Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Cukup Setuju Setuju Sangat Setuju Penilaian Gambar 4.10 Keinginan Waktu Tunggu dipercepat di Fasilitas Kesehatan Dari hasil yang didapatkan mayoritas pasien menyatakan setuju (55,2%) untuk berkunjung kembali ke fasilitas kesehatan. Minoritas pasien menyatakan sangat setuju (4,2%) untuk berkunjung kembali ke fasiitas kesehatan. Dari hasil yang didapatkan mayoritas pasien menyatakan setuju (63,5%) untuk mengajak kerabatnya pergi ke fasilitas kesehatan. Minoritas pasien menyatakan sangat setuju (4,2%) untuk mengajak kerabatnya berkunjung ke fasilitas kesehatan. Hasil yang didapat menunjukkan bahwa responden setuju untuk berkunjung kembali ke fasilitas kesehatan. Responden setuju untuk mengajak kerabatnya pergi ke fasilitas kesehatan. Dari hasil yang didapat mayoritas responden menyatakan cukup setuju (47%) jika waktu tunggu yang didapatkan dipercepat. Minoritas responden sangat tidak setuju (1%) jika waktu tunggu yang didapatkan dipercepat. Hasil ini menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan setuju jika waktu tunggu yang didapatkan dipecepat. 37 4.2.3.4 Rata – rata Waktu Pelayanan Tabel 4.8 Rata – rata Waktu Pelayanan Rata – rata Maksimal Minimal (Menit) (Menit) (Menit) Waktu Tunggu 14,24 45 3 Waktu Pemeriksaan 5,58 9 5 Waktu Tunggu untuk 8,63 25 4 Waktu Pelayanan Menerima Obat Sumber : Data primer yang diolah Keterangan Tabel : Waktu tunggu adalah waktu yang pasien gunakan sejak dari mendaftar di loket pendaftaran hingga mulai diperiksa oleh dokter. Waktu pemeriksaan adalah waktu yang digunakan oleh dokter untuk memeriksa pasien sampai selesai. Waktu tunggu untuk menerima obat adalah waktu tunggu yang pasien dapatkan dari memberikan resep kepada petugas apotik hingga mendapatkan obat. Dari tabel tersebut didapatkan bahwa rata – rata waktu tunggu yang responden dapatkan adalah 14,24 menit, rata – rata waktu pemeriksaan adalah 5,58 menit dan rata – rata waktu tunggu untuk menerima obat adalah 8,63 menit. Waktu tunggu maksimum adalah 45 menit dan minimum adalah 3 menit, waktu pemeriksaan maksimum adalah 9 menit dan minimum adalah 5 menit, Waktu tunggu untuk menerima obat maksimum adalah 25 menit dan minimum adalah 4 menit. 38 4.2.3.5 Penilaian Responden di Puskesmas 1. Penilaian Kecepatan Pelayanan Tabel 4.9 Penilaian Kecepatan Pelayanan di Puskesmas Penilaian Kecepatan Frekuensi Persentase Total Total (%) (N) (%) 48 100 48 100 Sangat Tidak Cepat 0 0 Tidak Cepat 1 2,1 Cukup Cepat 31 64,6 Cepat 16 33,3 Sangat Cepat 0 0 Sangat Tidak Cepat 0 0 Tidak Cepat 2 4,2 Cukup Cepat 27 56,3 Cepat 18 37,5 Sangat Cepat 1 1 Pelayanan Kecepatan Pemberian Obat Sumber: Data primer yang diolah 39 Kecepatan Pelayanan di Puskesmas 64,6% 70% Persentase 60% 50% 40% 33,3% 30% 20% 10% 0% 2,1% Sangat Tidak Cepat Tidak Cepat 0% 0% Cukup Cepat Cepat Sangat Cepat Penilaian Gambar 4.11 Kecepatan Pelayanan di Puskesmas Kecepatan Pemberian Obat di Puskesmas 56,3% 60% Persentase 50% 37,5% 40% 30% 20% 10% 0% 4,2% 0% 0% Sangat Tidak Cepat Tidak Cepat Cukup Cepat Cepat Sangat Cepat Penilaian Gambar 4.12 Kecepatan Pemberian Obat di Puskesmas Hasil yang dapat menunjukkan bahwa mayoritas responden yang berada di puskesmas (64,6%) menyatakan kecepatan pelayanan yang diberikan oleh puskemas cukup cepat. Minoritas responden (2,1%) menyatakan kecepatan pelayanan yang diberikan puskemas tidak cepat. Hasil yang dapat menunjukkan bahwa mayoritas responden yang berada di puskesmas (56,3%) menyatakan kecepatan pemberian obat di puskesmas sudah 40 cukup cepat. Minoritas responden (1%) menyatakan kecepatan pemberian obat di puskesmas sangat cepat. 2. Kepuasan Pasien Terhadap Waktu Tunggu Tabel 4.10 Kepuasan Pasien Terhadap Waktu Tunggu di Puskesmas Kepuasan Frekuensi 0 Persentase (%) 0 Tidak Puas 1 1,1 Cukup Puas 24 50 Puas 23 47,9 Sangat Puas 0 0 Sangat Tidak 0 0 Tidak Puas 1 2,1 Cukup Puas 23 47,9 Puas 21 43,8 Sangat Puas 3 6,2 Sangat Tidak Total (N) Total (%) 48 100 48 100 Puas Waktu Tunggu Puas Waktu Tunggu Farmasi Sumber: Data primer yang diolah 41 Kepuasan Terhadap Waktu Tunggu di Puskesmas 60% 50% Persentase 50% 47,9% 40% 30% 20% 10% 0% 1,1% Sangat Tidak Puas Tidak Puas 0% 0% Cukup Puas Puas Sangat Puas Penilaian Gambar 4.13 Kepuasan Terhadap Waktu Tunggu di Puskesmas Kepuasan Terhadap Waktu Tunggu Farmasi di Puskesmas 60% 47,9% Persentase 50% 43,8% 40% 30% 20% 10% 0% 2,1% Sangat Tidak Puas Tidak Puas 6,2% 0% Cukup Puas Puas Sangat Puas Penilaian Gambar 4.14 Kepuasan Terhadap Waktu Tunggu Farmasi di Puskesmas Hasil yang didapat menunjukkan bahwa mayoritas responden di puskesmas (50%) menyatakan cukup puas terhadap waktu tunggu yang didapatkannya di puskesmas. Minoritas responden (1%) menyatakan tidak puas terhadap waktu tunggu yang didapatkannya di puskesmas. 42 Hasil yang didapat menunjukkan bahwa mayoritas responden di puskesmas (47,9%) menyatakan cukup puas terhadap waktu tunggu farmasi yang didapatkan di puskesmas. Minoritas responden (1%) menyatakan tidak puas terhadap waktu tunggu farmasi yang didapatkannya di puskesmas. 3. Keinginan Pasien Terhadap Puskesmas Tabel 4.11 Keinginan Pasien Terhadap Puskesmas Keinginan Frekuensi Persentase (%) 0 0 Tidak Setuju 0 0 Cukup Setuju 16 33,3 Setuju 28 58,3 Sangat Setuju 4 8,3 Sangat Setuju 0 0 Tidak Setuju 0 0 Cukup Setuju 12 25 Setuju 32 66,7 Sangat Setuju 4 8,3 Sangat Tidak 0 0 Tidak Setuju 6 12,5 Cukup Setuju 22 45,8 Setuju 19 39,6 Sangat Setuju 1 2,1 Sangat Tidak Total (N) Total (%) 48 100 48 100 48 100 Setuju Berkunjung Kembali Mengajak Kerabat berkunjung ke Fasilitas Kesehatan Setuju Waktu Tunggu Dipercepat Sumber: Data primer yang diolah 43 Keinginan untuk Kembali Berobat di Puskesmas 70% 58,3% Persentase 60% 50% 40% 33,3% 30% 20% 10% 8,3% 0% 0% Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju 0% Cukup Setuju Setuju Sangat Setuju Penilaian Gambar 4.15 Keinginan untuk Kembali Berobat di Puskesmas Keinginan Mengajak Kerabat Berkunjung ke Puskesmas 80% 66,7% 70% Persentase 60% 50% 40% 25% 30% 20% 10% 8,3% 0% 0% Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju 0% Cukup Setuju Setuju Sangat Setuju Penilaian Gambar 4.16 Keinginan untuk Mengajak Kerabat Berkunjung ke Puskesmas 44 Persentase Keinginan Waktu Tunggu dipecepat di Puskesmas 50% 45% 40% 35% 30% 25% 20% 15% 10% 5% 0% 45,8% 39,6% 12,5% 2,1% 0% Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Cukup Setuju Setuju Sangat Setuju Penilaian Gambar 4.17 Keinginan Waktu Tunggu dipercepat di Puskesmas Didapatkan mayoritas responden di puskesmas (58,3%) setuju untuk berobat kembali di puskesmas. Minoritas responden (8,3%) sangat setuju untuk berobat kembali di puskesmas. Hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa mayoritas responden di puskesmas (66,7%) menyatakan setuju untuk mengajak kerabatnya berobat ke puskesmas. Minoritas responden (8,3%) sangat setuju untuk mengajak kerabatnya berobat ke puskesmas. Didapatkan mayoritas responden di puskesmas (45,8%) cukup setuju jika waktu tunggu di puskesmas dipercepat. Minoritas responden (1%) menyatakan sangat setuju jika waktu tunggu di puskesmas dipercepat. 45 4. Rata – rata Waktu Pelayanan di Puskesmas Tabel 4.12 Rata – rata Waktu Pelayanan Puskesmas Rata – rata Maksimal Minimal (Menit) (Menit) (Menit) Waktu Tunggu 17,6 45 5 Waktu Pemeriksaan 5,48 7 5 Waktu Tunggu untuk 9,48 25 5 Waktu Pelayanan Menerima Obat Sumber: Data primer yang diolah Hasil yang didapat menunjukkan bahwa rata – rata waktu tunggu di puskesmas adalah 17,6 menit. Rata – rata waktu pemeriksaan adalah 5,48 menit. Rata – rata waktu tunggu untuk menerima obat adalah 9,48 menit. Dari hasil yang didapatkan, waktu tunggu maksimal di puskesmas adalah 45 menit dan minimal adalah 5 menit. Didapatkan waktu pemeriksaan maksimal di puskesmas adalah 7 menit dan minimal adalah 5 menit. Didapatkan waktu tunggu untuk menerima obat maksimal di puskesmas adalah 25 menit dan minimal adalah 5 menit. 46 4.2.3.6 Penilaian Responden di Klinik 1. Penilaian Kecepatan Pelayanan Tabel 4.13 Penilaian Kecepatan Pelayanan di Klinik Penilaian Kecepatan Frekuensi Persentase Total Total (%) (N) (%) 48 100 48 100 Sangat Tidak Cepat 1 2,1 Tidak Cepat 0 0 Cukup Cepat 38 79,2 Cepat 9 18,8 Sangat Cepat 0 0 Sangat Tidak Cepat 0 0 Tidak Cepat 2 4,2 Cukup Cepat 29 60,4 Cepat 17 35,4 Sangat Cepat 0 0 Pelayanan Kecepatan Pemberian Obat Sumber: Data primer yang diolah 47 Persentase Penilaian Responden Terhadap Kecepatan Pelayanan di Klinik 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% 79,2% 18,8% 2,1% 0% Sangat Tidak Cepat Tidak Cepat 0% Cukup Cepat Cepat Sangat Cepat Penilaian Gambar 4.18 Penilaian Responden Terhadap Kecepatan Pelayanan di Klinik Penilaian Responden Terhadap Kecepatan Pemberian Obat di Klinik 70% 60,4% Persentase 60% 50% 35,4% 40% 30% 20% 10% 0% 4,2% 0% 0% Sangat Tidak Cepat Tidak Cepat Cukup Cepat Cepat Sangat Cepat Penilaian Gambar 4.19 Penilaian Responden Terhadap Kecepatan Pemberian Obat di Klinik Dari hasil yang didapatkan, mayoritas responden di klinik (79,2%) menyatakan kecepatan pelayanan yang diberikan klinik cukup cepat. Minoritas responden (1%) menyatakan kecepatan pelayanan yang diberikan sangat tidak cepat. 48 Dari hasil yang menunjukkan bahwa mayoritas responden di klinik (60,4%) menyatakan kecepatan pemberian obat di klinik cukup cepat. Minoritas responden (4,2%) menyatakan kecepatan pemberian obat di klinik tidak cepat. 2. Kepuasan Pasien Terhadap Waktu Tunggu Tabel 4.14 Kepuasan Pasien Terhadap Waktu Tunggu di Klinik Kepuasan Frekuensi 1 Persentase (%) 2,1 Tidak Puas 0 0 Cukup Puas 35 72,9 Puas 12 25 Sangat Puas 0 0 Sangat Tidak 0 0 Tidak Puas 1 2,1 Cukup Puas 26 54,2 Puas 21 43,8 Sangat Puas 0 0 Sangat Tidak Total (N) Total (%) 48 100 48 100 Puas Waktu Tunggu Puas Waktu Tunggu Farmasi Sumber: Data primer yang diolah 49 Kepuasan Pasien Terhadap Waktu Tunggu di Klinik 80% 72,9% 70% Persentase 60% 50% 40% 25% 30% 20% 10% 2,1% 0% Sangat Tidak Puas Tidak Puas 0% 0% Cukup Puas Puas Sangat Puas Penilaian Gambar 4.20 Kepuasan Pasien Terhadap Waktu Tunggu di Klinik Kepuasan Pasien Terhadap Waktu Tunggu Farmasi di Klinik 54,2% 60% Persentase 50% 43,8% 40% 30% 20% 10% 0% 2,1% Sangat Tidak Puas Tidak Puas 0% 0% Cukup Puas Puas Sangat Puas Penilaian Gambar 4.21 Kepuasan Pasien Terhadap Waktu Tunggu Farmasi di Klinik Dari hasil yang didapatkan, mayoritas responden di klinik (72,9%) menyatakan cukup puas terhadap waktu tunggu yang didapatkannya di klinik. Minoritas responden (2,1%) menyatakan sangat tidak puas terhadap waktu tunggu yang diberikan klinik. 50 Dari hasil yang didapatkan, mayoritas responden di klinik (54,2%) menyatakan cukup puas terhadap waktu tunggu farmasi yang didapatkannya di klinik. Minoritas responden (2,1%) menyatakan tidak puas terhadap waktu tunggu farmasi yang diberikan klinik. 51 3. Keinginan Pasien Terhadap Klinik Tabel 4.15 Keinginan Pasien Terhadap Klinik Keinginan Frekuensi 0 Persentase (%) 0 Tidak Setuju 0 0 Cukup Setuju 23 47,9 Setuju 25 52,1 Sangat Setuju 0 0 Sangat Setuju 0 0 Tidak Setuju 0 0 Cukup Setuju 19 39,6 Setuju 29 60,4 Sangat Setuju 0 0 Sangat Tidak 1 2,1 Tidak Setuju 13 27,1 Cukup Setuju 25 52,1 Setuju 7 14,6 Sangat Setuju 2 4,2 Sangat Tidak Total (N) Total (%) 48 100 48 100 48 100 Setuju Berkunjung Kembali Mengajak Kerabat berkunjung ke Fasilitas Kesehatan Setuju Waktu Tunggu Dipercepat Sumber: Data primer yang diolah 52 Keinginan untuk Kembali Berobat di Klinik 60% 47,9% Persentase 50% 52,1% 40% 30% 20% 10% 0% 0% Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju 0% 0% Cukup Setuju Setuju Sangat Setuju Penilaian Gambar 4.22 Keinginan untuk Kembali Berobat di Klinik Keinginan Mengajak Kerabat Berkunjung ke Klinik 70% 60,4% Persentase 60% 50% 39,6% 40% 30% 20% 10% 0% 0% Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju 0% 0% Cukup Setuju Setuju Sangat Setuju Penilaian Gambar 4.23 Keinginan Mengajak Kerabat Berkunjung ke Klinik 53 Keinginan Waktu Tunggu dipercepat di Klinik 60% 52,1% Persentase 50% 40% 27,1% 30% 20% 10% 14,6% 4,2% 2,1% 0% Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Cukup Setuju Setuju Sangat Setuju Penilaian Gambar 4.24 Keinginan Waktu Tunggu dipercepat di Klinik Dari hasil yang didapatkan, mayoritas responden di klinik (52,1%) setuju untuk berkunjung kembali ke klinik. Minoritas responden (47,9%) menyatakan cukup setuju untuk berkunjung kembali ke klinik. Dari hasil yang didapatkan, mayoritas responden di klinik (60,4%) setuju untuk mengajak kerabatnya berkunjung ke klinik. Minoritas responden (39,6%) cukup setuju untuk mengajak kerabatnya berkunjung ke klinik. Dari hasil yang diapatkan, mayoritas responden di klinik (52,1%) cukup setuju jika waktu tunggu di klinik dipercepat. Minoritas responden (1%) sangat tidak setuju jika waktu tunggu di klinik dipercepat. 54 4. Rata – rata Waktu Pelayanan di Klinik Tabel 4.16 Rata – rata Waktu Pelayanan di Klinik Rata – rata Maksimal Minimal (Menit) (Menit) (Menit) Waktu Tunggu 10,88 45 3 Waktu Pemeriksaan 5,69 9 5 Waktu Tunggu untuk 7,77 20 4 Waktu Pelayanan Menerima Obat Sumber: Data primer yang diolah Hasil yang didapat menunjukkan bahwa rata – rata waktu tunggu di klinik adalah 10,88 menit. Rata – rata waktu pemeriksaan adalah 5,69 menit. Rata – rata waktu tunggu untuk menerima obat adalah 7,77 menit. Hasil yang didapat menunjukkan bahwa waktu tunggu maksimal di klinik adalah 45 menit dan minimal adalah 3 menit. Waktu pemeriksaan maksimal adalah 9 menit dan minimal adalah 5 menit. Waktu tunggu untuk menerima obat maksimal adalah 20 menit dan minimal adalah 4 menit. 4.3 Pembahasan 4.3.1 Karakteristik Responden Didapatkan mayoritas responden adalah perempuan. Menurut sensus penduduk 2010 oleh BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional) (2013) rasio laki – laki dan perempuan di indonesia adalah 101 laki – laki dibanding 100 perempuam. Menurut provinsinya yaitu Banten, rasio antara laki – laki dan perempuan adalah 105 laki – laki dibanding 100 perempuan.33 Hal ini tidak sejalan dengan hasil yang didapat. Menurut peneliti, dikarenakan pengambilan sampel dilakukan pada pagi hari banyak laki – laki sudah bekerja sehingga kebanyakan pasien yang berkunjung adalah perempuan. Menurut 55 peneliti, karena lokasi penelitian yang dekat dengan pemukiman warga, banyak laki – laki yang bekerja jauh dari rumahnya, sehingga kebanyakan pasien adalah perempuan. Berdasarkan observasi peneliti, salah satu tempat penelitian dekat dengan sekolah Sekolah Dasar (SD), sehingga banyak ibu rumah tangga yang mengantar anaknya, datang berobat ke fasilitas kesehatan. Pada penelitian ini didapatkan mayoritas responden berumur 30 – 34 tahun. Menurut penelitian Noviana (2013) tidak ditemukan adanya hubungan antara umur dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan di RSUD lakipadada Kabupaten Tana Toraja.34 Sejalan dengan hasil tersebut penelitian Laili (2008) juga menujukkan bahwa umur tidak berpengaruh terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan di RSUD Pandan Kabupaten Tapanuli.35 Menurut peneliti pada umumnya pada rentang umur tersebut seseorang sedang semangat bekerja. Sehingga, seseorang akan memeriksakan dirinya agar dapat bekerja terus atau dapat sembuh dari penyakit secepatnya. Menurut sensus penduduk 2010 BKKBN (2013) rentang umur tersebut termasuk usia produktif dan merupakan rentang umur terbanyak setelah 25 – 29 tahun pada usia produktif.33 Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang peneliti dapatkan bahwa, usia tersebut termasuk usia produktif dan juga karena memang penduduk Indonesia banyak pada usia tersebut. Pada penelitian ini didapatkan mayoritas responden bekerja sebagai ibu rumah tangga. Ibu rumah tangga memiliki waktu yang fleksibel sehingga banyak ibu rumah tangga yang memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan. Hasil yang didapat juga menunjukkan pekerjaan terbanyak yang kedua adalah karyawan. Hasil ini sesuai dengan pernyataan Notoadmojo (2001) bahwa pekerjaan berhubungan dengan kejadian penyakit, dikarenakan kondisi lingkungan pekerjaan, situasi pekerjaan penuh dengan stress dan ada tidaknya gerak badan dalam pekerjaan.35 56 4.3.2 Kecepatan Pelayanan Kecepatan Pelayanan yang dimaksudkan disini adalah cepatnya pelayanan yang diberikan oleh fasilitas kesehatan dari mulai pasien mendaftar di loket hingga pulang dari fasilitas kesehatan. Hasil yang didapatkan menunjukkan mayoritas pasien menyatakan kecepatan pelayanan dari loket hingga diperiksa oleh dokter maupun dari pemberian resep hingga mendapatkan obat sudah cepat. Peneliti menemukan bahwa responden banyak yang telah berkunjung ke fasilitas kesehatan lain, sehingga responden memiliki pengalaman terhadap kecepatan pelayanan yang diberikan kepada dirinya. Setalah peneliti wawancara beberapa pasien ditemukan bahwa kecepatan pelayanan yang diberikan memang sesuai harapan pasien namun, pasien ingin waktu tunggu dipercepat. Dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Herjunianto (2014) di RSAL dr.Ramelan Surabaya, dengan jumlah responden 96 orang, didapatkan mayoritas responden (84,4%) menilai kecepatan pelayanan klinik rawat jalan yang diberikan oleh RSAL dr.Ramelan tidak cepat.10 Terdapat perbedaan antara peneilitian ini dengan penelitian sebelumnya. Penelitian Herjunianto dilakukan di Rumah Sakit dr.Ramelan yang merupakan rumah sakit kelas A. Perbedaan paling mencolok adalah jumlah pasien. Jumlah pasien di rumah sakit lebih banyak dibandingkan dengan puskesmas dan klinik karena rumah sakit menangani pasien yang baru berobat pertama kali dan pasien rujukan. Didapatkan rata – rata pasien RSAL dr.ramelan perhari adalah 1644 pasien rawat jalan dan 120 pasien UGD. Perbedaan lain adalah sistem manajemen yang ada di rumah sakit lebih kompleks dibandingkan puskesmas dan klinik dikarenakan poli di Rumah Sakit lebih banyak dibandingkan dengan puskesmas atau klinik. Penelitian yang dilakukan oleh Adhesia Esti (2012) di Puskesmas Surokame Kota Kediri dengan responden berjumlah 355 orang yang dilakukan selama 24 hari. Didapatkan hasil sebanyak 189 responden (53,2%) menyatakan waktu tunggu yang diberikan sudah cepat.22 Hasil penelitian Esti sejalan dengan hasil yang peneliti dapatkan. . 57 Didapatkan penilaian responden antara puskesmas dengan klinik terhadap kecepatan pelayanan adalah sama. Namun, didapatkan salah satu responden di klinik menyatakan kecepatan pelayanan sangat tidak cepat. Menurut hasil observasi peneliti antrian yang terbentuk antara puskesmas dan klinik adalah sama. Sehingga, hal yang menyebabkan penilaian pasien rendah adalah persepsi pasien. Setelah peneliti beberapa pasien di klinik didapatkan bahwa sebagian pasien baru pertama kali berobat di klinik. Hal ini menyebabkan harapan pasien masih tinggi, sehingga, menyebabkan penilaian responden yang rendah. 4.3.3 Kepuasan Responden Kepuasan responden yang dimaksudkan disini adalah perasaan yang timbul setelah terpenuhinya atau tidak terpenuhinya harapan/ekspektasi pasien terhadap waktu tunggu yang diberikan oleh fasilitas kesehatan. Hasil yang didapat menunjukkan bahwa responden menyatakan cukup puas terhadap waktu tunggu maupun waktu tunggu untuk menerima obat yang diberikan oleh fasilitas kesehatan. Mayoritas responden adalah ibu rumah tangga, karena ibu rumah tangga memiliki waktu yang fleksibel, banyak responden yang tidak memikirkan waktu tunggu sehingga, mereka menjawab cukup puas. Salah satu lokasi penelitian dekat dengan SD sehingga, banyak orang tua yang mengantarkan anaknya, disaat menunggu banyak orang tua yang memeriksakan kondisi kesehatannya di fasilitas kesehatan. Menurut peneliti karena tujuanya adalah membuang waktu, banyak responden yang tidak memperhatikan waktu tunggu sehingga, banyak responden menjawab cukup puas. Banyak dari responden juga yang bekerja sebagai karyawan, hal ini menujukkan bahwa kemungkinan waktu tunggu yang diberikan oleh fasilitas kesehatan memang sudah cocok dengan harapan pasien sehingga mayoritas pasien menjawab cukup cepat. Hasil ini sejalan dengan pernyataan Hasibuan (2001) yang menjelaskan bahwa seseorang yang bekerja akan lebih tinggi harapannya dibandingkan yang tidak bekerja.36 Menurut Ratnawati (2006) laki – laki dan perempuan memiliki persentase yang sama dalam merasakan kepuasan dikarenakan 58 seiring berkembangnya zaman, pemikiran laki – laki dan perempuan cenderung sama. Maka dari itu jenis kelamin tidak berpengaruh pada kepuasan pasien.36 Dari penelitian yang dilakukan oleh Herjunianto (2014) didapatkan mayoritas responden (70,8%) menyatakan tidak puas terhadap waktu tunggu yang diberikan oleh RSAL dr. Ramelan.10 Terdapat perbedaan dengan hasil yang peneliti dapatkan. Menurut peneliti selain perbedaan lokasi penelitian, perbedaan ini disebabkan oleh responden pada penelitian ini, tidak terlalu memikirkan waktu tunggu. Mayoritas responden pada penelitian ini menyatakan bahwa walaupun harus menunggu lama, namun mendapatkan pengobatan yang baik, mereka tetap akan merasa puas. Dari penelitian yang dilakukan oleh Adhesia Esti (2012), didapatkan sebanyak 179 orang (50,4%) menyatakan sangat puas terhadap terhadap waktu tunggu yang diberikan oleh Puskesmas Surokame.22 Hasil penelitian Adhesia Esti sama dengan hasil yang peneliti dapatkan. Dari yang peneliti observasi, responden menyatakan puas terhadap waktu tunggu namun, mereka ingin waktu tunggu yang lebih cepat. Menurut Tjiptono (2005), kepuasan pasien dipengaruhi oleh kecepatan pelayanan, ketepatan waktu, keramahan dan kenyamanan. Keempat faktor tersebut merupakan satu kesatuan sehingga dapat mempengaruhi satu sama lain.37 Menurut peneliti pada keempat fasilitas kesehatan yang diteliti terdapat salah satu faktor yang tidak membuat responden puas, sehingga mayoritas pasien menyatakan cukup puas terhadap waktu tunggu yang diberikan. Dari hasil observasi peneliti, ditemukan banyak responden yang terburu – buru untuk pulang dari fasilitas kesehatan, bisa diartikan responden tidak ingin membuang waktu di fasilitas kesehatan, sehingga hal ini juga dapat mempengaruhi evaluasi pasien. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Gerrit Antonides (2002), PWT (Perceived Waiting Time) dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu adanya hiburan yang diberikan pada pelanggan saat menunggu dan adanya informasi saat pelanggan menunggu. Hasil yang didapatkan menunjukkan adanya hiburan saat pelanggan menunggu dapat menurukan PWT.38 Pada penelitian ini didapatkan keempat lokasi penelitian tidak memberikan sarana hiburan kepada pasien sehingga hal tersebut dapat mempengaruhi evaluasi yang diberikan oleh 59 responden terhadap waktu tunggu. Adanya informasi saat pelanggan menunggu dapat mengurangi ekspektasi terhadap waktu tunggu, namun hal tersebut juga meningkatkan respon negatif terhadap evaluasi yang diberikan oleh pelanggan terhadap waktu tunggu. Walaupun begitu, respon negatif pelanggan baru akan muncul ketika waktu tunggu yang diberikan lebih lama dibandingkan yang diharapkan, sehingga hal ini hanya berpengaruh sedikit terhadap evaluasi pasien.38 Pada penelitian ini didapatkan keempat fasilitas kesehatan memberikan nomor antrian, yang dimana dapat mempengaruhi evaluasi pasien. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa waktu tunggu yang diberikan fasilitas kesehatan sudah dapat membuat pasien merasa puas. Walaupun begitu, mayoritas responden juga menjawab cukup setuju jika waktu tunggu dipercepat. Hal ini menunjukkan bahwa waktu tunggu yang diberikan sudah cukup memuaskan namun, kepuasan pasien akan lebih meningkat jika waktu tunggu yang diberikan lebih cepat. Didapatkan kepuasan pasien terhadap waktu tunggu di puskesmas dan klinik sama. Namun, pada klinik didapatkan salah satu responden menyatakan sangat tidak puas terhadap waktu tunggu yang didapatkannya. Hal tersebut menurut peneliti disebabkan oleh hal yang serupa dengan salah satu responden yang menilai kecepatan pelayanan di klinik sangat tidak cepat, yaitu pasien baru pertama kali berobat di kliik tersebut. 4.3.4 Keinginan Responden terhadap Fasilitas Kesehatan Keinginan yang dimaksudkan disini adalah keinginan responden terhadap fasilitas kesehatan setelah dia berobat di fasilitas kesehatan tersebut. Dari hasil yang didapatkan mayoritas responden ingin kembali berobat ke fasilitas kesehatan dan mayoritas responden ingin menyarankan anggota keluarganya dan temannya untuk berobat di fasilitas kesehatan. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pasien puas terhadap pelayanan yang diberikan oleh fasilitas kesehatan sehingga pasien ingin kembali berobat dan menyarankan fasilitas kesehatan kepada orang lain. Hasil ini juga menunjukkan bahwa pasien sudah memiliki loyalitas terhadap fasilitas kesehatan. Walaupun mungkin disebabkan 60 oleh faktor lain seperti dekatnya fasilitas kesehatan dan antrian lebih sedikit, namun hal ini tidak menutup kemungkinan bahwa pelayanan yang diberikan oleh fasilitas kesehatan sudah baik dan sesuai dengan ekspektasi pasien. Dari hasil yang didapatkan mayoritas pasien cukup setuju jika waktu tunggu dipercepat. Walaupun mayoritas responden yang menyatakan puas terhadap waktu tunggu yang didapatkannya, tetapi mayoritas responden juga menyatakan waktu tunggu perlu dipercepat. Hasil ini sebanding dengan jawaban responden yang menilai kecepatan pelayanan cukup cepat dan cukup puas terhadap waktu tunggu didapatkan. Setelah peneliti observasi banyak responden yang menyatakan waktu tunggu yang diberikan sudah memenuhi harapan yang responden inginkan. Namun, responden juga menyatakan waktu tunggu perlu dipercepat, karena responden tidak ingin mengeluarkan waktu yang lama untuk menunggu. Peneliti juga menemukan bahwa banyak dari ibu rumah tangga yang mengantarkan anaknya ke sekolah, karena hal tersebut mereka harus menyesuaikan jam pengobatan dengan waktu pulang anak mereka. Hal ini dapat mempengaruhi evaluasi responden terhadap keinginan mereka terhadap waktu tunggu. Didapatkan hasil keinginan pasien untuk berkunjung kembali ke fasilitas kesehatan, keinginan untuk mengajak kerabat pergi ke fasilitas kesehatan, dan waktu tunggu dipercepat antara puskesmas dan klinik sama. Namun, di puskesmas didapatkan 4 responden menyatakan sangat setuju untuk kembali berobat ataupun mengajak kerabatnya. Setelah peneliti wawancara beberapa pasien di puskesmas didapatkan bahwa sebagian responden sudah sangat mencintai puskesmas tersebut, sehingga mereka akan lebih memilih puskesmas disbanding fasilitas kesehatan yang lain. Hal ini menunjukkan bahwa telah terbentuk loyalitas antara pasien puskesmas dengan puskesmas. 4.3.5 Rata – Rata Waktu Pelayanan Waktu pelayanan yang dinilai pada penelitian ini ada 3 yaitu waktu tunggu, waktu pemeriksaan dan waktu tunggu untuk menerima obat. Waktu tunggu adalah waktu yang pasien gunakan sejak dari mendaftar di loket 61 pendaftaran hingga mulai diperiksa oleh dokter. Waktu pemeriksaan adalah waktu yang digunakan oleh dokter untuk memeriksa pasien sampai selesai.Waktu tunggu untuk menerima obat adalah waktu tunggu yang pasien dapatkan dari memberikan resep kepada petugas apotik hingga mendapatkan obat Dari hasil yang didapatkan rata – rata waktu tunggu adalah 14,24 menit. Menurut ketetapan pemerintah waktu tunggu rumah sakit tidak boleh lebih dari 60 menit.24 Jika dibandingkan dengan rata – rata waktu tunggu pada peneilitian ini terdapat perbedaan sangat jauh. Hal ini menunjukkan bahwa fasilitas kesehatan sudah dapat memberikan pelayanan yang cepat sehingga waktu tunggu yang diberikan lebih pendek dibandingkan yang ditetapkan pemerintah. Rata – rata waktu pemeriksaan adalah 5,58 menit. Rata – rata waktu pemeriksaan tersebut lebih singkat dibandingkan apa yang peneiliti perkirakan. Kemungkinan waktu pemeriksaan tersebut dipersingkat untuk menghindari antrian yang bertambah panjang. Pada penelitian ini dokter pada fasilitas kesehatan sudah berhasil meningkatkan kecepatan pelayanan fasilitas kesehatan sehingga pasien merasa puas terhadap waktu tunggu yang didapat. Dokter fasilitas kesehatan juga sudah berhasil membuat responden merasa puas sehingga mayoritas responden ingin kembali ke fasilitas kesehatan walaupun waktu pemeriksaan yang singkat. Rata – rata waktu menerima obat adalah 8,63 menit. Rata – rata tersebut tidak melewati ketetapan pemerintah yaitu maksimal 30 menit untuk obat jadi dan maksimal 60 menit untuk obat racikan.24 Hal tersebut menunjukkan bahwa fasilitas kesehatan sudah dapat memberikan pelayanan yang baika untuk pasien sehingga dapat dengan cepat memenuhi permintaan pasien dan juga membuat mayoritas pasien puas. Didapatkan waktu tunggu maksimal adalah 45 menit. Waktu tunggu ini hanya terpaut 15 menit dari batas yang ditetapkan pemerintah. Walaupun masih lebih cepat dari waktu yang ditetapkan, fasilitas kesehatan harus memperbaiki pelayanannya karena, jika dibiarkan fasilitas kesehatan bisa dikalahkan oleh fasilitas kesehatan lain sehingga, pasien tidak ingin berkunjung kembali. Namun, pada penelitian ini tidak ditemukan responden yang tidak setuju untuk tidak 62 berkunjung kembali ke fasilitas kesehatan, sehingga bisa diartikan sudah terbentuk kepercayaan dan loyalitas pasien terhadap fasilitas kesehatan. Menurut peneliti lamanya waktu tunggu disebabkan oleh beberapa hal. Pertama, antrian pasien yang terbentuk memang panjang sehingga pasien harus menunggu. Kedua dokter sedang istirahat dari pekerjaannya karena sebelumnya sudah banyak pasien yang diperiksa, sehingga pasien yang menunggu harus menunggu lebih lama lagi. Ketiga pasien datang lebih awal dibandingkan waktu buka fasilitas kesehatan, sehingga pasien harus menunggu lebih lama. Keempat terdapat kesalahan pada pelayanan fasilitas kesehatan seperti terselipnya rekam medik sehingga, pasien tidak ditangani hingga rekam medik diberikan kepada dokter. Didapatkan minimal waktu tunggu adalah 3 menit. Waktu tunggu ini sangat jauh berbeda dari waktu tunggu maksimal yang didapat. Setelah peneliti observasi, terdapat jam – jam tertentu dimana fasilitas kesehatan sepi pengunjung, jika pasien berobat pada jam tersebut, pasien mungkin tidak perlu mengantri karena antrian pasien tidak terbentuk. Hasil ini menunjukkan fasilitas kesehatan sudah sesuai peraturan pemerintah, dan jauh melewati batas maksimal yang ditentukan oleh pemerintah. Hal ini menunjukkan bahwa pelayanan yang diberikan fasilitas kesehatan sudah sangat cepat dibandingkan peratutan pemerintah. Walaupun begitu, pemerintah membuat peraturan tersebut untuk rumah sakit, sehingga perlu dibuat peraturan untuk fasilitas kesehatan tingkat pertama. Hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa rata – rata waktu tunggu di klinik lebih pendek dibandingkan dengan puskesmas. Untuk waktu tunggu maksimal didapatkan tidak ada perbedaan sedangkan, waktu tunggu minimal didapatkan bahwa klinik lebih cepat dibandingkan puskesmas. Hasil ini menunjukkan bahwa puskesmas dapat membentuk loyalitas pasien walaupun memiliki waktu tunggu yang lebih lama dibandingkan dengan klinik. Hal ini menunjukkan bahwa selain waktu tunggu terdapat hal lain yang mempengaruhi kepuasan pasien. 63 Hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa waktu pemeriksaan antara puskesmas dan klinik sama. Hal ini menunjukkan bahwa dokter pada puskesmas dan klinik berusah mempercepat waktu pemeriksaan agar tidak terbentuk antrian. 4.4 Keterbatasan Penelitian Pada penelitian ini, peneliti merasa memiliki beberapa keterbatasan yaitu: 1. Responden kadang tidak ingat sudah berapa lama ia menunggu dan sudah beberapa lama diperiksa, sehingga responden hanya menjawab dengan perkiraan saja. 2. Peneliti tidak membagi waktu tunggu untuk mendapatkan obat berdasarkan jenisnya yaitu obat jadi dan racikan. 3. Peneliti tidak memperhatikan penyebab lamanya waktu tunggu. 4. Penelitian ini belum bisa mewakili seluruh fasilitas kesehatan di Indonesia, karena cakupan penelitian ini hanya berada di daerah Ciputat. 5. Penelitian ini hanya melihat tingkat kepuasan pasien peserta JKN terhadap waktu tunggu sedangkan, banyak faktor lain yang mempengaruhi kepuasan pasien. 6. Pada penelitian ini tidak diteliti hubungan antara kepuasan terhadap waktu tunggu dan faktor yang mempengaruhinya. 7. Penelitian ini tidak membandingkan antara puskesmas dan klinik. 4.6 Kelebihan Penelitian Penelitian ini dilakukan ditempat empat berbeda. Pada penelitian sebelumnya oleh Herjunianto (2014) dan Adhesia Esti (2012), keduanya hanya dilakukan di satu tempat saja. Penelitian ini menggambarkan kepuasan pasien peserta JKN terhadap waktu tunggu yang didapatkannya. Penelitian tentang kepuasan pasien peserta JKN masih sedikit, penelitian ini dapat menambah daftar penelitian tersebut. 64 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari penelitian ini dapat diambil kesimpulan bahwa Peserta BPJS merasa puas terhadap waktu tunggu yang didapatkannya. Mayoritas responden (61,5%) merasa cukup puas terhadap waktu tunggu dan mayoritas responden (51%) merasa cukup puas terhadap waktu tunggu untuk menerima obat. Hasil yang didapat tidak sesuai dengan hipotesis peneliti. 5.2 Saran 1. Responden sudah cukup puas terhadap waktu tunggu di fasilitas kesehatan, namun sebaiknya fasilitas kesehatan tetap berusaha menurunkan waktu tunggunya agar tingkat kepuasan pasien dapat ditingkatkan lagi. 2. Diperlukan penelitian lebih lanjut tentang waktu tunggu menerima obat berdasarkan jenisnya yaitu obat jadi dan racikan. 3. Diperlukan lebih lanjut dengan cakupan daerah yang lebih luas dan jumlah responden yang lebih banyak. 4. Diperlukan penelitian lebih objektuf dengan cara mengikuti pasien sejak mendaftar di loket pendaftaran, sehingga peneliti dapat menghitung waktu. tunggu, waktu pemeriksaan dan waktu tunggu untuk menerima obat pasien 5. Diperlukan penelitian lebih lanjut tentang faktor selain waktu tunggu yang mempengaruhi kepuasan pasien peserta JKN. 6. Diperlukan penelitian lebih lanjut tentang hubungan antara kepuasan pasien peserta JKN terhadap waktu tunggu dan faktor yang mempengaruhinya. 7. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk membandingkan antara puskesmas dan klinik. 65 DAFTAR PUSTAKA 1. WHO. WHO Definition http://www.who.int/about/definition/en/print. of Di akses Health. tanggal 29 September 2016 2. KBBI.Sehat. http://kbbi.web.id/sehat. Di akses tanggal 29 September 2016 3. Presiden Republik Indonesia. Undang – Undang Republik Indonesia nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan. 2009. http://www.sjdih.depkeu.go.id. Di akses tanggal 29 September 2016 4. United Nation. Universal Declaration of Human Right. www.un.org. Di akses tanggal 29 September 2016 5. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Buku Pegangan Sosialisasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional. Pusat Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan Kementerian Kesehatan R.I. 2013 6. Presiden Republik Indonesia. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial. 2004. luk.staff.ugm.ac.id. Di akses pada tanggal 29 September 2016 7. BPJS Kesehatan Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan Nasional. Grafik. www.bpjs-ksehatan.go.id. Diakses tanggal 10 Agustus 2016 8. Bustani M Neti. Analisis Waktu Tunggu Pelayanan Pasien Rawat Jalan di Balai Kesehatan Mata Masyarakat Provinsi Sulawesi Utara. 2015. Jurnal e-Biomedik Volume 3, Nomor 3, September – Desember 2015. Di akses tanggal 25 September 2016 9. NandKeshav Aswar R. Patient Waiting Time and Their Satisfaction of Health Care Services Provided at Outpatient Department of Goverment Medical College, Nanded (Maharashtra,India). 2014. www.ijhsr.org. Diakses tanggal 20 Agustus 2016 66 10. Herjunianto. Pengaruh Waktu Tunggu Terhadap Wait Satisfaction Pasien di Instalasi Rawat Jalan RSAL dr.Ramelan. 2015. www.jurnaljam.ub.ac.id. Di akses pada tanggal 29 September 2016 11. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Peratutan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Program Jaminan Kesehatan Nasional. 2014. Diakses tanggal 15 November 2016 12. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2011. Tentang Pelayanan Kesehatan Pada Jaminan Kesehatan Nasional. 2013. Diakses tanggal 15 November 2016 13. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat. 2014. Diakses tanggal 4 November 2016 14. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 128/MENKES/SKII/2004 Tentang Kebijakan Pusat Kesehatan Masyarakat. 2014. Di akses tanggal 25 Oktober 2016 15. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2014. Tentang Klinik. 2014. Diakses Tanggal 25 November 2016 16. Kotler,Philip dan Lane Kevin, Keller. Marketing Management. 2012. New Jersey: Pearson 17. Band, William A. Creating value for customer: Designing and Implementation a Total Corporate Strategy. 1991. John Walley and Sons Inc. Canada. 18. Mowen, John C. Consumer behavior. 1995. Prentice Hall. Inc. Englewood Cliffs, New Jersey, International Edition. 19. Musanto, Trisno. Faktor-Faktor Kepuasan Pelanggan dan Loyalitas Pelanggan: Studi Kasus pada CV. Sarana Media Advertising Surabaya. 2004. Universitas Kristen Petra. Diakses tanggal 7 November 2016 20. Pohan I. Jaminan Mutu Pelayanan Kesehatan. 2002. Jakarta: Buku Kedokteran ECG 67 21. Nofiana, Hendri dan Sugiarsi, Sri. Hubungan Mutu Pelayanan Pendaftaran Dengan Kepuasan Pasien Rawat Jalan Di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar. 2011. Jurnal Kesehatan. 5 (1) : 90-106 22. Esti A. Pengaruh Waktu Tunggu dan Waktu Sentuh Pasien terhadap Tingkat Kepuasan Pasien Poli Umum di Puskesmas Sukorame Kota Kediri. 2012. Publikasi.stikesstrada.ac.id/wpcontent/uploads/2015/02/8PENGARUH WAKTU TUNGGU.pdf. 23. Utami Tri Yeni. Hubungan Waktu Tunggu Pelayanan Rawat Jalan dengan Tingkat Kepuasan Pasien di RSU Assalam Gemolong. 2015. Diakses tanggal 1 November 2016 24. Khatimah Khunusl Soebarto. Tinjauan Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Waktu Tunggu Rekam Medis di Pendaftaran Rawat Jalan RSUD Datu Sanggul Rantau. 2011. Diakses Tanggal 3 November 2016 25. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit. 2008. Diakses tanggal 25 Oktober 2016 26. Fetter B. Robert. Patient Waiting Time and Doctor Idle Time in the Outpatient Setting. 1966. Diakses Tanggal 3 November 2016 27. Palawata T.M.B. Waiting Time and Defining Customer Satisfaction, University of Sri Jayawardenepura. 2015. Vol 01(1) 15 – 24. Diakses tanggal 28 November 2016 28. Gilbert K.L. The impact of waiting time on customer loyalty, International Journal of Service Industry Management. 2001. Vol.6 No.5, pp. 53-71 29. Hutama Dhagat Wihasta. Pengaruh Kecepatan Pelayanan, Kenyamanan Lokasi dan Persepsi Harga Terhadap Nilai Pelanggan serta Dampaknya pada Minat Loyalitas. 2015. Universitas Diponegoro: Semarang 30. Hartono. Evaluasi Waktu Tunggu Resep di Instalasi Farmasi RSI PKU Muhammadiyah Palangkaraya. 2013. Universitas Muhamadiyah Palangkaraya 31. KBBI. Periksa. http://kbbi.web.id/periksa. Diakses tanggal 13 Desember 2016 68 32. Takavol Mohsen, Dennick Reg. Making sense of Cronbach’s Alpha. 2011. International Journal of Medical Education. Diakses tanggal 8 November 2016 33. BKKBN. Profil Kependudukan dan Pembangunan di Indonesia Tahun 2013. 2013. Jakarta 34. Sampeluna Noviana. Faktor yang Berhubungan dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan di RSUD Lakipada Kabupaten Tana Toraja. 2013. Diakses tanggal 28 November 2016 35. Laila, Ewiya. Pengaruh Karakteristik Masyarakat Miskin dan Pelayanan Kesehatan Terhadap Pemanfaatan Pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2007. 2008. Diakses tanggal 28 November 2016 36. Setiawan, Iwan. Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Perawat di Unit Gawat Darurat Rumah Sakit Haji Jakarta. 2013. Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia : Depok. Diaskes tanggal 28 November 2016 37. Tjiptono, Fandy. Pemasaran Jasa. 2005. Bayu Media Publishing 38. Antonides Gerit, Verhoef C.Peter. Consumer Perception and Evaluation of Waiting Time: a Field Experiment. 2002. Journal of Consumer Psychology. 12(3). 193 – 202. Diakses tanggal 28 November 2016 69 LAMPIRAN Lampiran 1 Informed Consent Tanggal Pengambilan KUESIONER KEPUASAN PESERTA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL TERHADAP PELAYANAN DI PUSKESMAS DAN KLINIK MITRA BPJS DI TANGERANG SELATAN No. Kuesioner: No. SPSS: PERSETUJUAN PENGAMBILAN DATA (INFORMED CONSENT) Saya telah mendapatkan penjelasan dan mengerti mengenai riset Kepuasan Peserta Jaminan Kesehatan Nasional Terhadap Pelayanan di Puskesmas dan Klinik Mitra BPJS di Tangerang Selatan oleh Muhammad Fajar Ihsan (1113103000007), Muhammad Rafdi Akbar (1113103000038), Mochammad Billy Adam (1113103000040), Mahasiswa jurusan pendidikan dokter angkatan 2013 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Saya bersedia mengisi kuesioner ini sebagai bentuk partisipasi saya terhadap penelitian ini. Tangerang Selatan,……..………….2016 70 Lampiran 2 RIWAYAT HIDUP PENULIS DATA PRIBADI Nama : Muhammad Rafdi Akbar Jenis kelamin : Laki- laki Tempat tanggal lahir : Jakarta, 25 Mei 1995 Status : Belum menikah Agama : Islam Alamat : Jl. Shofa Marwa IV No.35 Mekarsari, Cimanggis, Depok No. Telepon/HP : (021) 8708684/082123488978 Email : [email protected] RIWAYAT PENDIDIKAN 1. Tahun 2001-2007 : SD Islam PB. Sudirman 2. Tahun 2007-2010 :SMPN 49, Kramat Jati, Jakarta Timur 3. Tahun 2010-2013 : SMA Labschool Rawamangun 4. Tahun 2013-sekarang : Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta PENGALAMAN ORGANISASI 1. Anggota Rohani Islam SMA Labschool Rawamangun 2011 – 2013 71