PENGARUH BUDAYA ETIS ORGANISASI DAN ORIENTASI ETIKA

advertisement
PENGARUH BUDAYA ETIS ORGANISASI DAN ORIENTASI
ETIKA TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI DAN
SENSITIVITAS ETIKA AUDITOR
(Studi pada Aparatur Inspektorat Kabupaten Bogor)
Oleh:
LIA NURFARIDA
NIM: 207082000790
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2011 M/1432 H
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. Identitas Pribadi
1. Nama
: Lia Nurfarida
2. Tempat & Tanggal lahir
: Jakarta, 04 Juni 1987
3. Agama
: Islam
4. Alamat
: Jl. Mirah Raya Rt 005/02 No. 35 Vila
Mutiara Sawah Baru Ciputat Tangerang
5. Telepon
: 085695712894
6. Email
: [email protected]
II. Pendidikan Formal
1. SD
(1994-2000)
: MI Darussalam Jakarta
2. SMP (2000-2003)
: SMPN 177 Jakarta
3. SMA (2003-2006)
: SMK Islamiyah Ciputat
4. S1
: Universitas Islam Negeri Syarif
(2007-2011)
Hidayatullah Jakarta
III. Latar Belakang Keluarga
1. Ayah
: Nursam
2. Ibu
: Muliana
3. Alamat
: Jl. Mirah Raya Rt 005/02 No. 35 Vila
Mutiara Sawah Baru Ciputat Tangerang
4.
Telepon
: 081319026084
v
The Influence of Organizational Ethical Culture and Ethical Orientation on
Commitment of Organization and Ethical Sensitivity of Auditor
By:
Lia Nurfarida
ABSTRACT
This research aimed to identify and to test that influence of organizational ethical
culture and ethical orientation (idealism - relativism) on commitment of organization
and ethical sensitivity of Auditor. The research has been done in Bogor with internal
auditor respondent who working in Local Government of Bogor. Determination of
sample conducted by using method of purposive sample. The data were analysis for
hypotesis tester was done with path analysis
The result of research indicated that organizational ethical culture and ethical
orientation (relativism) have significantly influence to commitment of organization,
and organizational ethical culture, ethical orientation (idealism - relativism) and
commitment of organization have significantly influence to ethical sensitivity of
auditor.
Keywords : ethic, organizational ethical culture, ethical orientation (idealism–
relativism), organizational commitment and ethical sensitivity
vi
Pengaruh Budaya Etis Organisasi dan Orientasi Etika terhadap
Komitmen Organisasi dan Sensitivitas Etika auditor
Oleh:
Lia Nurfarida
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Budaya Etis
Organisasi dan Orientasi Etika (Idealisme - Relativisme) terhadap Komitmen
Organisasi dan Sensitivitas Etika Auditor. Pada penelitian ini digunakan data primer
dalam bentuk penyebaran kuesioner yang dilakukan di Inspektorat Kabupaten Bogor
dengan responden auditor internal Pemda yang bekerja pada Inspektorat Kabupaten
Bogor. Penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive
sampling. Penganalisisan data untuk pengujian hipotesis dilakukan dengan analisis
jalur (Path Analysis).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel budaya etis organisasi dan
orientasi etika (relativisme) berpengaruh signifikan terhadap komitmen organisasi
dan sensitivitas etika Auditor, sedangkan orientasi etika (idealisme) hanya
berpengaruh signifikan terhadap sensitivitas etika tetapi tidak berpengaruh signifikan
terhadap komitmen organisasi.
Kata kunci: Etika, Budaya Etis Organisasi, Orientasi Etika (idealism - relativisme),
Komitmen Organisasi dan Sensitivitas Etika Auditor.
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Robbil ’Alamin, segala puji dan syukur hanya milik
Allah SWT. Teriring shalawat dan salam kepada junjungan Nabi Muhammad
SAW beserta keluarga dan sahabatnya. Dengan rahmat dan hidayahnya penulis
dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Pengaruh Budaya etis Organisasi
dan Orientasi Etika Terhadap Komitmen Organisasi dan Sensitivitas Etika
Auditor”
Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian syarat yang ditetapkan
dalam rangka mengakhiri studi pada jenjang Strata Satu (S1) Fakultas Ekonomi
dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis tidak luput dari berbagai masalah
dan menyadari sepenuhnya bahwa keberhasilan yang diperoleh bukan sematamata hasil usaha penulis sendiri, melainkan berkat bantuan, dorongan, bimbingan
dan pengarahan yang tidak ternilai harganya. Ucapan terima kasih yang tak
terhingga kepada:
1.
Allah S.W.T atas rahmat dan karunia-nya yang diberikan kepada penulis
sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
2. Yang tersayang kedua orang tua, bapak dan ibu yang memberikan masukan,
motivasi, sandaran dari setiap permasalahan yang timbul, doa, ridhonya serta
kasih sayangnya sehingga penulis mendapatkan semangat lebih untuk
menyelesaikan skripsi ini, terima kasih atas segala bimbingan, asuhan, kasih
sayangnya serta pengorbanannya dalam hidup penulis selama ini, semoga ilmu
yang didapat penulis selama ini dapat memberikan kontribusi yang besar
nantinya untuk menjaga, membanggakan, mencukupi dan membuat bangga
bapak dan ibu kelak, amin.
3. Terima kasih kepada kakak dan adikku (Mas Yetno dan Kurniawan) atas
segala kebaikannya selama ini memberikan bantuan dan menyemangati
viii
penulis, semoga kebaikannya selama ini diberikan balasan yang berlipat,
semoga keluarganya diberikan anugerah oleh Allah SWT.
4. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni selaku Pudek I (satu) serta sebagai dosen
pembimbing I yang memberikan banyak masukan mengenai pengembangan
judul skripsi ini serta memberikan arahan dalam penggunaan metode yang
tepat terhadap penelitian yang dilakukan, semoga Allah SWT selalu
memberikan kesehatan, kasih sayang serta perlindungan terhadap bapak dan
keluarga, amin. Terima kasih pak.
5. Ibu Rahmawati, SE., MM, selaku Kajur (Kepala Jurusan) Auntansi serta dosen
pembimbing II (dua) yang telah memberikan masukan, arahan dan bimbingan
dari setiap permasalahan dan kesulitan yang penulis hadapi dalam
menyelesaikan skripsi. semoga Allah SWT selalu memberikan kesehatan,
kasih sayang serta perlindungan terhadap ibu dan keluarga, amin. Terima
kasih bu.
6.
Bapak Prof. Dr. Abdul hamid, MS. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
7.
Ibu Yessi Fitri, SE, AK, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis.
8.
Bapak Suhendra S.Ag., MM selaku Koordinator Teknis Jurusan Akuntansi.
9.
Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan ilmu
pengetahuan yang bermanfaat bagi penulis selama masa perkuliahan.
10. Seluruh Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
11. Sahabat- sahabatku tersayang (Echa, Arini, Tyas, Widya, Putri, dan Wulan)
yang selalu memberikan motivasi dan telah mewarnai hari-hari penulis
selama ini.
12. Teman-temanku (Mba Muliah, Sarah, Dian Bastian, Firmanda dan Ibenk)
yang menjadi tempat bertanya dan tukar pendapat.
13. Teman-teman seperjuangan di Akuntansi B dan Akuntansi Audit, yang
membantu dan memberikan semangat.
14. Rekan-rekan mahasiswa Jurusan Akuntansi Angkatan 2007 yang telah
memberi saran-saran yang berguna dalam penyusunan skripsi ini.
ix
15. Para responden (Aparatur Inspektorat Kabupaten Bogor) yang telah bersedia
membantu peneliti untuk memperoleh data yang diperlukan.
16. Pihak-pihak lain, yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu oleh
penulis.
Akhirnya, penulis menyadari bahwa apa yang terdapat dalam penulisan
skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak
khususnya bagi dunia Akuntansi dan Audit.
Jakarta, Juni 2011
Lia Nurfarida
x
xi
DAFTAR ISI
Halaman Pengesahan Skripsi .......................................................................... i
Halaman Pengesahan Ujian Skripsi ................................................................ ii
Halaman Ujian Komprehensif ......................................................................... iii
Halaman Surat Pernyataan ............................................................................ iv
Daftar Riwayat Hidup ...................................................................................... v
Abstract .............................................................................................................. vi
Abstrak............................................................................................................... vii
Kata Pengantar ................................................................................................. viii
Daftar Isi ............................................................................................................ xi
Daftar Tabel ...................................................................................................... xiv
Daftar Gambar .................................................................................................. xv
Daftar Lampiran ............................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ................................................................................ 9
C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 9
D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 11
A. Teori Tentang Variabel ........................................................................... 11
1. Etika .................................................................................................. 11
2. Budaya Etis Organisasi ..................................................................... 12
3. Orientasi Etika ................................................................................... 14
4. Komitmen Organisasi ........................................................................ 16
5. Sensitivitas Etika ............................................................................... 17
B. Penelitian sebelumnya ............................................................................ 19
C. Kerangka Pemikiran ............................................................................... 21
D. Pengembangan Hipotesis ....................................................................... 23
xi
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 27
A. Ruang Lingkup Penelitian ....................................................................... 27
B. Metode Penentuan Sampel ...................................................................... 27
C. Metode Pengumpulan Data ..................................................................... 28
1. Metode Pengumpulan Data ................................................................ 28
2. Sumber Data ....................................................................................... 29
D. Metode Analisis Data ............................................................................. 29
1. Statistik Deskriptif .............................................................................. 29
2. Uji Kualitas Data ............................................................................... 30
3. Uji Hipotesis ....................................................................................... 31
E. Operasional Variabel Penelitian ............................................................... 38
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 43
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian............................................ 43
1. Sejarah Umum Perusahaan ................................................................. 43
2. Visi dan Misi ..................................................................................... 44
3. Tujuan, Sasaran dan Kebijakan .......................................................... 44
4. Tugas pokok dan fungsi inspektorat ................................................... 45
5. Struktur Organisasi…………………………………………………. 46
6. Tempat Dan Waktu Penelitian ........................................................... 47
7. Deskriptif Responden ........................................................................ 47
B. Análisis Data ........................................................................................... 50
1. Uji Validitas ...................................................................................... 50
2. Uji Reliabilitas .................................................................................... 54
C. Pengujian Kesesuain Model (goodness of fit) ......................................... 56
D. Hasil Uji Hipotesis…………………………………………………….. 59
1. Hasil Uji sub Struktur 1…………………………………………… 59
a) Hasil uji individual sub Struktur 1………………………… 59
b) Hasil uji korelasi sub Struktur 1…………………………… 63
c) Hasil uji simultan sub struktur 1…………………………… 65
xii
d) Penerapan metode trimming……………………………….. 69
2. Hasil Uji sub Struktur 2…………………………………………… 74
a) Hasil uji individual sub Struktur 2………………………… 74
b) Hasil uji korelasi sub Struktur 2…………………………… 79
c) Hasil uji simultan sub struktur 1…………………………… 82
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI ................................................... 89
A. Kesimpulan ................................................................................................ 89
B. Implikasi .................................................................................................... 90
C. Saran .......................................................................................................... 91
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 93
LAMPIRAN ...................................................................................................... 97
xiii
DAFTAR TABEL
No.
Keterangan
Hal.
2.1
Klasifikasi Orientasi etika ...............................................
15
2.2
Rekapitulasi hasil penelitian terdahulu ...........................
20
3.1
Operasional Variabel Penelitian......................................
42
4.1
Distribusi Kuesioner ......................................................
47
4.2
Deskriptif responden ......................................................
48
4.3
Uji Validitas Variabel Budaya Etis Organisasi................
50
4.4
Uji Validitas Variabel Idealisme……………………….
51
4.5
Uji Validitas Variabel Relativisme…………………….
52
4.6
Uji Validitas Variabel Komitmen Organisasi………….
53
4.7
Uji Validitas Variabel Sensitivitas Etika………………
54
4.8
Hasil Uji Reabilitas ........................................................
55
4.9
Hasil Uji individual struktur 1 ........................................
59
4.10
Hasil Uji korelasi sub struktur 1 .....................................
63
4.11
Uji simultan sub struktur 1 ..............................................
65
4.12
Hasil Uji determinasi sub struktur 1 ...............................
66
4.13
Hasil Ujuindividual struktur 1- Trimming........................
72
4.14
Hasil Uji korelasi sub struktur 1- Trimming ...................
71
4.15
Uji simultan sub struktur 1- rimming..............................
71
4.16
Hasil Uji determinasi-Trimming .....................................
72
4.17
Hasil Uji individual struktur 2 ........................................
74
4.18
Hasil Uji korelasi sub struktur 2 .....................................
80
4.19
Uji simultan sub struktur 2 ..............................................
82
4.20
Hasil Uji determinasi sub struktur 2 ...............................
83
4.21
Rekapitulasi hasil olah data struktur 2............................
88
xiv
DAFTAR GAMBAR
No.
Keterangan
Hal.
2.1
Kerangka pemikiran ........................................................
22
3.1
Hubungan Struktur I Variabel X1 dan X2 terhadap Y.....
34
3.2
Hubungan Struktur II Variabel X1, X2, dan Y terhadap Z
35
4.1
Struktur Organisasi .........................................................
46
4.2
Hubungan Kausal Sub Struktur 1 Variabel X1, X2 , dan X3
terhadap Y.........................................................................
68
4.3
Diagram jalur Sub Struktur 1 Trimming ........................
70
4.4
Hubungan Kausal Sub Struktur 1- Trimming...................
73
4.5
Hubungan Kausal Sub Struktur 2 Variabel X1, X2 dan Y
terhadap Z ......................................................................
xv
86
DAFTAR LAMPIRAN
No.
Keterangan
Hal.
1
Kuesioner Penelitian .......................................................
97
2
Daftar Jawaban Responden ............................................
104
3
Hasil Uji Validitas dan Reabilitas ..................................
108
4
Hasil Uji Hipotesis .........................................................
117
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan akuntansi sektor publik di Indonesia kini menjadi semakin
pesat ini sejalan dengan adanya era baru dalam pelaksanaan otonomi daerah dan
desentralisasi fiskal. UU No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan
UU No. 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat
dan Daerah sebagai dasar penyelenggaraan otonomi daerah (Mardiasmo,
2002:24). Undang-undang tersebut kemudian direvisi dengan UU No. 32 tahun
2004 tentang Pemerintah Daerah dan UU No. 33 tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Bastian,
2006:334).
Misi utama kedua Undang-Undang tersebut adalah dilaksanakannya
desentralisasi. Desentralisasi merupakan pelimpahan wewenang dari pemerintah
pusat ke pemerintah daerah yang lebih rendah. Ada beberapa asas penting dalam
Undang-Undang Otonomi Daerah yang perlu dipahami.
Pertama, asas
desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan oleh Pemerintah
kepada Daerah Otonom dalam rangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Kedua, asas desentralisasi adalah pelimpahan wewenang dari Pemerintah kepada
Gubernur sebagai wakil pemerintah dan/atau perangkat pusat di daerah. Ketiga,
tugas pemberian bantuan adalah penugasan dari pemerintah kepada daerah dan
1
desa serta dari daerah ke desa untuk melaksanakan tugas tertentu yang disertai
pembiayaan, sarana dan prasarana serta sumber daya manusia dengan kewajiban
melaporkan pelaksanaannya dan mempertanggungjawabbkannya kepada yang
menugaskan.
Keempat, perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan
daerah adalah suatu sistem pembiayaan pemerintah dalam kerangka Negara
Kesatuan, yang mencakup pembagian keuangan antar pemerintah pusat dan
daerah serta pemerataan antar daerah secara proporsional, demokratis, adil, dan
transparan dengan memperhatikan potensi, kondisi, serta kebutuhan daerah
sejalan dengan kewajiban dan pembagian kewenangan serta tata cara
penyelenggaraan kewenangan tersebut, termasuk pengelolaan dan pengawasan
pengelolaan (Bastian, 2006:338).
Undang-Undang otonomi daerah ini memberikan implikasi terhadap
akuntansi sektor publik, dalam pelaksanaan otonomi daerah pemerintah daerah
dituntut untuk mampu memberikan informasi keuangan terhadap publik, DPRD,
dan pihak-pihak yang menjadi stakeholder pemerintah daerah (Mardiasmo,
2002:26). Oleh karena itu pemerintah daerah diharapkan memiliki sistem
akuntansi dan standar akuntansi keuangan pemerintah daerah yang memadai dan
melakukan
perbaikan
mekanisme
audit
terhadap
instansi
pemerintah.
Pengembangan terhadap sistem akuntansi pemerintah daerah merupakan suatu
tantangan karena lingkungan sektor publik yang sangat kompleks sehingga
membutuhkan kompetensi tersendiri untuk mendesain sistem akuntansi yang akan
diterapkan (Mardiasmo, 2002:26).
2
Bukan merupakan rahasia lagi bahwa sektor publik di Indonesia sering
mendapat penilaian negatif dari beberapa pihak, sektor publik dianggap sebagai
sarang inefisiensi, pemborosan, sumber kebocoran dana dan institusi yang selalu
merugi (Mardiasmo, 2002:26). Di Indonesia telah terjadi banyak kasus yang
menjerat aparatur pemerintahan daerah, salah satunya adalah kasus yang menjerat
Sekretaris Daerah (Sekda) Pemerintah Kota Bekasi Tjandra Utama Effendi, Ia
dijatuhi hukuman penjara tiga tahun. Ia terbukti melakukan suap pada auditor
BPK Jabar agar memberikan pendapat dengan penilaian Wajar Tanpa
Pengecualian (WTP) pada laporan hasil pemeriksaan terhadap Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah Kota Bekasi tahun 2009 (Muhammad, 2010). Dalam kasus
yang sama, dua PNS Kota Bekasi yakni Kepala Inspektorat Kota Bekasi Herry
Luk-mantohari mendapat hukuman 2,5 tahun penjara. Sedangkan Herry Supar-jan
yang menjabat sebagai kepala bidang aset dan akuntansi dinas pendapatan dan
pengelolaan keuangan dan aset daerah Bekasi divonis dua tahun (Yudhistira,
2010). Berbagai kasus pelanggaran terhadap etika yang dilakukan oleh Aparatur
Pemda tidak terlepas dari lemahnya pengawasan yang dilakukan oleh berbagai
pihak yang berwenang.
Inspektorat sebagai pihak yang diharapkan dapat menjadi ujung tombak
untuk meningkatkan akuntabilitas dan transparansi dalam pengelolaan keuangan
di daerah. Namun, sampai sekarang ini peran Inspektorat belum terlihat, peran
Inspektorat ini menjadi sangat penting karena kebijakan otonomi daerah dan
desentralisasi menempatkan kabupaten dan kota sebagai pelaksana terdepan
3
pembangunan (Falah, 2006:2). Peran Inspektorat belum terlihat terlebih lagi
dalam kasus korupsi yang terjadi di Pemkot Bekasi pada tahun 2010 turut
menyeret pula kepala Inspektorat kota Bekasi. Hal ini tentu saja menjadi catatan
buruk kinerja Inspektorat Pemda terutama Pemda Bekasi.
Sebagai salah satu fungsi vital dalam pemerintahan daerah, Inspektorat
mempunyai tugas menyelenggarakan kegiatan pengawasan umum Pemda dan
tugas lain yang diberikan kepala daerah, sehingga dalam tugasnya Inspektorat
sama dengan internal auditor (Falah, 2006:2).
Karena kesamaan peran
Inspektorat dengan Profesi auditor internal maka diharapkan Inspektorat juga
memiliki etika yang dijalankan secara konsekuen dan konsisten sesuai dengan
standar dan kode etik profesi auditor internal.
Sebagai suatu profesi, ciri utama auditor internal Pemda adalah kesediaan
menerima tanggung jawab terhadap kepentingan masyarakat dan pihak-pihak
yang dilayani. Agar dapat mengemban tanggung jawab ini secara efektif, auditor
perlu memelihara standar perilaku yang tinggi dan memiliki standar praktik
pelaksanaan pekerjaan yang handal (SPAI, 2004:6). Agar dapat mealakukan
pekerjaanya sesuai dengan kode etik profesi, seorang auditor internal pemda
(Aparatur Inspektorat) perlu memiliki sensitivitas etika, hal ini diharapkan dapat
mempermudah auditor dalam pengambilan keputusan ketika berada pada situasi
dilema etika. Untuk dapat melatih sensitivitasnya dalam hal pertimbangan etika,
aparatur Inspektorat harus dapat mengakui ada masalah etika dalam pekerjaannya,
4
dan sensitivitas tersebut merupakan tahap awal dalam proses pengambilan
keputusan etika (Aziza dan Salim, 2008:2).
Dalam melaksanakan pekerjaannya seorang auditor internal kadang
menghadapi permasalahan dalam budaya kerja, permasalahan tersebut adalah
terabaikannya nilai-nilai etika dan budaya kerja dalam perusahaan sehingga
melemahkan disiplin, etos kerja dan produktivitas kerja (Tamin, 2004). Maka
penting bagi aparatur Inspektorat untuk peka terhadap masalah etika. Penelitian
ini menguji faktor lingkungan dan personal yang mempengaruhi sensitivitas
aparatur Inspektorat terhadap situasi yang mempunyai nilai moralitas.
Faktor lingkungan yang dimaksud adalah budaya etis organisasi yang
berkaitan erat dengan persepsi terhadap nilai-nilai moral (Falah, 2006:5). Budaya
etis organisasi akan mempengaruhi orientasi etika aparatur Inspektorat dalam
melaksanakan tugasnya dan juga akan berpengaruh pada sensitivitas etika.
Menurut Forsyth Orientasi etika dikendalikan oleh dua karakteristik yaitu
idealisme dan relativisme (Douglas et al, 2001:102). Selanjutnya faktor personal
yang dimaksud adalah komitmen organisasional seorang aparatur Inspektorat.
Seorang aparatur Inspektorat yang memiliki komitmen organisasional yang tinggi
diharapkan mempunyai sensitivitas yang tinggi pula.
Terkait dengan penelitian ini, Volker menemukan bahwa para profesional
cenderung mengabaikan masalah etika ketika mereka terfokus pada masalah etika
dalam Aziza dan Salim (2008:2). Oleh karena itu, penelitian ini menguji kembali
5
fenomena yang sama dari penelitian tersebut dalam profesi auditor internal
pemerintah daerah (Aparatur Inspektorat) di Inspektorat Kabupaten Bogor, dan
model dikembangkan untuk menjelaskan faktor personal dan lingkungan, yang
mempengaruhi sensitivitas Aparatur Inspektorat Kabupaten Bogor pada situsasi
etika.
Westra menyatakan bahwa masalah etika merupakan masalah yang selalu
di hadapi dalam profesi akuntan karena akuntan memiliki dua tuan yang harus di
layani, yaitu klien dan masyarakat atau publik (Westra, 1986:120). Selain harus
patuh pada pimpinan tempat bekerja, juga harus menghadapi tuntutan dari
masyarakat untuk memberikan laporan yang jujur.
Meskipun demikian,
kemampuan untuk membuat pertimbangan etis dan bertindak secara etis
merupakan syarat bagi auditor untuk mengenali suatu isu etis (Shaub, 1993).
Hunt dan Vitell
menyebutkan kemampuan seorang profesional untuk
dapat mengerti dan sensitif akan adanya masalah-masalah etika dalam profesinya
dipengaruhi oleh lingkungan budaya atau masyarakat di mana profesi itu berada,
lingkungan profesi, lingkungan organisasi dan pengalaman pribadi (Hunt dan
Vitell, 1986:10). Shaub et al., Khomsiyah dan Indriyantoro mengembangkan
persepsi komponen etika pada penelitan Hunt dan Vitell dimana faktor-faktor
yang mempengaruhi sensitivitas etika adalah lingkungan budaya dan pengalaman
pribadi yang membentuk orientasi etika, lingkungan organisasi yang membentuk
komitmen pada organisasi dan lingkungan profesi merupakan pembentuk
komitmen pada profesinya (Falah, 2006:4).
6
Beberapa penelitian terdahulu mengenai pengaruh komitmen organisasi
dan sensitivitas etika mendapatkan hasil yang berbeda. Dalam Aziza dan Salim
disebutkan beberapa penelitian terdahulu, diantaranya adalah penelitian yang
dilakukan oleh Sorensen dan Sorensen, hasil penelitiannya menyatakan bahwa
karyawan dengan tingkat komitmen organisasi yang tinggi akan kurang sensitiv
untuk situasi dimana tujuan organisasi berbeda dengan profesinya. Sebaliknya,
dalam pnelitian Aranya dan Feris memberikan bukti pengaruh positif antara
kedua varaibel tersebut yaitu tidak adanya konflik antara tujuan organisasi dan
profesional dimana terdapat kesesuaian antara tujuan perusahaan dan profesi
akuntan dalam Aziza dan Salim (2008:11).
Penelitian ini merupakan rujukan pada penelitian yang telah dilakukan
oleh Aziza dan Salim dengan judul: pengaruh orientasi etika pada komitmen dan
sensitivitas etika auditor, yang menguji pengaruh sensitivitas etika auditor
(didefinisikan sebagai kemampuan untuk mengakui sifat dasar etika pada situasi
profesional auditor) dari: (1) orientasi etika personal dibentuk oleh lingkungan
budaya dan pengalaman personal, (2) komitmen organisasi, dan (3) komitmen
profesional. Juga menguji pengaruh orientasi etika dan komitmen profesional
pada komitmen organisasiona. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa
Orientasi
etika
auditor
berpengaruh
pada
komitmen
(profesional
dan
organisasional) dan terdapat pengaruh antara orientasi etika dengan sensitivitas
etika. Auditor relativisme cenderung mengabaikan masalah etika dan idealisme
7
mampu mengakuii masalah etika serta setia pada profesi dan KAPnya. Adapun
yang membedakan penelitian ini dengan penelitian tersebut antara lain:
1. Perbedaan Objek Penelitian.
Pada penelitian ini objek yang akan digunakan adalah aparatur
Inspektorat Kabupaten Bogor. Sedangkan pada penelitian sebelumnya, objek
penelitian yang digunakan adalah auditor yang bekerja di KAP di Bengkulu
dan Sumatra Selatan.
2. Perbedaan Variabel Penelitian.
Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah budaya
etis organisasi, orientasi etika, komitmen organisasi dan sensitivitas etika.
Dengan menambahkan variabel budaya etis organisasi peneliti mengharapkan
akan dapat diketahui seberapa besar peran budaya etis organisasi dalam
meningkatkan sensitivitas etika auditor internal Pemda.
Kelebihan penelitian ini adalah bukan hanya melihat pengaruh secara
langsung dari budaya etis organisasi dan orientasi etika terhadap sensitivitas etika
aparatur Inspektorat namun juga melihat pengaruh tidak langsungnya melalui
komitmen organisasi terhadap sensitivitas etika auditor.
Bertitik tolak pada latar belakang diatas peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dan karya tulis yang berjudul: ”Pengaruh Budaya Etis Organisasi
dan Orientasi Etika Terhadap Komitmen Organisasi dan Sensitivitas Etika
Auditor”. Hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai
8
pihak. Selain itu penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi
penelitian selanjutnya.
B. Perumusan Masalah
Berangkat dari latar belakang dan motivasi yang telah dipaparkan
sebelumnya, masalah dalam penelitian ini dirumuskan dalam pertanyaan berikut:
1. Apakah budaya etis organisasi dan orientasi etika berpengaruh signifikan
terhadap komitmen organisasi?
2. Apakah budaya
berpengaruh
etis organisasi, orientasi etika dan komitmen organisasi
signifikan
terhadap
tingkat
sensitivitas
etika
aparatur
Inspektorat?
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berkaitan dengan permasalahan yang telah dirumuskan di atas, maka
tujuan penelitian ini adalah:
a. Untuk menganalisis tingkat signifikansi pengaruh budaya etis organisasi
dan orientasi etika terhadap komitmen organisasi.
b. Untuk menganalis tingkat signifikansi pengaruh budaya etis organisasi,
orientasi etika dan komitmen organisasi terhadap tingkat sensitivitas etika
aparatur Inspektorat.
9
2. Manfaat Penelitian
Dengan dilaksanakannya penelitian ini, maka manfaat penelitian
ini adalah:
a. Bagi Audit Internal Pemerintah Daerah (Aparatur Inspektorat)
Agar audit internal dapat lebih memahami mengenai masalah
etika dalam profesinya dan agar mereka dapat lebih sensitif ketika
mereka berada pada masalah dilema etika.
b. Bagi Peneliti
Untuk memberikan pengalaman dan pengetahuan yang yang
sangat berarti terutama tentang pengaruh dari budaya etis organisasi
dan orientasi etika terhadap komitmen organisasi dan sensitivitas etika
aparatur Inspektorat.
10
BAB II
TELAAH PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
A. Teori Tentang Variabel
1. Etika
Etika, dalam bahasa latin "ethica", berarti falsafah moral. Etika
merupaka pedoman cara bertingkah laku yang baik dari sudut pandang
budaya, susila serta agama. Istilah etika jika dilihat dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia, memiliki tiga arti, yang salah satunya adalah nilai
mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat. Dari
penjelasan mengenai definisi etika di atas dapat disimpulkan bahwa etika
merupakan seperangkat aturan/norma/pedoman yang mengatur perilaku
manusia, baik prilaku yang baik maupun buruk yang dianut oleh
sekelompok/segolongan manusia/masyarakat/profesi.
Dalam kode etik profesi akuntan diatur berbagai masalah, baik masalah
prinsip yang harus melekat pada diri auditor, maupun standar teknis
pemeriksaan yang juga harus diikuti oleh auditor, juga bagaimana ketiga
pihak melakukan komunikasi atau interaksi (Falah, 2006:10). Dinyatakan
dalam kode etik yang berkaitan dengan masalah prinsip bahwa auditor harus
menjaga, menjunjung, dan menjalankan nilai-nilai kebenaran dan moralitas,
seperti bertanggungjawab (responsibilities), berintegritas (integrity), bertindak
11
secara objektif (objectivity) dan menjaga
independensinya terhadap
kepentingan berbagai pihak (independence), dan hati-hati dalam menjalankan
profesi (due care) (Syarifuddin, 2005:6).
2. Budaya Etis Organisasi
Budaya organisasi adalah sistem makna dan keyakinan bersama yang
dianut oleh para anggota organisasi yang menentukan sebagian besar cara
mereka bertindak, budaya tersebut mewakili persepsi bersama yang dianut
oleh para anggota organisasi tersebut (Robbins, 2003:58). Budaya organisasi
pada intinya merupakan sebuah sistem dari nilai-nilai yang bersifat umum.
Adapun nilai-nilai personal mulai dikembangkan pada saat awal kehidupan,
seperti halnya kepercayaan pada umumnya, tersusun dalam sistem hirarki
dengan sifat-sifat yang dapat dijelaskan dan diukur, serta konsekuensikonsekuensi perilaku yang dapat diamati (Douglas et al, 2001:103).
Sistem nilai umum yang dijelaskan oleh Ouchi adalah Organisasi ini
harus bergantung pada clan control atau operasi dari nilai umum yang kuat
untuk mengendalikan sifat oportunis dan ketidakefisienan yang disebabkan
oleh ketidaksesuaian antara tujuan individu dan organisasi, ini adalah bagian
dari keseluruhan budaya organisasi (Douglas et al, 2001:103). Nilai-nilai
tersebut merupakan inti dari budaya organisasi yang tercermin dalam praktek
organisasi.
12
Robbins menyatakan bahwa proses penciptaan budaya organisasi terjadi
dalam tiga cara. Pertama, para pendiri hanya memperkerjakan dan
mempertahankan karyawan yang memiliki pola pikir sama dan sependapat
dengan cara-cara yang mereka tempuh. Kedua, mereka mengindoktrinasikan
dan mensosialisasikan para karyawan ini dengan cara berpikir dan cara
berperasaan mereka. Bila organisasi berhasil, maka visi pendiri menjadi
terlihat sebagai penentu utama keberhasilan. Pada titik ini, keseluruhan
kepribadian pendiri menjadi tertanam ke dalam budaya organisasi (Robbins,
2003:315).
Robbins membedakan budaya yang kuat dan budaya yang lemah.
Budaya yang kuat mempunyai dampak yang lebih besar pada perilaku
karyawan dan lebih langsung terkait dengan pengutangan turn-over karyawan.
Dalam budaya yang kuat, nilai inti organisasi dipegang secara mendalam dan
dianut bersama secara meluas (Robbins, 2003:309). Makin banyak anggota
yang menerima nilai-nilai inti dan makin besar komitmen mereka pada nilainilai tersebut, maka makin kuat budaya tersebut. Budaya yang kuat juga
memperlihatkan kesepakatan yang tinggi di kalangan anggota mengenai apa
yang dipertahankan oleh organisasi. Kebulatan maksud tersebut selanjutnya
membina keakraban, kesetiaan, dan komitmen organisasi
(Robbins,
2003:309).
13
3. Orientasi Etika
Menurut Forsyth (1980)
yang juga didukung oleh penelitian-
penelitian sebelumnya dalam bidang psikologi membuktikan bahwa orientasi
etika dikendalikan oleh dua karakteristik yaitu idealisme dan relativisme.
ldealisme mengacu pada suatu hal yang dipercaya oleh individu dengan
konsekuensi yang dimiliki dan diinginkannya tidak melanggar nilai-nilai
moral, Sedangkan relativisme adalah suatu sikap penolakan terhadap nilainilai moral yang absolut dalam mengarahkan perilaku etis dalam Falah
(2006:18). Sikap idealis juga diartikan sebagai sikap tidak memihak dan
terhindar dari berbagai kepentingan. Seorang akuntan yang tidak bersikap
idealis hanya mementingkan dirinya sendiri agar mendapat fee yang tinggi
dengan meninggalkan sikap independensi. Di sisi lain, sikap relativisme
secara implisit menolak moral absolut pada perilakunya. Kedua konsep
tersebut bukan merupakan dua hal yang berlawanan tetapi lebih merupakan
skala yang terpisah, yang dapat dikategorikan menjadi empat klasifikasi sikap
orientasi etika : (1) Situasionisme, (2) Absolutisme, (3) Subyektif dan (4)
Eksepsionis. Penjelasan mengenai empat klasifikasi sikap dalam orientasi
tersebut dijelaskan dalam tabel 2.1 sebagai berikut:
14
Tabel 2.1
Klasifikasi Orientasi Etika
Relativisme Tinggi
Idealisme Tinggi
Situasionis
Menolak aturan moral,
membela analisis
Relativisme Rendah
Absolutisme
Mengasumsikan bahwa
hasil yang terbaik hanya
individual atas setiap
dicapai dengan mengikuti
tindakan dalam setiap
aturan moral secara
situasi
universal
Idealisme Rendah
Subyektif
Eksepsionis
Penghargaan lebih
Moral secara mutlak
didasarkan pada nilai
digunakan sebagai
personal dibandingkan
pedoman pengambilan
prinsip moral secara
keputusan namun secara
universal
pragmatis terbuka untuk
melakukan pengecualian
terhadap standar yang
berlaku.
Sumber: Forsyth (1980)
Penelitian Hunt dan Vitell yang dilakukan pada manajemen pemasaran
mendukung adanya hubungan orientasi etika dengan faktor eksternal seperti
lingkungan budaya, lingkungan industri atau perusahaan, lingkungan
organisasi dan pengalaman pribadi yang merupakan faktor internal individu
tersebut (Falah, 2006:19).
15
4. Komitmen Organisasi
Komitmen organisasi dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan di mana
seorang karyawan memihak pada suatu organisasi tertentu dan tujuantujuannya, serta berniat memelihara keanggotaan dalam oganisasi itu
(Wijayanti, 2008:2).
Menurut Aranya dan Feris komitmen organisasi dapat
didefinisikan sebagai: (1) sebuah kepercayaan dan dukungan terhadap tujuan
dan nilai organisasi, (2) sebuah keinginan untuk menggunakan usaha yang
sungguh-sungguh guna kepentingan organisasi, (3) keinginan untuk
memelihara keanggotaan dalam organisasi.
Selanjutnya dalam penelitian ini, komitmen organisasi terdiri dari tiga
indikator sejalan dengan penelitian Meyer et al (1990:1-18). Penelitian
tersebut mengembagkan konsep multitidimensi komitmen organisasi yang
membagi komitmen kedalam dimensi-dimensi sebagai berikut:
a. Komitmen Afektif (Affective Commitment).
Komitmen Afektif merupakan dimensi dari komitmen organisasi yang
lebih menekankan pada emosional individu. Pada dimensi komitmen
organisasi ini, anggota organisasi lebih tertarik masuk organisasi/perusahaan
disebabkan oleh dorongan afektifnya daripada kognitifnya.
b. Komitmen Kontinuan (Continuance Commitment).
Merupakan biaya yang dirasakan yaitu berkaitan dengan biaya-biaya
yang terjadi jika meninggalkan organisasi.
16
c. Komitmen Normatif (Normative Commitment).
Komponen normatif dari komitmen ditekankan pada perasaan loyaliti
terhadap organisasi tertentu yang terbentuk dari pendalaman tekanan-tekanan
normatif yang mendesak dari seseorang. Menurut Setiawan dan Ghozali hal
yang umum bagi ketiga dimensi tersebut adalah:
Pandangan bahwa komitmen merupakan kondisi psikologis yang mencirikan
hubungan antara pegawai dengan organisasi dan memiliki implikasi pada
keputusan untuk tetap berada atau meninggalkan organisasi. Namun sifat dari
kondisi psikologis untuk setiap bentuk komitmen sangat berbeda. Seorang
pegawai dengan komitmen afektif yang kuat akan tetap berada dalam
organisasi karena pegawai tersebut menginginkannya, pegawai dengan
komitmen kontinuan yang kuat akan tetap berada dalam organisasi karena
membutuhkan organisasi tersebut, dan pegawai dengan komitmen normatif
yang kuat tetap berada dalam organisasi karena mereka harus melakukannnya
(Setiawan dan Ghozali, 2006:194).
5. Sensitivitas Etika Auditor
Audit Internal adalah kegiatan assurance dan konsultasi yang
independen dan obyektif, yang dirancang untuk memberikan nilai tambah dan
meningkatkan kegiatan operasi organisasi. Audit internal membantu
organisasi untuk mencapai tujuannya, melalui suatu pendekatan yang
sistematis dan teratur untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas
pengelolaan risiko, pengendalian, dan proses governance (SPAI, 2004:5).
Dalam SPAI juga disebutkan bahwa:
Sebagai sebuah Profesi Auditor Internal, ciri utama auditor internal adalah
kesediaan menerima tanggungjawab terhadap kepentingan pihak-pihak yang
dilayani. Agar dapat mengemban tanggungjawab ini secara efektif, auditor
internal perlu memelihara standar perilaku yang tinggi. Oleh karenanya,
Konsorsium Organisasi Profesi Auditor Internal dengan ini menetapkan Kode
Etik bagi para auditor internal. Kode Etik ini memuat standar perilaku sebagai
17
pedoman bagi seluruh auditor internal. Standar perilaku tersebut membentuk
prinsip-prinsip dasar dalam menjalankan praktik audit internal. Para auditor
internal wajib menjalankan tanggungjawab profesinya dengan bijaksana,
penuh martabat, dan kehormatan. Dalam menerapkan Kode Etik ini auditor
internal harus memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pelanggaran terhadap standar perilaku yang ditetapkan dalam Kode Etik ini
dapat mengakibatkan dicabutnya keanggotaan auditor internal dari organisasi
profesinya (SPAI, 2004:6).
Kemampuan seorang profesional untuk
berperilaku etis sangat
dipengaruhi oleh sensitivitas individu tersebut. Sensitivitas etika dapat
didefinisikan sebagai kemampuan untuk mengakui sifat dasar etika dari
sebuah keputusan (Aziza dna Salim, 2008:3). Faktor yang penting dalam
menilai perilaku etis adalah adanya kesadaran para individu bahwa mereka
adalah agen moral atau pihak yang harus melakukan tindakan sesuai dengan
ketentuan moral yang berlaku universal.
Rest (1983) dalam Falah (2006:19) mengajukan model atau rerangka
analisis empat komponenkerangka kerja untuk meneliti pengembangan proses
berpikir moral individual dan perilaku individu dalam mengambil keputusan
dimana tiap komponen tersebut mempengaruhi perilaku moral dan kegagalan
pada komponen dapat menyebabkan perilaku yang tidak etis. Komponen
tersebut dicirikan sebagai berikut:
a. Pengenalan individu akan keberadaan masalah etis dan pengevaluasian
pengaruh pilihan perilaku potensial pada kesejahteraan pihak yang
terimbas.
b. Penentuan perilaku moral secara ideal yang sesuai untuk sebuah situasi.
18
c. Keputusan pada tindakan yang dimaksud berkaitan dengan berbagai hasil
yang dinilai dan implikasi moralnya.
d. Pelaksanaan perilaku yang dimaksud tersebut.
Hunt dan Vitell mengembangkan sebuah model untuk menjelaskan
proses pengambilan keputusan etika, dimana langkah awal individual
menerima masalah etika, sampai pada pertimbangan etika (ethical judgment),
berkembang pada niat, dan akhirnya terbawa pada perilaku. Faktor-faktor
dimana Hunt dan Vitell memprediksi pengaruh kemampuan seseorang untuk
mempersiapkan masalah etika meliputi lingkungan budaya, lingkungan
industri, lingkungan organisasi, dan pengalaman personal (Hunt dan Vitell,
1986:8).
Teori dalam penelitian ini untuk menjelaskan faktor-faktor yang
mempengaruhi sensitivitas etika akuntan berdasarkan teori Hunt dan Vitell.
Secara khusus, pengalaman personal, lingkungan budaya, dan lingkungan
organisasional (perusahaan) dihipotesiskan untuk mempengaruhi kemampuan
mereka dalam mengenal situasi yang memuat etika.
B. Penelitian Sebelumnya
Berikut ini
dalam tabel 2.2 dijelaskan mengenai rangkuman penelitian-
penelitian terdahulu yang mendasari peneliti dalam melakukan penelitian ini:
19
Table 2.2
Rekapitulasi Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu
No
Peneliti
Variable
1.
Aziza dan
Salim (2008)
2.
Falah (2006)
Orientasi etika,
Komitmen dan
sensitivitas etika
Budaya etis
organisasi,
Orientasi etika
dan sensitivitas
etika
3.
Hunt et al
(1989)
4.
5.
Nilai etika
perusahaan dan
komitmen
organisasi
Renyowijoyo Budaya
(2003)
Organisasi,
Komitmen
organisasi,
Kepuasan kerja,
dan
Prestasi kerja
Patricia
etika, penilaian
Casey
etika,
etika
Douglas
orientasi,
Ronald A.
intensitas moral,
Davidson
etika organisasi
Bill N. Sch
budaya,
nilai(2001)
nilai pribadi
Alat
Analisis
Path
Analysis
Path
Analysis
ANOVA
Path
Analysis
Temuan
Orientasi etika auditor
berpengaruh pada
komitmen
Budaya etis organisasi
berpengaruh positif
terhadap idealisme,
relativisme berpengaruh
negatif terhadap
sensitivitas etika.
Nilai etis perusahaan
berpengaruh signifikan
terhadap komitmen
organisasi
Budaya organisasi
berpengaruh positif
terhadap komitmen
organisasi, kepuasan
kerja dan prestasi kerja
karyawan.
ANCOVA Orientasi etika
dan analisis berhubungan dengan
jalur
keputusan etika dalam
intensitas situasi moral,
etika organisasi secara
tidak langsung
berpengaruh terhadap
keputusan etika
6.
Wijayanti
Komitmen,
Regresi
Komitmen organisasional
(2008)
kepuasan kerja Berganda
dan Profesional tidak
dan Motivasi
memiliki pengaruh secara
signifikan terhadap
kepuasan kerja auditor
internal,
Sumber: Dikembangkan untuk skripsi ini
20
C. Kerangka Pemikiran
Sebagaimana
dijelaskan
sebelumnya,
bahwa
kemampuan
seorang
Profesional untuk dapat mengerti dan sensitif akan adanya masalah-masalah etika
dalam profesinya dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu faktor lingkungan
budaya, lingkungan profesi, lingkungan organisasi dan pengalaman pribadi.
Faktor lingkungan budaya dan pengalaman pribadi adalah yang membentuk
orientasi etika, sedangkan lingkungan organisasi adalah yang membentuk
komitmen organisasional. Orientasi etika dikendalika oleh dua karakteristik yaitu
idealisme dan relativisme, Orientasi etika seorang auditor internal mempengaruhi
tingkat
komitmen
organisasional
auditor
internal
tersebut.
Komitmen
organisaional seorang auditor internal juga dipengaruhi oleh budaya etis
organisasi. Budaya etis organisasi akan mempengaruhi orientasi etika auditor
internal ketika sedang melaksanakan pekerjaanya dan pada akhirnya akan
mempengaruhi sensitivitas etika auditor internal ketika mereka berada pada
situasi yang berkaitan dengan masalah etika.
Berdasarkan beberapa telaah teoritis yang diuraikan dalam penelitianpenelitian terdahulu, maka diajukan bentuk modal penelitian seperti gambar 2.1
yang merupakan kerangka konseptual dan sekaligus sebagai alur pikir perumusan
hipotesis.
21
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
Inspektorat Pemerintah Kabupaten Bogor
Auditor Internal
Pemerintah Daerah
Budaya Etis
Organisasi (X1)
Idealisme
(X2)
Relativisme
(X3)
Komitmen
Organisasi (Y)
Sensitivitas Etika
(Z)
Analisis Jalur
Trimming
Uji t
Uji F
Interpretasi
22
D. Pengembangan Hipotesis
Hunt dan Vitell memprediksi pengaruh kemampuan seseorang untuk
mempersiapkan masalah etika meliputi lingkungan budaya, lingkungan industri,
pengalaman personal, dan lingkungan organisasional (perusahaan). Faktor
lingkungan budaya dan pengalaman pribadi adalah membentuk orientasi etika,
lingkungan organisasi adalah yang membentuk komitmen organisasional.
Berdasarkan teori Hunt dan Vitell diketahui bahwa komitmen organisasi
dibentuk oleh lingkungan organisasional. Penelitian Hunt et al membuktikan
bahwa budaya etis organisasi (perusahaan) berpengaruh signifikan terhadap
komitmen organisasi (Hunt et al, 1989:79-90). Selain budaya etis organisasi
komitmen organisasi juga dipengaruhi oleh orientasi etika, penelitian Shaub et al
membuktikan bahwa orientasi etika berpengaruh terhadap komitmen organisasi
(Falah, 2006:22). Oleh sebab itu peneliti membuat hipotesis yang pertama untuk
melihat pengaruh secara simultan antara budaya etis organisasi dan orientasi etika
terhadap komitmen organisasi.
Ha1 = Budaya etis organisasi dan orientasi etika berpengaruh secara
signifikan dan simultan terhadap komitmen organisasional.
Selanjutnya hipotesis kedua, ketiga dan keempat dibuat untuk melihat
pengaruh secara parsial antara budaya etis organisasi dan orientasi etika terhadap
komitmen organisasi.
Ha2 = Budaya etis organisasi berpengaruh secara signifikan terhadap
komitmen organisasi.
23
Ha3 =
Idealisme dari orientasi etika auditor berpengaruh secara
signifikan terhadap komitmen organisasi.
Ha4 = Relativisme dari orientasi etika auditor berpengaruh secara
signifikan terhadap komitmen organisasi.
Sebagaimana teori dan penelitian yang diungkapkan peneliti untuk
mendukung dibuatnya hipotesis di atas, diketahui bahwa budaya etis organisasi
dan orientasi etika berpengaruh terhadap komitmen organisasi. Seperti telah
dikemukakan sebelumnya dalam teori Hunt dan Vitel bahwa faktor- faktor yang
dapat membuat seorang profesional dapat lebih sensitif terhadap masalah-masalah
etika adalah lingkungan budaya dan pengalaman yang membentuk orientasi etika
dan
lingkungan
organisasional
yang
membentuk
komitmen
organisasi.
Berdasarkan teori tersebut peneliti membuat hipotesis yang kelima untuk melihat
pengaruh secara simultan antara budaya etis
organisasi, orientasi etika dan
komitmen organisasi terhadap tingkat sensitivitas etika auditor internal, yaitu:
Ha5= Budaya etis organisasi, orientasi etika dan komitmen organisasi
berpengaruh secara signifikan dan simultan terhadap tingkat
sensitivitas etika auditor internal.
Teori Hunt dan Vitell menyebutkan kemampuan seorang profesional untuk
dapat mengerti dan sensitif akan adanya masalah-masalah etika dalam profesinya
dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah faktor lingkungan budaya
atau masyarakat di mana profesi itu berada. Sejalan dengan hal itu penelitian
Douglas et al
juga membuktika bahwa budaya etis organisasi berpengaruh
24
terhadap penilaian etis (Douglas et al, 2001:111). Berdasarkan teori tersebut
peneliti membuat hipotesis yang keenam untuk melihat pengaruh secara parsial
antara budaya etis organisasi terhadap tingkat sensitivitas etika auditor internal,
yaitu:
Ha6 = Budaya etis organisasi berpengaruh secara signifikan terhadap
tingkat sensitivitas etika auditor.
Dua hipotesis selanjutnya didesain untuk menguji pengaruh antara idealisme
dan relativisme dari orientasi etika auditor. Beberapa penelitian sebelumnya
menunjukan bahwa orientasi etika berpengaruh terhadap sensitivitas etika,
diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Shaub, et.al dan Khomsiyah
dan Indryantoro Seorang auditor yang absolutis (relativisme rendah, idealisme
tinggi) akan taat pada standar moral dan akan menunjukkan tingkat sensitivitas
etika yang tinggi sedangkan relativisme rendah lebih sensitif terhadap situasi yang
melanggar norma atau peraturan (Aziza dan Salim, 2008:9). Oleh karena itu,
hipotesis ketujuh dan ke delapan memprediksi pengaruh secara parsial antara
variabel orientasi etika terhadap tingkat sensitivitas etika auditor internal.
Ha7 = Idealisme dari orientasi etika auditor berpengaruh secara
signifikan terhadap tingkat sensitivitas etika auditor internal.
Ha8= Relativisme dari orientasi etika auditor berpengaruh secara
signifikan terhadap tingkat sensitivitas etika auditor internal.
25
Hipotesis
selanjutnya
dibuat
untuk
organisasional terhadap sensitivitas etika.
melihat
pengaruh
komitmen
Menurut Sorensen dan Sorensen
karyawan dengan tingkat komitmen organisasi yang tinggi akan kurang sensitiv
untuk situasi dimana tujuan organisasi berbeda dengan profesinya. Sebaliknya,
Aranya dan Feris memberikan bukti pengaruh positif antara kedua varaibel
tersebut yaitu tidak adanya konflik antara tujuan organisasi dan profesional
dimana terdapat kesesuaian antara tujuan perusahaan dan profesi auditor.
Didasarkan pada perbedaan hasil penelitian-penelitian sebelunnya sehingga
hipotesis terakhir yang peneliti buat untuk mengkonfirmasi kedua hasil penelitian
diatas adalah sebagai berikut:
Ha9 = Komitmen Organisasi berpengaruh secara signifikan
terhadap tingkat sensitivitas etika auditor internal.
26
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kausalitas yaitu penelitian yang
bertujuan untuk mengetahui hubungan serta pengaruh antara dua variabel atau
lebih. Variabel dalam penelitian ini adalah budaya etis organisasi, orientasi etika
(idealisme dan relativisme), komitmen organisasi dan sensitivitas etika auditor.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh budaya etis organisasi dan
orientasi etika terhadap komitmen organisasional dan sensitivitas etika auditor.
B. Metode Penentuan Sampel
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian biasanya berupa sekelompok
orang, kejadian atau segala sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu.
Populasi penelitian ini merupakan aparatur Inspektorat yang berada diwilayah
Bogor. Metode penarikan sample dalam penelitian ini menggunakan purposive
sampling.
Purposive sampling adalah tekhnik penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu (umumnya disesuaikan dengna tujuan dan masalah penelitian), elemen
populasi yang dipilih sebagai sampel dibatasi pada elemen-elemen yang dapat
memberikan informasi berdasarkan pertimbangan tersebut (Rochaety, 2007:66).
27
Karena jumlah populasi telah diketahui maka peneliti menggunakan rumus
slovin dalam penentuan jumlah sampel yang dipakai dalam penelitian ini. Rumus
Slovin mempersyaratkan anggota populasi (populasi) itu diketahui jumlahnya
(simbulnya N), Jika populasi tidak diketahui jumlah anggotanya (populasi tak
terhingga), maka rumus slovin tidak dapat digunakan (Tatang, 2011). Rumus
slovin adalah sebagai berikut:
n = N/(1 + Ne^2)
n = Number of samples (jumlah sampel)
N = Total population (jumlah seluruh anggota populasi)
e = Error tolerance (toleransi terjadinya galat; taraf signifikansi; untuk sosial
dan pendidikan lazimnya 0,05) –> (^2 = pangkat dua)
C. Metode Pengumpulan Data
1. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuesioner yang dikirim langsung kepada responden yang disebut dengan
personal survey. Data diperoleh dengan menggunakan kuesioner yang
dibagikan secara langsung Kasubag, auditor, Irban dan aparatur biasa yang
bekerja di Inspektorat Kabupaten Bogor.
Kasubag, auditor, Irban dan
aparatur biasa yang menjadi sampel akan dikirimi kuesioner yang berisi
kumpulan pertanyaan tentang budaya etis organisasi, orientasi etika,
komitmen organisasi dan sensitivitas etika auditor.
28
Jangka waktu pengiriman kuesioner adalah 1 (satu) minggu setelah
tanggal pengiriman kuesioner. Sebelum pengambilan kuesioner sahari
sebelumnya peneliti menghubungi pihak perusahaan via telephone untuk
memastikan apakah kuesioner yang dibagikan kepada responden telah diisi
sesuai dengan kriteria responden dan sudah bisa diambil untuk selanjutnya
data tersebut diolah oleh peneliti.
2. Sumber Data
Data yang akan dikumpulkan adalah jenis data primer. Data primer
adalah yang didapat dari sumber pertama baik dari individu atau perseorangan
seperti hasil dari wawancara atau hasil pengisian kuesioner (Umar, 2009:42).
Data primer secara langsung dikumpulkan oleh peneliti untuk menjawab
pertanyaan penelitian. Data primer berupa opini subjek secara individual atau
kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda, kejadian atau kegiatan, dan
hasil pengujian. Dalam penelitian ini peneliti mengumpulkan data primer
dengan metode survei dan observasi.
D. Metode Analisis Data
1. Statistik Deskriptif
Memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai
rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range,
kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi) (Ghozali, 2006:19).
29
2. Uji Kualitas Data
Untuk melakukan uji kualitas data atas data primer ini, maka peneliti
melakukan uji reliabilitas dan validitas. Metode analisis data yang digunakan
di penelitian ini adalah metode analisis statistik yang perhitungannya
dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 18.0.
a.
Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur konsistensi jawaban
responden. Suatu kuesioner dikatakan reliable jika jawaban seseorang
terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.
Pengukuran reliabilitas dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu:
1) Repeated Measure atau pengukuran ulang, disini seseorang akan
disodori pertanyaan yang sama pada waktu yang bertbeda, dan
kemudian dilihat apakah ia tetap konsisten terhadap jawabannya.
2) One Shot atau pengukuran sekali saja, pengukurannya hanya sekali
dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau
mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pengukuran reliabilitas yang
dilakukan dengan One Shot. Untuk mengukur reliabilitas digunakan uji
statistic Cronbach Alpha (α). Suatu variabel dikatakan realibel jika
memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60. Sedangkan, jika sebaliknya
data tersebut dikatakan tidak realibel (Ghozali, 2006:41-42).
30
b. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidak suatu
kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada
keusioner mampu mengungkapakan sesuatu yang akan diukur oleh
kuesioner tersebut. Pengujian validitas ini menggunakan Pearson
Correlation yaitu dengan cara menghitung korelasi antara nilai yang
diperoleh dari pertanyaan-pertanyaan. Apabila Pearson Correlation yang
didapat memiliki nilai di bawah 0,05 berarti data yang diperoleh adalah
valid.
3. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan model analisis
jalur (path analysis). Analisis jalur merupakan perluasan dari analisis regresi
linear berganda. Analisis jalur adalah penggunaan analisis regresi untuk
menaksirkan hubungan kausalitas antar variabel yang telah ditetapkan
sebelumnya berdasarkan teori (Ghozali, 2006:45). Model path analysis
digunakan untuk menganalisis pola hubungan antara variabel dengan tujuan
untuk
mengetahui
pengaruh
langsung
seperangkat
variabel
bebas
(independen) terhadap variabel terkait (dependen) (Ghozali, 2006:45).
Teknik analisa jalur ini akan digunakan dalam menguji besarnya
kontribusi yang ditunjukan oleh koefisien jalur pada setiap diagram jalur dari
31
hubungan kausal antara variabel X1, X2 dan X3 terhadap Y pada diagram jalur
digunakan dua macam anak panah (Riduwan dan Engkos, 2007:15-18).
a.
Anak panah satu arah yang menyatakan pengaruh langsung dari sebuah
variabel eksogen [variabel penyebab] terhadap sebuah variabel endogen
[varibel akibat ], misalnya X1
X2 dan X1
Y
b. Anak panah dua arah yang menyatakan hubungan korelasional antara
variabel eksogen, misalnya X1
X2
Langkah-langkah menguji path anlysis adalah sebagai berikut:
a. Merumuskan hipotesis dan persamaan struktural, gambarkan diagram jalur
lengkap, tentukan sub-sub strukturnya dan rumuskan persamaan
strukturalnya yang sesuai hipotesis yang diajukan.
b. Menghitung koefisien jalur yang didasarkan pada koefisien regresi,
Menghitung koefisien regresi untuk struktur yang telah dirumuskan.
c. Menghitung koefisien jalur secara simultan (keseluruhan).
Uji secara keseluruhan hipotesis statistik dirumuskan sebagai berikut:
Ha: ρx1y= ρx2y = ......... = ρxky ≠ 0
1) Kaidah pengujian signifikansi secara manual menggunakan table F
dengan taraf signifikan (α) = 0,05
2) Kaidah pengujian signifikansi dengan program SPSS
32
(a) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai
probabilitas Sig atau [0,05 ≤ Sig], maka Ha ditolak, artinya tidak
signifikan
(b) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai
probabilitas Sig atau [0,05 ≥ Sig], maka Ha diterima, artinya
signifikan.
d. Menghitung koefisien jalur secara individu
Hipotesis penelitian yang akan diuji dirumuskan menjadi hipotesis
statistik sebagai berikut:
Ha: ρx1y ≠ 0
Secara individual uji statistik yang digunakan adalah uji t.
Selanjutnya untuk mengetahui signifikasi analisis jalur bandingkan antara
nilai probabilitas 0,05 dengan nilai probabilitas Sig dengan dasar
pengambilan keputusan sebagai berikut:
1) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai
probabilitas Sig atau [0,05 ≤ Sig], maka Ha ditolak, artinya tidak
signifikan.
2) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai
probabilitas Sig atau [0,05 ≥ Sig], maka Ha diterima, artinya
signifikan.
33
Model persamaan untuk menguji hipotesis dengan analisis jalur dapat
dibuat melalui persamaan struktur sebagai berikut:
Gambar 3.1
Hubungan Struktur I Variabel X1 dan X2 terhadap Y
ρyε1
Г12
Г13
Г23
Budaya Etis
Organisasi (X1)
ρx1y
Komitmen
Organisasi
(Y)
Idealisme (X2)
Relativisme
(X2)
ρx3y
Struktur I
Y = ρx1yX1 + ρx2yX2+ ρx3yX3+ ρyε1
Y = ρx1yX1 + ρyε1
Y = ρx2yX2+ ρyε1
Y = ρx3yX3+ ρyε1
34
Gambar 3.2
Hubungan Struktur II Variabel X1, X2, dan Y terhadap Z
ε2
ε1
ρzε2
Budaya Etis
Organisasi (X1)
ρx1z
ρx 1 y
r13
Г12
Idealisme
(X2)
Komitmen
Organisasi
(Y)
ρ X2 y
ρyz
Sensitivit
as etika
(Z)
ρx 3 y
Relativisme
(X3)
ρx3z
Struktur II
Z = ρx1zX1 + ρx1zX2+ ρx1zX3+ ρzε2
Z = ρx1zX1+ ρzε2
Z = ρx2zX2+ ρzε2
Z = ρx3zX3+ ρzε2
Z = ρyzY + ρzε2
Dimana
Z = Sensitivitas Etika Auditor
X1 = Budaya Etis Organisasi
X2 = Idealisme
X3 = Relativisme
Y = Komitmen Organisasi
35
Pengujian hipotesis dengan analisis jalur, dapat dilakukan melalui:
a.
Pengujian secara simultan (Uji Statistik F)
Pengujian secara simultan (Uji statistik F) menunjukkan apakah
semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model
mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen
atau terikat Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh semua variabel
independen yang dimasukkan dalam model secara bersama-sama
terhadap variabel dependen yang diujipada tingkat signifikan. Untuk
mengetahui signitifikasi analisis Sig dengan dasar pengambilan keputusan
sebagai berikut (Riduwan dan Engkos, 2007:132).:
Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai
probabilitas Sig atau (0,05 ≥ Sig), Ha diterima, artinya signifikan.
Hipotesis Struktur I adalah sebagai berikut:
Ha : ρyx1 , ρyx2, ρyx3 ≠ 0
Ha1 = Budaya etis organisasi, idealisme dan relativisme berpengaruh
secara signifikan dan simultan terhadap komitmen organisasional.
Hipotesis Struktur II adalah sebagai berikut:
Ha : ρzy , ρzx3, ρzx2 , ρzx1 ≠ 0
36
Ha5 = Budaya etis organisasi, idealisme, relativisme dan komitmen
organisasi berpengaruh secara signifikan dan simultan terhadap tingkat
sensitivitas etika auditor internal.
b. Pengujian secara individual (Uji t)
Pengujian secara individual (Uji t) digunakan untuk mengetahui ada
atau tidaknya pengaruh masing-masing variabel independen secara
individual terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikasi
0,05 (Ghozali, 2006:84). Menurut Riduwan dan Engkos untuk
mengetahui signitifikasi analisis Sig dengan dasar pengambilan keputusan
sebagai berikut:
Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai
probabilitas Sig atau (0,05 ≥ Sig), Ha diterima, artinya signifikan.
Hipotesis Struktur I adalah sebagai berikut:
Ha : ρyx1 ≠ 0
Ha2 = Budaya etis organisasi berpengaruh secara signifikan terhadap
komitmen organisasi.
Ha : ρyx2 ≠ 0
Ha3 =
Idealisme dari orientasi etika auditor berpengaruh secara
signifikan terhadap komitmen organisasi.
Ha4 = Relativisme dari orientasi etika auditor berpengaruh secara
signifikan terhadap komitmen organisasi.
37
Hipotesis Struktur II adalah sebagai berikut:
Ha : ρzx1 ≠ 0
Ha6 = Budaya etis organisasi berpengaruh secara signifikan terhadap
tingkat sensitivitas etika auditor.
Ha : ρzx2 ≠ 0
Ha7 = Idealisme dari orientasi etika auditor berpengaruh secara signifikan
terhadap tingkat sensitivitas etika auditor internal.
Ha8 =
Relativisme dari orientasi etika auditor berpengaruh secara
signifikan terhadap tingkat sensitivitas etika auditor internal.
Ha : ρzy ≠ 0
Ha9 = Komitmen Organisasi berpengaruh secara signifikan terhadap
tingkat sensitivitas etika auditor internal.
D. Operasional Variabel Penelitian
1. Budaya Etis Organisasi
Budaya etis organisasi adalah pandangan luas tentang persepsi
karyawan pada tindakan etis pimpinan yang menaruh perhatian
pentingnya etika di perusahaan dan akan memberikan penghargaan
ataupun sangsi atas tindakan yang tidak bermoral. Budaya etis organisasi
38
diukur dengan menggunakan 5 item yang dikembangkan oleh Hunt et al
(Falah, 2006:27). Setiap item pertanyaan berisi tentang tindakan-tindakan
yang dilakukan pimpinan terhadap bawahannya pada tindakan yang etis
maupun tidak etis. Pengukuran budaya etis organiasi diukur dalam 5
pertanyaan.
Skala Likert 1 sampai 5 digunakan untuk menunjukkan
respon dari tindakan etis (1 – sangat tidak setuju sampai 5 – sangat setuju).
Semakin tinggi nilai skala menunjukkan semakin tinggi budaya etis
organisasi.
2. Orientasi Etika
a. Idealisme
Idealisme dalam penelitian ini adalah suatu hal yang dipercaya
individu tentang konsekuensi yang dimiliki dan diinginkan tidak
melanggar nilai-nilai etika. Idealisme diukur dengan menggunakan 10
item yang dikembangkan Forsyth (Falah, 2006:27). Setiap item
pertanyaan merupakan sikap idealisme seseorang terhadap nilai-nilai
moral. Skala Likert 1 sampai 5 digunakan untuk menunjukkan respon
dari kriteria sifat-sifat idealisme (1 – sangat tidak setuju sampai –
sangat setuju ). Semakin tinggi nilai skala menunjukkan semakin
tinggi idealisme seseorang.
39
b. Relativisme
Relativisme yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
kepercayaan individual untuk dapat menolak moral dalam perilakunya.
Selain mempunyai sifat idealisme, juga terdapat sisi relativism pada
diri seseorang. Relativisme diukur dengan menggunakan 10 item yang
dikembangkan Forsyth. Setiap item pertanyaan merupakan sikap
relativisme seseorang terhadap nilai-nilai moral. Skala Likert 1 sampai
5 digunakan untuk menunjukkan respon dari kriteria sifat-sifat
relativisme (1 –sangat tidak setuju sampai 5 – sangat setuju ).
Semakin tinggi nilai skala menunjukkan semakin tinggi relativisme.
3.
Komitmen Organisasional
Komitmen organisasional yaitu kekuatan individu untuk tetap
menjadi anggota organisasi yang ditunjukkan dengan kerja kerasnya.
Setiap item pertanyaan merupakan sikap komitmen seseorang terhadap
organisasinya. Pengukuran komitmen organisasional dilakukan dengan
memodifikasi instrumen yang pernah dikembangkan oleh R. T. Modway, R. M.
Steers, and L. W. Porter (1979) dalam (Wijayanti, 2008:9). Skala Likert 1
sampai 5 digunakan untuk menunjukkan respon dari kriteria sifat-sifat
40
relativisme (1 –sangat tidak setuju sampai 5 – sangat setuju ). Semakin
tinggi nilai skala menunjukkan semakin tinggi komitmen.
4.
Sensitivitas Etika
Sensitivitas yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah
kemampuan untuk mengakui sifat dasar etika pada situasi profesional
auditor. Sensitivitas etika diukur dengan memodifikasi skenario
sensitivitas etika Shaub (1993), yaitu: kegagalan akuntan dalam
mengerjakan pekerjaan sesuai dengan waktu yang diminta, penggunaan
jam kantor untuk kepentingan pribadi, subordinasi judgement akuntan
dalam hubungannya dengan prinsip-prinsip akuntansi, pada skala Likert 1
sampai 5 digunakan untuk menunjukkan respon dari kriteria sensitivitas (1
– sangat tidak setuju sampai 5 – sangat setuju ). Semakin tinggi nilai skala
menunjukkan semakin tinggi sensitivitas etika.
Berikut ini tabel 3.1 yang menjelaskan variabel operasional dalam
penelitian ini:
41
Tabel 3.1
Operasional Variabel Penelitian
Variabel
Budaya Etis
organisasi (X1)
Falah (2006)
Idealisme (X2)
Falah (2006)
Relativisme
(X3)
Falah (2006)
Komitmen
organisasional
(Y)
Wijayanti
(2008)
Sensitivitas
Etika (Z)
Falah (2006)
Indikator
1. Gaya kepemimpinan atasan
2. Hukuman akan diberikan untuk setiap prilaku
tidak etis dalam organisasi
3. kompromi terhadap sikap tidak etis tidak
dibenarkan
Skala
penguku
ran
Skala
likert
1 s/d 5
1. Suatu tindakan tidak boleh merugikan orang lain
2. Seseorang tidak boleh mengancam kehormatan
dan kesejahteraan orang lain
3. Tindakan yang dilakukan sesuai dengan norma
universal
4. Tindakan moral adalah sesuai dengan tindakan
yang sifatnya ideal
Skala
likert
1 s/d 5
1. Aturan etika berbeda pada setiap komunitas
2. Prinsip moral dipandang sebagai sesuatu yang
sifatnya subyektif
3. Penetapan aturan etika secara tegas akan
menciptakan hubungan manusia yang lebih baik
4. Kebohongan dinilai bermoral atau tidak
tergantung pada situasi yang mengelilinginya
Skala
likert
1 s/d 5
1. Komitmen Afektif: komitmen organisasi yang
lebih menekankan pada emosional individu
2. Komitmen Kontinuan: komitmen organisasi
yang lebih menekankan pada biaya yang
dirasakan yaitu berkaitan dengan biaya-biaya
yang terjadi jika meninggalkan organisasi
3. Komitmen Normatif: komitmen ditekankan pada
perasaan loyaliti terhadap organisasi tertentu
yang terbentuk dari pendalaman tekanan-tekanan
normatif yang mendesak dari seseorang.
Skala
likert
1 s/d 5
1. kegagalan akuntan dalam mengerjakan pekerjaan
sesuai dengan waktu yang diminta.
2. penggunaan jam kantor untuk kepentingan
pribadi.
3. subordinasi judgment dalam hubungannnya
dengan prinsip-prinsip akuntansi.
Skala
likert
1 s/d 5
Sumber: dikembangkan untuk skripsi ini
42
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum objek Penelitian
1. Sejarah Singkat Inspektorat
Inspektorat Kabupaten Bogor yang semula bernama Inspektorat Wilayah
Kabupaten Bogor, awalnya merupakan instansi vertikal di bawah Departemen
Dalam Negeri sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor
220/1979 yang dipimpin oleh seorang Inspektur dibantu oleh 7 (tujuh)
pemeriksa, 21 (duapuluh satu) Pemeriksa Pembantu, 1 (satu) Sekretaris dan 3
(tiga) Kepala Sub Bagian yang bertanggung jawab secara teknis kepada
Bupati dan secara administrasi bertanggung jawab secara berjenjang kepada
Gubernur Jawa Barat dan Itjen Depdagri.
Pada tahun 1991 Inspektorat Wilayah Kabupaten Bogor, mengalami
perubahan Struktur Organisasi dan Tata Kerja namun masih sebagai Instansi
vertikal di bawah Depdagri berdasarkan SK. Menteri Dalam Negeri No.111
tahun 1991. Pada saat ini dengan diberlakukannya Otonomi Daerah,
Inspektorat Wilayah menjadi Inspektorat Kabupaten Bogor sebagai aparat
pengawasan di daerah berdasarkan Perda Nomor 12 tahun 2008 yang
bertanggung jawab langsung kepada Bupati dan dipimpin oleh seorang
Inspektur dan dibantu oleh 4 (empat) orang Inspektur Pembantu (Irban), 8
(delapan) Kepala Seksi Pengawasan, 1 (satu) Sekretaris dan 3 (tiga) Kepala
43
Sub Bagian.
2. Visi dan Misi
Visi Inspektorat adalah :
”Inspektorat yang Profesional dalam Mewujudkan tata Pemerintahan
yang Baik”
Misi Inspektorat adalah :
 Misi Pertama
“Meningkatkan Pengawasan dan Pembinaan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah”

Misi Kedua
“ Mewujudkan Aparat Inspektorat Yang Profesional”
3. Tujuan, Sasaran dan kebijakan
a. Tujuan
Perumusan tujuan strategis Inspektorat Kabupaten Bogor tahun 20092013 sesuai dengan Visi dan Misi yang telah ditetapkan adalah sebagai
berikut:
1) Mewujudkan Pemerintahan Daerah yang Bersih dan Akuntabel.
2) Meningkatkan Profesionalisme Sumber Daya Aparatur Pemda
b. Sasaran
Sasaran Inspektorat Kabupaten Bogor adalah :
i. Meningkatnya kualitas laporan dan tindak lanjut hasil pengawasan
ii. Meningkatnya Profesionalisme Aparat Pengawasan
44
c. Kebijakan
Kebijakan Inspektorat Kabupaten Bogor yang ditempuh adalah:
1) Peningkatan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (OPD).
2) Peningkatan profesionalitas aparatur.
4. Tugas Pokok dan Fungsi Inspektorat
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bogor No. 12 Tahun 2008
tentang Pembentukan Lembaga Teknis Daerah, maka tugas pokok dan fungsi
Inspektorat adalah sebagai berikut.
a. Tugas Pokok Inspektorat Kabupaten Bogor
Membantu Bupati Bogor dalam melakukan pengawasan terhadap
pelaksanaan urusan pemerintahan daerah oleh perangkat daerah serta
pengawasan dan pembinaan atas penyelenggaraan pemerintahan desa.
b. Fungsi Inspektorat Kabupaten Bogor
1) Perencanaan program pengawasan.
2) Perumusan kebijakan dan fasilitasi pengawasan.
3) Pemeriksaa, pengusutan, pengujian dan penilaian tugas.
4) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
45
5. Struktur Organisasi
Gambar 4.1
Struktur Organisasi
46
6. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Inspektorat Daerah Kabupaten Bogor yang
beralamat di Komplek Perkantoran Kabupaten Bogor Jl. Indah No. 1
Kelurahan Tengah Cibinong Bogor. Pengiriman kuesioner dilakukan pada
akhir bulan Maret 2011, sedangkan proses pengembalian dan pengumpulan
data dilakukan sampai bulan April 2011. Dari 50 buah kuesioner yang
dikirim, 43 buah kuesioner dikembalikan dengan tingkat pengembalian
(86%).
Tabel 4.1
Distribusi Kuesioner
Kuesioner
Jumlah
Persentase (%)
Kuesioner yang dikirim
50
100%
Kuesioner yang dikembalikan
43
86%
Kuesioner yang tidak
dikembalikan
Total kuesioner yang dapat diuji
7
14%
43
86%
Sumber: Data primer yang diolah
7. Deskriptif Responden
Karakteristik responden yang diukur dengan skala nominal yang
menunjukkan besarnya frekuensi absolut dan persentase usia, jenis kelamin,
pendidikan akhir, jabatan saat ini, lama bekerja dan pelatihan audit yang
47
pernah diikuti. Responden yang digunakan dalam penelitian ini Kasubag,
auditor, Irban, aparatur biasa. Data mengenai karakteristik responden
ditampilkan pada tabel berikut ini:
Tabel 4.2
Deskriptif Responden
Jenis
Kelamin
Usia
Pendidikan
Terakhir
Jabatan
Saat ini
Lama
bekerja
Pelatihan
Deskripsi
Jumlah Responden
Pria
Wanita
20 - 30 tahun
30 - 40 tahun
41- 45 tahun
45 >
Jumlah
43
25
18
5
Persentase (%)
100%
58,14%
41,86%
11,63%
10
34,88%
15
34,88%
8
18,60%
SMA
D3
S1
S2
5
16
17
5
11,63%
37,21%
39,53%
11,63%
Kasubag
Auditor
Inspektur pembantu
Seksi pengawas
Staf / Karyawan
< 5 tahun
3
20
4
8
8
6
6,98%
46,52%
9,30%
18,60%
18,60%
13,95%
1–10 tahun
15
34,88%
> 10 tahun
22
51,17%
Kasubag
Auditor
Inspektur pembantu
Staf / Karyawan
Yang belum ikut
pelatihan Auditor
3
20
4
16
6,98%
46,51%
9,30%
37,21%
0
0
sumber: data Primer yang diolah
48
Berdasarkan tabel 4.2 di atas menunjukan bahwa responden yang berjenis
kelamin pria berjumlah 25 orang atau 58,14% dan wanita berjumlah 18 orang
atau 41,86%. Kemudian, responden berdasarkan usia didapatkan yang berumur
20-30 tahun berjumlah 5 orang atau 11,63%, untuk responden yang berumur 3140 tahun berjumlah 15 orang atau 34,88%, untuk responden yang berumur 41-45
tahun berjumlah 15 orang atau 34,88% dan untuk responden yang berumUr diatas
45 tahun berjumlah 8 orang atau 18,60%.
Responden yang berdasarkan pendidikan terakhir didapatkan bahwa
responden yang lulusan SMA berjumlah 5 orang 11,63%. Untuk responden yang
lulusan D3 berjumlah 16 orang atau 37,21%. Untuk responden yang lulusan S1
berjumlah 17 orang atau 39,53%, dan untuk responden yang lulusan S2 berjumlah
5 orang atau 11,63%.
Untuk responden yang berdasarkan lama bekerja
didapatkan bahwa responden yang telah bekerja dibawah 1 tahun berjumlah 6
orang atau 13,95%, responden yang bekerja pada 1-3 tahun berjumlah 15 orang
atau 34,88%, dan untuk responden yang bekerja lebih dari 3 tahun berjumlah 21
orang atau 51,17%.
Selanjutnya jumlah responden yang pernah mengikuti
pelatihan auditor berjumlah 43 orang atau 100
49
B. Analisis Data
1. Uji Validitas
Pengujian validitas instrumen penelitian dilakukan dengan menghitung
angka korelasional atau r hitung dari nilai jawaban tiap responden untuk tiap
butir pertanyaan, kemudian dibandingkan dengan r tabel. Nilai r tabel, didapat
dari jumlah kasus – 2, atau 43 – 2 = 41, tingkat signifikansi 5%, maka didapat
r tabel 0.308. Setiap butir pertanyaan dikatakan valid bila angka korelasional
yang diperoleh dari perhitungan lebih besar atau sama dengan r tabel
(Ghozali, 2006:45).
Tabel 4.3
Uji Validitas Variabel Budaya Etis Organisasi
Pertanyaan
Nilai r
hitung
Nilai r tabel
Kriteria
BEO1
0.792
0.308
Valid
BEO2
0.774
0.308
Valid
BEO3
0.729
0.308
Valid
BEO4
0.539
0.308
Valid
BEO5
0.556
0.308
Valid
Sumber: Data primer yanga diolah
50
Tabel 4.3 menunjukkan variabel budaya etis organisasi mempunyai
kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai r hitung lebih besar
dari r tabel. Berikut tabel 4.4 menjelaskan hasil uji validitas idealisme.
Tabel 4.4
Uji Validitas Variabel Idealisme
Pertanyaan
Nilai r
hitung
Nilai r
tabel
Kriteria
IDE1
0.749
0.308
Valid
IDE2
0.754
0.308
Valid
IDE3
0.592
0.308
Valid
IDE4
0.636
0.308
Valid
IDE5
0.438
0.308
Valid
IDE6
0.554
0.308
Valid
IDE7
0.674
0.308
Valid
IDE8
0.481
0.308
Valid
IDE9
0.681
0.308
Valid
IDE10
0.419
0.308
Valid
Sumber: Data primer yanga diolah
51
Tabel 4.4 menunjukkan variabel idealisme mempunyai kriteria valid
untuk semua item pertanyaan dengan nilai r hitung lebih besar dari r tabel.
Berikut tabel 4.5 menjelaskan hasil uji validitas relativisme.
Tabel 4.5
Uji Validitas Variabel Relativisme
Pertanyaan
Nilai r
hitung
Nilai r
tabel
Kriteria
REL1
0.663
0.308
Valid
REL2
0.523
0.308
Valid
REL3
0.716
0.308
Valid
REL4
0.521
0.308
Valid
REL5
0.655
0.308
Valid
REL6
0.562
0.308
Valid
REL7
0.637
0.308
Valid
REL8
0.759
0.308
Valid
REL9
0.485
0.308
Valid
REL10
0.534
0.308
Valid
Sumber: Data primer yanga diolah
52
Tabel 4.5 menunjukkan variabel relativisme mempunyai kriteria valid
untuk semua item pertanyaan dengan nilai r hitung lebih besar dari r tabel.
Berikut tabel 4.6 menjelaskan hasil uji validitas komitmen oeganisasi.
Tabel 4.6
Uji Validitas Variabel Komitmen Organisasi
Pertanyaan
Nilai r
hitung
Nilai r
tabel
Kriteria
KO1
0.522
0.308
Valid
KO2
0.732
0.308
Valid
KO3
0.591
0.308
Valid
KO4
0.725
0.308
Valid
KO5
0.427
0.308
Valid
KO6
0.399
0.308
Valid
KO7
0.747
0.308
Valid
KO8
0.523
0.308
Valid
KO9
0.706
0.308
Valid
KO10
0.433
0.308
Valid
KO11
0.552
0.308
Valid
Sumber: Data primer yanga diolah
53
Tabel 4.6 menunjukkan variabel komitmen organisasi mempunyai
kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai r hitung lebih besar
dari r tabel, Berikut tabel 4.7 menjelaskan hasil uji validitas sensitivitas etika.
Tabel 4.7
Uji Validitas Variabel Sensitivitas Etika
Pertanyaan
Nilai r
hitung
Nilai r
tabel
Kriteria
SE1
0.821
0.308
Valid
SE2
0.824
0.308
Valid
SE3
0.678
0.308
Valid
SE4
0.698
0.308
Valid
Sumber: Data primer yanga diolah
Tabel 4.7 menunjukkan variabel relativisme mempunyai kriteria valid
untuk semua item pertanyaan dengan nilai r hitung lebih besar dari r tabel.
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas hanya dapat dilakukan setelah suatu instrumen telah
dipastikan validitasnya. Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini untuk
menunjukan tingkat reliabilitas konsistensi internal teknik yang digunakan
adalah dengan mengukur koefisien Cronbach’ Alpha dengan bantuan program
SPSS 18. Nilai alpha bervariasi dari 0 – 1, suatu pertanyaan dapat
dikategorikan reliable jika nilai alpha lebih besar dari 0.60.
54
Tabel 4.8
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel
Cronbach's
Alpha
N of Items
Buday Etis Organisasi (X1)
.703
5
Idealism (X2)
.791
10
Relativisme (X3)
.806
10
Komitmen Organisasi (Y)
.805
11
Sensitivitas Etika (Z)
.745
4
Sumber: Data Primer yang diolah
Tabel diatas menunjukkan nilai cronbach’s alpha atas variabel budaya
etis organisai sebesar 0,703, sehingga dapat disimpulkan bahwa pernyataan
dalam kuesioner ini reliabel. Variabel idealisme sebesar 0,791, sehingga dapat
disimpulkan bahwa pernyataan dalam kuesioner ini reliabel. Variabel
relativisme sebesar 0,806, sehingga dapat disimpulkan bahwa pernyataan
dalam kuesioner ini reliabel. Variabel komitmen organisasi sebesar 0,805
sehingga dapat disimpulkan bahwa pernyataan dalam kuesioner ini reliabel.
Variabel sensitivitas etika sebesar 0,745, sehingga dapat disimpulkan bahwa
pernyataan dalam kuesioner ini reliabel.
Karena semua butir pertanyaan sudah reliabel, kesimpulanya
instrumen penelitian ini bisa digunakan beberapa kali untuk mengukur objek
yang sama dan akan menghasilkan data yang sama pula (konsisten).
55
C. Pengujian Kesesuain model (Goodness Of Fit)
Uji kesesuaian model (Goodness Of Fit) dimaksudkan untuk menguji apakah
model yang diusulkan memiliki kesesuain dengan data atau tidak. Schumaker
dan Lomax (1996), mengatakan bahwa analisis jalur untuk suatu model yang
diusulkan dikatakan fit dengan data apabila matriks korelasi sampel tidak jauh
berbeda dengan matriks korelasi estimasi (reproduced corerelation matrix) atau
korelasi yang diharapkan (expected corerelation matrix) (Riduwan dan Engkos,
2007:146). Rumusan hipotesis statistik kesesuain model analisis jalur dirumuskan
sebagai berikut:
Ha : R ≠ R (Ø)
: Matriks korelasi estimasi berbeda dengan matriks
korelasi sampel
Ho : R = R (Ø)
: Matriks korelasi estimasi sama dengan matriks koelasi
sampelr
Schumaker dan Lomax (1996) memberikan petunjuk bagaimana menguji
kesesuain model analisis jalur, yaitu dengan menggunakan uji statistik kesesuain
model koefisien Q dengan rumus sebagai berikut (Riduwan dan Engkos,
2007:146):
Q = 1- R2m
1-M
Dimana:
Q
= koefisien Q
R2m = 1- (1- R21). (1- R22)....... (1- R2p)
M = R2m setelah dilakukan trimming
56
Apabila Q = 1 mengindikasikan model fit sempurna. Jika Q < 1
mengindikasikan model fit kurang sempurna. Untuk menentukan fit tidaknya
model maka statistic koefosien Q perlu diuji dengan statistic W yang dihitung
dengan rumus:
Whitung = - ( N-d)InQ
Dimana:
D = banyaknya koefisien jalur yang tidak signifikan dengan degree of freedom =
derajat bebas
R2m = koefiisien determinasi multipel untuk model yang diusulkan
M = menunjukan koefiisien determinasi multipel (R2m) setelah koefisien jalur
yang tidak signifikan dihilangkan.
Dasar pengambilan keputusan
a. Jika W hitung >= X2 : Ho ditolak (berarti kedua model signifikan)
Jika W hitung <= X2 : Ho diterima (berarti kedua model tidak signifikan)
b. Pengujian statistiknya adalah sebagai berikut:
Sebelum trimming
R21 = 0,614
R22 = 0,861
Q = 1- R2m
= 1- (1- R21). (1- R22)
= 1- (1- 0,614) (1- 0,861)
57
= 1- (0,386) (0,139)
= 1- (0,054)
= 0,946
Setelah trimming:
R21 = 0,602
R22 = 0,861
Rumus: M = R2m (setelah trimming)
M = 1- (1- R21). (1- R22)
= 1- (1- 0,602) . (1- 0,861)
= 1- (0,398) (0,139)
= 1- (0,055)
= 0,945
Mencari nilai:
Rumus = Q = 1- R2m = 1- 0,946 = 0,054 = 0,982 = 1
1–M
1-0,945
0,055
Perhitungan koefisien Q menunjukan bahwa Q = 1, maka model dikatakan
fit karena matriks korelasi sampel tidak jauh berbeda dari matriks korelasi
estimasi atau korelasi yang diharapkan. Kesimpulannya model yang diperoleh
memiliki kemampuan untuk memberikan informasi tentang pengaruh variabel
budaya etis organisasi, dan orientasi etika (idealisme dan relativisme) terhadap
komitmen organisasi dan sensitivitas etika auditor.
58
D. Hasil Uji Hipotesis
Penelitian ini menggunakan analisis jalur (path analysis) sebagai uji
hipotesisnya. Analisis jalur merupakan pengembangan dari analisis regresi
berganda. Analisis Jalur digunakan untuk menganalis hubungan sebab-akibat
antar variabel, dimana variabel-variabel bebas (independen) mempengaruhi
variabel tergantung (dependen) baik secara langsung maupun tidak langsung
melalui satu atau lebih variabel perantara. Adapun dalam pengujian hipotesis ini
terdiri dari dua sub struktur, yaitu sub struktur 1 dan sub struktur 2. Seluruh
pengujian dan analisis data menggunakan bantuan SPSS 18 (Statistical Program
for Special Science) for windows sebagai berikut:
1. Hasil Uji Sub Struktur 1
a. Hasil Uji Secara Individual Sub Struktur 1.
Berikut ini tabel 4.9 yang menjelaskan coefficients untuk uji sub
struktural 1.
Tabel 4.9
Coefficients – Sub Struktur 1
Coefficients
Model
Standardized
Unstandardized Coefficients
B
1(Constant)
a
Std. Error
3.720
4.999
X1
.510
.233
X2
.235
X3
.474
Coefficients
Beta
T
Sig.
.744
.461
.257
2.188
.035
.207
.205
1.134
.264
.195
.436
2.435
.020
a. Dependent Variable: Y
Sumber: Data primer yang diolah
59
1) Pengaruh Budaya Etis Organisasi (X1) Terhadap Komitmen
Organisasi (Y).
Uji secara individual ditunjukkan oleh tabel 4.9 coefficients.
Terlihat bahwa pada kolom Sig (signifikansi) pada tabel 4.9
coefficients diperoleh variabel budaya etis organisasi dengan nilai sig
sebesar 0,035. Kemudian dibandingkan dengan probabilitas 0,05,
ternyata nilai probabilitas 0,05 lebih besar dari nilai probabilitas sig
atau (0,05 > 0,035), maka Ha2 diterima, artinya koefisien analisis jalur
adalah signifikan. Jadi, budaya etis organisasi berpengaruh secara
signifikan terhadap komitmen organisasi. Besarnya pengaruh budaya
etis organisasi terhadap komitmen organisasi sebesar 0,257 atau 25,7
%. Dengan demikian tinggi rendahnya pengaruh budaya etis
organisasi dapat mempengaruhi komitmen organisasi.
Dari hasil path analysis mengindikasikan bahwa budaya etis
organisasi mempengaruhi tingkat komitmen organisasi dari seorang
auditor internal Pemda (responden). Budaya etis organisasi yang tinggi
akan mempengaruhi tingkat komitmen organisasi seorang auditor
terhadap organisasi tempat auditor bernaung. Hasil penelitian ini
berhasil mendukung penelitian sebelumnya (Hunt, e.t al. 1989), yang
menyatakan bahwa budaya etis organisasi berpengaruh signifikan
terhadap komitmen organisasi (Falah, 2006:23).
Jadi budaya etis
60
organisasi yang tinggi akan membuat responden cenderung untuk
lebih berkomitmen terhadap organisasi tempatnya bekeja.
2) Pengaruh Idealism (X2) Terhadap Komitmen Organisasi (Y).
Uji secara individual ditunjukkan oleh tabel 4.9 coefficients.
Terlihat bahwa pada kolom Sig (signifikansi) pada tabel 4.9
coefficients diperoleh variabel idealisme dengan nilai sig sebesar
0,264. Kemudian dibandingkan dengan probabilitas 0,05, ternyata
nilai probabilitas 0,05 lebih kecil dari nilai probabilitas sig atau (0,05
< 0,264), maka Ha3 ditolak, artinya koefisien analisis jalur adalah
tidak signifikan. Jadi, idealisme dari orientasi etika tidak berpengaruh
signifikan terhadap komitmen organisasi.
Idealisme dari seorang auditor internal pemda (responden)
kurang mempengaruhi
tingkat
komitmen organisasinya. Hasil
penelitian ini mengindikasikan seorang auditor dengan Idealisme
tinggi kurang mempunyai tingkat komitmen terhadap organisasinya
ketika tujuan organisasi bertentangan dengan profesionalismenya. Hal
ini disebabkan karena seorang auditor dengan idealisme tinggi
(absolutisme) akan melakukan pekerjaanya sesuai dengan
aturan
moral yang berlaku secara universal (Forsyth, 1980:18). Jadi ketika
seorang auditor dengan idealisme tinggi (absolutisme) dihadapkan
pada pilihan antara memihak pada pimpinan untuk melanggar aturan
moral yang berlaku secara universal atau tetap memegang teguh aturan
61
moral tersebut, auditor dengan idealisme tinggi (absolutisme) akan
cenderung lebih memilih untuk memegang teguh prinsipnya meskipun
dengan resiko harus meninggalkan organisasi.
3) Pengaruh Relativisme (X3) Terhadap Komitmen Organisasi (Y).
Uji secara individual ditunjukkan oleh tabel 4.9 coefficients.
Terlihat bahwa pada kolom Sig (signifikansi) pada tabel 4.9
coefficients diperoleh variabel idealisme dengan nilai sig sebesar
0,020. Kemudian dibandingkan dengan probabilitas 0,05, ternyata
nilai probabilitas 0,05 lebih besar dari nilai probabilitas sig atau (0,05
> 0,020), maka Ha4 diterima, artinya koefisien analisis jalur adalah
signifikan. Jadi, relativisme dari orientasi etika berpengaruh positif
dan signifikan terhadap komitmen organisasi. Besarnya pengaruh
relativisme terhadap komitmen organisasi sebesar 0,436 atau 43,6%.
Hasil
penelitian
juga
mengindikasikan bahwa terdapat
pengaruh antara relativisme terhadap komitmen organisasi. Ini
mengindikasikan auditor memiliki relativisme rendah,
relativisme rendah seorang auditor cenderung
dengan
mempunyai tingkat
komitmen terhadap organisasinya. Hal ini disebabkan karena seorang
auditor dengan relativisme rendah akan cenderung menggunakan
Moral secara mutlak sebagai pedoman pengambilan keputusan namun
secara pragmatis terbuka untuk melakukan pengecualian terhadap
standar yang berlaku (Douglas et al, 2001:103). Jadi seorang auditor
62
internal Pemda dengan relativisme rendah akan cenderung tetap
berkomitmen terhadap organisasinya selama hal itu berguna untuknya.
b. Hasil Uji Hubungan Korelasi Antara Budaya Etis Organisasi (X1),
Idealisme (X2) dan relativiasme (X3)
Berikut ini tabel 4.10 yang menjelaskan correlations untuk uji sub
struktural 2.
Tabel 4.10
Correlations – Sub Struktur 1
Correlations
X1
X1 Pearson Correlation
X2
1
Sig. (2-tailed)
N
X2 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
X3 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
X3
.517
**
.501
**
.000
.001
43
43
43
**
1
.517
.000
43
.501
**
.827
**
.000
43
43
**
1
.827
.001
.000
43
43
43
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Sumber: Data primer yang diolah
63
Berdasarkan perhitungan korelasi diperoleh angka korelasi antara
variabel budaya etis organisasi dan idealisme sebesar 0,517 dengan tingkat
signifikansi sebesar 0,00, korelasi antara variabel budaya etis organisasi
dan relativisme sebesar 0,501 dengan tingkat signifikansi 0,001, dan
korelasi antara variabel idealisme dan relativisme sebesar 0,827 dengan
tingkat signifikansi 0,000, Untuk menafsirkan angka tersebut, digunakan
kriteria korelasi menurut Riduwan dan Engkos Achmad Kuncoro
(Riduwan dan Engkos, 2007). Dengan klasifikasi sebagai berikut:
a.
0,00 – 0,199
: korelasi sangat rendah
b.
0,20 – 0,399
: korelasi rendah
c.
0,40 – 0,599
: korelasi cukup kuat
d.
0,60 – 0,799
: korelasi kuat
e.
0,80 – 1,00
: korelasi sangat kuat
Korelasi sebesar 0,517 mempunyai maksud hubungan antara variabel
budaya etis organisasi dan idealisme adalah memiliki korelasi cukup kuat.
Korelasi sebesar 0,501 mempunyai maksud hubungan antara variabel
budaya etis organisasi dan relativisme adalah sangat kuat. Korelasi sebesar
0,827 mempunyai maksud hubungan antara variabel idealisme dan
relativisme adalah sangat kuat. Korelasi antara variabel-variabel
independen bersifat signifikan karena angka signifikansinya sebesar 0,000
dan 0,001. Jika angka signifikansi (sig) <0,05 maka hubungan kedua
variabel tersebut signifikan.
64
c. Hasil Uji Secara Simultan Sub Struktural 1
Berikut ini tabel 4.11 yang menjelaskan Anova untuk uji sub struktural 1:
Tabel 4.11
Anova – Sub Struktur 1
b
ANOVA
Model
Sum of
Squares
Df
Mean Square
1Regression
425.453
3
141.818
Residual
267.013
39
6.846
Total
692.465
42
F
20.714
Sig.
.000
a
a. Predictors: (Constant), X3, X1, X2
b. Dependent Variable: Y
Sumber: Data primer yang diolah
Dari tabel 4.11 anova diperoleh nilai F sebesar 20,714 dengan nilai
probabilitas (sig) = 0,000 karena nilai sig < 0,05, maka keputusannya
adalah Ha1 diterima, artinya koefisien analisis jalur adalah signifikan.
Sehingga terbukti bahwa pernyataan budaya etis organisasi, idealisme dan
relativisme berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap
komitmen organisasi.
Berikut ini tabel 4.12 yang menjelaskan summary untuk uji sub
struktural 1:
65
Tabel 4.12
Summary – Sub Struktur 1
Model
R
R Square
1
,784a
,614
Adjusted R
Square
,585
Std Error of
the Estimate
2.61658
a. Predictors: (Constant), X3, X1, X2
Sumber: Data primer yang diolah
Untuk melihat pengaruh budaya etis organisasi, idealisme dan
relativisme secara gabungan dapat dilihat dari hasil penghitungan dalam
model summary, khususnya angka Rsquare. Besarnya angka Rsquare (r2)
adalah 0,614 angka tersebut dapat digunakan untuk melihat besarnya
pengaruh budaya etis organisasi, idealisme dan relativisme terhadap
komitmen organisasi, dengan cara menghitung Koefisien Determinasi
(KD) dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
KD = r2 x 100%
KD = 0,614 x 100%
KD = 61,4%
Keterangan:
KD
: Koefisien Determinasi
r2
: Rsquare
Angka tersebut mempunyai maksud bahwa pengaruh budaya etis
organisasi, idealisme dan relativisme secara bersama terhadap komitmen
organisasi adalah 61,4%. Adapun sisanya sebesar 38,6% (100% - 61,4%)
dipengaruhi oleh variabel lain.
66
Kerangka hubungan kausal Sub-Struktur 1 antara jalur (X1 terhadap Y,
X2 terhadap Y, X3 terhadap Y dan X1, X2, X3 terhadap Y) dapat dibuat
melalui persamaan struktural sebagai berikut:
Y = ρ X1y X1 + ρ X2y X2 + ρ X3y X3 + ρY ε1
Diketahui:
R2
X1 . X2. X3 Y
= 0,614
= 1  R 2 = 1  0,614 = 0,621
ρY ε 1
Keterangan:
ρX1Y : standardized coefficients, koefisien jalur pengaruh
langsung X1
terhadap Y.
ρX2Y : standardized coefficients, koefisien jalur pengaruh
langsung
X2 terhadap Y.
ρX3Y : standardized coefficients, koefisien jalur pengaruh
langsung
X3 terhadap Y.
ρY ε1 : besarnya pengaruh variable lain
R2
: RSquare
X1
: Budaya Etis Organisasi
X2
: Idealisme
X3
: Relativisme
Y
: Komitmen Organisasi
Y = 0,257x1 + 0,205x2 + 0,436x3+ 0,621ε1
67
Gambar 4.2
Hubungan Kausal Sub Struktur 1
Variabel X1, X2 , dan X3 terhadap Y
Budya etis
organisasi (X1)
r12 = 0,517
(X1)
r13 = 0,501
Idealism (X2)
ρ X1y= 0,257
ρ X2y = 0,201
ρyε1 = 0,621
Komitmen
organisasi
(Y)
r23 = 0,827
Relativisme
(X3)
ρ X3y = 0,436
Berdasarkan hasil perhitungan analisis jalur Sub-Struktur 1 tersebut,
maka memberikan informasi secara objektif sebagai berikut:
(1) Budaya Etis Organisasi (X1) memberikan pengaruh secara langsung dan
signifikan terhadap Komitmen Organisasi (Y) koefisien jalurnya
menunjukan nilai 0,257 atau 25,7%.
(2) Idealisme (X2) tidak berpengaruh signifikan terhadap Komitmen
Organisasi (Y) karena hasil perhitungan koefisien jalur menunjukan hasil
yang tidak signifikan yaitu 0,201 dengan nilai signifikan 0,264 > 0,05.
(3) Relativisme (X3) memberikan pengaruh secara langsung dan signifikan
terhadap Komitmen Organisasi (Y), koefisien jalurnya menunjukan nilai
0,436 atau 0,43,6%.
(4) Besarnya pengaruh Budaya Etis Organisasi (X1), Idealisme (X2)
dan
Relativisme (X3) secara simultan yang langsung dan signifikan terhadap
Komitmen Organisasi (Y) adalah 0,614 atau 61,4%. Sisanya sebesar
68
0,386atau 38,6% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak dapat
dijelaskan dalam penelitian.
Hasil pegujian pada struktur 1 menunjukan bahwa secara bersamasama variabel X1, X2, dan X3 berpengaruh terhadap variabel Y, tetapi
hanya varaiabel X1 dan X3 memberikan pengaruh nyata terhadap variabel
Y.
Sedangkan variabel X2 tidak berpengaruh nyata karena koefisien
jalurnya menunjukan hasil yang tidak signifikan.
d. Penerapan Metode Trimming
Metode
memperbaiki
Trimming
suatu
adalah
model
metode
struktur
yang
analisis
digunakan
jalur
dengan
untuk
cara
mengeluarkan variabel eksogen yang koefisien jalurnya tidak signifikan
dalam masing-masing model substruktur. Dari model yang terbentuk,
terdapat variabel yang tidak signifikan. Variabel yang tidak signifikan
pada substruktur 1 adalah X2. Sehingga model pada substruktur 1 perlu
diperbaiki melalui metode trimming, dengan tujuan untuk menghitung
ulang koefisien jalur setelah variabel eksogen yang tidak signifikan
dikeluarkan.
Berdasarkan pengujian secara parsial terhadap koefisien jalur pada
model substruktur 1 diperoleh bahwa hanya variabel X1 dan X3 yang
berpengaruh signifikan terhadap Y, sehingga diperoleh diagram jalur
model kausal struktur 1 trimming seperti diperlihatkan pada Gambar 4.3.
69
Gambar 4.3
Diagram jalur Sub Struktur 1
Trimming
ε1
ρ X1y
Budaya Etis
Organisasi (X1)
Komitmen
Organisasi
(Y)
r13
Relativisme
(X3)
ρ X3y
Berikut ini adalah hasil perhitungan kembali (Trimming) untuk
memperbaiki koefisien jalur yang tidak signifikan pada sub struktur 1
dengan menggunakan SPSS 18.
Table 4.13
Coefficient – Trimming sub struktur 1
Coefficients
Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
1 (Constant)
a
Std. Error
5.180
4.847
X1
.566
.229
X3
.643
.125
Beta
t
Sig.
1.069
.292
.285
2.474
.018
.592
5.135
.000
a. Dependent Variable: Y
Sumber: Data primer yang diolah
Setelah dilakukan penghitungan kembali terhadap struktur 1,
Uji secara individual ditunjukkan oleh tabel 4.13 coefficients. Terlihat
bahwa nilai koefisen jalur (beta) untuk variabel budaya etis organisasi
adalah 0,286 dengan nilai signifikan 0,018. Sedangkan untuk variabel
relativisme nilai koefisien jalurnya adalah 0,592 dengan nilai
70
signifikan 0,000. Hasil tersebut menunjukan bahwa variabel budaya
etis organisasi dan relativisme berpengaruh
signifikan terhadap
komitmen organisasi.
Correlations
Table 4.14
– Trimming sub struktur 1
Correlations
X1
X1
X3
Pearson Correlation
1
.501
Sig. (2-tailed)
.001
N
X3
**
Pearson Correlation
44
43
**
1
.501
Sig. (2-tailed)
.001
N
43
43
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Sumber: Data primer yang diolah
Table 4.14 menunjukan besar nilai korelasi antara budaya etis
organisasi dan relativisme adalah 0,501.
Tabel 4.15
Anova – Trimming Sub Struktur 1
b
ANOVA
Model
Mean
Sum of Squares
df
Square
1 Regression
416.641
2
208.321
Residual
275.824
40
6.896
Total
692.465
42
F
30.211
Sig.
.000
a
a. Predictors: (Constant), X3, X1
b. Dependent Variable: Y
Sumber: Data primer yang diolah
Dari tabel 4.15 anova diperoleh nilai F sebesar 30,211 dengan nilai
probabilitas (sig) = 0,000 karena nilai sig < 0,05, maka keputusannya
71
adalah Ho ditolak dan Ha diterima, artinya koefisien analisis jalur adalah
signifikan. Sehingga terbukti bahwa pernyataan budaya etis organisasi
dan relativisme berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap
komitmen organisasi.
Tabel 4.16
Summary – Trimming Sub Struktur 1
Model
R
R Square
Adjusted R
Square
Std Error of
the Estimate
1
,776a
,602
,582
2.62595
a. Predictors: (Constant), X3, X1
Sumber: Data primer yang diolah
Angka Rsquare diatas mempunyai maksud bahwa pengaruh
budaya etis organisasi dan relativisme secara bersama terhadap
komitmen organisasi adalah 60,2%. Adapun sisanya sebesar 39,8%
(100% - 60,2%.) dipengaruhi oleh variabel lain.
Kerangka hubungan kausal Sub-Struktur 1 antara jalur setelah
dilakukan trimming adalah sebagai berikut:
Y = ρ X1y X1 + ρ X3y X3 + ρY ε1
Diketahui:
R2
X1 X3Y
ρY ε 1
= 0,602
= 1 R 2 =
1  0,602 = 0,631
Y = 0,285X1 + 0,592 X3 + 0,631
72
Gambar 4.4
Hubungan Kausal Sub Struktur 1
Trimming
ε1 = 0,631
Budaya Etis
Organisasi (X1)
ρ X1y = 0,285
Komitmen
organisasi
(Y)
R13= 0,501
Relativisme
(X3)
ρ X3y = 0,592
Berdasarkan hasil perhitungan metode trimming terhadap koefisien
jalur Sub-Struktur 1, maka didapat informasi sebagai berikut:
a. Besarnya pengaruh budaya etis organisasi (X1) yang secara
langsung dan signifikan terhadap Komitmen Organisasi (Y)
adalah 0,285 atau 28,5%.
b. Besarnya pengaruh Relativisme (X3) secara langsung dan
signifikan terhadap Komitmen Organisasi (Y) adalah 0,592
atau 59,2%.
c. Besarnya kontribusi budaya etis organisasi (X2)
dan
relativisme (X3) secara simultan yang langsung dan signifikan
terhadap Komitmen Organisasi (Y) adalah 0,602 atau 60,2%.
Sisanya sebesar 0,398 atau 39,8% dipengaruhi oleh faktorfaktor lain yang tidak dapat dijelaskan dalam penelitian.
73
2. Hasil Uji Sub Struktur 2
a. Hasil Uji Secara Individual Sub Struktur 2.
Berikut ini tabel 4.17 yang menjelaskan coefficients untuk uji sub
struktural 2.
Tabel 4.17
Coefficients – sub struktur 2
Coefficients
Model
a
Standardized
Unstandardized Coefficients
B
1(Constant)
Std. Error
-2.114
1.331
X1
.140
.065
X2
.387
X3
Y
Coefficients
Beta
T
Sig.
-1.589
.120
.162
2.141
.039
.056
.780
6.963
.000
.129
.055
.272
2.328
.025
-.115
.042
-.265
-2.722
.010
a. Dependent Variable: Z
Sumber: Data primer yang diolah
1) Pengaruh Budaya Etis Organisasi (X1) Terhadap Sensitivitas
Etika Auditor(Z).
Uji secara individual ditunjukkan oleh tabel 4.13 coefficients.
Terlihat bahwa pada kolom Sig (signifikansi) pada tabel 4.13
coefficients diperoleh variabel Budaya Etis Organisasi dengan
nilai sig sebesar 0,039. Kemudian dibandingkan dengan
74
probabilitas 0,05, ternyata nilai probabilitas 0,05 lebih besar dari
nilai probabilitas sig atau (0.039 < 0,05), maka Ha6 diterima,
artinya koefisien analisis jalur adalah signifikan. Jadi, pernyataan
budaya etis organisasi berpengaruh secara signifikan terhadap
sensitivitas etika terbukti dalam penelitian ini. Pengaruh budaya
etis organisasi terhadap sensitivitas etika adalah sebesar 0,162
atau 16, 2 %. Dengan demikian tinggi rendahnya pengaruh budaya
etis organisasi dapat mempengaruhi sensitivitas etika.
Hasil path analysis juga mengindikasikan bahwa budaya
etis organisasi mempengaruhi tingkat sensitivitas etika dari
seorang auditor internal pemda (responden). Budaya etis
organisasi yang tinggi akan mempengaruhi tingkat sensitivitas
etika seorang auditor ketika mereka berada pada situasi yang
mengandung nilai etika. Hasil penelitian ini berhasil mendukung
penelitian yang dilakukukan
Douglas et al. (2001), yang
menyatakan bahwa budaya etis organisasi berpengaruh signifikan
terhadap penilaian etika seorang akuntan. Hasil ini juga sesuai
dengan teori yang dikemukakan oleh Hunt dan Vitell (1986)
bahwa budaya etis organisasi berpengaruh terhadap perilaku etis.
Hal ini mengindikasikan bahwa budaya etis organisasi yang tinggi
akan cenderung membantu auditor dalam mengenal situasi etika
ketika mereka menjalankan tugasnya.
75
2) Pengaruh
Idealisme
(X2)
Terhadap
Sensitivitas
Etika
Auditor(Z).
Uji secara individual ditunjukkan oleh tabel 4.13 coefficients.
Terlihat bahwa pada kolom Sig (signifikansi) pada tabel 4.13
coefficients diperoleh variabel idealisme dengan nilai sig sebesar
0,000. Kemudian dibandingkan dengan probabilitas 0,05, ternyata
nilai probabilitas 0,05 lebih kecil dari nilai probabilitas sig atau
(0,05 > 0,000), maka Ha7 diterima, artinya koefisien analisis jalur
adalah signifikan. Jadi idealisme berpengaruh secara signifikan
terhadap sensitivitas etika. Besarnya pengaruh idealisme terhadap
sensitivitas etika adalah 0,780 atau 78%.
Penelitian ini juga mengindikasikan bahwa idealisme dari
seorang auditor internal pemda (responden) sangat mempengaruhi
tingkat sensitivitasnya. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa
seorang auditor dengan Idealisme tinggi mempunyai tingkat
sensitivitas yang tinggi pula ketika mereka berada pada situasi
yang mengandung nilai etika. Hasil penelitian ini berhasil
mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan Douglas et al.
(2001), yang menyatakan bahwa idealisme seorang auditor
berpengaruh secara langsung dan signifikan terhadap penilaian
76
etika seorang akuntan. Seorang auditor internal dengan idealisme
tinggi akan cenderung melakukan pekerjaannya sesuai dengan
aturan etika dan moral yang berlaku universal, sehingga ketika
mereka dihadapkan pada situasi dilema etika mereka akan
cenderung memilih untuk patuh terhadap aturan etika.
3) Pengaruh Relativisme ((X3) Terhadap
Sensitivitas Etika
Auditor (Z).
Uji secara individual ditunjukkan oleh tabel 4.13
coefficients. Terlihat bahwa pada kolom Sig (signifikansi) pada
tabel 4.13 coefficients diperoleh variabel Relativisme dengan nilai
sig sebesar 0,025. Kemudian dibandingkan dengan probabilitas
0,05, ternyata nilai probabilitas 0,05 lebih besar dari nilai
probabilitas sig atau (0,05 > 0,025), maka Ha8 diterima, artinya
koefisien analisis jalur adalah signifikan. Jadi, relativisme
berpengaruh secara signifikan terhadap sensitivitas etika dengan
nilai pengaruh sebesar 0,272 atau 27,2%.
Relativisme berpengaruh terhadap sensitivitas etika auditor.
Ini
menunjukan responden tergolong memiliki relativisme
rendah, seorang auditor dengan relativisme rendah mempunyai
tingkat sensitivitas terhadap situasi etika. Hal ini menunjuakan
bahwa responden tergolong tipe eksepsionis yaitu moral secara
77
mutlak digunakan sebagai pedoman pengambilan keputusan
namun secara pragmatis terbuka untuk melakukan pengecualian
terhadap standar yang berlaku (Falah, 2006:18). Dengan kata lain
mereka akan cenderung menggunakan moral secara mutlak
sebagai pedoman pengambilan keputusan, namun terbuka untuk
melakukan penyimpangan terhadap standar yang berlaku jika hal
tersebut berguna untuknya.
4) Pengaruh
Komitmen Organisasi (Y) Terhadap Sensitivitas
Etika Auditor (Z).
Uji secara individual ditunjukkan oleh tabel 4.13 coefficients.
Terlihat bahwa pada kolom Sig (signifikansi) pada tabel 4.13
coefficients diperoleh variabel komitmen organisasi dengan nilai
sig sebesar 0,010. Kemudian dibandingkan dengan probabilitas
0,05, ternyata nilai probabilitas 0,05 lebih besar dari nilai
probabilitas sig atau (0.01 < 0,05), maka Ha9 diterima, artinya
koefisien analisis jalur adalah signifikan. Tetapi pengaruh
komitmen organisasi terhadap sensitivitas etika adalah negatif
karena hasil koefisien jalur menunjukan nilai negatif yaitu -0,265
atau 26,5%.
Hasil penelitian juga mengindikasikan bahwa terdapat
pengaruh antara komitmen organisasi terhadap sensitivitas etika,
78
tetapi pengaruhnya adalah negatif. Ini mengindikasikan seorang
auditor dengan komitmen organisasi tinggi akan cenderung
kurang sensitiv ketika mereka dihadapkan pada situasi dilema
etika dimana tujuan organisasi bertentangan dengan tujuan
profesinya . Hal ini disebabkan karena seorang auditor dengan
komitmen organisasi tinggi akan cenderung megikuti keinginan
dari pimpinan ketika melakukan pekerjaannya. Hasil penelitian
ini berhasil mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan
Sorensen dan Sorensen (1974) yang menyatakan bahwa karyawan
dengan tingkat komitmen organisasi yang tinggi akan kurang
sensitiv untuk situasi dimana tujuan organisasi berbeda dengan
tujuan profesinya (Aziza dan Salim, 2008:11).
b. Hasil Uji Hubungan Korelasi Antara Budaya Etis Organisasi (X1),
Idealisme (X2), Relativisme (X3) dan Komitmen Organisasi (Y).
Berikut ini tabel 4.18 yang menjelaskan correlations untuk uji
sub struktural 2.
Tabel 4.18
Correlations – Sub Struktur 2
Correlations
79
X1
X1
Pearson Correlation
X2
1
Sig. (2-tailed)
N
X2
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
X3
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Y
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
X3
.517
**
Y
.501
**
.582
**
.000
.001
.000
43
43
43
43
**
1
.517
.000
43
.501
**
.700
**
.000
43
43
43
**
1
.827
.000
43
43
**
**
.000
.001
.582
.827
.700
**
.735
**
.000
43
43
**
1
.735
.000
.000
.000
43
43
43
43
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan perhitungan korelasi diperoleh angka korelasi antara
variabel budaya etis organisasi dan idealisme sebesar 0,517 dengan
tingkat signifikansi sebesar 0,000. Korelasi antara variabel budaya etis
organisasi dan relativisme sebesar 0,501 dengan tingkat signifikansi
0,001. Korelasi antara variabel idealisme dan relativisme sebesar
0,827 dengan tingkat signifikansi 0,000.
Korelasi antara variabel
budaya etis organisasi dan komitmen organisasi sebesar 0,582 dengan
tingkat signifikansi sebesar 0,000. Korelasi antara variabel idealisme
dan komitmen organisasi sebesar 0,700 dengan tingkat signifikansi
80
0,000. Korelasi antara variabel relativisme dan komitmen organisasi
sebesar 0,735 dengan tingkat signifikansi 0,000. Untuk menafsirkan
angka tersebut, digunakan kriteria korelasi menurut Riduwan dan
Engkos Achmad Kuncoro. Dengan klasifikasi sebagai berikut:
a.
0,00 – 0,199
: korelasi sangat rendah
b.
0,20 – 0,399
: korelasi rendah
c.
0,40 – 0,599
: korelasi cukup kuat
d.
0,60 – 0,799
: korelasi kuat
e.
0,80 – 1,00
: korelasi sangat kuat
Korelasi sebesar 0,517 mempunyai maksud hubungan antara
variabel budaya etis organisasi dan idealisme adalah memiliki korelasi
cukup kuat. Korelasi sebesar 0,501 mempunyai maksud hubungan
antara variabel budaya etis organisasi dan relativisme adalah
cukupkuat. Korelasi sebesar 0,827 mempunyai maksud hubungan
antara variabel idealisme dan relativisme adalah sangat kuat dan
searah (karena hasilnya positif). Korelasi sebesar 0,582 mempunyai
maksud hubungan antara variabel budaya etis organisasi dan
komitmen organisasi adalah memiliki korelasi cukup kuat.
Korelasi sebesar 0,700 mempunyai maksud hubungan antara
variabel idealisme dan komitmen organisasi mempunyai maksud
81
hubungan antara dua variabel memiliki korelasi kuat. Korelasi sebesar
0,735 mempunyai maksud hubungan antara variabel relativisme dan
komitmen organisasi adalah kuat dan searah (karena hasilnya positif).
Searah artinya semakin rendahnya pengaruh relativisme maka akan
rendah juga komitmen organisasi.
3) Hasil Uji Secara Simultan Sub Struktur 2
Berikut ini tabel 4.19 yang menjelaskan anova untuk uji sub
struktural 2.
Tabel 4.19
Anova – Sub Struktur 2
b
ANOVA
Model
Sum of
Squares
Mean
df
Square
1 Regression
112.427
4
28.107
Residual
18.178
38
.478
130.605
42
Total
F
58.757
Sig.
.000
a
a. Predictors: (Constant), Y, X1, X2, X3
b. Dependent Variable: Z
Sumber: Data primer yang diolah
Dari tabel 4.19 anova diperoleh nilai F sebesar 58,757 dengan
nilai probabilitas (sig) = 0,000 karena nilai sig < 0,05, maka
82
keputusannya adalah Ha5 diterima, artinya koefisien analisis jalur
adalah signifikan.
Berikut ini tabel 4.20 yang menjelaskan Summary untuk uji sub
struktural 2.
Tabel 4.20
Summary – Sub Struktur 2
Model
R
R Square
Adjusted R
Square
Std Error of
the Estimate
1
,928a
,861
,846
0, 69164
a. Predictors: (Constant), Y, X1, X2, X3
Sumber: Data primer yang diolah
Untuk melihat pengaruh budaya etis organisasi, idealisme,
relativisme dan komitmen organisasi secara gabungan dapat dilihat
dari hasil penghitungan dalam model summary, khususnya angka
Rsquare. Besarnya angka Rsquare (r2) adalah 0,861 angka tersebut dapat
digunakan untuk melihat besarnya pengaruh budaya etis organisasi,
idealism, relativisme dan komitmen organisasi terhadap sensitivitas
etika auditor dengan cara menghitung Koefisien Determinasi (KD)
dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
KD = r2 x 100%
KD = 0,861 x 100%
KD = 86,1%
83
Keterangan:
KD
: Koefisien Determinasi
r2
: Rsquare
Angka tersebut mempunyai maksud bahwa pengaruh pengaruh
budaya etis organisasi, idealism, relativisme dan komitmen organisasi
secara bersama terhadap sensitivitas etika auditor adalah 86,1%.
Adapun sisanya sebesar 13,9% (100% - 86,1%) dipengaruhi oleh
variabel lain.
Kerangka hubungan kausal Sub-Struktur 2 antara jalur (X1
terhadap Z, X2 terhadap Z, X3 terhadap Z, Y terhadap Z dan X1, X2,
X3, Y terhadap Z) dapat dibuat melalui persamaan struktural sebagai
berikut:
Z = ρX1Z X1 + ρX2Z X2 + ρX3Z X3 + ρYZ Y + ρYZ ε2
Diketahui:
R2
X1. X2. X3Y,Z =
0,861
= 1 R 2 =
ρYZ ε2
1  0,861 = 0,373
Keterangan:
ρX1Z
: standardized coefficients, koefisien jalur pengaruh
langsung X1 terhadap Z.
84
ρX2Z
: standardized coefficients, koefisien jalur pengaruh
langsung X2 terhadap Z.
ρX3Z
: standardized coefficients, koefisien jalur pengaruh
langsung X3 terhadap Z.
ρYZ
: standardized coefficients, koefisien jalur pengaruh
langsung Y terhadap Z.
ρY ε1
: besarnya pengaruh variable lain
R2
: RSquare
X1
: Budaya Etis Organisasi
X2
: Idealisme
X3
: Relativisme
Y
: Komitmen Organisasi
Z
: Sensitivitas Etika auditor
Z = 0,162X1 + 0,780 X2 + 0,272 X3 - 0,265 Y + 0,373ε1
85
Gambar 4.5
Hubungan Kausal Sub Struktur 2
Variabel X1, X2 dan Y terhadap Z
ε1
Budaya Etis
Organisasi
(X1)
Г12 = 0,517
ρ X1y = 0,285
Idealism
(X2)
Г13 = 0,501
Ρyε1 = 0,631
ρzε2 = 0,373
ρ X1z = 0,162
Komitmen
Organisasi
(Y)
ρyz = -0,265
ρ X2z= 0,780
Sensitivitas
Etika auditor
(Z)
ρ X3y = 0,592
ρ X3z= 0,272
Г23 = 0,827
Relativisme
(X3)
Berdasarkan hasil perhitungan analisis jalur Sub-Struktur 2
tersebut, maka diperoleh informasi sebagai berikut:
(1) Besarnya pengaruh budaya etis organisasi (X1) secara langsung dan
signifikan mempengaruhi sensitivitas etika auditor (Z) adalah 0,162.
Budaya etis organisasi memiliki pengaruh langsung dan signifikan
terhadap sensitivitas etika. Budaya etis organisasi (X1)
juga
berpengaruh tidak langsung terhadap sensitivitas etika (Z), yaitu
melalui komitmen organisasi (Y)= 0,285 x -0,265 = -0,076. Pengaruh
total = 0,162 + (-0,076) = 0,086 atau 8,6%.
86
(2) Besarnya pengaruh idealisme (X2) secara langsung dan signifikan
terhadap sensitivitas etika auditor (Z) adalah 0,780. Pengaruh total =
0,780 atau 78%.
(3) Besarnya pengaruh relativisme (X3)
secara langsung terhadap
sensitivitas etika auditor (Z) adalah 0,272. relativisme (X3) juga
berpengaruh tidak langsung terhadap sensitivitas etika auditor (Z)
melalui komitmen organisasi (Y) yaitu
0,592 x -0,265 = -0,157.
Pengaruh total = 0,272 – 0,157= 0,115 atau 11,5%
(4) Besarnya pengaruh komitmen organisasi (Y) secara langsung dan
signifikan terhadap sensitivitas etika auditor (Z) adalah -0,265 atau
26,5%. Tetapi pengaruh komitmen organisasi terhadap sensitivitas
etika adalah negatif, karena koefisien jalur menunjukan hasil negatif.
(5) Besarnya kontribusi budaya etis organisasi (X1), idealisme (X2),
relativisme (X3) dan komitmen organisasi (Y) secara simultan yang
langsung dan signifikan mempengaruhi sensitivitas etika auditor (Z)
adalah 0,861 = 86,1%. Sisanya sebesar 0,139 atau 13,9% dipengaruhi
oleh faktor-faktor lain yang tidak dapat dijelaskan dalam penelitian.
Hasil pengujian Sub-Struktur 2 dapat diringkas seperti tabel 4.21
sebagai berikut:
87
Tabel 4.21
Koefisien Jalur, Pengaruh Langsung, Tidak Langsung, Pengaruh Total,
Budaya etis Organisasi (X1), Idealisme (X2), Relativisme (X3), dan
Komitmen Organisasi (Y), Secara Simultan dan
Signifikan Terhadap Sensitivitas Etika Auditor (Z)
Variabel
terhadap Z
Koefisien
Jalur
Pengaruh
Langsung
Tidak
langsung
-0,076
Total
X1
0,162
0,162
X2
0,780
0,780
X3
0,272
0,272
Y
-0,265
-0,265
-0,265 =
26,5%
ε1
0,631
0,631
0,631 = 63,1%
ε2
0,373
0,373
0,373 = 37,3%
X1, X2, X3
dan Y
Kontribusi
Bersama
0,086 = 8,6 %
0,780 = 78 %
-0,157
0,115 = 11,5%
0,861 =
86,1%
Sumber: Data Primer yang diolah
88
BAB V
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan
Penelitian ini menyatakan bahwa budaya etis organisasi dan orientasi etika
sangat penting untuk meningkatkan konsistensi perilaku pada norma-norma dan
sensitivitas etika. Selain berpengaruh secara langsung terhadap sensitivitas etika
budaya etis organisasi dan orientasi etika
juga berpengaruh tidak langsung
terhadap sensitivitas etika melalui komitmen organisasi,
Hasil penelitian ini dianalisis dengan path analysis. Berdasarkan data yang
dikumpulkan, maka dapat ditarik kesimpulan mengenai pengaruh budaya etis
organisasi, orientasi etika (idealisme dan relativisme) terhadap komitmen
organisasi dan sensitivitas etika auditor sebagai berikut:
1. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa secara parsial budaya etis
organisasi berpengaruh signifikan terhadap komitmen organisasi dan
sensitivitas etika auditor.
2. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa secara parsial idealisme
berpengaruh sangat signifikan terhadap sensitivitas etika auditor.
3. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa secara parsial relativisme
berpengaruh signifikan terhadap komitmen organisasi dan sensitivitas etika
auditor.
89
4. Hasil penelitian ini juga menyimpulkan bahwa secara parsial komitmen
organisasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap sensitivitas etika
auditor.
5. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa secara simultan budaya etis
organisasi, orientasi etika (idealisme dan relativisme) dan komitmen
organisasi berpengaruh terhadap sensitivitas etika auditor.
B. Implikasi
Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Hunt dan Vitell (1986) bahwa
budaya etis organisasi akan membentuk orientasi etika dan lingkungan organisasi
akan membentuk komitmen organisasi, keduanya memiliki pengaruh terhadap
perilaku etis. Tingginya budaya etis organisasi dalam inspektorat akan membantu
Aparatur Inspektorat yang berfungsi sebagai auditor internal Pemda dalam
melakukan tugasnya sesuai dengan prinsip-prinsip etika. Teori tersebut sesuai
dengan hasil penelitian yang menyatakan bahwa budaya etis organisasi, orientasi
etika (idealism dan relativisme) dan komitmen organisasi berpengaruh signifikan
terhadap sensitivitas etika auditor.
Penelitian ini di harapkan dapat memberikan suatu gambaran kepada
aparatur Inspektorat bahwa nilai-nilai etika merupakan hal yang penting dalam
melaksanakan pemeriksaan di lembaga pemerintahan. Etika aparatur Inspektorat
dapat ditingkatkan melalui budaya etis organisasi di dalam Inspektorat. Budaya
90
etis organisasi penting dalam meningkatkan konsistensi perilaku seseorang dan
diharapkan menjadi standar prosedur operasi.
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, dapat diungkapkan beberapa saran untuk
meningkatkan sensitivitas etika auditor melalui budaya etis organisasi dan
komitmen organisasi dan untuk penelitian selanjutnya, yaitu sebagai berikut:
1. Bagi inspektorat sebaiknya meningkatkan nilai etis dalam organisasinya,
sehingga dapat membantu aparaturnya dalam meningkatkan sensitivitas etika
mereka ketika melakukan tugasnya.
2. Instrumen pengukuran variabel penelitian ini semuanya menggunakan
instrumen dari peneliti sebelumnya yang dikembangkan dalam bahasa yang
berbeda dengan aslinya, sehingga kemungkinan adanya kelemahan dalam
penerjemahan instrumen yang menyebabkan terjadinya perubahan dalam arti
yang sebenarnya. Oleh sebab itu untuk penelitian selanjutnya diharapkan
membuat kuesioner yang lebih baik lagi agar responden dapat menjawab
pertanyaan dengan lebih baik sehingga akan menciptakan data yang lebih
akurat lagi.
3. Perlu dikaji lebih mendalam variabel-variabel lain yang tidak masuk dalam
penelitian yang terkait dengan budaya etis organisasi dan orientasi etika
terhadap komitmen organisasi dan sensitivitas etika auditor.
91
4. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat menyajikan hasil penelitian
yang lebih baik lagi dengan menambah variabel lain dan memperbanyak serta
memperluas objek penelitian.
92
DAFTAR PUSTAKA
Allen,
N., Meyer, J. “The Measurement and Antecedents of
Affective,Continuance, and Normative Commitment to the
Organization”, Journal of Occupational Psychology, 63, 1-18, 1990.
Amirin, Tatang M, “Populasi dan sampel penelitian 4: Ukuran sampel
rumus
Slovin,
5
januari
2011,
dari
http://Tatangmanguny.wordpress.com
Aranya N, and K. R Ferris. “A Reexamination of Accountant Organizational –
Profesional Conflic”,The Acounting Review, 59 pp 1-15, 1984.
Armstrong, M. “Ethics and Profesionalism In Accounting Education: A
Sample Course”. Journal of Accounting Education. 11. pp 77 – 92.
1993.
Aziza dan Salim. Pengaruh Orientasi Etika pada Komitmen dan Sensitivitas
Etika Auditor. SNA 11 Pontianak. 2008.
Bastian, Indra. .Akuntansi sector Publik: Suatu Pengantar. Erlangga. Jakarta.
2006.
Douglas P. C, Ronald A. Davidson dan B. N Shwartz. “The Effect of
Organizational Cultuter and Ethical Orientation on Accountants
Ethical Judgements”, Journal of Business Ethics 34, pp. 101 – 121.
2001.
Muhammad, Djibril. Suap BPK Jabar: Pemkot Bekasi divonis 3 tahunpenjara.
16 November 2010, dari http://www.republika.co.id
Feisal Tamin. Transformasi Budaya Kerja Aparatur Negara. Sinar Harapan. 2004.
Falah,syaikhul. Pengaruh Budaya Organisasi dan Orientasi Etika terhadap
Sensitivitas Etika.SNA X Makasar. 2006.
Finn, D.W., L.B Chonko, and J.D Hunt. “Ethical Problem in Public
Accounting: The View from The Top”. Journal of Bussiness Ethics, 7 ,
pp. 605 – 615. 1988.
Forsyth, Donelson. R. 1980. “A Taxonomi of Ethical Idealogis, Journal of
Personality and Social Psychology”. January. Pp. 175 – 184. 1980.
93
Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS”.
Universitas Diponogoro, Semarang, 2006.
Hamid, Abdul. “Buku Panduan Penulisan Skripsi”. UIN Jakarta, 2010.
Hunt, S. D dan Vitell. “A General Theory of Marketing Ethics”. Journal of
Macromarketing 6 (Spring) pp. 5 – 16. 1986.
Khomsiyah dan Nur Indriantoro. “Pengaruh Orientasi Etika terhadap
Komitmen dan Sensitivitas Etika Auditor Pemerintah di DKI Jakarta”.
Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. vol.1 Januari hal. 13 – 28. 1998.
Louwers. Timothy J. Lawrence A Ponemon and Robin R. Radike. “Examining
Accountant Ethical Behaviour: A Review and Implementation for
Future Research”. Behavioral Accounting Research Foundation and
Frontiers. Edited by Vicy Arnold and Steve G Sutton, American
Accounting Association. 1997.
M. Syafruddin. Kasus Mulyana dalam Perspektif Etika, Suara Merdeka.April
hal.6. 2005.
Mardiasmo.Akuntansi Sektor Publik. ANDI. Yogyakarta. 2002.
Ouchi, W.G. ”Markets, Bureaucrarcies, and Clans”. Administrative Science
Quarterly, 25 (March) pp. 129 – 141. 1980.
Renyowijoyo, Muindro. Hubungan antara Budaya Organisasi, Komitmen
Organisasi, Kepuasan kerja dan prestasi Kerja Karyawan: Studi
Empiris Karyawan Manufaktur di Indonesia. Tesis Universitas Utara
Malaysia. 2003.
Rest, James R. Received Manual for the Defining Issues Test: An
ObjectiveTest for Moral Judgment Development. Minnepolis :
Minnesota MoralResearch Proyect.1983.
Riduwan dan Engkos Achmad Kuncoro,.“Cara Menggunakan dan Memakai
Analisis Jalur (Path Analysis)”, alfabeta. Bandung. 2007.
Robbin, S.P. Organizational Behavioral. Seventh Edition. Englewood Cliff.
Prentice Hall, Inc. 1996.
Robbins, Stephen P. Perilaku Organisasi: Konsep, Kontroversi, Aplikasi. Jilid
1. Edisi 8. Jakarta: PT. Prenhallindo. 2001.
94
Robbins, Stephen P. Perilaku Organisasi. Jilid 2. Edisi 9. Jakarta: PT. Indeks.
2003.
Rochaety, dkk. Metodologi Penelitian Bisnis: Dengan Aplikasi SPSS. Mitra
Wacana Media. Jakarta. 2007.
Santoso, Singgih. “Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik”, PT. Elex Media
Komputindo, Jakarta, 2000.
Sawyer’s, Lawrence B. “Internal Auditing”, Edisi 5. Salemba Empat, Jakarta,
2005.
Setiawan dan Ghozali. “Akuntansi Keprilakuan: konsep dan kajian empiris
prilaku akuntan”. Badan Penerbit UNDIP, Semarang . 2006.
Shaub, Michael K., and Don W.Finn. “The Effect of Auditor’s Ethical
Orientation on Commitment and Ethical Sensitivity”. Behavioral
Research in Accounting. Vol.5 pp 146 – 166. 1993.
Sobirin, Akhmad. Budaya Organisasi: Pengertian, Makna, dan Aplikasinya
dalam Kehidupan Organisasi. Unit Penerbit dan Percetakan Sekolah
Tinggi Ilmu Manajemen YKPN. Yogyakarta. 2007.
SPAI, 2004, h. 6 dari http://images.agushakim.multiply.multiplycontent.com
Tagiman, Hiro. “Standar Profesional Auditor Internal”, Penerbit Konisius,
Yogyakarta, 2006.
Trevino, Linda Klebe. “Ethical Decision Making in Organization: A person
Situation Interactionist Model”. Academy of Management Review,
July pp. 601 – 617.1986
Volker, J. M., Couseling Experince, Moral Judgment, Awareness of
Consequnces, and Moral Sensitivity in Counseling Practice.
Unpublished Doctoral Disertation. Minneapolis, MN: University of
Minnesota Press.1984.
Westra, L.S. “Whose Loyal Agent Toward an Ethical of Accounting”. Journal
of Business Ethics Vol. 5 pp. 119 – 128. 1986.
Winarsunu, Tulus. Statistik dalam penelitian Psikologi dan Pendidikan. Umm
Press. Malang. 2006.
95
Wijayanti. Pengaruh Komitmen terhadap Kepuasan Kerja auditor Internal:
Motivasi sebagai Variabel Moderating. SNA 11 Pontianak. 2008.
Yudisthira, andrie. Kepala Inspektorat Bekasi divonis bersalah. 15 November
2010, dari http://hileud.com/hileudnews
96
LAMPIRAN 1 : Lembar Kuesioner
KUESIONER PENELITIAN
Pengaruh Budaya Etis Orgnisasi dan Orientasi etika Terhadap Komitmen
Organisasi dan Sensitivitas Etika Auditor
(studi pada Aparatur Inspektorat Kabupaten Bogor)
Oleh
LIA NURFARIDA
207082000790
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1432 H/2011 M
97
Yang Terhormat
Bapak/Ibu/Sdr Responden
Di Tempat
Assalamualaikum Wr.Wb.
Pertama-tama saya ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
atas kesediaan Bapak/Ibu/Sdr untk meluangkan waktunya dalam mengisi kuesioner
yang akan saya pergunakan dalam rangka menyelesaikan tugas akhir.
Kuesioner ini digunakan untuk menganalisis “Pengaruh Budaya Etis
Orgnisasi dan Orientasi etika Terhadap Komitmen Organisasi dan Sensitivitas
Etika Auditor”
Bapak/Ibu/Sdr dapat dengan bebas menentukan jawaban sesuai dengan yang
diyakini. Identitas dan jawaban yang Bapak/Ibu/Sdr berikan dalam kuesioner ini akan
dijaga kerahasiaanya.
Demikian permohonan ini, saya meminta maaf atas segala keterbatasan dan
kesederhanaan dalam penyampaian. Atas bantuan dan partisipasi yang Bapak/Ibu/Sdr
berikan, saya sampaikan terima kasih.
Jazzakumullah Khairan Katsier.
Wassalmualaikum Wr.Wb
Pembimbing I
Pembimbing II
Hormat saya,
Prof. Dr. Ahmad Rodoni
Rahmawati, SE. MM
Lia Nurfarida
19690203 200112 1 003
19770814 200604 2 003
207082000790
98
Petunjuk Umum Pengisian Kuesioer
Di bawah ini ada pernyataan – pernyataan yang mewakili pendapat- pendapat umum
tentang etika. Tidak ada pernyataan yang benar atau salah. Saudara mungkin saja
setuju atau tidak setuju dengan pernyataan - pernyataan tersebut. Kami ini ingin
mengetahui seberapa jauh saudara setuju atau tidak setuju terhadap pernyataan
tersebut, dengan memberi tanda X pada pilihan yang tersedia sebagai berikut:
1 = Sangat tidak setuju
2 = Tidak setuju
3 = Netral
4 = Setuju
5 = Sangat setuju
Instrumen : Orientasi Etika yang terdiri dari:
a. Idealisme
NO
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
PERNYATAAN
1
Seseorang harus memastikan terlebih dahulu bahwa
perbuatan mereka tidak pernah secara sengaja
merugikan orang lain, dalam tingkat sekecil apapun
Perbuatan merugikan orang lain tidak dapat ditolelir,
seberapa kecilpun tingkat kerugian Itu
Adanya suatu tindakan yang dapat merugikan orang lain
adalah selalu salah, walaupun tindakan tersebut
memberikan keuntungan atau kebaikan
Seseorang seharusnya tidak boleh menyakiti dan
merugikan orang lain secara fisik maupun psikologis
Seseorang seharusnya tidak boleh melakukan tindakan
yang
mungkin
mengancam
kehormatan
dan
kesejahteraan orang lain
Jika suatu perbuatan dapat merugikan atau menyakiti
orang lain yang tidak bersalah, maka perbuatan itu tidak
boleh dilakukan
Memutuskan apakah melakukan tindakan atau tidak
melakukan, dengan menimbang pada konsekuensi
negatif dan positif adalah perbuatan tidak bermoral
Martabat dan kesejahteraan orang seharusnya menjadi
perhatian paling penting dalam suatu masyarakat
Jangan pernah sampai mengorbankan kesejahteraan
orang lain
Tindakan moral adalah tindakan yang sesuai dengan
tindakan-tindakan yang sifatnya ideal/sempurna
2
3
4
5
99
b. Relativisme
NO
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
PERNYATAAN
1
Tidak ada prinsip-prinsip etika yang begitu penting
untuk dijadikan bagian dari kode etik
Aturan-aturan etika berbeda antara satu komunitas
dengan komunitas yang lain, demikian juga dengan
penerapannya, berbeda antara situasi satu dengan yang
lainnya
Prinsip-prinsip harus dipandang sebagai sesuatu yang
sifatnya subjektif. Apa yang dianggap sesorang
bermoral, mungkin saja dianggap tidak bermoral bagi
orang lain
Adanya perbedaan dalam sistem atau sikap moral tidak
dapat dianggap sebagai suatu perbedaan yang telah
menjadi sifat atau karakteristik dari prinsip-prinsip
moral
Pertanyaan-pertanyaan tentang apakah sesuatu itu
bersifat etis atau tidak bagi setiap orang tidak akan
pernah bisa diselesaikan karena apa yang dianggap
bermoral atau tidak bermoral tergantung pada penilaian
individu
Prinsip-prinsip moral adalah aturan yang sifatnya
personal,
yang
mengidentifikasikan
bagaimana
seseorang seharusnya bertingkah laku dan tidak dapat
digunakan untuk membuat penilaian terhadap orang lain
Pertimbangan moral dalam hubungan antar pribadi
adalah sangat kompleks dimana individu diijinkan untuk
memiliki kode etik sendiri
Penetapan aturan-aturan etika secara tegas yang dapat
menghilangkan tindakan-tindakan tertentu (jadi ada
keseragaman tindakan), akan menciptakan sutau
hubungan manusia yang lebih baik
Tidak ada peraturan yang berkaitan dengan kebohongan
dapat diformulasikan, apakah suatu kebohongan dapat
diijinkan atau tidak sepenuhnya tergantung pada situasi
yang ada
Apakah suatu kebohongan itu dinilai bermoral atau
tidak bermoral sepenuhnya tergantung pada situasi yang
mengelilinginya.
2
3
4
5
100
Instrumen : Budaya Etis Organisasi
NO
1.
2.
3.
4.
5.
PERNYATAAN
1
Pimpinan di instansi saya sering berperilaku yang
kurang etis
Untuk mensukseskan instansi saya, seringkali perilaku
etis dikompromikan
Pimpinan tidak membiarkan adanya ketidakpastian
sehingga perilaku yang tidak etis itu tidak akan
ditoleransi
Jika Pimpinan mengetahui perilaku yang tidak etis itu
menyebabkan kepentingan pribadi lebih diutamakan
daripada perusahaan, pegawai akan langsung ditegur
Jika Pimpinan mengetahui perilaku yang tidak etis itu
menyebabkan kepentingan perusahaan lebih diutamakan
daripada kepentingan pribadi, pegawai akan langsung
ditegur juga.
2
3
4
5
2
3
4
5
Instrumen : Komitmen Organisasi
NO
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
PERNYATAAN
1
Saya ingin menjadi bagian dari organisasi karena
adanya ikatan emosional (emotional attachment) atau
psikologis terhadap organisasi.
Saya merasa masalah organisasi adalah masalah saya
juga.
Saya bersedia berusaha di atas batas normal untuk
mensukseskan organisasi.
Saya mudah terikat dengan organisasi lain seperti
organisasi tempat saya bekerja.
Tetap tinggal di organisasi adalah merupakan kebutuhan
saya.
Alasan utama untuk tetap bekerja di organisasi adalah
karena gaji yang saya terima.
Apabila saya memutuskan untuk keluar dari organisasi
ini, saya akan memerlukan pengorbanan yang harus
dipertimbangkan.
Memutuskan bekerja di organisasi ini merupakan
kesalahan terbesar saya.
Saya merasa tetap berada di organisasi ini adalah
merupakan kewajiban.
Apapun yang terjadi saya akan bertahan di organisasi
ini.
Tidak banyak yang saya peroleh dengan tetap bertahan
di organisasi ini.
101
Instrumen : Sensitivitas Etika
Petunjuk
Dalam membaca skenario pemeriksaan di bawah ini tempatkan diri Saudara sebagai auditor
(pemeriksa). Kemudian indikasikan tingkat pentingnya masalah itu dengan arti penting bagi
Saudara dengan memberi tanda silang sebagai berikut:
1 = Sangat tidak penting
2 = Tidak penting
3 = Netral
4 = Penting
5 = Sangat penting
Paragraf Satu
Andi adalah senior auditor (pemeriksa) yang bertanggung jawab atas audit terhadap PD
Bogor Jaya. Pagi ini ia telah menghabiskan waktunya selama dua jam untuk persiapan rapat
dengan partner dan manajer, sebelum mengadakan pertemuan dengan pihak manajemen
tersebut untuk pemeriksaan awal. Pekerjaan akhir tahun menumpuk karena beberapa staff
tidak dapat membantu, karena ditugaskan ke tempat lain. Pekerjaan diharapkan diselesaikan
pertengahan tahun, akan tetapi karena ada staff senior yang mengundurkan diri, pekerjaan
menjadi menumpuk pada akhir tahun. Walaupun pemeriksaan yang akan dilaksanakan telah
sesuai dengan anggaran, tapi Andi tahu bahwa beberapa staff telah gagal mencatat jam
lembur akhir tahunnya. Padahal jam kerja yang dibebankan pada tahun pertama
pemeriksanaan di PD Bogor Jaya lebih rendah 3% dari tahun ini.
1
2
3
4
5
Paragraf Dua
Andi telah menemukan adanya kelemahan dalam struktur pengendalian internal perusahaan
PD Bogor Jaya, karena adanya perubahan pada kwartal pertama. Perubahan tersebut sudah
didokumentasikan oleh staff auditor yang berpengalaman dan digunakan untuk menentukan
keandalan pengendalian internal pada akhir tahun.
1
2
3
4
5
Paragraf Tiga
Andi menghadapi masalah dengan prestasi kerjanya, karena setelah menjadi senior auditor
(pemeriksa) prestasinya dinilai hanya diatas rata-rata. Temannya yang bekerja di KAP
(Kantor Akuntan Publik) lainnya mengajak untuk bergabung. Andi sulit memutuskan, namun
setelah menghabiskan 45 menit dari waktu kerjanya dia menyatakan persetujuannya.
1
2
3
4
5
102
Paragraf Empat
Andi telah memberitahukan pihak pimpinan bahwa dia tidak setuju terhadap kapitalisasi
bunga yang dilakukan klien terhadap beberapa proyek. Pihak pimpinan memihak klien karena
secara teknis masih dapat diterima sehingga Andi mengubah kerta kerja dan menyatakan
sudah sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi.
1
2
3
4
5
103
LAMPIRAN 2: Data Mentah
resenponden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
Budaya etis
organisasi
(X1)
1 2 3 4 5
4 4 4 4 4
4 5 4 3 4
5 5 4 4 4
5 5 5 5 4
4 4 4 3 4
4 4 4 5 3
5 4 4 4 4
4 4 4 4 4
4 4 4 4 4
4 5 4 4 3
4 4 3 4 4
4 4 4 4 3
5 4 5 4 5
4 4 4 4 4
4 4 5 5 5
4 3 4 3 4
4 3 4 3 4
4 4 5 3 5
5 5 5 4 5
4 4 4 4 4
4 3 4 4 4
3 3 3 3 3
5 3 4 4 4
4 4 4 5 4
20
20
22
24
19
20
21
20
20
20
19
19
23
20
23
18
18
21
24
20
19
15
20
21
1
4
4
5
5
4
4
5
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
5
4
4
3
5
4
2
4
5
5
5
4
4
4
4
4
5
4
4
5
4
5
4
4
5
5
4
4
3
4
4
3
4
4
4
5
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
3
4
4
4
5
4
4
3
4
4
Idealism (X2)
4 5 6 7 8
4 4 4 4 4
3 4 4 4 4
4 4 4 4 4
5 4 4 4 4
3 4 3 4 4
5 3 5 4 4
4 4 4 4 5
4 4 4 4 4
4 4 3 4 2
4 3 4 4 5
4 4 3 4 3
4 3 4 3 4
4 4 4 5 4
4 4 4 4 4
4 4 4 4 5
3 5 3 4 4
4 4 3 4 4
5 4 4 4 4
5 4 5 5 4
5 4 4 4 5
4 3 3 4 4
3 2 3 2 2
4 4 3 5 3
4 4 4 4 4
9
4
4
4
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
5
3
4
5
10
4
3
4
5
4
4
3
4
3
4
4
4
4
5
4
3
4
3
4
4
5
4
5
5
40
39
42
46
38
41
41
40
36
41
37
38
43
41
41
37
39
41
46
42
40
28
41
42
1
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
5
4
5
4
4
5
4
5
4
3
4
3
2
4
4
4
5
4
5
3
4
4
5
3
4
5
3
4
4
3
3
4
4
5
3
5
4
Relativisme (X3)
3 4 5 6 7 8
4 3 3 4 4 4
5 5 5 4 4 5
4 3 4 4 5 5
5 4 4 4 5 5
3 3 4 4 4 4
4 4 4 5 4 4
4 4 4 5 5 4
4 5 4 4 4 4
3 4 3 3 4 4
4 4 4 4 4 5
3 3 4 4 4 4
4 3 4 3 4 4
4 4 4 4 5 5
4 3 4 4 4 4
4 5 5 4 4 5
3 3 4 3 4 4
4 3 4 4 4 4
4 4 4 3 4 5
4 3 3 3 5 5
5 4 4 4 4 4
4 3 4 4 4 4
3 3 3 2 3 3
4 3 3 4 5 4
4 4 4 4 4 4
9
4
4
4
5
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
3
4
4
4
5
4
4
3
4
4
10
4
3
4
5
3
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
5
5
5
4
3
4
4
38
43
41
46
37
43
41
41
37
43
36
38
44
38
43
36
38
41
41
43
40
29
40
39
104
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
4
4
4
5
4
4
4
4
4
3
4
5
4
4
3
5
4
5
4
3
4
3
5
5
5
4
4
4
3
4
5
4
4
2
5
4
4
3
4
4
4
4
4
5
4
4
4
5
4
5
3
4
3
5
3
5
4
4
4
4
5
4
4
4
3
4
4
4
5
5
4
3
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
5
4
4
4
3
4
4
5
4
19
20
19
23
21
22
20
20
20
19
21
24
20
20
14
23
19
22
19
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
3
4
5
4
4
3
5
4
4
4
4
5
4
5
5
5
4
4
4
3
4
5
4
4
2
5
4
3
4
4
4
5
4
4
5
4
4
4
5
4
5
3
4
3
5
3
4
4
5
4
4
5
4
4
4
3
4
4
4
5
5
4
3
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
5
4
4
5
4
4
4
3
4
4
3
4
3
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
3
4
4
4
3
4
5
4
4
4
4
3
4
4
4
5
4
3
4
4
4
5
3
4
4
3
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
3
4
4
4
5
4
4
4
4
4
5
4
4
3
4
5
4
4
5
2
5
4
5
3
5
3
4
4
4
3
4
3
4
3
5
4
4
3
2
4
3
39
41
40
39
41
43
41
42
40
39
38
38
42
44
41
40
27
44
37
3
4
5
4
4
4
4
4
3
4
4
3
4
5
4
4
3
5
4
4
5
4
5
3
4
3
4
4
4
5
4
5
5
4
4
3
4
5
3
3
4
5
4
4
5
3
4
4
4
4
5
4
4
4
3
5
4
4
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
5
3
4
4
4
4
3
5
4
4
5
4
4
4
5
4
5
2
5
5
3
4
4
4
4
3
4
3
4
4
3
4
5
4
4
5
3
4
5
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
3
4
5
4
4
3
5
4
4
4
4
5
4
5
5
5
4
4
4
3
4
5
4
4
2
5
4
3
4
4
4
5
4
4
5
4
4
4
5
4
5
3
4
3
5
3
4
4
5
4
4
5
4
4
4
3
4
4
4
5
5
4
3
4
4
35
39
41
43
40
41
42
40
39
40
40
38
43
47
40
42
28
46
43
105
responden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
1
4
4
4
5
3
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
3
4
3
4
3
4
4
4
4
4
2
3
4
4
5
4
4
4
4
4
3
4
4
4
3
4
3
3
4
4
4
4
3
4
4
3
4
3
3
3
4
4
4
4
4
3
4
3
3
4
4
4
3
5
4
3
4
4
4
4
3
4
4
3
5
3
Komitmen Organisasi (Y)
4
5
6
7
8
9
4
4
4
4
4
4
5
5
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
5
4
5
3
4
4
3
4
4
5
5
5
4
5
5
4
4
4
3
4
4
4
4
3
4
4
3
3
3
4
2
4
4
3
4
3
4
4
5
4
4
3
4
4
4
4
4
3
4
4
4
5
5
3
4
4
4
4
3
3
4
3
3
4
4
4
5
5
5
3
3
4
3
3
4
4
4
4
3
4
4
3
4
5
3
3
3
4
3
3
4
5
4
3
4
3
4
4
4
4
4
4
4
3
4
2
3
3
3
3
3
4
5
5
4
3
4
4
4
4
5
5
4
5
4
3
4
3
4
4
4
4
4
4
4
2
4
3
4
4
3
10
4
4
4
4
4
3
4
3
4
3
4
3
4
4
5
3
4
4
4
4
5
3
4
4
4
3
4
11
4
4
4
5
3
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
3
4
3
4
3
4
4
4
4
4
42
45
44
50
40
48
40
41
39
40
43
42
45
38
49
36
41
39
43
40
44
32
45
46
41
44
38
Sensitivitas etika
(Z)
1
2
3
4
4
4
4
4
4
5
4
3
5
5
4
4
5
5
5
5
4
4
4
3
4
4
4
5
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
5
5
4
4
4
4
4
4
4
5
3
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
5
4
5
5
5
5
5
4
4
4
5
4
4
4
4
3
3
3
3
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
5
16
16
18
20
15
17
17
16
16
17
15
16
18
16
16
15
16
18
20
17
16
12
17
16
15
16
17
106
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
4
4
4
3
4
4
4
4
5
5
4
4
3
3
4
4
5
4
4
5
3
4
4
4
4
4
4
4
4
2
4
4
4
5
4
4
4
4
4
3
4
3
4
4
3
2
4
4
5
5
4
4
3
4
3
3
4
4
4
4
5
3
5
4
4
4
4
5
4
4
3
3
4
3
4
3
5
4
4
4
4
5
4
5
4
3
4
4
3
4
4
3
4
3
4
4
5
5
4
4
3
4
4
4
4
4
4
3
5
2
3
4
5
3
4
4
3
4
4
4
4
5
4
4
5
3
4
3
4
4
4
4
5
5
4
4
4
5
4
4
5
2
4
4
3
3
4
3
4
4
4
4
4
4
5
4
5
2
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
5
5
4
4
3
3
4
4
47
46
44
44
41
44
42
41
45
46
45
41
47
29
44
43
4
4
5
4
4
4
4
4
3
4
5
4
4
3
5
4
5
4
5
5
5
4
4
4
3
4
5
4
4
2
5
4
4
5
4
4
5
4
4
4
5
4
5
3
4
3
5
3
4
4
5
4
4
4
3
4
4
4
5
5
4
3
4
4
17
17
19
17
18
16
15
16
15
16
20
16
16
11
19
15
107
LAMPIRAN 3: HASIL OLAH DATA
UJI VALIDITAS
1. Budaya Etis organisasi
Correlations
TOSCO
BEO1
BEO1
BEO2
Pearson Correlation
1
Sig. (2-tailed)
N
BEO2
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
BEO3
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
BEO4
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
BEO5
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
TOSCORE
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
43
.555
BEO3
.555
**
BEO4
.315
BEO5
*
.393
RE
**
.792**
.000
.001
.040
.009
.000
43
43
43
43
43
1
**
*
.184
.774**
.010
.017
.237
.000
43
43
43
43
.147
**
.729**
.345
.000
.000
**
.000
43
43
**
**
.473
.473
**
.391
.391
1
.364
.516
.001
.010
43
43
43
43
43
43
*
*
.147
1
-.066
.539**
.040
.017
.345
.675
.000
43
43
43
43
43
43
.393**
.184
.516**
-.066
1
.556**
.009
.237
.000
.675
43
43
43
43
43
43
**
**
**
**
**
1
.315
.792
.364
.774
.729
.539
.000
.556
.000
.000
.000
.000
.000
43
43
43
43
43
43
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
108
UJI HIPOTESIS
1. Uji Struktur 1
Model Summary
Model
R
d
Std. Error of the
Square
Estimate
R Square
.784a
1
Adjusted R
.614
.585
2.61658
i
m
e
n
s
i
o
n
0
a. Predictors: (Constant), X3, X1, X2
ANOVAb
Model
1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
425.453
3
141.818
Residual
267.013
39
6.846
Total
692.465
42
F
Sig.
20.714
.000a
a. Predictors: (Constant), X3, X1, X2
b. Dependent Variable: Y
Coefficientsa
Model
Standardized
Unstandardized Coefficients
B
1
(Constant)
Std. Error
3.720
4.999
X1
.510
.233
X2
.235
X3
.474
Coefficients
Beta
t
Sig.
.744
.461
.257
2.188
.035
.207
.205
1.134
.264
.195
.436
2.435
.020
a. Dependent Variable: Y
117
2. Uji Struktur 2
Model Summary
Model
R
d
Std. Error of the
Square
Estimate
R Square
.928a
1
Adjusted R
.861
.846
.69164
i
m
e
n
s
i
o
n
0
a. Predictors: (Constant), Y, X1, X2, X3
ANOVAb
Model
1
Sum of Squares
Regression
Residual
Total
df
Mean Square
112.427
4
28.107
18.178
38
.478
130.605
42
F
Sig.
58.757
.000a
a. Predictors: (Constant), Y, X1, X2, X3
b. Dependent Variable: Z
Coefficientsa
Model
Standardized
Unstandardized Coefficients
B
1
(Constant)
Std. Error
-2.114
1.331
X1
.140
.065
X2
.387
X3
Y
Coefficients
Beta
t
Sig.
-1.589
.120
.162
2.141
.039
.056
.780
6.963
.000
.129
.055
.272
2.328
.025
-.115
.042
-.265
-2.722
.010
a. Dependent Variable: Z
118
3. Uji Korelasi
Correlations
X1
X1
X2
Pearson Correlation
1
X2
.501**
.582**
.000
.001
.000
43
43
43
1
**
.700**
.000
.000
43
Pearson Correlation
.517
Sig. (2-tailed)
X3
Pearson Correlation
43
43
43
**
**
1
.735**
.827
.001
.000
43
43
43
43
.582**
.700**
.735**
1
.000
.000
.000
43
43
43
N
Pearson Correlation
.827
43
.501
Sig. (2-tailed)
Y
**
.000
N
Y
.517**
Sig. (2-tailed)
N
X3
Sig. (2-tailed)
N
.000
43
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
4. Uji Trimming Struktur 1
Model Summary
Model
R
d
1
R Square
.776
a
.602
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.582
2.62595
i
m
e
n
s
i
o
n
0
119
Model Summary
Model
R
Std. Error of the
Square
Estimate
R Square
1
.776a
a.
Predictors: (Constant), X3, X1
d
Adjusted R
.602
.582
2.62595
i
m
e
n
s
i
o
n
0
ANOVAb
Model
1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
416.641
2
208.321
Residual
275.824
40
6.896
Total
692.465
42
F
Sig.
30.211
.000a
a. Predictors: (Constant), X3, X1
b. Dependent Variable: Y
Coefficientsa
Model
Standardized
Unstandardized Coefficients
B
1
(Constant)
Std. Error
5.180
4.847
X1
.566
.229
X3
.643
.125
Coefficients
Beta
t
Sig.
1.069
.292
.285
2.474
.018
.592
5.135
.000
a. Dependent Variable: Y
120
121
Download