PENGUJIAN AKTNTfAS AI\TTIMIKROBA YANG DIISOI"ASI DARI MINYAK KEI,APA MURI\II (VCO) DAFI BAKTERI PENGHASIL ASAM I,AKTAT TERSADAP BAKTERI PATOGEN OIeh: Slairt) dan c Muhamd f"ofrt/) ABSTRACT Virgin coconut oil (VCO) is one of alternatif effort able to be developed and profit economical. VCO acid lactat very high ( 45-557o). Acid lactat of coconut is enough commodity is necessary for lndonesia and in this time become the biggest coconut producer aftcr Philippine. Virgin coconut oil (VCO) is one of [theJ alternatif effort able to be developed and profit economical. VCO contain lactate acid very high ( 45-55o/o). I.wtil, acid very imporant because can be uscd as marcrials for medicine and cosmetic. Don'T only is sounc€s laktat also can be usod as antymicrobial. Therefore tbe pnrpose of this research is to testing the activity of antimicroba which come from VCO and Bacterial acid lacate (BAL) toard bacterium patogen a.i. Eschqicia coli nd Staphylococcw qureus. The inhibition diamsten obtained with VCO are I,156 cm and 1,462 cm on E. coli and Sowau successivelyty. LABCO tI and V also yield &e inhibition dinmeters on E. coli and S. owew are 0,935 up to 1,935 on E.coli and S. aueus. The highest inhibition zona happened on S.aureus with treatment LABCO II that is2,677 but on E. coli is not at all formed. Same thing happened on the control" LABCO I and III. Key wordsz Vlrgb Cmrud OII (VCO), Asottt LaHot, Ecoll dcr.S, sr,tats penggunam teknologi yang tepat PENDAHT'LUAI\ 0 dan penerapan Salatr satu sumber daya alam nabati pengolahan kelapa yang selama menjadi produsen kelapa terbesar kedua di dunia setelah Filipina dengan produksi 12,915 milyar butirltatrun sekitar 24A a/o darr total produksi kelapa dunia (Alamsyatr, 2005). Peran komodias kelapa Indonesia ditingkatkan hingga saat 0 prinsipprinsip dasar optimasi di Indonesia yang zudah sangat terkcnal dan bahkan telatr diekspor adalah buah kelapa (Coctts n efera).Bahkan kini Indonesia ini masih terbatas sebagai penyedia bahan baku primer bagi industri hilir yang berkenrbang di negam lain terutama sebagai minyak goreng/ minyak sayur dan belum dimanfaatkan secara optimal bagi pengembangan industri hilir berbasis kelapa di Indonesia, sehingga margin keuntungan )lang diperoleh pihak petani kelapa kita masih s4ngat kecil sehingga kesejatrteraan petani juga menjadi rendah. konvensional dapat diperbaiki sehingga kualias produk yang dihasilkan dapat Yirgin Coconut OiI atau Minyak kelapa murni adalah minyak kelapa yang diperoleh lewat pemanasan minimal dan tanp proses pemurnian kimiawi. Minyak tersebut rnempunyai kandungan asam laktat yang sangat tinggi (45 55%). Penggunaan produk minyak kelapa murni (VCO) lebih diutamakan sebagni prduk keseh*an / obatobatan dan kosrnetika, sedangkan minyak kelapa konvensional digunakan untuk minyak makan (Alam sy&, 2005). Sutarmi dan Rozaline (2005) t€lah melaporkan berbagai penyakit yang berasal dari virus dan belum ditemukan obatnya seperti flu burung, HW/AIDS, hepatitis dan berbagai penyakir lainnya. - hoduksi VCO (Yiryk Coconut OiI) merupakan salah satu alternatif usatra yang sangat potensial dikemhngkan. Melalui ') St$Petgajar FA Prograntstudt IHPT Fahtltas proses, ini secara Umumnya pengolahan kelapa menjadi minyak dikelral melalui dua cara yaitu cara basah d.n kering. Saat ini cara lain Pertanni . 105 r06 mulai dicoba yaitu secara fermentasi menggunakan banhrsn mikrobq dimana cara ini diyakini dapat menghasilkan rcndemen minyak yang tingg serta dapat mengurangi kemungkinan rusalarya bcberapa s€nyawa penting dalam bidang kesehatan (Ali dan Dwyana" 2005). Dewasa ini mikroba yang sering dimanfaatkan dalam bidang pangan adalah bakteri asam laktat. Bakteri asam laktat telah digunakan sesara luas sebagai agen biokontrol untuk meningkatkan keamanan pangan. Peranan bakteri asam laktat adalatr untuk memperbaiki cita msa sefta memiliki efek pengawetan pada prduk fermentasinya. Bakteri asam laktat dapat memproduksi dan melakukan sekresi berupa senyawa penghambat selain asam laktat dan asam asetat seperti hidrogen peroksid4 bakteriosin, antibiotilq dan reuterin yang kurang dikenal atau belum kemampuannya terungkap senyawa sebagai penghambat. Pemanfaatan bakteri asam laktat dalam produksi VCO yang juga dikenal dengan terminologi LABCO (Lactate Acid Bacteria Coconut Oil) diduga dapat meningkatkan kualitas VCO yang dihasilkan terutama kemampuan aktivitas daya hambat terhadap pertumbuhan mikroba yang benifat patogen/merugikan bagr kesehatan. Hal ini terkait dengan aktivias hkteri asam laktat yang dapat hidup pada kondisi asam dam menekan pertumbuhan mikroba patogen serta dengan adanya bakteriosin yang dapat diproduksi oleh bakteri t€rs€but. Disamping itu kandungan asam laktat yang terdapat pada LABCO tetap tinggl karena proses pembuatannya tinggi tidak mempergunakan suhu atau pemanasan yang dapat menguapkan asam laktat (Winarno, 2004). Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengetahui sifat penghambatan dan pengawetan bakteri asam laktat (BAt) seperti efek penghambatan BAL pada mikroflora yang terdapat dalam sayur siap olah. Minyak kelapa murni (VCO) adalatr minyak kelapa yang diperoleh hanya dari dagng buatr kelapa segar melalui pemanas{rn minimal dan tanpa proses pemurnian kimiawi. Minyak tersebut mempunyai kandungan asam lalcat yang sangst tinggi (45 - 55%\. Asam laktat adalah asarn lemak jenuh deirgnn rantai sedang (Alamsyatr, 2005) mempunyai jumlatr atom C (Carbon) 12 atau biasa discbut asam dodekanoat (Winarno, 2004). Penggunaan produk minyak kelapa murni (VCO) lebih diutamakan sobagai produk kesehatan / obatobatan (Sutarmi dan Rozaline, 200j) dan kosmetika, sdangkan miiryak kelapa konvensional digunakan untuk minyak makan (Alamsyah, 2005). Minyak kelapa murni mempunyai perangkat antivims yang hebat yang berupa nsam laktat. Di dalam hrbuh manusia asam laktat akan diubah menjadi monolaurin, yaitu sebuah senyawa monogliserida yang bersifat antivirus, ffiti protozoq antibakteri. Dengan sifatnya itu, monolaurin dapat menaggulangi serangan vinrs-virus seperti HlV, herpes simpleks, influenza, berbagai bakteri patogen termasuk Listeria monoqtogenes, dan Helicopter pylory serta protozoa seperti Giardia lamblia. Selain mengandung asam laktat, minyak kelapa murni juga mengandung asam kaprat yaitu asam lemak super yang memiliki antimikroba yang sangat kuat. Di o dalam tubuh manusia diubah menjadi monokaproat yang bermanfaat untuk mengatasi penyakifpenyakit seksual, seperti sipilis, vinrs HSV-2 dan Hlv-l.Beberapa penelitian yang telatr dilakukan untuk mengetahui sifat pengharnbatan dan pengawetan bakteri asam laktat (BAL) seperti efek penghambatan BAL pada mikroflora yang terdapat dalam sayur siap olah dan penggunaan BAL untuk meningkatkan keamanan buah dan sayuran olah minimal @reidt dan Fleming 1995). Penelitian ini dilalukan untuk mengetahui seberapa besar daya hambat / aktivitas anti milcroba dari bakteri asam laktat terhadap bakteri patogen khususnya ioli dm Staphylococctts aureus. Eschericia BAHAN DAI\T METODE Tempet den Waktu Percobaan ini s dilaksanakan di l,aboratorium Mikrobiologi Farmasi ln1 Universitas Hasanuddin dari tanggal 20 Nnvemher ?OO5 * 23 Metode Penelitian c a. Pembuaten Medium dan PenviePen Balcteri Uji Untuk uji antimikroba ini terlebih dahulu harus dipersiapkan untuk pembuatan medium Glukosa Nutrieir Agar dan Nutrien Aear. Semua bakt€ri uii diisolasi dan ditumbuhkan dalam medium Nutrien agar dan diinkubasi pada suhu 37 C selama 24 jam. Setelah itu dibu* suspensi bakteri uji dengan mensuspensikan pada larutan garam fisiologis (NaCl 0,9/o) pada spektrofotometer pada paniang eelombang 580 nm dan transmittan 75%. Penguiian Aktifitas Antimiknrbr Medium glukosa nutrien agar (GNA) dimasukkan dalam cawan petri untuk membuat lapisan dasar sebanyak 15 ml. Medium GNA sisa sebanvak 5 ml dicampurkan dengan baktsri uji dan dituangkan ke atas base larcr untuk mendapatkan lapisan seed layer. Medium dibiarkan setengah memadat setelatr itu diletakkan pencodorg selinder besi (cincin berbenhrk lingl€ran) dcngan cara diletakkan dari ketinggian 12 mm ke permukaan dan iarak pencadang sattl dengan lainnya sekitar 2-3 cm. Setelah seed luyer memadag pencdory diisi sesuai perlakuan (VCO. LABCO I, LABCO IL LABCO III, LABCO ry. dan LABCO V dan kontrol menggunakan aguades. Serclatr itu diinkubasi selama 24 iam dan dilakukan pengamatan (Gambar l.) rr) r-- Lrrrl o Gambar c ln trffi.t l. Teknik Pengamatan Variebel Yang Dlrmati Variabel yang diamati dalam Luas Trina Hambatan LABCO (Iactate Acid Bacteria Coconut OiI) I (BAL: L. lactis + L. caseil, LABCO 2 ( BAL: L. casei), LABCO 3 (BAL : L. Lactis ), penelitian ini adalatr znna pengharnbaan dari AGRIPLUS, Volumc 19 Nomor 02 Mci 2(IN, ISSN Wet'0n9 lon LABCO 4 (BAL: L. Acydophyllu^s) dan VCO Alami" dan kontrol (aguades). II dan III. Secara kuantitati{, zona hambatan vans dihasilkan oleh VCO alami masing, masing 1,156 dan 1,462 pada E. coli dan ,S. nrttptt,s secara herfirnrf-hrnf I.ARCO II den IIASIL DAN PEMBAIiASAII V juga menunjukkan zona hambatan pada E. Hasil penelitian menunjukkan terbentuknya rfina hambatan bagi coli dan S. aureus dengan diameter hambatan antara 0,935 sampai dengan 1,935 pada F, rnli dnn ,S mtrerts 7,nnn hamhatnn tertinggi terjadi pada S.aureus dengan perlakuan LABCO [I yaitu 2.677 tetapi pada E. coli sama sekali tidak terbenhrk rnna hambatan. Hal yang sama teriadi pada korrtrol. LABCO I dan III (Tabel I ). Ilasil pertumbuhan bakteri E. coli dan bakteri Staplrvlococcus ourerrs pada perlakuan yang mempergunakan VCO alami dan LABCO I. Tabel 1. Luas 7-ona Hambatan pada Setiap Perlakuan terhadap Bakteri c Uji Variabel PERLAKUAN I.rraq 7.nna Flamhatnn Pada E. Coli ( cm) Aquades VCO Alami LABCO I LABCO II LABCO M LABCO tV LABCO V Luas T,onaHambatan Pada S. aureus (cm) 0 0 t.156 Tidak Ada Hasil 1.462 0.935 Tidak Ada Hasil Tidak Ada Hasil 1,009 Tidak Ada Hasil r.955 Tidak Ada Hasil 2.677 o I,093 Keterangan: LABCO LABCO T ARCO LABCO T ARCO I II lTI TV V Bakteri L. bulsaricus Balrteri L. Casei Ralferi L lar.tis Bakteri L. acydoplryllu.s Rnkteri I. lnrtie *f , rncei Pembahasan menghasilkan berbagai senyawa seperti asam diperoleh menunjukkan bahwa VCO yang dihasilkan orsanik diasetil. hidrogen peroksidase dan Hasil yang telatr baik secara alami maupun dengan menggunakan BAL (Bakteri Asam Irktat) atau LABCO mempunyai kemampuan untuk menghambat aktivitas perhrmbuhan bakteri patogen baik pada E. coli ataupun S. aureu.s yang ditunjuktan dengan rfina hambatan pada media yans dinrnakan (Tabel I ). Terbentuknya zfina hambatan pada aktivitaVpertumbuhan bakten E. coli dan ,S. aureus disebabkan VCO mengandung BAL. Selain menghasilkan asam laktat BAL iuea bakteriocin atau baktericidal selama proses fermentasi berlangsung (Zhewrai 2000: Oyetayo 'et al. 2003). Bakteriocin adalatr senyawa protein antimikrobial yang mampu menghambat bakteri patogen gram negatif dan positif (Tagg et al. 1976). Berdasarkan CODEX Stan, VCO mengandung asam laktat yang tinggt yaitu 43.0-53.0 %. (Alamsyah. 2005). Tingginya kandungan asam laktat diakibatkan lcarena VCO diproduksi tanpa adanya proses pemanasan. Karena proses pemanasan akan dapat mengakibatkan asiam $ 109 laktat yang mempunyai jurrlah rantai atom Carbon sedang (Cl2) dapat menguap 0 1l sehingga asam laktat yang masih tersedia akan rendah (Winarno, 2004). Asam laktat pada metabolisme datam tubuh akan dirubatr menjadi monolaurin yaitu sebuatr senyawa monogliserida yang bersifat anti vinrs, antibakteri dan antiprotozoa (Alamsyah, 2005). Lebih lanjut disebutkan diantara asarn-asam lemak tak jenuh yang berantai karbon sedang seperti asam laktat mempunyai aktivitas anti virus yang lebih ttesar dari padda asam kaprilat (C8), asam kaprat (C l0) dan asam miristat (C l4). Selain meirgarrdung asam laktat, VCO juga mengandung asam kaprat yaitu asam lemak super yang mempunyai kualitas antimikroba yang sangat kuat. Di dalam tubuh asam kaprat (rmlah atom C nya l0) diubah menjadi monokaprat yang bermanfaat untuk mengatasi bcrbagai penyakit akibat virus s€rta bakteri (AlamsyalU 2005). Secara hrantitdi{, pada bakteri ,S. attreus, penggunaan VCO asal L acydoplryllus mampu membentuk znna hambatan sebesar 2,677 cm lebih besar dibandingkan dengan s€mua perlalcuan. Hal yang sama telah dilahkan oleh Zavadogo et al. (2004) menemukrn daya hambat balteriocin yang mencapi 8 mm - 12 mm I-actis var diacetylaptis. Akan tetapi Haines dan Harmon (1973) menemukan batrwa asam laktat menghambat psrturrbuhan ,S. otreus hanya pada awal tstapi tidak pada akhir perhrmbuhan. Sementara Sulandari et al., (2001) melaporkan batrwa penambahan ekstrak tempe ke dalam susu segar (l:l) dapat mempertahankan viabilitas bakteri asam laktat yoghurt bubuk (6,9 bakteri Grarn positif ataupun Gram negatif. S aureus adalah contoh bakteri Gram positif. sehingga kemungkinan penghambatan terhadap bakt€ri Gram positif ini juga disebbkan oleh bekteriosin. Bakteriosin yang telah dikarakterisasi pada Lactobacillus brevis adalatr brevicin, s€dangkan pada L. plottoum adalah planhricin (Salminen et a1.,1998). KESIMPT'I,AT{ VCO baik yang dihasilkan alami ataupun dengan l. Iactis dapat terjadi efek menuqiukkan bahwa Hal ini adanya efek sinergi antara kedua bakteri penghasil asam laktat ters€but.. Hasil penghambatan. menunjukkan bahwa BAL mampu memberikan daya hambat terhadap bakteri patogen. Hal ini diakibatkan LABCO (Lrctate Acid Brctqia Coconut AI) mengandung sejumlah besar asam laktat, dimana asam laktat akan dapat menurunkan pH lingkungan sehingga pertumbuhan jenis bakteri tertrambat (Buckle, beberapa e 1978 dikutip oleh Maharani, 2m2) 1972) menyebutkan Staplrylococctts atra$ dspat dihambat baik oleh asam laktat maupun asam asetat yang diproduksi oleh Lactobacillus lrctis subsp. Daty et ol., ( secara pemanfaatan bakteri asam laktat mampu menghambat pertumbuhan bakteri patogen baik bakteri E. coli maupun Staphylocrccus aureus. pada berbagai htderi uji. Fenomena yang menarik adalah kstika LABCO m G. Casei) digunakan scndiri tidsk terjadi efek penghambatan, narnun ketika dicampur dengan togcfi/g). Pada umumnya komponen antimikroba yang dihasilkan oleh BAL dapat menghambat DAFTAR PUSTAI(A Ahmad, A. 2005. Isolasi dan Karakterisasi Bal*eriosin dari Bakteri Asam Laktat s€bagai Bahan Anti-Mikroba. Makalah. Kursus Singkat Pernanfaatan BAL dalam bidang Pangan dan Hasanuddin, Makassar 14-24 November 2005. Kesehaan. Univ. Alamsyall A.N. 2005. Virgin Coconut Oil, Minyalc P€oakluk fuieka penyakit. Agromedia Pustaka Jakarta- Ali, A. &nZ. Duyana 2005. Panduan penelitian Balccri Asam Laktat. Kursus Singkat Pcmanfaatan BAL dalam bidang Pangsa dan Kesehatan. Univ. Hasanuddin, Makassar November 2005. AGMPLUS,Volumc 19 Nomor 02Mei Zn& ISSNMQS 14-24 ll0 Djide, MN. 2005a. Uraian Umum tentang Bakteri Asam Lakttt, lvt*rhh. Kursus Singkat Pemanfaatan BAL dalam Rahmadi" bidang Pangan dan Kesehatan. Univ. Hasanuddiu Makassar 14-24 November 2005. Hasanuddin, Malcassar Savadogo Panganl(2): @-73. R 2005. Produksi Eksopolisakarida (EPS) dari bakteri asam laktat (BAL) dan Pemaqfaatannya. Makalah. Kursus Singkat Pemanfaatan dalam BAL bidang Pangan dan Kesehatan. Univ. Hasanuddin, Makassar 14-24 November 2005. Oyetayo VO, Adetuyi and Akinyosoye. 2003. Safety and protective effect of Lactobacillus acidophilus and Lactobacillus casei used as probiotik agent in vivo. Afr. J. biotech. Z:MB452. Salminen S, Roberfroi4 RamoS M, Fonden R. 1998. Prebiotik Substates and l-actic Acid Bacteria dalam Salminen S, Wright AV, editor: Micobiology and Funryional Aspest. Marceel Dekker. New York. Orattara CAT, Bassole I HN, Traorc 14-24 B. S. L. 1996. Pemanan bakteri Asam Laktat sebagai Pengawet Hayati Makanan. J. Ilmu dan Teknologi A, AS. 0 20o4'. Antimicrobial activities og Lactic Acid Bacrcria strains isolated from .Burkin Faso Fermented Milk. Paldstan Journal of Nutrition 3 (3): 174 -179. November 2005. Malaka, B.S.L. Jenie dan N. Andjaya. 2002. Pemrnftatan balcori asam laktat unnrk meninglcafkan keamanan dan umur simpan apel malang olah minimal. Prosiding Seminar Nasional PATPI, Malang. Djide, MN. 2005b. Mctabolisme Bakteri Asam Laktat. lvtakalah. Kursus Singkat Pemanfaatan BAL dalam bidang Pangan dan Kesehatan. Univ. Jenie, A, Sulandari L, Kumalaningsih S, Susanto T. 2001. Penambahan ekstrak tcmpe untuk mempertahankan viabilitas bakteri asam laktat pada yoghurt bubuk. Biosain., Vol I No. 3. Surono, I.S. 2004. Probiotik Susu Fermentasi dan Keschatan. YAPMMI, Jakana. Sutarmi, dan Rozaline, H. 2005. Taklukan Penyakit dengan VCO. Penebar Swadaya, Jakarta. LW. 1976. of gram positive bacteria. Tagg JR, Dajani AS, Wannamaker Bacteriocin Bacteriol. Rev. 40:722-7 56. Winarno, F.G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia, Jakarta. Zhennai Y. 2000. Antimicrobial compounds and exFacellular polusaccharides produced by lactic acid bacteria : structures and properties. Academic Dissertation. Deparfrnent of Food University of Helsinki. 6I Technologl, p (S