11 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 TEORI UMUM 2.1.1 Pengertian / Definisi Komunikasi Komunikasi berasal dari bahasa Latin Comunis yang artinya “sama” commmunico, communication atau communicare yang berarti “membuat sama” (to make common). Istilah pertama (communis) adalah istilah paling sering disebut sebagai asal usul kata komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata latin lainnya yang mirip. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu pesan dianut secara sama makna atau suatu pesan dianut secara sama.Menurut Carl I. Hovland dalam karyanya yang berjudul Social Communication memunculkan istilah science of communication yang didefenisikan sebagai upaya yang ilmu komunikasi adalah upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegar asas-asas pentransmisian informasi serta pembentukan opini dan sikap. (Prof.Deddy Mulyana,MA.,Ph.D,2007;46). Thomas M.Scheidel mengemukakan bahwa kita berkomunikasi terutama untuk menyatakan dan mendukung identitas diri, untuk membagun kontak sosial dengan orang di sekitar kita, dan untuk mempengaruhi orang lain untuk merasa,berpikir, atau berprilaku seperti yang kita inginkan. 12 Harold Laswell mengemukakan bahwa komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan “siapa” mengatakan “apa” dengan saluran “apa” atau hasil “apa” (who says what in which channel to whom and with what effect). 2.1.2 Komponen Komunikasi Dalam buku Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik (2009:58-59), komponen komunikasi terdiri dari : a) Communicator (Komunikator) Komunikator atau pengirim pesan merupakan orang yang memiliki ide untuk disampaikan kepada seseorang dengan harapan dapat dipahami dan dimengerti sesuai dengan apa yang dimaksud. b) Message (Pesan) Pesan adalah informasi yang akan disampaikan atau diekspresikan oleh pengirim pesan. Pesan dapat berupa pesan verbal yakni dengan menggunakan bahasa atau pesan non verbal yakni dengan menggunakan alat, gambar atau warna untuk mendapatkan umpan balik (feedback) dari komunikan. c) Channel (Media) Adalah alat untuk penyampaian pesan seperti ; TV, radio surat kabar, papan pengumuman, telepon dan lainnya. Pemilihan media ini dapat dipengaruhi oleh isi pesan yang akan disampaikan, jumlah penerima pesan, situasi dsb. 13 d) Communican (Komunikan) Komunkan adalah orang yang dapat memahami pesan dari si pengirim meskipun dalam bentuk code/isyarat tanpa mengurangi arti pesan yang dimaksud oleh pengirim. e) Effect (Efek) Yaitu tanggapan yang berisi kesan dari penerima pesan dalam bentuk verbal maupun nonverbal. Tanpa adanya feedback dari si penerima pesan maka tidak akan tahu dampak pesan terhadap apa informasi yang telah diberikan. Hal ini penting bagi komunikator untuk mengetahui apakah pesan yang diterima dapat dipahami dan dimengerti sesuai dengan apa yang dimaksud komunikan. 2.1.3 Bentuk – bentuk Komunikasi Komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi terhadap saru sama lain yang pada gilirannya akan tiba saling pengertian” (Rogers dan Kincaid dalam Cagra, 2004 ;19). Ada 2 bentuk komunikasi: • Komunikasi verbal (dengan kata-kata) Komunikasi verbal merupakan penggunaan bahasa yang merupakan bagian dari sebuah proses komunikasi. Proses komunikasinya berupa percakapan yang menggunakan bahasa tertentu utuk menyampaikan pesan kepada si penerima. 14 • Komunikasi non verbal (dengan gerakan tubuh) Komunikasi non verbal merupakan proses komunikasi dimana pesan yang disampaikan tanpa menggunakan kata-kata. Contoh komunikasi non verbal adalah menggunakan gerak, isyarat, bahasa tubuh, ekspresi wajah, dan pandangan mata, penggunaan objek seperti pakaian, potongan rambut, dan sebagainya, symbol-simbol, serta cara berbicara seperti intonasi, penekanan, kualitas suara, gaya emosi, dan gaya berbicara. (Dani vardiansyah,2004,p.36) 2.2 Pengertian / Definisi Komunikasi massa Menurut Nurudin M.Si.,2007:4 , Pada dasarnya komunikasi massa adalah studi ilmiah tentang media massa beserta pesan yang dihasilkan, pembaca/ pendengar/ penonton yang akan coba diraihnya, dan efeknya terhadap mereka. Menurut Alexis S. Tan, dalam komunikasi massa itu komunikatornya adalah organisasi sosial yang mampu memproduksi pesan dan mengirimkannya secara serempak ke sejumlah orang banyak yang terpisah. Komunikator dalam komunikasi massa biasanya media massa (surat kabar, majalah atau penerbit buku, stasiun atau jaringan TV). Media massa tersebut merupakan “organisasi sosial”, sebab individu di dalamnya memiliki tanggung jawab yang sudah dirumuskan dalam sebuah organisasi. Banyak definisi tentang komunikasi massa yang telah dikemukakan para ahli komunikasi. Pada dasarnya komunikasi massa adalah komunikasi melalui 15 media massa (media cetak dan elektronik). Media massa (atau saluran) yang dihasilkan oleh teknologi modern. Massa dalam arti komunikasi massa lebih menunjukkan pada penerima pesan. 2.2.1 Proses Komunikasi Massa Menurut Claude D.Shannon dan Warren Weaver dalam bukunya “Theories of Mass Communication” digambarkan sebagai proses linier yang searah. Pesan diumpamakan yang berkaitan dengan media massa. Dengan kata lain, massa yang dalam sikap dan perilakunya berkaitan dengan peran media massa. Oleh karena itu, mass disini menunjuk kepada khalayak, audience, penonton, pemirsa, atau mengalir dari sumber informasi (information source) melalui beberapa komponen menuju kepada komunikan. Dalam aplikasiya, langkah-langkah dalam proses komunikasi adalah sebagai beriku: Tabel 2.2.1 Sumber informasi Penerima Transmitter (information source) Pesan (Message) (receiver) signal Pesan (Sinyal) (Message) Sumber gangguan (noice source) Tujuan (destination) 16 (Sumber :Drs.Elvinaro Ardianto,M.Si, Dra.Lukiati Komala,M.Si, Dra.Siti Karlinah,M.Si, “Komunikasi Massa) Gambar diatas menunjukkan bahwa sumber informasi (information source) menciptakan sebuah pesan (message) untuk dikomunikasikan. Pesan terdiri atas verbal dan non verbal yang kemudian diubah ke dalam bentuk sinyal (signal) oleh pemancar (transmitter) sesuai dengan sluran yang digunakan. Penerima (receiver) kemudian menyusun kembali pesan tersebut sehingga samapai kepada tujuan (destination). Sementara dalam setiap proses penyampain pesan pasti memiliki potensi terganggu oleh bergai sumber gangguan (noice source) yang berupa sinyal yang dikirimkan memiliki gangguan karena cuaca atau kerusakan teknis ang menghambat pengirima pesan kepda penerima (receiver). 2.2.2 Karakteristik Komunikasi Massa Seperti dikemukakan oelh Jay back dan Frederick C. Whitney dalam bukunya Introduction to Mass Communication (1988) dikatakan bahwa Mass Communications lebih menunjuk pada media mekanis yang digunakan dalam komunikasi masa akni media massa. Sementara itu, mass communication lebih menunjuk pada teori atau proses terotik. Atau bisa dikatakan mass communicatin lebih merujuk pada proses dalam komunikasi massa. Banyak definisi dari komunikasi massa yang telah dikemukankan oleh beberapa ahli komunikasi. Tetapi, dari sekian banyak definisi itu ada benang merah kesamaan definisi satu sama lain. Melalui definisi itu Dalam 17 buku Komunikasi massa (2009:7-11), sesuatu bisa didefinisikan sebagai komunikasi massa jika mencakup hal-hal sebagai berikut: • Komunikator dalam komunikasi massa terlembaga Komunikator dalam komunikasi massa itu bukan satu orang, tetapi kumpulan orang-orang. Artinya, gabungan antar berbagai macam unsur dan bekerja satu sama lain dalam sebuah lembaga. • Pesannya bersifat umum Pesan-pesan dalam komunikasi massa tidak ditujukan kepada satu orang atau satu kelompok masyarakat tertentu. Oleh karena itu komunikasi massa bersifat umum. • Komunikan dalam komunikasi massa bersifat anonim dan heterogen Komunikan dalam komunikasi massa bersifat heterogen artinya, penonton televisi beragam pendidikan , umur, jenis kelamin, status social ekonomi, memiliki jabatan yang tidak sama pula. Namun mereka adalah komunikan televisi. Anonim berarti komunikator tidak mengenal komunikan, karena komunikasinya menggunakan media dan tidak tatap muka. • Komunikasi massa menimbulkan keserempakan Komunikasi massa itu ada keserempakan dalam proses penyebaran pesannya serempak , berarti khalayak dapat menikmati media massa tersebut hampir bersamaan. • Komunikasi mengutamakan isi ketimbang hubungan Komunikasi massa yang terpenting adalah mengutamakan bagaimana seorang komunikator menyusun pesan secara sistematis,baik dan sesuai 18 dengan jenis medianya. Agar komunikan dapat dengan mudah memahami isi pesan. • Komunikasinya berlangsung satu arah Komunikator dan komunikannnya tidak dapat melakukan kontak langsung. Komunikator aktif menyampaikan pesan.Komunikan pun aktif menerima pesan, namun diantara keduanya tidak dapat melakukan dialog. • Stimulasi alat indra terbatas Dalam komunikasi massa stimulasi alat indra tergantung pada jenis media massa yang digunakannya, karena masing-masing media massa memiliki kelemahan masing-masing. • Umpan balik tertunda (Delayed) dan tidak langsung (indirect) Komponen umpan balik atau biasa disebut dengan feedback merupakan factor penting dalam proses komunikasi massa. Dalam komunikasi massa, umpan balik bersifat tidak langsung (indirect) dan tertunda (delayed). Bersifat tidak langsung karena khalayak menanggapinya melalui viaemail atau telepon, tidak secara langsung bertatap muka. Tertunda (delayed) merupakan proses feedback yang memerlukan waktu. 2.2.3 Elemen Komunikasi Massa Masih dikutip dari Nurudin M.Si. (2007:95-136). Pengantar Komunikasi Massa, ada beberapa elemen dalam komunikasi massa, antara lain : • Komunikator 19 Komunikator dalam komunikasi massa sangat berbeda dengan komunikator bentuk komunikasi yanglain.Komunikator di sini meliputi jaringan, stasiun local, direktur, dan staf teknis yang berkaitan dengan sebuah acara televisi. Jadi komunikator merupakan gabungan dari berbagai individu dalam sebuah lembaga media massa. • Isi Masing- masing media massa mempuyai kebijakan sendiri-sendiri dalam pengelolaan isinya.Sebab,masing-masing media melayani masyarakat yang beragam juga menyangkut individu atau kelompok social. • Audience Audience yang dimaksud dalam komunikasi massa sangat beragam,dari jutaan penonton televsi, ribuan pembaca buku, majalah, koran atau jurnal ilmiah. Masing masing audience berbeda satu sama lain diantaranya dalam hal berpakaian, berpikir, menanggapi pesan ang diterimanya, pengalaman, dan orientasi hidupnya. Akan tetapi, masing-masing individu dapat saling mereaksikan pesan yang diterimanya. • Umpan Balik Ada dua umpan balik (feedback) dalam komunikasi, yakni umpan balik langsung ( immediated feedback ) dan umpan balik tidak langsung ( delayed feedback ). Umpan balik terjadi jika komunikator dan komunikan berhadapan langsung atau ada kemungkinan dapat berbicara langsung. Umpan balik secara tidak langsung, misalnya bisa ditunjukkan dalam letter to editor / surat pembaca / pembaca menulis. Dalam rubik ini biasanya sering kita lihat 20 koreksi pembaca atas berita atau gambar yang ditampilkan media cetak. Tidak terkecuali denga kritikan yang ditunjukan pada median yang bersangkutan. • Gangguan Gangguan dalm saluran komunikasi massa biasaya selalu ada. Di dalam media televisi gangguan dapat berupa gambar tidak jelas di pesawat televisi. Kenyataannya semakin kompleks teknologi yang digunakan saat ini, semakin besar pula peluang untuk menndapatkan gangguan. Semakin banyak variasi program acara yang disajikan, akan semakin meningkatkan munculnya gangguan. • Pengatur Adanya pola hubungan yang saling terikat antara media massa dengan pihak lain. Pihak lain yang dimaksud adalah pemerintah dan masyarakta. Hubungan ini biasanya selalu berjalan tidak harmonis sebab masing-masing pihak memiliki tuntutan dan slaing menguasai satu sama lain. Hal itu pulalah mengapa hubungan ketiganya biasa disebut hubungan trikotom,yakni hubungan yang tidak serasi antara ketiganya. 2.2.4 Komponen Komunikasi Massa . Menurut Nurdin, M. Si. Dalam buku Pengantar Komunikasi Massa (2007:66), Fungsi komunikasi massa antara lain : 21 1) Menginformasikan (to inform) Merupakan fungsi paling penting untuk megetahui fungsi informasi ini adalah berita-berita yang disajikan. Dalam istilah jurnalistik informasi yangmerupakan fakta yang akan diinformasikan kemudian diringkas menggunakan unsur 5W + 1H yang merupakan bagian terpenting untuk menyampaikan informasi kepada khalayak. 2) Menghibur (to entertaint) Bebeda dengan media massa lainnya pada fungsi ini media elektronik mendapatkan perhatian lebih dari masyarakat. Saat ini masyarakat masih menganggap televisi merupakan media hiburan yang menarik. 3) Mengajak (to persuade) Fungsi ini merupakan salah satu fungsi yang tidak kalah pentingnya dari 2 fungsi komunikasi massa di atas. Karena setiap informasi yang ditampilkan tidak hanya merupakan informasi saja tetapi merupakn salah satu jenis persuasi untuk mempengaruhi pihak-pihak tertentu.. 4) Pengawasan Menurut Laswell, komunikasi massa mempunyai fungsi pengawasa. Artinya, menunjuk pada pengumpulan dan penyebaran informasi mengenai kejadiankejadian yang ada di sekitar kita. Fungsi pengeawasan bisa dibagi menjadi dua, yakni warning or beware surveillance atau pengawasan pengawasan peringatan dan instrumental surveillance atau pengawasan instrumental. 22 5) Pendidikan (to educate) Pada fungsi ini menjelaskan bahwa tidak hanya merupakan alat penyampaian informasi saja, media massa juga berperan aktif dalam mengembangkan pendidikan dan juga merupakan tempat untuk memperoleh pendidikan secara luas, baik formal maupun di luar sekolah. 2.2.5 Efek Komunikasi Massa Efek pesan yang disampaikan oleh komunikator melalui media massa timbul pada komunikan sebagai sasaran komunikasi. Oleh karena itu efek melekat pada khalayak sebagai akibat dari perubahan psikologis. Ada tiga jenis efek yang berpengaruh pada khalayak, diantaranya : 1. Efek Kognitif Berhungungan dengan pemikiran atau penalaran, sehingga khalayak yang semula tidak tahu, yang tadinya tidak menreti, yang tadinya bingung, menjadi merasa jelas. 2. Efek Afektif Berkaitan dengan perasaan. Akibat dari membaca surat kabar atau majalah, mendengarkan radio, mennton acara televisi atau film bioskop, timbul perasaan tertentu pada khalayak. Erasaan akibat terpaan media massa itu bisa bermacam-macam, senang sehingga tertawa terbahak-bahak, sedih sehingga mencucurkan air mata, takut sampai merindin, dan lainlain perasaan yang bergejolak dalam hati. 3. Efek Konatif 23 Tidak langsung timbul sebgai akibat terpaan media massa, melainkan didahului oleh efek kognitif dan atau efek afektif. Dengan lain perkataan, timbulnya efek konatif stelah muncul kognitif dan atau efek afektif. Dampak konatif adalah dampak yang timbul pada komunikan dalam bentuk perilaku, tindakan, atau kegiatan. ( Onong Uchjana Effendy, 2004 : 318 – 319 ). 2.3 Sejarah Televisi Perkembangan televisi sebagai media massa elektronik. Pada awalnya dimulai dengan hadirnya kamera televisi yang ditemuka oleh Vladimir Zworykin pada tahun 1923. Sampai dengan tahun 1948 kehadiran televisi dianggap diperuntukkan bagi masyarakat elit. Baru ketika pada tahun 1946 televisi berwarna mulai ditunjukkan oleh CBS dan NBC kemudian di tahun 1948 televisi mulai menyiarkan berita dan hiburan secara teratur maka perkembangan televisi sebagai media massa memasuki tahap popular sampai dengan tahun 1987 Arahan program-program televisi secara spesialisasi terjadi baru sejak tahun 1980-an yang memperkenalkan aplikasi gabungan jaringan televisi kabel yang memberikan kemungkinan khalayak dapat memilih channel sendiri untuk pemilihan program tertentu. ( Drs.Alo Liliweri, MS:15 -16) 2.3.1 Karakteristik Televisi Ditinjau dari penggunaan alat indra yang digunakan dalam sebuah media, Media televisi memiliki berbagai karakteristik yang membedakannya dengan 24 media massa lainnya yaitu audiovisual, berpikir dalam gambar, dan pengoperasian yang lebih kompleks. Karakteristik media televisi juga dapat dilihat dari televisi sebagai media komunikasi, televisi sebagai media elektronik, dan televisi sebagai media audiovisual (Elvinaro dan Lukiati Komala, 2007:137, komunikasi massa suatu pengantar). Berikut merupakan beberapa karakteristik televisi: 1) Audiovisual Televisi memiliki kelebihan, yakni dapat didengar sekaligus dapat dilihat (audiovisual). Jadi apabila khalayak radio siaran hanya mendengar katakata, musik, dan efek suara, maka khalayak televisi dapat melihat gambar yang bergerak. 2) Berfikir dalam gambar Pihak yang bertanggung jawab atas kelancaran acara televisi adalah pengarah acara. Ada dua tahap yang dilakukan dalam proses berpikir dalam gambar. Pertama adalah visualisasi, dalam proses ini pengarah acara merangkai agar gambar memiliki makna. Tahap kedua adalah penggambaran, yaitu merangkai gambar sedemikian rupa sehingga mempunyai kontinuitas danmengandung makna tertentu. (Elvinaro dan Lukiati Komala, 2007:137), komunikasi massa suatu pengantar). 2.3.2 Format Acara Televisi 25 Format acara televisi adalah sebuah perencanaan dasar dari sebuah konsep acara televisi yang akan menjadi landasan kreatifitas dan desain para produksi yang akan terbagi dalam berbagai criteria utama yang disesuaikan dengan tujuan dan target pemirsa acara tersebut (Rukmananda,2004:63). • Drama (fiksi) merupakan sebuah format acara televisi yang di produksi dan diciptakan melalui proses imajinasi kreatif dari kisah drama atau fiksi yang direkayasa dan dikreasikan ulang. • Non drama (non fiksi) merupakan sebuah format acara televisi yang diproduksi dan diciptakan melalui proses pengolahan imajinasi kreatif dan realitas kehidupan sehari-hari tanpa harus menginterpretrasikan ulang. • Berita merupakan sebuah format acara televisi yang di produksi berdasarkan informasi dan fakta atas kejadian dan peristiwa yang berlangsung. Drama (fiksi) Tragedy Aksi Komedi Cinta Legenda horor Non drama(non fiksi) Music Magazine show Talkshow Realityshow Varietyshow Gameshow kuis Tabel 2.4 Format Program Televisi Berita (news) Feature Sport News 26 (Sumber: Rukmananda, Naratama.Menjadi Sutradara Televisi. Jakarta: PT:Grasindo.2004.64) 2.4 Program Reality show Program realitas (bahasa inggris: reality show) merupakan tayangan yang tidak direncanakan, tayangan yang sebenarnya atau apa adanya dan “diperankan” oleh orang-orang biasa yang bukan actor atau aktris. Vivian dalam bukunya “The media of Mass Communication”, (2005, p3) mendefinisikan reality show sebagai program acara yang dibintangi oleh orang –orang yang bukan merupakan actor atau aktris, tetapi walaupun demikian program acara tersebut masih diatur oleh scenario yang ditulis oleh produser. Tayangan reality show merupakan tayangan hiburan televisi selain situation comedy, episodic drama, soap opera, quiz shows, and late shows. 2.5 Definisi Tanggapan Komunikasi merupakan proses dua arah antara pengirim dan penerima pesan. Sebuah proses komunikasi belum lengkapa jika tidak adanya tanggapan atau biasa disebut juga dengan umpan balik terhadap pesan yang disampaikan. Tanggapan merupakan salah satu bagian dari umpan balik. Bentuk tanggapan dalam komunikasi massa dapat berupa tertawa saat menonton sebuah program hiburan atau mengomentari program yang ditayangkan dalam sebuah media. Tanggapan merupakan salah satu cara untuk mengukur seberapa efektifnya sebuah program yang ditayangkan dalam sebuah media massa sampai kepada khalayak yang 27 menonoton. Tanggapan dapat berupa positif dan negative, tidak semua tanggapan merupakan umpan balik. Sebuah pesan dikatakan umpan balik jika berupa respon terhadap pesan pengirim yang dapat mepengaruhi perilaku selanjutnya. 2.5.1 Jenis Umpan Balik Dalam Komunikasi Massa Dalam proses komunikasi massa dikenal istilah feedback atau umpan balik yaitu reaksi (tanggapan) yang diberikan oleh penerima pesan atau komunikan kepada penyampai pesan atau komunikator/sumber. Selain itu, umpan balik juga dapat berupa reaksi yang timbul dari pesan kepada komunikator (Ardianto, Ardinaya, 2004 : 45-47). a. Internal Feedback Internal feedback adalah umpan balik yang diterima oleh komunikator bukan dari komunikan, akan tetapi datang dari pesan itu atau dari komunikator itu sendiri. Ketika menyampaikan pesan, komunikator menyadari telah melakukan kesalahan/kekhilafan, kemudian ia meminta maaf dan memperbaiki kesalahan tersebut. b. Eksternal Feedback External feedback adalah umpan balik yang diterima oleh komunikator dari komunikan. External feedback ini sifatnya bisa langsung dan bisa juga tidak. 1.Umpan balik langsung (immediated feedback) Umpan balik yang sifatnya langsung yaitu reaksi yang dapat segera ditangkap oleh komunikator, misalnya anggukan kepala pertanda komunikan mengerti atau setuju terhadap pesan yang diterimanya atau komunikan menggelengkan kepala yang 28 mengandung arti bahwa pesan yang diterimanya tidak dimengerti atau dipahami oleh komunikan. 2.Umpan balik tertunda (delayed feedback) Umpan balik yang sifatnya tidak langsung (delayed feedback) adalah umpan balik yang datang kepada komunikator (sumber) setelah melewati suatu rentang waktu (selang waktu), contohnya rubrik “Surat Pembaca” pada surat kabar dan sejenisnya. c. Representative Feedback Sesuai dengan karakteristik komunikasi massa yang komunikannya bersifat heterogen, maka tidak mudah untuk mengukur umpan balik yang dari semua komunikan. Karena itu umpan balik yang datang biasanya merupakan representative (wakil) sampel, sehingga walaupun yang ditanggapi hanya satu atau dua komunikan, namun hal tersebut sudah dianggap dapat mewakili sejumlah komunikan yang lainnya. d. Cumulative Feedback Cumulative feedback adalah umpan balik yang datang kepada komunikator dihimpun dahulu dan tidak segera diubah dalam pesan berikutnya, karena komunikator harus mempertimbangkannya dahulu untuk dapat membuat kebijaksanaan selanjutnya. e. Quantitative Feedback Quantitative feedback adalah umpan balik yang datang pada umumnya diukur dengan jumlahnya (kuantitas). f. Institutionalized Feedback Institutionalized Feedback 29 adalah umpan balik yang terlembagakan, artinya umpan balik yang diupayakan oleh lembaga, yang dilakukan dengan cara mendatangi langsung khalayak untuk mengumpulkan pendapatnya, kemudian dianalisis oleh lembaga tersebut. 2.6 Definisi Ibu Rumah Tangga Ibu rumah tangga adalah peranan wanita yang bekerja mengurus rumah tangga, suami dan anak-anak. Lamana dan riedman dalam bukunya yang berjudul Marriage and Families : Making Choice Throughout The Life Cycle menyatakan pekerjaan ibu rumah tangga terdiri dari membersihkan, memasak, merawat, berbelanja, membesarkan anak , mengatur rmah, mengatur keuangan, dan segala hal pekerjaan mengurusi rumah tangga. Dengan demikian ibu rumah tangga lebih mengarahkan pada peran serta wanita untuk bekerja di sector public. Dalam kamus besar bahasa Indonesia arti ibu rumah tangga merupakan wanita yg mengatur penyelenggaraan berbagai macam pekerjaan rumah tangga, istri (ibu) yg hanya mengurusi berbagai pekerjaan dl rumah tangga (tidak bekerja di kantor). Televisi kini telah menjadi media yang paling berpengaruh dalam kehidupan seharihari. Dalam banyak hal, televisi telah konsumsi media yang terbesar setiap harinya. Dengan banyaknya waktu luang seorang ibu rumah tangga pertimbangan untuk megisi waktu luang menonton acara televisi merupakan menjadi salah satu pilihan ibu rumah tangga sekedar untuk mencari informasi ataupun mencari hiburan. 30 2.7 TEORI KHUSUS 2.7.1 Teori Stimulus Responses Menurut Ehninger, Gronbeck dan Monroe, model ini merupakan model yang paling sederhana namun sangat berpengaruh sejak Davi Berlo menerbitkan bukunya yang berjudul “The Process of Communication”.(New York: Holt, Rinehart, and Winston,1960). Pada dasarnya, model Berlo ini merupakan adaptasi dari model Shannon – Weaver. Prof.DR Alo Liliweri,M.S (2011 :300). Teori S-O-R merupakan singkatan dari Stimulus – Organisme – Respon ini semula berasal dari psikologi. Kalau kemudian menjadi teori komunikasi tidaklah mengherankan, karena objek material dari psikologi dan ilmu komunikasi adalah sama, yaitu manusia yang jiwanya meliputi komponen-komponen : sikap, opini, perilaku, kognisi, afektif, dan konasi. Prof. Onong Uchjana Effendy (2003:225) Teori stimulus-respons ini pada dasarnya merupakan suatu prinsip belajar yang sederhana, dimana efek merupakan reaksi terhadap stimulus tertentu. Dengan demikian, seseorang dapat menjelaskan suatu ikatan erat antara pesan-pesan media dan reaksi audience. Asumsi dasar dari model ini adalah : media massa menimbulkan efek yang terarah,segera dan langsung terhadap komunikan. Stimulus Response Theory atau SR theory, merupakan model yang menunjukan bahawa komunkasi merupakan proses aksi dan reaksi artinya model ini mengasumsikan bahwa kata-kata verbal, isyarat non verbal, symbol-simbol tertentu akan merangsang orang lain memberikan respon 31 tertentu. Prinsip stimulus respons ini merupakan dasar dari teori jarum hipodermik, teori klasik mengenai proses terjadinya efek media massa yang sangat berpengaruh. Dalam teori ini isi media dipandang sebagai obat yang disuntikkan kedalam pembuluh darah atau audience, yang kemudian diasumsikan akan bereaksi seperti yang diharapkan. Model inilah yang kemudian mempengaruhi suatu teori klasik komunikasi yaitu Hypodermic Needle atau teori jarum suntik. Asumsi teori ini pun tidak jau berbeda dengan model S-O-R, yakni bahwa media secara langsung dan cepat memiliki efek yang kuat terhadap komunikan.Artinya media diibratakan sebagai jarum suntik besar yang memiliki kapasitas sebagai perangsa (stimulus) dan menghasilakan tanggapan ( response) . Unsur-unsur dalam model ini adalah stimulus (pesan) – Organisme (komunikan) – Response (efek), yang dapat digambarkan sebagai berikut : ORGANISME: STIMULUS • PERHATIAN • PENGERTIAN • PENERIMAAN RESPONDEN (PERUBAHAN SIKAP) 32 Tabel 2.7.1 Tabel Teori SOR (Sumber : Onong Uchjana Effendy, “Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi”) Stimulus atau pesan merupakan informasi yang disampaikan kepada khalayak melalui kata-kata, simbol, tidakan, gerak-gerik yang ditampilkan dalam program Uya Emang Kuya. Seperti bahasa dan gerak gerik dari presenter, permainan hipnotis yang dilakukan serta audience yang menjadi target hipnotis yang melakukan hal-hal yang diperintahkan oleh presenter setelah auidece tersebut tidak sadarkan diri. Sedangkan organisme, merupakan objek yang memberikan tanggapan terhadap isi dari program yang ditampilkan, dalam penelitian ini adalah ibu rumah tangga merupakan objek yang memberikan tanggapan atas program yang diteliti. Gambar diatas menunjukkan bahwa stimulus (pesan) direspon melalui tiga tahap yaitu, perhatian terhadap pesan yang disampaikan dalam program tersebut, yang dapat membuat ketertarikan pada program tersebut sebagai salah satu program hiburan. Kedua adalah tahap pengertian, adalah proses seseorang mengerti apa yang dimaksud dengan isi pesan yang disampaikan dalam program tersebut. Setelah memperhatiakan dan mengerti, maka tahap terakhir yaitu penerimaan, dimana seseorang menolak atau menerima stimulus tersebut dengan respon (perubahan sikap) atas program tersebut. Proses terakhir ini berlangsung berbeda-beda setiap individunya. Respon yang berbeda-beda itu merupakan dasar peneliti ibu rumah tangga atas setiap bentuk penayangan Program “Uya Emang Kuya”. 33 Namun dalam penelitian ini, peneliti hanya akan memberikan gambaran mengenai bagaimana tanggapan (respon) ibu rumah tangga terhadap Program Uya Emang Kuya (stimulus) setelah mereka menonton Uya Emang Kuya. 2.7.2 Teori Uses and Gratification Teori yang dikemukakan oleh Blumler, Gurevitch dan Katz (Griffin, 2003) menyatakan bahwa pengguna media memainkan peran yang aktif dalam memilih dan menggunakan media. Pengguna media menjadi bagian yang aktif dalam proses komunikasi yang terjadi serta berorientasi pada tujuannya dalam media yang digunakannya. Uses and Gratification Model (model kegunaan dan kepuasan) merupakan model dalam komunikasi massa yang mengulas tentang apa yang dilakukan seseorang pada media. Khalayak dianggap akiif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya. Memusatkan perhatian pada penggunaan (uses) media untuk mendaptkan kepuasan (gratification)natas kebutuhan seseorang. (Elvinaro dan Lukiati Komala, 2009:73, komunikasi massa suatu pengantar). Teori ini menekankan pada pendekatan manusiawi dalam melihat media massa. Artinya, manusia mempunyai otonomi atau wewenang untuk 34 memperlakukan media. Menurut teori ini konsumen media mempuyai kebebasan untuk memutuskan bagaimana (lewat media mana) mereka menggunakan media dan akan berdampak apa pada dirinya. Beberapa motif kebutuhan yang menyebabkan khalayak menggunakan media menurut McQuail (dalam Miller, 2002:244) adalah information (kebutuhan akan informasi dari lingkungan sekitar), personal identity (kebutuhan untuk menonjolkan sesuatu yang penting dalam kehidupan seseorang), integration and social interaction (dorongan untuk menggunakan media dalam rangka melanggengkan hubungan dengan individu lain) dan entertainment (kebutuhan untuk melepaskan diri dari ketegangan dan menghibur diri. Gratification Category Information • • • Examples Belajar, maupun belajar secara otodidak. Meningkatkan kesadaran akan keamanan melalui pengetahuan. Mencari tahu peristiwa yang sedang terjadi di sekeliling, maupun di tingkat nasional maupun global. Personal Identity • • • Mencari model/teladan dalam berperilaku. Mencari penguatan kepribadian. Mendalami sosok orang lain secara lebih mendalam. Integration and Social Interaction • Mengidentifikasi diri dengan orang lain dan menguatkan rasa saling memiliki. Menghubungkan diri dengan keluarga, kawan maupun masyarakat. Mencari rekan untuk berkomunikasi/bercakapcakap dan berinteraksi. • • 35 Entertainment • • • Melepaskan diri dari permasalahan (eskapisme). Mengistirahatkan tubuh dan pikiran. Mengisi waktu luang. TABEL 2.7.2 Tabel Teori Uses and Gratification (Communication Theories: Perspective, Process, and Context., 2002: 244) Teori ini digunakan karena alasan setiap khalayak memilih suatu program karena menganggap acara itu penting untuk memenuhi kebutuhannya.Program Uya Emang Kuya merupakan program hiburan yang menyajikan sebuah atraksi hipnotis kepada salah satu audience yang bersedia untuk dihipnotis ditempat kemudian akan diberikan pertanyaan-pertanyaan yang menyangkut masalah pribadi dan audiece tersebut secara tidak sadar akan melakukan setiap perintah dari mulut presenter program tersebut yang menjadi sebuah lelucon yang ditonton oleh penonton disekitar tempat tersebut atau khalayak yang menonton melalui televisi. Secara singkat teori ini mengatakan bagaimana khalayak aktif menggunakan sebuah media yang dijadikan salah satu alat untuk memenuhi kebutuhan hiburannya.