fakultas perikanan dan kelautan universitas airlangga surabaya 2014

advertisement
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
SKRIPSI
PREVALENSI DAN INTENSITAS IKAN MASKOKI (Carassius auratus)
YANG TERSERANG Lernaea cyprinacea DI SENTRA BUDIDAYA
IKAN MASKOKI KABUPATEN TULUNGAGUNG,
JAWA TIMUR.
Oleh :
ISWARDIYANTOK
SURABAYA – JAWA TIMUR
FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2014
Skripsi
PREVALENSI DAN INTENSITAS IKAN MASKOKI (Carassius auratus)
YANG TERSERANG Lernaea cyprinacea DI SENTRA BUDIDAYA
IKAN MASKOKI KABUPATEN TULUNGAGUNG, JAWA TIMUR.
ISWARDIYANTOK
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
SKRIPSI
PREVALENSI DAN INTENSITAS IKAN MASKOKI (Carassius auratus)
YANG TERSERANG Lernaea cyprinacea DI SENTRA BUDIDAYA
IKAN MASKOKI KABUPATEN TULUNGAGUNG,
JAWA TIMUR.
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan
pada Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga
Oleh :
ISWARDIYANTOK
NIM : 140911110
Menyetujui,
Komisi Pembimbing
Pembimbing Pertama
Dr. Kismiyati, Ir., M.Si
NIP. 19590808 198603 2 002
Skripsi
Pembimbing Kedua
Prof. Dr. Hj. Sri Subekti, drh., DEA
NIP. 19520517 197803 2 001
PREVALENSI DAN INTENSITAS IKAN MASKOKI (Carassius auratus)
YANG TERSERANG Lernaea cyprinacea DI SENTRA BUDIDAYA
IKAN MASKOKI KABUPATEN TULUNGAGUNG, JAWA TIMUR.
ISWARDIYANTOK
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
SKRIPSI
PREVALENSI DAN INTENSITAS IKAN MASKOKI (Carassius auratus)
YANG TERSERANG Lernaea cyprinacea DI SENTRA BUDIDAYA
IKAN MASKOKI KABUPATEN TULUNGAGUNG,
JAWA TIMUR.
Oleh :
ISWARDIYANTOK
NIM. 140911110
Telah diujikan pada
Tanggal
: 27 Juni 2014
KOMISI PENGUJI SKRIPSI
Ketua
: Rahayu Kusdarwati, Ir., M.Si.
Anggota
: Sudarno, Ir., M. Kes.
Dr. Kusnoto, drh., M.Si.
.
Dr. Kismiyati, Ir., M.Si.
Prof. Dr. Hj. Sri Subekti, drh., DEA.
Surabaya, 14 Juli 2014
Dekan
Fakultas Perikanan dan Kelautan
Universitas Airlangga
Prof. Dr. Sri Subekti, drh., DEA
NIP. 19520517 197803 2 001
Skripsi
PREVALENSI DAN INTENSITAS IKAN MASKOKI (Carassius auratus)
YANG TERSERANG Lernaea cyprinacea DI SENTRA BUDIDAYA
IKAN MASKOKI KABUPATEN TULUNGAGUNG, JAWA TIMUR.
ISWARDIYANTOK
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
RINGKASAN
ISWARDIYANTOK. Prevalensi dan Intensitas Ikan Maskoki (Carassius
auratus) yang Terserang Lernaea cyprinacea di Sentra Budidaya Ikan
Maskoki Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur. Dosen Pembimbing I Dr.
Kismiyati, Ir., M.Si dan Dosen Pembimbing II Prof. Dr. Hj. Sri Subekti, drh.,
DEA.
Ikan Maskoki (Carassius auratus) merupakan salah satu ikan hias populer
yang banyak digemari dan dibudidayakan. Seiring dengan banyaknya usaha
budidaya ikan Maskoki, maka semakin besar juga tantangan yang akan dihadapi
oleh para pembudidaya ikan hias ini. Salah satu diantaranya adalah timbulnya
serangan penyakit yang merupakan hasil interaksi tidak seimbang antara
lingkungan, kondisi inang (ikan) dan patogen. Salah satu jenis patogen yang
sering menyerang ikan adalah parasit. Jenis parasit yang menyerang ikan maskoki
diantaranya adalah Lernaea cyprinacea. Parasit ini hidup pada air tawar dan
dikenal dengan sebutan anchor worm karena bagian anteriornya berkembang
seperti jangkar di bawah kulit ikan. Penyakit yang disebabkan oleh ektoparasit L.
cyprinacea disebut lernaeosis. Ikan yang terserang L. cyprinacea timbul gejala
klinis dan perubahan patologi. Ikan terlihat kurus, sering menggosokkan badan
dan timbul luka di permukaan tubuh yang nantinya dapat menimbulkan infeksi
sekunder. Berdasarkan kejadian lernaeosis di atas, maka perlu diteliti seberapa
besar prevalensi dan intensitas ikan Maskoki (Carassius auratus) yang terserang
L. cyprinacea di sentra budidaya ikan Maskoki kabupaten Tulungagung, Jawa
Timur.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui prevalensi dan intensitas
ikan Maskoki (Carassius auratus) yang terserang L. cyprinacea di sentra
budidaya ikan Maskoki kabupaten Tulungagung, Jawa Timur. Pemeriksaan
parasit dilakukan di Laboratorium Pendidikan Fakultas Perikanan dan Kelautan
Universitas Airlangga Surabaya. Data hasil pemeriksaan serangan L. cyprinacea
yang pada ikan Maskoki dianalisis secara deskriptif dan disajikan dalam bentuk
gambar dan tabel.
Nilai prevalensi ikan Maskoki (Carassius auratus) yang terinfestasi L.
cyprinacea di Kabupaten Tulungagung sebesar 42,7% termasuk dalam kategori
commonly atau parasit biasa menginfestasi ikan. Nilai intensitas ikan Maskoki
(Carassius auratus) yang terserang L. cyprinacea di Kabupaten Tulungagung
sebesar 1,8 parasit/ekor ikan termasuk dalam kategori infestasi ringan.
Pengukuran kualitas air menunjukan suhu kolam pemeliharaan di desa Karang
Rejo berkisar 28-30oC, desa Ploso Kandang 28-29oC, dan desa Wajak berkisar 3031oC. Nilai kualitas air tersebut memungkinkan ikan Maskoki untuk tumbuh
dengan sehat dan optimal.
Skripsi
PREVALENSI DAN INTENSITAS IKAN MASKOKI (Carassius auratus)
YANG TERSERANG Lernaea cyprinacea DI SENTRA BUDIDAYA
IKAN MASKOKI KABUPATEN TULUNGAGUNG, JAWA TIMUR.
ISWARDIYANTOK
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
SUMMARY
ISWARDIYANTOK. Prevalence and Intensity of Gold Fish (Carassius
auratus) Which Infected Lernea cyprinacea in Gold Fish Cultivation Center
Tulungagung Regency, East Java. Academic Advisor I Dr. Kismiyati, Ir.,
M.Si and Academic Advisor II Prof. Dr. Hj. Sri Subekti, drh., DEA.
Gold fish (Carassius auratus) is one of popular ornamental fish which is
much interested and cultivated. In a row of many cultivation enterprises of gold
fish, therefore more challenges which will be faced by farmers of this ornamental
fish. One of them is the rise of disease onset which is the unstable interaction
among environment, the condition of fish as host and pathogen. A kind of
pathogen which often attacks the fish is parasite. Kind of parasites which attacks
gold fish is Lernea cyprinacea. This parasite lives in fresh water and known as
anchor worm because the anterior part maturates like a anchor under the skin of
fish. The disease which is caused by ectoparasite L. cyprinacea is lernaeosis. Fish
which was attacked L. cyprinacea has a clinical symptom and pathological
change. Fish looks thin, often rubs its body and has lesion in the surface of its
body which can arise secondary infection. According to lernaeosis occurrence
above, therefore is necessary to observe how many prevalence and intensity of
gold fish (Carassius auratus) which is attacked L. cyprinacea in gold fish
cultivation center Tulungagung Regency, East Java.
The purpose of this research was to understand the prevalence and
intensity of gold fish (Carassius auratus) which was attacked L. cyprinacea in
gold fish cultivation center Tulungagung Regency, East Java. The examination of
parasite was undertaken in Teaching Laboratory of Faculty Fisheries and Marine
of Airlangga University Surabaya. Data of examination result of L. cyprinacea
onset which exists in gold fish analyzed descriptively and presented in pictures
and tables.
The gold fish (Carassius auratus) prevalence which were infested L.
cyprinacea in gold fish cultivation center Tulungagung Regency was 42,7%
included in commonly category or parasites commonly infest the fish. The value
of gold fish (Carassius auratus) intensity which were attacked L. cyprinacea in
gold fish cultivation center Tulungagung Regency was 1,8 parasites/fish which
whole included in light (low) infestation category. The measurement of water
quality which showed temperature of rearing pond in Karang Rejo Village around
28-300C, Ploso Kandang 28-290C, and Wajak Village around 30-310C. The value
of water quality made the gold fish possible to grow health and optimal.
Skripsi
PREVALENSI DAN INTENSITAS IKAN MASKOKI (Carassius auratus)
YANG TERSERANG Lernaea cyprinacea DI SENTRA BUDIDAYA
IKAN MASKOKI KABUPATEN TULUNGAGUNG, JAWA TIMUR.
ISWARDIYANTOK
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya, Sehingga skripsi yang berjudul “Prevalensi
dan intensitas ikan Maskoki (Carassius auratus) yang terserang Lernaea
cyprinacea di sentra budidaya ikan Maskoki kabupaten Tulungagung, Jawa
Timur.” ini dapat terselesaikan. Laporan Skripsi ini disusun berdasarkan hasil
penelitian yang telah dilaksanakan di Kabupaten Tulungagung dan Laboratorium
Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga Surabaya, Propinsi Jawa
Timur pada bulan Agustus 2013. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan pada Program Studi S-1 Budidaya
Perairan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga Surabaya.
Penulis menyadari bahwa laporan skripsi ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan, sehingga kritik dan saran yang membangun sangat penulis
harapkan demi perbaikan dan kesempurnaan laporan atau kegiatan selanjutnya.
Semoga Laporan Skripsi ini bermanfaat dan dapat memberikan informasi bagi
semua pihak, khususnya bagi mahasiswa Program Studi S-1 Budidaya Perairan
Fakultas Perikanan Dan Kelautan Universitas Airlangga Surabaya.
Surabaya, 14 Juli 2014
Penulis
Skripsi
PREVALENSI DAN INTENSITAS IKAN MASKOKI (Carassius auratus)
YANG TERSERANG Lernaea cyprinacea DI SENTRA BUDIDAYA
IKAN MASKOKI KABUPATEN TULUNGAGUNG, JAWA TIMUR.
ISWARDIYANTOK
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis menyadari bahwa laporan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak, baik bantuan secara materi maupun semangat yang
telah diberikan. Karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih sebesar-besarnya kepada :
1.
Prof. Dr. Hj. Sri Subekti, drh., DEA. selaku Dekan Fakultas Perikanan dan
Kelautan Universitas Airlangga serta dosen wali yang selalu memberikan
nasehat dan arahannya.
2.
Ibu Dr. Kismiyati, Ir., M.Si dan Ibu Prof. Dr. Hj. Sri Subekti, drh., DEA
selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan, arahan
dan saran yang membangun mulai dari penyusunan proposal, penelitian,
sampai terselesaikannya laporan penelitian ini.
3.
Ibu Rahayu Kusdarwati, Ir., M.Kes., Bapak Sudarno, Ir., M. Kes., dan Bapak
Dr. Kusnoto, drh., M.Si selaku dosen penguji yang telah memberikan saran
untuk perbaikan proposal dan laporan skripsi ini.
4.
Seluruh staff dosen pengajar Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas
Airlangga. Terima kasih atas segala ilmu yang telah Bapak dan Ibu berikan
selama ini.
5.
Seluruh staff kependidikan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas
Airlangga atas segala bantuannya.
6.
Skripsi
Seluruh staff Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bogor.
PREVALENSI DAN INTENSITAS IKAN MASKOKI (Carassius auratus)
YANG TERSERANG Lernaea cyprinacea DI SENTRA BUDIDAYA
IKAN MASKOKI KABUPATEN TULUNGAGUNG, JAWA TIMUR.
ISWARDIYANTOK
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
7.
Kedua orang tua tercinta, Bapak Sumardi dan Ibu Istirokah serta adikku
Septiyan Febianto yang selalu memberikan doa dan dukungan secara moril
dan materi.
8.
Rekan sesama peneliti Lernaea group Bogor, Nadia Ayu Fadila Asshaufi dan
Bernideta Dewi Kriswijayanti yang telah bersedia membantu, bertukar
pikiran dan ilmu.
9.
Sahabat-sahabatku Tegar, Azhar, Abid, Adam, Siman, Mardiah, Doni, Ade,
Anggi, Mas Aji, Junio dan Jerry yang telah banyak memotivasi.
10. Teman-teman GOLDFISH angkatan 2009.
11. Adik-adik angkatan 2010, 2011, dan 2012 yang selalu mendukung dan
membantu saya selama penelitian.
12. Semua keluarga besar civitas akademika Fakultas Perikanan dan Kelautan
Universitas Airlangga yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
13. Teman-teman Wanala Universitas Airlangga khususnya diklat 32.
14. Teman-teman KKN-BBM UNAIR angkatan 46 desa Sumberjo, Bojonegoro.
15. Serta semua pihak yang selalu memberi semangat dan membantu penulis
dalam pelaksanaan maupun penyelesaian laporan skripsi ini tanpa terkecuali.
Skripsi
PREVALENSI DAN INTENSITAS IKAN MASKOKI (Carassius auratus)
YANG TERSERANG Lernaea cyprinacea DI SENTRA BUDIDAYA
IKAN MASKOKI KABUPATEN TULUNGAGUNG, JAWA TIMUR.
ISWARDIYANTOK
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
1. Kategori prevalensi serangan parasit ............................................................... 20
2. Prevalensi ikan Maskoki yang terinfestasi Lernaea cyprinacea ...................... 24
3. Prevalensi ikan Maskoki yang terinfestasi Lernaea cyprinacea ...................... 25
Skripsi
PREVALENSI DAN INTENSITAS IKAN MASKOKI (Carassius auratus)
YANG TERSERANG Lernaea cyprinacea DI SENTRA BUDIDAYA
IKAN MASKOKI KABUPATEN TULUNGAGUNG, JAWA TIMUR.
ISWARDIYANTOK
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
2.1 Morfologi ikan Maskoki ................................................................................
2.2 Lernaea betina dewasa ...................................................................................
2.3 Daur Hidup Lernaea ....................................................................................
3.1 Kerangka konsep penelitian ...........................................................................
4.1. Diagram alir pelaksanaan ..............................................................................
5.1. Infestasi Lernaea cyprinacea pada ikan Maskoki.........................................
Skripsi
PREVALENSI DAN INTENSITAS IKAN MASKOKI (Carassius auratus)
YANG TERSERANG Lernaea cyprinacea DI SENTRA BUDIDAYA
IKAN MASKOKI KABUPATEN TULUNGAGUNG, JAWA TIMUR.
6
9
10
16
22
24
ISWARDIYANTOK
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
1. Prosedur Pewarnaan Lernaea cyprinacea ........................................................ 36
2. Hasil perhitungan prevalensi dan intensitas setiap kolam................................ 37
3. Data kualitas air setiap kolam .......................................................................... 38
Skripsi
PREVALENSI DAN INTENSITAS IKAN MASKOKI (Carassius auratus)
YANG TERSERANG Lernaea cyprinacea DI SENTRA BUDIDAYA
IKAN MASKOKI KABUPATEN TULUNGAGUNG, JAWA TIMUR.
ISWARDIYANTOK
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
DAFTAR ISI
Halaman
RINGKASAN ..................................................................................................... i
SUMMARY ........................................................................................................
ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ iii
UCAPAN TERIMA KASIH ............................................................................... iv
DAFTAR TABEL ............................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... viii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... ix
I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
1.1 Latar belakang .............................................................................................
1.2 Rumusan masalah........................................................................................
1.3 Tujuan .........................................................................................................
1.4 Manfaat .......................................................................................................
1
3
4
4
II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................... 5
2.1 Ikan Maskoki (Carrasius auratus) .............................................................. 5
2.1.1 Klasifikasi dan Morfologi ..................................................................
2.1.2 Habitat dan Penyebaran......................................................................
2.1.3 Jenis Pakan dan Kebiasaan Makan ....................................................
2.1.4 Kualitas Air Pemeliharaan Ikan Maskoki ..........................................
5
6
7
7
2.2 Lernaea ....................................................................................................... 8
2.2.1 Klasifikasi dan Morfologi .................................................................. 8
2.2.2 Daur Hidup Lernaea .......................................................................... 9
2.2.3 Lernaeosis pada Ikan .......................................................................... 11
III KERANGKA KONSEPTUAL ....................................................................... 14
3.1 Kerangka konseptual ................................................................................... 12
IV METODOLOGI PENELITIAN...................................................................... 17
4.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan .................................................................
4.2 Materi Penelitian .........................................................................................
4.2.1 Alat Penelitian ....................................................................................
4.2.2 Bahan Penelitian.................................................................................
4.3. Metode Penelitian.......................................................................................
Skripsi
PREVALENSI DAN INTENSITAS IKAN MASKOKI (Carassius auratus)
YANG TERSERANG Lernaea cyprinacea DI SENTRA BUDIDAYA
IKAN MASKOKI KABUPATEN TULUNGAGUNG, JAWA TIMUR.
17
17
17
17
18
ISWARDIYANTOK
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
4.4. Prosedur Penelitian.....................................................................................
4.4.1 Pengukuran Kualitas Air ....................................................................
4.4.2 Pengambilan Sampel ikan Maskoki ...................................................
4.4.3 Pemeriksaan Sampel ..........................................................................
4.4.4 Pewarnaan Lernaea ............................................................................
4.5 Parameter Penelitian....................................................................................
4.5.1 Parameter Utama ................................................................................
4.5.2 Parameter Penunjang..........................................................................
4.6 Analisis Data ...............................................................................................
18
18
18
19
18
20
20
21
22
V HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................ 23
5.1 Hasil Penelitian ........................................................................................... 23
5.1.1 Pemeriksaan Infestasi Lernaea cyprinacea ........................................
5.1.2 Prevalensi Lernaea cyprinacea .........................................................
5.1.3 Intensitas Lernaea cyprinacea ..........................................................
5.1.4 Pengukuran Kualitas Air ...................................................................
5.2 Pembahasan .................................................................................................
23
23
25
26
26
VI KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................................... 31
6.1 Kesimpulan ................................................................................................. 31
6.2 Saran ............................................................................................................ 31
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 32
LAMPIRAN ......................................................................................................... 36
Skripsi
PREVALENSI DAN INTENSITAS IKAN MASKOKI (Carassius auratus)
YANG TERSERANG Lernaea cyprinacea DI SENTRA BUDIDAYA
IKAN MASKOKI KABUPATEN TULUNGAGUNG, JAWA TIMUR.
ISWARDIYANTOK
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan produksi budidaya ikan hias Indonesia telah mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun. Target produksi tahun 2012 yang dipatok
Kementerian Kelautan dan Perikanan ternyata mencapai 115,16 persen dari target
semula. Potensi ekspor ikan hias sendiri diperkirakan sebesar 60 – 65 juta dolar
AS (sekitar Rp. 600 miliar) setiap tahunnya (Kementerian Kelautan dan
Perikanan, 2013).
Salah satu kawasan sentra budidaya ikan hias di Indonesia adalah
Tulungagung. Tulungagung ditetapkan sebagai kawasan segitiga emas budidaya
ikan hias sebagaimana yang tertuang pada SK Bupati Tulungagung Nomor:
188.45/79/031/2011 tanggal 25 Februari 2011. Melalui SK tersebut juga
ditetapkan bahwa ikan Maskoki sebagai komoditas unggulan perikanan budidaya
untuk jenis ikan hias. Komoditi ikan hias Maskoki Tulungagung telah mampu
menguasai pasar dalam negeri dan mancanegara. Pada tahun 2011 kabupaten
Tulungagung mampu mengekspor 55,12 juta ekor per tahun dengan nilai produksi
Rp. 96,5 Milyar (Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, 2012).
Ikan Maskoki (Carassius auratus) merupakan salah satu ikan hias populer
yang banyak digemari dan dibudidayakan. Menurut ilmuwan Cina, Shisan Chen,
paling tidak ada 126 strain baru ikan Maskoki yang tersebar di seluruh dunia
(Lingga dan Susanto, 1999 dalam Syaifudin dkk, 2004).
Seiring dengan banyaknya usaha budidaya ikan Maskoki, maka semakin
besar juga tantangan yang akan dihadapi oleh para pembudidaya ikan hias ini.
Skripsi
PREVALENSI DAN INTENSITAS IKAN MASKOKI (Carassius auratus)
YANG TERSERANG Lernaea cyprinacea DI SENTRA BUDIDAYA
IKAN MASKOKI KABUPATEN TULUNGAGUNG, JAWA TIMUR.
ISWARDIYANTOK
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Salah satu diantaranya adalah timbulnya serangan penyakit yang merupakan hasil
interaksi tidak seimbang antara lingkungan, kondisi inang (ikan) dan patogen.
Interaksi yang tidak seimbang ini menyebabkan stres pada ikan, sehingga
mekanisme pertahanan tubuh menjadi lemah dan akhirnya mudah diserang
penyakit (Prajitno, 2005).
Salah satu jenis patogen yang sering menyerang ikan adalah parasit.
Parasit merupakan organisme yang mengambil keuntungan dari inangnya yaitu
dengan menempel dan menyerap nutrisi dari inang untuk mendukung
kehidupannya.
Parasit
dapat
menyebabkan
kerusakan
organ
sehingga
pertumbuhannya terhambat dan akhirnya dapat menyebabkan kematian. (Olsen,
1974 dalam Oktaviani, 2008). Menurut Anshary (2008), infeksi parasit dapat
menyebabkan dampak yang merugikan secara ekonomi, yaitu ikan kehilangan
berat badan, penolakan oleh konsumen karena perubahan patologi pada inang,
penurunan fekunditas ikan dan penurunan jumlah dalam penetasan larva.
Kismiyati dkk. (2011), menyatakan bahwa salah satu jenis parasit yang
menyerang ikan maskoki adalah Lernaea. Parasit ini hidup pada air tawar dan
dikenal dengan sebutan anchor worm karena bagian anteriornya berkembang
seperti jangkar di bawah kulit ikan. Penyakit yang disebabkan oleh ektoparasit
Lernaea disebut lernaeosis. Ikan yang terserang L. cyprinacea
timbul gejala
klinis dan perubahan patologi. Ikan yang terserang akan terlihat kurus, sering
menggosokkan badan dan timbul luka di permukaan tubuh yang nantinya dapat
menimbulkan infeksi sekunder (Tambunan, 2011). Faktor yang mendukung
berkembangnya parasit ini adalah kandungan bahan organik yang tinggi di
Skripsi
PREVALENSI DAN INTENSITAS IKAN MASKOKI (Carassius auratus)
YANG TERSERANG Lernaea cyprinacea DI SENTRA BUDIDAYA
IKAN MASKOKI KABUPATEN TULUNGAGUNG, JAWA TIMUR.
ISWARDIYANTOK
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
perairan, suhu perairan yang tinggi, dan penebaran ikan yang terlalu padat
(Cahyono, 2001).
Hingga tahun 2011 kejadian lernaeosis masih ditemukan pada budidaya
ikan air tawar di Jawa Timur seperti yang dilaporkan Ugahari (2011) pada
budidaya ikan Gurami di Kabupaten Blitar dengan prevalensi tertinggi terdapat di
Kecamatan Tlogo dengan prevalensi 90% pada kolam III, prevalensi yang lebih
rendah ada di Kecamatan Bangle sebesar 1,4% di kolam I dan Intensitas tertinggi
ada di Kecamatan Tlogo pada kolam III dengan intensitas 4.3.
Berdasarkan kejadian lernaeosis di atas, maka perlu diteliti seberapa besar
prevalensi dan intensitas ikan Maskoki (Carassius auratus) yang terserang L.
cyprinacea
di sentra budidaya ikan Maskoki kabupaten Tulungagung, Jawa
Timur.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan, maka timbul permasalahan
sebagai berikut :
1. Berapakah prevalensi ikan Maskoki (Carassius auratus) yang terserang
Lernaea cyprinacea di sentra budidaya ikan Maskoki kabupaten
Tulungagung, Jawa Timur ?
2. Berapakah intensitas ikan Maskoki (Carassius auratus) yang terserang
Lernaea cyprinacea di sentra budidaya ikan Maskoki kabupaten
Tulungagung, Jawa Timur ?
Skripsi
PREVALENSI DAN INTENSITAS IKAN MASKOKI (Carassius auratus)
YANG TERSERANG Lernaea cyprinacea DI SENTRA BUDIDAYA
IKAN MASKOKI KABUPATEN TULUNGAGUNG, JAWA TIMUR.
ISWARDIYANTOK
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
1.3 Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah :
1. Mengetahui prevalensi ikan Maskoki (Carassius auratus) yang terserang
Lernaea cyprinacea di sentra budidaya ikan Maskoki kabupaten
Tulungagung, Jawa Timur.
2. Mengetahui intensitas ikan Maskoki (Carassius auratus) yang terserang
Lernaea cyprinacea di sentra budidaya ikan Maskoki kabupaten
Tulungagung, Jawa Timur.
1.4 Manfaat
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai
prevalensi dan intensitas ikan Maskoki (Carassius auratus) yang terserang
Lernaea cyprinacea di sentra budidaya ikan Maskoki Desa Wajak, Ploso
Kandang, dan Karang Rejo Kabupaten Tulungagung, sehingga diharapkan para
pembudidaya di lokasi tersebut dapat melakukan tindakan pencegahan secara dini
dan meminimalisir penyebaran penyakit yang disebabkan serangan Lernaea
cyprinacea.
Skripsi
PREVALENSI DAN INTENSITAS IKAN MASKOKI (Carassius auratus)
YANG TERSERANG Lernaea cyprinacea DI SENTRA BUDIDAYA
IKAN MASKOKI KABUPATEN TULUNGAGUNG, JAWA TIMUR.
ISWARDIYANTOK
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ikan Maskoki (Carrasius auratus)
2.1.1 Klasifikasi dan Morfologi
Menurut Linnaeus (1758) dalam Integrated Taxonomic Information
System Report (2013), klasifikasi ikan Maskoki adalah sebagai berikut:
Kingdom
Phylum
Subphylum
Superclass
Class
Subclass
Infraclass
Superorder
Order
Superfamily
Family
Genus
Spesies
: Animalia
: Chordata
: Vertebrata
: Osteichthyes
: Actinopterygii
: Neopterygii
: Teleostei
: Ostariophysi
: Cypriniformes
: Cyprinoidea
: Cyprinidae
: Carassius
: Carassius auratus
Bentuk tubuh ikan Maskoki (Gambar 2.1) sedikit memanjang dan pipih
tegak (compressed) dan mulutnya terletak di ujung tengah (terminal). Bagian
ujung mulut memiliki dua pasang sungut. Di ujung dalam mulut terdapat gigi
kerongkongan yang tersusun dari tiga baris. Gigi geraham secara umum, hampir
seluruh tubuh ikan maskoki ditutupi oleh sisik yang berukuran relatif kecil
(Iskandar, 2004). Morfologi ikan Maskoki menyerupai ikan karper (ikan Mas),
yaitu sama–sama mempunyai sirip yang lengkap antara lain sirip punggung, sirip
dada, sirip perut, sirip anal atau dubur, dan sirip ekor. Selain itu juga ikan maskoki
mempunyai sisik yang berderet rapih. Bentuk badan ikan Maskoki pendek dan
gemuk, sehingga gerakan tubuhnya sangat menarik saat berenang (Sufianto,
2008).
Skripsi
PREVALENSI DAN INTENSITAS IKAN MASKOKI (Carassius auratus)
YANG TERSERANG Lernaea cyprinacea DI SENTRA BUDIDAYA
IKAN MASKOKI KABUPATEN TULUNGAGUNG, JAWA TIMUR.
ISWARDIYANTOK
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Gambar 2. 1. Morfologi Ikan Maskoki (Skomal, 2007). Keterangan gambar :
A = Mulut, B = Mata, C = Operculum, D = Sirip pectoral, E =
Sirip dorsal, F = Peduncle, G = Sirip anal, H = Linea lateralis, I =
Sirip caudal.
2.1.2 Habitat dan Penyebaran
Secara alami ikan maskoki menyukai habitat kolam berlumpur, bendungan
sungai atau danau (Matsui, 1976 dalam Martiadi, 2002). Ikan maskoki sudah
dipelihara sejak tahun 475 sebelum masehi di Cina. Di Indonesia, ikan mas koki
mulai dipelihara sekitar tahun 1920. Ikan mas koki yang terdapat di Indonesia
merupakan ikan yang dibawa dari Cina. Penyebarannya merata di daratan Asia,
Eropa, Amerika Utara dan Australia. Sedangkan pembudidayaan ikan mas koki di
Indonesia banyak ditemui di Jawa dan Sumatra (Iskandar, 2004).
Skripsi
PREVALENSI DAN INTENSITAS IKAN MASKOKI (Carassius auratus)
YANG TERSERANG Lernaea cyprinacea DI SENTRA BUDIDAYA
IKAN MASKOKI KABUPATEN TULUNGAGUNG, JAWA TIMUR.
ISWARDIYANTOK
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
2.1.3 Jenis Pakan dan Kebiasaan Makan
Di alam liar, ikan Maskoki adalah jenis ikan omnivora. Mereka memakan
tanaman air, jentik nyamuk, krustasea kecil, zooplankton, dan detritus. Dalam
pembudidayaan, ikan maskoki diberikan pakan buatan dalam bentuk serpihan
kering (crumble) atau pelet. Sebagai hewan peliharaan, ikan Maskoki juga harus
diberikan pakan yang biasa dikonsumsi jika berada di alam bebas. Pakan
tambahan yang baik termasuk Tubifex beku, larva nyamuk, cacing darah
(Chironomus sp.) daphnia, dan tumbuhan seperti kacang polong rebus dan selada
(Street, 2005)
2.1.4 Kualitas Air Pemeliharaan Ikan Maskoki
Menurut Watson et al (2004) dalam Sejati (2011), suhu optimal air untuk
hidup ikan maskoki adalah 18-24ºC. Mempertahankan suhu untuk terus berada
dalam kisaran suhu optimal perlu dilakukan. Karena pemeliharaan di luar suhu
optimal dapat menekan sistem kekebalan tubuh ikan dan akan menyebabkan
penurunan nafsu makan serta gangguan pada pertumbuhan ikan. Ikan Maskoki
dapat hidup dalam air yang memiliki kandungan oksigen minimal 5 mg/L, pH 77.8, tingkat amoniak terlarut maksimal 0,05 mg/L.
Skripsi
PREVALENSI DAN INTENSITAS IKAN MASKOKI (Carassius auratus)
YANG TERSERANG Lernaea cyprinacea DI SENTRA BUDIDAYA
IKAN MASKOKI KABUPATEN TULUNGAGUNG, JAWA TIMUR.
ISWARDIYANTOK
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
2.2 Lernaea cyprinacea
2.2.1 Klasifikasi dan Morfologi
Klasifikasi Lernaea cyprinacea menurut Kabata (1985) adalah sebagai
berikut:
Kingdom
Phylum
Classi
Order
Suborder
Family
Genus
Species
: Animalia
: Arthropoda
: Crustacea
: Copepoda
: Cyclopodia
: Lernaeidae
: Lernaea
: Lernaea cyprinacea
Bila dilihat dengan mata telanjang, yang paling sering diamati pada tahap
kehidupan L. cyprinacea (Gambar 2.2) khususnya jenis kelamin betina dewasa
memiliki panjang sekitar 25 mm. Di bawah mikroskop, tubuh tubular L.
cyprinacea memiliki jangkar di ujung anterior dan kantung telur pada ujung
posterior. Jangkar, terletak di daerah anterior yang ditancapkan ke dalam jaringan
tubuh inang, sedangkan ujung posterior dengan kantung telurnya, terlihat di luar
tubuh ikan (Steckler dan Yanong, 2012). Bagian anterior ini disebut holdfast.
Holdfast ini terdiri dari dua jangkar dorsal dan dua jangkar ventral yang
digunakan untuk menancapkan tubuh ke inangnya. Lernaea memiliki warna tubuh
yang transparan sampai coklat (Noble and Noble, 1982).
Skripsi
PREVALENSI DAN INTENSITAS IKAN MASKOKI (Carassius auratus)
YANG TERSERANG Lernaea cyprinacea DI SENTRA BUDIDAYA
IKAN MASKOKI KABUPATEN TULUNGAGUNG, JAWA TIMUR.
ISWARDIYANTOK
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Gambar 2.2. Lernaea cyprinacea betina dewasa (Ho and Kim, 1997).
Keterangan Gambar: 1. Lernaea Betina Dewasa, 2. Struktur
Skematis Lernaea, A = Bagian Anterior, B = Bagian Posterior, C
= Caudal, D = Antena, E = Jangkar Bagian Dorsal, F = Jangkar
Bagian Ventral, G = Maxilla, H = Kaki, I = Kantung Telur, J =
Cetae
Pada Lernaea betina, bagian posterior dari kaki renang yang terakhir
merupakan suatu bentukan pregenital (pregenital prominence) dan pembuka bagi
kantong telur yang tergantung (Hirschhorn, 1989). Kantung telur relatif pendek
dengan panjang sekitar 1,80 mm dan lebar 0,24 mm. Setiap kantung telur
mengandung sekitar tiga puluh dua sampai lima puluh butir telur bulat dengan
dimensi sekitar 0,03-0,08 mm dan rata-rata 0,06 mm dan umumnya terdapat 2
kantung telur (Amina, 2009).
Skripsi
PREVALENSI DAN INTENSITAS IKAN MASKOKI (Carassius auratus)
YANG TERSERANG Lernaea cyprinacea DI SENTRA BUDIDAYA
IKAN MASKOKI KABUPATEN TULUNGAGUNG, JAWA TIMUR.
ISWARDIYANTOK
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
2.2.2 Daur Hidup Lernaea
Tirmizi (2005) dalam Wahyuni (2012) menyatakan bahwa daur hidup
Lernaea (Gambar 2.3) membutuhkan waktu antara 21-25 hari. Siklus hidup
Lernaea meliputi stadia nauplis, copepodid, dan cyclopodid. Dalam stadia
cyclopoid, individu jantan akan mati sesaat setelah melakukan kopulasi.
Sedangkan individu betinanya akan menusukan kepalanya pada jaringan kulit atau
urat daging ikan dan berkembang menjadi individu dewasa (Noga, 1996 dalam
Kriswinarto, 2002).
Gambar 2.3. Daur Hidup Lernaea (Steckler and Yanong, 2012). Keterangan :
1. Proses pelepasan telur pada Lernaea betina dewasa, 2. Stadia
nauplius dan metanauplius parasit mulai hidup bebas dalam air, 3.
Pada Stadia Copepodid parasit mulai menempel pada inang 4.
Copepodid mulai berkembang menjadi copepodid jantan dan
betina, 5. Cyclopoid menjadi parasit Lernaea betina dewasa
Skripsi
PREVALENSI DAN INTENSITAS IKAN MASKOKI (Carassius auratus)
YANG TERSERANG Lernaea cyprinacea DI SENTRA BUDIDAYA
IKAN MASKOKI KABUPATEN TULUNGAGUNG, JAWA TIMUR.
ISWARDIYANTOK
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Menurut Kearn (2004), telur yang matang dilepaskan ke perairan dan akan
menetas dalam waktu 24-36 jam menjadi nauplius yang berenang bebas. Nauplius
berbentuk oval dengan panjang sekitar 150µm. Nauplius akan mengalami dua kali
moulting hingga menjadi nauplius II dan III. Nauplius III akan berkembang
menjadi copepod I-IV. Copepodid IV akan berkembang menjadi copepodid V
jantan dan copepod V betina. Copepodid V melakukan premetamorfosis menjadi
cyclopoid jantan dan cyclopoid betina. Individu jantan berenang bebas dan akan
mati dalam 24 jam setelah kopulasi. Individu betina akan tetap menempel pada
inangnya atau mencari inang lain. Cyclopoid betina melakukan postmetamorfosis
menjadi individu betina, kemudian individu betina akan bertemamorfosis menjadi
dewasa dan memproduksi telur.
2.2.3 Lernaeosis pada Ikan
Ho (1998) dalam Marina et al (2008) menyatakan Lernaeosis adalah
penyakit pada ikan air tawar yang disebabkan oleh parasit jenis copepod dari
family Lernaeidae. Predileksi serangan Lernaea meliputi kulit, sirip, insang, dan
rongga mulut. Sebagian besar Lernaea dalam stadia copepodid dapat mematikan
ikan-ikan kecil dengan merusak insang sehingga sulit bagi ikan untuk bernapas.
Parasit betina dewasa yang menempel pada inang, menancap ke dalam jaringan
dan tubuh ikan. Sementara infeksi oleh sejumlah kecil parasit belum tentu
mengakibatkan kematian (Steckler and Yanong, 2012). Ikan yang terinfestasi
berat akan menunjukan perilaku abnormal dan disertai dengan perubahan
fisiologis yaitu ditandai dengan ikan terapung ke permukaan, kulit ikan menjadi
pucat dan mengelupas, sirip luka dan insang tampak pucat (Noble and Noble,
Skripsi
PREVALENSI DAN INTENSITAS IKAN MASKOKI (Carassius auratus)
YANG TERSERANG Lernaea cyprinacea DI SENTRA BUDIDAYA
IKAN MASKOKI KABUPATEN TULUNGAGUNG, JAWA TIMUR.
ISWARDIYANTOK
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
1989). Hal ini akan mengakibatkan luka pada seluruh tubuh ikan. Berat badan
ikan akan menurun, anemia dan akhirnya ikan akan mati (Mahasri dkk, 2010).
Bruno et al (2003) menyatakan Lernaea betina akan memakan sel darah
ikan dengan mengabsorbsi darah, menyebabkan kebutaan, nekrosis pada
epidermis dan dermis, kerusakan pada daerah yang tertancap holdfast Lernaea
cyprinacea, dan juga dapat menyebabkan perdarahan dan nekrosis otot pada
daerah dimana parasit ini berpenetrasi dan menyebabkan peradangan dan
pendarahan pada kulit, sirip, dan otot (Amina, 2009).
Faktor yang mendukung berkembangnya parasit lernaeosis adalah
kandungan bahan organik yang tinggi di perairan, suhu perairan yang tinggi, dan
penebaran ikan yang terlalu padat (Cahyono, 2001). Rustikawati dkk (2004)
menyatakan intensitas dan prevalensi ektoparasit yang tinggi juga dipengaruhi
oleh kepadatan ikan yang tinggi pada kolam pemeliharaan. Kepadatan yang tinggi
dapat menyebabkan ikan menjadi stress. Pada kolam dengan kepadatan ikan yang
tinggi, ikan akan saling bergesekan satu dengan lainnya, sehingga akan terjadi
penularan ektoparasit dengan cepat.
Winaruddin dan Eliawardani (2007) meneliti serangan Lernaea pada
budidaya ikan Mas yang dipelihara di dalam jaring apung di Danau Laut Tawar
Kabupaten Aceh Tengah menunjukkan serangan 42% terhadap 50 ekor benih Ikan
Mas dan 48% pada 50 ekor ikan Mas dewasa. Laporan tahun 2012 di daerah
Multan, Pakistan menunjukkan prevalensi serangan Lernaea sebesar 52,36%
terhadap 317 ekor ikan Catla catla. Spesies Lernaea yang ditemukan berasal dari
jenis Lernaea cyprinacea sebesar 32,17%, Lernaea polymorpha 13,24%, Lernaea
Skripsi
PREVALENSI DAN INTENSITAS IKAN MASKOKI (Carassius auratus)
YANG TERSERANG Lernaea cyprinacea DI SENTRA BUDIDAYA
IKAN MASKOKI KABUPATEN TULUNGAGUNG, JAWA TIMUR.
ISWARDIYANTOK
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
oryzophila 3,5%, Lernaea lophiara 1,57%, dan Lernaea spp. Sebesar 1,57%
(Kanwal et al, 2012).
Skripsi
PREVALENSI DAN INTENSITAS IKAN MASKOKI (Carassius auratus)
YANG TERSERANG Lernaea cyprinacea DI SENTRA BUDIDAYA
IKAN MASKOKI KABUPATEN TULUNGAGUNG, JAWA TIMUR.
ISWARDIYANTOK
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
III KERANGKA KONSEPTUAL
3.1 Kerangka Konseptual
Ikan Maskoki (Carassius auratus) merupakan salah satu ikan hias populer
dan banyak digemari. Kelebihan dari ikan ini adalah karena strainnya sedikitpun
tidak mirip dengan aslinya. Menurut ilmuwan Cina, Shisan Chen, paling tidak ada
126 strain baru ikan maskoki yang tersebar di seluruh dunia (Lingga dan Susanto,
1999 dalam Syaifudin dkk, 2004). Ikan tersebut sangat digemari baik didalam
maupun di luar negeri (pasar lokal daerah maupun regional), serta pasar luar
negeri untuk ekspor (Basuki, 2007).
Pemasaran komoditas ikan hias ini semakin meningkat, karena banyak
yang mulai menggemari usaha memelihara ikan hias di akuarium untuk menghias
ruangan maupun pada kolam–kolam kecil di taman atau halaman rumah. Di
tempat-tempat umum, seperti hotel maupun rumah makan, ikan hias biasanya
diletakkan dalam akuarium ditata sedemikian rupa, sehingga mampu menambah
semaraknya suasana dalam ruangan (Muchtar, 2002).
Seiring dengan meningkatnya usaha dalam budidaya ikan Maskoki,
semakin besar juga tantangan yang akan dihadapi oleh para pelaku budidaya ikan
hias pada umumnya dan khususnya ikan Maskoki untuk memenuhi kebutuhan
tersebut. Timbulnya serangan penyakit merupakan hasil interaksi yang tidak
seimbang antara lingkungan, kondisi inang (ikan) dan patogen. Interaksi yang
tidak seimbang ini menyebabkan stres pada ikan, sehingga mekanisme pertahanan
tubuh menjadi lemah dan akhirnya mudah diserang penyakit (Prajitno, 2005).
Skripsi
PREVALENSI DAN INTENSITAS IKAN MASKOKI (Carassius auratus)
YANG TERSERANG Lernaea cyprinacea DI SENTRA BUDIDAYA
IKAN MASKOKI KABUPATEN TULUNGAGUNG, JAWA TIMUR.
ISWARDIYANTOK
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Organisme patogen penyebab penyakit antara lain dapat berupa parasit,
jamur, bakteri maupun virus. Salah satu jenis patogen yang sering menyerang ikan
adalah parasit. Parasit merupakan organisme yang mengambil keuntungan dari
inangnya yaitu dengan menempel dan menyerap nutrisi dari inang untuk
mendukung kehidupannya. Parasit dapat menyebabkan kerusakan organ sehingga
pertumbuhan terhambat dan akhirnya menyebabkan kematian (Olsen, 1974 dalam
Oktaviani, 2008).
Lernaea adalah salah satu parasit yang menyebabkan penyakit pada ikan.
Parasit ini hidup pada air tawar dan dikenal dengan sebutan anchor worm karena
bagian kepalanya berkembang seperti jangkar di bawah kulit ikan. Penyakit yang
disebabkan oleh ektoparasit Lernaea disebut Lernaeosis (Tambunan, 2011).
Predileksi serangan L. cyprinacea meliputi kulit, sirip, insang, dan rongga
mulut. Sebagian besar Lernaea dalam tahap copepodid dapat membunuh ikanikan kecil dengan merusak insang sehingga sulit bagi ikan untuk bernapas. Parasit
betina dewasa yang menempel pada inang, menancap ke dalam jaringan dan tubuh
ikan. Sementara infeksi oleh sejumlah kecil parasit belum tentu mengakibatkan
kematian. Lernaeosis dapat menyebabkan peradangan yang cukup parah,
menyebabkan infeksi sekunder bakteri misalnya, Aeromonas hydrophila dan
infeksi jamur (Steckler and Yanong, 2012). Faktor yang mendukung
berkembangnya parasit ini adalah kandungan bahan organik yang tinggi
diperairan, suhu perairan yang tinggi, dan penebaran ikan yang terlalu padat
(Cahyono, 2001). Bagan kerangka konsep dapat dilihat pada Gambar 4
Skripsi
PREVALENSI DAN INTENSITAS IKAN MASKOKI (Carassius auratus)
YANG TERSERANG Lernaea cyprinacea DI SENTRA BUDIDAYA
IKAN MASKOKI KABUPATEN TULUNGAGUNG, JAWA TIMUR.
ISWARDIYANTOK
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Permintaan Ikan Hias Tinggi
Budidaya Ikan Maskoki
Meningkat
Kualitas Air
Kendala Dalam Budidaya
Pada Kolam Budidaya Menurun
Suhu
DO
pH
Amoniak
Timbulnya Serangan Penyakit
Bakteri
Parasit
Virus
Infestasi ektoparasit Lernaea
Prevalensi serangan Lernaea pada ikan
Maskoki (Carassius auratus)
Intensitas serangan Lernaea pada ikan
Maskoki (Carassius auratus)
Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian. Keterangan gambar :
diteliti,
yang tidak diteliti
Skripsi
PREVALENSI DAN INTENSITAS IKAN MASKOKI (Carassius auratus)
YANG TERSERANG Lernaea cyprinacea DI SENTRA BUDIDAYA
IKAN MASKOKI KABUPATEN TULUNGAGUNG, JAWA TIMUR.
yang
ISWARDIYANTOK
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
IV METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Pengambilan sampel penelitian dilaksanakan pada kolam pemeliharaan
ikan Maskoki di sentra budidaya ikan Maskoki Desa Wajak, Ploso Kandang, dan
Karang Rejo Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur. Pemeriksaan parasit
dilakukan di Laboratorium Pendidikan Fakultas Perikanan dan Kelautan
Universitas Airlangga Surabaya. Penelitian dilaksanakan pada bulan April –
Agustus 2013.
4.2 Materi Penelitian
4.2.1 Alat Penelitian
Peralatan yang digunakan untuk mengambil sampel yaitu serok, seser,
ember plastik, baskom, kantong plastik. Pemeriksaan Lernaea menggunakan alat
pinset, gunting, pisau bedah, penggaris, object glass, cover glass, mikroskop
binokuler. Peralatan untuk mengukur kualitas air antara lain thermometer untuk
pengukuran suhu air, pH paper untuk pengukuran keasaman air, DO test kit untuk
mengukur oksigen terlarut, dan NH3 test kit untuk mengukur amonia.
4.2.2 Bahan Penelitian
Bahan yang diperlukan untuk penelitian ini adalah ikan maskoki sebanyak
120 ekor dengan ukuran panjang 7,5-16,5 cm yang diambil dari kolam budidaya
ikan maskoki di Desa Wajak, Ploso Kandang, dan Karang Rejo Kabupaten
Tulungagung dengan masing – masing desa dua kolam. Bahan lain yang
diperlukan untuk proses identifikasi dan pewarnaan dengan menggunakan metode
Skripsi
PREVALENSI DAN INTENSITAS IKAN MASKOKI (Carassius auratus)
YANG TERSERANG Lernaea cyprinacea DI SENTRA BUDIDAYA
IKAN MASKOKI KABUPATEN TULUNGAGUNG, JAWA TIMUR.
ISWARDIYANTOK
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Semichen-Acetic Carmine yaitu larutan NaCl jenuh, alkohol gliserin 5%, alkohol
70%, HCl, NaHCO3, alkohol 85%, alkohol 95%, larutan Hung’s I dan larutan
Hung’s II.
4.3 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei yaitu dengan
pengambilan sampel pada lokasi secara langsung. Lokasi kolam ditentukan
dengan cara sengaja atau dengan metode purposive sampling. Metode
pengambilan sampel ikan dilakukan secara acak (Random sampling) terhadap
ikan Maskoki (Silalahi, 2003).
4.4 Prosedur Penelitian
4.4.1. Pengukuran Kualitas Air
Pengukuran parameter kualitas air dilakukan sebelum pengambilan sampel
ikan pada masing-masing kolam. Parameter kualitas air yang diukur adalah suhu
air, pH, amoniak, dan DO.
4.4.2. Pengambilan Sampel Ikan Maskoki
Sampel ikan Maskoki diambil dari tiga desa yang berada di Tulungagung,
Jawa Timur dengan dua kolam pada masing-masing desa. Kolam budidaya berupa
kolam beton. Pengambilan sampel ikan diusahakan dapat mewakili populasi ikan
yang ada. Menurut Barreiro and Albandoz (2001) jumlah ikan sampel yang
diambil sebesar 10% dari total populasi ikan pada tiap kolam yang dilakukan
secara acak. Padat tebar ikan tiap kolam dari tiga desa masing-masing sekitar 200250 ekor, sehingga pengambilan sampel ikan tiap kolam sebanyak 20 ekor.
Skripsi
PREVALENSI DAN INTENSITAS IKAN MASKOKI (Carassius auratus)
YANG TERSERANG Lernaea cyprinacea DI SENTRA BUDIDAYA
IKAN MASKOKI KABUPATEN TULUNGAGUNG, JAWA TIMUR.
ISWARDIYANTOK
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Pengambilan ikan keseluruhan untuk penelitian berjumlah 120 ekor. Sampel yang
telah diambil dimasukkan ke dalam kantong plastik dengan diisi air yang berasal
dari kolam budidaya untuk meminimalisir dampak stress dan diberi oksigen lalu
dibawa ke Laboratorium Pendidikan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas
Airlangga Surabaya.
4.4.3. Pemeriksaan Sampel
Sampel diambil dari kantong plastik dan diletakkan di atas nampan,
selanjutnya dimatikan saraf otaknya dengan menusukkan jarum pada kepala ikan
dan diukur panjangnya. Untuk mengetahui secara pasti penyebab penyakit pada
ikan dilakukan pemeriksaan secara teratur dan berurutan. Pada pemeriksaan tubuh
bagian luar, ada beberapa langkah yang akan dilakukan, yaitu dengan mengamati
gejala klinis terjadinya pendarahan atau luka pada tubuh ikan, adanya kelainan
pada tubuh ikan yang membengkak atau luka akibat serangan L. cyprinacea.
4.4.4. Pewarnaan Lernaea cyprinacea
Setelah dilakukan pemeriksaan terhadap ikan maskoki dan didapatkan
parasit L. cyprinacea. Tahap selanjutnya adalah melakukan pewarnaan dengan
menggunakan metode Semichen-Acetic Carmine (lampiran 1) menurut acuan dari
Kuhlmann (2006).
Skripsi
PREVALENSI DAN INTENSITAS IKAN MASKOKI (Carassius auratus)
YANG TERSERANG Lernaea cyprinacea DI SENTRA BUDIDAYA
IKAN MASKOKI KABUPATEN TULUNGAGUNG, JAWA TIMUR.
ISWARDIYANTOK
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
4.5 Parameter Penelitian
4.5.1. Parameter Utama
Parameter yang utama yang diamati dalam penelitian ini adalah prevalensi
dan intensitas serangan Lernaea pada ikan Maskoki. Parasit yang ditemukan
diamati jenis dan jumlah parasit tersebut serta dihitung nilai prevalensi dan
intensitasnya yang kemudian dianalisa secara deskriptif. Angka prevalensi dan
intensitas dihitung dengan rumus sebagai berikut (Hadiroseyani dkk, 2006) :
Kategori prevalensi serangan parasit adalah sebagai berikut :
Tabel 1. Kategori prevalensi serangan parasit
Kategori Infestasi
Almost never
Very rarely
Rarely
Occasional
Often
Commonly
Frequently
Usually
Almost always
Always
Sumber : Williams and Williams, 1996
Rentang Nilai (%)
< 0,01
< 0,1-0,01
< 1-0,1
1-9
10-29
30-49
50-69
70-89
90-98
99-100
Kategori always atau selalu menggambarkan bahwa parasit selalu
menginfeksi ikan (99-100%). Kategori almost always atau hampir selalu
menggambarkan bahwa
parasit hampir selalu menginfestasi ikan dan tingkat
infestasi yang ditimbulkan parah (98-99%). Kategori usually atau biasanya
menggambarkan parasit biasanya menginfestasi ikan (70-89%). Kategori
Skripsi
PREVALENSI DAN INTENSITAS IKAN MASKOKI (Carassius auratus)
YANG TERSERANG Lernaea cyprinacea DI SENTRA BUDIDAYA
IKAN MASKOKI KABUPATEN TULUNGAGUNG, JAWA TIMUR.
ISWARDIYANTOK
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
frequently atau sering kali menggambarkan bahwa parasit tersebut sering kali
menginfestasi ikan (50-69%). Kategori commonly atau biasa menggambarkan
bahwa parasit tersebut biasa menginfestasi ikan (30-49%). Kategori often atau
sering menggambarkan bahwa parasit tersebut sering menginfestasi ikan (1029%). Kategori occasionally atau kadang-kadang menggambarkan bahwa parasit
kadang-kadang menginfeksi ikan. Kategori rarely atau jarang menggambarkan
bahwa parasit tersebut jarang menginfestasi ikan (0,1-<1%). Kategori very rarely
atau sangat jarang menggambarkan bahwa parasit tersebut sangat jarang
menginfestasi ikan (0,01- <0,1%). Kategori almost never atau tidak pernah
menggambarkan bahwa parasit tersebut tidak pernah menginfestai ikan.
Kategori intensitas berdasarkan jumlah parasit yang menyerang ikan
Maskoki dapat ditentukan sebagai berikut : infestasi sangat ringan terdapat parasit
kurang dari 1, infestasi ringan 1-5, infestasi sedang 6-50, infestasi berat 51-100,
infestasi sangat berat lebih dari 100 jumlah parasit (Williams and Williams,
1996).
4.5.2. Parameter Penunjang
Parameter penunjang dalam penelitian ini yaitu nilai kualitas air pada
kolam budidaya ikan maskoki yang meliputi suhu, pH, DO, dan amonia yang
diukur selama kegiatan pengambilan sampel. Pengukuran parameter kualitas air
Skripsi
PREVALENSI DAN INTENSITAS IKAN MASKOKI (Carassius auratus)
YANG TERSERANG Lernaea cyprinacea DI SENTRA BUDIDAYA
IKAN MASKOKI KABUPATEN TULUNGAGUNG, JAWA TIMUR.
ISWARDIYANTOK
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
kolam budidaya dilakukan satu kali pada waktu pengambilan sampel. Diagram
alir pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada Gambar 4.1.
Persiapan Alat dan Bahan
Penelitian
Penentuan Lokasi, Jumlah Kolam, Jumlah
Sampel, dan Ukuran Sampel
Pengukuran Kulitas Air
(Suhu, pH, DO, Amonia)
Pengambilan Sampel 10% dari
Total Populasi
Pemeriksaan Sampel Terhadap
Serangan Lernaea
Penghitungan Nilai Prevalensi
Serangan Lernaea
Penghitungan Nilai Intensitas
Serangan Lernaea
Analisis Data
Gambar 4.1. Diagram Alir Pelaksanaan
4.3.3 Analisis Data
Data hasil pemeriksaan serangan L. cyprinacea pada ikan Maskoki
dianalisis secara deskriptif dan disajikan dalam bentuk gambar dan tabel. Nilai
prevalensi dan intensitas serangan dihitung untuk setiap desa yang terserang.
Skripsi
PREVALENSI DAN INTENSITAS IKAN MASKOKI (Carassius auratus)
YANG TERSERANG Lernaea cyprinacea DI SENTRA BUDIDAYA
IKAN MASKOKI KABUPATEN TULUNGAGUNG, JAWA TIMUR.
ISWARDIYANTOK
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Penelitian
5.1.1
Pemeriksaan Infestasi Lernaea cyprinacea
Pemeriksaan infestasi Lernaea dilakukan di Laboratorium Basah Fakultas
Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga. Lernaea cyprinacea pada
penelitian ini diperoleh dari ikan Maskoki yang terinfestasi pada kolam
pemeliharaan di Desa Karang Rejo, Desa Plosokandang, dan Desa Wajak
Kabupaten Tulungagung yang merupakan sentra budidaya ikan Maskoki.
Lernaea yang ditemukan pada penelitian ini adalah jenis Lernaea
cyprinacea dimana tanduk bagian dorsal lebih panjang daripada bagian ventral.
Sesuai dengan kunci identifikasi menurut Kabata (1985), yang menyatakan
holdfast L. cyprinacea memiliki empat buah tanduk, dua di bagian ventral dan dua
di bagian dorsal. Bagian dorsal lebih panjang daripada bagian ventral yang
berbentuk kerucut dan ramping. Tubuh L. cyprinacea berwarna hijau serta
memiliki sepasang kantung telur berwarna hijau pada bagian bawah tubuh L.
cyprinacea.
Ikan Maskoki yang terinfestasi Lernaea cyprinacea dapat dikenali dengan
mudah, yaitu terihat seperti adanya benang berwarna hijau yang menempel pada
permukaan tubuh ikan yang terinfestasi. Disamping itu juga terdapat luka dan
pendarahan pada daerah penempelan parasit tersebut. Gambar L. cyprinacea yang
menginfestasi dapat dilihat pada Gambar 5.1.
Skripsi
PREVALENSI DAN INTENSITAS IKAN MASKOKI (Carassius auratus)
YANG TERSERANG Lernaea cyprinacea DI SENTRA BUDIDAYA
IKAN MASKOKI KABUPATEN TULUNGAGUNG, JAWA TIMUR.
ISWARDIYANTOK
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
(A)
(B)
Gambar 5.1. Infestasi Lernaea cyprinacea pada ikan Maskoki. Keterangan; A.
Lernaea cyprinacea yang menginfestasi, B. Infestasi Lernaea
cyprinacea yang mengakibatkan pendarahan.
5.1.2
Prevalensi Lernaea cyprinacea
Hasil penelitian pada tiap kolam budidaya ikan Maskoki yang terinfestasi
Lernaea cyprinacea menunjukkan nilai yang berbeda di setiap desa. Data hasil
perhitungan prevalensi L. cyprinacea yang menginfestasi ikan Maskoki di desa
Karang Rejo, Ploso Kandang, dan Wajak, Kabupaten Tulungagung dapat dilihat
pada Tabel 5.1.
Tabel 5.1. Prevalensi ikan Maskoki yang terinfestasi Lernaea cyprinacea
Jumlah Ikan Terinfestasi
Jumlah
Prevalensi
Lokasi
Sampel (ekor) Positif (+)
(%)
Negatif (-)
Desa Karang Rejo
40
21
19
52,5
Desa Ploso Kandang
40
16
24
40
Desa Wajak
30
10
20
33,3
Total
110
47
63
42,7
Hasil penelitian yang dilakukan di tiga desa menunjukkan nilai prevalensi
sebesar 42,7% (47 ikan positif terinfestasi dari 110 sampel ikan). Di Desa Karang
Rejo menunjukkan nilai prevalensi 52,5% (21 ikan positif terinfestasi dari 40
sampel ikan). Di desa Ploso Kandang menunjukkan nilai prevalensi 40% (16 ikan
positif terinfestasi dari 40 sampel ikan). Di desa Wajak menunjukan nilai
Skripsi
PREVALENSI DAN INTENSITAS IKAN MASKOKI (Carassius auratus)
YANG TERSERANG Lernaea cyprinacea DI SENTRA BUDIDAYA
IKAN MASKOKI KABUPATEN TULUNGAGUNG, JAWA TIMUR.
ISWARDIYANTOK
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
prevalensi 33.3% (10 ikan positif terinfestasi dari 30 sampel ikan). Nilai
prevalensi tertinggi terdapat di desa Karang Rejo sebesar 52,5% dan nilai
prevalensi terendah terdapat di desa Wajak sebesar 33,33%. Hasil perhitungan
prevalensi setiap kolam dapat dilihat pada Lampiran 2.
5.1.3
Intensitas Lernaea cyprinacea
Hasil perhitungan intensitas L. cyprinacea yang menginfestasi ikan
Maskoki di desa Karang Rejo, Ploso Kandang, dan Wajak, Kabupaten
Tulungagung dapat dilihat pada Tabel 5.2
Tabel 5.2. Intensitas ikan Maskoki yang terinfestasi Lernaea cyprinacea
Jumlah
Jumlah L.
Jumlah
Intensitas
ikan
cyprinacea yang
Lokasi
sampel terinfestasi
(parasit/ekor
ditemukan
(ekor)
ikan)
(+)
(-)
(ekor)
Desa Karang Rejo
40
21
19
42
2
Desa Ploso Kandang
40
16
24
23
1,4
Desa Wajak
30
10
20
18
1,8
Total
110
47
63
83
1,8
Penelitian yang dilakukan di tiga desa menunjukkan
nilai intensitas
sebesar 1,8 parasit/ekor ikan. Sejumlah 42 ekor L. cyprinacea menginfestasi 21
ekor ikan Maskoki di desa Karang Rejo, dengan nilai intensitas sebesar 2
parasit/ekor ikan. Sejumlah 16 ekor sampel ikan ditemukan positif terinfestasi di
desa Ploso Kandang dengan jumlah 23 ekor L. cyprinacea, dan nilai intensitas
sebesar 1,4 parasit/ekor ikan. Sejumlah 18 ekor L. cyprinacea menginfestasi 10
ekor ikan Maskoki di Desa Wajak dengan nilai intensitas sebesar 1,8 parasit/ekor
ikan. Nilai intensitas tertinggi terdapat di Desa Karang Rejo dengan nilai 2
parasit/ekor ikan dan intensitas terendah terdapat di desa Ploso Kandang dengan
Skripsi
PREVALENSI DAN INTENSITAS IKAN MASKOKI (Carassius auratus)
YANG TERSERANG Lernaea cyprinacea DI SENTRA BUDIDAYA
IKAN MASKOKI KABUPATEN TULUNGAGUNG, JAWA TIMUR.
ISWARDIYANTOK
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
nilai 1,4 parasit/ekor ikan. Hasil perhitungan prevalensi setiap kolam dapat dilihat
pada Lampiran 2.
5.1.4 Pengukuran Kualitas Air
Pengukuran nilai kualitas air dilakukan pada saat pengambilan sampel
dilokasi budidaya. Pengukuran kualitas air pada setiap kolam menunjukan hasil
yang normal untuk budidaya ikan Maskoki. Data pengukuran pada setiap kolam
menunjukan nilai kisaran sebagai berikut : Suhu berkisar 28-31oC, DO 6-8 mg/l,
Amoniak 0-0,5 mg/l, dan nilai Ph 7. Rata-rata data pengukuran kualitas air
didapatkan Suhu 29,3 oC, DO 6,8 mg/l, Amoniak 0,3 mg/l, dan nilai Ph 7. Data
pengukuran kualitas air pada masing-masing kolam dapat dilihat pada Lampiran3.
5.2
Pembahasan
Salah satu jenis parasit yang menyerang ikan maskoki adalah Lernaea.
Parasit ini hidup pada air tawar dan dikenal dengan sebutan anchor worm karena
bagian anteriornya berkembang seperti jangkar di bawah kulit ikan. Penyakit yang
disebabkan oleh ektoparasit Lernaea disebut lernaeosis (Kismiyati, 2011).
Pengamatan di lapangan memperlihatkan gejala klinis ikan Maskoki yang
terserang L. cyprinacea berenang sangat lambat. Ikan terlihat kesulitan dalam
bernafas dan berenang di permukaan air. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan
Noble and Noble (1989), yang menyatakan bahwa ikan yang terinfestasi Lernaea
akan menunjukkan perilaku abnormal dan disertai dengan perubahan fisiologis
yaitu ditandai dengan ikan terapung ke permukaan, kulit ikan menjadi pucat dan
mengelupas, sirip luka dan insang tampak pucat.
Skripsi
PREVALENSI DAN INTENSITAS IKAN MASKOKI (Carassius auratus)
YANG TERSERANG Lernaea cyprinacea DI SENTRA BUDIDAYA
IKAN MASKOKI KABUPATEN TULUNGAGUNG, JAWA TIMUR.
ISWARDIYANTOK
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, ikan Maskoki yang terserang
L. cyprinacea menunjukkan adanya luka dan pendarahan pada bagian tubuh sperti
pada sirip dan kulit. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan Kismiyati, dkk
(2011) bahwa ikan yang terserang Lernaea akan mengalami pembengkakan pada
otot, sisik terkelupas dan terjadi penurunan berat badan. Kerusakan berupa iritasi
pada tubuh menyebabkan luka dan munculnya bercak merah.
Serangan L. cyprinacea dalam jumlah yang besar dapat menyebabkan
penurunan berat badan dan kematian pada ikan, sehingga merugikan para
pembudidaya. Hal tersebut didukung dengan pernyataan Anshary (2008), yang
menyatakan infeksi parasit dapat menyebabkan dampak yang merugikan secara
ekonomi, yaitu ikan mengalami penurunan berat badan, penolakan oleh konsumen
karena perubahan fisiologis pada ikan berupa penurunan fekunditas serta
penurunan jumlah dalam penetasan ikan dan larva.
Sampel parasit L. cyprinacea ditemukan di beberapa bagian tubuh dari
ikan Maskoki. Bagian tubuh yang merupakan predileksi dari L. cyprinacea adalah
mata, sirip, dan permukaan tubuh. Bagian sirip merupakan bagian yang paling
banyak ditemukan parasit L. cyprinacea. Hal ini sesuai dengan pendapat Steckler
and Yanong (2012) bahwa predileksi serangan Lernaea meliputi kulit, sirip,
insang, dan rongga mulut. Bagian tubuh tersebut memiliki permukaan yang lunak,
sehingga dapat dengan mudah parasit menginfestasi.
Hasil perhitungan prevalensi dan intensitas serangan L. cyprinacea pada
ikan Maskoki menunjukkan hasil yang berbeda di ketiga desa. Prevalensi tertinggi
terdapat di desa Karang Rejo dengan prevalensi 52,5%, sedangkan prevalensi
Skripsi
PREVALENSI DAN INTENSITAS IKAN MASKOKI (Carassius auratus)
YANG TERSERANG Lernaea cyprinacea DI SENTRA BUDIDAYA
IKAN MASKOKI KABUPATEN TULUNGAGUNG, JAWA TIMUR.
ISWARDIYANTOK
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
terendah terdapat di desa Wajak dengan nilai prevalensi 33,3%. Prevalensi
tertinggi yang terjadi di desa Karang Rejo diduga karena pembudidaya kurang
memahami aspek kesehatan akuatik, sehingga parasit dapat dengan mudah
menginfestasi. Hal ini terlihat dari kolam budidaya sebagai media budidaya yang
kurang dibersihkan sehingga banyak ditumbuhi lumut dan endapan bahan organik
dari sisa pakan. Sesuai pernyataan Barber et al. (1998) bahwa beberapa faktor
yang berperan terhadap serangan penyakit parasit akuatik yaitu media budidaya,
rasionalitas kerapatan tebaran ikan, budidaya ikan secara monokultur yang
digunakan dan tingkat stres. Pada Kolam budidaya di desa Karang Rejo
pengamatan gejala klinis awal lernaeosis tidak dicermati secara mendalam,
sehingga pembudidaya terlambat dalam pencegahan dan pengobatan. Hal ini
sesuai dengan pernyataan Kurniawan (2012), bahwa penyakit yang menyerang
ikan dapat terjadi secara kronis dimana infeksi terjadi dalam waktu yang relatif
lama dengan efek serangan relatif kecil. Penyakit pada ikan juga dapat terjadi
secara akut dimana dalam waktu yang singkat menyebabkan dampak sangat besar.
Gejala klinis awal perlu segera dicermati agar dapat diambil tindakan pencegahan
maupun pengobatan sehingga tidak terjadi kerugian yang sangat besar.
Prevalensi menunjukkan banyaknya kejadian lernaeosis dalam satu
populasi budidaya ikan Maskoki pada masa tertentu. Nilai prevalensi dari tiga
desa diketahui sebesar 42,7 %. Menurut Williams and Williams (1996), angka
prevalensi sebesar 30-49 % termasuk dalam kategori commonly yang
menggambarkan bahwa parasit tersebut biasa menginfestasi ikan.
Skripsi
PREVALENSI DAN INTENSITAS IKAN MASKOKI (Carassius auratus)
YANG TERSERANG Lernaea cyprinacea DI SENTRA BUDIDAYA
IKAN MASKOKI KABUPATEN TULUNGAGUNG, JAWA TIMUR.
ISWARDIYANTOK
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Nilai intensitas pada keseluruhan desa didapatkan kisaran 1,4-2
parasit/ekor ikan. Intensitas tertinggi terdapat di desa Karang Rejo dengan nilai 2
parasit/ekor ikan. Hal ini berarti dalam satu ekor ikan Maskoki terdapat dua ekor
L. cyprinacea yang menginfestasi. Kategori infestasi yang terjadi di semua desa
(1,8 parasit/ekor ikan) termasuk dalam kategori infestasi ringan menurut Williams
and Williams (1996). Infestasi ringan terjadi diduga karena pada saat
pengambilan sampel L. cyprinacea masih dalam tahap copepodid atau tahap lain
yang belum menginfestasi tubuh inang atau dapat juga telah mengalami kematian
dan lepas dari tubuh inang, sehingga hanya sedikit yang ditemukan pada saat
pengamatan. Pada tahap copepodid, L. cyprinacea belum menginfestasi inang
sedangkan pada tahap cylopoid, L. cyprinacea sudah menjadi parasit yang
menginfestasi inang dan akan berkembang hingga dewasa (Steckler and Yanong,
2012). Rendahnya nilai intensitas L. cyprinacea yang menyerang pada budidaya
ikan Maskoki bisa disebabkan karena pada saat pengambilan sampel kondisi ikan
dalam keadaan sehat karena kualitas air yang masih tergolong baik untuk
budidaya ikan Maskoki. Kualitas air yang tidak memenuhi syarat akan berakibat
buruk bagi ikan yang dibudidayakan misalnya kematian ikan dan adanya penyakit
yang menyerang ikan peliharaan. Tentunya hal ini sangat berpengaruh buruk bagi
petani ikan (Maniagasi dkk, 2013).
Berdasarkan data pengukuran kualitas air yang ditunjukkan pada Lampiran
3, suhu kolam pemeliharaan di desa Karang Rejo berkisar 28-30oC, desa Ploso
Kandang 28-29oC, dan desa Wajak berkisar 30-31oC. Suhu optimal air untuk
hidup ikan Maskoki adalah 18-24ºC, kandungan oksigen minimal 5 mg/L, pH 7-
Skripsi
PREVALENSI DAN INTENSITAS IKAN MASKOKI (Carassius auratus)
YANG TERSERANG Lernaea cyprinacea DI SENTRA BUDIDAYA
IKAN MASKOKI KABUPATEN TULUNGAGUNG, JAWA TIMUR.
ISWARDIYANTOK
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
7.8, tingkat amoniak terlarut maksimal 0,05 mg/L (Watson et al, 2004 dalam
Sejati, 2011) yang memungkinkan ikan budidaya untuk tumbuh dengan sehat dan
optimal.
Skripsi
PREVALENSI DAN INTENSITAS IKAN MASKOKI (Carassius auratus)
YANG TERSERANG Lernaea cyprinacea DI SENTRA BUDIDAYA
IKAN MASKOKI KABUPATEN TULUNGAGUNG, JAWA TIMUR.
ISWARDIYANTOK
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
VI SIMPULAN DAN SARAN
6.1 Simpulan
1. Nilai prevalensi ikan Maskoki (Carassius auratus) yang terinfestasi
Lernaea cyprinacea di Kabupaten Tulungagung sebesar 42,7% termasuk
dalam kategori commonly atau parasit biasa menginfestasi ikan.
2. Nilai intensitas ikan Maskoki (Carassius auratus) yang terinfestasi
Lernaea cyprinacea di Kabupaten Tulungagung sebesar 1,8 parasit/ekor
ikan termasuk dalam kategori infestasi ringan.
6.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diharapkan para
pembudidaya ikan Maskoki khususnya di Kabupaten Tulungagung dapat
melakukan tindakan pencegahan secara dini dan mengurangi dampak penyebaran
penyakit yang disebabkan serangan L. cyprinacea.
Skripsi
PREVALENSI DAN INTENSITAS IKAN MASKOKI (Carassius auratus)
YANG TERSERANG Lernaea cyprinacea DI SENTRA BUDIDAYA
IKAN MASKOKI KABUPATEN TULUNGAGUNG, JAWA TIMUR.
ISWARDIYANTOK
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
DAFTAR PUSTAKA
Amina, I. E. 2009. On the Occurrence of Adult Females of Lernaea Species (Crustacea:
Copepoda) Parasitic on Goldfish Carassius auratus (Linnaeus) in some
Commercial Aquaria in Egypt. Egypt Aquaculture, Biol Fish. 13(1): 7–36.
Amirullah, S., Y. Dahiyat, dan I. Rustikawati. Intensitas Dan Prevalensi Ektoparasit Pada
Ikan Di Hulu Sungai Cimanuk Kabupaten Garut, Jawa Barat. Jurnal Perikanan
Kelautan. 3(4): 271-282.
Anshary, H. 2008. Modul Pembelajaran Berbasis Student Learning (SCL) Mata Kuliah
Parasitologi Ikan. Lembaga Kajian dan Pengembangan Pendidikan Fakultas Ilmu
Kelautan dan Perikanan Universitas Hasanudin. Makasar. 126 hal.
Barber, I., L. C. Downey and V. A. Braithwaite. 1998. Parasitism Oddity and Mechanism
of Shoal choice. Jour. Fish. Biol. 53:1365-1368
Barreiro, P. L. and J. P. Albandoz. 2001. Management Mathematics for European
Schools : Population and Sample. Sampling Technique. The University of Seville.
19 p.
Basuki, F. 2007. Optimalisasi Pematangan Oosit Dan Ovulasi Pada Ikan Mas Koki
(Carassius auratus) Melalui Penggunaan Inhibitor Aromatase. Disertasi Sekola
Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor. 90 hal.
Bruno, D.W., P.T.K. Woo. and L.H.S. Lim. 2003. Disease and Disorders of Finfish in
Cage Culture. Canada: University of Guelph and CAB International. 354 hal.
Cahyono, B. 2001. Budidaya Ikan Di Perairan Umum. Kanisius: Yogyakarta.
93 hal.
Direktorat Jendral Perikanan Budidaya Kementrian Kelautan dan Perikanan. 2012.
Segitiga Emas Budidaya Ikan Hias Jawa Timur. http:// www.djpb.kkp.go.id/
berita.php?id=745. Diakses pada 01-05-2013.
Hadiroseyani, Y., P. Hariyadi, dan S. Sunaryati. 2006. Inventarisasi Parasit Lele Dumbo
Clarias sp. Di Daerah Bogor. Jurnal Akuakultur Indonesia, 5(2): 167-177.
Hirschon, H. H. 1989. Handbook of Fish Disease. T.F.H. Publication Inc. Mexico. 2 p.
Ho, J. S., dan I. H. Kim. 1997. Lernaeid Copepods (Cyclopoida) Parasitic on Freshwater
Fishes of Thailand. South Korea Natural History. 31: 69-84.
Skripsi
PREVALENSI DAN INTENSITAS IKAN MASKOKI (Carassius auratus)
YANG TERSERANG Lernaea cyprinacea DI SENTRA BUDIDAYA
IKAN MASKOKI KABUPATEN TULUNGAGUNG, JAWA TIMUR.
ISWARDIYANTOK
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Integrated Taxonomic Information System. 2013. Carassius auratus (Linnaeus, 1758)
Taxonomic Serial No.: 163350. http://www.itis.gov/servlet/ SingleRpt
/SingleRpt?search_topic=TSN&search_value=163350. Diakses pada 10-06-2013.
Iskandar. 2004. Goldfish and Koi In Your Home. New Jersey: T.F.H Publication Inc.
Mexico. 2 p.
Juhariah, E. 2012. Prevalensi dan Intensitas Cacing Ektoparasit Pada Ikan Koi (Cyprinus
carpio) Di Sentra Budidaya Ikan Koi Kabupaten Blitar. 2012. Skripsi Fakultas
Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga. Surabaya. 46 hal.
Kanwal, N., Z. Siraj, Z. Tasawar, F. Mustaq and M. H. Lashari. 2012. The Lernaeid
Parasites of Catla catla. Acta Parasitologica Gilobalis 3(2): 16-19.
Kabata, Z. 1985. Parasites and Disease of Fish Cultured in The Tropics. Philadelphia:
International Development Research Council. 314 p.
Kementrian Kelautan dan Perikanan. 2013. Potensi Ekspor Ikan Hias Indonesia.
http://www.kkp.go.id/ index.php /arsip/c/9015/
Potensi-Ekspor-Ikan-HiasIndonesia-Rp600-Miliar/. Diakses pada 15-08-2013.
Kearn, G. C. 2004. Leeches, Lice and Lampreys: A Natural History of Skin and Gill
Parasites of Fish. Netherland Springer. 432 p.
Kismiyati, G. Mahasri, dan A. Manan. 2011. Buku Ajar Parasit dan Penyakit Ikan 1 (Ilmu
Penyakit Arthropoda pada Ikan). Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas
Airlangga. Surabaya. Hal. 32.
Khulman, W. F. 2006. Preservation, Staaining, and Mounting Parasite Speciment.
http://www.facstaff.unca.com. Diakses pada 10-07-2013.
Kriswinarto, W. 2002. Inventarisasi Parasit Pada Ikan Maskoki (Carassius auratus Linn.)
Black Ghost (Apteronotus albifrons), dan Rainbow (Melanotaenia macculochi
Ogilby) di Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Skripsi Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan Institut Pertanian Bogor. Bogor. 84 hal.
Kurniawan, A. 2012. Penyakit Akuatik. UBB Press: Bangka Belitung. hal 39.
Mahasri, G., U. Fajriah, dan S. Subekti. 2010. Karakterisasi Protein Lernaea cyprinacea
dengan Metode Elektroforesis SDS-PAGE. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan
2(1): 123-127.
Maniagasi, R., S. S. Tumembouw, Y. Mundeng. 2013. Analisis Kualitas Fisika Kimia Air
Di Areal Budidaya Ikan Danau Tondano Provinsi Sulawesi Utara. Budidaya
Perairan 1(2): 29-37
Skripsi
PREVALENSI DAN INTENSITAS IKAN MASKOKI (Carassius auratus)
YANG TERSERANG Lernaea cyprinacea DI SENTRA BUDIDAYA
IKAN MASKOKI KABUPATEN TULUNGAGUNG, JAWA TIMUR.
ISWARDIYANTOK
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Marina, H., S. J. Beatty, D. L. Morgan, R. G. Doupe and A. J. Lymbery. 2008. An
Introduced parasite, Lernaea cyprinacea L., Found On Native Freshwater Fishes
in The South West of Western Australia. Royal Western Australia. 91: 149-153.
Martiadi, R. 2002. Inventarisasi Parasit pada Ikan Manvis, Ikan Maskoki, Ikan Black
Ghost, dan Ikan Neon Tetra di Daerah Jakarta Selatan, DKI Jakarta. Skripsi.
Program Studi Budidaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan
Institut Pertanian. Bogor. 92 hal.
Muchtar, R. F. 2002. Prospek Pengembangan Usaha Budidaya Ikan Maskoki Di Desa
Perigi Mekar Kecamatan Ciseeng, Kabupaten Bogor. Skripsi Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor. Bogor. 82 hal.
Noble, G. A and E. R. Noble. 1982. Parasitologi : Biologi Parasit Hewan. Terjemahan:
Wardiarto. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. hal. 3-44.
Oktaviani, A. S. A. 2008. Studi Keragaman Cacing Parasitik Pada Saluran Pencernaan
Ikan Gurami (Osphronemus gouramy) Dan Ikan Tongkol (Euthynnus spp.).
Skripsi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor. Bogor. 51
hal.
Prajitno, A. 2005. Diktat Kuliah Parasit dan Penyakit Ikan. Universitas Brawijaya
Malang. 104 hal.
Rustikawati, I., R. Rostika, D. Iriana, dan E. Herliana. 2004. Intensitas dan Prevalensi
Ektoparasit Pada Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio) Yang Berasal Dari kolam
Tradisional Dan Longyam Di Desa Sukamulya Kecamatan Singaparna Kabupaten
Tasikmalaya. Jurnal Akuakultur Ind. 3(3): 33-39.
Sejati, B. A. 2011. Cacing Parasitik dan Gambaran Leukosit Pada Ikan Maskoki
(Carassius auratus). Skripsi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut
Pertanian Bogor. Bogor. 82 hal.
Silalahi, G.A. 2004. Metodologi Penelitian dan Studi Kasus. Citramedia. Sidoarjo.
152 hal
Skomal, G., 2007. Goldfish. Wiley Publishing United Stade of America: Indianapolis.
128 p.
Steckler, N. dan R. P. E. Yanong. 2012. Lernaea (Anchorworm) Infestation in Fish.
University of Florida. 4 hal.
Street, R. 2005. Carassius auratus Information Animal Diversity Web. University of
Michigan Museum of Zoology. http://animaldiversity. ummz.u mich.edu/site
/accounts /information /Carassius_auratus.html. Diakses pada 10-06-2013.
Skripsi
PREVALENSI DAN INTENSITAS IKAN MASKOKI (Carassius auratus)
YANG TERSERANG Lernaea cyprinacea DI SENTRA BUDIDAYA
IKAN MASKOKI KABUPATEN TULUNGAGUNG, JAWA TIMUR.
ISWARDIYANTOK
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Sufianto, B. 2008. Uji Transportasi Ikan Maskoki (Carassius auratus Linnaeus) Hidup
Sistem Kering dengan Perlakuan Suhu dan Penurunan Konsentrasi Oksigen.
Skripsi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor. Bogor. 82
hal.
Syaifudin, M., O. Carman, dan K. Sumantadinata. 2004. Keragaman Tipe Sirip Pada
Keturunan Ikan Mas Koki Strain Lionhead. Jurnal Akuakultur Ind. 3(3): 1-4.
Tambunan, J. E. 2011. Investasi Ektoparasit Lernaea sebagai Faktor Pemicu Munculnya
Infeksi Bakteri Aeromonas pada Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio L). Skripsi.
Program Studi S1 Budidaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Kelautan
Universitas Airlangga. Surabaya. 57 hal.
Tirmizi, H. 2003. Lernaea cyprinacea Information Animal Diversity Web. University of
Michigan Museum of Zoology. 5 p.
Ugahari, M. 2011. Prevalensi dan Intensitas Lernaea cyprinacea Pada Ikan Gurami
(Osphronemus gouramy, Lac) Di Sentra Budidaya Gurami Kecamatan Kanigoro
Dan Selopuro Kabupaten Blitar. Skripsi Fakultas Perikanan dan Kelautan
Universitas Airlangga. Surabaya. 39 hal.
Ulkhaq, M. F. 2012. Studi Identifikasi dan Prevalensi Endoparasit Saluran Pencernaan
Ikan Kerapu Tikus (Cromileptes altivelis) Di Keramba Jaring Apung Unit
Pengelola Budidaya Laut Situbondo. Skripsi Fakultas Perikanan dan Kelautan
Universitas Airlangga. Surabaya. 48 hal.
Wahyuni, D. A. 2012. Studi Identifikasi dan Prevalensi Ektoparasit yang Menyerang Ikan
Gurami (Osphronemus gouramy) di beberapa Lokasi Budidaya Desa Ngrajek
Kecamatan Mungkid Kabupaten Magelang. Skripsi. Program Studi S1 Budidaya
Perairan. Fakultas Perikanan dan Kelautan. Universitas Airlangga. Surabaya. 43
hal.
Williams, E. H. and I. B. Williams. 1996. Parasites of Offshore Big Game Fishes of
Puerto Rico and The Western Atlantic. Puerto Rico. Departement of Natural and
Environtmental Resources. 382 hal.
Winaruddin dan Eliawardani. 2007. Inventarisasi Ektoparasit yang Menyerang Ikan Mas
yang Dibudidayakan dalam Jaring Apung di Danau Laut Tawar Kabupaten Aceh
Tengah. Jurnal Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala. Banda Aceh.
1(2): 66-69.
Skripsi
PREVALENSI DAN INTENSITAS IKAN MASKOKI (Carassius auratus)
YANG TERSERANG Lernaea cyprinacea DI SENTRA BUDIDAYA
IKAN MASKOKI KABUPATEN TULUNGAGUNG, JAWA TIMUR.
ISWARDIYANTOK
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
LAMPIRAN
Lampiran 1. Prosedur Pewarnaan Lernaea cyprinacea
Pewarnaan Lernaea cyprinacea menggunakan metode Semichen-Acetic Carmine
sesuai acuan dari Kuhlmann (2006) adalah sebagai berikut:
1. L. cyprinacea dicuci dengan larutan PZ lalu difiksir diantara dua obyek
gelas dan ikat kedua ujungnya dengan benang kemudian dimasukkan
dalam 49lcohol gliserin 5% selama 24 jam.
2. L. cyprinacea dimasukkan dalam 49lcohol 70% selama lima menit.
3. kemudian dipindahkan dalam larutan carmine yang sudah diencerkan
dengan 49lcohol 70% dengan perbandingan 1 : 2, dibiarkan selama 8 jam.
4. L. cyprinacea dilepas dari object glass
5. Lernaea dipindahkan dalam larutan 49lcohol asam (49lcohol 70% + HCl)
selama 2 menit.
6. Dimasukan dalam larutan 49lcohol basa (49lcohol 70% + NaHCO3)
selama dua puluh menit.
7. Melakukan dehidrasi bertingkat dengan 49lcohol 70% selama 5 menit,
49lcohol 85% selama 5 menit dan 49lcohol 95% selama 5 menit.
8. Melakukan perendaman dalam larutan Hung’s I selama dua puluh menit,
selanjutnya L. cyprinacea diletakkan pada object glass. Larutan Hung’s II
diteteskan di atas L. cyprinacea, kemudian ditutup cover glass.
Skripsi
PREVALENSI DAN INTENSITAS IKAN MASKOKI (Carassius auratus)
YANG TERSERANG Lernaea cyprinacea DI SENTRA BUDIDAYA
IKAN MASKOKI KABUPATEN TULUNGAGUNG, JAWA TIMUR.
ISWARDIYANTOK
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Lampiran 2. Hasil Perhitungan Prevalensi dan Intensitas Setiap Kolam
Hasil perhitungan prevalensi setiap kolam
Lokasi
Kolam
Desa Karang Rejo
1
2
1
2
1
2
6
kolam
Desa Ploso Kandang
Desa Wajak
Total
20
20
20
20
15
15
Jumlah Ikan
Terinfestasi
(+)
(-)
11
9
10
10
9
11
7
13
3
12
7
8
110
47
Jumlah
Sampel
Prevalensi
(%)
55
50
45
35
20
46,6
63
42.73%
Rerata
42
Hasil perhitungan intensitas setiap kolam
Lokasi
Kolam
Desa Karang Rejo
1
2
1
2
1
2
6
kolam
Desa Ploso Kandang
Desa Wajak
Total
Rerata
Skripsi
20
20
20
20
15
15
11
10
9
7
3
7
9
10
11
13
12
8
Jumlah
Lernaea
yang
ditemukan
24
18
13
10
5
13
110
47
63
83
Jumlah Ikan
Jumlah Terinfestasi
Sampel
(+)
(-)
PREVALENSI DAN INTENSITAS IKAN MASKOKI (Carassius auratus)
YANG TERSERANG Lernaea cyprinacea DI SENTRA BUDIDAYA
IKAN MASKOKI KABUPATEN TULUNGAGUNG, JAWA TIMUR.
Intensitas
2,2
1,8
1,4
1,4
1,7
1,8
1,8
2
ISWARDIYANTOK
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Lampiran 3. Data Kualitas Air Setiap Kolam
Lokasi
Kolam
Desa Karang
Rejo
Desa Ploso
Kandang
Kolam 1
Kolam 2
Kolam 1
Kolam 2
Kolam 1
Kolam 2
Desa Wajak
Rerata
Skripsi
DO
(mg/l)
6
6
6
6
6
8
6,3
Parameter
Amoniak
Suhu (oC)
(mg/l)
28
0,5
30
0,5
28
0,5
29
0,5
30
0
31
0
29,3
0,3
PREVALENSI DAN INTENSITAS IKAN MASKOKI (Carassius auratus)
YANG TERSERANG Lernaea cyprinacea DI SENTRA BUDIDAYA
IKAN MASKOKI KABUPATEN TULUNGAGUNG, JAWA TIMUR.
pH
7
7
7
7
7
7
7
ISWARDIYANTOK
Download