KAJIAN IBU DALAM MERAWAT ANAK YANG MENGALAMI DIARE

advertisement
Jurnal Darul Azhar Vol 4, No.1 Agustus 2017 – Januari 2018: 62 - 70
KAJIAN IBU DALAM MERAWAT ANAK YANG MENGALAMI DIARE PADA
ANAK USIA BALITA
(The Study Of Mother In Treating The CHhildren Who Suffer Diarrhea On Toddler)
Aries Abiyoga
Email: [email protected]
ABSTRACT
The diarrhea disease is the main problem of morbidity and mortality in children
around the world. The main cause of death due to diarrhea is the improper management of
either at home or in health care facilities so as to reduce the death, because diarrhea need
quick management and precise. Based on Riskesdas in 2012, especially in the area of Tanah
Bumbu district has increased by 8285 patients with a percentage of 4.58% in infants. Data in
the dr. H. Abdurrahman Noor general hospital itself diarrhea cases among children occur as
much as 454 patients with a percentage of 55.3%. This research aims to review the mother in
caring the children who suffer diarrhea on aged under five.
The research method used a mixed method with the cross-sectional design with a
sample of 82 to 4 participants for quantitative and qualitative purposive sampling method.
The data analysis was performed using univariate, bivariate chi square, multivariate logistic
regression.
The results show that the habits of the mother is the most dominant variable with
diarrhea risk with OR = 0.3, whereas for qualitative researchers obtain four (4) themes,
namely (1). Characteristics of diarrhea (2). Stress response and mother adaptation in caring
their children (3). The ability of the mother in caring the children (4). Support is given in
caring his children.
The recommendations from these results expected need further upgrading capacity of
caring children and for health workers or the provision of counseling or education programs
can be used as a routine activity either in policlinic of children and in nursing care,
especially in nursing science of children.
Keywords : maternal factors, experience, diarrhea, toddler.
Jurnal Darul Azhar Vol 4, No.1 Agustus 2017 – Januari 2018: 8 - 15
PENDAHULUAN
Anak merupakan titipan illahi dan
merupakan suatu investasi bangsa karena
mereka adalah sebagai salah satu penerus
bangsa. Kualitas bangsa di masa depan
sangat tergantung oleh kualitas anak-anak
pada saat ini, sehingga asupan nutrisi yang
baik dapat menunjang untuk tumbuh
kembang anak yang optimal. Gangguan
kesehatan yang terjadi pada masa anakanak dapat mempengaruhi proses tumbuh
kembang pada anak, salah satunya adalah
gangguan pada saluran pencernaan,
dimana salah satunya adalah diare.
Diare merupakan penyakit yang
ditandai dengan bertambahnya frekuensi
defekasi lebih dari biasanya ( lebih 3
kali/hari) disertai perubahan konsistensi
tinja (menjadi cair), dengan/tanpa darah
dan/atau lendir (Suraatmaja, 2007).
Menurut (Depkes, 1999) diare adalah
keluarnya tinja yang lunak atau cair pada
balita umur 6 bulan sampai 5 tahun dengan
frekuensi lebih dari biasanya atau lebih
dari 3 kali dalam sehari dengan atau tanpa
darah atau lendir dalam tinja. Sampai saat
ini penyakit diare masih menjadi masalah
kesehatan dunia terutama di negara
berkembang.
Penyakit diare merupakan penyebab
utama morbiditas dan mortalitas pada anak
diseluruh dunia. Besarnya masalah
tersebut terlihat dari tingginya angka
kesakitan dan kematian akibat diare
(Suraatmaja, 2007). Dari tahun ke tahun
diare tetap menjadi salah satu penyakit
yang menyebabkan mortalitas dan
malnutrisi pada anak. Diare atau dikenal
dengan
sebutan
mencret
memang
merupakan penyakit yang masih banyak
terjadi pada masa kanak-kanak dan bahkan
menjadi salah satu penyakit yang banyak
menjadi penyebab kematian anak yang
berusia di bawah lima tahun (balita).
Karenanya, kekhawatiran orang tua
terhadap penyakit diare adalah hal yang
wajar dan harus dimengerti. Justru yang
menjadi masalah adalah apabila ada orang
tua yang bersikap tidak acuh atau kurang
waspada terhadap anak yang mengalami
diare.
Menurut
data
World
Health
Organization (WHO) angka kesakitan
diare pada tahun 2010, yaitu 411 penderita
per 1000 penduduk. Skala nasional
berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) tahun 2011 dari Profil
Kesehatan Indonesia didapatkan data
kejadian diare yaitu 1.7% dengan jumlah
penderita diare adalah 3.661 orang. Tahun
2012,
penderita
diare
mengalami
peningkatan
dengan jumlah penderita
8.443 orang dengan angka kematian akibat
diare adalah 2.5%. Pada tahun 2013
terlihat adanya peningkatan dimana
kejadian diare mengalami peningkatan
dengan persentase 3,5%, sehingga dapat
kita lihat bahwa dalam kurun waktu 3
tahun kejadian diare terlihat terus
mengalami peningkatan.
Data statistik yang didapatkan dari
rekam medik di Rumah Sakit Umum
Daerah dr. H. Abdurrahman Noor dari
bulan Januari sampai bulan Desember
2016 didapatkan data bahwa angka
kejadian penyakit diare merupakan
penyebab kesakitan pertama dari penyakitpenyakit lainnya, dan banyak terjadi pada
anak-anak dengan jumlah kasus 821 orang
pasien dengan angka insiden anak yang
berumur kurang dari satu tahun sebanyak
367 pasien (44,7%), sedangkan pada anak
umur 1 – 4 tahun sebanyak 454 pasien
(55,3%).
Anak balita merupakan usia yang
sangat rentan terkena penyakit. Ada
banyak faktor yang menyebabkan atau
yang berkontribusi terhadap kejadian diare
selain dilihat dari tumbuh kembang
menurut sigmeund freud, anak pada masa
ini melewati beberapa tahap diantaranya
seperti pada fase oral dimana kepuasan
anak ada pada daerah mulut, sehingga
apapun yang dimasukan kedalam mulut
bisa
mengakibatkan
anak
mudah
mengalami penyakit infeksi terutama pada
Jurnal Darul Azhar Vol 4, No.1 Agustus 2017 – Januari 2018: 8 - 15
saluran
pencernaan.
Pada
tahapan
selanjutnya anak akan berada dalam masa
anal dimana perkembangan kepuasan pada
fase ini adalah pada pengeluaran tinja,
anak akan menunjukan keakuannya dan
sikapnya sangat narsistik yaitu cinta
terhadap dirinya sendiri dan sangat
egoistik untuk mempelajari struktur
tubuhnya.
Pada fase ini kita diajarkan untuk
melatih anak dalam melaksanakan latihan
kebersihan, salah satunya adalah mengenai
toilet training yaitu mengajarkan anak
untuk melakukan buang air besar ditoilet
atau jamban dengan benar, karena
kebiasaan anak yang suka membuang air
besar disembarangan tempat dapat
menyebabkan salah satu faktor resiko
penyebab terjadinya penularan diare
(Hidayat,2005).
Penelitian yang dilakukan Winlar
(2002) mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi kejadian diare pada anak
dengn usia 0-2 tahun dikelurahan turangga
menyebutkan bahwa ada empat faktor
yang mempengaruhi. Faktor –faktor
tersebut adalah status sosial ekonomi yang
rendah sebesar 61,54%, kurangnya
pengetahuan orang tua tentang cuci tangan
yang benar sebesar 54, 7%, kebiasaan ibu
memberikan makan selingan/snack sebesar
54,5%, dan kebiasaan buruk pada
kehidupan nak sebesar 61,87%.
Selain itu Hira (2002) melakukan
penelitian pada 325 anak usia kurang dari
5 tahun, untuk menganalisis faktor
kejadian diare pada anak balita di
kecamatan Bantimurung Sulawesi Selatan.
Penelitian ini menunjukan bahwa faktor
yang berhubungan terhadap kejadian diare
pada balita adalah kebiasaan ibu mencuci
tangan sebelum memberikan makan anak
balita, sedangkan pendidikan kesehatan
pada ibu, pekerjaan, kebiasaan cuci tangan
setelah buang air besar dan persiapan air
bersih tidak berhubungan dengan kejadian
diare
pada
balita
di
kecamatan
bantimurung.
Tujuan dalam penelitian ini
Melakukan kajian ibu dalam merawat
anak yang mengalami diare pada anak usia
balita di Rumah Sakit Umum Daerah dr.
H. Abdurrahman Noor Kabupaten Tanah
Bumbu.
METODE PENELITIAN
Lokasi penelitian ini adalah dilkukan
di Rumah Sakit Umum Daerah dr. H.
Abdurrahman Noor tahun 2016.
Penelitian ini merupakan penelitian
analitik
observasional
dengan
menggunakan rancangan/desain penelitian
cross-sectional. Yang dilakukan dengan
pendekatan kuantitatif dan kualitatif.
Penelitian cross-sectional adalah jenis
penelitian yang menekankan waktu
pengukuran / observasi data variabel
independen dan dependen hanya satu kali
pada satu saat. Dengan studi ini akan
diperoleh prevalensi atau efek suatu
fenomena dihubungkan dengan faktor
penyebab.
Populasi dari penelitian ini adalah
semua anak balita yang terkena diare yang
berumur 1 - 4 tahun yang mana datanya di
peroleh dari Rekam Medik di Rumah Sakit
Umum Daerah dr. H. Abdurrahman Noor
yaitu berjumlah 454 orang.
Teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini Pada penelitian ini tekhnik
pengambilan sample yang digunakan
adalah dengan Non Random (Non
Probability)
Sampling
dengan
menggunakan tekhnik purposive sampling.
n = 454
=
454
454.(0,1)²+1 454.(0,01)²+1
=
454
5,54
= 82 responden
HASIL DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Data
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden
Menurut Karakteristik Ibu dalam merawat
anak yang mengalami diare pada anak usia
balita di RSUD dr. H. Abdurrahman Noor
Jurnal Darul Azhar Vol 4, No.1 Agustus 2017 – Januari 2018: 8 - 15
Variabel
Faktor Ibu
Umur
< 20 dan >
30 tahun (
beresiko )
20 – 30
tahun ( tidak
beresiko )
Pendidikan
TINGGI (
SLTA,
AKA, PT )
RENDAH (
SD,SMP )
Pengetahuan
BAIK
CUKUP
KURANG
Kebiasaan
ibu mencuci
tangan
SELALU
KADANGKADANG
Uraian
Jumlah
Persentasi
36
43,9
46
56,1
24
29,3
58
70,7
28
38
16
34,1
46,3
19,5
TINGGI ( >
1 Juta )
RENDAH (
< 1 Juta )
Total
Variabel
Kejadian diare
Diare Ringan
Diare Sedang
Jumlah
%
Jumla
h
%
pValu
e
Umur
58
24
70,7
29,3
Berdasarkan tabel 4.1. Didapatkan
umur ibu yang merawat anak yang
mengalami diare lebih dari setengahnya
berada di umur 20 – 30 tahun dengan
persentase 56,1 %. Pendidikan ibu yang
merawat anak yang mengalami diare lebih
dari setengahnya berada di pendidikan
rendah dengan persentase 70,7 %.
Pengetahuan ibu yang merawat anak yang
mengalami diare berada di pengetahuan
cukup dengan persentase 46,3 %.
Sedangkan kebiasaan ibu dalam mencuci
tangan sebelum memberikan makan pada
anak lebih dari setengahnya mengatakan
selalu melakukan dengan persentase 70,7
%
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden
Menurut status sosial ekonomi dalam
merawat anak yang mengalami diare pada
anak usia balita di RSUD dr. H.
Abdurrahman Noor
Variabel
Penghasilan
Berdasarkan tabel 4.2, didapatkan
penghasilan ibu yang merawat anak yang
mengalami diare lebih dari setengahnya
berada di penghasilan tinggi ( > 1 Juta )
dengan persentase 68,3 %.
Tabel 5.3 Hubungan Antara Karakteristik
Ibu dengan Kejadian diare pada balita di
RSUD dr. H. Abdurrahman Noor
Uraian
Jumlah
Jumlah
56
68,3
26
31,7
82
100,0
< 20 dan >
30 tahun
20 – 30
tahun
Pendidikan
TINGGI
( SLTA,
AKA,PT )
8
22,2
28
77,8
18
39,1
28
60,9
7
29,2
17
70,8
19
32,8
39
67,2
10
13
35,7
34,2
18
25
64,3
65,8
3
18,8
13
81,3
15
11
25,9
45,8
43
13
74,1
54,2
0,163
0,954
RENDAH
( SD,SMP )
Pengetahua
n
BAIK
0,459
CUKUP
KURANG
Kebiasaan
Ibu
Selalu
Kadangkadang
Berdasarkan tabel 4.3. Hasil analisis
sebagian besar usia ibu di dapatkan yang
anaknya mengalami diare sedang di umur
20 – 30 tahun tahun dengan persentase 60,9
%. Hasil uji statistik didapatkan nilai pvalue 0,163.
Dari hasil analisis Pendidikan ibu
dengan kejadian diare pada balita di
dapatkan orang tua yang anaknya
mengalami
diare
sedang
dengan
pendidikan rendah, dengan persentase 67,2
%. Hasil uji statistik didapatkan nilai pvalue 0,954.
Hasil analisis hubungan antara
Pengetahuan ibu dengan kejadian diare
0,132
Jurnal Darul Azhar Vol 4, No.1 Agustus 2017 – Januari 2018: 8 - 15
pada balita di dapatkan orang tua yang
anaknya mengalami diare sedang dengan
pengetahuan cukup, dengan persentase
65,8 %. Hasil uji statistik didapatkan nilai
p-value 0,459.
Hasil analisis antara hubungan
Kebiasaan ibu dengan kejadian diare pada
balita di dapatkan orang orang tua yang
anaknya mengalami diare sedang dengan
kebiasaan ibu selalu mencuci tangan
dengan persentase 74,1 %. Hasil uji
statistik didapatkan nilai p-value 0,132.
PEMBAHASAN
Usia ibu dengan kejadian diare
pada balita di dapatkan dengan usia 20 dan
30 tahun dengan persentase 60,9 %. Hasil
uji statistik didapatkan nilai p-value 0,163
berarti pada alpha 5 % tidak ada hubungan
yang signifikan antara usia ibu dengan
kejadian diare.
Hasil penelitian ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh wulandari
(2009) yang menunjukan usia ibu tidak
berhubungan dengan kejadian diare pada
balita dengan p-value = 0,08. Penelitian
yang dilakukan oleh Mediratta (2007) juga
menunjukan tidak ada hubungan yang
signifikan antara usia ibu dengan kejadian
diare di ethiopia dengan nilap p-value =
0.995.
Umur ibu ≤ 30 tahun proporsi
kejadian diarenya lebih tinggi. Hal ini
mungkin terkait dengan pengetahuan dan
pengalaman ibu dalam pengasuhan anak.
Semakin tua umur ibu biasanya akan
memiliki
pengalaman
dan
tingkat
pengetahuan
yang
lebih
baik
(Notoatmodjo, 2003) . Sehingga hasil
penelitian diatas dapat dijelaskan bahwa
pada usia 20-30 tahun merupakan usia
subur dan produktif, kemungkinan ibu
pada usia ini bekerja diluar rumah
sehingga ibu kurang memperhatikan
kondisi lingkungan dan kesehatan anak.
Hasil penelitian ini menunjukan
bahwa tingkat pendidikan ibu rendah lebih
banyak dibandingkan pendidikan ibu
tinggi. Hasil analisis menjelaskan tidak
ada hubungan yang bermakna antara
pendidikan ibu dengan kejadian diare.
Menurut notoatmodjo (2003),
tingkat pendidikan seseorang dapat
meningkat
pengetahuannya
tentang
kesehatan. Salah satu faktor yang
mempengaruhi pengetahuan seseorang
adalah tingkat pendidikan. Pendidikan
akan memberikan pengetahuan sehingga
terjadi perubahan perilaku positif yang
meningkat. Menurut Widyastuti (2005),
orang yang memiliki tingkat penegtahuan
lebih tinggi lebih berorientasi pada tingkat
preventif, mengetahui lebih banyak
tentang masalah kesehatan dan memiliki
status kesehatan yang lebih baik.
Hasil penelitian ini sesuai dengan
penelitian Sender (2005), dari hasil
penelitian ini menunjukan tidak ada
hubungan antara tingkat pendidikan ibu
dengan kejadian diare. Wulandari (2009)
dalam penelitiannya pun menjelaskan
bahwa tidak ada hubungan yang signifikan
antara tingkat pendidikan ibu dengan
kejadian diare dengan nilai p= 0,080.
Penelitian
ini
sesuai
dengan
penelitian yang dilakukan Maryatun
(2008), yang menjelaskan tidak ada
hubungan antara tingkat pendidikan ibu
dengan angka kejadian diare pada anak.
Hasil penelitian lain yang sesuai dengan
penelitian yaitu yang dilakukan oleh
Indrawati dan Mulyani (2005) yang
menyatakan bahwa tidak ada perbedaan
signifikan antara kejadian diare dengan
tingkat pendidikan ibu.
Sedangkan menurut Khalili (2006)
menjelaskan pendidikan orang tua adalah
faktor penting dalam keberhasilan
manajemen diare pada anak. Orang tua
dengan tingkat pendidikan rendah,
khususnya buta huruf tidak akan
memberikan perawatan yang tepat pada
anak diare karena kurang pengetahuan dan
kurangnya
kemampuan
menerima
informasi.
Perbedaan
hal
tersebut
memberikan gambaran bahwa tingkat
pendidikan seseorang belum menjamin
dimilikinya pengetahuan tentang diare dan
pencegahan hal ini mungkin karena
Jurnal Darul Azhar Vol 4, No.1 Agustus 2017 – Januari 2018: 8 - 15
karakteristik responden di suatu daerah
dengan daerah lain berbeda-beda, sehingga
pemahaman
terhadap
diare
dan
penanganannya pun juga berbeda.
Pengetahuan ibu yang tinggi belum
menjamin akan ketahuan yang ibu miliki,
kemungkinan ini bisa disebabkan oleh
faktor-faktor lain yang menyebabkan
tingginya kejadian diare pada anak padahal
dari tingkat pengetahuan ibu cukup.
Faktor-faktor tersebut adalah predisposisi
factor seperti adanya tradisi dan
kepercayaan masyarakat yang masih
dianut ibu, enabling factor yaitu
tersedianya fasilitas atau sarana dan
prasarana kesehatan dan reinforcing factor
dalah
sikap
dan
perilaku
tokoh
masyarakat, dan tokoh agama serta
petugas kesehatan (Apriyanti, 2009).
Hasil analisis hubungan antara
kebiasaan ibu mencuci tangan sebelum
memberikan makan pada anak dengan
kejadian diare pada penelitian ini
menunjukan ibu yang selalu mencuci
tangan lebih banyak dibandingkan dengan
ibu yang kadang-kadang mencuci tangan.
Hasil uji statistik menjelaskan tidak ada
hubungan antara kebiasaan ibu mencuci
tangan dengan kejadian diare.
Menurut notoatmodjo (2003), tingkat
pendidikan seseorang dapat meningkat
pengetahuannya tentang kesehatan. Salah
satu
faktor
yang
mempengaruhi
pengetahuan seseorang adalah tingkat
pendidikan. Pendidikan akan memberikan
pengetahuan sehingga terjadi perubahan
perilaku positif yang meningkat. Menurut
Widyastuti (2005), orang yang memiliki
tingkat penegtahuan lebih tinggi lebih
berorientasi pada tingkat preventif,
mengetahui lebih banyak tentang masalah
kesehatan dan memiliki status kesehatan
yang lebih baik.
Hasil penelitian ini sesuai dengan
penelitian Sender (2005), dari hasil
penelitian ini menunjukan tidak ada
hubungan antara tingkat pendidikan ibu
dengan kejadian diare. Wulandari (2009)
dalam penelitiannya pun menjelaskan
bahwa tidak ada hubungan yang signifikan
antara tingkat pendidikan ibu dengan
kejadian diare dengan nilai p= 0,080.
Penelitian
ini
sesuai
dengan
penelitian yang dilakukan Maryatun
(2008), yang menjelaskan tidak ada
hubungan antara tingkat pendidikan ibu
dengan angka kejadian diare pada anak.
Hasil penelitian lain yang sesuai dengan
penelitian yaitu yang dilakukan oleh
Indrawati dan Mulyani (2005) yang
menyatakan bahwa tidak ada perbedaan
signifikan antara kejadian diare dengan
tingkat pendidikan ibu.
Sedangkan menurut Khalili (2006)
menjelaskan pendidikan orang tua adalah
faktor penting dalam keberhasilan
manajemen diare pada anak. Orang tua
dengan tingkat pendidikan rendah,
khususnya buta huruf tidak akan
memberikan perawatan yang tepat pada
anak diare karena kurang pengetahuan dan
kurangnya
kemampuan
menerima
informasi.
Perbedaan
hal
tersebut
memberikan gambaran bahwa tingkat
pendidikan seseorang belum menjamin
dimilikinya pengetahuan tentang diare dan
pencegahan hal ini mungkin karena
karakteristik responden di suatu daerah
dengan daerah lain berbeda-beda, sehingga
pemahaman
terhadap
diare
dan
penanganannya pun juga berbeda.
Pengetahuan ibu yang tinggi belum
menjamin akan ketahuan yang ibu miliki,
kemungkinan ini bisa disebabkan oleh
faktor-faktor lain yang menyebabkan
tingginya kejadian diare pada anak padahal
dari tingkat pengetahuan ibu cukup.
Faktor-faktor tersebut adalah predisposisi
factor seperti adanya tradisi dan
kepercayaan masyarakat yang masih
dianut ibu, enabling factor yaitu
tersedianya fasilitas atau sarana dan
prasarana kesehatan dan reinforcing factor
dalah
sikap
dan
perilaku
tokoh
masyarakat, dan tokoh agama serta
petugas kesehatan (Apriyanti, 2009).
Hasil analisis hubungan antara
kebiasaan ibu mencuci tangan sebelum
memberikan makan pada anak dengan
kejadian diare pada penelitian ini
Jurnal Darul Azhar Vol 4, No.1 Agustus 2017 – Januari 2018: 8 - 15
menunjukan ibu yang selalu mencuci
tangan lebih banyak dibandingkan dengan
ibu yang kadang-kadang mencuci tangan.
Hasil uji statistik menjelaskan tidak ada
hubungan antara kebiasaan ibu mencuci
tangan dengan kejadian diare.
IMPLIKASI
Hasil penelitian tentang kajian ibu
dalam merawat anak balita dengan
kejadian diare dengan menggunakan
konsep Nola. J. Pender dapat menjadi
acuan dalam menyususn kebijakan rumah
sakit. Hasil penelitian ini juga membantu
perawat anak meningkatkan pemahaman
tentang kajian ibu dalam merawat anak
balita dengan kejadian diare di rumah sakit
sehingga dapat membantu perawat dalam
memberikan pelaayanan keperawatan yang
tepat pada pasien anak, sehingga dapat
mencegah terjadinya diare pada anak
dengan cara pemberian informasi dan
pendidikan kesehatan sebagai upaya
pencegahan dan penanganan anak dengan
diare dirumah sehingga orang tua dapat
memberikan pertolongan segera pada anak
sehingga mengurangi kondisi keparahan
anak yang dibawa ke rumah sakit.
SARAN
1. Melihat faktor-faktor kejadian diare
pada anak terutama pada faktor ibu di
RSUD dr. H. Abdurrahman Noor, maka
perlu dilakukan kegiatan edukasi
kepada orang tua yang mempunyai anak
usia balita tentang pencegahan dan
penanganan anak diare dirumah,
terutama mengajarkan cuci tangan yang
benar dengan menggunakan sabun
sebelum memberikan makan pada anak.
2. Pemberian edukasi atau penyuluhan
kesehatan ini dapat dijadikan program
rutin bagi rumah sakit baik di poli anak
maupun di ruang perawatan, selain itu
perlu dilengkapinya media promosi
kesehatan agar penyuluhan yang
dilakukan mudah di pahami. Media
ynag
digunakan
seperti
brosur,
memasang spanduk, dan poster-poster
terkait
dengan
pencegahan
dan
penanganan diare pada anak.
3. Melihat faktor-faktor kejadian diare
pada anak terutama pada faktor ibu di
RSUD dr. H. Abdurrahman Noor, maka
perlu dilakukan kegiatan edukasi
kepada orang tua yang mempunyai anak
usia balita tentang pencegahan dan
penanganan anak diare dirumah,
terutama mengajarkan cuci tangan yang
benar dengan menggunakan sabun
sebelum memberikan makan pada anak.
DAFTAR PUSTAKA
Adisasmito, W (2007). Faktor resiko
diare pada bayi dan balita di
indonesia : sistematic review
penelitian
akademik
bidang
kesehatan masyarakat. Februari
28,
2014.
http
:
//digilib.litbang.depkes.go.id/go.ph
p?id=jkpkbppk-gdl-res-2007makara-836-lingkungan.
Alimul. (2008). Metode penelitian
keperawatan dan tekhnik analisa a
data. Jakarta : Salemba Medika
Arikunto.S. (2006). Dasar-dasar evaluasi
pendidikan. Jakarta. Rineka Cipta
Betz. C. L. (2002). Keperawatan
pediatrik. Jakarta. EGC
Cresswell, J.W. (1998). Qualitative
inquiry and research design :
chooshing among. 5th. Edition .
california : Sage publication.
Dahlan. (2008). Membuat proposal
penelitian. Jakarta : Sagung Seto
Depkes RI. (1999). Buku ajar diare :
pegangan bagi mahasiswa. Jakarta.
Ditjen.PPM&PPl.
Depkes RI (2011). Profil kesehatan
indonesia 2011.Depkes RI
Depkes RI (2012). Profil kesehatan
indonesia 2012.Depkes RI
Depkes RI (2013). Profil kesehatan
indonesia 2013.Depkes RI
Efendi
&
Makhfudli.
(2009).
Keperawatan kesehatan komunitas
: teori dan praktek dalam
keperawatan. Jakarta : Salemba
Medika.
Jurnal Darul Azhar Vol 4, No.1 Agustus 2017 – Januari 2018: 8 - 15
Fakultas
Kedokteran
Universitas
Indonesia. (2005). Buku kuliah
ilmu kesehatan anak, buku I.
Jakarta : Bagian Ilmu Kesehatan
Anak FKUI.
Hastomo.S.P. (2007). Analisis data
kesehatan. Jakarta : FKM-UI
Hidayat.
(2005).
Pengantar
ilmu
keperawatan anak I. Jakarta :
Salemba Medika
Hira. A.M (2002). Analisi faktor resiko
terhadap kejadian diare pada anak
balita di kecamatan bantimurung
tahun 2002 : Analisis faktor
kejadian diare.Februari 28,2014.
http://digilib.litbang.depkes.go.id.g
o.php?id=jkpkppk-gdl-s2-2004amhira-1349-diare.
Irianto K &Waluyo K.2004. gizi dan pola
hidup sehat, cetakan pertama.
Jakarta : Press
Juffrie.
(2011).
Gastroenterologihepatologi, jilid 1. Jakarta : Badan
penerbit IDAI
Lapau. (2009). Prinsip dan metode
epidemiologi. Jakarta : FKUI
Mandal, et all. (2008). Penyakit infeksi.
Jakarta : Erlangga
Mubarak & Chayatin. (2009).
Ilmu
kesehatan masyarakat : Teori dan
aplikasi. Jakarta : Salemba Medika
Mubarak. (2009).
Ilmu kesehatan
masyarakat : Teori dan aplikasi.
Jakarta : Salemba Medika
Mubarak.
(2005).
Pengantar
keperawatan komunitas I. Jakarta :
Sagung Seto
Ngastiah. (2005). Perawatan anak sakit.
Jakarta : EGC
Notoatmojo. S. (2012). Metodologi
penelitian kesehatan. Jakarta : PT
Rineka Cipta
Notoatmojo. S. (2003). Ilmu kesehatan
masayarakat. Jakarta : PT Rineka
Cipta
Noor.N.N (2000). Dasar eidemiologi.
Jakarta :PT Rineka Cipta
Nursalam. (2008). Konsep dan penerapan
metodologi
penelitian
ilmu
keperawatan:pedoman
skripsi,
tesis dan instrument penelitian
keperawatan. Jakarta : Salemba
Medika.
Paluppi. A. (2005). Status gizi dan
hubungannya dengan kejadian
diare pada anak akut diruang
rawat inap RSUP Dr.Sardjito
Yogyakarta. Jurnal Gizi Klinik
Indonesia, Vol.6, No.1, Juli 2009.
Pollit., D.F, Bek,C.T & Hungler, B.O
(2003). Essential of Nursing
Reseach : methods apprasial and
utilization, 6th ed. Philadelphia :
Lipincott
Pollit., D.F, Bek,C.T & Hungler, B.O
(2005).
Nursing
Reseach
:
principle
and
methods.
Philadelphia : Lipincott
Prastowo. (2011). Memahami metodemetode penelitian. Yogyakarta :
Ar-ruzzz media
Riduwan
(2006).
Belajar
mudah
penelitian untuk guru-karyawan
dan peneliti pemula. Bandung :
Alfabeta
Sakufa. (2013).
Faktor-faktor yang
berhubungan dengan kejadian
diare pada anak usia < 1 tahun di
wilayah kerja puskesmas kedung
mundu kota semarang. Februari 28,
2014.
http
:
//digilib.litbang.depkes.go.id/go.ph
p?id=jkpkbppk-gdl-res-2013wiwin-1183-diare.
Soebagyo B.(2008). Diare akut pada
anak. Surakarta : Universitas
Sebelas Maret. Sondongangung,
Kecamatan Godean Kabupaten
Sleman Yogyakarta.
Sugiono (2005). Statistik untuk penelitian.
Bandung : Alfabeta
Sugiono (2007). Metode
penelitian
kuantitatif dan kualitatif. Bandung
: Alfabeta
Sugiono (2013). Metode
penelitian
kuantitatif dan kualitatif dan R &
D. Bandung : Alfabeta
Supartini, Y. (2004). Buku ajar konsep
dasar keperawatan anak. Jakarta :
EGC
Jurnal Darul Azhar Vol 4, No.1 Agustus 2017 – Januari 2018: 8 - 15
Suraatmaja. (2007). Gastroenterologi
anak. Jakarta : Sagung seto
Warouw, S.P (2002). Hubungan faktor
lingkungan dan sosial ekonomi
dengan morbiditas (keluhan ISPA
dan diare). Februari 28, 2014. http
:
//digilib.litbang.depkes.go.id/go.ph
p?id=jkpkbppk-gdl-res-2002sonny-835-lingkungan.
Widiastuti , P. (2005). Epidemiologi suatu
pengantar, edisi 2. Jakarta : EGC.
Widiatuti , A (2009). Faktor resiko
kejadian diare pada anak balita di
wilayah
puskesmas
induk
kelurahan nusukan kecamatam
banjar sari surakarta. Februari 28,
2014.
http
:
//digilib.litbang.depkes.go.id/go.ph
p?id=jkpkbppk-gdl-res-2009makara-833-diare.
Wiku , A (2007). Faktor resiko diare
pada bayi dan balita di indonesia :
sistematic
review
penelitian
akademik
bidang
kesehatan
masyarakat. Februari 28, 2014.
http
:
//digilib.litbang.depkes.go.id/go.ph
p?id=jkpkbppk-gdl-res-2007makara-836-lingkungan.
Winlar. W. (2002). Faktor-faktor yang
mempengaruhi kejadian diare pada
anak 0 - 2 tahun di kelurahan
turangga. Februari 28, 2014. http :
//digilib.litbang.depkes.go.id/go.ph
p?id=jkpkbppk-gdl-res-2002wiwin-1723-diare.
Wong. D.L. Hockenbery. M, wilson. D,
Wikelstein. M. L, Schwartz. P.
(2009). Buku ajar keperawatan
pediatrik, volume 1. Jakarta : EGC.
Wong. D.L. (2003). Nursing care of
infants and children, (7th edition),
volume 2. St.Louis : Mosby
Download