PENGARUH BUDAYA ETIS ORGANISASI DAN ORIENTASI ETIKA TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI DAN SENSITIVITAS ETIKA AUDITOR (Studi pada Aparatur Inspektorat Kabupaten Bogor) Oleh: LIA NURFARIDA NIM: 207082000790 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011 M/1432 H DAFTAR RIWAYAT HIDUP I. Identitas Pribadi 1. Nama : Lia Nurfarida 2. Tempat & Tanggal lahir : Jakarta, 04 Juni 1987 3. Agama : Islam 4. Alamat : Jl. Mirah Raya Rt 005/02 No. 35 Vila Mutiara Sawah Baru Ciputat Tangerang 5. Telepon : 085695712894 6. Email : [email protected] II. Pendidikan Formal 1. SD (1994-2000) : MI Darussalam Jakarta 2. SMP (2000-2003) : SMPN 177 Jakarta 3. SMA (2003-2006) : SMK Islamiyah Ciputat 4. S1 : Universitas Islam Negeri Syarif (2007-2011) Hidayatullah Jakarta III. Latar Belakang Keluarga 1. Ayah : Nursam 2. Ibu : Muliana 3. Alamat : Jl. Mirah Raya Rt 005/02 No. 35 Vila Mutiara Sawah Baru Ciputat Tangerang 4. Telepon : 081319026084 v The Influence of Organizational Ethical Culture and Ethical Orientation on Commitment of Organization and Ethical Sensitivity of Auditor By: Lia Nurfarida ABSTRACT This research aimed to identify and to test that influence of organizational ethical culture and ethical orientation (idealism - relativism) on commitment of organization and ethical sensitivity of Auditor. The research has been done in Bogor with internal auditor respondent who working in Local Government of Bogor. Determination of sample conducted by using method of purposive sample. The data were analysis for hypotesis tester was done with path analysis The result of research indicated that organizational ethical culture and ethical orientation (relativism) have significantly influence to commitment of organization, and organizational ethical culture, ethical orientation (idealism - relativism) and commitment of organization have significantly influence to ethical sensitivity of auditor. Keywords : ethic, organizational ethical culture, ethical orientation (idealism– relativism), organizational commitment and ethical sensitivity vi Pengaruh Budaya Etis Organisasi dan Orientasi Etika terhadap Komitmen Organisasi dan Sensitivitas Etika auditor Oleh: Lia Nurfarida ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Budaya Etis Organisasi dan Orientasi Etika (Idealisme - Relativisme) terhadap Komitmen Organisasi dan Sensitivitas Etika Auditor. Pada penelitian ini digunakan data primer dalam bentuk penyebaran kuesioner yang dilakukan di Inspektorat Kabupaten Bogor dengan responden auditor internal Pemda yang bekerja pada Inspektorat Kabupaten Bogor. Penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling. Penganalisisan data untuk pengujian hipotesis dilakukan dengan analisis jalur (Path Analysis). Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel budaya etis organisasi dan orientasi etika (relativisme) berpengaruh signifikan terhadap komitmen organisasi dan sensitivitas etika Auditor, sedangkan orientasi etika (idealisme) hanya berpengaruh signifikan terhadap sensitivitas etika tetapi tidak berpengaruh signifikan terhadap komitmen organisasi. Kata kunci: Etika, Budaya Etis Organisasi, Orientasi Etika (idealism - relativisme), Komitmen Organisasi dan Sensitivitas Etika Auditor. vii KATA PENGANTAR Alhamdulillahi Robbil ’Alamin, segala puji dan syukur hanya milik Allah SWT. Teriring shalawat dan salam kepada junjungan Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya. Dengan rahmat dan hidayahnya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Pengaruh Budaya etis Organisasi dan Orientasi Etika Terhadap Komitmen Organisasi dan Sensitivitas Etika Auditor” Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian syarat yang ditetapkan dalam rangka mengakhiri studi pada jenjang Strata Satu (S1) Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis tidak luput dari berbagai masalah dan menyadari sepenuhnya bahwa keberhasilan yang diperoleh bukan sematamata hasil usaha penulis sendiri, melainkan berkat bantuan, dorongan, bimbingan dan pengarahan yang tidak ternilai harganya. Ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada: 1. Allah S.W.T atas rahmat dan karunia-nya yang diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. 2. Yang tersayang kedua orang tua, bapak dan ibu yang memberikan masukan, motivasi, sandaran dari setiap permasalahan yang timbul, doa, ridhonya serta kasih sayangnya sehingga penulis mendapatkan semangat lebih untuk menyelesaikan skripsi ini, terima kasih atas segala bimbingan, asuhan, kasih sayangnya serta pengorbanannya dalam hidup penulis selama ini, semoga ilmu yang didapat penulis selama ini dapat memberikan kontribusi yang besar nantinya untuk menjaga, membanggakan, mencukupi dan membuat bangga bapak dan ibu kelak, amin. 3. Terima kasih kepada kakak dan adikku (Mas Yetno dan Kurniawan) atas segala kebaikannya selama ini memberikan bantuan dan menyemangati viii penulis, semoga kebaikannya selama ini diberikan balasan yang berlipat, semoga keluarganya diberikan anugerah oleh Allah SWT. 4. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni selaku Pudek I (satu) serta sebagai dosen pembimbing I yang memberikan banyak masukan mengenai pengembangan judul skripsi ini serta memberikan arahan dalam penggunaan metode yang tepat terhadap penelitian yang dilakukan, semoga Allah SWT selalu memberikan kesehatan, kasih sayang serta perlindungan terhadap bapak dan keluarga, amin. Terima kasih pak. 5. Ibu Rahmawati, SE., MM, selaku Kajur (Kepala Jurusan) Auntansi serta dosen pembimbing II (dua) yang telah memberikan masukan, arahan dan bimbingan dari setiap permasalahan dan kesulitan yang penulis hadapi dalam menyelesaikan skripsi. semoga Allah SWT selalu memberikan kesehatan, kasih sayang serta perlindungan terhadap ibu dan keluarga, amin. Terima kasih bu. 6. Bapak Prof. Dr. Abdul hamid, MS. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 7. Ibu Yessi Fitri, SE, AK, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis. 8. Bapak Suhendra S.Ag., MM selaku Koordinator Teknis Jurusan Akuntansi. 9. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi penulis selama masa perkuliahan. 10. Seluruh Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis. 11. Sahabat- sahabatku tersayang (Echa, Arini, Tyas, Widya, Putri, dan Wulan) yang selalu memberikan motivasi dan telah mewarnai hari-hari penulis selama ini. 12. Teman-temanku (Mba Muliah, Sarah, Dian Bastian, Firmanda dan Ibenk) yang menjadi tempat bertanya dan tukar pendapat. 13. Teman-teman seperjuangan di Akuntansi B dan Akuntansi Audit, yang membantu dan memberikan semangat. 14. Rekan-rekan mahasiswa Jurusan Akuntansi Angkatan 2007 yang telah memberi saran-saran yang berguna dalam penyusunan skripsi ini. ix 15. Para responden (Aparatur Inspektorat Kabupaten Bogor) yang telah bersedia membantu peneliti untuk memperoleh data yang diperlukan. 16. Pihak-pihak lain, yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu oleh penulis. Akhirnya, penulis menyadari bahwa apa yang terdapat dalam penulisan skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak khususnya bagi dunia Akuntansi dan Audit. Jakarta, Juni 2011 Lia Nurfarida x xi DAFTAR ISI Halaman Pengesahan Skripsi .......................................................................... i Halaman Pengesahan Ujian Skripsi ................................................................ ii Halaman Ujian Komprehensif ......................................................................... iii Halaman Surat Pernyataan ............................................................................ iv Daftar Riwayat Hidup ...................................................................................... v Abstract .............................................................................................................. vi Abstrak............................................................................................................... vii Kata Pengantar ................................................................................................. viii Daftar Isi ............................................................................................................ xi Daftar Tabel ...................................................................................................... xiv Daftar Gambar .................................................................................................. xv Daftar Lampiran ............................................................................................... xvi BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1 A. Latar Belakang ....................................................................................... 1 B. Perumusan Masalah ................................................................................ 9 C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 9 D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 11 A. Teori Tentang Variabel ........................................................................... 11 1. Etika .................................................................................................. 11 2. Budaya Etis Organisasi ..................................................................... 12 3. Orientasi Etika ................................................................................... 14 4. Komitmen Organisasi ........................................................................ 16 5. Sensitivitas Etika ............................................................................... 17 B. Penelitian sebelumnya ............................................................................ 19 C. Kerangka Pemikiran ............................................................................... 21 D. Pengembangan Hipotesis ....................................................................... 23 xi BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 27 A. Ruang Lingkup Penelitian ....................................................................... 27 B. Metode Penentuan Sampel ...................................................................... 27 C. Metode Pengumpulan Data ..................................................................... 28 1. Metode Pengumpulan Data ................................................................ 28 2. Sumber Data ....................................................................................... 29 D. Metode Analisis Data ............................................................................. 29 1. Statistik Deskriptif .............................................................................. 29 2. Uji Kualitas Data ............................................................................... 30 3. Uji Hipotesis ....................................................................................... 31 E. Operasional Variabel Penelitian ............................................................... 38 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 43 A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian............................................ 43 1. Sejarah Umum Perusahaan ................................................................. 43 2. Visi dan Misi ..................................................................................... 44 3. Tujuan, Sasaran dan Kebijakan .......................................................... 44 4. Tugas pokok dan fungsi inspektorat ................................................... 45 5. Struktur Organisasi…………………………………………………. 46 6. Tempat Dan Waktu Penelitian ........................................................... 47 7. Deskriptif Responden ........................................................................ 47 B. Análisis Data ........................................................................................... 50 1. Uji Validitas ...................................................................................... 50 2. Uji Reliabilitas .................................................................................... 54 C. Pengujian Kesesuain Model (goodness of fit) ......................................... 56 D. Hasil Uji Hipotesis…………………………………………………….. 59 1. Hasil Uji sub Struktur 1…………………………………………… 59 a) Hasil uji individual sub Struktur 1………………………… 59 b) Hasil uji korelasi sub Struktur 1…………………………… 63 c) Hasil uji simultan sub struktur 1…………………………… 65 xii d) Penerapan metode trimming……………………………….. 69 2. Hasil Uji sub Struktur 2…………………………………………… 74 a) Hasil uji individual sub Struktur 2………………………… 74 b) Hasil uji korelasi sub Struktur 2…………………………… 79 c) Hasil uji simultan sub struktur 1…………………………… 82 BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI ................................................... 89 A. Kesimpulan ................................................................................................ 89 B. Implikasi .................................................................................................... 90 C. Saran .......................................................................................................... 91 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 93 LAMPIRAN ...................................................................................................... 97 xiii DAFTAR TABEL No. Keterangan Hal. 2.1 Klasifikasi Orientasi etika ............................................... 15 2.2 Rekapitulasi hasil penelitian terdahulu ........................... 20 3.1 Operasional Variabel Penelitian...................................... 42 4.1 Distribusi Kuesioner ...................................................... 47 4.2 Deskriptif responden ...................................................... 48 4.3 Uji Validitas Variabel Budaya Etis Organisasi................ 50 4.4 Uji Validitas Variabel Idealisme………………………. 51 4.5 Uji Validitas Variabel Relativisme……………………. 52 4.6 Uji Validitas Variabel Komitmen Organisasi…………. 53 4.7 Uji Validitas Variabel Sensitivitas Etika……………… 54 4.8 Hasil Uji Reabilitas ........................................................ 55 4.9 Hasil Uji individual struktur 1 ........................................ 59 4.10 Hasil Uji korelasi sub struktur 1 ..................................... 63 4.11 Uji simultan sub struktur 1 .............................................. 65 4.12 Hasil Uji determinasi sub struktur 1 ............................... 66 4.13 Hasil Ujuindividual struktur 1- Trimming........................ 72 4.14 Hasil Uji korelasi sub struktur 1- Trimming ................... 71 4.15 Uji simultan sub struktur 1- rimming.............................. 71 4.16 Hasil Uji determinasi-Trimming ..................................... 72 4.17 Hasil Uji individual struktur 2 ........................................ 74 4.18 Hasil Uji korelasi sub struktur 2 ..................................... 80 4.19 Uji simultan sub struktur 2 .............................................. 82 4.20 Hasil Uji determinasi sub struktur 2 ............................... 83 4.21 Rekapitulasi hasil olah data struktur 2............................ 88 xiv DAFTAR GAMBAR No. Keterangan Hal. 2.1 Kerangka pemikiran ........................................................ 22 3.1 Hubungan Struktur I Variabel X1 dan X2 terhadap Y..... 34 3.2 Hubungan Struktur II Variabel X1, X2, dan Y terhadap Z 35 4.1 Struktur Organisasi ......................................................... 46 4.2 Hubungan Kausal Sub Struktur 1 Variabel X1, X2 , dan X3 terhadap Y......................................................................... 68 4.3 Diagram jalur Sub Struktur 1 Trimming ........................ 70 4.4 Hubungan Kausal Sub Struktur 1- Trimming................... 73 4.5 Hubungan Kausal Sub Struktur 2 Variabel X1, X2 dan Y terhadap Z ...................................................................... xv 86 DAFTAR LAMPIRAN No. Keterangan Hal. 1 Kuesioner Penelitian ....................................................... 97 2 Daftar Jawaban Responden ............................................ 104 3 Hasil Uji Validitas dan Reabilitas .................................. 108 4 Hasil Uji Hipotesis ......................................................... 117 xvi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan akuntansi sektor publik di Indonesia kini menjadi semakin pesat ini sejalan dengan adanya era baru dalam pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi fiskal. UU No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan UU No. 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah sebagai dasar penyelenggaraan otonomi daerah (Mardiasmo, 2002:24). Undang-undang tersebut kemudian direvisi dengan UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dan UU No. 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Bastian, 2006:334). Misi utama kedua Undang-Undang tersebut adalah dilaksanakannya desentralisasi. Desentralisasi merupakan pelimpahan wewenang dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah yang lebih rendah. Ada beberapa asas penting dalam Undang-Undang Otonomi Daerah yang perlu dipahami. Pertama, asas desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan oleh Pemerintah kepada Daerah Otonom dalam rangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kedua, asas desentralisasi adalah pelimpahan wewenang dari Pemerintah kepada Gubernur sebagai wakil pemerintah dan/atau perangkat pusat di daerah. Ketiga, tugas pemberian bantuan adalah penugasan dari pemerintah kepada daerah dan 1 desa serta dari daerah ke desa untuk melaksanakan tugas tertentu yang disertai pembiayaan, sarana dan prasarana serta sumber daya manusia dengan kewajiban melaporkan pelaksanaannya dan mempertanggungjawabbkannya kepada yang menugaskan. Keempat, perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah adalah suatu sistem pembiayaan pemerintah dalam kerangka Negara Kesatuan, yang mencakup pembagian keuangan antar pemerintah pusat dan daerah serta pemerataan antar daerah secara proporsional, demokratis, adil, dan transparan dengan memperhatikan potensi, kondisi, serta kebutuhan daerah sejalan dengan kewajiban dan pembagian kewenangan serta tata cara penyelenggaraan kewenangan tersebut, termasuk pengelolaan dan pengawasan pengelolaan (Bastian, 2006:338). Undang-Undang otonomi daerah ini memberikan implikasi terhadap akuntansi sektor publik, dalam pelaksanaan otonomi daerah pemerintah daerah dituntut untuk mampu memberikan informasi keuangan terhadap publik, DPRD, dan pihak-pihak yang menjadi stakeholder pemerintah daerah (Mardiasmo, 2002:26). Oleh karena itu pemerintah daerah diharapkan memiliki sistem akuntansi dan standar akuntansi keuangan pemerintah daerah yang memadai dan melakukan perbaikan mekanisme audit terhadap instansi pemerintah. Pengembangan terhadap sistem akuntansi pemerintah daerah merupakan suatu tantangan karena lingkungan sektor publik yang sangat kompleks sehingga membutuhkan kompetensi tersendiri untuk mendesain sistem akuntansi yang akan diterapkan (Mardiasmo, 2002:26). 2 Bukan merupakan rahasia lagi bahwa sektor publik di Indonesia sering mendapat penilaian negatif dari beberapa pihak, sektor publik dianggap sebagai sarang inefisiensi, pemborosan, sumber kebocoran dana dan institusi yang selalu merugi (Mardiasmo, 2002:26). Di Indonesia telah terjadi banyak kasus yang menjerat aparatur pemerintahan daerah, salah satunya adalah kasus yang menjerat Sekretaris Daerah (Sekda) Pemerintah Kota Bekasi Tjandra Utama Effendi, Ia dijatuhi hukuman penjara tiga tahun. Ia terbukti melakukan suap pada auditor BPK Jabar agar memberikan pendapat dengan penilaian Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) pada laporan hasil pemeriksaan terhadap Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota Bekasi tahun 2009 (Muhammad, 2010). Dalam kasus yang sama, dua PNS Kota Bekasi yakni Kepala Inspektorat Kota Bekasi Herry Luk-mantohari mendapat hukuman 2,5 tahun penjara. Sedangkan Herry Supar-jan yang menjabat sebagai kepala bidang aset dan akuntansi dinas pendapatan dan pengelolaan keuangan dan aset daerah Bekasi divonis dua tahun (Yudhistira, 2010). Berbagai kasus pelanggaran terhadap etika yang dilakukan oleh Aparatur Pemda tidak terlepas dari lemahnya pengawasan yang dilakukan oleh berbagai pihak yang berwenang. Inspektorat sebagai pihak yang diharapkan dapat menjadi ujung tombak untuk meningkatkan akuntabilitas dan transparansi dalam pengelolaan keuangan di daerah. Namun, sampai sekarang ini peran Inspektorat belum terlihat, peran Inspektorat ini menjadi sangat penting karena kebijakan otonomi daerah dan desentralisasi menempatkan kabupaten dan kota sebagai pelaksana terdepan 3 pembangunan (Falah, 2006:2). Peran Inspektorat belum terlihat terlebih lagi dalam kasus korupsi yang terjadi di Pemkot Bekasi pada tahun 2010 turut menyeret pula kepala Inspektorat kota Bekasi. Hal ini tentu saja menjadi catatan buruk kinerja Inspektorat Pemda terutama Pemda Bekasi. Sebagai salah satu fungsi vital dalam pemerintahan daerah, Inspektorat mempunyai tugas menyelenggarakan kegiatan pengawasan umum Pemda dan tugas lain yang diberikan kepala daerah, sehingga dalam tugasnya Inspektorat sama dengan internal auditor (Falah, 2006:2). Karena kesamaan peran Inspektorat dengan Profesi auditor internal maka diharapkan Inspektorat juga memiliki etika yang dijalankan secara konsekuen dan konsisten sesuai dengan standar dan kode etik profesi auditor internal. Sebagai suatu profesi, ciri utama auditor internal Pemda adalah kesediaan menerima tanggung jawab terhadap kepentingan masyarakat dan pihak-pihak yang dilayani. Agar dapat mengemban tanggung jawab ini secara efektif, auditor perlu memelihara standar perilaku yang tinggi dan memiliki standar praktik pelaksanaan pekerjaan yang handal (SPAI, 2004:6). Agar dapat mealakukan pekerjaanya sesuai dengan kode etik profesi, seorang auditor internal pemda (Aparatur Inspektorat) perlu memiliki sensitivitas etika, hal ini diharapkan dapat mempermudah auditor dalam pengambilan keputusan ketika berada pada situasi dilema etika. Untuk dapat melatih sensitivitasnya dalam hal pertimbangan etika, aparatur Inspektorat harus dapat mengakui ada masalah etika dalam pekerjaannya, 4 dan sensitivitas tersebut merupakan tahap awal dalam proses pengambilan keputusan etika (Aziza dan Salim, 2008:2). Dalam melaksanakan pekerjaannya seorang auditor internal kadang menghadapi permasalahan dalam budaya kerja, permasalahan tersebut adalah terabaikannya nilai-nilai etika dan budaya kerja dalam perusahaan sehingga melemahkan disiplin, etos kerja dan produktivitas kerja (Tamin, 2004). Maka penting bagi aparatur Inspektorat untuk peka terhadap masalah etika. Penelitian ini menguji faktor lingkungan dan personal yang mempengaruhi sensitivitas aparatur Inspektorat terhadap situasi yang mempunyai nilai moralitas. Faktor lingkungan yang dimaksud adalah budaya etis organisasi yang berkaitan erat dengan persepsi terhadap nilai-nilai moral (Falah, 2006:5). Budaya etis organisasi akan mempengaruhi orientasi etika aparatur Inspektorat dalam melaksanakan tugasnya dan juga akan berpengaruh pada sensitivitas etika. Menurut Forsyth Orientasi etika dikendalikan oleh dua karakteristik yaitu idealisme dan relativisme (Douglas et al, 2001:102). Selanjutnya faktor personal yang dimaksud adalah komitmen organisasional seorang aparatur Inspektorat. Seorang aparatur Inspektorat yang memiliki komitmen organisasional yang tinggi diharapkan mempunyai sensitivitas yang tinggi pula. Terkait dengan penelitian ini, Volker menemukan bahwa para profesional cenderung mengabaikan masalah etika ketika mereka terfokus pada masalah etika dalam Aziza dan Salim (2008:2). Oleh karena itu, penelitian ini menguji kembali 5 fenomena yang sama dari penelitian tersebut dalam profesi auditor internal pemerintah daerah (Aparatur Inspektorat) di Inspektorat Kabupaten Bogor, dan model dikembangkan untuk menjelaskan faktor personal dan lingkungan, yang mempengaruhi sensitivitas Aparatur Inspektorat Kabupaten Bogor pada situsasi etika. Westra menyatakan bahwa masalah etika merupakan masalah yang selalu di hadapi dalam profesi akuntan karena akuntan memiliki dua tuan yang harus di layani, yaitu klien dan masyarakat atau publik (Westra, 1986:120). Selain harus patuh pada pimpinan tempat bekerja, juga harus menghadapi tuntutan dari masyarakat untuk memberikan laporan yang jujur. Meskipun demikian, kemampuan untuk membuat pertimbangan etis dan bertindak secara etis merupakan syarat bagi auditor untuk mengenali suatu isu etis (Shaub, 1993). Hunt dan Vitell menyebutkan kemampuan seorang profesional untuk dapat mengerti dan sensitif akan adanya masalah-masalah etika dalam profesinya dipengaruhi oleh lingkungan budaya atau masyarakat di mana profesi itu berada, lingkungan profesi, lingkungan organisasi dan pengalaman pribadi (Hunt dan Vitell, 1986:10). Shaub et al., Khomsiyah dan Indriyantoro mengembangkan persepsi komponen etika pada penelitan Hunt dan Vitell dimana faktor-faktor yang mempengaruhi sensitivitas etika adalah lingkungan budaya dan pengalaman pribadi yang membentuk orientasi etika, lingkungan organisasi yang membentuk komitmen pada organisasi dan lingkungan profesi merupakan pembentuk komitmen pada profesinya (Falah, 2006:4). 6 Beberapa penelitian terdahulu mengenai pengaruh komitmen organisasi dan sensitivitas etika mendapatkan hasil yang berbeda. Dalam Aziza dan Salim disebutkan beberapa penelitian terdahulu, diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Sorensen dan Sorensen, hasil penelitiannya menyatakan bahwa karyawan dengan tingkat komitmen organisasi yang tinggi akan kurang sensitiv untuk situasi dimana tujuan organisasi berbeda dengan profesinya. Sebaliknya, dalam pnelitian Aranya dan Feris memberikan bukti pengaruh positif antara kedua varaibel tersebut yaitu tidak adanya konflik antara tujuan organisasi dan profesional dimana terdapat kesesuaian antara tujuan perusahaan dan profesi akuntan dalam Aziza dan Salim (2008:11). Penelitian ini merupakan rujukan pada penelitian yang telah dilakukan oleh Aziza dan Salim dengan judul: pengaruh orientasi etika pada komitmen dan sensitivitas etika auditor, yang menguji pengaruh sensitivitas etika auditor (didefinisikan sebagai kemampuan untuk mengakui sifat dasar etika pada situasi profesional auditor) dari: (1) orientasi etika personal dibentuk oleh lingkungan budaya dan pengalaman personal, (2) komitmen organisasi, dan (3) komitmen profesional. Juga menguji pengaruh orientasi etika dan komitmen profesional pada komitmen organisasiona. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa Orientasi etika auditor berpengaruh pada komitmen (profesional dan organisasional) dan terdapat pengaruh antara orientasi etika dengan sensitivitas etika. Auditor relativisme cenderung mengabaikan masalah etika dan idealisme 7 mampu mengakuii masalah etika serta setia pada profesi dan KAPnya. Adapun yang membedakan penelitian ini dengan penelitian tersebut antara lain: 1. Perbedaan Objek Penelitian. Pada penelitian ini objek yang akan digunakan adalah aparatur Inspektorat Kabupaten Bogor. Sedangkan pada penelitian sebelumnya, objek penelitian yang digunakan adalah auditor yang bekerja di KAP di Bengkulu dan Sumatra Selatan. 2. Perbedaan Variabel Penelitian. Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah budaya etis organisasi, orientasi etika, komitmen organisasi dan sensitivitas etika. Dengan menambahkan variabel budaya etis organisasi peneliti mengharapkan akan dapat diketahui seberapa besar peran budaya etis organisasi dalam meningkatkan sensitivitas etika auditor internal Pemda. Kelebihan penelitian ini adalah bukan hanya melihat pengaruh secara langsung dari budaya etis organisasi dan orientasi etika terhadap sensitivitas etika aparatur Inspektorat namun juga melihat pengaruh tidak langsungnya melalui komitmen organisasi terhadap sensitivitas etika auditor. Bertitik tolak pada latar belakang diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dan karya tulis yang berjudul: ”Pengaruh Budaya Etis Organisasi dan Orientasi Etika Terhadap Komitmen Organisasi dan Sensitivitas Etika Auditor”. Hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai 8 pihak. Selain itu penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi penelitian selanjutnya. B. Perumusan Masalah Berangkat dari latar belakang dan motivasi yang telah dipaparkan sebelumnya, masalah dalam penelitian ini dirumuskan dalam pertanyaan berikut: 1. Apakah budaya etis organisasi dan orientasi etika berpengaruh signifikan terhadap komitmen organisasi? 2. Apakah budaya berpengaruh etis organisasi, orientasi etika dan komitmen organisasi signifikan terhadap tingkat sensitivitas etika aparatur Inspektorat? C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berkaitan dengan permasalahan yang telah dirumuskan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: a. Untuk menganalisis tingkat signifikansi pengaruh budaya etis organisasi dan orientasi etika terhadap komitmen organisasi. b. Untuk menganalis tingkat signifikansi pengaruh budaya etis organisasi, orientasi etika dan komitmen organisasi terhadap tingkat sensitivitas etika aparatur Inspektorat. 9 2. Manfaat Penelitian Dengan dilaksanakannya penelitian ini, maka manfaat penelitian ini adalah: a. Bagi Audit Internal Pemerintah Daerah (Aparatur Inspektorat) Agar audit internal dapat lebih memahami mengenai masalah etika dalam profesinya dan agar mereka dapat lebih sensitif ketika mereka berada pada masalah dilema etika. b. Bagi Peneliti Untuk memberikan pengalaman dan pengetahuan yang yang sangat berarti terutama tentang pengaruh dari budaya etis organisasi dan orientasi etika terhadap komitmen organisasi dan sensitivitas etika aparatur Inspektorat. 10 BAB II TELAAH PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS A. Teori Tentang Variabel 1. Etika Etika, dalam bahasa latin "ethica", berarti falsafah moral. Etika merupaka pedoman cara bertingkah laku yang baik dari sudut pandang budaya, susila serta agama. Istilah etika jika dilihat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, memiliki tiga arti, yang salah satunya adalah nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat. Dari penjelasan mengenai definisi etika di atas dapat disimpulkan bahwa etika merupakan seperangkat aturan/norma/pedoman yang mengatur perilaku manusia, baik prilaku yang baik maupun buruk yang dianut oleh sekelompok/segolongan manusia/masyarakat/profesi. Dalam kode etik profesi akuntan diatur berbagai masalah, baik masalah prinsip yang harus melekat pada diri auditor, maupun standar teknis pemeriksaan yang juga harus diikuti oleh auditor, juga bagaimana ketiga pihak melakukan komunikasi atau interaksi (Falah, 2006:10). Dinyatakan dalam kode etik yang berkaitan dengan masalah prinsip bahwa auditor harus menjaga, menjunjung, dan menjalankan nilai-nilai kebenaran dan moralitas, seperti bertanggungjawab (responsibilities), berintegritas (integrity), bertindak 11 secara objektif (objectivity) dan menjaga independensinya terhadap kepentingan berbagai pihak (independence), dan hati-hati dalam menjalankan profesi (due care) (Syarifuddin, 2005:6). 2. Budaya Etis Organisasi Budaya organisasi adalah sistem makna dan keyakinan bersama yang dianut oleh para anggota organisasi yang menentukan sebagian besar cara mereka bertindak, budaya tersebut mewakili persepsi bersama yang dianut oleh para anggota organisasi tersebut (Robbins, 2003:58). Budaya organisasi pada intinya merupakan sebuah sistem dari nilai-nilai yang bersifat umum. Adapun nilai-nilai personal mulai dikembangkan pada saat awal kehidupan, seperti halnya kepercayaan pada umumnya, tersusun dalam sistem hirarki dengan sifat-sifat yang dapat dijelaskan dan diukur, serta konsekuensikonsekuensi perilaku yang dapat diamati (Douglas et al, 2001:103). Sistem nilai umum yang dijelaskan oleh Ouchi adalah Organisasi ini harus bergantung pada clan control atau operasi dari nilai umum yang kuat untuk mengendalikan sifat oportunis dan ketidakefisienan yang disebabkan oleh ketidaksesuaian antara tujuan individu dan organisasi, ini adalah bagian dari keseluruhan budaya organisasi (Douglas et al, 2001:103). Nilai-nilai tersebut merupakan inti dari budaya organisasi yang tercermin dalam praktek organisasi. 12 Robbins menyatakan bahwa proses penciptaan budaya organisasi terjadi dalam tiga cara. Pertama, para pendiri hanya memperkerjakan dan mempertahankan karyawan yang memiliki pola pikir sama dan sependapat dengan cara-cara yang mereka tempuh. Kedua, mereka mengindoktrinasikan dan mensosialisasikan para karyawan ini dengan cara berpikir dan cara berperasaan mereka. Bila organisasi berhasil, maka visi pendiri menjadi terlihat sebagai penentu utama keberhasilan. Pada titik ini, keseluruhan kepribadian pendiri menjadi tertanam ke dalam budaya organisasi (Robbins, 2003:315). Robbins membedakan budaya yang kuat dan budaya yang lemah. Budaya yang kuat mempunyai dampak yang lebih besar pada perilaku karyawan dan lebih langsung terkait dengan pengutangan turn-over karyawan. Dalam budaya yang kuat, nilai inti organisasi dipegang secara mendalam dan dianut bersama secara meluas (Robbins, 2003:309). Makin banyak anggota yang menerima nilai-nilai inti dan makin besar komitmen mereka pada nilainilai tersebut, maka makin kuat budaya tersebut. Budaya yang kuat juga memperlihatkan kesepakatan yang tinggi di kalangan anggota mengenai apa yang dipertahankan oleh organisasi. Kebulatan maksud tersebut selanjutnya membina keakraban, kesetiaan, dan komitmen organisasi (Robbins, 2003:309). 13 3. Orientasi Etika Menurut Forsyth (1980) yang juga didukung oleh penelitian- penelitian sebelumnya dalam bidang psikologi membuktikan bahwa orientasi etika dikendalikan oleh dua karakteristik yaitu idealisme dan relativisme. ldealisme mengacu pada suatu hal yang dipercaya oleh individu dengan konsekuensi yang dimiliki dan diinginkannya tidak melanggar nilai-nilai moral, Sedangkan relativisme adalah suatu sikap penolakan terhadap nilainilai moral yang absolut dalam mengarahkan perilaku etis dalam Falah (2006:18). Sikap idealis juga diartikan sebagai sikap tidak memihak dan terhindar dari berbagai kepentingan. Seorang akuntan yang tidak bersikap idealis hanya mementingkan dirinya sendiri agar mendapat fee yang tinggi dengan meninggalkan sikap independensi. Di sisi lain, sikap relativisme secara implisit menolak moral absolut pada perilakunya. Kedua konsep tersebut bukan merupakan dua hal yang berlawanan tetapi lebih merupakan skala yang terpisah, yang dapat dikategorikan menjadi empat klasifikasi sikap orientasi etika : (1) Situasionisme, (2) Absolutisme, (3) Subyektif dan (4) Eksepsionis. Penjelasan mengenai empat klasifikasi sikap dalam orientasi tersebut dijelaskan dalam tabel 2.1 sebagai berikut: 14 Tabel 2.1 Klasifikasi Orientasi Etika Relativisme Tinggi Idealisme Tinggi Situasionis Menolak aturan moral, membela analisis Relativisme Rendah Absolutisme Mengasumsikan bahwa hasil yang terbaik hanya individual atas setiap dicapai dengan mengikuti tindakan dalam setiap aturan moral secara situasi universal Idealisme Rendah Subyektif Eksepsionis Penghargaan lebih Moral secara mutlak didasarkan pada nilai digunakan sebagai personal dibandingkan pedoman pengambilan prinsip moral secara keputusan namun secara universal pragmatis terbuka untuk melakukan pengecualian terhadap standar yang berlaku. Sumber: Forsyth (1980) Penelitian Hunt dan Vitell yang dilakukan pada manajemen pemasaran mendukung adanya hubungan orientasi etika dengan faktor eksternal seperti lingkungan budaya, lingkungan industri atau perusahaan, lingkungan organisasi dan pengalaman pribadi yang merupakan faktor internal individu tersebut (Falah, 2006:19). 15 4. Komitmen Organisasi Komitmen organisasi dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan di mana seorang karyawan memihak pada suatu organisasi tertentu dan tujuantujuannya, serta berniat memelihara keanggotaan dalam oganisasi itu (Wijayanti, 2008:2). Menurut Aranya dan Feris komitmen organisasi dapat didefinisikan sebagai: (1) sebuah kepercayaan dan dukungan terhadap tujuan dan nilai organisasi, (2) sebuah keinginan untuk menggunakan usaha yang sungguh-sungguh guna kepentingan organisasi, (3) keinginan untuk memelihara keanggotaan dalam organisasi. Selanjutnya dalam penelitian ini, komitmen organisasi terdiri dari tiga indikator sejalan dengan penelitian Meyer et al (1990:1-18). Penelitian tersebut mengembagkan konsep multitidimensi komitmen organisasi yang membagi komitmen kedalam dimensi-dimensi sebagai berikut: a. Komitmen Afektif (Affective Commitment). Komitmen Afektif merupakan dimensi dari komitmen organisasi yang lebih menekankan pada emosional individu. Pada dimensi komitmen organisasi ini, anggota organisasi lebih tertarik masuk organisasi/perusahaan disebabkan oleh dorongan afektifnya daripada kognitifnya. b. Komitmen Kontinuan (Continuance Commitment). Merupakan biaya yang dirasakan yaitu berkaitan dengan biaya-biaya yang terjadi jika meninggalkan organisasi. 16 c. Komitmen Normatif (Normative Commitment). Komponen normatif dari komitmen ditekankan pada perasaan loyaliti terhadap organisasi tertentu yang terbentuk dari pendalaman tekanan-tekanan normatif yang mendesak dari seseorang. Menurut Setiawan dan Ghozali hal yang umum bagi ketiga dimensi tersebut adalah: Pandangan bahwa komitmen merupakan kondisi psikologis yang mencirikan hubungan antara pegawai dengan organisasi dan memiliki implikasi pada keputusan untuk tetap berada atau meninggalkan organisasi. Namun sifat dari kondisi psikologis untuk setiap bentuk komitmen sangat berbeda. Seorang pegawai dengan komitmen afektif yang kuat akan tetap berada dalam organisasi karena pegawai tersebut menginginkannya, pegawai dengan komitmen kontinuan yang kuat akan tetap berada dalam organisasi karena membutuhkan organisasi tersebut, dan pegawai dengan komitmen normatif yang kuat tetap berada dalam organisasi karena mereka harus melakukannnya (Setiawan dan Ghozali, 2006:194). 5. Sensitivitas Etika Auditor Audit Internal adalah kegiatan assurance dan konsultasi yang independen dan obyektif, yang dirancang untuk memberikan nilai tambah dan meningkatkan kegiatan operasi organisasi. Audit internal membantu organisasi untuk mencapai tujuannya, melalui suatu pendekatan yang sistematis dan teratur untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas pengelolaan risiko, pengendalian, dan proses governance (SPAI, 2004:5). Dalam SPAI juga disebutkan bahwa: Sebagai sebuah Profesi Auditor Internal, ciri utama auditor internal adalah kesediaan menerima tanggungjawab terhadap kepentingan pihak-pihak yang dilayani. Agar dapat mengemban tanggungjawab ini secara efektif, auditor internal perlu memelihara standar perilaku yang tinggi. Oleh karenanya, Konsorsium Organisasi Profesi Auditor Internal dengan ini menetapkan Kode Etik bagi para auditor internal. Kode Etik ini memuat standar perilaku sebagai 17 pedoman bagi seluruh auditor internal. Standar perilaku tersebut membentuk prinsip-prinsip dasar dalam menjalankan praktik audit internal. Para auditor internal wajib menjalankan tanggungjawab profesinya dengan bijaksana, penuh martabat, dan kehormatan. Dalam menerapkan Kode Etik ini auditor internal harus memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pelanggaran terhadap standar perilaku yang ditetapkan dalam Kode Etik ini dapat mengakibatkan dicabutnya keanggotaan auditor internal dari organisasi profesinya (SPAI, 2004:6). Kemampuan seorang profesional untuk berperilaku etis sangat dipengaruhi oleh sensitivitas individu tersebut. Sensitivitas etika dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk mengakui sifat dasar etika dari sebuah keputusan (Aziza dna Salim, 2008:3). Faktor yang penting dalam menilai perilaku etis adalah adanya kesadaran para individu bahwa mereka adalah agen moral atau pihak yang harus melakukan tindakan sesuai dengan ketentuan moral yang berlaku universal. Rest (1983) dalam Falah (2006:19) mengajukan model atau rerangka analisis empat komponenkerangka kerja untuk meneliti pengembangan proses berpikir moral individual dan perilaku individu dalam mengambil keputusan dimana tiap komponen tersebut mempengaruhi perilaku moral dan kegagalan pada komponen dapat menyebabkan perilaku yang tidak etis. Komponen tersebut dicirikan sebagai berikut: a. Pengenalan individu akan keberadaan masalah etis dan pengevaluasian pengaruh pilihan perilaku potensial pada kesejahteraan pihak yang terimbas. b. Penentuan perilaku moral secara ideal yang sesuai untuk sebuah situasi. 18 c. Keputusan pada tindakan yang dimaksud berkaitan dengan berbagai hasil yang dinilai dan implikasi moralnya. d. Pelaksanaan perilaku yang dimaksud tersebut. Hunt dan Vitell mengembangkan sebuah model untuk menjelaskan proses pengambilan keputusan etika, dimana langkah awal individual menerima masalah etika, sampai pada pertimbangan etika (ethical judgment), berkembang pada niat, dan akhirnya terbawa pada perilaku. Faktor-faktor dimana Hunt dan Vitell memprediksi pengaruh kemampuan seseorang untuk mempersiapkan masalah etika meliputi lingkungan budaya, lingkungan industri, lingkungan organisasi, dan pengalaman personal (Hunt dan Vitell, 1986:8). Teori dalam penelitian ini untuk menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi sensitivitas etika akuntan berdasarkan teori Hunt dan Vitell. Secara khusus, pengalaman personal, lingkungan budaya, dan lingkungan organisasional (perusahaan) dihipotesiskan untuk mempengaruhi kemampuan mereka dalam mengenal situasi yang memuat etika. B. Penelitian Sebelumnya Berikut ini dalam tabel 2.2 dijelaskan mengenai rangkuman penelitian- penelitian terdahulu yang mendasari peneliti dalam melakukan penelitian ini: 19 Table 2.2 Rekapitulasi Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu No Peneliti Variable 1. Aziza dan Salim (2008) 2. Falah (2006) Orientasi etika, Komitmen dan sensitivitas etika Budaya etis organisasi, Orientasi etika dan sensitivitas etika 3. Hunt et al (1989) 4. 5. Nilai etika perusahaan dan komitmen organisasi Renyowijoyo Budaya (2003) Organisasi, Komitmen organisasi, Kepuasan kerja, dan Prestasi kerja Patricia etika, penilaian Casey etika, etika Douglas orientasi, Ronald A. intensitas moral, Davidson etika organisasi Bill N. Sch budaya, nilai(2001) nilai pribadi Alat Analisis Path Analysis Path Analysis ANOVA Path Analysis Temuan Orientasi etika auditor berpengaruh pada komitmen Budaya etis organisasi berpengaruh positif terhadap idealisme, relativisme berpengaruh negatif terhadap sensitivitas etika. Nilai etis perusahaan berpengaruh signifikan terhadap komitmen organisasi Budaya organisasi berpengaruh positif terhadap komitmen organisasi, kepuasan kerja dan prestasi kerja karyawan. ANCOVA Orientasi etika dan analisis berhubungan dengan jalur keputusan etika dalam intensitas situasi moral, etika organisasi secara tidak langsung berpengaruh terhadap keputusan etika 6. Wijayanti Komitmen, Regresi Komitmen organisasional (2008) kepuasan kerja Berganda dan Profesional tidak dan Motivasi memiliki pengaruh secara signifikan terhadap kepuasan kerja auditor internal, Sumber: Dikembangkan untuk skripsi ini 20 C. Kerangka Pemikiran Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, bahwa kemampuan seorang Profesional untuk dapat mengerti dan sensitif akan adanya masalah-masalah etika dalam profesinya dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor lingkungan budaya, lingkungan profesi, lingkungan organisasi dan pengalaman pribadi. Faktor lingkungan budaya dan pengalaman pribadi adalah yang membentuk orientasi etika, sedangkan lingkungan organisasi adalah yang membentuk komitmen organisasional. Orientasi etika dikendalika oleh dua karakteristik yaitu idealisme dan relativisme, Orientasi etika seorang auditor internal mempengaruhi tingkat komitmen organisasional auditor internal tersebut. Komitmen organisaional seorang auditor internal juga dipengaruhi oleh budaya etis organisasi. Budaya etis organisasi akan mempengaruhi orientasi etika auditor internal ketika sedang melaksanakan pekerjaanya dan pada akhirnya akan mempengaruhi sensitivitas etika auditor internal ketika mereka berada pada situasi yang berkaitan dengan masalah etika. Berdasarkan beberapa telaah teoritis yang diuraikan dalam penelitianpenelitian terdahulu, maka diajukan bentuk modal penelitian seperti gambar 2.1 yang merupakan kerangka konseptual dan sekaligus sebagai alur pikir perumusan hipotesis. 21 Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Inspektorat Pemerintah Kabupaten Bogor Auditor Internal Pemerintah Daerah Budaya Etis Organisasi (X1) Idealisme (X2) Relativisme (X3) Komitmen Organisasi (Y) Sensitivitas Etika (Z) Analisis Jalur Trimming Uji t Uji F Interpretasi 22 D. Pengembangan Hipotesis Hunt dan Vitell memprediksi pengaruh kemampuan seseorang untuk mempersiapkan masalah etika meliputi lingkungan budaya, lingkungan industri, pengalaman personal, dan lingkungan organisasional (perusahaan). Faktor lingkungan budaya dan pengalaman pribadi adalah membentuk orientasi etika, lingkungan organisasi adalah yang membentuk komitmen organisasional. Berdasarkan teori Hunt dan Vitell diketahui bahwa komitmen organisasi dibentuk oleh lingkungan organisasional. Penelitian Hunt et al membuktikan bahwa budaya etis organisasi (perusahaan) berpengaruh signifikan terhadap komitmen organisasi (Hunt et al, 1989:79-90). Selain budaya etis organisasi komitmen organisasi juga dipengaruhi oleh orientasi etika, penelitian Shaub et al membuktikan bahwa orientasi etika berpengaruh terhadap komitmen organisasi (Falah, 2006:22). Oleh sebab itu peneliti membuat hipotesis yang pertama untuk melihat pengaruh secara simultan antara budaya etis organisasi dan orientasi etika terhadap komitmen organisasi. Ha1 = Budaya etis organisasi dan orientasi etika berpengaruh secara signifikan dan simultan terhadap komitmen organisasional. Selanjutnya hipotesis kedua, ketiga dan keempat dibuat untuk melihat pengaruh secara parsial antara budaya etis organisasi dan orientasi etika terhadap komitmen organisasi. Ha2 = Budaya etis organisasi berpengaruh secara signifikan terhadap komitmen organisasi. 23 Ha3 = Idealisme dari orientasi etika auditor berpengaruh secara signifikan terhadap komitmen organisasi. Ha4 = Relativisme dari orientasi etika auditor berpengaruh secara signifikan terhadap komitmen organisasi. Sebagaimana teori dan penelitian yang diungkapkan peneliti untuk mendukung dibuatnya hipotesis di atas, diketahui bahwa budaya etis organisasi dan orientasi etika berpengaruh terhadap komitmen organisasi. Seperti telah dikemukakan sebelumnya dalam teori Hunt dan Vitel bahwa faktor- faktor yang dapat membuat seorang profesional dapat lebih sensitif terhadap masalah-masalah etika adalah lingkungan budaya dan pengalaman yang membentuk orientasi etika dan lingkungan organisasional yang membentuk komitmen organisasi. Berdasarkan teori tersebut peneliti membuat hipotesis yang kelima untuk melihat pengaruh secara simultan antara budaya etis organisasi, orientasi etika dan komitmen organisasi terhadap tingkat sensitivitas etika auditor internal, yaitu: Ha5= Budaya etis organisasi, orientasi etika dan komitmen organisasi berpengaruh secara signifikan dan simultan terhadap tingkat sensitivitas etika auditor internal. Teori Hunt dan Vitell menyebutkan kemampuan seorang profesional untuk dapat mengerti dan sensitif akan adanya masalah-masalah etika dalam profesinya dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah faktor lingkungan budaya atau masyarakat di mana profesi itu berada. Sejalan dengan hal itu penelitian Douglas et al juga membuktika bahwa budaya etis organisasi berpengaruh 24 terhadap penilaian etis (Douglas et al, 2001:111). Berdasarkan teori tersebut peneliti membuat hipotesis yang keenam untuk melihat pengaruh secara parsial antara budaya etis organisasi terhadap tingkat sensitivitas etika auditor internal, yaitu: Ha6 = Budaya etis organisasi berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat sensitivitas etika auditor. Dua hipotesis selanjutnya didesain untuk menguji pengaruh antara idealisme dan relativisme dari orientasi etika auditor. Beberapa penelitian sebelumnya menunjukan bahwa orientasi etika berpengaruh terhadap sensitivitas etika, diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Shaub, et.al dan Khomsiyah dan Indryantoro Seorang auditor yang absolutis (relativisme rendah, idealisme tinggi) akan taat pada standar moral dan akan menunjukkan tingkat sensitivitas etika yang tinggi sedangkan relativisme rendah lebih sensitif terhadap situasi yang melanggar norma atau peraturan (Aziza dan Salim, 2008:9). Oleh karena itu, hipotesis ketujuh dan ke delapan memprediksi pengaruh secara parsial antara variabel orientasi etika terhadap tingkat sensitivitas etika auditor internal. Ha7 = Idealisme dari orientasi etika auditor berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat sensitivitas etika auditor internal. Ha8= Relativisme dari orientasi etika auditor berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat sensitivitas etika auditor internal. 25 Hipotesis selanjutnya dibuat untuk organisasional terhadap sensitivitas etika. melihat pengaruh komitmen Menurut Sorensen dan Sorensen karyawan dengan tingkat komitmen organisasi yang tinggi akan kurang sensitiv untuk situasi dimana tujuan organisasi berbeda dengan profesinya. Sebaliknya, Aranya dan Feris memberikan bukti pengaruh positif antara kedua varaibel tersebut yaitu tidak adanya konflik antara tujuan organisasi dan profesional dimana terdapat kesesuaian antara tujuan perusahaan dan profesi auditor. Didasarkan pada perbedaan hasil penelitian-penelitian sebelunnya sehingga hipotesis terakhir yang peneliti buat untuk mengkonfirmasi kedua hasil penelitian diatas adalah sebagai berikut: Ha9 = Komitmen Organisasi berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat sensitivitas etika auditor internal. 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kausalitas yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan serta pengaruh antara dua variabel atau lebih. Variabel dalam penelitian ini adalah budaya etis organisasi, orientasi etika (idealisme dan relativisme), komitmen organisasi dan sensitivitas etika auditor. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh budaya etis organisasi dan orientasi etika terhadap komitmen organisasional dan sensitivitas etika auditor. B. Metode Penentuan Sampel Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian biasanya berupa sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu. Populasi penelitian ini merupakan aparatur Inspektorat yang berada diwilayah Bogor. Metode penarikan sample dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Purposive sampling adalah tekhnik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (umumnya disesuaikan dengna tujuan dan masalah penelitian), elemen populasi yang dipilih sebagai sampel dibatasi pada elemen-elemen yang dapat memberikan informasi berdasarkan pertimbangan tersebut (Rochaety, 2007:66). 27 Karena jumlah populasi telah diketahui maka peneliti menggunakan rumus slovin dalam penentuan jumlah sampel yang dipakai dalam penelitian ini. Rumus Slovin mempersyaratkan anggota populasi (populasi) itu diketahui jumlahnya (simbulnya N), Jika populasi tidak diketahui jumlah anggotanya (populasi tak terhingga), maka rumus slovin tidak dapat digunakan (Tatang, 2011). Rumus slovin adalah sebagai berikut: n = N/(1 + Ne^2) n = Number of samples (jumlah sampel) N = Total population (jumlah seluruh anggota populasi) e = Error tolerance (toleransi terjadinya galat; taraf signifikansi; untuk sosial dan pendidikan lazimnya 0,05) –> (^2 = pangkat dua) C. Metode Pengumpulan Data 1. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang dikirim langsung kepada responden yang disebut dengan personal survey. Data diperoleh dengan menggunakan kuesioner yang dibagikan secara langsung Kasubag, auditor, Irban dan aparatur biasa yang bekerja di Inspektorat Kabupaten Bogor. Kasubag, auditor, Irban dan aparatur biasa yang menjadi sampel akan dikirimi kuesioner yang berisi kumpulan pertanyaan tentang budaya etis organisasi, orientasi etika, komitmen organisasi dan sensitivitas etika auditor. 28 Jangka waktu pengiriman kuesioner adalah 1 (satu) minggu setelah tanggal pengiriman kuesioner. Sebelum pengambilan kuesioner sahari sebelumnya peneliti menghubungi pihak perusahaan via telephone untuk memastikan apakah kuesioner yang dibagikan kepada responden telah diisi sesuai dengan kriteria responden dan sudah bisa diambil untuk selanjutnya data tersebut diolah oleh peneliti. 2. Sumber Data Data yang akan dikumpulkan adalah jenis data primer. Data primer adalah yang didapat dari sumber pertama baik dari individu atau perseorangan seperti hasil dari wawancara atau hasil pengisian kuesioner (Umar, 2009:42). Data primer secara langsung dikumpulkan oleh peneliti untuk menjawab pertanyaan penelitian. Data primer berupa opini subjek secara individual atau kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda, kejadian atau kegiatan, dan hasil pengujian. Dalam penelitian ini peneliti mengumpulkan data primer dengan metode survei dan observasi. D. Metode Analisis Data 1. Statistik Deskriptif Memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi) (Ghozali, 2006:19). 29 2. Uji Kualitas Data Untuk melakukan uji kualitas data atas data primer ini, maka peneliti melakukan uji reliabilitas dan validitas. Metode analisis data yang digunakan di penelitian ini adalah metode analisis statistik yang perhitungannya dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 18.0. a. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur konsistensi jawaban responden. Suatu kuesioner dikatakan reliable jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Pengukuran reliabilitas dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu: 1) Repeated Measure atau pengukuran ulang, disini seseorang akan disodori pertanyaan yang sama pada waktu yang bertbeda, dan kemudian dilihat apakah ia tetap konsisten terhadap jawabannya. 2) One Shot atau pengukuran sekali saja, pengukurannya hanya sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pengukuran reliabilitas yang dilakukan dengan One Shot. Untuk mengukur reliabilitas digunakan uji statistic Cronbach Alpha (α). Suatu variabel dikatakan realibel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60. Sedangkan, jika sebaliknya data tersebut dikatakan tidak realibel (Ghozali, 2006:41-42). 30 b. Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidak suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada keusioner mampu mengungkapakan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Pengujian validitas ini menggunakan Pearson Correlation yaitu dengan cara menghitung korelasi antara nilai yang diperoleh dari pertanyaan-pertanyaan. Apabila Pearson Correlation yang didapat memiliki nilai di bawah 0,05 berarti data yang diperoleh adalah valid. 3. Uji Hipotesis Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan model analisis jalur (path analysis). Analisis jalur merupakan perluasan dari analisis regresi linear berganda. Analisis jalur adalah penggunaan analisis regresi untuk menaksirkan hubungan kausalitas antar variabel yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan teori (Ghozali, 2006:45). Model path analysis digunakan untuk menganalisis pola hubungan antara variabel dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung seperangkat variabel bebas (independen) terhadap variabel terkait (dependen) (Ghozali, 2006:45). Teknik analisa jalur ini akan digunakan dalam menguji besarnya kontribusi yang ditunjukan oleh koefisien jalur pada setiap diagram jalur dari 31 hubungan kausal antara variabel X1, X2 dan X3 terhadap Y pada diagram jalur digunakan dua macam anak panah (Riduwan dan Engkos, 2007:15-18). a. Anak panah satu arah yang menyatakan pengaruh langsung dari sebuah variabel eksogen [variabel penyebab] terhadap sebuah variabel endogen [varibel akibat ], misalnya X1 X2 dan X1 Y b. Anak panah dua arah yang menyatakan hubungan korelasional antara variabel eksogen, misalnya X1 X2 Langkah-langkah menguji path anlysis adalah sebagai berikut: a. Merumuskan hipotesis dan persamaan struktural, gambarkan diagram jalur lengkap, tentukan sub-sub strukturnya dan rumuskan persamaan strukturalnya yang sesuai hipotesis yang diajukan. b. Menghitung koefisien jalur yang didasarkan pada koefisien regresi, Menghitung koefisien regresi untuk struktur yang telah dirumuskan. c. Menghitung koefisien jalur secara simultan (keseluruhan). Uji secara keseluruhan hipotesis statistik dirumuskan sebagai berikut: Ha: ρx1y= ρx2y = ......... = ρxky ≠ 0 1) Kaidah pengujian signifikansi secara manual menggunakan table F dengan taraf signifikan (α) = 0,05 2) Kaidah pengujian signifikansi dengan program SPSS 32 (a) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau [0,05 ≤ Sig], maka Ha ditolak, artinya tidak signifikan (b) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau [0,05 ≥ Sig], maka Ha diterima, artinya signifikan. d. Menghitung koefisien jalur secara individu Hipotesis penelitian yang akan diuji dirumuskan menjadi hipotesis statistik sebagai berikut: Ha: ρx1y ≠ 0 Secara individual uji statistik yang digunakan adalah uji t. Selanjutnya untuk mengetahui signifikasi analisis jalur bandingkan antara nilai probabilitas 0,05 dengan nilai probabilitas Sig dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut: 1) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau [0,05 ≤ Sig], maka Ha ditolak, artinya tidak signifikan. 2) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau [0,05 ≥ Sig], maka Ha diterima, artinya signifikan. 33 Model persamaan untuk menguji hipotesis dengan analisis jalur dapat dibuat melalui persamaan struktur sebagai berikut: Gambar 3.1 Hubungan Struktur I Variabel X1 dan X2 terhadap Y ρyε1 Г12 Г13 Г23 Budaya Etis Organisasi (X1) ρx1y Komitmen Organisasi (Y) Idealisme (X2) Relativisme (X2) ρx3y Struktur I Y = ρx1yX1 + ρx2yX2+ ρx3yX3+ ρyε1 Y = ρx1yX1 + ρyε1 Y = ρx2yX2+ ρyε1 Y = ρx3yX3+ ρyε1 34 Gambar 3.2 Hubungan Struktur II Variabel X1, X2, dan Y terhadap Z ε2 ε1 ρzε2 Budaya Etis Organisasi (X1) ρx1z ρx 1 y r13 Г12 Idealisme (X2) Komitmen Organisasi (Y) ρ X2 y ρyz Sensitivit as etika (Z) ρx 3 y Relativisme (X3) ρx3z Struktur II Z = ρx1zX1 + ρx1zX2+ ρx1zX3+ ρzε2 Z = ρx1zX1+ ρzε2 Z = ρx2zX2+ ρzε2 Z = ρx3zX3+ ρzε2 Z = ρyzY + ρzε2 Dimana Z = Sensitivitas Etika Auditor X1 = Budaya Etis Organisasi X2 = Idealisme X3 = Relativisme Y = Komitmen Organisasi 35 Pengujian hipotesis dengan analisis jalur, dapat dilakukan melalui: a. Pengujian secara simultan (Uji Statistik F) Pengujian secara simultan (Uji statistik F) menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh semua variabel independen yang dimasukkan dalam model secara bersama-sama terhadap variabel dependen yang diujipada tingkat signifikan. Untuk mengetahui signitifikasi analisis Sig dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut (Riduwan dan Engkos, 2007:132).: Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau (0,05 ≥ Sig), Ha diterima, artinya signifikan. Hipotesis Struktur I adalah sebagai berikut: Ha : ρyx1 , ρyx2, ρyx3 ≠ 0 Ha1 = Budaya etis organisasi, idealisme dan relativisme berpengaruh secara signifikan dan simultan terhadap komitmen organisasional. Hipotesis Struktur II adalah sebagai berikut: Ha : ρzy , ρzx3, ρzx2 , ρzx1 ≠ 0 36 Ha5 = Budaya etis organisasi, idealisme, relativisme dan komitmen organisasi berpengaruh secara signifikan dan simultan terhadap tingkat sensitivitas etika auditor internal. b. Pengujian secara individual (Uji t) Pengujian secara individual (Uji t) digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masing-masing variabel independen secara individual terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikasi 0,05 (Ghozali, 2006:84). Menurut Riduwan dan Engkos untuk mengetahui signitifikasi analisis Sig dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut: Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau (0,05 ≥ Sig), Ha diterima, artinya signifikan. Hipotesis Struktur I adalah sebagai berikut: Ha : ρyx1 ≠ 0 Ha2 = Budaya etis organisasi berpengaruh secara signifikan terhadap komitmen organisasi. Ha : ρyx2 ≠ 0 Ha3 = Idealisme dari orientasi etika auditor berpengaruh secara signifikan terhadap komitmen organisasi. Ha4 = Relativisme dari orientasi etika auditor berpengaruh secara signifikan terhadap komitmen organisasi. 37 Hipotesis Struktur II adalah sebagai berikut: Ha : ρzx1 ≠ 0 Ha6 = Budaya etis organisasi berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat sensitivitas etika auditor. Ha : ρzx2 ≠ 0 Ha7 = Idealisme dari orientasi etika auditor berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat sensitivitas etika auditor internal. Ha8 = Relativisme dari orientasi etika auditor berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat sensitivitas etika auditor internal. Ha : ρzy ≠ 0 Ha9 = Komitmen Organisasi berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat sensitivitas etika auditor internal. D. Operasional Variabel Penelitian 1. Budaya Etis Organisasi Budaya etis organisasi adalah pandangan luas tentang persepsi karyawan pada tindakan etis pimpinan yang menaruh perhatian pentingnya etika di perusahaan dan akan memberikan penghargaan ataupun sangsi atas tindakan yang tidak bermoral. Budaya etis organisasi 38 diukur dengan menggunakan 5 item yang dikembangkan oleh Hunt et al (Falah, 2006:27). Setiap item pertanyaan berisi tentang tindakan-tindakan yang dilakukan pimpinan terhadap bawahannya pada tindakan yang etis maupun tidak etis. Pengukuran budaya etis organiasi diukur dalam 5 pertanyaan. Skala Likert 1 sampai 5 digunakan untuk menunjukkan respon dari tindakan etis (1 – sangat tidak setuju sampai 5 – sangat setuju). Semakin tinggi nilai skala menunjukkan semakin tinggi budaya etis organisasi. 2. Orientasi Etika a. Idealisme Idealisme dalam penelitian ini adalah suatu hal yang dipercaya individu tentang konsekuensi yang dimiliki dan diinginkan tidak melanggar nilai-nilai etika. Idealisme diukur dengan menggunakan 10 item yang dikembangkan Forsyth (Falah, 2006:27). Setiap item pertanyaan merupakan sikap idealisme seseorang terhadap nilai-nilai moral. Skala Likert 1 sampai 5 digunakan untuk menunjukkan respon dari kriteria sifat-sifat idealisme (1 – sangat tidak setuju sampai – sangat setuju ). Semakin tinggi nilai skala menunjukkan semakin tinggi idealisme seseorang. 39 b. Relativisme Relativisme yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kepercayaan individual untuk dapat menolak moral dalam perilakunya. Selain mempunyai sifat idealisme, juga terdapat sisi relativism pada diri seseorang. Relativisme diukur dengan menggunakan 10 item yang dikembangkan Forsyth. Setiap item pertanyaan merupakan sikap relativisme seseorang terhadap nilai-nilai moral. Skala Likert 1 sampai 5 digunakan untuk menunjukkan respon dari kriteria sifat-sifat relativisme (1 –sangat tidak setuju sampai 5 – sangat setuju ). Semakin tinggi nilai skala menunjukkan semakin tinggi relativisme. 3. Komitmen Organisasional Komitmen organisasional yaitu kekuatan individu untuk tetap menjadi anggota organisasi yang ditunjukkan dengan kerja kerasnya. Setiap item pertanyaan merupakan sikap komitmen seseorang terhadap organisasinya. Pengukuran komitmen organisasional dilakukan dengan memodifikasi instrumen yang pernah dikembangkan oleh R. T. Modway, R. M. Steers, and L. W. Porter (1979) dalam (Wijayanti, 2008:9). Skala Likert 1 sampai 5 digunakan untuk menunjukkan respon dari kriteria sifat-sifat 40 relativisme (1 –sangat tidak setuju sampai 5 – sangat setuju ). Semakin tinggi nilai skala menunjukkan semakin tinggi komitmen. 4. Sensitivitas Etika Sensitivitas yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah kemampuan untuk mengakui sifat dasar etika pada situasi profesional auditor. Sensitivitas etika diukur dengan memodifikasi skenario sensitivitas etika Shaub (1993), yaitu: kegagalan akuntan dalam mengerjakan pekerjaan sesuai dengan waktu yang diminta, penggunaan jam kantor untuk kepentingan pribadi, subordinasi judgement akuntan dalam hubungannya dengan prinsip-prinsip akuntansi, pada skala Likert 1 sampai 5 digunakan untuk menunjukkan respon dari kriteria sensitivitas (1 – sangat tidak setuju sampai 5 – sangat setuju ). Semakin tinggi nilai skala menunjukkan semakin tinggi sensitivitas etika. Berikut ini tabel 3.1 yang menjelaskan variabel operasional dalam penelitian ini: 41 Tabel 3.1 Operasional Variabel Penelitian Variabel Budaya Etis organisasi (X1) Falah (2006) Idealisme (X2) Falah (2006) Relativisme (X3) Falah (2006) Komitmen organisasional (Y) Wijayanti (2008) Sensitivitas Etika (Z) Falah (2006) Indikator 1. Gaya kepemimpinan atasan 2. Hukuman akan diberikan untuk setiap prilaku tidak etis dalam organisasi 3. kompromi terhadap sikap tidak etis tidak dibenarkan Skala penguku ran Skala likert 1 s/d 5 1. Suatu tindakan tidak boleh merugikan orang lain 2. Seseorang tidak boleh mengancam kehormatan dan kesejahteraan orang lain 3. Tindakan yang dilakukan sesuai dengan norma universal 4. Tindakan moral adalah sesuai dengan tindakan yang sifatnya ideal Skala likert 1 s/d 5 1. Aturan etika berbeda pada setiap komunitas 2. Prinsip moral dipandang sebagai sesuatu yang sifatnya subyektif 3. Penetapan aturan etika secara tegas akan menciptakan hubungan manusia yang lebih baik 4. Kebohongan dinilai bermoral atau tidak tergantung pada situasi yang mengelilinginya Skala likert 1 s/d 5 1. Komitmen Afektif: komitmen organisasi yang lebih menekankan pada emosional individu 2. Komitmen Kontinuan: komitmen organisasi yang lebih menekankan pada biaya yang dirasakan yaitu berkaitan dengan biaya-biaya yang terjadi jika meninggalkan organisasi 3. Komitmen Normatif: komitmen ditekankan pada perasaan loyaliti terhadap organisasi tertentu yang terbentuk dari pendalaman tekanan-tekanan normatif yang mendesak dari seseorang. Skala likert 1 s/d 5 1. kegagalan akuntan dalam mengerjakan pekerjaan sesuai dengan waktu yang diminta. 2. penggunaan jam kantor untuk kepentingan pribadi. 3. subordinasi judgment dalam hubungannnya dengan prinsip-prinsip akuntansi. Skala likert 1 s/d 5 Sumber: dikembangkan untuk skripsi ini 42 BAB IV ANALISIS DAN PEMBHASAN A. Sekilas Gambaran Umum objek Penelitian 1. Sejarah Singkat Inspektorat Inspektorat Kabupaten Bogor yang semula bernama Inspektorat Wilayah Kabupaten Bogor, awalnya merupakan instansi vertikal di bawah Departemen Dalam Negeri sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 220/1979 yang dipimpin oleh seorang Inspektur dibantu oleh 7 (tujuh) pemeriksa, 21 (duapuluh satu) Pemeriksa Pembantu, 1 (satu) Sekretaris dan 3 (tiga) Kepala Sub Bagian yang bertanggung jawab secara teknis kepada Bupati dan secara administrasi bertanggung jawab secara berjenjang kepada Gubernur Jawa Barat dan Itjen Depdagri. Pada tahun 1991 Inspektorat Wilayah Kabupaten Bogor, mengalami perubahan Struktur Organisasi dan Tata Kerja namun masih sebagai Instansi vertikal di bawah Depdagri berdasarkan SK. Menteri Dalam Negeri No.111 tahun 1991. Pada saat ini dengan diberlakukannya Otonomi Daerah, Inspektorat Wilayah menjadi Inspektorat Kabupaten Bogor sebagai aparat pengawasan di daerah berdasarkan Perda Nomor 12 tahun 2008 yang bertanggung jawab langsung kepada Bupati dan dipimpin oleh seorang Inspektur dan dibantu oleh 4 (empat) orang Inspektur Pembantu (Irban), 8 (delapan) Kepala Seksi Pengawasan, 1 (satu) Sekretaris dan 3 (tiga) Kepala 43 Sub Bagian. 2. Visi dan Misi Visi Inspektorat adalah : ”Inspektorat yang Profesional dalam Mewujudkan tata Pemerintahan yang Baik” Misi Inspektorat adalah : Misi Pertama “Meningkatkan Pengawasan dan Pembinaan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah” Misi Kedua “ Mewujudkan Aparat Inspektorat Yang Profesional” 3. Tujuan, Sasaran dan kebijakan a. Tujuan Perumusan tujuan strategis Inspektorat Kabupaten Bogor tahun 20092013 sesuai dengan Visi dan Misi yang telah ditetapkan adalah sebagai berikut: 1) Mewujudkan Pemerintahan Daerah yang Bersih dan Akuntabel. 2) Meningkatkan Profesionalisme Sumber Daya Aparatur Pemda b. Sasaran Sasaran Inspektorat Kabupaten Bogor adalah : i. Meningkatnya kualitas laporan dan tindak lanjut hasil pengawasan ii. Meningkatnya Profesionalisme Aparat Pengawasan 44 c. Kebijakan Kebijakan Inspektorat Kabupaten Bogor yang ditempuh adalah: 1) Peningkatan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (OPD). 2) Peningkatan profesionalitas aparatur. 4. Tugas Pokok dan Fungsi Inspektorat Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bogor No. 12 Tahun 2008 tentang Pembentukan Lembaga Teknis Daerah, maka tugas pokok dan fungsi Inspektorat adalah sebagai berikut. a. Tugas Pokok Inspektorat Kabupaten Bogor Membantu Bupati Bogor dalam melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan pemerintahan daerah oleh perangkat daerah serta pengawasan dan pembinaan atas penyelenggaraan pemerintahan desa. b. Fungsi Inspektorat Kabupaten Bogor 1) Perencanaan program pengawasan. 2) Perumusan kebijakan dan fasilitasi pengawasan. 3) Pemeriksaa, pengusutan, pengujian dan penilaian tugas. 4) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya. 45 5. Struktur Organisasi Gambar 4.1 Struktur Organisasi 46 6. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Inspektorat Daerah Kabupaten Bogor yang beralamat di Komplek Perkantoran Kabupaten Bogor Jl. Indah No. 1 Kelurahan Tengah Cibinong Bogor. Pengiriman kuesioner dilakukan pada akhir bulan Maret 2011, sedangkan proses pengembalian dan pengumpulan data dilakukan sampai bulan April 2011. Dari 50 buah kuesioner yang dikirim, 43 buah kuesioner dikembalikan dengan tingkat pengembalian (86%). Tabel 4.1 Distribusi Kuesioner Kuesioner Jumlah Persentase (%) Kuesioner yang dikirim 50 100% Kuesioner yang dikembalikan 43 86% Kuesioner yang tidak dikembalikan Total kuesioner yang dapat diuji 7 14% 43 86% Sumber: Data primer yang diolah 7. Deskriptif Responden Karakteristik responden yang diukur dengan skala nominal yang menunjukkan besarnya frekuensi absolut dan persentase usia, jenis kelamin, pendidikan akhir, jabatan saat ini, lama bekerja dan pelatihan audit yang 47 pernah diikuti. Responden yang digunakan dalam penelitian ini Kasubag, auditor, Irban, aparatur biasa. Data mengenai karakteristik responden ditampilkan pada tabel berikut ini: Tabel 4.2 Deskriptif Responden Jenis Kelamin Usia Pendidikan Terakhir Jabatan Saat ini Lama bekerja Pelatihan Deskripsi Jumlah Responden Pria Wanita 20 - 30 tahun 30 - 40 tahun 41- 45 tahun 45 > Jumlah 43 25 18 5 Persentase (%) 100% 58,14% 41,86% 11,63% 10 34,88% 15 34,88% 8 18,60% SMA D3 S1 S2 5 16 17 5 11,63% 37,21% 39,53% 11,63% Kasubag Auditor Inspektur pembantu Seksi pengawas Staf / Karyawan < 5 tahun 3 20 4 8 8 6 6,98% 46,52% 9,30% 18,60% 18,60% 13,95% 1–10 tahun 15 34,88% > 10 tahun 22 51,17% Kasubag Auditor Inspektur pembantu Staf / Karyawan Yang belum ikut pelatihan Auditor 3 20 4 16 6,98% 46,51% 9,30% 37,21% 0 0 sumber: data Primer yang diolah 48 Berdasarkan tabel 4.2 di atas menunjukan bahwa responden yang berjenis kelamin pria berjumlah 25 orang atau 58,14% dan wanita berjumlah 18 orang atau 41,86%. Kemudian, responden berdasarkan usia didapatkan yang berumur 20-30 tahun berjumlah 5 orang atau 11,63%, untuk responden yang berumur 3140 tahun berjumlah 15 orang atau 34,88%, untuk responden yang berumur 41-45 tahun berjumlah 15 orang atau 34,88% dan untuk responden yang berumUr diatas 45 tahun berjumlah 8 orang atau 18,60%. Responden yang berdasarkan pendidikan terakhir didapatkan bahwa responden yang lulusan SMA berjumlah 5 orang 11,63%. Untuk responden yang lulusan D3 berjumlah 16 orang atau 37,21%. Untuk responden yang lulusan S1 berjumlah 17 orang atau 39,53%, dan untuk responden yang lulusan S2 berjumlah 5 orang atau 11,63%. Untuk responden yang berdasarkan lama bekerja didapatkan bahwa responden yang telah bekerja dibawah 1 tahun berjumlah 6 orang atau 13,95%, responden yang bekerja pada 1-3 tahun berjumlah 15 orang atau 34,88%, dan untuk responden yang bekerja lebih dari 3 tahun berjumlah 21 orang atau 51,17%. Selanjutnya jumlah responden yang pernah mengikuti pelatihan auditor berjumlah 43 orang atau 100 49 B. Analisis Data 1. Uji Validitas Pengujian validitas instrumen penelitian dilakukan dengan menghitung angka korelasional atau r hitung dari nilai jawaban tiap responden untuk tiap butir pertanyaan, kemudian dibandingkan dengan r tabel. Nilai r tabel, didapat dari jumlah kasus – 2, atau 43 – 2 = 41, tingkat signifikansi 5%, maka didapat r tabel 0.308. Setiap butir pertanyaan dikatakan valid bila angka korelasional yang diperoleh dari perhitungan lebih besar atau sama dengan r tabel (Ghozali, 2006:45). Tabel 4.3 Uji Validitas Variabel Budaya Etis Organisasi Pertanyaan Nilai r hitung Nilai r tabel Kriteria BEO1 0.792 0.308 Valid BEO2 0.774 0.308 Valid BEO3 0.729 0.308 Valid BEO4 0.539 0.308 Valid BEO5 0.556 0.308 Valid Sumber: Data primer yanga diolah 50 Tabel 4.3 menunjukkan variabel budaya etis organisasi mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai r hitung lebih besar dari r tabel. Berikut tabel 4.4 menjelaskan hasil uji validitas idealisme. Tabel 4.4 Uji Validitas Variabel Idealisme Pertanyaan Nilai r hitung Nilai r tabel Kriteria IDE1 0.749 0.308 Valid IDE2 0.754 0.308 Valid IDE3 0.592 0.308 Valid IDE4 0.636 0.308 Valid IDE5 0.438 0.308 Valid IDE6 0.554 0.308 Valid IDE7 0.674 0.308 Valid IDE8 0.481 0.308 Valid IDE9 0.681 0.308 Valid IDE10 0.419 0.308 Valid Sumber: Data primer yanga diolah 51 Tabel 4.4 menunjukkan variabel idealisme mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai r hitung lebih besar dari r tabel. Berikut tabel 4.5 menjelaskan hasil uji validitas relativisme. Tabel 4.5 Uji Validitas Variabel Relativisme Pertanyaan Nilai r hitung Nilai r tabel Kriteria REL1 0.663 0.308 Valid REL2 0.523 0.308 Valid REL3 0.716 0.308 Valid REL4 0.521 0.308 Valid REL5 0.655 0.308 Valid REL6 0.562 0.308 Valid REL7 0.637 0.308 Valid REL8 0.759 0.308 Valid REL9 0.485 0.308 Valid REL10 0.534 0.308 Valid Sumber: Data primer yanga diolah 52 Tabel 4.5 menunjukkan variabel relativisme mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai r hitung lebih besar dari r tabel. Berikut tabel 4.6 menjelaskan hasil uji validitas komitmen oeganisasi. Tabel 4.6 Uji Validitas Variabel Komitmen Organisasi Pertanyaan Nilai r hitung Nilai r tabel Kriteria KO1 0.522 0.308 Valid KO2 0.732 0.308 Valid KO3 0.591 0.308 Valid KO4 0.725 0.308 Valid KO5 0.427 0.308 Valid KO6 0.399 0.308 Valid KO7 0.747 0.308 Valid KO8 0.523 0.308 Valid KO9 0.706 0.308 Valid KO10 0.433 0.308 Valid KO11 0.552 0.308 Valid Sumber: Data primer yanga diolah 53 Tabel 4.6 menunjukkan variabel komitmen organisasi mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai r hitung lebih besar dari r tabel, Berikut tabel 4.7 menjelaskan hasil uji validitas sensitivitas etika. Tabel 4.7 Uji Validitas Variabel Sensitivitas Etika Pertanyaan Nilai r hitung Nilai r tabel Kriteria SE1 0.821 0.308 Valid SE2 0.824 0.308 Valid SE3 0.678 0.308 Valid SE4 0.698 0.308 Valid Sumber: Data primer yanga diolah Tabel 4.7 menunjukkan variabel relativisme mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai r hitung lebih besar dari r tabel. 2. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas hanya dapat dilakukan setelah suatu instrumen telah dipastikan validitasnya. Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini untuk menunjukan tingkat reliabilitas konsistensi internal teknik yang digunakan adalah dengan mengukur koefisien Cronbach’ Alpha dengan bantuan program SPSS 18. Nilai alpha bervariasi dari 0 – 1, suatu pertanyaan dapat dikategorikan reliable jika nilai alpha lebih besar dari 0.60. 54 Tabel 4.8 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Cronbach's Alpha N of Items Buday Etis Organisasi (X1) .703 5 Idealism (X2) .791 10 Relativisme (X3) .806 10 Komitmen Organisasi (Y) .805 11 Sensitivitas Etika (Z) .745 4 Sumber: Data Primer yang diolah Tabel diatas menunjukkan nilai cronbach’s alpha atas variabel budaya etis organisai sebesar 0,703, sehingga dapat disimpulkan bahwa pernyataan dalam kuesioner ini reliabel. Variabel idealisme sebesar 0,791, sehingga dapat disimpulkan bahwa pernyataan dalam kuesioner ini reliabel. Variabel relativisme sebesar 0,806, sehingga dapat disimpulkan bahwa pernyataan dalam kuesioner ini reliabel. Variabel komitmen organisasi sebesar 0,805 sehingga dapat disimpulkan bahwa pernyataan dalam kuesioner ini reliabel. Variabel sensitivitas etika sebesar 0,745, sehingga dapat disimpulkan bahwa pernyataan dalam kuesioner ini reliabel. Karena semua butir pertanyaan sudah reliabel, kesimpulanya instrumen penelitian ini bisa digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama dan akan menghasilkan data yang sama pula (konsisten). 55 C. Pengujian Kesesuain model (Goodness Of Fit) Uji kesesuaian model (Goodness Of Fit) dimaksudkan untuk menguji apakah model yang diusulkan memiliki kesesuain dengan data atau tidak. Schumaker dan Lomax (1996), mengatakan bahwa analisis jalur untuk suatu model yang diusulkan dikatakan fit dengan data apabila matriks korelasi sampel tidak jauh berbeda dengan matriks korelasi estimasi (reproduced corerelation matrix) atau korelasi yang diharapkan (expected corerelation matrix) (Riduwan dan Engkos, 2007:146). Rumusan hipotesis statistik kesesuain model analisis jalur dirumuskan sebagai berikut: Ha : R ≠ R (Ø) : Matriks korelasi estimasi berbeda dengan matriks korelasi sampel Ho : R = R (Ø) : Matriks korelasi estimasi sama dengan matriks koelasi sampelr Schumaker dan Lomax (1996) memberikan petunjuk bagaimana menguji kesesuain model analisis jalur, yaitu dengan menggunakan uji statistik kesesuain model koefisien Q dengan rumus sebagai berikut (Riduwan dan Engkos, 2007:146): Q = 1- R2m 1-M Dimana: Q = koefisien Q R2m = 1- (1- R21). (1- R22)....... (1- R2p) M = R2m setelah dilakukan trimming 56 Apabila Q = 1 mengindikasikan model fit sempurna. Jika Q < 1 mengindikasikan model fit kurang sempurna. Untuk menentukan fit tidaknya model maka statistic koefosien Q perlu diuji dengan statistic W yang dihitung dengan rumus: Whitung = - ( N-d)InQ Dimana: D = banyaknya koefisien jalur yang tidak signifikan dengan degree of freedom = derajat bebas R2m = koefiisien determinasi multipel untuk model yang diusulkan M = menunjukan koefiisien determinasi multipel (R2m) setelah koefisien jalur yang tidak signifikan dihilangkan. Dasar pengambilan keputusan a. Jika W hitung >= X2 : Ho ditolak (berarti kedua model signifikan) Jika W hitung <= X2 : Ho diterima (berarti kedua model tidak signifikan) b. Pengujian statistiknya adalah sebagai berikut: Sebelum trimming R21 = 0,614 R22 = 0,861 Q = 1- R2m = 1- (1- R21). (1- R22) = 1- (1- 0,614) (1- 0,861) 57 = 1- (0,386) (0,139) = 1- (0,054) = 0,946 Setelah trimming: R21 = 0,602 R22 = 0,861 Rumus: M = R2m (setelah trimming) M = 1- (1- R21). (1- R22) = 1- (1- 0,602) . (1- 0,861) = 1- (0,398) (0,139) = 1- (0,055) = 0,945 Mencari nilai: Rumus = Q = 1- R2m = 1- 0,946 = 0,054 = 0,982 = 1 1–M 1-0,945 0,055 Perhitungan koefisien Q menunjukan bahwa Q = 1, maka model dikatakan fit karena matriks korelasi sampel tidak jauh berbeda dari matriks korelasi estimasi atau korelasi yang diharapkan. Kesimpulannya model yang diperoleh memiliki kemampuan untuk memberikan informasi tentang pengaruh variabel budaya etis organisasi, dan orientasi etika (idealisme dan relativisme) terhadap komitmen organisasi dan sensitivitas etika auditor. 58 D. Hasil Uji Hipotesis Penelitian ini menggunakan analisis jalur (path analysis) sebagai uji hipotesisnya. Analisis jalur merupakan pengembangan dari analisis regresi berganda. Analisis Jalur digunakan untuk menganalis hubungan sebab-akibat antar variabel, dimana variabel-variabel bebas (independen) mempengaruhi variabel tergantung (dependen) baik secara langsung maupun tidak langsung melalui satu atau lebih variabel perantara. Adapun dalam pengujian hipotesis ini terdiri dari dua sub struktur, yaitu sub struktur 1 dan sub struktur 2. Seluruh pengujian dan analisis data menggunakan bantuan SPSS 18 (Statistical Program for Special Science) for windows sebagai berikut: 1. Hasil Uji Sub Struktur 1 a. Hasil Uji Secara Individual Sub Struktur 1. Berikut ini tabel 4.9 yang menjelaskan coefficients untuk uji sub struktural 1. Tabel 4.9 Coefficients – Sub Struktur 1 Coefficients Model Standardized Unstandardized Coefficients B 1(Constant) a Std. Error 3.720 4.999 X1 .510 .233 X2 .235 X3 .474 Coefficients Beta T Sig. .744 .461 .257 2.188 .035 .207 .205 1.134 .264 .195 .436 2.435 .020 a. Dependent Variable: Y Sumber: Data primer yang diolah 59 1) Pengaruh Budaya Etis Organisasi (X1) Terhadap Komitmen Organisasi (Y). Uji secara individual ditunjukkan oleh tabel 4.9 coefficients. Terlihat bahwa pada kolom Sig (signifikansi) pada tabel 4.9 coefficients diperoleh variabel budaya etis organisasi dengan nilai sig sebesar 0,035. Kemudian dibandingkan dengan probabilitas 0,05, ternyata nilai probabilitas 0,05 lebih besar dari nilai probabilitas sig atau (0,05 > 0,035), maka Ha2 diterima, artinya koefisien analisis jalur adalah signifikan. Jadi, budaya etis organisasi berpengaruh secara signifikan terhadap komitmen organisasi. Besarnya pengaruh budaya etis organisasi terhadap komitmen organisasi sebesar 0,257 atau 25,7 %. Dengan demikian tinggi rendahnya pengaruh budaya etis organisasi dapat mempengaruhi komitmen organisasi. Dari hasil path analysis mengindikasikan bahwa budaya etis organisasi mempengaruhi tingkat komitmen organisasi dari seorang auditor internal Pemda (responden). Budaya etis organisasi yang tinggi akan mempengaruhi tingkat komitmen organisasi seorang auditor terhadap organisasi tempat auditor bernaung. Hasil penelitian ini berhasil mendukung penelitian sebelumnya (Hunt, e.t al. 1989), yang menyatakan bahwa budaya etis organisasi berpengaruh signifikan terhadap komitmen organisasi (Falah, 2006:23). Jadi budaya etis 60 organisasi yang tinggi akan membuat responden cenderung untuk lebih berkomitmen terhadap organisasi tempatnya bekeja. 2) Pengaruh Idealism (X2) Terhadap Komitmen Organisasi (Y). Uji secara individual ditunjukkan oleh tabel 4.9 coefficients. Terlihat bahwa pada kolom Sig (signifikansi) pada tabel 4.9 coefficients diperoleh variabel idealisme dengan nilai sig sebesar 0,264. Kemudian dibandingkan dengan probabilitas 0,05, ternyata nilai probabilitas 0,05 lebih kecil dari nilai probabilitas sig atau (0,05 < 0,264), maka Ha3 ditolak, artinya koefisien analisis jalur adalah tidak signifikan. Jadi, idealisme dari orientasi etika tidak berpengaruh signifikan terhadap komitmen organisasi. Idealisme dari seorang auditor internal pemda (responden) kurang mempengaruhi tingkat komitmen organisasinya. Hasil penelitian ini mengindikasikan seorang auditor dengan Idealisme tinggi kurang mempunyai tingkat komitmen terhadap organisasinya ketika tujuan organisasi bertentangan dengan profesionalismenya. Hal ini disebabkan karena seorang auditor dengan idealisme tinggi (absolutisme) akan melakukan pekerjaanya sesuai dengan aturan moral yang berlaku secara universal (Forsyth, 1980:18). Jadi ketika seorang auditor dengan idealisme tinggi (absolutisme) dihadapkan pada pilihan antara memihak pada pimpinan untuk melanggar aturan moral yang berlaku secara universal atau tetap memegang teguh aturan 61 moral tersebut, auditor dengan idealisme tinggi (absolutisme) akan cenderung lebih memilih untuk memegang teguh prinsipnya meskipun dengan resiko harus meninggalkan organisasi. 3) Pengaruh Relativisme (X3) Terhadap Komitmen Organisasi (Y). Uji secara individual ditunjukkan oleh tabel 4.9 coefficients. Terlihat bahwa pada kolom Sig (signifikansi) pada tabel 4.9 coefficients diperoleh variabel idealisme dengan nilai sig sebesar 0,020. Kemudian dibandingkan dengan probabilitas 0,05, ternyata nilai probabilitas 0,05 lebih besar dari nilai probabilitas sig atau (0,05 > 0,020), maka Ha4 diterima, artinya koefisien analisis jalur adalah signifikan. Jadi, relativisme dari orientasi etika berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen organisasi. Besarnya pengaruh relativisme terhadap komitmen organisasi sebesar 0,436 atau 43,6%. Hasil penelitian juga mengindikasikan bahwa terdapat pengaruh antara relativisme terhadap komitmen organisasi. Ini mengindikasikan auditor memiliki relativisme rendah, relativisme rendah seorang auditor cenderung dengan mempunyai tingkat komitmen terhadap organisasinya. Hal ini disebabkan karena seorang auditor dengan relativisme rendah akan cenderung menggunakan Moral secara mutlak sebagai pedoman pengambilan keputusan namun secara pragmatis terbuka untuk melakukan pengecualian terhadap standar yang berlaku (Douglas et al, 2001:103). Jadi seorang auditor 62 internal Pemda dengan relativisme rendah akan cenderung tetap berkomitmen terhadap organisasinya selama hal itu berguna untuknya. b. Hasil Uji Hubungan Korelasi Antara Budaya Etis Organisasi (X1), Idealisme (X2) dan relativiasme (X3) Berikut ini tabel 4.10 yang menjelaskan correlations untuk uji sub struktural 2. Tabel 4.10 Correlations – Sub Struktur 1 Correlations X1 X1 Pearson Correlation X2 1 Sig. (2-tailed) N X2 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N X3 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N X3 .517 ** .501 ** .000 .001 43 43 43 ** 1 .517 .000 43 .501 ** .827 ** .000 43 43 ** 1 .827 .001 .000 43 43 43 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Sumber: Data primer yang diolah 63 Berdasarkan perhitungan korelasi diperoleh angka korelasi antara variabel budaya etis organisasi dan idealisme sebesar 0,517 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,00, korelasi antara variabel budaya etis organisasi dan relativisme sebesar 0,501 dengan tingkat signifikansi 0,001, dan korelasi antara variabel idealisme dan relativisme sebesar 0,827 dengan tingkat signifikansi 0,000, Untuk menafsirkan angka tersebut, digunakan kriteria korelasi menurut Riduwan dan Engkos Achmad Kuncoro (Riduwan dan Engkos, 2007). Dengan klasifikasi sebagai berikut: a. 0,00 – 0,199 : korelasi sangat rendah b. 0,20 – 0,399 : korelasi rendah c. 0,40 – 0,599 : korelasi cukup kuat d. 0,60 – 0,799 : korelasi kuat e. 0,80 – 1,00 : korelasi sangat kuat Korelasi sebesar 0,517 mempunyai maksud hubungan antara variabel budaya etis organisasi dan idealisme adalah memiliki korelasi cukup kuat. Korelasi sebesar 0,501 mempunyai maksud hubungan antara variabel budaya etis organisasi dan relativisme adalah sangat kuat. Korelasi sebesar 0,827 mempunyai maksud hubungan antara variabel idealisme dan relativisme adalah sangat kuat. Korelasi antara variabel-variabel independen bersifat signifikan karena angka signifikansinya sebesar 0,000 dan 0,001. Jika angka signifikansi (sig) <0,05 maka hubungan kedua variabel tersebut signifikan. 64 c. Hasil Uji Secara Simultan Sub Struktural 1 Berikut ini tabel 4.11 yang menjelaskan Anova untuk uji sub struktural 1: Tabel 4.11 Anova – Sub Struktur 1 b ANOVA Model Sum of Squares Df Mean Square 1Regression 425.453 3 141.818 Residual 267.013 39 6.846 Total 692.465 42 F 20.714 Sig. .000 a a. Predictors: (Constant), X3, X1, X2 b. Dependent Variable: Y Sumber: Data primer yang diolah Dari tabel 4.11 anova diperoleh nilai F sebesar 20,714 dengan nilai probabilitas (sig) = 0,000 karena nilai sig < 0,05, maka keputusannya adalah Ha1 diterima, artinya koefisien analisis jalur adalah signifikan. Sehingga terbukti bahwa pernyataan budaya etis organisasi, idealisme dan relativisme berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap komitmen organisasi. Berikut ini tabel 4.12 yang menjelaskan summary untuk uji sub struktural 1: 65 Tabel 4.12 Summary – Sub Struktur 1 Model R R Square 1 ,784a ,614 Adjusted R Square ,585 Std Error of the Estimate 2.61658 a. Predictors: (Constant), X3, X1, X2 Sumber: Data primer yang diolah Untuk melihat pengaruh budaya etis organisasi, idealisme dan relativisme secara gabungan dapat dilihat dari hasil penghitungan dalam model summary, khususnya angka Rsquare. Besarnya angka Rsquare (r2) adalah 0,614 angka tersebut dapat digunakan untuk melihat besarnya pengaruh budaya etis organisasi, idealisme dan relativisme terhadap komitmen organisasi, dengan cara menghitung Koefisien Determinasi (KD) dengan menggunakan rumus sebagai berikut: KD = r2 x 100% KD = 0,614 x 100% KD = 61,4% Keterangan: KD : Koefisien Determinasi r2 : Rsquare Angka tersebut mempunyai maksud bahwa pengaruh budaya etis organisasi, idealisme dan relativisme secara bersama terhadap komitmen organisasi adalah 61,4%. Adapun sisanya sebesar 38,6% (100% - 61,4%) dipengaruhi oleh variabel lain. 66 Kerangka hubungan kausal Sub-Struktur 1 antara jalur (X1 terhadap Y, X2 terhadap Y, X3 terhadap Y dan X1, X2, X3 terhadap Y) dapat dibuat melalui persamaan struktural sebagai berikut: Y = ρ X1y X1 + ρ X2y X2 + ρ X3y X3 + ρY ε1 Diketahui: R2 X1 . X2. X3 Y = 0,614 = 1 R 2 = 1 0,614 = 0,621 ρY ε 1 Keterangan: ρX1Y : standardized coefficients, koefisien jalur pengaruh langsung X1 terhadap Y. ρX2Y : standardized coefficients, koefisien jalur pengaruh langsung X2 terhadap Y. ρX3Y : standardized coefficients, koefisien jalur pengaruh langsung X3 terhadap Y. ρY ε1 : besarnya pengaruh variable lain R2 : RSquare X1 : Budaya Etis Organisasi X2 : Idealisme X3 : Relativisme Y : Komitmen Organisasi Y = 0,257x1 + 0,205x2 + 0,436x3+ 0,621ε1 67 Gambar 4.2 Hubungan Kausal Sub Struktur 1 Variabel X1, X2 , dan X3 terhadap Y Budya etis organisasi (X1) r12 = 0,517 (X1) r13 = 0,501 Idealism (X2) ρ X1y= 0,257 ρ X2y = 0,201 ρyε1 = 0,621 Komitmen organisasi (Y) r23 = 0,827 Relativisme (X3) ρ X3y = 0,436 Berdasarkan hasil perhitungan analisis jalur Sub-Struktur 1 tersebut, maka memberikan informasi secara objektif sebagai berikut: (1) Budaya Etis Organisasi (X1) memberikan pengaruh secara langsung dan signifikan terhadap Komitmen Organisasi (Y) koefisien jalurnya menunjukan nilai 0,257 atau 25,7%. (2) Idealisme (X2) tidak berpengaruh signifikan terhadap Komitmen Organisasi (Y) karena hasil perhitungan koefisien jalur menunjukan hasil yang tidak signifikan yaitu 0,201 dengan nilai signifikan 0,264 > 0,05. (3) Relativisme (X3) memberikan pengaruh secara langsung dan signifikan terhadap Komitmen Organisasi (Y), koefisien jalurnya menunjukan nilai 0,436 atau 0,43,6%. (4) Besarnya pengaruh Budaya Etis Organisasi (X1), Idealisme (X2) dan Relativisme (X3) secara simultan yang langsung dan signifikan terhadap Komitmen Organisasi (Y) adalah 0,614 atau 61,4%. Sisanya sebesar 68 0,386atau 38,6% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak dapat dijelaskan dalam penelitian. Hasil pegujian pada struktur 1 menunjukan bahwa secara bersamasama variabel X1, X2, dan X3 berpengaruh terhadap variabel Y, tetapi hanya varaiabel X1 dan X3 memberikan pengaruh nyata terhadap variabel Y. Sedangkan variabel X2 tidak berpengaruh nyata karena koefisien jalurnya menunjukan hasil yang tidak signifikan. d. Penerapan Metode Trimming Metode memperbaiki Trimming suatu adalah model metode struktur yang analisis digunakan jalur dengan untuk cara mengeluarkan variabel eksogen yang koefisien jalurnya tidak signifikan dalam masing-masing model substruktur. Dari model yang terbentuk, terdapat variabel yang tidak signifikan. Variabel yang tidak signifikan pada substruktur 1 adalah X2. Sehingga model pada substruktur 1 perlu diperbaiki melalui metode trimming, dengan tujuan untuk menghitung ulang koefisien jalur setelah variabel eksogen yang tidak signifikan dikeluarkan. Berdasarkan pengujian secara parsial terhadap koefisien jalur pada model substruktur 1 diperoleh bahwa hanya variabel X1 dan X3 yang berpengaruh signifikan terhadap Y, sehingga diperoleh diagram jalur model kausal struktur 1 trimming seperti diperlihatkan pada Gambar 4.3. 69 Gambar 4.3 Diagram jalur Sub Struktur 1 Trimming ε1 ρ X1y Budaya Etis Organisasi (X1) Komitmen Organisasi (Y) r13 Relativisme (X3) ρ X3y Berikut ini adalah hasil perhitungan kembali (Trimming) untuk memperbaiki koefisien jalur yang tidak signifikan pada sub struktur 1 dengan menggunakan SPSS 18. Table 4.13 Coefficient – Trimming sub struktur 1 Coefficients Model Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B 1 (Constant) a Std. Error 5.180 4.847 X1 .566 .229 X3 .643 .125 Beta t Sig. 1.069 .292 .285 2.474 .018 .592 5.135 .000 a. Dependent Variable: Y Sumber: Data primer yang diolah Setelah dilakukan penghitungan kembali terhadap struktur 1, Uji secara individual ditunjukkan oleh tabel 4.13 coefficients. Terlihat bahwa nilai koefisen jalur (beta) untuk variabel budaya etis organisasi adalah 0,286 dengan nilai signifikan 0,018. Sedangkan untuk variabel relativisme nilai koefisien jalurnya adalah 0,592 dengan nilai 70 signifikan 0,000. Hasil tersebut menunjukan bahwa variabel budaya etis organisasi dan relativisme berpengaruh signifikan terhadap komitmen organisasi. Correlations Table 4.14 – Trimming sub struktur 1 Correlations X1 X1 X3 Pearson Correlation 1 .501 Sig. (2-tailed) .001 N X3 ** Pearson Correlation 44 43 ** 1 .501 Sig. (2-tailed) .001 N 43 43 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Sumber: Data primer yang diolah Table 4.14 menunjukan besar nilai korelasi antara budaya etis organisasi dan relativisme adalah 0,501. Tabel 4.15 Anova – Trimming Sub Struktur 1 b ANOVA Model Mean Sum of Squares df Square 1 Regression 416.641 2 208.321 Residual 275.824 40 6.896 Total 692.465 42 F 30.211 Sig. .000 a a. Predictors: (Constant), X3, X1 b. Dependent Variable: Y Sumber: Data primer yang diolah Dari tabel 4.15 anova diperoleh nilai F sebesar 30,211 dengan nilai probabilitas (sig) = 0,000 karena nilai sig < 0,05, maka keputusannya 71 adalah Ho ditolak dan Ha diterima, artinya koefisien analisis jalur adalah signifikan. Sehingga terbukti bahwa pernyataan budaya etis organisasi dan relativisme berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap komitmen organisasi. Tabel 4.16 Summary – Trimming Sub Struktur 1 Model R R Square Adjusted R Square Std Error of the Estimate 1 ,776a ,602 ,582 2.62595 a. Predictors: (Constant), X3, X1 Sumber: Data primer yang diolah Angka Rsquare diatas mempunyai maksud bahwa pengaruh budaya etis organisasi dan relativisme secara bersama terhadap komitmen organisasi adalah 60,2%. Adapun sisanya sebesar 39,8% (100% - 60,2%.) dipengaruhi oleh variabel lain. Kerangka hubungan kausal Sub-Struktur 1 antara jalur setelah dilakukan trimming adalah sebagai berikut: Y = ρ X1y X1 + ρ X3y X3 + ρY ε1 Diketahui: R2 X1 X3Y ρY ε 1 = 0,602 = 1 R 2 = 1 0,602 = 0,631 Y = 0,285X1 + 0,592 X3 + 0,631 72 Gambar 4.4 Hubungan Kausal Sub Struktur 1 Trimming ε1 = 0,631 Budaya Etis Organisasi (X1) ρ X1y = 0,285 Komitmen organisasi (Y) R13= 0,501 Relativisme (X3) ρ X3y = 0,592 Berdasarkan hasil perhitungan metode trimming terhadap koefisien jalur Sub-Struktur 1, maka didapat informasi sebagai berikut: a. Besarnya pengaruh budaya etis organisasi (X1) yang secara langsung dan signifikan terhadap Komitmen Organisasi (Y) adalah 0,285 atau 28,5%. b. Besarnya pengaruh Relativisme (X3) secara langsung dan signifikan terhadap Komitmen Organisasi (Y) adalah 0,592 atau 59,2%. c. Besarnya kontribusi budaya etis organisasi (X2) dan relativisme (X3) secara simultan yang langsung dan signifikan terhadap Komitmen Organisasi (Y) adalah 0,602 atau 60,2%. Sisanya sebesar 0,398 atau 39,8% dipengaruhi oleh faktorfaktor lain yang tidak dapat dijelaskan dalam penelitian. 73 2. Hasil Uji Sub Struktur 2 a. Hasil Uji Secara Individual Sub Struktur 2. Berikut ini tabel 4.17 yang menjelaskan coefficients untuk uji sub struktural 2. Tabel 4.17 Coefficients – sub struktur 2 Coefficients Model a Standardized Unstandardized Coefficients B 1(Constant) Std. Error -2.114 1.331 X1 .140 .065 X2 .387 X3 Y Coefficients Beta T Sig. -1.589 .120 .162 2.141 .039 .056 .780 6.963 .000 .129 .055 .272 2.328 .025 -.115 .042 -.265 -2.722 .010 a. Dependent Variable: Z Sumber: Data primer yang diolah 1) Pengaruh Budaya Etis Organisasi (X1) Terhadap Sensitivitas Etika Auditor(Z). Uji secara individual ditunjukkan oleh tabel 4.13 coefficients. Terlihat bahwa pada kolom Sig (signifikansi) pada tabel 4.13 coefficients diperoleh variabel Budaya Etis Organisasi dengan nilai sig sebesar 0,039. Kemudian dibandingkan dengan 74 probabilitas 0,05, ternyata nilai probabilitas 0,05 lebih besar dari nilai probabilitas sig atau (0.039 < 0,05), maka Ha6 diterima, artinya koefisien analisis jalur adalah signifikan. Jadi, pernyataan budaya etis organisasi berpengaruh secara signifikan terhadap sensitivitas etika terbukti dalam penelitian ini. Pengaruh budaya etis organisasi terhadap sensitivitas etika adalah sebesar 0,162 atau 16, 2 %. Dengan demikian tinggi rendahnya pengaruh budaya etis organisasi dapat mempengaruhi sensitivitas etika. Hasil path analysis juga mengindikasikan bahwa budaya etis organisasi mempengaruhi tingkat sensitivitas etika dari seorang auditor internal pemda (responden). Budaya etis organisasi yang tinggi akan mempengaruhi tingkat sensitivitas etika seorang auditor ketika mereka berada pada situasi yang mengandung nilai etika. Hasil penelitian ini berhasil mendukung penelitian yang dilakukukan Douglas et al. (2001), yang menyatakan bahwa budaya etis organisasi berpengaruh signifikan terhadap penilaian etika seorang akuntan. Hasil ini juga sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Hunt dan Vitell (1986) bahwa budaya etis organisasi berpengaruh terhadap perilaku etis. Hal ini mengindikasikan bahwa budaya etis organisasi yang tinggi akan cenderung membantu auditor dalam mengenal situasi etika ketika mereka menjalankan tugasnya. 75 2) Pengaruh Idealisme (X2) Terhadap Sensitivitas Etika Auditor(Z). Uji secara individual ditunjukkan oleh tabel 4.13 coefficients. Terlihat bahwa pada kolom Sig (signifikansi) pada tabel 4.13 coefficients diperoleh variabel idealisme dengan nilai sig sebesar 0,000. Kemudian dibandingkan dengan probabilitas 0,05, ternyata nilai probabilitas 0,05 lebih kecil dari nilai probabilitas sig atau (0,05 > 0,000), maka Ha7 diterima, artinya koefisien analisis jalur adalah signifikan. Jadi idealisme berpengaruh secara signifikan terhadap sensitivitas etika. Besarnya pengaruh idealisme terhadap sensitivitas etika adalah 0,780 atau 78%. Penelitian ini juga mengindikasikan bahwa idealisme dari seorang auditor internal pemda (responden) sangat mempengaruhi tingkat sensitivitasnya. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa seorang auditor dengan Idealisme tinggi mempunyai tingkat sensitivitas yang tinggi pula ketika mereka berada pada situasi yang mengandung nilai etika. Hasil penelitian ini berhasil mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan Douglas et al. (2001), yang menyatakan bahwa idealisme seorang auditor berpengaruh secara langsung dan signifikan terhadap penilaian 76 etika seorang akuntan. Seorang auditor internal dengan idealisme tinggi akan cenderung melakukan pekerjaannya sesuai dengan aturan etika dan moral yang berlaku universal, sehingga ketika mereka dihadapkan pada situasi dilema etika mereka akan cenderung memilih untuk patuh terhadap aturan etika. 3) Pengaruh Relativisme ((X3) Terhadap Sensitivitas Etika Auditor (Z). Uji secara individual ditunjukkan oleh tabel 4.13 coefficients. Terlihat bahwa pada kolom Sig (signifikansi) pada tabel 4.13 coefficients diperoleh variabel Relativisme dengan nilai sig sebesar 0,025. Kemudian dibandingkan dengan probabilitas 0,05, ternyata nilai probabilitas 0,05 lebih besar dari nilai probabilitas sig atau (0,05 > 0,025), maka Ha8 diterima, artinya koefisien analisis jalur adalah signifikan. Jadi, relativisme berpengaruh secara signifikan terhadap sensitivitas etika dengan nilai pengaruh sebesar 0,272 atau 27,2%. Relativisme berpengaruh terhadap sensitivitas etika auditor. Ini menunjukan responden tergolong memiliki relativisme rendah, seorang auditor dengan relativisme rendah mempunyai tingkat sensitivitas terhadap situasi etika. Hal ini menunjuakan bahwa responden tergolong tipe eksepsionis yaitu moral secara 77 mutlak digunakan sebagai pedoman pengambilan keputusan namun secara pragmatis terbuka untuk melakukan pengecualian terhadap standar yang berlaku (Falah, 2006:18). Dengan kata lain mereka akan cenderung menggunakan moral secara mutlak sebagai pedoman pengambilan keputusan, namun terbuka untuk melakukan penyimpangan terhadap standar yang berlaku jika hal tersebut berguna untuknya. 4) Pengaruh Komitmen Organisasi (Y) Terhadap Sensitivitas Etika Auditor (Z). Uji secara individual ditunjukkan oleh tabel 4.13 coefficients. Terlihat bahwa pada kolom Sig (signifikansi) pada tabel 4.13 coefficients diperoleh variabel komitmen organisasi dengan nilai sig sebesar 0,010. Kemudian dibandingkan dengan probabilitas 0,05, ternyata nilai probabilitas 0,05 lebih besar dari nilai probabilitas sig atau (0.01 < 0,05), maka Ha9 diterima, artinya koefisien analisis jalur adalah signifikan. Tetapi pengaruh komitmen organisasi terhadap sensitivitas etika adalah negatif karena hasil koefisien jalur menunjukan nilai negatif yaitu -0,265 atau 26,5%. Hasil penelitian juga mengindikasikan bahwa terdapat pengaruh antara komitmen organisasi terhadap sensitivitas etika, 78 tetapi pengaruhnya adalah negatif. Ini mengindikasikan seorang auditor dengan komitmen organisasi tinggi akan cenderung kurang sensitiv ketika mereka dihadapkan pada situasi dilema etika dimana tujuan organisasi bertentangan dengan tujuan profesinya . Hal ini disebabkan karena seorang auditor dengan komitmen organisasi tinggi akan cenderung megikuti keinginan dari pimpinan ketika melakukan pekerjaannya. Hasil penelitian ini berhasil mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan Sorensen dan Sorensen (1974) yang menyatakan bahwa karyawan dengan tingkat komitmen organisasi yang tinggi akan kurang sensitiv untuk situasi dimana tujuan organisasi berbeda dengan tujuan profesinya (Aziza dan Salim, 2008:11). b. Hasil Uji Hubungan Korelasi Antara Budaya Etis Organisasi (X1), Idealisme (X2), Relativisme (X3) dan Komitmen Organisasi (Y). Berikut ini tabel 4.18 yang menjelaskan correlations untuk uji sub struktural 2. Tabel 4.18 Correlations – Sub Struktur 2 Correlations 79 X1 X1 Pearson Correlation X2 1 Sig. (2-tailed) N X2 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N X3 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Y Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N X3 .517 ** Y .501 ** .582 ** .000 .001 .000 43 43 43 43 ** 1 .517 .000 43 .501 ** .700 ** .000 43 43 43 ** 1 .827 .000 43 43 ** ** .000 .001 .582 .827 .700 ** .735 ** .000 43 43 ** 1 .735 .000 .000 .000 43 43 43 43 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Sumber: Data primer yang diolah Berdasarkan perhitungan korelasi diperoleh angka korelasi antara variabel budaya etis organisasi dan idealisme sebesar 0,517 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000. Korelasi antara variabel budaya etis organisasi dan relativisme sebesar 0,501 dengan tingkat signifikansi 0,001. Korelasi antara variabel idealisme dan relativisme sebesar 0,827 dengan tingkat signifikansi 0,000. Korelasi antara variabel budaya etis organisasi dan komitmen organisasi sebesar 0,582 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000. Korelasi antara variabel idealisme dan komitmen organisasi sebesar 0,700 dengan tingkat signifikansi 80 0,000. Korelasi antara variabel relativisme dan komitmen organisasi sebesar 0,735 dengan tingkat signifikansi 0,000. Untuk menafsirkan angka tersebut, digunakan kriteria korelasi menurut Riduwan dan Engkos Achmad Kuncoro. Dengan klasifikasi sebagai berikut: a. 0,00 – 0,199 : korelasi sangat rendah b. 0,20 – 0,399 : korelasi rendah c. 0,40 – 0,599 : korelasi cukup kuat d. 0,60 – 0,799 : korelasi kuat e. 0,80 – 1,00 : korelasi sangat kuat Korelasi sebesar 0,517 mempunyai maksud hubungan antara variabel budaya etis organisasi dan idealisme adalah memiliki korelasi cukup kuat. Korelasi sebesar 0,501 mempunyai maksud hubungan antara variabel budaya etis organisasi dan relativisme adalah cukupkuat. Korelasi sebesar 0,827 mempunyai maksud hubungan antara variabel idealisme dan relativisme adalah sangat kuat dan searah (karena hasilnya positif). Korelasi sebesar 0,582 mempunyai maksud hubungan antara variabel budaya etis organisasi dan komitmen organisasi adalah memiliki korelasi cukup kuat. Korelasi sebesar 0,700 mempunyai maksud hubungan antara variabel idealisme dan komitmen organisasi mempunyai maksud 81 hubungan antara dua variabel memiliki korelasi kuat. Korelasi sebesar 0,735 mempunyai maksud hubungan antara variabel relativisme dan komitmen organisasi adalah kuat dan searah (karena hasilnya positif). Searah artinya semakin rendahnya pengaruh relativisme maka akan rendah juga komitmen organisasi. 3) Hasil Uji Secara Simultan Sub Struktur 2 Berikut ini tabel 4.19 yang menjelaskan anova untuk uji sub struktural 2. Tabel 4.19 Anova – Sub Struktur 2 b ANOVA Model Sum of Squares Mean df Square 1 Regression 112.427 4 28.107 Residual 18.178 38 .478 130.605 42 Total F 58.757 Sig. .000 a a. Predictors: (Constant), Y, X1, X2, X3 b. Dependent Variable: Z Sumber: Data primer yang diolah Dari tabel 4.19 anova diperoleh nilai F sebesar 58,757 dengan nilai probabilitas (sig) = 0,000 karena nilai sig < 0,05, maka 82 keputusannya adalah Ha5 diterima, artinya koefisien analisis jalur adalah signifikan. Berikut ini tabel 4.20 yang menjelaskan Summary untuk uji sub struktural 2. Tabel 4.20 Summary – Sub Struktur 2 Model R R Square Adjusted R Square Std Error of the Estimate 1 ,928a ,861 ,846 0, 69164 a. Predictors: (Constant), Y, X1, X2, X3 Sumber: Data primer yang diolah Untuk melihat pengaruh budaya etis organisasi, idealisme, relativisme dan komitmen organisasi secara gabungan dapat dilihat dari hasil penghitungan dalam model summary, khususnya angka Rsquare. Besarnya angka Rsquare (r2) adalah 0,861 angka tersebut dapat digunakan untuk melihat besarnya pengaruh budaya etis organisasi, idealism, relativisme dan komitmen organisasi terhadap sensitivitas etika auditor dengan cara menghitung Koefisien Determinasi (KD) dengan menggunakan rumus sebagai berikut: KD = r2 x 100% KD = 0,861 x 100% KD = 86,1% 83 Keterangan: KD : Koefisien Determinasi r2 : Rsquare Angka tersebut mempunyai maksud bahwa pengaruh pengaruh budaya etis organisasi, idealism, relativisme dan komitmen organisasi secara bersama terhadap sensitivitas etika auditor adalah 86,1%. Adapun sisanya sebesar 13,9% (100% - 86,1%) dipengaruhi oleh variabel lain. Kerangka hubungan kausal Sub-Struktur 2 antara jalur (X1 terhadap Z, X2 terhadap Z, X3 terhadap Z, Y terhadap Z dan X1, X2, X3, Y terhadap Z) dapat dibuat melalui persamaan struktural sebagai berikut: Z = ρX1Z X1 + ρX2Z X2 + ρX3Z X3 + ρYZ Y + ρYZ ε2 Diketahui: R2 X1. X2. X3Y,Z = 0,861 = 1 R 2 = ρYZ ε2 1 0,861 = 0,373 Keterangan: ρX1Z : standardized coefficients, koefisien jalur pengaruh langsung X1 terhadap Z. 84 ρX2Z : standardized coefficients, koefisien jalur pengaruh langsung X2 terhadap Z. ρX3Z : standardized coefficients, koefisien jalur pengaruh langsung X3 terhadap Z. ρYZ : standardized coefficients, koefisien jalur pengaruh langsung Y terhadap Z. ρY ε1 : besarnya pengaruh variable lain R2 : RSquare X1 : Budaya Etis Organisasi X2 : Idealisme X3 : Relativisme Y : Komitmen Organisasi Z : Sensitivitas Etika auditor Z = 0,162X1 + 0,780 X2 + 0,272 X3 - 0,265 Y + 0,373ε1 85 Gambar 4.5 Hubungan Kausal Sub Struktur 2 Variabel X1, X2 dan Y terhadap Z ε1 Budaya Etis Organisasi (X1) Г12 = 0,517 ρ X1y = 0,285 Idealism (X2) Г13 = 0,501 Ρyε1 = 0,631 ρzε2 = 0,373 ρ X1z = 0,162 Komitmen Organisasi (Y) ρyz = -0,265 ρ X2z= 0,780 Sensitivitas Etika auditor (Z) ρ X3y = 0,592 ρ X3z= 0,272 Г23 = 0,827 Relativisme (X3) Berdasarkan hasil perhitungan analisis jalur Sub-Struktur 2 tersebut, maka diperoleh informasi sebagai berikut: (1) Besarnya pengaruh budaya etis organisasi (X1) secara langsung dan signifikan mempengaruhi sensitivitas etika auditor (Z) adalah 0,162. Budaya etis organisasi memiliki pengaruh langsung dan signifikan terhadap sensitivitas etika. Budaya etis organisasi (X1) juga berpengaruh tidak langsung terhadap sensitivitas etika (Z), yaitu melalui komitmen organisasi (Y)= 0,285 x -0,265 = -0,076. Pengaruh total = 0,162 + (-0,076) = 0,086 atau 8,6%. 86 (2) Besarnya pengaruh idealisme (X2) secara langsung dan signifikan terhadap sensitivitas etika auditor (Z) adalah 0,780. Pengaruh total = 0,780 atau 78%. (3) Besarnya pengaruh relativisme (X3) secara langsung terhadap sensitivitas etika auditor (Z) adalah 0,272. relativisme (X3) juga berpengaruh tidak langsung terhadap sensitivitas etika auditor (Z) melalui komitmen organisasi (Y) yaitu 0,592 x -0,265 = -0,157. Pengaruh total = 0,272 – 0,157= 0,115 atau 11,5% (4) Besarnya pengaruh komitmen organisasi (Y) secara langsung dan signifikan terhadap sensitivitas etika auditor (Z) adalah -0,265 atau 26,5%. Tetapi pengaruh komitmen organisasi terhadap sensitivitas etika adalah negatif, karena koefisien jalur menunjukan hasil negatif. (5) Besarnya kontribusi budaya etis organisasi (X1), idealisme (X2), relativisme (X3) dan komitmen organisasi (Y) secara simultan yang langsung dan signifikan mempengaruhi sensitivitas etika auditor (Z) adalah 0,861 = 86,1%. Sisanya sebesar 0,139 atau 13,9% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak dapat dijelaskan dalam penelitian. Hasil pengujian Sub-Struktur 2 dapat diringkas seperti tabel 4.21 sebagai berikut: 87 Tabel 4.21 Koefisien Jalur, Pengaruh Langsung, Tidak Langsung, Pengaruh Total, Budaya etis Organisasi (X1), Idealisme (X2), Relativisme (X3), dan Komitmen Organisasi (Y), Secara Simultan dan Signifikan Terhadap Sensitivitas Etika Auditor (Z) Variabel terhadap Z Koefisien Jalur Pengaruh Langsung Tidak langsung -0,076 Total X1 0,162 0,162 X2 0,780 0,780 X3 0,272 0,272 Y -0,265 -0,265 -0,265 = 26,5% ε1 0,631 0,631 0,631 = 63,1% ε2 0,373 0,373 0,373 = 37,3% X1, X2, X3 dan Y Kontribusi Bersama 0,086 = 8,6 % 0,780 = 78 % -0,157 0,115 = 11,5% 0,861 = 86,1% Sumber: Data Primer yang diolah 88 BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan Penelitian ini menyatakan bahwa budaya etis organisasi dan orientasi etika sangat penting untuk meningkatkan konsistensi perilaku pada norma-norma dan sensitivitas etika. Selain berpengaruh secara langsung terhadap sensitivitas etika budaya etis organisasi dan orientasi etika juga berpengaruh tidak langsung terhadap sensitivitas etika melalui komitmen organisasi, Hasil penelitian ini dianalisis dengan path analysis. Berdasarkan data yang dikumpulkan, maka dapat ditarik kesimpulan mengenai pengaruh budaya etis organisasi, orientasi etika (idealisme dan relativisme) terhadap komitmen organisasi dan sensitivitas etika auditor sebagai berikut: 1. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa secara parsial budaya etis organisasi berpengaruh signifikan terhadap komitmen organisasi dan sensitivitas etika auditor. 2. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa secara parsial idealisme berpengaruh sangat signifikan terhadap sensitivitas etika auditor. 3. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa secara parsial relativisme berpengaruh signifikan terhadap komitmen organisasi dan sensitivitas etika auditor. 89 4. Hasil penelitian ini juga menyimpulkan bahwa secara parsial komitmen organisasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap sensitivitas etika auditor. 5. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa secara simultan budaya etis organisasi, orientasi etika (idealisme dan relativisme) dan komitmen organisasi berpengaruh terhadap sensitivitas etika auditor. B. Implikasi Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Hunt dan Vitell (1986) bahwa budaya etis organisasi akan membentuk orientasi etika dan lingkungan organisasi akan membentuk komitmen organisasi, keduanya memiliki pengaruh terhadap perilaku etis. Tingginya budaya etis organisasi dalam inspektorat akan membantu Aparatur Inspektorat yang berfungsi sebagai auditor internal Pemda dalam melakukan tugasnya sesuai dengan prinsip-prinsip etika. Teori tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang menyatakan bahwa budaya etis organisasi, orientasi etika (idealism dan relativisme) dan komitmen organisasi berpengaruh signifikan terhadap sensitivitas etika auditor. Penelitian ini di harapkan dapat memberikan suatu gambaran kepada aparatur Inspektorat bahwa nilai-nilai etika merupakan hal yang penting dalam melaksanakan pemeriksaan di lembaga pemerintahan. Etika aparatur Inspektorat dapat ditingkatkan melalui budaya etis organisasi di dalam Inspektorat. Budaya 90 etis organisasi penting dalam meningkatkan konsistensi perilaku seseorang dan diharapkan menjadi standar prosedur operasi. C. Saran Berdasarkan hasil penelitian, dapat diungkapkan beberapa saran untuk meningkatkan sensitivitas etika auditor melalui budaya etis organisasi dan komitmen organisasi dan untuk penelitian selanjutnya, yaitu sebagai berikut: 1. Bagi inspektorat sebaiknya meningkatkan nilai etis dalam organisasinya, sehingga dapat membantu aparaturnya dalam meningkatkan sensitivitas etika mereka ketika melakukan tugasnya. 2. Instrumen pengukuran variabel penelitian ini semuanya menggunakan instrumen dari peneliti sebelumnya yang dikembangkan dalam bahasa yang berbeda dengan aslinya, sehingga kemungkinan adanya kelemahan dalam penerjemahan instrumen yang menyebabkan terjadinya perubahan dalam arti yang sebenarnya. Oleh sebab itu untuk penelitian selanjutnya diharapkan membuat kuesioner yang lebih baik lagi agar responden dapat menjawab pertanyaan dengan lebih baik sehingga akan menciptakan data yang lebih akurat lagi. 3. Perlu dikaji lebih mendalam variabel-variabel lain yang tidak masuk dalam penelitian yang terkait dengan budaya etis organisasi dan orientasi etika terhadap komitmen organisasi dan sensitivitas etika auditor. 91 4. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat menyajikan hasil penelitian yang lebih baik lagi dengan menambah variabel lain dan memperbanyak serta memperluas objek penelitian. 92 DAFTAR PUSTAKA Allen, N., Meyer, J. “The Measurement and Antecedents of Affective,Continuance, and Normative Commitment to the Organization”, Journal of Occupational Psychology, 63, 1-18, 1990. Amirin, Tatang M, “Populasi dan sampel penelitian 4: Ukuran sampel rumus Slovin, 5 januari 2011, dari http://Tatangmanguny.wordpress.com Aranya N, and K. R Ferris. “A Reexamination of Accountant Organizational – Profesional Conflic”,The Acounting Review, 59 pp 1-15, 1984. Armstrong, M. “Ethics and Profesionalism In Accounting Education: A Sample Course”. Journal of Accounting Education. 11. pp 77 – 92. 1993. Aziza dan Salim. Pengaruh Orientasi Etika pada Komitmen dan Sensitivitas Etika Auditor. SNA 11 Pontianak. 2008. Bastian, Indra. .Akuntansi sector Publik: Suatu Pengantar. Erlangga. Jakarta. 2006. Douglas P. C, Ronald A. Davidson dan B. N Shwartz. “The Effect of Organizational Cultuter and Ethical Orientation on Accountants Ethical Judgements”, Journal of Business Ethics 34, pp. 101 – 121. 2001. Muhammad, Djibril. Suap BPK Jabar: Pemkot Bekasi divonis 3 tahunpenjara. 16 November 2010, dari http://www.republika.co.id Feisal Tamin. Transformasi Budaya Kerja Aparatur Negara. Sinar Harapan. 2004. Falah,syaikhul. Pengaruh Budaya Organisasi dan Orientasi Etika terhadap Sensitivitas Etika.SNA X Makasar. 2006. Finn, D.W., L.B Chonko, and J.D Hunt. “Ethical Problem in Public Accounting: The View from The Top”. Journal of Bussiness Ethics, 7 , pp. 605 – 615. 1988. Forsyth, Donelson. R. 1980. “A Taxonomi of Ethical Idealogis, Journal of Personality and Social Psychology”. January. Pp. 175 – 184. 1980. 93 Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS”. Universitas Diponogoro, Semarang, 2006. Hamid, Abdul. “Buku Panduan Penulisan Skripsi”. UIN Jakarta, 2010. Hunt, S. D dan Vitell. “A General Theory of Marketing Ethics”. Journal of Macromarketing 6 (Spring) pp. 5 – 16. 1986. Khomsiyah dan Nur Indriantoro. “Pengaruh Orientasi Etika terhadap Komitmen dan Sensitivitas Etika Auditor Pemerintah di DKI Jakarta”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. vol.1 Januari hal. 13 – 28. 1998. Louwers. Timothy J. Lawrence A Ponemon and Robin R. Radike. “Examining Accountant Ethical Behaviour: A Review and Implementation for Future Research”. Behavioral Accounting Research Foundation and Frontiers. Edited by Vicy Arnold and Steve G Sutton, American Accounting Association. 1997. M. Syafruddin. Kasus Mulyana dalam Perspektif Etika, Suara Merdeka.April hal.6. 2005. Mardiasmo.Akuntansi Sektor Publik. ANDI. Yogyakarta. 2002. Ouchi, W.G. ”Markets, Bureaucrarcies, and Clans”. Administrative Science Quarterly, 25 (March) pp. 129 – 141. 1980. Renyowijoyo, Muindro. Hubungan antara Budaya Organisasi, Komitmen Organisasi, Kepuasan kerja dan prestasi Kerja Karyawan: Studi Empiris Karyawan Manufaktur di Indonesia. Tesis Universitas Utara Malaysia. 2003. Rest, James R. Received Manual for the Defining Issues Test: An ObjectiveTest for Moral Judgment Development. Minnepolis : Minnesota MoralResearch Proyect.1983. Riduwan dan Engkos Achmad Kuncoro,.“Cara Menggunakan dan Memakai Analisis Jalur (Path Analysis)”, alfabeta. Bandung. 2007. Robbin, S.P. Organizational Behavioral. Seventh Edition. Englewood Cliff. Prentice Hall, Inc. 1996. Robbins, Stephen P. Perilaku Organisasi: Konsep, Kontroversi, Aplikasi. Jilid 1. Edisi 8. Jakarta: PT. Prenhallindo. 2001. 94 Robbins, Stephen P. Perilaku Organisasi. Jilid 2. Edisi 9. Jakarta: PT. Indeks. 2003. Rochaety, dkk. Metodologi Penelitian Bisnis: Dengan Aplikasi SPSS. Mitra Wacana Media. Jakarta. 2007. Santoso, Singgih. “Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik”, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta, 2000. Sawyer’s, Lawrence B. “Internal Auditing”, Edisi 5. Salemba Empat, Jakarta, 2005. Setiawan dan Ghozali. “Akuntansi Keprilakuan: konsep dan kajian empiris prilaku akuntan”. Badan Penerbit UNDIP, Semarang . 2006. Shaub, Michael K., and Don W.Finn. “The Effect of Auditor’s Ethical Orientation on Commitment and Ethical Sensitivity”. Behavioral Research in Accounting. Vol.5 pp 146 – 166. 1993. Sobirin, Akhmad. Budaya Organisasi: Pengertian, Makna, dan Aplikasinya dalam Kehidupan Organisasi. Unit Penerbit dan Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN. Yogyakarta. 2007. SPAI, 2004, h. 6 dari http://images.agushakim.multiply.multiplycontent.com Tagiman, Hiro. “Standar Profesional Auditor Internal”, Penerbit Konisius, Yogyakarta, 2006. Trevino, Linda Klebe. “Ethical Decision Making in Organization: A person Situation Interactionist Model”. Academy of Management Review, July pp. 601 – 617.1986 Volker, J. M., Couseling Experince, Moral Judgment, Awareness of Consequnces, and Moral Sensitivity in Counseling Practice. Unpublished Doctoral Disertation. Minneapolis, MN: University of Minnesota Press.1984. Westra, L.S. “Whose Loyal Agent Toward an Ethical of Accounting”. Journal of Business Ethics Vol. 5 pp. 119 – 128. 1986. Winarsunu, Tulus. Statistik dalam penelitian Psikologi dan Pendidikan. Umm Press. Malang. 2006. 95 Wijayanti. Pengaruh Komitmen terhadap Kepuasan Kerja auditor Internal: Motivasi sebagai Variabel Moderating. SNA 11 Pontianak. 2008. Yudisthira, andrie. Kepala Inspektorat Bekasi divonis bersalah. 15 November 2010, dari http://hileud.com/hileudnews 96 LAMPIRAN 1 : Lembar Kuesioner KUESIONER PENELITIAN Pengaruh Budaya Etis Orgnisasi dan Orientasi etika Terhadap Komitmen Organisasi dan Sensitivitas Etika Auditor (studi pada Aparatur Inspektorat Kabupaten Bogor) Oleh LIA NURFARIDA 207082000790 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H/2011 M 97 Yang Terhormat Bapak/Ibu/Sdr Responden Di Tempat Assalamualaikum Wr.Wb. Pertama-tama saya ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas kesediaan Bapak/Ibu/Sdr untk meluangkan waktunya dalam mengisi kuesioner yang akan saya pergunakan dalam rangka menyelesaikan tugas akhir. Kuesioner ini digunakan untuk menganalisis “Pengaruh Budaya Etis Orgnisasi dan Orientasi etika Terhadap Komitmen Organisasi dan Sensitivitas Etika Auditor” Bapak/Ibu/Sdr dapat dengan bebas menentukan jawaban sesuai dengan yang diyakini. Identitas dan jawaban yang Bapak/Ibu/Sdr berikan dalam kuesioner ini akan dijaga kerahasiaanya. Demikian permohonan ini, saya meminta maaf atas segala keterbatasan dan kesederhanaan dalam penyampaian. Atas bantuan dan partisipasi yang Bapak/Ibu/Sdr berikan, saya sampaikan terima kasih. Jazzakumullah Khairan Katsier. Wassalmualaikum Wr.Wb Pembimbing I Pembimbing II Hormat saya, Prof. Dr. Ahmad Rodoni Rahmawati, SE. MM Lia Nurfarida 19690203 200112 1 003 19770814 200604 2 003 207082000790 98 Petunjuk Umum Pengisian Kuesioer Di bawah ini ada pernyataan – pernyataan yang mewakili pendapat- pendapat umum tentang etika. Tidak ada pernyataan yang benar atau salah. Saudara mungkin saja setuju atau tidak setuju dengan pernyataan - pernyataan tersebut. Kami ini ingin mengetahui seberapa jauh saudara setuju atau tidak setuju terhadap pernyataan tersebut, dengan memberi tanda X pada pilihan yang tersedia sebagai berikut: 1 = Sangat tidak setuju 2 = Tidak setuju 3 = Netral 4 = Setuju 5 = Sangat setuju Instrumen : Orientasi Etika yang terdiri dari: a. Idealisme NO 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. PERNYATAAN 1 Seseorang harus memastikan terlebih dahulu bahwa perbuatan mereka tidak pernah secara sengaja merugikan orang lain, dalam tingkat sekecil apapun Perbuatan merugikan orang lain tidak dapat ditolelir, seberapa kecilpun tingkat kerugian Itu Adanya suatu tindakan yang dapat merugikan orang lain adalah selalu salah, walaupun tindakan tersebut memberikan keuntungan atau kebaikan Seseorang seharusnya tidak boleh menyakiti dan merugikan orang lain secara fisik maupun psikologis Seseorang seharusnya tidak boleh melakukan tindakan yang mungkin mengancam kehormatan dan kesejahteraan orang lain Jika suatu perbuatan dapat merugikan atau menyakiti orang lain yang tidak bersalah, maka perbuatan itu tidak boleh dilakukan Memutuskan apakah melakukan tindakan atau tidak melakukan, dengan menimbang pada konsekuensi negatif dan positif adalah perbuatan tidak bermoral Martabat dan kesejahteraan orang seharusnya menjadi perhatian paling penting dalam suatu masyarakat Jangan pernah sampai mengorbankan kesejahteraan orang lain Tindakan moral adalah tindakan yang sesuai dengan tindakan-tindakan yang sifatnya ideal/sempurna 2 3 4 5 99 b. Relativisme NO 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. PERNYATAAN 1 Tidak ada prinsip-prinsip etika yang begitu penting untuk dijadikan bagian dari kode etik Aturan-aturan etika berbeda antara satu komunitas dengan komunitas yang lain, demikian juga dengan penerapannya, berbeda antara situasi satu dengan yang lainnya Prinsip-prinsip harus dipandang sebagai sesuatu yang sifatnya subjektif. Apa yang dianggap sesorang bermoral, mungkin saja dianggap tidak bermoral bagi orang lain Adanya perbedaan dalam sistem atau sikap moral tidak dapat dianggap sebagai suatu perbedaan yang telah menjadi sifat atau karakteristik dari prinsip-prinsip moral Pertanyaan-pertanyaan tentang apakah sesuatu itu bersifat etis atau tidak bagi setiap orang tidak akan pernah bisa diselesaikan karena apa yang dianggap bermoral atau tidak bermoral tergantung pada penilaian individu Prinsip-prinsip moral adalah aturan yang sifatnya personal, yang mengidentifikasikan bagaimana seseorang seharusnya bertingkah laku dan tidak dapat digunakan untuk membuat penilaian terhadap orang lain Pertimbangan moral dalam hubungan antar pribadi adalah sangat kompleks dimana individu diijinkan untuk memiliki kode etik sendiri Penetapan aturan-aturan etika secara tegas yang dapat menghilangkan tindakan-tindakan tertentu (jadi ada keseragaman tindakan), akan menciptakan sutau hubungan manusia yang lebih baik Tidak ada peraturan yang berkaitan dengan kebohongan dapat diformulasikan, apakah suatu kebohongan dapat diijinkan atau tidak sepenuhnya tergantung pada situasi yang ada Apakah suatu kebohongan itu dinilai bermoral atau tidak bermoral sepenuhnya tergantung pada situasi yang mengelilinginya. 2 3 4 5 100 Instrumen : Budaya Etis Organisasi NO 1. 2. 3. 4. 5. PERNYATAAN 1 Pimpinan di instansi saya sering berperilaku yang kurang etis Untuk mensukseskan instansi saya, seringkali perilaku etis dikompromikan Pimpinan tidak membiarkan adanya ketidakpastian sehingga perilaku yang tidak etis itu tidak akan ditoleransi Jika Pimpinan mengetahui perilaku yang tidak etis itu menyebabkan kepentingan pribadi lebih diutamakan daripada perusahaan, pegawai akan langsung ditegur Jika Pimpinan mengetahui perilaku yang tidak etis itu menyebabkan kepentingan perusahaan lebih diutamakan daripada kepentingan pribadi, pegawai akan langsung ditegur juga. 2 3 4 5 2 3 4 5 Instrumen : Komitmen Organisasi NO 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. PERNYATAAN 1 Saya ingin menjadi bagian dari organisasi karena adanya ikatan emosional (emotional attachment) atau psikologis terhadap organisasi. Saya merasa masalah organisasi adalah masalah saya juga. Saya bersedia berusaha di atas batas normal untuk mensukseskan organisasi. Saya mudah terikat dengan organisasi lain seperti organisasi tempat saya bekerja. Tetap tinggal di organisasi adalah merupakan kebutuhan saya. Alasan utama untuk tetap bekerja di organisasi adalah karena gaji yang saya terima. Apabila saya memutuskan untuk keluar dari organisasi ini, saya akan memerlukan pengorbanan yang harus dipertimbangkan. Memutuskan bekerja di organisasi ini merupakan kesalahan terbesar saya. Saya merasa tetap berada di organisasi ini adalah merupakan kewajiban. Apapun yang terjadi saya akan bertahan di organisasi ini. Tidak banyak yang saya peroleh dengan tetap bertahan di organisasi ini. 101 Instrumen : Sensitivitas Etika Petunjuk Dalam membaca skenario pemeriksaan di bawah ini tempatkan diri Saudara sebagai auditor (pemeriksa). Kemudian indikasikan tingkat pentingnya masalah itu dengan arti penting bagi Saudara dengan memberi tanda silang sebagai berikut: 1 = Sangat tidak penting 2 = Tidak penting 3 = Netral 4 = Penting 5 = Sangat penting Paragraf Satu Andi adalah senior auditor (pemeriksa) yang bertanggung jawab atas audit terhadap PD Bogor Jaya. Pagi ini ia telah menghabiskan waktunya selama dua jam untuk persiapan rapat dengan partner dan manajer, sebelum mengadakan pertemuan dengan pihak manajemen tersebut untuk pemeriksaan awal. Pekerjaan akhir tahun menumpuk karena beberapa staff tidak dapat membantu, karena ditugaskan ke tempat lain. Pekerjaan diharapkan diselesaikan pertengahan tahun, akan tetapi karena ada staff senior yang mengundurkan diri, pekerjaan menjadi menumpuk pada akhir tahun. Walaupun pemeriksaan yang akan dilaksanakan telah sesuai dengan anggaran, tapi Andi tahu bahwa beberapa staff telah gagal mencatat jam lembur akhir tahunnya. Padahal jam kerja yang dibebankan pada tahun pertama pemeriksanaan di PD Bogor Jaya lebih rendah 3% dari tahun ini. 1 2 3 4 5 Paragraf Dua Andi telah menemukan adanya kelemahan dalam struktur pengendalian internal perusahaan PD Bogor Jaya, karena adanya perubahan pada kwartal pertama. Perubahan tersebut sudah didokumentasikan oleh staff auditor yang berpengalaman dan digunakan untuk menentukan keandalan pengendalian internal pada akhir tahun. 1 2 3 4 5 Paragraf Tiga Andi menghadapi masalah dengan prestasi kerjanya, karena setelah menjadi senior auditor (pemeriksa) prestasinya dinilai hanya diatas rata-rata. Temannya yang bekerja di KAP (Kantor Akuntan Publik) lainnya mengajak untuk bergabung. Andi sulit memutuskan, namun setelah menghabiskan 45 menit dari waktu kerjanya dia menyatakan persetujuannya. 1 2 3 4 5 102 Paragraf Empat Andi telah memberitahukan pihak pimpinan bahwa dia tidak setuju terhadap kapitalisasi bunga yang dilakukan klien terhadap beberapa proyek. Pihak pimpinan memihak klien karena secara teknis masih dapat diterima sehingga Andi mengubah kerta kerja dan menyatakan sudah sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi. 1 2 3 4 5 103 LAMPIRAN 2: Data Mentah resenponden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 Budaya etis organisasi (X1) 1 2 3 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 3 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 5 3 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 5 3 5 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 5 3 4 4 4 4 4 4 5 4 20 20 22 24 19 20 21 20 20 20 19 19 23 20 23 18 18 21 24 20 19 15 20 21 1 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 3 5 4 2 4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 5 5 4 4 3 4 4 3 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 5 4 4 3 4 4 Idealism (X2) 4 5 6 7 8 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 3 4 3 4 4 5 3 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 3 4 4 5 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 3 5 3 4 4 4 4 3 4 4 5 4 4 4 4 5 4 5 5 4 5 4 4 4 5 4 3 3 4 4 3 2 3 2 2 4 4 3 5 3 4 4 4 4 4 9 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 5 3 4 5 10 4 3 4 5 4 4 3 4 3 4 4 4 4 5 4 3 4 3 4 4 5 4 5 5 40 39 42 46 38 41 41 40 36 41 37 38 43 41 41 37 39 41 46 42 40 28 41 42 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 5 4 5 4 3 4 3 2 4 4 4 5 4 5 3 4 4 5 3 4 5 3 4 4 3 3 4 4 5 3 5 4 Relativisme (X3) 3 4 5 6 7 8 4 3 3 4 4 4 5 5 5 4 4 5 4 3 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 3 3 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 5 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 5 5 4 3 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 5 4 3 3 3 5 5 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 2 3 3 4 3 3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 9 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 5 4 4 3 4 4 10 4 3 4 5 3 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 5 5 5 4 3 4 4 38 43 41 46 37 43 41 41 37 43 36 38 44 38 43 36 38 41 41 43 40 29 40 39 104 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 5 4 4 3 5 4 5 4 3 4 3 5 5 5 4 4 4 3 4 5 4 4 2 5 4 4 3 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 5 3 4 3 5 3 5 4 4 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 5 5 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 3 4 4 5 4 19 20 19 23 21 22 20 20 20 19 21 24 20 20 14 23 19 22 19 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 5 4 4 3 5 4 4 4 4 5 4 5 5 5 4 4 4 3 4 5 4 4 2 5 4 3 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 5 3 4 3 5 3 4 4 5 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 5 5 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 3 4 4 3 4 3 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 5 4 4 4 4 3 4 4 4 5 4 3 4 4 4 5 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 3 4 5 4 4 5 2 5 4 5 3 5 3 4 4 4 3 4 3 4 3 5 4 4 3 2 4 3 39 41 40 39 41 43 41 42 40 39 38 38 42 44 41 40 27 44 37 3 4 5 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 5 4 4 3 5 4 4 5 4 5 3 4 3 4 4 4 5 4 5 5 4 4 3 4 5 3 3 4 5 4 4 5 3 4 4 4 4 5 4 4 4 3 5 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 5 3 4 4 4 4 3 5 4 4 5 4 4 4 5 4 5 2 5 5 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 5 4 4 5 3 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 5 4 4 3 5 4 4 4 4 5 4 5 5 5 4 4 4 3 4 5 4 4 2 5 4 3 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 5 3 4 3 5 3 4 4 5 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 5 5 4 3 4 4 35 39 41 43 40 41 42 40 39 40 40 38 43 47 40 42 28 46 43 105 responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 1 4 4 4 5 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 2 3 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 3 5 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 5 3 Komitmen Organisasi (Y) 4 5 6 7 8 9 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 5 3 4 4 3 4 4 5 5 5 4 5 5 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 2 4 4 3 4 3 4 4 5 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 5 5 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 5 5 5 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 5 3 3 3 4 3 3 4 5 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 3 3 3 3 3 4 5 5 4 3 4 4 4 4 5 5 4 5 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 4 4 3 10 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 5 3 4 4 4 4 5 3 4 4 4 3 4 11 4 4 4 5 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 42 45 44 50 40 48 40 41 39 40 43 42 45 38 49 36 41 39 43 40 44 32 45 46 41 44 38 Sensitivitas etika (Z) 1 2 3 4 4 4 4 4 4 5 4 3 5 5 4 4 5 5 5 5 4 4 4 3 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 3 3 3 3 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 16 16 18 20 15 17 17 16 16 17 15 16 18 16 16 15 16 18 20 17 16 12 17 16 15 16 17 106 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 4 4 4 3 4 4 4 4 5 5 4 4 3 3 4 4 5 4 4 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 2 4 4 5 5 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 5 3 5 4 4 4 4 5 4 4 3 3 4 3 4 3 5 4 4 4 4 5 4 5 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 5 5 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 5 2 3 4 5 3 4 4 3 4 4 4 4 5 4 4 5 3 4 3 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4 4 5 2 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 5 4 5 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 5 5 4 4 3 3 4 4 47 46 44 44 41 44 42 41 45 46 45 41 47 29 44 43 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 5 4 4 3 5 4 5 4 5 5 5 4 4 4 3 4 5 4 4 2 5 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 5 3 4 3 5 3 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 5 5 4 3 4 4 17 17 19 17 18 16 15 16 15 16 20 16 16 11 19 15 107 LAMPIRAN 3: HASIL OLAH DATA UJI VALIDITAS 1. Budaya Etis organisasi Correlations TOSCO BEO1 BEO1 BEO2 Pearson Correlation 1 Sig. (2-tailed) N BEO2 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N BEO3 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N BEO4 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N BEO5 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N TOSCORE Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N 43 .555 BEO3 .555 ** BEO4 .315 BEO5 * .393 RE ** .792** .000 .001 .040 .009 .000 43 43 43 43 43 1 ** * .184 .774** .010 .017 .237 .000 43 43 43 43 .147 ** .729** .345 .000 .000 ** .000 43 43 ** ** .473 .473 ** .391 .391 1 .364 .516 .001 .010 43 43 43 43 43 43 * * .147 1 -.066 .539** .040 .017 .345 .675 .000 43 43 43 43 43 43 .393** .184 .516** -.066 1 .556** .009 .237 .000 .675 43 43 43 43 43 43 ** ** ** ** ** 1 .315 .792 .364 .774 .729 .539 .000 .556 .000 .000 .000 .000 .000 43 43 43 43 43 43 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). 108 UJI HIPOTESIS 1. Uji Struktur 1 Model Summary Model R d Std. Error of the Square Estimate R Square .784a 1 Adjusted R .614 .585 2.61658 i m e n s i o n 0 a. Predictors: (Constant), X3, X1, X2 ANOVAb Model 1 Sum of Squares df Mean Square Regression 425.453 3 141.818 Residual 267.013 39 6.846 Total 692.465 42 F Sig. 20.714 .000a a. Predictors: (Constant), X3, X1, X2 b. Dependent Variable: Y Coefficientsa Model Standardized Unstandardized Coefficients B 1 (Constant) Std. Error 3.720 4.999 X1 .510 .233 X2 .235 X3 .474 Coefficients Beta t Sig. .744 .461 .257 2.188 .035 .207 .205 1.134 .264 .195 .436 2.435 .020 a. Dependent Variable: Y 117 2. Uji Struktur 2 Model Summary Model R d Std. Error of the Square Estimate R Square .928a 1 Adjusted R .861 .846 .69164 i m e n s i o n 0 a. Predictors: (Constant), Y, X1, X2, X3 ANOVAb Model 1 Sum of Squares Regression Residual Total df Mean Square 112.427 4 28.107 18.178 38 .478 130.605 42 F Sig. 58.757 .000a a. Predictors: (Constant), Y, X1, X2, X3 b. Dependent Variable: Z Coefficientsa Model Standardized Unstandardized Coefficients B 1 (Constant) Std. Error -2.114 1.331 X1 .140 .065 X2 .387 X3 Y Coefficients Beta t Sig. -1.589 .120 .162 2.141 .039 .056 .780 6.963 .000 .129 .055 .272 2.328 .025 -.115 .042 -.265 -2.722 .010 a. Dependent Variable: Z 118 3. Uji Korelasi Correlations X1 X1 X2 Pearson Correlation 1 X2 .501** .582** .000 .001 .000 43 43 43 1 ** .700** .000 .000 43 Pearson Correlation .517 Sig. (2-tailed) X3 Pearson Correlation 43 43 43 ** ** 1 .735** .827 .001 .000 43 43 43 43 .582** .700** .735** 1 .000 .000 .000 43 43 43 N Pearson Correlation .827 43 .501 Sig. (2-tailed) Y ** .000 N Y .517** Sig. (2-tailed) N X3 Sig. (2-tailed) N .000 43 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). 4. Uji Trimming Struktur 1 Model Summary Model R d 1 R Square .776 a .602 Adjusted R Std. Error of the Square Estimate .582 2.62595 i m e n s i o n 0 119 Model Summary Model R Std. Error of the Square Estimate R Square 1 .776a a. Predictors: (Constant), X3, X1 d Adjusted R .602 .582 2.62595 i m e n s i o n 0 ANOVAb Model 1 Sum of Squares df Mean Square Regression 416.641 2 208.321 Residual 275.824 40 6.896 Total 692.465 42 F Sig. 30.211 .000a a. Predictors: (Constant), X3, X1 b. Dependent Variable: Y Coefficientsa Model Standardized Unstandardized Coefficients B 1 (Constant) Std. Error 5.180 4.847 X1 .566 .229 X3 .643 .125 Coefficients Beta t Sig. 1.069 .292 .285 2.474 .018 .592 5.135 .000 a. Dependent Variable: Y 120 121