ANALISIS EFEKTIVITAS IKLAN TELEVISI MOBILE

advertisement
0
ANALISIS EFEKTIVITAS IKLAN TELEVISI
MOBILE BROADBAND TELKOMSEL FLASH PADA
MAHASISWA S1 INSTITUT PERTANIAN BOGOR (IPB)
Oleh
RAYSAH YUNITA RAHMA
H24080066
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2012
RINGKASAN
RAYSAH YUNITA RAHMA. H24080066. Analisis Efektivitas Iklan Televisi
Mobile Broadband Telkomsel Flash pada Mahasiswa S1 Institut Pertanian Bogor
(IPB). Di bawah bimbingan MUHAMMAD SYAMSUN dan R. DIKKY
INDRAWAN.
Perkembangan teknologi dunia saat ini membawa pengaruh luar biasa bagi
gaya hidup setiap orang. Penggunaan internet di dunia semakin lama semakin
meningkat dari tahun ke tahun. Survey Internet World Stat mengatakan jumlah
pengguna internet di dunia pada tahun 2011 telah mencapai kurang lebih 2 milyar
juta jiwa, Asia menempati posisi teratas pengguna internet yaitu 922,3 juta jiwa
dan Indonesia merupakan salah satu Negara pengguna internet terbesar di Asia,
dilihat dari urutan Indonesia yang berada pada peringkat 11 dalam 20 negara
terbesar dalam penggunaan internet. Dari banyaknya jenis mobile broadband
tersebut, para operator telekomunikasi tidak kehabisan akal untuk
mempromosikan mobile broadband-nya. Salah satunya yaitu Telkomsel Flash,
data pertumbuhan pelanggan broadband Telkomsel Flash 2011 sangat
menggembirakan, yaitu jumlah pelanggan Telkomsel Flash mengalami kenaikan
sebesar 74,4% dari sebelumnya tahun 2010 2.97 juta menjadi 5.19 juta pada 2011.
Penelitian ini bertujuan : (1). Menganalisis efektivitas iklan televisi mobile
broadband Telkomsel Flash versi “GPL (Gak Pake Lama)” dengan menggunakan
model struktural (2) Menentukan apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi
keputusan pembelian nyata sehingga dapat mengklasifikasikan antara kelompok
mahasiswa yang membeli atau tidak membeli mobile broadband Telkomsel Flash.
Data yang digunakan merupakan data primer dan data sekunder. Alat
analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Structural Equation Model
(SEM) dengan menggunakan model Consumer Decision Model (CDM) dengan
menggunakan perangkat lunak smartPLS dan analisis diskriminan dengan
menggunakan Minitab 14.
Hasil dari analisis efektifitas iklan, informasi pada iklan di media televisi
mobile broadband Telkomsel Flash versi “GPL (Gak Pake Lama)” berpengaruh
terhadap variabel-variabel yang diukur pada CDM sampai dengan pembelian
nyata, terdapat 3 jalur yang efektif yaitu jalur pertama dari pesan iklan (F) ke
kepercayaan konsumen (C) lalu ke niat beli (I) dan ke pembelian nyata (P), jalur
kedua dari pesan iklan (F) lalu membangun pengenalan merek (B) sehingga
menimbulkan sikap konsumen (A) maka akan terjadi niat beli (I) dan akhirnya
kepada pembelian nyata (P), jalur ketiga dari pesan iklan (F) ke sikap konsumen
(A) lalu ke niat beli (I) dan ke pembelian nyata (P). Sehingga dapat dikatakan
bahwa iklan mobile broadband Telkomsel Flash versi “GPL (Gak Pake Lama)” di
media televisi tersebut mampu mengkomunikasikan informasi dengan efektif
kepada konsumen. Hasil dari analisis diskriminan yaitu faktor-faktor yang
mempengaruhi pembelian nyata dan tidak mobile broadband Telkomsel Flash
pada mahasiswa adalah status mahasiswa, saran dari teman, jaringan akses,
pengetahuan tempat pembelian, kepercayaan merek, kepribadian, dan media
informasi.
ANALISIS EFEKTIFITAS IKLAN TELEVISI
MOBILE BROADBAND TELKOMSEL FLASH PADA
MAHASISWA STRATA-1 INSTITUT PERTANIAN BOGOR
(IPB)
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA EKONOMI
pada Departemen Manajemen
Fakultas Eknomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Oleh
RAYSAH YUNITA RAHMA
H24080066
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2012
Judul Skripsi
: Analisis Efektivitas Iklan Televisi Mobile Broadband
Telkomsel Flash Pada Mahasiswa Strata-1 Institut Pertanian
Bogor (IPB)
Nama
: Raysah Yunita Rahma
NIM
: H24080066
Menyetujui,
Pembimbing I
Pembimbing II
(Dr. Ir. Muhammad Syamsun, M.Sc)
NIP : 19500727 197412 1 001
(R. Dikky Indrawan, SP, MM)
Mengetahui,
Ketua Departemen
(Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc)
NIP : 19610123 198601 1 002
Tanggal lulus :
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan pada tanggal 19 Juni 1990 di Tangerang. Penulis yang
bernama lengkap Raysah Yunita Rahma adalah anak terakhir dari tiga bersaudara
pasangan Bapak Soeroso, M.Sc dan Ibu Sumiarsih. Penulis menempuh pendidikan
formal pada Sekolah Dasar Negeri Serua VI tahun 1996 dan lulus pada tahun
2002. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Pertama
Negeri 87 Jakarta, lulus pada tahun 2005. Penulis menamatkan pendidikan
menengah atas pada Sekolah Menengah Atas Negeri 46 Jakarta pada tahun 2008.
Tahun 2008, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur
USMI (Undangan Seleksi Masuk Institut Pertanian Bogor), penulis diterima di
Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Pada masa
perkuliahan, penulis aktif dalam berbagai kegiatan kepanitian dan organisasi
mahasiswa. Penulis tergabung sebagai Staff SDM UKM Gentra Kaheman dan
berkesempatan menjadi perwakilan IPB dalam kegiatan Gentra Goes to Malaysia
untuk pertukaran budaya di Universitas Sains Malaysia pada tahun 2009. Penulis
juga tergabung sebagai Bendahara Direktorat Produksi,Operasi, dan Bisnis (POB)
serta Bendahara Dewan Komisaris pada Himpunan Profesi Departemen
Manajemen, yaitu Center of Management (COM@) selama dua periode dan
dinobatkan sebagai staff terbaik COM@ pada tahun 2010. Selain itu penulis juga
bergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas
Ekonomi dan Manajemen IPB, Cabang Bogor sebagai Ketua Umum KOHATI.
Pada tahun 2010 penulis dipercaya sebagai Ketua Pelaksana acara lomba Simulasi
Bisnis untuk Sekolah Menengah Atas dan Universitas Se-Dejabotabek. Penulis
juga selalu mengikuti kegiatan Departemen Manajemen yaitu Comparative Study
and Workshop ke Thailand pada 2011 dan juga ke Singapura pada tahun 2012.
Penulis pernah mengikuti beberapa perlombaan, salah satunya pernah menjadi
pemenang pertama lomba Stock Day pada tahun 2011. Penulis juga aktif menjadi
asisten dosen pada mata kuliah Manajemen Pemasaran pada tahun 2012. Penulis
pernah mengikuti magang atau pelatihan kerja di bagian P2 Humas Direktorat
Jederal Pajak Kantor Wilayah Khusus Jakarta.
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji dan syukur senantiasa dipanjatkan kehadirat
Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis
dalam menyusun skripsi yang berjudul “Analisis Efektivitas Iklan Televisi Mobile
Broadband Telkomsel Flash versi “GPL (Gak Pake Lama)” pada Mahsiswa
Strata-1 Institut Pertanian Bogor”. Shalawat serta salam tercurah kepada
Rasulullah SAW beserta para keluarga, sahabat serta para pengikutnya hingga
akhir zaman.
Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas iklan televisi mobile
broadband
Telkomsel
Flash
versi
“GPL
(Gak
Pake
Lama)”
dalam
mengkomunikasikan informasinya kepada konsumen serta mengelompokan atau
mengklasifikasikan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian nyata
penonton iklan mobile broadband Telkomsel Flash. Skripsi ini merupakan salah
satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen
Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari masih banyaknya
kekurangan karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan penulis, oleh
karena itu penulis mengharapkan adanya penelitian berikutnya sebagai
penyempurna skripsi ini.
Bogor, April 2012
Penulis
iv
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak dapat tersusun tanpa bantuan
berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Dr. Ir. Muhammad Syamsun, M.Sc dan R. Dikky Indrawan, SP, MM
selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktunya untuk
membimbing
serta
memberikan
saran
kepada
penulis
dalam
menyelesaikan skripsi ini.
2. Drs. Edward H. Siregar, SE, MM selaku dosen penguji sidang skripsi yang
telah memberikan masukan dan saran dalam penyusunan skripsi ini.
3. Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc selaku Ketua Departemen Manajemen,
FEM IPB.
4. Hardiana Widyastuti, S.Hut, MM selaku dosen Quality Control (QC) yang
telah memeriksa dan memberi masukan dan saran dalam skripsi penulis.
5. Seluruh staf pengajar dan karyawan/wati Departemen Manajemen, FEM
IPB yang telah membantu memfasilitasi segala keperluan kuliah dan
birokrasi yang harus diselesaikan penulis.
6. Mama dan Papa (Soeroso, M.Sc dan Sumiarsih) tercinta yang selalu
mencurahkan kasih sayang, dukungan moral maupun materil, kesabaran,
pengorbanan dan do’a yang tiada putus bagi ketiga buah hatinya.
7. Kakak-kakakku tersayang Afriandi Ali dan Afriana Rosi Nur Huda serta
Reza Mahendra, terimakasih selalu memberikan dukungan dan do’a serta
tidak bosan sebagai tempat cerita dan keluh kesah penulis selama ini.
8. My little princess Afza Diandra Tabina yang selalu menjadi mood booster
dan memberikan canda tawa yang menghibur selama ini setiap penulis
pulang kerumah.
9. Keluarga besar tercinta Alm. Wongso Sarip dan Alm. Salam atas segala
semangat dan doa selama ini.
10. Teman-teman satu pembimbing skripsi dan seperjuangan Yuvi, Yuti,
Melly, Dede, Arni, especially Risyayana Ersya dan Jessica Merismana
v
untuk kebersamaannya menyemangati dan saling membantu dalam
pembuatan skripsi yang begitu cepat prosesnya ini.
11. Keluarga besar PT.
Masasi
Indonesia
yang begitu besar rasa
persaudaraannya dan telah menampung penulis untuk menginap di kantor
dalam pengerjaan skripsi, Bapak Dikky, Bapak Asep, Bapak Dedi, Abang
Ojan, Abang Wiwid, Abang Modjo, Abang JW dan juga Kak Gerry dalam
bantuan memperindah slide presentasi skripsi penulis.
12. Sahabat-sahabat “GNBH” tersayang, tergila, dan terhedonisme di dunia ini
Fitriannisa, Amelia Putri Saadiah, Risyayana Ersya, Anugerah Dewi P, Ida
Nurul Fitri, Regita van Empel yang selalu ada sebagai penghibur dikala
penulis kesulitan.
13. Wanita-wanita pemberi semangatku para “PURIERS” tercinta Eva Liana
Sari, Mirna Yuliana, Ken Ardhana, Adhayani Dewi, dan Zhaviera Fetriza
yang selalu menggila bersama dikosan. Serta teman-teman kosan baru Kak
Delsi, Kak Dian, Kak Reren, Kak Ida, Winda, Lilik Nur dan Yati yang
selalu menyemangati penulis dalam pembuatan skripsi disaat-saat terakhir.
14. Sahabat-sahabat setiaku “KUBUS” tercinta Citra, Karima, Pupu, Nana,
Ayu, Sarah, Ragil, Ochi, Vinda, Ana, Ema, Tiwi yang selalu
mendoakanku dari kejauhan disana.
15. Keluarga besar Manajemen 45 terimakasih atas kebersamaan selama tiga
tahun yang berkesan, penuh kesedihan, canda, dan tawa ini, semoga
silaturahmi kita akan tetap terjaga.
16. Seluruh responden dan semua pihak yang tak dapat penulis tuliskan satu
persatu yang telah membantu penulis selama menyelesaikan skripsi.
Semoga Allah SWT memberikan pahala atas kebaikannya.
vi
DAFTAR ISI
Halaman
RINGKASAN
RIWAYAT HIDUP ...............................................................................
iii
KATA PENGANTAR ...........................................................................
iv
UCAPAN TERIMA KASIH ................................................................
v
DAFTAR ISI ..........................................................................................
viii
DAFTAR TABEL .................................................................................
ix
DAFTAR GAMBAR .............................................................................
xi
DAFTAR PERSAMAAN .....................................................................
xii
DAFTAR LAMPIRAN .........................................................................
xiii
I.
PENDAHULUAN ..........................................................................
1
1.1. Latar Belakang ..........................................................................
1.2. Perumusan Masalah ..................................................................
1.3. Tujuan Penelitian ......................................................................
1.4. Manfaat Penelitian ....................................................................
1.5. Ruang Lingkup Penelitian .........................................................
1
5
6
6
6
II. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................
8
2.1. Definisi Mobile Broadband .......................................................
2.2. Pemasaran.................................................................................
2.2.1 Pengertian Pemasaran ......................................................
2.2.2 Strategi Pemasaran ...........................................................
2.3. Komunikasi Pemasaran Terintegrasi ........................................
2.4. Periklanan .................................................................................
2.4.1 Pengertian Iklan ...............................................................
2.4.2 Tujuan Iklan .....................................................................
2.4.3 Manfaat Iklan.................................................................
2.4.4 Efektivitas Periklanan....................................................
2.5. Televisi sebagai Salah Satu Media Periklanan .........................
2.6. Definisi Konsumen ...................................................................
2.7. Perilaku Konsumen ...................................................................
2.8. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen ..........
2.9. Proses Keputusan Pembelian....................................................
2.10. Karakteristik Konsumen.........................................................
2.11. Consumer Decision Model (CDM) .........................................
vii
8
8
8
8
9
10
10
11
12
12
13
13
14
14
16
19
20
2.12. Impulse buying .......................................................................
2.13. Structural Equation Model (SEM)..........................................
2.13.1 Definisi Structural Equation Model...............................
2.13.2 Bentuk SEM dengan PLS ..............................................
2.14. Penelitian Terdahulu ...............................................................
24
25
25
29
30
III. METODE PENELITIAN ..............................................................
32
3.1. Kerangka Penelitian ..................................................................
3.2. Metode Penelitian.....................................................................
3.2.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ...........................................
3.2.2 Pengumpulan Data ...........................................................
3.2.3 Pengambilan Sampel ........................................................
3.2.4 Pengujian Kuisioner .........................................................
3.2.5 Pengolahan dan Analisis Data .........................................
32
34
34
35
35
36
39
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................
46
4.1. Gambaran Umum Produk .........................................................
4.2. Gambaran Umum Iklan Televisi Mobile Broadband
Telkomsel Flash .........................................................................
4.3. Karakteristik Responden ...........................................................
4.4. Hasil Analisis Partial Least Square ...........................................
4.5. Pengujian Model.......................................................................
4.5.1 Model Pengukuran (Outer Model) ...................................
4.5.2 Model Struktural (Inner Model).......................................
4.5.3 Hasil Analisis Consumer Decision Model (CDM) ..........
4.6. Hasil CDM Impulse buying ......................................................
4.6.1 Impulse buying Jalur F – I – P ........................................
4.6.2 Impulse buying Jalur F – P ..............................................
4.7. Analisis Diskriminan ................................................................
4.8. Implikasi Manajerial .................................................................
46
48
49
56
57
57
61
63
67
67
72
77
95
KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................
101
1. Kesimpulan .........................................................................................
2. Saran ....................................................................................................
101
101
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................
103
LAMPIRAN ...........................................................................................
105
viii
DAFTAR TABEL
No
Halaman
1. Pengguna internet di dunia dan populasi statistik ..............................
2. Perbedaan Covariance Based SEM (CBSEM) dengan Component
Based SEM (PLS) ..............................................................................
3. Paket-paket harga yang ditawarkan oleh Telkomsel Flash ................
4. Frekuensi menonton iklan televisi broadband Telkomsel Flash
sebelum dan sesudah membeli ...........................................................
5. Indikator – indikator yang harus didrop .............................................
6. Nilai tertinggi interelasi refleksi indikator .........................................
7. Hasil indikator-indikator yang sudah didrop......................................
8. Hasil bootsrap bobot tiap indikator terhadap variabel laten...............
9. Indikator yang harus didrop dari model CDM impulse buying
F – I – P .............................................................................................
10. Hasil indikator dari model CDM impulse buying F – I – P yang sudah
didrop ...............................................................................................
11. Hasil CDM impulse buying F – I – P bootsrapping bobot tiap
indikator terhadap variabel laten ......................................................
12. Indikator yang harus didrop dari model CDM impulse buying
F – P .................................................................................................
13. Hasil CDM impulse buying F – P bootsrapping bobot tiap
indikator terhadap variabel laten ......................................................
14. Hasil CDM impulse buying F – P bootsrapping bobot tiap indikator
terhadap variabel laten .....................................................................
15. Penempatan klasifikasi responden yang membeli dan yang tidak
membeli dan variabel-variabelnya .....................................................
16. Klasifikasi responden yang membeli dan tidak membeli .................
17. Nilai discriminant function sebelum penghapusan data pertama ......
18. Data yang harus dihapus atau misklasifikasi pertama.......................
19. Klasifikasi responden yang membeli dan tidak membeli kedua .......
20. Nilai linear discriminant function sebelum penghapusan data
kedua ................................................................................................
21. Data yang harus dihapus atau misklasifikasi kedua ..........................
22. Klasifikasi responden yang membeli dan tidak membeli ketiga .......
23. Nilai linear discriminant function sebelum penghapusan data
ketiga ................................................................................................
24. Data yang harus dihapus atau misklasifikasi ketiga ..........................
25. Klasifikasi responden yang membeli dan tidak membeli keempat ...
26. Nilai linear discriminant function sebelum penghapusan data
keempat ............................................................................................
27. Data yang harus dihapus atau misklasifikasi keempat ......................
28. Klasifikasi responden yang membeli dan tidak membeli kelima......
29. Nilai linear discriminant function sebelum penghapusan data
kelima ...............................................................................................
30. Data yang harus dihapus atau misklasifikasi kelima.........................
31. Klasifikasi responden yang membeli dan tidak membeli keenam ....
ix
2
27
47
54
57
58
59
61
68
69
70
73
74
75
77
79
79
80
81
81
82
82
83
83
84
84
85
85
86
86
87
32. Nilai linear discriminant function yang sudah memenuhi
klasifikasi .........................................................................................
33. Faktor – faktor yang mempengaruhi pembelian dan tidak
mempengaruhi pembelian responden.............................................
34. Nilai pertama fungsi koefisien klasifikasi faktor-faktor yang
membeli dan tidak membeli mobile broadband Telkomsel Flash ....
35. Klasifikasi responden yang membeli dan tidak membeli pertama
setelah di stepwise .............................................................................
36. Data yang harus dihapus atau misklasifikasi pertama setelah
di stepwise.....................................................................................
37. Nilai kedua fungsi koefisien klasifikasi faktor-faktor yang
membeli dan tidak membeli mobile broadband Telkomsel
Flash.............................................................................................
38. Klasifikasi responden yang membeli dan tidak membeli kedua
setelah di stepwise.........................................................................
33. Nilai linear discriminant function yang sudah memenuhi
klasifikasi.....................................................................................
40. Implikasi manajerial......................................................................
x
87
89
91
91
92
92
93
93
96
DAFTAR GAMBAR
No
Halaman
1. Asia Top Internet Countries ...............................................................
2. Proses pengambilan keputusan pembelian.......................................
3. Model Consumer Decision Model .....................................................
4. Gambaran kerangka penelitian ...........................................................
5. Model SEM (Structural Equation Model) .........................................
6. Model SEM untuk CDM impulse buying F – I – P ...........................
7. Model SEM untuk CDM impulse buying F – P .................................
8. Tampilan potongan iklan mobile broadband Telkomsel Flash
versi “GPL (Gak Pake Lama)” ..........................................................
9. Karakteristik jenis kelamin mahasiswa ..............................................
10. Karakteristik pengeluaran mahasiswa ...............................................
11. Itensitas mahasiswa mengakses internet ...........................................
12. Lokasi mahasiswa mengakses internet..............................................
13. Jaringan internet yang digunakan mahasiswa ...................................
14. Rekan mahasiswa dalam mengakses internet ...................................
15. Lama mahasiswa menonton televisi setiap harinya ..........................
16. Mobile broadband yang dimiliki mahasiswa ....................................
17. Paket layanan internet yang digunakan mahasiswa ..........................
18. Program yang sering disaksikan mahasiswa .....................................
19. Stasiun televisi yang sering disaksikan mahasiswa ..........................
20. Model awal CDM pada SmartPLS ....................................................
21. Model kedua CDM yang telah didrop pada SmartPLS .....................
22. Model ketiga CDM yang telah dibootstrapping ...............................
23. Hasil CDM mobile broadband Telkomsel Flash ..............................
24. Model CDM impulse buying awal dari F – I – P ..............................
25. Model CDM impulse buying F – I – P setelah manifest didrop ........
26. Model CDM impulse buying F – I – P yang telah dibootstrapping ..
27. Model CDM impulse buying awal dari F – P ....................................
28. Model CDM impulse buying F – P setelah manifest didrop .............
29. Model CDM impulse buying F – P yang telah dibootstrapping ........
xi
3
17
21
34
42
42
43
49
49
50
51
51
52
52
53
54
55
55
56
59
60
64
64
68
69
71
72
74
76
DAFTAR PERSAMAAN
No
Halaman
1. Uji validitas .........................................................................................
2. Uji reabilitas ........................................................................................
3. Nilai ragam ..........................................................................................
4. Fungsi diskriminan 18 faktor yang tidak melakukan pembelian ........
5. Fungsi diskriminan 18 faktor yang melakukan pembelian .................
6. Fungsi diskriminan 7 faktor yang tidak melakukan pembelian ..........
7. Fungsi diskriminan 7 faktor yang melakukan pembelian ...................
xii
37
38
39
88
88
94
94
DAFTAR LAMPIRAN
No
Halaman
1. Kuesioner ............................................................................................
2. Hasil uji validitas dan reliabilitas faktor .............................................
3. Hasil uji validitas dan reliabilitas efektivitas iklan .............................
4. Uji validitas responden........................................................................
xiii
105
111
112
115
1
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perkembangan teknologi dunia saat ini membawa pengaruh luar biasa bagi
gaya hidup setiap orang. Terutama di bidang teknologi informasi, internet
menjadi primadona dalam kebutuhan informasi saat ini. Kegiatan apapun
dapat di akses melalui internet, dari mulai mencari berita paling
update,mengirim kabar, bertegur sapa dengan teman – teman, sampai pada
kegiatan jual beli yang biasanya dilakukan pada social media dalam internet.
Tren ini membuat hampir seluruh tempat, seperti sekolah, kampus,
perkantoran, café, bahkan rumah sakit memiliki wifi, sehingga memudahkan
setiap orang yang berada di tempat tersebut untuk mengakses internet.
Jumlah pengguna Internet yang besar dan semakin berkembang, telah
mewujudkan budaya internet. Internet juga mempunyai pengaruh yang besar
atas ilmu, dan pandangan dunia. Dengan hanya berpandukan mesin pencari
seperti Google, pengguna di seluruh dunia mempunyai akses internet yang
mudah atas bermacam-macam informasi. Dibanding dengan buku dan
perpustakaan, internet melambangkan penyebaran maupun pengetahuan
informasi dan data secara ekstrem. Perkembangan internet juga telah
memengaruhi perkembangan ekonomi. Berbagai transaksi jual beli yang
sebelumnya hanya bisa dilakukan dengan cara tatap muka dan sebagian
sangat kecil melalui pos atau telepon, kini sangat mudah dan sering dilakukan
melalui internet. Transaksi melalui Internet ini dikenal dengan namaecommerce. Terkait dengan pemerintahan, internet juga memicu tumbuhnya
transparansi pelaksanaan pemerintahan melalui e-government.Kegunaan
internet yang sangat banyak tersebut membuat para pekerja kantoran maupun
bisnis dan juga para pelajar maupun mahasiswa sangat terbantu dengan
hadirnya internet. Baik orang tua, remaja, maupun anak – anak, semua
membutuhkan internet. Sehingga budaya internet sudah sangat melekat pada
individu – individu di seluruh dunia.
Penggunaan internet di dunia semakin lama semakin meningkat dari tahun
ke tahun. Survey Internet World Stat mengatakan jumlah pengguna internet di
2
dunia pada tahun 2011 telah mencapai kurang lebih 2 milyar juta jiwa. Dari
hasil survey Internet World Stat tersebut diperoleh Asia menempati posisi
teratas pengguna internet yaitu 922,3 juta jiwa diikuti oleh benua Eropa yang
berada pada urutan kedua sebesar 476,2 juta jiwa (Tabel 1). Hal ini
mengingat bahwa 55% penduduk dunia berada di benua Asia yaitu sebesar
3,8 miliar jiwa dari total penduduk dunia yang mencapai 6,9 miliar jiwa
(World Internet Users and Population Stats). Dari data tersebut, Indonesia
merupakan salah satu Negara pengguna internet terbesar di Asia, dilihat dari
urutan Indonesia yang berada pada peringkat 11 dalam 20 negara terbesar
dalam penggunaan internet. Sedangkan pada wilayah Asia, Indonesia
merupakan peringkat empat setelah Negara Cina, India, dan Jepang (Gambar
1).
Tabel 1. Pengguna internet di dunia dan populasi statistik 2011
WORLD INTERNET USAGE AND POPULATION STATISTICS
March 31, 2011
World
Regions
Population
( 2011 Est.)
Penetrati
Internet
on
Internet Users
Users
(%
Latest Data
Dec. 31, 2000
Populatio
n)
Growth
2000-2011
Users
%
of
Table
Africa
1,037,524,058
4,514,400
118,609,620
11.4 %
2,527.4 %
5.7 %
Asia
3,879,740,877
114,304,000
922,329,554
23.8 %
706.9 %
44.0
%
Europe
816,426,346
105,096,093
476,213,935
58.3 %
353.1 %
22.7
%
Middle
East
216,258,843
3,284,800
68,553,666
31.7 %
1,987.0 %
3.3 %
North
America
347,394,870
108,096,800
272,066,000
78.3 %
151.7 %
13.0
%
Latin
America /
Carib.
597,283,165
18,068,919
215,939,400
36.2 %
1,037.4 %
10.3
%
Oceania /
Australia
35,426,995
7,620,480
21,293,830
60.1 %
179.4 %
1.0 %
WORLD
TOTAL
6,930,055,154
360,985,492
2,095,006,005
30.2 %
480.4 %
100.0
%
Sumber : Internet World Stats –www.internetworldstats.com/stats.htm/2011
3
Gambar 1. Asia Top Internet Countries (Internet World Stats, 2011)
Ketergantungan masyarakat dunia khususnya Indonesia pada internet ini
membuat banyak operator telekomunikasi memanfaatkan peluang tersebut
dengan menciptakan alat yang memudahkan pengguna dalam mengakses
internet dimanapun berada. Biasanya internet diakses melalui komputer
dirumah atau di warung internet (warnet), sekarang berubah menjadi mobile
broadband, yang dapat diakses dimana saja dan kapan saja. Layanan internet
yang disediakan oleh operator telekomunikasi juga beragam dalam
pemilihannya, sehingga harus disesuaikan dengan mobile broadband yang
dipakai, yaitu ada yang CDMA (Code Division Multiple Access) dan GSM
(Global System for Mobile Communications). Yang paling mendasar
pembedanya adalah jaringannya. Memang sulit bagi pengguna internet untuk
menentukan pilihan antara CDMA dan GSM. Semua itu tergantung lokasi
dimana berada. Pada umumnya sinyal GSM lebih merata dari pada CDMA.
Memang apabila dilihat dari mobile broadband yang digunakan untuk
provider GSM, biasanya lebih murah dari mobile broadband yang digunakan
untuk provider CDMA, tetapi dalam paket penggunaan internet per bulannya,
provider CDMA lebih murah dibandingkan dengan provider GSM.
Beberapa mobile broadband berbasis GSM seperti Telkomsel Flash dari
Telkomsel, IM2 dari Indosat, XL Unlimited dari PT. Excelcomindo Pratama
Tri dari PT Hutchison CP Telecommunications, dan yang berbasis CDMA
4
terdapat SmartFren dari PT. Smart Telecom, AHA Asia dari Mobile Group
Bakrie Connectivity, Axis dan StarOne dari PT. Indosat. Dari banyaknya
jenis mobile broadband tersebut, para operator telekomunikasi tidak
kehabisan akal untuk mempromosikan bahwa mobile broadband dan layanan
internetnyalah yang paling terbaik. Salah satu strategi promosi Telkomsel
Flash adalah menggunakan media promosi iklan televisi. Iklan yang dibuat
Telkomsel Flash sangat menarik dan ditargetkan untuk kalangan remaja yang
saat ini demam internet. Salah satu iklan yang menarik dari TelkomselFlash
pada tahun 2011 adalah versi “GPL (Gak Pake Lama)” yang menampilkan
Desta Club 80‟s dan Vincent Club 80‟s pada suatu restoran, Desta memesan
internet spesial kepada Vincent sebagai pelayan di restoran tersebut. Lalu
Desta memperingatkan agar Vincent memberikan internet tersebut GPL (Gak
Pake Lama), dimana kata – kata GPL tersebut menjadi daya tarik untuk
menggambarkan layanan internet Telkomsel Flash yang cepat dan tidak lama
dalam mengakses.Telkomsel Flash menawarkan pengalaman baru dalam
melakukan koneksi jaringan internet dengan kecepatan tinggi dan lokasi akses
yang dapat dilakukan dimana saja. Strategi promosi tersebut diharapkan dapat
meningkatkan pembelian konsumen terhadap Telkomsel Flash.
Data pertumbuhan pelanggan
broadband
Telkomsel
Flash
2011
menunjukkan angka yang sangat menggembirakan. Jumlah pelanggan
TelkomselFlash mengalami kenaikan sebesar 74,4% dari sebelumnya tahun
2010 sebesar 2.97 juta, menjadi 5.19 juta pada tahun 2011 ini. Selain itu,
penghargaan yang diberikan oleh Majalah Marketing SWA dan Lembaga
Survei Independen Frontier kepada Telkomsel atas kesuksesan meraih
predikat Best of The Best ICSA 2011 atas 3 produknya yaitu simpati, kartu
halo, dan Telkomsel Flash menjadikan Telkomsel semakin mengukuhkan
posisinya dan membuktikan sebagai pemimpin di industri telekomunikasi
selular Indonesia. Tingginya kepercayaan pengguna konsumen terhadap
Telkomsel juga dikarenakan produk dan layanan yang ditawarkan mampu
memenuhi 5 parameter kebutuhan pokok komunikasi, yakni: cakupan yang
luas, kualitas jaringan yang handal, inovasi produk mendukung mobile
5
lifestyle, pelayanan pelanggan berstandar ISO, dan tarif yang semakin
terjangkau1
Pengguna internet terbanyak saat ini di Indonesia terdapat dalam bidang
pendidikan. Pelajar dan mahasiswa khususnya dalam mengerjakan tugas –
tugas kuliah sangat membutuhkan internet dalam mencari informasi terbaru.
Pencarian informasi melalui internet ini dirasa mahasiswa lebih efektif dan
efisien karena dapat menghemat waktu dan tenaga. Dengan hadirnya mobile
broadband mahasiswa dapat mengakses data dimana dan kapan saja.
Pemilihan mobile broadband pun menjadi hal yang terpenting karena tiap
provider menawarkan keunggulan yang berbeda dan kompetitif.
Targeting pasar yang dituju mobile broadband Telkomsel Flash adalah
remaja khususnya mahasiswa. Untuk itu penelitian ini bermaksud untuk
mengetahui efektivitas iklan mobile broadband TelkomselFlashversi “GPL
(Gak Pake Lama) pada mahasiswa S1 IPB.
1.2. Perumusan Masalah
Iklan televisi Telkomsel Flash merupakan salah satu bentuk promosi
kepada masyarakat yang dilakukan Telkomsel untuk mencapai tujuan
peningkatan penjualan layanan internet dan mobile broadband Telkomsel
Flash. Tingginya biaya yang dikeluarkan untuk pembuatan dan penanyangan
iklan televisi yang tidak selalu mampu mengubah penjualan ikut mengalami
peningkatan serta banyaknya jumlah pesaing provider layanan internet yang
ada. Sehingga perlu ditinjau mengenai efektivitas iklan televisi terhadap
keputusan pembelian konsumen dan faktor – faktor yang mempengaruhi
keputusan pemakaian layanan internet dan mobile broadband dari provider
tersebut. Selanjutnya, Telkomsel dapat merancang bauran promosi yang
paling menguatkan untuk peningkatan penjualan produk mobile broadband
dan layanan internet Telkomsel Flash.
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini :
1. http://www.telkomsel.com [ 16 Januari 2012 ]
6
1. Bagaimana efektivitas iklan televisi Telkomsel Flash versi GPL (Gak Pake
Lama) mampu mengkomunikasikan informasinya kepada konsumen
dengan menggunakan analisis model struktural ?
2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian nyata
sehingga dapat mengklasifikasikan antara kelompok mahasiswa yang
membeli dan tidak membeli mobile broadband Telkomsel Flash ?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijabarkan diatas, maka tujuan
dari penelitian ini adalah :
1. Menganalisis efektivitas iklan televisi mobile broadband Telkomsel Flash
versi “GPL (Gak Pake Lama)” dengan menggunakan model struktural.
2. Menentukan apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan
pembelian nyata sehingga dapat mengklasifikasikan antara kelompok
mahasiswa yang membeli atau tidak membeli mobile broadband
Telkomsel Flash.
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Sebagai bahan referensi bagi perusahaan yang terkait untuk mengetahui
seberapa efektifkah iklan yang diterapkan sehingga dapat menjadi bahan
pertimbangan bagi perusahaan untuk menerapkan strategi promosi
periklanan selanjutnya.
2. Sebagai sumber pengetahuan bagi masyarakat umum.
3. Sebagai bahan acuan untuk penelitian lebih lanjut dan diharapkan
menambah
pengetahuan
dibidang
pemasaran
khususnya
dibidang
periklanan.
1.5. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dalam penelitian ini terbatas pada menganalisis efektifitas
iklan televise mobile broadband Telkomsel Flash versi “GPL (Gak Pake
Lama)” pada mahasiswa Strata – 1 Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini
terbatas pada area Institut Pertanian Bogor Dramaga, karena Institut Pertanian
7
Bogor memiliki mahasiswa yang terdiri dari beragam usia, aktivitas, tingkat
pendapatan dan kelas sosial yang berbeda – beda. Dari beragamnya jenis
mahasiwa tersebut terdapat target pasar yang sesuai dengan target pasar
produk Telkomsel Flash yang akan diteliti yang juga penonton iklan televisi
Telkomsel Flash. Kuisioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah untuk
melihat tanggapan konsumen terhadap penanyangan iklan televisi Telkomsel
Flash serta faktor apa saja yang mempengaruhi keputusan pembelian
konsumen terhadap produk mobile broadband dan layanan internet
Telkomsel Flash.
8
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi Mobile Broadband
Internet broadband adalah istilah generik yang digunakan untuk
berbagai jenis koneksi internet dengan menggunakan teknologi broadband.
Pengertian broadband dalam arti harfiah, berarti jangkauan frekuensi yang
luas yang digunakan untuk mengirim dan menerima data2
2.2. Pemasaran
2.2.1 Pengertian Pemasaran
Pemasaran adalah suatu proses dimana perusahaan menciptakan
nilai bagi pelanggan dan memebangun hubungan yang kuat dengan
pelanggan, dengan tujuan menangkap nilai dari pelanggan sebagai
imbalannya (Kotler dan Amstrong, 2008). Menurut Kasali dalam
Morissan 2010, pemasaran adalah suatu konsep yang menyangkut suatu
sikap mental, suatu cara berpikir yang membimbing Anda melakukan
sesuatu yang tidak selalu menjual benda tetapi juga menjual gagasan –
gagasan, karier, tempat (pariwisata, rumah, lokasi industri), undang –
undang jasa (pengangkutan, penerbangan, pemotongan rambut,
kesehatan), hiburan (pertunjukan, pertandingan – pertandingan), dan
kegiatan – kegiatan nirlaba seperti yayasan – yayasan sosial dan
keagamaan. Sedangkan menurut Asosiasi Pemasaran Amerika dalam
Kotler dan Keller 2009, pemasaran adalah satu fungsi organisasi dan
seperangkat proses untuk menciptakan, mengomunikasikan, dan
menyerahkan nilai kepada pelanggan dan mengelola hubungan
pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan para
pemilik sahamnya.
2.2.2
Strategi Pemasaran
Menurut Kotler dan Amstrong (2008), strategi pemasaran adalah
logika pemasaran dimana peusahaan berharap untuk menciptakan nilai
pelanggan dan mencapai hubungan yang menguntungkan. Perusahaan
2. http://www.jaringankomputer.org/internet-broadband-pengertian-dan-jenis-jeniskoneksi-internet-broadband/ [12 maret 2012]
9
memutuskan pelangga mana yang akan dilayaninya (segmentasi dan
penetapan target) dan bagaimana cara perusahaan melayaninya
(diferensiasi dan positioning). Perusahaan mengenali keseluruhan pasar,
lalu membaginya menjadi segmen – segmen yang lebih kecil, memilih
segmen yang paling menjanjikan, dan memusatkan perhatian pada
pelayanan dan pemuasan pelanggan dalam segmen ini.
1.
Segmentasi pasar
Segmentasi pasar adalah proses pembagian pasar menjadi
kelompok pembeli berbeda yang menurut kebutuhan, karakteristik,
atau perilaku berbeda, yang mungkin memerlukan produk atau
program pemasaran terpisah.
2.
Penetapan target pasar
Penetapan target pasar adalah suatu kegiatan melibatkan evaluasi
setiap daya tarik segmen pasar dan memilih satu atau lebih segmen
yang akan dimasuki. Perusahaan harus menargetkan daya tarik
segmen dimana perusahaan dapat menghasilkan nilai pelanggan
terbesar dan memeprtahankannya sepanjang waktu.
3.
Positioning
Positioning adalah pengaturan suatu produk untuk menduduki
tempat yang jelas, berbeda, dan diinginkan, relatif terhadap produk
pesaing dalam pikiran konsumen sasaran.
2.3. Komunikasi Pemasaran Terintegrasi
Menurut Morissan (2010) komunikasi pemasaran terintegrasi adalah upaya
untuk menjadikan seluruh kegiatan pemasaran dan promosi perusahaan dapat
menghasilkan citra atau image yang bersifat satu dan konsisten bagi
konsumen. Upaya ini menuntut agar setiap pesan yang keluar harus berasal
dari sumber yang sama seningga segala informasi yang diumumkan
perusahaan memiliki kesamaan tema serta positioning yang sama di mata
konsumen. Sedangkan menurut Kotler, et al dalam Tjiptono (2008),
komunikasi pemasaran terintegrasi adalah konsep yang melandasi upaya
perusahaan untuk mengintegrasikan dan mengkoordinasikan secara cermat
berbagai saluran komunikasinya dalam rangka menyampaikan pesan yang
10
jelas, konsisten, dan persuasif mengenai organisasi dan produknya.Kotler, et
al dalam Tjiptono (2008), menyebutkan terdapat lima jenis bauran
komunikasi pemasaran, yaitu :
1. Periklanan (Advertising)
Dapat dilakukan melalui berbagai macam media utama (seperti surat
kabar, TV, radio, majalah, dan internet) dan media alternatif (diantaranya
movie advertising, product placements, specialty advertising dan in-flight
advertising).
2. Promosi Penjualan (Sales promotion)
Menggunakan sejumlah alat (diantaranya diskon, kontes, kupon, premium,
produk sampel, free trials, undian, dan lain – lain) untuk menawarkan tiga
manfaat pokok yaitu, komunikasi,insentif, dan invitasi.
3. Hubungan Masyarakat dan Publisitas (Public Relations)
Bentuk komunikasi yang bertujuan menjalin relasi baik dengan berbagai
stakeholder perusahaan melalui publisitas positif, citra korporasi yang
bagus, dan penanganan rumor, peristiwa, dan cerita negatif.
4. Penjualan Personal (Personal Selling)
Komunikasi pemasaran ini sangat efektif dalam tahap pembentukan
preferensi, keyakinan, dan tindakan pembeli.
5. Pemasaran Langsung dan Online (Direct and online marketing)
Elemen ini mencakup beraneka ragam bentuk, seperti direct print and
reproduction (contohnya, CD-ROM), direct-response TV & radio
(pemasaran interaktif menggunakan FTA-TV, Pay-TV, narrowcast TV and
radio, TV interaktif dan radio interaktif), telemarketing, telesales,
electronic, dispensing and kiosks, direct selling, e-commerce, dan
direct&online database.
2.4. Periklanan
2.4.1 Pengertian Iklan
Menurut Alexander dalam Morissan 2010, iklan adalah setiap
bentuk komunikasi nonpersonal mengenai suatu organisasi, produk,
servis, atau ide yang dibayar oleh satu sponsor yang diketahui. Adapun
maksud „dibayar‟ pada definisi tersebut menunjukkan fakta bahwa
11
ruang atau waktu bagi suatu pesan iklan pada umumnya harus dibeli.
Maksud kata „nonpersonal‟ berarti suatu iklan melibatkan media massa
(TV, radio, majalah, koran)yang dapat mengirimkan pesan kepada
sejumlah besar kelompok individu pada saat bersamaan.
Iklan adalah bagian dari bauran promosi (promotion mix) dan
bauran promosi adalah bagian dari bauran pemasaran (marketing mix).
Secara sederhana iklan didefinisikan sebagai pesan yang menawarkan
suatu produk yang ditujukan kepada masyarakat lewat suatu media.
Namun demikian, untuk membedakannya dengan pengumuman biasa,
iklan lebih diarahkan untuk membujuk orang supaya membeli (Kasali,
2007).
2.4.2
Tujuan Iklan
Menurut Kasali (2007), tujuan dari iklan yaitu :
1. Sebagai alat bagi komunikasi dan koordinasi.
Tujuan memberikan tuntunan bagi pihak – pihak yang terlibat,
yakni pengiklan (klien), account executive dari pihak biro, dan tim
kreatif untuk saling berkomunikasi. Tujuan juga membantu
koordinasi bagi setiap kelompok kerja, seperti suatu tim yang
terdiri dari copywriter, spesialis radio, pembeli media, dan
spesialis riset.
2. Memberikan kriteria dalam pengambilan keputusan.
Jika ada dua alternatif dalam kampanye iklan, salah satu
daripadanya harus dipilih. Berbeda dengan keputusan yang
dilakukan berdasarkan selera eksekutif (atau istrinya), mereka
semua harus kembali pada tujuan dan memutuskan mana yang
lebih cocok.
3. Sebagai alat bagi evaluasi.
Tujuan juga digunakan untuk melakukan evaluasi terhadap hasil
suatu kampanye periklanan. Oleh karena itu timbul kebutuhn
untuk mengaitkan beberapa ukuran seperti pangsa pasar atau
kesadaran merek dengan tujuan kampanye periklanan.
12
2.4.3 Manfaat Iklan
Menurut Kasali (2007), manfaat iklan yang terbesar adalah
membawa pesan yang ingin disampaikan oleh produsen kepada
khalayak ramai. Iklan menjangkau berbagai daerah yang sulit
dijangkau secara fisik oleh produsen melalui siaran televisi atau radio.
Sekalipun memerlukan biaya yang secara nominal besar sekali
jumlahnya, bagi produser yang dapat memanfaatkan kreativitas dalam
dunia iklan, strategi iklan yang tepat dapat menjadi murah. Ada
beberapa manfaat iklan bagi pembangunan masyarakat dan ekonomi,
yaitu :
1. Iklan memperluas alternatif bagi konsumen. Dengan adanya iklan,
konsumendapat mengetahui adanya berbagai produk, yang pada
gilirannya menimbulkan adanya pemilihan.
2. Iklan
membantu
produsen
menimbulkan
kepercayaan
bagi
konsumennya. Sering dikatakan “tak kenal maka tak sayang”. Iklan
– iklan yang secara gagah tampil di hadapan masyarakat dengan
ukuran besar dan logo yang cantik menimbulkan kepercayaan yang
tinggi bahwa perusahaan yang membuatnya bonafid dan produknya
bermutu.
3. Iklan membuat orang kenal, ingat, dan percaya
2.4.4
Efektifitas Periklanan
Periklanan yang efektif adalah periklanan yang berhasil mencapai
tujuannya. Menurut Shimp (2003), pada taraf minimum iklan yang
baik (atau efektif) memuaskan beberapa pertimbangan berikut ini :
1. Iklan harus memperpanjang suatu strategi pemasaran. Iklan bisa
jadi efektif hanya bila cocok dengan elemen lain dari strategi
komunikasi
pemasaran
yang
diarahkan
dengan
baik
dan
terintegrasi.
2.Periklanan yang efektif harus menyertakan sudut pandang
konsumen. Para konsumen membeli manfaat-manfaat produk,
bukan atribut/lambangnya. Oleh karena itu, ilan harus dinyatakan
dengan cara yang berhubungan dengan kebutuhan-kebutuhan,
13
keinginannya, serta apa yang dinilai oleh konsumen daripada si
pemasar
3. Periklanan yang efektif harus persuasif. Persuasi biasanya terjadi
ketika produk yang diklankan dapat meberikan keuntungan
tambahan bagi konsumen.
4. Iklan harus menemukan cara yang unik untuk menerobos
kerumunan iklan. Pada pengiklanan secara kontinyu berkompetisi
dengan para pesaingnya dalam menarik perhatian konsumen.
5. Iklan yang baik tidak pernah menjanjikan lebih dari apa yang bisa
diberikan. Intinya adalah menerangkan dengan apa adanya, baik
dalam pengertian etika serta dalam pengertian bisnis yang cerdas.
6. Iklan yang baik mencegah ide kreatif dari strategi yang berlebihan.
Tujuan iklan adalah mempersuasi dan mempengaruhi; tujuannya
bukan membagus-baguskan yang bagus dan melucu-lucukan yang
lucu.
2.5.Televisi Sebagai Salah Satu Media Periklanan
Salah satu media penyiaran yang banyak digunakan dalam periklanan
adalah televisi. Televisi memiliki posisi penting bagi pemasar karena media
ini banyak menyajikan program popular yang disukai banyak orang. Audiensi
dapat menghabiskan waktu beberapa jam dalam sehari untuk menonton
televisi. Media ini juga menjadi sumber informasi dan hiburan utama
masyarakat. Menurut Morissan (2010), media televisi memiliki berbagai
kelebihan dibandingkan dengan jenis media lainnya yang mencakup daya
jangkau luas, selektivas dan fleksibilitas, fokus perhatian, kreativitas dan
efek, prestise, serta waktu tertentu. Namun televisi juga memiliki kelemahan
yaitu biaya mahal, informasi terbatas, selektivas terbatas, penghindaran, dan
tempat terbatas.
2.6. Definisi Konsumen
Menurut Sumarwan (2003), istilah konsumen sering diartikan sebagi dua
jenis konsumen, yaitu ; konsumen individu dan konsumen organisasi.
Konsumen individu membeli barang dan jasa untuk digunakan sendiri.
14
Konsumen individu mungkin juga membeli barang dan jasa untuk hadiah
teman, saudara, atau orang lain. Dalam konteks barang dan jasa yang dibeli
kemudian digunakan langsung oleh individu dan sering disebut sebagai
“pemakai akhir” atau “konsumen akhir”. Jenis kedua adalah konsumen
organisasi, semua jenis organisasi harus membeli produk peralatan dan jasa –
jasa lainnya untuk menjalankan kegiatan organisasinya. Demikian juga
perusahaan jasa seperti perusahaan asuransi harus membeli alat tulis,
komputer, kendaraan untuk bisa menghasilkan jasa yang akan dijualnya.
2.7. Perilaku Konsumen
Menurut Schiffman dan Kanuk dalam Sumarwan 2003, istilah perilaku
konsumen diartikan sebagai perilaku yang diperlihatkan konsumen dalam
mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan menghabiskan produk
dan jasa yang mereka harapkan akan memuaskan kebutuhan mereka.
Sedangkan istilah yang lain menyebutkan bahwa perilaku konsumen adalah
semua kegiatan, tindakan, serta proses psikologis yang mendorong tindakan
tersebut pada saat sebelum membeli, ketika membeli, menggunakan,
menghabiskan produk dan jasa setelah melakukan hal – hal atau kegiatan
mengevaluasi.
2.8. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
Keputusan
pembelian yang didahului dengan
niat membeli dari
konsumen sangat dipengaruhi oleh banyak faktor. Sebagian adalah faktorfaktor yang tidak dapat dikendalikan oleh pemasar, tetapi harusbenar-benar
diperhitungkan. Terdapat tiga faktor utama yangmempengaruhi perilaku
konsumen, yaitu pengaruh lingkungan, perbedaan individu, dan proses
psikologi (Engel, 1994).
1. Faktor pengaruh lingkungan
Pengaruh lingkungan yang mempengaruhi perilakukonsumen
menurut Engel (1994) adalah budaya, kelas sosial,pengaruh pribadi,
keluarga, dan situasi. Budaya melengkapi manusia dengan rasa identitas
danpengertian
akan
masyarakat.Pengaruh
perilaku
budaya
yang
terhadap
dapat
diterima
perilaku
di
dalam
konsumen
adalah
15
mempengaruhi struktur konsumsi, mempengaruhi bagaimanaindividu
mengambil keputusan, sebagai variabel utama dalam penciptaan dan
komunikasi makna di dalam produk. Kelas social mengacu pada
pengelompokan orang berdasarkan posisi ekonomi mereka dalam pasar.
Pengaruh
dalampengambilan
pribadi
kerap
keputusan
memainkan
konsumen,
peranan
khususnya
penting
bila
ada
tingkatketerlibatan yang tinggi dan risiko yang dirasakan dari produk
ataujasa memiliki visibilitas publik. Pentingnya pengaruh keluarga dalam
perilaku konsumen disebabkan oleh dua alasan. Pertama, banyak produk
yang dibeli oleh konsumen ganda yang bertindak sebagai unit
keluarga,contohnya adalah rumah. Kedua, bahkan ketika pembelian dibuat
oleh individu, keputusan pembelian individu bersangkutan
mungkin
sangat dipengaruhi oleh anggota lain dalam keluarganya. Pengaruh situasi
dapat dipandang sebagai pengaruh yang timbul dari faktor khusus untuk
waktu dan tempat yang spesifik yang lepas dari karakteristik konsumen
dan karakteristik objek.
2. Faktor perbedaan individu
Perbedaan yang ada pada setiap individu menyebabkanberbedanya
setiap perilaku pada masing-masing konsumen. Menurut Engel (1994)
terdapat lima atribut penting yang menyebabkan konsumen berbeda dalam
perilaku, yaitu sumberdaya konsumen, motivasi dan keterlibatan,
pengetahuan, sikap sertakepribadian, gaya hidup dan demografi.
Sumber daya konsumen terdiri atas waktu, uang, dan perhatian
(penerimaan informasi dan kemampuan pengolahan). Ketiga sumber daya
ini menjadi dasar dalam setiap situasi
pengambilan keputusan.
Keterbatasan sumberdaya yang dimiliki menjadi pertimbangan utama
dalam pengambilan keputusan pembelian.
Perilaku yang termotivasi disebabkan oleh pengaktifan kebutuhan
atau
pengenalan
kebutuhan.
Kebutuhan
diaktifkan
ketika
ada
ketidakcocokan (gap) antara kondisi yang diinginkandengan kondisi
aktual. Keterlibatan merupakan refleksi dari motivasi yang kuat dalam
16
bentuk relevansi pribadi yang sangat dirasakan dari suatu produk atau jasa
dalam konteks tertentu.
Pengetahuan konsumen mencakup informasi, sepertiketersediaan
produk, dimana dan kapan harus membeli produk, danbagaimana cara
menggunakan produk. Sikap diekspresikan ketika seseorang suka atau
tidak suka terhadap suatu objek. Kepribadian pada perilaku konsumen
didefinisikan sebagairespon konsisten terhadap stimulasi lingkungan.
Gaya hidupmerupakan pola yang digunakan orang untuk menghabiskan
sumber daya yang dimilikinya. Demografi mendeskripsikan pasar
konsumen dalam usia,pendapatan, pengeluaran dan pendidikan.
3. Faktor proses psikologis
Terdapat tiga proses psikologis sentral menurut Engel (1994) yang
membentuk
semua aspek motivasi
dan perilakukonsumen,
yaitu
pemrosesan informasi, pembelajaran danperubahan sikap dan perilaku.
Pemrosesan
informasi
mengacu
pada
proses
penerimaanstimulus,
ditafsirkan, disimpan dalam ingatan dan kemudian diambil kembali.
William McGiure dalam Engel (1994) mengembangkan proses ini dalam
lima tahap, yaitu pemaparanyang merupakan pencapaian kedekatan
terhadap stimulus sehingga muncul peluang diaktifkannya satu atau lebih
dari kelima inderamanusia, perhatian adalah alokasi kapasitas pemrosesan
untuk stimulus yang baru masuk, pemahaman adalah
ataustimulus,
penerimaan
stimulusmempengaruhi
adalah
pengetahuan
tingkat
dan
atau
tafsiran
sejauh
sikap
mana
seseorang,
terakhirretensi yang merupakan pemindahan tafsiran stimulus ke dalam
ingatan
jangka
panjang.
Pembelajaran
adalah
proses
dimana
pengalamanmenyebabkan perubahan dalam pengetahuan, sikap, atau
perilaku.Mempengaruhi sikap dan mengetahui perilaku konsumen
adalahsalah satu dari tugas yang paling mendasar tetapi sangat menantang
bagi perusahaan.
2.9. Proses Keputusan Pembelian
Keputusan pembelian terhadap suatu produk atau jasa sangat erat
kaitannya dengan perilaku konsumen. Perilaku konsumen sendiri merupakan
17
tindakan-tindakan individu yang secara langsung terlibat dalam memperoleh,
menggunakan, dan menentukan produk dan jasa, termasuk proses
pengambilan keputusan yang mendahului dang mengikuti tindakan-tindakan
tersebut (Engel et al dalam Tjiptono, 2008). Menurut Kotler (2005), yang
dimaksud dengan keputusan pembelian adalah suatu proses penyelesaian
masalah yang terdiri dari menganalisa atau pengenalan kebutuhan dan
keinginan, pencarian informasi, penilaian sumber- sumber seleksi terhadap
alternatif pembelian, keputusan pembelian, dan perilaku setelah pembelian.
Berdasarkan pengertian keputusan pembelian di atas dapat disimpulkan
bahwa keputusan pembelian adalah perilaku pembelian seseorang dalam
menentukan suatu pilihan produk untuk mencapai kepuasan sesuai kebutuhan
dan keinginan konsumen yang meliputi pengenalan masalah, pencarian
informasi, evaluasi terhadap alternatif pembelian, keputusan pembelian, dan
perilaku setelah pembelian.
Menurut Kotler dan Armstrong (2008), proses pengambilan keputusan
pembelian suatu produk dapat digambarkan dalam bentuk proses kegiatan
pembelian dengan tahapan sebagai berikut:
Pengenalan
kebutuhan
Pencarian
informasi
Pengevaluasian
alternatif
Keputusan
pembelian
Perilaku
setelah
pembelian
Gambar 2. Proses pengambilan keputusan pembelian
(Kotler dan Amstrong, 2008)
1. Pengenalan Kebutuhan
Proses membeli dimulai dengan pengenalan kebutuhan dimana pembeli
mengenali adanya masalah atau kebutuhan. Pembeli merasakan perbedaan
antara keadaan sebenarnya dan keadaan yang diinginkan.
18
2. Pencarian Informasi
Konsumen yang tertarik mungkin mencari lebih banyak informasi atau
mungkin tidak. Jika dorongan konsumen itu kuat dan produk yang
memuaskan ada di dekat konsumen itu, konsumen mungkin akan
membelinya kemudian. Jika tidak, konsumen bisa menyimpan kebutuhan
itu dalam ingatannya atau melakukan pencarian informasi yang
berhubungan dengan kebutuhan. Konsumen yang tergerak oleh stimulus
akan berusaha mencari lebih banyak informasi yang terlibat dalam
pencarian akan kebutuhan. Sumber informasi konsumen terdiri atas empat
kelompok, yaitu:
a. Sumber pribadi meliputi keluarga, teman, tetangga, kenalan.
b. Sumber komersial meliputi iklan, tenaga penjual, wiraniaga, situs
web, pedagang perantara, kemasan.
c. Sumber
publik
meliputi
media
massa,
organisasi
ranting
konsumen, pencarian internet.
d. Sumber
pengalaman
meliputi
penanganan,
pemeriksaan,
penggunaan produk.
3. Pengevaluasian Alternatif
Tahap ketiga dari proses keputusan membeli adalah evaluasi alternatif
yaitu cara konsumen memproses informasi untuk mengevaluasi merek
alternatif yang menghasilkan berbagai pilihan merek. Bagaimana
konsumen mengevaluasi alternatif barang yang akan dibeli tergantung
pada masing-masing individu dan situasi membeli spesifik.
4. Keputusan Pembelian
Di tahap pengevaluasian, konsumen menyusun tperingkatmerek dan
membentuk kecendrungan (niat) pembelian. Keputusan pembelian
konsumen akan membeli merek yang paling disukai, tetapi ada dua faktor
yang muncul di antar kecendrungan pembelian dan keputusan pembelian.
Faktor pertama adalah sikap orang lain dan faktor kedua adalah faktor
situasi yang tak terduga. Konsumen mungkin membentuk kecendrungan
pembelian berdasar pada pendapatan yang diharapkan, harga, dan manfaat
produk yang diharapkan.
19
5. Perilaku setelah pembelian
Tugas pemasar tidak berakhir saat produk dibeli, melainkan berlanjut
hingga periode pasca pembelian. Setelah pembelian produk terjadi,
konsumen akan mengalami suatu tingkat kepuasan atau ketidakpuasan.
Kepuasa atau ketidakpuasan pembeli dengan produk akan mempengaruhi
tingkah laku berikutnya.
Konsumen yang merasa puas akan memperlihatkanpeluang membeli
yang lebih tinggi dalam kesempatanberikutnya. Konsumen yang merasa puas
akan cenderungmengatakan sesuatu yang serba baik tentang produk
yangbersangkutan kepada orang lain. Apabila konsumen dalam melakukan
pembelian tidak merasa puas dengan produk yangtelah dibelinya ada dua
kemungkinan yang akan dilakukanoleh konsumen. Pertama, dengan
meninggalkan atau konsumentidak mau melakukan pembelian ulang. Kedua,
ia
akan
mencariinformasi
tambahan
mengenai
produk
yang
telah
dibelinyauntuk menguatkan pendiriannya mengapa ia memilih produk itu
sehingga ketidakpuasan tersebut dapat dikurangi.
2.10. Karakteristik Konsumen
Karakteristik konsumen sangat berpengaruh terhadap proseskeputusan
pembelian. Ada bermacam – macam karakteristik konsumen. Menurut
Sumarwan (2003), karakteristik konsumen dibagi menjadi :
1. Karakteristik Demografi dan Subbudaya Konsumen
a) Usia
Konsumen yang memiliki usia yang berbeda akan mengkonsumsi
produk dan jasa
yang berbeda.
Perbedaan usia
juga
akan
mengakibatkan perbedaan selera dan kesukaanterhadap merek.
b) Pendidikan dan pekerjaan
Pendidikan dan pekerjaan adalah dua karakteristik konsumen yang
saling berhubungan. Pendidikan akan menentukan jenis pekerjaan
yang dilakukan seoran gkonsumen. Konsumen yang memiliki
pendidikan yang lebih baik akan sangat responsif terhadap informasi,
pendidikan juga mempengaruhi konsumen dalam memilih produk dan
merek.
20
c) Lokasi Geografik
Dimana konsumen tinggal akan memepengaruhi polakonsumsinya.
2. Karakteristik Ekonomi Konsumen
a) Pendapatan
Pendapatan adalah sumber daya material yang sangat penting bagi
konsumen. Karena dengan pendapatan itulah, konsumen bisa
membiayai kegiatan konsumsinya.
b) Pengeluaran
Pilihan konsumen terhadap suatu barang dipengaruhioleh cara
bagaimana membelanjakan atau mengeluarkan danayang tersedia,
kapan waktu yang tepat untuk membelanjakan uang dan apakah perlu
melakukan pinjaman untuk melakukan pembelian.
c) Kredit dan kartu kredit
Kredit dan kartu kredit merupakan sumber dayaekonomi konsumen
lainnya/ konsumen yang memperoleh kredit akan punya peluang untuk
meningkatkan konsumsi berbagai produk dan jasa.
3. Karakteristik Kelas Sosial Konsumen
a. Status pekerjaan
b. Pemilikan harta benda
c. Variabel interaksi
d. Variabel politik
2.11. ConsumerDecision Model
Consumer Decision Model (CDM) merupakan salah satu model yang
dapat menganalisis efektivitas sebuah iklan terhadap pembelian. Menurut
Howard dalam Durianto,dkk (2003) CDM adalah suatu model dengan enam
variabel yang saling berhubungan yaitu: Pesan Iklan (F, finding
information), Pengenalan Merek (B, brand recognition), Kepercayaan
Konsumen (C, confidence), Sikap Konsumen (A, attitude), Niat Beli (I,
intention) dan Pembelian Nyata (P, purchase).CDM merupakan proses
pembedaan dan pengelompokkan bentuk-bentuk pikiran konsumen,
sebagaimana terlihat pada Gambar 3.
21
C
F
B
I
P
A
Gambar 3. Consumer Decision Model (Durianto, 2003)
Alur model tersebut berawal dari penerimaan informasi atau pesan iklan
(F) oleh konsumen. Informasi yang diterima dapat menyebabkan tiga
kemungkinan pengaruh yang dimulai dari pengenalan merek oleh konsumen
(B), tingkat kepercayaan (C), atau dari informasi itu yang sesuai dengan
keinginan dan kebutuhan konsumen menunjukkan kesesuaian yang akan
membentuk sikap (A). Kemudian dari pengenalan merek (B) selanjutnya
dievaluasi apakah pengenalan tersebut sesuai dengan keinginan dan
kebutuhan konsumen dimana kesesuaian tersebut akan membentuk sikap
(A), dan menambah tingkat kepercayaan (C). Pengenalan merek mempunyai
sumbangan berupa penguatan terhadap sikap dan keyakinan konsumen
terhadap merek yang ditawarkan yang pada akhirnya kesemuanya mampu
menimbulkan niat beli (I) dari konsumen. Hal ini tentu saja akan mampu
mempengaruhi konsumen untuk melakukan pembelian yang nyata (P).
1. Pesan Iklan (Information)
Pesan iklan yang ideal menurut Kotler dalam Durianto,dkk (2003),
harus
mampu
menarik
perhatian
(attention),
mempertahankan
ketertarikan (interest), membangkitkan keinginan (desire), dan
menggerakkan tindakan (action). Pesan dalam iklan seharusnya dapat
menyatakan sesuatu yang dibutuhkan dan penting dalam suatu produk,
menginformasikan sesuatu yang dibutuhkan dan penting dalam suatu
produk, menginformasikan sesuatu yang eksklusif yang tidak ada pada
22
produk lain sejenis, dapat dipercaya, dan dapat dibuktikan. Menurut
Howard dalam Durianto (2003), pesan iklan dalam CDM merupakan
variabel penentu dari I P C A F B keenam variabel. CDM
menunjukkan bahwa pesan iklan dapat menyebabkan calon pembeli
mengenal suatu merek, mengevaluasi merek-merek yang dibutuhkan
calon pembeli, menentukan sikap dan mengukur seberapa besar
kepuasan konsumen terhadap suatu merek serta atribut-atribut lainnya
dari suatu produk.
2. Pengenalan Merek (Brand Recognition)
Pengenalan merek sangat penting untuk mengetahui sampai sejauh
mana pembeli mengetahui ciri-ciri suatu merek. Pengenalan ini
memungkinkan terbentuknya sikap terhadap merek atau meningkatkan
keyakinan konsumen pada suatu merek. Dalam hal ini, pengenalan
merek merupakan pengenalan atribut merek secara fisik, seperti warna,
ukuran, dan bentuk, sehingga kemasan dan desain produk sangat
penting.
3. Sikap Konsumen (Attitude)
Sikap konsumen adalah faktor penting yang mempengaruhi
keputusan konsumen. Sikap menunjukkan apa yang konsumen sukai
dan tidak sukai. Dapat dikatakan bahwa sikap merupakan respon
evaluatif. Respon hanya akan dapat timbul jika individu dihadapkan
pada suatu rangsangan yang menghendaki adanya reaksi individu.
Respon evaluative merupakan bentuk reaksi yang dinyatakan sebagai
sikap yang muncul yang didasari proses evaluasi dalam diri individu
yang member kesimpulan terhadap rangsangan dalam bentuk nilai baik
dan buruk, menyenangkan dan tidak menyenangkan, positif dan
negatif, yang kemudian akan menjadi potensi dan reaksi terhadap suatu
objek. Sikap juga dapat diartikan sebagai evaluasi terhadap rangsangan
yang ada. Rangsangan tersebut dapat berupa pesan iklan yang
ditampilkan
melalui
menciptakan sikap
iklan
televisi.
Kemampuan
iklan
untuk
yang mendukung terhadap produk sering
tergantung pada sikap konsumen. Iklan yang diminati secara
23
menguntungkan dapat menghasilkan sikap yang lebih positif terhadap
produk. Iklan yang tidak diminaati dapat mengurangi minat pembelian
produk.
4. Kepercayaan Konsumen (Confidence)
Menurut
Durianto
(2003),
kepercayaan
konsumen
adalahbagaimana pembeli dapat yakin akan keputusan mereka
terhadap suatumerek, apakah produk tersebut dapat memuaskan
kebutuhan konsumenatau tidak. Kepercayaan konsumen dapat
meningkat
jika calon pembelisudah mendapatkan keterangan yang
jelas yang didapat konsumen dari pesan iklan (informasi) yang
ditayangkan
televisi
secara
berulang-ulang,brosur,
pemasaran
langsung, dan lainnya.
5. Niat Beli (Intention)
Niat untuk membeli merupakan sesuatu yang berhubungan dengan
rencana konsumen
untuk membeli produk tertentu, serta berapa
banyak unit produk yang dibutuhkan pada periode tertentu. Niat beli
merupakan
pernyataan
rencanapembelian
mental
sejumlah
konsumen
produk
yang
dengan
merefleksikan
merek
tertentu.
Pengetahuan akanniat beli sangat diperlukan para pemasar untuk
mengetahui niat konsumen terhadap suatu produk maupun untuk
memprediksi perilakukonsumen di masa mendatang.
6. Pembelian Nyata (Purchase)
Pembelian nyata merupakan saat konsumen membayar atau
membuat surat hutang dalam jumlah tertentu untuk membeli suatu
produk pada waktu tertentu. Pembelian nyata muncul karena
konsumen sudah mempunyai niat untuk membeli suatu produk.
Pembelian nyata merupakan sasaran akhir CDM, baik untuk konsumen
yang baru pertama kali membeli ataupun untuk konsumen yang
melakukan
pembelian
ulang.
Berdasarkan
pendekatan
CDM,pengukuran efektivitas iklan digunakan untuk mengetahui
pengaruhvariabel F (pesan iklan), B (pengenalan merek), C
(keyakinankonsumen), I (niat beli) dan A (sikap konsumen) terhadap
24
pembeliannyata (P) suatu merek atau produk dan juga untuk mencari
informasi,apakah terdapat variabel antara dan variabel bukan antara
dari B (pengenalan merek), C (keyakinan konsumen), I (niat beli) dan
A (sikapkonsumen) yang dapat mempengaruhi F (pesan iklan)
terhadap P (pembelian nyata).
2.12. Impulse buying
Menurut Sumarwan (2002), jenis pembelian konsumen terbagi
menjadi tiga macam yaitu pembelian yang terencana sebelumnya,
pembelian yang separuh terencana dan pembelian yang tidak terencana.
Pembelian yang terencana sepenuhnya dalah jika konsumen telah
menentukan pilihan produk dan merek jauh sebelum pembelian dilakukan.
Ketika konsumen sudah mengetahui produk yang ingin dibeli dan keputusan
merek yang akan dibeli diputuskan pada saat di dalam toko, pembelian bisa
digolongkan dalam pembelian yang separuh terencana.
Beberapa konsumen sering kali membeli produk atau jasa tanpa
direncanakan terlebih dahulu. Hal ini dapat disebabkan oleh penataan
display atau pemotongan harga. Display atau peragaan tersebut telah
membangkitkan kebutuhan konsumen, sehingga konsumen merasakan
kebutuhan
yang
mendesak
untuk
membeli
produk
yang
sedang
dipromosikan tersebut. Keputusan pembelian seperti ini disebut sebagai
pembelian impulsif (impulse purchasing/impulse buying) (Sumarwan,
2002).
Berdasarkan penelitian Rook dalam Engel (2002), pembelian berdasar
impulse tidak didasarkan pada pemecahan masalah konsumen dan paling
baik dipandang dari perspektif hedonik atau pengalaman. Pembelian
berdasar impulse mungkin memiliki satu atau lebih karakteristik sebagai
berikut :
1. Spontanitas. Pembelian ini tidak diharapkan dan memotivasi
konsumen untuk membeli sekarang, sering sebagai respon terhadap
stimulasi visual yang langsung di tempat penjualan.
2. Dorongan untuk membeli dengan segera. Ada motivasi untuk
mengesampingkan yang lain dan bertindak dengan seketika.
25
3. Kesenangan dan stimulasi. Desakan mendadak untuk membeli sering
disertai dengan emosi.
4. Ketidakpedulian akan akibat. Desakan untuk membeli dapat menjadi
begitu sulit ditolak sehingga akibat yang mungkin negatif diabaikan.
2.13. Structural Equation Modelling (SEM)
2.13.1 Definisi Structural Equation Modelling (SEM)
SEM merupakan suatu teknik statistika yang mampu
menganalisis hubungan peubah laten, peubah indikator dan
kesalahan pengukuran secara langsung. Disamping hubungan
kausal searah, metode SEM memungkinkan untuk menganalisi
hubungan dua arah (Ghozali et al,2005).
Konstruk laten adalah variabel-variabel yang tidak dapat
diobservasi, sehingga tidak dapat diukur secara langsung.
Pengamatan pada variabel laten melalui efek pada variabel-variabel
terobservasi. Variabel terobservasi adalah indikator-indikator yang
dapat diukur (Ghozali et al,2005).
Dalam model SEM, konstruk laten berdasarkan fungsinya
dibagi menjadi dua, yaitu: variabel eksogen dan variabel endogen.
Variabel eksogen adalah suatu variabel yang tidak dapat
dipengaruhi oleh variabel lain (atau disebut variabel independen
didalam model regresi). Sedangkan variabel endogen adalah
variabel yang dapat dipengaruhi variabel lain. Dalam model SEM,
variabel endogen dapat berperan menjadi variabel independen
apabila variabel tersebut dapat mempengaruhi variabel lain
(Ghozali et al,2005).
Menurut Ghozali (2005), proses Structural Equation
Modelling mencakup beberapa langkah yang harus dilakukan,
yaitu:
a. Konseptual Model
Tahap ini berhubungan dengan pengembangan hipotesis
(berdasarkan teori-teori) sebagai dasar dalam menghubungkan
26
variabel laten dengan variabel laten lainnya, dan juga dengan
indikator-indikatornya.
b. Penyusunan Diagram Alur
Tahap ini memudahkan dalam proses menvisualisasikan
hipotesis yang telah kita ajukan dalam konseptualisasi model
di atas.
c. Spesifikasi Model
Spesifikasi model yaitu untuk menggambarkan sifat dan
jumlah parameter yang diestimasi. Spesifikasi model berkaitan
dengan pembentukan awal persamaan struktur sebelum
dilakukan estimasi. Model awal ini dilakukan berdasarkan
suatu teori atau penelitian sebelumnya.
d. Identifikasi Model
Informasi yang diperoleh dari data diuji untuk menentukan
apakah cukup untuk mengestimasi parameter dalam model.
Nilai yang unik harus diperoleh untuk seluruh parameter dari
data yang telah diperoleh sebelumnya.
e. Estimasi Parameter
Berkaitan dengan estimasi terhadap model untuk menghasilkan
nilai-nilai parameter dengan menggunakan salah satu model
estimasi yang tersedia. Pemilihan metode estimasi yang
digunakan seringkali ditentukan berdasarkan karakteristik dari
variabel-variabel yang dianalisis.
f. Penilaian Model Fit
Berkaitan dengan uji kecocokan antara model dengan data.
Beberapa kriteria ukuran kecocokan atau Goodness Of Fit
(GOF) dapat digunakan untuk melaksanakan langkah ini.
g. Modifikasi Model
Setelah melakukan penilaian model fit, maka model penelitian
diuji untuk menentukan apakah modifikasi model diperlukan
karena tidak fitnya hasil yang diperoleh tahap pada tahap
27
sebelumnya. Semua modifikasi harus berdasarkan teori yang
mendukung.
h. Validasi Silang Model
Tahap ini menguji fit tidaknya model terhadap suatu data baru.
Validasi silang ini penting apabila terdapat modifikasi yang
substansial yang dilakukan terhadap model asli yang dilakukan
pada langkah sebelumnya.
Secara teknis SEM dibagi dalam 2 (dua) kelompok yaitu
SEM berbasis kovarian yang diwakili oleh LISREL dan SEM
variance atau sering disebut Component Based SEM yang
mempergunakan software SmartPLS dan PLS Graph. Covariance
Based SEM lebih bertujuan memberikan pernyataan tentang
hubungan kausalitas atau memberikan deskripsi mekanisme
hubungan kausalitas (sebab – akibat). Sedangkan Component
Based SEM dengan PLS bertujuan mencari hubungan liniear
prediktif antar variabel (Ghozali, 2008). Pada tabel 2 dibawah,
menunjukkan perbedaan Covariance Based SEM dengan Variance
Based dengan PLS.
Tabel 2. Perbedaan Covariance Based SEM (CBSEM) dengan
Component Based SEM (PLS)
No.
Kriteria
PLS
CBSEM
1.
2.
Tujuan
Pendekatan
Berorientasi
Berorientasi
prediksi
pendugaan parameter
Berbasis
varian Berbasis
(ragam)
3.
(peragam)
Estimasi
Konsisten
sebagai Konsinten
parameter
indikator
dan
sample
size
meningkat
(consistency
large)
at
covarian
28
Lanjutan Tabel 2.
No.
4.
Kriteria
Asumsi
PLS
CBSEM
Spesifikasi
Multivariate
normal
prediktor
distribution,
(nonparametric)
independence
observation
(parametric)
5.
6.
Skore
Variabel Secara eksplisit di indeterminate
Laten
estimasi
Hubungan
Dapat dalam bentuk Hanya
epistemic antara reflective
variabel
dengan
maupun reflective indikator
laten formative indikator
dan indikatornya
7.
Implikasi
Optimal
untuk Optimal
ketepatan prediksi
8.
untuk
ketepatan parameter
Kompleksitas
Kompleksitas besar Kompleksitas
model
(100 konstruk dan sampai
1000 indikator)
(kurang
kecil
menengah
dari
100
indikator)
9.
Besar sample
Kekuatan
analisis Kekuatan
didasarkan
porsi
pada didasarkan
dari
pada
model model
spesifik
yang
memiliki minimal
jumlah
prediktor direkomendasikan
terbesar.
berkisar
Minimal
sampai 800.
direkomendasikan
berkisar
dari
30
sampai 100 kasus.
Sumber : Ghozali (2008)
analisis
dari
200
29
2.13.2 Bentuk Structural Equation Modelling (SEM) dengan Partial
Least Squares (PLS)
PLS pertama kali dikembangkan oleh Herman Wold (1996)
sebagai metode umum untuk mengestimasi path model yang
menggunakan
konstruk
laten
dengan
multiple
indikator.
Pendekatan PLS adalah distribution free (tidak mengasumsikan
data berdistribusi tertentu, dapat berupa nominal, kategori, ordinal,
interval, dan rasio). PLS merupakan metode analisis powerfull
karena tidak didasarkan banyak asumsi, jumlah sampel kecil dan
residul
distribusi.
Walaupun
PLS
dapat
digunakan
untuk
mengkonfirmasi teori, tetapi PLS juga dapat digunakan untuk
menjelaskan ada tidaknya hubungan antara variabel laten.
Model analisis jalur semua variabel laten dalam PLS terdiri
dari 3 (tiga) set hubungan, yaitu :
1. Inner Model (Inner relation, structural model dan substantive
theory)
Inner Model mespesifikasikan hubungan antar variabel
laten berdasarkan pada teori . Model struktural dievaluasi
dengan melihat nilai R-Square untuk konstruk laten dependen,
Stone Geisser Q-square test untuk predictive relevance dan uji
t, serta signifikansi dari koefisien parameter jalur struktural.
Perubahan nilai R-square dapat digunakan untuk menilai
pengaruh variabel laten independen terhadap variabel laten
dependen.
2. Outer Model (Outer relation atau Measurement Model)
Outer Model menspesifikasikan hubungan antar variabel
laten dengan indikator. Outer Model terdiri dari 2 (dua) macam
mode, yaitu mode reflective (mode A) dan mode formative
(mode B). Mode reflektif merupakan relasi dari peubah laten
ke peubah indikator atau “effect”. Sedangkan mode formative
merupakan relasi dari perubah indikator membentuk peubah
laten “causal”.
30
3. Weight Relation
Inner dan Outer model memberikan spesifikasi yang diikuti
dalam estimasi algoritma PLS.
2.14. Penelitian Terdahulu
Arca (2011), dalam penelitiannya tentang analisis efektivitas iklan televisi
es krim magnum dan faktor yang mempengaruhi proses pengambilan
keputusan pembelian es krim berdasarkan karakteristik pengeluaran oleh
mahasiswa program diploma IPB, berdasarkan hasil analisis Consumer
Decision Model diketahui bahwa pesan es krim Wall‟s Magnum berpengaruh
langsung terhadap variabel – variabel yang diukur pada Consumer Decision
Model dari variabel pesan iklan (F) sampai dengan variabel pembelian nyata
(P). Pada kelompok konsumen dengan pengeluaran sebesar Rp. 0 hingga Rp.
599.999, pesan iklan es krim Wall‟s Magnum efektif sampai dengan variabel
pembelian nyata. Sedangkan pada kelompok konsumen dengan pengeluaran
sebesar Rp. 600.000 hingga Rp. 2.500.000, pesan iklan es krim Wall‟s
Magnum akan efektif dalam mempengaruhi kepercayaan konsumen untuk
membeli es krim Wall‟s Magnum apabila pesan iklannya lebih menonjolkan
pada pengenalan
merek Magnum. Berdasarkan hasil analisis korelasi
kanonik didapatkan faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan
pembelian konsumen pada kelompok konsumen dengan pengeluaran sebesar
Rp. 0 hingga Rp. 599.999 adalah faktor ukuran kemasan, manfaat
mengkonsumsi, pengetahuan atribut, kepribadian dan gaya hidup. Pada
kelompok konsumen dengan pengeluaran sebesar Rp. 600.000 hingga Rp.
2.500.000 faktor yang mempengaruhi adalah ukuran kemasan, harga,
pengetahuan atribut, dan gaya hidup.
Husna (2011), dalam penelitiannya tentang analisis efektivitas iklan
televisi Mizone dalam pengambilan keputusan pembelian minuman isotonic
oleh mahasiswa strata – 1 Institut Pertanian Bogor, berdasarkan hasil analisis
Consumer Decision Model diketahui bahwa pesan iklan yang ingin
disampaikan oleh produsen minuman isotonic Mizone melalui iklan televisi
versi “City” efektif dalam mempengaruhi kepercayaan konsumen dan sikap
konsumen sehingga menimbulkan niat beli konsumen untuk melakukan
31
pembelian nyata terhadap produk Mizone. Pengenalan merek Mizone melalui
iklan televisi tidak efektif mempengaruhi kepercayaan konsumen dan sikap
konsumen sehingga tidak dapat menimbulkan niat beli apalagi pembelian
nyata konsumen terhadap produk Mizone. Hasil analisis berdasarkan korelasi
kanonik menghasilkan tiga faktor yang berpengaruh pada pembelian nyata
konsumen terhadap minuman isotonik, yaitu faktor merek (-0,703), media
informasi (0,521) dan gaya hidup (0,521).
32
III. METODE PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran
Ketatnya persaingan pasar dalam era globalisasi serta peluang untuk
mengakses informasi membuat produsen berusaha untuk menciptakan suatu
produk yang dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen. Seperti hal nya
internet yang saat ini sudah menjadi trend yang tak kan terpisahkan dari gaya
hidup masyarakat, banyak sekali promosi operator seluleryang mengiklankan
layanan internet unlimited dengan harga murah atau bahkan super murah.
Fenomena ini tidak akan bisa lepas dari kebutuhan masyarakat yang semakin
ketergantungan akan tekhnologi informasi. Banyaknya saat ini layanan
internet mobile broadbandunlimited dengan tarif murah, menyebabkan
provider telekomunikasi melakukan berbagai cara untuk menjual produknya.
Salah satunya adalah dengan menggunakan bentuk komunikasi pemasaran.
Komunikasi pemasaran salah satunya dapat berupa iklan di media televisi.
Media televisi merupakan medium iklan yang banyak digunakan oleh
berbagai macam produsen. Salah satunya adalah provider telekomunikasi
yang selalu berperang lewat media iklan untuk persaingan produknya. Iklan
banyak digunakan melalui media televisi karena banyak sekali kelebihan dari
media televisi tersebut, yaitu daya jangkau yang luas, fokus perhatian,
kreativitas dan efek, prestise, serta waktu tertentu. Tetapi dalam banyak
kelebihannya, media televisi juga memiliki beberapa kekurangan, diantaranya
biaya mahal, informasi terbatas, selektivas terbatas, penghindaran, dan tempat
terbatas. Karena adanya kekurangan yang dimiliki oleh media televisi, maka
peneliti berinisiatif untuk melakukan penelitian dalam mengetahui seberapa
efektifkan iklan televisi layanan internet dan mobile broadband Telkomsel
Flash versi “GPL (Gak Pake Lama)” yang akan mempengaruhi pengambilan
keputusan konsumen dalam membeli layanan internet dan mobile broadband
Telkomsel Flash dengan cara pembelian secara tidak langsung ataupun
dengan secara langsung (impulse buying).
Dalam pembelian terhadap sesuatu produk, perilaku pembelian konsumen
sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu pengaruh lingkungan,
perbedaan individu, dan proses psikologis. Pengaruh lingkungan mencakup
33
budaya, kelas sosial, pengaruh pribadi, keluarga, dan situasi. Perbedaan
individu mencakup sumber daya konsumen, motivasi dan keterlibatan,
pengetahuan, sikap, kepribadian, gaya hidup dan demografi, sedangkan
proses psikologis meliputi pengolahan informasi dan pembelajaran.
Saat ini Telkomsel Flash dari PT. Telkomsel, Tbk merupakan market
leader di Indonesia. Namun karena persaingan industri tekhnologi informasi
khususnya internet yang semakin ketat di Indonesia, maka pihak – pihak
provider harus mewaspadai terhadap persaingan tersebut. Menyikapi kondisi
tersebut sangat penting bagi para provider untuk mengetahui bagaimana
perilaku actual konsumennya, serta produk yang seperti apa yang disukai dan
diinginkan konsumennya.
Permasalahan seperti ini dapat dijawab dengan melakukan studi tentang
melihat keefektifan iklan televisimobile broadband layanan internet yang
dilakukan oleh konsumen yaitu mahasiswa Strata – 1 Institut Pertanian
Bogor. Proses keputusan pembelian mobile broadband dan layanan internet
ini meliputi 5 tahap, yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi,
evaluasi alternatif, pembelian dan evaluasi setelah pembelian.
Peneliti menggunakan tiga alat analisis dalam penelitian ini, yaitu yang
pertama adalah Consumer Decision Model pada model John Howard dan juga
CDM impulse buying yang akan menambahkan jalur dari pesan iklan
langsung ke niat beli dan dari pesan iklan langsung ke pembelian nyata, yang
akan digunakan bersamaan dengan Analisis Model Struktural (SEM) untuk
menganalisis efektivitas iklan televisi layanan internet dan mobile broadband
Telkomsel Flash versi “GPL (Gak Pake Lama)”, dan alat analisis yang kedua
adalah diskriminan yang digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang
menjadi pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan pembelian
layanan internet dan mobile broadband Telkomsel Flash antara konsumen
yang membeli dengan konsumen yang tidak membeli dan hanya melihat iklan
mobile broadband Telkomsel Flash. Untuk lebih jelasnya, kerangka
pemikiran operasional dapat dilihat pada Gambar 4.
34
Pengenalan mobilebroadband
Telkomsel Flash
Komunikasi
Pemasaran
Iklan Televisi
Efektivitas Iklan
Televisi
Faktor-faktor yang mempengaruhi
perilaku konsumen dalam
pembelian nyata
Consumer Decision
Model (CDM)
Analisis
diskriminan dan
stepwise
Model CDM
jalur biasa
Model CDM
Impulse buying
Fungsi diskriminan dan
faktor-faktor yang
mempengaruhi
responden
Analisis Model
Struktural(SEM)
Rekomendasi Kebijakan
Pemasaran
Gambar 4. Gambaran kerangka penelitian
3.2. Metode Penelitian
3.2.1
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kampus Institut Pertanian Bogor
(IPB) yang berlokasi di Dramaga, Bogor. Pemilihan lokasi
35
penelitian
dilakukan
secara
sengaja
(purposive),
hal
ini
dikarenakan mahasiswa Institut Pertanian Bogor merupakan salah
satu lokasi konsumen yang potensial karena dilihat dari banyaknya
jumlah mahasiswa yang menggunakan Telkomsel Flash sebagai
layanan internet dan mobile broadbandnya. Waktu penelitian
dilakukan pada bulan Februari sampai dengan Maret 2012.
3.2.2 Pengumpulan Data
Jenis data yang dikumpulkan terdiri dari dua jenis, yaitu
data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil
penyebaran kuisioner kepada responden, yaitu Mahasiswa Strata 1
(S1) IPB. Data primer ini digunakan untuk mendapatkan data
aktual yang dibutuhkan dalam penelitian. Sedangkan data sekunder
diperoleh dari studi kepustakaan. Studi kepustakaan dilakuan
dengan cara mempelajari dan menelaah buku-buku, majalah,
internet, jurnal, dan artikel-artikel yang berhubungan dengan
penelitian. Data sekunder ini digunakan untuk membantu dan
mendukung data primer yang didapatkan.
3.2.3
Pengambilan Sampel
Populasi dari penelitian ini adalah Mahasiswa Strata 1 (S1)
IPB yang menggunakan atau pernah melihat iklan televisimengenai
layanan internet dan mobile broadbandTelkomsel Flash versi
“GPL (Gak Pake Lama)”. Teknik pengambilan contoh yang
digunakan adalah secara nonprobability sampling sehingga
probabilitas masing-masing anggota populasi tidak diketahui.
Dengan cara ini semua elemen populasi belum tentu memiliki
peluang yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel karena
misalnya ada bagian tertentu secara sengaja tidak dimasukkan
dalam pemilihan untuk mewakili populasi. Metode yang digunakan
adalah metode convenience sampling. Sampel ini digunakan untuk
mendapatkan unit sampel menurut kemudahan dalam memperoleh
responden. Pada umumnya, peneliti menggunakan metode ini
untuk memperoleh daftar pertanyaan dalam jumlah besar dan
36
lengkap secara cepat dan hemat dimana penentuan responden
berdasarkan pada ketersediaan sampel menjadi responden.
(Kuncoro, 2003).
Penentuan
didasarkan
jumlah
pada
responden
pemenuhan
asumsi
dalam
jumlah
penelitian
data
ini
untuk
menggunakan software AMOS yaitu sebanyak 150 – 400 data.
Dalam Santoso (2011), metode estimasi yang paling populer dalam
analisis SEM adalah Maximum Likelihood (ML), dimana akan
efektif pada jumlah sampel antara 150 – 400 data. Dimana untuk
memenuhi persyaratan tersebut peneliti mengambil 150 responden
yang nantinya datanya akan diolah menggunakan software AMOS.
Setelah dilakukan uji validas responden, ternyata data yang diambil
peneliti sebanyak 50 responden tidak valid, sehingga data yang
tersisa yaitu sebanyak 100 data tidak bisa memenuhi kriteria untuk
diolah menggunakan software AMOS. Sebagai alternatif dari
penggunaan software AMOS adalah dengan menggunakan
software smartPLS, dimana smartPLS merupakan software yang
powefull yang dapat mengolah data dengan jumlah yang sedikit.
Menurut Ghazali (2008), ukuran contoh yang dapat digunakan oleh
software smartPLS adalah 30 – 100 data responden. Sisa data yang
dimilki oleh peneliti sebesar 100 data dan sudah memenuhi kriteria
dalam
penggunaan
software
smartPLS,
sehingga
peneliti
memutuskan untuk menggunakan smartPLS ini dalam mengolah
data penelitiannya.
3.2.4
Pengujian Kuisioner
Penelitian ini menggunakan uji kuisioner seperti uji
validitas dan uji reliabilitas. Hal ini dilakukan agar kuisioner yang
digunakan memang akurat dan layak untuk disebarkan kepada
responden. Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan bantuan
program Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 19
dan MINITAB 14.
37
a. Uji Validitas
Validitas didefinisikan sebagai sejauh mana ketepatan
dankecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi
ukurnya.Pengertian valid tidaknya suatu alat ukur tergantung
kemampuan alat tersebut untuk mengukur obyek yang diukur
dengan cermatdan tepat. Validitas dalam penelitian dijelaskan
sebagai suatu derajat ketepatan alat ukur penelitian tentang isi
atau artisebenarnya yang diukur (Umar, 2005). Uji validitas
digunakanuntuk menghitung nilai korelasi (r) antara data pada
masing-masing pernyataan dengan skor total. Pengujian
validitas kuisionerpada penelitian ini menggunakan korelasi
product moment.
n ∑ xy) – ( ∑ ∑
r
√(n ∑
∑
∑
……………………(1)
Dimana :
rxy : korelasi antara x dan y
x : skor pernyataan
y : skor total
n : jumlah responden
Uji
validitas
dilakukan
dengan
menyebarkan
kuisionerkepada 30 orang responden pertama (n = 30). Menurut
Kuncoro(2003), suatu skala pengukuran disebut valid bila ia
melakukan apayang seharusnya dilakukan dan mengukur apa
yang seharusnyadiukur. Hal ini dipertegas lagi oleh Nugroho
(2005), uji validitasdigunakan untuk mengetahui kelayakan
butir-butir dalam suatudaftar pertanyaan dalam mendefinisikan
suatu variabel. Daftarpertanyaan ini pada umumnya mendukung
suatu kelompok variabeltertentu. Suatu skala pengukuran
disebut valid jika memiliki nilai rhitungyang merupakan nilai
dari corrected Item-Total Correlation> dari r-tabel.
Uji validitaas pertanyaan dilakukan dengan menggunakan
MINITAB 14.Setelah melakukan pengujian terhadap 30
38
kuisioner, semua pernyataan pada faktor yang berjumlah 18
butir dan efektivitas iklan sebanyak 36 butir terbukti valid. Nilai
validitas dapat dilihat pada lampiran 2 untuk uji pertanyaan
validitas faktor dan pada lampiran 3 untuk uji validitas
pertanyaan efektivitas iklan.
Selain uji validitas pertanyaan, uji validitas terhadap
responden dengan cara menstranpose data pada uji validitas
pertanyaan dengan bantuan software MINITAB 14. Uji validitas
responden dilakukan kepada seluruh responden yang didapat
yaitu sebanyak 150 responden. Hasil dari uji validitas responden
yang dilakukan pada 50 responden ternyata didapatkan sebanyak
50 responden yang dinyatakan tidak valid. Maka data yang
tersisa untuk responden adalah 100 responden yang dapat dilihat
pada Lampiran 4.
b. Uji Reliabilitas
Setelah menguji kesahihan dan didapatkan hasil bahwa
alat ukur yang digunakan sahih, maka selanjutnya adalah
menguji keandalan (reliabilitas) alat ukur tersebut. Reliabilitas
adalah derajat ketepatan, ketelitian atau keakuratan yang
ditunjukkan oleh instrument pengukuran (Umar, 2005). Menurut
Nugroho (2005) mengemukakan bahwa reliabilitas (keadalan)
merupakan suatu ukuran kestabilan dan konsistensi reponden
dalam menjawab hal yang berkaitan dengan konstruk-konstruk
pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variabel dan disusun
dalam suatu bentukkuisioner. Reliabilitas pada dasarnya adalah
sejauh mana hasilsuatu pengukuran dapat dipercaya. Kuisioner
yang reliable adalah kuisioner yang apabila dicoba berulang
pada kelompok yang samaakan menghasilkan data yang sama.
Untuk mengukur reliabilitasalat ukur yang dipakai, peneliti
menggunakan teknik cronbach’salpha.
k
r11 = (k - 1) (
∑
) ……………………..(2)
39
Dimana :
r
: reliabilitas instrumen
k
: banyak butir pertanyaan
: ragam total
Σ
: jumlah ragam butir
Rumus untuk mencari nilai ragam adalah :
∑
=
∑
(
n
n
)
………………………......(3)
Dimana :
: Ragam
n
: Jumlah contoh (responden)
X
: Nilai skor yang dipilih
Reliabilitas berbeda dengan validitas karena yang pertama
memusatkan perhatian pada masalah konsistensi, sedang yang
kedua lebih memperhatikan masalah ketepatan (Kuncoro, 2003).
Pengujian reliabilitas diolah dengan menggunakan Software
SPSS versi 19. Uji reliabilitas dilakukan terhadap 30 responden
dimana reliabilitas variabel dikatakan baik apabila memiliki
nilai Cronbach’s Alpha lebih dari 0,60 (Nugroho, 2005).
Setelah uji validitas dan hasilnya valid pada pertanyaan
kuisioner dan pada responden, lalu dilakukan uji realibilitas
yang dilakukan dengan menggunakan teknik α cronbach. Dalam
teknik ini instrumen diuji pada sekelompok responden dan
dianalisis dengan bantuan software SPSS versi 19. Uji reabilitas
juga dilakukan pada kuisioner faktor-faktor pengaruh pembelian
dan kuisioner efektivitas iklan. Nilai menunjukkan bahwa
instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah reliable.
Nilai hasil realibilitas dapat dilihat pada lampiran2 dan 3.
3.2.5
Pengolahan dan Analisis Data
Penelitian ini menggunakan metode analisis kuantitatif
denganpendekatan konsep-konsep manajemen
pemasaran yang
40
ada. Pada penelitian ini dibandingkan antara dua karakteristik
kelompok pengeluaran, diperoleh berdasarkan nilai median
jawaban respondendari pertanyaan yang bersifat terbuka untuk
mengelompokkan pengeluaran responden agar mendapatkan data
yang cukup untuk diolah.
1) Consumer Decision Model (CDM) dalam Structural Equation
Modeling (SEM)
Model dengan enam variabel yang saling berhubungan
yaitu: Pesan Iklan yang diintrepretasikan menjadi Informasi
disocial media (F, finding information), Pengenalan Merek
(B,brand
recognition),
Kepercayaan
Konsumen
(C,
confidence),Sikap Konsumen (A, attitude), Niat Beli (I,
intention) danPembelian Nyata (P, purchase) dianalisis dengan
menggunakan Structural Equation Modeling (SEM).
Menurut Santoso (2011), dalam bukunya menyatakan
bahwa SEM adalah teknik statistic multivariate yang
merupakan
kombinasi antara analisis faktor dan analisis
regresi (korelasi), yang bertujuan untuk menguji hubungan –
hubungan antara variabel yang ada pada sebuah model, baik itu
antar indicator dengan konstruknya, maupun hubugan antar
konstruk. Berikut beberapa istilah yang umum digunakan daam
analisis SEM:
a. Variabel laten disebut pula dengan istilah unobserved
variableatau konstruk laten.
b. Variabel manifest disebut pula dengan istilah observed
variabel, measurement variabel atau indikator.
c. Variabel eksogen adalah variabel independen yang
mempengaruhi variabel dependen. Pada model Sem,
variabel eksogen ditunjukan dengan adanya anak panah
yang berasal dari variabel tersebut menuju ke variabel
endogen.
d. Variabel endogen adalah variabel yang dipengaruhi oleh
variabel independen (eksogen). Pada model SEM
41
ditunjukan dengan adanya anak panah yang menuju
variabel tersebut
Ada
beberapa
tahap
yang
harus
dilakukan
untuk
menggunakan SEM dalam sebuah penelitian (Santoso, 2011),
yaitu:
1. Membuat sebuah model SEM (Model Spesification)
Pada tahap ini model dari teori dibuat, diagram kan
memasukan measurement model dan structural model.
2. Menyiapkan desain penelitian
Setelah model dibuat, sebelum model diuji, akan
dilakukan terhadap pengujian asumsi-asumsi yang
seharusnya dipenuhi dalam SEM, perlakuan terhadap
missing
data
(jika
ada
dan
cukup
banyak),
mengumpukan data dan sebagainya.
3. Model Identification
Setelah sebuah model dibuat dan disain sudah di
tentukan, pada model dilakukan uji identifikasi, apakah
model dapat dianalisis lebih lanjut. Perhitungan besar
degree of freedom menjadi penting dalam tahap ini.
4. Model Testing and Model Estimation
Menguji measurement model
dan kemudian menguji
structural model. Dari pengujian measurement model ,
akan didapat keeratan hubungan antara indicator dengan
konstruknya. Jika measurement model
dianggap valid,
pengujian dilanjutkan pada structural model
untuk
memperoleh sejumlah korelasi yang menunjukkan
hubugan antar konstruk, Termasuk dalam kegiatan ini
adalah kemungkinan dilakukannya respecification pada
sebuah model SEM.
42
Gambar 5. Model Structural Equation Modeling (SEM) untuk CDM
CDM untuk impulse buying memiliki tahapan yang
sama. Hanya saja gambar untuk model Strukctural Equation
Modeling (SEM) nya sedikit berbeda, dikarenakan adanya jalur
yang menghubungkan antara pesan iklan (F) ke niat beli (I) dan
ke
pembelian
nyata
(F),
dan
juga
ada
model
yang
menghubungkan pesan iklan (F) langsung ke pembelian nyata
(P), dapat dilihat pada Gambar 6 dan 7.
Gambar 6. Model SEM untuk CDM impulse buying F – I – P
43
Gambar 7. Model SEM untuk CDM impulse buying F – P
2). Analisis Diskriminan
Supranto (2004), analisis diskriminan merupakan teknik
menganalisis data, kalau variabel tak bebas (disebut criterion)
merupakan
kategori
(non-metrik,
nominal,
ordinal,
ataukualitatif) sedangkan variabel bebas sebagai prediktor
merupakan metric (interval atau rasio, bersifat kuantitatif).
Adapun tujuan analisis diskriminan, adalah sebagai
berikut (Supranto, 2004) :
1. Membuat fungsi diskriminan atau kombinasi linear, dari
prediktor atau variabel bebas bisa mendiskriminasi atau
membedakan kategori variabel tak bebas atau criterion atau
kelompok,
artinya
mampu
membedakan
suatu
objek
(responden) masukkelompok kategori yang mana.
2.Menguji apakah ada perbedaan signifikan antara kategori /
kelompok, dikaitkan dengan variabel bebas atau prediktor.
3.Menentukan prediktor / variabel bebas yang mana yang
memberikan
sumbangan
perbedaan antar kelompok.
terbesar
terhadap
terjadinya
44
4.Mengklasifikasikan/
mengkelompokkan
objek/kasus
atau
responden kedalam suatu kelompok/kategori didasarkan pada
nilai variabel bebas.
5.Mengevaluasi keakuratan klasifikasi
Analisis diskriminan bertahap menurut Supranto (2004)
dianalogkan sebagai regresi berganda bertahap (stepwise), di
mana variabel bebas atau prediktor dimasukkan secara berurutan
(sequentially)
berdasarkan
pada
kemampuannya
untuk
mendiskriminankan setiap kelompok. Suatu rasio F dihitung
untuk setiap prediktor dengan jalan melakukan suatu analisis
varian univariant, di mana kelompok diperklakukan sebagai
variabel kategori (non-metrik0 dan prediktor sebagai variabel
kriterion atau variabel dependen. Suatu prediktor dengan dengan
nilai rasio F yang tingg, yang pertama-tama terpilih untuk
dimasukkan dalam fungsi diskriminan, kalau prediktor tersebut
memnuhi kriteria dan tolransi tertenrtu. Prediktor kedua
ditambahkan berdasarkan pada the highest adjusted or partial F
ratio, dengan memperhitunkan prediktor yang telah dipilih
sebelumnya, dan seterusnya. Setiap prediktor yang telah diuji
untuk retensi berdasarkan pada hubungannya dengan prediktor
lainnya yang telah dipilih. Proses pemilihan dan retensi
dilanjutkan
sampai
semua
prediktor
memenuhi
kriteria
signifikansi untuk dimasukkan dan dipertahankan dalam fungsi
diskriminan.
3). Penerapan Manajerial Metode Analisis Data
Penggunaan Consumer Decision Model (CDM) untuk
mengetahuialur-alur yang dapat dilalui oleh konsumen mulai
dari pesan iklan hinggamelakukan pembelian nyata. Analisis
Consumer Decision Model inididukung dengan menggunakan
alat analisis Structural Equation Modeling(SEM) yang
diperlukan
untuk
memperhitungkan
alur
yang
efektif
dalammencapai pembelian nyata. Setelah mendapatkan alur
45
yang efektif makaperlu dianalisis lebih lanjut dengan
menggunakan alat analisis diskriminanuntuk mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian nyata
mobile broadband TelkomselFlash pada iklan televisi.
46
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Produk
Telkomsel adalah operator telekomunikasi seluler GSM pertama di
Indonesia dengan layanan pascabayar kartuHALO yang diluncurkan pada
pertengahan tahun 1995. Saat itu, saham Telkomsel dimiliki oleh Telkom
Indonesia sebesar 65% dan sisanya oleh Indosat. Pada awal November 1997,
Telkomsel menjadi operator seluler pertama di Asia yang menawarkan
layanan GSM prabayar. Per 31 Desember 2007 pelanggan Telkomsel
mencapai 81.644 pelanggan dan Telkomsel mengklaim sebagai operator
telekomunikasi seluler terbesar di Nusantara ini.
Telkomsel Flash adalah layanan internet tanpa kabel (wireless) yang
disediakan oleh Telkomsel untuk seluruh pelanggannya (Kartu HALO,
Simpati
dan
Kartu
As),
layanan
ini
didukung
dengan
teknologi
hsdpa/3g/edge/gprs telkomsel yang dapat menghasilkan kecepatan download
sampai dengan 7.2 mbps. Telkomsel Flash menawarkan suatu pengalaman
baru dalam melakukan koneksi jaringan internet dengan kecepatan tinggi dan
lokasi
akses
yang
dapat
dilakukan
dimana
saja
dalam
jaringan
hsdpa/3g/edge/gprs telkomsel. TelkomselFlash memberikan keuntungankeuntungan kepada pelanggannya, yaitu diantaranya :
a. Mudah Dikontrol
Dengan pilihan paket unlimited, konsumen dapat menggunakan
internet sepuasnya tanpa khawatir dengan batasan waktu dan kelebihan
biaya
akses.
Bagi
konsumen
pengguna
kartu
prabayar
(simpati atau kartu As),bisa lebih mudah mengontrol penggunaan
internet dan pengeluarandengan memilih paket berbasis waktu (time
based)
b. Fleksibel
Konsumen dapat menggunakan & mendaftarkan kartu telkomsel apa
saja, baik kartu HALO, simpati ataupun kartu As.
47
c. Kecepatan Tinggi
Konsumen dapat menikmat pengalaman akses internet dengan
kecepatan hingga 7.2 mbps.
d. Jangkauan Jaringan yang Luas
Akses internet dimana saja dan kapan saja, dalam jangkauan jaringan
3g/hsdpa telkomsel.
Telkomsel sebagai operator terbesar di Indonesia menawarkan
koneksi internet yang cepat dengan harga yang fleksibel melalui Paket
Internet Telkomsel Flash. Bukan harga yang murah yang di tawarkan oleh
telkomsel tapi kualitas nya yang memuaskan. Ini bisa terlihat dari berbagai
iklan TelkomselFlash di tv yang mengedepankan koneksi yang bagus demi
terjalinya suatu hubungan yang erat antara istri,keluarga maupun sahabat
melalui jaringan TelkomselFlash. Berbeda dengan operator lain yang lebih
menonjolkan sisi harga yang murah demi menggaet pelanggan sebanyakbanyaknya.
Tabel 3. Paket-paket harga yang ditawarkan oleh Telkomsel Flash
No
Paket (Rp) Kecepatan (Mbps) Batas Pemakaian Wajar (MB)
Masa Aktif
(Hari)
1
5.000
0,384
30
1
2
10.000
1
60
1
3
50.000
0,512
300
14
4
100.000
1
1000
30
5
200.000
2
2500
30
Sumber : www.telkomsel.com
Paket-paket diatas berlaku untuk seluruh kartu prabayar telkomsel
seperti simpati, kartu As dan perdana Telkomsel Flash unlimited. Memang
dibandingkan dengan paket layanan internet lain, Telkomsel Flash termasuk
yang termahal, tetapi untuk jarinngn luas dan kecepatan pengaksesan
dimanapun konsumen berada Telkomsel Flash juaranya.
48
4.2. Gambaran Umum Iklan Televisi Mobile Broadband TelkomselFlash
versi GPL (Gak Pake Lama)
Iklan televisi mobile broadband Telkomsel Flash versi GPL (Gak
Pake Lama) merupakan iklan yang dikeluarkan Telkomsel pada 11 Maret
2011. Iklan televisi yang diperankan oleh Desta dan Vincent Club 80‟s ini
diharapkan dapat menarik minat para penonton iklan tersebut untuk
membeli dan menggunakan produk mobile broadband Telkomsel Flash.
Dalam iklan tersebut diceritakan Desta bersama teman-temannya
berada disebuah tempat makan, Vincent yang merupakan pelayan di tempat
makan tersebut menanyakan kepada Desta dan teman-temannya ingin
memesan makanan apa. Teman-teman Desta memesan “junet” yang
merupakan keju kornet, sedangkan Desta memesan “internet special” yang
merupakan indomie kornet special dengan memberikan pesan kepada
Vincent sebagai pelayan bahwa pesanannya itu GPL (Gak Pake Lama).
Setelah itu dengan cepatnya Vincent membawa pesanan Desta yang
merupakan Telkomsel Flash. Dengan kata-kata itu menjadikan permisalan
yang bagus untuk memasarkan Telkomsel Flash tersebut.
Promosi
dalam
iklan
-
iklan
tersebut
memperkenalkan Telkomsel Flash Unlimited dengan speed
yaitu
7,2 Mbps,
Upload speed 284 Kbps sangat mantap dan sangat pas dicoba. Inovasi
terbaru yang diberikan oleh Telkomsel bagi pengguna internet yang ingin
menikmati browsing dan chatting di manapaun sangat bermanfaat sekali.
Dengan kecepatan sampai 384 Kbps dan masa aktif full 30 hari sangat
memanjakan pengguna internet. Dengan kelebihan yang ditawarkan maka
tidak ada alasan untuk tidak memilih dan mencoba Telkomsel Flash
unlimited sebagai pegangan untuk berselancar di dunia maya. Cukup
menyediakan uang 60 ribu semua bisa teratasi dengan
mudah karena
dengan 60 ribu kita bisa mendapatkan masa aktif full 30 hari berselancar
tanpa batas.
49
Gambar 8. Tampilan potongan iklan mobile broadband Telkomsel Flash versi
“GPL (Gak Pake Lama)” (http://www.youtube.com/watch, 20 Februari
2012)
4.3. Karakteristik Responden
Informasi karakteristik responden diperoleh dari mahasiswa strata-1
Institut Pertanian Bogor yang memnuhi kriteria yaitu pernah melihat dan
mengetahui iklan televisi mobile broadband Telkomsel Flash versi “GPL
(Gak Pake Lama). Responden yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah
100 responden berdasarkan ukuran contoh untuk menggunakan software
smartPLS. Persentase keseluruhan jumlah populasi mahasiswa strata-1
Institut Pertanian Bogor yaitu 15798 orang. Dilihat berdasarkan gender,
jumlah mahasiswi strata-1 di IPB lebih besar yaitu sebesar 58,2 persen
dibandingkan jumlah mahasiswa yaitu sebesar 41,76 persen. Berdasarkan
persentase tersebut dari 100 responden dikuotakan menjadi 73 mahasiswa
perempuan dan 27 mahasiswa laki-laki, selengkapnya dapat dilihat pada
Gambar 9.
laki-laki
perempuan
27%
73%
Gambar 9. Karakteristik jenis kelamin mahasiswa (Data Sekunder, 2012)
50
Karakteristik pengeluaran responden mahasiswa dalam satu bulan dibagi
menjadi lima kelas yaitu pengeluaran pertama kurang dari Rp 500.000; Rp
500.000 – Rp 1.000.000; Rp 1.000.001 – Rp 1.500.000; Rp 1.500.001 – Rp
2.000.000 dan lebih dari Rp 2.000.000 dapat dilihat pada Gambar 10.
Mahasiswa yang memiliki pengeluaran Rp 500.000 – Rp 1.000.000 (69
persen) merupakan kelas pengeluaran yang paling banyak dimiliki oleh
mahasiswa strata-1 Institut Pertanian Bogor. Sedangkan mahasiswa yang
memiliki pengeluaran lebih dari Rp 2.000.000 memiliki persentase yang
terkecil yaitu sebanyak 1 persen.
2%
19%
9%
1%
< Rp 500.000
Rp 500.001 - Rp 1.000.000
69%
Rp 1.000.001 - Rp
1.500.000
Rp 1.500.001 - Rp
2.000.000
Gambar 10. Karakteristik pengeluaran mahasiswa
Hasil survey memperlihatkan intensitas aktivitas mahasiswa IPB dalam
mengakses situs internet dapat dilihat pada Gambar 11. Terlihat bahwa
aktivitas intensitas mahasiswa dalam mengakses internet paling banyak yaitu
setiap hari sebanyak 78 persen. Sedangkan mahasiswa yang mengakses
internet seminggu sekali hanya 2 persen dan yang mengakses internet 2
minggu sekali 0 persen atau tidak ada. Hal ini berkaitan dengan status
mahasiswa yang banyak tugas dan sangat membutuhkan internet setiap
harinya untuk membantu dalam pengerjaaan tugas.
51
2% 0% 5%
setiap hari
15%
seminggu 3 kali
seminggu sekali
78%
2 minggu sekali
lainnya
Gambar 11. Intensitas mahasiswa mengakses internet
Hasil survey menunjukan lokasi mahasiswa IPB dalam mengakses
internet dapat dilihat pada Gambar 12. Terlihat bahwa mahasiswa yang
mengakses internet di rumah/kosan terbanyak yaitu sebesar 89 persen dan di
kampus merupakan pilihan terbanyak kedua. Sedangkan di warnet, di kantin,
dan lainnya tidak ada yang memilih sebesar 0 persen. Hal ini berkaitan
dengan kebanyakan mahasiswa yang tinggal di kosan dan mengakses
internetnya setelah mereka selesai kuliah.
0%
0% 0%
11%
di rumah/kosan
di kampus
di warnet
89%
di kantin
lainnya
Gambar 12. Lokasi mahasiswa mengakses internet
Hasil survey memperlihatkan bahwa mahasiswa strata 1 IPB lebih banyak
yang menggunakan jaringan internet pada modem yaitu sebesar 59 persen.
Lalu setelah itu yang kedua adalah jaringan WIFI sebesar 26 persen dan LAN
sebesar 13 persen, lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 13. Hal ini
berkaitan dengan kemudahan modem yang dapat dibawa kemana-mana,
52
sehingga memudahkan mahasiswa dalam mengakses internet dimanapun
dan kapanpun.
2%
26%
modem
59%
13%
LAN
WIFI
lainnya
Gambar 13. Jaringan internet yang digunakan mahasiswa
Hasil survey dapat dilihat pada Gambar 14 bahwa mayoritas mahasiswa
S1 IPB mengakses internet sendiri yaitu sebesar 88 persen dan yang
mengakses internet bersama teman sebesar 12 persen. Sedangkan tidak ada
yang mengakses internet bersama keluarga atau pacar. Hal ini terkait dengan
mahasiswa yang selalu memiliki kepentingan sendiri dalam pengaksesan
internet seperti mengerjakan tugas atau chatting bersama teman.
0%
0% 0%
12%
sendiri
teman
keluarga
88%
pacar
lainnya
Gambar 14. Rekan mahasiswa dalam mengakses internet
Hasil survey dapat dilihat pada gambar 15 bahwa mahasiswa S1 IPB
mayoritas hanya menonton televisi 1 – 3 jam dalam seharinya sebesar 60
persen. Sedangkan menonton televisi lebih dari 6 jam seharinya berada pada
53
minoritas pada mahasiswa S1 IPB yaitu sebesar 6 persen. Hal ini terkait
mahasiswa yang memiliki jadwal kuliah yang padat tiap harinya dan juga
kegiatan diluar kuliah seperti organisasi yang sering mangadakan rapat
sehingga hanya sedikit waktu yang mereka habiskan untuk menonton televisi.
6%
34%
1 - 3 jam
60%
4 - 5 jam
> 6 jam
Gambar 15. Lama mahasiswa menonton televisi setiap harinya
Hasil survey dapat dilihat pada tabel 3,dikarenakan yang memakai mobile
broadband TelkomselFlash berjumlah 41 orang, sehingga yang menonton
iklan sampai ke pembelian nyata saja yang akan dilihat. Bahwa frekuensi
mahasiswa yang menonton iklan televisi mobile broadband Telkomsel Flash
versi “GPL (Gak Pake Lama)” 1 kali per harinya sebelum membeli mobile
broadband Telkomsel Flash sebanyak 56 persen dan sesudah membeli 56
persen, hal ini menunjukan kesamaan frekuensi menonton iklan dari sebelum
dan sesudah membeli. Frekuensi mahasiswa yang menonton iklan Telkomsel
Flash 2 kali setiap harinya sebelum dan setelah membeli Telkomsel Flash
mengalami kenaikan sebesar 2,6 persen, sedangkan pada frekuensi 3 kali
setiap harinya sebelum dan sesudah membeli Telkomsel Flash menurun
sebesar 2,6 persen. Untuk menonton iklan 4 kali setiap harinya dan pendapat
lainnya dalam frekuensi menonton iklan Telkomsel Flash mengalami
kesamaan, yaitu tidak ada yang memilih atau 0 persen untuk melihat 4 kali
setiap harinya dan 19,6 persen untuk pendapat lainnya. Hal ini diakibatkan
karena kurangnya waktu menonton televisi pada mahasiswa yang sibuk dan
mungkin juga tidak memiliki televisi dikosannya sehingga jarang sekali
dalam menonton televisi.
54
Tabel 4. Frekuensi menonton iklan televisi mobile broadband Telkomsel
Flash sebelum dan sesudah membeli
Frekuensi Menonton Iklan Televisi Mobile
Sebelum
Setelah
Broadband TelkomselFlash versi “GPL (Gak
Membeli
Membeli
Pake Lama)/hari
(%)
(%)
1 kali
56
56
2 kali
17
19,6
3 kali
7,4
4,8
4 kali
0
0
Lainnya
19,6
19,6
Total (%)
100
100
Pada Gambar 16 dapat terlihat sebagian besar responden memiliki mobile
broadband Telkomsel Flash sebesar 42 persen, SmartFren sebesar 19 persen,
AHA sebesar 6 persen, IM2 sebesr 6 persen, three (3) sebesar 7 persen, merek
lainnya sebesar 4 persen, dan sisanya sebesar 16 persen tidak memiliki mobile
broadband. Mobile broadband inilah yang dipakai oleh mahasiswa IPB strata
1. Penggunaan mobile broadband ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yang
mempengaruhi keputusan pembelian produk pada responden yang merupakan
mahasiswa strata-1 IPB.
45
40
35
30
25
20
15
10
5
0
Series1
Gambar 16. Mobile broadband yang dimiliki oleh mahasiswa
55
Hasil survey pada gambar 17 menunjukan bahwa mahasiswa strata-1 IPB
mayoritas menggunakan paket layanan internet bulanan yaitu sebesar 72
persen. Hal ini membuktikan bahwa internet sudah menjadi suatu kebutuhan
oleh mahasiswa, dilihat dari manfaat internet dalam membantu dan
memudahkan mahasiswa dalam mengerjakan tugas serta berkomunikasi
dengan seluruh teman-temennya dimana saja.
1%
16%
6% 4%
harian
1%
mingguan
bulanan
72%
3 bulanan
lainnya
Gambar 17. Paket layanan internet yang digunakan mahasiswa
Hasil survey pada mahasiswa strata-1 IPB yang ditunjukan oleh gambar
18, program televisi yang sering disaksikan yaitu program hiburan sebesar 91
persen. Hal ini menunjukan program hiburan di televisi merupakan suatu
yang disaksikan oleh mayoritas mahasiswa untuk refreshing disaat-saat
senggang mereka.
100
80
60
Series1
40
20
0
berita
hiburan
olahraga
sinetron
program
anak-anak
Gambar 18. Program yang sering disaksikan mahasiswa
Hasil survey pada gambar 19, mahasiswa strata-1 Institut Pertanian Bogor
menyatakan bahwa stasiun televisi yang sering disaksikan adalah Trans TV
yaitu sebesar 50 persen lalu diikuti oleh Trans 7 yaitu sebesar 17 persen dan
56
stasiun yang paling jarang disaksikan adalah Global Tv yaitu sebesar 1
persen. Hal ini menjadi harus menjadi pertimbangan bagi produsen mobile
broadband Telkomsel Flash untuk menampilkan iklan di stasiun televisi yang
lebih sering disaksikan oleh sebagian besar mahasiswa.
50
40
30
20
10
Series1
0
Gambar 19. Stasiun televisi yang sering disaksikan mahasiswa
4.4. Hasil Analisis Partial Least Square (PLS)
Variabel laten dalam penelitian ini terdiri dari enam laten. Laten tersebut
terdiri dari Pesan iklan (F), pengenalan merek(B), kepercayaan konsumen
(C), sikap konsumen (A), niat beli (I), dan pembelian nyata (P).
Metode analisis yang digunakan untuk mengetahui bentuk dan besar
pengaruh Pesan Iklan (F) sebagai variabel eksogen murni terhadap variabel
laten dependen (endogen) yaitu merek (B), kepercayaan konsumen (C), sikap
konsumen (A), niat beli (I) dan pembelian nyata (P). Selain itu merek (B),
kepercayaan konsumen (C), sikap konsumen (A), niat beli (I) juga berfungsi
ganda sebagai variabel eksogen karena selain dipengaruhi oleh variabel laten
lain juga memberikan pengaruh terhadap variabel laten lain. Variabel
pembelian nyata (P) merupakan variabel endogen murni. Analisis ini
dilakukan dengan menggunakan Partial Least Square (PLS) yang diolah
dengan SmartPLS 2.0. Hasil analisis model dapat dilihat pada Gambar 16.
Penggunaan analisis PLS dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan kausal atau hubungan sebab akibat. Penggunaan PLS juga dapat
mengukur suatu hubungan yang tidak bisa diukur secara langsung.
Olehkarena itu pemilihan PLS sebagai alat analisis dirasa tepat karena
mampu menjelaskan hubungan yang kompleks dalam penelitian ini.
57
4.5. Pengujian Model
Untuk mengevaluasi model dalam penelitian ini diperlukan beberapa
cara bergantung pada model yang telah dibentuk. Secara umum, evaluasi dan
interpretasi model dapat dilihat sebagai berikut :
4.5.1 Model Pengukuran (Outer Model)
Model pengukuran outer model adalah menganalisis hubungan
antara setiap blok indikator (manifest) dengan variabel latennya
(konstruk) (Ghozali, 2006).
Evaluasi
outer-model
dilakukan
terhadap
konstruk
yang
direfleksikan oleh indikator-indikatornya. Menurut Chin (1998) dalam
Ghozali (2008), menyatakan jika koefisien atau faktor loading dari
masing-masing indikator pada model kurang dari 0,7 maka harus
direduksi. Pada penelitian ini, indikator yang memiliki nilai faktor
loading yang lebih rendah dari 0,7 akan di drop. Aktivitas pendropan
dilakukan secara berurutan sesuai dengan jalur. Indikator yang memiliki
nilai faktor loading di bawah 0,7 dapat dilihat pada Tabel 5 . Oleh sebab
itu dilakukan analisis PLS kembali dan menghasilkan Gambar 18.
Tabel 5. Indikator-indikator yang harus didrop
LATEN
Pesan iklan (F)
Merek (B)
Kepercayaan konsumen (C)
Sikap Konsumen (A)
INDIKATOR
NILAI
F1 Gaya Hidup Modern
0,373
F2A Kesan
0,371
F2B Kesan
0,473
B1 Gaya Hidup Modern
0,503
B2A Kesan
0,642
B2B Kesan
0,583
C1 Gaya Hidup Modern
0,337
C2A Kesan
0,662
C2BKesan
0,571
A1 Gaya hidup Modern
0,570
A2A Kesan
0,490
58
Lanjutan Tabel 5.
LATEN
Niat Beli (I)
Pembelian Nyata (P)
INDIKATOR
NILAI
A2BKesan
0,711
IA Gaya Hidup Modern
0,582
I2A Kesan
0,610
P1 Gaya Hidup Modern
0,655
(Data diolah, 2012)
Pada sikap konsumen (A) dalam indikator A2B yang merupakan
indikator kesan, awal mula nilainya memang 0,711 , tetapi setelah
indikator lain yang lebih kecil dari A2B dihapus, nilai indikatornya
otomatis bisa berkurang ataupun bertambah. Untuk kasus pada
indikator A2B nilainya berkurang, ini disebabkan karena memang
indikator A2B tidak berpengaruh terhadap laten tersebut, sehingga
indikator A2B menjadi terdrop.
Nilai loading faktor untuk semua indikator diatas 0,7
menunjukkan indikator-indikator yang merefleksikan
konstruk
(Gambar 17). Pada tabel 6 menunjukkan kekuatan indikator
merefleksikan interelasi yang terbesar.
Tabel 6. Nilai tertinggi interelasi refleksi indikator
LATEN
Nilai interelasi reflektif tertinggi
Pesan iklan (F)
F3 Merek
0,769
Merek (B)
B3 Merek
0,741
Kepercayaan konsumen (C)
C4 Ketertarikan
0,765
Sikap konsumen (A)
A4 Ketertarikan
0,805
Niat beli (I)
I2BKesan
0,803
Pembelian nyata
P3 Merek
0,913
(Data diolah, 2012)
59
Gambar 20. Model awal Consumer Decision Model pada SmartPLS
Indikator (manifest) yang nilai faktor loadingnya dibawah 0,7 dan
yang nilainya paling terkecil dahulu akan di drop dari yang paling kiri
yaitu pesan iklan (F) yang merupakan eksogen murni. Setelah di drop
semua dari yang paling kiri ke yang paling kanan yaitu pembelian nyata
(P) yang merupakan endogen murni, maka akan dihasilkan model kedua
pada Gambar 20 yang akan menghasilkan nilai-nilai factor loading yang
sudah sesuai, sehingga nantinya akan di boostrapping dan dapat melihat
jalur yang paling efektif dalam pesan iklan tersebut.
Tabel 7. Hasil indikator – indikator yang sudah didrop
LATEN
Pesan iklan (F)
Merek (B)
INDIKATOR
NILAI
F3 Merek
0,809
F4 Ketertarikan
0,781
F5 Niat Beli
0,725
B3 Merek
0,777
B4 Ketertarikan
0,826
B5 Niat Beli
0,759
60
Lanjutan Tabel 7.
LATEN
Kepercayaan konsumen (C)
Sikap Konsumen (A)
Niat Beli (I)
Pembelian Nyata (P)
INDIKATOR
NILAI
C3 Merek
0,815
C4 Ketertarikan
0,823
C5 Niat Beli
0,717
A3 Merek
0,847
A4 Ketertarikan
0,727
A5 Niat Beli
0,781
I2B Kesan
0,739
I3 Merek
0,825
I4 Ketertarikan
0,798
I5 Niat Beli
0,797
P2A Kesan
0,857
P2B Kesan
0,872
P3 Merek
0,921
P4 Ketertarikan
0,918
P5 Niat Beli
0,906
(Data diolah,2012)
Gambar 21. Model Kedua Consumer Decision Model yang telah didrop pada
SmartPLS
61
4.5.2. Model Struktural (Inner Model)
Model
struktural
atau
disebut
juga
inner
model
menggambarkan hubunganantar variabel laten berdasarkan pada
substantive theory. Menilai inner model dapat dilakukan dengan cara
melihat
model
struktural
yang
terdiri
dari
hubunganyang
dihipotesiskan di antara konstruk-konstruk laten dalam model
penelitian.
Dengan menggunakan metode bootstrapping pada smartPLS,
dapat diperolehkesalahan baku standar (standard errors), koefisien
jalur (path coefficients/S), dan nilaiT-Statistik.Dengan teknik ini,
peneliti dapat menilai signifikansi statistik modelpenelitian dengan
menguji hipotesis untuk tiap jalur hubungan. Hasil bootstraping yang
terdapat
pada Tabel
8
menunjukkan koefisien untuk
tiap
jalurhipotesis dan nilai T-Statistiknya yang diperoleh dari hasil
output smartPLSsebagai berikut:
Tabel 8. Hasil Bootstrap Bobot Tiap Indikator Terhadap Variabel Laten
Path
A -> I
B -> A
B -> C
C -> I
F -> A
F -> B
F -> C
I -> P
Original
Sample
(O)
0,355469
0,476321
0,212833
0,29591
0,342705
0,846527
0,659522
0,465961
Sample
Standard
Mean
Deviation
(M)
(STDEV)
0,334392 0,159183
0,480635 0,112988
0,236028 0,130327
0,314806 0,148163
0,347895 0,131806
0,853763 0,031352
0,63848 0,133194
0,472522 0,069394
Standard
Error
T Statistics
(STERR)
(|O/STERR|)
0,159183
2,233091
0,112988
4,215671
0,130327
1,633072
0,148163
1,997196
0,131806
2,600067
0,031352
27,00059
0,133194
4,951602
0,069394
6,7147
(Data diolah, 2012)
Pada Tabel 8 dapat dilihat hubungan yang positif langsung
dan positif tidak langsung diantara konstruk-konstruk yang ada
dengan melihat nilainya pada tabel original sample (O).
Hubungannya antara lain :
a) Konstruk pesan iklan (F) memiliki pengaruh positif
langsung terhadap pengenalan merek (B) sebesar 0,84,
62
terhadap kepercayaan konsumen (C) sebesar 0,83, dan
terhadap sikap konsumen (A) sebesar 0,74 serta
pengaruh positif tidak langsung terhadap niat beli (I)
dan kepada pembelian nyata (P).
b) Konstruk pengenalan merek (B) memiliki pengaruh
positif langsung terhadap kepercayaan konsumen (C)
sebesar 0,21 dan terhadap sikap konsumen (A) sebesar
0,47 serta memiliki pengaruh positif tidak langsung
terhadap niat beli (I) dan terhadap pembelian nyata (P).
c) Konstruk
kepercayaan
konsumen
(C)
memiliki
pengaruh positif secara langsung terhadap niat beli (I)
sebesar 0,29 dan pengaruh positif tidak langsung
terhadap pembelian nyata (P).
d) Konstruk sikap konsumen (A) memiliki pengaruh
positif terhadap niat beli (I) sebesar 0,35 dan pengaruh
positif tidak langsung terhadap pembelian nyata (P).
e) Konstruk niat beli (I) memiliki pengaruh positif
langsung terhadap pembelian nyata (P) sebesar 0,46.
Dilihat dari Gambar 19 yang merupakan hasil dari model
yang sudah direduksi, hasil empiris dari pengujian modeldapat
menunjukkan variansi laten-laten tersebut,yaitu :
1. Pesan iklan (F) dapat menjelaskan variansi pengenalan
merek (B) sebesar 71,7 % dan sisanya sebesar 28,3 %
dijelaskan oleh variabel lain.
2. Variansi kepercayaan konsumen (C) dapat dijelaskan oleh
pesan iklan (F) dan pengenalan merek (B) sebesar 71,8 %
dan sisanya sebesar 28,2 % dijelaskan oleh variabel lain.
3. Variansi sikap konsumen (A) dapat
dijelaskan oleh
variabel pesan iklan (F) dan variabel pengenalan merek
(B) sebesar 62,1 % dan sisanya sebesar 37,9 % dijelaskan
oleh variabel lain.
63
4. Variansi niat beli konsumen (I) dapat dijelaskan oleh
variabel pesan iklan (F), pengenalan merek (B),
kepercayaan konsumen (C), dan sikap konsumen (A)
sebesar 36,5 % dan sisanya sebesar 63.5 % dijelaskan
oleh variabel lain.
5. Variansi pembelian nyata dapat dijelaskan sebesar 21,7 %
oleh variabel pesan iklan (F), pengenalan merek (B),
kepercayaan konsumen (C), sikap konsumen (A), dan niat
beli (I) dan sisanya sebesar 78,3 % dijelaskan oleh
variabel lain.
4.5.3 Hasil Analisis Consumer Decision Model (CDM)
Berdasarkan Gambar 22 yang merupakan model yang sudah
di bootsrapping, maka dapat dilihat jalur yang paling efektif dari
pesan iklan (F) sampai pada pembelian nyata (P). Bisa dilihat
informasi pada iklan di media televisi mobile broadband Telkomsel
Flash versi “GPL (Gak Pake Lama)” berpengaruh terhadap variabelvariabel yang diukur pada CDM sampai dengan pembelian nyata
seperti yang terlihat pada Gambar 21.Sehingga dapat dikatakan
bahwa iklan mobile broadband Telkomsel Flash versi “GPL (Gak
Pake Lama)” di media televisi tersebut mampu mengkomunikasikan
informasi dengan efektif kepada konsumen. Dalam model tersebut
terdapat 4 jalur yang bisa diliat keefektivitasannya, tetapi setelah
dilakukan pengolahan data dalam model terdapat 3 (tiga) jalur yang
variabel-variabelnya mempunyai hubungan yang signifikan dengan
syarat nilai T hitung > T tabel = 1,96.
64
Gambar 22. Model ketiga Consumer Decision Model yang telah dibootsrapping
Gambar 23. Hasil Consumer Decision Model mobile broadband TelkomselFlash
Gambar 23 menunjukan ada 4 jalur yang dapat dilalui oleh pesan
iklan (F) ke pembelian nyata (P) dengan beberapa variabel antara,
yaitu :
1. Jalur 1: dari pesan iklan (F) melalui variabel antara yaitu
kepercayaan konsumen (C) dan niat beli (I) baru akan menuju
ke pembelian nyata (P). Pada jalur 1 ini dapat dikatakan efektif
karena syarat nilai T hitung > T tabel = 1,96 sehingga terjadi
jalur yang signifikan untuk dilalui oleh pesan iklan (F) sampai
ke pembelian nyata (P). Disini terlihat nilai factor loading antara
pesan iklan (F) ke kepercayaan konsumen (C) yaitu sebesar
4,452 lalu dari kepercayaan konsumen (C) ke variabel niat (I)
65
beli factor loadingnya sebesar 1,997 dan dari niat beli (I) ke
pembelian nyata (P) faktor loadingnya sebesar 6,715. Disini
dapat disimpulkan bahwa pesan iklan (F) yang terdapat pada
iklan televisi
mobile brodband
Telkomsel
Flash
dapat
membangun kepercayaan konsumen (C) maka menimbulkan
niat beli (I) sehingga terjadilah pembelian nyata dan dapat
dikatakan
bahwa
mengkomunikasikan
iklan
tersebut
pesan
sehingga
sudah
terjadi
baik
dalam
hingga
ke
pembelian nyata.
2. Jalur 2 : dari dari pesan iklan (F) melalui 3 (tiga) variabel antara
yaitu pengenalan merek (B), kepercayaan konsumen (C), dan
niat beli (I) baru akan menuju ke pembelian nyata (P). Pada jalur
2 ini tidak dapat dikatakan efektif ada satu faktor loading antar
variabel yang syarat nilai T hitung < T tabel = 1,96 sehingga
terjadi jalur yang tidak signifikan untuk dilalui oleh pesan iklan
(F) sampai ke pembelian nyata (P). Disini terlihat nilai factor
loading antara pesan iklan (F) ke pengenalan merek (B) yaitu
sebesar 27,001 lalu dari pengenalan merek (B) ke variabel
kepercayaan konsumen (C) factor loadingnya sebesar 1,633.
Disini dapat disimpulkan bahwa pesan iklan (F) yang terdapat
pada iklan televisi mobile brodbandTelkomsel Flashhanya dapat
membangun
pengenalan
merek
(B)
tetapi
tidak
dapat
membangun kepercayaan konsumen (C) sehingga tidak terjadi
sampai ke niat beli (I) apalagi ke pembelian nyata (P).
3. Jalur 3 : dari pesan iklan (F) melalui 3 (tiga) variabel antara
yaitu pengenalan merek (B), sikap konsumen (A), dan niat beli
(I) baru akan menuju ke pembelian nyata (P). Pada jalur 3 ini
dapat dikatakan efektif karena syarat nilai T hitung > T tabel =
1,96 sehingga terjadi jalur yang signifikan untuk dilalui oleh
pesan iklan (F) sampai ke pembelian nyata (P). Disini terlihat
nilai factor loading antara pesan iklan (F) ke pengenalan merek
(B) yaitu sebesar 27,001 lalu dari pengenalan merek (B) ke
66
variabel sikap konsumen (A) factor loadingnya sebesar 4,216
dan dari sikap konsumen (A) ke niat beli (I) factor loadingnya
sebesar 2,233 serta terakhir adalah dari variabel niat beli (I) ke
pembelian nyata (P) factor loadingnya sebesar 6,715. Disini
dapat disimpulkan bahwa pesan iklan (F) yang terdapat pada
iklan televisi mobile brodband Telkomsel Flash dapat
membangun
pengenalan
merek
(B)
mobile
broadband
Telkomsel Flash tersebut kepada para penonton iklannya maka
menimbulkan sikap konsumen (A) sehingga konsumen akan
berniat membeli (I) dan terjadilah pembelian nyata (P) dan dapat
dikatakan
bahwa
mengkomunikasikan
iklan
pesan
tersebut
sehingga
sudah
terjadi
baik
dalam
hingga
ke
pembelian nyata.
4. Jalur 4: dari pesan iklan (F) melalui variabel antara yaitu sikap
konsumen (A) dan niat beli (I) baru akan menuju ke pembelian
nyata (P). Pada jalur 4 ini dapat dikatakan efektif karena syarat
nilai T hitung > T tabel = 1,96 sehingga terjadi jalur yang
signifikan untuk dilalui oleh pesan iklan (F) sampai ke
pembelian nyata (P). Disini terlihat nilai factor loading antara
pesan iklan (F) ke sikap konsumen (A) yaitu sebesar 2,600 lalu
dari sikap konsumen (A) ke variabel niat (I) beli factor
loadingnya sebesar 2,233 dan dari niat beli (I) ke pembelian
nyata (P) faktor loadingnya sebesar 6,715. Disini dapat
disimpulkan bahwa pesan iklan (F) yang terdapat pada iklan
televisi mobile brodband Telkomsel Flash dapat membangun
sikap konsumen maka menimbulkan niat beli (I) sehingga
terjadilah pembelian nyata dan dapat dikatakan bahwa iklan
tersebut sudah baik dalam mengkomunikasikan pesan sehingga
terjadi hingga ke pembelian nyata.
67
4.6 Hasil CDM Impulse Buying
Melihat hasil CDM yang sudah baik dari proses pesan iklan (F) sampai
kepada pembelian nyata (P) dengan adanya variabel antara, yang terlihat dari
adanya 3 jalur yang efektif, bisa dikatakan bahwa pesan iklan mobile
broadband Telkomsel Flash versi “GPL (Gak Pake Lama)” sudah efektif
dalam penyampaiannya kepada konsumen, sehingga sampai kepada tahap
pembelian nyata mobile broadband Telkomsel Flash tersebut. Adanya 3 sifat
konsumen dalam pembelian yaitu pembelian terencana, pembelian separuh
terencana, dan pembelian tidak terencana, dapat dilihat dari hasil CDM
bahwa konsumen mobile broadband Telkomsel Flash melakukan pembelian
terencana dan separuh terencana dikarenakan adanya proses yang panjang
sampai akhirnya ke pembelian nyata, sehingga untuk melihat apakah
konsumen mobile broadband Telkomsel Flash juga memiliki sifat pembelian
tidak terencana atau pembelian langsung yang biasa disebut dengan impulse
buying, model CDM awal jalurnya ditambahkan dengan menghubungkan
pesan iklan (F) langsung ke niat beli (I) kemudian ke pembelian nyata (P) dan
model impulse buying kedua dengan menghubungkan pesan iklan (F)
langsung ke pembelian nyata (P).
4.6.1 Impulse Buying Jalur F – I – P
Pengukuran outer model untuk impulse buying jalur F – I – P ini
sama dengan hasil outer model awal CDM. Bisa terlihat pada model
CDM impulse buying pertama pada Gambar 24, manifest yang akan di
drop adalah yang nilai factor loadingnya dibawah 0,7.
68
Gambar 24. Model CDM impulse buying awal dari F – I – P
Dari model pada gambar, manifest – manifest yang dibuang
sama dengan manifest yang dibuang saat model awal CDM bisa dilihat
pada Tabel 9 di bawah ini.
Tabel 9. Indikator yang harus di drop dari model CDM impulse
buying F – I – P
LATEN
INDIKATOR
Pesan iklan (F)
F1 Gaya Hidup Modern
F2A Kesan
F2B Kesan
Merek (B)
B1 Gaya Hidup Modern
B2A Kesan
B2B Kesan
Kepercayaan konsumen (C)
C1 Gaya Hidup Modern
C2A Kesan
C2Bkesan
Sikap Konsumen (A)
A1 Gaya hidup Modern
A2A Kesan
A2Bkesan
Niat Beli (I)
IA Gaya Hidup Modern
I2A Kesan
Pembelian Nyata (P)
(Data diolah 2012)
P1 Gaya Hidup Modern
69
Setelah semua manifest-manifest yang factor loadingnya di bawah
0,7 dibuang, terdapat sisa manifest yang nilainya sudah diatas 0,7 yang
sama dengan hasil manifest model CDM awal, dan merupakan
manifest – manifest yang sangat mempengaruhi laten tersebut.
Gambar 25. Model CDM impulse buying F – I – P setelah manifest di drop
Tabel 10. Hasil Indikator dari Model CDM impulse buying F – I – P
yang sudah didrop
LATEN
Pesan iklan (F)
INDIKATOR
F3 Merek
F4 Ketertarikan
F5 Niat Beli
Merek (B)
B3 Merek
B4 Ketertarikan
B5 Niat Beli
Kepercayaan konsumen (C)
C3 Merek
C4 Ketertarikan
C5 Niat Beli
Sikap Konsumen (A)
A3 Merek
A4 Ketertarikan
A5 Niat Beli
Niat Beli (I)
I2B Kesan
70
Lanjutan Tabel 10.
LATEN
INDIKATOR
I3 Merek
I4 Ketertarikan
I5 Niat Beli
Pembelian Nyata (P)
P2A Kesan
P2B Kesan
P3 Merek
P4 Ketertarikan
P5 Niat Beli
(Data diolah,2012)
Setelah itu dilakukan bootstrapping dimana akan dilihat apakah
jalur impuls buying efektif atau tidak, sehingga bisa memperlihatkan
apakah responden penelitian ini memiliki sifat pembelian langsung
(impulse buying) atau tidak. Model bootstrapping bisa dilihat pada
Gambar 26 pada model CDM impulse buying F – I – P. Sebelumnya
dilihat terlebih dahulu inner model dari CDM impulse buying ini yang
akan memperlihatkan hubungan antar laten yang saling berhubungan
langsung dan berhubungan tidak langsung. Dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11. Hasil CDM Impulse buying F – I – P Bootstrap Bobot Tiap
Indikator Terhadap Variabel Laten
Path
A -> I
A -> P
B -> A
B -> C
B -> I
B -> P
C -> I
C -> P
F -> A
F -> B
F -> C
Standard
Original
Sample
Deviation Standard Error T Statistics
Sample (O) Mean (M) (STDEV)
(STERR)
(|O/STERR|)
0,293303 0,277079 0,206015
0,206015
1,423701
0,136604 0,140626 0,109287
0,109287
1,249961
0,475234 0,471244 0,119645
0,119645
3,972024
0,214859 0,207479 0,145145
0,145145
1,480303
0,174357 0,179099 0,095551
0,095551
1,82474
0,081205 0,089408 0,052932
0,052932
1,534144
0,162752 0,203012
0,18692
0,18692
0,870705
0,075801 0,096742 0,091782
0,091782
0,82588
0,746241
0,75404 0,052525
0,052525
14,20747
0,84615 0,848366 0,034212
0,034212
24,73244
0,839138
0,83779 0,037254
0,037254
22,5247
71
Lanjutan Tabel 11.
Path
F -> I
F -> P
I -> P
Standard
Original
Sample
Deviation Standard Error T Statistics
Sample (O) Mean (M) (STDEV)
(STERR)
(|O/STERR|)
0,567484
0,56732 0,074462
0,074462
7,621098
0,264301 0,275349
0,04427
0,04427
5,970163
0,465742 0,486996
0,06012
0,06012
7,746859
Gambar 26. Model CDM Impulse buying F – I – P yang telah dibootstrapping
Setelah di bootstrapping, dapat dilihat ternyata responden pada
penelitian ini tidak memiliki perilaku impulse buying, dapat dilihat dari
hasil bootsrapping didapatkan laten pesan iklan (F) tidak mampu untuk
menimbulkan niat beli (I) pada responden iklan televisi mobile
broadbandTelkomsel Flash, dapat dilihat pada Gambar 26, laten pesan
iklan (F) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap laten niat
beli (I) (T hitung < T tabel=1,96) dengan nilai sebesar 1,196.
Model pertama CDM impulse buying dari F – I – P tidak
signifikan, hal ini dikarenakan perilaku impulse buying yang dimiliki
oleh responden relatif rendah, dan informasi yang ditampilkan dari
iklan televisi mobile broadband Telkomsel Flash kurang menarik
sehingga niat beli responden tidak langsung tumbuh setelah melihat
72
tayangan iklan tersebut. Selain itu mobile broadband bukanlah suatu
barang pokok yang apabila dibeli secara langsung ataupun secara tidak
langsung pasti digunakan, sehingga untuk membeli mobile broadband
diperlukan pengetahuan tentang kemampuan barang tersebut, sehingga
tidak heran apabila konsumen tidak dapat langsung memiliki niat beli
ketika baru melihat iklan mobile broadband Telkomsel Flash tersebut di
televisi. Untuk itu diperlukan variabel antara atau proses dari pesan
iklan tersebut untuk sampai ke niat beli. Sehingga ketika pesan iklan
tersebut tidak signifikan atau tidak efektif ke niat beli maka tidak akan
terjadi pembelian nyata.
4.6.2 Impulse Buying Jalur F – P
Pengukuran outer model untuk impulse buying jalur F – P ini juga
sama dengan hasil outer model awal CDM dan juga model CDM
impulse buying F – I – P. Bisa terlihat pada model CDM impulse buying
F – P pertama pada Gambar 27, manifest yang akan di drop adalah yang
nilai factor loadingnya dibawah 0,7.
Gambar 27. Model CDM impulse buying awal dari F – P
73
Dari model pada gambar, manifest – manifest yang dibuang
sama dengan manifest yang dibuang saat model awal CDM dan model
impulse buying F – I – P bisa dilihat pada Tabel 12 di bawah ini.
Tabel 12. Indikator yang harus di drop dari model CDM impulse
buying F - P
LATEN
Pesan iklan (F)
INDIKATOR
F1 Gaya Hidup Modern
F2A Kesan
F2B Kesan
Merek (B)
B1 Gaya Hidup Modern
B2A Kesan
B2B Kesan
Kepercayaan konsumen (C)
C1 Gaya Hidup Modern
C2A Kesan
C2BKesan
Sikap Konsumen (A)
A1 Gaya hidup Modern
A2A Kesan
A2BKesan
Niat Beli (I)
IA Gaya Hidup Modern
I2A Kesan
Pembelian Nyata (P)
P1 Gaya Hidup Modern
(Data diolah 2012)
Setelah semua manifest-manifest yang factor loadingnya di bawah
0,7 dibuang, terdapat sisa manifest yang nilainya sudah diatas 0,7 yang
sama dengan hasil manifest model CDM awal dan model CDM impulse
buying F – I – P, dan merupakan manifest – manifest yang sangat
mempengaruhi laten tersebut.
74
Gambar 28. Model CDM impulse buying F – P setelah manifest di drop
Tabel 13. Hasil Indikator dari Model CDM impulse buying F – P
yang sudah didrop
LATEN
Pesan iklan (F)
INDIKATOR
F3 Merek
F4 Ketertarikan
F5 Niat Beli
Merek (B)
B3 Merek
B4 Ketertarikan
B5 Niat Beli
Kepercayaan konsumen (C)
C3 Merek
C4 Ketertarikan
C5 Niat Beli
Sikap Konsumen (A)
A3 Merek
A4 Ketertarikan
A5 Niat Beli
Niat Beli (I)
I2B Kesan
I3 Merek
I4 Ketertarikan
I5 Niat Beli
75
Lanjutan Tabel 13.
LATEN
Pembelian Nyata (P)
INDIKATOR
P2A Kesan
P2B Kesan
P3 Merek
P4 Ketertarikan
P5 Niat Beli
(Data diolah,2012)
Setelah itu dilakukan bootstrapping dimana akan dilihat apakah
jalur impuls buying dari F ke P efektif atau tidak, sehingga bisa
memperlihatkan apakah responden penelitian ini memiliki sifat
pembelian langsung (impulse buying) atau tidak. Model bootstrapping
bisa dilihat pada Gambar 29 pada model CDM impulse buying F – P.
Sebelumnya dilihat terlebih dahulu inner model dari CDM impulse
buying ini yang akan memperlihatkan hubungan antar laten yang saling
berhubungan langsung dan berhubungan tidak langsung. Dapat dilihat
pada Tabel 14.
Tabel 14. Hasil CDM Impulse buying F – P Bootstrap Bobot Tiap Indikator
Terhadap Variabel Laten
Path
A -> I
A -> P
B -> A
B -> C
B -> I
B -> P
C -> I
C -> P
F -> A
F -> B
F -> C
F -> I
F -> P
I -> P
Standard
Original
Sample
Deviation Standard Error T Statistics
Sample (O) Mean (M) (STDEV)
(STERR)
(|O/STERR|)
0,355524 0,377876 0,153759
0,153759
2,31221
0,189444 0,218671 0,100303
0,100303
1,888709
0,477053 0,485408 0,120558
0,120558
3,957052
0,210621 0,223255
0,12324
0,12324
1,709028
0,231913 0,246511 0,096096
0,096096
2,413355
0,123576 0,141348 0,062676
0,062676
1,971655
0,295834 0,268247 0,146724
0,146724
2,016261
0,157637 0,148165 0,078675
0,078675
2,003663
0,745807 0,740743 0,051535
0,051535
14,4718
0,847093 0,852625 0,036209
0,036209
23,39457
0,840221 0,830364 0,042744
0,042744
19,65708
0,513719 0,503143 0,072606
0,072606
7,07541
0,155379 0,139223 0,087416
0,087416
1,77747
0,532857 0,566367 0,081366
0,081366
6,548903
76
Gambar 29. Model CDM impulse buying F – P yang telah dibootstrapping
Model kedua CDM impulse buying ini juga sama dengan model
pertama CDM impulse buying jalur F – I – P, yaitu memperlihatkan
laten pesan iklan (F) tidak mempengaruhi laten pembelian nyata (P)
secara signifikan atau memiliki nilai yang tidak signifikan (sesuai
dengan syarat nilai T hitung > T tabel = 1,96), nilai T hitung yang
didapatkan adalah 1,155(Gambar 27).
Pesan iklan (F) ke pembelian nyata (P) tidak signifikan atau tidak
efektif. Hal ini dikarenakan mobile broadband Telkomsel Flash
merupakan produk yang baru dan belum menjadi suatu kebutuhan yang
sangat penting pada setiap orang, sehingga responden harus mengetahui
lebih dalam informasi tentang produk ketika ingin membelinya. Selain
itu, responden juga sangat hati – hati dalam melakukan pembelian
produk dan sangat teliti dalam pemilihan barang yang akan digunakan.
Sehingga untuk melakukan pembelian terhadap mobile broadband
Telkomsel Flash tidak cukup hanya dengan melihat iklan sesekali dan
hanya dengan melihat bentuk atau model dari produk mobile
broadbandTelkomsel Flash, tetapi responden memerlukan informasi
dan pengetahuan yang lebih mengenai produk Telkomsel Flash ini.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa iklan mobile broadband Telkomsel
77
Flash versi “GPL (Gak Pake Lama)” tidak dapat membangun perilaku
impulse buying dan responden tidak memiliki perilaku impulse buying.
4.7. Analisis Diskriminan
Metode analisis diskriminan digunakan untuk mengklasifikasikan
antara variabel-variabel yang mendorong mahasiswa untuk membeli atau
tidak membeli mobile broadband Telkomsel Flashsetelah menonton iklan
televisi versi “GPL (Gak Pake Lama)”. Analisis ini berguna untuk
menemukan fungsi diskriminan mahasiswa yang membeli dengan yang tidak
membeli, koefisien, dan bobot diskriminan.
Dalam penelitian kali ini analisis diskriminan menggunakan faktorfaktor yang mempengaruhi keputusan pembelian baik menurut persepsi
responden yang beli maupun yang tidak beli mobile broadband Telkomsel
Flashmeliputi pengaruh lingkungan (L), perbedaan individu (I), dan proses
psikologi (P) yang dituangkan kedalam delapan belas pertanyaan. Kedelapan
belas pertayaan tersebut adalah Status mahasiswa (LI), Saran dari teman (L2),
Kebiasaan Keluarga (L3), Lokasi Tempat Tinggal (L4), Wiraniaga / SPG
(L5), Pengeluaran Perbulan (I1), Variasi Speed (I2), Harga Paket (I3), Kuota
Akses (I4),
Jaringan Akses (I5), Pengetahuan Attribut Produk (I6),
Pengetahuan Tempat Pembelian (I7), Kepercayaan Merek (I8), Kepribadian
(I9), Gaya Hidup (I10), Iklan (P1), Media Informasi Televisi (P2), dan
Pengalaman Sebelumnya (P3).
Uji diskriminan dilakukan dengan menggunakan software MINITAB
14 dengan menggunakan data yang telah didistribusi ke intervaldengan
menggunakan 100 data berdasarkan variabel mahasiswa yang membeli dan
tidak membeli broadband Telkomsel Flash.
Tabel 15. Penempatan klasifikasi responden yang membeli dan yang tidak
membeli dan variabel-variabelnya
Discriminant Analysis: BELI/TIDAK versus L1; L2; ...
Linear Method for Response: BELI/TIDAK
Predictors: L1; L2; L3; L4; L5; I1; I2; I3; I4; I5; I6; I7; I8;
I9; I10; P1;P2; P3
Group
Count
0
59
1
41
78
Tabel 15 menunjukkan ringkasan hasil dari pengolahan data dengan
menggunakan analisis diskriminan. Bagian pertama menginformasikan bahwa
metode yang digunakannya adalah metode linier dengan variabel respon
pilihan varian. Variabel prediktor adalah status Status mahasiswa (LI), Saran
dari teman (L2), Kebiasaan Keluarga (L3), Lokasi Tempat Tinggal (L4),
Wiraniaga / SPG (L5), Pengeluaran Perbulan (I1), Variasi Speed (I2), Harga
Paket (I3), Kuota Akses(I4),
jaringan akses (I5), Pengetahuan Attribut
Produk (I6), Pengetahuan Tempat Pembelian (I7), Kepercayaan Merek (I8),
Kepribadian (I9), Gaya Hidup (I10), Iklan (P1), Media Informasi Televisi
(P2), dan Pengalaman Sebelumnya (P3).
Tahap mengklasifikasikan dilakukan dengan pemilihan variabel yang
layak atau valid untuk dianalisis. Selanjutnya, variabel klasifikasi tersebut uji
dengan menggunakan variabel-variabel prediktor yang telah divalidasi
sebelumnya. Pada tabel 16, baris Put into Group, angka 0 menunjukkan
responden yang tidak membeli mobile broadband Telkomsel Flash dan angka
1 menunjukkan responden yang membeli broadband TelkomselFalsh. Pada
baris Total N menunjukkan 59 responden yang tidak membeli broadband
Telkomsel Flash dan 41 responden yang membeli broadband Telkomsel
Flash. Pada N correct menunjukkan sebanyak 42 orang yang tidak membeli
yang memenuhi klasifikasi dan sebanyak 32 responden yang membeli yang
memenuhi klasifikasi atau disebut terjadi misklasifikasi. Jadi sebesar 17
responden pada variabel tidak membeli dan 9 responden pada variabel
membeli yang masuk misklasifikasi. Sehingga proportion yang dihasilkan
pada variabel yang tidak memiliki broadband Telkomsel Flash sebesar 71,2
% dan pada variabel yang memiliki broadband Telkomsel Flash sebesar 78
%. Dari 100 responden yang awal dimasukkan, jadi terdapat 26 responden
yang misklasifikasi dan tersisa hanya 74 responden yang memenuhi tahap
klasifikasi.
79
Tabel 16. Klasifikasi responden yang membeli dan tidak membeli
Summary of classification
Put into Group
0
1
Total N
N correct
Proportion
True Group
0
1
42
9
17
32
59
41
42
32
0,712 0,780
N = 100
N Correct = 74
Terdapatnya
ketidakcocokan
Proportion Correct = 0,740
klasifikasi
ini
dikarenakan
kurang
signifikannya variabel-variabel prediktor yang menjelaskan secara pasti
klasifikasi yang dimaksudkan. Hal ini mengakibatkan terjadinya tumpang
tindih (overlap) pada sebaran normal sehingga perlu adanya penghapusan
data yang termasuk kedalam misklasifikasi. Penghapusan data dilakukan
sampai nilai proportion mencapai 100%.
Tabel 17 adalah nilai fungsi diskriminan yang mempengaruhi responden
untuk membeli broadband Telkomsel Flash dan yang tidak membeli
broadband Telkomsel Flash sebelum dilakukan penghapusan data. Data yang
harus dihapus dapat dilihat pada tabel 18, terdapat sebanyak 26 data yang
harus dihapus agar proportion pada diskriminan mencapai 100%.
Tabel 17. Nilai discriminant function sebelum penghapusan data pertama
Linear Discriminant Function for Groups
Constant
L1
L2
L3
L4
L5
I1
I2
I3
I4
I5
I6
I7
I8
I9
I10
P1
P2
P3
0
-28,628
1,789
1,573
1,874
2,752
2,272
-1,940
0,963
4,531
-2,383
-0,411
-1,500
-1,418
2,741
2,692
1,481
4,708
-2,493
1,027
1
-34,217
2,324
1,889
2,363
2,819
2,193
-2,178
0,760
5,143
-2,883
-0,826
-1,766
-1,584
4,110
3,019
1,193
4,741
-2,294
0,727
80
Tabel 18. Data yang harus dihapus atau misklasifikasi pertama
Summary of Misclassified Observations
Tabel 16. Data yangTrue
harus dihapus
atau misklasifikasi
Pred
Squared
Observation
2**
Group
1
Group
0
3**
1
0
9**
1
0
17**
1
0
20**
1
0
31**
1
0
32**
1
0
37**
1
0
41**
1
0
43**
0
1
46**
0
1
49**
0
1
56**
0
1
57**
0
1
59**
0
1
63**
0
1
68**
0
1
69**
0
1
70**
0
1
73**
0
1
74**
0
1
75**
0
1
78**
0
1
89**
0
1
95**
0
1
100**
0
1
Group
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
Distance
15,71
18,01
6,469
7,646
8,446
11,825
15,16
15,22
11,94
13,05
11,11
13,34
28,57
31,58
14,63
16,03
13,35
14,34
9,058
8,976
5,964
5,769
32,29
30,57
22,56
22,53
23,91
23,56
10,305
9,087
19,89
17,78
13,37
11,16
24,84
22,72
20,09
16,29
16,06
15,83
42,31
42,27
20,87
18,87
11,21
11,20
26,30
25,47
10,73
10,20
14,16
13,59
Probability
0,759
0,241
0,643
0,357
0,844
0,156
0,508
0,492
0,635
0,365
0,753
0,247
0,818
0,182
0,669
0,331
0,621
0,379
0,490
0,510
0,476
0,524
0,297
0,703
0,496
0,504
0,455
0,545
0,352
0,648
0,258
0,742
0,249
0,751
0,257
0,743
0,130
0,870
0,471
0,529
0,494
0,506
0,269
0,731
0,499
0,501
0,398
0,602
0,434
0,566
0,428
0,572
Setelah data yang tergolong misklasifikasi dihapus, jumlah data yang
tersisa sebesar 74 data. Data yang telah bebas dari misklasifikasi kembali di run.
81
Tabel 19. Klasifikasi responden yang membeli dan tidak membeli kedua
Summary of classification
Put into Group
0
1
Total N
N correct
Proportion
N = 74
True Group
0
1
39
0
3
32
42
32
39
32
0,929 1,000
N Correct = 71
Proportion Correct = 0,959
Setelah data di run, hasil dari data dengan 42 responden yang tidak
membeli dan 32orang yang membeli broadband Telkomsel Flash
didapatkan hasil yang belum sesuai lagi dengan klasifikasi. Dapat dilihat
pada tabel 19, proportion dari kedua variabel menunjukkan 92,9 % untuk
yang tidak memiliki broadband Telkomsel Flash dan 100% untuk yang
memiiki broadband Telkomsel Flash.
Tabel 20. Nilai linear discriminant function sebelum penghapusan data kedua
Linear Discriminant Function for Groups
Constant
L1
L2
L3
L4
L5
I1
I2
I3
I4
I5
I6
I7
I8
I9
I10
P1
P2
P3
0
-32,001
3,610
2,585
2,973
2,626
2,211
-3,085
1,243
4,792
-2,887
-0,898
-2,389
-3,348
4,765
4,496
0,316
4,468
-1,187
1,693
1
-48,578
5,164
4,077
4,279
2,923
1,784
-3,213
0,458
6,112
-4,856
-2,792
-2,838
-4,142
9,284
5,981
-0,766
3,251
0,920
0,861
Tabel 20 adalah nilai fungsi diskriminan yang mempengaruhi
responden untuk membeli broadband Telkomsel Flash dan yang tidak
membeli broadband Telkomsel Flash sebelum dilakukan penghapusan data
kembali. Data yang harus dihapus kembali dapat dilihat pada Tabel 21,
82
terdapat sebanyak 3 data yang harus dihapus agar proportion pada
diskriminan mencapai 100%.
Tabel 21. Data yang harus dihapus atau misklasifikasi kedua
Summary of Misclassified Observations
Tabel 16. Data yangTrue
harus dihapus
Pred
atau misklasifikasi
Squared
Observation
35**
Group
0
Group
1
38**
0
1
56**
0
1
Group
0
1
0
1
0
1
Distance
9,765
9,543
18,89
14,14
21,78
21,03
Probability
0,472
0,528
0,085
0,915
0,407
0,593
Setelah data yang tergolong misklasifikasi dihapus, jumlah data yang
tersisa sebesar 71 data. Data yang telah bebas dari misklasifikasi kembali di
run.
Tabel 22. Klasifikasi responden yang membeli dan tidak membeli ketiga
Summary of classification
Put into Group
0
1
Total N
N correct
Proportion
N = 71
True Group
0
1
38
1
1
31
39
32
38
31
0,974 0,969
N Correct = 69
Proportion Correct = 0,972
Setelah data di run, hasil dari data dengan 39 responden yang tidak
membeli dan 32orang yang membeli broadband Telkomsel Flash
didapatkan hasil yang belum sesuai lagi dengan klasifikasi. Dapat dilihat
pada tabel 22, proportion dari kedua variabel menunjukkan 97,4 % untuk
yang tidak memiliki broadband Telkomsel Flash dan 96,9 % untuk yang
memiiki broadband Telkomsel Flash.
83
Tabel 23. Nilai linear discriminant function sebelum penghapusan data ketiga
Linear Discriminant Function for Groups
Constant
L1
L2
L3
L4
L5
I1
I2
I3
I4
I5
I6
I7
I8
I9
I10
P1
P2
P3
0
-31,719
3,734
2,961
2,491
2,395
2,543
-3,046
0,724
4,936
-2,975
-1,380
-2,390
-3,634
5,326
4,854
0,364
4,172
-0,349
1,436
1
-50,880
5,556
5,138
3,325
2,521
2,357
-3,152
-0,826
6,555
-5,264
-3,968
-2,861
-4,723
10,917
6,885
-0,721
2,143
3,324
0,303
Tabel 23 adalah nilai fungsi diskriminan yang mempengaruhi
responden untuk membeli broadband Telkomsel Flash dan yang tidak
membeli broadband Telkomsel Flash sebelum dilakukan penghapusan data
kembali untuk keempat kali. Data yang harus dihapus kembali dapat dilihat
pada tabel 23, terdapat sebanyak 2 data yang harus dihapus agar proportion
pada diskriminan mencapai 100%.
Tabel 24. Data yang harus dihapus atau misklasifikasi ketiga
Summary of Misclassified Observations
Tabel 16. Data yangTrue
harus dihapus
atau misklasifikasi
Pred
Squared
Observation
23**
Group
1
Group
0
44**
0
1
Group
0
1
0
1
Distance
12,74
12,80
26,83
25,50
Probability
0,508
0,492
0,340
0,660
Setelah data yang tergolong misklasifikasi dihapus kembali, jumlah
data yang tersisa sebesar 69 data. Data yang telah bebas dari misklasifikasi
kembali di run.
84
Tabel 25. Klasifikasi responden yang membeli dan tidak membeli keempat
Summary of classification
Put into Group
0
1
Total N
N correct
Proportion
N = 69
True Group
0
1
37
1
1
30
38
31
37
30
0,974 0,968
N Correct = 67
Proportion Correct = 0,971
Setelah data di run, hasil dari data dengan 38 responden yang tidak
membeli dan 31 orang yang membeli broadband Telkomsel Flash
didapatkan hasil yang belum sesuai lagi dengan klasifikasi. Dapat dilihat
pada tabel 25, proportion dari kedua variabel menunjukkan 97,4 % untuk
yang tidak memiliki broadband TelkomselFalsh dan 96,8 % untuk yang
memiiki broadband Telkomsel Flash.
Tabel 26. Nilai linear discriminant function sebelum penghapusan data
keempat
Linear Discriminant Function for Groups
Constant
L1
L2
L3
L4
L5
I1
I2
I3
I4
I5
I6
I7
I8
I9
I10
P1
P2
P3
0
-31,455
3,747
3,339
2,161
2,219
2,117
-3,017
0,661
5,118
-3,189
-1,762
-2,561
-4,151
5,949
4,706
1,065
4,269
0,121
1,312
1
-52,623
5,988
6,416
2,318
2,181
1,598
-3,023
-0,773
6,803
-5,520
-5,308
-3,376
-6,218
12,873
6,625
0,973
2,288
4,260
-0,083
Tabel 26 adalah nilai fungsi diskriminan yang mempengaruhi
responden untuk membeli broadband Telkomsel Flash dan yang tidak
membeli broadband Telkomsel Flash sebelum dilakukan penghapusan
datakembali untuk kelima kali. Data yang harus dihapus kembali dapat
85
dilihat pada tabel 27, terdapat sebanyak 2 data yang harus dihapus agar
proportion pada diskriminan mencapai 100%.
Tabel 27. Data yang harus dihapus atau misklasifikasi keempat
Summary of Misclassified Observations
Tabel 16. Data yangTrue
harus dihapus
Pred
atau misklasifikasi
Squared
Observation
29**
Group
1
Group
0
44**
0
1
Group
0
1
0
1
Distance
18,27
18,68
12,67
11,41
Probability
0,551
0,449
0,347
0,653
Setelah data yang tergolong misklasifikasi dihapus kembali, jumlah
data yang tersisa sebesar 67 data. Data yang telah bebas dari misklasifikasi
kembali di run.
Tabel 28. Klasifikasi responden yang membeli dan tidak membeli kelima
Summary of classification
Put into Group
0
1
Total N
N correct
Proportion
N = 67
True Group
0
1
37
1
0
29
37
30
37
29
1,000 0,967
N Correct = 66
Proportion Correct = 0,985
Setelah data di run, hasil dari data dengan 37 responden yang tidak
membeli dan 30orang yang membeli broadband Telkomsel Flash
didapatkan hasil yang belum sesuai lagi dengan klasifikasi. Dapat dilihat
pada tabel 28, proportion dari kedua variabel menunjukkan 100 % untuk
yang tidak memiliki broadband Telkomsel Flash dan 96,7 % untuk yang
memiiki broadband Telkomsel Flash.
86
Tabel 29. Nilai linear discriminant function sebelum penghapusan data
kelima
Linear Discriminant Function for Groups
Constant
L1
L2
L3
L4
L5
I1
I2
I3
I4
I5
I6
I7
I8
I9
I10
P1
P2
P3
0
-31,416
4,050
3,788
1,715
2,057
2,583
-2,849
0,716
5,111
-3,270
-2,574
-2,800
-5,121
6,828
4,837
1,595
4,193
0,698
0,946
1
-55,565
6,738
7,414
1,471
1,902
2,766
-2,773
-0,500
6,923
-5,774
-7,060
-4,037
-8,522
14,848
7,096
2,165
2,336
5,367
-0,813
Tabel 29 adalah nilai fungsi diskriminan yang mempengaruhi
responden untuk membeli broadband Telkomsel Flash dan yang tidak
membeli broadband Telkomsel Flash sebelum dilakukan penghapusan data
kembali untuk keenam kali. Data yang harus dihapus kembali dapat dilihat
pada tabel 30, terdapat sebanyak 1 data yang harus dihapus agar proportion
pada diskriminan mencapai 100%.
Tabel 30. Data yang harus dihapus atau misklasifikasi kelima
Summary of Misclassified Observations
True
Pred
Squared
Tabel
16. Data yang
harus Group
dihapus
atau misklasifikasi
Observation
Group
Group
Distance Probability
15**
1
0
0
1
19,82
22,69
0,808
0,192
Setelah data yang tergolong misklasifikasi dihapus kembali, jumlah
data yang tersisa sebesar 66 data. Data yang telah bebas dari misklasifikasi
kembali di run.
87
Tabel 31. Klasifikasi responden yang membeli dan tidak membeli keenam
Summary of classification
Put into Group
0
1
Total N
N correct
Proportion
N = 66
True Group
0
1
37
0
0
29
37
29
37
29
1,000 1,000
N Correct = 66
Proportion Correct = 1,000
Setelah data di run, hasil dari data dengan 37 responden yang tidak
membeli dan 29 orang yang membeli broadband Telkomsel Flash
didapatkan hasil yang telah sesuai dengan klasifikasi. Dapat dilihat pada
tabel 31, proportion dari kedua variabel menunjukkan 100% untuk yang
memiliki broadband Telkomsel Flash dan untuk yang tidak memiiki
broadband Telkomsel Flash.
Tabel 32. Nilai linear discriminant function yang sudah memenuhi klasifikasi
Linear Discriminant Function for Groups
Constant
L1
L2
L3
L4
L5
I1
I2
I3
I4
I5
I6
I7
I8
I9
I10
P1
P2
P3
0
-33,607
4,668
4,370
0,997
1,617
3,128
-3,189
1,115
5,841
-4,145
-3,737
-2,551
-7,667
8,330
5,914
3,357
4,596
1,129
0,744
1
-62,466
7,794
8,392
0,266
1,175
3,721
-3,384
0,207
8,197
-7,264
-9,003
-3,622
-12,872
17,363
8,953
5,181
3,097
6,039
-1,120
Maka dari Tabel 32 dapat dilihat bahwa hasil dari analiisis
diskriminan responden yang beli maupun yang tidak beli broadband
Telkomsel Flash meliputi pengaruh lingkungan (L), perbedaan individu (I),
dan proses psikologi (P) yang dituangkan kedalam delapan belas
88
pertanyaan. Kedelapan belas pertayaan tersebut adalah Status mahasiswa
(LI), Saran dari teman (L2), Kebiasaan Keluarga (L3), Lokasi Tempat
Tinggal (L4), Wiraniaga / SPG (L5), Pengeluaran Perbulan (I1), Variasi
Speed
(I2), Harga Paket (I3), Kuota Akses (I4),
Jaringan akses (I5),
Pengetahuan Attribut Produk (I6), Pengetahuan Tempat Pembelian (I7),
Kepercayaan Merek (I8), Kepribadian (I9), Gaya Hidup (I10), Iklan (P1),
Media Informasi Televisi
(P2), dan Pengalaman Sebelumnya (P3)
didapatkan intersep maksimal (a) untuk yang tidak membeli sebesar -33,607
dan untuk yang membeli sebesar -62,466. Dari hasil analisis diskriminan
maka didapatkan fungsi diskriminan untuk yang tidak melakukan pembelian
dan yang melakukan pembelian, yaitu:
Zk0 = -33,607 + 4,668 L1+ 4,370 L2+ 0,997 L3 + 1,617 L4 + 3,128 L5–
3,189 I1 + 1,115 I2+ 5,841I3– 4,145 I4– 3,737 I5– 2,551 I6 – 7,667
I7+ 8,330 I8 + 5,914 I9 + 3,357 I10 + 4,596 P1 + 1,129 P2 + 0,744
P3.........................................................(4)
Zk1 = -62,466 + 7,794 L1+8,392 L2+ 0,266 L3 + 1,175 L4 + 3,721 L5–3,384
I1 + 0,207 I2+ 8,197 I3– 7,264 I4– 9,003 I5– 3,622 I6– 12,872 I7 +
17,363 I8 + 8,953 I9 + 5,181 I10 + 3,097 P1 + 6,039 P2– 1,120
P3....................................................(5)
Keterangan:
Zk0 : Skor Diskriminan yang tidak melakukan pembelian
Zk1 : Skor Diskriminan yang melakukan pembelian
a : Intersep
W : Bobot Diskriminan
L1 :Status mahasiswa
L2 :Saran dari teman
L3 : Kebiasaan Keluarga
L4 : Lokasi Tempat Tinggal
L5 :Wiraniaga / SPG
I1 : Pengeluaran Perbulan
I2 : Variasi Speed
89
I3 : Harga Paket
I4 : Kuota Akses
I5 : Jaringan Akses
I6 : Pengetahuan Attribut Produk
I7 : Pengetahuan Tempat Pembelian
18 : Kepercayaan Merek
I9 : Kepribadian
I10 : Gaya Hidup
P1 : Iklan
P2 : Media Informasi Televisi
P3 : Pengalaman Sebelumnya
Fungsi diskriminan diatas dapat mengklasifikasikan responden ke
dalam kelas klasifikasi yang tepat, yaitu kelas yang melakukan pembelian
terhadap mobile broadband Telkomsel Flash atau yang tidak melakukan
pembelian terhadap mobile broadband Telkomsel Flash sesuai dengan nilai
diskriminan yang diperoleh berdasarkan jawaban dari responden tersebut.
Tabel 33. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi pembelian dan tidak
mempengaruhi pembelian responden
No. Faktor
yang
mempengaruhi Faktor yang mempengaruhi responden
pembelian nyata responden
tidak membeli
1.
Kepercayaan Merek (I8)
Kepercayaan Merek (I8)
2.
Pengetahuan tempat pembelian (I7) Pengetahuan tempat pembelian (I7)
3.
Kepribadian (I9)
Jaringan akses (I5)
4.
Harga paket (I3)
Kepribadian (I9)
5.
Status Mahasiswa (L1)
Saran dari teman (L2)
6.
Iklan (P1)
Harga paket (I3)
7.
Saran dari teman (L2)
Status Mahasiswa (L1)
8.
Kuota akses (I4)
Kuota akses (I4)
9.
Jaringan akses (I5)
Media informasi (P2)
10.
Gaya hidup (I10)
Gaya hidup (I10)
11.
Wiraniaga/SPG (L5)
Wiraniaga/SPG (L5)
90
Lanjutan Tabel 33.
No. Faktor
yang
mempengaruhi Faktor yang mempengaruhi responden
pembelian nyata responden
tidak membeli
12.
Pengeluaran perbulan (I1)
Pengetahuan atribut produk (I6)
13.
Pengetahuan atribut produk (I6)
Pengeluaran perbulan (I1)
14.
Lokasi tempat tinggal (L4)
Iklan (P1)
15.
Media informasi (P2)
Lokasi tempat tinggal (L4)
16.
Variasi speed (I2)
Pengalaman sebelumnya (P3)
17.
Kebiasaan keluarga (L3)
Kebiasaan keluarga (L3)
18.
Pengalaman sebelumnya (P3)
Variasi speed (I2)
Tabel 33 diatas menjelaskan 18 faktor bagi responden yang membeli
dan tidak membeli mobile broadband Telkomsel Flash berdasarkan
koefisien fungsi diskriminan. Setelah itu, data yang sudah tepat
klasifikasinya akan di Stepwise pada SPSS 19 sehingga dapat terlihat dari ke
18 faktor diatas manakah faktor – faktor yang paling efektif dan sudah
mewakili responden dalam membeli ataupun tidak membeli mobile
broadband Telkomsel Flash. Ketika data dimasukkan sebanyak 66 data
responden yang sudah terklasifikasi dengan benar pada SPSS 19 dan di
stepwise, muncul 7 faktor dari 18 faktor diatas yang mempengaruhi
responden dalam membeli dan tidak membeli mobile broadband Telkomsel
Flash.
91
Tabel 34. Nilai Pertama Fungsi Koefisien Klasifikasi Faktor-Faktor yang
Membeli dan Tidak Membeli mobile broadband TelkomselFlash
Classification Function Coefficients
BELIATAUTIDAK
,00000
1,00000
L1
5,680
8,796
L2
4,944
7,719
I5
-4,619
-9,238
I7
-3,232
-7,130
I8
7,504
13,451
I9
4,387
6,709
P2
2,317
3,706
-23,588
-46,658
(Constant)
Fisher's linear discriminant functions
Dari Tabel 34 diatas bisa terlihat, untuk mengklasifikasi responden
yang membeli dan tidak membeli mobile broadband Telkomsel Flash tidak
perlu menggunakan 18 faktor hanya perlu menggunakan 7 faktor. Setelah
mendapatkan 7 faktor tersebut dibuktikan kembali melalui analisis
diskriminan pada minitab 14. Data yang sudah baik klasifikasinya tadi di
run kembali dengan menggunakan 7 faktor saja yang dihasilkan pada SPSS
19 dalam diskriminan stepwise. Ternyata setelah di run, terdapat data yang
masih misklasifikasi.
Tabel 35. Klasifikasi responden yang membeli dan tidak membeli pertama
setelah di stepwise
Summary of classification
Put into Group
0
1
Total N
N correct
Proportion
N = 66
True Group
0
1
36
1
1
28
37
29
36
28
0,973 0,966
N Correct = 64
Proportion Correct = 0,970
92
Tabel 36. Data yang harus dihapus atau misklasifikasi pertama setelah di
stepwise
Summary of Misclassified Observations
Tabel 16. Data yangTrue
harus dihapus
atau misklasifikasi
Pred
Squared
Observation
21**
Group
1
Group
0
47**
0
1
Group
0
1
0
1
Distance
6,801
10,130
11,724
8,807
Probability
0,841
0,159
0,189
0,811
Dapat dilihat pada Tabel 36 bahwa jumlah data awal 66 terdapat
misklasifikasi sebanyak 2 data. Pada Tabel 35 dapat dilihat terdapat 2 data
yang harus dihapus. Setelah data yang tergolong misklasifikasi dihapus
kembali, jumlah data yang tersisa sebesar 64 data. Data sisa sebanyak 64
tersebut dimasukan kembali pada SPSS 19 untuk di diskriminan stepwise
kembali.
Tabel 37. Nilai Kedua Fungsi Koefisien Klasifikasi Faktor-Faktor yang
Membeli dan Tidak Membeli mobile broadband TelkomselFlash
Classification Function Coefficients
BELIATAUTIDAK
,00000
1,00000
L1
6,534
10,314
L2
5,275
8,459
I5
-5,561
-11,022
I7
-3,953
-8,579
I8
8,349
15,234
I9
5,150
8,242
P2
2,907
4,490
-25,519
-53,086
(Constant)
Fisher's linear discriminant functions
Tabel 37 adalah hasil dari diskriminan yang telah di stepwise kembali.
Ternyata tetap muncul 7 faktor tadi dari 18 faktor awal yang mempengaruhi
responden dalam membeli dan tidak membeli mobile broadband Telkomsel
Flash. Ada perbedaan dalam nilai koefisiennya apabila dibandingkan
dengan pengolahan diskriminan stepwise pertama. Untuk membuktikannya
kembali apakah faktor- faktor tersebut sudah yang paling efektif dari ke 18
93
faktor awal, dianalisis kembali melalui analisis diskriminan pada minitab
14, data yang sudah baik klasifikasinya tadi sebanyak 64 data di run kembali
dengan menggunakan 7 faktor saja yang dihasilkan pada SPSS 19 dalam
diskriminan stepwise.
Tabel 38. Klasifikasi responden yang membeli dan tidak membeli kedua
setelah di stepwise
Summary of classification
Put into Group
0
1
Total N
N correct
Proportion
N = 64
True Group
0
1
36
0
0
28
36
28
36
28
1,000 1,000
N Correct = 64
Proportion Correct = 1,000
Setelah data di run, hasil dari data dengan 36 responden yang tidak
membeli dan 28 orang yang membeli broadband Telkomsel Flash
didapatkan hasil yang telah sesuai dengan klasifikasi. Dapat dilihat pada
Tabel 38, proportion dari kedua variabel menunjukkan 100% untuk yang
memiliki broadband Telkomsel Flash dan untuk yang tidak memiiki
broadband Telkomsel Flash. Sehingga sudah tidak ada lagi yang
misklasifikasi.
Tabel 39. Nilai linear discriminant function yang sudah memenuhi klasifikasi
Linear Discriminant Function for Groups
Constant
L1
L2
I5
I7
I8
I9
P2
0
-24,825
6,534
5,275
-5,561
-3,953
8,349
5,150
2,907
1
-52,393
10,314
8,459
-11,022
-8,579
15,234
8,242
4,490
Hasil analisis diskriminan diatas dapat dituliskan ke fungsi
diskriminan untuk yang tidak melakukan pembelian (Z0) dan melakukan
pembelian (Z1), yaitu :
94
Zk0 = -24,825 + 6,534 L1 + 5,275 L2 - 5,561 I5 – 3,953 I7 + 8,349
I8+ 5,150 I9 + 2,907 P2...........................................(7)
Zk1 = - 52,393 + 10,314 L1 + 8,459 L2 – 11,022 I5 – 8,579 I7 +
15,234 I8 + 8,242 I9 + 4,490 P2...............................(8)
Tabel 38 diatas dapat dibandingkan dengan Tabel 32 dimana nilai
koefisien pada 7 faktor yang mempengaruhi responden dalam membeli dan
tidak membeli mobile broadband Telkomsel Flash terlihat sama, sehingga
dapat dijelaskan terdapat reduksi dari 18 faktor menjadi hanya cukup 7
faktor saja sudah dapat mewakili bahwa iklan mobile broadband Telkomsel
Flash versi “GPL (Gak Pake Lama)” telah mempengaruhi mahasiswa pada
pembelian nyata.
Ketujuh faktor diatas yang mempengaruhi responden membeli atau
tidak membeli yaitu, status mahasiswa (L1), saran dari teman (L2), jaringan
akses (I5), pengetahuan tempat pembelian (I7), kepercayaan merek (I8),
kepribadian (I9), media informasi (P2). Status sebagai mahasiswa yang
memerlukan mobile broadband untuk mengakses internet dalam pengerjaan
tugas membuat mahasiswa membeli mobile broadband Telkomsel Flash ini
dan status sebagai mahasiswa tidak mempengaruhi mahasiswa dalam
membeli karena menurut sebagian mahasiswa bukan status mahasiswa yang
mempengaruhi mereka, tetapi status mereka sebagai remaja yang
menbutuhkan internet sebagai cara berkomunikasi dengan teman mungkin
menyebabkan
mereka
tidak
membeli
karena
adanya
perbedaan
persepsi.Saran dari teman yang negatif maupun positif membuat mahasiswa
memutuskan untuk membeli dan tidak membeli Telkomsel Flash, saran
negatif contohnya pendapat teman tentang kekurangan Telkomsel Flash
sehingga membuat mereka tidak membeli dan saran positif contohnya
dengan pendapat teman yang baik tentang Telkomsel Flash dan dengan
banyaknya yang membeli Telkomsel Flash membuat mereka tidak mau
membeli karena sudah terlalu banyak orang yang memiliki Telkomsel Flash,
karena ada juga karakter orang yang ingin memiliki suatu benda yang tidak
pasaran sehingga membuat dirinya menjadi lebih eksklusif dari yang lain,
tetapi saran positif juga dapat mempengaruhi mahasiswa untuk membeli
95
karena sudah ada pendapat yang memuaskan tentang Telkomsel Flash.
Jaringan akses yang luas juga menyebabkan pembelian nyata mahasiswa
pada Telkomsel Flash dan ada juga yang merasa jaringan akses yang tidak
luas menyebabkan tidak membeli Telkomsel Flash. Adanya pengetahuan
tempat pembelian mobile broadband Telkomsel Flash membuat mahasiswa
mudah membelinya dan ada juga yang tidak mengetahui tempat pembelian
Telkomsel Flash sehingga menyulitkan mahasiswa dalam membeli. Percaya
terhadap merek Telkomsel Flash juga yang membuat mahasiswa membeli
dan kepercayaan terhadap merek mobile broadband lain yang menyebabkan
mahasiswa tidak membeli Telkomsel Flash. Iklan dan produk Telkomsel
Flash yang sesuai dengan kepribadian mahasiswa yang berjiwa muda
mempengaruhi mahasiswa dalam pembelian Telkomsel Flash, sedangkan
mahasiswa yang tidak merasa iklan ataupun produk Telkomsel Flash sesuai
dengan kepribadian mereka membuat mahasiswa tidak membeli Telkomsel
Flash. Media informasi seperti iklan televisi membuat mahasiswa tertarik
dalam pembelian terhadap mobile broadband Telkomsel Flash, sedangkan
ada juga mahasiswa yang tidak tertarik pada media informasi Telkomsel
Flash contohnya iklan televisi, mungkin karena iklan yang kurang menarik
sehingga tidak adanya ketertarikan mahasiswa dalam membeli Telkomsel
Flash.
4.8 Implikasi Manajerial
Kebijakan pemasaran yang dilakukan oleh produsen mobile broadband
Telkomsel Flash dalam hal ini yaitu PT. Telekomunikasi Selular, Tbk
sebaiknya memperhatikan efektivitas iklan televisi dalam menginformasikan
iklan dan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen
produk mobile broadband Telkomsel Flash. Untuk itu diperlukan upaya
dalam hal perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian manajerial.
96
Tabel 40. Implikasi Manajerial
No.
1.
Perencanaan
Pelaksanaan
Pengendalian
Mempertimbangkan
Pesan iklan yang di
Memperhatikan
aspek merek,
informasikan melalui
sampai sejauh mana
informasi tempat
media informasi harus
iklan yang
pembelian
menonjolkan merek
ditayangkan mampu
broadband dan
mobile broadband
mempengaruhi
penekanan
Telkomsel Flash itu
pembelian nyata
informasi jaringan
sendiri, seperti dalam
konsumen pada
akses yang luas
penyebutan, situasi,
mobile broadband
dalam pembuatan
jingle iklan ataupun kata-
Telkomsel Flash dan
iklannya.
kata iklan yang mudah
apakah media
mengingat merek
informasi mengenai
Telkomsel Flash.
mobile broadband
Telkomsel Flash
mampu membuat
persepsi yang tepat
pada konsumen sesuai
dengan pesan iklan
yang ada. Apabila
terdapat kelemahan
atau kekurangan
dalam pelaksanaan,
maka hal tersebut
segera dievaluasi dan
merancang kebijakan
pemasaran yang baru
agar tujuan
perusahaan tercapai.
97
Lanjutan Tabel 40.
No.
2.
Perencanaan
Pelaksanaan
Pengendalian
Meningkatkan
Iklan Telkomsel Flash
Memperhatikan
pembelian nyata
menampilkan bintang-
sejauh mana bauran
pemirsa televisi pada
bintang iklan yang
promosi lainnya yang
produk mobile
mudah diingat yang
dilakukan mampu
broadband Telkomsel
mencerminkan
mempengaruhi
Flash.
keekslusifan dari merek
pembelian nyata
Telkomsel Flash itu
konsumen pada
sehingga memudahkan
mobile broadband
mahasiswa dalam
Telkomsel Flash.
mengingat pesan iklan
Apabila terdapat
itu.
kelemahan atau
kekurangan dalam
pelaksanaan, maka
hal tersebut segera
dievaluasi dan
merancang kebijakan
pemasaran yang baru
agar tujuan
perusahaan tercapai.
3.
Merancang bauran
Pesan iklan sering
Apabila
promosi lainnya,
ditampilkan pada stasiun
keluhan yang terjadi
seperti promosi
televisi yang sering
terhadap
konsumen
penjualan, hubungan
disaksikan pemirsa yaitu
mobile
broadband
masyarakat, penjualan
Trans TV dan di acara
Telkomsel
secara pribadi,
yang banyak digemari
harus segera diatasi.
pemasaran langsung
pemirsa yaitu acara
untuk meningkatkan
hiburan.
pembelian nyata
konsumen .
terdapat
Flash
98
Lanjutan Tabel 40.
No.
4.
Perencanaan
Pelaksanaan
Merancang riset-riset Melakukan
Pengendalian
bauran
yang ditujukan kepada promosi lainnya seperti
konsumen agar iklan kegiatan
sponsorship
tersebut lebih efektif event, memberi potongan
lagi dan sesuai dengan harga,
keinginan konsumen.
hadiah,
bonus
tertentu untuk sejumlah
pembelian tertentu serta
wiraniaga
di
tempat
pembelian.
Iklan televisi mobile broadband Telkomsel Flash versi “GPL (Gak
Pake Lama) merupakan media yang digunakan untuk mempengaruhi
pembelian nyata konsumen sudah cukup efektif berpengaruh secara
keseluruhan. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil yang diperoleh melalui
Consumer Decision Model. Pesan iklan yang disampaikan produsen
Telkomsel Flash memiliki pengaruh yang signifikan dan efektif terhadap
pembelian nyata mobile broadband Telkomsel Flash oleh penonton iklan
tersebut melalui 3 jalur yang melewati variabel pengenalan merek (B), sikap
konsumen (A), dan niat beli (I). Selain itu dihubungkan dengan analisis
diskriminan dapat dilihat pada mahasiswa yang membeli dan tidak membeli
mobile broadband Telkomsel Flash, agar jalur CDM nya lebih efektif,
produsen harus kreatif dalam membuat iklan lagi dengan cara melibatkan
faktor-faktor
yang mengakibatkan mahasiswa tidak membeli agar
mahasiswa berubah pikiran dan menjadi membeli mobile broadband
Telkomsel Flash, yaitu tentang kepercayaan merek, pengetahuan tempat
pembelian, dan jaringan akses harus ditekankan pada iklan Telkomsel Flash
sehingga terjadi pembelian nyata.Tetapi memang ketika CDM tersebut
ditambahkan jalur dari pesan iklan (F) ke niat beli (I) lalu ke pembelian
nyata (F) dan juga dari pesan iklan (F) langsung dihubungkan ke pembelian
99
nyata (P), yang dapat melihat pembelian langsung (impulse buying) dari
mahasiswa yang membeli mobile broadband Telkomsel Flash, tidak terlihat
keefektifan pada jalur tambahan tersebut, sehingga dapat dikatakan tidak
adanya perilaku impulse buying yang dilakukan mahasiswa ketika membeli
mobile broadband Telkomsel Flash. Sehingga untuk menciptakan perilaku
impulse buying, diharapkan produsen harus secara lengkap dan jelas
mengkomunikasikan produk tersebut pada iklan yang dibuat, sehingga
tercipta perilaku impulse buying dikarenakan kejelasan informasi yang
disaksikan mahasiswa di televisi, dan menimbulkan keyakinan pada
mahasiswa untuk langsung membeli ketika selesai melihat iklan tersebut.
Untuk mempertahankan pembeli atau pelanggan yang sudah loyal
dalam sebuah bisnis memang sangat sulit, untuk itu produsen mobile
broadband Telkomsel Flash pasti dihadapkan pada tantangan untuk
mempertahankan
kesuksesan
yang
telah
diraihnya.
Tidak
hanya
mendatangkan pelanggan saja tapi juga harus mempertahankannya.Cara
terbaik dalam mempertahankan pelanggan dan memperoleh kesetiaan
pelanggan adalah dengan cara mengkonsentrasikan pada kebutuhan dan
keinginan mereka. Produsen harus mampu melakukan diferensiasi dalam
penawarannya, yang tidak ada pada pesaing mobile broadbandlain. Selain itu,
program loyalitas pelanggan juga harus tepat jika ingin memberikan
pengaruh. Beberapa teknik yang dapat membantu dalam mempertahankan
pelanggan:
1. Budaya Perusahaan
Budaya perusahaan harus mendemonstrasikan pelayanan pada
pelanggan. Perusahaan menaruh pelanggan pada tingkat yang pertama
diatas lainnya. Untuk itu Perusahaan Telkomsel harus selalu cepat
dalam melayani pelanggan yang ingin membeli ataupun dalam
menghadapi keluhan – keluhan pelanggan.
2. Diferensiasi
Produsen mobile broadband Telkomsel Flash harus bisa menawarkan
sesuatu yang berbeda dibandingkan pesaing mobile broadband yang
lain. Jika produsen Telkomsel Flashtidak bisa menawarkan sesuatu
100
yang unik, maka pelanggan akan sulit membedakan mobile broadband
Telkomsel Flash dengan mobile broadband pesaing lainnya. Sehingga
Telkomsel Flash bisa dianggap tidak mempunyai nilai tambah
dibandingkan dengan mobile broadband lainnya.
3. Komunitas
Untuk mempererat hubungan dengan pelanggan, maka produsen
Telkomsel Flashbisa membentuk komunitas dari kumpulan pelanggan
mobile broadband Telkomsel Flash. Bahkan CEO juga idealnya ikut
berkecimpung dalam komunitas. Dengan begitu, maka akan adanya
hubungan dekat dengan pelanggan yang semakin terjalin.
4. Menangani Komplain
Dalam bisnis yang berkaitan dengan pelanggan dan pelayanan, maka
komplain akan selalu ada.Oleh karena itu, produsen mobile broadband
Telkomsel Flash harus menyediakan waktu untuk untuk menganalisa
isu ini dan menyelesaikan masalah tersebut.
5. Tempatkan diri Anda sebagai Konsumen
Produsen mobile broadband Telkomsel Flash jika menempatkan diri
sebagai konsumen, setidaknyabisa mempelajari cara berpikir mereka
konsumen mobile broadband pada umumnya. Hal tersebut bisa jadi
merupakan kunci sukses dalam memahami pelanggan.
Untuk itu hal perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian
pemasaran oleh produsen mobile broadband Telkomsel Flash harus selalu
dilakukan dan semakin diperbaiki lagi apabila ada sedikit-sedikit
kelemahan
atau
kesalahan,
sehingga
nantinya
mampu
dalam
meningkatkan pembelian nyata penonton televisi terhadap pembelian
mobile broadband Telkomsel Flash tersebut.
101
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Berdasarkan permasalahan dan pembahasan mengenai efektifitas iklan
televisi mobile broadband Telkomsel Flash versi “GPL (Gak Pake Lama)”
yang mempengaruhi pembelian nyata konsumen terhadap mobile broadband
Telkomsel Flash, maka dapat ditarik kesimpulan :
a.
Dengan menggunakan Consumer Decision Model (CDM), diketahui
bahwa pesan iklan (I) yang ingin disampaikan oleh produsen mobile
broadband Telkomsel Flash berpengaruh terhadap variabel – variabel yang
diukur pada Consumer Decision Model sampai dengan variabel pembelian
nyata (P). Terdapat 3 jalur yang efektif yaitu :
1). Pesan iklan (F) –Kepercayaan konsumen (C) – Niat beli (I) –
Pembelian nyata (P)
2). Pesan iklan (F) – Pengenalan merek (B) – Sikap Konsumen (A) –
Niat beli (I) – Pembelian nyata (P)
3). Pesan iklan (F) – Sikap konsumen (A) – Niat beli (I) – Pembelian
Nyata (P)
b.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pembelian nyata sehingga dapat
mengklasifikasikan kelompok mahasiswa yang membeli dan tidak
membeli mobile broadband Telkomsel Flashadalah status mahasiswa,
saran dari teman, jaringan akses, pengetahuan tempat pembelian,
kepercayaan merek, kepribadian, dan media informasi.
2. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan dari hasil analisis yang telah
dikemukakan adalah sebagai berikut :
a. Mengingat bahwa iklan – iklan produk mobile broadband Telkomsel Flash
mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap pembelian nyata
konsumen, maka produsen mobile broadband Telkomsel Flash sebaiknya
terus mempertahankan iklan – iklannya yang mampu menarik perhatian
konsumen dan terus berkreasi dalam menciptakan iklan yang kreatif
102
sehingga nantinya juga dapat disukai dan mampu menarik perhatian
konsumen, mungkin dari pemakaian bintang iklan yang sedang naik daun
dan menjadi idola, ataupun dengan memberikan jingle-jingle serta katakata yang menarik dan mudah diingat sehingga konsumen dapat selalu
teringat akan iklan tersebut.
b. Riset – riset tentang pemasaran produk harus dilakukan oleh produsen
mobile broadband Telkomsel Flash agar dapat mengetahui apa yang
diinginkan konsumen sebenarnya.
c. Penelitian ini memiliki keterbatasan-keterbatasan, antara lain penelitian ini
hanya melihat efektivitas iklan televisi mobile broadband Telkomsel Flash
pada mahasiswa strata-1 Institut Pertanian Bogor, sehingga media promosi
yang dipilih hanya iklan televisi sehingga hasil yang dicapai dapat saja
belum menunjukkan hasil maksimal. Oleh karena itu, penelitian
selanjutnya perlu dilakukan kajian lebih lanjut mengenai efektivitas
kegiatan bauran promosi lainnya seperti social media serta menggunakan
alat analisis yang berbeda dan juga lokasi penelitian berbeda, sehingga
bisa dilihat dan dibandingkan perbedaan dari penelitian tersebut nantinya.
103
DAFTAR PUSTAKA
Asia Top Internet Countries. www.internetworldstats.com/stats.htm/. [ 16 Januari
2012].
Arca, R. 2011. Analisis Efektivitas Iklan Televisi dan Faktor yang Mempengaruhi
Keputusan Pembelian Eskrim Wall‟s Magnum Berdasarkann Karakteristik
Pengeluaran (Studi Kasus Mahasiswa Program Diploma IPB).
Data Pertumbuhan Pelanggan Mobile
www.telkomsel.com. [ 16 Januari 2012 ].
Broadband
Telkomsel
Flash.
Durianto, dkk. 2003. Invasi Pasar dengan Iklan yang Efektif : Startegi, Program,
dan Teknik Pengukuran. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Engle, F. B. dan D Miniard W. 1994. Consumer Behaviour 6th ed, jilid I.
Binarupa Aksara, Jakarta.
Ghozali, I. 2005. Structural Equation Modelling Teori, Konsep, dan Aplikasi
dengan Program Lisrel 8.45. badan penerbit Universitas Diponegoro,
Semarang.
Ghozali, I. 2008. Structural Equation Modelling Metode Alternatif dengan Partial
Least Square. Edisi 2.Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Husna, Al. 2011. Analisis Efektivitas Iklan Televisi Mizone dalam Pengambilan
Keputusan Pembelian Minuman Isotonic oleh Mahasiswa Strata – 1 Institut
Pertanian Bogor.
Iklan Mobile Broadband Telkomsel Flash versi GPL. www.youtube.com. [ 20
Februari 2012 ].
Khasali, R. 2007. Manajemen Periklanan : Konsep dan Aplikasinya di Indonesia.
Pustaka Utama Grafiti, Jakarta.
Kotler, P. 2005. Marketing Management 11th ed. Indeks, Jakarta
Kotler P, G. Amstrong. 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran, Jilid I. Erlangga,
Jakarta.
Kotler P, Keller. 2009. Manajemen Pemasaran Jilid 1. Erlangga, Jakarta.
104
Kuncoro, M. 2003. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi : Bagaimana Meneliti
dan Menulis Tesis?. Erlangga, Jakarta.
Morissan, M.A. 2010. Periklanan : Komunikasi Pemasaran Terpadu. Kencana,
Jakarta.
Nugroho, B. A. 2005. Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian dengan
SPSS. Andi, Yogyakarta.
Paket – Paket Harga yang Ditawarkan
www.telkomsel.com. [ 16 Januari 2012 ].
oleh
Telkomsel
Flash.
Pengertian Mobile Broadband. www.jaringankomputer.org/internet-broadbandpengertian-dan-jenis-jenis-koneksi-internet-broadband/. [ 12 Maret 2012 ].
Santoso, S. 2011. Structural Equation Model : Konsep dan Aplikasi dengan
AMOS 18. PT Elex Media Komputindo, Jakarta.
Shimp, T.A. 2003. Advertising Promotion and Supplemental Aspect of Integreted
Marketing Communication 5th ed. Erlangga, Jakarta.
Sumarwan, U. 2002. Perilaku Konsumen. Ghalia Indonesia, Bogor.
Sumarwan, U. 2003. Perilaku Konsumen Teori dan Penerapannya dalam
Pemasaran. Ghalia Indonesia, Jakarta.
Supranto, J. 2004. Analisis Multivariat Arti dan Interpretasi. Rineka Cipta,
Jakarta.
Tjiptono, F. 2008. Strategi Pemasaran (Edisi III). Andi Offset, Yogyakarta.
Umar, H. 2005. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. PT. Raja
Grafindo Persada, Jakarta.
World
Internet
Usage
and
Population
www.internetworldstats.com/stats.htm/. [ 16 Januari 2012 ].
Statistic.
LAMPIRAN
105
Lampiran 1. Kuesioner Penelitian
KUISIONER PENELITIAN
Kuisioner ini merupakan instrument dalam penelitian berjudul “ANALISIS
EFEKTIVITAS IKLAN TELEVISI MOBILE BROADBANDTELKOMSELFLASH
VERSI “GPL (GAK PAKE LAMA)” PADA MAHASISWA S1 INSTITUT
PERTANIAN BOGOR (IPB)” guna penyelesaian tugas akhir pada DEPARTEMEN
MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT
PERTANIAN BOGOR, yang dilakukan oleh :
Nama : Raysah Yunita Rahma
NRP : H24080066
Saya mengharapkan ketersediaan Saudara untuk meluangkan waktu untuk mengisi
kuisioner ini secara benar. Informasi yang diterima dalam kuisioner ini bersifat rahasia
dan hanya digunakan untuk kepentingan akademis. Terima kasih atas bantuan dan kerja
sama Saudara.
Identitas Responden
Nama
:
Fakultas/Departemen :
No. HP
:
Petunjuk Pengisian : Pilih jawaban yang paling sesuai dan beri tanda (x) pada
jawaban yang disediakan, Selamat Mengisi.
I. SCREENING
1. Apakah Anda pernah melihat Iklan mobile broadbandTelkomselFlash versi
“GPL (Gak Pake Lama)” di televisi?
a. Ya
b. Tidak
(jika menjawab tidak, wawancara berhenti sampai di sini)
II. KARAKTERISTIK RESPONDEN
(Petunjuk: pilihlah salah satu jawaban yang paling sesuai dengan kondisi Anda)
2. Jenis Kelamin Anda?
a. Perempuan
b. Laki-laki
3. Berapakah pengeluaran Anda setiap bulan?
a. <Rp. 500.000
d. Rp. 1.500.001 – Rp. 2.000.000
b. Rp. 500.001 – Rp. 1.000.000
e. >Rp. 2.000.000
c. Rp. 1.000.001 – Rp. 1.500.000
4. Seberapa sering Anda mengakses situs internet?
a. Setiap hari
d. 2 minngu sekali
b. Seminggu 3 kali
e. Lainnya,..............
c. Seminggu sekali
106
Lanjutan Lampiran 1.
5. Di mana biasanya Anda mengakses jaringan internet?
a. Di rumah/kosan
d. Di kantin
b. Di Kampus
e. Lainnya,.............
c. Di warnet
6. Jaringan apa yang biasanya Anda gunakan untuk layanan internet?
a. Modem
b. LAN
c. WIFI
d. Lainnya,.....
7. Bersama siapa Anda mengakses internet?
a. Sendiri
d. Pacar
b. Teman
e. Lainnya,.....
c. Keluarga
8. Berapa lamakah Anda menonton televisi dalam sehari ?
a. 1-3 jam
b. 4-5 jam
c. > 6 jam
9. Berapa sering Anda menonton iklan TV mobile broadband TelkomselFlash
sebelum membeli ? (Jika tidak membeli lanjut ke pertanyaan nomor 11)
a. 1 kali/sehari
d. 4 kali/sehari
b. 2 kali/sehari
e. Lainnya,.............
c. 3 kali/sehari
10. Berapa sering Anda menonton iklan TV mobile broadband TelkomselFlash
sesudah membeli ?
a. 1 kali/sehari
d. 4 kali/sehari
b. 2 kali/sehari
e. Lainnya,.........
c. 3 kali/sehari
11. Apa merek mobile broadband yang Anda miliki saat ini ? (Jika tidak memiliki
mobile broadband, lanjut ke pertanyaan 13)
a. SmartFren
d. Three (3)
b. AHA
e. Telkomsel Flash
c. IM2
f. Lainnya…
12. Paket harga layanan internet apa yang sering Anda gunakan untuk mengaktifkan
mobile broadband yang Anda miliki ?
a. Harian
d. Tiga bulanan
b. Mingguan
e. Lainnya,..........
c. Bulanan
13. Acara TV apa yang sering Anda saksikan ?
a. Berita
d. Sinetron
b. Hiburan (music, infotaiment, kuliner, travelling, talk show)
c. Olahraga
e. Program anak-anak
14. Stasiun
TV
yang
sering
Anda
saksikan
?
(mohon
isi
sendiri).....................................
III.
Faktor – faktor yang Mempengaruhi Pembelian Nyata
Dibawah ini merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi pembelian nyata
mobile broadband TelkomselFlash. Menurut pendapat Anda, sejauh mana
faktor-faktor di bawah ini mempengaruhi Anda dalam pembelian mobile
broadband TelkomselFlash.
107
Lanjutan Lampiran 1.
Petunjuk : isilah/berilah tanda cek ( √ ) pada kolom yang sesuai dengan pilihan
Anda berdasarkan keterangan pilihan berikut :
1 = Sangat Tidak Setuju
3 = Setuju
2 = Tidak Setuju
4 = Sangat Setuju
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
Pengaruh Lingkungan
Status sebagai mahasiswa mempengaruhi Anda dalam pembelian
layanan internet mobile broadband TelkomselFlash
Saran dari teman/ sahabat/ pacar mempengaruhi Anda dalam
pembelian layanan internet mobile broadband TelkomselFlash
Saran dan kebiasaan keluarga mempengaruhi Anda dalam
pembelian layanan internet mobile broadbandTelkomselFlash
Tempat tinggal pengguna layanan mempengaruhi Anda dalam
pembelian layanan internet mobile broadbandTelkomselFlash
Wiraniaga/SPG di tempat pembelian mempengaruhi Anda dalam
pembelian layanan internet mobilebroadbandTelkomselFlash
Perbedaan Individu
Besar pengeluaran per bulan mempengaruhi Anda dalam
pembelian layanan internet mobile broadband TelkomselFlash
Variasi speed kecepatan akses layanan internet yang tersedia
mempengaruhi Anda dalam pembelian layanan internet mobile
broadband TelkomselFlash
Harga paket akses layanan internet mempengaruhi Anda dalam
pembelian layanan internet mobile broadband TelkomselFlash
Kuota akses layanan internet mempengaruhi Anda dalam pembelian
layanan internet mobile broadband TelkomselFlash
Jaringan akses layanan internet mempengaruhi Anda dalam
pembelian layanan internet mobile broadband TelkomselFlash
Pengetahuan mengenai atribut produk mempengaruhi Anda dalam
pembelian layanan internet mobile broadband TelkomselFlash
Pengetahuan tempat pembelian produk mempengaruhi Anda dalam
pembelian layanan internet mobile bradband TelkomselFlash
Kepercayaan terhadap merek
TelkomselFlash mempengaruhi Anda dalam pembelian layanan
internet mobile broadband TelkomselFlash
Kepribadian diri Anda mempengaruhi dalam pembelian layanan
internet mobile broadband TelkomselFlash
Gaya hidup mempengaruhi Anda dalam pembelian layanan internet
mobile broadband TelkomselFlash
Proses Psikologi
Iklan layanan internet mobile broadband TelkomselFlash
mempengaruhi Anda dalam pembelian mobile broadband tersebut
Media informasi televisi mempengaruhi
Anda dalam pembelian layanan internet mobile broadband
TelkomselFlash
Pengalaman menggunakan layanan internet lain mempengaruhi
Anda dalam pembelian layanan internet mobile broadband
TelkomselFlash
1
2
3
4
108
Lanjutan Lampiran 1.
IV. Efektivitas Iklan
Petunjuk : isilah/berilah tanda cek ( √ ) pada kolom yang sesuai dengan pilihan Anda
berdasarkan keterangan pilihan berikut :
1 = Sangat Tidak Setuju
3 = Setuju
2 = Tidak Setuju
4 = Sangat Setuju
No.
1.
2. a.
b.
3.
4.
5.
6.
7. a.
b.
8.
9.
10.
11.
Pertanyaan
Variabel Pesan Iklan (F)
Informasi tentang mobile broadband TelkomselFlash versi “GPL
(Gak Pake Lama)” pada iklan televisi mencerminkan gaya hidup
modern
Informasi tentang mobile broadband TelkomselFlash versi “GPL
(Gak Pake Lama)” pada iklan televisi memberikan kesan layanan
internet yang cepat dengan signal yang kuat
Informasi tentang mobile broadband TelkomselFlash versi “GPL
(Gak Pake Lama)” pada iklan televisi memberikan kesan yang
mudah dimengerti.
Informasi tentang mobile broadband TelkomselFlash versi “GPL
(Gak Pake Lama)” pada iklan televisi menampilkan bintang iklan
yang mudah diingat
Informasi tentang mobile broadband TelkomselFlash versi “GPL
(Gak Pake Lama)” pada iklan televisi memberikan dorongan
untuk menyaksikan iklan tersebut secara utuh
Informasi tentang mobile broadband TelkomselFlash pada iklan
versi “GPL (Gak Pake Lama)” sering ditayangkan di media
televisi
Variabel Pengenalan Merek (B)
Merek mobile broadband TelkomselFlash yang Saya kenal dari
iklan televisi versi “GPL (Gak Pake Lama)” mencerminkan gaya
hidup modern
Merek mobile broadband TelkomselFlash yang Saya kenal dari
iklan televisi versi “GPL (Gak Pake Lama)” memberikan kesan
layanan internet yang cepat dengan signal yang kuat
Merek mobile broadband TelkomselFlash yang Saya kenal dari
iklan televisi versi “GPL (Gak Pake Lama)” memberikan kesan
yang mudah dimengerti.
Merek mobile broadband TelkomselFlash yang Saya kenal dari
iklan televisi versi “GPL (Gak Pake Lama)” menampilkan bintang
iklan yang mudah diingat
Merek mobile broadband TelkomselFlash yang Saya kenal dari
iklan televisi versi “GPL (Gak Pake Lama)” memberikan
dorongan untuk menyaksikan iklan tersebut secara utuh
Merek mobile broadband TelkomselFlash yang Saya kenal
informasinya pada iklan versi “GPL (Gak Pake Lama)” sering
ditayangkan di media televisi
Kepercayaan Konsumen (C)
Saya percaya mobile broadband TelkomselFlash pada iklan
televisi versi “GPL (Gak Pake Lama)”mencerminkan gaya hidup
modern
1
2
3
4
109
Lanjutan Lampiran 1.
No.
12.a.
b.
13.
14.
15.
16.
17.a.
b.
18.
19.
20.
21.
22.a.
b.
23.
24.
Pertanyaan
Saya percaya mobile broadband TelkomselFlash pada iklan
televisi versi “GPL (Gak Pake Lama)” memberikan kesan layanan
internet yang cepat dengan signal yang kuat
Saya percaya mobile broadband TelkomselFlash pada iklan
televisi versi “GPL (Gak Pake Lama)” memberikan kesan yang
mudah dimengerti.
Saya percaya mobile broadband TelkomselFlash pada iklan
televisi versi “GPL (Gak Pake Lama)” menampilkan bintang iklan
yang mudah diingat
Saya percaya iklan televisi mobile broadband TelkomselFlash
versi “GPL (Gak Pake Lama)” karena adanya dorongan dari
informasi iklan televisi versi “GPL (Gak Pake Lama)” yang
menarik
Saya percaya mobile broadband TelkomselFlash informasinya
pada iklan versi “GPL (Gak Pake Lama)” sering ditayangkan di
media televisi
Variabel SIkap Konsumen (A)
Saya menyukai mobile broadband TelkomselFlash pada iklan
televisi versi “GPL (Gak Pake Lama)”karena mencerminkan gaya
hidup modern
Saya menyukai mobile broadband TelkomselFlash pada iklan
televisi versi “GPL (Gak Pake Lama)” karena memberikan kesan
layanan internet yang cepat dengan signal yang kuat
Saya menyukai mobile broadband TelkomselFlash pada iklan
televisi versi “GPL (Gak Pake Lama)” karena memberikan kesan
yang mudah dimengerti.
Saya menyukai mobile broadband TelkomselFlash pada iklan
televisi versi “GPL (Gak Pake Lama)” karena menampilkan
bintang iklan yang mudah diingat
Saya menyukai mobile broadband TelkomselFlash karena adanya
dorongan dari informasi iklan televisi versi “GPL (Gak Pake
Lama)” yang menarik
Saya menyukai mobile broadband TelkomselFlash karena
informasinya padaiklan versi “GPL (Gak Pake Lama)” sering
ditayangkan pada media televisi
Variabel Niat Beli (I)
Saya berniat membeli mobile broadband TelkomselFlash karena
mencerminkan gaya hidup modern
Saya berniat membeli mobile broadband TelkomselFlash karena
memberikan kesan layanan internet yang cepat dengan signal yang
kuat
Saya berniat membeli mobile broadband TelkomselFlash karena
memberikan kesan yang mudah dimengerti.
Saya berniat membeli mobile broadband TelkomselFlash karena
menampilkan bintang iklan yang mudah diingat
Saya berniat membeli mobile broadband TelkomselFlash karena
adanya dorongan dari informasi iklan televisi versi “GPL (Gak
Pake Lama)” yang menarik
1
2
3
4
110
Lanjutan Lampiran 1.
No.
25.
26.
27.a.
b.
28.
29.
30.
Pertanyaan
Saya berniat membeli mobile broadband TelkomselFlash karena
informasinya pada iklan versi “GPL (Gak Pake Lama)” sering
ditayangkan di media televisi
Variabel Pembelian Nyata (P)
Saya membeli mobile broadband TelkomselFlash karena
mencerminkan gaya hidup modern
Saya membeli mobile broadband TelkomselFlash karena
memberikan kesan layanan internet yang cepat dengan signal yang
kuat
Saya membeli mobile broadband TelkomselFlash karena
memberikan kesan yang mudah dimengerti.
Saya membeli mobile broadband TelkomselFlash karena
menampilkan bintang iklan yang mudah diingat
Saya membeli mobile broadband TelkomselFlash karena adanya
dorongan dari informasi iklan televisi versi “GPL (Gak Pake
Lama)” yang menarik
Saya membeli mobile broadband TelkomselFlash karena
informasinya pada iklan versi “GPL (Gak Pake Lama)” sering
ditayangkan di media televisi
TERIMA KASIH
1
2
3
4
111
Lampiran 2. Uji Validitas dan Reabilitas Faktor
Uji Validitas
Correlations: L1; L2; L3; L4; L5; I1; I2; I3; ...
L1
TOTAL
TOTAL
L2
L3
L4
L5
I1
I2
0,372
0,000
0,349
0,000
0,506
0,000
0,443
0,000
0,373
0,000
0,713
0,000
0,696
0,000
I5
I6
I7
I8
I9
I10
P1
P2
0,757
0,000
0,666
0,000
0,606
0,000
0,687
0,000
0,485
0,000
0,478
0,000
0,487
0,000
0,618
0,000
Cell Contents: Pearson correlation
P-Value
Uji Reabilitas Faktor
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
,883
18
I3
0,651
0,000
I4
0,769
0,000
P3
0,526
0,000
112
Lampiran 3. Uji Validitas dan Reabilitas Efektivitas Iklan
Uji Validitas
Correlations: F1; F2A; F2B; F3A; F4A; F5; TOTAL F
TOTAL F
F1
F2A
F2B
F3A
F4A
F5
0,456
0,000
0,532
0,000
0,517
0,000
0,737
0,000
0,643
0,000
0,667
0,000
Correlations: B1; B2A; B2B; B3A; B4; B5; TOTAL B
TOTAL B
B1
B2A
B2B
B3A
B4
B5
0,547
0,000
0,661
0,000
0,561
0,000
0,730
0,000
0,713
0,000
0,733
0,000
Correlations: C1; C2A; C2B; C3; C4; C5; TOTAL C
TOTAL C
C1
C2A
C2B
C3
C4
C5
0,486
0,000
0,687
0,000
0,582
0,000
0,718
0,000
0,739
0,000
0,649
0,000
Correlations: A1; A2A; A2B; A3A; A4; A5; TOTAL A
TOTAL A
A1
A2A
A2B
A3A
A4
A5
0,579
0,000
0,601
0,000
0,706
0,000
0,740
0,000
0,685
0,000
0,687
0,000
Correlations: I1; I2A; I2B; I3; I4; I5; TOTAL I
TOTAL I
I1
I2A
I2B
I3
I4
I5
0,625
0,000
0,603
0,000
0,792
0,000
0,768
0,000
0,708
0,000
0,752
0,000
Correlations: P1; P2A; P2B; P3; P4; P5; TOTAL P
TOTAL P
P1
P2A
P2B
P3
P4
P5
0,736
0,000
0,867
0,000
0,916
0,000
0,899
0,000
0,868
0,000
0,877
0,000
Cell Contents: Pearson correlation
P-Value
Correlations: F1; F2A; F2B; F3A; F4A; F5; TOTAL ALL
F1
TOTAL ALL
F2A
F2B
0,250
0,002
F3A
0,333
0,000
F4A
0,458
0,000
F5
0,583
0,000
0,545
0,000
0,563
0,000
Correlations: B1; B2A; B2B; B3A; B4; B5; TOTAL ALL
TOTAL ALL
B1
B2A
B2B
B3A
B4
B5
0,304
0,000
0,588
0,000
0,415
0,000
0,660
0,000
0,578
0,000
0,625
0,000
113
Lanjutan Lampiran 3.
Correlations: C1; C2A; C2B; C3; C4; C5; TOTAL ALL
TOTAL ALL
C1
C2A
C2B
C3
C4
C5
0,291
0,000
0,556
0,000
0,459
0,000
0,558
0,000
0,618
0,000
0,595
0,000
0,535
0,000
0,659
0,000
0,649
0,000
0,672
0,000
Correlations: A1; A2A; A2B; A3A; A4; A5; TOTAL ALL
A1
A2A
TOTAL ALL
A2B
0,397
0,000
A3A
0,498
0,000
A4
0,595
0,000
A5
0,675
0,000
Correlations: I1; I2A; I2B; I3; I4; I5; TOTAL ALL
I1
I2A
TOTAL ALL
I2B
0,484
0,000
I3
0,384
0,000
I4
0,620
0,000
I5
0,648
0,000
Correlations: P1; P2A; P2B; P3; P4; P5; TOTAL ALL
TOTAL ALL
P1
P2A
P2B
P3
P4
P5
0,508
0,000
0,525
0,000
0,597
0,000
0,624
0,000
0,590
0,000
0,620
0,000
Cell Contents: Pearson correlation
P-Value
Uji ReabilitasPertanyaan F
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
,620
6
Uji Reabilitas Pertanyaan B
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
,827
6
114
Lanjutan Lampiran 3.
Uji Reabilitas Pertanyaan C
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
,623
6
Uji Reabilitas Pertanyaan A
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
,755
6
Uji Reabilitas Pertanyaan I
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
,894
6
Uji Reabilitas Pertanyaan P
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
,658
6
115
Lampiran 4. Uji Validitas Responden
Correlations: M2_1; M2_2; M2_3; M2_4; M2_5; M2_6; M2_7; M2_8; ...
M2_1
C151
C151
C151
C151
C151
C151
C151
C151
C151
C151
M2_2
M2_3
M2_4
M2_5
M2_6
M2_7
M2_8
M2_9
0,193
0,258
0,040
0,816
0,345
0,039
0,589
0,000
*
*
0,617
0,000
0,237
0,164
*
*
0,441
0,007
M2_10
M2_11
M2_12
M2_13
M2_14
M2_15
M2_16
M2_17
M2_18
-0,113
0,510
*
*
0,040
0,817
0,247
0,146
0,632
0,000
0,273
0,107
0,426
0,010
0,427
0,009
0,398
0,016
M2_19
M2_20
M2_21
M2_22
M2_23
M2_24
M2_25
M2_26
M2_27
0,595
0,000
0,375
0,024
0,273
0,107
0,463
0,004
0,273
0,107
0,507
0,002
0,734
0,000
0,480
0,003
0,497
0,002
M2_28
M2_29
M2_30
M2_31
M2_32
M2_33
M2_34
M2_35
M2_36
*
*
0,514
0,001
0,273
0,107
0,362
0,030
0,273
0,107
0,273
0,107
0,537
0,001
0,040
0,817
0,247
0,146
M2_37
M2_38
M2_39
M2_40
M2_41
M2_42
M2_43
M2_44
M2_45
0,632
0,000
0,273
0,107
0,426
0,010
0,427
0,009
0,398
0,016
0,595
0,000
0,375
0,024
0,273
0,107
0,463
0,004
M2_46
M2_47
M2_48
M2_49
M2_50
M2_51
M2_52
M2_53
M2_54
0,007
0,970
-0,642
0,000
0,481
0,003
0,055
0,749
*
*
0,312
0,064
0,027
0,877
0,188
0,273
0,491
0,002
M2_55
M2_56
M2_57
M2_58
M2_59
M2_60
M2_61
M2_62
M2_63
-0,051
0,769
0,032
0,851
0,463
0,004
0,567
0,000
0,475
0,003
0,273
0,107
0,433
0,008
0,681
0,000
0,618
0,000
M2_64
M2_65
M2_66
M2_67
M2_68
M2_69
M2_70
M2_71
M2_72
0,407
0,014
0,341
0,042
0,102
0,555
0,275
0,105
0,221
0,195
0,375
0,024
0,500
0,002
0,232
0,174
0,119
0,490
M2_73
M2_74
M2_75
M2_76
M2_77
M2_78
M2_79
M2_80
M2_81
0,290
0,086
0,493
0,002
0,209
0,222
0,196
0,252
0,551
0,000
0,584
0,000
0,465
0,004
0,444
0,007
0,701
0,000
M2_82
M2_83
M2_84
M2_85
M2_86
M2_87
M2_88
M2_89
M2_90
0,664
0,000
0,770
0,000
0,805
0,000
0,642
0,000
0,535
0,001
0,501
0,002
0,501
0,002
0,068
0,692
0,591
0,000
116
Lanjutan Lampiran 4.
M2_91
C151
C151
C151
C151
C151
C151
C151
M2_92
M2_93
M2_94
M2_95
M2_96
M2_97
M2_98
0,783
0,000
0,801
0,000
0,767
0,000
0,794
0,000
0,371
0,026
*
*
0,273
0,107
M2_100
M2_101
M2_102
M2_103
M2_104
M2_105
M2_106
0,498
0,002
0,229
0,178
0,579
0,000
0,706
0,000
0,308
0,068
0,642
0,000
0,585
0,000
M2_109
M2_110
M2_111
M2_112
M2_113
M2_114
M2_115
0,102
0,555
0,708
0,000
0,624
0,000
0,563
0,000
0,431
0,009
-0,204
0,232
0,300
0,075
M2_118
M2_119
M2_120
M2_121
M2_122
M2_123
M2_124
0,365
0,028
0,154
0,368
0,743
0,000
0,278
0,100
0,681
0,000
0,664
0,000
0,709
0,000
M2_127
M2_128
M2_129
M2_130
M2_131
M2_132
M2_133
0,725
0,000
0,303
0,072
0,137
0,426
0,326
0,053
0,459
0,005
0,631
0,000
0,554
0,000
M2_136
M2_137
M2_138
M2_139
M2_140
M2_141
M2_142
0,168
0,327
0,701
0,000
0,664
0,000
0,770
0,000
0,805
0,000
0,642
0,000
0,535
0,001
M2_145
M2_146
M2_147
M2_148
M2_149
M2_150
0,393
0,018
0,591
0,000
0,783
0,000
0,664
0,000
0,709
0,000
0,664
0,000
Cell Contents: Pearson correlation
P-Value
M2_99
0,265
0,119
0,540
0,001
M2_107 M2_108
0,455
0,005
0,673
0,000
M2_116 M2_117
0,622
0,000
0,622
0,000
M2_125 M2_126
0,660
0,000
0,618
0,000
M2_134 M2_135
0,496
0,002
0,637
0,000
M2_143 M2_144
0,691
0,000
0,684
0,000
Download